laporan lengkap bakteri

44
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas dibandingkan makhluk hidup yang lain. Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup idarat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim. Bakteri ada yang menguntungkan namun ada pula yang merugikan. Salah satu ciri bakteri adalah melakukan metabolisme pada dirinya sendiri, Metabolisme pada suatu bakteri bertujuan memperoleh suatu energi atau untuk kebutuhan hidupnya. Aktifitas metabolisme pada bakteri tidak terlepas dari adanya enzim. Enzim pada bakteri terbagi menjai dua macam. Sistem endoenzim selain bersifat anabolik dapat juga bersifat katabolik. Sedangkan eksoenzim yaitu enzim yang disekresikan keluar sel dan berdifusi kedalam media. Uji biokimia dapat digunakan untuk menetukan sifat metabolisme bakteri dilihat melalui interaksi reagen- reagen kimia dengan metabolit-metabolit yang dihasilkan. Selain itu dapat juga dilihat dari kemampuan bakteri dalam pemakaian suatu senyawa 1

Transcript of laporan lengkap bakteri

Page 1: laporan lengkap bakteri

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih

tersebar luas dibandingkan makhluk hidup yang lain. Bakteri memiliki ratusan

ribu spesies yang hidup idarat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang

ekstrim. Bakteri ada yang menguntungkan namun ada pula yang merugikan.

Salah satu ciri bakteri adalah melakukan metabolisme pada dirinya sendiri,

Metabolisme pada suatu bakteri bertujuan memperoleh suatu energi atau untuk

kebutuhan hidupnya.

Aktifitas metabolisme pada bakteri tidak terlepas dari adanya enzim. Enzim

pada bakteri terbagi menjai dua macam. Sistem endoenzim selain bersifat

anabolik dapat juga bersifat katabolik. Sedangkan eksoenzim yaitu enzim yang

disekresikan keluar sel dan berdifusi kedalam media.

Uji biokimia dapat digunakan untuk menetukan sifat metabolisme bakteri

dilihat melalui interaksi reagen-reagen kimia dengan metabolit-metabolit yang

dihasilkan. Selain itu dapat juga dilihat dari kemampuan bakteri dalam pemakaian

suatu senyawa tertentu sebagai sumber karbon dan sumber energi. Metode uji

dapat digunakan sebagai upaya proses identifikasi bakteri.

I.2 Maksud dan Tujuan

1. Uji Fermentasi Karbohidrat

Untuk mengetahui kemampuan bateri dalam memfermentasikan karbohidrat.

2. Uji MR-VP

A. Untuk mengetahui kemampuan bakteri memfermentasikan karbohidrat

menghasilkan asam campuran.

1

Page 2: laporan lengkap bakteri

B. Untuk mengetahui kemampuan bakteri memfermentasikan karbohidrat

menghasilkan asam 2,3 butanadiol.

3. Uji Katalase

Untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam menghasilkan enzim katalase

4. Uji SIM (Sulfur, Indol, Motility)

A. Untuk mengetahui apakah bakteri mampu mendesulfurasi asam amino

dengan bantuan enzim desulfurase yang akan menghasilkan H2S. H2S

tersebut bereaksi dengan Fe2+ yang terdapat pada media sehingga media

berubah menjadi hitam.

B. Untuk mengetahui kemampuan bakteri menghidrolisa asam amino

triptofan menghasilkan senyawa indol.

C. Untuk mengetahui pergerakan bakteri.

5. Uji SCA (Simmon Citrate Agar)

Untuk mengetahui kemampuan bakteri menggunakan sitrat sebagai satu-

satunya sumber energi.

6. Uji TSIA (Triple Sugar Iron Agar)

A. Untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam memfermentasikan ketiga

jenis gula yang terdapat pada media TSIA (sukrosa dan laktosa pada

lereng media dan glukosa pada dasar media).

B. Untuk mengetahui apakah bakteri mampu menghasilkan gas dan H2S.

2

Page 3: laporan lengkap bakteri

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih

tersebar luas dibandingkan makhluk hidup yang lain. Uji pada bakteri dilakukan

dengan tujuan untuk mengidentifikasi bakteri yang ada disekitar lingkungan hidup

manusia, khususnya dilaboratorium dilakukan uji-uji dan identifikasi dengan

menggunakan teknik-teknik tertentu yang ditujukan untuk mengetahui bakteri yang

terdapat dalam sebuah sampel agar bakteri didalamnya teridentifikasi sehingga dapat

digunakan untuk ilmu pengetahuan.

Metabolisme merupakan reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada makhluk hidup.

Proses metabolisme dibedakan menjadi dua, yaitu anabolisme dan katabolisme.

Anabolisme (biosintesis) yaitu reaksi biokimia yang merakit molekul-molekul

sederhana menjadi molekul-molekul yang lebih kompleks. Sedangkan katabolisme

yaitu reaksi biokimia yang memecah atau menguraikan molekul-molekul kompleks

menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana. Proses katabolik melepaskan energi

yang dibutuhkan oleh sel.

(Waluyo, 2004)

Uji biokimia pada praktikum ini terdiri dari :

1. Uji Fermentasi Karbohidrat

Uji fermentasi karbohidrat digunakan untuk mengetahui kemampuan bakteri

dalam memfermetasikan karbohidrat (glukosa, sukrosa, laktosa) menjadi

asam. Hasil positif ditandai dengan perubahan media menjadi merah dalam

suasana asam dan hasil negatif ditandai dengan tidak terjadi perubahan warna

pada media.

3

Page 4: laporan lengkap bakteri

2. Uji MR-VP

Uji MR-VP digunakan untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam

memfermentasikan karbohidrat menghasilkan asam campuran dan asam 2,3

butanadiol. Hasil positif pada uji MR ditandai dengan perubahan media

menjadi merah dan hasil negatif bila tidak terjadi perubahan warna. Untuk uji

VP hasil positif ditandai dengan terbentuknya cincin merah muda

dipermukaan media dan hasil negatif bila tidak terbentuk cincin merah muda

di permukaan media.

3. Uji Katalase

Uji katalase digunakan untuk mengetahui kemampuan bakteri untuk

menghasilkan enzim katalase untuk memecah H2O2 menjadi H2O dan O2.

Hasil positif ditandai dengan adanya gelembung disekitar bakteri dan hasil

negatif bila tidak ada gelembung disekitar bakteri.

4. Uji SIM (Sitrat, Indol, Motility)

Uji SIM untuk mengetahui kemampuan bakteri untuk mendesulfurasi asam

amino sehingga media berubah warna menjadi hitam, dan untuk mengetahui

kemampuan bakteri bakteri untuk menghidrolisa asam amino triptofan

menghasilkan senyawa indol, serta untuk melihat pergerakan bakteri. Hasil

positif untuk masing-masing uji ditandai bila media berubah menjadi hitam,

pada permukaan media terdapat cincin merah muda, dan adanya kekeruhan

didaerah sekitar tusukan.

5. Uji SCA (Simmon Citrate Agar)

Uji SCA untuk mengetahui kemampuan bakteri untuk menggunakan sitrat

sebagai satu-satunya sumber energi. Hasil positif ditandai dengan perubahan

warna media dari hijau menjadi biru, dan hasil negatif bila tidak terjadi

perubahan warna pada media.

4

Page 5: laporan lengkap bakteri

6. Uji TSIA (Triple Sugar Iron Agar)

Uji TSIA untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam memfermentasikan

glukosa, laktosa, dan sukrosa, dan untuk mengetahui kemampuan bakteri

untuk mendesulfurasi asam amino sehingga media berubah warna menjadi

hitam, serta melihat adanya gas yang terbentuk. Hasil positif bila bakteri

mampu memfermentasikan sukrosa dan laktosa yaitu lereng (slant) pada

media berwarna kuning dalam suasana asam, dan bila mampu

memfermentasikan glukosa makan daerah dasar (butt) media akan berwarna

kuning dalam suasan asam. Lalu bila bakteri mampu untuk mendesulfurasi

asam amino maka media akan berubah warna menjadi hitam, dan media akan

terangkat atau pecah bila terbentuk gas.

Sifat metabolisme bakteri dalam uji biokimia biasanya dilihat dari interaksi

metabolit-metabolit yang dihasilkan dengan reagen-reagen kimia. Selain itu dilihat

kemampuannya menggunakan senyawa tertentu sebagai sumber karbon dan energi.

(Waluyo, 2004)

5

Page 6: laporan lengkap bakteri

BAB III

METODE PRAKTIKUM

III.1 Alat dan Bahan

A. Alat

a) Autoclave

b) Lampu spiritus

c) Inkubator

d) Objek glass

e) Ose bulat dan ose lurus

f)Pipet tetes

g) Rak tabung

h) Tabung durham

i) Tabung reaksi

B. Bahan

a) Biakan bakteri Eschericia coli, Klebsiella pneumoniae, Salmonella

typhi, dan Staphylococcus aureus.

b) Kapas alkohol

c) Larutan H2O2 3%

d) Lampu spiritus

e) Media gula-gula (glukosa, laktosa, sukrosa)

f) Media MR-VP, komposisinya :

1) Peptone from alent 7,0 gram

2) D (+) glucose 5,0 gram

3) Phospate buffer 5,0 gram

g) Media SCA, komposisinya :

1) Magnesium sulfat 0,2 gram

2) Di-kalium hydroe phosphate 1,0 gram

6

Page 7: laporan lengkap bakteri

3) Ammonium dihydrogen phosphate 1,0 gram

4) Natrium citrate 2,0 gram

5) Natrium chloride 5,0 gram

6) Bacto agar 13 gram

7) Bacto bromthymol blue 0,08 gram

h) Media SIM, komposisinya :

1) Tryptone 20 gram

2) Peptone 6,1 gram

3) Ferrous ammonium sulphate 0,2 gram

4) Sodium thiosulphate 0,2 gram

5) Agar 3,5 gram

i) Media TSIA, komposisinya :

1) Beef extract 3,0 gram

2) Yeast extract 3,0 gram

3) Pancreatic Digest of Casein 15,0 gram

4) Proteose peptone No. 3 5,0 gram

5) Dextrose 1,0 gram

6) Lactose 10,0 gram

7) Sucrose 10,0 gram

8) Ferrous sulfate 0,2 gram

9) Sodium chloride 5,0 gram

10) Sodium thiosulfate 0,3 gram

11) Agar 12,0 gram

12) Phenol red 0,024 gram

j) Indikator methyl red

k) Reagen ehrlich

l) Reagen KOH 40%

m) Reagen α-naftol

7

Page 8: laporan lengkap bakteri

III.2 Prosedur kerja

A. Uji Fermentasi Karbohidrat

1) Dimasukkan tabung durham kedalam tabung reaksi.

2) Dimasukkan media kedalam tabung reaksi yang telah berisi tabung

durham

3) Diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37°C

4) Diinokulasikan bakteri Eschericia coli, Klebsiella pneumoniea,

dan Salmonella typhi.

5) Diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C

6) Diamati secara visual dan amati gas yang terbentuk. Hasil positif

ditandai dengan perubahan media menjadi merah dalam suasana

asam dan hasil negatif ditandai dengan tidak terjadi perubahan

warna pada media.

B. Uji MR-VP

1) Biakan yang telah diinokulasikan kedalam media MR-VP

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C

2) Ditambahkan 1-2 tetes indikator methyl red untuk uji MR dan

ditambahkan 1-2 tetes reagen KOH 40% serta α-naftol untuk uji

VP.

3) Diamati perubahan warna yang terjadi. Hasil positif pada uji MR

ditandai dengan perubahan media menjadi merah dan hasil negatif

bila tidak terjadi perubahan warna. Untuk uji VP hasil positif

ditandai dengan terbentuknya cincin merah muda dipermukaan

media dan hasil negatif bila tidak terbentuk cincin merah muda di

permukaan media.

C. Uji Katalase

1) Diambil biakan bakteri Eschericia coli, Klebsiella pneumoniae,

dan Salmonella typhi dengan ose steril.

8

Page 9: laporan lengkap bakteri

2) Dioleskan diatas objek glass yang bersih dan kering

3) Ditambahkan reagen H2O2 (asam peroksida)

4) Diamati. Hasil positif ditandai dengan adanya gelembung disekitar

bakteri dan hasil negatif bila tidak ada gelembung disekitar bakteri.

D. Uji SIM (Sulfur, Indol, Motility)

1) Ose disterilkan

2) Diinokulasikan biakan bakteri Eschericia coli, Klebsiella

pneumoniea, dan Salmonella typhi kedalam media SIM

3) Diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C

4) Diamati secara visual. Hasil positif untuk masing-masing uji

ditandai bila media berubah menjadi hitam, pada permukaan media

terdapat cincin merah muda, dan adanya kekeruhan didaerah

sekitar tusukan.

E. Uji SCA (Simmon Citrate Agar)

1) Diinokulasikan biakan bakteri Eschericia coli, Klebsiella

pneumoniea, dan Salmonella typhi kedalam media SCA.

2) Diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C

3) Diamati secara visual. Hasil positif ditandai dengan perubahan

warna media dari hijau menjadi biru, dan hasil negatif bila tidak

terjadi perubahan warna pada media.

F. Uji TSIA (Triple Sugar Iron Agar)

1) Diinokulasikan biakan bakteri Eschericia coli, Klebsiella

pneumoniea, Salmonella typhi, dan Staphylococcus aureus

kedalam media TSIA dengan cara digores dan ditusuk.

2) Diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C

3) Diamati secara visual. Hasil positif bila bakteri mampu

memfermentasikan sukrosa dan laktosa yaitu lereng (slant) pada

media berwarna kuning dalam suasana asam, dan bila mampu

9

Page 10: laporan lengkap bakteri

memfermentasikan glukosa makan daerah dasar (butt) media akan

berwarna kuning dalam suasan asam. Lalu bila bakteri mampu

untuk mendesulfurasi asam amino maka media akan berubah

warna menjadi hitam, dan media akan terangkat atau pecah bila

terbentuk gas.

10

Page 11: laporan lengkap bakteri

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil

A. Uji Fermentasi Karbohidrat

NO BAKTERIGLUKOSA LAKTOSA SUKROSAMR G MR G MR G

1 Salmonella typhi + - - - - -

2 Salmonella typhi + + - - - -

3 Klebsiella pneumoniae + + + + + +

4 Eschericia coli - - + + + +

5 Eschericia coli + + + + + +6 Klebsiella pneumoniae - - + + + +

Keterangan :

G : Gas

MR : Methyl Red

B. Uji MR-VP

BAKTERI MR VP

Eschericia coli + -Eschericia coli + -

Klebsiella pneumoniae + -

Klebsiella pneumoniae + -

Salmonella thphi + -

Keterangan :

MR : Methyl Red

VP : Voges Proskauer

11

Page 12: laporan lengkap bakteri

C. Uji Katalase

NO BAKTERI HASIL UJI

1 Eschericia coli -2 Eschericia coli -3 Salmonella typhi -4 Klebsiella pneumoniae -5 Salmonella typhi -6 Klebsiella pneumoniae -

D. Uji SIM (Sulfur, Indol, Motility)

1) Hasil Praktikum – I

NO BAKTERI SULFUR INDOL MOTILITY

1 Klebsiella pneumoniae - - +2 Eschericia coli - + -3 Salmonella typhi + - +4 Klebsiella pneumoniae - - +5 Salmonella typhi + - +6 Eschericia coli - + -

2) Hasil Praktikum – II

NO BAKTERI SULFUR INDOL MOTILITY

1 Klebsiella pneumoniae - - +2 Eschericia coli - + +3 Salmonella typhi - - +4 Klebsiella pneumoniae - - +5 Salmonella typhi - - +6 Eschericia coli - + +

E. Uji SCA (Simmon Citrate Agar)

12

Page 13: laporan lengkap bakteri

NO BAKTERI HASIL

1 Eschericia coli -2 Eschericia coli -3 Klebsiella pneumoniae +4 Klebsiella pneumoniae +5 Salmonella typhi -6 Salmonella typhi -

F. Uji TSIA (Triple Sugar Iron Agar)

NO BAKTERI LERENG DASAR H2S GAS

1Eschericia coli BASA BASA + +

Salmonella typhi ASAM ASAM - +Klebsiella pneumoniae ASAM ASAM - +

2Klebsiella pneumoniae ASAM ASAM - +Staphylococcus aureus ASAM ASAM - -

Salmonella typhi BASA BASA + +

3Klebsiella pneumoniae ASAM ASAM - +Staphylococcus aureus ASAM ASAM - -

Eschericia coli ASAM ASAM - +

4Klebsiella pneumoniae ASAM ASAM - +Staphylococcus aureus ASAM ASAM - -

Eschericia coli ASAM ASAM - +

5Klebsiella pneumoniae ASAM ASAM - +

Eschericia coli ASAM ASAM - +Salmonella typhi BASA BASA + +

6Eschericia coli ASAM ASAM - +

Salmonella typhi BASA BASA + +Klebsiella pneumoniae ASAM ASAM - +

IV.2 Pembahasan

13

Page 14: laporan lengkap bakteri

Bakteri adalah organisme prokariotik yang berukuran antara 0,5-1

mikron dengan panjang antara 0,1-10 mikron. Bakteri dapat hidup di berbagai

lingkungan, seperti tanah, air, udara, serta dapat hidup pada tubuh hewan

maupun tumbuhan. Berdasarkan bentuknya, bakteri dapat dibedakan menjadi

tiga macam, yakni bentuk batang (basil), bulat (kokus), dan spiral.

Pada praktikum ini dilakukan uji biokimia pada bakteri Eschericia

coli, Klebsiella pneumoniae, Salmonella typhi, dan Staphylococcus aureus,

yaitu uji fermentasi karbohidrat (media gula-gula), uji MR-VP, uji katalase, uji

SIM (Sulfur, Indol, Motility), uji SCA (Simmon Citrate Agar), dan uji TSIA

(Triple Sugar Iron Agar).

Karbohidrat merupakan sumber energi dan memegang peranan penting

dalam sistem biologi khususnya dalam respirasi. Karbohidrat dihasilkan oleh

proses fotosintesis dalam tanaman-tanaman berdaun hijau. Karbohidrat dapat

dioksida menjadi energi, misalnya glukosa dalam sel jaringan manusia dan

binatang. Fermentasi karbohidrat oleh khamir dan mikroba lain dapat

menghasilkan CO2, alkohol, asam organik, dan zat-zat organik lainnya.

Bakteri yang diuji dalam praktikum ini adalah Salmonella typhi,

Klebsiella pneumoniae, dan Eschericia coli. Masing-masing bakteri tersebut

diinokulasikan pada media gula-gula (glukosa, sukrosa, laktosa) yang telah

dimasukkan tabung durham kedalamnya dengan posisi terbalik. Apabila setelah

diinkubasi, media gula tersebut keruh, hal tersebut menandakan adanya aktifitas

bakteri dalam merombak media gula. Adapun terdapat gas yang terperangkap

dalam tabung durham, hal tersebut menandakan bakteri mampu menghasilkan

gas sebagai wujud respirasi dan hasil sisa metabolisme.

Berdasarkan hasil praktikum diperoleh data :

14

Page 15: laporan lengkap bakteri

NO BAKTERIGLUKOSA LAKTOSA SUKROSAMR G MR G MR G

1 Salmonella typhi + - - - - -2 Salmonella typhi + + - - - -3 Klebsiella pneumoniae + + + + + +4 Eschericia coli - - + + + +5 Eschericia coli + + + + + +6 Klebsiella pneumoniae - - + + + +

Jika dibandingkan dengan literatur :

NO BAKTERI GLUKOSA LAKTOSA SUKROSA

1 Salmonella typhi + - -2 Klebsiella pneumoniae + + +3 Eschericia coli + + +

Dari hasil praktikum, jika dibandingkan dengan literatur, akan terlihat

jelas perbedaannya. Pada literatur, dapat diketahui bahwa semua bakteri yang

diujikan pada praktikum ini mampu memfermentasikan glukosa. Hal ini ditandai

dengan warna media yang keruh yang menandakan bahwa adanya aktivitas

bakteri serta adanya gas yang terperangkap dalam tabung durham. Namun pada

hasil praktikum, bakteri Klebsiella pneumoniae dan Eschericia coli yang

diujikan oleh kelompok 4 dan 5 memberi nilai negatif. Dari hasil uji, jelas

terlihat bahwa media gula glukosa tetap jernih, yang menandakan bahwa tidak

adanya aktivitas bakteri pada media tersebut. Jika diamati lagi, gas yang

seharusnya ada (terperangkap ditabung durham) juga tidak nampak.

Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor :

1. Terkontaminasinya bakteri

15

Page 16: laporan lengkap bakteri

2. Bakteri yang diinokulasi mati akibat ose yang disterilkan masih panas

sehingga membunuh bakteri yang akan di kulturkan.

Untuk identifikasi fermentasi karbohidrat pada laktosa dan sukrosa

telah sesuai dengan literatur dimana Salmonella typhi hanya memfermentasikan

glukosa saja.

Fermentasi merupakan salah satu aktivitas biokimia yang dilakukan

oleh mikroba, salah satunya yaitu uji MR-VP. Pada uji Voges-Proskauer

digunakan untuk membedakan antara organisme yang menghasilkan asam dalam

jumlah yang besar dan menghasilkan produk netral seperti asetil metilkarbonat

(asetoin) dari hasil metabolisme karbohidrat produk netral ini membuat bakteri

dapat memfermentasikan karbohidrat dalam jumlah yang besar. Adanya

kandungan asetoin yang diproduksi dalam larutan ditandai dengan perubahan

warna larutan dari kuning menjadi merah muda. Uji VP ini juga digunakan

untuk mengidentifikasi mikroorganisme yang dapat memfermentasikan

karbohidrat menjadi 2,3 butanadiol yang berfungsi sebagai produk utama dan

akan terjadi penumpukan bahan tersebut dalam media pertumbuhan.

Penambahan larutan KOH 40% dan larutan αnaftol dalam etanol dapat

menentukan adanya aseton (asetil metilkarbinol) yakni suatu senyawa awal

dalam sintesis 2,3 butanadiol pada pertumbuhan. KOH bertujuan untuk

mengetahui adanya asetoin yang ditunjukan oleh pertumbuhan warna kaldu

biakan lebih jelas pada bagian yang berhubungan dengan udara, karena sebagian

2,3 butanadiol dioksidasikan kembali menjadi aseton sehingga memperjelas hasil

reaksi. Hasil positif menentukan adanya perubahan kaldu warna merah, dan jika

negatif hasil tidak mengalami perubahan media.

Dari praktikum yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut :

16

Page 17: laporan lengkap bakteri

Bakteri MR VP

Eschericia coli + -Eschericia coli + -

Klebsiella pneumoniae + -

Klebsiella pneumoniae + -

Salmonella thypi + -

Jika dibandingkan dengan literature :

NO BAKTERI MR VP

1 Klebsiella pneumonia + +2 Eschericia coli + -3 Salmonella typhi + -

Pada identifikasi dengan methyl red, dari literature dapat diketahui

bahwa semua bakteri yang diujikan memberi hasil positif dengan terbentuknya

warna merah pada media yang menandakan bakteri-bakteri tersebut mampu

memfermentasikan karbohidrat menghasilkan asam campuran. Hasil tersebut

telah sesuai dengan literature.

Pada uji Voges-Proskauer, berdasarkan literatur, bakteri yang

menunjukkan hasil positif yang mampu memfermentasikan karbohidrat

menghasilkan 2,3 butanadiol hanyalah Klebsiella pneumoniae. Namun pada hasil

praktikum, semua bakteri yang diidentifikasi memberikan hasil negative, dimana

tidak terbentuk warna merah muda melainkan hanya warna coklat muda keruh.

Hal ini mungkin disebaban karena kondisi reagen yang kurang baik. Adapun

mekanisme terjadinya reaksi pada Uji Voges-Proskueur dapat digambarkan

sebagai berikut :

17

Page 18: laporan lengkap bakteri

40% KOH

Acetoin + α-naftol diasetil + keratin (kompleks pink)

Alkohol absolute

Katalase adalah enzim yang mengkatalisasikan penguraian hydrogen

peroksida (H2O2) menjadi H2O dan O2. Hidrogen peroksida terbentuk sewaktu

metabolisme aerob, sehingga mikroorganisme yang tumbuh dalam lingkungan

aerob dapat menguarikan zat toksik tersebut.`

Uji katalase merupakan salah satu uji respirasi karbohidrat yang

digunakan untuk mengetahui apakah suatu bakteri memiliki enzim katalase yang

dapat memecah H2O2 menjadi H2O dan O2. Katalase adalah enzim yang terdapat

pada hampir semua bakteri. Enzim ini bertindak sebagai katalisator dalam

pemecahan hidrogen peroksida dan menghasilkan oksigen. Enzim katalase

paling banyak dihasilkan oleh bakteri obligat aerob, tetapi tidak dihasilkan oleh

bakteri anaerob. Penentuan adanya katalase ini terlihat dari pembentukan

gelembung udara di sekitar koloni setelah ditambahkan larutan H2O2 3%. Reaksi

kimiawi yang dikatalisasikan oleh enzim terlihat sebagai berikut :

Superoksida

2 O2 + 2H O2 + H2O2

Dismutase

Katalase

H2O2 H2O + ½ O2 (gelembung udara)

Peroksidase

Uji katalase dillakukan dengan langkah-langkah yaitu biakan bakteri

yang tersedia (Eschericia coli, Salmonella typhi, Klebsiella pneumoniae) dipulas 18

Page 19: laporan lengkap bakteri

diatas objek gelass yang bersih dan kering, lalu diteteskan 1 tetes reagen H2O2 ini

berfungsi untuk membentuk gelembung udara disekitar media yang disebabkan

terjadinya penguraian H2O2 H2O dan O2 yang selanjutnya di amati ada

tidaknya gelembang udara. Hasil positif ditandai dengan adanya gelembang

udara yang terbentuk. Hal ini berarti H2O2 yang berikatan tidak dipecah oleh

enzim katalase sehingga tidak menghasilkan oksigen.

Pada praktikum yang telah di lakukan, Eschericia coli, Salmonella

typhi, dan Klebsiella pneumoniae memberikan hasil negatif setelah penambahan

reagen H2O2. Tetapi jika dibandingkan dengan literatur yang ada, ketiga bakteri

tersebut harusnya memberikan hasil positif. Hal ini dapat di pengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu :

1) Pada saat pengambilan kultur bakteri, ose yang dipakai masih panas

sehingga membuat bakterinya mati.

2) Kualitas reagen yang tidak baik.

Uji biokimia lain yang dilakukan yaitu uji SIM (Sulfur, Indol,

Motility) pada media SIM. Uji sulfur digunakan untuk mengetahui kemampuan

bakteri untuk mendesulfurasi asam amino oleh enzim desulfurase yang akan

menghasilkan H2S, dan H2S tersebut akan bereaksi dengan Fe2+ pada media dan

menghasilkan senyawa FeS yang berwarna hitam dan tidak larut dalam air. Uji

indol bertujuan untuk mengetahui kemampuan bakteri menghidrolisa asam amino

triptofan menghasilkan indol, ammonia, dan asam piruvat. Jika suatu organisme

memiliki enzim triptofanase, penghilangan gugus amino dari triptofan akan

membentuk indol. Mikroorganisme menggunakan asam amino sebagai pemuka

protein, komponen sel, dan kadang sebagai sumber energi. Asam amino ini

dimodifikasikan dengan berbagai cara sewaktu metabolisme. Untuk uji ini

digunakan medium semi solid yang kaya akan triptofan, yaitu dalam bentuk

19

Page 20: laporan lengkap bakteri

tripton 1% sebagai sumber karbon. Media yang digunakan adalah media SIM

sehingga pada praktikum ini akan terlihat pergerakan bakteri.

Pada uji SIM, hasil positif untuk masing-masing uji sulfur, indol, dan

motility ditandai dengan berubahnya warna media menjadi hitam, indol yang

terbentuk akan berwarna merah dipermukaan media dengan penambahan reagen

ekrlich, dan adanya kekeruhan didaerah sekitar tusukan atau dipermukaan media

bila media telah berubah menjadi hitam.

Pada praktikum ini dilakukan inokulasi pada biakan bakteri

Eschericia coli, Klebsiella pneumoniae, dan Salmonella typhi. Berdasarkan

praktikum yang telah dilakukan, diperoleh hasil :

1) Hasil Praktikum – I

NO BAKTERI SULFUR INDOL MOTILITY

1 Klebsiella pneumoniae - - +2 Eschericia coli - + +3 Salmonella typhi + - +4 Klebsiella pneumoniae - - +5 Salmonella typhi + - +6 Eschericia coli - + +

2) Hasil Praktikum – II

NO BAKTERI SULFUR INDOL MOTILITY

1 Klebsiella pneumoniae - - +2 Eschericia coli - + +3 Salmonella typhi - - +4 Klebsiella pneumoniae - - +5 Salmonella typhi - - +6 Eschericia coli - + +

Jika dibandingkan dengan literatur :

20NO BAKTERI SULFUR INDOL MOTILITY

1 Eschericia coli - + +2 Klebsiella pneumoniae - - -3 Salmonella typhi + - +

Page 21: laporan lengkap bakteri

Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa hasil yang diperoleh pada

praktikum – I telah sesuai dengan literature dimana untuk uji sulfur Klebsiella

pneumoniae dan Eschericia coli memberikan hasil negative, sedangkan untuk

Salmonella typhi memberikan hasil positif. Hasil positif tersebut ditandai dengan

perubahan warna media menjadi hitam yang menandakan bahwa bakteri

Salmonella typhi mampu untuk mendesulfurasi asam amino oleh enzim

desulfurase yang akan menghasilkan H2S, dan H2S tersebut akan bereaksi dengan

Fe2+ pada media dan menghasilkan senyawa FeS sehingga media berwarna

hitam. Untuk uji indol, hanya bakteri Eschericia coli yang memberikan hasil

positif, sedangkan bakteri Salmonella typhi dan Klebsiella pneumoniae

memberikan hasil negative. Hal ini menandakan bahwa hanya bakteri Eschericia

coli yang mampu menghidrolisa asam amino triptofan untuk menghasilkan indol.

Pada uji indol, indol yang terbentuk akan berwarna merah muda pada permukaan

media setelah penambahan reagen ehrlich yang mengandung p-

dimetilbenzaldehida. Senyawa ini menghasilkan senyawa para amino

benzaldehid yang tidak larut dalam air dan membentuk warna merah pada

permukaan media.

Mekanisme terjadinya reaksi dapat digambarkan sebagai berikut :

21

Page 22: laporan lengkap bakteri

Untuk uji motilitas, ketiga bakteri tersebut memberikan hasil positif

dimana pada bakteri Salmonella typhi hasil positif ditandai dengan terbentuknya

warna putih dipermukaan media, dan untuk bakteri Klebsiella pneumoniae dan

Escherichia coli ditandai dengan adanya kekeruhan disekitar daerah tusukan.

Pada praktikum – II dilakukan hal yang sama, yaitu uji sulfur, indol, dan motility

pada ketiga bakteri diatas. Namun hasil uji yang diperoleh dari bakteri

Salmonella typhi tidak sesuai dengan literature, sedangkan Eschericia coli dan

Klebsiella pneumoniae telah sesuai dengan literature. Pada praktikum – II

diperoleh hasil uji sulfur untuk Salmonella typhi negative, sedangkan literature

yang ada menyatakan bahwa hasil uji sulfur untuk Salmonella typhi positif. Hal

ini mungkin disebabkan oleh kesalahan praktikan, yaitu menggunakan ose yang

masih panas saat menginokulasikan bakteri kedalam media sehingga hasil yang

diperoleh tidak sesuai dengan literature yang ada.

Selain uji fermentasi karbohidrat, uji MR-VP, uji katalase, dan uji

SIM, dilakukan juga uji sitrat. Pada praktikum ini dilakukan pengujian

penggunaan sitrat oleh bakteri dimana sitrat oleh mikroorganisme digunakan

sebagai satu-satunya sumber karbon dan energi. Untuk uji ini, digunakan media

22

Page 23: laporan lengkap bakteri

SCA (Simmon Citrate Agar) yang merupakan medium sintetik dengan Na

(natrium) sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon, ammonium (NH4+) sebagai

sumber nitrogen dan brom thymol blue (BTB) sebagai indikator pH.

Inokulasi bakteri Eschericia coli, Klebsiella pneumoniae, dan

Salmonella typhi dalam media SCA dimaksudkan untuk mengetahui apakah

senyawa sitrat dapat digunakan oleh bakteri sebagai satu-satunya sumber karbon

dan energi. Apabila bakteri mampu menggunakan sitrat sebagai satu-satunya

sumber karbon dan energy, makan natrium sitrat yang merupakan medium

sintetik dari media SCA akan diuraikan sehingga ammonium dehidrogenfosfat

akan ikut teruraikan dan akan melepaskan NH4+ sehingga menyebabkan media

menjadi alkalis, dan indicator pH yang terdapat dalam media akan mengalami

peningkatan dan mengubah warna medium dari hijau menjadi biru.

Dari praktikum yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut :

NO BAKTERI HASIL

1 Eschericia coli -2 Eschericia coli -3 Klebsiella pneumoniae +4 Klebsiella pneumoniae +5 Salmonella typhi -6 Salmonella typhi -

Hasil yang sesuai dengan literatur :

23

NO BAKTERI HASIL

1 Eschericia coli -2 Eschericia coli -3 Klebsiella pneumonia +4 Klebsiella pneumonia +5 Salmonella typhi -6 Salmonella typhi -

Page 24: laporan lengkap bakteri

Jika dibandingkan kedua tabel diatas, maka dapat dikatakan bahwa

hasil yang diperoleh pada praktikum ini telah sesuai dengan literatur, yaitu

bakteri Eschericia coli dan Salmonella typhi memberikan hasil negatif yang

menunjukkan bahwa bakteri tersebut tidak mempunyai enzim citratase untuk

menguraikan trinatrium sitrat sehingga ammonium dehidrogenfosfat tidak ikut

terurai yang menyebabkan ammonium (NH4+) tidak dilepaskan sehingga media

tetap asam dan indikator BTB dalam media SCA tidak mengalami peningkatan

yang ditandai dengan warna media yang mengalami perubahan. Sedangkan hasil

uji untuk bakteri Klebsiella pneumoniae memberikan hasil positif yang

menandakan bahwa bakteri tersebut mempunyai enzim citratase karena bakteri

tersebut mampu menguraikan trinatrium sitrat dan ammonium dehidrogenfosfat

dalam media akan ikut terurai yang menyebabkan ammonium dilepaskan dan pH

indikator BTB mengalami peningkatan sehingga suasana media berubah menjadi

alkalis yang ditandai dengan perubahan warna media dari hijau menjadi biru.

Adapun reaksi terbentuknya hasil positif (warna biru) :

Natrium sitrat Asam piruvat + asam oksalo-asetat + CO2

24

Page 25: laporan lengkap bakteri

Kelebihan natrium dari natrium sitrat + CO2 + H2O Na2CO3 (alkali), pH

meningkat ( indikator BTB menunjukkan warna biru ).

Uji biokimia yang terakhir dilakukan ialah uji TSIA (Triple Sugar Iron

Agar). Praktikum ini dilakukan uji TSIA paa bakteri Eschericia coli, Klebsiella

pneumoniae, Staphylococcus aureus,dan Salmonella typhi dengan menggunakan

media TSIA (Triple Sugar Iron Agar) dimana pada media ini mengandung 3

macam gula, yaitu glukosa, laktosa, dan sukrosa serta indikator phenol red dan

FeSO4.

Laktosa adalah gula disakarida yang tersusun atas glukosa dan

galaktosa. Laktosa dapat diuraikan menjadi glukosa dan galaktosa dengan

bantuan enzim dengan bantuan enzim β-galaktosidase. Bakteri dalam hidupnya

dapat memanfaatkan baik glukosa dan laktosa tergantung gula mana yang

tersedia dalam media. Namun bila tersedia laktosa dan glukosa, maka bakteri

akan memilih glukosa sebagai sumber karbon karena glukosa merupakan gula

yang lebih kompleks dan dapat dimanfaatkan dalam proses metabolisme secara

langsung.

Molekul laktosa

(http://id.wikipedia.org/wiki/Laktosa)

Glukosa merupakan suatu gula monosakarida adalah suatu

karbonhidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan

25

Page 26: laporan lengkap bakteri

tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi

respirasi. Bentuk alami (D-Glukosa) disebut juga dekstrosa.

Struktur glukosa (α-D-glukopiranosa)

(http://id.wikipedia.org/wiki/Glukosa)

Sukrosa ialah gula Kristal yang manis rasanga, dibuat dari tebu atau

beet yang mempunyai rumus kimia C12H22O11 mempunyai sifat akut optik

(memutar bidang polarisasi). Dengan adanya sifat ini maka kadar gula (sukrosa

atau zat aktif optik lainnya) dalam suatu larutan gula dapat ditentukan caranya

dengan cara polorisasi. Hidrolisis sukrosa menghasilkan glukosa dan fruktosa.

Sukrosa terbentuk melalui proses fotosintesis yang ada pada tumbuhan. Pada

proses tersebut terjadi interaksi antara CO2 dan H2O didalam sel yang

mengandung klorofil.

26

Page 27: laporan lengkap bakteri

(http://id.wikipedia.org/wiki/Sukrosa)

Pada saat biakan bakteri diinokulasikan kedalam media TSIA tersebut,

mampu memfermentasikan laktosa dan sukrosa maka, bagian lereng (slant)

media akan berubah warna dari merah menjadi kuning muda dalam suasana

asam, sedangkan bila mikrorganisme mampu memfermentasikan glukosa saja,

maka pada bagian dasar (butt) media akan berwarna kuning dan lereng (slant)

tetap berwarna merah. Bila mikroorganisme mampu memfermentasikan laktosa,

sukrosa, dan glukosa maka bagian lereng dan dasar media akan berwarna kuning

dalam suasana asam, serta kadang kala bagian dasar (butt) terpecah akibat

pembentukan gas H2 dan CO2. Pada media ini juga melihat apakah bakteri

mampu menghasilkan H2S yang ditandai dengan perubahan warna media

menjadi hitam. H2S ini terbentuk karena bakteri mampu mendesulfurasi asam

amino dan yang akan menghasilkan H2S. H2S tersebut akan bereaksi dengan Fe2+

yang ada pada media dan terbentuk senyawa FeS sehingga akan menghasilkan

endapan hitam.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, diperoleh bahwa bakteri Escherichia

coli mampu memfermentasikan glukosa, sukrosa, dan laktosa yang ditandai

dengan terjadinya perubahan warna pada bagian lereng dan dasar media menjadi

kuning dalam suasana asam dan juga bakteri ini mampu menghasilkan gas yang

ditandai dengan pecahnya atau terangkatnya media. Namun bakteri ini tidak

mampu mendesulfurasi asam amino yang akan membentuk H2S yang ditandai

dengan terbentuknya warna hitam. Klebsiella pneumoniae mempunyai sifat yang

hampir sama dengan Escherichia coli yang mampu memfermentasikan glukosa,

sukrosa,dan laktosa dalam suasana asam. Bakteri ini juga tidak mampu

membentuk H2 dan CO2 sehingga menghasilkan gas yang ditandai dengan

pecahnya media. Bakteri ini juga tidak mampu mendesulfurasi asam amino,

sehingga H2S tidak terbentuk dan tidak bereaksi dengan Fe2+ yang terdapat

27

Page 28: laporan lengkap bakteri

didalam media sehingga tidak terbentuk senyawa FeS dan tidak terbentuk

endapan hitam.

Staphyloccus aereus berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa

bakteri ini mampu memfermentasikan glukosa, sakrosa, dan laktosa yang

ditandai engan perubahan warna media pada bagian lereng dan dasar menjadi

kuning dalam suasana asam. Namun bakteri ini tidak mampu menghasilkan gas.

Bakteri ini juga ini tidak mampu menghasilkan H2S karena bakteri ini tidak

mempunyai enzim desulfurase untuk medesulfurasi asam amino sehingga H2S

yang akan bereaksi dengan Fe2+ yang terdapat didalam media tidak terbentuk

dan endapan hitam yang menandakan hasil positif tidak terbentuk.

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Dari praktikum ini dapat disimpulkan :

A. Uji Fermentasi Karbohidrat

28

Page 29: laporan lengkap bakteri

1. Bakteri yang mampu memfermentasikan glukosa, yaitu Salmonella

typhi, Klebsiella pneumoniae, dan Eschericia coli. Hasil yang

diperoleh telah sesuai dengan literatur.

2. Bakteri yang mampu memfermentasikan laktosa dan sukrosa antara

lain Klebsiella pneumoniae dan Eschericia coli, sedangkan Salmonella

typhi tidak. Hasil ini telah sesuai dengan literatur.

B. Uji MR-VP

1. Bakteri yang mampu memfermentasikan karbohidrat menghasilkan

asam campuran, yaitu Salmonella typhi, Klebsiella pneumoniae, dan

Eschericia coli. Hasil yang diperoleh telah sesuai dengan literatur.

2. Bakteri yang mampu memfermentasikan karbohidrat menghasilkan

asam 2,3 butanadiol tidak ada. Hasil yang diperoleh tidak sesuai

dengan literatur karena Klebsiella pneumoniae seharusnya

memberikan hasil positif namun pada praktikum ini Klebsiella

pneumoniae memberikan hasil negatif. Hal ini dapat disebabkan oleh

kualitas reagen yang kurang baik.

C. Uji Katalase

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat di simpulkan bahwa biakan

bakteri Eschericia coli, Klebsiella pneumoniae dan Salmonella typhi

memberikan hasil negatif pada uji katalase ini yang artinya ketiga bakteri

tersebut tidak menghasilkan enzim katalase untuk memecah H2O2 menjadi

H2O dan O2.

D. Uji SIM (Sulfur, Indol, Motility)

1. Dari bakteri yang diujikan, hanya bakteri Salmonella typhi yang

memberikan hasil positif untuk uji sulfur, yang artinya hanya bakteri

Salmonella typhi yang mampu mendesulfurasi asam amino dengan

29

Page 30: laporan lengkap bakteri

bantuan enzim desulfurase yang menghasilkan H2S yang akan bereaksi

dengan Fe2+ pada media sehingga terbentuk senyawa FeS dan

menyebabkan media berubah menjadi warna hitam. Hasil yang

diperoleh ini telah sesuai dengan literatur.

2. Untuk uji indol, hanya bakteri Eschericia coli yang memberikan hasil

positif yang artinya bahwa hanya bakteri Eschericia coli yang mampu

menghidrolisa asam amino triptofan menghasilkan senyawa indol.

Hasil yang diperoleh ini telah sesuai dengan literatur.

3. Untuk uji motility, bakteri Salmonella typhi, Klebsiella pneumonia,

dan Eschericia coli memberikan hasil positif yang ditandai dengan

adanya kekeruhan disekitar daerah bekas tusukan. Hasil yang

diperoleh ini telah sesuai dengan literatur.

E. Uji SCA (Simmon Citrate Agar)

Dari praktikum yang telah dilakukan, hanya bakteri Klebsiella

pneumoniae yang memberikan hasil positif, sedangkan Eschericia coli

dan Salmonella typhi memberikan hasil negatif. Hal ini menandakan

bahwa hanya bakteri Klebsiella pneumoniae yang mampu menggunakan

sitrat sebagai sumber kabon dan energi. Hasil yang diperoleh telah sesuai

dengan literatur.

F. Uji TSIA (triple Sugar Iron Agar)

Adapun kesimpulan dari praktikum ini, yaitu hasil yang diperoleh

pada bakteri Escherichia coli, Klebsiella Pneumoniae, dan Staphyloccus

aerus telah sesuai literatur yaitu ketiga bakteri ini mampu

memfermentasikan laktosa, sukrosa dan glukosa. Memberikan hasil

negatif pada pembentukan H2S dan memberikan hasil positif pada

pembentukan gas kecuali pada bakteri Staphyloccus aereus.

30

Page 31: laporan lengkap bakteri

V.2 Saran

Dalam melakukan praktikum hendaklah berhati-hati dan serius agar tidak

terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

31