Laporan Pendahuluan Praktik Komprehensif i Hipoglikemi

27
LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIK KOMPREHENSIF I STIKES MUHAMMADIYAH PALEMBANG LAPORAN PENDAHULUAN PADA Ny “N” DENGAN DIAGNOSA HIPOGLIKEMI DI RUANGAN MAWAR RS.PUSRI PALEMBANG A. DEFINISI HIPOGLIKEMI Hipoglikemia atau penurunan kadar gula darah merupakan keadaan dimana kadar glukosa darah berada di bawah normal, yang dapat terjadi karena ketidakseimbangan antara makanan yang dimakan, aktivitas fisik dan obat-obatan yang digunakan. Sindrom hipoglikemia ditandai dengan gejala klinis antara lain penderita merasa pusing, lemas, gemetar,

description

hgjghgmh

Transcript of Laporan Pendahuluan Praktik Komprehensif i Hipoglikemi

Page 1: Laporan Pendahuluan Praktik Komprehensif i Hipoglikemi

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIK KOMPREHENSIF I

STIKES MUHAMMADIYAH PALEMBANG

LAPORAN PENDAHULUAN PADA Ny “N” DENGAN

DIAGNOSA HIPOGLIKEMI

DI RUANGAN MAWAR RS.PUSRI PALEMBANG

A. DEFINISI HIPOGLIKEMI

Hipoglikemia atau penurunan kadar gula darah merupakan keadaan

dimana kadar glukosa darah berada di bawah normal, yang dapat terjadi

karena ketidakseimbangan antara makanan yang dimakan, aktivitas fisik dan

obat-obatan yang digunakan. Sindrom hipoglikemia ditandai dengan gejala

klinis antara lain penderita merasa pusing, lemas, gemetar, pandangan

menjadi kabur dan gelap, berkeringat dingin, detak jantung meningkat dan

terkadang sampai hilang kesadaran (syok hipoglikemia). (Nabyl, 2009)

Hipoglikemia = Hipoglikemia murni = True hypoglicemy = gejala

hipoglikemia apabila gula darah < 60 mg/dl.(Dr Soetomo ,1998)

Page 2: Laporan Pendahuluan Praktik Komprehensif i Hipoglikemi

Definisi kimiawi dari hipoglokemia adalah glukosa darah kurang dari

2,2 m mol/l, walaupun gejala dapat timbul pada tingkat gula darah yang lebih

tinggi. (Petter Patresia A, 1997)

Hipoglikemia adalah batas terendah kadar glukosa darah puasa(true

glucose) adalah 60 mg %,dengan dasar tersebut maka penurunan kadar

glukosa darah di bawah 60 mg%. (Wiyono ,1999).

Hipoglikemia adalah glukosa darah rendah, terjadi pada atau

tergantung pada kadar gula atau glukosa di dalam tubuh lebih rendah dari

kebutuhan tubuh.(www.medicare.com)

Hipoglikemia ialah suatu penurunan abnormal kadar gula darah atau kondisi

ketidaknormalan kadar glukosa serum yang rendah. Keadaan ini dapat

didefinisikan sebagai kadar glukosa di bawah 40 mg/dL setelah kelahiran

berlaku untuk seluruh bayi baru lahir atau pembacaan strip reagen oxidasi

glukosa di bawah 45 mg/dL yang dikonfirmasi dengan uji glukose darah.

Hipoglikemi adalah suatu keadaan, dimana kadar gula darah plasma puasa

kurang dari 50 mg/%.

Hipoglikemia (kadar glukosa darah yang abnormal-rendah) terjadi kalau kadar

glukosa turun di bawah 50 hingga 60 mg/dl (2,7 hingga 3,3mmol/L).

 Hipoglikemi adalah kondisi ketidaknormalan kadar glokosa serum

yang rendah. Keadaan ini dapat didefinisikan sebagai kadar glukosa dibawah

40 mg/dL setelah kelahiran berlaku untuk seluruh bayi baru lahir, atau

pembacaan strip reagen oxidasi glukosa darah. Hanya 20% hipoglikemia

Page 3: Laporan Pendahuluan Praktik Komprehensif i Hipoglikemi

bersifat simptomatik, yaitu hipoglikemia yang disertai gejala neurologis dan

gejala tersebut akan hilang setelah pemberian glukosa, tetapi kerusakan otak

masih mungkin terjadi dan gejala akan terlihat kemudian. Pada hipoglikemia

berat gejala menyarupai asfiksia. Pada bai baru lahir dengan kejang atau

jitteriness hendaknya dilakukan pemeriksaan Dextrostix berulang.

Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian insulin atau preparat oral

yang berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu sedikit atau karena aktivitas

fisik yang berat. Pada hipoglikemia berat (kadar glukosa darah hingga di

bawah 10 mg/dl), dapat terjadi serangan kejang bahkan dapat terjadi koma

(koma hipoglikemik).

B. ETIOLOGI HIPOGLIKEMI

Hipoglikemia bisa disebabkan oleh:

   Pelepasan insulin yang berlebihan oleh pankreas

   Dosis insulin atau obat lainnya yang terlalu tinggi, yang diberikan kepada

penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula darahnya

   Kelainan pada kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal

   Kelainan pada penyimpanan karbohidrat atau pembentukan glukosa di

hati.

Page 4: Laporan Pendahuluan Praktik Komprehensif i Hipoglikemi

Adapun penyebab Hipoglikemia yaitu :

1.      Dosis suntikan insulin terlalu banyak.

Saat menyuntikan obat insulin, anda harus tahu dan paham dosis obat

yang anda suntik sesuai dengan kondisi gula darah saat itu. Celakanya,

terkadang pasien tidak dapat memantau kadar gula darahnya sebelum

disuntik, sehingga dosis yang disuntikan tidak sesuai dengan kadar gula

darah saat itu. Memang sebaiknya bila menggunakan insulin suntik,

pasien harus memiliki monitor atau alat pemeriksa gula darah sendiri.

2.      Lupa makan atau makan terlalu sedikit.

Penderita diabetes sebaiknya mengkonsumsi obat insulin dengan kerja

lambat dua kali sehari dan obat yang kerja cepat sesaat sebelum makan.

Kadar insulin dalam darah harus seimbang dengan makanan yang

dikonsumsi. Jika makanan yang anda konsumsi kurang maka

keseimbangan ini terganggu dan terjadilah hipoglikemia.

3.      Aktifitas terlalu berat.

Olah raga atau aktifitas berat lainnya memiliki efek yang mirip dengan

insulin. Saat anda berolah raga, anda akan menggunakan glukosa darah

yang banyak sehingga kadar glukosa darah akan menurun. Maka dari itu,

olah raga merupakan cara terbaik untuk menurunkan kadar glukosa darah

tanpa menggunakan insulin.

Page 5: Laporan Pendahuluan Praktik Komprehensif i Hipoglikemi

4.      Minum alkohol tanpa disertai makan.

Alkohol menganggu pengeluaran glukosa dari hati sehingga kadar

glukosa darah akan menurun.

5.      Menggunakan tipe insulin yang salah pada malam hari.

Pengobatan diabetes yang intensif terkadang mengharuskan anda

mengkonsumsi obat diabetes pada malam hari terutama yang bekerja

secara lambat. Jika anda salah mengkonsumsi obat misalnya anda

meminum obat insulin kerja cepat di malam hari maka saat bangun pagi,

anda akan mengalami hipoglikemia.

6.      Penebalan di lokasi suntikan.

Dianjurkan bagi mereka yang menggunakan suntikan insulin agar

merubah lokasi suntikan setiap beberapa hari. Menyuntikan obat dalam

waktu lama pada lokasi yang sama akan menyebabkan penebalan

jaringan. Penebalan ini akan menyebabkan penyerapan insulin menjadi

lambat.

7.      Kesalahan waktu pemberian obat dan makanan.

Tiap tiap obat insulin sebaiknya dikonsumsi menurut waktu yang

dianjurkan. Anda harus mengetahui dan mempelajari dengan baik kapan

obat sebaiknya disuntik atau diminum sehingga kadar glukosa darah

menjadi seimbang.

Page 6: Laporan Pendahuluan Praktik Komprehensif i Hipoglikemi

8.      Penyakit yang menyebabkan gangguan penyerapan glukosa.

Beberapa penyakit seperti celiac disease dapat menurunkan penyerapan

glukosa oleh usus. Hal ini menyebabkan insulin lebih dulu ada di aliran

darah dibandingan dengan glukosa. Insulin yang kadung beredar ini akan

menyebabkan kadar glukosa darah menurun sebelum glukosa yang baru

menggantikannya.

9.    Gangguan hormonal.

Orang dengan diabetes terkadang mengalami gangguan hormon

glukagon. Hormon ini berguna untuk meningkatkan kadar gula darah.

Tanpa hormon ini maka pengendalian kadar gula darah menjadi

terganggu.

10.   Pemakaian aspirin dosis tinggi. Aspirin dapat menurunkan kadar gula

darah bila dikonsumsi melebihi dosis 80 mg.

11.   Riwayat hipoglikemia sebelumnya.

Hipoglikemia yang terjadi sebelumnya mempunyai efek yang masih

terasa dalam beberapa waktu. Meskipun saat ini anda sudah merasa

baikan tetapi belum menjamin tidak akan mengalami hipoglikemia lagi.

Page 7: Laporan Pendahuluan Praktik Komprehensif i Hipoglikemi

C. ANATOMI DAN FISIOLOGI HIPOGLIKEMI

Pengaturan Kadar Glukosa Darah

Peristiwa glukoneogenesis berperan penting dalam penyediaan energi

bagi kebutuhan tubuh, khususnya sistem saraf dan peredaran darah (eritrosit).

Kegagalan glukoneogenesis berakibat FATAL, yaitu terjadinya DISFUNGSI

OTAK yang berakibat KOMA dan kematian. Hal ini terjadi bilamana kadar

glukosa darah berada di bawah nilai kritis. Nilai normal laboratoris dari

glukosa dalam darah ialah : 65 – 110 ml/dL atau 3.6 – 6.1 mmol/L. Setelah

penyerapan makanan kadar glukosa darah pada manusia berkisar antara 4.5 –

5.5 mmol/L. Jika orang tersebut makan karbohidrat kadarnya akan naik

menjadi sekitar 6.5 – 7.2 mmol/L. Saat puasa kadar glukosa darah turun

berkisar 3.3 – 3.9 mmol/L.

Pengaturan kadar glukosa darah dilakukan melalui mekanisme

metabolik dan hormonal. pengaturan tersebut termasuk bagian dari

homeostatik. Aktivitas metabolik yang mengatur kadar glukosa darah

dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain : (1) Mutu dan Jumlah Glikolisis

dan glukoneogenesis, (2) Aktivitas enzim-enzim, seperti glukokinase dan

heksokinase.hormon penting yang memainkan peranan sentral dalam

pengaturan kadar glukosa darah adalah insulin. insulin dihasilkan dari sel-sel

b dari pulau-pulau langerhans pankreas dan disekresikan langsung ke dalam

darah sebagai reaksi langsung bila keadaan hiperglikemia. 

Page 8: Laporan Pendahuluan Praktik Komprehensif i Hipoglikemi

Proses pelepasan insulin dari sel B pulau Langerhans Pankreas dijelaskan

sebagi berikut:

• Glukosa dengan bebas dapat memasuki sel-sel B Langerhans karena

adanya Transporter glut 2. glukosa kemudian difosforilasi oleh enzim

glukokinase yang kadarnya tinggi. Konsentrasi glukosa darah

mempengaruhi kecepatan pembentukan ATP dari proses glikolisis,

glukoneogenesis, siklus Kreb dan Electron Transport System di

mitokondria.

• Peningkatan produksi ATP akan menghambat pompa kalium ( K+ pump)

sehingga membran sel-sel B mengalami depolarisasi sehingga ion-ion

Kalsium ( Ca2+ ) masuk ke dalam membran dan mendorong terjadinya

eksositosis insulin. Selanjutnya insulin dibawa darah dan mengubah

glukosa yang kadarnya tinggi menjadi glikogen.

• Enzim yang kerjanya berlawanan dengan insulin adalah glukagon.

glukoagon dihasilkan oleh sel-sel a langerhans pankreas. sekresi hormon

ini distimulasi oleh keadaan hipoglikemia. bila glukoagon yang dibawa

darah sampai di hepar maka akan mengaktifkan kerja enzim fosforilase

sehingga mendorong terjadinya glukoneogenesis.

Page 9: Laporan Pendahuluan Praktik Komprehensif i Hipoglikemi

D. PATOFISIOLOGI DAN PATOFLOW HIPOGLIKEMI

Seperti sebagian besar jaringan lainnya, matabolisme otak terutama

bergantung pada glukosa untuk digunakan sebagai bahan bakar. Saat jumlah

glukosa terbatas, otak dapat memperoleh glukosa dari penyimpanan glikogen

di astrosit, namun itu dipakai dalam beberapa menit saja. Untuk melakukan

kerja yang begitu banyak, otak sangat tergantung pada suplai glukosa secara

terus menerus dari darah ke dalam jaringan interstitial dalam system saraf

Page 10: Laporan Pendahuluan Praktik Komprehensif i Hipoglikemi

pusat dan saraf-saraf di dalam system saraf tersebut. Oleh karena itu, jika

jumlah glukosa yang di suplai oleh darah menurun, maka akan mempengaruhi

juga kerja otak. Pada kebanyakan kasus, penurunan mental seseorang telah

dapat dilihat ketika gula darahnya menurun hingga di bawah 65 mg/dl (3.6

mM). Saat kadar glukosa darah menurun hingga di bawah 10 mg/dl (0.55

mM), sebagian besar neuron menjadi tidak berfungsi sehingga dapat

menghasilkan koma.

Diabetes ketoasidosis disebabkan oleh tidak adanya insulin atau tidak

cukupnya jumlah insulin yang nyata, keadaan ini mengakibatkan gangguan

pada metabolisme karbohidrat, protein, lemak, ada tiga gambaran klinis yang

penting pada diabetes ketoasidosis.

dehidrasi

kehilangan elektrolit

asidosis

Apabila jumlah insulin berkurang jumlah glukosa yang memasuki sel akan

berkurang pula, di samping itu produksi glukosa oleh hati menjadi tidak

terkendali, kedua factor ini akan menimbulkan hipoglikemia. Dalam upaya

untuk menghilangkan glukosa yang berlebihan dalam tubuh, ginjal akan

mengekskresikan glukosa bersama-sama air dan elektrolit (seperti natrium dan

kalium). Diuresis osmotic yang di tandai oleh urinaria berlebihan (poliuria) ini

akan menyebabkan dehidrasi dan kehilangan elektrolit. penderita ketoasidosis

Page 11: Laporan Pendahuluan Praktik Komprehensif i Hipoglikemi

diabetic yang berat dapat kehilangan kira-kira 6,5 liter air dan sampai 400

hingga mEq natrium, kalium serta klorida selama periode waktu 24 jam.

Akibat defisiensi insulin yang lain adalah pemecahan lemak (liposis) menjadi

asam-asam lemak bebas dan gliseral.asam lemak bebas akan di ubah menjadi

badan keton oleh hati, pada keton asidosis diabetic terjadi produksi badan

keton yang berlebihan sebagai akibat dari kekurangan insulin yang secara

normal akan mencegah timbulnya keadaan tersebut, badan keton bersifat

asam, dan bila bertumpuk dalam sirkulasi darah, badan keton akan

menimbulkan asidosis metabolic.

Pada hipoglikemia ringan ketika kadar glukosa darah menurun, sistem saraf

simpatik akan terangsang. Pelimpahan adrenalin ke dalam darah

menyebabkan gejala seperti perspirasi, tremor, takikardi, palpitasi,

kegelisahan dan rasa lapar.

Pada hipoglikemia sedang, penurunan kadar glukosa darah menyebabkan sel-

sel otak tidak memperoleh cukup bahan bakar untuk bekerja dengan baik.

Tanda-tanda gangguan fungsi pada sistem saraf pusat mencakup ketidak

mampuan berkonsentrasi, sakit kepala,vertigo, konfusi, penurunan daya ingat,

pati rasa di daerah bibir serta lidah, bicara pelo, gerakan tidak terkoordinasi,

perubahan emosional, perilaku yang tidak rasional, penglihatan ganda dan

perasaan ingin pingsan. Kombinasi dari gejala ini (di samping gejala

adrenergik) dapat terjadi pada hipoglikemia sedang.

Page 12: Laporan Pendahuluan Praktik Komprehensif i Hipoglikemi

Pada hipoglikemia berat fungsi sistem saraf pusat mengalami gangguan yang

sangat berat, sehingga pasien memerlukan pertolongan orang lain untuk

mengatasi hipoglikemia yang di deritanya. Gejalanya dapat mencakup

perilaku yang mengalami disorientasi, serangan kejang, sulit di bangunkan

dari tidur atau bahkan kehilangan kesadaran (Smeltzer. 2001).

Page 13: Laporan Pendahuluan Praktik Komprehensif i Hipoglikemi

E. MENIFESTASI KLINIK

Gejala gejala hipoglikemia terdiri dari dua fase,yaitu :

a. Fase I,gejala –gejala akibat aktivasi pusat autonom di hipotalamus

sehingga hormon epinefrin di lepaskan.Gejala awal ini merupakan

peringatan karna saat itu pasien masih sadar sehingga dapat di ambil

tindakan yang perlu untuk mengatasi hipoglikemia lanjut.

b. Fase II,gejala-gejala yang terjadi akibat mulai terganggunya fungsi otak ,

karna itu dinamakan gejala neurologis.Penelitian pada orang bukan

diabetes menunjukan adanya gangguan fungsi otak yang lebih awal dari

Fase I dan dinamakan Fungsi otak subliminal.Disamping gejala peringatan

dan neurologis,kadang-kadang hipoglikemia menunjukan gejala yang

tidak khas. Kadang-kadang gejala fase adrenergic tidak muncul dan pasien

langsung jatuh pada Fase gangguan fungsi otak.Terdapat dua jenis

hilangnya kewaspadaan yaitu akut dan kronik.Yang akut misalnya pada

pasien DMTT dengan glukosa darah terkontrol sangat ketat mendekati

normal,adanya neuropati autonom pada pasien yang sudah lama menderita

DM dan penggunaan bloker yang nonselektif.Kehilangan kewaspadaan

yang kronik biasanya ireversibel dan dianggap merupakan komplikasi DM

yang serius.

Sebagai dasar diagnosis dapat digunakan trias Whipple yaitu hipoglikemia

dengan gejala-gejala saraf pusat ; kadar glukosa kurang dari 50mg% dan

gejala akan menghilang dengan pemberian glukosa.

Page 14: Laporan Pendahuluan Praktik Komprehensif i Hipoglikemi

Faktor-faktor yang dapat menimbulkan hipoglikemi berat dan

berkepanjangan adalah sekresi hormon glucagon dan adrenalin ( pasien

telah lama menderita DM ) ,adanya antibody terhadap insulin,blockade

farmakologik,dan pemberian obat sulfonylurea.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG HIPOGLIKEMI

1.      Gula darah puasa

Diperiksa untuk mengetahui kadar gula darah puasa (sebelum diberi

glukosa 75 gram oral) dan nilai normalnya antara 70- 110 mg/dl.

2.      Gula darah 2 jam post prandial

Diperiksa 2 jam setelah diberi glukosa dengan nilai normal < 140

mg/dl/2 jam

3.      HBA1c

Pemeriksaan dengan menggunakan bahan darah untuk memperoleh

kadar gula darah yang sesungguhnya karena pasien tidak dapat

mengontrol hasil tes dalam waktu 2- 3 bulan. HBA1c menunjukkan

kadar hemoglobin terglikosilasi yang pada orang normal antara 4- 6%.

Semakin tinggi maka akan menunjukkan bahwa orang tersebut

menderita DM dan beresiko terjadinya komplikasi.

4.      Elektrolit, tejadi peningkatan creatinin jika fungsi ginjalnya telah

terganggu

5.      Leukosit, terjadi peningkatan jika sampai terjadi infeksi

Page 15: Laporan Pendahuluan Praktik Komprehensif i Hipoglikemi

G. PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN HIPOGLIKEMI

1.      Glukosa Oral 

Sesudah diagnosis hipoglikemi ditegakkan dengan pemeriksaan

glukosa darah kapiler, 10-   20 gram glukosa oral harus segera

diberikan. Idealnya dalam bentuk tablet, jelly atau 150- 200 ml

minuman yang mengandung glukosa seperti jus buah segar dan nondiet

cola. Sebaiknya coklat manis tidak diberikan karena lemak dalam coklat

dapat mengabsorbsi glukosa. Bila belum ada jadwal makan dalam 1- 2

jam perlu diberikan tambahan 10- 20 gram karbohidrat kompleks.Bila

pasien mengalami kesulitan menelan dan keadaan tidak terlalu gawat,

pemberian gawat, pemberian madu atau gel glukosa lewat mukosa

rongga hidung dapat dicoba.             

2.      Glukosa Intramuskular

Glukagon 1 mg intramuskuler dapat diberikan dan hasilnya akan

tampak dalam 10 menit. Glukagon adalah hormon yang dihasilkan oleh

sel pulau pankreas, yang merangsang pembentukan sejumlah besar

glukosa dari cadangan karbohidrat di dalam hati. Glukagon tersedia

dalam bentuk suntikan dan biasanya mengembalikan gula darah dalam

waktu 5-15 menit. Kecepatan kerja glucagon tersebut sama dengan

pemberian glukosa intravena. Bila pasien sudah sadar pemberian

glukagon harus diikuti dengan pemberian glukosa oral 20 gram (4

sendok makan) dan dilanjutkan dengan pemberian 40 gram karbohidrat

Page 16: Laporan Pendahuluan Praktik Komprehensif i Hipoglikemi

dalam bentuk tepung seperti crakers dan biscuit untuk mempertahankan

pemulihan, mengingat kerja    1 mg glucagon yang singkat (awitannya 8

hingga 10 menit dengan kerja yang berlangsung selama 12 hingga 27

menit). Reaksi insulin dapt pulih dalam waktu5 sampai 15 menit. Pada

keadaan puasa yang panjang atau hipoglikemi yang diinduksi alcohol,

pemberian glucagon mungkin tidak efektif. Efektifitas glucagon

tergantung dari stimulasi glikogenolisis yang terjadi.

3.      Glukosa Intravena

Glukosa intravena harus dberikan dengan berhati- hati. Pemberian

glukosa dengan konsentrasi 40 % IV sebanyak 10- 25 cc setiap 10- 20

menit sampai pasien sadar disertai infuse dekstrosa 10 % 6 kolf/jam.

Page 17: Laporan Pendahuluan Praktik Komprehensif i Hipoglikemi

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny “N” DENGAN DIAGNOSA

HIPOGLIKEMI DI RS.PUSRI PALEMBANG

1. Identitas Klien

Nama : Ny.N

Usiua : 67 tahun

Jenis Kelamin : perempuan

Alamat : Jl.M.Zen Lr.Abadi sei lais

No.telepon : 081373578585

Status : kawin

Agama : islam

Suku :

Pendidiakan :

Pekerjaan :

Lama Bekerja :