Laporan Pendahuluan Praktik Komprehensif i Hipoglikemi
-
Upload
monica-putri -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
description
Transcript of Laporan Pendahuluan Praktik Komprehensif i Hipoglikemi
LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIK KOMPREHENSIF I
STIKES MUHAMMADIYAH PALEMBANG
LAPORAN PENDAHULUAN PADA Ny “N” DENGAN
DIAGNOSA HIPOGLIKEMI
DI RUANGAN MAWAR RS.PUSRI PALEMBANG
A. DEFINISI HIPOGLIKEMI
Hipoglikemia atau penurunan kadar gula darah merupakan keadaan
dimana kadar glukosa darah berada di bawah normal, yang dapat terjadi
karena ketidakseimbangan antara makanan yang dimakan, aktivitas fisik dan
obat-obatan yang digunakan. Sindrom hipoglikemia ditandai dengan gejala
klinis antara lain penderita merasa pusing, lemas, gemetar, pandangan
menjadi kabur dan gelap, berkeringat dingin, detak jantung meningkat dan
terkadang sampai hilang kesadaran (syok hipoglikemia). (Nabyl, 2009)
Hipoglikemia = Hipoglikemia murni = True hypoglicemy = gejala
hipoglikemia apabila gula darah < 60 mg/dl.(Dr Soetomo ,1998)
Definisi kimiawi dari hipoglokemia adalah glukosa darah kurang dari
2,2 m mol/l, walaupun gejala dapat timbul pada tingkat gula darah yang lebih
tinggi. (Petter Patresia A, 1997)
Hipoglikemia adalah batas terendah kadar glukosa darah puasa(true
glucose) adalah 60 mg %,dengan dasar tersebut maka penurunan kadar
glukosa darah di bawah 60 mg%. (Wiyono ,1999).
Hipoglikemia adalah glukosa darah rendah, terjadi pada atau
tergantung pada kadar gula atau glukosa di dalam tubuh lebih rendah dari
kebutuhan tubuh.(www.medicare.com)
Hipoglikemia ialah suatu penurunan abnormal kadar gula darah atau kondisi
ketidaknormalan kadar glukosa serum yang rendah. Keadaan ini dapat
didefinisikan sebagai kadar glukosa di bawah 40 mg/dL setelah kelahiran
berlaku untuk seluruh bayi baru lahir atau pembacaan strip reagen oxidasi
glukosa di bawah 45 mg/dL yang dikonfirmasi dengan uji glukose darah.
Hipoglikemi adalah suatu keadaan, dimana kadar gula darah plasma puasa
kurang dari 50 mg/%.
Hipoglikemia (kadar glukosa darah yang abnormal-rendah) terjadi kalau kadar
glukosa turun di bawah 50 hingga 60 mg/dl (2,7 hingga 3,3mmol/L).
Hipoglikemi adalah kondisi ketidaknormalan kadar glokosa serum
yang rendah. Keadaan ini dapat didefinisikan sebagai kadar glukosa dibawah
40 mg/dL setelah kelahiran berlaku untuk seluruh bayi baru lahir, atau
pembacaan strip reagen oxidasi glukosa darah. Hanya 20% hipoglikemia
bersifat simptomatik, yaitu hipoglikemia yang disertai gejala neurologis dan
gejala tersebut akan hilang setelah pemberian glukosa, tetapi kerusakan otak
masih mungkin terjadi dan gejala akan terlihat kemudian. Pada hipoglikemia
berat gejala menyarupai asfiksia. Pada bai baru lahir dengan kejang atau
jitteriness hendaknya dilakukan pemeriksaan Dextrostix berulang.
Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian insulin atau preparat oral
yang berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu sedikit atau karena aktivitas
fisik yang berat. Pada hipoglikemia berat (kadar glukosa darah hingga di
bawah 10 mg/dl), dapat terjadi serangan kejang bahkan dapat terjadi koma
(koma hipoglikemik).
B. ETIOLOGI HIPOGLIKEMI
Hipoglikemia bisa disebabkan oleh:
Pelepasan insulin yang berlebihan oleh pankreas
Dosis insulin atau obat lainnya yang terlalu tinggi, yang diberikan kepada
penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula darahnya
Kelainan pada kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal
Kelainan pada penyimpanan karbohidrat atau pembentukan glukosa di
hati.
Adapun penyebab Hipoglikemia yaitu :
1. Dosis suntikan insulin terlalu banyak.
Saat menyuntikan obat insulin, anda harus tahu dan paham dosis obat
yang anda suntik sesuai dengan kondisi gula darah saat itu. Celakanya,
terkadang pasien tidak dapat memantau kadar gula darahnya sebelum
disuntik, sehingga dosis yang disuntikan tidak sesuai dengan kadar gula
darah saat itu. Memang sebaiknya bila menggunakan insulin suntik,
pasien harus memiliki monitor atau alat pemeriksa gula darah sendiri.
2. Lupa makan atau makan terlalu sedikit.
Penderita diabetes sebaiknya mengkonsumsi obat insulin dengan kerja
lambat dua kali sehari dan obat yang kerja cepat sesaat sebelum makan.
Kadar insulin dalam darah harus seimbang dengan makanan yang
dikonsumsi. Jika makanan yang anda konsumsi kurang maka
keseimbangan ini terganggu dan terjadilah hipoglikemia.
3. Aktifitas terlalu berat.
Olah raga atau aktifitas berat lainnya memiliki efek yang mirip dengan
insulin. Saat anda berolah raga, anda akan menggunakan glukosa darah
yang banyak sehingga kadar glukosa darah akan menurun. Maka dari itu,
olah raga merupakan cara terbaik untuk menurunkan kadar glukosa darah
tanpa menggunakan insulin.
4. Minum alkohol tanpa disertai makan.
Alkohol menganggu pengeluaran glukosa dari hati sehingga kadar
glukosa darah akan menurun.
5. Menggunakan tipe insulin yang salah pada malam hari.
Pengobatan diabetes yang intensif terkadang mengharuskan anda
mengkonsumsi obat diabetes pada malam hari terutama yang bekerja
secara lambat. Jika anda salah mengkonsumsi obat misalnya anda
meminum obat insulin kerja cepat di malam hari maka saat bangun pagi,
anda akan mengalami hipoglikemia.
6. Penebalan di lokasi suntikan.
Dianjurkan bagi mereka yang menggunakan suntikan insulin agar
merubah lokasi suntikan setiap beberapa hari. Menyuntikan obat dalam
waktu lama pada lokasi yang sama akan menyebabkan penebalan
jaringan. Penebalan ini akan menyebabkan penyerapan insulin menjadi
lambat.
7. Kesalahan waktu pemberian obat dan makanan.
Tiap tiap obat insulin sebaiknya dikonsumsi menurut waktu yang
dianjurkan. Anda harus mengetahui dan mempelajari dengan baik kapan
obat sebaiknya disuntik atau diminum sehingga kadar glukosa darah
menjadi seimbang.
8. Penyakit yang menyebabkan gangguan penyerapan glukosa.
Beberapa penyakit seperti celiac disease dapat menurunkan penyerapan
glukosa oleh usus. Hal ini menyebabkan insulin lebih dulu ada di aliran
darah dibandingan dengan glukosa. Insulin yang kadung beredar ini akan
menyebabkan kadar glukosa darah menurun sebelum glukosa yang baru
menggantikannya.
9. Gangguan hormonal.
Orang dengan diabetes terkadang mengalami gangguan hormon
glukagon. Hormon ini berguna untuk meningkatkan kadar gula darah.
Tanpa hormon ini maka pengendalian kadar gula darah menjadi
terganggu.
10. Pemakaian aspirin dosis tinggi. Aspirin dapat menurunkan kadar gula
darah bila dikonsumsi melebihi dosis 80 mg.
11. Riwayat hipoglikemia sebelumnya.
Hipoglikemia yang terjadi sebelumnya mempunyai efek yang masih
terasa dalam beberapa waktu. Meskipun saat ini anda sudah merasa
baikan tetapi belum menjamin tidak akan mengalami hipoglikemia lagi.
C. ANATOMI DAN FISIOLOGI HIPOGLIKEMI
Pengaturan Kadar Glukosa Darah
Peristiwa glukoneogenesis berperan penting dalam penyediaan energi
bagi kebutuhan tubuh, khususnya sistem saraf dan peredaran darah (eritrosit).
Kegagalan glukoneogenesis berakibat FATAL, yaitu terjadinya DISFUNGSI
OTAK yang berakibat KOMA dan kematian. Hal ini terjadi bilamana kadar
glukosa darah berada di bawah nilai kritis. Nilai normal laboratoris dari
glukosa dalam darah ialah : 65 – 110 ml/dL atau 3.6 – 6.1 mmol/L. Setelah
penyerapan makanan kadar glukosa darah pada manusia berkisar antara 4.5 –
5.5 mmol/L. Jika orang tersebut makan karbohidrat kadarnya akan naik
menjadi sekitar 6.5 – 7.2 mmol/L. Saat puasa kadar glukosa darah turun
berkisar 3.3 – 3.9 mmol/L.
Pengaturan kadar glukosa darah dilakukan melalui mekanisme
metabolik dan hormonal. pengaturan tersebut termasuk bagian dari
homeostatik. Aktivitas metabolik yang mengatur kadar glukosa darah
dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain : (1) Mutu dan Jumlah Glikolisis
dan glukoneogenesis, (2) Aktivitas enzim-enzim, seperti glukokinase dan
heksokinase.hormon penting yang memainkan peranan sentral dalam
pengaturan kadar glukosa darah adalah insulin. insulin dihasilkan dari sel-sel
b dari pulau-pulau langerhans pankreas dan disekresikan langsung ke dalam
darah sebagai reaksi langsung bila keadaan hiperglikemia.
Proses pelepasan insulin dari sel B pulau Langerhans Pankreas dijelaskan
sebagi berikut:
• Glukosa dengan bebas dapat memasuki sel-sel B Langerhans karena
adanya Transporter glut 2. glukosa kemudian difosforilasi oleh enzim
glukokinase yang kadarnya tinggi. Konsentrasi glukosa darah
mempengaruhi kecepatan pembentukan ATP dari proses glikolisis,
glukoneogenesis, siklus Kreb dan Electron Transport System di
mitokondria.
• Peningkatan produksi ATP akan menghambat pompa kalium ( K+ pump)
sehingga membran sel-sel B mengalami depolarisasi sehingga ion-ion
Kalsium ( Ca2+ ) masuk ke dalam membran dan mendorong terjadinya
eksositosis insulin. Selanjutnya insulin dibawa darah dan mengubah
glukosa yang kadarnya tinggi menjadi glikogen.
• Enzim yang kerjanya berlawanan dengan insulin adalah glukagon.
glukoagon dihasilkan oleh sel-sel a langerhans pankreas. sekresi hormon
ini distimulasi oleh keadaan hipoglikemia. bila glukoagon yang dibawa
darah sampai di hepar maka akan mengaktifkan kerja enzim fosforilase
sehingga mendorong terjadinya glukoneogenesis.
D. PATOFISIOLOGI DAN PATOFLOW HIPOGLIKEMI
Seperti sebagian besar jaringan lainnya, matabolisme otak terutama
bergantung pada glukosa untuk digunakan sebagai bahan bakar. Saat jumlah
glukosa terbatas, otak dapat memperoleh glukosa dari penyimpanan glikogen
di astrosit, namun itu dipakai dalam beberapa menit saja. Untuk melakukan
kerja yang begitu banyak, otak sangat tergantung pada suplai glukosa secara
terus menerus dari darah ke dalam jaringan interstitial dalam system saraf
pusat dan saraf-saraf di dalam system saraf tersebut. Oleh karena itu, jika
jumlah glukosa yang di suplai oleh darah menurun, maka akan mempengaruhi
juga kerja otak. Pada kebanyakan kasus, penurunan mental seseorang telah
dapat dilihat ketika gula darahnya menurun hingga di bawah 65 mg/dl (3.6
mM). Saat kadar glukosa darah menurun hingga di bawah 10 mg/dl (0.55
mM), sebagian besar neuron menjadi tidak berfungsi sehingga dapat
menghasilkan koma.
Diabetes ketoasidosis disebabkan oleh tidak adanya insulin atau tidak
cukupnya jumlah insulin yang nyata, keadaan ini mengakibatkan gangguan
pada metabolisme karbohidrat, protein, lemak, ada tiga gambaran klinis yang
penting pada diabetes ketoasidosis.
dehidrasi
kehilangan elektrolit
asidosis
Apabila jumlah insulin berkurang jumlah glukosa yang memasuki sel akan
berkurang pula, di samping itu produksi glukosa oleh hati menjadi tidak
terkendali, kedua factor ini akan menimbulkan hipoglikemia. Dalam upaya
untuk menghilangkan glukosa yang berlebihan dalam tubuh, ginjal akan
mengekskresikan glukosa bersama-sama air dan elektrolit (seperti natrium dan
kalium). Diuresis osmotic yang di tandai oleh urinaria berlebihan (poliuria) ini
akan menyebabkan dehidrasi dan kehilangan elektrolit. penderita ketoasidosis
diabetic yang berat dapat kehilangan kira-kira 6,5 liter air dan sampai 400
hingga mEq natrium, kalium serta klorida selama periode waktu 24 jam.
Akibat defisiensi insulin yang lain adalah pemecahan lemak (liposis) menjadi
asam-asam lemak bebas dan gliseral.asam lemak bebas akan di ubah menjadi
badan keton oleh hati, pada keton asidosis diabetic terjadi produksi badan
keton yang berlebihan sebagai akibat dari kekurangan insulin yang secara
normal akan mencegah timbulnya keadaan tersebut, badan keton bersifat
asam, dan bila bertumpuk dalam sirkulasi darah, badan keton akan
menimbulkan asidosis metabolic.
Pada hipoglikemia ringan ketika kadar glukosa darah menurun, sistem saraf
simpatik akan terangsang. Pelimpahan adrenalin ke dalam darah
menyebabkan gejala seperti perspirasi, tremor, takikardi, palpitasi,
kegelisahan dan rasa lapar.
Pada hipoglikemia sedang, penurunan kadar glukosa darah menyebabkan sel-
sel otak tidak memperoleh cukup bahan bakar untuk bekerja dengan baik.
Tanda-tanda gangguan fungsi pada sistem saraf pusat mencakup ketidak
mampuan berkonsentrasi, sakit kepala,vertigo, konfusi, penurunan daya ingat,
pati rasa di daerah bibir serta lidah, bicara pelo, gerakan tidak terkoordinasi,
perubahan emosional, perilaku yang tidak rasional, penglihatan ganda dan
perasaan ingin pingsan. Kombinasi dari gejala ini (di samping gejala
adrenergik) dapat terjadi pada hipoglikemia sedang.
Pada hipoglikemia berat fungsi sistem saraf pusat mengalami gangguan yang
sangat berat, sehingga pasien memerlukan pertolongan orang lain untuk
mengatasi hipoglikemia yang di deritanya. Gejalanya dapat mencakup
perilaku yang mengalami disorientasi, serangan kejang, sulit di bangunkan
dari tidur atau bahkan kehilangan kesadaran (Smeltzer. 2001).
E. MENIFESTASI KLINIK
Gejala gejala hipoglikemia terdiri dari dua fase,yaitu :
a. Fase I,gejala –gejala akibat aktivasi pusat autonom di hipotalamus
sehingga hormon epinefrin di lepaskan.Gejala awal ini merupakan
peringatan karna saat itu pasien masih sadar sehingga dapat di ambil
tindakan yang perlu untuk mengatasi hipoglikemia lanjut.
b. Fase II,gejala-gejala yang terjadi akibat mulai terganggunya fungsi otak ,
karna itu dinamakan gejala neurologis.Penelitian pada orang bukan
diabetes menunjukan adanya gangguan fungsi otak yang lebih awal dari
Fase I dan dinamakan Fungsi otak subliminal.Disamping gejala peringatan
dan neurologis,kadang-kadang hipoglikemia menunjukan gejala yang
tidak khas. Kadang-kadang gejala fase adrenergic tidak muncul dan pasien
langsung jatuh pada Fase gangguan fungsi otak.Terdapat dua jenis
hilangnya kewaspadaan yaitu akut dan kronik.Yang akut misalnya pada
pasien DMTT dengan glukosa darah terkontrol sangat ketat mendekati
normal,adanya neuropati autonom pada pasien yang sudah lama menderita
DM dan penggunaan bloker yang nonselektif.Kehilangan kewaspadaan
yang kronik biasanya ireversibel dan dianggap merupakan komplikasi DM
yang serius.
Sebagai dasar diagnosis dapat digunakan trias Whipple yaitu hipoglikemia
dengan gejala-gejala saraf pusat ; kadar glukosa kurang dari 50mg% dan
gejala akan menghilang dengan pemberian glukosa.
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan hipoglikemi berat dan
berkepanjangan adalah sekresi hormon glucagon dan adrenalin ( pasien
telah lama menderita DM ) ,adanya antibody terhadap insulin,blockade
farmakologik,dan pemberian obat sulfonylurea.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG HIPOGLIKEMI
1. Gula darah puasa
Diperiksa untuk mengetahui kadar gula darah puasa (sebelum diberi
glukosa 75 gram oral) dan nilai normalnya antara 70- 110 mg/dl.
2. Gula darah 2 jam post prandial
Diperiksa 2 jam setelah diberi glukosa dengan nilai normal < 140
mg/dl/2 jam
3. HBA1c
Pemeriksaan dengan menggunakan bahan darah untuk memperoleh
kadar gula darah yang sesungguhnya karena pasien tidak dapat
mengontrol hasil tes dalam waktu 2- 3 bulan. HBA1c menunjukkan
kadar hemoglobin terglikosilasi yang pada orang normal antara 4- 6%.
Semakin tinggi maka akan menunjukkan bahwa orang tersebut
menderita DM dan beresiko terjadinya komplikasi.
4. Elektrolit, tejadi peningkatan creatinin jika fungsi ginjalnya telah
terganggu
5. Leukosit, terjadi peningkatan jika sampai terjadi infeksi
G. PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN HIPOGLIKEMI
1. Glukosa Oral
Sesudah diagnosis hipoglikemi ditegakkan dengan pemeriksaan
glukosa darah kapiler, 10- 20 gram glukosa oral harus segera
diberikan. Idealnya dalam bentuk tablet, jelly atau 150- 200 ml
minuman yang mengandung glukosa seperti jus buah segar dan nondiet
cola. Sebaiknya coklat manis tidak diberikan karena lemak dalam coklat
dapat mengabsorbsi glukosa. Bila belum ada jadwal makan dalam 1- 2
jam perlu diberikan tambahan 10- 20 gram karbohidrat kompleks.Bila
pasien mengalami kesulitan menelan dan keadaan tidak terlalu gawat,
pemberian gawat, pemberian madu atau gel glukosa lewat mukosa
rongga hidung dapat dicoba.
2. Glukosa Intramuskular
Glukagon 1 mg intramuskuler dapat diberikan dan hasilnya akan
tampak dalam 10 menit. Glukagon adalah hormon yang dihasilkan oleh
sel pulau pankreas, yang merangsang pembentukan sejumlah besar
glukosa dari cadangan karbohidrat di dalam hati. Glukagon tersedia
dalam bentuk suntikan dan biasanya mengembalikan gula darah dalam
waktu 5-15 menit. Kecepatan kerja glucagon tersebut sama dengan
pemberian glukosa intravena. Bila pasien sudah sadar pemberian
glukagon harus diikuti dengan pemberian glukosa oral 20 gram (4
sendok makan) dan dilanjutkan dengan pemberian 40 gram karbohidrat
dalam bentuk tepung seperti crakers dan biscuit untuk mempertahankan
pemulihan, mengingat kerja 1 mg glucagon yang singkat (awitannya 8
hingga 10 menit dengan kerja yang berlangsung selama 12 hingga 27
menit). Reaksi insulin dapt pulih dalam waktu5 sampai 15 menit. Pada
keadaan puasa yang panjang atau hipoglikemi yang diinduksi alcohol,
pemberian glucagon mungkin tidak efektif. Efektifitas glucagon
tergantung dari stimulasi glikogenolisis yang terjadi.
3. Glukosa Intravena
Glukosa intravena harus dberikan dengan berhati- hati. Pemberian
glukosa dengan konsentrasi 40 % IV sebanyak 10- 25 cc setiap 10- 20
menit sampai pasien sadar disertai infuse dekstrosa 10 % 6 kolf/jam.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny “N” DENGAN DIAGNOSA
HIPOGLIKEMI DI RS.PUSRI PALEMBANG
1. Identitas Klien
Nama : Ny.N
Usiua : 67 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Alamat : Jl.M.Zen Lr.Abadi sei lais
No.telepon : 081373578585
Status : kawin
Agama : islam
Suku :
Pendidiakan :
Pekerjaan :
Lama Bekerja :