Laporan Pendahuluan Asma

11
A. Pengertian Asma bronchial adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitten, reversibel dimana trakheobronkhial berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu. Asma bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trachea dan bronkhus terhadap berbagai rangsangandengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan. B. Etiologi Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya serangan asma bronkhial. 1. Faktor Predisposisi - Genetik Yang diturunkan adalah bakat alergi meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunannya. Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat yang juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan faktor pencetus. 2. Faktor Presipitasi - Alergen Alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

Transcript of Laporan Pendahuluan Asma

Page 1: Laporan Pendahuluan Asma

A.      Pengertian

Asma bronchial adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitten, reversibel

dimana trakheobronkhial berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.

Asma bronchial adalah suatu penyakit dengan  ciri meningkatnya respon

trachea dan bronkhus terhadap berbagai rangsangandengan manifestasi adanya

penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara

spontan maupun hasil dari pengobatan.

 

B.      Etiologi

Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya

serangan asma bronkhial.

1.       Faktor Predisposisi

-          Genetik

Yang diturunkan adalah bakat alergi meskipun belum diketahui bagaimana

cara penurunannya. Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai

keluarga dekat yang juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat

alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronkhial jika

terpapar dengan faktor pencetus.

2.       Faktor Presipitasi

-          Alergen

Alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

a)      Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan. Contoh: debu, bulu

binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri, dan polusi.

b)      Ingestan, yang masuk melalui mulut. Contoh: makanan dan obat-obatan

c)       Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit. Contoh: perhiasan,

logam, dan jam tangan.

-          Perubahan cuaca

Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma.

Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti musim hujan,

musim kemarau, musim bunga. Hal ini berhubungan dengan arah angin,

serbuk bunga, dan debu.

-          Stress

Stress/gangguan emosi dapat menjadi pencetus asma dan memperberat

serangan asma yang sudah ada. Penderita diberikan motivasi untuk

Page 2: Laporan Pendahuluan Asma

menyelesaikan masalah pribadinya karena jika stressnya belum diatasi maka

gejala asmanya belum bisa diobati.

-          Olah raga/aktivitas jasmani yang berat

Sebagian besar penderita akan mendapat serangan juka melakukan aktivitas

jasmani atau olahraga yang berat.lari cepat paling mudah menimbulkan

serangan asma.

 

C.      Klasifikasi

Berdasarkan penyebabnya, asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe,

yaitu:

1.       Ekstrinsik (alergik)

Ditandai dengan reaksi alergi yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus

yang spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan (antibiotik

dan aspirin), dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya

suatu predisposisi genetik terhadap alergi.

2.       Intrinsik (non alergik)

Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap penctus yang

tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan

oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi. Serangan asma ini menjadi

lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang

menjadi bronkhitis kronis dan emfisema. Beberapa pasien akan mengalami asma

gabungan.

3.       Asma gabungan

Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari

bentuk alergik dan non-alergik.

 

D.      Patofisiologi

Asma ditandai dengan kontraksi spastik dari otot polos bronkhiolus yang

menyebabkan  sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas

bronkhiolus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada asma tipe

alergi diduga terjadi dengan cara: seseorang alergi àmembentuk sejumlah antibodi IgE

abnormal àreaksi alergi. Pada asma, antibodi ini terutama melekat pada sel mast yang

terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan bronkhiolus dan

bronkhus kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka antibodi IgE orang tersebut

Page 3: Laporan Pendahuluan Asma

meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan

menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin,

zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrien), faktor kemotaktik

eosinofilik, dan bradikinin. Efek gabungan dari semua faktor ini akan menghasilkan

edema lokal pada dinding bronkhiolus kecil maupun sekresi mukus yang kental dalam

lumen bronkhiolus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan

tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat.

Pada asma, diameter bronkhiolus berkurang selama ekspirasi daripada selama

inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama ekspirasi paksa menekan

bagian luar bronkhiolus. Bronkhiolus sudah tersumbat sebagian maka sumbatan

selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat

terutama selama ekspirasi.pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi

dengan baik dan adekuat tetapi hanya sekali-kali melakukan ekspirasi. Hal ini

menyebabkan dispnea. Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi

sangat meningkat selama serangan asma akibat kesulitan mengeluarkan udara

ekspirasi dari paru. Hal in dapat menyebabkan barrel chest.

 

E.       Manifestasi Klinis

Biasanya pada penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan gejala

klinis, tapi pada saat serangan penderita tampak bernafas cepat dan dalam, gelisah,

duduk dengan menyangga ke depan, serta tanpa otot-otot bantu pernafasan bekerja

dengan keras. Gejala klasik: sesak nafas, mengi (wheezing), batuk, dan pada sebagian

penderita ada yang merasa nyeri di dada. Pada serangan asma yang lebih berat, gejala

yang timbul makin banyak, antara lain: silent chest, sianosis, gangguan kesadaran,

hiperinflasi dada, takikardi, dan pernafasan cepat-dangkal. Serangan asma sering

terjadi pada malam hari.

 

F.       Komplikasi

Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah:

1.       Status asmatikus adalah setiap serangan asma berat atau yang kemudian

menjadi berat dan tidak memberikan respon (refrakter) adrenalin dan atau

aminofilin suntikan dapat digolongkan pada status asmatikus. Penderita harus

dirawat dengan terapi yang intensif.

Page 4: Laporan Pendahuluan Asma

2.       Atelektasis adalah pengerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibat

penyumbatan saluran udara (bronkus maupun bronkiolus) atau akibat pernafasan

yang sangat dangkal.

3.       Hipoksemia adalah tubuh kekurangan oksigen

4.       Pneumotoraks adalah terdapatnya udara pada rongga pleura yang

menyebabkan kolapsnya paru.

5.       Emfisema adalah penyakit yang gejala utamanya adalah penyempitan

(obstruksi) saluran nafas karena kantung udara di paru menggelembung secara

berlebihan dan mengalami kerusakan yang luas.

G.     Penatalaksanaan

Prinsip umum pengobatan asma bronkhial adalah:

1.       Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segera

2.       Mengenal dan menghindari faktor-faktor yang dapat mencetuskan serangan

asma

3.       Memberikan penerangan kepada penderita atau keluarganya mengenai penyakit

asma. Meliputi pengobatan dan perjalanan penyakitnya sehingga penderita

mengerti tujuan pengobatan yang diberikan dan bekerjasama dengan dokter atau

perawat yang merawat.

-       Pengobatan

Pengobatan pada asma bronkhial terbagi 2, yaitu:

1)      Pengobatan non farmakologik

a.       Memberikan penyuluhan

b.      Menghindari faktor pencetus

c.       Pemberian cairan

d.      Fisioterapi

e.      Beri O₂ bila perlu

2)      Pengobatan farmakologik

-  Bronkodilator: obat yang melebarkan saluran nafas. Terbagi dalam 2 golongan:

a.       Simpatomimetik/andrenergik (adrenalin dan efedrin)

Nama obat: Orsiprenalin (Alupent), fenoterol (berotec), terbutalin

(bricasma).

b.      Santin (teofilin)

Page 5: Laporan Pendahuluan Asma

Nama obat: Aminofilin (Amicam supp), Aminofilin (Euphilin Retard),

Teofilin (Amilex)

Penderita dengan penyakit lambung sebaiknya berhati-hati bila minum obat

ini.

-          Kromalin

Kromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan tetapi merupakan obat

pencegah serangan asma. Kromalin biasanya diberikan bersama-sama obat

anti asma yang lain dan efeknya baru terlihat setelah pemakaian 1 bulan.

-          Ketolifen

Mempunya efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin. Biasanya

diberikan dosis 2 kali 1 mg/hari. Keuntungan obat ini adalah dapat diberikan

secara oral.

I.        Asuhan Keperawatan

1.       Pengkajian

a.       Riwayat kesehatan masa lalu

-  Kaji riwayat pribadi atau keluarga tentang penyakit paru sebelumnya

-  Kaji riwayat reksi alergi atau sensitivitas terhadap zat/faktor lingkungan

b.      Aktivitas

-  Ketidakmampuan melakukan aktivitas karena sulit bernafas

-  Adanya penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan bentuan melakukan

aktivitas sehari-hari

-  Tidur dalam posisi duduk tinggi

c.       Pernapasan

-  Dispnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau latihan

-  Napas memburuk ketika klien berbaring telentang di tempat tidur

-  Menggunakan alat bantu pernapasan, misal meninggikan bahu, melebarkan

hidung.

-  Adanya bunyi napas mengi

-  Adanya batuk berulang

d.      Sirkulasi

-  Adanya peningkatan tekanan darah

-  Adanya peningkatan frekuensi jantung

-  Warna kulit atau membran mukosa normal/abu-abu/sianosis

Page 6: Laporan Pendahuluan Asma

e.      Integritas ego

-  Ansietas

-  Ketakutan

-  Peka rangsangan

-  Gelisah

f.        Asupan nutrisi

-  Ketidakmampuan untuk makan karena distress pernapasan

-  Penurunan berat badan karena anoreksia

g.       Hubungan sosial

-  Keterbatasan mobilitas fisik

-  Susah bicara atau bicara terbata-bata

-  Adanya ketergantungan pada orang lain

Pemeriksaan Penunjang

a.     Pemeriksaan radiologi

Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu serangan

menunjukkan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang

bertambah dan peleburan rongga intercostalis, serta diafragma yang menurun.

Akan tetapi bila terdapat komplikasi, maka kelainan yang didapat adalah

sebagai berikut:

-  Bila disertai dengan bronkhitis, maka bercak-bercak di hilus akan bertambah

-  Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran radiolusen

akan semakin bertambah.

-  Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltrat pada paru

-  Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis lokal

-  Bila terjadi pneumonia mediastinum, pneutoraks, dan pneumoperikardium,

maka dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru.

b.    Pemeriksaan tes kulit

Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang

dapat menimbulkan reaksi yang positif pada asma.

c.     Elektrokardiografi

Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi

menjadi 3 bagian dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada

empisema paru, yaitu:

Page 7: Laporan Pendahuluan Asma

-  Perubahan aksis jantung, pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock

wise rotation

-  Terdapat tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya RBB (Right

Bundle branch Block)

-  Tanda-tanda hipoksemia, yaitu terdapatnya sinus takikardia, SVES, dan

VES atau terjadinya depresi segmen ST negatif.

d.    Scanning Paru

Dapat diketahui bahwa redistribusi udara selama serangan asma tidak

menyeluruh pada paru-paru.

e.    Spirometri

Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan napas reversibel. Pemeriksaan

spirometri tdak saja penting untuk menegakkan diagnosis tetapi juga penting

untuk menilai berat obstruksi dan efek pengobatan.

2.       Diagnosa Keperawatan

1)      Bersihan jalan napas tidak efektif b.d bronkospasme

2)      Gangguan pertukaran gas b.d gangguan suplai oksigen

3)      Cemas pada orang tua dan anak b.d penyakit yang dialami anak

4)      Risiko tinggi koping keluarga tidak efektif b.d tidak terpenuhinya kebutuhan

psikososial orang tua

DAFTAR PUSTAKA

 Betz Cecily, Linda A Sowden. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatrik. EGC:

Jakarta.

- Capernito, Lynda J. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis.

EGC: Jakarta.

- Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. EGC: Jakarta.

- Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29.EGC: Jakarta.

- http://library.usu.ac.id/download/fk/keperawatan-dudut2.pdf