Laporan Field Lab NAPZA
-
Upload
dewi-khoiry -
Category
Documents
-
view
6 -
download
2
Transcript of Laporan Field Lab NAPZA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kualitas sumber daya manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Pendidikan dan kesehatan merupakan dua faktor yang saling berhubungan, saling
berkaitan dan saling bergantung dalam menentukan sumber daya manusia (SDM).
Kesehatan merupakan prasyarat utama agar upaya pendidikan berhasil, sebaliknya
pendidikan sangat mendukung tercapainya peningkatan status kesehatan
seseorang. Oleh karena itu Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang titik berat
kegiatannya pada upaya promotif dan preventif yang didukung oleh upaya kuratif
dan rehabilitatif yang berkualitas, menjadi sangat penting dan strategis untuk
mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. UKS sebagai unit pelayanan
kesehatan di sekolah bagi semua murid yang sedang aktif melakukan kegiatan
belajar dan olahraga diharapkan mampu menciptakan lingkungan sekolah yang
sehat dan aman, memberikan pendidikan kesehatan di sekolah, dan memberikan
akses terhadap pelayanan kesehatan (Tim Field Lab, 2013).
Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
lainya (NAPZA) atau istilah yang populer dikenal masyarakat sebagai
NARKOBA (Narkotika dan Bahan/ Obat berbahanya) merupakan masalah yang
sangat kompleks, yang memerlukan upaya penanggulangan secara komprehensif
dengan melibatkan kerja sama multidispliner, multisektor, dan peran serta
masyarakat secara aktif yang dilaksanakan secara berkesinambungan, konsekuen
dan konsisten. Menurut laporan United Nations Office Drugs and Crime pada
tahun 2009 menyatakan 149 sampai 272 juta penduduk dunia usia 15-64 tahun
yang menyalahgunakan obat setidaknya satu kali dalam 12 bulan terakhir. Dari
semua jenis obat terlarang ganja merupakan zat yang paling banyak digunakan di
seluruh dunia yaitu 125 juta sampai dengan 203 juta penduduk dunia dengan
prevalensi 2,8%-4,5% (UNODC, 2011).
1
Berdasarkan laporan Direktorat IV Narkoba dan KT BARESKRIM
POLRI pada tahun 2007 diketahui kasus narkotika, psikotropika, dan bahan
berbahaya sebanyak 22.630 kasus yaitu proporsi kasus narkotika 50,28%, proporsi
kasus psikotropika 43,43% dan proporsi kasus bahan berbahaya 6,29% (BNN,
2011).
Masalah penyalahgunaan NAPZA sangat kompleks, baik latar
belakang maupun cara memperoleh serta tujuan penggunaannya. Pada umumnya
NAPZA disalahgunakan oleh mereka yang kurang mengerti efek samping yang
ditimbulkan oleh pemakaiannya, hal tersebut disebabkan antara lain oleh tata
budaya, tingkat pendidikan dan karakteristik yang dimiliki oleh masyarakat
Indonesia, yaitu sangat menjunjung tinggi nilai-nilai luhur, namun kurang tanggap
dan kurang bisa membicarakan hal-hal yang dianggap negatif antara lain
mengenai NAPZA. Sehingga NAPZA dengan segala permasalahannya tetap
menjadi sesuatu yang misterius bagi kebanyakan masyarakat kita
(Prasetyaningsih, 2003).
Pemantauan kesehatan jiwa dan deteksi dini penggunaan obat terlarang
pada anak remaja di lingkungan sekolah merupakan langkah yang harus ditempuh
oleh UKS sehingga anak didik menjadi sehat jasmani dan rohani serta memiliki
kemampuan belajar yang tinggi. Pembinaan UKS khususnya di bidang kesehatan
jiwa harus dilakukan pada remaja tingkat SMP dan SMA. Hal inilah yang menjadi
dasar pelaksanaan kegiatan field lab mahasiswa fakultas kedokteran Universitas
Sebelas Maret dengan topik pembinaan UKS kesehatan jiwa tentang NAPZA
serta bahaya merokok di SMK PGRI 3 Tanon, Sragen (Tim Field Lab, 2013).
B. Tujuan
Setelah melakukan kegiatan field lab Pembinaan UKS Kesehatan Jiwa
tentang NAPZA, mahasiswa diharapkan :
1. Mampu mengetahui pelaksanaan UKS di SMP dan SMA di wilayah kerja
Puskesmas.
2. Mampu memberikan masukan dan motivasi untuk meningkatkan
pembinaan dan pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) kepada 2
pengelola UKS masing-masing SMP dan SMA di wilayah kerja
puskesmas.
3. Mampu merinci manajemen program dan prosedur pembinaan UKS
khususnya tentang pembinaan kesehatan jiwa remaja terutama NAPZA.
4. Mengkaji dan memberikan pendidikan kesehatan masyarakat tentang
pembinaan UKS : kesehatan jiwa (NAPZA dan hubungannya dengan
Gangguan Belajar) kepada pihak atau tim UKS masing-masing SMP dan
SMA di wilayah kerja puskesmas.
3
BAB II
KEGIATAN YANG DILAKUKAN
Kegiatan laboratorium lapangan (field lab) dengan topik “ Pembinaan
UKS : Kesehatan Jiwa, NAPZA dan Gangguan Belajar” dilaksanakan di
Puskesmas Tanon I Sragen. Selama kegiatan, kami mendapatkan pengarahan dari
Kepala Puskesmas Tanon I Sragen, dr. Agus Trimanto, M.Kes serta instruktur
lapangan Bp. Edy Kadaryanto.
Pertemuan dilakukan sebanyak tiga kali. Pertemuan pertama adalah
perkenalan dengan pihak puskesmas dan pengarahan kegiatan yang akan
dilakukan oleh Kepala Puskesmas Tanon I Sragen, dr. Agus Trimanto, M.Kes
serta Instruktur Lapangan Bp.Edy Kadaryanto. Pada hari tersebut, direncanakan
bahwa kami akan melakukan penyuluhan dengan target kalangan remaja di dua
sekolah, yaitu SMK Muhammadiyah 8 Tanon dan SMK PGRI 3 Tanon.
Setelah itu kami mempresentasikan materi penyuluhan kepada Kepala
Puskesmas untuk dievaluasi sebelum melaksanakan penyuluhan ke sekolah-
sekolah sasaran. Hal ini bertujuan agar saat penyuluhan nanti, kami benar-benar
siap dan dapat menyampaikan materi dengan baik dan komunikatif.
Sedangkan pertemuan kedua adalah kegiatan penyuluhan ke SMK
Muhammadiyah 8 Tanon dan SMK PGRI 3 Tanon dimana kelompok kami dibagi
dalam dua kelompok kecil. Kelompok kami adalah kelompok II yang melakukan
penyuluhan ke SMK PGRI 3 Tanon, sedangkan kelompok I melakukan
penyuluhan ke SMK Muhammadiyah 8 Tanon.
Pada pertemuan ketiga, kami mengumpulkan laporan kegiatan yang telah
dilakukan sekaligus memperbaiki laporan yang telah direvisi oleh pihak
Puskesmas Tanon I Sragen.
4
Pertemuan Pertama
Hari, Tanggal : Rabu, 13 November 2013
Tempat : UPT Puskesmas Tanon I Sragen
Kegiatan :
a. Pengarahan mengenai kegiatan penyuluhan yang akan dilakukan pada
Rabu, 20 November 2013 oleh Instruktur Lapangan Tanon 1 Sragen.
b. Mempresentasikan materi penyuluhan kepada Kepala Puskesmas Tanon I
c. Evaluasi materi dan metode penyuluhan oleh Kepala Puskesmas Tanon I
Pertemuan Kedua
Hari, Tanggal : Rabu, 20 November 2013
Tempat : UPT Puskesmas Tanon I Sragen dan SMK PGRI 3 Tanon
Kegiatan :
a. Pembagian kelompok penyuluhan :
1) SMK Muhammadiyah 8 Tanon (Kelompok I)
2) SMK PGRI 3 Tanon (Kelompok II)
b. Melakukan penyuluhan topik NAPZA dan Bahaya Merokok bagi
kesehatan di SMK PGRI 3 Tanon.
Pertemuan Ketiga
Hari, Tanggal : Rabu, 27 November 2013
Tempat : UPT Puskesmas Tanon I Sragen
Kegiatan :
a. Diskusi mengenai hasil laporan yang telah dikerjakan bersama dengan
Kepala Puskesmas Tanon I Sragen.
b. Memperbaiki laporan yang telah direvisi.
5
BAB III
PEMBAHASAN
Penyalahgunaan narkoba serta peningkatan prevalensi HIV/AIDS di
kalangan remaja cenderung semakin meningkat. Meningkatnya kasus
penyalahgunaan narkoba dan HIV/AIDS diduga dipengaruhi oleh masih
rendahnya pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja terhadap permasalahan
tersebut (Field Lab, 2013).
Maka dari itu pada kegiatan field lab kali ini, pemantauan dan
pembinaan UKS dipusatkan pada kesehatan jiwa anak SMP dan SMA. Pada anak
usia SMP dan SMA (remaja), masalah kesehatan yang dihadapi biasanya
berkaitan dengan perilaku berisiko seperti penyalahgunaan NAPZA (Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya), kehamilan yang tidak diingini, abortus
yang tidak aman, infeksi menular seksual termasuk HIV/AIDS, kesehatan
reproduksi remaja, kecelakaan dan trauma lainnya (Tim Field Lab, 2013).
Pada kegiatan Field Lab ini kami melakukan penyuluhan dengan tema
Efek Penggunaan NAPZA dan Bahaya Merokok Bagi Kesehatan pada siswa-siswi
di SMK PGRI 3 Tanon, Sragen. Kegiatan penyuluhan dilakukan pada hari Rabu,
tanggal 20 November 2013. Sekitar pukul 07.30 WIB, kami sampai di Puskesmas
Tanon I Sragen. Di sana, kami mengikuti kegiatan apel pagi dengan seluruh staf
dan karyawan puskesmas. Setelah itu, kami dibagi menjadi 2 kelompok.
Kelompok I terdiri dari Berlian APW, Novian, Dewi, Mumtaz, Zakia, dan
Novalya, sedangkan kelompok II terdiri dari Arifin, Hernowo, Gemala, Amalia,
dan Rifki Aviani. Kelompok I melakukan penyuluhan di SMK Muhammadiyah 8
Tanon, sedangkan kelompok II melakukan penyuluhan di SMK PGRI 3 Tanon.
Sekitar pukul 09.30 WIB, kami berangkat menuju SMK PGRI 3 Tanon
ditemani oleh wakil dari instruktur kami,berhubung instruktur kami sedang ada
keperluan lain berkaitan dengan Puskesmas. Di sana, kami disambut baik oleh staf
pengajar serta guru pembina UKS di SMK PGRI 3 Tanon. Sekitar pukul 10.00
WIB, kami memulai penyuluhan. Peserta penyuluhan ini adalah siswa siswi di 6
SMK PGRI 3 Tanon yang berjumlah 58 anak. Pada penyuluhan ini, kami
menyampaikan materi mengenai NAPZA dan bahaya merokok yang
dipresentasikan oleh Arifin, Amalia, Avi, Gemala, dan Hernowo. Kami
menyampaikan materi secara bergantian. Dalam penyampaian materi, kami
berusaha untuk menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, serta
menghindari istilah-istilah medis yang sulit dimengerti. Dengan begitu,
diharapkan pesan dan materi penyuluhan dapat diterima dengan baik. Di akhir
materi, kami membuka sesi tanya jawab agar penyampaian materi lebih
komunikatif dan terjadi komunikasi dua arah sebagaimana mestinya. Agar lebih
menarik dan menyenangkan, kami memberikan doorprize kepada siswa yang aktif
bertanya pada sesi tersebut.
Secara umum, kegiatan penyuluhan di SMK PGRI 3 Tanon berjalan
dengan lancar dan tidak mengalami kendala yang berarti. Siswa-siswi terlihat
antusias dengan materi penyuluhan yang disampaikan. Hal ini ditandai dengan
banyaknya siswa yang berpartisipasi aktif dalam sesi tanya jawab sehingga timbul
diskusi yang menarik.
Dengan adanya kegiatan penyuluhan ini, kami berharap peserta
penyuluhan memiliki pengetahuan seputar macam-macam NAPZA dan
penggolongannya serta bahaya penggunaan NAPZA dan bahaya merokok.
Selanjutnya, diperlukan kesadaran dan kemauan agar mereka mau melakukan
tindakan preventif dan kuratif berkaitan dengan penyalahgunaan NAPZA dan
bahaya merokok. Akan lebih baik lagi, jika peserta penyuluhan yang telah
dibekali pengetahuan seputar materi – materi ini, kemudian membagikan
wawasan yang telah mereka peroleh kepada orang lain. Dengan demikian, akan
semakin banyak orang yang mengerti mengenai bahaya penyalahgunaan NAPZA
dan bahaya merokok sehingga dapat terhindar dari hal hal yang dapat
mengganggu kesehatan mereka.
7
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
1. Efek penyalahgunaan NAPZA dan bahaya merokok merupakan hal yang
penting untuk diketahui masyarakat sebagai upaya preventif serta agar
masyarakat kita terhindar dari hal-hal yang mengganggu kesehatan akibat
kandungan-kandungan berbahaya pada NAPZA dan rokok.
2. Penyuluhan ini merupakan salah satu upaya menyampaikan informasi
secara komunikatif kepada masyarakat.
3. Diperlukan kesadaran dan kemauan agar masyarakat mau melakukan
tindakan preventif dan kuratif berkaitan dengan efek penyalahgunaan
NAPZA dan bahaya merokok.
8
DAFTAR PUSTAKA
BNN Provinsi Jateng. 2011. Peranan Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa
Tengah(Bnnp Jateng ) Dalam Upaya Pencegahan Pemberantasan
Penyalahgunaan Dan Peredaran Gelap Narkoba ( P4gn ) Di Jawa Tengah.
Semarang : Bnn Provinsi Jateng.
Prasetyaningsih, Endang. 2003. Faktor Prediksi Terjadinya Kekambuhan Pada
Penyalahgunaan Napza Paska Pengobatan di Panti Pamardi Putra
Mandiri-Semarang Jawa Tengah. Semarang: Program Pasca Sarjana
Universitas Diponegoro.
Tim Revisi Field Lab FK UNS Surakarta. 2013. Keterampilan Pembinaan UKS :
Kesehatan Jiwa, NAPZA ( Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif) dan
Gangguan Belajar. Surakarta: Field Lab FK UNS.
UNODC. 2011. World Drug Report 2011. Diakses pada 24 November 2013 di
http://www.unodc.org
9