LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN FULL

42
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN Oleh : Abdul Mufti Putra 13011037 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS AGROINDUSTRI UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2013

description

 

Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN FULL

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN FULL

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANISASI PERTANIAN

Oleh :

Abdul Mufti Putra

13011037

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2013

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN FULL

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANISASI PERTANIAN

Oleh :

Abdul Mufti Putra

13011037

Laporan telah diterima sebagai persyaratan yang

diperlukan dalam menempuh praktikum

Mekanisasi Pertanian

Yogyakarta, 30 Desember 2013

Mengetahui/Menyetujui

Dosen Pengampu

Ir. Bambang Sriwijaya, M.P.

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN FULL

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Laporan Praktikum Mekanisasi Pertanian ini dengan baik dan

tepat waktu.

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk melengkapi nilai pada

mata kuliah Mekanisasi Pertanian pada Fakultas Agroindustri Program Studi

Agroteknologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta.

Laporan ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Bapak Ir. Bambang Sriwijaya,MP., selaku dosen pengampu mata kuliah

Mekanisasi Pertanian.

2. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan dan do’a

3. Semua teman-teman dan sahabat-sahabat dari program studi

agroteknologi angkatan 2013.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu

saran dan kritik yang membangun penulis butuhkan demi kesempurnaan laporan

yang akan datang. Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, 30 Desember 2013

Penulis

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN FULL

DAFTAR ISI

halaman

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi

I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Maksud dan Tujuan ............................................................................. 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 4

A. Identifikasi Alat dan Mesin Pertanian ................................................ 4

B. Kapasitas Kerja Lapang ....................................................................... 12

C. Membajak .............................................................................................. 13

III. METODE PRAKTIKUM ......................................................................... 15

A. Tempat dan Waktu Praktikum ........................................................... 15

B. Alat dan Bahan Praktikum .................................................................. 15

C. Cara Kerja ............................................................................................. 15

a. Mengidentifikasi Alat dan Mesin .................................................... 15

b. Membajak dengan Hand Traktor .................................................... 16

c. Menghitung Kapasitas Kerja Lapang dan Efisiensi Kerja ........... 16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 18

A. Hasil ....................................................................................................... 18

B. Pembahasan ........................................................................................... 29

V. KESIMPULAN .......................................................................................... 34

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN FULL

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Traktor Besar dan Bagian-bagiannya ........................................... 19

Gambar 2. Hand Traktor dan Bagian-bagiannya ............................................. 21

Gambar 3. Bajak Singkal dan Bagian-bagiannya ............................................ 23

Gambar 4. Bajak Piringan dan Bagian-bagiannya .......................................... 24

Gambar 5. Garu Piringan dan Bagian-bagiannya ........................................... 25

Gambar 6. Knapsack Hand Sprayer dan Bagian-bagiannya ........................... 26

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN FULL

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Lebar Kerja........................................................................................... 27

Tabel 2. Jarak Lurus .......................................................................................... 28

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN FULL

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan zaman dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan

teknologi memiliki dampak yang luar biasa terhadap kehidupan manusia.

Manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi untuk berfikir akan selalu

mengembangkan sesuatu hal agar menjadikan kehidupannya menjadi lebih

baik. Oleh karena itu, proses perubahan akan terus berjalan.

Pertanian merupakan sektor yang sangat penting untuk menunjang

kehidupan manusia sejak masa prasejarah hingga saat ini. Begitu juga dengan

Indonesia, pertanian tidak bisa dilepaskan karena Indonesia sampai saat ini

masih merupakan negara agraris. Meskipun saat ini Indonesia sedang

bergerak menuju negara perindustrian, sektor pertanian masih memegang

perekonomian Indonesia. Akan tetapi keadaan pertanian Indonesia saat ini

bisa dikatakan kurang baik (Departemen Pertanian Sumsel, 1993).

Pada awalnya, penerapan pertanian konvensional mampu meningkatkan

produktivitas pertanian Indonesia dan pangan secara nyata tetapi semakin

lama efisiensi produksi semakin menurun karena pengaruh umpan balik

berbagai dampak yang merugikan. Sifat produk pertanian yang mudah rusak

dan kondisi lingkungan Indonesia dengan temperatur dan kelembaban yang

tidak teratur akibat pemanasan global akan mempercepat proses kerusakan

komoditas pertanian. Perlakuan yang buruk terhadap komoditas ketika

didistribusikan juga memperburuk kualitas komoditas pertanian. Akibat hasil

pertanian Indonesia yang buruk, produk impor lebih banyak beredar di

masyarakat dibandingkan produk lokal. Hal ini menunjukkan masyarakat

lebih mempercayai kualitas produk pertanian impor daripada produk

pertanian dalam negeri. Hal ini mengakibatkan kerugian besar bagi petani,

karena hasil pertaniannya tidak dikonsumsi oleh masyarakat sehingga

berakibat pada siklus pertanian selanjutnya. Karena jika tidak ada yang

mengonsumsi hasil pertanian petani maka tidak ada umpan balik untuk siklus

pertanian berikutnya karena kurangnya modal. Jadi, peningkatan teknologi

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN FULL

pertanian sangat dibutuhkan untuk meningkatkan nilai mutu produk pertanian

lokal ( Reksohadiprojo, 1986 ).

Mekanisasi pertanian diartikan sebagai pengenalan dan penggunaan

dari setiap bantuan yang bersifat mekanis untuk melangsungkan operasi

pertanian. Bantuan yang bersifat mekanis tersebut termasuk semua jenis alat

atau perlengkapan yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan, motor bakar,

motor listrik, angin, air, dan sumber energi lainnya. Secara umum mekanisasi

pertanian dapat juga diartikan sebagi penerapan ilmu teknik untuk

mengembangkan, mengorganisasi, dan mengendalikan operasi di dalam

produksi pertanian. (Daywin,dkk, 1976).

Ruang lingkup mekanisasi pertanian juga berkembang sejalan dengan

perkembangan teknologi dan modernisasi pertanian. Ada pula yang

mengartikan bahwa pada saat ini teknologi mekanisasi yang digunakan dalam

proses produksi sampai pasca panen (penanganan dan pengolahan hasil)

bukan lagi hanya teknologi yang didasarkan pada energi mekanis. Jenis

teknologi tersebut digunakan baik untuk proses produksi, pemanenan, dan

penanganan atau pengolahan hasil pertanian. ( Yunus, 2004 ).

Mekanisasi pertanian bertujuan untuk meningkatkan produktifitas

tenaga kerja, meningkatkan produktifitas lahan, dan menurunkan ongkos

produksi. Penggunaan alat dan mesin pada proses produksi dimaksudkan

untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktifitas, kualitas hasil, dan

mengurangi beban kerja petani. Pengembangan teknologi pertanian diarahkan

untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat kita

umumnya dan petani khususnya. (Hardjosentono,dkk, 2000).

Sesuai dengan definisi dari mekanisasi pertanian (agriculture

mechanization), maka penggunaan alat mekanisasi pertanian adalah untuk

meningkatkan daya kerja manusia dalam proses produksi pertanian dan dalam

setiap tahapan dari proses produksi tersebut selalu memerlukan alat mesin

pertanian (Sukirno, 1999).

Setiap perubahan usaha tani melalui mekanisasi didasari tujuan tertentu

yang membuat perubahan tersebut bisa dimengerti, logis, dan dapat diterima.

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN FULL

Diharapkan perubahan suatu sistem akan menghasilkan sesuatu yang

menguntungkan dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Secara

umum, tujuan mekanisasi pertanian adalah :

a) mengurangi kejerihan kerja dan meningkatkan efisiensi tenaga manusia

b) mengurangi kerusakan produksi pertanian

c) menurunkan ongkos produksi

d) menjamin kenaikan kualitas dan kuantitas produksi

e) meningkatkan taraf hidup petani

f) memungkinkan pertumbuhan ekonomi subsisten (tipe pertanian

kebutuhan keluarga) menjadi tipe pertanian komersil (comercial

farming).

Tujuan tersebut di atas dapat dicapai apabila penggunaan dan pemilihan

alat mesin pertanian tepat dan benar, tetapi apabila pemilihan dan

penggunaannya tidak tepat hal sebaliknya yang akan terjadi (Rizaldi, 2006).

B. Maksud dan Tujuan

Secara umum, tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1) Agar mahasiswa mampu mengidentifikasi berbagai macam alat dan mesin

pertanian.

2) Agar mahasiswa mampu mengoperasikan alat maupun mesin pertanian

dengan terampil, aman dan benar di lapangan.

3) Agar mahasiswa mampu mengukur kapasitas kerja lapang

4) Agar mahasiswa mengetahui kemampuan kerja dari suatu mesin pertanian

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN FULL

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Identifikasi Alat dan Mesin Pertanian

Alat dan mesin pertanian adalah berbagai alat dan mesin yang

digunakan dalam usaha pertanian. Alat dan mesin (alsin) pertanian

dikelompokkan menjadi dua : alsin budidaya tanaman dan alsin pengolahan

hasil pertanian. Alsin budidaya pertanian adalah alsin yang digunakan untuk

produksi tanaman dan ternak. Contoh alsin untuk produksi tanaman adalah

alsin pengolah tanah, mesin tanam, sprayer, mesin pemanen, dan sebagainya.

Contoh alsin budidaya ternak adalah alsin penyiapan pakan, aerator, pemerah

susu, dan sebagainya. Alsin pengolahan hasil pertanian adalah alsin yang

digunakan untuk menangani atau mengolah hasil tanaman atau hasil ternak.

Contoh alsin penanganan dan pengolahan hasil tanaman dan ternak adalah

Rice Milling Unit, pengering, thresher, mesin sortasi, mesin pengolah biji

sawit, dan sebagainya. (Djoyowasito, 2002).

1. Alat dan Mesin Pengelola Tanah

Secara umum, tujuan mengelola tanah adalah menghilangkan

tanaman pengganggu, memperbaiki struktur tanah, meratakan tanah, dan

menurunkan erosi. Alat yang digunakan untuk mengelola tanah

diantaranya ; traktor, bajak, dan garu.

A. Traktor

Traktor merupakan sumber tenaga yang penting dalam pertanian

modern. Traktor pertanian dapat digolongkan menjadi dua golongan

besar yaitu traktor roda empat (traktor besar) dan traktor roda 2 (Hand

Traktor).

a. Traktor Roda 4 (Traktor Besar)

Traktor roda empat adalah mesin berdaya gerak sendiri

berupa motor diesel beroda empat (ban karet atau ditambah roda

sangkar yang terbuat dari baja) mempunyai tiga titik gandeng yang

berfungsi untuk menarik, menggerakan mengangkat, mendorong

alat dan mesin pertanian dan juga sebagai sumber daya gerak.

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN FULL

Traktor roda empat mempunyai kisaran daya motor penggerak

yang besar. Traktor yang biasa digunakan di taman/kebun

mempunyai daya sekitar 11 kW (15 hp). Traktor ini di pasaran

biasa disebut traktor mini atau traktor kebun. Traktor raksasa yang

biasa digunakan di perkebunan yang luas mempunyai daya sampai

150 kW (200 hp). Namun begitu, biasanya traktor roda empat yang

biasa digunakan mempunyai daya antara 30 – 60 kW (40 - 80 hp).

Traktor roda empat merupakan mesin yang berfungsi untuk

penghela atau pcnarik peralatan.

Traktor roda empat dioperasikan oleh operator yang duduk

di atas tempat duduk sambil mengemudikannya. Peralatan

pengolah tanah dipasangkan atau disambungkan dengan traktor

melalui perangkat yang disebut three hitch point atau

penyambungan titik tiga, yang terdiri sepasang garpu kiri dan

kanan, sedangkan satu tuas lainnya berada di bagian atas sistem

penyambungan titik tiga, disebut top link (tuas penyambung bagian

atas). Perawatan traktor roda empat perlu dilakukan secara rutin

dan perawatnya perlu mengenali bagian bagian traktor dan

fungsinya masing-masing.

b. Traktor Roda 2 (Hand Traktor)

Traktor roda 2 merupakan alat pengolah tanah utama saat

ini. Hal ini mengingat ternak kerja sudah sangat berkurang. Traktor

roda 2 ini digunakan untuk mengolah tanah pada tahap pertama

sehingga siap untuk ditanami. Traktor roda dua dilihat dari

penghubungan dengan perlengkapannya terdiri dari dua tipe yaitu

tipe hitch dan tipe rotary. Pada tipe rotary apabila unit rotarynya

dilepas maka dapat dipasangi hitch untuk menarik peralatan.

Peralatan yang dapat dipasang pada hitch adalah bajak singkal,

bajak parabola, garu, gelebek, dan ridger (Sukirno, 1999).

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN FULL

B. Bajak

Bajak adalah alat yang digunakan dalam pertanian awal untuk

budidaya di tanah untuk persiapan penanaman bibit atau tanaman. Ia

telah menjadi instrumen dasar bagi sebagian besar dari rekaman

sejarah, dan merupakan salah satu kemajuan besar di sektor pertanian.

Beberapa macam bajak yang sering digunakan diantaranya bajak

singkal, bajak piringan, dan bajak chisel.

a. Bajak Singkal (Molboard Plow)

Bajak singkal termasuk bajak yang paling tua. Di Indonesia

bajak singkal inilah yang paling sering digunakan oleh petani

untuk melakukan pengolahan tanah, dengan tenaga ternak hela sapi

atau kerbau sebagai sumber daya penariknya.

Secara umum bajak singkal dibedakan atas 2 jenis, yaitu

bajak singkal satu arah (one-way moldboard plow) dan bajak

singkal dua arah (two-way moldboard plow). Bajak singkal satu

arah adalah jenis bajak singkal dimana pada waktu pengolahan

tanah akan melempar dan membalik tanah hanya pada satu arah

saja. Sedangkan bajak singkal 2 arah pada waktu mengolah tanah

arah pelemparan atau pembalikan tanah dapat diatur 2 arah, yaitu

ke kanan dan ke kiri. Bagian-bagian utama dari bajak singkal yang

aktif mengolah tanah adalah pisau bajak (share), singkal

(moldboard) dan penstabil bajak (landside). Untuk

meyempurnakan hasil kerjanya, selain bagian-bagian utama di atas,

bajak singkal juga dilengkapi dengan perlengkapan tambahan,

yaitu roda alur penstabil (furrow wheel), roda dukung (land wheel),

kolter, jointer dan kerangka (Pratomo, dkk. 1983).

Furrow wheel berfungsi untuk menjaga kestabilan

pembajakan. Land wheel berfungsi untuk mengatur kedalaman

sehingga kedalamannya konstan. Kolter berfungsi untuk

memotong seresah dan memotong tanah ke arah vertikal sehingga

pembalikan tanah menjadi lebih Penggunaan bajak singkal ini

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN FULL

memiliki beberapa kelebihan, antara lain : pembalikan tanah lebih

seragam pada tiap petak tanah yang diolah, lebih praktis untuk

pengolahan tanah sistem kontur, tidak menimbulkan alur mati

(dead furrow) atau alur punggung (back furrow) sehingga

pembajakan lebih rata. Bajak singkal dapat dipergunakan untuk

mengait dan mencacah gulma, serta pembajakan di bawah vegetasi

hijau yang tinggi. Bajak ini bekerja dengan ditarik oleh

penggandeng misalnya traktor (Winarno, 1994).

b. Bajak Piringan (Disk Plow)

Bajak piringan fungsinya sama dengan bajak singkal, yaitu

untuk pengolahan tanah pertama tetapi singkalnya diganti dengan

piringan. Piringan bulat seperti parabola dan berfungsi untuk

memotong dan membalik tanah.

c. Bajak Pahat (Chisel Plow)

Alat ini berbentuk tajak yang disusun pada suatu rangka.

Digunakan untuk memecah tanah yang keras sampai kedalaman

sekitar 18 inci. Diperlengkapi dengan 2 buah roda yang berguna

untuk transportasi dan mengatur kedalaman pemecah tanah. Jarak

antara tajak dapat beragam dari 1 sampai 2 inci. Alat ini, tidak

membalik tanah seperti bajak yang lain, tapi hanya memecah tanah

dan sering digunakan sebelum pembajakan tanah dimulai

C. Garu (Harrow)

Alat dan mesin pertanian yang digunakan untuk melakukan

pengolahan tanah kedua adalah alat pengolahan tanah jenis garu

(harrow). Penggunaan garu sebagai pengolah tanah kedua, selain

bertujuan untuk lebih meghancurkan dan meratakan permukaan tanah

hingga lebih baik untuk pertumbuhan benih maupun tanaman, juga

bertujuan untuk mengawetkan lengas tanah dan meningkatkan

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN FULL

kandungan unsur hara pada tanah dengan jalan lebih menghancurkan

sisa-sisa tanaman dan mencampurnya dengan tanah. Macam-macam

garu yang digunakan untuk pengolahan tanah kedua adalah garu

piringan (disk harrow); garu bergigi paku (spikes tooth harrow); garu

bergigi per (springs tooth harrow); dan garu-garu untuk pekerjaan

khusus (special harrow) (Pratomo, dkk. 1983).

a. Garu piringan (disk harrow)

Pada prinsipnya peralatan pengolahan tanah ini hampir

menyerupai bajak piringan, khususnya bajak piringan vertikal.

Perbedaannya hanya terletak pada ukuran, kecekungan dan jumlah

piringannya. Garu piringan mempunyai ukuran dan kecekungan

piringan yang lebih kecil dibandingkan dengan bajak, hal ini

disebabkan pengolahan tanah kedua dilakukan lebih dangkal dan

tidak diperlukan pembalikan tanah yang efektif seperti pengolahan

tanah pertama. Selanjutnya karena draft penggaruan lebih kecil

dari draft pembajakan, maka dengan besar daya penarikan yang

sama, lebar kerja garu akan lebih besar dibandingkan dengan lebar

kerja bajak, dengan demikian jumlah piringan garu piringan

dengan sendirinya akan lebih banyak dibandingkan dengan bajak

piringan. Seperti bajak piringan, bagian-bagian utama dari garu

piringan terdiri atas: piringan, poros piringan, penggarak piringan,

kerangka. Kadang kala dilengkapi pula dengan roda dukung,

apabila sistem penggandengan dengan daya penariknya

menggunakan sistem hela (trailing).

Garu piringan biasanya tidak dilengkapi dengan roda alur

penstabil. Beberapa piringan dari garu piringan dirangkai menjadi

satu rangkaian dengan menggunakan satu poros, rangkaian-

rangkaian ini biasa disebut sebagai rangkaian piringan (diskgang).

Konstruksi garu piringan umumnya terdiri atas dua rangkaian

piringan atau empat rangkaian piringan. Ditinjau dari proses

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN FULL

penghancuran tanah, langkah penggaruan dapat dibedakan atas ;

penggaruan satu aksi (single action) dan penggaruan dua aksi

(double action).

Didasarkan atas uraian di atas, garu piringan dibedakan atas

garu piringan dua rangkaian satu aksi (single action two gang disk

harrow); garu piringan dua rangkaian dua aksi (double action two

gang disk harrow); garu piringan empat rangkaian dua aksi atau

biasanya disebut tandem (tandem disk harrow).

b. Garu bergigi paku (spikes tooth harrow)

Garu bergigi paku atau biasa disebut sebagai garu sisir,

adalah jenis garu yang sudah umum digunakan petani di Indonesia.

Garu sisir yang ditarik hewan, umumnya giginya terbuat dari kayu

dan biasa digunakan untuk pengolahan tanah sawah dalam keadaan

basah, sebagai pekerjaan lanjutan setelah tanah diolah dengan

bajak singkal. Garu bergigi paku yang ditarik dengan tenaga traktor

gigi-giginya terbuat dari bahan logam, dipasang pada batang

penempatan (tooth bar) dengan di klem atau di las. Konstruksi

garu bergigi paku yang ditarik dengan tenaga traktor biasanya

terdiri dari satu batang penempatan. Pemasangan gigi pada batang

penempatan disusun berselang-seling antara batang penempatan

yang satu dengan lainnya. Bentuk gigi paku sangat bervariasi ada

yang lurus runcing dan ada yang pipih, ada pula yang berbentuk

blimbingan (diamond shape).

Garu bergigi paku terutama digunakan untuk meratakan

dan menghaluskan tanah sesudah pembajakan, lebih cocok

digunakan untuk tanah yang mudah hancur. Alat ini cukup efektif

untuk memberantas tanaman pengganggu khususnya yang masih

kecil-kecil, atau baru tumbuh.

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN FULL

c. Garu bergigi per (spring tooth harrow)

Garu bergigi per ini secara keseluruhan konstruksinya

hampir menyerupai garu bergigi paku, hanya gigi-giginya terbuat

dari per atau pegas. Juga digunakan untuk meratakan dan

menghaluskan tanah sesudah pembajakan. Alat ini juga lebih

sesuai digunakan untuk tanah yang mudah dihancurkan. Cocok

untuk memberantas gulma yang mempunyai perakaran yang cukup

kuat dan dalam. Hal ini dikarenakan garu bergigi per mempunyai

penetrasi kedalaman yang lebih besar dibandingkan dengan garu

bergigi paku. Dari sifatnya yang lentur dan bentuknya yang

lengkung akan dapat mengangkat atau mencabut akar-akar

tanaman sehingga terlempar keluar ke permukaan tanah.

d. Garu-garu khusus (special harrow)

Jenis garu-garu khusus, biasanya digunakan untuk

mengerjakan pengolahan tanah dengan tujuan yang lebih khusus.

Sebagai misal, pengolahan tanah dengan tujuan khusus untuk

memusnahkan tanaman pengganggu, menghancurkan seresah, atau

untuk menggemburkan tanah secara intensif, atau mungkin

bertujuan untuk membuat bedengan (seed bed) yang lebih layak.

Penggunaan garu-garu khusus biasanya dilakukan setelah

pengolahan tanah pertama dan pengolahan tanah kedua. Macam-

macam garu khusus antara lain adalah : pencacah gulma atau

seresah (weeder mulcher); garu potong putar (rotary cross

harrow); penggemburan tanah (soil surgeon).

2. Alat dan Mesin Pemeliharaan Tanaman

Setelah tanaman ditanam, maka tanaman tersebut butuh pemeliharaan.

Salah satu alat pemeliharaan tanaman adalah alat penyemprot (sprayer).

Sprayer adalah alat/mesin yang berfungsi untuk memecah suatu cairan,

larutan atau suspensi menjadi butiran cairan (droplets) atau spray. Sprayer

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN FULL

merupakan alat aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam rangka

pemberantasan dan pengendalian hama dan penyakit tumbuhan. Sprayer

juga didefinisikan sebagai alat aplikator pestisida yang sangat diperlukan

dalam rangka pemberantasan dan pengendalian hama & penyakit

tumbuhan. Kinerja sprayer sangat ditentukan kesesuaian ukuran droplet

aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu sehingga

sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis pestisida yang akan

disemprotkan (Tarmana, 1976).

Alat penyemprot memiliki banyak jenis, jika kita lihat dari sumber

tenaganya, alat ini dibagi atas :

a. Alat penyemprot tenaga tangan

- Atomizer (Hand Sprayer)

- Alat penyemprot jenis udara bertekanan (Compressed Air Sprayer)

- Alat penyemprot jenis gendong (Knapsack Sprayer)

b. Alat penyemprot bertenaga motor (Power Sprayer)

- Alat penyemprot hidrolik (Hidrolic Sprayer)

- Alat penyemprot blower (Blower Sprayer), biasanya digunakan

pada areal perkebunan yang luas, dengan mesin ini hembusan udara

bertekanan tinggi menyemprotkan bahan kimia dari mesin ke

pohon , dimana cairan kimia dirubah menjadi partikel halus oleh

aliran udara yang kuat.

Fungsi utama sprayer adalah untuk memecahkan cairan yang

disemprotkan menjadi tetesan kecil (droplet) dan mendistribusikan secara

merata pada objek yang dilindungi. Kegunaan khusus sprayer sebagai

berikut:

- Menyemprotkan insektisida untuk mencegah dan memberantas hama.

- Menyemprotkan fungisida untuk mencegah dan memberantas

penyakit.

- Menyemprotkan herbisida untuk mencegah dan memberantas gulma.

- Menyemprotkan pupuk cairan.

- Menyemprotkan cairan hormon pada tanaman untuk tujuan tertentu.

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN FULL

B. Kapasitas Kerja Lapang

Dalam pengolahan tanah, kecepatan penggarapan suatu lapang dengan

sebuah mesin merupakan salah satu dasar pertimbangan menghitung biaya

pengerjaan dan efisiensi dalam pengolahan lahan. Dalam hal ini ada beberapa

istilah yang digunakan yaitu :

a. Kapasitas lapang teoritis

Kapasitas lapang teoritis sebuah alat ialah kecepatan penggarapan

lahan yang akan diperoleh seandainya mesin tersebut melakukan kerjanya

memanfaatkan 100 % waktunya, pada kecepatan maju teoritisnya dan

selalu memenuhi 100 % lebar kerja teoritisnya. Waktu per hektar teoritis

ialah waktu yang dibutuhkan pada kapasitas lapang teoritis tersebut.

Waktu kerja efektif ialah waktu sepanjang mana mesin secara

aktual melakukan fungsi/kerjanya. Waktu kerja efektif per hektar akan

lebih besar dibanding waktu kerja teoritik per hektar jika lebar kerja

terpakai lebih kecil dari lebar kerja teoritisnya.

b. Kapasitas lapang efektif

Kapasitas lapang efektif ialah rerata kecepatan penggarapan yang

aktual menggunakan suatu mesin, didasarkan pada waktu lapang total

sebagaimana didefinisikan pada Bagian 2. Kapasitas lapang efektif

biasanya dinyatakan dalam hektar per jam.

Kapasitas lapang efektif suatu alat merupakan fungsi dari lebar kerja

teoritis mesin, prosentase lebar teoritis yang secara aktual terpakai,

kecepatan jalan dan besarnya kehilangan waktu lapang selama pengerjaan.

Dengan alat-alat semacam garu, penyiang lapang,pemotong rumput dan

pemanen padu, secara praktis tidak mungkin untuk memanfaatkan lebar

teoritisnya tanpa adanya tumpang tindih

Kecepatan maju terbesar yang diijinkan berkaitan dengan faktor-

faktor semacam sifat pengerjaan, kondisi lapang, dan besarnya daya

tersedia. Untuk alat pemanen, faktor pembatasnya boleh jadi ialah

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN FULL

kecepatan maksimum dapat ditanganinya bahan secara efektif dengan

mesin tersebut.

c. Waktu Hilang

Waktu hilang merupakan variabel yang paling sulit dinilai dalam

hubungannya dengan kapasitas lapang.Waktu lapang bisa hilang akibat

penyetelan / pembetulan atau pelumasan alat, kerusakan, penggumpalan,

belok di ujung, dsb. Dalam kaitannya dengan kapasitas lapang efektif dan

efisiensi lapang, waktu hilang tidak mencakup waktu pemasangan atau

perawatan harian alat, ataupun waktu hilang akibat kerusakan yang berat.

Waktu hilang hanya mencakup waktu untuk perbaikan kecil di lapang dan

waktu untuk pelumasan yang dibutuhkan di luar perawatan harian, di

samping hal-hal lain seperti diuraikan di depan. Waktu lapang total

dianggap sama dengan jumlah waktu kerja efektif ditambah waktu hilang.

Waktu yang dipakai untuk perjalanan dari dan ke lapang biasanya

tercakup dalam menggambarkan biaya overall dari suatu pengerjaan,

namun tak diperhitungkan ketika menentukan kapasitas lapang efektif atau

efisiensi lapang.

d. Efisiensi lapang

Efisiensi lapang ialah perbandingan antara kapasitas lapang efektif

dengan kapasitas lapang teoritis, dinyatakan dalam persen. Efisiensi

lapang melibatkan pengaruh waktu hilang di lapang dan ketakmampuan

untuk memanfaatkan lebar teoritis mesin.

C. Membajak

Membajak tanah adalah sebuah proses kegiatan dalam pengolahan tanah

yang dilakukan di masa tanam. Kegiatan ini merupakan proses yang tidak bisa

ditinggalkan dalam rangka menyuburkan kembali tanah yang sebelumnya

sudah dipakai. Sebagaimana kita ketahui, unsur hara dalam tanah itu sangat

terbatas, sehingga perlu upaya penggemburan setelah masa panen. Kegiatan

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN FULL

membajak ini paling sering dilakukan di lahan basah (sawah) dibandingkan

dengan lahan kering (ladang, pekarangan).

Membajak tanah berarti melakukan pembalikan tanah dengan alat seperti

cangkul, garu, waluku dan traktor. Pembalikan tanah biasanya sampai

kedalaman 30-50 cm, tergantung jenis tanah yang dimiliki oleh petani. Setelah

dilakukan pembalikan maka tanah harus diratakan sampai halus agar bisa jadi

media tanam yang baik. Proses membajak tanah akan kelihatan berhasil jika

pertumbuhan tanaman kelihatan baik. Media tanam harus dipastikan

mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.

Fase membajak tanah merupakan tahap yang paling banyak

menghabiskan tenaga para petani, beaya yang dikeluarkan pun tidak sedikit.

hampir 40% beaya produksi dihabiskan pada fase pengolahan tanah ini. Pada

tanaman padi, para petani sering kali harus segera menjual hasil panennya atau

bahkan terjerat utang dikarenakan petani membutuhkan uang tunai untuk

membayar pekerja dalam pengolahan tanah.

Melakukan kegiatan membajak sawah sebenarnya memiliki makna yang

cukup dalam, dimana petani harus mengerti bahwa untuk menghasilkan

produksi yang baik, diperlukan media tanam yang bagus. Benih yang unggul

akan menjadi percuma jika lingkungannya tidak mendukung. Pola pertanian

sawah di Indonesia, khususnya jawa, dimana pada sawah yang beririgasi

hampir tiap tahun panen 3 kali cukup menguras bahan-bahan organik yang

terkandung dalam tanah. hal ini berdampak pada semakin menurunnya

kesuburan tanah dengan ditandai tekstur tanah yang semakin keras dan tandus.

Bahkan di musim kemarau akan terlihat sekali tanah tersebut mengalami

retak-retak yang cukup besar. Kondisi ini diperparah dengan pemakaian pupuk

dan pestisida kimia yang berlebihan.

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN FULL

III. METODE PRAKTIKUM

A. Tempat dan Waktu Praktikum

Praktikum mekanisasi pertanian ini dilaksanakan di UPT Kebun

Kaliurang Universitas Mercu Buana Yogyakarta pada tanggal 25 Oktober

2013, 01 November 2013, dan 08 November 2013.

B. Alat dan Bahan Praktikum

a. Alat

- Traktor Roda 4 (Traktor Besar)

- Traktor Roda 2 (Hand Traktor)

- Bajak Singkal

- Bajak Piringan

- Garu Piringan

- Knapsack Sprayer

- Roll Meter

- Stopwatch

- Patok-Patok

- Alat Tulis

b. Bahan

- Kertas

- Lahan Percobaan

C. Cara Kerja:

a. Mengidentifikasi Alat dan Mesin

1. Dosen memberikan penjelasan nama-nama alat dan bagian-bagiannya

kepada mahasiswa.

2. Mencatat informasi yang ada pada alat dan mesin pertanian yang ada

di gudang UPT Kebun UMBY (traktor roda 4, traktor roda 2, bajak

Page 22: LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN FULL

singkal, bajak piringan, garu piringan, dan knapsack sprayer) pada

kertas yang telah disediakan.

3. Menggambar alat-alat tersebut beserta bagian-bagiannya pada kertas

yang telah disediakan.

b. Membajak dengan Hand Traktor

1. Memeriksa kondisi Hand Traktor sebelum digunakan untuk

membajak. Jika traktor dalam keadaan baik, bawa ke lahan percobaan.

2. Memasang bajak singkal pada kaitan di Hand Traktor

3. Menghidupkan diesel Hand Traktor dengan cara diengkol

4. Memegang stang kemudi dengan sedikit menekannya sampai batas

pinggang agar diperoleh keseimbangan, pasangkanlah tuas perseneling

pada kecepatan yang diinginkan, dengan satu tangan masih memegang

stang kemudi tangan yang lainnya memasangkan kopling utama

sehingga traktor bergerak

5. Mengikuti gerak traktor dengan melangkah, membelokkan arah dapat

dilakukan dengan menekan kopling pada stang kemudi. Bila belok

kekanan maka tekanlah tuas kopling yang kanan dan begitu juga

sebaliknya

6. Membajak lahan dimulai dari tepi sampai berhenti ditengah-tengah

lahan.

c. Menghitung Kapasitas Kerja Lapang dan Efisiensi Kerja

1. Membagi anggota kelompok untuk bertugas sebagai penghitung waktu

total, penghitung waktu belok, penghitung waktu macet, pengukur

lebar kerja, penghitung jarak 5 kali putaran roda, dan pencatat data

pengujian.

2. Mengukur panjang dan lebar lahan yang akan dibajak

3. Menghidupkan traktor dan menempatkannya pada salah satu sisi

pojok bidang olah sebagai tempat awal mulainya traktor bekerja

Page 23: LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN FULL

4. Operator traktor mulai melakukan pembajakan sampai selesai dititik

tengah lahan.

5. Penghitung waktu total mengaktifkan stopwacth saat traktor membajak

dan menghentikannya sampai traktor selesai membajak.

6. Penghitung waktu belok mencatat waktu saat traktor berada dibelokan

dan bajak tidak menyentuh tanah.

7. Penghitung waktu macet mencatat waktu saat traktor berhenti karena

mengalami masalah saat sedang membajak.

8. Pengukur lebar kerja mengukur jarak lebar kerja dari traktor sebanyak

3 kali.

9. Penghitung jarak menghitung jarak 5 putaran roda traktor sebanyak 5

kali.

10. Semua data yang diperoleh dicatat oleh pencatat data dan direkap

11. Melakukan perhitungan dan analisis terhadap data yang diperoleh

Page 24: LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN FULL

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil

Dari praktikum mekanisasi pertanian yang telah dilaksanakan,

didapatkan hasil sebagai berikut :

1. Pengamatan Spesifikasi Traktor Besar

Nama : Traktor Besar

Merk : Juff Bilt

Model/Tipe : -

Negara Pembuat/Tahun : Amerika/-

Motor Penggerak

Nama : Mesin Diesel

Merk : -

Model/Tipe : D8/8

HP/RPM : -

Jumlah Silinder : 1

Volume Silinder (cc) : -

Perbandingan Kompresi : - : -

Urutan Penyalaan : -

Sistem Pendinginan : Radiator

Sistem Pelumasan : Oli

Sistem Transmisi : Roda Gigi

- Kopling : -

- PTO : -

- Persneling : -

Ukuran Traktor

Panjang/Lebar/Tinggi (cm) : 300 cm/116 cm/140 cm

Berat (kg) : -

Jarak Poros Roda (mm) : 1160 mm

Page 25: LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN FULL

Jarak Antar Roda (mm) :

- Depan : 1200 mm

- Belakang : 750 mm

Renggang dengan Tanah (mm) : 230-300 mm

Ukuran Roda (mm) :

- Depan : 450 mm

- Belakang : 950 mm

Kapasitas Tangki (l) : 5 Liter

Bahan Bakar : Solar

Pelumas :

- Mesin : Oli

- Transmisi : Oli

- Saringan Udara : Oli

Gambar 1. Traktor Besar dan Bagian-bagiannya

Keterangan :

1. Roda Besar (Utama)

2. Roda Depan

3. Stir Traktor

4. Bajak

5. Tangki Bahan Bakar

Page 26: LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN FULL

6. Dudukan Rem

7. Gigi

8. Sambungan Depan

9. Mesin Traktor

10. Kursi Operator

11. Filter

2. Pengamatan Spesifikasi Hand Traktor

Nama : Hand Traktor

Merk : Quick

Model/Tipe : G-3000/Stering Clution

Negara Pembuat/Tahun : Indonesia/-

Motor Penggerak

Nama : Diesel

Merk : Kubota

Model/Tipe : RD 85 DI/Direct Injection

HP/RPM : 8,5-10,5/1000

Volume Silinder (cc) : -

Perbandingan Kompresi : - : -

Sistem Pendinginan : -

Sistem Pelumasan : Oli

Sistem Transmisi : Gear Chain

- Kopling : Ada

- Persneling : Ada

Ukuran Traktor

Panjang/Lebar/Tinggi (cm) : 275 cm/113 cm/95 cm

Berat (kg) : -

Jarak Antar Roda (mm) :

Renggang dengan Tanah (mm) : 230-300 mm

Page 27: LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN FULL

Ukuran Roda (mm) :

Kapasitas Tangki (l) : 5 Liter

Bahan Bakar : Solar

Pelumas :

- Mesin : Oli

- Transmisi : Oli

- Saringan Udara : Kering

Gambar 2. Hand Traktor dan Bagian-bagiannya

Keterangan :

1. Pegangan (Handling)

2. Roda

3. Knalpot

4. Motor Penggerak Roda (Puly)

5. Standard

6. Tangki Bahan Bakar

7. Tutup Tangki

8. Tutup Pendingin

9. Pen Belt

10. Tuas Standar

11. Pengait Bajak

Page 28: LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN FULL

12. Tuas Persneling

13. Pengatur Gas

14. Kopling

15. Puly Mesin

16. Spenroll

3. Pengamatan Spesifikasi Bajak Singkal (Molboard Plow)

Nama : Bajak Singkal (Molboard Plow)

Merk : Quick

Model/Tipe : Hand Traktor 6900

Negara Pembuat/Tahun : Indonesia

Cara Penggandengan : Menempel pada traktor (Mounted)

Ukuran

Panjang/Lebar/Tinggi (cm) : 66 cm/40 cm/65 cm

Renggang Bawah (mm) : -

Renggang Samping (mm) : -

Berat (kg) : -

Perlengkapan Bajak

Singkal Bajak (Coulter) : Ada

Jointer : Tidak

Roda Alur (Furrow Wheel) : Tidak

Roda Dukung (Land Wheel) : Tidak

Page 29: LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN FULL

Gambar 3. Bajak Singkal dan Bagian-bagiannya

Keterangan :

1. Pembongkar tanah (Bajak)

2. Pembalik tanah (Singkal)

3. Pengunci

4. Pengatur kedalaman

5. Pengait dengan traktor

6. Landside

7. Kerangka

4. Pengamatan Spesifikasi Bajak Piringan (Disk Plow)

Nama : Bajak Piringan (Disk Plow)

Merk : Quick

Model/Tipe : -

Negara Pembuat/Tahun : Indonesia

Cara Penggandengan : Menempel pada traktor (Mounted)

Ukuran

Panjang/Lebar/Tinggi (cm) : 110 cm/40 cm/57 cm

Renggang Bawah (mm) : -

Page 30: LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN FULL

Renggang Samping (mm) : -

Berat (kg) : -

Perlengkapan Bajak

Singkal Bajak (Coulter) : Tidak

Jointer : Tidak

Roda Alur (Furrow Wheel) : Ada

Roda Dukung (Land Wheel) : Tidak

Gambar 4. Bajak Piringan dan Bagian-bagiannya

Keterangan :

1. Roda Alur

2. Roda Piringan

3. Pengait dengan traktor

4. Kerangka

5. Pengamatan Spesifikasi Garu Piringan (Disk Harrow)

Nama : Garu Piringan (Disk Harrow)

Merk : Quick

Model/Tipe : -

Page 31: LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN FULL

Negara Pembuat/Tahun : Indonesia

Jumlah Rangkaian (gang) : 2 rangkaian

Jumlah Piringan/Rangkaian : 8

Jenis Piringan : Piringan Berlubang

Diameter Piringan (cm) : 40 cm

Lebar Kerja Garu : -

Cara Penggandengan : Menempel pada traktor (Mounted)

Ukuran

Panjang/Lebar/Tinggi (cm) : 120 cm/55 cm/55 cm

Berat : -

Perlengkapan Garu

Roda Alur (Furrow Wheel) : Ada

Roda Dukung (Land Wheel) : Ada

Gambar 5. Garu Piringan dan Bagian-bagiannya

Keterangan :

1. Garu piringan

2. Setelan utama

3. Setelan garu piringan

Page 32: LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN FULL

4. Lubang sambung

5. Lubang gandeng

6. Piringan berlubang

7. Kerangka

6. Pengamatan Spesifikasi Knapsack Hand Sprayer

Nama : Knapsack Hand Sprayer

Merk : SWAN

Model/Tipe/Nomor Seri : -/SWA 14/152877

Negara Pembuat/Tahun : Indonesia

Jenis Nosel/Pengabut : Double Nosel

Volume Tangki Obat (l) : 14 Liter

Tekanan Kerja (kg/cm3) : 10 kg/cm

3

Ukuran

Panjang/Lebar/Tinggi (cm) : - /64 cm/62 cm

Berat : 10 kg

Gambar 6. Knapsack Hand Sprayer dan Bagian-bagiannya

Page 33: LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN FULL

Keterangan :

1. Pompa

2. Lubang memasukkan larutan

3. Tali pegangan di punggung

4. Manometer

5. Tangki

6. Kran penghubung selang dengan tangki

7. Penyangga tubuh

8. Nosel

9. Pipa Nosel

10. Corong

11. Kran penghubung selang dengan pipa nosel

12. Selang

13. Penghubung selang ke kran tangki

14. Pegangan (Grip)

7. Perhitungan Kapasitas Kerja Lapang

a. Waktu hilang karena lebar kerja (overlapping)

- Lebar bajak/lebar kerja teoritis (W1) = 52 cm = 0,52 m

- Lebar kerja efektif di lapangan (W2) = 0,3 m

Tabel 1. Lebar Kerja

Ulangan Jarak lebar kerja (m) Lebar kerja (m)

1 0,6 0,6

2 0,7 0,1

3 0,9 0,2

Jumlah 0,9

Rata-rata 0,3

- Persen waktu hilang karena overlapping (L1)

L1 =

x 100 %

Page 34: LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN FULL

L1 = –

x 100 %

L1 = 42,3 %

b. Waktu hilang karena slip

- Diameter roda belakang traktor (D) = 76 cm = 0,76 m

- Jumlah putaran roda belakang (N) = 5

- Jarak lurus (L) = 7,4 m

Tabel 2. Jarak Lurus

Ulangan Jarak Lurus (m)

1 7,3

2 6,2

3 8,7

4 7,35

5 7,53

Jumlah 37,08

Rata-rata 7,4

- Persen waktu hilang karena slip (L2)

L2 =

x 100 %

L1 =

x 100 %

L1 = 38 %

c. Waktu hilang untuk membelok

- Waktu total (T) = 10 menit 18 detik = 618 detik

- Waktu belok (T1) = 15 detik

- Persen waktu hilang karena membelok (L3)

L3 =

x 100 %

L1 =

x 100 %

L1 = 2,4 %

Page 35: LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN FULL

d. Waktu hilang karena macet

- Waktu total (T) = 10 menit 18 detik = 618 detik

- Waktu macet (T2) = 51 detik

- Persen waktu hilang karena macet (L4)

L4 =

x 100 %

L1 =

x 100 %

L1 = 8,25 %

e. Efisiensi kerja

- L1 = 42,3 % = 0,423

- L2 = 38 % = 0,38

- L3 = 2,4 % = 0,024

- L4 = 8,25 % = 0,0825

Efisiensi kerja = (1 – L1) (1 – L2) (1 – L3 – L4) x 100%

Efisiensi kerja = (1 – 0,423) (1 – 0,38) (1 – 0,024 – 0,0825) x 100%

Efisiensi kerja = (0,577) (0,62) (0,8935) x 100%

Efisiensi kerja = 31,96 %

B. Pembahasan

Dari praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan informasi bahwa

setiap alat dan mesin pertanian mempunyai bagian dan kegunaannya masing-

masing di dalam kaitannya untuk dapat menjalankan usaha pemeliharaan,

perbaikan dan penggunaannya di lapangan.

Dalam praktikum mengidentifikasi alat dan mesin pertanian, mahasiswa

mengidentifikasi traktor roda empat, hand traktor, bajak singkal, bajak

piringan, garu piringan, dan knapsack hand sprayer. Agar penggunaan alat

dan mesin tersebut nantinya dapat digunakan secara efektif dan efisien, maka

diperlukan pengetahuan mengenai watak laku teknis dari alat dan mesin,

mulai dari bagian beserta fungsi hingga operasionalnya.

Page 36: LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN FULL

Dalam kaitannya dibidang pertanian, traktor merupakan sumber daya

dalam bidang pertanian. Traktor yang diidentifikasi pada praktikum ini yaitu

traktor roda empat dan hand traktor. Pada dasarnya masing-masing traktor

mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri. Namun pada dasarnya

traktor mempunyai komponen sama yang tidak dimiliki oleh kendaraan jenis

lain. Antara lain pengunci differensial (differential lock), final drive, tempat

pengambilan daya (Power Take Off), sistem pengangkatan hidrolis, batang

penarik (draw bar), double throtle, dan double pedal. Untuk traktor roda

empat, cocok digunakan di lahan yang sangat luas, sedangkan hand traktor

digunakan dilahan yang tidak terlalu luas.

Alat pengolah tanah, baik primer maupun sekunder yang diidentifikasi

yaitu, bajak singkal, bajak piringan dan garu piringan. Bajak singkal

menggunakan tipe penggandengan maunted dan jenis daya penarikan berupa

hand traktor. Bajak singkal ditujukan untuk pemecahan banyak tipe tanah dan

cocok sekali untuk pembalikan tanah serta penutupan sisa-sisa tanaman.

Untuk bagian-bagian bajak singkal, biasanya bajak ini dilengkapi jointer yang

berfungsi untuk menutup serasah lebih sempurna dalam pembajakan.

Pada bajak piringan, piringan pada bajak merupakan komponen

pemotong, pengangkat dan pembalik tanah pada bajak piringan. Beberapa

keunggulan bajak piringan terhadap singkal antara lain dapat bekerja ditanah

lengket dan liat, di tanah kering dan keras di mana singkal tidak bisa masuk

kedalam tanah, di tanah kasar dan di dalamnya banyak batu-batu dan akar,

menghasilkan pembajakan yang lebih dalam dari bajak singkal.

Garu piringan mempunyai ukuran dan kecekungan piringan yang

relative lebih kecil dibandingkan dengan bajak piringan, hal ini disebabkan

pada pengolahan tanah kedua dilakukan lebih dangkal dan tidak diperlukan

pembalikan tanah yang efektif seperti pengolahan tanah pertama. Pada garu

piringan ini menggunakan 5 piringan dalam setiap rangkaian dengan

menggunakan satu poros. Jenis piringan adalah piringan standard yaitu tepinya

rata. Sudut piringan pada garu yaitu 90° hingga 130°, sudut ini mempengaruhi

lebar potongan tanah dan kecenderungan menggelinding.

Page 37: LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN FULL

Untuk alat pemeliharaan tanaman yang diidentifikasi yaitu knapsack

hand sprayer. Prinsip kerja alat ini adalah memecah cairan menjadi butiran

partikel halus yang menyerupai kabut. Dengan bentuk dan ukuran yang halus

ini maka pemakaian pestisida akan efektif dan merata ke seluruh permukaan

daun atau tajuk tanaman. Untuk memperoleh butiran halus, biasanya

dilakukan dengan menggunakan proses pembentukan partikel dengan

menggunakan tekanan (hydolic atomization), yakni cairan di dalam tangki

dipompa sehingga mempunyai tekanan yang tinggi, dan akhirnya mengalir

melalui selang karet menuju ke alat pengabut (nozel). Cairan dengan tekanan

tinggi dan mengalir melalui celah yang sempit dari alat pengabut, sehingga

cairan akan pecah menjadi partikel-partikel yang sangat halus.

Pada praktikum pengukuran kapasitas kerja lapang, digunakan traktor

tangan merk Quick tipe G-3000. Praktikum ini memiliki tujuan untuk

(performance) alat mesin pengolah tanah secara mekanis ditinjau dari aspek

teknik kerekayasaan, teknik operasional dan aspek ekonominya. Pada

praktikum ini traktor tidak dikendalikan oleh praktikan, melainkan oleh

operator yang sudah ahli. Mahasiswa hanya bertugas mengumpulkan data

pengukuran lebar kerja, waktu total, waktu macet, waktu belok, jarak lurus per

5 putaran roda, dan luas lahan. Pengolahan tanah dengan traktor mini pada

praktikum ini menggunakan pola tepi. Pola operasi lapang ini cocok untuk

mengerjakan tanah yang bentuk lahannya empat persegi panjang pada

praktikum. Pola ini umumnya digunakan untuk pengerjaan tanah

menggunakan bajak singkal karena mempunyai satu arah pembalikan tanah,

umumnya kearah kanan. Pembajakan dimulai dari arah tepi sebelah kanan,

bajak diangkat pada ujung lintasan dan kembali diturunkan, selama bajak

diangkat itu merupakan pengumpulan data waktu tidak efektif. Arah gerakan

traktor berlawanan arah jarum jam. Pada saat pembajakan, adakalanya roda

mengalami slip. Setelah semua data terkumpul dilakukan perhitungan.

Setelah dilakukan perhitungan didapatkan informasi bahwa persen

waktu yang hilang karena lebar kerja (overlapping) sebesar 42,3%, karena slip

Page 38: LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN FULL

sebesar 38%, untuk membelok sebesar 2,4%, karena macet/kerusakan sebesar

8,25% sehingga efisiensi kerja yang diperoleh sebesar 31,96%.

Semakin besar nilai efisiensi kerja maka penggunaan traktor semakin

baik pula, begitupun sebaliknya. Kecilnya efisiensi kerja pada praktikum kali

ini sebagian besar disebabkan oleh overlapping, yaitu adanya tumpang tindih

pembajakan atau dengan kata lain hasil bajakan sebagian terbajak lagi serta

disebabkan oleh banyaknya waktu slip.

Dengan bertambah komplek dan bertambah mahalnya mesin, makin

pentinglah untuk mendapatkan keluaran maksimum dari mesin tersebut.

Meminimumkan waktu hilang di lapang merupakan salah satu cara guna

memperbaiki kapasitas lapang. Pengkajian waktu sering menunjukkan daerah

perbaikan potensial dalam pengelolaan mesin. Jumlah waktu belok yang

berlebihan dapat menunjukkan kebutuhan untuk memperbaiki kondisi atau

lebar head-land aatu mengganti pola belok. Waktu berhenti yang berlebihan

dapat berarti dibutuhkannya sistem perawatan preventif yang lebih baik

Pada praktikum latihan membajak, traktor yang di gunakan untuk

membajak yaitu hand traktor atau traktor tangan merk Quick tipe G-3000.

Awal mula yaitu menghidupkan motor pengerak. traktor yang menggunakan

motor diesel dihidupkan dengan engkol. Mula – mula engkol dipasang pada

poros engkol (crank Shaft). Setelah gas dibesarkan sedikit. Engkol diputar

beberapa kali sampai putarannya cukup untuk menghidupakan motor.

Sewaktu pemutaran, jangan lupa menarik alat penghilang kompresi

(dekompresi level). Traktor roda dua baru dapat maju setelah motor

dihidupkan. Setelah itu periksalah apakah gigi / porsneling sudahj netral dan

kopling, jika tidak mungkin saja dapat menimbulkan kecelakaan. Disamping

itu pada traktor terdapat alat yang dapat mengatur kecepatan rendah atau

tinggi. Alat ini digunakan untuk menambah atau mengurangi kecepatan

lajunya traktor dan juga untuk putaran garu/ cangkul putar.

Traktor dapat dihentikan cukup dengan menarik tongkat kopling

kebelakang, yaitu ke posisi “OFF”. Kalau dalam posisi “OFF” traktor belum

Page 39: LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN FULL

berhenti , berarti penyetelan kopling tidak baik atau piringannya sudah aus.

Setelah traktor berhenti, segera netralkan gigi kembali dan turunkan gas.

Membelokkan traktor sewaktu bekerja dilakukan dengan menggunakan

steering clutch/ kopling pembelok kiri dan kanan. Sewaktu membelok jangan

lupa menurunkan gas dan mengangkat sedikit bagian belakang traktor agar

pembelokannya lebih mudah dilaksanakan. Hal ini perlu dilakukan terutama

kalau bekerja ditanah yang lembek dan basah. Jika tidak ada kemungkinan

traktor terbenam. Tekanlah kopling pembelok kiri bila hendak membelok

kekiri dan tekanlah kopling kekanan kalau hendak membelok kekanan.

Traktor harus dapat jalan lurus ke muka selama operasi. Kalau traktor

jaln berbelok – belok. Maka akan menyulitkan pekerjaan selanjutnya dan

memungkinkan traktor terbenam terutama jika tanahnya basah atau lembek.

Ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk membuat traktor dapat berjalan

lurus kedepan yaitu :

1. Operator harus memandang lurus kedepan.

2. Peganglah pegangan traktor dengan tangan lentur dan tidak kaku.

3. Jika traktor membelok ke kiri atau kekanan, tekanlah segera kopling

pembelok kanan atau kiri.

Page 40: LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN FULL

V. KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan sebagai

berikut :

1. Setiap alat dan mesin pertanian memiliki bagian dan fungsinya masing-

masing.

2. Traktor merupakan sumber daya dalam bidang pertanian

3. Persen waktu yang hilang karena lebar kerja (overlapping) sebesar 42,3%

4. Persen waktu yang hilang karena slip sebesar 38%

5. Persen waktu yang hilang untuk membelok sebesar 2,4%

6. Persen waktu yang hilang karena macet/kerusakan sebesar 8,25%

7. Efisiensi kerja sebesar 31,96%

8. Penggunaan alat dan mesin akan berjalan baik apabila memenuhi syarat teknis

dan operasionalnya.

9. Dalam membajak perlu mengetahui prinsip kerja dari hand traktor itu sendiri

dan harus mempunyai keahlian dalam menjalankan alat tersebut.

Page 41: LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN FULL

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pertanian Sumatera Selatan. 1993. Panduan Usaha Tani PIR

Perkebunan TEH. Dinas Perkebunan. Sumatera Selatan.

Hardjoanidjojo S, 1976.Pengantar Keteknikan Pertanian, IPB, Bogor.

Hardjosentono. 1996. Mesin-mesin Pertanian. Cetakan Kedua. Bumi

Aksara.Jakarta.

Haryadi. 1982. Mekanisme Pertanian. Genap Jaya Baru. Jakarta.

Haryono, M. 1996. Mesin-mesin Pertanian. Bumi Aksara : Jakarta.

Herodian S. 2003. Jasa Produksi Dan Pelayanan Alat Mesin Pertanian

(JP2AMP). IPB.

Irwanto, Kohar A. 1980. Alat dan Mesin Budidaya Pertanian. FakultasMekanisasi

dan Teknologi Hasil Pertanian. ITB. Bandung.

Pramudya B. 1996. Strategi Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian untuk

Usahatani Tanaman Pangan. IPB.

Pratomo, M., dkk. 1983. Alat dan Mesin Pertanian. Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan. Jakarta.

Soedarno. 1996. Alat Pengolahan Pertanian. Redijaya : Semarang.

Sukirno,1999.Hand Traktor. Gramedia : Surabaya

Surman, R.L, 1989, Mengerjakan Tanah dan Alat-Alat Pertanian, Bumi Aksara :

Jakarta

Tarmana D. 1976. Alat dan Mesin Pertanian untuk Proteksi Tanaman Pangan.

Redijaya : Surabaya.

Wijanto, M.S,1996. Memilih Merawat, Menggunakan, dan Traktor Tangan,

Penebar Swadaya, Jakarta

Winarno. 1994. Alat dan Mesin Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.

Page 42: LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN FULL

LAMPIRAN