Laporan Lengkap

116
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ALAT-ALAT UKUR LISTRIK Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mengikuti Ujian Praktikum Alat-Alat Ukur Listrik Pada Laboratorium Pengembangan Unit Fisika OLEH: PRISKA PRATIWI A1C3 10 035

Transcript of Laporan Lengkap

Page 1: Laporan Lengkap

LAPORAN LENGKAPPRAKTIKUM ALAT-ALAT UKUR LISTRIK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mengikuti Ujian Praktikum Alat-Alat Ukur Listrik Pada Laboratorium Pengembangan Unit Fisika

OLEH:

PRISKA PRATIWIA1C3 10 035

LABORATORIUM PENGEMBANGAN UNIT FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2013

Page 2: Laporan Lengkap

HALAMAN PENGESAHAN

Telah mengikuti seluruh tahapan kegiatan praktikum serta telah diperiksa dan

disetujui oleh asisten praktikum Alat-alat Ukur Listrik pada Laboratorium

Pengembangan Unit Fisika Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Haluoleo Kendari.

Koordinator Asisten : Muslimin ( )

Asisten Pendamping : 1. Sarli ( )

2. Marlina Idris ( )

3. Ryan Prayuddi R. ( )

Kendari,

Pengelola Laboratorium Unit Fisika

Sayahdin Alfat, S. PdNIP. 19850425 201012 1 005

Page 3: Laporan Lengkap

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah, Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Lengkap

PRAKTIKUM ALAT-ALAT UKUR LISTRIK, yang mencakup praktikum

Voltmeter, Amperemeter, Ohmmeter, CRO (Chatoda Ray Oscilloscope) dan

Pengenalan Alat-alat Ukur Listrik.

Terciptanya laporan lengkap ini tidak terlepas dari adanya bantuan dari

Koordinator asisten dan asisten pembimbing yang telah memberikan pengarahan

dalam penyusunan laporan lengkap ini, serta teman-teman sekalian yang telah

memberikan bantuan berupa dukungan dan semangat demi terselesaikannya

laporan lengkap ini. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terimakasih kepada

semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian laporan lengkap ini.

Penyusun menyadari bahwa sebagai manusia biasa, laporan lengkap ini

tidak luput dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang

membangun demi perbaikan laporan lengkap ini, penyusun sangat harapkan.

Semoga laporan lengkap ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Kendari,

Penyusun

Page 4: Laporan Lengkap

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................HALAMAN PENGESAHAN....................................................................KATA PENGANTAR................................................................................DAFTAR ISI...............................................................................................BAB I. PENDAHULUAN........................................................................

A. Latar Belakang...........................................................................B. Rumusan Masalah......................................................................C. Tujuan Praktikum.......................................................................D. Manfaat Praktikum.....................................................................

BAB II. KAJIAN TEORI........................................................................A. Voltmeter...................................................................................B. Amperemeter..............................................................................C. Ohmmeter...................................................................................D. CRO (Chatoda Ray Oscilloscope).............................................E. Pengenalan Alat-alat Ukur Listrik.............................................

BAB III. METODE PRAKTIKUM........................................................A. Voltmeter...................................................................................

1. Alat dan Bahan.....................................................................2. Prosedur Kerja......................................................................3. Data Pengamatan..................................................................

B. Amperemeter..............................................................................1. Alat dan Bahan.....................................................................2. Prosedur Kerja......................................................................3. Data Pengamatan..................................................................

C. Ohmmeter...................................................................................1. Alat dan Bahan.....................................................................2. Prosedur Kerja......................................................................3. Data Pengamatan..................................................................

D. CRO (Chatoda Ray Oscilloscope).............................................1. Alat dan Bahan.....................................................................2. Prosedur Kerja......................................................................3. Data Pengamatan..................................................................

E. Pengenalan Alat-alat Ukur Listrik.............................................1. Alat dan Bahan.....................................................................2. Prosedur Kerja......................................................................3. Data Pengamatan..................................................................

BAB IV. PEMBAHASAN........................................................................A. Analisis data...............................................................................

1. Voltmeter.............................................................................2. Amperemeter........................................................................3. Ohmmeter.............................................................................4. CRO (Chatoda Ray Oscilloscope).......................................5. Pengenalan Alat-alat Ukur Listrik.......................................

Page 5: Laporan Lengkap

B. Pembahasan................................................................................1. Voltmeter.............................................................................2. Amperemeter........................................................................3. Ohmmeter.............................................................................4. CRO (Chatoda Ray Oscilloscope).......................................5. Pengenalan Alat-alat Ukur Listrik.......................................

BAB V. PENUTUP...................................................................................A. KESIMPULAN..........................................................................B. SARAN......................................................................................

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

Page 6: Laporan Lengkap

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sebelum seseorang melakukan suatu pekerjaan serius dalam

elektronika, khususnya yang bersifat praktis, cara kerja alat ukur (instrument)

yang akan dipakainya mutlak dikuasainya. Dalam semua cabang rekayasa,

pengukuranlah yang akan menentukan berhasil tidaknya suatu pekerjaan.

Lingkup instrumen itu sendiri sangat luas, untuk menguasainya

memerlukan waktu yang cukup lama. Yang disajikan disini sesuai

instrumentasi listrik yang biasa dipakai karena keterbatasan alat-alat tersebut

di laboratorium. Dalam menyelesaikan latihan-latihan praktek dan persoalan

untuk menambah pengetahuan praktikan serta memperingatkan praktikan

pada kemungkinan terjadinya bahaya, misalnya: kerusakan alat-alat

instrumentasi.

Salah satu syarat dasar alat ukur adalah bahwa alat yang dipakai tidak

menghambat sistim atau variabel yang diukur. Untuk memenuhi syarat ini

diperlukan alat ukur ideal yang sempurna dalam segala hal. Tentu saja alat

ukur seperti ini tidak ada, tetapi beberapa alat ukur terbukti lebih baik

daripada yang lain untuk suatu pengukuran tertentu. Alat yang lain bahkan

benar-benar tidak berguna serta berbahaya apabila dipergunakan pada jenis

pengukuran yang tidak sesuai.

Setiap pengukuran yang menggunakan alat ukur ini sangat perlu

mengetahui jenjang dan batas ukurnya. Besaran listrik tidak dapat dilihat

Page 7: Laporan Lengkap

dengan panca indera secara langsung tetapi dapat ditransformasikan melalui

fenomena fisis atau besaran mekanis, sehingga para teknisi merekayasa alat

yang tanggap terhadap adanya tegangan, arus, hambatan listrik sebagaimana

suhu yang diukur dengan termometer yang bahannya air raksa yang tentunya

sangat tanggap terhadap suhu. Respon air raksa terhadap kenaikan suhu

adalah mengembang dan sebaliknya, maka alat yang tanggap terhadap arus,

tegangan adalah kawat yang dialiri arus diantara medan magnet dan dikenal

dengan gaya Lorentz yang diderita oleh kawat tersebut selama dialiri arus

listrik.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, permasalahan yang

kemudian muncul dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana cara menentukan hambatan (Rm) dalam dan cara mengukur

beda potensial dengan tepat pada alat ukur Voltmeter.

2. Bagaimana cara menggunakan amperemeter dengan tepat dan bagaimana

cara menentukan hambatan dalam (Rm) serta bagaimana cara menentukan

kesalahan pengukuran dengan amperemeter secara praktis dan teoritis.

3. Bagaimana cara membuat skala ohmmeter dan cara menentukan

hubungan hasil hambatan dalam (Rm) dan nilai hambatan ½ skala penuh

4. Bagaimana cara mengukur beda potensial AC dan DC dan cara

menentukan hubungan nilai Vpp dan nilai Vrms pada alat ukur CRO

(Chatoda Ray Oscilloscope).

Page 8: Laporan Lengkap

5. Bagaimana cara menggunakan alat-alat ukur listrik digital dengan

memahami spesifikasi alat-alat ukur listrik digital serta prinsip kerja

masing-masing alat.

C. TUJUAN PRAKTIKUM

Praktikum ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

1. Menentukan hambatan (Rm) dalam Voltmeter.

2. Mengukur beda potensial dengan tepat.

3. Dapat menggunakan amperemeter dengan tepat.

4. Menentukan hambatan dalam (Rm) amperemeter

5. Menentukan kesalahan pengukuran pengukuran dengan amperemeter

secara praktis dan teoritis.

6. Membuat skala ohmmeter.

7. Menentukan hubungan hasil hambatan dalam (Rm) dan nilai hambatan 12

skala penuh.

8. Mengukur beda potensial AC dan DC.

9. Menentukan hubungan nilai Vpp dan nilai Vrms.

10. Mengenal alat-alat ukur listrik digital.

D. MANFAAT PRAKTIKUM

Manfaat yang diharapkan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mahasiswa, sebagai bahan referensi untuk menambah wawasan

tentang alat-alat ukur listrik sehingga dapat diaplikasikan dalam

kehidupan sehar-hari.

Page 9: Laporan Lengkap

2. Untuk Dosen, sebagai bahan informasi mengenai mata kuliah alat-alat

ukur listrik.

3. Untuk Masyarakat, untuk menambah wawasan mengenai alat-alat ukur

listrik dalam kehidupan sehari-hari.

Page 10: Laporan Lengkap

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Voltmeter

Voltmeter adalah pengukur beda potensial (tegangan) antara dua titik.

Untuk mengukur beda potensial antara dua titik pada suatu komponen, kedua

terminal harus dihubungkan dengan kedua buah titik yang akan diukur

tegangannya sehingga terhubung secara paralal dengan komponen tersebut.

Persamaan yang berlaku untuk gambar a adalah: V = I R. Persamaan

yang berlaku untuk rangkaian gambar b dengan kehadiran galvanometer

berlaku :

V’ = I (R//Rg) sehingga V’= V(1 + R/Rg)

Dengan:

V’ = tegangan yang terukur tatkala galvanometer terpasang pada

rangkaian.

V = tegangan sebelum ada galvanometer dalam rangkaian

Rg = hambatan dalam galvanometer

R = hambatan yang diukur

Persamaan diatas menunjukkan bahwa untuk menghindari kesalahan

pengukuran tegangan adalah pemperbesar hambatan dalam voltmeter agar

arus tidak mengalir pada voltmeter sebab voltmeter tidak boleh terlibat dalam

rangkaian tetapi hanya mengukur tegangan saja.

Akurasi pengukuran tegangan ini tergantung pada hambatan

voltmeter. Jika hambatan voltmeter besar, maka arus yang melewati

Page 11: Laporan Lengkap

voltmeter akan sangat kecil sehingga pengaruh voltmeter pada rangkaian

sangat kecil. Oleh karena itu, idealnya biasanya hambatan voltmeter adalah

tak terhingga. Pada prakteknya, hambatan voltmeter bukan tak terhingga

tetapi diupayakan agar hambatannya sangat besar. Sebagaimana

amperemeter, voltmeter juga mempunyai skala penuh atau batas ukur

maksimum. Padahal tegangan yang akan diukur kadang melebihi batas ukur

voltmeter. Untuk itu, batas ukur voltmeter dapat diperbesar dengan

menambah hambatan yang dipasang seri dengan voltmeter tersebut sebagai

tempat berbagi tegangan. Hambatan yang dipasang seri ini dinamakan

hambatan muka (Anonim, 2012).

Voltmeter merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mengukur

tegangan listrik. Voltmeter juga digunakan untuk mengukur beda potensial

listrik. Voltmeter biasanya disusun secara parallel dengan sumber tegangan

atau peralatan listrik. Cara memasang voltmeter adalah dengan

menghubungkan ujung sumber tegangan yang memiliki potensial yang lebih

tinggi (kutub positif ) harus dihubungkan keterminal positif voltmeter, dan

ujung sumber tegangan yang memiliki potensial lebih rendah harus

dihubungkan keterminal negatif voltmeter. Voltmeter biasanya digunakan

untuk mengukur sumber tegangan seperti baterai, elemen volta dan aki

(http//www. pdf serch-engine. com/voltmeter. html).

Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur tegangan

listrik. Dengan ditambah alat multiplier akan dapat meningkatkan

kemampuan pengukuran alat voltmeter berkali-kali lipat. Pada saat dilakukan

Page 12: Laporan Lengkap

G

pengukuran, gaya magnetic akan timbul dari interaksi antara medan magnet

dan kuat arus listrik. Gaya magnet tersebut akan mampu membuat jarum alat

pengukur voltmeter bergerak saat ada arus atau tegangan listrik. Semakin

besar arus dan tegangan listrik yang mengalir maka semakin besar pula

penyimpangan jarum dari voltmeter tersebut (organisasi. org. /fungsi-

pengertian-voltmeter-ohmmeter-alat-alat-ukur-listrik-ilmu-fisika).

B. AMPEREMETER

Amperemeter adalah galvanometer yang didesain untuk mengukur

kuat arus listrik. Sifat listrik yang harus dimiliki amperemeter agar tidak

mengubah rangkaian dengan cara rangkaian galvanometer diupayakan jauh

lebih kecil dari pada hambatan rangkaian.

Untuk mengukur kuat arus listrik yang mengalir dalam suatu

komponen, amperemeter disisipkan ke dalam rangkaian sehingga

berhubungan seri dengan komponen tersebut. Dengan demikian semua arus

yang melewati komponen akan melewati amperemeter. Kehadiran

amperemeter akan menambah jumlah hambatan total sehingga arus akan

mengecil, sehingga arus yang terukur akan salah.

R i RG

i R

+ V- + V-

Gambar (a) Gambar (b)

Page 13: Laporan Lengkap

pada gambar (b) di atas berlaku persamaan V =I. R sedangkan pada gambar

(a) berlaku persamaan V = I’ (R+RG) makaI’ = I (1 +RGR

).

Persamaan di atas menunjukan pengukuran yang sebenarnya

dioptimalkan dengan jalan RGR

diperkecilkan sama sekali, artinya hambatan

galvanometer dibuat sedemikian kecil. Ini juga mengingatkan bahwa setiap

akhir pengukuran jangan sekali-sekali penggali range switchdi parkir di

amperemeter untuk menghindari kerusakan amperemeter itu sendiri karena

hambatan dalamnya sangat kecil sehingga apabila praktikan yang kurang teliti

akan menimbulkan resiko kerusakan alat.

Amperemeter mempunyai skala penuh atau batas ukur maksimum,

sementara kuat arus listrik yang akan diukur ada kalanya melebihi batas ukur

maksimum amperemeter. Agar amperemeter dapat digunakan untuk

mengukur arus listrik yang lebih besar haruslah dipasang suatu hambatan

yang paralel dengan amperemeter sebagai tempat berbagai arus. Kelebihan

arus akan mengalir ke hambatan yang dinamakan hambatan shunt (RSH).

Misalkan batas ukur maksimum amperemeter adalah IA kemampuan

mengukur arus dapat diperbesar menjadi n kali sehingga mampu mengukur

arus.

I =nIAdan n = I

I A

dengan, n = pelipatan batas ukur maksimum

IA= batas ukur maksimum yang lama

I = batasukur maksimum yang baru

Page 14: Laporan Lengkap

Untuk merubah jangkauan ukur amperemeter dengan cara mengatur

RSH dari yang kecil sampai yang besar dengan persamaan yang diperoleh

dari gambar di atas dengan dalil rangkaian pembagi arus maksimum.

Rsh = RA

n−1

dengan, Rsh = hambatan shunt

RA = hamabatan dalam amperemeter

n = pelipatan batas ukur maksimum yang dikehendaki.

(Anonim, 2012:8-10).

Amperemeter bekerja berdasarkan prinsip gaya magnetik (Gaya

Lorentz). Ketika arus mengalir melalui kumparan yang dilingkupi oleh

medan magnet timbul gaya lorentz yang menggerakan jarum penunjuk

menyimpang. Apabila arus yang melewati kumparan besar, maka gaya yang

timbul juga akan membesar sedemikian sehingga penyimpangan jarum

penunjuk juga akan lebih besar. Demikian sebaliknya, ketika kuat arus tidak

ada maka jarum penunjuk akan dikembalikan ke posisi semula oleh pegas.

Besar gaya yang dimaksud sesuai dengan Prinsip Gaya Lorentz F = B. I. L.

Kemampuan amperemeter dapat ditingkatkan dengan memasang

hambatan shunt secara parallel terhadap amperemeter. Besar hambatan shunt

tergantung pada berapa kali kemampuannya akan ditingkatkan. Misalnya

mula-mula arus maksimumnya adalah I, akan ditingkatkan menjadi I’ = n. I,

maka besar hambatan shunt.

Rsh=RG

(n−1 )

Page 15: Laporan Lengkap

RG = Hambatan galvanometer mula-mula

(http://www. geocities. ws/nerdi/prinsip_kerja_amperemeter. html).

Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus

listrik. Umumnya alat ini dipakai oleh teknisi elektronik dalam alat multi

tester listrik yang disebut avometer gabungan dari fungsi amperemeter,

voltmeter dan ohmmeter.

Amper meter dapat dibuat atas susunan mikroamperemeter dan shunt

yang berfungsi untuk deteksi arus pada rangkaian baik arus yang kecil,

sedangkan untuk arus yang besar ditambahkan dengan hambatan shunt.

Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya lorentz (gaya magnetis).

Arus yang mengalir pada kumparan yang selimuti medan magnet akan

menimbulkan gaya Lorentz yang dapat menggerakkan jarum amperemeter.

Semakin besar arus yang mengalir maka semakin besar pula simpangannya

(http://pmj-maharta. blogspot. com/2012/04/fungsi-pengertian-amperemeter-

voltmeter. html).

C. OHMMETER

Ohm-meter adalah alat pengukur hambatan listrik, yaitu daya untuk

menahan mengalirnya arus listrik dalam suatu konduktor. Besarnya satuan

hambatan yang diukur oleh alat ini dinyatakan dalam ohm. Alat ohm-meter

ini menggunakan galvanometer untuk mengukur besarnya arus listrik yang

lewat pada suatu hambatan listrik (R), yang kemudian dikalibrasikan ke

satuan ohm.

Page 16: Laporan Lengkap

Desain asli dari ohmmeter menyediakan baterai kecil untuk menahan

arus listrik. Ini menggunakan galvanometer untuk mengukur arus listrik

melalui hambatan. Skala dari galvanometer ditandai pada ohm, karena

voltase tetap dari baterai memastikan bahwa hambatan menurun, arus yang

melalui meter akan meningkat. Ohmmeter dari sirkui itu sendiri, oleh karena

itu mereka tidak dapat digunakan tanpa sirkuit yang terakit.

Tipe yang lebih akurat dari ohmmeter memiliki sirkuit elektronik yang

melewati arus constant (I) melalui hambatan, dan sirkuti lainnya yang

mengukur voltase (V) melalui hambatan. Menurut persamaan berikut, yang

berasal dari hukum Ohm, nilai dari hambatan (R) dapat ditulis dengan:

R =

VI

V menyatakan potensial listrik (voltase/tegangan) dan I menyatakan

besarnya arus listrik yang mengalir. Untuk pengukuran tingkat tinggi tipe

meteran yang ada di atas sangat tidak memadai. Ini karena pembacaan

meteran adalah jumlah dari hambatan pengukuran timah, hambatan kontak

dan hambatannya diukur. Untuk mengurangi efek ini, ohmmeter yang teliti

untuk mengukur voltase melalui resistor. Dengan tipe dari meteran ini, setiap

arus voltase turun dikarenakan hambatan dari gulungan pertama dari timah

dan hubungan hambatan mereka diabaikan oleh meteran. Teknik pengukuran

empat terminal ini dinamakan pengukuran Kelvin, setelah metode William

Thomson, yang menemukan Jembatan Kelvin pada tahun 1861 untuk

mengukur hambatan yang sangat rendah. Metode empat terminal ini dapat

Page 17: Laporan Lengkap

juga digunakan untuk melakukan pengukuran akurat dari hambatan tingkat

rendah (http://id. wikipedia. org/wiki/Ohm-meter. 14 Juni 2012 .)

Instrumen elektronik didasarkan pada prinsip-prinsip listrik atau

elektronika dalam pemakaiannya sebagai alat ukur elektronik. Alat ukur

listrik adalah alat yang digunakan untuk mengukur besaran-besaran

listrik seperti kuat arus listrik (I), beda potensial listrik (V), hambatan listrik

(R), daya listrik (P), dan lain-lain. Alat ukur listrik ini ada yang berupa alat

ukur analog dan ada juga yang berupa alat ukur digital. Untuk menghasilkan

arus listrik pada rangkaian, dibutuhkan beda potensial. Satu cara untuk

menghasilkan beda potensial adalah dengan baterai. George Simon Ohm

(1787-1854) menentukan dengan eksperimen bahwa arus pada kawat logam

sebanding dengan beda potensial V yang diberikan ke ujung-ujungnya.

Setiap benda mempunyai tahanan, yaitu suatu kemampuan untuk menahan

mengalirkan arus listrik di dalam benda itu. Arus listrik yang mengalir

melalui kawat pijar di dalam lampu dan kawat-kawat penghantar

listrik lainnya juga mengalami hambatan atau tahanan. Dengan adanya

hambatan ini maka arus yang mengalir berkurang. Makin tinggi hambatan

ini, makin kecil arus untuk suatu tegangan V. Maka hambatan berbanding

terbalik dengan arus yang mengalir. Ketika digabungkan hal ini dan

kesebandingan di atas,maka :

I =

VR

dimana:

R= hambatan kawat atau suatu alat lainnya,

Page 18: Laporan Lengkap

V =adalah bedapotensial yang melintasi alat tesebut, dan

I = arus yang mengalirpadanya.

Hubungan ini dapat di tulis V = IR dan dikenal sebagai Hukum Ohm

(Giancoli, 2001 ).

D. CRO (Chatoda Ray Osciloscope)

Chatoda Ray Oscilloscope, atau yang sering diterjemahkan sebagai

Osiloskop Sinar Katoda (OSIKA), adalah alat yang paling umum digunakan

didalam pengukuran-pengukuran besaran elektronika, seperti alat pengukur

multimeter yang digunakan untuk mengukur tegangan AC, tegangan DC,

Arus AC, Arus DC dan tahanan suatu rangkaian, maka osiloskop mempunyai

kemampuan yang melebihi kemampuan multimeter.

Pada prinsipnya OSIKA dapat digunakan untuk mengukur:

1. Tegangan AC dan DC

2. Bentuk Gelombang AC dan DC

3. Frekuensi Gelombang / tegangan Listrik.

4. Beda fasa tegangan listrik.

Tidak seperti multimeter yang hanya digunakan untuk mengukur

tegangan AC pada 50 Hz saja, tetapi dengan OSIKA kita dapat mengukur

tegangan AC yang mempunyai frekuensi 0-350 MHz. Keunggulan lain dari

OSIKA sebagai pengukur tegangan adalah alat tersebut mempunyai input

impedansi yang tinggi (orde M. Ohm) hingga secara praktis tidak membebani

sistem yang diukur. Secara tidak langsung OSIKA juga digunakan untuk

mengukur besaran-besaran seperti percepatan, tekanan, suhu dan lain-lain.

Page 19: Laporan Lengkap

Karena besaran ini dengan pertolongan suatu transduser dapat diubah menjadi

tegangan listrik. Proses yang terjadi itu tidak lain adalah lintasan elektron

dalam suatu medan listrik. Pada saat ini selain bidang Fisika ada juga bidang-

bidang Sains yang lainnya yang biasa menggunakan OSIKA , karena dalam

OSIKA ada bagian yang berfungsi untuk memfokuskan berkas elektron ke

taber / layar yang mana bagian tersebut dikenal dengan istilah lensa listrik.

Kemajuan di bidang elektronika telah membawa teknologi OSIKA menjadi

DSOlebih muda dalam penggunaannya. Dalam OSIKA dual chanel (dua

masukan), kita dapat mengukur dua gejala listrik sekaligus (Anonim, 2012:

17-19).

Osiloskop, sebelumnya disebut osilograf, dan informal dikenal

sebagai ruang lingkup, CRO (untuk osiloskop sinar katoda), atau (untuk

osiloskop digital yang lebih modern penyimpanan), adalah jenis alat tes

elektronik yang memungkinkan pengamatan terus-menerus berbagai sinyal

tegangan, biasanya sebagai grafik dua dimensi dari satu atau lebih listrik

perbedaan potensial menggunakan vertikal atau sumbu 'Y', diplot sebagai

fungsi waktu (horizontal atau sumbu 'x'). Banyak sinyal, untuk suara

misalnya, dapat dikonversi ke tegangan dan ditampilkan dengan cara ini.

Sinyal sering periodik dan ulangi terus-menerus, sehingga beberapa sampel

dari sinyal yang sebenarnya bervariasi dengan waktu yang ditampilkan

sebagai gambar mantap. Banyak osiloskop (osiloskop penyimpanan) juga

dapat menangkap bentuk gelombang non-berulang untuk waktu yang

ditentukan, dan menunjukkan tampilan yang stabil dari segmen ditangkap.

Page 20: Laporan Lengkap

Osiloskop biasanya digunakan untuk mengamati tepat bentuk gelombang dari

sinyal listrik. Osiloskop biasanya dikalibrasi sehingga tegangan dan waktu

dapat membaca serta dimungkinkan dengan mata. Hal ini memungkinkan

pengukuran, misalnya, puncak ke puncak tegangan gelombang, frekuensi dari

sinyal periodik, waktu antara pulsa, waktu yang dibutuhkan untuk naik ke

amplitudo penuh (rise time), dan waktu relatif dari beberapa terkait sinyal.

Oscilloscope digunakan dalam bidang sains, kedokteran, teknik, dan industri

telekomunikasi. Keperluan umum instrumen yang digunakan untuk

pemeliharaan peralatan elektronik dan pekerjaan laboratorium. Tujuan

khusus osiloskop dapat digunakan untuk tujuan seperti menganalisis sistem

pengapian otomotif, atau untuk menampilkan bentuk gelombang dari detak

jantung sebagai elektrokardiogram. Beberapa perangkat lunak suara

komputer memungkinkan makhluk mendengarkan suara yang akan

ditampilkan pada layar sebagai oleh osiloskop. Sebelum adanya elektronika

digital osiloskop digunakan tabung sinar katoda sebagai elemen tampilan

mereka (maka itu sering disebut sebagai CRO) dan amplifier linier untuk

pemrosesan sinyal. Osiloskop penyimpanan yang lebih canggih yang

digunakan CRT penyimpanan khusus untuk mempertahankan tampilan yang

mantap dari sinyal singkat tunggal. CRO kemudian sebagian besar

digantikan oleh osiloskop penyimpanan digital (DSO) dengan display panel

tipis, cepat analog-ke-digital converter dan prosesor sinyal digital. DSO

tanpa tampilan yang terintegrasi (kadang-kadang tahu sebagai digitisers) yang

tersedia dengan biaya lebih rendah, dan menggunakan untuk tujuan umum

Page 21: Laporan Lengkap

komputer digital untuk memproses dan menampilkan bentuk gelombang

(Anonim, 2011)

Osiloskop sinar katoda dapat digunakan untuk menyelidiki gejala

yang bersifat periodik. Komponen utama osiloskop adalah tabung sinar

katoda ( CRT ), Prinsip kerja tabung sinar katoda adalah sebagai berikut:

Elektron dipancarkan dari katoda akan menumbuk bidang gambar yang

dilapisi oleh zat yang bersifat flourecent. Bidang gambar ini berfungsi

sebagai anoda. Arah gerak elektron ini dapat dipengaruhi oleh medan listrik

dan medan magnetik. Umumnya osiloskop sinar katoda mengandung medan

gaya listrik untuk mempengaruhi gerak elektron kearah anoda. Medan listrik

dihasilkan oleh lempeng kapasitor yang dipasang secara vertikal, maka akan

terbentuk garis lurus vertikal dinding gambar. Selanjutnya jika pada lempeng

horizontal dipasang tegangan periodik, maka elektron yang pada mulanya

bergerak secara vertikal, kini juga bergerak secara horizontal dengan laju

tetap. Sehingga pada gambar terbentuk grafik sinusoidal. Sebuah benda

bergetar sekaligus secara harmonik, getaran harmonik (Super posisi) yang

berfrekuensi dan mempunyai arah getar sama akan menghasilkan satu getaran

harmonik baru berfrekuensi sama dengan amplitudo dan fase tergantung pada

amplitudo dan frekuensi setiap bagian getaran harmonik tersebut. Hal itu

berdasarkan metode penambahan trigonometri atau lebih sederhananya lagi

dengan menggunakan bilangan kompleks. Bila dua getaran harmonik super

posisi yang berbeda, frekuensi terjadi getaran yang tidak lagi periodik

(Musbee, 1995:34-37).

Page 22: Laporan Lengkap

Basis waktu secara periodik menggerakkan bintik cahaya dari kiri

kekanan melalui permukaan layar. Tegangan yang akan diperiksa

dimasukkan ke Y atau masukan vertikal osiloskop, menggerakkan bintik

keatas dan kebawah sesuai dengan nilai tegangan yang dimasukkan.

Selanjutnya bintik tersebut menghasilkan jejak berkas gambar pada layar

yang menunjukkan variasi tegangan masukan sebagai fungsi dari waktu. Bila

tegangan masukan berkurang dengan laju yang cukup pesat gambar akan

kelihatan sebagai sebuah pola yang diam pada layar (William, 1993:25-27).

E. PENGENALAN ALAT-ALAT UKUR LISTRIK

Kemajuan teknologi dalam pengukuran suatu besaran kini

berkembang pesat. Perkembangan alat ukur tersebut dapat menumbuhkan

tehnologi dalam bidang elektronika. Dalam pengukuran dibutuhkan

instrument sebagai suatu cara fisis untuk menentukan suatu besaran

(kuantitas) atau variabel.

Alat ukur adalah sebuah instrumen dapat didefinisikan sebagai sebuah

alat yang digunakan untuk menentukan nilai atau besaran dari suatu kuantitas

atau variabel. Salah satunya adalah alat ukur medan magnet. Alat ukur

tersebut adalah teslameter. Alat tersebut dapat mengetahui nilai besaran

medan magnet. Adapun alat tersebut sangat mahal sehingga tidak terjangkau.

Banyak aplikasi kumparan seperti transformator dan motor DC.

Perangkat elektronika rumah tangga seperti kipas dan pompa air. Pada

prinsipnya kumparan dialiri arus listrik. Komponen utama dalam alat ukur

Page 23: Laporan Lengkap

medan magnet adalah sensor UGN. Sensor UGN memiliki sensitifitas

terhadap medan magnet (Arifin, 2007: 3)

Alat ukur digital saat sekarang banyak dipakai dengan berbagai

kelebihannya, murah, mudah dioperaikan, dan praktis. Multimeter digital

mampu menampilkan beberapa pengukuran untuk arus miliamper, temperatur

°C, tegangan milivolt, resistansi ohm, frekuensi Hz, daya listrik mW sampai

kapasitansi nF.

Pada dasarnya data/informasi yang akan diukur bersifat analog. Blok

diagram alat ukur digital terdiri komponen sensor, penguat sinyal analog,

analog to digital converter, mikroprosesor, alat cetak, dan display digital.

Sensor mengubah besaran listrik dan non elektrik menjadi tegangan,

karena tegangan masih dalam orde mV perlu diperkuat oleh penguat input.

Sinyal input analog yang sudah diperkuat, dari sinyal analog diubah menjadi

sinyal digital dengan (ADC) analog to digital akan diolah oleh perangkat PC

atau mikroprosessor dengan program tertentu dan hasil pengolahan disimpan

dalam sistem memori digital Informasi digital ditampilkan dalam display atau

dihubungkan dicetak dengan mesin cetak.

Page 24: Laporan Lengkap

Display digital akan menampilkan angka diskrit dari 0 sampai angka 9 ada

tiga jenis, yaitu 7-segmen, 14-segmen dan dot matrik 5 x 7 (Gambar 8. 11).

Sinyal digital terdiri atas 0 dan 1, ketika sinyal 0 tidak bertegangan atau OFF,

ketika sinyal 1 bertegangan atau ON (Anonim, 2012:1).

Medan magnet merupakan ruang disekitar magnet yang masih

dipengaruhi gaya kemagnetan. Medan magnet digambarkan dengan garis-

garis gaya magnet. Garis gaya magnet pada kawat penghantar berarus listrik

berupa lingkaran. Suatu alat untuk mengukur rapat fluks magnet (B) disebut

Teslameter. Dalam proyek akhir ini didesain sebuah alat yang dapat

digunakan untuk menentukan nilai medan magnet yang dihasilkan oleh kawat

lurus berarus listrik dengan mengukur ggl yang ditimbulkan oleh perubahan

fluks magnetik pada kumparan.

Pengukuran kuat medan magnet pada kumparan menggunakan sensor

efek hall adalah sebuah inovasi dalam bidang pengukuran. Pengukuran ini

berdasarkan medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik. Fenomena

kemagnetan terjadi karena adanya gaya antara muatan listrik yang bergerak.

Karena semua elektron dalam atom bergerak mengelilingi inti atom, dan tiap

elektron berputar secara terus-menerus pada sumbunya maka semua atom

juga akan memperlihatkan efek kemagnetan (Mufid, 2009:1).

Akibat dari tingkat kebisingan yang tinggi. Kehilangan

pendengaran bagi pekerja sering kali dijumpai pada lingkungan dengan

tingkat kebisingan yang tinggi dan terus menerus ditambah dengan

penggunaan alat proteksi pendengaran yang kurang baik, Digital Sound

Page 25: Laporan Lengkap

Level Meter™ dapat membantu melindungi pekerja dari kemungkinan

kehilangan pendengaran dengan memonitor suara di lingkungan kerja agar

tidak melewati tingkat kebisingan yang diperbolehkan sesuai aturan

OSHA standard 29 CFR - 1910. 95. Digital Sound Level Meter™

mengukur secara akurat dan responsif dalam satuan dBA dan

menampilkannya pada layar LCD yang mudah dibaca (Anonim. 2010:1).

Anemometer adalah alat pengukur kecepatan angin yang banyak

dipakai dalam bidang Meteorologi dan Geofisika atau stasiun prakiraan

cuaca. Nama alat ini berasal dari kata Yunanianemos yang berarti angin.

Perancang pertama dari alat ini adalah Leon Battista Alberti pada tahun 1450.

Selain mengukur kecepatan angin, alat ini juga dapat mengukur besarnya

tekanan angin itu.

Anemometer dapat dibagi menjadi dua kelas yang mengukur angin

dari kecepatan, dan orang-orang yang mengukur dari tekanan angin, tetapi

karena ada hubungan erat antara tekanan dan kecepatan, yang dirancang

untuk satu alat pengukur jurusan angin akan memberikan informasi tentang

keduanya (Joy Thalitab. 2010:1).

Inframerah termometer oleh sistem optik, detektor fotolistrik, penguat

sinyal dan pemrosesan sinyal keluaran tampilan. Dan komponen lainnya.

Sistem optik bidang pandang tujuannya mengumpulkan energi radiasi infra

merah, energi inframerah berfokus pada photodetektor dan diubah menjadi

sinyal listrik yang sesuai, sinyal ini kemudian diubah menjadi diukur dengan

suhu target.

Page 26: Laporan Lengkap

Manfaat menggunakan termometer inframerah, yakni cepat dapat

memberikan pengukuran suhu dengan membaca termokopel pada titik

sambungan dari kebocoran dalam waktu, dengan termometer inframerah

dapat membaca hampir semua titik sambungan suhu tersebut. Selain itu,

sebagai termometer inframerah yang kuat Light dan mudah dimasukkan ke

dalam sarungnya bila tidak digunakan. Termometer infra merah sangat

akurat, akurasi biasanya kurang dari 1 derajat. Selain itu keamanan adalah

penggunaan yang paling penting dari manfaat termometer inframerah. Tidak

seperti termometer sentuh, termometer inframerah aman membaca keras

untuk mendekati suhu target atau tidak, Anda dapat membaca instrumen

dalam lingkup yang diijinkan oleh suhu target. Pengukuran temperatur juga

dapat mengkontak pengukuran temperatur dalam wilayah yang tidak aman

atau daerah-daerah lebih sulit, seperti katup uap atau dekat tungku, kita tidak

perlu mengambil pengukuran mengkontak langsung suhu dan mudah

digunakan (Anonim. 2010:1).

GPS (Global PositioningSystem ) merupakan sebuah sistem yang

dapat digunakan untuk menentukan posisi wilayah yang berada di

permukaan bumi dengan menggunakan bantuan sinkronisasi dari sinyal

satelit. GPS sendiri dapat Anda gunakan untuk menentukan letak koordinat

suatu objek atau wilayah pada koordinat bujur, lintang dan ketinggian.

GPS dapat bekerja dengan sangat akurat karena menggunakan

informasi yang berasal dari 24 satelit yang dibagi atas 6 bidang orbit yang

masing-masing berisi 4 jenis satelit yang berbeda. Satelit-satelit tersebut

Page 27: Laporan Lengkap

beredar dengan orbit yang memiliki tinggi sekitar 11. 000 mil di atas

permukaan bumi. Konfigurasi seperti inilah yang memungkinkan sistem

GPS dapat secara akurat menangkap titik- titik objek yang terdapat di bumi

dalam rentang waktu selama 24 jam. Hal ini pula yang mendasari dunia

perlautan dan penerbangan menjadikan GPS sebagai teknologi standar

selama melakukan pelayaran dan penerbangan (Anonim. 2012:1).

Syarat pertama yang harus anda miliki untuk menggunakan GPS

adalah GPS receiver. GPS receiver merupakan perangkat penerima sinyal

satelit GPS, perangkat ini berfungsi untuk memperhitungkan letak koordinat

berlandaskan data-data yang tersedia.

Sinyal gelombang mikro akan dipancarkan oleh setiap satelit GPS.

GPS receiver ini akan menerima sinyal-sinyal satelit yang memancarkan

gelombang mikro dari setiap satelit GPS. Lalu sinyal tersebut akan

mentriangulasi letak dengan cara mengkalkulasikan lamanya perjalanan

ketika satelit GPS mengirim kode sinyal dan dikalikan kecepatan cahaya yang

dimaksudkan sebagai penentu jarak receiver dari satelit.

Dengan memiliki minimal 3 kode sinyal dari satelit yang berbeda,

penerima sinyal GPS bisa melakukan penghitungan posisi regular satu titik

koordinat letak bujur juga letak lintang bumi (Longitude dan Latitude).

Dengan kata lain triangulasi digunakan untuk mengunci lokasi ketika GPS

tersebut menyala. Ketika mengunci sinyal pada satelit keempat, GPS

receiver akan mengukur keberadaan atau letak ketinggian suatu titik di atas

permukaan laut atau yang disebut Altitude.

Page 28: Laporan Lengkap

Sinyal satelit yang dibutuhkan akan selalu dikunci dan dijaga oleh

penerima sinyal GPS atau GPS receiver guna kelancaran triangulasi. Dengan

begitu, GPS akan selalu mengupdate data navigasi karena receiver terus

melacak untuk mendapatkan 10 hingga 12 sinyal satelit secara bersamaan.

Level ketepatan informasi koordinat akan lebih tinggi bila mendapatkan

saluran sinyal satelit yang bisa diproses (Alex. 2009:1).

Page 29: Laporan Lengkap

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Voltmeter

1. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan Voltmeter dapat

dilihat pada tabel berikut:

No.

Alat dan Bahan Fungsinya

1. Multimeter analog 2 buah

Untuk mengukur tegangan, hambatan dan kuat arus

2. Power Supply Sebagai sumber tegangan3. Resistor dalam orde

ratus kilo Ohm-Megaohm

Sebagai hambatan dalam voltmeter

4. Kabel penghubung Untuk menghubungkan komponen-komponen dalam rangkaian

2. Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam percobaan Voltmeter

yaitu:

1. Pengukuran pada voltmeter

a. Memfungsikan satu multimeter sebagai ohmmeter dan yang lain

sebagai voltmeter

b. Mengukur hambatan voltmeter mulai dari batas ukur terendah

hingga tertinggi

c. Mengamati batas ukur DC volt terendah dan DC mA terendah

d. Menentukan Rg berdasarkan hukum ohm dan pengamatan point 3.

Page 30: Laporan Lengkap

e. Menghitung hambatan voltmeter tiap batas pengukuran berdasarkan

batas ukur voltmeter tiap batas pengukuran

2. Efek pembebanan (Loading Effect)

a. Mengukur beda potensial power supply dengan teliti, Kemudian

mengukur hambatan voltmeter dengan ohmmeter, lalu mengukur

beda potensial dengan hambatan R dipilih memiliki orde yang sama

dengan hambatan voltmeter

b. Menghitung presentase kesalahan pengukuran.

c. Memberi kesimpulan mengenai pengaruh nilai Rm terhadap

presentase kesalahan pengukuran arus listrik

3. Data Pengamatan

a. Mengukur Hambatan Voltmeter

No Batas Ukur Ω Nilai Resistansi1 0,5 RG 10,06 KΩ2 2,5 R1 50,1 KΩ3 10 R2 199,5 KΩ4 50 R3 1 MΩ5 250 R4 4,86 MΩ6 1000 R5 18,5 MΩ

b. Efek Pembebanan

V0 = 4,4 V

Vukur = 4,1 V

R1 = 100 Ω

R2 = 10 Ω

Page 31: Laporan Lengkap

B. Amperemeter

1. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yg digunakan dalam percobaan Amperemeter dapat

dilihat pada tabel berikut :

No Alat dan Bahan Fungsinya1. Multimeter (Analog) 1

buahMengukur hambatan, tegangan, dan kuat arus secara manual

2. Multimeter digital Mengukur hambatan, tegangan dan kuat arus secara otomatis

3. Resistor 2 buah Sebagai hambatan dalam rangkaian4. Baterai 4 buah Sebagai sumbar tegangan tetap5. Kabel penghubung Menghubungkan komponen-

komponen dalam rangkaian

2. Prosedur Kerja

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam percobaan

amperemeter yaitu:

1. Memfungsikan satu multimeter sebagai amperemeter dan yang lainnya

sebagai ohmmeter

2. Mengukur hambatan amperemeter dengan menggunakan ohmmeter

dengan berbagai batas ukur

3. Menghitung hambatan dalam Rm untuk masing-masing batas

pengukuran, dengan terlebih dahulu mengukur Rsh.

4. Membandingkan hasil poin 4 dengan poin 2

5. Meng-Onkan power supply , kemudian mengfungsikan multimeter

sebagai voltmeter

6. Mengukur beda potensial power supply

Page 32: Laporan Lengkap

7. Membuat rangkaian seperti gambar (2), dengan resistor R berorde sama

dengan hambatan dalam amperemeter

8. Mengukur besar arus, dan menghitung arus semestinya bila

amperemeter tidak dipasang

9. Menghitung prosentase kesalahan pengukuran berdasarkan hasil

pengukuran

10. Mengitung presentase kesalahan pengukuran berdasarkan hasil rumus

Kesalahan relatif = Rm

R+Rm x 100%

3. Data Pengamatan

a. Mengukur hambatan Dalam Ohmmeter

No. Batas Ukur (RG) Rm (Ω)1 5 A 02 500 mA 0,13 50 mA 1,7

b. Mengukur Beda Potensial Pada Baterai

R (KΩ) Voltase (V) I (mA) R G (Ω)

6,83 0,08 1,76 0,29 1,7

23 0,08 1,76 0,29 1,7

Page 33: Laporan Lengkap

C. Ohmmeter

1. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan

ohmmeter dapat dilihat pada tabel berikut:

No.

Alat dan bahan Fungsinya

1. Multimeter 2 buah Mengkur hambatan, tegangan dan kuat arus

2. Resistor 10Ω, 100Ω,1 KΩ, 100 KΩ, 1 MΩ

Sebagai hambatan dalam

2. Prosedur Kerja

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam percobaan

ohmmeter yaitu:

1. Mengamati skala ohmmeter, memperhatikan dimana nilai nol,

mengamati nilai skala tengah, 34

skala penuh dan 14

skala penuh.

2. Memfungsikan dua multimeter sebagai ohmmeter.

3. Memilih skala 1X, menghubungsingkatkan kedua probe dan mengatur

hingga jarum menu njuk angka nol (kalibrasi).

4. Mengukur hambatan ohmmeter dengan ohmmeter lainya.

5. Memindahkan saklar di 10X dan mengukur kembali hambatannya.

6. Mengulangi langkah 5 untuk 1 kx, dan mengamati bagaimana pola

hambatan dalamnya (Rm).

7. Mengukur resistansi resistor 10Ω dengan batas ukur 1X, 10X, 1 k.

8. Mengulangi langkah 7 untuk resistor 100Ω, 1 KΩ, 100KΩ, dan 1 MΩ.

Page 34: Laporan Lengkap

9. Membandingkan hasilpengukuran masing-masing, dan

menyimpulkanya

10. Memfungsikan multimeter sebagai amperemeter dan lainya sebagai

ohmmeter.

11. Mengukur arus ohmmeter untuk masing-masing saklar pengukuran

3. Data Pengamatan

a. Menentukan Skala Pada Ohmmeter

No Skala Besarnya1 Penuh ∞2 Tengah 203 ¾ Skala Penuh 65-704 ¼ Skala Penuh 7

b. Mengukur Hambatan Resistor Menggunakan Multimeter Analog

No Resistor 1 X 10 X 100 X 1 KX1 10 Ω 10 Ω 0 Ω 0 Ω 0 Ω2 10 KΩ 500 Ω 400 Ω 60 Ω 3 Ω3 100 Ω 100Ω 13 Ω 2 Ω 1 Ω4 1 MΩ 500 Ω 500 Ω 500 Ω 500 Ω5 100 KΩ 500 Ω 400 Ω 400 Ω 80 Ω

c. Mengukur Hambatan Resistor Menggunakan Multimeter Digital

No Resistor 1 X1 10 Ω 11,9 Ω2 10 KΩ 9,86 Ω3 100 Ω 100,3 Ω4 1 MΩ 1,013 MΩ5 100 KΩ 98,9 KΩ

Page 35: Laporan Lengkap

D. CRO (Chatoda Ray Oscilloscope)

1. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yangdigunakan dalam percobaan CRO (Chatoda Ray

Oscialloscope) dapat dilihat pada tabel berikut:

No.

Alat dan Bahan Fungsinya

1. CRO (Osiloskop) Untuk menampilkan bentuk gelombang, menukur hambatan, tegangan, dll

2. Generator sinyal (AFG) Sebagai pembangkit sinyal3. Baterai (1,5V, 3V,

4,5V, 6V. )Sebagai sumber tegangan

4. Multimeter Digital Untuk mengukur besar hambatan resistor secara otomatis

5. Kabel penghubung Untuk menghubungkan komponen-komponen dalam rangkaian

2. Prosedur Kerja

Adapun langkah-langkah dalam praktikum CRO (Chatoda Ray

Oscialloscope) yaitu:

1. Mengkalibrasi sweep time/div dan volt/div, dengan menghubungkan

probe ke sumber sinyal acuan dan mengatur kalibrasinya hingga

sesuai tegangan dan frekuensi acuan.

2. Menghidupkan power supply kemudian mengukur beda potensial

dengan voltmeter dan CRO dengan mode DC, (mengatur tombol DC-

Ground kemudian mengukur perubahan simpangan).

3. Membandingkan antara dua cara tersebut.

4. Meng-On-kan AFG, kemudian memilih type gelombang sinus.

5. Mengukur beda potensial Vpp dengan CRO.

Page 36: Laporan Lengkap

6. Mengukur beda potensial dengan Voltmeter AC.

7. Menghitung Vrms dan Vpp kemudian membandingkanya dengan

beda potensial yang diukur dengan voltmeter.

8. Menyimpulkan hasil penelitian

3. Data Pengamatan

a. Mengkalibrasi Osiloskop

Vpp =

voltdiv x

divskala x skala

5 = 0,5 x

divskala x 5

divskala =

50,5 = 2

b. Dengan Tegangan DC

Vs (volt) Vmultimeter (volt) Skala1,5 1,4 43 2,9 15

4,5 4,4 326 5,9 45

c. Dengan Tegangan AC

Vs Vmultimeter (volt) Skala2 1,6 24 4,2 56 6,8 78 8,3 10

Page 37: Laporan Lengkap

E. Pengenalan Alat-alat Ukur Listrik

1. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan Pengenalan Alat-

alat Ukur Listrik dapat dilihat pada tabel berikut:

No. Alat dan Bahan Spesifikasi Fungsinya1. Anemometer Merk: Lutron

LM-81 AMUntuk mengukur kecepatan aliran udara/angin dalam range (80 ft/min – 58,3 knots) atau (0,4m/dt – 30 m/det).

2. Digital Infrared Thermometer 3 in 1

Merk: Lutron TM-2000

Mengukur temperatur tanpa kontak langsung pada range (-20 C – 400 C)

3. Digital Teslameter (EMF TESTER)

Merk: Lutron EMF-827

Mengukur intensitas medan radiasi elektromagnetik

4. GPS Merk: Garmen Quest

Menentukan posisi di permukaan bumi

5. Salinity Meter Merk: Lutron YK-315 A

Mengukur kadar garam yang terlarut di dalam air

6. Global water/Current Meter

Merk: - Untuk mengukur kecepatan arus air

7. Digital Sound Level Meter

Merk:- Mengukur intensitas bunyi relatif dalam range (30 d B- 400 d B)

Page 38: Laporan Lengkap

Baling-baling

Power

Hold

Max/min

unit

2. Data Pengamatan

a. Anemometer Digital

Type : LM- 81AM

Range : 80ft/min - 58,3 knot atau0,4 m/s – 30 m/

Cara penggunaan:

1. Menghidupkan alat dengan menekan tombol Power

2. Mengukur kecepatan aliran angin ditandai dengan bergeraknya

baling-baling

3. Mencatat angka yang muncul pada layar display sebagai kecepatan

angin.

Keterangan gambar :

Power berfungsi untuk

menghidupkan atau mematikan

alat.

Max/min berfungsi meliha tnilai

terbesar atau terkecil dari hasil

yang diperoleh

Unit berfungsi mengubah satuan

Hold berfungsi menghentikan

nilai yang selalu berubah-ubah

baling-baling berfungsi untuk

menandakan adanya aliran angin

Page 39: Laporan Lengkap

HOLD

POWER

REC.MAX/MIN

SENSOR

oC/ oF

EMIS>25 LASER I/O

REL

b. Thermometer Infrared 3 in 1 Digital

Type : TM-2000

Range : -20oC - 400oC

Cara penggunaan:

1. Menghidupkan alat dengan menekan tombol Power

2. Menekan tombol EMIS>25 LASER I/O untuk menghidupkan

sensor thermometer

3. Mengarahkan sensor ke bahan yang akan diukur temperaturnya

4. Mencatat angka yang muncul pada layar display sebagai

temperature hasil pengukuran.

Keterangan gambar :

Power berfungsi untuk

menghidupkan atau mematikan

alat.

Rec Max/min berfungsi meliha

tnilai terbesar atau terkecil dari

hasil yang diperoleh

Unit berfungsi mengubah satuan

Hold berfungsi menghidupkn

lampu layar

Sensor berfungsi mengubah tipe

K, J, R, E, T

REL berfungsi mengatur K, J, R,

E, ToC/oF berfungsi mengubah satuan oC ke oF atau sebaliknya

EMIS>25 LASER I/O berfungsi

menghidupkan sensor

Page 40: Laporan Lengkap

SENSOR

TOMBOL X

c. Teslameter Digital

Type : EMF – 827

Range : 20μT, 200μT, 2000μT

Cara Penggunaan:

1. Menghidupkan alat.

2. Mendekatkan alat ke benda yang akan diukur radiasinya.

3. Mencatat nilai yang tertera pada layar display sebagai intensitas

medan radiasi elektromagnetik.

Keterangan gambar :

Tombol X berfungsi untuk

mengubah nilai range dan

mematikan alat alat

Sensor berfungsi untuk

mendeteksi radiasi

elektromagnetik

Page 41: Laporan Lengkap

SENSOR

HOLD

OFF

ON

d. Salinity Digital

Type : YK- 31SA

Range : 0 – 10%

Cara penggunaan:

1. Menghidupkan alat dengan menekan tombol ON

2. Menghubungkan probe sensor pada probe input.

3. Memasukan probe sesor ke dalam larutan garam.

4. Mencatat angka yang muncul pada layar display sebagai kadar

garam yang terlarut dalam air.

5. Menekan tombol OFF setelah selesai menggunakn Salinity

Digital dan membersikan sensor yang tercelup pada larutan garam.

Keterangan gambar :

ON berfungsi untuk

menghidupkan alat

OFF berfungsi mematikan alat.

Hold berfungsi menghentikan

nilai yang selalu berubah-ubah

Sensor berfungsi untuk

mendeteksi kadar garam

Page 42: Laporan Lengkap

2

1

34

5

6789

e. GPS

Merek Garmen Quest <Тlutron TM -2000

Keterangan gambar :

1. ON/OFF : untuk menghidup dan mematikan alat

2. : untuk mengubah tampilan layar

3. NAVIGASI : untuk mengatur kursor navigasi

4. OK : untuk memilih item

5. FIND : untuk mencari hal yang lebih spesifik

6. SOUND : untuk mengatur volume alat

7. MENU : berisi fitur-fitur yang tersedia pada alat

8. IN : untuk memperbesar ukuran tampilan objek

9. OUT : untuk memperkecil ukuran tampilan objek

Cara Penggunaan:

1. Mengaktiftan GPS dengan menekan tombol ON/OFF

2. Menekan tombol Menu untuk memilih fitur yang ingin digunakan

Page 43: Laporan Lengkap

BALING-BALING

SKALA

LAYAR DISPLAY

mode menu

Global Water

Save reset

3. Jika ingin menemukan posisi pengguna, maka tekan tombol

FIND, lalu pilih Where am I ?

4. Lokasi akan segera tampil pada layar dalam bentuk gambar peta

dan koordinat lintang dan bujur

f. Current Meter Digital

Type : FP-111

Range : 0,3 - 19,9 ft/s atau 0,1 - 6,1 m/s

Cara penggunaan:

1. Menghidupkan alat.

2. Meletakkan alat ke dalam air yang memiliki arus

3. Mengukur kecepatan arus air yang ditandai dengan bergeraknya

baling-baling.

4. Mencatat angka yang muncul pada layar display sebagai

kecepatan arus air.

Keterangan gambar :

Skala berfungsi untuk mengukur

kedalaman air

Layar display berfungsi untuk

melihat hasil pengukuran

baling-baling berfungsi untuk

menandakan adanya aliran angin

Page 44: Laporan Lengkap

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Analisis Data

1. Voltmeter

a. Menentukan Hambatan Muka (Rm)

R mn=Rn−RG

1. R m1=R1−RG

R m1=50,1kΩ−10,06 kΩ

R m1=40,04 kΩ

2. R m2=R2−RG

R m2=199,5 kΩ−10,06 kΩ

R m2=189,44 kΩ

3. R m3=R3−RG

R m3=1 MΩ−10,06 kΩ

R m3=1000 kΩ−10,06 kΩ

R m3=989,94 kΩ

4. R m4=R4−RG

R m4=4,86 MΩ−10,06 kΩ

R m4=4860 kΩ−10,06 kΩ

R m4=4849,94 kΩ

5. R m5=R5−RG

R m5=18,5 MΩ−10,06 kΩ

Page 45: Laporan Lengkap

R m5=18500 kΩ−10,06 kΩ

R m5=18489,94 kΩ

b. Menentukan Pelipatan Batas Ukur (n)

Rm=(n−1 ) RGataun=RmRG

+1

1. n1=RmRG

+1=40,04 kΩ10,06 kΩ

+1=4,98012

2. n2=RmRG

+1=189,44 kΩ10,06 kΩ

+1=19,83101

3. n3=RmRG

+1=989,94 kΩ10,06 kΩ

+1=99,40358

4. n1=RmRG

+1=4849,94 kΩ10,06 kΩ

+1=483,1014

5. n1=RmRG

+1=18489,94 kΩ10,06 kΩ

+1=1838,9662

2. Amperemeter

a. Mencari nilai pelipatan batas ukur (n)

n= II A

= Arus yang terendahBatas ukur minimal

1. Untuk jangkauan ukur 5A

n= II A

= 5 A50 mA

=10 kali

2. Untuk jangkauan ukur 500mA

n= II A

=500 mA50 mA

=100 kali

3. Untuk jangkauan ukur 50mA

Page 46: Laporan Lengkap

n= II A

=50 mA50 mA

=1 kali

b. Menentukan nilai hambatan Shunt (Rsh)

R sh=RG

n−1

1. Untuk n = 100 kali

R sh=RG

n−1= 1,7 Ω

100−1=0,017 Ω

2. Untuk n = 10 kali

R sh=RG

n−1= 1,7 Ω

10−1=0,19 Ω

3. Untuk n = 1 kali

R sh=RG

n−1=1,7 Ω

1−1=∞

c. Menentukan hambatan dalam (Rm)

Rm=Rsh (n−1 )+RG

1. Untuk n = 100 kali

Rm=Rsh (n−1 )+RG

Rm=0,017 (100−1 )+1,7 Ω

Rm=1,68 Ω+1,7 Ω

Rm=3,38Ω

2. Untuk n = 10 kali

Rm=Rsh (n−1 )+RG

Page 47: Laporan Lengkap

Rm=0,19 (10−1 )+1,7 Ω

Rm=1,71Ω+1,7 Ω

Rm=3,41Ω

3. Untuk n = 1 kali

Rm=Rsh (n−1 )+RG

Rm=∞ (1−1 )+1,7 Ω

Rm=0+1,7 Ω

Rm=1,7 Ω

d. Menghitung Kuat Arus

1. Secara teori

I=VR

a. Untuk R = 6,8 kΩ

I=VR

= 3 V6,8 kΩ

=0,44mA

I=VR

= 6 V6,8 kΩ

=0,88 mA

b. Untuk R = 6,8 kΩ

I=VR

= 3 V2 kΩ

=1,5 mA

I=VR

= 6 V2 kΩ

=3 mA

2. Secara Praktek

I '= I . RR+RG

Page 48: Laporan Lengkap

a. Untuk R = 6,8 kΩ

I '=I 1 . R

R+RG

=0,44 mA . 6,8 kΩ6,8 kΩ+1,7 Ω

=0,4395 mA

I '=I 2 . R

R+RG

=0,88 mA . 6,8 kΩ6,8 kΩ+1,7 Ω

=0,8798 mA

b. Untuk R = 2 kΩ

I '=I 1 . R

R+RG

=1,5 mA .2kΩ2kΩ+1,7 Ω

=1,4987 mA

I '=I 2 . R

R+RG

= 3mA .2kΩ2 kΩ+1,7 Ω

=2,997 mA

e. Menentukan Kesalahan Relatif Pengukuran

KSR= I−I '

I ' x 100 %

1. Untuk R = 6,8 kΩ, KSR 1

KSR 1=I 1−I '

I ' x100 %

KSR 1=0,44 mA−0,4395 mA0,4395 mA

x 100 %

KSR 1=0,0005 mA0,4395 mA

x 100 %

KSR 1=0,11%

2. Untuk R = 6,8 kΩ, KSR 2

KSR 2=I 2−I '

I ' x100 %

KSR 1=0,88 mA−0,8798 mA0,8798 mA

x100 %

Page 49: Laporan Lengkap

KSR 1=0,0002 mA0,8798 mA

x 100 %

KSR 1=0,023 %

3. Untuk R = 2 kΩ, KSR 1

KSR 1=I 1−I '

I ' x100 %

KSR 1=1,5 mA−1,4987 mA1,4987 mA

x100 %

KSR 1=0,0013 mA1,4987 mA

x 100 %

KSR 1=0,087 %

4. Untuk R = 2 kΩ, KSR 2

KSR 2=I 2−I '

I ' x100 %

KSR 1=3 mA−2,997 mA2,997 mA

x100 %

KSR 1=0,003 mA2,997 mA

x 100 %

K SR 1=0,1 %

3. Ohmmeter

Mengukur nilai/besar hambatan pada resistor dengan

menggunakan rumus (secara teori): AB x 10C± nilai toleransi (Emas=5%,

Perak=10%)

Diketahui:

Kode Warna

Hitam Coklat Merah Jingga Kuning Hijau Biru Ungu Abu2

Nilai 0 1 2 3 4 5 6 7 8

Page 50: Laporan Lengkap

Rumus: AB x 10C± nilai toleransi

a. Coklat Hitam Hitam (emas 5%)

CHH = 10 x 100Ω = 10 Ω

Maka nilai toleransi dari

CHH=10 x 5 %=10 x5

100=0,5 Ω

Sehingga,

(10 ±0,5)Ω = (10 + 0,5)Ω = 10,5 Ω, dan

(10 ±0,5)Ω = (10 - 0,5)Ω = 9,5 Ω

Jadi nilai toleransinya berkisar antara 9,5 Ω s/d 10,5 Ω.

b. Coklat Hitam Coklat (emas 5%)

CHC = 10 x 101Ω = 10 Ω

Maka nilai toleransi dari

CHC=100 x5 %=100 x5

100=5 Ω

Sehingga,

(10 ±5)Ω = (100 + 5)Ω = 105 Ω, dan

(10 ±5)Ω = (100 - 5)Ω = 95 Ω

Jadi nilai toleransinya berkisar antara 95 Ω s/d 105 Ω.

c. Coklat Hitam Jingga (emas 5%)

CHJ = 10 x 103Ω = 10. 000 Ω =10 kΩ

Maka nilai toleransi dari

CHJ=10. 000 x5 %=10. 000 x5

100=500 Ω

Sehingga,

Page 51: Laporan Lengkap

(10. 000 ±500)Ω = (10. 000 + 500)Ω = 10. 500 Ω, dan

(10. 000 ±500)Ω = (10. 000 - 500)Ω = 9. 500 Ω

Jadi nilai toleransinya berkisar antara 9. 500 Ω s/d 10. 500 Ω.

d. Coklat Hitam Kuning(emas 5%)

CHK = 10 x 104Ω = 100. 000 Ω

Maka nilai toleransi dari

CHK=100. 000 x 5 %=100. 000 x5

100=5. 000 Ω

Sehingga,

(100. 000 ±5. 000)Ω = (100. 000 + 5. 000)Ω = 105. 000 Ω, dan

(100. 000 ±5. 000)Ω = (100. 000 - 5. 000)Ω = 95. 000 Ω

Jadi nilai toleransinya berkisar antara 95. 000 Ω s/d 105. 000 Ω.

e. Coklat Hitam Hijau (emas 5%)

CHHi = 10 x 105Ω = 1. 000. 000 Ω = 1 MΩ

Maka nilai toleransi dari

CH H i=1.000.000 x5 %=1.000. 000 x5

100=50. 000 Ω

Sehingga,

(1. 000. 000 ± 50. 000)Ω = (1. 000. 000 ± 50. 000)Ω = 1. 050.

000 Ω, dan

(1. 000. 000 ± 50. 000)Ω = (1. 000. 000 ± 50. 000)Ω = 950.

000 Ω

Jadi nilai toleransinya berkisar antara 950. 000 Ω s/d 1. 050. 000

Ω.

Page 52: Laporan Lengkap

4. CRO (Chatoda Ray Oscilloscope)

a. Pengkalibrasian Osiloskop

Vpp=Volt¿ x ¿

Skalax Skala

5=0,5 x ¿skala

x 5

¿Skala

= 52,5

¿Skala

=2

b. Mengukur Beda Potensial DCdan AC

1. Untuk DC pada tegangan 1,5 V

Vpp=Volt¿ x ¿

Skalax Skala

Vpp= (0,5 x 2 x4 ) volt

Vpp=4 volt

2. Untuk DC pada tegangan 3 V

Vpp=Volt¿ x ¿

Skalax Skala

Vpp= (0,5 x 2 x15 ) volt

Vpp=15 volt

3. Untuk DC pada tegangan 4,5 V

Vpp=Volt¿ x ¿

Skalax Skala

Vpp= (0,5 x 2 x32 ) volt

Vpp=32 volt

4. Untuk DC pada tegangan 6 V

Page 53: Laporan Lengkap

Vpp=Volt¿ x ¿

Skalax Skala

Vpp= (0,5 x 2 x45 ) volt

Vpp=45 volt

5. Untuk AC pada tegangan 2 V

Vpp=Volt¿ x ¿

Skalax Skala

Vpp= (0,5 x 2 x2 ) volt

Vpp=2 volt

6. Untuk AC pada tegangan 4 V

Vpp=Volt¿ x ¿

Skalax Skala

Vpp= (0,5 x 2 x5 ) volt

Vpp=5 volt

7. Untuk AC pada tegangan 6 V

Vpp=Volt¿ x ¿

Skalax Skala

Vpp= (0,5 x 2 x7 ) volt

Vpp=7 volt

8. Untuk AC pada tegangan 8 V

Vpp=Volt¿ x ¿

Skalax Skala

Vpp= (0,5 x 2 x10 ) volt

Vpp=10 volt

c. Menghitung Vrms DCdan AC

1. Untuk Vrms DC pada tegangan sumber 1,5 volt

Page 54: Laporan Lengkap

Vrms= Vpp2√2

Vrms= 4

2√2

Vrms=1,414 volt

2. Untuk Vrms DC pada tegangan sumber 3 volt

Vrms= Vpp2√2

Vrms= 15

2√2

Vrms=5,303 volt

3. Untuk Vrms DC pada tegangan sumber 4,5 volt

Vrms= Vpp2√2

Vrms= 32

2√2

Vrms=11,31 volt

4. Untuk Vrms DC pada tegangan sumber 6 volt

Vrms= Vpp2√2

Vrms= 45

2√2

Vrms=15,9 volt

5. Untuk Vrms AC pada tegangan sumber 2 volt

Vrms=Vpp

√2

Page 55: Laporan Lengkap

Vrms= 2

√2

Vrms=1,414 volt

6. Untuk Vrms AC pada tegangan sumber 4 volt

Vrms=Vpp

√2

Vrms= 5

√2

Vrms=3,53 volt

7. Untuk Vrms AC pada tegangan sumber 6 volt

Vrms=Vpp

√2

Vrms= 7

√2

Vrms=4,949 volt

8. Untuk Vrms AC pada tegangan sumber 8 volt

Vrms=Vpp

√2

Vrms= 10

√2

Vrms=7,071 volt

Page 56: Laporan Lengkap

BAB IV

PEMBAHASAN

1. Voltmeter

Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur tegangan

listrik. Dengan ditambah alat multiplier akan dapat meningkatkan

kemampuan pengukuran alat voltmeter berkali-kali lipat. Pada saat

dilakukan pengukuran, gaya magnetic akan timbul dari interaksi antara

medan magnet dan kuat arus listrik. Gaya magnet tersebut akan mampu

membuat jarum alat pengukur voltmeter bergerak saat ada arus atau tegangan

listrik. Semakin besar arus dan tegangan listrik yang mengalir maka semakin

besar pula penyimpangan jarum dari voltmeter tersebut. Itulah prinsip kerja

dari voltmeter ini.

Voltmeter juga mempunyai skala penuh atau batas ukur maksimum.

Padahal tegangan yang akan diukur kadang melebihi batas ukur voltmeter.

Untuk itu, batas ukur voltmeter dapat diperbesar dengan menambah hambatan

yang dipasang seri dengan voltmeter tersebut sebagai tempat berbagi

tegangan. Hambatan yang dipasang seri ini dinamakan hambatan muka.

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui hambatan muka, batas ukur

voltmeter maupun kesalahan saat melakukan pengukuran dengan

Page 57: Laporan Lengkap

menggunakan voltmeter. Dari hasil pengamatan untuk penentuan nilai

rasistansi dan hambatan muka untuk setiap batas ukur diperoleh bahwa ketika

melakukan pengukuran untuk batas ukur 0,5 volt diperoleh hambatan yang

terukur sebesar 10,06 kΩ . hambatan inilah yang dijadikan sebagai

hambatan dalam voltmeter (RG). kemudian untuk batas ukur kedua yaitu 2,5

volt diperoleh hambatan yang terukur sebesar 50,1 kΩ, dan untuk batas ukur

ketiga 10 volt, keempat 50 v0l, kelima 250 volt dan keenam 1000 volt

dperoleh hambatan yang terukur berturut adalah 199,5kΩ, 1 MΩ, 4, 86 MΩ,

dan 18,5 MΩ.

Dalam menentukan hambatan muka (Rm), yakni hambatan yang

terbaca oleh multimeter dikurangi dengan hambatan galvanometer (nilai yang

menunjukkan skala pada alat ukur) dengan hambatan galvanometer tetap

untuk semua resistor diperoleh hambatan muka pertama sampai hambatan

muka kelima berturut-turut adalah 40,04 kΩ, 189,44 kΩ, 989,94 kΩ, 4849,94

kΩ dan 18 498,94 kΩ. Dari hasil tersebut tampak bahwa semakin besar

batas ukur suatu voltmeter maka nilai hambatan dan hambatan mukanya

semakin besar pula. Hal ini berarti bahwa setiap penaikan batas ukur, selalu

dihubungkan dengan resistor yang berbeda yang memiliki nilai resistansi

yang berbeda dan nilainya semakin besar. Akibatnya, pelipatan batas

ukurnyapun semakin besar.

Sedangkan dalam percobaan efek pembebanan yakni dimaksudkan

untuk mengetahui seberapa besar persentase kesalahan dari hasil pengukuran

tegangan ketika dihubungkan paralel dengan 2 buah resistor. Pecobaan efek

Page 58: Laporan Lengkap

pembebanan yakni menggunakan tegangan sumber 3 buah baterai sebesar 1,4

volt dan diperoleh tegangan yang terukur sebesar 4,1 volt. Dari hasil ini,

dapat ditentukan persentase kesalahan pengukuran yakni dengan mengambil

selisih antara tegangan sumber dengan tegangan yang terukur dibagi dengan

tegangan sumber kemudian dikali 100% sehingga diperoleh persentase

kesalahan pengukuran sebesar 6,8 %. Hal ini berarti bahwa tingkat

kesalahan pengukurannya masih berada dalam status normal karena

persentase kesalahan pengukurannya masih berada di bawah 10%. Artinya

kesalahan pengukuran ini masih memiliki keberartian yang relatif kecil

sehingga bisa diabaikan.

2. Amperemeter

Amperemeter adalah alat untuk mengukur kuat arus. Amperemeter

bekerja berdasarkan prinsip gaya magnetik (Gaya Lorentz). Ketika arus

mengalir melalui kumparan yang dilingkupi oleh medan magnet timbul gaya

lorentz yang menggerakan jarum penunjuk menyimpang. Apabila arus yang

melewati kumparan besar, maka gaya yang timbul juga akan membesar

sedemikian sehingga penyimpangan jarum penunjuk juga akan lebih besar.

Demikian sebaliknya, ketika kuat arus tidak ada maka jarum penunjuk akan

dikembalikan ke posisi semula oleh pegas. Besar gaya yang dimaksud sesuai

dengan Prinsip Gaya Lorentz F = B. I. L. Untuk mengukur kuat arus listrik

yang mengalir dalam suatu rangkaian, amperemeter disisipkan ke dalam

rangkaian sehingga berhubung seri dengan rangkaian tersebut. Dengan

demikian semua arus yang melewati rangkaian akan melewati amperemeter.

Page 59: Laporan Lengkap

Amperemeter mempunyai batas ukur maksimum, jadi agar amperemeter

dapat mengukur arus yang melebihi batas ukur amperemeter tersebut haruslah

dipasang suatu hambatan yang disebut shunt. Kelebihan arus akan mengalir

kehambatan shunt ini.

Pada pengamatan kali ini pertama-tama kami mengamati bagaimana

menggunakan amperemeter dengan baik, sehingga hasil pengukuran arus

yang kita peroleh tidak keliru. Sebelumnya kita harus mengetahui batasan

ukur amperemeter, serta skala maksimum amperemeter yang kita gunakan,

Dengan mengetahui hal tersebut kita dapat menentukan besar arus yang

mengalir pada amperemeter itu sendiri dengan menggunakan berbagai

batasan ukur pada amperemeter serta dapat pula kita menentukan pelipatan

batas ukurnya. Karena pada amperemeter itu sendiri memiliki batasan ukur

sehingga apabila terjadi kelebihan arus akan menyebabkan kerusakan pada

amperemeter. Dalam hal ini kita bisa menghindarinya dengan memasang

suatu hambatan yang dikenal dengan hambatan shunt. Dimana apabila arus

yang mengalir pada ampremeter melebihi batas ukurnya maka akan dialirkan

pada hamabatan shunt ini. Hal ini dapat terjadi karena hambatan shunt ini

diparalelkan dengan amperemeter tersebut dalam rangkaian.

Pada pengamatan selanjutnya kami menentukan besar hambatan

dalam dalam ohmmeter. Dimana dari data pengamatan yang kami peroleh

untuk batas ukur 5 A hambatan dalam ohmeter menunjukan 0 Ω, untuk batas

ukur 500 mA hambatan dalam ohmeter menunjukan 0,1 Ω, dan untuk batas

ukur 50 mA hambatan dalam ohmeter menunjukan 1,7 Ω. Dari hasil ini

Page 60: Laporan Lengkap

terlihat bahwa semakin besar batas ukur yang digunakan maka semakin kecil

hambatan dalam ohmmeter. Dengan kata lain kita dapat menyatakan bahwa

semakin besar batas ukur maksimum yang kita berikan maka semakin besar

pula Rm Ohmmeter. Dari data ini kami menentukan besar pelipatan batas

ukur pada amperemeter. Dimana nilai pelipatan batas ukur ini sebanding

dengan arus terendah dan berbanding terbalik dengan batas ukur

minimumnya. Dari data analisis terlihat bahwa untuk jangkauan ukur 5 A

besar pelipatan batas ukurnya adalah 100 kali, untuk 500 mA = 10 kali dan

untuk 50 mA = 1 kali. Hal ini menunjukan bahwa semakin besar jangkauan

ukur yang kita gunakan maka akan semakin besar pula pelipatan batas

ukurnya.

Selanjutnya kami mengamati mengenai cara menentukan hambatan

dalam sebuah Amperemeter. Langkah pertama yang kami lakukan adalah

merangkai alat dengan menambahkan resistor yang dipasang paralel dengan

RG, Untuk pengamatan kali ini kami menggunakan dua buah resistor yaitu

resistor 6,8 kΩ dan resistor 2 kΩ. Untuk R = 6,8 kΩ serta untuk masing-

masing voltase 3 v dan 6 v besar I yang terukur adalah 0,08 mA dan 0,29 mA.

Untuk R = 2 k Ω, dengan voltase 3 v dan 6 v, diperoleh nilai I = 0,08 mA dan

0,029 mA. Dari data ini kita dapat menentukan besar hambatan shunt.

Dimana hambatan shunt sebanding dengan RG dan berbanding terbalik dengan

pelipatan batas ukur kurang 1. Dari analisis data yang kami peroleh semakin

besar pelipatan batas ukur yang digunakan maka besar hambatan shunt akan

semakin kecil. Hal ini menunjukan bahwa dengan semakin besarnya

Page 61: Laporan Lengkap

pelipatan batasan ukur yang diberikan pada amperemeter maka semakin besar

pula arus yang dapat dilewatkan pada amperemeter dengan demikian maka

kelebihan arus yang ada pada amperemeter akan semakin kecil sehingga

besar hambatan shunt yang digunakan akan semakin kecil pula. Selanjutnya

dari nilai Rsh yang diperoleh ini kita dapat menentukan besar hambatan

dalam, dari analisis data yang kami peroleh terlihat bahwa semakin besar

pelipatan batas ukur yang kami peroleh maka semakin besar pula hambatan

dalam ohmmeter.

Selajutnya pada percobaan ini kami menentukan besar arus yang

mengalir dalam rangkaian secara teori serta secara praktek. Untuk R = 6,8

Ω, kami memperoleh besar arus secara teori adalah sebesar 0,4 mA dan

secara praktek besar arus yang kami peroleh adalah 0,4 mA. Dari hasil yang

kami peroleh tersebut terlihat bahwa tidak ada perbedaan besar arus yang

kami peroleh untuk hambatan yang sama baik secara praktek maupun teori.

Hal ini juga terjadi untuk data-data yang lain yang dapat dilihat pada analisis

data yang kami lakukan. Hal ini dibuktikan juga dengan presentase

kesalahan pengukurang yang kami peroleh. Dimana untuk presentase

kesalahan relatif pengukuran kami meperoleh nilai KSR untuk R = 6,8 k Ω

adalah 0,11 % dan 0,023 %. sedangkan untuk R = 2 K Ω nilai KSR adalah

0,087 % dan 0,1 %. Hal ini menunjukan bahwa keadaan seperti ini dikatakan

baik karena tidak melebihi presentase toleransi kesalahan pengukuran yakni

tidak melebihi 10 %.

3. Ohmmeter

Page 62: Laporan Lengkap

Ohmmeter adalah suatu alat listrik yang digunakan untuk

mengukurhambatan listrik. Walaupun punya batasan, ohmmeter banyak

digunakan ditoko dan di laboraturium untuk mengukur resistansi dari

komponen dan untuk menentukan kesalahan pada suatu rangkaian. Selain

itu, ohmmeter juga bias digunakan untuk mengetahui kondisi suatu

komponen semikonduktor sepertidioda dan transisitor. Desain asli dari

ohmmeter menggunakan baterai kecil untuk menahanarus listrik. Ini

menggunakangalvanometeruntuk mengukur arus listrik melalui hambatan.

Skala dari galvanometer ditandai pada ohm, karena voltasetetap dari baterai

memastikan bahwa hambatan menurun, arus yang melaluigalvanometer akan

meningkat. Ohmmeter membentuk sirkuit sendiri, karenaitu mereka tidak

dapat digunakan dalam sebuah sirkuit yang dirakit. Jenisyang lebih akurat

dari ohmmeter memiliki sirkuit elektronik yang melewatiarus konstan (I)

melalui perlawanan, dan lain sirkuit yang mengukur tegangan(V) di

perlawanan. Menurut persamaan yang berasal dari Hukum Ohm,

nilairesistansi (R). Alat ukur Ohmmeter dikelompokkan menjadi 2, yaitu :

Ohmmeter analog. Ohmmeter analog adalah ohmmeter yang hasil

pengukurannyaditunjukkan oleh penunjuk di skala yang tertera.

Usahakan jarum positif dan jarum negatif pada ohmmeter analog tidak

terbalik saat pengukurantegangan DC (Direct Current), disamping itu

pemilihan selektor danskala pun harus tepat karena dapat mengakibatkan

rusaknya alat ukurtersebut.

Page 63: Laporan Lengkap

Ohmmeter digital Ohmmeter digital adalah ohmmeter yang hasil

pengukurannyaditunjukkan langsung pada angka ( display 7 segmen ).

Pada percobaan ohmmeter ini, mulanya kita mengamati skala pada

ohmmeter dengan memperhatikan dimana nilai nol, nilai skala ditengah-

tengah , ¾ skala penuh dan ¼ skala penuh. Setelah melakukan pengamatan

terlihat bahwa besarnya skala penuh adalah tak tehingga, skala tengah

besarnya 20, ¾ skala penuh besarnya 65-70, dan ¼ skala penuh besarnya 7.

Kemudian kita memfungsikan dua buah multimeter analog dan digital sebagai

ohmmeter. Sebelum melakukan pengukuran, terlebih dahulu dilakukan

kalibrasi terhadap ohmmeter dengan cara menghubung singkat kedua probe

sehingga jarum menunjukkan angka nol.

Untuk pengukuran hambatan resistor dengan menggunakan

multimeter analog, saklar diubah sebanyak 4 kali, dimana mula-mula

dilakukan pengukuran dengan batas ukur 1X kemudian 10X, 100X, 1KX.

Untuk Resistor 10Ω nilai resistansinya hanya terdapat pada batas ukur 1X

yaitu 10Ω sedangkan pada batas ukur yang lain 0Ω. Hal ini disebabkan

karena ohmmeter tidak dapat mengukur hambatan yang terlalu kecil, jarum

masih menunjukkan pada angka nol karena hambatan dalam d’arsonal pada

ohmmeter analog terlampau besar. Untuk resistor 100Ω, 10KΩ, 100KΩ dan

1MΩ nilai hambatannya untuk masing-masing batas ukur terlihat semakin

kecil.

Pada pengukuran hambatan resistor dengan menggunakan multimeter

digital, hanya dilakukan pengukuran dengan batas ukur 1X saja. Terlihat

Page 64: Laporan Lengkap

bahwa keakuratan pengukuran sangat jelas, sudah mendekati nilai resistor

yang sebenarnya. Hal ini disebabkan karena hasil pengukurannya langsung

tertera pada layar berupa digit angka. Dapat juga dilakukan pengukuran nilai

hambatan berdasarkan kode warna, setelah dibandingkan hasilnya tidak jauh

berbeda dengan pengukuran menggunakan multimeter digital.

4. CRO (Chatoda Ray Oscilloscope)

Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang berfungsi

memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar dapat dilihat dan dipelajari.

Osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar katode. Peranti pemancar elektron

memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung sinar katode. Sorotan

elektron membekas pada layar. Suatu rangkaian khusus dalam osiloskop

menyebabkan sorotan bergerak berulang-ulang dari kiri ke kanan.

Pengulangan ini menyebabkan bentuk sinyal kontinyu sehingga dapat

dipelajari.

Osiloskop biasanya digunakan untuk mengamati bentuk gelombang

yang tepat dari sinyal listrik. Selain amplitudo sinyal, osiloskop dapat

menunjukkan distorsi, waktu antara dua peristiwa (seperti lebar pulsa,

periode, atau waktu naik) dan waktu relatif dari dua sinyal terkait. Semua alat

ukur elektronik bekerja berdasarkan sampel data, semakin tinggi sampel data,

semakin akurat peralatan elektronik tersebut. Osiloskop, pada umumnya juga

mempunyai sampel data yang sangat tinggi, oleh karena itu osiloskop

merupakan alat ukur elektronik yang mahal. Jika sebuah osiloskop

mempunyai sampel rate 10 Ks/s (10 kilo sample/second = 10. 000 data per

Page 65: Laporan Lengkap

detik), maka alat ini akan melakukan pembacaan sebanyak 10. 000 kali

dalam sedetik. Jika yang diukur adalah sebuah gelombang dengan frekuensi

2500Hz, maka setiap sampel akan memuat data 1/4 dari sebuah gelombang

penuh yang kemudian akan ditampilkan dalam layar dengan grafik skala XY.

Pada praktikum ini digunakan CRO (Chatoda Ray Oscilloscope) atau

Osiloskop sinar Katoda. Osiloskop sinar katoda dapat digunakan untuk

menyelidiki gejala yang bersifat periodik. Komponen utama osiloskop

adalah tabung sinar katoda (CRT), Prinsip kerja tabung sinar katoda adalah

sebagai berikut: Elektron dipancarkan dari katoda akan menumbuk bidang

gambar yang dilapisi oleh zat yang bersifat flourecent. Bidang gambar ini

berfungsi sebagai anoda. Arah gerak elektron ini dapat dipengaruhi oleh

medan listrik dan medan magnetik. Umumnya osiloskop sinar katoda

mengandung medan gaya listrik untuk mempengaruhi gerak elektron kearah

anoda. Medan listrik dihasilkan oleh lempeng kapasitor yang dipasang

secara vertikal, maka akan terbentuk garis lurus vertikal dinding gambar.

Selanjutnya jika pada lempeng horizontal dipasang tegangan periodik, maka

elektron yang pada mulanya bergerak secara vertikal, kini juga bergerak

secara horizontal dengan laju tetap. Sehingga pada gambar terbentuk grafik

sinusoidal.

Osiloskop dasar, seperti yang ditunjukkan pada gambar, biasanya

dibagi menjadi empat bagian: layar, kontrol vertikal, horizontal dan kontrol

kontrol memicu. Layar biasanya panel CRT atau LCD yang ditata dengan

garis referensi horisontal maupun vertikal disebut sebagai graticule tersebut.

Page 66: Laporan Lengkap

Selain layar, bagian layar paling dilengkapi dengan tiga kontrol dasar, sebuah

tombol fokus, sebuah tombol intensitas dan tombol pencari balok.

Dasar osiloskop

Bagian vertikal mengontrol amplitudo dari sinyal ditampilkan.

Bagian ini membawa Volt per Divisi (Volt / Div) kenop pemilih, AC / DC /

Ground saklar pemilih dan input (primer) vertikal untuk instrumen. Selain

itu, bagian ini biasanya dilengkapi dengan tombol posisi balok vertikal.

Bagian horisontal mengontrol basis waktu atau "menyapu" dari instrumen.

Kontrol utama adalah detik per Divisi (Sec / Div) saklar pemilih. Juga

termasuk adalah masukan horizontal untuk merencanakan sinyal ganda XY

sumbu. Kenop balok horisontal posisi umumnya berada di bagian ini.

Bagian memicu mengontrol acara awal sweeping. Pemicunya dapat diatur

untuk secara otomatis restart setelah menyapu masing-masing atau dapat

dikonfigurasi untuk menanggapi suatu peristiwa internal maupun eksternal.

Kontrol utama dari bagian ini akan menjadi sumber dan kopling pemilih aktif.

Page 67: Laporan Lengkap

Masukan pemicu eksternal (EXT Input) dan penyesuaian tingkat juga akan

disertakan. Selain instrumen dasar, osiloskop paling dipasok dengan probe

seperti yang ditunjukkan. Probe akan terhubung ke setiap input pada

instrumen dan biasanya memiliki resistor sepuluh kali impedansi input

osiloskop. Hal ini menghasilkan . 1 (-10X) faktor pelemahan, tetapi

membantu untuk mengisolasi beban kapasitif disajikan oleh kabel

penyelidikan dari sinyal yang diukur. Beberapa probe memiliki tombol yang

memungkinkan operator untuk melewati resistor saat yang tepat.

Sebelum osiloskop bisa dipakai untuk melihat sinyal maka osiloskop

perlu disetel dulu agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam pengukuran. Hal

pertama yang dilakukan adalah kalibrasi Osiloskop. Misalkan kanal 1 yang

akan dikalibrasi, maka BNC probe dihubungkan ke terminal masukan kanal

1, seperti ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar di atas menggunakan probe 1X, dengan ujung probe yang

merah dihubungkan ke terminal kalibrasi. Capit buaya yang hitam tidak

perlu dihubungkan ke ground osiloskop karena sudah terhubung secara

internal. Pada layar osiloskop akan nampak gelombang persegi. Atur

Page 68: Laporan Lengkap

tombol kontrol VOLTS/DIV dan TIME/DIV sampai diperoleh gambar yang

jelas dengan amplitudo 2 V peak to peak dengan frekuensi 1 KHz. , seperti

ditunjukkan pada gambar berikut:

Gunakan tombol kontrol posisi vertikal V-pos untuk menggerakkan

seluruh gambar dalam arah vertikal dan tombol horizontal H-pos untuk

menggerakkan seluruh gambar dalam arah horizontal. Cara ini dilakukan

agar letak gambar mudah dilihat dan dibaca.

Pada kebanyakan aplikasi, grafik yang ditampilkan memperlihatkan

bagaimana sinyal berubah terhadap waktu. Seperti yang bisa anda lihat pada

gambar di bawah ini ditunjukkan bahwa pada sumbu vertikal(Y)

merepresentasikan tegangan V, pada sumbu horisontal(X) menunjukkan

besaran waktu t. Layar osiloskop dibagi atas 8 kotak skala besar dalam arah

vertikal dan 10 kotak dalam arah horizontal. Tiap kotak dibuat skala yang

lebih kecil. Sejumlah tombol pada osiloskop digunakan untuk mengubah

nilai skala-skala tersebut.

Page 69: Laporan Lengkap

Pada praktikum ini, tujuan pertama yang ingin dicapai adalah

mengukur beda potensial AC dan DC. Yang pertama dilakukan adalah

mengukur tegangan baterai dengan menggunakan multimeter dan

menggunakan skala pada osiloskop menggunakan baterai yang bertegangan

1,5 V. Pada pengukuran arus DC, pengukuran tegangan baterai

menggunakan multimeter, voltase yang muncul pada multimeter adalah 1,4

V, selanjutnya mengukur voltase 2 baterai, 3 baterai, dan 4 baterai yang

dilakukan secara berurut dan diperoleh hasil masing-masing 2,9 V, 4,4 V dan

5,9. Setelah pengukuran menggunakan multimeter, selanjutnya dengan

menggunakan skala pada osiloskop. Pada saat menggunakan osiloskop,

terlebih dahulu harus melakukan pengkalibrasian osiloskop. Dari hasil

kalibrasi diperoleh Vpp = 5, Volt/div = 0,5 dengan menggunakan skala 5 (1

kotak terdiri dari 5 skala). Dari hasil ini dapat diperoleh div/skala = 2

dengan menggunakan persamaan Vpp =

Voltdiv

xdiv

skalaxskala

. Pada

pembacaan osiloskop diperoleh masing–masing skala untuk 1 baterai, 2

baterai, 3 baterai dan 4 baterai adalah 4 skala, 15 skala, 32 skala dan 45 skala.

Selanjutnya menghitung beda potensial (Vpp) untuk arus DC. Dengan

menggunakan persamaan:

Page 70: Laporan Lengkap

Vpp =

voltdiv . x

divskala x skala

Diperoleh beda potensial (Vpp) untuk arus DC pada tegangan 1,5 V (1

baterai) adalah 4 Volt. Dengan menggunakan cara yang sama untuk

masing-masing tegangan 3 V (2 baterai), 4,5 V (3 baterai) dan 4 V (4 baterai)

diperoleh beda potensial (Vpp) masing-masing 15 Volt, 32 Volt dan 45 Volt.

Setelah melakukan perhitungan untuk mencari nilai beda potensial (Vpp)

pada masing-masing tegangan, selanjutnya menghitung Vrms pada masing-

masing tegangan sumber. Dengan menggunakan persamaan Vrms=Vpp

√2 ,

diperoleh Vrms pada masing-masing tegangan sumber 1,5 V (1 baterai), 3 V

(2 baterai), 4,5 V (3 baterai) dan 4 V (4 baterai) adalah 1,414 Volt, 5,303 V,

11,31 Volt dan 15,9 Volt.

Dengan melakukan langkah yang sama pada pengukuran arus DC,

selanjutnya adalah melakukan pengukuran pada arus AC. Pada pengukuran

dengan menggunakan multimeter, diperoleh voltase masing-masing pada

sumber tegangan 2 V, 4 V, 6 V dan 8 V adalah 1,6 V, 4,2 V, 6,8 V dan 8,3 V.

Sedangkan skala yang terbaca pada osiloskop adalah 2 skala, 5 skala, 7 skala

dan 10 skala. Selanjutnya melakukan perhitungan untuk mencari nilai beda

potensial (Vpp) pada masing-masing sumber tegangan. Dengan cara yang

sama pada perhitungan beda potensial (Vpp) arus DC diperoleh beda

potensial (Vpp) arus AC pada masing-masing sumber tegangan adalah 2 Volt,

5 Volt, 7 Volt dan 10 Volt. Dan yang terakhir adalah menghitung nilai Vrms

arus AC. Selanjutnya melakukan perhitungan Vrms arus AC menggunakan

Page 71: Laporan Lengkap

persamaan

Vrms= Vpp2√2

, diperoleh Vrms arus AC pada masing-masing

sumber tegangan adalah 1,414 Volt, 3, 53 Volt, 4,949 Volt dan7,071 Volt.

5. Pengenalan Alat-Alat Ukur Listrik

Sebagai manusia kita memiliki keterbatasan. Apalagi dalam hal yang

berhubungan dengan pengukuran. Sehingga, kita membutuhkan suatu alat

bantu ukur yang dapat mempermudah dan mempercepat pekerjaan yang kita

lakukan. Berawal dari kesadaran inilah, manusia mulai mengembangkan

beberapa teknik untuk menciptakan alat bantu ukur tersebut. Sejak zaman

dahulu hingga sekarang perkembangan alat ukur terus mengalami kemajuan.

Dimulai dari alat ukuryang menggunakan tenaga manusia/manual hingga alat

ukur listrik. Dari alat ukur listrik analog hingga berekspansi pada alat ukur

listrik digital.

Dari segi efektifitas dan efisiensi, sejauh ini alat ukur listrik digital

masing menempati posisi teratas. Sehingga, banyak pengguna yang lebih

memilih untuk menggunakan alat ukur listrik digital daripada analog.

Pada praktikum alat-alat ukur listrik digital ini, diperkenalkan 7

macam alat ukur listrik digital, yakni: Digital Sound Level Meter, Digital

Anemometer, Digital Infra Red Thermometer 3 in 1, Digital Teslameter,

Salinity Meter, dan Global Water/Current Meter. Masing-masing alat ini

memiliki kapasitas dan kapabilitas yang berbeda satu sama lain.

Digital Sound Level Meter misalnya, merupakan alat yang digunakan

untuk mengukur intensitas bunyi dalam range/batas ukur 30 dB -130 dB.

Page 72: Laporan Lengkap

Alat berbentuk persegi dengan salah satu ujung mengerucut/membentuk

moncong antena baja ini dilengkapi dengan beberapa tombol yang memiliki

fungsi-fungsi khusus. Cara penggunaan alat ini cukup mudah, alat ini cukup

diaktifkan dengan menekan tombol on/off. Lalu, secara otomatis alat ini

akan langsung merespon suara/bunyi yang ada dengan menampilkan angka

yang menunjukkan besar intensitas bunyi di ruangan itu pada display/layar.

Semakin keras bunyi/suara, maka angka yang ditunjukan pada layar semakin

besar pula.

Berbeda dengan Digital Sound Level Meter yang dipakai untuk

mengukur intensitas suara/bunyi, Anemometer adalah alat yang digunakan

untuk mengukur kecepatan aliran udara/angin pada range 80 ft/min – 58,3

knots atau 0,4 m/dt – 30 m/dt. Prinsip kerjanya sangat gampang, kita tinggal

meng-ON-kan alat, lalu saat angin menerpa alat, angin akan memutar baling-

baling, lalu kekuatan putaran baling-baling ini akan terbaca pada display alat.

Kecepatan angin terbaca dalam meter per detik atau km per jam atau mil per

jam (knot).

Digital infrared thermometer merupakan alat untuk mengukur

temperature benda atau sistem pada range -200C s/d 4000C dengan

menembakkan sinar inframerah pada target. Namun, keistimewaan

thermometer ini dibandingkan dengan thermometer lain yaitu alat ini bisa

mengukur temperature benda atau sistem tersebut tanpa kontak langsung

dengan benda atau sistem yang diukur. Thermometer infrared dinyalakan

dengan menekan tombol ON/OFF, lalu thermometer diarahkan ke benda yang

Page 73: Laporan Lengkap

akan diukur suhunya. Maka, suhu benda akan terbaca pada layar

thermometer.

Alat yang digunakan untuk mengukur intensitas medan radiasi

elektromagnetik. Pengukuran kuat medan magnet pada kumparan

menggunakan sensor efek hall adalah sebuah inovasi dalam bidang

pengukuran. Pengukuran ini berdasarkan medan magnet yang ditimbulkan

oleh arus listrik. Fenomena kemagnetan terjadi karena adanya gaya antara

muatan listrik yang bergerak. Karena semua elektron dalam atom bergerak

mengelilingi inti atom, dan tiap elektron berputar secara terus-menerus pada

sumbunya maka semua atom juga akan memperlihatkan efek kemagnetan.

GPS (Global Positioning System) merupakan sebuah sistem yang

dapat digunakan untuk menentukan posisi wilayah yang berada di

permukaan bumi dengan menggunakan bantuan sinkronisasi dari sinyal

satelit. GPS sendiri dapat digunakan untuk menentukan letak koordinat

suatu objek atau wilayah pada koordinat bujur, lintang dan ketinggian.

Prinsip kerja dari GPS adalah konsep triangulasi dari beberapa satelit.

Metode triangulasi merupakan metode penentuan titik menggunakan prinsip-

prinsip segitiga. Untuk melakukan proses triangulasi, receiver GPS

mengukur jarak dengan dasar waktu yang diperlukan oleh sinyal radio untuk

melakukan perjalanan dari transmitter yang ada di satelit ke receiver GPS.

Cara penggunaannya yaitu dengan mengaktifkan alat, lalu untuk mengetahui

posisi kita berada, kita menekan tombol Menu Find, lalu pilih Where am I?,

maka GPS akan menunjukkan posisi kita dalam bentuk koordinat lintang dan

Page 74: Laporan Lengkap

bujur (derajat, menit dan detik) serta dalam bentuk gambar peta posisi.

Posisi LAB Pendidikan Fisika FKIP Unhalu berada pada posisi

Alat berikutnya yang kami amati adalah Salinity Meter. Salinity

meter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kadar salinitas atau

kadar garam yang terlarut dalam suatu zat cair. Alat ini berbentuk persegi

panjang dengan alat test/tester berbentuk silinder yang terhubung melalui

kabel dengan badan utama salinity meter yang memiliki display dan tombol-

tombol penunjang kinerja alat ini. Sebagai uji, kami menggunakan 2 buah

gelas berisi air putih yang diberi garam dengan kadar yang berbeda. Lalu,

tester dicelupkan ke dalam kedua campuran air garam ini. Display salinity

meter akan menampilkan angka dan % kadar garam pada masing-masing air

garam. Pada praktikum ini kadar garam gelas I yaitu dan kadar garam gelas

kedua yaitu

Alat terakhir yang kami amati adalah Global Water atau Current

Meter. Alat ini digunakan mengukur kecepatan arus air. Alat ini berbentuk

silinder panjang dengan salah satu ujungnya memiliki baling-baling. Arus

air akan memutar baling-baling. Dan kecepatan putaran baling-baling akan

terbaca pada layar ujung yang lainnya.

Page 75: Laporan Lengkap

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan dan pembahasan di atas dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Dalam menentukan hambatan muka (Rm), yakni hambatan yang terbaca

oleh multimeter dikurangi dengan hambatan galvanometer (nilai yang

menunjukkan skala pada alat ukur) dengan hambatan galvanometer tetap

untuk semua resistor.

2. Untuk mengukur beda potensial dengan tepat, kedua terminal harus

dihubungkan dengan kedua buah titik yang tegangannya akan diukur

sehingga terhubung secara parallel dengan komponen tersebut.

3. Amperemeter adalah alat untuk mengukur kuat arus. Untuk mengukur

kuat arus listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian, amperemeter

disisipkan ke dalam rangkaian sehingga berhubung seri dengan rangkaian

tersebut. Dengan demikian semua arus yang melewati rangkaian akan

melewati amperemeter.

4. Untuk menentukan hambatan dalam (Rm) pada amperemeter digunakan

rumus: Rm=Rsh (n−1 )+RG .

5. Menentukan kesalahan pengukuran dengan amperemeter secara praktis

dan teoritis dapat menggunakan rumus kesalahan relatif pengukuran

(KSR) =

I −I '

I ' x 100 %

Page 76: Laporan Lengkap

6. Membuat skala ohmmeter dengan cara mengamati skala pada ohmmeter

dengan memperhatikan dimana nilai nol, nilai skala ditengah-tengah , ¾

skala penuh dan ¼ skala penuh

7. Hasil hambatan dalam (Rm) berbanding lurus dengan nilai hambatan 12

skala penuh.

8. Beda potensial AC dan DC dapat diukur dengan menggunakan rumus:

Vpp =

voltdiv x

divskala x skala

9. Untuk menentukan hubungan nilai Vpp dan nilai Vrms dapat

menggunakan rumus:

Vrms =

Vpp2√2 , pada arus DC

Vrms =

Vpp

√2 , pada arus AC

10. Ada beberapa macam alat ukur listrik digital, seperti: Digital Sound Level

Meter, Digital Anemometer, Digital Infra Red Thermometer 3 in 1, Digital

Teslameter, Salinity Meter, dan Global Water/Current Meter. Dimana

Masing-masing alat ini memiliki kapasitas dan kapabilitas yang berbeda

satu sama lain.

B. Saran

Adapun saran yang dapat saya sampaikan sebagai pembuat laporan ini

adalah sebagai berikut:

Page 77: Laporan Lengkap

1. Kebersihan dan kerapihan laboratorium harus lebih diperhatikan lagi dan

juga koordinator harus lebih menekankan praktikan untuk tidak

membuang sampah sembarangan agar praktikum dapat berjalan dengan

nyaman dalam keadaan bersih.

2. Jumlah asisten ditambah karena dalam praktikum ini kami kekurangan

asisten agar tiap-tiap kelompok dapat dibimbing oleh satu asisten.

3. Agar para pembaca dapat mengetahui beberapa jenis alat ukur listrik dan

cara penggunaannya.

Page 78: Laporan Lengkap

DAFTAR PUSTAKA

Alex. 2009. Prinsip Kerja Gps. http://link-geo. blogspot. com/. Anonim, 2012. Penuntun Praktikum Alat-Alat Ukur Listrik. Universitas

Haluoleo. Kendari.

_______ 2012. Fungsi, Pengertian Amperemeter dan Voltmeter. http://pmj-maharta. blogspot. com/.

_______ 2012. Ohm-meter. http://id. wikipedia. org/wiki/.

_______ 2012. Voltmeter Ohmeter Alat-Alat ukur Listrik Ilmu Fisika. http://www organisasi. org. / .

_______ 2012. Voltmeter. http//www. pdf serch-engine. com/. _______ 2012. Desain-Alat-Ukur-Ohmmeter. http://www. scribd. com/. Anonim. 2010. Digital Sound Level Meter dari Exair. http://indonetwork.

co. id. .

_______ 2010. Pengetahuan Tentang Pengukuran Temperatur Inframerah. http://id. wikipedia. org/wiki/.

_______ 2012. Alat Ukur dan Pengukuran Listrik. http://www. scribd. com. _______ 2012. Bagaimana Cara Kerja Gps . http://ahlikompie. com. Mufid, 2009. Experiment Device To Determine Magnetic Field Value On

Straightwire With Electricity. http:// digilib. itb. ac. id . Thalita, Joy. 2010. Anemometer. http://id. wikipedia. org/wiki/. William B Cooper, Instrumentasi Elektronika dan teknik pengukuran, Erlangga, Jakarta, 1993)