Laporan RSHM (RS Hasna Medika) RS Jantung Cirebon

46
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Rumah Sakit merupakan suatu unit usaha jasa yang memberikan jasa pelayanan sosial di bidang medis klinis. Pengelolaan unit usaha rumah sakit memiliki keunikan tersendiri karena selain sebagai unit bisnis, usaha rumah sakit juga nemiliki misi sosial, disamping pengelolaan rumah sakit juga sangat tergantung pada status kepemilikan Rumah Sakit. Misi Rumah Sakit tidak terlepas dari misi layanan sosial. Namun tidak dipungkiri bahwa dalam pengelolaan Rumah Sakit tetap terjadi konflik kepentingan dari berbagai pihak. Konflik kepentingan berbagai pihak ini dapat bersumber dari klasifikasi organisasi Rumah Sakit. Klasifikasi organisasi dibedakan menjadi dua, yaitu organisasi bisnis dan organisasi non bisnis. Rumah Sakit pemerintah lebih tepat sebagai klasifikasi non bisnis, namun Rumah Sakit swasta tidak seluruhnya diklasifikasikan dalam kelompok non bisnis. Beberapa rumah sakit masih memiliki kualitas jasa layanan yang masih sangat memprihatinkan. Hal ini antara lain disebabkan karena keterbatasan sumber daya baik sumber daya finansial maupun sumber daya non finansial.

description

rumah sakit

Transcript of Laporan RSHM (RS Hasna Medika) RS Jantung Cirebon

Page 1: Laporan RSHM (RS Hasna Medika) RS Jantung Cirebon

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Rumah Sakit merupakan suatu unit usaha jasa yang memberikan jasa

pelayanan sosial di bidang medis klinis. Pengelolaan unit usaha rumah sakit

memiliki keunikan tersendiri karena selain sebagai unit bisnis, usaha rumah

sakit juga nemiliki misi sosial, disamping pengelolaan rumah sakit juga

sangat tergantung pada status kepemilikan Rumah Sakit. Misi Rumah Sakit

tidak terlepas dari misi layanan sosial. Namun tidak dipungkiri bahwa dalam

pengelolaan Rumah Sakit tetap terjadi konflik kepentingan dari berbagai

pihak. Konflik kepentingan berbagai pihak ini dapat bersumber dari

klasifikasi organisasi Rumah Sakit. Klasifikasi organisasi dibedakan

menjadi dua, yaitu organisasi bisnis dan organisasi non bisnis.

Rumah Sakit pemerintah lebih tepat sebagai klasifikasi non bisnis,

namun Rumah Sakit swasta tidak seluruhnya diklasifikasikan dalam

kelompok non bisnis. Beberapa rumah sakit masih memiliki kualitas jasa

layanan yang masih sangat memprihatinkan. Hal ini antara lain disebabkan

karena keterbatasan sumber daya baik sumber daya finansial maupun

sumber daya non finansial. Tuntutan peningkatan kualitas jasa layanan

membutuhkan berbagai dana investasi yang tidak sedikit. Kenaikan tuntutan

kualitas jasa layanan rumah sakit harus dibarengi dengan profesionalisme

dalam pengelolaannya. Perkembangan pengelolaan Rumah Sakit, baik dari

aspek manajemen maupun operasional sangat dipengaruhi oleh berbagai

tuntutan dari lingkungan, yaitu lingkungan eksternal dan internal. Tuntutan

eksternal antara lain adalah dari para stakeholder bahwa Rumah Sakit

dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, dan biaya

pelayanan kesehatan terkendali sehingga akan berujung pada kepuasan

pasien.

Tuntutan dari pihak internal antara lain adalah pengendalian biaya.

Pengendalian biaya merupakan masalah yang kompleks karena dipengaruhi

oleh berbagai pihak yaitu mekanisme pasar, perilaku ekonomis, sumber

Page 2: Laporan RSHM (RS Hasna Medika) RS Jantung Cirebon

2

daya professional dan yang tidak kalah penting adalah perkembangan

teknologi. Rumah sakit kepemerintahan yang terdapat di tingkat pusat dan

daerah tidak lepas dari pengaruh perkembangan tuntutan tersebut.

Dipandang dari segmentasi kelompok masyarakat, secara umum rumah sakit

pemerintah merupakan layanan jasa yang menyediakan untuk kalangan

menengah ke bawah, sedangkan rumah sakit swasta melayani masyarakat

kelas menengah ke atas. Biaya kesehatan cenderung terus meningkat, dan

rumah sakit dituntut untuk secara mandiri mengatasi masalah tersebut.

Jumlah rumahs sakit yang teregistrasi saaat ini sebanyak 2.194 ,

jumlah rumah sakit yang melakukan update sebanyak 1.559 rumah sakit.

Jumlah rumah sakit yang belum melakukan update sebanyak 635 data

tersebut di ambil dari data rumah sakit online seluruh indonesia. Jumlah

rumah sakit pemerintah umum 746 dan jumlah rumah sakit pemerintah

khusus 89, sedangkan jumlah rumah sakit swasta non profit umum 522 dan

rumah sakit khusus 199.

I.2 Tujuan dan Manfaat

a. Tujuan

1. Sebagai salah satu tugas akhir pada pembelajaran blok “leadership

and enterprenur of doctor”.

2. Mengenalkan bagaimana cara mendirikan rumah sakit khusus

swasta.

3. Bagaimana untuk mengembangkan rumah sakit dan menjadi

seorang pemimpin dalam rumah sakit.

4. Berbagi bagaimana kiat-kiat menjadi seorang dokter yang sukses

dengan manjadi seorang wirausahawan dan pemimpin.

b. Manfaat

1. Sebagai bekal untuk mengembangkan jiwa bakat kepemimpinan

dan kewirausahaan mahasiswa kedokteran FK Unswagati blok

“leadership and enterpreunership of doctor”

2. Menambah lebih luas lagi wawasan bagaimana menjadi seorang

yang sukses menjadi pemimpin dan menjadi wirausahawan.

Page 3: Laporan RSHM (RS Hasna Medika) RS Jantung Cirebon

3

3. Sebagai contoh dan motivasi untuk mahasiswa ke depannya dalam

mengembangkan jiwa kepemimpinan dan kewirausahaannya.

Page 4: Laporan RSHM (RS Hasna Medika) RS Jantung Cirebon

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Definisi Rumah Sakit

Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat

menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai

kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani

masalah medik untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik.

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan derajat

kesehatan yang optimal bagi masyarakat dan tempat yang digunakan untuk

menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan. Sarana kesehatan berfungsi

melakukan upaya kesehatan dasar, kesehatan rujukan dan atau upaya

kesehatan penunjang. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan

pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit

(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan

(rehabilitatif) yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan

berkesinambungan (Siregar, 2004).

II.2 Fungsi Rumah Sakit

Rumah sakit mempunyai beberapa fungsi, yaitu menyelenggarakan

pelayanan medik, pelayanan penunjang medik dan non medik, pelayanan

dan asuhan keperawatan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan

pengembangan, pelayanan rujukan upaya kesehatan, administrasi umum dan

keuangan.

Maksud dasar keberadaan rumah sakit adalah mengobati dan

perawatan penderita sakit dan terluka. Sehubungan dengan fungsi dasar ini,

rumah sakit memberikan pendidikan bagi mahasiswa dan penelitian yang

juga merupakan fungsi yang penting. Fungsi keempat yaitu pencegahan

penyakit dan peningkatan kesehatan juga telah menjadi fungsi rumah sakit.

Jadi empat fungsi dasar rumah sakit adalah pelayanan penderita, pendidikan,

penelitian dan kesehatan masyarakat.

Page 5: Laporan RSHM (RS Hasna Medika) RS Jantung Cirebon

5

a. Pelayanan Penderita

Pelayanan penderita yang langsung di rumah sakit terdiri atas

pelayanan medis, pelayanan farmasi, dan pelayanan keperawatan.

Pelayanan penderita melibatkan pemeriksaan dan diagnosa,

pengobatan penyakit atau luka, pencegahan, rehabilitasi, perawatan

dan pemulihan kesehatan.

b. Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan sebagai suatu fungsi rumah sakit terdiri atas 2

bentuk utama:

1. Pendidikan dan/atau pelatihan profesi kesehatan.

Yang mencakup dokter, apoteker, perawat, personel rekam

medik, ahli gizi, teknisi sinar-X, laboran dan administrator

rumah sakit.

2. Pendidikan dan/atau pelatihan penderita. Merupakan fungsi

rumah sakit yang sangat penting dalam suatu lingkup yang

jarang disadari oleh masyarakat. Hal ini mencakup:

a) Pendidikan khusus dalam bidang rehabilitasi, psikiatri

sosial dan fisik.

b) Pendidikan khusus dalam perawatan kesehatan, misalnya:

mendidik penderita diabetes, atau penderita kelainan

jantung untuk merawat penyakitnya.

c) Pendidikan tentang obat untuk meningkatkan kepatuhan,

mencegah penyalahgunaan obat dan salah penggunaan

obat, dan untuk meningkatkan hasil terapi yang optimal

dengan penggunaan obat yang sesuai dan tepat.

c. Penelitian

Rumah sakit melakukan penelitian sebagai suatu fungsi dengan

maksud utama, yaitu:

1. Memajukan pengetahuan medik tentang penyakit dan

peningkatan/perbaikan pelayanan rumah sakit.

Page 6: Laporan RSHM (RS Hasna Medika) RS Jantung Cirebon

6

2. Ditujukan pada tujuan dasar dari pelayanan kesehatan yang

lebih baik bagi penderita. Misalnya: pengembangan dan

penyempurnaan prosedur pembedahan yang baru.

d. Kesehatan Masyarakat

Tujuan utama dari fungsi rumah sakit sebagai sarana kesehatan

masyarakat adalah membantu komunitas dalam mengurangi timbulnya

kesakitan dan meningkatkan kesehatan umum penduduk.

Apoteker rumah sakit mempunyai peluang memberi kontribusi

pada fungsi ini dengan mengadakan brosur informasi kesehatan,

pelayanan pada penderita rawat jalan dengan memberi konseling

tentang penggunaan obat yang aman dan tindakan pencegahan

keracunan.

e. Pelayanan Rujukan Upaya Kesehatan

Yaitu suatu upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang

melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus

atau masalah yang timbul kepada pihak yang mempunyai fasilitas

lebih lengkap dan mempunyai kemampuan lebih tinggi (Siregar,

2004).

II.3 Tugas Rumah Sakit

Pada umumnya tugas rumah sakit adalah menyediakan keperluan

untuk pemeliharaan dan pemulihan kesehatan. Menurut Keputusan Menteri

Kesehatan RI No: 983/Menkes/SK/XI/1992, tugas rumah sakit umum

adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil

guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemeliharaan yang

dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan

pencegahan serta melaksanakan rujukan (Siregar, 2004).

II.4 Klasifikasi Rumah Sakit

Rumah sakit dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria

sebagai berikut:

a. Klasifikasi berdasarkan Kepemilikan

Page 7: Laporan RSHM (RS Hasna Medika) RS Jantung Cirebon

7

Klasifikasi berdasarkan kepemilikan terdiri atas Rumah Sakit

pemerintah; terdiri dari: Rumah Sakit yang langsung dikelola oleh

Departemen Kesehatan, Rumah Sakit pemerintah daerah, Rumah

Sakit militer, Rumah Sakit BUMN, dan Rumah Sakit swasta yang

dikelola oleh masyarakat.

b. Klasifikasi berdasarkan Jenis pelayanan

Klasifikasi berdasarkan jenis pelayanannya, rumah sakit terdiri

atas: Rumah Sakit Umum, memberi pelayanan kepada pasien dengan

beragam jenis penyakit dan Rumah Sakit Khusus, memberi pelayanan

pengobatan khusus untuk pasien dengan kondisi medik tertentu baik

bedah maupun non bedah. Contoh: rumah sakit kanker, rumah sakit

bersalin.

c. Klasifikasi berdasarkan Lama tinggal

Berdasarkan lama tinggal, rumah sakit terdiri atas rumah sakit

perawatan jangka pendek yang merawat penderita kurang dari 30 hari

dan rumah sakit perawatan jangka panjang yang merawat penderita

dalam waktu rata-rata 30 hari atau lebih.

d. Klasifikasi berdasarkan Kapasitas tempat tidur

Rumah sakit pada umumnya diklasifikasikan berdasarkan

kapasitas tempat tidurnya sesuai pola berikut ; di bawah 50 tempat

tidur, 50-99 tempat tidur, 100-199 tempat tidur, 200-299 tempat tidur,

300-399 tempat tidur, 400-499 tempat tidur, 500 tempat tidur atau

lebih.

e. Klasifikasi berdasarkan Afiliasi pendidikan

Rumah sakit berdasarkan afilasi pendidikan terdiri atas 2 jenis,

yaitu: Rumah Sakit pendidikan, yaitu rumah sakit yang

menyelenggarakan program latihan untuk berbagai profesi dan Rumah

Sakit non pendidikan, yaitu rumah sakit yang tidak memiliki

hubungan kerjasama dengan universitas.

f. Klasifikasi berdasarkan status akreditasi

Berdasarkan status akreditasi terdiri atas rumah sakit yang telah

diakreditasi dan rumah sakit yang belum diakreditasi. Rumah sakit

Page 8: Laporan RSHM (RS Hasna Medika) RS Jantung Cirebon

8

telah diakreditasi adalah rumah sakit yang telah diakui secara formal

oleh suatu badan sertifikasi yang diakui, yang menyatakan bahwa

suatu rumah sakit telah memenuhi persyaratan untuk melakukan

kegiatan tertentu.

g. Klasifikasi Rumah Sakit Umum Pemerintah

Rumah sakit Umum Pemerintah pusat dan daerah

diklasifikasikan menjadi Rumah sakit kelas A, B, C, dan D.

Klasifikasi tersebut didasarkan pada unsur pelayanan, ketenagaan,

fisik dan peralatan.

1. Rumah sakit umum kelas A, adalah rumah sakit umum yang

mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik

spesialistik luas dan subspesialistik luas.

2. Rumah sakit umum kelas B, adalah rumah sakit umum yang

mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik

sekurang-kurangnya sebelas spesialistik dan subspesialistik

terbatas.

3. Rumah sakit umum kelas C, adalah rumah sakit umum yang

mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik

spesialistik dasar.

4. Rumah sakit umum kelas D, adalah rumah sakit umum yang

mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar.

II.5 Struktur Organisasi Rumah Sakit

Berdasarkan klasifikasi diatas, maka struktur organisasi pada rumah

sakit yang tertera pada permenkes No. 1045/MENKES/PER/XI/2006

tentang pedoman organisasi rumah sakit di lingkungan departemen

kesehatan dibagi secara struktural dan non struktural. Berikut organisasi

struktural :

a. Rumah sakit umum kelas A

1. RSU Kelas A dipimpin oleh seorang Kepala disebut Direktur

Utama.

2. Direktur Utama membawahi paling banyak 4 (empat) Direktorat.

Page 9: Laporan RSHM (RS Hasna Medika) RS Jantung Cirebon

9

3. Masing-masing Direktorat terdiri dari paling banyak 3 (tiga)

Bidang atau 3 (tiga) Bagian.

4. Masing-masing Bidang terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Seksi.

5. Masing-masing Bagian terdiri dari paling banyak 3 (tiga)

Subbagian.

b. Rumah sakit umum kelas B Pendidikan

1. RSU Kelas B Pendidikan dipimpin oleh seorang Kepala disebut

Direktur Utama.

2. Direktur Utama membawahi paling banyak 3 (tiga) Direktorat.

3. Masing-masing Direktorat terdiri dari paling banyak 3 (tiga)

Bidang atau 3 (tiga) Bagian.

4. Masing-masing Bidang terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Seksi.

5. Masing-masing Bagian terdiri dari paling banyak 3 (tiga)

Subbagian.

c. Rumah sakit umum kelas B Non-Pendidikan

1. RSU Kelas B Non Pendidikan dipimpin oleh seorang Kepala

disebut Direktur Utama.

2. Direktur Utama membawahi paling banyak 2 (dua) Direktorat.

3. Masing-masing Direktorat terdiri dari paling banyak 3 (tiga)

Bidang atau 3 (tiga) Bagian.

4. Masing-masing Bidang terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Seksi.

5. Masing-masing Bagian terdiri dari paling banyak 3 (tiga)

Subbagian.

d. Rumah sakit umum kelas C

1. RSU Kelas C dipimpin oleh seorang Kepala disebut Direktur.

2. Direktur membawahi paling banyak 2 (dua) Bidang dan 1 (satu)

Bagian.

3. Masing-masing Bidang terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Seksi

4. Bagian terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Subbagian.

e. Rumah sakit umum kelas D

1. RSU Kelas D dipimpin oleh seorang Kepala disebut Direktur.

2. Direktur membawahi 2 (dua) Seksi dan 3 (tiga) Subbagian.

Page 10: Laporan RSHM (RS Hasna Medika) RS Jantung Cirebon

10

3. Masing-masing Bidang terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Seksi

4. Bagian terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Subbagian.

f. Rumah sakit khusus kelas A

1. RSK Kelas A dipimpin oleh seorang Kepala disebut Direktur

Utama.

2. Direktur Utama membawahi paling banyak 4 (empat) Direktorat

3. Masing-masing Direktorat terdiri dari paling banyak 3 (tiga)

Bidang atau 3 (tiga) Bagian

4. Masing-masing Bidang terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Seksi

5. Masing-masing Bagian terdiri dari paling banyak 3 (tiga)

Subbagian.

g. Rumah sakit khusus kelas B

1. RSK Kelas B dipimpin oleh seorang Kepala disebut Direktur

Utama.

2. Direktur Utama membawahi paling banyak 2 (dua) Direktorat

3. Masing-masing Direktorat terdiri dari 2 (dua) Bidang atau 2

(dua) Bagian

4. Masing-masing Bidang terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Seksi

5. Masing-masing Bagian terdiri dari paling banyak 3 (tiga)

Subbagian

h. Rumah sakit khusus kelas C

1. RSK Kelas C dipimpin oleh seorang Kepala disebut Direktur.

2. Direktur membawahi 2 (dua) Seksi dan 3 (tiga) Subbagian.

Organisasi Non-Struktural meliputi :

a. Satuan Pengawas Intern

Satuan pengawas intern adalah satuan kerja fungsional yang

bertugas melaksanakan intern rumah sakit. Satuan pengawas intern

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada rumah sakit yang

dibentuk dan ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit.

b. Komite

Page 11: Laporan RSHM (RS Hasna Medika) RS Jantung Cirebon

11

Komite adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli

atau profesi dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis

kepada pimpinan rumah sakit dalam rangka peningkatan dan

pengembangan pelayanan rumah sakit. Pembentukan komite

ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit sesuai kebutuhan rumah,

sekurang-kurangnya terdiri dari Komite Medik serta Komite Etik dan

Hukum.

Komite berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

pimpinan rumah sakit. Komite dipimpin oleh seorang ketua yang

diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan rumah sakit. Pembentukan

dan perubahan jumlah dan jenis komite ditetapkan oleh pimpinan

rumah setelah mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal Bina

Pelayanan Medik.

c. Instalasi

Instalasi adalah unit pelayanan non struktural yang menyediakan

fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan, pendidikan dan

penelitian rumah sakit. Pembentukan instalasi ditetapkan oleh

pimpinan rumah sakit sesuai kebutuhan rumah sakit. Instalasi

dipimpin oleh seorang kepala yang diangkat dan diberhentikan oleh

pimpinan rumah sakit.

Kepala instalasi dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh

tenaga-tenaga

fungsional dan atau non medis. Pembentukan dan perubahan

jumlah dan jenis instalasi dilaporkan secara tertulis kepada Direktur

Jenderal Bina Pelayanan Medik.

II.6 Perizinan Rumah Sakit

Seperti yang tercantum pada permenkes no. 147 tentang perizinan

rumah sakit bahwa setiap rumah sakit harus memiliki izin yaitu izin

mendirikan rumah sakit (IRS) dan izin operasional rumah sakit (SOP). SOP

terdiri atas 2 jenis yaitu izin operasional sementara dan izin operasional

tetap.

Page 12: Laporan RSHM (RS Hasna Medika) RS Jantung Cirebon

12

Permohonan izin mendirikan dan izin operaional rumah sakit diajukan

menurut jenis dan klasidikasi rumah sakit. Izin mendirikan dan izin

operasional RS kelas A dan RS penanaman modal asing atau penanaman

modal dalam negeri diberikan olej menteri setelah mendapatkan

rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang kesehatan pada

pemerintah daerah provinsi. Izin mendirikan dan izin operasional RS kelas

B diberikan oleh pemerintah daerah provinsi setelah mendapatkan

rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang kesehatan pada

pemerintah daerah kabupaten/kota. Izin mendirikan dan izin operasional RS

kelas C dan kelas D diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota

setelah mendapat rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang

kesehatan pada pemerintah daerah kabupaten/kota.

Untuk memperoleh izin mendirikan, RS harus memenuhi persyaratan

yang meliputi :

a. Studi Kelayakan

Studi kelayakan pada dasarnya adalah suatu awal kegiata perencanaan

rumah sakit secara fisik dan non fisik yang berisi tentang :

1. Kajian kebutuhan pelayanan rumah sakit, meliputi:

a) Demografi, yang mempertimbangkan luas wilayah dan

kepadatan penduduk, serta karakteristik penduduk yang

meliputi umur, jenis kelamin dan status perkawinan);

b) Sosio-ekonomi, yang mempertimbangkan kultur/kebudayaan,

tingkat pendidikan, angkatan kerja, lapangan pekerjaan,

pendapatan domestik rata-rata bruto;

c) Morbiditas dan mortalitas, yang mempertimbangkan 10

penyakit utama (Rumah Sakit, Puskesmas Rawat jalan,

Rawat inap), angka kematian (GDR, NDR), angka persalinan,

dan seterusnya;

d) Sarana dan prasarana kesehatan yang mempertimbangkan

jumlah, jenis dan kinerja layanan kesehatan , jumlah

spesialisasi dan kualifikasi tenaga kesehatan, jumlah dan jenis

layanan penunjang (canggih, sederhana dan seterusnya); dan

Page 13: Laporan RSHM (RS Hasna Medika) RS Jantung Cirebon

13

e) Peraturan perundang-undangan yang mempertimbangkan

kebijakan pengembangan wilayah pembangunan sektor non

kesehatan, kebijakan sektor kesehatan dan perumah sakitan.

2. Kajian kebutuhan sarana/fasilitas dan peralatan medik/non medik,

dana dan tenaga yang dibutuhkan untuk layanan yang akan

diberikan, meliputi:

a) Sarana dan fasilitas fisik yang mempertimbangkan rencana

cakupan, jenis layanan dan fasilitas lain dengan mengacu dari

kajian kebutuhan dan permintaan (program fungsi dan pogram

ruang);

b) Peralatan medik dan non medik yang mempertimbangkan

perkiraan peralatan yang akan digunakan dalam kegiatan

layanan;

c) Tenaga / sumber daya manusia yang mempertimbangkan

perkiraan kebutuhan tenaga dan kualifikasi; dan

d) Pendanaan yang mempertimbangkan perkiraan kebutuhan dana

investasi.

3. Kajian kemampuan pembiayaan yang meliputi:

a) Prakiraan pendapatan yang mempertimbangkan proyeksi

pendapatan yang mengacu dari perkiraan jumlah kunjungan

dan pengisian tempat tidur;

b) Prakiraan biaya yang mempertimbangkan proyeksi biaya tetap

dan biaya tidak tetap dengan mengacu pada perkiraan sumber

daya manusia;

c) Proyeksi Arus Kas (5 -10 tahun);dan

d) Proyeksi Laba/Rugi (5 – 10 tahun).

b. Master plan

Master plan adalah strategi pengembangan aset untuk sekurang-

kurangnya sepuluh tahun kedepan dalam pemberian pelayanan

kesehatan secara optimal yang meliputi identifikasi proyek

perencanaan, demografis, tren masa depan, fasilitas yang ada, modal

dan pembiayaan.

Page 14: Laporan RSHM (RS Hasna Medika) RS Jantung Cirebon

14

c. Status kepemilikan

Rumah Sakit dapat didirikan oleh:

1. Pemerintah, harus berbentuk Unit Pelaksana Teknis dari Instansi

yang bertugas dibidang kesehatan dan instansi tertentu dengan

pengelolaan Badan Layanan Umum, Pemerintah Daerah, harus

berbentuk Lembaga Teknis Daerah dengan pengelolaan Badan

Layanan Umum Daerah, atau

2. Swasta, harus berbentuk badan hukum yang kegiatan usahanya

hanya bergerak di bidang perumah sakitan

a) Badan hukum dapat berbentuk Yayasan, Perseroan,

perseroan terbatas, Perkumpulan dan Perusahaan Umum.

b) Badan hukum dalam rangka penanaman modal asing atau

penanaman modal dalam negeri harus mendapat

rekomendasi dari instansi yang melaksanakan.

d. Luas tanah dan sertifikat

Luas tanah untuk Rumah Sakit dengan bangunan tidak

bertingkat, minimal 1½ (satu setengah) kali luas bangunan dan untuk

bangunan bertingkat minimal 2 (dua) kali luas bangunan lantai dasar.

Luas tanah dibuktikan dengan akta kepemilikan tanah yang sah sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan.

e. Penanaman RS

a. Harus menggunakan bahasa Indonesia, dan

b. Tidak boleh menambahkan kata ”internasional”, ”kelas dunia”,

”world class”,”global” dan/atau kata lain yang dapat

menimbulkan penafsiran yang menyesatkan bagi masyarakat.

f. Izin undang-undang gangguan (HO) Izin, Mendirikan Bangunan

(IMB), Izin Penggunaan Bangunan (IPB) dan Surat Izin Tempat

Usaha (SITU) yang dikeluarkan oleh instansi berwenang sesuai

ketentuan yang berlaku.

g. Persyaratan pengolahan limbah meliputi Upaya Kesehatan

Lingkungan (UKL), Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) dan

Page 15: Laporan RSHM (RS Hasna Medika) RS Jantung Cirebon

15

atau Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) yang dilaksanakan

sesuai jenis

RS harus mulai dibangun setelah mendapatkan izin mendirikan yang

diberikan untuk jangka waktu 2 tahun dan dapat diperpanjang 1 tahun.

Pemohon yang telah memperoleh izin mendirikan RS, apabila dalam jangka

waktu tersebut belum atau tidak melakukan pembangunan RS, maka

pemohon harus mengajukan izin baru sesuai ketentuan izin awal. Untuk

mendapatkan izin operasional, RS harus memenuhi persyaratan yang

meliputi :

a. Memiliki Izin mendirikan

b. Sarana dan prasarana

Tersedia dan berfungsinya sarana dan prasarana pada rawat

jalan, rawat inap, gawat darurat, operasi/bedah, tenaga kesehatan,

radiologi, ruang laboratorium, ruang sterilisasi, ruang farmasi, ruang

pendidikan dan latihan, ruang kantor dan administrasi, ruang ibadah,

ruang tunggu, ruang penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit;

ruang menyusui, ruang mekanik, ruang dapur, laundry, kamar

jenazah, taman, pengolahan sampah, dan pelataran parkir yang

mencukupi sesuai dengan jenis dan klasifikasinya.

c. Peralatan

1. Tersedia dan berfungsinya peralatan/perlengkapan medik

dan non medik untuk penyelenggaraan pelayanan yang

memenuhi standar pelayanan, persyaratan mutu, keamanan,

keselamatan dan laik pakai sesuai dengan jenis dan

klasifikasinya.

2. Memiliki izin pemanfaatan dari instansi berwenang sesuai

ketentuan yang berlaku untuk peralatan tertentu, misalnya;

penggunaan peralatan radiologi harus mendapatkan izin dari

Bapeten.

d. Sumber Daya Manusia

Page 16: Laporan RSHM (RS Hasna Medika) RS Jantung Cirebon

16

Tersedianya tenaga medis, dan keperawatan yang purna waktu,

tenaga kesehatan lain dan tenaga non kesehatan telah terpenuhi sesuai

dengan jumlah, jenis dan klasifikasinya.

e. Admisintrasi dan manajemen

1. Memiliki organisasi paling sedikit terdiri atas Kepala Rumah

Sakit atau Direktur Rumah Sakit,unsur pelayanan medis, unsur

keperawatan, unsure penunjang medis, komite medis, satuan

pemeriksaan internal, serta administrasi umum dan keuangan.

a) Kepala Rumah Sakit harus seorang tenaga medis yang

mempunyai kemampuan dan keahlian di bidang

perumahsakitan.

b) Tenaga struktural yang menduduki jabatan sebagai

pimpinan harus berkewarganegaraan Indonesia.

c) Pemilik Rumah Sakit tidak boleh merangkap menjadi

kepala Ruma Sakit.

2. Membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktik

kedokteran atau kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya.

3. Memiliki dan menyusun dan melaksanakan peraturan internal

Rumah Sakit (hospital by laws dan medical staf by laws).

4. Memiliki standar prosedur operasional pelayanan Rumah Sakit.

Izin operasional sementara diberikan kepada RS yang belum dapat

memenuhi seluruh persyaratan. Izin operasional sementara diberikan untuk

jangka waktu 1 tahun. RS yang telah memiliki izin operasional sementara

harus mengajukan surat permohonan penetapan kelas RS kepada menteri.

Permohonan tersebut diajukan dengan melampirkan :

a. Rekomendasi dari dinas kesehatan kabupaten/kota dan dina kesehatan

provinsi

b. Profil dan data RS

c. Isian instrumen self assessment penetapan kelas.

RS yang telah memiliki izin operasional sementara dan mendapatkan

penetapan kelas RS akan diberikan izin operasional tetap yang berlaku

Page 17: Laporan RSHM (RS Hasna Medika) RS Jantung Cirebon

17

untuk jangka waktu 5 tahun dan dapat diperpanjang kembali selama

memenuhi persyaratan.

Page 18: Laporan RSHM (RS Hasna Medika) RS Jantung Cirebon

18

BAB III

PEMBAHASAN

III.1 Profil Rumah Sakit Khusus Jantung Hasna Medika

a. Latar Belakang

1. Menyadari kebutuhan akan pelayanan kesehatan yang terintegrasi

dengan baik bagi masyarakat Cirebon khususnya dan wilayah III

Cirebon pada umumnya yang mengutamakan kualitas biaya yang

terjangkau.

2. Rumah Sakit Khusus Jantung Hasna Medika didirikan dengan

landasan hasrat untuk melengkapi sarana pelayanan kesehatan

yang ada di Cirebon dengan dukungan tenaga medis professional

dengan sarana penunjang medis yang mengutamakan rasionalitas,

efektifitas dan efisiensi.

3. Memperhatikan akan kebutuhan masyarakat atas suatu layanan

yang terintegrasi di dalam suatu lingkungan (One Stop Services)

untuk kualitas kesehatan masyarakat yang lebih baik.

4. Memberikan salah satu sarana karya di dalam lingkup sebuah

legalitas organisasi perseroan untuk memberdayakan sumber daya

manusia di tempat sekitar organisasi berdiri yang beralamat di

Jalan Raden Gilap No.8 Kecamatan Palimanan Timur Kabupaten

Cirebon dengan dasar kejujuran, profesionalisme, ilmu

pengetahuan dan keterampilan yang tinggi serta rasa hormat

terhadap sesama untuk mewujudkan Indonesia sehat.

Page 19: Laporan RSHM (RS Hasna Medika) RS Jantung Cirebon

19

Gambar 1. Halaman depan RS Khusus Jantung Hasna Medika

b. Visi dan Misi

Visi :

Menjadi sarana layanan pelengkap yang memberikan layanan terbaik,

berkualitas, professional didasari dengan rasa kasih sayang terhadap

sesama untuk mewujudkan kesehatan masyarakat

Misi :

1. Secara berkesinambungan meningkatkan kompetensi Sumber

Daya Manusia dan memanfaatkan teknologi kedokteran, untuk

pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat.

2. Memberikan pelayanan kesehatan terintegrasi yang rasional

efisien dan terjangkau sehingga bermanfaat bagi pasien, keluarga

pasien dan masyarakat.

3. Memberikan suatu layanan terapi dengan menggunakan teknologi

terapi terkini di tunjang dengan sumber daya manusia yang

kompeten.

4. Berusaha untuk memajukan wilayah Kabupaten Cirebon dengan

memberikan suatu wadah Organisasi terpadu di Bidang

Kesehatan dalam pemberian lapangan kerja bagi masyarakat

sekitar khususnya dan umumnya untuk sumber daya manusia

Page 20: Laporan RSHM (RS Hasna Medika) RS Jantung Cirebon

20

yang berkualitas yang hasilnya untuk memberi kemajuan dalam

taraf pemenuhan derajat kesehatan masyarakat.

5. Menjadi perintis dalam layanan medis khusus dalam bidang

kesehatan Cardiovascular dengan menggunakan alat-alat

penunjang medis terkini, ditunjang dengan dukungan tenaga

medis yang profesional.

c. Lokasi

Lokasi rumah sakit berada tepatnya di Jalan Raden Gilap No.8 Desa

Palimanan Timur Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon, ± 50 m

dari perempatan Palimanan. Dibangun di atas tanah seluas ± 6000 m2.

Bangunan memiliki 10 ruangan praktek dokter, ruangan apotek dan

gudang obat, instalasi farmasi rumah sakit, laboratorium kateterisasi

jantung, ruangan ECHO/USG, ruangan treadmill, terapi EECP-OZOn-

LASER, ruangan laboratorium, ruangan rontgen, mushalla, kantin,

area tunggu pasien dan area parkir luas (± 4000m2) dan ruang rawat

inap yang terbagi atas ruang rawat VIP, ruang rawat kelas.

Gambar 2. Denah Lokasi

d. Fasilitas pelayanan

Fasilitas pelayanan yang akan diberikan di Rumah Sakit Khusus

Jantung Hasna Medika bersifat promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif, pelayanan di Rumah Sakit Khusus Jantung Hasna

Page 21: Laporan RSHM (RS Hasna Medika) RS Jantung Cirebon

21

Medika merupakan pelayanan yang menyelenggarakan Medis Dasar

dan Spesialistik dilaksanakan dalam bentuk rawat jalan dan rawat inap

sesuai dengan ketentuan didalam permenkes RI

no.340/MENKES/PER/III/2010.

1. Pelayanan Rawat Jalan

Gambar 3. EECP (Enhanced External counterpulsation therapy) adalah prosedur rawat jalan non invasif, bertujuan mengurangi serangan angina dengan cara

meningkatkan perfusi darah ke kawasan otot jantung yang kekurangan pasokan darah akibat penyempitan atau penyumbatan pembuluh koroner.

a) Pelayanan dokter umum

1) dr. Risti Grantia

2) dr. Gita

3) dr. Dedi

4) dr. Nurdin

b) Pelayanan dokter spesialis, terdiri dari :

1) Spesialis jantung dan pembuluh darah :

- dr. H. Gugun Iskandar H, Sp.JP., FIHA

- dr. Chaerul Ahmad, Sp.JP., FIHA

- dr. Armand, Sp.JP., FIHA

- dr. Hizbullah, Sp.JP., FIHA

2) Spesialis Paru : dr. Uun Unaidi, Sp.P

3) Spesialis bedah : dr. Handjojo, Sp.B

4) Spesialis obstetri dan ginekologi : dr. Deni, SpOG

Page 22: Laporan RSHM (RS Hasna Medika) RS Jantung Cirebon

22

5) Spesialis syaraf : dr. Hartono., Sp.S

6) Spesialis penyakit dalam : dr. Sibli, Sp.PD

7) Spesialis rehabilitasi medik : dr. Dindin Hardi G., Sp.RM

8) Spesialis anak : dr. Zinatul Faizah. Sp.A

9) Spesialis Akupuntur : dr. Tria K

10) Spesialis radiologi

11) Spesialis THT : dr. Ade Burhanudin, Sp.THT

12) Spesialis Anestesi

13) Poloklinik gigi : drg. Hilda Syafei

14) Instalasi gizi medis

15) Instalasi farmasi dan alat kesehatan

2. Pelayanan Rawat Inap

Gambar 4. Ruang perawatan kelas I dengan fasilitas AC, single bed 3 crank manual, over bed table, bed side cabinet, O2 Central, 2 sofa, bathroom with

water heater, LCD tv 32”

Page 23: Laporan RSHM (RS Hasna Medika) RS Jantung Cirebon

23

Gambar 5. Kelas II dengan fasilitas AC, double bed 2 crank manual, over bed table, bed side cabinet, O2 central, bathroom with water heater, LCD TV 32”

Gambar 5. Kelas III dengan fasilitas AC, triple bed 2 crank manual, over bed table, bed side cabinet, O2 Central, bathroom with water heater, LCD TV 32”

Page 24: Laporan RSHM (RS Hasna Medika) RS Jantung Cirebon

24

Gambar 6. Ruang perawatan VIP A dan B dengan fasilitas AC, single bed 3 crank electric, over bed table, bed side cabinet, O2 Central, sofa bed,

refrigerator, mini kitchen set for A, bathroom with water heater, LCD tv 32”

Gambar 7. Ruang ICU dengan fasilitas AC, 4 bed 3 crank manual, over bed table, bed side cabinet, O2 Central, bathroom with water heater,

patient monitor, supporting med devices, 24 hour medical staff

Page 25: Laporan RSHM (RS Hasna Medika) RS Jantung Cirebon

25

Gambar 8. OZON. Salah satu metode healing therapy adalah terapi ozon, terapi pengayaan oksigen atau ozonisasi dalam darah untuk memperbaiki sel-sel tubuh.

Gambar 9. ILLIB (Intravascular Laser Irradiation on blood. Therapy) ini bermanfaat untuk pasien dengan penyakit cardiovascular untuk memperbaiki

viskositas pembuluh darah.

Page 26: Laporan RSHM (RS Hasna Medika) RS Jantung Cirebon

26

3. Pelayanan Unit Gawat Darurat

gambar 10. Instalasi gawat darurat

4. Laboratorium kateterisasi jantung Eurocolombus, euroampli alien

italy

Gambar 11. Lab kateterisasi Jantung di dukung oleh SDM dan alat angiocardiography yang mutakhir. Lab. Kateterisasi Jantung hadir di Cirebon.

Page 27: Laporan RSHM (RS Hasna Medika) RS Jantung Cirebon

27

Gambar 12. Echocardiography. Medical Devices dengan menggunakan ultrasound untuk mendeteksi kelainan struktur anatomi jantung dan pembuluh

darah serta fungsi pompa jantung.

5. Instalasi radiologi

Page 28: Laporan RSHM (RS Hasna Medika) RS Jantung Cirebon

28

6. Instalasi farmasi dan alat kesehatan

Gambar 13. Layanan apotek dan instalasi farmasi 24 jam, menjamin ketersediaan akan kebutuhan obat-obatan oral dan injeksi juga bahan dan alat habis pakai sehingga

pelayanan akan kebutuhan obat dapat segera dilayani dengan baik.

7. Laboratorium kesehatan

Gambar 14. Treadmill stress test dengan pembebanan dapat mengetahui fungsi jantung secara mekanik

Page 29: Laporan RSHM (RS Hasna Medika) RS Jantung Cirebon

29

Gambar 15. Laboratorium klinik

e. Dewan Sekertaris dan Direksi

Gambar 16. Diagram dewan sekertaris dan direksi

III.2 Hasil Wawancara

dr. H. Gugun Iskandar Hadiyat, Sp.JP selaku direktur Rumah Sakit

Hasna Medika menyatakan bahwa RSHM dibangun lewat hasrat untuk

membuat sebuah layanan yang mengedepankan mutu untuk memenuhi

harapan pasien dan harapan semua stake holder. Tercatat baru berumur 9

bulan RS ini berdiri, berbekal pengalaman, pengamatan dan dedikasi

tentunya, seorang dr. Gugun memberanikan diri untuk memberikan layanan

fokus jantung di daerah Kabupaten Cirebon.

Page 30: Laporan RSHM (RS Hasna Medika) RS Jantung Cirebon

30

dr. Gugun mengawali karir sebagai dokter semenjak tahun 1994. Pada

tahun tersebut, dr. Gugun berstatus sebagai dokter PTT disebuah Puskesmas

Palimanan, Kabupaten Cirebon. Setelah masa status sebagai dokter PTT

dilewati, dr. Gugun memutuskan untuk meneruskan sekolah spesialis

Jantung di Harapan Kita pada tahun 2001 dan selesai di tahun 2005.

Setelah selesai sekolah spesialis jantung, ia pun diajukan untuk

diangkat sebagai staff. Namun menolak dengan alasan ingin kembali ke

daerah. dr. Gugun kembali ke daerah sebagai dokter spesialis jantung

dimana jasa pelayanannya ia rasakan sangat dibutuhkan. Ilmu dan jasa

pelayanannya benar-benar membantu beberapa RS di tingkat Kabupaten

untuk menangani penyakit jantung. “Waktu itu para penderita penyakit

jantung tidak bisa mendapatkan penanganan medis dengan segera karena

harus dirujuk di RS luar kabupaten”, ujar dr. Gugun. “Padahal penyakit

jantung itu cenderung bersifat emergency”, tambahnya.

Adalah sebuah tantangan terbesar bagi seorang dr. Gugun kemudian

untuk mengembangkan fokus pelayanan jantung di daerah dimana persoalan

birokrasi dipermasalahkan dan itu muncul dari sisi administratif. Maka

dengan segenap upaya yang dimiliki, tahun 2009, dr. Gugun mendirikan

klinik jantung dan seiring berjalannya waktu pada tahun 2012, RSHM resmi

didirikan.

“Waktu itu saya bermimpi ingin mendirikan RS tapi saya fikir

kembali bahwa itu semua benar-benar mimpi apabila saya membangun

sebuah RS. Akhirnya saya memulai dari yang paling dasar yaitu membuat

klinik. Alhamdulillahnya pada saat itu keluarlah permenkes no.28 tentang

klinik dengan perawatan. Akhirnya saya mengajukan ke Dinas Kesehatan

Kabupaten Cirebon untuk membuat klinik dengan tempat perawatan”, cerita

dr. Gugun. Lokasi klinik yang menjadi RSHM ini terletak di daerah

perkampungan, bekas RSB bidan.

“Disaat sedang mempersiapkan berkas-berkas klinik tersebut, sahabat-

sahabat saya menyarankan kenapa ga bikin aja RS khusus jantung? DI

Cirebon kan belum ada. Wah saat itu saya senang campur bingung karena

bikin RS itu ga gampang dari mulai birokrasinya, SDM dan modal yang

Page 31: Laporan RSHM (RS Hasna Medika) RS Jantung Cirebon

31

besar. Tapi karena banyak yang mendukung saya akhirnya saya

mengucapkan basmalah dan melanjutkan cita-cita saya untuk membangun

RS khusus Jantung”, ujarnya.

Modal yang dikeluarkan oleh dr. Gugun untuk membangun RS pun

tidak sedikit, beliau termasuk orang yang nekat dan optimis sehingga beliau

berani untuk membangun RSHM dari kocek pribadinya. “Itu bukan modal

yang sedikit. Dulu sebelum saya sekolah lagi, saya praktek dan

alhamdulillah cukup banyak pasien yang percaya pada saya sehingga dulu

pada saat saya sedang PPDS saya sempat membangun rumah di Bandung

dan saya kontrakin ke orang asing. Alhamdulillahnya lagi itu bisa buat bekal

saya untuk membangun RSHM walaupun masih ada campur tangan dari

pihak bank sebagai pinjaman modal dan jaminannya pun tidak sedikit

bahkan jaminan yang harus disimpan di bank harus lebih besar daripada

pinjaman kita”, tutur dr. Guntur yang memiliki target lain saat membangun

RS yaitu berbagi dengan sesama dimana rezeki yang ada di RSHM dapat

dibagi dengan 96 karyawan dan 15 dokter lainnya.

Perbedaan RSHM dengan RS lainnya adalah di ketertiban pada

pasien. Di RSHM disediakan ruang untuk keluarga pasien menginap dan

hanya ada 1 keluarga pasien yang boleh menemani pasien di dalam kamar

pasien.

Page 32: Laporan RSHM (RS Hasna Medika) RS Jantung Cirebon

32

BAB IV

PENUTUP

IV.1 Kesimpulan

Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan tempat

menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai

kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani

masalah medik untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik.

RSHM merupakan suatu contoh RS yang melayani pelayanan medik khusus

jantung. Walaupun membangun perlu modal besar, asalkan dapat

memperhitungkan segalanya dengan baik akan terwujud cita-cita yang

mulia.

IV.2 Saran

Jadilah dokter yang sepenuhnya, semaksimalnya jangan menjadi dokter

yang setengah-setengah, pantang menyerah, sombong, gegabah dan sifat

tercela lainnya. Jadilah dokter yang baik dan berbagi antar sesama agar

dikehidupan mendatang menjadi indah.

Page 33: Laporan RSHM (RS Hasna Medika) RS Jantung Cirebon

33

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 147/MENKES/PER/I/2010 tentang perizinan rumah sakit

Siregar, CH. 2004. Farmasi Rumah Sakit, Teori dan Penerapan. EGC : Jakarta

Page 34: Laporan RSHM (RS Hasna Medika) RS Jantung Cirebon

34

LAMPIRAN

Foto bersama dengan direktur RSHM, dr. Gugun Iskandar H., Sp.JP., FIHA

Suasana kantin RSHM

Page 35: Laporan RSHM (RS Hasna Medika) RS Jantung Cirebon

35

Maket rencana pengembangan RSHM

Suasana ruang tunggu pasien di RSHM