Laporan Pendahuluan Vertigo

15
Laporan Pendahuluan Vertigo I. LATAR BELAKANG Vertigo merupakan kasus yang sering ditemui. Secara tidak langsung kitapun pernah mengami vertigo ini. Kata vertigo berasal dari bahasa Yunani “vertere” yang artinya memutar. Vertigo termasuk kedalam gangguan keseimbangan yang dinyatakan sebagai pusing, pening, sempoyangan, rasa seperti melayang atau dunia seperti berjungkir balik. Kasus vertigo di Amerika adalah 64 orang tiap 100.000, dengan presentasi wanita lebih banyak daripada pria. Vertigo juga lebih sering terdapat pada Usia yang lebih tua yaitu diatas 50 tahun. Vertigo merupakan salah satu kelainan yang dirasakan akibat manifestasi dari kejadian atau trauma lain. Misalnya adanya cidera kepala ringan. Salah satu akibat dari kejadian atau trauma tersebut ialah seseorang akan mengalami vertigo. Kasus ini sebaiknya harus segera ditangani, karena jika dibiarkan begitu saja akan menggangu system lain yang ada di tubuh dan juga sangat merugikan klien karena rasa sakit atau pusing yang begitu hebat. Terkadang klien dengan vertigo ini sulit untuk membuka mata karena rasa pusing seperti terputar-putar. Ini disebabkan karena terjadi ketidakseimbangan atau gangguan orientasi. Oleh karena itu, pembelajaran mengenai vertigo beserta asuhan keperawatannya dirasa sangat penting dan perlu. Dengan memiliki pengetahuan yang baik beserta pemberian asuhan keperawatan yang benar, maka diharapkan agar kasus vertigo ini dapat berkurang dan masyarakat bisa mengetahui akan kasus vertigo ini dan bisa mengantisipati akan hal tersebut. II. TUJUAN Tujuan dari penyusunan laporan pendahuluan tentang vertigo ini adalah agar mahasiswa mampu secara kognitif, afektif serta motorik dalam menyusun asuhan keperawatan pada klien vertigo.

description

lp vertigo

Transcript of Laporan Pendahuluan Vertigo

Page 1: Laporan Pendahuluan Vertigo

Laporan Pendahuluan Vertigo

I. LATAR BELAKANG

Vertigo merupakan kasus yang sering ditemui. Secara tidak langsung kitapun pernah

mengami vertigo ini. Kata vertigo berasal dari bahasa Yunani “vertere” yang artinya memutar.

Vertigo termasuk kedalam gangguan keseimbangan yang dinyatakan sebagai pusing, pening,

sempoyangan, rasa seperti melayang atau dunia seperti berjungkir balik. Kasus vertigo di

Amerika  adalah 64 orang tiap 100.000, dengan presentasi wanita lebih banyak daripada pria.

Vertigo juga lebih sering terdapat pada Usia yang lebih tua yaitu diatas 50 tahun.

Vertigo merupakan salah satu kelainan yang dirasakan akibat manifestasi dari kejadian

atau trauma lain. Misalnya adanya cidera kepala ringan. Salah satu akibat dari kejadian atau

trauma tersebut ialah seseorang akan mengalami vertigo. Kasus ini sebaiknya harus segera

ditangani, karena jika dibiarkan begitu saja akan menggangu system lain yang ada di tubuh dan

juga sangat merugikan klien karena rasa sakit atau pusing yang begitu hebat. Terkadang klien

dengan vertigo ini sulit untuk membuka mata karena rasa pusing seperti terputar-putar. Ini

disebabkan karena terjadi ketidakseimbangan atau gangguan orientasi.

Oleh karena itu, pembelajaran mengenai vertigo beserta asuhan keperawatannya dirasa

sangat penting dan perlu. Dengan memiliki pengetahuan yang baik beserta pemberian asuhan

keperawatan  yang benar, maka diharapkan agar kasus vertigo ini dapat berkurang dan

masyarakat bisa mengetahui akan kasus vertigo ini dan bisa mengantisipati akan hal tersebut.

II. TUJUAN

Tujuan dari penyusunan laporan pendahuluan tentang vertigo ini adalah agar mahasiswa

mampu secara kognitif, afektif serta motorik dalam menyusun asuhan keperawatan  pada klien

vertigo. Dengan demikian, mahasiswa bisa menerapkan asuhan keperawaan yang sudah dibuat

secara komprehensif sehingga dapat membantu proses penyembuhan klien secara tepat dan

cepat.

III. Tinjauan Pustaka

A.    Definisi

Vertigo adalah  sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya,

dapat disertai gejala lain, terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan alat keseimbangan

Page 2: Laporan Pendahuluan Vertigo

tubuh. Vertigo mungkin bukan hanya terdiri dari satu gejala pusing saja, melainkan kumpulan

gejala atau sindrom yang terdiri dari gejala somatik (nistagmus), otonomik (pucat, peluh dingin,

mual, muntah) dan pusing (http://www.kalbefarma.com). Burton 1990 berpendapat bahwa

Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau seolah-olah benda di

sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai dengan mual dan kehilangan

keseimbangan. Sedangkan menurut yayasan stoke Indonesia, vertigo merupakan satu bentuk

gangguan keseimbangan atau gangguan orientasi di ruangan.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan vertigo adalah suatu bentuk gangguan

keseimbangan yang disertai perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar-putar atau

seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai dengan

mual

B.     Etiologi

Menurut (Bruton 1990) vertigo dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:

1.      Lesi vestibular, seperti:

a.       Fisiologik

b.      Labirinitis

c.       Obat ; misalnya quinine, salisilat.

d.      Otitis media

e.       Motion sickness

2.      Lesi saraf vestibularis

a.       Neuroma akustik

b.      Obat ; misalnya streptomycin

c.       Neuronitis

d.      Vestibular

3.      Lesi batang otak, serebelum atau lobus temporal

a.       Infark atau perdarahan pons

b.      Insufisiensi vertebro-basilar

c.       Migraine arteri basilaris

d.      Sklerosi diseminata

e.       Tumor

f.       Siringobulbia

g.      Epilepsy lobus temporal

Sedangkan menurut (http://www.kalbefarma.com) vertigo dapat disebabkan oleh

beberapa hal, diantaranya:

Page 3: Laporan Pendahuluan Vertigo

1.      Penyakit Sistem Vestibuler Perifer, seperti:

a.       Telinga bagian luar : serumen, benda asing.

b.      Telinga bagian tengah: retraksi membran timpani, otitis media purulenta akuta, otitis media

dengan efusi, labirintitis, kolesteatoma.

c.       Telinga bagian dalam: labirintitis akuta toksika, trauma, serangan vaskular, alergi, hidrops

labirin (morbus Meniere ), vertigo postural.

d.      Nervus VIII. : infeksi, trauma, tumor.

e.       Inti Vestibularis: infeksi, trauma, perdarahan, trombosis arteria serebeli posterior inferior,

tumor, sklerosis multipleks.

2.      Penyakit SSP, seperti :

a.       Hipoksia Iskemia otak : Hipertensi kronis, arterios-klerosis, anemia, hipertensi kardiovaskular,

fibrilasi atrium paroksismal, stenosis dan insufisiensi aorta, sindrom sinus karotis, sinkop,

hipotensi ortostatik, blok jantung.

b.      Infeksi : meningitis, ensefalitis, abses

c.       Trauma kepala/ labirin

d.      Migren

Vertigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam telinga, di dalam saraf yang

menghubungkan telingan dengan otak dan di dalam otaknya sendiri. juga bisa berhubungan

dengan kelainan penglihatan atau perubahan tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba

C.    Patofisiologi

Vertigo terjadi akibat dari perubahan posisi kepala yang cepat dan tibat-tiba, biasanya

akan dirasakan pusing yang sangat berat, yang berlangsung bervariasi di semua orang, bisa lama

atau hanya beberapa menit sasja. Penderita kadang merasakan lebih baik jika berbaring diam

saja. Vertigo dapat berlangsung selama berhari-hari dan disertai dengan mual muntah. Hasilnya

pendertia akan merasa amat sangat panic dan segera melarikan diri untuk berobat, tak jarang

pasien seperti ini ditemukan di unit gawat darurat. Vertigo disebabkan oleh pengendapan

kalsium di dalam salah satu alat penyeimbangan di dalam telinga, tetapi sebagian besar

penyebabnya belum dikethui hingga sekarang. Beberapa dugaan yang dikemukakan oleh para

ahli adalah, trauma pada alat keseimbangan, infeksi, sisa pembedangan telinga, degenerative

karena usai dan kelainan pembuluh darah. Vertigo berbeda dengan dizziness, suatu pengalaman

yang mungkin pernah kita rasakan, yaitu kepala terasa ringan saat akan berdiri. Sedangkan

vertigo bisa lebih berat dari itu, misalnya dapat membuat kita sulit untuk melangkah karena rasa

berputar yang mempengaruhi keseimbangan tubuh. Adanya penyakit vertigo menandakan

adanya gangguan system deteksi seseorang.

Page 4: Laporan Pendahuluan Vertigo

D.    Pohon Masalah

E.     Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis pada klien dengan vertigo yaitu Perasaan berputar yang kadang-kadang

disertai gejala sehubungan dengan reak dan lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu

makan turun, lelah, lidah pucat dengan selaput putih lengket, nadi lemah, puyeng (dizziness),

nyeri kepala, penglihatan kabur, tinitus, mulut pahit, mata merah, mudah tersinggung, gelisah,

lidah merah dengan selaput tipis.

Pasien Vertigo akan mengeluh jika posisi kepala berubah pada suatu keadaan tertentu.

Pasien akan merasa berputar atau merasa sekelilingnya berputar jika akan ke tempat tidur,

berguling dari satu sisi ke sisi lainnya, bangkit dari tempat tidur di pagi hari, mencapai sesuatu

yang tinggi atau jika kepala digerakkan ke belakang. Biasanya vertigo hanya berlangsung 5-10

detik. Kadang-kadang disertai rasa mual dan seringkali pasien merasa cemas.Penderita biasanya

dapat mengenali keadaan ini dan berusaha menghindarinya dengan tidak melakukan gerakan

yang dapat menimbulkan vertigo. Vertigo tidak akan terjadi jika kepala tegak lurus atau berputar

secara aksial tanpa ekstensi, pada hampir sebagian besar pasien, vertigo akan berkurang dan

akhirnya berhenti secara spontan dalam beberapa hari atau beberapa bulan, tetapi kadang-kadang

dapat juga sampai beberapa tahun.

Pada anamnesis, pasien mengeluhkan kepala terasa pusing berputar pada perubahan

posisi kepala dengan posisi tertentu. Secara klinis vertigo terjadi pada perubahan posisi kepala

dan akan berkurang serta akhirnya berhenti secara spontan setelah beberapa waktu. Pada

pemeriksaan THT secara umum tidak didapatkan kelainan berarti, dan pada uji kalori tidak ada

paresis kanal.

Uji posisi dapat membantu mendiagnosa vertigo, yang paling baik adalah dengan

melakukan manuver Hallpike : penderita duduk tegak, kepalanya dipegang pada kedua sisi oleh

pemeriksa, lalu kepala dijatuhkan mendadak sambil menengok ke satu sisi. Pada tes ini akan

didapatkan nistagmus posisi dengan gejala :

1.      Mata berputar dan bergerak ke arah telinga yang terganggu dan mereda setelah 5-20 detik.

2.      Disertai

3.       vertigo berat.

4.      Mula gejala didahului periode laten selama beberapa detik (3-10 detik).

5.      Pada uji ulangan akan berkurang, terapi juga berguna sebagai cara diagnosis yang tepat.

F.     Pemeriksaan Diagnostik

Page 5: Laporan Pendahuluan Vertigo

Pemeriksaan diagnostik yang penting untuk dilakukan pada klien dengan kasus vertigo

antara lain:

1.      Pemeriksaan fisik

a.       Pemeriksaan mata

b.      Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh

c.       Pemeriksaan neurologik

d.      Pemeriksaan otologik

e.       Pemeriksaan fisik umum

2.      Pemeriksaan khusus

a.       ENG

b.      Audiometri dan BAEP

c.       Psikiatrik

3.      Pemeriksaan tambahan

a.       Radiologik dan Imaging

b.      EEG, EMG

G.    Penatalaksanaan medis

Beberapa terapi yang dapat diberikan adalah terapi dengan obat-obatan, terapi fisik /

latihan dan olah raga. Dan jika keduat terapi di atas tidak dapat mengatasi kelainan yang diderita

dianjurkan untuk terapi bedah.

Terapi menurut (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 48) :

Terdiri dari :

1.    Terapi kausal

2.    Terapi simtomatik

3.    Terapi rehabilitatif

H.    Proses Keperawatan

1.      Pengkajian data keperawatan

a.       Aktivitas / Istirahat

Letih, lemah, malaise, keterbatasan gerak, ketegangan mata, kesulitan membaca, insomnia,

bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala, sakit kepala yang hebat saat perubahan

postur tubuh, aktivitas (kerja) atau karena perubahan cuaca.

b.      Sirkulasi

Riwayat hypertensi, denyutan vaskuler, misal daerah temporal, pucat, wajah tampak kemerahan

c.       Integritas Ego

Page 6: Laporan Pendahuluan Vertigo

Faktor-faktor stress emosional/lingkungan tertentu, perubahan ketidakmampuan, keputusasaan,

ketidakberdayaan depresi, kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan selama sakit kepala,

mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik)

d.      Makanan dan cairan

Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat, bawang, keju, alkohol, anggur,

daging, tomat, makan berlemak, jeruk, saus, hotdog, MSG (pada migrain), mual/muntah,

anoreksia (selama nyeri), penurunan berat badan

e.       Neurosensoris

Pening, disorientasi (selama sakit kepala), riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi,

trauma, stroke, aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus, perubahan visual, sensitif terhadap

cahaya/suara yang keras, epitaksis, parastesia, kelemahan progresif/paralysis satu sisi tempore,

perubahan pada pola bicara/pola pikir, mudah terangsang, peka terhadap stimulus, penurunan

refleks tendon dalam, papiledema.

f.       Nyeri/ kenyamanan

Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal migrain, ketegangan otot, cluster,

tumor otak, pascatrauma, sinusitis, nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah, fokus

menyempit, fokus pada diri sendiri, respon emosional / perilaku tak terarah seperti menangis,

gelisah, otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal.

g.      Keamanan

Riwayat alergi atau reaksi alergi, demam (sakit kepala), gangguan cara berjalan, parastesia,

paralisis, drainase nasal purulent (sakit kepala pada gangguan sinus).

h.      Interaksi sosial

Perubahan dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial yang berhubungan dengan penyakit

i.        Penyuluhan / pembelajaran

Riwayat hypertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga, penggunaan alkohol/obat lain

termasuk kafein, kontrasepsi oral/hormone, menopause.

Page 7: Laporan Pendahuluan Vertigo

2.      Analisis Data

No DATA PROBL

EM

ETIOLO

GI

DIAGNOSA

KEPERAWA

TAN1. Subjektif (S)

1. Klien

mengatakan bahwa

nyeri kalau akan

dilakukan ganti

posisi,

2. Klien

mengatakan sudah

terjadi perubahan

pola tidur karena

nyeri yang

dirasakan

Objektif (O)

1. Pucat pada

daerah wajah

2. Klien

tampak gelisah

Ganggua

n rasa

nyaman

nyeri

Stress dan

keteganga

n, iritasi/

tekanan

syaraf,

vasospress

or,

peningkat

an

intrakrani

al.

Gangguan rasa

nyaman nyeri

berhubungan

dengan stress

dan

ketegangan,

iritasi/ tekanan

syaraf,

vasospressor,

peningkatan

intrakranial

ditandai dengan

menyatakan

nyeri yang

dipengaruhi

oleh faktor

misal,

perubahan

posisi,

perubahan pola

tidur, gelisah.

2. Subjektif (S)

1. Perubahan

ketidakmampuan,

keputusasaan,

ketidakberdayaan

depresi

Objektif (O)

1. Otot-otot

daerah leher juga

menegang

2. Penurunan

refleks tendon

Koping

individua

l tak

efektif

ketidak-

adekuatan

relaksasi,

metode

koping

tidak

adekuat,

kelebihan

beban

kerja

Koping

individual tak

efektif

berhubungan

dengan

ketidak-

adekuatan

relaksasi,

metode koping

tidak adekuat,

kelebihan

beban kerja

Page 8: Laporan Pendahuluan Vertigo

dalam

3. Subjektif (S)

1. klien tidak

tahu akan penyakit

yang diderita

 Objektif (O)

1. ketidak-

adekuatannya

mengikuti instruksi.

Kurang

pengetah

uan

(kebutuha

n belajar)

mengenai

kondisi

dan

kebutuha

n

pengobat

an

keterbatas

an

kognitif,

tidak

mengenal

informasi

dan

kurang

mengingat

Kurang

pengetahuan

(kebutuhan

belajar)

mengenai

kondisi dan

kebutuhan

pengobatan

berhubungan

dengan

keterbatasan

kognitif, tidak

mengenal

informasi dan

kurang

mengingat

Page 9: Laporan Pendahuluan Vertigo

3. Intervensi Kperawatan       

NO DIAGNOSA

KEPERAWATAN

DAN TUJUAN

INTERVENSI RASIONAL

1. Gangguan rasa nyaman

nyeri berhubungan dengan

stress dan ketegangan,

iritasi/ tekanan syaraf,

vasospressor, peningkatan

intrakranial ditandai

dengan menyatakan nyeri

yang dipengaruhi oleh

faktor misal, perubahan

posisi, perubahan pola

tidur, gelisah.

Tujuan: setelah melalui

perawatan selama 1 x 24

jam gangguan rasa

nyaman nyeri dapat

teratasi.

1.Pantau tanda-tanda

vital, intensitas/skala

nyeri

2. Anjurkan klien

istirahat ditempat tidur.

3. Atur posisi pasien

senyaman mungkin

4. Ajarkan teknik

relaksasi dan napas

dalam

5. Kolaborasi untuk pemberian analgetik

1. Mengenal dan

memudahkan dalam

melakukan tindakan

keperawatan2. istirahat untuk mengurangi intesitas nyeri3. posisi yang tepat mengurangi penekanan dan mencegah ketegangan otot serta mengurangi nyeri.4. relaksasi mengurangi ketegangan dan membuat perasaan lebih nyaman5. analgetik berguna untuk mengurangi nyeri sehingga pasien menjadi lebih nyaman.

    2. Koping individual tak

efektif berhubungan

dengan ketidak-adekuatan

relaksasi, metode koping

tidak adekuat, kelebihan

beban kerja

Tujuan: setelah melalui

perawatan selama 1 x 24

jam koping individu

menjadi lebih adekuat

1. Kaji kapasitas

fisiologis yang bersifat

umum

2. Sarankan klien untuk

mengekspresikan

perasaannya

1. Mengenal sejauh

dan mengidentifikasi

penyimpangan

fungsi fisiologis

tubuh dan

memudahkan dalam

melakukan tindakan

keperawatan.2. klien akan merasakan kelegaan setelah mengungkapkan segala perasaannya dan menjadi lebih

Page 10: Laporan Pendahuluan Vertigo

tenang

3. Berikan informasi

mengenai penyebab

sakit kepala,

penenangan dan hasil

yang diharapkan.

4. Dekati pasien dengan

ramah dan penuh

perhatian, ambil

keuntungan dari

kegiatan yang dapat

diajarkan.

3. agar klien

mengetahui kondisi

dan pengobatan

yang diterimanya,

dan memberikan

klien harapan dan

semangat untuk

pulih.4. membuat klien merasa lebih berarti dan dihargai.

     3. Kurang pengetahuan

(kebutuhan belajar)

mengenai kondisi dan

kebutuhan pengobatan

berhubungan dengan

keterbatasan kognitif,

tidak mengenal informasi

dan kurang mengingat

Tujuan: setelah melalui

perawatan selama 1 x 24

jam pasien mengutarakan

pemahaman tentang

kondisi, efek prosedur dan

proses pengobatan.

1. Kaji tingkat

pengetahuan klien dan

keluarga tentang

penyakitnya.

2. Berikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya dan kondisinya sekarang.

3. Diskusikan mengenai pentingnya posisi atau letak tubuh yang normal4. Anjurkan pasien untuk selalu memperhatikan sakit kepala yang dialaminya dan faktor-faktor yang berhubungan

1. megetahui

seberapa jauh

pengalaman dan

pengetahuan klien

dan keluarga tentang

penyakitnya

2. dengan

mengetahui penyakit

dan kondisinya

sekarang, klien dan

keluarganya akan

merasa tenang dan

mengurangi rasa

cemas3. agar klien mampu melakukan dan merubah posisi/letak tubuh yang kurang baik.4. dengan memperhatikan faktor yang berhubungan klien dapat mengurangi sakit kepala sendiri

Page 11: Laporan Pendahuluan Vertigo

dengan tindakan sederhana, seperti berbaring, beristirahat pada saat serangan.

Page 12: Laporan Pendahuluan Vertigo

REFERENSI

Mansjoer et al. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Sudoyo Aru.W et al. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Doengoes Marilynn. E et al. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3. Jakarta : EGC