Laporan Fome 445 b Vsd

43
KEGIATAN II. UPAYA PENDEKATAN KELUARGA TERHADAP ANAK. A DENGAN VENTRICULAR SEPTAL DEFECT TAHAP I KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA Alamat lengkap : Bendungan, RT 03/01, Dawungan, Sragen Bentuk Keluarga : Extended Family Tabel 7. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah No Nama Keduduka n L / P Umur Pendidikan Pekerja an Ket 1. Sukisno Kakek (KK) L 55 th SD/ sederajat Tukang jahit - 2. Painem Nenek P 47 th - Ibu rumah tangga - 3. Kasno Paman L 27 th SMP/ sederajat Buruh - 4. Martun Bibi P 23 th SMP/ sederajat Buruh - 5. Amar Ayah L 26 th SMP/ sederajat Pedagan g Bekerja di

description

laporan fome ikm

Transcript of Laporan Fome 445 b Vsd

KEGIATAN II. UPAYA PENDEKATAN KELUARGA TERHADAP

ANAK. A DENGAN VENTRICULAR SEPTAL DEFECT

TAHAP I

KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA

Alamat lengkap : Bendungan, RT 03/01, Dawungan, Sragen

Bentuk Keluarga : Extended Family

Tabel 7. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah

No Nama Kedudukan

L

/

P

Umur Pendidikan Pekerjaan Ket

1. Sukisno Kakek (KK) L 55 th SD/ sederajatTukang

jahit-

2. Painem Nenek P 47 th -Ibu rumah

tangga-

3. Kasno Paman L 27 th SMP/sederajat Buruh -

4. Martun Bibi P 23 th SMP/sederajat Buruh -

5. Amar Ayah L 26 th SMP/ sederajat PedagangBekerja di

Sumatra

6. Rusmini Ibu P 21 th SD/ sederajatIbu rumah

tangga-

7. Lirih Paman L 15 th SMP/sederajat Pelajar -

8. Diana Sepupu P 5 th TK Pelajar -

7. Adip Anak L 10 bln - - -

(Sumber:Data Primer, November 2012).

Kesimpulan : permasalahan dalam keluarga ini adalah Anak Adip 10 bulan,

dengan masalah kesehatan Ventricular Septal Defect

TAHAP II

STATUS PENDERITA

A. PENDAHULUAN

Laporan ini dibuat berdasarkan kasus seorang anak laki-laki berusia 10

bulan dengan diagnosis ventricular septal defect dan rencana dilakukan operasi di

RS Persahabatan Jakarta pada bulan januari 2013. Pasien tinggal di wilayah kerja

Puskesmas Masaran I dan setiap satu bulan sekali kontrol ke RSUD Moewardi

Surakarta.

B. IDENTITAS PENDERITA

Nama : An. Adib Satrianuha (10 bulan)

Jeniskelamin : Laki-laki

Pendidikan : -

Agama : Islam

Alamat : Bendungan, RT 03/01, Dawungan, Sragen

Tanggal periksa : 6, 9, 13 November 2012

C. ANAMNESIS

1. Keluhan Utama : kuku biru

2. Riwayat Penyakit Sekarang :

Kurang lebih 9 bulan yang lalu ibu pasien mengeluh kuku pasien mulai

berwarna biru, sering panas menggigil yang disertai batuk berdahak yang

sulit keluar, kejang (-). Ibu pasien juga mengeluh pasien menangis terus

sehingga tidak bisa tidur sepanjang hari. Keluhan tersebut dirasakan

sepanjang hari, bertambah berat jika berbaring di tempat tidur dan

berkurang jika digendong.

7 bulan yang lalu BAB cair (+), 2x sehari cair dengan ampas, lendir

(-), darah (-). Pasien masih mau minum ASI akan tetapi terkadang muntah

setelahnya. Karena keluhan tersebut dirasakan semakin memberat, ibu

pasien membawa pasien ke puskesmas Masaran I. Di puskesmas tersebut

oleh dokter dikatakan menderita kelainan jantung bawaan. Oleh karena

keterbatasan sarana, pasien dirujuk ke bagian anak Rumah Sakit Dokter

Moewardi Surakarta (RSDM).

Di RSDM, pasien dilakukan beberapa pemeriksaan dan didiagnosis

Ventricular Septal Defect lalu disarankan untuk dilakukan operasi. Karena

keterbatasan dana, kemudian keluarga pasien mengajukan dana kasih ke

KEMENKES RI dan disetujui untuk dilakukan operasi di Rumah Sakit

Persahabatan Jakarta pada bulan Januari 2013.

3. Riwayat Penyakit Dahulu :

- R. Alergi : disangkal

- R. Infeksi : (+) berupa diare 7 bulan yang lalu

- R. mondok :(+) 7bulan yang lalu dengan keluhan diare dengan

dehidrasi dan dirawat selama 5 hari di Rumah sakit Amal Sehat

Sragen.

4. Riwayat Penyakit Keluarga

- Riwayat sakit batuk lama & batuk darah : disangkal

- Riwayat sakit sesak nafas : disangkal

- Riwayattekanandarahtinggi : disangkal

- Riwayatsakit gula : disangkal

5. Riwayat Penyakit yang Pernah Diderita

Faringitis : disangkal

Varicella : disangkal

Diare : (+) saat usia 2 bulan

Thypus abdominalis : disangkal

Cacingan : disangkal

6. Riwayat Makan Minum Anak

Usia 0-6 bulan : ASI saja, frekuensi minum ASI tiap kali bayi menangis

atau minta minum, sehari biasanya lebih dari 10 kali dan lama

menyusui 15 menit, bergantian kiri kanan.

Usia 6-10 bulan : bubur susu 2-3 kali sehari satu mangkok kecil, dengan

diselingi dengan ASI jika bayi lapar.

7. Riwayat Pemeriksaan Kehamilan dan Prenatal

Pemeriksaan kehamilan dilakukan ibu penderita di bidan setempat.

Frekuensi pemeriksaan pada trimester I dan II 2 kali tiap bulan, dan pada

trimester III 1 kali tiap bulan. Penyakit kehamilan (-).

Riwayat minum jamu selama hamil (-), obat-obatan yang diminum

adalah vitamin dan tablet penambah darah.

8. Riwayat Kelahiran

Penderita lahir di RSUD Sragen,partus normal,ditolong olehbidan,

cukup bulan, menangis kuat segera setelah lahir. Berat waktu lahir 3500

gram, panjang badan saat lahir 49 cm.

9. Riwayat Pemeriksaan Post Natal

Pemeriksaan bayi setelah lahir dilakukan di dokter spesialis anak, setiap

1 bulan sekali

10. Riwayat Imunisasi

BCG 1x, tidak dilakukan.

Hepatitis 3x, satu minggu setelah lahir

DPT tidak dilakukan

Polio tidak dilakukan

Campak tidak dilakukan

Kesan : Belum lengkap sesuai IDAI.

11. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan

Motorik Kasar

Mengangkat kepala : 3 bulan

Tengkurap kepala tegak : 4 bulan

Duduk sendiri : 6 bulan

Berdiri sendiri : -

Berjalan : -

Bahasa

Bersuara “aah/ooh” : 2,5 bulan

Berkata (tidak spesifik) : 8,5 bulan

Berkata 2-3 kata spesifik : -

Motorik halus

Memegang benda 3,5 bulan

Menunjukkan benda : -

Personal sosial

Tersenyum : 2 bulan

Mulai makan : 6 bulan

Kesan : Perkembangan sesuai usia.

.

D. ANAMNESISSISTEM

1. Kulit : kulitgatal (-)

2. Kepala : sakitkepala (-), pusing (-),

3. Mata : pandangan mata berkunang-kunang (-), penglihatan

kabur (-)

4. Pernafasan : sesak nafas (+), batuk lama (-), mengi (-), batuk darah

(-)

5. Kadiovaskuler : berdebar-debar (-)

6. Gastrointestinal : mual (-), muntah (-), nafsu makan normal, nyeri perut

(-) di ulu hati, BAB tidak ada keluhan

7. Genitourinaria : BAK lancar, + 3 kali/hari warna kuning dan jumlah +

satu gelas.

8. Neuropsikiatri : Neurologik : kejang (-), lumpuh (-), kebas (-),

sensasi rangsang nyeri menurun (+) di kedua tungkai

Psikiatrik : emosi relatif stabil, mudah

menangis(+)

9. Ekstremitas : Atas : bengkak (-/-), kuku biru(+/+)

Bawah : bengkak(-/-), kuku biru (+/+)

III. PEMERIKSAAN FISIK

1. KeadaanUmum : baik

DerajatKesadaran : compos mentis

Status gizi : kesan gizi cukup

2. Vital sign

S : 36,6oC per aksiler

N : 140 x/menit, ireguler, simetris, isi dan tegangan cukup.

RR : 50 x/menit, tipe abdominotorakal

BB : 7 kg

PB : 68 cm

Status gizi :

BB/U : 8,9/11,8 x 100 % = 75,4 % (percentil< 3)Gizikurang

TB/U : 71/82 x 100 % = 86,6 % (percentil< 3) Gizikurang

BB/TB: 8,9/9,1 x 100 % = 97,8 % normal

BMI : 8,9/(0,71)2 = 17,66

Z- Score : > -1SD

Kesan : normal dengan riwayat malnutrisi.

3. Kulit : warna sawo matang, kelembaban baik, turgor baik

4. Kepala : bentuk mesocephal, 1ingkar kepala 40 cm (-2SD - +2SD),

zzzzzzzzzzUUB belum menutup, rambut hitam, distribusi merata,

tidakzmudah rontok dan sukar dicabut

5. Muka : sembab (-), wajah orang tua (-)

6. Mata : sedikit cekung (-/-), air mata berkurang (-/-),zzzzzzzzzzzzzz z

konjungtiva anemis(+/+), sklera ikterik (-/-)

7. Hidung : bentuk normal, napas cuping hidung(-), sekret(-),darah

( -),deformitas(-)

8. Mulut : mukosa bibir dan mulut kering (-),sianosis (-),gusi berdarah(-),

susunan gigi normal

9. Tenggorokan : uvula di tengah, tonsil T1–T1, faring hiperemis (-)

10. Telinga : bentuk normal, prosesus mastoideus tidak nyeri tekansekret (-)

11. Leher : bentuk normal, kelenjar getah bening tida membesar,kelenjar

thyroid tidak membesar

12. Thorax : bentuk normochest, retraksi (-), gerakan simetris ka=ki

Cor : Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat teraba di SIC

3 LMCDekstra

Perkusi : Batas jantung dekstro posisi

Auskultasi :aBJ I-II intensitas normal, reguler, abising

(+) sistolik grade III PM di SIC IV

LPSDekstra

Pulmo : Inspeksi : Pengembangan dada kanan =kiri

Palpasi : Fremitus raba kanan =kiri

Perkusi : Sonor / Sonor di semua lapang paru

Auskultasi :SD vesikuler (+/+), RBK (-/-), RBH (-/-)

13. Abdomen : Inspeksi : dinding dada setinggidindingperut

Auskultasi : peristaltik (+) normal

Perkusi : tympani

Palpasi : nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien

tidak teraba, turgor baik.

- ---

- ---

+ +++

- ---

14. Urogenital : dalam batas normal

15. Ekstremitas:

akraldingin sianosis oedem wasting

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hasil pemeriksaan laboratorium echocardiography : dijumpai RV dan LV

dengan VSD

F. CLINICAL ASSESSMENT

Pasien menderita ventricular septal defect

I. FOLLOW UP

1. Tanggal 6 November 2012

S : kuku biru

O : KU baik, compos mentis, gizi kesan cukup

Tanda vital : N : 140 x/menit Rr : 50 x/menit

S : 36,40C

A : Diagnosis Etiologi : Penyakit Jantung Bawaan sianotik

Diagnosis Anatomi : Ventricular Septal Defect

Diagnosis Fungsional : Respiratory distress severity score (RDSS)

1

P : Terapi medikamentosa lanjut terapi yang diberikan oleh dokter

spesialis anak di RSDM. Dukungan psikologis untuk ibu pasien,

penentraman hati, penjelasan, basic conseling, edukasi keluarga pasien

mengenai kesiapan keluarga dalam menyiapkan buah hati untuk

dilakukan operasi.

2. Tanggal 9 November 2012

S : kuku biru

O : KU baik, compos mentis, gizi kesan cukup

Tanda vital : N : 140 x/menit Rr : 55 x/menitS : 36,80C

A : Diagnosis Etiologi : Penyakit Jantung Bawaan sianotik

Diagnosis Anatomi : Ventricular Septal Defect

Diagnosis Fungsional : Respiratory distress severity score (RDSS)

1

P : Terapi medikamentosa lanjut terapi yang diberikan oleh dokter

spesialis anak di RSDM. Dukungan psikologis untuk ibu pasien,

penentraman hati, penjelasan, basic conseling, edukasi keluarga pasien

mengenai kesiapan keluarga dalam menyiapkan buah hati untuk dilakukan

operasi.

3. Tanggal 13 November 2012

S : kuku biru

O : KU baik, compos mentis, gizi kesan cukup

Tanda vital : N : 140 x/menit Rr : 52 x/menit S : 36,4 0C

A : Diagnosis Etiologi : Penyakit Jantung Bawaan sianotik

Diagnosis Anatomi : Ventricular Septal Defect

Diagnosis Fungsional : Respiratory distress severity score (RDSS)

1

P : Terapi medikamentosa lanjut terapi yang diberikan oleh dokter

spesialis anak di RSDM. Dukungan psikologis untuk ibu pasien,

penentraman hati, penjelasan, basic conseling, edukasi keluarga pasien

mengenai kesiapan keluarga dalam menyiapkan buah hati untuk dilakukan

operasi.

J. PENATALAKSANAAN

Non Medikamentosa

1. Edukasi Keluarga Pasien

Edukasi yang ditujukan untuk kedua orang tua pasien mengenai

Ventricular Septal Defect dan Komplikasinya serta

penatalaksanaannya. Pada proses edukasi juga diberikan penjelasan

mengenai prosedur operasi yang akan dilakukan.

Medikamentosa (Lanjut terapi dari dokter spesialis anak)

1. Furosemid 2,5 mg 2 x sehari

2. Captopril 1 mg 2x sehari

3. Spironolacton 6,25 mg 2x sehari

4. Digoxin 0,025 mg 2xsehari

G. Flow sheet follow up

Nama : An. Adip

Diagnosis : Venticular Septal Defect

Tabel 2. Flowsheet pasien

Tang

gal Keluhan

Pemeriksaan Fisik

Terapi Planning Target KeteranganTanda Vital

06

Nov

2012

Kuku biru Nadi : 140x/menit

RR : 50x/menit

Suhu : 36,1

Medikame

ntosa

Furosemid 2 x

2,5 mg

Captopril 2 x 1

mg

Spironolacton 2

x 6,25 mg

Digoxin 2 x 0,

025 mg

Persiapan

operasi

Pencegahan

endokarditis

9

Sept

2012

Kuku biru Tensi : 120/80

Nadi : 80 x/menit

RR : 20x/menit

Suhu : 36,7 Medikame

ntosa

Furosemid 2 x

2,5 mg

Captopril 2 x 1

mg

Spironolacton 2

x 6,25 mg

Digoxin 2 x 0,

025 mg

Persiapan

operasi

Pencegahan

endokarditis

13

Nov

2012

Kuku biru Tensi : 120/70

Nadi : 76x/menit

RR : 20x/menit

Suhu : 37,0

Medikame

ntosa

Furosemid 2 x

2,5 mg

Captopril 2 x 1

mg

Spironolacton 2

x 6,25 mg

Digoxin 2 x 0,

025 mg

Persiapan

operasi

Pencegahan

endokarditis

TAHAP III

IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA

A. FUNGSI HOLISTIK

1. Fungsi Biologis

Keluarga terdiri atas Kakek (Sukisno, 55 tahun), Nenek (Painem,

47 tahun), mereka memiliki 3 anak yaitu : Martun, Amar, Lirih. Hubungan

mereka dengan penderita adalah sebagai berikut : Ayah (Amar, 26 tahun),

Ibu (Rusmini, 21 tahun), Bibi (Martun, 23 tahun), Paman (Kasno, 27

tahun), Sepupu (Diana, 5 tahun), Paman (Lirih, 15 tahun), Penserita (Adib

10 bulan). Sembilan orang tersebut tinggal bersama dalam rumah, Secara

umum, keluarga ini cukup sehat.

2. Fungsi Psikologis

Penderita tinggal serumah dengan orang tua, kakek nenek, paman

bibi dan sepupunya. Hubungan penderita dengan ibu dan keluarganya

sangat harmonis. Penyelesaian masalah keluarga yang ada didiskusikan

bersama (kakek, nenek, orang tua, paman dan bibi). Pengambil keputusan

utama dalam keluarga diserahkan pada kakek.

3. Fungsi Sosial Budaya

Keluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial tertentu dalam

masyarakat melainkan hanya sebagai anggota masyarakat biasa.

4. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan

Kakek penderita bekerja sebagai seorang penjahit. Ayah penderita

bekerja sebagai pedagang. Paman dan bibi penderita bekerja sebagai

buruh. Penderita tidak bekerja. Penghasilan per tahun dari keluarga

penderita kurang lebih sebanyak Rp.3.000.000,00 yang dugunakan untuk

biaya hidup sehari-hari.

5. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan Beradaptasi

Keputusan–keputusan penting dalam keluarga dipegang oleh kakek

penderita. Dalam kesehariannya, penderita dan keluarganya tidak ada

masalah dalam berinteraksi dengan masyarakat. Hubungan antar tetangga

sekitar terjalin dengan baik.

Fungsi holistik keluarga : Cukup baik, karena fungsi biologis, psikologis

sosial budaya, penguasaan masalah dan adaptasi

baik.

B. FUNGSI FISIOLOGIS

Fungsi fisiologis diketahui dengan menggunakan alat APGAR.

ADAPTATION

Penderita cukup mendapatkan perhatian dari anggota keluarga yang

lain. Penyakit yang diidap penderita mengganggu aktifitas sehari-hari.

Keluarga penderita tidak mendapat penyuluhan tentang penyakit yang diidap

penderita.

PARTNERSHIP

Penderita sering berkumpul dan bercanda dengan keluarganya.

Aktivitas sehari-hari banyak dihabiskan penderita untuk bermain bersama ibu

dan neneknya.

GROWTH

Perkembangan penyakit penderita dirasakan oleh keluarganya

membaik setelah pemberian medikamentosa dari dokter. Penderita akan

menjalani operasi pada bulan Januari 2013. Penderita mendapat dukungan dari

keluarganya.

AFFECTION

Hubungan kasih sayang antara penderita dengan anggota keluarga

yang lain cukup baik.

RESOLVE

Penderita tampak puas dan gembira dengan kebersamaan dan waktu

yang dihabiskan dengan keluarganya. Sejak sakit penderita mendapat kasih

sayang dan kepedulian yang melimpah dari keluarga.

Tabel 9. APGAR Score keluarga Ny. W

Tn. S

APGAR Sering Kadang- Jarang/

/selalu kadang tidak

A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalah

P Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

G Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

A Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan,

perhatian dll

R Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-sama

Total poin = 9, fungsi keluarga dalam keadaan baik

Ny. P

APGAR Sering

/selalu

Kadang-

kadang

Jarang/

tidak

A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalah

P Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

G Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

A Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan,

perhatian dll

R Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-sama

Total poin = 8, fungsi keluarga dalam keadaan baik

Ny. R

APGAR Sering

/selalu

Kadang-

kadang

Jarang/

tidak

A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalah

P Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

G Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

A Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan,

perhatian dll

R Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-sama

Total poin = 10, fungsi keluarga dalam keadaan baik

Ny. M

APGAR Sering Kadang- Jarang/

/selalu kadang tidak

A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalah

P Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

G Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

A Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan,

perhatian dll

R Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-sama

Total poin = 7, fungsi keluarga dalam keadaan baik

Tn. K

APGAR Sering

/selalu

Kadang-

kadang

Jarang/

tidak

A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalah

P Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

G Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

A Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan,

perhatian dll

R Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-sama

Total poin = 7, fungsi keluarga dalam keadaan baik

An. L

APGAR Sering

/selalu

Kadang-

kadang

Jarang/

tidak

A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalah

P Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

G Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

A Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan,

perhatian dll

R Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-sama

Total poin = 6, fungsi keluarga dalam keadaan sedang

Fungsi fisiologis keluarga = (9+8+10+7+7+6)/6 = 47/6 = 7 (BAIK)

C. FUNGSI PATOLOGIS

Fungsi patologis diketahui dengan menggunakan alat SCREEM.

Tabel 10. Fungsi Patologis Keluarga An. Adip

Sumber Patologi Keterangan Patologis

Social Interaksi sosial keluarga penderita baik.

Partisipasi keluarga penderita dalam

masyarakat baik.

-

Cultural Belum mengerti kebudayaan daerah

dengan baik. Namun banyak tradisi

budaya yang masih diikuti. Saat hari

raya, tahun baru, ulang tahun, ada

perayaan khusus meskipun sederhana.

_

Religius Pemahaman agama baik ditandai

dengan penerapan ajaran agama yang

baik, kelurga penderita menjalankan

sholat lima waktu dan berpuasa.

_

Economic Ekonomi keluarga kurang stabil.

Pemasukan relatif kurang untuk

mencukupi kebutuhan sehari-hari

seluruh anggota keluarga. Tidak ada

sisa uang untuk ditabung.

+

Education Pendidikan anggota keluarga tidak

memadai. Tingkat pendidikan dan

pengetahuan penderita dan keluarga

masih rendah. Keinginan untuk

memiliki fasilitas pendidikan seperti

buku-buku, koran rendah.

+

Medical Tidak mampu membiayai pelayanan

kesehatan apabila jumlah pembiayaan

besar sebagai contoh rawat inap

maupun operasi. Dalam mencari

pelayanan kesehatan, keluarga ini

menggunakan Puskesmas dan RSU

+

dengan memakai biaya dari dana kasih.

Kesimpulan :

Fungsi patologis keluarga : kurang baik, karena fungsi social, cultural,

religius, baik sementara untuk fungsi economic,

education, dan medical kurang.

D. GENOGRAM

Alamat lengkap : Bendungan, RT 03/01, Dawungan, Sragen

Bentuk Keluarga : Extended Family

Laki-laki Perempuan Penderita Ventricular Septal Deffect

Ad

D

R M

P S

Ad

A L K

Gambar 4. Genogram Keluarga An. A

Keterangan:

S : Tn. Sukisno (55 th) K : Tn. Kasno (27 th) L : An. Lirih (15 th)

P : Ny. Painem (47 th) A: Tn. Amar (26 th) D : An. Diana (5 th)

M : Ny. Martun (26 th) R : Ny. Rusmini (21 th ) Ad : An. Adip (10 bln)

Sumber : Data Primer, November 2012

Kesimpulan :

Anggota keluarga yang lain tidak mempunyai penyakit yang sama

(Kemungkinan pola genetik belum diketahui).

Tidak terdapat anggota keluarga dalam satu rumah yang menderita

penyakit menular.

Laki-laki Perempuan Penderita Ventricular Septal Deffect

Ad

E. INFORMASI POLA INTERAKSI KELUARGA

Gambar 5. Pola interaksi keluarga

Keterangan:

S : Tn. Sukisno (55 th) K : Tn. Kasno (27 th) L : An. Lirih (15 th)

P : Ny. Painem (47 th) A: Tn. Amar (26 th) D : An. Diana (5 th)

M : Ny. Martun (26 th) R : Ny. Rusmini (21 th ) Ad : An. Adip (10 bln)

Sumber : Data Primer, November 2012

: Harmonis

: Tidak harmonis

Kesimpulan : Hubungan penderita dengan anggota keluarga yang lain harmonis,

hubungan anggota keluarga yang satu dengan yang lain harmonis.

F. FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA

1. Faktor Perilaku Keluarga

Perilaku keluarga ini untuk hidup sehat sudah cukup baik karena

jika sakit penderita segera diperiksakan Keluarga ini sudah menyadari

bahwa sakit dari penderita merupakan suatu penyakit medis dan bukan

karena hal-hal mitos maupun takhayul.

2. Faktor Non Perilaku

Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memadai. Lantai sudah

disemen, dinding dari tembok, pencahayaan ruangan cukup tetapi ventilasi

cukup. Sumber air berasal dari sumur, listrik sudah ada,kamar mandi

sudah ada. Pembuangan limbah keluarga sudah memenuhi sanitasi

lingkungan. Sampah keluarga dibuang ke kebun dan dibakar.

G. IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH

1. Gambaran Lingkungan

a. Indoor

Rumah terdiri dari 3 kamar tidur, ruang tamu, dapur, ruang makan

yang menjadi satu dengan tempat sholat, dan kamar mandi. Lantai

rumah sudah disemen, ventilasi rumah cukup, penerangan cukup,

dinding rumah dari tembok, atap dari genteng tanpa langit-langit.

b. Outdoor

Keluarga ini tinggal di sebuah rumah berukuran 8 m x 10 m

dengan total luas tanah 100 m2 menghadap ke selatan, dalam

lingkungan pemukiman biasa di tepi jalan. Pekarangan terdapat pada

bagian depan dan belakang. Kondisi pelataran terkesan bersih.

2. Denah Rumah

Dapur

Gudang

Ruang Makan

Tempat sholat R. Tidur

R. Tidur

R. Tidur

Ruang Tamu

Teras Rumah

8 m e t e r

10 meter

U

Gambar 6. Denah Rumah An. Adip

Kesimpulan :Lingkungan indoor sudah baik, Tempat tinggal memadai,

lingkungan outdoor cukup baik.

Tabel 11. Kesimpulan Fungsi Keluarga An. Alip

No. Fungsi Keterangan

1. Holistik Baik,

2. Fisiologis Baik

3. Patologis (+) pada faktor economic,

education dan medical

4. Genogram Baik

5. Pola interaksi Baik, interaksi antar

anggota keluarga

berlangsung harmonis

6. Perilaku Baik

7 Non Perilaku Baik

8 Indoor Baik

9 Outdoor Baik

Sumber: Data Primer, November 2012

Secara keseluruhan, fungsi keluarga An. Adip Baik.

TAHAP IV

DIAGNOSIS HOLISTIK

An Adip , 10 bulan, extended family, dalam permasalahan Ventricular

Septal Defect. Dari segi psikologis hubungan An. Adip dengan keluarganya

terjalin harmonis harmonis, sering bercanda, dan menghabiskan waktu bersama.

Kemudian dari segi sosial, keluarga An. Adip mempunyai status ekonomi yang

kurang, tingkat pendidikan yang kurang, dengan lingkungan rumah yang

memadai, dan perilaku yang cukup sehat. Hubungan Keluarga An. Adip dengan

masyarakat sekitar baik.

A. Diagnosis Biologis :

Diagnosis Etiologi : Penyakit Jantung Bawaan sianotik

Diagnosis Anatomi : Ventricular Septal Defect

Diagnosis Fungsional : Respiratory distress severity score

(RDSS)1

B. Diagnosis Psikologis : Hubungan antara An. Adip dengan keluarga baik.

C. Diagnosis Sosial :

1. Status ekonomi yang kurang

2. Tingkat pendidikan kurang

3. Tempat tinggal memadai

4. Jumlah anak cukup

5. Status gizi cukup

TAHAP V

PEMBAHASAN DAN SARAN KOMPREHENSIF

A. Pembahasan

Ventricular septal defect adalah kelainan jantung bawaan dimana

terdapat lubang (defek/kontinuitas) pada septum ventrikel yang terjadi karena

kegagalan fusi septum intraventrikel pada masa janin. Ventricular septal defect

terjadi pada 1,5 – 3,5 dari 1000 kelahiran hidup dan sekitar 20-25% dari

seluruh angka kejadian kelainan jantung kongenital. Umumnya lubang terjadi

pada daerah membranosa (70%) dan muscular (20%) dari septum.

Faktor risiko ventricular septal defect antara lain adanya infeksi virus

rubella atau virus lainnya pada saat kehamilan, gizi ibu hamil yang buruk, ibu

yang alkoholik, usia ibu diatas 40 tahun saat kehamilan, dan ibu yang

menderita diabetes. Karena kondisi ekonomi yang kurang, pemenuhan

kebutuhan gizi ibu dari An. Adip juga terbengkalai. Hal ini ditunjang juga dari

segi pendidikan ibu yang hanya merupakan lulusan SD sehingga pemahaman

dan pengetahuan tentang pemenuhan gizi hamil dirasakan sangat kurang.

Fungsi holistik dan fungsi fisiologis keluarga An. Adip secara umum

sudah baik. Namun, pada fungsi patologis terdapat permasalahan dalam hal

edukasi yaitu, ibu dan kakek An. Adip merupakan lulusan SD sedang anggota

keluarga lainnya lulusan SMP dan neneknya tidak mengenyam pendidikan

formal. Hal ini mempengaruhi perilaku keluarga dalam menerapkan gaya hidup

sehat. Dari segi ekonomi keluarga ini tergolong kurang mampu. Pemenuhan

kebutuhan sehari-hari relatif kurang, sehingga tidak ada sisa uang untuk

ditabung. Keterbatasan dari segi ekonomi tersebut berimbas pada segi medis.

Karena keterbatasan dana tersebut, untuk berobat ke rumah sakit penderita

mendapat bantuan dari dana kasih.

Anak- anak membutuhkan nutrisi yang adekuat untuk pertumbuhan.

Biasanya anak dengan ventricular septal defect merasa cepat lelah saat bermain

ataupun saat makan, untuk mengatasinya perlu diberikan makanan dengan

kalori yang cukup tinggi. Hal ini bisa disiasati dengan pemberian susu formula

kalori tinggi. Anak dengan ventricular septal defect juga rentan terhadap

endokarditis infektif sehingga kebersihan gigi dan mulut harus dijaga dengan

menggosok gigi secara teratur dan pemeriksaan gigi dan mulut secara berkala.

Pencegahan terhadap ISPA juga perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya

endokarditis. Keluarga An. Adip rutin membawa penderita ke puskesmas untuk

melakukan perawatan gigi dan mulut. Keluarga menjaga kebersihan gigi An.

Adip dengan rutin menggosok gigi penderita 2-3 kali perhari. Keluarga juga

sudah mulai menerapkan pemenuhan kebutuhan gizi An. Adip dengan

memberinya asupan makanan tinggi kalori dan cukup protein dan vitamin.

Ventricular septal defect kecil tanpa gejala tidak perlu diterapi. Pada

gagal jantung diberikan diuretik misalnya furosemid 1-2 mg/kgBB/hari,

vasodilator misalnya kaptopril 0,5 – 1 mg/kgBB/kali tiap 8 jam. Kalau perlu

dapat ditambahkan digoksin 0,01 mg/kg/hari. Pemberian makanan berkalori

tinggi dilakukan dengan frekuensi sering secara oral/enteral (melalui NGT).

Penutupan ventricular septal defect dapat dikerjakan dengan intervensi non-

bedah menggunakan Amplatzer ventricular septal defect occluder atau dengan

tindakan bedah. An. Adip mendapat terapi medikamentosa berupa furosemid,

captopril, spironolakton dan digoxin dari rumah sakit. Ventricular septal defect

pada penderita cukup besar sehingga diperlukan tindakan penutupan dengan

terapi bedah. Operasi penutupan defek pada An. Adip rencananya akan

dilakukan bulan Januari 2013 di Rumah Sakit Persahabatan Jakarta.

B. Saran Komprehensif

Saran yang dapat diberikan kepada penderita dan keluarganya adalah:

Promotif

Edukasi kepada keluarga pasien untuk:

Pemberian makanan kalori tinggi atau ASI

Makan cukup buah dan sayur

Memanfaatkan pelayanan kesehatan secara optimal.

Menjelaskan kepada keluarga penderita mengenai penyakit,

komplikasi, penatalaksanaan, dan prosedur operasi.

Preventif

Pemeriksaan dan perawatan gigi secara rutin

Istirahat cukup dan tidur teratur

Pencegahan terhadap ISPA

Pemberian profilaksis endokarditif bacterial subakut bila

dilakukan tindakan cabut gigi atau bedah minor lainnya.

Memeriksa kesehatan secara teratur dan taat anjuran dokter

Kuratif

Non Medikamentosa

Penambahan susu formula dengan asupan kalori tinggi

Penambahan suplemen untuk ASI

Pemberian susu disarankan tidak menggunakan botol susu tapi

menggunakan gelas atau sendok

Medikamentosa

Furosemid 2 x 2,5 mg

Captopril 2 x 1 mg

Spironolacton 2 x 6,25 mg

Digoxin 2 x 0,025 mg

Penutupan ventricular septal defect dengan terapi bedah

Rehabilitatif

Rehabilitasi pasca operasi dengan pemberian latihan stimulatif. Misalnya

latihan memiringkan badan secara bolak-balik dan rangsangan untuk bermain

pada kursi duduk. Penderita dirangsang untuk dapat beraktivitas sesuai

dengan masa tumbuh kembangnya.

DAFTAR PUSTAKA

Gray Huon H., 2005. Lecture Notes : Kardiologi . Jakarta : Erlangga.

DEPKES RI. 2007. Penatalaksanaan Penyakit Jantung Bawaan Tanpa Bedah.

Jakarta : DEPKES RI