Anak - VSD

26
`LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DSV (DEFEK SEPTUM VENTRIKEL ) Dosen Pengampu: Ruti Wiyati, S Kep, Ns Disusun Oleh: OYI WIDODO P 10220206029 POLITEKNIK KESEHATAN

description

vsd anak

Transcript of Anak - VSD

Page 1: Anak - VSD

`LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA ANAK DENGAN

DSV(DEFEK SEPTUM VENTRIKEL )

Dosen Pengampu: Ruti Wiyati, S Kep, Ns

Disusun Oleh:

OYI WIDODO

P 10220206029

POLITEKNIK KESEHATAN

DEPARTEMEN KESEHATAN SEMARANG

PRODI KEPERAWATAN PURWOKERTO

2008

Page 2: Anak - VSD

KONSEP DASAR

DEFEK SEPTUM VENTRIKEL

(DSV)

A. PENGERTIAN

Defek Septum Ventrikel (DSV) terjadi bila sekat (septum) ventrikel tidak

terbentuk sempurna. Akibatnya darah dari bilik kiri mengalir ke bilik kanan pada

saat systole. (Ngastiyah)

Defek Septum Ventrikel (VSD, Ventricular Septal Defect) adalah suatu

lubang pada septum ventrikel. (medicastore).

Septum ventrikel adalah dinding yang memisahkan jantung bagian bawah

(memisahkan ventrikel kiri dan ventrikel kanan). (medicastore)

B. KLASIFIKASI

Defek Septum Ventrikel (DSV) di klasifikasikan menjadi beberapa tipe, yaitu:

1. Defek Septum ventrikel perimembranus

Defek pada jaringan membranus disebut sebagai defek septum

ventrikel tipe membranus. Sering defek ini melebar sampai jaringan muskuler

sekitarnya. Oleh karena itu banyak yang menyebutnya defek septum tipe

perimembranus. Dan karena letaknya di bagian superior septum, kadang-

kadang dikenal pula sebagai defek septum ventrikel tipe tinggi.

2. Defek Septum ventrikel muskuler

Defek septum ventrikel tipe muskuler sangat jarang terjadi. Kadang-

kadang defek ini disebut sebagai defek septum ventrikel tipe rendah (low

ventricular septal defect). Sesuai dengan lokasinya, ada defek septum

ventrikel tipe muskuler pada inlet (posterior), pada trabekel (bagian sentral,

atau apical) dan pada outlet (infundibuler). Suatu defek multiple di bagian

apical dikenal pula sebagai defek septum ventrikel tipe swiss cheese.

Page 3: Anak - VSD

3. Defek Septum ventrikel subarterial

Defek ini sebenarnya termasuk tipe muskuler dan terdiri dari defek

subpulmonal (yang berada persis di bawah katup pulmonal) dan doubly

committed subarterial (yang terletak di bawah jaringan fibrus antara katup

aorta dan katup pulmonal).

Berdasarkan letaknya terhadap Krista supraventrikuler (lebih tepat

disebut sebagai trabekel septomarginal), defek septum ventrikel tipe

subpulmonal dan doubly committed subarterial kadang-kadang dinamakan

pula defek suprakista. Dan defek septum ventrikel tipe perimembranus

subaortik dan subtrikuspid disebut defek infrakista.

Diagnosis defek septum ventrikel dapat dibedakan menjadi:

1. Defek Septum ventrikel kecil

Defek berdiameter sekitar < 0.5 cm2 , tekanan sistolik ventrikel kanan

< 35 mmHg dan rasio aliran darah pulmonal dengan sistemik < 1.75. terdapat

suara murmur pansistolik di sekitar sela iga 3-4 kiri sternum pada waktu

pemeriksaan fisik. Semakin kecil ukuran defek septum ventrikel, maka

murmur pansistolik terdengar makin keras dan murmur ini dikenal sebagai

murmur Roger. Bunyi jantung ke-1 dan ke-2 normal. Ukuran jantung pun

relative masih normal pada pemeriksaan elektrokardiografi dan foto torak.

Vaskularisasi paru tidak nyata meningkat. Pertumbuhan anak normal

walaupun ada kecenderungan terjadi infeksi saluran pernafasan. Toleransi

latihan normal, hanya pada latihan yang lama dan berat pasien lebih

cenderung lelah dibandingkan dengan teman sebayanya. DSV kecil tidak

memerlukan tindakan bedah karena tidak menyebabkan gangguan

hemodinamik dan resiko operasi lebih besar daripada resiko terjadinya

endokarditis. Anak dengan DSV kecil mempunyai prognosis baik dan dapat

hidup normal. Tidak diperlukan pengobatan. Bahaya yang mungkin timbul

adalah endokarditis infektif. Operasi penutupan dapat dilakukan bila

dikehendaki oleh orang tua. Pasien dengan DSV kecil diperlakukan seperti

anak normal dengan pengecualian bahwa kepada pasien harus diberikan

pencegahan terhadap endokarditis.

Page 4: Anak - VSD

2. Defek Septum ventrikel moderat

Pada defek ini, diameter defek biasanya 0.5 – 1.0 cm2, dengan

tekanan sistolik ventrikel kanan 36-80 mmHg (lebih kurang separo tekanan

sistemik) dan rasio aliran darah pulmonal dengan sistemik > 3. Perjalanan

defek septum ventrikel yang moderat ini sangat bervariasi. Anak akan lebih

mudah sesak nafas, aktivitas terbatas , mudah terkena batuk pilek dan tumbuh

kembang lebih lambat dibandingkan dengan anak yang normal.

Pada pemeriksaan fisik terdengar intensias bunyi jantung ke-2 yang

meningkat, murmur pansistolik di sela iga 3-4 kiri sternum dan murmur

ejeksi sistolik pada daerah katup pulmonal. Murmur pansistolik terdengar

kasar dank eras. Pada elektrokardiografi, pembesaran jantung bias berupa

hipertrofi ventrikel kanan, hipertrofi atrium kiri dan ventrikel kiri, atau

hipertrofi biventrikuler, karena beban volume berlebih. Terdapat hipertensi

pulmonal yang hiperkinetik, dengan resisitensi pulmonal yang relative masih

normal. Dengan demikian, gambaran hipertrofi ventrikel kanan yang

disebabkan oleh beban tekanan berlebih, biasanya belum tampak pada

elektrokardiografi.

Foto torak menunjukkan pembesaran relative ventrikel kiri, atau

kanan, dengan pinggang jantung rata dan konus pulmonal menonjol. Konus

aorta tampak normal atau sedikit agak kecil. Vaskularisasi paru tampak

meningkat.

3. Defek Septum Ventrikel Besar

Diameter DSV lebih dari setengah ostium aorta atau lebih dari 1 cm2,

dengan tekanan sistolik ventrikel kanan > 80 mmHg (atau menyamai tekanan

sistemik). Curah sekuncup jantung kanan seringkali lebih dari 2 kali

sekuncup jantung kiri. Aliran darah melaui pirau interventrikuler tercampur

tanpa hambatan, menyebabkan berbagai keluhan sejak anak masih kecil.

Gejal-gejala gagal jantung bias menonjol sewaktu-waktu. Dan resistensi

pulmonal bias berkembang melebihi resistensi sistemik, sehingga tampak

sianosis karena pirau dari kanan ke kiri.

Pada pemeriksaan fisik, intensitas bunyi jantung ke-2 terdengar

meningkat, karena adanya hipertensi pulmonal. Terdengar bunyi murmur

pansistoik pada sela iga 3-4 kiri sternum dan murmur ejeksi sistolik pada

Page 5: Anak - VSD

daerah pulmonal di sela iga 2-3 kiri sternum, serta murmur mid-diastolik

pada mitral

C. ETIOLOGI

Penyebab DSV tidak diketahui. DSV lebih sering ditemukan pada anak-anak

dan seringkali merupakan suatu kelainan jantung bawaan. Pada anak-anak,

lubangnya sangat kecil, tidak menimbulkan gejala dan seringkali menutup

dengan sendirinya sebelum anak berumur 18 tahun. Pada kasus yang lebih berat,

bisa terjadi kelainan fungsi ventrikel dan gagal jantung. VSD bisa ditemukan

bersamaan dengan kelainan jantung lainnya. Faktor prenatal yang mungkin

berhubungan dengan VSD:

1. Rubella atau infeksi virus lainnya pada ibu hamil

2. Gizi ibu hamil yang buruk

3. Ibu yang alkoholik

4. Usia ibu diatas 40 tahun

5. Ibu menderita diabetes

D. PATOFISIOLOGI

Secara klinis, perubahan hemodinamik defek septum ventrikel dipengaruhi

oleh besarnya defek dan tingginya resistensi pulmonal. Sewaktu fetus dalam

kandungan, resistensi pulmonal memang tinggi, karena paru belum berkembang

dan tunika media pembuluh darah paru masih hipertropi. Pada saat lahir,

resistensi pulmonal langsung turun karena berkembangnya paru waktu bayi mulai

bernafas.

Tunika media pembuluh darah paru mengalami atropi dan proses ini secara

normal berlangsung sampai usia 6 bulan. Apabila terdapat defek pada septum

interventrikuler, aliran darah yang membanjir ke ventrikel kanan dan arteri

pulmonal akan menghambat proses alamiah itu.

Pada defek septum ventrikel, terjadi beban volume berlebih pada ventrikel

kiri, atrium kiri dan ventrikel kanan, karena pirau aliran darah dari kiri ke kanan.

Pada mulanya, ventrikel kanan akan mengalami dilatasi, disusul oleh hipertropi

ventrikel kiri dan atrium kiri, atau sebaliknya. Dan pirau dari kiri ke kanan ini

lama-lama akan mempengaruhi resistensi paru dan tekanan dalam arteri

pulmonal. Apabila hipertensi pulmonal makin tinggi-dan ini merupakan beban

Page 6: Anak - VSD

tekanan berlebih bagi ventrikel kana-maka pirau aliran darah pelan-pelan akan

beralih menjadi bidireksional. Resestensi pulmonal dapat melebihi resistensi

sistemik pada waktu melakukan exercise, sehingga pirau beralih dari kanan ke

kiri; sedangkan pada waktu istirahat masih terjadi pirau yang kecil dari kiri ke

kanan.

Tekanan dalam ventrikel kanan makin tinggi, sehingga hipertropi ventrikel

kanan yang disebabkan oleh beban tekanan berlebih tampak makin dominant.

Sementara itu ventrikel kiri tampak “regresi”, karena tak lagi ada lairan melewati

pirau pada saat tekanan dalam ventrikel kanan kian menyamai tekanan dalam

ventrikel kiri. Pada stadium lanjut, pirau kemudian sepenuhnya dari kanan ke

kiri.

Pada jantung yang normal, sebagian septum interventrikuler terdiri dari

jaringan muskuler dan hanya sebagian kecil merupakan jaringan membranus

yang berada di bawah akar aorta. Bagian anterior dan posterior jaringan

membranus ini dikelilingi oleh jaringan muskuler yang meluas ke superior.

Bagian anterior septum interventrikuler merupakan bagian dari outlet

(infemdibulum) ventrikel kiri dan ventrikel kanan, dibawah katup semiluner.

Bagian posterior septum interventrikuler meliputi inlet ventrikel kiri dan

ventrikel kanan, di bawah katup atrio-ventrikuler. Dengan demikian, klasifikasi

anatomic berbagai tipe defek septum ventrikel ditentukan oleh lokasi defek pada

jaringan septum interventrikuler itu.

E. MANIFESTASI KLINIS

Gambaran klinis dari anak yang menderita DSV adalah:

1. Nafas pendek

2. Retraksi pada jugulum, sela intrakostal dan region epigastrium

3. Pada anak yang kurus terlihat impuls jantung hiperdinamik

4. Pertumbuhan terhambat

5. Anak terlihat pucat

6. Banyak keringat

7. Ujung-ujung jari hiperemik

8. Diameter dada bertambah

9. Sering terlihat penonjolan pada dada kiri

10. Tekanan arteria pulmonalis yang tinggi

Page 7: Anak - VSD

11. Penutupan katup pulmonalis teraba jelas pada sela iga II kiri dekat sternum

dan mungkin teraba getaran bisisng pada dinding dada.

F. PENATALAKSANAAN MEDIS

Pasien dengan DSV besar perlu ditolong dengan obat-obatan untuk mengatasi

gagal jantung. Biasanya diberikan digoksin dan diuretika, missal: lasik. Bila obat

dapat memperbaiki keadaan, yang dilihat dengan membaiknya pernapasan dan

pertambahan berat badan, maka operasi dapat ditunda sampai usia 2-3 tahun.

Tindakan bedah sangat menolong, karena tanpa tindakan bedah harapan hidup

berkurang. Operasi bila perlu dilakukan pada umur muda jika pengobatan medis

untuk mengatasi gagal jantung tidak berhasil.

G. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN

Pasien DSV baru dirawat di rumah sakit bila sedang mendapat infeksi saluran

nafas, karena biasanya sangat dispnea dan sianosis sehingga pasien terlihat

payah. Masalah pasien yang perlu diperhatikan ialah bahaya terjadinya gagal

janung, resiko terjadi infeksi saluran napas, kebutuhan nutrisi, gangguan rasa

aman dan nyaman, kurangnya pengetahuan orang tua tentang penyakit.

Page 8: Anak - VSD

DAFTAR PUSTAKA

Baraas, faisal.1995. Kardiologi Klinis dalam Praktek Diagnosa dan Tatalaksana

penyakit jantung pada anak. Jakarta: FKUI

Hinchliff, Sue. 1999. Kamus Keperawatan. Jakarta : EGC

Johnson, Marion. 1997. IOWA INTERVENYION PROJECT, Nursing Outcome

Clasification ( NOC ). St. Louis : Mosby

Mc. Closkey, Joanne C. 1996. IOWA INTERVENYION PROJECT, Nursing

Intervention Clasification ( NIC ). St. Louis : Mosby

Ngastiyah.2005.Perawatan Anak Sakit edisi 2. Jakarta: EGC

Ramali, Ahmad. 2005. Kamus Kedokteran. Jakarta : Djambatan

Wong, Donna L.2004. Pedoman Klinis Perawatan Pediatrik.Jakarta: EGC

http://www.idai.or.id/hottopics/detil.asp?q=76 diakses tanggal 10 Juni 2008

http://www.medicastore.com diakses tanggal 10 Juni 2008

Page 9: Anak - VSD

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

Lakukan pengkajian fisik dengan penekanan khusus pada warna, nadi (apical

dan perifer), pernafasan, tekanan darah, serta pemeriksaan dan auskultasi dada.

Dapatkan riwayat kesehatan termasuk bukti penambahan berat badan yang buruk,

makan buruk, intoleransi aktifitas, postur tubuh tidak umu, atau infeksi saluran

pernafasan yang sering.

Observasi anak terhadap manifestasi penyakit jantung congenital.

1. Bayi

a) Sianosis-umum, khususnya membrane mukosa, bibir dan lidah,

konjungtiva area vaskularisasi tinggi.

b) Dipsneu, khususnya setelah kerja fisik seperti makan, menangis,

mengejan.

c) Keletihan

d) Pertumbuhan dan perkembangan buruk (gagal tumbuh)

e) Sering mengalami infeksi saluran pernafasan

f) Kesulitan makan

g) Hipotonia

h) Keringat berlebihan

i) Serangan sinkop seperti hiperneu paroksimal, serangan anoksia

2. Anak yang lebih besar

1) Kerusakan pertumbuhan

2) Pembangunan tubuh lemah, sulit

3) Keletihan

4) Dispneu pada aktifitas

5) Ortopnea

6) Jari tabuh

7) Berjongkok untuk menghilangkan dispnea

8) Sakit kepala

9) Epistaksis

10) Keletihan kaki

Page 10: Anak - VSD

B. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Endokardiografi

Dengan ekokardiografi Doppler, ketepatan diagnosis defek septum ventrikel

makin meningkat: sensitivitas hingga 90% dan spesifitas 98%. Pada posisi

pengambilan tertentu, volume sampel diletakkan pada echo gap yang

dicurigai.

2. Rontgent dada

3. Ekokardiogram

4. EKG

Page 11: Anak - VSD

Pathway keperawatan

Penurunan curah jantung

Kelainan pembentukan jantung sewaktu janin

Resiko cedera

Genetik

Resiko infeksi

Radiasi

Atropi pembuluh darah paru terhambat

Pertukaran O2 dalam paru terganggu

Kurang pengetahuan

Infeksi

Defek Septum Ventrikel

Intoleransi aktifitas

Darah mengalir dari ventrikel kiri ke ventrikel kanan

Peningkatan volume arteri pulmonal

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Imunitas menurunKesulitan menghisap

ASI

dispneu Kelemahan fisik Perubahan pertumbuhan dan perkembangan

Page 12: Anak - VSD

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan defek struktur

2. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan

ketidakadekuatan oksigen dan nutrien pada jaringan

3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan status fisik yang lemah

4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

dispneu

5. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan status fisik yang lemah

6. Resiko cedera (komplikasi) berhubungan dengan status fisik yang lemah

7. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi

tentang penyakit

D. INTERVENSI

Dx. 1. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan defek struktur

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan curah jantung dalam

batas normal.

NOC: Vital sign status

Kriteria hasil:

Tanda-tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, sirkulasi)

Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan

Tidak ada edema paru, perifer dan tidak ada asites

Tidak ada penurunan kesadaran

Skala:

1 : tidak ada

2 : jarang

3 : kadang

4 : sering

5 : selalu

Page 13: Anak - VSD

NIC: Cardiac care

- Catat adanya disritmia jantung

- Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac output

- Monitor status kardiovaskuler

- Monitor status pernafasan yang menandakan gagal jantung

- Monitor balance cairan

- Monitor toleransi aktivitas pasien

Dx. 2. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan

ketidakadekuatan oksigen dan nutrien pada jaringan

.Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien menunjukkan

tanda pertumbuhan dan perkembangan yang normal.

NOC : Pertumbuhan

Kriteria Hasil :

- Berat badan sesuai dengan kondisi ( umur dan tinggi badan ).

- Turgor kulit baik.

- Tanda-tanda vital baik.

Skala :

1 : tidak ada penyimpangan dari yang diharapkan

2 : penyimpangan ringan

3 : penyimpangan sedang

4 : penyimpangan berat

5 : ekstrim

NIC : Peningkatan Pertumbuhan

Intervensi Keperawatan :

- lakukan pemeriksaan kesehatan secara saksama ( Tanda-tanda vital dan

pemeriksaan fisik ).

- Tentukan makanan yang disukai klien.

- Pantau kecenderungan peningkatan dan penurunan berat badan.

- Kaji keadekiatan asupan nutrisi.

- Demonstrasikan aktivitas yang meningkatkan perkenbangan.

Page 14: Anak - VSD

Dx. 3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan status fisik yang lemah

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan tanta-tanda infeksi

terjadi.

NOC : Pengendalian resiko

Kriteria hasil :

- Mendapatkan imunisasi yang tepat

- Terbebas dari tanda dan gejala infeksi

- Mengubah gaya hidup untuk mengurangi resiko

Skala :

1 : tidak pernah menunjukkan

2 : jarang menunjukkan

3 : kadang menunjukkan

4 : sering menunjukkan

5 : selalu menunjukkan

NIC : Pengendalian Infeksi

Intervensi Keperawatan:

- Ajarkan pada klien dan keluarga tanda dan gejala terjadinya infeksi dan kapan

harus melaporkan kepada petugas.

- Pertahankan teknik isolasi.

- Berikan terapi antibiotic bila diperlukan.

- Informasikan kepada keluarga kapan jadwal imunisasi.

- Jelaskan keuntungan dan efek dari imunisasi.

Dx. 4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien menunjukkan

peningkatan status nutrisi.

NOC : Status Nutrisi

Kriteria Hasil :

- Pemasukan nutrisi baik.

- Masukan makanan dan minuman baik.

Page 15: Anak - VSD

- Berat badan bertambah.

- Massa tubuh bertambah.

Skala :

1 : tidak pernah menunjukkan

2 : jarang menunjukkan

3 : kadang menunjukkan

4 : sering menunjukkan

5 : selalu menunjukkan

NIC : Pengelolaan Nutrisi

Intervensi Keperawatan :

- Kaji apakah klien memiliki alergi terhadap makanan tertentu.

- Tentukan makanan yang disukai klien.

- Tingkatkan pemasukan kalori.

- Kaji kemampuan klien untuk mengkonsumsi berbagai jenis makanan.

- Monitor jumlah pemasukan nutrisi dan kalori.

Dx. 5. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan curah jantung yang rendah, dyspneu

dan status nutrisi yang buruk.

NOC: Self Care: ADLs

Kriteria hasil:

- Berpartisipasi dalam aktivitas fisik disertai peningkatan tekanan darah, nadi

dan RR

- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari (ADLs) secara mandiri

Skala:

1 : tidak ada

2 : jarang

3 : kadang

4 : sering

5 : selalu

Page 16: Anak - VSD

NIC: Aktivitas terapi

- Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi medik dalam merencanakan program

terapi yang tepat

- Bantu klien untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan

untuk aktivitas yang diinginkan

- Monitor respon fifik, emosi, sosial dan spiritual

Dx. 6. Resiko cedera (komplikasi) berhubungan dengan kondisi jantung dan terapi

Tujuan: klien dapat terhindar dari resiko cedera

Kriteria hasil:

- Mengubah gaya hidup untuk mengurangi resiko

- Pasien / keluarga akan mengidentifikasi resiko yang dapat meningkatkan

kerentanan terhadap cedera

- Orang tua akan memilih permainan yang memberi perawatan dan kontak

sosial lingkungannya dengan baik

Kriteria hasil:

1 : tidak ada

2 : jarang

3 : kadang

4 : sering

5 : selalu

NIC: Mencegah jatuh

- Identifikasi faktor yang mempengaruhi kebutuhan keamanan, misalnya:

keletihan setelah beraktivitas

- Berikan informasi mengenai bahaya lingkungan dan karakteristiknya

- Berikan materi pendidikan yang berhubungan dengan strategi dan tindakan

untuk mencegah cedera

- Hindarkan benda-benda di sekitar pasien yang dapat membahayakan dan

menyebabkan cedera

- Anjurkan kepada pasien untuk berhati-hati dengan alat permainannya dan

instruksikan kepada keluarga untuk memilih permainan yang sesuai dan

tidakmenimbulkan cedera

Page 17: Anak - VSD

Dx. 7. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan pengetahuan pasien

dan keluarga bertambah.

NOC : Pengetahuan : Proses penyakit

Kriteria hasil :

- Mengenal nama penyakit

- Deskripsi proses penyakit

- Deskripsi factor penyebab

- Deskripsi tanda dan gejala

- Deskripsi cara meminimalkan perkembangan penyakit

Skala :

1 : tidak pernah menunjukkan

2 : jarang menunjukkan

3 : kadang menunjukkan

4 : sering menunjukkan

5 : selalu menunjukkan

NIC : Pembelajaran proses penyakit

Intervensi Keperawatan :

- Jelaskan tanda dan gejala penyakit.

- Jelaskan proses penyakit

- Identifikasi penyebab penyakit

- Beri informasi mengenai kondisi pasien

- Beri informasi tentang hasil pemeriksaan diagnostic

Page 18: Anak - VSD

E. EVALUASI

Dx. 1

- Tanda-tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi,

sirkulasi) 5

- Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan 5

- Tidak ada edema paru, perifer dan tidak ada asites 5

- Tidak ada penurunan kesadaran 5

Dx. 2

- Berat badan sesuai dengan kondisi ( umur dan tinggi badan ). 1

- Turgor kulit baik. 1

- Tanda-tanda vital baik 1

Dx. 3

- Mendapatkan imunisasi yang tepat 5

- Terbebas dari tanda dan gejala infeksi 5

- Mengubah gaya hidup untuk mengurangi resiko 5

Dx. 4

- Pemasukan nutrisi baik. 5

- Masukan makanan dan minuman baik. 5

- Berat badan bertambah. 5

- Massa tubuh bertambah 5

Dx. 5

- Berpartisipasi dalam aktivitas fisik disertai peningkatan tekanan

darah, nadi dan RR 5

- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari (ADLs) secara mandiri 5

Dx. 6

- Mengubah gaya hidup untuk mengurangi resiko 5

- Pasien / keluarga akan mengidentifikasi resiko yang dapat

meningkatkan kerentanan terhadap cedera 5

- Orang tua akan memilih permainan yang memberi perawatan dan

kontak sosial lingkungannya dengan baik 5

Page 19: Anak - VSD

Dx. 7

- Mengenal nama penyakit 5

- Deskripsi proses penyakit 5

- Deskripsi factor penyebab 5

- Deskripsi tanda dan gejala 5

- Deskripsi cara meminimalkan perkembangan penyakit 5