LAPORAN PENDAHULUAN HIDRONEFROSIS RS BAYANGKARA.docx

19
BAB I KONSEP DASAR MEDIS A. Defenisi Hidronefrosis adalah obstruktif aliran urine yang terletak di sebelah proksimal dari vesika urinaria dapat mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter. Hal ini saja sudah cukup untuk menyebabkan atrofi hebat pada parenkim ginjal. Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan kaliks pada salah satu atau kedua ginjal akibat adanya obtruktif. B. Etiologi Penyebab umum obstruktif adalah jaringan parut ginjal atau uretra, batu, neoplasma, hipertrofi prostat (sering ditemukan pada laki-laki dewasa di atas usia 60 tahun), kelainan kongenital pada leher vesika urinaria dan uretra, serta penyempitan uretra.

Transcript of LAPORAN PENDAHULUAN HIDRONEFROSIS RS BAYANGKARA.docx

BAB IKONSEP DASAR MEDISA. DefenisiHidronefrosis adalah obstruktif aliran urine yang terletak di sebelah proksimal dari vesika urinaria dapat mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter. Hal ini saja sudah cukup untuk menyebabkan atrofi hebat pada parenkim ginjal.Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan kaliks pada salah satu atau kedua ginjal akibat adanya obtruktif.B. EtiologiPenyebab umum obstruktif adalah jaringan parut ginjal atau uretra, batu, neoplasma, hipertrofi prostat (sering ditemukan pada laki-laki dewasa di atas usia 60 tahun), kelainan kongenital pada leher vesika urinaria dan uretra, serta penyempitan uretra.C. PatofisiologiObstruktif pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir balik, sehingga tekanan ginjal meningkat. Jika obstruktif terjadi di uretra atau kandung kemih, tekanan balik akan mempengaruhi kedua ginjal, tetapi jika obstruktif terjadi di salah satu ureter akbiat adanya batu atau kekakuan maka hanya satu ginjal saja yang rusak.Obstruktif parsial atau intermitten dapat disebabkan oleh tumor yang menekan ureter atau bekas jaringan parut akibat abses atau inflamsi dekat ureter dan menjepit saluran tersebut. Gangguan dapat sebagai akibat dari bentuk abnormal di pangkal ureter atau posisi ginjal yang salah, menyebabkan ureter berpilin atau kaku. Pada pria lansia, penyebab tersering adalah obstruktif uretra pada pintu kandung kemih akibat pembesaran prostat.Apaun penyebabnya hidronefrosis, disebabkan adanya obstuktif baik parsial ataupun intermitten mengakibatkan terjadinya akumulasi urin di piala ginjal. Sehingga menyebabkan disertasi piala dan kolik ginjal. Pada saat ini atofi ginjal terjadi kerkasalah satu ginjal sedang mengalami kerusakan bertahap maka ginjal yang lain akan membesar secara bertahap (hipertrofi kompensatori), akibatnya fungsi renal terganggu.D. Tanda dan gejalaAdapun tanda dan gejala hidronefrosis yang mungkin timbul adalah :1. Darah di urin (hematuria)2. Demam3. Kebocoran urin, biasanya pada akhir buang air kecil4. Kulit terasa gatal5. Menderita diare6. Muntah-muntah7. Nyeri saat buang air kecil (disuria)8. Panas dingin atau menggigil9. Rasa sakit pada satu sisi tubuh di antasa perut bagian atas dan punggung10. Sakit perut11. Sakit punggung yang parah pada sisi ginjal yang terkena, yang menjalar ke daerah pangkal pahaE. Pemeriksaan DiagnostikDengan palpasi kita bisa merasaka adanya massa di daerah antar tulang rusuk dan tulang pinggul, terutama jika ginjal sangat membesar. Pemeriksaan darah bisa menunjukkan adanya kadar urea yang tinggi karena ginjal tidak mampu membuang limbah metabolik iniBeberapa prosedur digunakan untuk mendiagosis hidfronefrosis :a. USG, memeberikan gambaran ginjal, ureter dan kandung kemihb. Urografi intravena, bisa menunjukkan aliran air kemih melalui ginjalc. Sistiskopi, bisa melihat kandung kemih secara langsungGambaran radiologis dari hidronefrosis terbagi berdasarkan gradenya, ada 4 grade hidronefrosis antara lain :a. Hidronefrosis derajat 1 Dilatasi pelvis renalis tampa dilatasi kaliks. Kalis berbentuk blunting, alias tumpul.b. Hidronefrosis derajat 2Dilatasi pelvis renalis dan kaliks mayor, kalik berbentuk flattening, alias mendatar.

c. Hidrnefosis derajat 3 Dilatasi pelvis renalis, kaliks mayor dan kalik minor, tanpa adanya penipisan korteks, kaliks berbentuk clubbing, alias menonjol.d. Hidronefrosis derajat 4Dilatasi pelvis renalis, kaliks mayor dan kaliks minor, serta adanya penipisan korteks calices berbentuk ballooning alias menggembungF. KomplikasiHidronfrosis dapat menyebabkan komplikasi sebagai berikut :1. Mungkin memiliki resiko yang lebih tinggi untuk gagal ginjal2. Mungkin resiko yang lebih tinggi untuk sepsis3. Batu ginjal4. Hipertensi renovaskular5. Nefropati obstruktif6. Infeksi7. Pielonefritis8. Ileus paralitikG. PenatalaksanaanTujuannya adalah untuk mengaktivasi dan memperbaiki penyebab dari hidronefrosis (obstuktif, infeksi) dan untuk mempertahankan dan melindungi fungsi ginjal. Untuk mengurangi obstuktif urine akan dialihkan melalui tindakan nefrostomiatau tipe disertasi lainnya. Infeksi ditangani dengan agen anti microbial karena sisa urin dalam kaliks akan menyebabkan infeksi dan pielonefritis. Pasien disiapkan untuk pembedahan mengankat lesi obstruktif (batu, tumor, obstruktif ureter). Jika salah satu fungsi ginjal rusak parah dan hancur maka nefroktomi (pengangkatan ginjal) dapat dilakukan pada hidronefrosis akut Jika fungsi ginjal telah menurun, infeksi menetap atau nyeri hebas, maka air kemih yan terkumpul diata penyumbatan segera dikeluarkan (biasanya melalui sebuah jarum dimasukkan melalui kulit )H. PrognosisPembedahan pada hidronefrosis akut biasanya jika infeksi dapat dikendalikan dan ginjal berfungsi dengan baik. Prognosis untuk hidronefrosis kronik belum bisa dipastikan.

BAB IIASKEPA. Pengkajian1. Identitas2. Keluhan utama: nyeri yang luar biasa di daerah tulag rusuk dan tulang panggul (akut)3. Riwayat kesehatan:a. Riwayat kesehatan keluarga: Pada keluarga adakah yang menderita penyakit ginjal atau kelainan-kelainan ginjal (BPH, BSK, gagal ginjal). Pasien mengatakan nyeri daerah tulang rusuk dan tulang panggul, demam dan mual, muntah, uremia, pembesaran prostat pada laki-laki.4. Aktivitas dan istirahat: kelelahan, kelemahan , malaise.5. Integritas ego: faktor stres, perasaan tidak berdaya, menolak, cemas, marah.6. Eliminasi: penurunan frekuensi urin, oliguri, nuri, perubahan warna urin.7. Makanan/cairan: penurunan BB karena malnutrisi, anoreksia, mual dan muntah.8. Nyeri/kenyamanan: nyeri tekan abdomen, nyeri tulang rusuk dan tulang panggul, gelisah, distraksi.9. Interaksi sosial: tidak mampu bekerja, tidak mampu menjalankan peran seperti biasanya.

B. Diagnosa Keperawatan1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan obstruksi akut.2. Gangguan perubahan eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi saluran kemih.3. Perubahan nutrisi kurang dar kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah.4. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi.C. Rencana/Intervensi KeperawatanDiagnosaTujuan dan Kriteria HasilIntervensiRasional

Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan obstruksi akutTujuan: nyeri berkurang sampai hilang.Kriteria hasil: Pasien tampak rileks Pasien mengungkapkan rasa nyeri berkurang 1. Catat lokasi, skala, durasi nyeri.2. Beri penjelasan penyebab nyeri3. Ajarkan relaksasi dan distraksi4. Berikan kompres hangat pada punggung5. Kolaborasi pemberian analgetik1. Membantu mengevaluasi tempat obstruksi. Nyeri panggul sering menyebar ke punggung, lipat paha, genitalia sehubungan dengan proksimitas saraf pleksus dan pem. darah yang menyuplai area lain.2. Memberikan kepahaman serta mengurangi kecemasan pasien dan keluarga.3. Meningkatkan relaksasi, menurunkan ketegangan otot, dan meningkatkan koping.4. Menghilangkan ketegangan otot dan menurunkan refleks spasme.5. Analgetik dapat mengurangi rasa nyeri

Gangguan perubahan eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi saluran kemih.

Tujuan: dapat berkemih dengan jumlah normalKriteria hasil: Intake dan out put seimbang Tidak mengalami tanda obstruksi 1. Awasi pemasukan dan pengeluaran dan karakteristik urine.2. Observasi perubahan status mental, perilaku atau tingkat kesadaran.3. Dorong meningkatkan pemasukan cairan.4. Awasi pemeriksaan laboratorium, ureum, kreatinin1. Memberikan infomasi tentang fungsi ginjal dan adanya komplikasi. Perdarahan dapat mengindikasikan peningkatan obstruksi atau iritasi ureter.2. Akumulasi sisa uremik dan ketidakseimbangan elektrolit dapat menjadi toksik pada SSP.3. Peningkatan hidrasi membilas bakteri darah dan membantu lewatnya batu.4. Peningkatan ureum, kreatini mengindikasikan disfungsi ginjal.

Perubahan nutrisi kurang dar kebutuhan berhubungan dengan mual, muntahTujuan: nutrisi terpenuhi.Kriteria hasil: Masukan peroral meningkat Berat badan dalam rentan normal Mual muntah berkurang1. Kaji/catat pemasukan.2. Berikan makanan sedikit tapi sering.3. Berikan pasien/ orang terdekat daftar makanan/cairan yang diizinkan dan dorong terlibat pada pilihan menu.4. Timbang berat badan tiap hari1. Membantu mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan diet.2. Meminmalkan anoreksia dan mual berhubungan dengan status uremik.3. Memberikan pasien tindakan kontrol dan pembatasan diet. Makanan dari rumah dapat meningkatkan nafsu makan.4. Pasien puasa/katabolik akan secara normal kehilangan 0,2-0,5 kg/hari. Perubahan kelebihan 0,5 kg dapat menunjukkan perpindahan keseimbanga cairan.

Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi.

Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan suhu tubuh klien kembali normal.Kriteria hasil: Suhu tubuh normal ( 36,5-37,5oC) Klien tampak segar dan nyaman1. Monitor TTV2. Beri kompres air hangat3. Jaga lingkungan sekitar pasien4. Kolaborasi pemberikan obat penurun panas1. Memantau suhu setiap saat apakah normal, atau terjadi peningkatan.2. Menurunkan suhu tubuh sampai batas normal3. Pasien tetap nyaman dengan mengatur suhu ruangan4. Akan meredakan hipotalamus sebagai pusat mengatur panas sehingga panas tubuh berangsur-angsur turun.

DAFTAR PUSTAKA