Lapkas Panjang (PN & VSD)

33
PENDAHULUAN Pneumonia didefinisikan sebagai infeksi parenkim paru akut yang meliputi alveolus dan jaringan interstitial. Walaupun banyak pihak yang sependapat bahwa pneumonia merupakan suatu keadaan inflamasi, namun sangat sulit untuk membuat suatu definisi tunggal yang universal. 1 Pneumonia hingga saat ini masih tercatat sebagai masalah kesehatan utama pada anak di Negara berkembang. Pneumonia merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak di bawah umur lima tahun (balita). Diperkirakan hampir seperlima kematian pada anak di seluruh dunia, lebih kurang 2 juta anak balita meninggal setiap tahun akibat pneumonia, sebagian besar terjadi di Afrika dan Asia Tenggara. 2 Insidens pneumonia pada anak < 5 tahun di negara maju adalah 2-4 kasus/100 anak/tahun, sedangkan di Negara berkembang 10-20 kasus/100 anak/tahun. Di Indonesia, ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) terutama pneumonia merupakan penyebab kematian utana bayi dan balita. Setiap tahunnya sebanyak 150.000 dari 450.000 kematian bayi dan balita disebabkan oleh ISPA. 3 Pneumonia diklasifikasikan berdasarkan anatomis, etiologis, tempat terjadinya infeksi, dan berdasarkan peningkatan frekwensi napas (WHO). 4 1

description

pedi

Transcript of Lapkas Panjang (PN & VSD)

Page 1: Lapkas Panjang (PN & VSD)

PENDAHULUAN

Pneumonia didefinisikan sebagai infeksi parenkim paru akut yang meliputi

alveolus dan jaringan interstitial. Walaupun banyak pihak yang sependapat bahwa

pneumonia merupakan suatu keadaan inflamasi, namun sangat sulit untuk

membuat suatu definisi tunggal yang universal.1

Pneumonia hingga saat ini masih tercatat sebagai masalah kesehatan utama

pada anak di Negara berkembang. Pneumonia merupakan penyebab utama

morbiditas dan mortalitas anak di bawah umur lima tahun (balita). Diperkirakan

hampir seperlima kematian pada anak di seluruh dunia, lebih kurang 2 juta anak

balita meninggal setiap tahun akibat pneumonia, sebagian besar terjadi di Afrika

dan Asia Tenggara.2 Insidens pneumonia pada anak < 5 tahun di negara maju

adalah 2-4 kasus/100 anak/tahun, sedangkan di Negara berkembang 10-20

kasus/100 anak/tahun. Di Indonesia, ISPA (infeksi saluran pernapasan akut)

terutama pneumonia merupakan penyebab kematian utana bayi dan balita. Setiap

tahunnya sebanyak 150.000 dari 450.000 kematian bayi dan balita disebabkan

oleh ISPA.3

Pneumonia diklasifikasikan berdasarkan anatomis, etiologis, tempat

terjadinya infeksi, dan berdasarkan peningkatan frekwensi napas (WHO). 4

1. Pneumonia berdasarkan anatomi yaitu pneumonia lobaris, pneumonia lobularis

(bronkopneumonia), dan pneumonia interstitialis (bronkiolitis).4

2. Pneumonia berdasarkan etiologi yaitu bakteri: Diplocococcus pneumonia,

Pneumococcus, Streptococcus hemolyticus, Streptococcus aureus; Virus:

Respiratory syncytial virus, virus influenza, adenovirus, virus citomegalik;

Mycoplasma pneumoniae. Jamur: Histoplasma capsulatum, Cryptococcus

neoformans, Blastomyces dermatitides, Coccidiodes immitis, Aspergilus

species, Candida albicans; Aspirasi: makanan, kerosene (bensin, minyak

tanah), cairan amnion, benda asing; Pneumonia Hipostatik; Sindrom Loeffler.4

3. Penumonia berdasarkan tempat terjadinya infeksi yaitu pneumonia masyarakat

(community-acquired pneumonia) dan pneumonia rumah sakit atau pneumonia

nosokomial (hospital-acquired pneumonia).4,5

4. Pneumonia berdasarkan peningkatan frekwensi napas (WHO)1

1

Page 2: Lapkas Panjang (PN & VSD)

Diagnosis pneumonia dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis dapat

ditemukan gejala infeksi umum, yaitu demam, sakit kepala, gelisah, malaise,

penurunan nafsu makan, keluhan gastrointestinal, seperti mual, muntah, atau

diare, kadang ditemukan gejala infeksi ektrapulmoner dan gejala gangguan

respiratori yaitu batuk, sesak napas, retraksi dada, takipnea, napas cuping hidung,

merintih, dan sianosis. Pemeriksaan fisik ditemukan adanya peningkatan

frekwensi napas, pernapasan cuping hidung, retraksi, suara pernapasan didapatkan

ronki basah halus. Dengan pemeriksaan laboratorium darah menunjukkan adanya

leukositosis shift to the left. Kuman biakan dapat ditemukan dari darah. Pada

pemeriksaan rontgen dada tampak bercak-bercak infiltrat pada satu atau beberapa

lobus.1,6

Diagnosis banding pneumonia adalah bronkiolitis, gagal jantung, aspirasi

benda asing, atelektasis, abses paru, tuberkulosis. Pneumonia dapat

mengakibatkan komplikasi empiema, otitis media akut, meningitis, perikarditis,

osteomielitis, peritonitis.2,4 Dengan pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat,

mortalitas dapat diturunkan sampai kurang dari 1%.4,10 Anak dalam keadaan

malnutrisi dan yang datang terlambat berobat menunjukkan mortalitas yang

tinggi.4

Penyakit jantung bawaan (PJB) nonsianotik merupakan penyakit jantung

kongenital yang dibawa sejak lahir dan bersifat non-sianotik. Penyakit jantung

baawaan non-sianotik ini di bagi menjadi dua, yaitu berdasarkan adanya pirau kiri

kekanan dan tanpa pirau. Dimana pembagiannya adalah sebagai berikut :7

1. PJB Non-sianotik dengan pirau kiri ke kanan :

- Atrial septal defect (ASD)

- Ventricular septal defect (VSD)

- Atroventricular septal defect (AVSD)

- Persisten ductus arteriosus (PDA)

2. PJB Non-sianotik tanpa pirau :

- Pulmonal stenosis (PS)

- Aorta stenosis (AS)

- Coartasio aorta (Co-A)

2

Page 3: Lapkas Panjang (PN & VSD)

Dalam beberapa dekade terakhir VSD menjadi salah satu penyakit bawaan

non-sianotik yang paling sering ditemukan di indonesia. Dari data yang diperoleh

dari sebuah sumber memaparkan bahwa didapati 1-7 kasus per 1000 kelahiran

hidup. Defek septum ventrikuler ini sering terjadi pada bayi prematur atau bayi

dengan berat badan lahir rendah dengan laopran insidens tertinggi 7,06% per 100

kelahirannya. Angka kejadian ini lebih tinggi dibandingkan dengan pada usia di

attas 2 bulan. Dimana 25-40%nya akan menutup secara spontan saat umur 2 tahun

dan pada usia diatas 2 tahun yang belum menutup spontan di anjurkan untuk

penutupan defek dengan pembedahan.8

Diagnosis VSD di dasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik dan

penunjang yang dilakukan. Gejala klinis yang timbul tergantung pada tingkat

keparahan dari VSD dan usia pasien. Pada VSD yang kecil keluhan yang timbul

sangat minimal sedangkan pada VSD sedang-berat keluhan sering dialami ialah

infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) atas, sesak saat minum dan tidak bisa

menghabiskan porsi makannya, anak tampak kurus serta berat badan yang sukar

naik. Dari pemeriksaan fisik, biasanya terdapat penonjolan dari dinding dada dan

retraksi, tetapi yang paling utama yang merupakan ciri khas VSD ialah adanya

bising pansistolik, di intercosta III-IV linea parasternal sinistra dan dapat menjalar

sepanjang garis parasternalis kiri bahkan ke seluruh prekordium. Pada

pemeriksaan penunjang, foto thorax biasanya memberikan kesan adanya

pembesaran jantung, pada EKG menunjukan peningkatan aktivitas ventrikel kiri

bahkan pembesaran atrium kiri sedangkan Ekokardiografi digunakan untuk

menunjukan letak serta ukuran defek serta menetukan ada tidaknya kelainan

penyerta.7,8

Penangan dari VSD ini tergantung pada usia pasien, defek pada usia 2

tahun pertama mungkin dapat mengecil ataupun menutup spontan, usia 3-4 tahun

yang belum menutup spontan bila ada gejala dapat dianjurkan operasi penutupan

defek, sedangkan pada usia 6 yang belum ada tanda penutupan spontan maka

harus dilakukan operasi penutupan defek. Penutupan defek yang dianjurkan

adalah secara transkateter, dengan amplatzer muscular ventricular septal defect

occluder (AMVO).7,8

3

Page 4: Lapkas Panjang (PN & VSD)

Prognosis umumnya didasarkan usia pasien, dimana pada usia 2 tahun akan

lebih besar kemungkinan untuk terjadinya penutupan spontan dari defect sehingga

memberikan prognosis yang baik. Sedang pada usia 6 tahun yang belum ada tanda

penutupan spontan defek maka kemungkinan untuk terjadinya komplikasi lebih

besar.7,8

Melihat dari tingginya kasus yang terjadi, baik oleh pneumonia maupun PJB

nonsianotik khusunya VSD maka akan dibahas lebih lanjut mengenai kasus

tersebut untuk lebig memudahakan dalam deteksi dini dan penanganan secara

cepat dan tepat guna mengurangi tingkat morbiditas maupun mortalitas dari kedua

kasus tersebut.

LAPORAN KASUS

Nama : AM

Jenis kelamin : Laki-Laki

Tanggal lahir/umur : 02 November 2012/12 hari.

Lahir di : RSIA Kasih Ibu

Berat waktu lahir : 2940 gram

Partus/oleh : SC/dokter

Kebangsaan : Indonesia

Suku bangsa : Minahasa

Nama ibu/umur : Ny. EA/ 27 tahun Perkawinan I

Pekerjaan ibu : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan ibu : SMA

Nama ayah/umur : Tn. RM/ 29 tahun Perkawinan I

Pekerjaan ayah : Karyawan

Pendidikan ayah : S1

Alamat : Paniki bawah Lingk. II

No.Telp : 081340803113

4

Page 5: Lapkas Panjang (PN & VSD)

Dikirim oleh : RS. Kasih Ibu

Dengan diagnosa : NCB SMK + Gawat Napas Sedang ec Suspek Pneumonia

Neonatal, Suspek Penyakit Jantung Bawaan Sianotik,

Suspek sepsis

Tanggal MRS : 02/11/2012 Jam 09.30 WITA

Anamnesis diberikan oleh Ayah penderita

Anak ke-1 dari 1 bersaudara

Anak umur keterangan

1. ♂ 0 hari Penderita

Family Tree

Keluhan Utama: Biru pada jari-jari tangan dan kaki sejak ± 3 jam sebelum

masuk rumah sakit + sesak napas + merintih

Biru-biru pada jari tangan dan kaki di alami pendertita sejak 3 jam sebelum masuk

rumah sakit, biru pada jari tangan dan kaki ini awalnya timbul sesaat setelah lahir

namun walaupun sudah diberi resusitasi tetapi biru pada jari tangan dan kaki tidak

menghilang. Sesak napas dan merintih juga di alami penderita beberapa saat

setelah lahir, awalnya sesaat setelah lahir bayi tidak langsung menangis dan butuh

rangsangan agar bayi menangis kemudian tidak lama berselang bayi mengalami

sesak napas dan terus menerus merintih. Bayi juga tidak terlihat aktif bergerak.

Kemudian bayi dirujuk ke RSU Prof. Dr. R.D. Kandou.

Anamnesis antenatal :

ANC tidak teratur sebanyak 9 kali.

Suntikan TT 2 kali.

Selama hamil ibu penderita dalam keadaan sehat.

5

Page 6: Lapkas Panjang (PN & VSD)

Penyakit yang pernah dialami :

Morbili : -

Varicella : -

Pertussis : -

Diarrhea : -

Cacing : -

Batuk/Pilek : -

Kepandaian/kemajuan bayi:

Pertama kali membalik - bulan

tengkurap - bulan

duduk - bulan

merangkak - bulan

berdiri - bulan

berjalan - bulan

tertawa - bulan

berceloteh - bulan

memanggil mama - bulan

memanggil papa - bulan

Anamnesis makanan terperinci sejak bayi sampai sekarang:

ASI : lahir - sekarang

PASI : -

Bubur susu : -

Bubur saring : -

Bubur lunak : -

Nasi : -

Riwayat imunisasi:

BCG : - kali

Polio : - kali

DPT : - kali

6

Page 7: Lapkas Panjang (PN & VSD)

Campak : - kali

Hepatitis : - kali

Anamnesis Keluarga:

1. Riwayat keluarga

Dalam keluarga hanya penderita yang sakit seperti ini.

2. Keadaan sosial, ekonomi, kebiasaan, dan lingkungan

Penderita tinggal di rumah beratap seng, dinding beton, lantai semen,

jumlah kamar 2 buah, dihuni oleh 4 orang dewasa dan 1 orang anak.

WC/KM terdapat di dalam rumah. Sumber air minum dari PAM. Sumber

listrik dari PLN. Penanganan sampah dengan cara dibuang di tempat

pembuangan sampah.

Pemeriksaan fisik:

Umur : 0 hari

Berat Badan : 2940 gram

Tinggi Badan : 48 cm

Keadaan umum : tampak sakit

Gizi : baik, Z Score Weight for length Girls : 0 < -1 SD

Sianosis : (-)

Anemia : (-)

Ikterus : (-)

Kejang : (-)

Keadaan mental : Letargi

N: 132 x/menit RR: 68 x/menit SB: 36,7°C SO2: 91 %

Kulit : Warna : sawo matang

Efloresensi : (-)

Pigmenntasi : (-)

Jaringan parut : (-)

Lapisan lemak : cukup

Turgor : kembali cepat

Tonus : eotonus

7

Page 8: Lapkas Panjang (PN & VSD)

Oedema : (-)

Kepala : Bentuk : mesocephal

Rambut : hitam, tidak mudah dicabut

Ubun-ubun besar : datar

Mata : Exophtalmus / Enophtalmus : -/-

Tekanan bola mata : normal pada perabaan

Konjungtiva : anemis -/-

Sklera : ikterik -/-

Refleks kornea : normal

Pupil : bulat, isokor, refleks cahaya +/+

Lensa : jernih

Fundus : tidak dievaluasi

Visus : tidak dievaluasi

Gerakan : normal

Telinga : sekret -/-

Hidung : sekret -/-, PCH (+)

Mulut : Bibir : sianosis (-)

Lidah : beslag (-)

Gigi : karies (-)

Mukosa mulut : basah

Gusi : perdarahan (-)

Bau pernapasan : normal

Tenggorokan : Tonsil : T1 - T1 hiperemis (-)

Faring : hiperemis (-)

Leher : Trakea : letak ditengah

Kelenjar : pembesaran KGB (-)

Kaku kuduk : (-)

Thorax : Bentuk : normal

Rachitic Rosary (-) Xiphosternum (-)

Ruang intercostal : retraksi minimal Harrison’s groove (-)

Precordial bulging (-) Pernapasan paradoksal (-)

8

Page 9: Lapkas Panjang (PN & VSD)

Paru-paru: Inspeksi : simetris, retraksi (+) intercostalis, subcotalis, xyphoid

(Chest Indrawing)

Palpasi : stem fremitus kanan = kiri

Perkusi : sonor kanan = kiri

Auskultasi : SP Bronkovesikuler kasar

Rhonki basah halus -/-, Wheezing -/-

Jantung : Detak jantung : 132 x/menit

Iktus kordis : tidak tampak

Batas kiri : Linea midklavikularis sinistra

Batas kanan : Linea parasternalis dextra

Batas atas : ICS II-III

Bunyi jantung apex M1 > M2

Bunyi jantung aorta A1 < A2

Bunyi jantung pulmo P1 < P2

Bising : (-)

Abdomen : Bentuk : datar, lemas, bising usus (+) normal

Lien : tidak teraba Hepar : tidak teraba

Tali pusat terawat

Genitalia : perempuan normal

Kelenjar : pembesaran (-)

Anggota gerak : akral hangat, CRT ≤ 3”, sianosis (+)

Tulang : deformitas (-)

Otot : eutrofi

Refleks : Refleks fisiologis +/+, Refleks patologi

Resume Masuk

Bayi laki-laki, umur 0 hari, BB 2940 gram, PB 48 cm

MRS 02/11/2012, jam 09.30 WITA.

Keluhan: Biru pada jari tangan dan kaki sejak ± 3 jam SMRS, sesak napas +

merintih, dirujuk oleh RSIA Kasih ibu dengan Aterm SMK + Asfiksia neonatal +

Suspek Penyakit jantung bawaan.

Keadaan umum: tampak sakit Kesadaran: somnolen

9

Page 10: Lapkas Panjang (PN & VSD)

N: 132x/menit R: 68x/menit SB: 36,7oC SO2: 91 %

Kepala: konjuntiva anemis -/-, sklera ikterus -/-, PCH (+)

Thorax: simetris, retraksi (+) ic, sc, xyphoid.

Cor: bising pansistolik gr III/6 ICS III/IV LPPS.

Pulmo: Sp. Bronkovesikuler kasar, Rh +/+, Wh -/-

Abdomen: Datar, lemas, BU (+) normal

Hepar: tidak teraba, Lien: tidak teraba

Tali pusat terawat

Ekstremitas: akral hangat, CRT ≤ 3”, Sianosis (+)

Diagnosis: NCB SMK + Gawat Napas Sedang ec Suspek Pneumonia Neonatal,

Suspek Penyakit Jantung Bawaan Sianotik + Suspek sepsis

Terapi:

CPAP/ Head Box O2 5-7 L/menit

IVFD D 10% = 7-8 gtt/menit (mikrodrips)

Inj. Amoxicilin 2x150 mg IV (ST)

Inj. Gentamicin 1x15 mg IV

Oral aff sementara.

GDS tiap 24 jam

Anjuran pemeriksaan: DL, Diff Count, CRP, Photo Thorax PA, Ekokardiografi

Hasil laboratorium tanggal 02-11-2012:

Hematokrit : 42.9 % Eusinophil : 0

Hb : 15,0 g/dl Basophil : 0

Leukosit : 22.700/ μl Batang : 6

Trombosit : 321.000/ μl Segmen : 56

CRP kualitatif : Negatif Lymphosit : 42

Monosit : 2

10

Page 11: Lapkas Panjang (PN & VSD)

Follow up

Perawatan hari pertama (03-11-2012)

Keadaan umum: tampak sakit Kesadaran: somnolen

N: 130x/menit R: 60x/menit SB: 36,5oC SO2: 92 %

Kepala: konjuntiva anemis -/-, sklera ikterus -/-, PCH (-)

Thorax: simetris, retraksi (+) ic, sc, xyphoid.

Cor: bising pansistolik gr II/6 ICS III/IV LPPS

Pulmo: Sp. Bronkovesikuler kasar, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen: Datar, lemas, BU (+) normal

Hepar: tidak teraba, Lien: tidak teraba

Tali pusat terawat

Ekstremitas: akral hangat, CRT ≤ 3”, Sianosis (+)

Diagnosis: NCB SMK + Gawat Napas Sedang ec Suspek Pneumonia Neonatal +

susp PJB nonsianotik + Susp sepsis

Terapi:

Head Box O2 5-7 L/menit

IVFD D 10% = 7-8 gtt/menit (mikrodrips)

Inj. Amoxicilin 2x150 mg IV (2)

Inj. Gentamicin 1x15 mg IV (2)

Oral aff sementara.

GDS tiap 24 jam

GDS 144 mg/dL

Foto thorax

Kesan : Cardiomegali, suspek pulmonal stenosis.

Perawatan hari kedua (04-11-2012)

Keadaan umum: tampak sakit Kesadaran: somnolen

N: 134x/menit R: 62x/menit SB: 36,8oC SO2: 94 %

Kepala: konjuntiva anemis -/-, sklera ikterus -/-, PCH (-)

Thorax: simetris, retraksi (+) ic, sc, xyphoid.

Cor: bising pansistolik gr II/6 ICS III/IV LPPS

11

Page 12: Lapkas Panjang (PN & VSD)

Pulmo: Sp. Bronkovesikuler kasar, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen: Datar, lemas, BU (+) normal

Hepar: tidak teraba, Lien: tidak teraba

Tali pusat terawat

Ekstremitas: akral hangat, CRT ≤ 3”, Sianosis (-)

Diagnosis: NCB SMK + Pneumonia neonatal + Susp PJB Nonsianotik

Terapi:

Head Box O2 5-7 L/menit

IVFD D 10% = 7-8 gtt/menit (mikrodrips)

Inj. Amoxicilin 2x150 mg IV (3)

Inj. Gentamicin 1x15 mg IV (3)

Digoxin 2x0,015 mg (pulv)

GDS tiap 24 jam

GDS 94 mg/dL

Perawatan hari ketiga (05-11-2012)

Keadaan umum: tampak sakit Kesadaran: letargi

N: 138x/menit R: 60x/menit SB: 36,4oC SO2: 95 %

Kepala: konjuntiva anemis -/-, sklera ikterus -/-, PCH (+)

Thorax: simetris, retraksi (+) ic, sc, xyphoid.

Cor: bising pansistolik gr II/6 ICS III/IV LPPS

Pulmo: Sp. Bronkovesikuler kasar, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen: Datar, lemas, BU (+) normal

Hepar: tidak teraba, Lien: tidak teraba

Tali pusat terawat

Ekstremitas: akral hangat, CRT ≤ 3”, Sianosis (-)

Diagnosis: NCB SMK + Pneumonia neonatal + Susp PJB Nonsianotik

Terapi:

Head Box O2 5-7 L/menit

IVFD D 10% = 7-8 gtt/menit (mikrodrips)

12

Page 13: Lapkas Panjang (PN & VSD)

Inj. Amoxicilin 2x150 mg IV (4)

Inj. Gentamicin 1x15 mg IV (4)

Digoxin 2x0,015 mg (pulv)

Oral stop

GDS tiap 24 jam

Perawatan hari keempat (06-11-2012)

Keadaan umum: tampak sakit Kesadaran: somnolen

N: 140x/menit R: 58x/menit SB: 36,5oC SO2: 95 %

Kepala: konjuntiva anemis -/-, sklera ikterus -/-, PCH (+)

Thorax: simetris, retraksi (+) ic, sc, xyphoid.

Cor: bising pansistolik gr II/6 ICS III/IV LPPS

Pulmo: Sp. Bronkovesikuler kasar, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen: Datar, lemas, BU (+) normal

Hepar: tidak teraba, Lien: tidak teraba

Tali pusat terawat

Ekstremitas: akral hangat, CRT ≤ 3”, Sianosis (-)

Diagnosis: NCB SMK + Pneumonia neonatal + Susp PJB Nonsianotik

Terapi:

Head Box O2 5-7 L/menit

IVFD D 10% = 7-8 gtt/menit (mikrodrips)

Inj. Amoxicilin 2x150 mg IV (5)

Inj. Gentamicin 1x15 mg IV (5)

Digoxin 2x0,015 mg (pulv)

Oral stop

GDS tiap 24 jam

Perawatan hari kelima (07-11-2012)

Keadaan umum: tampak sakit Kesadaran: somnolen

N: 138x/menit R: 58x/menit SB: 36,7oC SO2: 96 %

Kepala: konjuntiva anemis -/-, sklera ikterus -/-, PCH (-)

Thorax: simetris, retraksi (+) ic, sc, xyphoid.

13

Page 14: Lapkas Panjang (PN & VSD)

Cor: bising (-)

Pulmo: Sp. Bronkovesikuler kasar, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen: Datar, lemas, BU (+) normal

Hepar: tidak teraba, Lien: tidak teraba

Tali pusat terawat

Ekstremitas: akral hangat, CRT ≤ 3”, Sianosis (-)

Diagnosis: NCB SMK + Pneumonia neonatal + Susp PJB Nonsianotik

Terapi: Head Box O2 5-7 L/menit

IVFD D 10% = 7-8 gtt/menit (mikrodrips)

Inj. Amoxicilin 2x150 mg IV (6)

Inj. Gentamicin 1x15 mg IV (6)

Digoxin 2x0,015 mg (Pulv)

Oral stop

GDS tiap 24 jam

Perawatan hari keenam (08-11-2012)

Keadaan umum: tampak sakit Kesadaran: somnolen

N: 142x/menit R: 56x/menit SB: 36,5oC SO2: 97 %

Kepala: konjuntiva anemis -/-, sklera ikterus -/-, PCH (-)

Thorax: simetris, retraksi (+) ic, sc, xyphoid.

Cor: bising (-)

Pulmo: Sp. Bronkovesikuler kasar, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen: Datar, lemas, BU (+) normal

Hepar: tidak teraba, Lien: tidak teraba

Tali pusat terawat

Ekstremitas: akral hangat, CRT ≤ 3”, Sianosis (-)

Diagnosis: NCB SMK + Pneumonia neonatal + Susp PJB Nonsianotik

Terapi:

Head Box O2 5-7 L/menit

IVFD D 10% = 7-8 gtt/menit (mikrodrips)

Inj. Amoxicilin 2x150 mg IV (7)

Inj. Gentamicin 1x15 mg IV (7)

14

Page 15: Lapkas Panjang (PN & VSD)

Digoxin 2x0,015 mg (pulv)

Susu (ASI/PASI) 8x4-8ml Via NGT

Perawatan hari ketujuh (09-11-2012)

Keadaan umum: tampak sakit Kesadaran: somnolen

N: 140x/menit R: 54x/menit SB: 36,9oC SO2: 97 %

Kepala: konjuntiva anemis -/-, sklera ikterus -/-, PCH (-)

Thorax: simetris, retraksi (+) ic, sc, xyphoid.

Cor: bising (-)

Pulmo: Sp. Bronkovesikuler kasar, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen: Datar, lemas, BU (+) normal

Hepar: tidak teraba, Lien: tidak teraba

Tali pusat terawat

Ekstremitas: akral hangat, CRT ≤ 3”, Sianosis (-)

Diagnosis : NCB SMK + Pneumonia neonatal + Susp PJB Nonsianotik

Terapi:

Head Box O2 5-7 L/menit

IVFD D 10% = 7-8 gtt/menit (mikrodrips)

Inj. Amoxicilin 2x150 mg IV (8)

Inj. Gentamicin 1x15 mg IV (8)

Digoxin 2x0,015 mg (pulv)

Susu (ASI/PASI) 8 x 10-15 ml Via NGT

Perawatan hari kedelapan (10-11-2012)

Keadaan umum: tampak sakit Kesadaran: somnolen

N: 138x/menit R: 52x/menit SB: 36,4oC SO2: 98 %

Kepala: konjuntiva anemis -/-, sklera ikterus -/-, PCH (-)

Thorax: simetris, retraksi (+) ic, sc, xyphoid.

Cor: bising (-)

Pulmo: Sp. Bronkovesikuler kasar, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen: Datar, lemas, BU (+) normal

15

Page 16: Lapkas Panjang (PN & VSD)

Hepar: tidak teraba, Lien: tidak teraba

Tali pusat terawat

Ekstremitas: akral hangat, CRT ≤ 3”, Sianosis (-)

Diagnosis: NCB SMK + Pneumonia neonatal + Susp PJB Nonsianotik

Terapi:

O2 headbox 5-7 L/menit

IVFD D 10% = 7-8 gtt/menit (mikrodrips)

Inj. Amoxicilin 2x150 mg IV (9)

Inj. Gentamicin 1x15 mg IV (9)

Digoxin 2 x 0,015 mg (pulv)

Susu (ASI/PASI) 8 x 18-22 ml via NGT

Ekokardiografi

Kesan : VSD PMO Kecil.

Perawatan hari kesembilan (11-11-2012)

Keadaan umum: tampak sakit Kesadaran: somnolen

N: 132x/menit R: 52x/menit SB: 36,7oC SO2: 98 %

Kepala: konjuntiva anemis -/-, sklera ikterus -/-, PCH (-)

Thorax: simetris, retraksi (+) ic, sc, xyphoid.

Cor: bising (-)

Pulmo: Sp. Bronkovesikuler kasar, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen: Datar, lemas, BU (+) normal

Hepar: tidak teraba, Lien: tidak teraba

Tali pusat terawat

Ekstremitas: akral hangat, CRT ≤ 3”, Sianosis (-)

Diagnosis: NCB SMK + Pneumonia neonatal + VSD PMO Kecil

Terapi:

O2 headbox 5-7 L/menit

IVFD D 10% = 7-8 gtt/menit (mikrodrips)

Inj. Amoxicilin 2x150 mg IV (10)

16

Page 17: Lapkas Panjang (PN & VSD)

Inj. Gentamicin 1x15 mg IV (10)

Digoxin 2x0,015 mg (pulv)

Susu (ASI/PASI) 8 x 22 ml via NGT

Perawatan hari kesepuluh (12-11-2012)

Keadaan umum: tampak sakit Kesadaran: somnolen

N: 138x/menit R: 52x/menit SB: 36,8oC SO2: 99 %

Kepala: konjuntiva anemis -/-, sklera ikterus -/-, PCH (-)

Thorax: simetris, retraksi (+) ic, sc, xyphoid.

Cor: bising (-)

Pulmo: Sp. Bronkovesikuler kasar, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen: Datar, lemas, BU (+) normal

Hepar: tidak teraba, Lien: tidak teraba

Tali pusat terawat

Ekstremitas: akral hangat, CRT ≤ 3”, Sianosis (-)

Diagnosis: NCB SMK + Pneumonia neonatal + VSD PMO Kecil

Terapi:

O2 headbox 5-7 L/menit

IVFD D 10% = 7-8 gtt/menit (mikrodrips)

Inj. Amoxicilin 2x150 mg IV (11)

Inj. Gentamicin 1x15 mg IV (11)

Digoxin 2x0,015 mg (pulv)

Susu (ASI/PASI)

Perawatan hari kesebelas (13-11-2012)

Keadaan umum: tampak sakit Kesadaran: somnolen

N: 140x/menit R: 50x/menit SB: 36,6oC SO2: 99 %

Kepala: konjuntiva anemis -/-, sklera ikterus -/-, PCH (-)

Thorax: simetris, retraksi (+) ic, sc, xyphoid.

Cor: bising (-)

Pulmo: Sp. Bronkovesikuler kasar, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen: Datar, lemas, BU (+) normal

17

Page 18: Lapkas Panjang (PN & VSD)

Hepar: tidak teraba, Lien: tidak teraba

Tali pusat terawat

Ekstremitas: akral hangat, CRT ≤ 3”, Sianosis (-)

Diagnosis: NCB SMK + Pneumonia neonatal + VSD PMO Kecil

Terapi:

O2 headbox 5-7 L/menit

IVFD D 10% = 7-8 gtt/menit (mikrodrips)

Inj. Amoxicilin 2x150 mg IV (12)

Inj. Gentamicin 1x15 mg IV (12)

Digoxin 2x0,015 mg

Captopril 3x0,8 mg

Inj Furosemid 2x3 mg IV

Susu (ASI/PASI) 8x15 ml via NGT

18

Page 19: Lapkas Panjang (PN & VSD)

DISKUSI

Pada penderita ini didiagnosis Penumonia Neonatal + VSD PMO Kecil. Hal

ini didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.8

Dari anamnesis didapatkan penderita mengalami biru pada jari-jari tangan

dan kaki. Biru-biru pada jari tangan dan kaki di alami pendertita sejak 3 jam

sebelum masuk rumah sakit, walaupun sudah diberi resusitasi tetapi biru pada jari

tangan dan kaki tidak menghilang. Sesak napas dan merintih juga di alami

penderita beberapa saat setelah lahir, awalnya sesaat setelah lahir bayi tidak

langsung menangis dan butuh rangsangan agar bayi menangis kemudian tidak

lama berselang bayi mengalami sesak napas dan terus menerus merintih. Bayi

juga tidak terlihat aktif bergerak.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan frekwensi napas 68 kali/menit, adanya

pernapasan cuping hidung, retraksi intercostalis, retraksi subcostal, retraksi

xyphoid, rhonki basah halus. Hal ini sesuai dengan yang tercantum dalam

Pedoman Pelayanan Medis IDAI yang menyebutkan bahwa, diagnosis ditegakkan

dari anamnesis yaitu adanya sesak napas serta dengan pemeriksaan fisik diperoleh

gejala distress pernapasan seperti takipnea > 60x per menit, retraksi interkostal,

bising pansistolik pada ICS III-IV bahkan sianosis pada ekstremitas.1 Berdasarkan

gejala dan tanda yang didapatkan, maka dapat digolongkan dalam pneumonia

berat sesuai dengan klasifikasi WHO untuk pneumonia pada usia < 2 bulan.1 Dari

anamnesis dan pemeriksaan yang didapatkan juga, hal ini dapat digolongkan

dalam penyakit jantung bawaan sianotik.1,7

Pada pemeriksaan laboratorium darah (2-11-2012) ditemukan leukositosis

serta gambaran foto thoraks menunjukkan adanya kardiomegali dengan pulmonal

stenosis. Hal ini sesuai dengan dituliskan Marjdanis Said dalam Buku Ajar

Respirologi, bahwa pada pneumonia bakteri didapatkan leukositosis yang berkisar

15.000-40.000/mm3 dengan predominan PMN.2 Sedangkan pada gambaran foto

thorax didapatkan kardiomegali yang menunjang diagnosis penyakit jantung

bawaan.1,3,7

Menurut klasifikasi WHO bahwa pneumonia berat adalah jika

ditemukannya napas cepat ( > 60x / mneit ) atau retaksi yang berat pada bayi

19

Page 20: Lapkas Panjang (PN & VSD)

kurang dari 2 bulan. Pada kasus ini penderita beumur 0 hari, dengan napas cepat

dan retraksi yang berat didiagnosis dengan penumonia neonatal karena hal ini

sesuai dengan klasifikasi. Diagnosis VSD PMO kecil sendiri berdasarkan hasil

Echocardigrafi pada tanggal 10 november 2012.6-8

Penderita di rawat di ruang perawatan neonatal, sesuai dengan kriteria rawat

inap bayi, dimana saturasi O2 ≤ 92% dan sianosis, frekuensi napas > 60 kali

permenit, adanya distres pernapasan serta keluarga tidak dapat melakukan

perawatan dirumah Penatalaksanaan dengan penggunaan CPAP atau head box

dengan O2 5-7 liter per menit, antibiotik yang sesuai dengan penggolongan

pneumonia, dan untuk menanggulangi penyakit jantung bawaan non-sianotiknya.

CPAP digunakan karena saat masuk penderita masuk dalam gangguan napas

sedang sesuai kriteria Skor Downe, dan menurut pustaka dengan asfiksia sedang

maka perlu dilakukan penanganan dengan CPAP atau pun dengan menggunakan

headbox.

Skor Gawat Napas Menurut Downe

0 1 2

Frekuensi napas <60x/menit 60-80x/menit >80x/menit

Retraksi Tidak ada Ringan Berat

Sianosis Tidak ada Hilang dengan O2

Menetap walau

sudah diberi O2

Air Entry Udara MasukPenurunan ringan

udara masuk

Tidak ada udara

masuk

Merintih Tidak merintihDapat didengar

dengan stetoskop

Dapat didengar

tanpa alat bantu

Keterangan :

- < 4 : Gangguan napas ringan → Head Box/nasal kanul

- 4-6 : Gangguan Napas Sedang → CPAP

- > 7 : Gangguan Napas Berat → Ventilator

20

Page 21: Lapkas Panjang (PN & VSD)

Antibiotik yang di berikan pada pasien ini adalah kombinasi antara

amoxicillin dan gentamisin.9-11 Dimana obat-obatan ini sesuai dengan yang tertera

dalam pedoman pelayanan medis IDAI berdasar rekomendasi UKK Respirologi

untuk neonati-2 bulan di gunakan kombinasi ampisilin dan gentamisin. Untuk

pengobatan PJB non-sianotik VSD, diberikan digoxin dengan dosis 0,01

mg/Kgbb/hari guna mencegah terjadi komplikasi gagal jantung serta membantu

meringankan kerja jantung khususnya bagian jantung sebelah kanan, karena

adanya pirau dari kiri ke kanan hingga dapat meningkatkan tekanan dan kerja

jantung kanan. Pada perawatan hari kesebalas ditambahkan injeksi furosemid dan

captopril secara oral sebagai obat anti gagal jantung, hal ini ditujukan untuk

menunjang kerja digoxin untuk meringkan kerja jantung.7,10,11

Prognosis pada pasien ini baik, karena pada pemberian terapinya sudah

sesuai dengan prinsip pengobatan pneumonia, serta PJB nonsianotik khususnya

VSD. Namun khususnya pada VSD bila defek pada katub tidak menutup spontan

pada umur 2 tahun, maka perlu dilakukan koreksi dengan segera atau paling tidak

evaluasi terhadap perkembangan penyakit. Karena apabila terdapat perburukan

dan tanda-tanda komplikasi pembesaran jantung dan gagal jantung maka perlu

secepatnya dilakukan penutupan defek pada septum ventrikel.8

21

Page 22: Lapkas Panjang (PN & VSD)

PENUTUP

Kesimpulan

Pada penderita dapat ditegakan diagnosis pneumonia neonatal dan VSD

PMO kecil berdasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang.

Dasar diagnosis dari kasus ini adalah dimana penderita mengalami demam,

sesak, pernapasan cuping hidung, retraksi yang dalam, sianosis perifer,

leukositosis, dan foto thoraks dengan kardiomegali dan ekokardiografi

yang menunjukan VSD PMO kecil.

Pada kasus dilakukan tata laksana umum yaitu pemberian oksigen dengan

resiko asfiksia sedang menggunakan CPAP, cairan intravena, antibiotik,

dan pengobatan simptomatik. Pada kasus ini antibiotik yang diberikan

adalah amoxisilin dikombinasikan dengan gentamisin.

Saran

Perlu memberikan pemahaman pada orang tua tentang pneumonia dan

penyakit jantung bawaan non-sianotik VSD serta komplikasi yang dapat

terjadi, sehingga dapat segera mencari pengobatan jika menemukan gejala

sesak pada bayi.

Pencegahan pneumonia dapat dilakukan dengan imunasasi pneumokokus

(PCV) 4 kali pada umur 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, dan yang ke empat pada

umur 15-18 bulan. Sedangkan pada penyakit jantung bawaan non-sianotik

VSD yang utama adalah pencegahan komplikasi dengan pembedahan yang

cepat bila tidak terjadi penutupan spontan pada defek.

22

Page 23: Lapkas Panjang (PN & VSD)

DAFTAR PUSTAKA

1. Pudjiadi AH, dkk, editor. Pedoman Pelayanan Medis Jilid 1. Jakarta: Ikatan

Dokter Anak Indonesia; 2010. h. 250-55.

2. Said M. Pneumonia. Dalam: Buku Ajar Respirologi Anak Edisi pertama.

Raharjoe NN, dkk, editor. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2008. h.

350-64..

3. Asrul A. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: PT. Bina Rupa Aksara; 2000.

4. Staf Pengajar lmu Kesehatan Anak FKUI. Bahan Kuliah Jilid 3 lmu

Kesehatan Anak Edisi ke-4. Jakarta: Infomedika Jakarta; 2007. h. 1228-35.

5. Richard M, Mitchel, et al. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit Robbin &

Cotran, Ed. 7. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006. h. 446

6. Mantik MFJ, Runtunuwu A, Wantania JM, editor. Bronkopneumonia. Dalam:

Buku Pedoman Diagnosis dan Terapi. Manado: Bagian Ilmu Kesehatan

Anak/SMF Anak FK UNSRAT Manado.2001. h. 197-8.

7. Pudjiadi AH, dkk, editor. Pedoman Pelayanan Medis Jilid 1. Jakarta: Ikatan

Dokter Anak Indonesia; 2010. h. 38-40.

8. PPNI. Konsep dasar ventrikel septum defek. Available from :

http://ppnikarangasem.wordpress.com/2012/02/26/konsep-dasar-ventrikel-

septal-defek-vsd/. Accessed, november 20, 2012.

9. Sectish, Theodore C, and Charles G, Prober. Pneumonia. Dalam: Behrman

R.E., et.al (editor). Ilmu Kesehatan Anak Nelson’s vol. 2 edisi. 15. Jakarta:

Penerbit Buku kedokteran EGC. 2000. h. 885

10. Wardlaw TM, Johansson EW, Hodge MJ. Pneumonia: The Forgotten Killer

of Children. UNICEF WHO; 2006.

11. Setiabudi R. Pengantar Antimikroba . Dalam: Gunawan SG, Setiabudy R,

Nafrialdi, editor. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: Departemen

Farmakologi dan Terapeutik FK UI; 2008. h. 585-98.

23