Laporan Full

43
BAB II MIXING APARATUS 2.1. Tujuan Percobaan - Mengetahui pengaruh jenis pengaduk dan baffle terhadap angka Frounde pada air dan minyak kelapa. - Mengetahui pengaruh jenis pengaduk dan baffle terhadap faktor pencampuran NaOH dengan air. - Mengetahui hubungan antara daya (P) dengan bilangan Reynold (N Re ) pada air dan minyak kelapa. - Mengetahui pengaruh jenis liquida dan jenis pengaduk terhadap bilangan Reynold (N Re ). 2.2. Tinjauan Pustaka Pencampuran (mixing) merupakan suatu operasi yang dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi ketidaksamaan komposisi, suhu atau sifat lain yang terdapat dalam suatu bahan. Selain itu pencampuran juga digunakan untuk berbagai ragam operasi, dimana derajat homogenitas bahan yang bercampur itu sangat berbeda-beda. Pencampuran dapat terjadi karena adanya gerakan dari bahan tersebut. [3] Pengadukan adalah operasi yang menciptakan terjadinya gerakan di dalam bahan yang diaduk. Tujuan operasi pengadukan yang utama adalah terjadinya pencampuran. [4] Pengadukan zat cair dilakukan untuk berbagai tujuan, antara lain : - Membuat suspensi partikel zat padat - Untuk meramu zat cair yang mampu campur (miscible), sebagai contoh metil alkohol dengan air. - Untuk mendisperdikan (menyebarkan) gas dalam zat cair dalam bentuk gelembung – gelembung kecil - Untuk menyebarkan zat cair yang tidak dapat campur sehingga membentuk emulsi yang tidak dapat atau suspensi partikel halus pada kedua zat cair inmiscible tersebut

description

Laporan

Transcript of Laporan Full

BAB IIMIXING APARATUS2.1. Tujuan Percobaan 1. Mengetahui pengaruh jenis pengaduk dan baffle terhadap angka Frounde pada air dan minyak kelapa.1. Mengetahui pengaruh jenis pengaduk dan baffle terhadap faktor pencampuran NaOH dengan air. 1. Mengetahui hubungan antara daya (P) dengan bilangan Reynold (NRe) pada air dan minyak kelapa.1. Mengetahui pengaruh jenis liquida dan jenis pengaduk terhadap bilangan Reynold (NRe).

2.2. Tinjauan PustakaPencampuran (mixing) merupakan suatu operasi yang dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi ketidaksamaan komposisi, suhu atau sifat lain yang terdapat dalam suatu bahan. Selain itu pencampuran juga digunakan untuk berbagai ragam operasi, dimana derajat homogenitas bahan yang bercampur itu sangat berbeda-beda. Pencampuran dapat terjadi karena adanya gerakan dari bahan tersebut.[3] Pengadukan adalah operasi yang menciptakan terjadinya gerakan di dalam bahan yang diaduk. Tujuan operasi pengadukan yang utama adalah terjadinya pencampuran.[4]Pengadukan zat cair dilakukan untuk berbagai tujuan, antara lain : Membuat suspensi partikel zat padat Untuk meramu zat cair yang mampu campur (miscible), sebagai contoh metil alkohol dengan air. Untuk mendisperdikan (menyebarkan) gas dalam zat cair dalam bentuk gelembung gelembung kecil Untuk menyebarkan zat cair yang tidak dapat campur sehingga membentuk emulsi yang tidak dapat atau suspensi partikel halus pada kedua zat cair inmiscible tersebut Untuk mempercepat perpindahan kalor antara zat cair baik sesame bahan dengan menyuplai panas yang ada dalam tangki pencampuran tersebut.[2]Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pencampuran, yaitu: Aliran, aliran yang turbulen dan laju alir bahan yang tinggi biasanya menguntungkan proses pencampuran. Sebaliknya, aliran yang laminar dapat menggagalkan pencampuran Ukuran partikel/luas permukaan, semakin luas permukaan kontak bahan-bahan yang harus dicampur, yang berarti semakin kecil partikel dan semakin mudah gerakannya di dalam campuran, maka proses pencampuran semakin baik Kelarutan, semakin besar kelarutan bahan-bahan yang akan dicampur satu terhadap lainnya, semakin baik pencampurannya.[3] Zat cair biasanya diaduk di dalam suatu tangki atau bejana, biasanya yang berbentuk silinder dengan sumbu terpasang vertikal.[2] Didalam tangki itu dipasang impeller pada ujung poros yang ditumpu dari atas dan digerakkan oleh motor. Tangki itu biasanya dilengkapi dengan lubang masuk dan lubang keluar, kumparan kalor, mantel dan sumur untuk menempatkan termometer atau piranti pengukuran suhu lainnya. Impeller itu akan membangkitkan pola aliran didalam sistem, yang menyebabkan zat cair tersirkulasi didalam bejana dan akhirnya kembali ke impeller.[3] Menurut bentuknya impeller terbagi tiga, yaitu : Propeler / balingPropeler merupakan impeler aliran aksial berkecepatan tinggi untuk zat cair berviskositas rendah. Propeler kecil biasanya berputar pada kecepatan motor penuh, yaitu 1150 atau 1750 putaran/menit, sedang propeler besar berputar pada 400-800 putaran/menit.

Gambar 2.2.1. Tangki dengan sekat dan jenis pengaduk berdaun tiga dengan arah aliran aksial Dayung Untuk tugas-tugas sederhana, impeler yang terdiri dari beberapa dayung datar yang berputar pada poros vertikal merupakan pengaduk yang cukup efektif. Desain daun-daunnya bisa dibuat miring, atau vertikal. Dayung ini berputar di tengah bejana dengan kecepatan rendah sampai sedang, dan mendorong zat cair secara radial dan tangensial, hampir tanpa adanya gerakan vertikal pada impeller kecuali bila daunnya agak miring.

Gambar 2.2.2. Berbagai Jenis Paddle Turbin Pada dasarnya, turbin menyerupai dayung berdaun banyak dengan daun-daunnya yang agak pendek, dan berputar pada kecepatan tinggi pada suatu poros yang di pasang di pusat bejana. Daun-daunnya bisa lurus atau lengkung, bisa bersudut atau vertikal Diameter impelernya biasa lebih kecil dari diameter dayung, yaitu berkisar antara 30-50% dari diameter bejana. Turbin biasanya efektif untuk menjangkau viskositas yang cukup luas.

Gambar 2.2.3. Pengaduk jenis turbin[5] Helical-ribbon agitatorJenis pengaduk yang digunakan dalam solusi yang sangat kental dan beroperasi pada rpm rendah di wilayah laminar. Pita terbentuk dalam jalur spiral dan melekat ke poros pusat. Bergerak cair dalam jalur aliran berliku-liku dan disepanjang sisi dalam gerakan memutar. Jenis serupa pita heliks ganda dan pita heliks dengan sekrup.[1]

Aliran vortex merupakan aliran pusaran yang terjadi pada fluida yang mengalir di dalam pipa yang mengalami perubahan mendadak. aliran fluida ini bisa berupa aliran rotational dan irrotational. aliran vortex termasuk ke dalam aliran irrotational (elemen fluida mempunyai kecepatan sudut netto). aliran vortex bisa terjadi dengan dua cara, yaitu aliran vortex paksa dan aliran vortex bebas, tergantung dari ada tidaknya gaya yang bekerja membentuk aliran vortex tersebut.[7]Sekat (baffle) adalah lembaran vertical datar yang ditempelkan pada dinding tangki. Tujuan utama menggunakan sekat dalam tangki adalah memecah terjadinya pusaran saat terjadinya pengadukan dan pencampuran. Oleh karena itu posisi sumbu pengaduk pada tangki bersekat di tengah.[6] Persamaan-persamaan yang digunakan dalam percobaan Mixing Aparatus, antara lain:1. Daya sangat dibutuhkan dalam operasi pencampuran untuk menggerakkan motor pengaduk agar terjadinya proses pencampuran.P = V I(2.2.1)Dimana: P= daya (Watt) V= beda potensial (Volt) I= kuat arus (Ampere)2. Kecepatan Pengadukan (N)

N = (2.2.2)Dimana: N= kecepatan pengadukan (rps)P= daya (Watt)

= massa jenis fluida (g/cm3)H= panjang pengaduk (cm)g= gaya grafitasi (cm/s2)NQ= discharge coefficientDa= diameter pengaduk (cm)3. Bilangan Reynold (NRe)

(2.2.3)Dimana: = bilangan Reynold N= kecepatan rotasi (rps)= massa jenis fluida (g/cm3)Da= diameter pengaduk (cm)= viskositas fluida (Pa.s) 4. Angka Daya (Np)Bilangan ini digunakan untuk menggambarkan hubungan dan kaitannya dalam pengerjaan operasi dan juga untuk meghitung daya atau tenaga yang dibutuhkan pada operasi yang dilaksanakan. Secara matematis bilangan ini dapat ditulis:

(2.2.4)Dimana: Np = angka dayaP = daya (Watt)

= massa jenis fluida (g/cm3)N = kecepatan pengadukan (rps)Da = diameter pengaduk (cm)

5. Bilangan Frounde (NFr)Bilangan ini digunakan untuk menghitung pengaruh gravitasi bumi dalam penentuan gerakan fluida dan juga untuk mengetahui besarnya vortex yang terjadi. Secara matematis bilangan ini dapat ditulis:

(2.2.5)Dimana: NFr = angka FroundeN = kecepatan rotasi (rps)g = gaya grafitasi (cm/s2)LWL = panjang garis gelombang (cm)[3]6. Faktor Pencampuran (ft)Hubungan antara waktu pengadukan dengan kecepatan pengadukan didefinisikan sebagai faktor pencampuran yang dirumuskan sebagai berikut:

ft = (2.2.6)Dimana: ft = faktor pencampuran tT = waktu pencampuran (s)N = kecepatan rotasi (rps)Da= diameter pengaduk (cm)g = gaya gravitasi (cm/s2)H = panjang pengaduk (cm) Dt = diameter tangki (cm)[4]

2.3. Variabel PercobaanA. Variabel Tetap Volume air: 1500 mL Volume minyak kelapa: 1500 mL Massa NaOH: 10 gram Kuat arus: 10 ampereB. Variabel Berubah Jenis pengaduk: Paddle, berdaun tiga, berdaun empat Jumlah baffle: Tanpa, dua, tiga, empat Beda potensial: 6; 7,5; 9 volt Jenis liquida: Air dan minyak kelapa2.4. Alat dan BahanA. Alat-alat yang digunakan:B. Bahan-bahan yang digunakan: batang pengaduk- air (H2O) baffle dua, tiga dan empat- natrium hidroksida (NaOH) Beakerglass- minyak kelapa (C12H24O2) kaca arloji klem motor pengaduk neraca ohauss pengaduk jenis paddle, berdaun tiga, dan berdaun empat penggaris statif stopwatch transformator

2.5. Prosedur PercobaanA. Menentukan Angka Frounde pada air Menyiapkan beakerglass 2000 mL yang diisi air sebanyak 1500 mL kemudian memasang pengaduk dengan jenis paddle Mengatur stop kontak pada transformator ke posisi on sehingga mixer berputar pada beda potensial 6 Volt Mengukur panjang garis gelombang yang terbentuk Mengulangi percobaan diatas untuk jenis pengaduk, baffle dan beda potensial yang berbeda.B. Menentukan Angka Frounde pada minyak kelapa Menyiapkan beakerglass 2000 mL yang diisi minyak kelapa sebanyak 1500 mL kemudian pasang pengaduk dengan jenis paddle Mengatur stop kontak pada transformator ke posisi on sehingga mixer berputar pada beda potensial 6 Volt Mengukur panjang garis gelombang yang terbentuk Mengulangi percobaan diatas untuk jenis pengaduk, baffle dan beda potensial yang berbeda.C. Menentukan faktor pencampuran antara air dengan NaOH Menyiapkan beakerglass 2000 mL yang diisi air sebanyak 1500 mL kemudian pasang pengaduk dengan jenis paddle Menimbang NaOH sebanyak 10 gram dan mengatur beda potensial sebesar 6 Volt Mengatur stop kontak pada transformator ke posisi on sehingga mixer berputar bersamaan dengan masuknya NaOH dan stopwatch menyala Mencatat waktu yang diperlukan untuk NaOH tersebut bercampur dengan air Mengulangi percobaan diatas untuk jenis pengaduk, baffle dan beda potensial yang berbeda.

2.6. Gambar Peralatan

121110987654321Gambar 2.6.1. Instrumen Mixing AparatusKeterangan gambar :1. Terminal arus listrik2. Kabel stop kontak transformator3. Pengatur voltase4. Lampu indikator voltase5. Transformator6. Saklar transformator7. Kabel penghubung antara transformator dengan motor listrik8. Motor pengaduk9. Batang pengaduk10. Klem11. Statif12. Baffle

2.7. Data PengamatanTabel 2.7.1. Data Pengamatan Panjang Garis Gelombang pada AirBeda Potensial(Volt)Jumlah BaffleJenis PengadukPanjang Garis Gelombang (cm)

6TanpaPaddle2,2

Berdaun Tiga1,6

Berdaun Empat2,5

DuaPaddle0,2

Berdaun Tiga0,1

Berdaun Empat0,2

TigaPaddle0,09

Berdaun Tiga0,03

Berdaun Empat0,1

EmpatPaddle0,04

Berdaun Tiga0,01

Berdaun Empat0,07

7,5TanpaPaddle6,1

Berdaun Tiga3,6

Berdaun Empat6,3

DuaPaddle0,5

Berdaun Tiga0,08

Berdaun Empat0,8

TigaPaddle0,8

Berdaun Tiga0,05

Berdaun Empat0,5

EmpatPaddle0,02

Berdaun Tiga0,01

Berdaun Empat0,05

9TanpaPaddle11,6

Berdaun Tiga9,1

Berdaun Empat12,3

DuaPaddle1,2

Berdaun Tiga0,05

Berdaun Empat1,2

TigaPaddle0,9

Berdaun Tiga0,08

Berdaun Empat0,7

EmpatPaddle0,9

Berdaun Tiga0,4

Berdaun Empat1

Tabel 2.7.2. Data Pengamatan Panjang Garis Gelombang pada MinyakBeda Potensial(Volt)Jumlah BaffleJenis PengadukPanjang Garis Gelombang (cm)

6TanpaPaddle0,5

Berdaun Tiga0,2

Berdaun Empat0,7

DuaPaddle0,2

Berdaun Tiga0,08

Berdaun Empat0,1

TigaPaddle0,1

Berdaun Tiga0,2

Berdaun Empat0,2

EmpatPaddle0,07

Berdaun Tiga0,05

Berdaun Empat0,1

7,5TanpaPaddle1,5

Berdaun Tiga0,8

Berdaun Empat3

DuaPaddle0,4

Berdaun Tiga0,1

Berdaun Empat0,3

TigaPaddle0,3

Berdaun Tiga0,4

Berdaun Empat0,6

EmpatPaddle0,2

Berdaun Tiga0,1

Berdaun Empat0,2

9TanpaPaddle3,5

Berdaun Tiga2

Berdaun Empat8,2

DuaPaddle0,9

Berdaun Tiga0,5

Berdaun Empat1

TigaPaddle0,8

Berdaun Tiga0,6

Berdaun Empat0,9

EmpatPaddle1

Berdaun Tiga0,3

Berdaun Empat0,6

Tabel 2.7.3. Data Pengamatan Waktu Pencampuran antara Air dengan NaOHBeda Potensial(Volt)Jumlah BaffleJenis PengadukWaktu Pencampuran (detik)

6TanpaPaddle90

Berdaun Tiga83

Berdaun Empat80

DuaPaddle72

Berdaun Tiga65

Berdaun Empat55

TigaPaddle95

Berdaun Tiga168

Berdaun Empat80

EmpatPaddle96

Berdaun Tiga120

Berdaun Empat64

7,5TanpaPaddle81

Berdaun Tiga81

Berdaun Empat52

DuaPaddle71

Berdaun Tiga59

Berdaun Empat47

TigaPaddle89

Berdaun Tiga90

Berdaun Empat41

EmpatPaddle58

Berdaun Tiga92

Berdaun Empat104

9TanpaPaddle54

Berdaun Tiga53

Berdaun Empat47

DuaPaddle48

Berdaun Tiga54

Berdaun Empat46

TigaPaddle70

Berdaun Tiga51

Berdaun Empat29

EmpatPaddle45

Berdaun Tiga44

Berdaun Empat36

2.8. Tabel PerhitunganTabel 2.8.1. Perhitungan Kecepatan Pengadukan, bilangan Reynold, dan Angka Frounde pada Air untuk Pengaduk Jenis PaddleNo.Beda Potensial (volt)Jumlah BafflePanjang Garis Gelombang (cm)Daya (107 g.cm2/s3)Kecepatan Pengadukan (rps)NReNFr

16Tanpa2.260327.2648912804.03987.0458

Dua0.260327.2648912804.039823.3681

Tiga0.0960327.2648912804.039834.8352

Empat0.0460327.2648912804.039852,2527

27,5Tanpa6.175409.08101141005.04985.2891

Dua0.575409.08101141005.049818.4741

Tiga0.875409.08101141005.049814.6051

Empat0.0275409.08101141005.049892.3706

39Tanpa11.690490.89721369206.05974.6026

Dua1.290490.89721369206.059714.3100

Tiga0.990490.89721369206.059716.5238

Empat0.990490.89721369206.059716.5238

Tabel 2.8.2. Perhitungan Kecepatan Pengadukan, bilangan Reynold, dan Angka Frounde pada Air untuk Pengaduk Berdaun TigaNo.Beda Potensial (volt)Jumlah BafflePanjang Garis Gelombang (cm)Daya (107 g.cm2/s3)Kecepatan Pengadukan (rps)NReNFr

16Tanpa1660327.2648912804.03982.6126

Dua0.160327.2648912804.039833.0475

Tiga0.0360327.2648912804.039860.3363

Empat0.0160327.2648912804.0398104.5055

27,5Tanpa3.675409.08101141005.04986.8849

Dua0.0875409.08101141005.049846.1853

Tiga0.0575409.08101141005.049858.4203

Empat0.0175409.08101141005.0498130.6318

39Tanpa9.190490.89721369206.05975.1965

Dua0.0590490.89721369206.059770.1044

Tiga0.0890490.89721369206.059755.4224

Empat0.490490.89721369206.059724.7856

Tabel 2.8.3. Perhitungan Kecepatan Pengadukan, bilangan Reynold, dan Angka Frounde pada Air untuk Pengaduk Berdaun EmpatNo.Beda Potensial (volt)Jumlah BafflePanjang Garis Gelombang (cm)Daya (107 g.cm2/s3)Kecepatan Pengadukan (rps)NReNFr

16Tanpa2.560327.2648912804.03986.6095

Dua0.260327.2648912804.039823.3681

Tiga0.160327.2648912804.039833.0475

Empat0.0760327.2648912804.039839.4993

27,5Tanpa6.375409.08101141005.04985.2045

Dua0.875409.08101141005.049814.6051

Tiga0.575409.08101141005.049818.4741

Empat0.0575409.08101141005.049858.4203

39Tanpa12.890490.89721369206.05974.3815

Dua1.290490.89721369206.059714.3100

Tiga0.790490.89721369206.059718.7362

Empat190490.89721369206.059715.6758

Tabel 2.8.4. Perhitungan Kecepatan Pengadukan, bilangan Reynold, dan Angka Frounde pada Minyak Kelapa untuk Pengaduk Jenis PaddleNo.Beda Potensial (volt)Jumlah BafflePanjang Garis Gelombang (cm)Daya (107 g.cm2/s3)Kecepatan Pengadukan (rps)NReNFr

16Tanpa0.560367.672310568.376316.6041

Dua0.260367.672310568.376326.2534

Tiga0.160367.672310568.376337.1279

Empat0.0760367.672310568.376344.3764

27,5Tanpa1.575459.590413210.470411.9830

Dua0.475459.590413210.470423.2049

Tiga0.375459.590413210.470426.7948

Empat0.275459.590413210.470432.8168

39Tanpa3.590551.508515852.56459.4136

Dua0.990551.508515852.564518.5640

Tiga0.890551.508515852.564519.6901

Empat190551.508515852.564517.6113

Tabel 2.8.5. Perhitungan Kecepatan Pengadukan, bilangan Reynold, dan Angka Frounde pada Minyak Kelapa untuk Pengaduk Berdaun TigaNo.Beda Potensial (volt)Jumlah BafflePanjang Garis Gelombang (cm)Daya (107g.cm2/s3)Kecepatan Pengadukan (rps)NReNFr

16Tanpa0.260367.672310568.376326.2534

Dua0.0860367.672310568.376341.5103

Tiga0.260367.672310568.376326.2534

Empat0.0560367.672310568.376352.5068

27,5Tanpa0.875459.590413210.470416.4084

Dua0.175459.590413210.470446.4099

Tiga0.475459.590413210.470423.2049

Empat0.175459.590413210.470446.4099

39Tanpa290551.508515852.564512.4531

Dua0.590551.508515852.564524.9062

Tiga0.690551.508515852.564522.7361

Empat0.390551.508515852.564532.1537

Tabel 2.8.6. Perhitungan Kecepatan Pengadukan, bilangan Reynold, dan Angka Frounde pada Minyak Kelapa untuk Pengaduk Berdaun EmpatNo.Beda Potensial (volt)Jumlah BafflePanjang Garis Gelombang (cm)Daya (107 g.cm2/s3)Kecepatan Pengadukan (rps)NReNFr

16Tanpa0.760367.672310568.376314.0330

Dua0.160367.672310568.376337.1279

Tiga0.260367.672310568.376326.2534

Empat0.160367.672310568.376337.1279

27,5Tanpa375459.590413210.47048.4732

Dua0.375459.590413210.470426.7948

Tiga0.675459.590413210.470418.9468

Empat0.275459.590413210.470432.8168

39Tanpa8.290551.508515852.56456.1501

Dua190551.508515852.564517.6113

Tiga0.990551.508515852.564518.5640

Empat0.690551.508515852.564522.7361

Tabel 2.8.7. Perhitungan Kecepatan Pengadukan, Faktor Pencampuran, dan Angka Daya pada Air dengan NaOH untuk Pengaduk Jenis PaddleNo.Beda Potensial (volt)Jumlah BaffleWaktu (detik)Daya (107 g.cm2/s3)Kecepatan Pengadukan (rps)Faktor PencampuranAngka Daya

16Tanpa9060327.26481003.22460.0055

Dua7260327.2648802.57970.0055

Tiga9560327.26481058.95930.0055

Empat9660327.26481070.10620.0055

27,5Tanpa8175409.0810902.90210.0035

Dua7175409.0810791.43270.0035

Tiga8975409.0810992.07770.0035

Empat5875409.0810646.52250.0035

39Tanpa5490490.8972601.93480.0024

Dua4890490.8972535.05310.0024

Tiga7090490.8972780.28580.0024

Empat4590490.8972501.61230.0024

Tabel 2.8.8. Perhitungan Kecepatan Pengadukan, Faktor Pencampuran, dan Angka Daya pada Air dengan NaOH untuk Pengaduk Berdaun TigaNo.Beda Potensial (volt)Jumlah BaffleWaktu (detik)Daya (107 g.cm2/s3)Kecepatan Pengadukan (rps)Faktor PencampuranAngka Daya

16Tanpa8360327.2648925.19600.0055

Dua6560327.2648724.55110.0055

Tiga16860327.26481872.68590.0055

Empat12060327.26481337.63280.0055

27,5Tanpa8175409.0810902.90210.0035

Dua5975409.0810657.66950.0035

Tiga9075409.08101003.22460.0035

Empat9275409.08101025.51850.0035

39Tanpa5390490.8972590.78780.0024

Dua5490490.8972601.93480.0024

Tiga5190490.8972568.49390.0024

Empat4490490.8972490.46540.0024

Tabel 2.8.9. Perhitungan Kecepatan Pengadukan, Faktor Pencampuran, dan Angka Daya pada Air dengan NaOH untuk Pengaduk Berdaun EmpatNo.Beda Potensial (volt)Jumlah BaffleWaktu (detik)Daya (107 g.cm2/s3)Kecepatan Pengadukan (rps)Faktor PencampuranAngka Daya

16Tanpa8060327.2648891.75520.0055

Dua5560327.2648613.08170.0055

Tiga8060327.2648891.75520.0055

Empat6460327.2648713.40420.0055

27,5Tanpa5275409.0810579.64090.0035

Dua4775409.0810523.90620.0035

Tiga4175409.0810457.02450.0035

Empat10475409.08101159.28180.0035

39Tanpa4790490.8972523.90620.0024

Dua4690490.8972512.75920.0024

Tiga2990490.8972323.26130.0024

Empat3690490.8972401.28980.0024

2.9. Grafik

Grafik 2.9.1. Perhitungan antara Angka Frounde pada tangki tanpa baffle dengan jenis pengaduk paddle pada air dan minyak

Grafik 2.9.2. Perhitungan antara Angka Frounde pada tangki tanpa baffle dengan jenis pengaduk berdaun tiga pada air dan minyak

Grafik 2.9.3. Perhitungan antara Angka Frounde pada tangki tanpa baffle dengan jenis pengaduk berdaun empat pada air dan minyak

Grafik 2.9.4. Perhitungan antara Angka Frounde pada tangki dua baffle dengan jenis pengaduk paddle pada air dan minyak

Grafik 2.9.5. Perhitungan antara Angka Frounde pada tangki dua baffle dengan jenis pengaduk berdaun tiga pada air dan minyak

Grafik 2.9.6. Perhitungan antara Angka Frounde pada tangki dua baffle dengan jenis pengaduk berdaun empat pada air dan minyak

Grafik 2.9.7. Perhitungan antara Angka Frounde pada tangki tiga baffle dengan jenis pengaduk paddle pada air dan minyak

Grafik 2.9.8. Perhitungan antara Angka Frounde pada tangki tiga baffle dengan jenis pengaduk berdaun tiga pada air dan minyak

Grafik 2.9.9. Perhitungan antara Angka Frounde pada tangki tiga baffle dengan jenis pengaduk berdaun empat pada air dan minyak

Grafik 2.9.10. Perhitungan antara Angka Frounde pada tangki empat baffle dengan jenis pengaduk paddle pada air dan minyak

Grafik 2.9.11. Perhitungan antara Angka Frounde pada tangki tempat baffle dengan jenis pengaduk berdaun tiga pada air dan minyak

Grafik 2.9.12. Perhitungan antara Angka Frounde pada tangki empat baffle dengan jenis pengaduk berdaun empat pada air dan minyak

Grafik 2.9.13. Perhitungan antara faktor pencampuran antara air dengan NaOH pada tangki dengan tanpa baffle dengan berbagai jenis pengaduk

Grafik 2.9.14. Perhitungan antara faktor pencampuran antara air dengan NaOH pada tangki dengan dua buah baffle dengan berbagai jenis pengaduk

Grafik 2.9.15. Perhitungan antara faktor pencampuran antara air dengan NaOH pada tangki dengan tiga buah baffle dengan berbagai jenis pengaduk

Grafik 2.9.16. Perhitungan antara faktor pencampuran antara air dengan NaOH pada tangki dengan empat buah baffle dengan berbagai jenis pengaduk

Grafik 2.9.17. Hubungan antara bilangan Reynold dengan daya pada air dengan berbagai jenis pengaduk

Grafik 2.9.18. Hubungan antara bilangan Reynold dengan daya pada minyak dengan berbagai jenis pengaduk

2.10. Pembahasan1. Mengetahui pengaruh jenis pengaduk dan baffle terhadap angka Frounde pada air dan minyak kelapa. Jenis pengaduk mempengaruhi besar kecilnya angka Frounde. Semakin banyak jumlah daun pada pengaduk maka akan semakin besar juga vorteks yang terbentuk dan angka Frounde yang di hasilkan akan semakin mengecil. Begitu juga sebaliknya. Jenis baffle mempengaruhi besar kecilnya angka Frounde. Semakin banyak jumlah daun pada baffle maka panjang vorteks yang terbentuk akan semakin kecil dan angka Frounde yang dihasilkan akan semakin besar. Begitu juga sebaliknya.

NFr = Dari persamaan diatas maka dapat dijelaskan bahwa hubungan antara Angka Frounde dan nilai LwL (panjang garis gelombang) adalah berbanding terbalik, dimana semakin besar nilai LwL (panjang garis gelombang), maka semakin kecil nilai Angka Froundenya. Dari hasil percobaan dapat dilihat pada tabel 2.8.1, 2.8.2, 2.8.3, 2.8.4, 2.8.5, dan 2.8.6. Pada pengadukan terhadap air dan minyak bahwa semakin banyak jumlah daun pada pengaduk maka angka frounde (NFr) akan semakin kecil. Hal ini sesuai dengan teori di atas bahwa jumlah daun pada pengaduk berbanding terbalik dengan dengan besarnya angka frounde (NFr). Dari hasil percobaan dapat dilihat pada tabel 2.8.1, 2.8.2, 2.8.3, 2.8.4, 2.8.5, dan 2.8.6. Pada pengadukan terhadap air dan minyak bahwa semakin banyak jumlah daun pada baffle maka angka frounde (NFr) akan semakin besar juga. Hal ini sesuai dengan teori di atas bahwa jumlah daun pada baffle berbanding lurus dengan dengan besarnya angka frounde (NFr).2. Hubungan antara faktor pencampuran antara air dengan NaOH pada tangki dengan berbagai jenis baffle pada berbagai jenis pengaduk Hubungan jenis pengaduk untuk tangki tanpa menggunakan baffle dengan faktor pencampuran (Ft) antara NaOH dengan air adalah berbanding lurus. Dimana semakin banyak daun pengaduk pada tangki maka faktor pencampuran akan semakin tinggi. Hubungan jenis pengaduk untuk tangki dengan menggunakan baffle dengan faktor pencampuran (Ft) antara NaOH dengan air adalah berbanding terbalik. Dimana semakin banyak daun baffle pada maka faktor pencampuran akan semakin kecil.

Hal ini sesuai dengan persamaan berikut :P = V x I

N =

ft= Pada grafik 2.8.7, 2.8.8, 2.8.9 untuk tangki dengan berbagai jenis pengaduk faktor pencampuran yang diperoleh tidak sesuai dengan teori dimana semakin banyak daun pada baffle factor pencampuran semakin besar. Hal ini dikarenakan proses pencampuran yang kurang sempurna dan kurang tepatnya pembacaan waktu pada stopwatch. 3. Hubungan antara daya dan bilangan Reynold pada air dan minyak Hubungan antara daya (P) dengan angka Reynold (NRe) adalah berbanding lurus. Hal ini sesuai dengan persamaan berikut :P= V I

N =

NRe = Dari grafik 2.7.8. dan 2.7.9 hubungan antara daya dan bilangan Reynold baik untuk liquida air maupun minyak kelapa sudah sesuai dengan teori, yaitu berbanding lurus. Dimana semakin besar daya semakin besar pula angka Reynoldnya ataupun sebaliknya. 4. Pengaruh jenis liquida terhadap bilangan Reynold Jenis liquida juga mempengaruhi besar kecilnya angka reynold. Dimana pada jenis likuida air dengan densitas tinggi dan viskositas rendah didapatkan nilai NRe yang besar sedangkan pada jenis likuida minyak dengan densitas rendah dan viskositas tinggi di dapatkan nilai NRe yang kecil. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi angka reynold berbanding terbalik dengan viskositas. Dari hasil percobaan pada tabel 2.8.1, dan 2.8.4 didapatkan hasil sesuai dengan teori dimana semakin besar nilai viskositas maka akan semakin kecil angka reynold yang diperoleh.

2.11. Kesimpulan Jenis pengaduk dan ada tidaknya baffle mempengaruhi besarnya Angka Frounde pada air dan minyak kelapa. Semakin besar kecepatan pengadukan, maka Angka Frounde juga semakin besar. Jenis pengaduk dan ada tidaknya baffle juga mempengaruhi besarnya faktor pencampuran antara NaOH dan air.Hubungan antara angka frounde dengan panjang gelombang berbanding terbalik. Besarnya daya berbanding lurus dengan Angka Reynold, jadi semakin besar daya maka akan semakin besar Angka Reynold yang dihasilkan. Besarnya Angka Reynold pada liquida berbanding terbalik dengan viskositas liquida. Dan besarnya angka reynold tidak terpengaruh oleh jenis pengaduk.