Laporan Lengkap
-
Upload
sang-pecinta -
Category
Documents
-
view
460 -
download
8
Transcript of Laporan Lengkap
LAPORAN LENGKAPPRAKTIKUM ALAT-ALAT UKUR LISTRIK
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mengikuti Ujian Praktikum Alat-Alat Ukur Listrik Pada Laboratorium Pengembangan Unit Fisika
OLEH:
PRISKA PRATIWIA1C3 10 035
LABORATORIUM PENGEMBANGAN UNIT FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2013
HALAMAN PENGESAHAN
Telah mengikuti seluruh tahapan kegiatan praktikum serta telah diperiksa dan
disetujui oleh asisten praktikum Alat-alat Ukur Listrik pada Laboratorium
Pengembangan Unit Fisika Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Haluoleo Kendari.
Koordinator Asisten : Muslimin ( )
Asisten Pendamping : 1. Sarli ( )
2. Marlina Idris ( )
3. Ryan Prayuddi R. ( )
Kendari,
Pengelola Laboratorium Unit Fisika
Sayahdin Alfat, S. PdNIP. 19850425 201012 1 005
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah, Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Lengkap
PRAKTIKUM ALAT-ALAT UKUR LISTRIK, yang mencakup praktikum
Voltmeter, Amperemeter, Ohmmeter, CRO (Chatoda Ray Oscilloscope) dan
Pengenalan Alat-alat Ukur Listrik.
Terciptanya laporan lengkap ini tidak terlepas dari adanya bantuan dari
Koordinator asisten dan asisten pembimbing yang telah memberikan pengarahan
dalam penyusunan laporan lengkap ini, serta teman-teman sekalian yang telah
memberikan bantuan berupa dukungan dan semangat demi terselesaikannya
laporan lengkap ini. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian laporan lengkap ini.
Penyusun menyadari bahwa sebagai manusia biasa, laporan lengkap ini
tidak luput dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan laporan lengkap ini, penyusun sangat harapkan.
Semoga laporan lengkap ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kendari,
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................HALAMAN PENGESAHAN....................................................................KATA PENGANTAR................................................................................DAFTAR ISI...............................................................................................BAB I. PENDAHULUAN........................................................................
A. Latar Belakang...........................................................................B. Rumusan Masalah......................................................................C. Tujuan Praktikum.......................................................................D. Manfaat Praktikum.....................................................................
BAB II. KAJIAN TEORI........................................................................A. Voltmeter...................................................................................B. Amperemeter..............................................................................C. Ohmmeter...................................................................................D. CRO (Chatoda Ray Oscilloscope).............................................E. Pengenalan Alat-alat Ukur Listrik.............................................
BAB III. METODE PRAKTIKUM........................................................A. Voltmeter...................................................................................
1. Alat dan Bahan.....................................................................2. Prosedur Kerja......................................................................3. Data Pengamatan..................................................................
B. Amperemeter..............................................................................1. Alat dan Bahan.....................................................................2. Prosedur Kerja......................................................................3. Data Pengamatan..................................................................
C. Ohmmeter...................................................................................1. Alat dan Bahan.....................................................................2. Prosedur Kerja......................................................................3. Data Pengamatan..................................................................
D. CRO (Chatoda Ray Oscilloscope).............................................1. Alat dan Bahan.....................................................................2. Prosedur Kerja......................................................................3. Data Pengamatan..................................................................
E. Pengenalan Alat-alat Ukur Listrik.............................................1. Alat dan Bahan.....................................................................2. Prosedur Kerja......................................................................3. Data Pengamatan..................................................................
BAB IV. PEMBAHASAN........................................................................A. Analisis data...............................................................................
1. Voltmeter.............................................................................2. Amperemeter........................................................................3. Ohmmeter.............................................................................4. CRO (Chatoda Ray Oscilloscope).......................................5. Pengenalan Alat-alat Ukur Listrik.......................................
B. Pembahasan................................................................................1. Voltmeter.............................................................................2. Amperemeter........................................................................3. Ohmmeter.............................................................................4. CRO (Chatoda Ray Oscilloscope).......................................5. Pengenalan Alat-alat Ukur Listrik.......................................
BAB V. PENUTUP...................................................................................A. KESIMPULAN..........................................................................B. SARAN......................................................................................
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebelum seseorang melakukan suatu pekerjaan serius dalam
elektronika, khususnya yang bersifat praktis, cara kerja alat ukur (instrument)
yang akan dipakainya mutlak dikuasainya. Dalam semua cabang rekayasa,
pengukuranlah yang akan menentukan berhasil tidaknya suatu pekerjaan.
Lingkup instrumen itu sendiri sangat luas, untuk menguasainya
memerlukan waktu yang cukup lama. Yang disajikan disini sesuai
instrumentasi listrik yang biasa dipakai karena keterbatasan alat-alat tersebut
di laboratorium. Dalam menyelesaikan latihan-latihan praktek dan persoalan
untuk menambah pengetahuan praktikan serta memperingatkan praktikan
pada kemungkinan terjadinya bahaya, misalnya: kerusakan alat-alat
instrumentasi.
Salah satu syarat dasar alat ukur adalah bahwa alat yang dipakai tidak
menghambat sistim atau variabel yang diukur. Untuk memenuhi syarat ini
diperlukan alat ukur ideal yang sempurna dalam segala hal. Tentu saja alat
ukur seperti ini tidak ada, tetapi beberapa alat ukur terbukti lebih baik
daripada yang lain untuk suatu pengukuran tertentu. Alat yang lain bahkan
benar-benar tidak berguna serta berbahaya apabila dipergunakan pada jenis
pengukuran yang tidak sesuai.
Setiap pengukuran yang menggunakan alat ukur ini sangat perlu
mengetahui jenjang dan batas ukurnya. Besaran listrik tidak dapat dilihat
dengan panca indera secara langsung tetapi dapat ditransformasikan melalui
fenomena fisis atau besaran mekanis, sehingga para teknisi merekayasa alat
yang tanggap terhadap adanya tegangan, arus, hambatan listrik sebagaimana
suhu yang diukur dengan termometer yang bahannya air raksa yang tentunya
sangat tanggap terhadap suhu. Respon air raksa terhadap kenaikan suhu
adalah mengembang dan sebaliknya, maka alat yang tanggap terhadap arus,
tegangan adalah kawat yang dialiri arus diantara medan magnet dan dikenal
dengan gaya Lorentz yang diderita oleh kawat tersebut selama dialiri arus
listrik.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, permasalahan yang
kemudian muncul dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana cara menentukan hambatan (Rm) dalam dan cara mengukur
beda potensial dengan tepat pada alat ukur Voltmeter.
2. Bagaimana cara menggunakan amperemeter dengan tepat dan bagaimana
cara menentukan hambatan dalam (Rm) serta bagaimana cara menentukan
kesalahan pengukuran dengan amperemeter secara praktis dan teoritis.
3. Bagaimana cara membuat skala ohmmeter dan cara menentukan
hubungan hasil hambatan dalam (Rm) dan nilai hambatan ½ skala penuh
4. Bagaimana cara mengukur beda potensial AC dan DC dan cara
menentukan hubungan nilai Vpp dan nilai Vrms pada alat ukur CRO
(Chatoda Ray Oscilloscope).
5. Bagaimana cara menggunakan alat-alat ukur listrik digital dengan
memahami spesifikasi alat-alat ukur listrik digital serta prinsip kerja
masing-masing alat.
C. TUJUAN PRAKTIKUM
Praktikum ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
1. Menentukan hambatan (Rm) dalam Voltmeter.
2. Mengukur beda potensial dengan tepat.
3. Dapat menggunakan amperemeter dengan tepat.
4. Menentukan hambatan dalam (Rm) amperemeter
5. Menentukan kesalahan pengukuran pengukuran dengan amperemeter
secara praktis dan teoritis.
6. Membuat skala ohmmeter.
7. Menentukan hubungan hasil hambatan dalam (Rm) dan nilai hambatan 12
skala penuh.
8. Mengukur beda potensial AC dan DC.
9. Menentukan hubungan nilai Vpp dan nilai Vrms.
10. Mengenal alat-alat ukur listrik digital.
D. MANFAAT PRAKTIKUM
Manfaat yang diharapkan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mahasiswa, sebagai bahan referensi untuk menambah wawasan
tentang alat-alat ukur listrik sehingga dapat diaplikasikan dalam
kehidupan sehar-hari.
2. Untuk Dosen, sebagai bahan informasi mengenai mata kuliah alat-alat
ukur listrik.
3. Untuk Masyarakat, untuk menambah wawasan mengenai alat-alat ukur
listrik dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Voltmeter
Voltmeter adalah pengukur beda potensial (tegangan) antara dua titik.
Untuk mengukur beda potensial antara dua titik pada suatu komponen, kedua
terminal harus dihubungkan dengan kedua buah titik yang akan diukur
tegangannya sehingga terhubung secara paralal dengan komponen tersebut.
Persamaan yang berlaku untuk gambar a adalah: V = I R. Persamaan
yang berlaku untuk rangkaian gambar b dengan kehadiran galvanometer
berlaku :
V’ = I (R//Rg) sehingga V’= V(1 + R/Rg)
Dengan:
V’ = tegangan yang terukur tatkala galvanometer terpasang pada
rangkaian.
V = tegangan sebelum ada galvanometer dalam rangkaian
Rg = hambatan dalam galvanometer
R = hambatan yang diukur
Persamaan diatas menunjukkan bahwa untuk menghindari kesalahan
pengukuran tegangan adalah pemperbesar hambatan dalam voltmeter agar
arus tidak mengalir pada voltmeter sebab voltmeter tidak boleh terlibat dalam
rangkaian tetapi hanya mengukur tegangan saja.
Akurasi pengukuran tegangan ini tergantung pada hambatan
voltmeter. Jika hambatan voltmeter besar, maka arus yang melewati
voltmeter akan sangat kecil sehingga pengaruh voltmeter pada rangkaian
sangat kecil. Oleh karena itu, idealnya biasanya hambatan voltmeter adalah
tak terhingga. Pada prakteknya, hambatan voltmeter bukan tak terhingga
tetapi diupayakan agar hambatannya sangat besar. Sebagaimana
amperemeter, voltmeter juga mempunyai skala penuh atau batas ukur
maksimum. Padahal tegangan yang akan diukur kadang melebihi batas ukur
voltmeter. Untuk itu, batas ukur voltmeter dapat diperbesar dengan
menambah hambatan yang dipasang seri dengan voltmeter tersebut sebagai
tempat berbagi tegangan. Hambatan yang dipasang seri ini dinamakan
hambatan muka (Anonim, 2012).
Voltmeter merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mengukur
tegangan listrik. Voltmeter juga digunakan untuk mengukur beda potensial
listrik. Voltmeter biasanya disusun secara parallel dengan sumber tegangan
atau peralatan listrik. Cara memasang voltmeter adalah dengan
menghubungkan ujung sumber tegangan yang memiliki potensial yang lebih
tinggi (kutub positif ) harus dihubungkan keterminal positif voltmeter, dan
ujung sumber tegangan yang memiliki potensial lebih rendah harus
dihubungkan keterminal negatif voltmeter. Voltmeter biasanya digunakan
untuk mengukur sumber tegangan seperti baterai, elemen volta dan aki
(http//www. pdf serch-engine. com/voltmeter. html).
Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur tegangan
listrik. Dengan ditambah alat multiplier akan dapat meningkatkan
kemampuan pengukuran alat voltmeter berkali-kali lipat. Pada saat dilakukan
G
pengukuran, gaya magnetic akan timbul dari interaksi antara medan magnet
dan kuat arus listrik. Gaya magnet tersebut akan mampu membuat jarum alat
pengukur voltmeter bergerak saat ada arus atau tegangan listrik. Semakin
besar arus dan tegangan listrik yang mengalir maka semakin besar pula
penyimpangan jarum dari voltmeter tersebut (organisasi. org. /fungsi-
pengertian-voltmeter-ohmmeter-alat-alat-ukur-listrik-ilmu-fisika).
B. AMPEREMETER
Amperemeter adalah galvanometer yang didesain untuk mengukur
kuat arus listrik. Sifat listrik yang harus dimiliki amperemeter agar tidak
mengubah rangkaian dengan cara rangkaian galvanometer diupayakan jauh
lebih kecil dari pada hambatan rangkaian.
Untuk mengukur kuat arus listrik yang mengalir dalam suatu
komponen, amperemeter disisipkan ke dalam rangkaian sehingga
berhubungan seri dengan komponen tersebut. Dengan demikian semua arus
yang melewati komponen akan melewati amperemeter. Kehadiran
amperemeter akan menambah jumlah hambatan total sehingga arus akan
mengecil, sehingga arus yang terukur akan salah.
R i RG
i R
+ V- + V-
Gambar (a) Gambar (b)
pada gambar (b) di atas berlaku persamaan V =I. R sedangkan pada gambar
(a) berlaku persamaan V = I’ (R+RG) makaI’ = I (1 +RGR
).
Persamaan di atas menunjukan pengukuran yang sebenarnya
dioptimalkan dengan jalan RGR
diperkecilkan sama sekali, artinya hambatan
galvanometer dibuat sedemikian kecil. Ini juga mengingatkan bahwa setiap
akhir pengukuran jangan sekali-sekali penggali range switchdi parkir di
amperemeter untuk menghindari kerusakan amperemeter itu sendiri karena
hambatan dalamnya sangat kecil sehingga apabila praktikan yang kurang teliti
akan menimbulkan resiko kerusakan alat.
Amperemeter mempunyai skala penuh atau batas ukur maksimum,
sementara kuat arus listrik yang akan diukur ada kalanya melebihi batas ukur
maksimum amperemeter. Agar amperemeter dapat digunakan untuk
mengukur arus listrik yang lebih besar haruslah dipasang suatu hambatan
yang paralel dengan amperemeter sebagai tempat berbagai arus. Kelebihan
arus akan mengalir ke hambatan yang dinamakan hambatan shunt (RSH).
Misalkan batas ukur maksimum amperemeter adalah IA kemampuan
mengukur arus dapat diperbesar menjadi n kali sehingga mampu mengukur
arus.
I =nIAdan n = I
I A
dengan, n = pelipatan batas ukur maksimum
IA= batas ukur maksimum yang lama
I = batasukur maksimum yang baru
Untuk merubah jangkauan ukur amperemeter dengan cara mengatur
RSH dari yang kecil sampai yang besar dengan persamaan yang diperoleh
dari gambar di atas dengan dalil rangkaian pembagi arus maksimum.
Rsh = RA
n−1
dengan, Rsh = hambatan shunt
RA = hamabatan dalam amperemeter
n = pelipatan batas ukur maksimum yang dikehendaki.
(Anonim, 2012:8-10).
Amperemeter bekerja berdasarkan prinsip gaya magnetik (Gaya
Lorentz). Ketika arus mengalir melalui kumparan yang dilingkupi oleh
medan magnet timbul gaya lorentz yang menggerakan jarum penunjuk
menyimpang. Apabila arus yang melewati kumparan besar, maka gaya yang
timbul juga akan membesar sedemikian sehingga penyimpangan jarum
penunjuk juga akan lebih besar. Demikian sebaliknya, ketika kuat arus tidak
ada maka jarum penunjuk akan dikembalikan ke posisi semula oleh pegas.
Besar gaya yang dimaksud sesuai dengan Prinsip Gaya Lorentz F = B. I. L.
Kemampuan amperemeter dapat ditingkatkan dengan memasang
hambatan shunt secara parallel terhadap amperemeter. Besar hambatan shunt
tergantung pada berapa kali kemampuannya akan ditingkatkan. Misalnya
mula-mula arus maksimumnya adalah I, akan ditingkatkan menjadi I’ = n. I,
maka besar hambatan shunt.
Rsh=RG
(n−1 )
RG = Hambatan galvanometer mula-mula
(http://www. geocities. ws/nerdi/prinsip_kerja_amperemeter. html).
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus
listrik. Umumnya alat ini dipakai oleh teknisi elektronik dalam alat multi
tester listrik yang disebut avometer gabungan dari fungsi amperemeter,
voltmeter dan ohmmeter.
Amper meter dapat dibuat atas susunan mikroamperemeter dan shunt
yang berfungsi untuk deteksi arus pada rangkaian baik arus yang kecil,
sedangkan untuk arus yang besar ditambahkan dengan hambatan shunt.
Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya lorentz (gaya magnetis).
Arus yang mengalir pada kumparan yang selimuti medan magnet akan
menimbulkan gaya Lorentz yang dapat menggerakkan jarum amperemeter.
Semakin besar arus yang mengalir maka semakin besar pula simpangannya
(http://pmj-maharta. blogspot. com/2012/04/fungsi-pengertian-amperemeter-
voltmeter. html).
C. OHMMETER
Ohm-meter adalah alat pengukur hambatan listrik, yaitu daya untuk
menahan mengalirnya arus listrik dalam suatu konduktor. Besarnya satuan
hambatan yang diukur oleh alat ini dinyatakan dalam ohm. Alat ohm-meter
ini menggunakan galvanometer untuk mengukur besarnya arus listrik yang
lewat pada suatu hambatan listrik (R), yang kemudian dikalibrasikan ke
satuan ohm.
Desain asli dari ohmmeter menyediakan baterai kecil untuk menahan
arus listrik. Ini menggunakan galvanometer untuk mengukur arus listrik
melalui hambatan. Skala dari galvanometer ditandai pada ohm, karena
voltase tetap dari baterai memastikan bahwa hambatan menurun, arus yang
melalui meter akan meningkat. Ohmmeter dari sirkui itu sendiri, oleh karena
itu mereka tidak dapat digunakan tanpa sirkuit yang terakit.
Tipe yang lebih akurat dari ohmmeter memiliki sirkuit elektronik yang
melewati arus constant (I) melalui hambatan, dan sirkuti lainnya yang
mengukur voltase (V) melalui hambatan. Menurut persamaan berikut, yang
berasal dari hukum Ohm, nilai dari hambatan (R) dapat ditulis dengan:
R =
VI
V menyatakan potensial listrik (voltase/tegangan) dan I menyatakan
besarnya arus listrik yang mengalir. Untuk pengukuran tingkat tinggi tipe
meteran yang ada di atas sangat tidak memadai. Ini karena pembacaan
meteran adalah jumlah dari hambatan pengukuran timah, hambatan kontak
dan hambatannya diukur. Untuk mengurangi efek ini, ohmmeter yang teliti
untuk mengukur voltase melalui resistor. Dengan tipe dari meteran ini, setiap
arus voltase turun dikarenakan hambatan dari gulungan pertama dari timah
dan hubungan hambatan mereka diabaikan oleh meteran. Teknik pengukuran
empat terminal ini dinamakan pengukuran Kelvin, setelah metode William
Thomson, yang menemukan Jembatan Kelvin pada tahun 1861 untuk
mengukur hambatan yang sangat rendah. Metode empat terminal ini dapat
juga digunakan untuk melakukan pengukuran akurat dari hambatan tingkat
rendah (http://id. wikipedia. org/wiki/Ohm-meter. 14 Juni 2012 .)
Instrumen elektronik didasarkan pada prinsip-prinsip listrik atau
elektronika dalam pemakaiannya sebagai alat ukur elektronik. Alat ukur
listrik adalah alat yang digunakan untuk mengukur besaran-besaran
listrik seperti kuat arus listrik (I), beda potensial listrik (V), hambatan listrik
(R), daya listrik (P), dan lain-lain. Alat ukur listrik ini ada yang berupa alat
ukur analog dan ada juga yang berupa alat ukur digital. Untuk menghasilkan
arus listrik pada rangkaian, dibutuhkan beda potensial. Satu cara untuk
menghasilkan beda potensial adalah dengan baterai. George Simon Ohm
(1787-1854) menentukan dengan eksperimen bahwa arus pada kawat logam
sebanding dengan beda potensial V yang diberikan ke ujung-ujungnya.
Setiap benda mempunyai tahanan, yaitu suatu kemampuan untuk menahan
mengalirkan arus listrik di dalam benda itu. Arus listrik yang mengalir
melalui kawat pijar di dalam lampu dan kawat-kawat penghantar
listrik lainnya juga mengalami hambatan atau tahanan. Dengan adanya
hambatan ini maka arus yang mengalir berkurang. Makin tinggi hambatan
ini, makin kecil arus untuk suatu tegangan V. Maka hambatan berbanding
terbalik dengan arus yang mengalir. Ketika digabungkan hal ini dan
kesebandingan di atas,maka :
I =
VR
dimana:
R= hambatan kawat atau suatu alat lainnya,
V =adalah bedapotensial yang melintasi alat tesebut, dan
I = arus yang mengalirpadanya.
Hubungan ini dapat di tulis V = IR dan dikenal sebagai Hukum Ohm
(Giancoli, 2001 ).
D. CRO (Chatoda Ray Osciloscope)
Chatoda Ray Oscilloscope, atau yang sering diterjemahkan sebagai
Osiloskop Sinar Katoda (OSIKA), adalah alat yang paling umum digunakan
didalam pengukuran-pengukuran besaran elektronika, seperti alat pengukur
multimeter yang digunakan untuk mengukur tegangan AC, tegangan DC,
Arus AC, Arus DC dan tahanan suatu rangkaian, maka osiloskop mempunyai
kemampuan yang melebihi kemampuan multimeter.
Pada prinsipnya OSIKA dapat digunakan untuk mengukur:
1. Tegangan AC dan DC
2. Bentuk Gelombang AC dan DC
3. Frekuensi Gelombang / tegangan Listrik.
4. Beda fasa tegangan listrik.
Tidak seperti multimeter yang hanya digunakan untuk mengukur
tegangan AC pada 50 Hz saja, tetapi dengan OSIKA kita dapat mengukur
tegangan AC yang mempunyai frekuensi 0-350 MHz. Keunggulan lain dari
OSIKA sebagai pengukur tegangan adalah alat tersebut mempunyai input
impedansi yang tinggi (orde M. Ohm) hingga secara praktis tidak membebani
sistem yang diukur. Secara tidak langsung OSIKA juga digunakan untuk
mengukur besaran-besaran seperti percepatan, tekanan, suhu dan lain-lain.
Karena besaran ini dengan pertolongan suatu transduser dapat diubah menjadi
tegangan listrik. Proses yang terjadi itu tidak lain adalah lintasan elektron
dalam suatu medan listrik. Pada saat ini selain bidang Fisika ada juga bidang-
bidang Sains yang lainnya yang biasa menggunakan OSIKA , karena dalam
OSIKA ada bagian yang berfungsi untuk memfokuskan berkas elektron ke
taber / layar yang mana bagian tersebut dikenal dengan istilah lensa listrik.
Kemajuan di bidang elektronika telah membawa teknologi OSIKA menjadi
DSOlebih muda dalam penggunaannya. Dalam OSIKA dual chanel (dua
masukan), kita dapat mengukur dua gejala listrik sekaligus (Anonim, 2012:
17-19).
Osiloskop, sebelumnya disebut osilograf, dan informal dikenal
sebagai ruang lingkup, CRO (untuk osiloskop sinar katoda), atau (untuk
osiloskop digital yang lebih modern penyimpanan), adalah jenis alat tes
elektronik yang memungkinkan pengamatan terus-menerus berbagai sinyal
tegangan, biasanya sebagai grafik dua dimensi dari satu atau lebih listrik
perbedaan potensial menggunakan vertikal atau sumbu 'Y', diplot sebagai
fungsi waktu (horizontal atau sumbu 'x'). Banyak sinyal, untuk suara
misalnya, dapat dikonversi ke tegangan dan ditampilkan dengan cara ini.
Sinyal sering periodik dan ulangi terus-menerus, sehingga beberapa sampel
dari sinyal yang sebenarnya bervariasi dengan waktu yang ditampilkan
sebagai gambar mantap. Banyak osiloskop (osiloskop penyimpanan) juga
dapat menangkap bentuk gelombang non-berulang untuk waktu yang
ditentukan, dan menunjukkan tampilan yang stabil dari segmen ditangkap.
Osiloskop biasanya digunakan untuk mengamati tepat bentuk gelombang dari
sinyal listrik. Osiloskop biasanya dikalibrasi sehingga tegangan dan waktu
dapat membaca serta dimungkinkan dengan mata. Hal ini memungkinkan
pengukuran, misalnya, puncak ke puncak tegangan gelombang, frekuensi dari
sinyal periodik, waktu antara pulsa, waktu yang dibutuhkan untuk naik ke
amplitudo penuh (rise time), dan waktu relatif dari beberapa terkait sinyal.
Oscilloscope digunakan dalam bidang sains, kedokteran, teknik, dan industri
telekomunikasi. Keperluan umum instrumen yang digunakan untuk
pemeliharaan peralatan elektronik dan pekerjaan laboratorium. Tujuan
khusus osiloskop dapat digunakan untuk tujuan seperti menganalisis sistem
pengapian otomotif, atau untuk menampilkan bentuk gelombang dari detak
jantung sebagai elektrokardiogram. Beberapa perangkat lunak suara
komputer memungkinkan makhluk mendengarkan suara yang akan
ditampilkan pada layar sebagai oleh osiloskop. Sebelum adanya elektronika
digital osiloskop digunakan tabung sinar katoda sebagai elemen tampilan
mereka (maka itu sering disebut sebagai CRO) dan amplifier linier untuk
pemrosesan sinyal. Osiloskop penyimpanan yang lebih canggih yang
digunakan CRT penyimpanan khusus untuk mempertahankan tampilan yang
mantap dari sinyal singkat tunggal. CRO kemudian sebagian besar
digantikan oleh osiloskop penyimpanan digital (DSO) dengan display panel
tipis, cepat analog-ke-digital converter dan prosesor sinyal digital. DSO
tanpa tampilan yang terintegrasi (kadang-kadang tahu sebagai digitisers) yang
tersedia dengan biaya lebih rendah, dan menggunakan untuk tujuan umum
komputer digital untuk memproses dan menampilkan bentuk gelombang
(Anonim, 2011)
Osiloskop sinar katoda dapat digunakan untuk menyelidiki gejala
yang bersifat periodik. Komponen utama osiloskop adalah tabung sinar
katoda ( CRT ), Prinsip kerja tabung sinar katoda adalah sebagai berikut:
Elektron dipancarkan dari katoda akan menumbuk bidang gambar yang
dilapisi oleh zat yang bersifat flourecent. Bidang gambar ini berfungsi
sebagai anoda. Arah gerak elektron ini dapat dipengaruhi oleh medan listrik
dan medan magnetik. Umumnya osiloskop sinar katoda mengandung medan
gaya listrik untuk mempengaruhi gerak elektron kearah anoda. Medan listrik
dihasilkan oleh lempeng kapasitor yang dipasang secara vertikal, maka akan
terbentuk garis lurus vertikal dinding gambar. Selanjutnya jika pada lempeng
horizontal dipasang tegangan periodik, maka elektron yang pada mulanya
bergerak secara vertikal, kini juga bergerak secara horizontal dengan laju
tetap. Sehingga pada gambar terbentuk grafik sinusoidal. Sebuah benda
bergetar sekaligus secara harmonik, getaran harmonik (Super posisi) yang
berfrekuensi dan mempunyai arah getar sama akan menghasilkan satu getaran
harmonik baru berfrekuensi sama dengan amplitudo dan fase tergantung pada
amplitudo dan frekuensi setiap bagian getaran harmonik tersebut. Hal itu
berdasarkan metode penambahan trigonometri atau lebih sederhananya lagi
dengan menggunakan bilangan kompleks. Bila dua getaran harmonik super
posisi yang berbeda, frekuensi terjadi getaran yang tidak lagi periodik
(Musbee, 1995:34-37).
Basis waktu secara periodik menggerakkan bintik cahaya dari kiri
kekanan melalui permukaan layar. Tegangan yang akan diperiksa
dimasukkan ke Y atau masukan vertikal osiloskop, menggerakkan bintik
keatas dan kebawah sesuai dengan nilai tegangan yang dimasukkan.
Selanjutnya bintik tersebut menghasilkan jejak berkas gambar pada layar
yang menunjukkan variasi tegangan masukan sebagai fungsi dari waktu. Bila
tegangan masukan berkurang dengan laju yang cukup pesat gambar akan
kelihatan sebagai sebuah pola yang diam pada layar (William, 1993:25-27).
E. PENGENALAN ALAT-ALAT UKUR LISTRIK
Kemajuan teknologi dalam pengukuran suatu besaran kini
berkembang pesat. Perkembangan alat ukur tersebut dapat menumbuhkan
tehnologi dalam bidang elektronika. Dalam pengukuran dibutuhkan
instrument sebagai suatu cara fisis untuk menentukan suatu besaran
(kuantitas) atau variabel.
Alat ukur adalah sebuah instrumen dapat didefinisikan sebagai sebuah
alat yang digunakan untuk menentukan nilai atau besaran dari suatu kuantitas
atau variabel. Salah satunya adalah alat ukur medan magnet. Alat ukur
tersebut adalah teslameter. Alat tersebut dapat mengetahui nilai besaran
medan magnet. Adapun alat tersebut sangat mahal sehingga tidak terjangkau.
Banyak aplikasi kumparan seperti transformator dan motor DC.
Perangkat elektronika rumah tangga seperti kipas dan pompa air. Pada
prinsipnya kumparan dialiri arus listrik. Komponen utama dalam alat ukur
medan magnet adalah sensor UGN. Sensor UGN memiliki sensitifitas
terhadap medan magnet (Arifin, 2007: 3)
Alat ukur digital saat sekarang banyak dipakai dengan berbagai
kelebihannya, murah, mudah dioperaikan, dan praktis. Multimeter digital
mampu menampilkan beberapa pengukuran untuk arus miliamper, temperatur
°C, tegangan milivolt, resistansi ohm, frekuensi Hz, daya listrik mW sampai
kapasitansi nF.
Pada dasarnya data/informasi yang akan diukur bersifat analog. Blok
diagram alat ukur digital terdiri komponen sensor, penguat sinyal analog,
analog to digital converter, mikroprosesor, alat cetak, dan display digital.
Sensor mengubah besaran listrik dan non elektrik menjadi tegangan,
karena tegangan masih dalam orde mV perlu diperkuat oleh penguat input.
Sinyal input analog yang sudah diperkuat, dari sinyal analog diubah menjadi
sinyal digital dengan (ADC) analog to digital akan diolah oleh perangkat PC
atau mikroprosessor dengan program tertentu dan hasil pengolahan disimpan
dalam sistem memori digital Informasi digital ditampilkan dalam display atau
dihubungkan dicetak dengan mesin cetak.
Display digital akan menampilkan angka diskrit dari 0 sampai angka 9 ada
tiga jenis, yaitu 7-segmen, 14-segmen dan dot matrik 5 x 7 (Gambar 8. 11).
Sinyal digital terdiri atas 0 dan 1, ketika sinyal 0 tidak bertegangan atau OFF,
ketika sinyal 1 bertegangan atau ON (Anonim, 2012:1).
Medan magnet merupakan ruang disekitar magnet yang masih
dipengaruhi gaya kemagnetan. Medan magnet digambarkan dengan garis-
garis gaya magnet. Garis gaya magnet pada kawat penghantar berarus listrik
berupa lingkaran. Suatu alat untuk mengukur rapat fluks magnet (B) disebut
Teslameter. Dalam proyek akhir ini didesain sebuah alat yang dapat
digunakan untuk menentukan nilai medan magnet yang dihasilkan oleh kawat
lurus berarus listrik dengan mengukur ggl yang ditimbulkan oleh perubahan
fluks magnetik pada kumparan.
Pengukuran kuat medan magnet pada kumparan menggunakan sensor
efek hall adalah sebuah inovasi dalam bidang pengukuran. Pengukuran ini
berdasarkan medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik. Fenomena
kemagnetan terjadi karena adanya gaya antara muatan listrik yang bergerak.
Karena semua elektron dalam atom bergerak mengelilingi inti atom, dan tiap
elektron berputar secara terus-menerus pada sumbunya maka semua atom
juga akan memperlihatkan efek kemagnetan (Mufid, 2009:1).
Akibat dari tingkat kebisingan yang tinggi. Kehilangan
pendengaran bagi pekerja sering kali dijumpai pada lingkungan dengan
tingkat kebisingan yang tinggi dan terus menerus ditambah dengan
penggunaan alat proteksi pendengaran yang kurang baik, Digital Sound
Level Meter™ dapat membantu melindungi pekerja dari kemungkinan
kehilangan pendengaran dengan memonitor suara di lingkungan kerja agar
tidak melewati tingkat kebisingan yang diperbolehkan sesuai aturan
OSHA standard 29 CFR - 1910. 95. Digital Sound Level Meter™
mengukur secara akurat dan responsif dalam satuan dBA dan
menampilkannya pada layar LCD yang mudah dibaca (Anonim. 2010:1).
Anemometer adalah alat pengukur kecepatan angin yang banyak
dipakai dalam bidang Meteorologi dan Geofisika atau stasiun prakiraan
cuaca. Nama alat ini berasal dari kata Yunanianemos yang berarti angin.
Perancang pertama dari alat ini adalah Leon Battista Alberti pada tahun 1450.
Selain mengukur kecepatan angin, alat ini juga dapat mengukur besarnya
tekanan angin itu.
Anemometer dapat dibagi menjadi dua kelas yang mengukur angin
dari kecepatan, dan orang-orang yang mengukur dari tekanan angin, tetapi
karena ada hubungan erat antara tekanan dan kecepatan, yang dirancang
untuk satu alat pengukur jurusan angin akan memberikan informasi tentang
keduanya (Joy Thalitab. 2010:1).
Inframerah termometer oleh sistem optik, detektor fotolistrik, penguat
sinyal dan pemrosesan sinyal keluaran tampilan. Dan komponen lainnya.
Sistem optik bidang pandang tujuannya mengumpulkan energi radiasi infra
merah, energi inframerah berfokus pada photodetektor dan diubah menjadi
sinyal listrik yang sesuai, sinyal ini kemudian diubah menjadi diukur dengan
suhu target.
Manfaat menggunakan termometer inframerah, yakni cepat dapat
memberikan pengukuran suhu dengan membaca termokopel pada titik
sambungan dari kebocoran dalam waktu, dengan termometer inframerah
dapat membaca hampir semua titik sambungan suhu tersebut. Selain itu,
sebagai termometer inframerah yang kuat Light dan mudah dimasukkan ke
dalam sarungnya bila tidak digunakan. Termometer infra merah sangat
akurat, akurasi biasanya kurang dari 1 derajat. Selain itu keamanan adalah
penggunaan yang paling penting dari manfaat termometer inframerah. Tidak
seperti termometer sentuh, termometer inframerah aman membaca keras
untuk mendekati suhu target atau tidak, Anda dapat membaca instrumen
dalam lingkup yang diijinkan oleh suhu target. Pengukuran temperatur juga
dapat mengkontak pengukuran temperatur dalam wilayah yang tidak aman
atau daerah-daerah lebih sulit, seperti katup uap atau dekat tungku, kita tidak
perlu mengambil pengukuran mengkontak langsung suhu dan mudah
digunakan (Anonim. 2010:1).
GPS (Global PositioningSystem ) merupakan sebuah sistem yang
dapat digunakan untuk menentukan posisi wilayah yang berada di
permukaan bumi dengan menggunakan bantuan sinkronisasi dari sinyal
satelit. GPS sendiri dapat Anda gunakan untuk menentukan letak koordinat
suatu objek atau wilayah pada koordinat bujur, lintang dan ketinggian.
GPS dapat bekerja dengan sangat akurat karena menggunakan
informasi yang berasal dari 24 satelit yang dibagi atas 6 bidang orbit yang
masing-masing berisi 4 jenis satelit yang berbeda. Satelit-satelit tersebut
beredar dengan orbit yang memiliki tinggi sekitar 11. 000 mil di atas
permukaan bumi. Konfigurasi seperti inilah yang memungkinkan sistem
GPS dapat secara akurat menangkap titik- titik objek yang terdapat di bumi
dalam rentang waktu selama 24 jam. Hal ini pula yang mendasari dunia
perlautan dan penerbangan menjadikan GPS sebagai teknologi standar
selama melakukan pelayaran dan penerbangan (Anonim. 2012:1).
Syarat pertama yang harus anda miliki untuk menggunakan GPS
adalah GPS receiver. GPS receiver merupakan perangkat penerima sinyal
satelit GPS, perangkat ini berfungsi untuk memperhitungkan letak koordinat
berlandaskan data-data yang tersedia.
Sinyal gelombang mikro akan dipancarkan oleh setiap satelit GPS.
GPS receiver ini akan menerima sinyal-sinyal satelit yang memancarkan
gelombang mikro dari setiap satelit GPS. Lalu sinyal tersebut akan
mentriangulasi letak dengan cara mengkalkulasikan lamanya perjalanan
ketika satelit GPS mengirim kode sinyal dan dikalikan kecepatan cahaya yang
dimaksudkan sebagai penentu jarak receiver dari satelit.
Dengan memiliki minimal 3 kode sinyal dari satelit yang berbeda,
penerima sinyal GPS bisa melakukan penghitungan posisi regular satu titik
koordinat letak bujur juga letak lintang bumi (Longitude dan Latitude).
Dengan kata lain triangulasi digunakan untuk mengunci lokasi ketika GPS
tersebut menyala. Ketika mengunci sinyal pada satelit keempat, GPS
receiver akan mengukur keberadaan atau letak ketinggian suatu titik di atas
permukaan laut atau yang disebut Altitude.
Sinyal satelit yang dibutuhkan akan selalu dikunci dan dijaga oleh
penerima sinyal GPS atau GPS receiver guna kelancaran triangulasi. Dengan
begitu, GPS akan selalu mengupdate data navigasi karena receiver terus
melacak untuk mendapatkan 10 hingga 12 sinyal satelit secara bersamaan.
Level ketepatan informasi koordinat akan lebih tinggi bila mendapatkan
saluran sinyal satelit yang bisa diproses (Alex. 2009:1).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Voltmeter
1. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan Voltmeter dapat
dilihat pada tabel berikut:
No.
Alat dan Bahan Fungsinya
1. Multimeter analog 2 buah
Untuk mengukur tegangan, hambatan dan kuat arus
2. Power Supply Sebagai sumber tegangan3. Resistor dalam orde
ratus kilo Ohm-Megaohm
Sebagai hambatan dalam voltmeter
4. Kabel penghubung Untuk menghubungkan komponen-komponen dalam rangkaian
2. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam percobaan Voltmeter
yaitu:
1. Pengukuran pada voltmeter
a. Memfungsikan satu multimeter sebagai ohmmeter dan yang lain
sebagai voltmeter
b. Mengukur hambatan voltmeter mulai dari batas ukur terendah
hingga tertinggi
c. Mengamati batas ukur DC volt terendah dan DC mA terendah
d. Menentukan Rg berdasarkan hukum ohm dan pengamatan point 3.
e. Menghitung hambatan voltmeter tiap batas pengukuran berdasarkan
batas ukur voltmeter tiap batas pengukuran
2. Efek pembebanan (Loading Effect)
a. Mengukur beda potensial power supply dengan teliti, Kemudian
mengukur hambatan voltmeter dengan ohmmeter, lalu mengukur
beda potensial dengan hambatan R dipilih memiliki orde yang sama
dengan hambatan voltmeter
b. Menghitung presentase kesalahan pengukuran.
c. Memberi kesimpulan mengenai pengaruh nilai Rm terhadap
presentase kesalahan pengukuran arus listrik
3. Data Pengamatan
a. Mengukur Hambatan Voltmeter
No Batas Ukur Ω Nilai Resistansi1 0,5 RG 10,06 KΩ2 2,5 R1 50,1 KΩ3 10 R2 199,5 KΩ4 50 R3 1 MΩ5 250 R4 4,86 MΩ6 1000 R5 18,5 MΩ
b. Efek Pembebanan
V0 = 4,4 V
Vukur = 4,1 V
R1 = 100 Ω
R2 = 10 Ω
B. Amperemeter
1. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yg digunakan dalam percobaan Amperemeter dapat
dilihat pada tabel berikut :
No Alat dan Bahan Fungsinya1. Multimeter (Analog) 1
buahMengukur hambatan, tegangan, dan kuat arus secara manual
2. Multimeter digital Mengukur hambatan, tegangan dan kuat arus secara otomatis
3. Resistor 2 buah Sebagai hambatan dalam rangkaian4. Baterai 4 buah Sebagai sumbar tegangan tetap5. Kabel penghubung Menghubungkan komponen-
komponen dalam rangkaian
2. Prosedur Kerja
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam percobaan
amperemeter yaitu:
1. Memfungsikan satu multimeter sebagai amperemeter dan yang lainnya
sebagai ohmmeter
2. Mengukur hambatan amperemeter dengan menggunakan ohmmeter
dengan berbagai batas ukur
3. Menghitung hambatan dalam Rm untuk masing-masing batas
pengukuran, dengan terlebih dahulu mengukur Rsh.
4. Membandingkan hasil poin 4 dengan poin 2
5. Meng-Onkan power supply , kemudian mengfungsikan multimeter
sebagai voltmeter
6. Mengukur beda potensial power supply
7. Membuat rangkaian seperti gambar (2), dengan resistor R berorde sama
dengan hambatan dalam amperemeter
8. Mengukur besar arus, dan menghitung arus semestinya bila
amperemeter tidak dipasang
9. Menghitung prosentase kesalahan pengukuran berdasarkan hasil
pengukuran
10. Mengitung presentase kesalahan pengukuran berdasarkan hasil rumus
Kesalahan relatif = Rm
R+Rm x 100%
3. Data Pengamatan
a. Mengukur hambatan Dalam Ohmmeter
No. Batas Ukur (RG) Rm (Ω)1 5 A 02 500 mA 0,13 50 mA 1,7
b. Mengukur Beda Potensial Pada Baterai
R (KΩ) Voltase (V) I (mA) R G (Ω)
6,83 0,08 1,76 0,29 1,7
23 0,08 1,76 0,29 1,7
C. Ohmmeter
1. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan
ohmmeter dapat dilihat pada tabel berikut:
No.
Alat dan bahan Fungsinya
1. Multimeter 2 buah Mengkur hambatan, tegangan dan kuat arus
2. Resistor 10Ω, 100Ω,1 KΩ, 100 KΩ, 1 MΩ
Sebagai hambatan dalam
2. Prosedur Kerja
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam percobaan
ohmmeter yaitu:
1. Mengamati skala ohmmeter, memperhatikan dimana nilai nol,
mengamati nilai skala tengah, 34
skala penuh dan 14
skala penuh.
2. Memfungsikan dua multimeter sebagai ohmmeter.
3. Memilih skala 1X, menghubungsingkatkan kedua probe dan mengatur
hingga jarum menu njuk angka nol (kalibrasi).
4. Mengukur hambatan ohmmeter dengan ohmmeter lainya.
5. Memindahkan saklar di 10X dan mengukur kembali hambatannya.
6. Mengulangi langkah 5 untuk 1 kx, dan mengamati bagaimana pola
hambatan dalamnya (Rm).
7. Mengukur resistansi resistor 10Ω dengan batas ukur 1X, 10X, 1 k.
8. Mengulangi langkah 7 untuk resistor 100Ω, 1 KΩ, 100KΩ, dan 1 MΩ.
9. Membandingkan hasilpengukuran masing-masing, dan
menyimpulkanya
10. Memfungsikan multimeter sebagai amperemeter dan lainya sebagai
ohmmeter.
11. Mengukur arus ohmmeter untuk masing-masing saklar pengukuran
3. Data Pengamatan
a. Menentukan Skala Pada Ohmmeter
No Skala Besarnya1 Penuh ∞2 Tengah 203 ¾ Skala Penuh 65-704 ¼ Skala Penuh 7
b. Mengukur Hambatan Resistor Menggunakan Multimeter Analog
No Resistor 1 X 10 X 100 X 1 KX1 10 Ω 10 Ω 0 Ω 0 Ω 0 Ω2 10 KΩ 500 Ω 400 Ω 60 Ω 3 Ω3 100 Ω 100Ω 13 Ω 2 Ω 1 Ω4 1 MΩ 500 Ω 500 Ω 500 Ω 500 Ω5 100 KΩ 500 Ω 400 Ω 400 Ω 80 Ω
c. Mengukur Hambatan Resistor Menggunakan Multimeter Digital
No Resistor 1 X1 10 Ω 11,9 Ω2 10 KΩ 9,86 Ω3 100 Ω 100,3 Ω4 1 MΩ 1,013 MΩ5 100 KΩ 98,9 KΩ
D. CRO (Chatoda Ray Oscilloscope)
1. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yangdigunakan dalam percobaan CRO (Chatoda Ray
Oscialloscope) dapat dilihat pada tabel berikut:
No.
Alat dan Bahan Fungsinya
1. CRO (Osiloskop) Untuk menampilkan bentuk gelombang, menukur hambatan, tegangan, dll
2. Generator sinyal (AFG) Sebagai pembangkit sinyal3. Baterai (1,5V, 3V,
4,5V, 6V. )Sebagai sumber tegangan
4. Multimeter Digital Untuk mengukur besar hambatan resistor secara otomatis
5. Kabel penghubung Untuk menghubungkan komponen-komponen dalam rangkaian
2. Prosedur Kerja
Adapun langkah-langkah dalam praktikum CRO (Chatoda Ray
Oscialloscope) yaitu:
1. Mengkalibrasi sweep time/div dan volt/div, dengan menghubungkan
probe ke sumber sinyal acuan dan mengatur kalibrasinya hingga
sesuai tegangan dan frekuensi acuan.
2. Menghidupkan power supply kemudian mengukur beda potensial
dengan voltmeter dan CRO dengan mode DC, (mengatur tombol DC-
Ground kemudian mengukur perubahan simpangan).
3. Membandingkan antara dua cara tersebut.
4. Meng-On-kan AFG, kemudian memilih type gelombang sinus.
5. Mengukur beda potensial Vpp dengan CRO.
6. Mengukur beda potensial dengan Voltmeter AC.
7. Menghitung Vrms dan Vpp kemudian membandingkanya dengan
beda potensial yang diukur dengan voltmeter.
8. Menyimpulkan hasil penelitian
3. Data Pengamatan
a. Mengkalibrasi Osiloskop
Vpp =
voltdiv x
divskala x skala
5 = 0,5 x
divskala x 5
divskala =
50,5 = 2
b. Dengan Tegangan DC
Vs (volt) Vmultimeter (volt) Skala1,5 1,4 43 2,9 15
4,5 4,4 326 5,9 45
c. Dengan Tegangan AC
Vs Vmultimeter (volt) Skala2 1,6 24 4,2 56 6,8 78 8,3 10
E. Pengenalan Alat-alat Ukur Listrik
1. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan Pengenalan Alat-
alat Ukur Listrik dapat dilihat pada tabel berikut:
No. Alat dan Bahan Spesifikasi Fungsinya1. Anemometer Merk: Lutron
LM-81 AMUntuk mengukur kecepatan aliran udara/angin dalam range (80 ft/min – 58,3 knots) atau (0,4m/dt – 30 m/det).
2. Digital Infrared Thermometer 3 in 1
Merk: Lutron TM-2000
Mengukur temperatur tanpa kontak langsung pada range (-20 C – 400 C)
3. Digital Teslameter (EMF TESTER)
Merk: Lutron EMF-827
Mengukur intensitas medan radiasi elektromagnetik
4. GPS Merk: Garmen Quest
Menentukan posisi di permukaan bumi
5. Salinity Meter Merk: Lutron YK-315 A
Mengukur kadar garam yang terlarut di dalam air
6. Global water/Current Meter
Merk: - Untuk mengukur kecepatan arus air
7. Digital Sound Level Meter
Merk:- Mengukur intensitas bunyi relatif dalam range (30 d B- 400 d B)
Baling-baling
Power
Hold
Max/min
unit
2. Data Pengamatan
a. Anemometer Digital
Type : LM- 81AM
Range : 80ft/min - 58,3 knot atau0,4 m/s – 30 m/
Cara penggunaan:
1. Menghidupkan alat dengan menekan tombol Power
2. Mengukur kecepatan aliran angin ditandai dengan bergeraknya
baling-baling
3. Mencatat angka yang muncul pada layar display sebagai kecepatan
angin.
Keterangan gambar :
Power berfungsi untuk
menghidupkan atau mematikan
alat.
Max/min berfungsi meliha tnilai
terbesar atau terkecil dari hasil
yang diperoleh
Unit berfungsi mengubah satuan
Hold berfungsi menghentikan
nilai yang selalu berubah-ubah
baling-baling berfungsi untuk
menandakan adanya aliran angin
HOLD
POWER
REC.MAX/MIN
SENSOR
oC/ oF
EMIS>25 LASER I/O
REL
b. Thermometer Infrared 3 in 1 Digital
Type : TM-2000
Range : -20oC - 400oC
Cara penggunaan:
1. Menghidupkan alat dengan menekan tombol Power
2. Menekan tombol EMIS>25 LASER I/O untuk menghidupkan
sensor thermometer
3. Mengarahkan sensor ke bahan yang akan diukur temperaturnya
4. Mencatat angka yang muncul pada layar display sebagai
temperature hasil pengukuran.
Keterangan gambar :
Power berfungsi untuk
menghidupkan atau mematikan
alat.
Rec Max/min berfungsi meliha
tnilai terbesar atau terkecil dari
hasil yang diperoleh
Unit berfungsi mengubah satuan
Hold berfungsi menghidupkn
lampu layar
Sensor berfungsi mengubah tipe
K, J, R, E, T
REL berfungsi mengatur K, J, R,
E, ToC/oF berfungsi mengubah satuan oC ke oF atau sebaliknya
EMIS>25 LASER I/O berfungsi
menghidupkan sensor
SENSOR
TOMBOL X
c. Teslameter Digital
Type : EMF – 827
Range : 20μT, 200μT, 2000μT
Cara Penggunaan:
1. Menghidupkan alat.
2. Mendekatkan alat ke benda yang akan diukur radiasinya.
3. Mencatat nilai yang tertera pada layar display sebagai intensitas
medan radiasi elektromagnetik.
Keterangan gambar :
Tombol X berfungsi untuk
mengubah nilai range dan
mematikan alat alat
Sensor berfungsi untuk
mendeteksi radiasi
elektromagnetik
SENSOR
HOLD
OFF
ON
d. Salinity Digital
Type : YK- 31SA
Range : 0 – 10%
Cara penggunaan:
1. Menghidupkan alat dengan menekan tombol ON
2. Menghubungkan probe sensor pada probe input.
3. Memasukan probe sesor ke dalam larutan garam.
4. Mencatat angka yang muncul pada layar display sebagai kadar
garam yang terlarut dalam air.
5. Menekan tombol OFF setelah selesai menggunakn Salinity
Digital dan membersikan sensor yang tercelup pada larutan garam.
Keterangan gambar :
ON berfungsi untuk
menghidupkan alat
OFF berfungsi mematikan alat.
Hold berfungsi menghentikan
nilai yang selalu berubah-ubah
Sensor berfungsi untuk
mendeteksi kadar garam
2
1
34
5
6789
e. GPS
Merek Garmen Quest <Тlutron TM -2000
Keterangan gambar :
1. ON/OFF : untuk menghidup dan mematikan alat
2. : untuk mengubah tampilan layar
3. NAVIGASI : untuk mengatur kursor navigasi
4. OK : untuk memilih item
5. FIND : untuk mencari hal yang lebih spesifik
6. SOUND : untuk mengatur volume alat
7. MENU : berisi fitur-fitur yang tersedia pada alat
8. IN : untuk memperbesar ukuran tampilan objek
9. OUT : untuk memperkecil ukuran tampilan objek
Cara Penggunaan:
1. Mengaktiftan GPS dengan menekan tombol ON/OFF
2. Menekan tombol Menu untuk memilih fitur yang ingin digunakan
BALING-BALING
SKALA
LAYAR DISPLAY
mode menu
Global Water
Save reset
3. Jika ingin menemukan posisi pengguna, maka tekan tombol
FIND, lalu pilih Where am I ?
4. Lokasi akan segera tampil pada layar dalam bentuk gambar peta
dan koordinat lintang dan bujur
f. Current Meter Digital
Type : FP-111
Range : 0,3 - 19,9 ft/s atau 0,1 - 6,1 m/s
Cara penggunaan:
1. Menghidupkan alat.
2. Meletakkan alat ke dalam air yang memiliki arus
3. Mengukur kecepatan arus air yang ditandai dengan bergeraknya
baling-baling.
4. Mencatat angka yang muncul pada layar display sebagai
kecepatan arus air.
Keterangan gambar :
Skala berfungsi untuk mengukur
kedalaman air
Layar display berfungsi untuk
melihat hasil pengukuran
baling-baling berfungsi untuk
menandakan adanya aliran angin
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Analisis Data
1. Voltmeter
a. Menentukan Hambatan Muka (Rm)
R mn=Rn−RG
1. R m1=R1−RG
R m1=50,1kΩ−10,06 kΩ
R m1=40,04 kΩ
2. R m2=R2−RG
R m2=199,5 kΩ−10,06 kΩ
R m2=189,44 kΩ
3. R m3=R3−RG
R m3=1 MΩ−10,06 kΩ
R m3=1000 kΩ−10,06 kΩ
R m3=989,94 kΩ
4. R m4=R4−RG
R m4=4,86 MΩ−10,06 kΩ
R m4=4860 kΩ−10,06 kΩ
R m4=4849,94 kΩ
5. R m5=R5−RG
R m5=18,5 MΩ−10,06 kΩ
R m5=18500 kΩ−10,06 kΩ
R m5=18489,94 kΩ
b. Menentukan Pelipatan Batas Ukur (n)
Rm=(n−1 ) RGataun=RmRG
+1
1. n1=RmRG
+1=40,04 kΩ10,06 kΩ
+1=4,98012
2. n2=RmRG
+1=189,44 kΩ10,06 kΩ
+1=19,83101
3. n3=RmRG
+1=989,94 kΩ10,06 kΩ
+1=99,40358
4. n1=RmRG
+1=4849,94 kΩ10,06 kΩ
+1=483,1014
5. n1=RmRG
+1=18489,94 kΩ10,06 kΩ
+1=1838,9662
2. Amperemeter
a. Mencari nilai pelipatan batas ukur (n)
n= II A
= Arus yang terendahBatas ukur minimal
1. Untuk jangkauan ukur 5A
n= II A
= 5 A50 mA
=10 kali
2. Untuk jangkauan ukur 500mA
n= II A
=500 mA50 mA
=100 kali
3. Untuk jangkauan ukur 50mA
n= II A
=50 mA50 mA
=1 kali
b. Menentukan nilai hambatan Shunt (Rsh)
R sh=RG
n−1
1. Untuk n = 100 kali
R sh=RG
n−1= 1,7 Ω
100−1=0,017 Ω
2. Untuk n = 10 kali
R sh=RG
n−1= 1,7 Ω
10−1=0,19 Ω
3. Untuk n = 1 kali
R sh=RG
n−1=1,7 Ω
1−1=∞
c. Menentukan hambatan dalam (Rm)
Rm=Rsh (n−1 )+RG
1. Untuk n = 100 kali
Rm=Rsh (n−1 )+RG
Rm=0,017 (100−1 )+1,7 Ω
Rm=1,68 Ω+1,7 Ω
Rm=3,38Ω
2. Untuk n = 10 kali
Rm=Rsh (n−1 )+RG
Rm=0,19 (10−1 )+1,7 Ω
Rm=1,71Ω+1,7 Ω
Rm=3,41Ω
3. Untuk n = 1 kali
Rm=Rsh (n−1 )+RG
Rm=∞ (1−1 )+1,7 Ω
Rm=0+1,7 Ω
Rm=1,7 Ω
d. Menghitung Kuat Arus
1. Secara teori
I=VR
a. Untuk R = 6,8 kΩ
I=VR
= 3 V6,8 kΩ
=0,44mA
I=VR
= 6 V6,8 kΩ
=0,88 mA
b. Untuk R = 6,8 kΩ
I=VR
= 3 V2 kΩ
=1,5 mA
I=VR
= 6 V2 kΩ
=3 mA
2. Secara Praktek
I '= I . RR+RG
a. Untuk R = 6,8 kΩ
I '=I 1 . R
R+RG
=0,44 mA . 6,8 kΩ6,8 kΩ+1,7 Ω
=0,4395 mA
I '=I 2 . R
R+RG
=0,88 mA . 6,8 kΩ6,8 kΩ+1,7 Ω
=0,8798 mA
b. Untuk R = 2 kΩ
I '=I 1 . R
R+RG
=1,5 mA .2kΩ2kΩ+1,7 Ω
=1,4987 mA
I '=I 2 . R
R+RG
= 3mA .2kΩ2 kΩ+1,7 Ω
=2,997 mA
e. Menentukan Kesalahan Relatif Pengukuran
KSR= I−I '
I ' x 100 %
1. Untuk R = 6,8 kΩ, KSR 1
KSR 1=I 1−I '
I ' x100 %
KSR 1=0,44 mA−0,4395 mA0,4395 mA
x 100 %
KSR 1=0,0005 mA0,4395 mA
x 100 %
KSR 1=0,11%
2. Untuk R = 6,8 kΩ, KSR 2
KSR 2=I 2−I '
I ' x100 %
KSR 1=0,88 mA−0,8798 mA0,8798 mA
x100 %
KSR 1=0,0002 mA0,8798 mA
x 100 %
KSR 1=0,023 %
3. Untuk R = 2 kΩ, KSR 1
KSR 1=I 1−I '
I ' x100 %
KSR 1=1,5 mA−1,4987 mA1,4987 mA
x100 %
KSR 1=0,0013 mA1,4987 mA
x 100 %
KSR 1=0,087 %
4. Untuk R = 2 kΩ, KSR 2
KSR 2=I 2−I '
I ' x100 %
KSR 1=3 mA−2,997 mA2,997 mA
x100 %
KSR 1=0,003 mA2,997 mA
x 100 %
K SR 1=0,1 %
3. Ohmmeter
Mengukur nilai/besar hambatan pada resistor dengan
menggunakan rumus (secara teori): AB x 10C± nilai toleransi (Emas=5%,
Perak=10%)
Diketahui:
Kode Warna
Hitam Coklat Merah Jingga Kuning Hijau Biru Ungu Abu2
Nilai 0 1 2 3 4 5 6 7 8
Rumus: AB x 10C± nilai toleransi
a. Coklat Hitam Hitam (emas 5%)
CHH = 10 x 100Ω = 10 Ω
Maka nilai toleransi dari
CHH=10 x 5 %=10 x5
100=0,5 Ω
Sehingga,
(10 ±0,5)Ω = (10 + 0,5)Ω = 10,5 Ω, dan
(10 ±0,5)Ω = (10 - 0,5)Ω = 9,5 Ω
Jadi nilai toleransinya berkisar antara 9,5 Ω s/d 10,5 Ω.
b. Coklat Hitam Coklat (emas 5%)
CHC = 10 x 101Ω = 10 Ω
Maka nilai toleransi dari
CHC=100 x5 %=100 x5
100=5 Ω
Sehingga,
(10 ±5)Ω = (100 + 5)Ω = 105 Ω, dan
(10 ±5)Ω = (100 - 5)Ω = 95 Ω
Jadi nilai toleransinya berkisar antara 95 Ω s/d 105 Ω.
c. Coklat Hitam Jingga (emas 5%)
CHJ = 10 x 103Ω = 10. 000 Ω =10 kΩ
Maka nilai toleransi dari
CHJ=10. 000 x5 %=10. 000 x5
100=500 Ω
Sehingga,
(10. 000 ±500)Ω = (10. 000 + 500)Ω = 10. 500 Ω, dan
(10. 000 ±500)Ω = (10. 000 - 500)Ω = 9. 500 Ω
Jadi nilai toleransinya berkisar antara 9. 500 Ω s/d 10. 500 Ω.
d. Coklat Hitam Kuning(emas 5%)
CHK = 10 x 104Ω = 100. 000 Ω
Maka nilai toleransi dari
CHK=100. 000 x 5 %=100. 000 x5
100=5. 000 Ω
Sehingga,
(100. 000 ±5. 000)Ω = (100. 000 + 5. 000)Ω = 105. 000 Ω, dan
(100. 000 ±5. 000)Ω = (100. 000 - 5. 000)Ω = 95. 000 Ω
Jadi nilai toleransinya berkisar antara 95. 000 Ω s/d 105. 000 Ω.
e. Coklat Hitam Hijau (emas 5%)
CHHi = 10 x 105Ω = 1. 000. 000 Ω = 1 MΩ
Maka nilai toleransi dari
CH H i=1.000.000 x5 %=1.000. 000 x5
100=50. 000 Ω
Sehingga,
(1. 000. 000 ± 50. 000)Ω = (1. 000. 000 ± 50. 000)Ω = 1. 050.
000 Ω, dan
(1. 000. 000 ± 50. 000)Ω = (1. 000. 000 ± 50. 000)Ω = 950.
000 Ω
Jadi nilai toleransinya berkisar antara 950. 000 Ω s/d 1. 050. 000
Ω.
4. CRO (Chatoda Ray Oscilloscope)
a. Pengkalibrasian Osiloskop
Vpp=Volt¿ x ¿
Skalax Skala
5=0,5 x ¿skala
x 5
¿Skala
= 52,5
¿Skala
=2
b. Mengukur Beda Potensial DCdan AC
1. Untuk DC pada tegangan 1,5 V
Vpp=Volt¿ x ¿
Skalax Skala
Vpp= (0,5 x 2 x4 ) volt
Vpp=4 volt
2. Untuk DC pada tegangan 3 V
Vpp=Volt¿ x ¿
Skalax Skala
Vpp= (0,5 x 2 x15 ) volt
Vpp=15 volt
3. Untuk DC pada tegangan 4,5 V
Vpp=Volt¿ x ¿
Skalax Skala
Vpp= (0,5 x 2 x32 ) volt
Vpp=32 volt
4. Untuk DC pada tegangan 6 V
Vpp=Volt¿ x ¿
Skalax Skala
Vpp= (0,5 x 2 x45 ) volt
Vpp=45 volt
5. Untuk AC pada tegangan 2 V
Vpp=Volt¿ x ¿
Skalax Skala
Vpp= (0,5 x 2 x2 ) volt
Vpp=2 volt
6. Untuk AC pada tegangan 4 V
Vpp=Volt¿ x ¿
Skalax Skala
Vpp= (0,5 x 2 x5 ) volt
Vpp=5 volt
7. Untuk AC pada tegangan 6 V
Vpp=Volt¿ x ¿
Skalax Skala
Vpp= (0,5 x 2 x7 ) volt
Vpp=7 volt
8. Untuk AC pada tegangan 8 V
Vpp=Volt¿ x ¿
Skalax Skala
Vpp= (0,5 x 2 x10 ) volt
Vpp=10 volt
c. Menghitung Vrms DCdan AC
1. Untuk Vrms DC pada tegangan sumber 1,5 volt
Vrms= Vpp2√2
Vrms= 4
2√2
Vrms=1,414 volt
2. Untuk Vrms DC pada tegangan sumber 3 volt
Vrms= Vpp2√2
Vrms= 15
2√2
Vrms=5,303 volt
3. Untuk Vrms DC pada tegangan sumber 4,5 volt
Vrms= Vpp2√2
Vrms= 32
2√2
Vrms=11,31 volt
4. Untuk Vrms DC pada tegangan sumber 6 volt
Vrms= Vpp2√2
Vrms= 45
2√2
Vrms=15,9 volt
5. Untuk Vrms AC pada tegangan sumber 2 volt
Vrms=Vpp
√2
Vrms= 2
√2
Vrms=1,414 volt
6. Untuk Vrms AC pada tegangan sumber 4 volt
Vrms=Vpp
√2
Vrms= 5
√2
Vrms=3,53 volt
7. Untuk Vrms AC pada tegangan sumber 6 volt
Vrms=Vpp
√2
Vrms= 7
√2
Vrms=4,949 volt
8. Untuk Vrms AC pada tegangan sumber 8 volt
Vrms=Vpp
√2
Vrms= 10
√2
Vrms=7,071 volt
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Voltmeter
Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur tegangan
listrik. Dengan ditambah alat multiplier akan dapat meningkatkan
kemampuan pengukuran alat voltmeter berkali-kali lipat. Pada saat
dilakukan pengukuran, gaya magnetic akan timbul dari interaksi antara
medan magnet dan kuat arus listrik. Gaya magnet tersebut akan mampu
membuat jarum alat pengukur voltmeter bergerak saat ada arus atau tegangan
listrik. Semakin besar arus dan tegangan listrik yang mengalir maka semakin
besar pula penyimpangan jarum dari voltmeter tersebut. Itulah prinsip kerja
dari voltmeter ini.
Voltmeter juga mempunyai skala penuh atau batas ukur maksimum.
Padahal tegangan yang akan diukur kadang melebihi batas ukur voltmeter.
Untuk itu, batas ukur voltmeter dapat diperbesar dengan menambah hambatan
yang dipasang seri dengan voltmeter tersebut sebagai tempat berbagi
tegangan. Hambatan yang dipasang seri ini dinamakan hambatan muka.
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui hambatan muka, batas ukur
voltmeter maupun kesalahan saat melakukan pengukuran dengan
menggunakan voltmeter. Dari hasil pengamatan untuk penentuan nilai
rasistansi dan hambatan muka untuk setiap batas ukur diperoleh bahwa ketika
melakukan pengukuran untuk batas ukur 0,5 volt diperoleh hambatan yang
terukur sebesar 10,06 kΩ . hambatan inilah yang dijadikan sebagai
hambatan dalam voltmeter (RG). kemudian untuk batas ukur kedua yaitu 2,5
volt diperoleh hambatan yang terukur sebesar 50,1 kΩ, dan untuk batas ukur
ketiga 10 volt, keempat 50 v0l, kelima 250 volt dan keenam 1000 volt
dperoleh hambatan yang terukur berturut adalah 199,5kΩ, 1 MΩ, 4, 86 MΩ,
dan 18,5 MΩ.
Dalam menentukan hambatan muka (Rm), yakni hambatan yang
terbaca oleh multimeter dikurangi dengan hambatan galvanometer (nilai yang
menunjukkan skala pada alat ukur) dengan hambatan galvanometer tetap
untuk semua resistor diperoleh hambatan muka pertama sampai hambatan
muka kelima berturut-turut adalah 40,04 kΩ, 189,44 kΩ, 989,94 kΩ, 4849,94
kΩ dan 18 498,94 kΩ. Dari hasil tersebut tampak bahwa semakin besar
batas ukur suatu voltmeter maka nilai hambatan dan hambatan mukanya
semakin besar pula. Hal ini berarti bahwa setiap penaikan batas ukur, selalu
dihubungkan dengan resistor yang berbeda yang memiliki nilai resistansi
yang berbeda dan nilainya semakin besar. Akibatnya, pelipatan batas
ukurnyapun semakin besar.
Sedangkan dalam percobaan efek pembebanan yakni dimaksudkan
untuk mengetahui seberapa besar persentase kesalahan dari hasil pengukuran
tegangan ketika dihubungkan paralel dengan 2 buah resistor. Pecobaan efek
pembebanan yakni menggunakan tegangan sumber 3 buah baterai sebesar 1,4
volt dan diperoleh tegangan yang terukur sebesar 4,1 volt. Dari hasil ini,
dapat ditentukan persentase kesalahan pengukuran yakni dengan mengambil
selisih antara tegangan sumber dengan tegangan yang terukur dibagi dengan
tegangan sumber kemudian dikali 100% sehingga diperoleh persentase
kesalahan pengukuran sebesar 6,8 %. Hal ini berarti bahwa tingkat
kesalahan pengukurannya masih berada dalam status normal karena
persentase kesalahan pengukurannya masih berada di bawah 10%. Artinya
kesalahan pengukuran ini masih memiliki keberartian yang relatif kecil
sehingga bisa diabaikan.
2. Amperemeter
Amperemeter adalah alat untuk mengukur kuat arus. Amperemeter
bekerja berdasarkan prinsip gaya magnetik (Gaya Lorentz). Ketika arus
mengalir melalui kumparan yang dilingkupi oleh medan magnet timbul gaya
lorentz yang menggerakan jarum penunjuk menyimpang. Apabila arus yang
melewati kumparan besar, maka gaya yang timbul juga akan membesar
sedemikian sehingga penyimpangan jarum penunjuk juga akan lebih besar.
Demikian sebaliknya, ketika kuat arus tidak ada maka jarum penunjuk akan
dikembalikan ke posisi semula oleh pegas. Besar gaya yang dimaksud sesuai
dengan Prinsip Gaya Lorentz F = B. I. L. Untuk mengukur kuat arus listrik
yang mengalir dalam suatu rangkaian, amperemeter disisipkan ke dalam
rangkaian sehingga berhubung seri dengan rangkaian tersebut. Dengan
demikian semua arus yang melewati rangkaian akan melewati amperemeter.
Amperemeter mempunyai batas ukur maksimum, jadi agar amperemeter
dapat mengukur arus yang melebihi batas ukur amperemeter tersebut haruslah
dipasang suatu hambatan yang disebut shunt. Kelebihan arus akan mengalir
kehambatan shunt ini.
Pada pengamatan kali ini pertama-tama kami mengamati bagaimana
menggunakan amperemeter dengan baik, sehingga hasil pengukuran arus
yang kita peroleh tidak keliru. Sebelumnya kita harus mengetahui batasan
ukur amperemeter, serta skala maksimum amperemeter yang kita gunakan,
Dengan mengetahui hal tersebut kita dapat menentukan besar arus yang
mengalir pada amperemeter itu sendiri dengan menggunakan berbagai
batasan ukur pada amperemeter serta dapat pula kita menentukan pelipatan
batas ukurnya. Karena pada amperemeter itu sendiri memiliki batasan ukur
sehingga apabila terjadi kelebihan arus akan menyebabkan kerusakan pada
amperemeter. Dalam hal ini kita bisa menghindarinya dengan memasang
suatu hambatan yang dikenal dengan hambatan shunt. Dimana apabila arus
yang mengalir pada ampremeter melebihi batas ukurnya maka akan dialirkan
pada hamabatan shunt ini. Hal ini dapat terjadi karena hambatan shunt ini
diparalelkan dengan amperemeter tersebut dalam rangkaian.
Pada pengamatan selanjutnya kami menentukan besar hambatan
dalam dalam ohmmeter. Dimana dari data pengamatan yang kami peroleh
untuk batas ukur 5 A hambatan dalam ohmeter menunjukan 0 Ω, untuk batas
ukur 500 mA hambatan dalam ohmeter menunjukan 0,1 Ω, dan untuk batas
ukur 50 mA hambatan dalam ohmeter menunjukan 1,7 Ω. Dari hasil ini
terlihat bahwa semakin besar batas ukur yang digunakan maka semakin kecil
hambatan dalam ohmmeter. Dengan kata lain kita dapat menyatakan bahwa
semakin besar batas ukur maksimum yang kita berikan maka semakin besar
pula Rm Ohmmeter. Dari data ini kami menentukan besar pelipatan batas
ukur pada amperemeter. Dimana nilai pelipatan batas ukur ini sebanding
dengan arus terendah dan berbanding terbalik dengan batas ukur
minimumnya. Dari data analisis terlihat bahwa untuk jangkauan ukur 5 A
besar pelipatan batas ukurnya adalah 100 kali, untuk 500 mA = 10 kali dan
untuk 50 mA = 1 kali. Hal ini menunjukan bahwa semakin besar jangkauan
ukur yang kita gunakan maka akan semakin besar pula pelipatan batas
ukurnya.
Selanjutnya kami mengamati mengenai cara menentukan hambatan
dalam sebuah Amperemeter. Langkah pertama yang kami lakukan adalah
merangkai alat dengan menambahkan resistor yang dipasang paralel dengan
RG, Untuk pengamatan kali ini kami menggunakan dua buah resistor yaitu
resistor 6,8 kΩ dan resistor 2 kΩ. Untuk R = 6,8 kΩ serta untuk masing-
masing voltase 3 v dan 6 v besar I yang terukur adalah 0,08 mA dan 0,29 mA.
Untuk R = 2 k Ω, dengan voltase 3 v dan 6 v, diperoleh nilai I = 0,08 mA dan
0,029 mA. Dari data ini kita dapat menentukan besar hambatan shunt.
Dimana hambatan shunt sebanding dengan RG dan berbanding terbalik dengan
pelipatan batas ukur kurang 1. Dari analisis data yang kami peroleh semakin
besar pelipatan batas ukur yang digunakan maka besar hambatan shunt akan
semakin kecil. Hal ini menunjukan bahwa dengan semakin besarnya
pelipatan batasan ukur yang diberikan pada amperemeter maka semakin besar
pula arus yang dapat dilewatkan pada amperemeter dengan demikian maka
kelebihan arus yang ada pada amperemeter akan semakin kecil sehingga
besar hambatan shunt yang digunakan akan semakin kecil pula. Selanjutnya
dari nilai Rsh yang diperoleh ini kita dapat menentukan besar hambatan
dalam, dari analisis data yang kami peroleh terlihat bahwa semakin besar
pelipatan batas ukur yang kami peroleh maka semakin besar pula hambatan
dalam ohmmeter.
Selajutnya pada percobaan ini kami menentukan besar arus yang
mengalir dalam rangkaian secara teori serta secara praktek. Untuk R = 6,8
Ω, kami memperoleh besar arus secara teori adalah sebesar 0,4 mA dan
secara praktek besar arus yang kami peroleh adalah 0,4 mA. Dari hasil yang
kami peroleh tersebut terlihat bahwa tidak ada perbedaan besar arus yang
kami peroleh untuk hambatan yang sama baik secara praktek maupun teori.
Hal ini juga terjadi untuk data-data yang lain yang dapat dilihat pada analisis
data yang kami lakukan. Hal ini dibuktikan juga dengan presentase
kesalahan pengukurang yang kami peroleh. Dimana untuk presentase
kesalahan relatif pengukuran kami meperoleh nilai KSR untuk R = 6,8 k Ω
adalah 0,11 % dan 0,023 %. sedangkan untuk R = 2 K Ω nilai KSR adalah
0,087 % dan 0,1 %. Hal ini menunjukan bahwa keadaan seperti ini dikatakan
baik karena tidak melebihi presentase toleransi kesalahan pengukuran yakni
tidak melebihi 10 %.
3. Ohmmeter
Ohmmeter adalah suatu alat listrik yang digunakan untuk
mengukurhambatan listrik. Walaupun punya batasan, ohmmeter banyak
digunakan ditoko dan di laboraturium untuk mengukur resistansi dari
komponen dan untuk menentukan kesalahan pada suatu rangkaian. Selain
itu, ohmmeter juga bias digunakan untuk mengetahui kondisi suatu
komponen semikonduktor sepertidioda dan transisitor. Desain asli dari
ohmmeter menggunakan baterai kecil untuk menahanarus listrik. Ini
menggunakangalvanometeruntuk mengukur arus listrik melalui hambatan.
Skala dari galvanometer ditandai pada ohm, karena voltasetetap dari baterai
memastikan bahwa hambatan menurun, arus yang melaluigalvanometer akan
meningkat. Ohmmeter membentuk sirkuit sendiri, karenaitu mereka tidak
dapat digunakan dalam sebuah sirkuit yang dirakit. Jenisyang lebih akurat
dari ohmmeter memiliki sirkuit elektronik yang melewatiarus konstan (I)
melalui perlawanan, dan lain sirkuit yang mengukur tegangan(V) di
perlawanan. Menurut persamaan yang berasal dari Hukum Ohm,
nilairesistansi (R). Alat ukur Ohmmeter dikelompokkan menjadi 2, yaitu :
Ohmmeter analog. Ohmmeter analog adalah ohmmeter yang hasil
pengukurannyaditunjukkan oleh penunjuk di skala yang tertera.
Usahakan jarum positif dan jarum negatif pada ohmmeter analog tidak
terbalik saat pengukurantegangan DC (Direct Current), disamping itu
pemilihan selektor danskala pun harus tepat karena dapat mengakibatkan
rusaknya alat ukurtersebut.
Ohmmeter digital Ohmmeter digital adalah ohmmeter yang hasil
pengukurannyaditunjukkan langsung pada angka ( display 7 segmen ).
Pada percobaan ohmmeter ini, mulanya kita mengamati skala pada
ohmmeter dengan memperhatikan dimana nilai nol, nilai skala ditengah-
tengah , ¾ skala penuh dan ¼ skala penuh. Setelah melakukan pengamatan
terlihat bahwa besarnya skala penuh adalah tak tehingga, skala tengah
besarnya 20, ¾ skala penuh besarnya 65-70, dan ¼ skala penuh besarnya 7.
Kemudian kita memfungsikan dua buah multimeter analog dan digital sebagai
ohmmeter. Sebelum melakukan pengukuran, terlebih dahulu dilakukan
kalibrasi terhadap ohmmeter dengan cara menghubung singkat kedua probe
sehingga jarum menunjukkan angka nol.
Untuk pengukuran hambatan resistor dengan menggunakan
multimeter analog, saklar diubah sebanyak 4 kali, dimana mula-mula
dilakukan pengukuran dengan batas ukur 1X kemudian 10X, 100X, 1KX.
Untuk Resistor 10Ω nilai resistansinya hanya terdapat pada batas ukur 1X
yaitu 10Ω sedangkan pada batas ukur yang lain 0Ω. Hal ini disebabkan
karena ohmmeter tidak dapat mengukur hambatan yang terlalu kecil, jarum
masih menunjukkan pada angka nol karena hambatan dalam d’arsonal pada
ohmmeter analog terlampau besar. Untuk resistor 100Ω, 10KΩ, 100KΩ dan
1MΩ nilai hambatannya untuk masing-masing batas ukur terlihat semakin
kecil.
Pada pengukuran hambatan resistor dengan menggunakan multimeter
digital, hanya dilakukan pengukuran dengan batas ukur 1X saja. Terlihat
bahwa keakuratan pengukuran sangat jelas, sudah mendekati nilai resistor
yang sebenarnya. Hal ini disebabkan karena hasil pengukurannya langsung
tertera pada layar berupa digit angka. Dapat juga dilakukan pengukuran nilai
hambatan berdasarkan kode warna, setelah dibandingkan hasilnya tidak jauh
berbeda dengan pengukuran menggunakan multimeter digital.
4. CRO (Chatoda Ray Oscilloscope)
Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang berfungsi
memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar dapat dilihat dan dipelajari.
Osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar katode. Peranti pemancar elektron
memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung sinar katode. Sorotan
elektron membekas pada layar. Suatu rangkaian khusus dalam osiloskop
menyebabkan sorotan bergerak berulang-ulang dari kiri ke kanan.
Pengulangan ini menyebabkan bentuk sinyal kontinyu sehingga dapat
dipelajari.
Osiloskop biasanya digunakan untuk mengamati bentuk gelombang
yang tepat dari sinyal listrik. Selain amplitudo sinyal, osiloskop dapat
menunjukkan distorsi, waktu antara dua peristiwa (seperti lebar pulsa,
periode, atau waktu naik) dan waktu relatif dari dua sinyal terkait. Semua alat
ukur elektronik bekerja berdasarkan sampel data, semakin tinggi sampel data,
semakin akurat peralatan elektronik tersebut. Osiloskop, pada umumnya juga
mempunyai sampel data yang sangat tinggi, oleh karena itu osiloskop
merupakan alat ukur elektronik yang mahal. Jika sebuah osiloskop
mempunyai sampel rate 10 Ks/s (10 kilo sample/second = 10. 000 data per
detik), maka alat ini akan melakukan pembacaan sebanyak 10. 000 kali
dalam sedetik. Jika yang diukur adalah sebuah gelombang dengan frekuensi
2500Hz, maka setiap sampel akan memuat data 1/4 dari sebuah gelombang
penuh yang kemudian akan ditampilkan dalam layar dengan grafik skala XY.
Pada praktikum ini digunakan CRO (Chatoda Ray Oscilloscope) atau
Osiloskop sinar Katoda. Osiloskop sinar katoda dapat digunakan untuk
menyelidiki gejala yang bersifat periodik. Komponen utama osiloskop
adalah tabung sinar katoda (CRT), Prinsip kerja tabung sinar katoda adalah
sebagai berikut: Elektron dipancarkan dari katoda akan menumbuk bidang
gambar yang dilapisi oleh zat yang bersifat flourecent. Bidang gambar ini
berfungsi sebagai anoda. Arah gerak elektron ini dapat dipengaruhi oleh
medan listrik dan medan magnetik. Umumnya osiloskop sinar katoda
mengandung medan gaya listrik untuk mempengaruhi gerak elektron kearah
anoda. Medan listrik dihasilkan oleh lempeng kapasitor yang dipasang
secara vertikal, maka akan terbentuk garis lurus vertikal dinding gambar.
Selanjutnya jika pada lempeng horizontal dipasang tegangan periodik, maka
elektron yang pada mulanya bergerak secara vertikal, kini juga bergerak
secara horizontal dengan laju tetap. Sehingga pada gambar terbentuk grafik
sinusoidal.
Osiloskop dasar, seperti yang ditunjukkan pada gambar, biasanya
dibagi menjadi empat bagian: layar, kontrol vertikal, horizontal dan kontrol
kontrol memicu. Layar biasanya panel CRT atau LCD yang ditata dengan
garis referensi horisontal maupun vertikal disebut sebagai graticule tersebut.
Selain layar, bagian layar paling dilengkapi dengan tiga kontrol dasar, sebuah
tombol fokus, sebuah tombol intensitas dan tombol pencari balok.
Dasar osiloskop
Bagian vertikal mengontrol amplitudo dari sinyal ditampilkan.
Bagian ini membawa Volt per Divisi (Volt / Div) kenop pemilih, AC / DC /
Ground saklar pemilih dan input (primer) vertikal untuk instrumen. Selain
itu, bagian ini biasanya dilengkapi dengan tombol posisi balok vertikal.
Bagian horisontal mengontrol basis waktu atau "menyapu" dari instrumen.
Kontrol utama adalah detik per Divisi (Sec / Div) saklar pemilih. Juga
termasuk adalah masukan horizontal untuk merencanakan sinyal ganda XY
sumbu. Kenop balok horisontal posisi umumnya berada di bagian ini.
Bagian memicu mengontrol acara awal sweeping. Pemicunya dapat diatur
untuk secara otomatis restart setelah menyapu masing-masing atau dapat
dikonfigurasi untuk menanggapi suatu peristiwa internal maupun eksternal.
Kontrol utama dari bagian ini akan menjadi sumber dan kopling pemilih aktif.
Masukan pemicu eksternal (EXT Input) dan penyesuaian tingkat juga akan
disertakan. Selain instrumen dasar, osiloskop paling dipasok dengan probe
seperti yang ditunjukkan. Probe akan terhubung ke setiap input pada
instrumen dan biasanya memiliki resistor sepuluh kali impedansi input
osiloskop. Hal ini menghasilkan . 1 (-10X) faktor pelemahan, tetapi
membantu untuk mengisolasi beban kapasitif disajikan oleh kabel
penyelidikan dari sinyal yang diukur. Beberapa probe memiliki tombol yang
memungkinkan operator untuk melewati resistor saat yang tepat.
Sebelum osiloskop bisa dipakai untuk melihat sinyal maka osiloskop
perlu disetel dulu agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam pengukuran. Hal
pertama yang dilakukan adalah kalibrasi Osiloskop. Misalkan kanal 1 yang
akan dikalibrasi, maka BNC probe dihubungkan ke terminal masukan kanal
1, seperti ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar di atas menggunakan probe 1X, dengan ujung probe yang
merah dihubungkan ke terminal kalibrasi. Capit buaya yang hitam tidak
perlu dihubungkan ke ground osiloskop karena sudah terhubung secara
internal. Pada layar osiloskop akan nampak gelombang persegi. Atur
tombol kontrol VOLTS/DIV dan TIME/DIV sampai diperoleh gambar yang
jelas dengan amplitudo 2 V peak to peak dengan frekuensi 1 KHz. , seperti
ditunjukkan pada gambar berikut:
Gunakan tombol kontrol posisi vertikal V-pos untuk menggerakkan
seluruh gambar dalam arah vertikal dan tombol horizontal H-pos untuk
menggerakkan seluruh gambar dalam arah horizontal. Cara ini dilakukan
agar letak gambar mudah dilihat dan dibaca.
Pada kebanyakan aplikasi, grafik yang ditampilkan memperlihatkan
bagaimana sinyal berubah terhadap waktu. Seperti yang bisa anda lihat pada
gambar di bawah ini ditunjukkan bahwa pada sumbu vertikal(Y)
merepresentasikan tegangan V, pada sumbu horisontal(X) menunjukkan
besaran waktu t. Layar osiloskop dibagi atas 8 kotak skala besar dalam arah
vertikal dan 10 kotak dalam arah horizontal. Tiap kotak dibuat skala yang
lebih kecil. Sejumlah tombol pada osiloskop digunakan untuk mengubah
nilai skala-skala tersebut.
Pada praktikum ini, tujuan pertama yang ingin dicapai adalah
mengukur beda potensial AC dan DC. Yang pertama dilakukan adalah
mengukur tegangan baterai dengan menggunakan multimeter dan
menggunakan skala pada osiloskop menggunakan baterai yang bertegangan
1,5 V. Pada pengukuran arus DC, pengukuran tegangan baterai
menggunakan multimeter, voltase yang muncul pada multimeter adalah 1,4
V, selanjutnya mengukur voltase 2 baterai, 3 baterai, dan 4 baterai yang
dilakukan secara berurut dan diperoleh hasil masing-masing 2,9 V, 4,4 V dan
5,9. Setelah pengukuran menggunakan multimeter, selanjutnya dengan
menggunakan skala pada osiloskop. Pada saat menggunakan osiloskop,
terlebih dahulu harus melakukan pengkalibrasian osiloskop. Dari hasil
kalibrasi diperoleh Vpp = 5, Volt/div = 0,5 dengan menggunakan skala 5 (1
kotak terdiri dari 5 skala). Dari hasil ini dapat diperoleh div/skala = 2
dengan menggunakan persamaan Vpp =
Voltdiv
xdiv
skalaxskala
. Pada
pembacaan osiloskop diperoleh masing–masing skala untuk 1 baterai, 2
baterai, 3 baterai dan 4 baterai adalah 4 skala, 15 skala, 32 skala dan 45 skala.
Selanjutnya menghitung beda potensial (Vpp) untuk arus DC. Dengan
menggunakan persamaan:
Vpp =
voltdiv . x
divskala x skala
Diperoleh beda potensial (Vpp) untuk arus DC pada tegangan 1,5 V (1
baterai) adalah 4 Volt. Dengan menggunakan cara yang sama untuk
masing-masing tegangan 3 V (2 baterai), 4,5 V (3 baterai) dan 4 V (4 baterai)
diperoleh beda potensial (Vpp) masing-masing 15 Volt, 32 Volt dan 45 Volt.
Setelah melakukan perhitungan untuk mencari nilai beda potensial (Vpp)
pada masing-masing tegangan, selanjutnya menghitung Vrms pada masing-
masing tegangan sumber. Dengan menggunakan persamaan Vrms=Vpp
√2 ,
diperoleh Vrms pada masing-masing tegangan sumber 1,5 V (1 baterai), 3 V
(2 baterai), 4,5 V (3 baterai) dan 4 V (4 baterai) adalah 1,414 Volt, 5,303 V,
11,31 Volt dan 15,9 Volt.
Dengan melakukan langkah yang sama pada pengukuran arus DC,
selanjutnya adalah melakukan pengukuran pada arus AC. Pada pengukuran
dengan menggunakan multimeter, diperoleh voltase masing-masing pada
sumber tegangan 2 V, 4 V, 6 V dan 8 V adalah 1,6 V, 4,2 V, 6,8 V dan 8,3 V.
Sedangkan skala yang terbaca pada osiloskop adalah 2 skala, 5 skala, 7 skala
dan 10 skala. Selanjutnya melakukan perhitungan untuk mencari nilai beda
potensial (Vpp) pada masing-masing sumber tegangan. Dengan cara yang
sama pada perhitungan beda potensial (Vpp) arus DC diperoleh beda
potensial (Vpp) arus AC pada masing-masing sumber tegangan adalah 2 Volt,
5 Volt, 7 Volt dan 10 Volt. Dan yang terakhir adalah menghitung nilai Vrms
arus AC. Selanjutnya melakukan perhitungan Vrms arus AC menggunakan
persamaan
Vrms= Vpp2√2
, diperoleh Vrms arus AC pada masing-masing
sumber tegangan adalah 1,414 Volt, 3, 53 Volt, 4,949 Volt dan7,071 Volt.
5. Pengenalan Alat-Alat Ukur Listrik
Sebagai manusia kita memiliki keterbatasan. Apalagi dalam hal yang
berhubungan dengan pengukuran. Sehingga, kita membutuhkan suatu alat
bantu ukur yang dapat mempermudah dan mempercepat pekerjaan yang kita
lakukan. Berawal dari kesadaran inilah, manusia mulai mengembangkan
beberapa teknik untuk menciptakan alat bantu ukur tersebut. Sejak zaman
dahulu hingga sekarang perkembangan alat ukur terus mengalami kemajuan.
Dimulai dari alat ukuryang menggunakan tenaga manusia/manual hingga alat
ukur listrik. Dari alat ukur listrik analog hingga berekspansi pada alat ukur
listrik digital.
Dari segi efektifitas dan efisiensi, sejauh ini alat ukur listrik digital
masing menempati posisi teratas. Sehingga, banyak pengguna yang lebih
memilih untuk menggunakan alat ukur listrik digital daripada analog.
Pada praktikum alat-alat ukur listrik digital ini, diperkenalkan 7
macam alat ukur listrik digital, yakni: Digital Sound Level Meter, Digital
Anemometer, Digital Infra Red Thermometer 3 in 1, Digital Teslameter,
Salinity Meter, dan Global Water/Current Meter. Masing-masing alat ini
memiliki kapasitas dan kapabilitas yang berbeda satu sama lain.
Digital Sound Level Meter misalnya, merupakan alat yang digunakan
untuk mengukur intensitas bunyi dalam range/batas ukur 30 dB -130 dB.
Alat berbentuk persegi dengan salah satu ujung mengerucut/membentuk
moncong antena baja ini dilengkapi dengan beberapa tombol yang memiliki
fungsi-fungsi khusus. Cara penggunaan alat ini cukup mudah, alat ini cukup
diaktifkan dengan menekan tombol on/off. Lalu, secara otomatis alat ini
akan langsung merespon suara/bunyi yang ada dengan menampilkan angka
yang menunjukkan besar intensitas bunyi di ruangan itu pada display/layar.
Semakin keras bunyi/suara, maka angka yang ditunjukan pada layar semakin
besar pula.
Berbeda dengan Digital Sound Level Meter yang dipakai untuk
mengukur intensitas suara/bunyi, Anemometer adalah alat yang digunakan
untuk mengukur kecepatan aliran udara/angin pada range 80 ft/min – 58,3
knots atau 0,4 m/dt – 30 m/dt. Prinsip kerjanya sangat gampang, kita tinggal
meng-ON-kan alat, lalu saat angin menerpa alat, angin akan memutar baling-
baling, lalu kekuatan putaran baling-baling ini akan terbaca pada display alat.
Kecepatan angin terbaca dalam meter per detik atau km per jam atau mil per
jam (knot).
Digital infrared thermometer merupakan alat untuk mengukur
temperature benda atau sistem pada range -200C s/d 4000C dengan
menembakkan sinar inframerah pada target. Namun, keistimewaan
thermometer ini dibandingkan dengan thermometer lain yaitu alat ini bisa
mengukur temperature benda atau sistem tersebut tanpa kontak langsung
dengan benda atau sistem yang diukur. Thermometer infrared dinyalakan
dengan menekan tombol ON/OFF, lalu thermometer diarahkan ke benda yang
akan diukur suhunya. Maka, suhu benda akan terbaca pada layar
thermometer.
Alat yang digunakan untuk mengukur intensitas medan radiasi
elektromagnetik. Pengukuran kuat medan magnet pada kumparan
menggunakan sensor efek hall adalah sebuah inovasi dalam bidang
pengukuran. Pengukuran ini berdasarkan medan magnet yang ditimbulkan
oleh arus listrik. Fenomena kemagnetan terjadi karena adanya gaya antara
muatan listrik yang bergerak. Karena semua elektron dalam atom bergerak
mengelilingi inti atom, dan tiap elektron berputar secara terus-menerus pada
sumbunya maka semua atom juga akan memperlihatkan efek kemagnetan.
GPS (Global Positioning System) merupakan sebuah sistem yang
dapat digunakan untuk menentukan posisi wilayah yang berada di
permukaan bumi dengan menggunakan bantuan sinkronisasi dari sinyal
satelit. GPS sendiri dapat digunakan untuk menentukan letak koordinat
suatu objek atau wilayah pada koordinat bujur, lintang dan ketinggian.
Prinsip kerja dari GPS adalah konsep triangulasi dari beberapa satelit.
Metode triangulasi merupakan metode penentuan titik menggunakan prinsip-
prinsip segitiga. Untuk melakukan proses triangulasi, receiver GPS
mengukur jarak dengan dasar waktu yang diperlukan oleh sinyal radio untuk
melakukan perjalanan dari transmitter yang ada di satelit ke receiver GPS.
Cara penggunaannya yaitu dengan mengaktifkan alat, lalu untuk mengetahui
posisi kita berada, kita menekan tombol Menu Find, lalu pilih Where am I?,
maka GPS akan menunjukkan posisi kita dalam bentuk koordinat lintang dan
bujur (derajat, menit dan detik) serta dalam bentuk gambar peta posisi.
Posisi LAB Pendidikan Fisika FKIP Unhalu berada pada posisi
Alat berikutnya yang kami amati adalah Salinity Meter. Salinity
meter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kadar salinitas atau
kadar garam yang terlarut dalam suatu zat cair. Alat ini berbentuk persegi
panjang dengan alat test/tester berbentuk silinder yang terhubung melalui
kabel dengan badan utama salinity meter yang memiliki display dan tombol-
tombol penunjang kinerja alat ini. Sebagai uji, kami menggunakan 2 buah
gelas berisi air putih yang diberi garam dengan kadar yang berbeda. Lalu,
tester dicelupkan ke dalam kedua campuran air garam ini. Display salinity
meter akan menampilkan angka dan % kadar garam pada masing-masing air
garam. Pada praktikum ini kadar garam gelas I yaitu dan kadar garam gelas
kedua yaitu
Alat terakhir yang kami amati adalah Global Water atau Current
Meter. Alat ini digunakan mengukur kecepatan arus air. Alat ini berbentuk
silinder panjang dengan salah satu ujungnya memiliki baling-baling. Arus
air akan memutar baling-baling. Dan kecepatan putaran baling-baling akan
terbaca pada layar ujung yang lainnya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan pembahasan di atas dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam menentukan hambatan muka (Rm), yakni hambatan yang terbaca
oleh multimeter dikurangi dengan hambatan galvanometer (nilai yang
menunjukkan skala pada alat ukur) dengan hambatan galvanometer tetap
untuk semua resistor.
2. Untuk mengukur beda potensial dengan tepat, kedua terminal harus
dihubungkan dengan kedua buah titik yang tegangannya akan diukur
sehingga terhubung secara parallel dengan komponen tersebut.
3. Amperemeter adalah alat untuk mengukur kuat arus. Untuk mengukur
kuat arus listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian, amperemeter
disisipkan ke dalam rangkaian sehingga berhubung seri dengan rangkaian
tersebut. Dengan demikian semua arus yang melewati rangkaian akan
melewati amperemeter.
4. Untuk menentukan hambatan dalam (Rm) pada amperemeter digunakan
rumus: Rm=Rsh (n−1 )+RG .
5. Menentukan kesalahan pengukuran dengan amperemeter secara praktis
dan teoritis dapat menggunakan rumus kesalahan relatif pengukuran
(KSR) =
I −I '
I ' x 100 %
6. Membuat skala ohmmeter dengan cara mengamati skala pada ohmmeter
dengan memperhatikan dimana nilai nol, nilai skala ditengah-tengah , ¾
skala penuh dan ¼ skala penuh
7. Hasil hambatan dalam (Rm) berbanding lurus dengan nilai hambatan 12
skala penuh.
8. Beda potensial AC dan DC dapat diukur dengan menggunakan rumus:
Vpp =
voltdiv x
divskala x skala
9. Untuk menentukan hubungan nilai Vpp dan nilai Vrms dapat
menggunakan rumus:
Vrms =
Vpp2√2 , pada arus DC
Vrms =
Vpp
√2 , pada arus AC
10. Ada beberapa macam alat ukur listrik digital, seperti: Digital Sound Level
Meter, Digital Anemometer, Digital Infra Red Thermometer 3 in 1, Digital
Teslameter, Salinity Meter, dan Global Water/Current Meter. Dimana
Masing-masing alat ini memiliki kapasitas dan kapabilitas yang berbeda
satu sama lain.
B. Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan sebagai pembuat laporan ini
adalah sebagai berikut:
1. Kebersihan dan kerapihan laboratorium harus lebih diperhatikan lagi dan
juga koordinator harus lebih menekankan praktikan untuk tidak
membuang sampah sembarangan agar praktikum dapat berjalan dengan
nyaman dalam keadaan bersih.
2. Jumlah asisten ditambah karena dalam praktikum ini kami kekurangan
asisten agar tiap-tiap kelompok dapat dibimbing oleh satu asisten.
3. Agar para pembaca dapat mengetahui beberapa jenis alat ukur listrik dan
cara penggunaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Alex. 2009. Prinsip Kerja Gps. http://link-geo. blogspot. com/. Anonim, 2012. Penuntun Praktikum Alat-Alat Ukur Listrik. Universitas
Haluoleo. Kendari.
_______ 2012. Fungsi, Pengertian Amperemeter dan Voltmeter. http://pmj-maharta. blogspot. com/.
_______ 2012. Ohm-meter. http://id. wikipedia. org/wiki/.
_______ 2012. Voltmeter Ohmeter Alat-Alat ukur Listrik Ilmu Fisika. http://www organisasi. org. / .
_______ 2012. Voltmeter. http//www. pdf serch-engine. com/. _______ 2012. Desain-Alat-Ukur-Ohmmeter. http://www. scribd. com/. Anonim. 2010. Digital Sound Level Meter dari Exair. http://indonetwork.
co. id. .
_______ 2010. Pengetahuan Tentang Pengukuran Temperatur Inframerah. http://id. wikipedia. org/wiki/.
_______ 2012. Alat Ukur dan Pengukuran Listrik. http://www. scribd. com. _______ 2012. Bagaimana Cara Kerja Gps . http://ahlikompie. com. Mufid, 2009. Experiment Device To Determine Magnetic Field Value On
Straightwire With Electricity. http:// digilib. itb. ac. id . Thalita, Joy. 2010. Anemometer. http://id. wikipedia. org/wiki/. William B Cooper, Instrumentasi Elektronika dan teknik pengukuran, Erlangga, Jakarta, 1993)