Laporan Psikiatri Gangguan Cemas Menyeluruh

download Laporan Psikiatri Gangguan Cemas Menyeluruh

of 19

description

Laporan Psikiatri Gangguan Cemas Menyeluruh

Transcript of Laporan Psikiatri Gangguan Cemas Menyeluruh

LAPORAN PSIKIATRIGANGGUAN CEMAS MENYELURUH

Disusun oleh:Elga Dewi Rahmianty1410221045

Pembimbing:dr. Mardi Susanto, SpKJ (K)

KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN JIWAFAKULTAS KEDOKTERAN UPN VETERAN JAKARTARUMAH SAKIT UMUM PUSAT PERSAHABATAN JAKARTA2015

1. IDENTITAS PASIENNama: Tn. PPUsia: 55 tahun Jenis Kelamin: Laki-lakiAgama: KristenPendidikan: SMAStatus: Sudah MenikahPekerjaan: FreelanceAlamat : Jakarta1. RIWAYAT PSIKIATRIAnamnesis pasien dilakukan secara autoanamnesis pasien pada tanggal 27 April 2015 pukul 12.00 WIB di Poliklinik Jiwa RSUP Persahabatan.1. Keluhan UtamaPasien datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persabahatan untuk kontrol rutin karena obat yang dikonsumsi sudah habis. 1. Riwayat Gangguan SekarangPasien datang ke Poliklinik Psikiatri RSUD Persahabatan untuk kontrol karena obat yang biasa dikonsumsi habis dan pasien merasa sulit tidur sejak obat yang dikonsumsi habis. Pasien mengatakan obat yang dikonsumsi habis sejak 2 hari yang lalu. Pasien mengaku jika obat habis pasien merasakan sulit tidur dan pasien merasakan kecemasan kembali. Pasien mengatakan keadaannya membaik dan tidak sulit untuk tidur setelah meminum obat yang diberikan oleh dokter.Keluhan pasien sudah dirasakan sejak 1 tahun terakhir. Saat itu pasien mengeluhkan sering merasa cemas dan leher pasien terasa kaku. Awalnya terasa ringan, namun semakin lama dirasakan semakin memberat. Selain keluhan tersebut pasien juga mengeluhkan dada berdebar-debar, berkeringan dingin, pusing kepala dan sulit tidur. Oleh sebab itu pasien datang kerumah sakit untuk menerima pengobatan.Pasien mengaku sedang memikirkan berbagai hal. Pasien saat ini tidak bekerja. Sebelumnya pasien bekerja sebagai wartawan media mingguan. Saat ini pasien memiliki pekerjaan yang tidak menentu dan tidak tetap. Pasien juga memikirkan anaknya yang semuanya belum memiliki pekerjaan. Pasien juga memikirkan anak keduanya yang sudah menikah dan sebentar lagi akan menjadi seorang ayah, namun anaknya tersebut belum memiliki pekerjaan. Hal ini yang membuat pasien merasa cemas. Rasa cemas yang dialami pasien sedikit menganggu aktivitas pasien. Keluhan tersebut mengakibatkan pasien tidak optimal dalam mengerjaan aktivitas sehari-hari dan mengakibatkan pasien sulit untuk tidur. Pasien mengaku memiliki riwayat yang sama pada tahun 2004 dan telah menerima pengobatan di RS Jiwa Grogol dan sudah dinyatakan sembuh namun, 1 tahun terakhir keluhan tersebut muncul kembali. Pada saat dilakukan wawancara dan pemeriksaan pasien dapat menjawab pertanyaan yang diberikan dengan baik dan tepat, seperti pertanyaan tentang berhitung yaitu 100-5 dan pasien menjawab dengan tepat 95. Pasien dapat mengetahui dengan baik orientasi yaitu waktu ketika dilakukan wawancara, tempat dilakukan wawancara, situasi yang terjadi dan orang yang melakukan wawancara dan pemeriksaan. Pasien dapat menjawab pertanyaan tentang memori jangka panjang yaitu mengenai pendidikan yang ditempuh, jangka pendek mengenai kendaraan yang pasien gunakan untuk pergi ke rumah sakit dan memori segera ketika pasien diberikan pertanyaan untuk mengulang kembali kata yang diberikan oleh pemeriksa. Pasien selama ini tidak pernah menggunakan zat psiko aktif seperti heroin,cocain,ganja dan pasien juga menyangkal pernah minum-minuman beralkohol. Namun pasien dahulu memiliki kebiasaan mengkonsumsi kopi, pasien mengatakan dapat mengkonsumsi kopi 9 gelas perhari, namun pasien sudah dapat mengurangi kebiasaan tersebut, saat ini pasien hanya mengkonsumsi kopi 1 gelas perhari yaitu pada pagi hari. Pasien juga merokok, pasien mengatakan dapat merokok 2 bungkus perhari, namun pasien saat ini sedang berusaha untuk menguraginya. Pasien menyangkal suka mendengar suara-suara bisikan yang ternyata suara tersebut tidak tahu berasal dari siapa. Pasien juga menyangkal suka melihat sesuatu hal yang sebenarnya tidak ada. Pasien menyangkal suka mencium bau-bauan yang tidak ada sumbernya dan juga pasien menyangkal ada sesuatu yang meraba tubuhnya. Pasien meyangkal ada sesuatu atau seseorang yang mengontrol dirinya. Pasien menyangkal isi pikirannya dapat dibaca oleh orang lain atau pikirannya tersedot keluar. Pasien juga menyangkal ketika pasien menonton TV, adegan-adegan di TV sperti mengejeknya atau membaca pikirannya. Pasien menyangkal merasa diikuti atau dikejar-kejar oleh seseorang. Pasien juga menyatakan tidak pernah memiliki kecurigaan terhadap seseorang yang berlebihan.Pasien menyangkal bahwa jika pasien mengaca di cermin pasien bukan melihat dirinya sendiri. Pasien juga menyangkal bahwa jika melihat rumah ataupun lingkungannya bukan seperti melihat rumahnya yang dulu. Hubungan pasien dengan tetangga baik, pasien dapat bersosialisasi dan berinteraksi baik dengan lingkungan sekitar. Beberapa hari terakhir pasien menyangkal merasakan sedih ataupun senang berlebihan. Pada saat pemeriksaan afek pasien luas, tidak terlihat afek depresi ataupun afek elevasi. Pasien tidak merasa kehilangan minat ataupu energi. Pasien melakukan pekerjaan yang biasa pasien lakukan. Pasien tidak merasakan aktivitas berlebih. Pasien merasakan cemas, disertai dengan keluhan jantung berdebar-debar, gelisah dan kepala pusing, leher terasa kaku dan berkeringat dingin. Pasien memiliki kebiasaan gemar membersihkan rumah karena pasien tidak dapat melihat tempat kotor dan pasien terlihat hati-hati dalam mengambil keputusan dan bekerja karena pasien selalu memikirkan hal-hal yang akan terjadi esok dan hal ini yang membuat pasien merasa cemas. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri tanpa bantuan orang lain dan tidak ada hambatan. Namun, pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit jantung dan dikatakan bahwa pasien menderita infark miokard. Saat ini sudah menikah dan memiliki 3 orang anak laki-laki. Pasien tinggal bersama istri dan anaknya. Hubungan pasien dengan istri dan anak-anaknya baik. Istri pasien mendukung kesembuhan pasien. Saat ini yang menjadi beban pikiran pasien adalah mengenai kesehatan pasien dan masalah ekonomi keluarga pasien. Pasien saat ini tidak memiliki pekerjaan tetap sehingga penghasilan pasien menjadi tidak menentu. Selain itu pasien memikirkan anak pasien yang belum mendapatkan pekerjan. Hubungan pasien dengan adik dan kakak pasien juga baik. Pasien dan keluarga tinggal di rumah sendiri dan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti untuk makan secara sederhana. Biaya pengobatan pasien saat ini menggunakan asuransi kesehatan BPJS.Daya ingat pasien baik. Pada saat anamnesis pasien diberikan pertanyaan mengenai pendidikan pasien, pasien menjawaba menempuh pendidikan SD,SMP,SMA di daerah medan, ini menyatakan bahwa ingatan jangka pasien masih baik. Pada saat ditanyakan pasien berangkat ke RS mengunakan apa, pasien dapat menjawab bahwa pasien datang menggunakan kendaraan bermotor, hal tersebut menyatakan bahwa ingatan jangka pendek pasien baik. Pada saat pasien ditanyakan nama 5 kota, pasien dapat menjawab dengan baik, hal ini menyatakan bahwa ingatan segera pasien baik. Daya nilai sosial pasien baik. Pada saat anamnesis pasien diberikan suatu problematik apakah yang pasien lakukan jika melihat seorang anak kecil di sebuah mal yang terpisah oleh ibunya apa yang pasien lakukan, pasien menjawab akan mengantarkan anak tersebut ke tempat bagian informasi agar dapat bertemu dengan ibunya, ini menandakan bahwa daya nilai sosial pasien baik. Pada saat anamnesis, terlihat bahwa pengetahuan umum pasien baik. Pasien dapat menjawa dengan benar ketika diberikan pertanyaan siapa Presiden Indonesia saat ini dan siapa Gubernur Jakarta dan pasien dapat menjawab dengan benar yaitu Jokowi dan Ahok. Pasien juga diberikan pertanyaan mengenai pribahasa bersar pasak daripada tiang, pasien mampu menjawab dengan benar arti dari peribahasa tersebut yaitu pengeluaran lebih besar daripada pemasukan hal ini menandakan bahwa daya abstraksi pasien masih baik. Pada saat anamnesis sikap pasien terhadap kooperatif, pasien mampu menjawab pertanyaan yang diberikan secara spontan dengan artrikulasi kurang jelas tetapi. Saat ditanyakan apakah pasien melihat dirinya sendiri bukan sebagai dirinya pasien menyangkal, ini menyatakan bahwa tidak ada depersonalisasi pada diri pasien. Pasien juga menyangkal bahwa pasien melihat rumah atau lingkungannya bukan seperti sebelumnya hal ini menyatakan bahwa pasien tidak ada derealisasi. Pasien datang dengan penampilan sesuai dengan usia dan berpakaian rapi dan sopan.Pasien dilahirkan dalam proses persalinan normal dan tidak ditemukan adanya penyulit selama masa kehamilan maupun proses persalinan. Pasien dilahirkan dalam keadaan normal tanpa cacat bawaan. Pasien tumbuh kembang sesuai usia sebagaimana anak seusianya sehingga pada pasien ini tidak terdapat gangguan dalam masa pertumbuhan dan perkembangan.Pasien menyelesaikan pendidikannya hingga SMA. Prestasi pasien selama menjalani pendidikan biasa saja dan tidak ada yang menonjol. Pasien tidak pernah tinggal kelas. Pasien dapat bergaul dengan lingkungan sekitar dan mempunyai banyak teman. Tidak terdapat masalah dalam kehidupan sosial pasien. Pasien saat ini tidak memiliki pekerjaan tetap sehingga penghasilan keluarga pasien tidak menentu. Pasien tinggal bersama dengan istri dan anak-anaknya di rumah milik sendiri. Hubungan pasien dengan keluarga terjalin baik . dukungan untuk penyembuhan pasien dirasa cukup dari keluarga pasien. Pasien dapat bersosialisasi baik dengan lingkungan sekitar. Pasien memiliki kebiasan gemar membersihkan rumah karena pasien tidak menyukai tempat yang kotor. Pasien juga mengaku bahwa dalam mengerjakan suatu pekerjaan harus diselesaikan secara rapi dan baik. Selama kontrol pasien diberikan obat-obatan seperti lorazepam,alprazolam, fluoxetin dan pasien merasakan keadaannya membaik setelah menkonsumsi obat-obatan tersebut. Saat ini pasien merasakan kehidupannya jauh lebih baik dari pada keadaan sebelumnya. Saat ini pasien memiliki keinginan pasien yaitu pasien menginginkan kesembuhan pada diri pasien selain itu pasien memiliki keinginan untuk mempunyai pekerjaan tetap dan pasien menginginkan agar anak-anak pasien memiliki pekerjaan.1. Riwayat Gangguan Sebelumnya1. Riwayat gangguan psikiatriAda riwayat gangguan psikiatri sebelumnya. Pasien memiliki riwayat gangguan psikiatri pada tahun 2004 dan berrobat ke Rumah Sakit Jiwa Grogol.

1. Riwayat gangguan medikAdanya penyakit jantung. 1. Riwayat penggunaan zat psikoaktif atau alkoholTidak terdapat riwayat penggunaan zat psikoaktif dan atau alkohol. 1. Riwayat Kehidupan Pribadi1. Riwayat prenatalPasein dilahirkan dalam proses persalinan normal dan tidak ditemukan adanya penyulit selama masa kehamilan maupun saat proses persalinan. Pasien dilahirkan dalam keadaan normal tanpa cacat bawaan. 1. Riwayat masa kanak-kanak dan remajaPasien tumbuh dan berkembang sesuai usia sebagaimana anak seusianya sehingga pada pasien tidak terdapat gangguan dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. Pasien menyelesaikan pendidikannya sampai SMA. Prestasi pasien selama menjalani pendidikan biasa saja dan tidak ada yang menonjol. Pasien tidak pernah tinggal kelas. Selama menempuh pendidikan, pasien dapat bergaul dengan lingkungan sekitarnya dan mempunyai banyak teman.1. Riwayat masa akhir anak-anakPasien tumbuh dengan baik dan tidak terdapat masalah dalam kehidupan sosial.1. Riwayat pendidikanPasien menyelesaikan pendidikannya sampai tingkat SMA. Prestasi pasien selama menjalani pendidikan biasa saja dan tidak ada yang menonjol. Pasien tidak pernah tinggal kelas selama menempuh pendidikan. Selama menempuh pendidikan, pasien dapat bergaul dengan lingkungan sekitarnya dan mempunyai banyak teman. 1. Riwayat pekerjaanPasien saat ini tidak bekerja. Sebelumnya pasien bekerja sebagai seorang wartawan media mingguan. Pasien mengaku pekerjaannya saat ini tidak menentu dan tidak memiliki pekerjaan yang tetap. Saat ini, pasien sangat ingin memiliki pekerjaan yang tetap.1. Riwayat pernikahanPasien sudah menikah dan dikaruniai 3 orang anak laki-laki. Anak kedua pasien sudah menikah. 1. Riwayat agamaPasien beragama Kristen. Pasien merupakan orang yang taat dalam beribadah. 1. Aktivitas sosialPasien dapat bersosialisasi dengan baik terhadap lingkungannya. Pasein terkadang sering mengobrol dan berkumpul dengan tetangga dan teman.

1. Hubungan dengan keluargaPasien tinggal bersama istri dan anak-anaknya. Pasien tinggal dirumah miliknya sendiri. Hubungan pasien dengan keluarganya baik. Pasien mempunyai 3 orang anak laki-laki. Anak kedua pasien sudah menikah. 1. Riwayat KeluargaTidak ada anggota keluarga pasien yang memiliki penyakit kejiwaan yang serupa dengan pasien.1. Riwayat Situasi Sosial SekarangPasien adalah seorang laki-laki dengan umur 55 tahun, sudah menikah dan memiliki 3 orang anak laki-laki. Anak kedua pasien sudah menikah. Semua anak pasien tidak bekerja. Pasien saat ini tidak bekerja, pasein mengatakkan memiliki pekerjaan yang tidak menentu. Sebelumnya pasien bekerja sebagai wartawan media mingguan. Biaya hidup sehari-hari pasien didapat dari pekerjaan yang tidak menentu yang dikerjakannya serta berasal dari uang hasil anaknya yang juga memiliki pekerjaan yang tidak tetap. Saat ini pasien memiliki pikiran yang mengganggu yaitu pasien belum memiliki pekerjaan yang tetap serta anak-anak pasien belum memilki pekerjaan. Pasien dapat bersosialisasi baik dengan lingkungan sekitar dan memilki teman dilingkungan sekitar. Saat ini uang yang digunakan pasien untuk berobat ditanggung oleh BPJS. 1. Persepsi (tanggapan) pasien tentang dirinya dan kehidupannya1. Pasien ingin memiliki pekerjaan tetap1. Pasien ingin semua anaknya memiliki pekerjaan1. Pasien ingin sembuh agar tidak ketergantungan obat

III. STATUS MENTAL1. Deskripsi umum1. PenampilanPasien laki-laki berusia 55 tahun, tampak sesuai dengan usia, berpakaian rapi, sikap pasien sopan. Pasien menjawab pertanyaan anamnesa dengan baik dan benar. Pasien menggunakan baju rapi, berpakaian sopan dan perawatan diri baik.1. Kesadarana. Keadaan umum: baikb. Kesadaran umum: compos mentisc. Kontak psikis: dapat dilakukan, cukup wajar1. Perilaku dan aktivitas psikomotora. Cara berjalan: baikb. Aktifitas psikomotor: pasien kooperatif, kontak mata baik, tidak ada gerakan involunter dan dapat menjawab pertanyaan dengan baik1. Pembicaraana. Kuantitas: baik, pasien dapat menjawab dengan benar pertanyaan yang diberikan dokter b. Kualitas: bicara spontan, volume bicara normal, artikulasi jelas, pembicaraan terarah dan dapat dimengerti1. Sikap terhadap pemeriksaPasien kooperatif1. Keadaan afektif1. Mood: biasa, tenang2. Afek: normal3. Keserasian: mood dan afektif sesuai atau serasi4. Empati: pemeriksa dapat merabarasakan perasaan pasien saat ini1. Fungsi intelektual/kognitif1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasana. Taraf pendidikanPasien menempuh pendidikan dari SD, SMP, SMAb. Pengetahuan umumBaik, pasien dapat menjawab dengan baik dan benar pertanyaan pengetahuan umum yang diberikan oleh dokter seperti siapa Presiden Indonesia saat ini, pasien menjawab Jokowi dan siapa Gubernur Jakarta saat ini, pasien menjawab Ahok. c. KecerdasanBaik, terbukti pasien dapat menjawab dengan tepat pertanyaan berhitung pengurangan yang diajukan pemeriksa yaitu 100-5 dan pasien menjawab 95.1. Daya konsentrasiBaik, pasien dapat mengikuti wawancara dari awal sampai dengan selesai. Pasien mampu menjawab dengan baik dan benar pertanyaan yang diajukan oleh dokter untuk menilai fungsi kognitif pasien, yaitu pertanyaan mengenai berhitung.1. Orientasia. Waktu: baik, pasien mengetahui waktu ketika wawancara berlangsung yaitu siang hari.b. Tempat: baik, pasien mengetahui bahwa ia sedang berada di RSUP Persahabatan di poliklinik psikiatri.c. Orang: baik, pasien mengetahui bahwa pemeriksa adalah dokter.d. Situasi : baik, pasien mengetahui bahwa ia sedang diwawancarai dan diperiksa dengan dokter.

1. Daya ingata. Daya ingat jangka panjangBaik, pasien dapat menyebutkan secara tepat tempat pasien menempuh pendidikan dari SD, SMP, dan SMA. b. Daya ingat jangka pendekBaik, pasien dapat mengingat transportasi yang pasien gunakan untuk berangkat ke rumah sakit yaitu menggunakan motor.c. Daya ingat segeraBaik, pasien dapat mengulang dan menyebutkan lima nama kota yang disebutkan secara berurutan yang sebelumnya diberikan oleh pemeriksa secara berurutan.d. Akibat hendaya daya ingat pasienTidak terdapat hendaya daya ingat pada pasien ini.1. Pikiran abstrakBaik, pasien dapat menjelaskan arti dari peribahasa besar pasak dari pada tiang.1. Bakat kreatifPasien memiliki aktivitas membersihkan rumah seperti bersih-bersih rumah dan pasien mengatakan menyukai tempat yang bersih dan tidak menyukai tempat yang kotor. Pasien menyatakan dalam melakukan suatu pekerjaan ia menyukai pekerjaan tersebut tertata rapi dan terselesaikan dengan baik. 1. Kemampuan menolong diri sendiriBaik, pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dan mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain. Aktivitas sehari-hari yang dikerjakan tidak ada hambatan.1. Gangguan persepsi1. Halusinasi dan ilusiHalusinasi : pada pasien ini tidak terdapat halusinasi Ilusi : pada pasien ini tidak terdapat ilusi1. Depersonalisasi dan derealisasiDepersonalisasi: tidak terdapat depersonalisasi pada pasienDerealisasi: tidak terdapat derealisasi pada pasien1. Proses pikir1. Alur pikira. Produktivitas: baik, pasien dapat menjawab spontan bila diajukan pertanyaanb. Kontinuitas: baik, koherenc. Hendaya: tidak terdapat hendaya berbahasa pada pasien1. Isi pikirana. Preokupasi: terdapat preokupasi, tidak dapat tidur, pasien cemas karena memiliki masalah dimana pasien serta anak pasien yang belum memiliki pekerjaan tetap.b. Gangguan pikiran: baik, tidak terdapat waham pada pasien ini.1. Pengendalian impulsBaik, pasien dapat mengendalian dirinya sendiri serta dapat melakukan wawancara dengan baik.1. Daya nilai1. Norma sosial: pasien dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan baik. Pasien memiliki banyak teman.1. Uji daya nilai: baik, ketika pasien diberikan suatu permasalahan atau problem mengenai apa yang akan dilakukan pasien apabila menemukan anak kecil terpisah dari ibunya ketika sedang berada di mall, pasien menjawab akan membantu anak tersebut dan mengantar anak terbsebut ke bagian informasi.

1. Penilaian realitas: baik, tidak terdapat gangguan dalam menilai realita pada pasien ini karena tidak ditemukan adanya halusinasi dan waham 1. Tilikan atau insightTilikan derajat 5, dimana pasien sadar bahwa dirinya sakit dan memahami penyebab sakitnya, namun tidak memakai pemahaman tersebut untuk membantu penyembuhannya.1. Taraf dapat dipercayaKesan yang diperoleh pemeriksa bahawa keseluruhan jawaban serta respon pasien dalam menjawab pertanyaan serta menanggapi isi wawancara dapat dipercaya, pasien konsisten dan tidak ada keraguan dalam menjawab setiap pertanyaan.1. Persepsi pemeriksa terhadap pasienPasien adalah seorang laki-laki dengan umur 55 tahun, sudah menikah dan memiliki 3 orang anak laki-laki, anak kedua sudah menikah. Pasien mempunyai permasalahan sulit tidur dan memiliki perasaan cemas. Pasien saat tidak bekerja. Pasien terkadang memiliki pekerjaan namun tidak tetap dan tidak menentu. Saat ini pasien memiliki pikiran yang menganggu adalah pasien tidak memiliki pekerjaan dan anaknya yang juga tidak memiliki pekerjaan. Pasien bersosialisasi baik dengan lingkungan sekitar pasien dan pasien juga memiliki teman dilingkungan sekitar. Saat ini uang untuk berobat pasien ditanggung oleh asuransi kesehatan BPJS.

IV.PEMERIKSAAN FISIK1. Status Generalis1. Keadaan umum: baik 2. Kesadaran : compos mentis3. Tanda vital:a. Tekanan darah: 110/80 mmHgb. Nadi: 80 x/menitc. Frekuensi napas: 20 x/menitd. Suhu: afebris4. Berat badan: 65kgtinggi badan: 170cm5. Bentuk badan: kesan dalam batas normal6. System kardiovaskular: penyakit jantung7. System musculoskeletal: tidak ada kelainan8. System gastrointestinal: tidak ada kelainan9. System urogenital: tidak ada kelainan10. Gangguan khusus: tidak ada kelainan1. Status Neurologis1. Saraf kranial: kesan dalam batas normal2. Saraf motorik: kesan dalam batas normal3. Sensibilitas: kesan dalam batas normal4. Susunan saraf vegetative: tidak ada kelainan5. Fungsi luhur: tidak ada kelainan6. Gangguan khusus: tidak ada kelainanV.IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA Pasien pria berumur 55 tahun dating rutin berobat Pasien tidak memiliki masalah pada kesadaran, daya ingat, fungsikognitif, dan orientasi Pasien tidak memiliki riwayat penggunaan obat psikoaktif (NAPZA) dan tidak memiliki riwayat meminum alkohol. Pasien merokok dengan 2 bungkus perhari dan pasien gemar minum kopi Pasien tidak pernah mendengar bisikan. Pasien tidak pernah melihat bayangan yang orang lain tidak lihat. Pasien tidak pernah mencium bau-bau. Pasien tidak pernah merasa seperti ada sesuatu yang menyentuh tubuhnya. Pasien tidak pernah merasakan rasa-rasa padahal pasien tidak makan apapun. Ketika pasien bercermin pasien tidak pernah merasakan ada hal aneh atau merasa dirinya berubah. Ketika pasien menonton TV, pasien tidak pernah merasa bahwa pemeran adegan TV seolah-olah sedang mengejeknya dan menyingung pasien. Pasien tidak merasa orang-orang dapat membaca pikirannya atau merasa ada yang mengontrol dirinya. Pasien mengaku tidak pernah merasa ada orang jahat yang mengikuti atau ingin berbuat jahat padanya. Keluhan pasien saat ini adalah merasa cemas, leher terasa kaku, jantung berdebar-debar, pusing kepala, berkeringat dingin dan sulit tidur Pasien memiliki kebiasaan membersihkan rumah. Pasien gemar bersih-bersih karena pasien tidak menyukai hal yang kotor, dan juga pasien dalam mengerjakan suatu pekerjaan harus rapi dan baik. Pasien dilahirkan normal dan tidak ada penyulit selama kehamilan dan proses persalinan Pasien berhasil menamatkan pendidikan sampai SMA. Selama menempuh pendidikan, pasien dapat berteman dan bergaul dengan teman-temanya Keadaan umum pasien baik, dan kesadaran compos mentis. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/80, pernapasan 20x/menit, dan nadi 80x/menit Pasien memiliki riwayat penyakit jantung Pasien merupakan pria berusia 55 tahun. Pasien sudah menikah dan memiliki 3 orang anak laki-laki. Anak kedua pasien sudah menikah. Pasien tinggal dirumah sendiri bersana istri dan anaknya. Hubungan pasien dengan keluarga terjalin harmonis. Pasien memiliki pikiran yang menganggunya yaitu pasien memiliki pekerjaan tetap dan anaknya tidak memiliki pekerjaan. Biaya kehidupan sehari-hari pasien didapatkan dari hasil bekerjanya yang tidak tetap dan tidak menentu. Biaya berobat pasien ditanggung oleh asuransi kesehatan BPJS. Pasien memiliki keinginan dapat sembuh, memiliki pekerjaan yang tetap dan menginginkan anaknya untuk bekerja. Pasien bergama Kristen dan taat dalam menjalankan ibadah Pasien mampu bersosialisasi baik dengan lingkungan sekitar dan memiliki banyak teman. Pada pasien ini didapatkan gejala gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas. VI.FORMULASI DIAGNOSTIKBerdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada pasien, terdapat sekelompok gejala dan perilaku yang secara klinis ditemukan bermakna sehingga menimbulkan penderitaan (distress) dan terganggunya fungsi (disfungsi). Berdasarkan hal tersebut maka pasien dikatakan menderita gangguan jiwa.Diagnosis aksis I Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, tidak ditemukan penyakit yang menyebabkan disfungsi otak. Penilaian tersebut berdasarkan tingkat kesadaran, daya ingat, fungsi kognitif, memori, dan orientasi pasien yang masih baik sehingga pada pasien ini dapat disimpulkan bukan penderita gangguan mental organic (F.0) Berdasarkan hasil anamnesis, pasien tidak memiliki riwayat penggunaan obat psikoaktif (NAPZA) secara berturut-turut dalam jumlah besar dan riwaya konsumsi alkohol, sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien ini bukan menderita gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif dan alkohol (F.1) Berdasarkan anamnesis, pada pasien ini tidak ditemuka adanya gangguan dalam menilai realita yang ditandai dengan tidak adanya waham dan halusinasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien ini bukan penderita gangguan psikotik (F.2) Pada pasien ini tidak ditemukan adanya gangguan mood (depresi) yang ditandai afek depresi, hilang minat dan hilang kegembiraan, maka pada pasien ini tidak menderita depresi. Pada pasien ini tidak ditemukan adanya gangguan mood (manik) yang ditandai afek elevasi, aktivitas psikomotor berlebihan, aktivitas mental berlebihan, senang berlebihan, maka pada pasien ini tidak menderita manik. Karena pada pasien ini tidak terdapat gejala depresi dan manik, maka disimpulkan bahwa pada pasien ini bukan penderita gangguan suasana perasaan (mood/afektif) (F.3). Pada pasien ini ditemukan adanya kecemasan sehingga pasien ini menderita gangguan anxietas (F41.1). Pada pasien ini ditemukan adanya ketegangan motorik seperti gelisah dan leher terasa kaku, dan ditemukan adanya overaktivitas otonomik seperti berkeringat dingin, jantung berdebar-debar, pusing kepala. Maka, disimpulkan bahwa pada pasien ini menderita gangguan anxietas menyeluruh (F41.1)

Diagnosis aksis IIPasien mengalami tumbuh kembang normal, pasien dapat bersosialisasi baik dengan teman selama menempuh pendidikan. Pasien mengatakan gemar membersihkan rumah, menyukai tempat yang bersih dan tidak menyukai tempat yang kotor. Pasien juga mengatakan bahwa dalam mengerjakan suatu pekerjaan, pekerjaan tersebut harus dikerjakan dengan rapi dan baik. Maka dapat disimpulkan pasien terdapat gangguan kepribadian berupa ciri gangguan kepribadian anankastik. Pasien dapat menyelesaikan pendidikan SD, SMP, SMA dengan baik dengan fungsi kognitif baik, maka disimpulkan pada pasien ini tidak terdapat gangguan retardasi mental. Oleh karena itu dapat disimpulan terdapat ciri kepribadian anankastik dan tidak ada retardasi mental, sehingga aksis II pada pasien ini ciri gangguan kepribadian anankastik.Diagnosis aksis IIIBerdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/80 mmHg, pernapasan 20x/menit, dan nadi 80x/menit. Pasien mengatakan memiliki penyakit jantung yaitu penyakit penyumbatan pembuluh darrah jantung. Maka dapat disimpulkan aksis III pada pasien ini terdapat riwayat penyakit jantung yaitu penyumbatan pembuluh darah jantung dan gastritis kronik. Diagnosis aksis IVPasien merasa cemas karena saat ini pasien tidak memiliki pekerjaan tetap dan saat ini sedang tidak memiliki pekerjaan. Pasien juga mengatakan bahwa semua anak pasien juga tidak memiliki pekerjaan. Biaya hidup pasien sehari-hari didapatkan dari hasil bekerja pasien dan hasil bekerja anak pasien yang tidak tetap dan tidak menentu. Biaya berobat pasien ditanggung suransi kesehatan BPJS. Saat ini pasien tidak bekerja, sebelumnya pasien bekerja sebagai wartawan media mingguan. Pasien memiliki keinginan yaitu ia dan anaknya memiliki pekerjaan yang tetap serta ingin sembuh dan tidak tergantung obat. Maka, dapat disimpulkan pada aksis IV terdapat masalah keluarga dan masalah ekonomi.

Diagnosis Aksis VPada pasien ini mengalami gejala sementara dan dapat diatasi serta terdapat disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan. Maka pada aksis V didapatkan GAF Scale 80-71.VII.EVALUASI MULTIAKSIALAksis I: gangguan cemas menyeluruh Aksis II: ciri gangguan kepribadian anankastikAksis III: penyakit jantung dan gastritis kronikAksis IV: masalah keluarga dan masalah ekonomiAksis V: GAF Scale 80-71

VIII.DAFTAR PROBLEMOrganobiologik: penyakit jantungMasalah psikososial: kecemasan Sosial ekonomi: masalah keluarga dan masalah ekonomi

IX.PROGNOSISPrognosis ke arah baik Pasien mempunyai keinginan untuk sembuh dan sehat kembali Pasien rutin control ke rumah sakit dan meminum obat secara teratur Dukungan penyembuhan dari keluarga pasien cukup besar dan baikPrognosis ke arah buruk Pasien sering memikirkan masalah yang terjadi padanya Belum aa penyelesaian untuk masalah ekonomi dan masalah keluargaKesimpulan Berdasarkan data-data diatas, dapat disimpulkan prognosis pasien adalah:ad vitam: dubia ad bonamad functionam: dubia ad bonamad sanationam: dubia ad malamX.TERAPIPsikofarmaka0. Lopazepam 1xmg0. Alprazolam 1x1mg0. Fluxetin 1x10mgPsikoterapiPada pasien: 0. Edukasi agar pasien rutin kontrol dan meminum obat secara teratur 0. Menyarankan pasien untuk lebih terbuka dan saling bertukar pikiran mengenai masalah yang terjadi dengan keluarga0. Menyarankan pasien agar jangan terlalu memikirkan masalah0. Sleep hygiene agar pasien tidak sulit tidur Pada keluarga: 1. Memberikan edukasi kepada keluarga pasien mengenai penyakit dan kondisi pasien saat ini dan menganjurkan untuk selalu mengingatkan pasien untuk kontrol rutin dan mengawasi pasien untuk minum obat secara teratur. 2. Selalu memberikan mendukung pasien dan mendampingi pasien

DAFTAR PUSTAKA

1. Maslim, Rusdi. Dr. Sp. KJ. Buku Ajar Psikiatri. FK UI. Jakarta. 20031. Maslim, Rusdi. Dr. Sp. KJ. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan pertama. PT Nuh Jaya. Jakarta. 20011. Maslim, Rusdi. Dr. Sp. KJ . Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi Ketiga. PT. Nuh Jaya. Jakarta. 2007