Laporan Manajemen Kasus GA 1

download Laporan Manajemen Kasus GA 1

of 16

Transcript of Laporan Manajemen Kasus GA 1

  • 8/18/2019 Laporan Manajemen Kasus GA 1

    1/16

    Laporan Manajemen Kasus

    General Anestesi 1

     Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik 

     Bagian Ilmu Anestesi dan Reanimasi

     Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia RSUD dr. Soeroto Ngai

    Disusun oleh:

    Putri Nurhayati (10711222)

    Pemimin! :

    "r# $aman! %riyono& 'p#An#& Msi#Me"

    KPAN%*AAN KLNK 

    $AGAN LM+ AN'%' DAN *ANMA'

    ,AK+L%A' KD-K%*AN

    +N.*'%A' 'LAM ND-N'A

    *'+D D*# '-*-%- NGA/

    201

    Manajemen Kasus General Anestesi

    Se!tio "aesarea #S"$

    DN%%A'

     Nama Pasien : Ny. BM

    Umur : 28 tahun

    Alamat : Margomulyo

    Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

  • 8/18/2019 Laporan Manajemen Kasus GA 1

    2/16

    Agama : Islam

     No. RM : 282!

    Tgl "#erasi : $% &anuari 2$'

    ANAMN''

    Autoanamnesis (an #engambilan (ata sekun(er (ari status #asien #a(a tanggal

    $% &anuari 2$'.

    a# Keluhan +tama

    ") (ikirim (ari (r. )#."* karena (iin(ikasi untuk melahirkan melalui o#erasi

    )+.

    # *iayat Penyait 'earan!

    Pa(a tanggal $' &anuari #asien (atang kerumah sakit memba,a rujukan (ari

    Bi(an (esa (engan (iagnosis *2PA$ hamil -8 minggu hari (engan /etak 

    )ungsang 0 B)+ tahun yang lalu 0 Tak In#artu. 1emu(ian #asien (irenanakan

    untuk (ilakukan o#erasi )etio +aesarea #a(a tanggal $% &anuari 2$'.

    3# Anamnesis 'istem

    3 +erebros#inal : #using 4356 (emam 4356 kejang 435

    3 1ar(io7askular : ber(ebar3(ebar 4356 nyeri (a(a 435

    3 Res#irasi : sesak naas 4356 batuk 435

    3 9igesti : BA1 normal

    3 Integumentum : gatal3gatal 4356 kemerahan (i kulit 435

    3 Muskuloskeletal : bengkak #a(a ekstremitas kaki 435

    "# *iayat Penyait Dahulu

    3 Ri,ayat asma : 435

    3 Ri,ayat (iabetes mellitus : 435

    3 Ri,ayat hi#ertensi : 435

    3 Ri,ayat alergi : 435

    e# *iayat Penyait Keluar!a

  • 8/18/2019 Laporan Manajemen Kasus GA 1

    3/16

    3 Ri,ayat asma : 435

    3 Ri,ayat (iabetes mellitus : 435

    3 Ri,ayat hi#ertensi : 435

    3 Ri,ayat alergi : 435

    PM*K'AAN ,'K 

    a. Pemeriksaan Umum

    3 1ea(aan umum : tam#ak kesakitan

    3 1esa(aran : om#os mentis

    3 Berat ba(an : ' kg

    3 Tinggi ba(an : m

    3 IMT : 2%6$ 4%vereight 5

    3 ;ital sign

    T9 : 2'

  • 8/18/2019 Laporan Manajemen Kasus GA 1

    4/16

    /ME

    *RANE

    RB+

    =*B

    =+T

    M+;

    M+=

    M+=+

    R9F+;

    R9F)9

    P/T

    MP;

    P9

    P+T

    .

    8.!

    .!

    .8

    -'.!

    8!.8

    28.

    --

    .-

    !.

    88

    $.

    .8

    $.8!

    $D!

  • 8/18/2019 Laporan Manajemen Kasus GA 1

    5/16

    PNA%ALAK'ANAAN AN'%'

    Pasien ,anita usia 28 tahun (engan *2PA$ hamil -8 minggu hari (engan

    /etak )ungsang 0 B)+ tahun yang lalu 0 Tak In#artu. A)A 2 ?. BB : ' kg6 TB :

    m6 T9 : 2'

  • 8/18/2019 Laporan Manajemen Kasus GA 1

    6/16

    3 BB : ' kg

    /angkah a,al sebelum (ilakukan in(uksi anestesi6 "2 sebanyak 8 l#m selama 2

    menit (iberikan ke#a(a #asien. 1emu(ian #ukul $.2$ IB in(uksi beru#a 1etamin

    %$ mg (imasukkan (an (isertai (engan musle rela>ant yaitu ?ron mg. )etelah

     #emberian in(uksi anestesi6 #astikan #asien su(ah terti(ur atau belum (engan

    melakukan #engeekan releks bulu mata (an rangsang nyeri. "#erasi (imulai setelah

    memastikan #asien su(ah terti(ur #a(a #ukul $.2 IB serta (ilakukan #emantauan

    terha(a# kea(aan #asien (iantaranya tan(a3tan(a 7ital6 airan (an #er(arahan setia#

    menit.

    )etelah (ilakukan #emberian in(uksi anestesi6 oksigen (iberikan ke#a(a #asien

    (engan menggunakan masker "2 sebanyak 8 l#m (an (ibantu (engan bagging selama

    2 menit. )elanjutnya (ilakukan intubasi (engan  &ndotra!heal 'u(e  No. %.$ (an

    (ilakukan #engeekan (engan ara melakukan #emeriksaan auskultasi #a(a ke(ua

    la#ang #aru untuk memastikan a#akah ?T su(ah masuk ke (alam trakea (an (alam

     #osisi yang benar. ?T (ihubungkan (engan mesin 7entilator (an (iatur 7olume ti(al

    menja(i '$$ serta (itambahkan (engan gas Isolurane C (an gas N2". )elain itu

    a(a bebera#a obat3obatan yang (iberikan antara lain injeksi @entanyl6 Asam

    Traneksamat.

    Bebera#a menit sebelum o#erasi selesai #emberian Isolurane (ihentikan (an #asien

    (iberikan bantuan naas seara manual sam#ai #asien (a#at bernaas (engan s#ontan.

    Pukul .$ o#erasi selesai (an (ilakukan tin(akan sution #a(a oroaring serta

    tin(akan ekstubasi. =asil #emantauan tan(a3tan(a 7ital se#erti tekanan (arah (an

    rekuensi na(i6 airan masuk serta airan keluar (ilakukan selama #roses anestesi

    a(alah sebagai berikut :

  • 8/18/2019 Laporan Manajemen Kasus GA 1

    7/16

  • 8/18/2019 Laporan Manajemen Kasus GA 1

    8/16

    &AM $.2$ $.2 $.-$ $.- $.$ $. $.$ $. .$$ .$ .

    T9

    4mm=g5

    2

    $

    %

    2

    '$<

    $8

    '2

  • 8/18/2019 Laporan Manajemen Kasus GA 1

    9/16

    Anamnesis meli#uti a#akah #asien #ernah men(a#at anestesia sebelumnya

    sangat #enting untuk mengetahui a#akah a(a hal3hal yang #erlu men(a#atkan

     #erhatian khusus misalnya alergi6 ri,ayat asma6 (iabetes melitus6 hi#ertensi6 mual6

    muntah6 nyeri otot6 gatal3gatal atau sesak naas #asa be(ah6 sehingga (a#at

    menentukan anestesi berikutnya (engan baik. Pemeriksaan isik meli#uti kea(aan

    gigi6 tin(akan buka mulut6 li(ah relati besar yang akan mem#engaruhi untuk tin(akan

    laringosko#i intubasi. 1ea(aan status isik yang (iukur (engan menggunakan

    klasiikasi A)A sebagai berikut :

    3 A)A I : #asien sehat organik6 isiologik6 #sikiatrik6 biokimia

    3 A)A II : #asien (engan #enyakit sistemik ringan atau se(ang

    3 A)A III : #asien (engan #enyakit sistemik berat6 sehingga akti7itas rutin

    terbatas

    3 A)A I; : #asien (engan #enyakit sistemik berat tak (a#at melakukan akti7itas

    rutin (an #enyakitnya meru#akan anaman kehi(u#annya setia# saat

    3 A)A ; : #asien sekarat yang (i#erkirakan (engan atau tan#a #embe(ahan

    hi(u#nya ti(ak akan lebih (ari 2 jam

    3 A)A ;I : #asien mati otak yang organ tubuhnya (a#at (iambil

    Pa(a #embe(ahan !ito atau emergen!y biasanya (iantumkan huru ?.

    Pasien Ny. BM6 28 tahun6 (engan (iagnosis Ny. BM6 28 tahun6 (engan

    (iagnosis *2PA$ hamil -8 minggu hari (engan /etak )ungsang 0 B)+ tahun

    yang lalu 0 Tak In#artu. 9ari hasil anamnesis6 ti(ak (i(a#atkan a(anya ri,ayat alergi

    obat6 asma6 (iabetes melitus6 hi#ertensi (an ti(ak se(ang memakai gigi #alsu.

    )ehingga #asien (a#at (imasukkan ke (alam klasiikasi A)A 2 ?6 yaitu #asien (engan

     #enyakit sistemik ringan atau se(ang (an #embe(ahan bersiat emergen!y.

    9ari hasil #emeriksaan laboratorium semua (alam batas normal. Ber(asarkan

    hasil konsultasi (engan (okter s#esialis anestesi6 #a(a #asien ini akan (ilakukan

    tin(akan anestesi umum 4*eneral Anaesthesia5 (engan meto(e semi !losed intu(ation

    menggunakan &ndotra!heal tu(e No. %.$. ?T (igunakan agar (a#at mem#ertahankan

     bebasnya jalan naas. 1arena #embe(ahan ini bersiat emergen!y  #erlu

    (i#ertimbangkan intake makanan (an airan #a(a #asien untuk menegah terja(inya

    regurgitasi lambung saat (ilakukan o#erasi.

    Anestesi a(alah suatu kea(aan (engan ti(ak a(anya rasa nyeri. Anestesi umum

    a(alah suatu kea(aan yang (itan(ai (engan hilangnya #erse#si terha(a# semua sensasi

    akibat in(uksi obat. Menurut 1ee et al 4!!'5 anestesi seimbang yaitu suatu

  • 8/18/2019 Laporan Manajemen Kasus GA 1

    10/16

    kombinasi obat3obatan yang sering (i#akai (alam anestesi umum. Anestesi seimbang

    ter(iri atas :

    . hi#notik (iberikan semalam sebelumnya

    2. #reme(iaksi6 se#erti analgesik narkotik atau benJo(iaJe#in 4misalnya6

    mi(aJolam5 (an antikolinergik 4ontoh6 atro#in5 untuk mengurangi sekresi

    (iberikan kira3kira jam sebelum #embe(ahan

    -. barbiturat (engan masa kerja singkat6 se#erti natrium tio#ental

    4Penthothal5

    . gas inhalan6 se#erti nitrous oksi(a (an oksigen

    . #elemas otot jika (i#erlukan.

    Taha#an anestesi (ibagi (alam sta(ium yaitu :

    . )ta(ium I 4sta(ium in(uksi atau eksitasi 7olunter56 (imulai (ari #emberian

    agen anestesi sam#ai menimbulkan hilangnya kesa(aran. Rasa takut (a#at

    meningkatkan rekuensi naas (an #ulsus6 (ilatasi #u#il6 (a#at terja(i urinasi

    (an (eekasi.

    2. )ta(ium II 4sta(ium eksitasi in7olunter56 (imulai (ari hilangnya kesa(aran

    sam#ai #ermulaan sta(ium #embe(ahan. Pa(a sta(ium ini terja(i eksitasi (an

    gerakan yang ti(ak menurut kehen(ak6 #ernaasan ti(ak teratut6 inkontinensia

    urin6 muntah6 mi(riasis6 hi#ertensi6 (an takikar(i.

    -. )ta(ium III 4#embe(ahan5 terbagi menja(i - bagian yaitu Plane I yang

    (itan(ai (engan #ernaasan yang teratur (an terhentinya anggota gerak. Tipe

    pernafasan thoraco-abdominal, refleks pedal masih ada, bola mata

    bergerak-gerak, palpebra, konjuctiva dan kornea terdepresi. Plane II,

    ditandai dengan respirasi thoraco-abdominal dan bola mata ventro medial

    semua otot mengalami relaksasi kecuali otot perut. Plane III, ditandai

    dengan respirasi regular, abdominal, bola mata kembali ke tengah dan otot

    perut relaksasi

    . Stadium IV (paralisis medulla oblongata atau overdosis),ditandai dengan

    paralisis otot dada, pulsus cepat dan pupil dilatasi. Bola mata menunjukkan

    gambaran seperti mata ikan karena terhentinya sekresi lakrimal.

  • 8/18/2019 Laporan Manajemen Kasus GA 1

    11/16

    Pemberian anestesi dimulai dengan tahap induksi yaitu memasukkan obat

    sehingga pasien tertidur. Obat yang diberikan dalam tahap ini adalah Ketamin 100

    mg. Ketamin adalah satu-satunya anestetik intravena yang selain bersifat analgesik 

    kuat juga mampu merangsang sistem kardiovaskuler sesuai dengan dosispemberiannya. Frekuensi jantung, tekanan darah arteri, dan curah jantung meningkat

    secara bermakna dari nilai dasarnya. Puncak peningkatan variabel-variabel tersebut

    terjadi 2-4 menit setelah pemberian bolus intravena dan menurun secara perlahan

    pada nilai normalnya setelah 10-20 menit. Peningkatan plasma, epineprin dan

    norepineprin terjadi dalam 2 menit pertama setelah pembersihan bolus intravena dan

    kadarnya akan kembali pada kadar dasar pada waktu kurang dari 15 menit.

    Mekanisme kerja ketamin bekerja sebagai antagonis nonkompetitif pada

    reseptor NMDA yang tidak tergantung pada tegangan akan mempengaruhi ikatan

    pada tempat ikatan fensiklidin. Reseptor NMDA adalah suatu reseptor kanal ion

    (untuk ion 8 na+,ca2+,dan k+) maka blockade reseptor ini berarti bahwa pada saat

    yang sama, ada blockade aliran ion sepanjang membrane neuron sehingga terjadi

    hambatan pada depolarisasi neuron di SSP. Mekanisme kerja ketamin mungkin

    dengan cara menghambat efek membrane eksitatori neurotransmitter asam glutamat

    pada suptipe reseptor NMDA.

    Ketamin merupakan obat yang sangat lipofilik dan didistribusikan dengan

    cepat ke dalam organ-organ yang kaya vaskuler, termasuk otak, hati dan ginjal

    kemudian obat ini di distribusikan kembali kedalam jaringan-jaringan yang kurang

    vaskularisasinya, bersamaan dengan metabolismenya di hati untuk selanjutnya

    dibuang ke urin dan empedu. Setelah mendapatkan Ketamin secara intravena, 10-60

    detik kemudian pasien menjadi tidak sadar. Refleks bulu mata, korneal, dan laringeal

    agak terdepresi. Dosis ketamine intravena 1-2 mg/kgBB. Jika berat badan pasien 65

    kg maka dosis ketamine yang diperlukan pasien sebanyak 65-130 mg.

    Relaksasi otot lurik dapat dicapai dengan mendalamkan anestesi umum

    inhalasi, melakukan blokade saraf regional dan memberikan pelumpuh otot.

    Pendalaman anestesia berisiko depresi nafas dan depresi jantung. Anestesi tidak perlu

    dalam, hanya sekedar supaya tidak sadar, analgesi dapat diberikan opioid dosis tinggi

    dan otot lurik dapat relaksasi akibat pemberian pelumpuh otot. Ketiga kombinasi ini

    dikenal dengan trais anestesia. Menurut mekanisme kerjanya6 obat ini (ibagi menja(i

  • 8/18/2019 Laporan Manajemen Kasus GA 1

    12/16

    2 golongan yaitu obat #enghambat seara (e#olarisasi resisten6 misalnya

    suksinilkolin6 (an obat #enghambat kom#etiti atau non(e#olarisasi6 misal kurarin.

    Pa(a #asien (igunakan ?ron sebagai obat #elum#uh otot sebanyak ' mg. 9osis yang

    (ianjurkan a(alah $6$83$62 mg

  • 8/18/2019 Laporan Manajemen Kasus GA 1

    13/16

    1eseimbangan airan juga (inilai selama #roses o#erasi berlangsung. +airan

    yang masuk (an keluar (i#erhitungkan (engan mengukur #ro(uksi urin (an

     #er(arahan yang (ihasilkan selama #roses o#erasi. &ika untuk mengatasi kon(isi

    kekurangan 7olume (arah6 larutan natrium klori(a $6!C 3 6$C menja(i kehilangan

    maka seara tera#eutik sebaiknya (igunakan larutan ringer laktat6 larutan ini

    mengan(ung 1+l (an +a+l2 (isam#ing Na+l. +airan yang masuk (alam tubuh #asien

     beru#a airan kristaloi( 4R/5 a(alah $$$ (engan #er(arahan $$ (an urin

    output  sebanyak $$ . Perhitungan airan yang (iberikan #a(a kasus ini a(alah BB

    ' kg6 #uasa ' jam6 jumlah #er(arahan 4&P5 $$ :

    − Maintenane 4M5 2 ' %8$

    − ?B; %$ ' -.!2$

    − UB/ ?B; > 2$C -.!2$> 2$C %8

    1ebutuhan airan

    M 0 )" 0 PP 0 - 4&P5 -$ 0 -!$ 0 -!$ 0 .2$$ 2$

    Ber(asarkan #erhitungan (iatas maka airan yang masuk (alam tubuh #asien

    selama #roses o#erasi berlangsung masih kurang sebanyak .$ . Namun

    kekurangan airan tersebut (a#at (iberikan setelah #roses o#erasi selesai saat #asien

     bera(a (i re!overy room 4RR5.

    Pasien (engan anestesi umum 4general anestesi56 (a#at (i#in(ahkan ke ruang

    reo7ery (engan ketentuan #asien memiliki Al(rete )ore 8.

    Mo"i6iasi Al"rete '3ore

    1esa(aran )a(ar #enuh

    Bangun bila (i#anggil

    Ti(ak a(a res#on

    2

    $

    Res#irasi Naas (alam6 bebas6 batuk  

    )esak6 naas (angkal atau hambatan

    A#nea

    2

    $

    )irkulasi 4T9 (engan #reanestesi5

    Perbe(aan H 2$CPerbe(aan H $C

    2

  • 8/18/2019 Laporan Manajemen Kasus GA 1

    14/16

    Perbe(aan O $C $

    Akti7itas ekstremitas

    2 ekstremitas

    Ti(ak bergerak 

    2

    $

    )aturasi "ksigen )#"2O !2C (alam suhu ruang

    Butuh #enambahan "2 untuk )#"2O !$C

    )#"2K !2C (engan #enambahan "2

    2

    $

    PM$A5A'AN '%- A'A*A

    1. Definisi

    )etio +aesarea a(alah suatu ara melahirkan janin (engan insisi #a(a

    ab(omen (an uterus.

    2# n"iasi

    Ber(asarkan ,aktu (an #entingnya (ilakukan setio aesarea6 maka

    (ikelom#okkan kategori 4?(mon(s62$$%5 :

    • 1ategori atau emergen!y

    9ilakukan sesegera mungkin untuk menyelamatkan ibu atau janin. +ontohnya

    abru#sio #lasenta6 atau #enyakit #arah janin lainnya.

    • 1ategori 2 atau urgent 

    9ilakukan segera karena a(anya #enyulit namun ti(ak terlalu menganam ji,a

    ibu atau#un janinnya. +ontohnya (istosia.

    • 1ategori - atau s!heduled 

    Ti(ak ter(a#at #enyulit.

    • 1ategori atau ele!tive

    9ilakukan sesuai keinginan (an kesia#an tim o#erasi

    a. In(ikasi Ibu : #anggul sem#it absolut6 tumor yang (a#at mengakibatkan

    obstruksi6 #lasenta #re7ia6 ru#ture uteri6 (isungsi uterus6 solutio #lasenta.

     b. In(ikasi janin : kelainan letak janin6 ga,at janin6 ukuran janin 4 giant (a(y5.

    . In(ikasi ibu (an janin : bayi kembar6 #re eklamsia (an eklamsia.

    8# 4enis operasi se3tion 3aesarea

    a. )ayatan melintang

  • 8/18/2019 Laporan Manajemen Kasus GA 1

    15/16

    )ayatan #embe(ahan (ilakukan (ibagian ba,ah rahim 4)BR5. )ayatan

    melintang (imulai (ari ujung atau #inggir selangkangan 4sim#hysisis5 (i atas

     batas rambut kemaluan se#anjang sekitar $3 m. 1euntunganya a(alah #arut

     #a(a rahim kuat sehingga uku# keil resiko men(erita ru#ture uteri 4robek 

    rahim5 (i kemu(ian hari. =al ini karna #a(a masa nias6 segmen ba,ah rahim

    ti(ak banyak mengalami kontraksi sehingga luka o#erasi (a#at sembuh lebih

    sem#urna.

     b. )ayatan memanjang 4be(ah aesar klasik5

    Meli#uti sebuah #engirisan memanjang (ibagian tengah yang memberikan suatu

    ruang yang lebih besar untuk mengeluarkan bayi. Namun6 jenis ini kini jarang

    (ilakukan karena jenis ini labil6 rentan terha(a# kom#likasi

    9# Kompliasi

    a. Ineksi #uer#eural 4nias5

    . Ringan6 (engan kenaikan suhu bebera#a hari saja

    2. )e(ang6 (engan kertaikan suhu lebih tinggi6 (isertai (ehi(rasi6 #erut se(ikit

    kembung.

    -. Beral6 (engan #eritonitis (an se#sis6 hal ini sering (ijum#ai #a(a #artus

    terlantar6 (imana sebelumnya telah terja(i ineksi intra#artal karena ketuban

    yang teah #eah terlalu lama6 #enanganannya a(alah #emberian airan6

    elektrolit (an antibiotik yang a(a (an te#at.

     b. Per(arahan6 (isebabkan karena

    . Banyak #embuIuh (arah ter#utus (an terbuka.

    2. Antonia uteri

    -. Per(arahan #a(a #laenta be(. /uka kan(ung kemih

    (. 1emungkinan ru#tura uteri s#ontanea #a(a kehamilan men(atang.

    K'MP+LAN

    /angkah3langkah anestesi (an obat3obatan yang (igunakan #a(a kasus ini su(ah

    sesuai (engan yang seharusnya.

  • 8/18/2019 Laporan Manajemen Kasus GA 1

    16/16