Laporan Field Lab NAPZA

12
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas sumber daya manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pendidikan dan kesehatan merupakan dua faktor yang saling berhubungan, saling berkaitan dan saling bergantung dalam menentukan sumber daya manusia (SDM). Kesehatan merupakan prasyarat utama agar upaya pendidikan berhasil, sebaliknya pendidikan sangat mendukung tercapainya peningkatan status kesehatan seseorang. Oleh karena itu Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang titik berat kegiatannya pada upaya promotif dan preventif yang didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif yang berkualitas, menjadi sangat penting dan strategis untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. UKS sebagai unit pelayanan kesehatan di sekolah bagi semua murid yang sedang aktif melakukan kegiatan belajar dan olahraga diharapkan mampu menciptakan lingkungan sekolah yang sehat dan aman, memberikan pendidikan kesehatan di sekolah, dan memberikan akses terhadap pelayanan kesehatan (Tim Field Lab, 2013). Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainya (NAPZA) atau istilah yang populer dikenal masyarakat sebagai NARKOBA (Narkotika dan Bahan/ Obat berbahanya) merupakan masalah yang sangat kompleks, 1

Transcript of Laporan Field Lab NAPZA

Page 1: Laporan Field Lab NAPZA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kualitas sumber daya manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Pendidikan dan kesehatan merupakan dua faktor yang saling berhubungan, saling

berkaitan dan saling bergantung dalam menentukan sumber daya manusia (SDM).

Kesehatan merupakan prasyarat utama agar upaya pendidikan berhasil, sebaliknya

pendidikan sangat mendukung tercapainya peningkatan status kesehatan

seseorang. Oleh karena itu Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang titik berat

kegiatannya pada upaya promotif dan preventif yang didukung oleh upaya kuratif

dan rehabilitatif yang berkualitas, menjadi sangat penting dan strategis untuk

mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. UKS sebagai unit pelayanan

kesehatan di sekolah bagi semua murid yang sedang aktif melakukan kegiatan

belajar dan olahraga diharapkan mampu menciptakan lingkungan sekolah yang

sehat dan aman, memberikan pendidikan kesehatan di sekolah, dan memberikan

akses terhadap pelayanan kesehatan (Tim Field Lab, 2013).

Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif

lainya (NAPZA) atau istilah yang populer dikenal masyarakat sebagai

NARKOBA (Narkotika dan Bahan/ Obat berbahanya) merupakan masalah yang

sangat kompleks, yang memerlukan upaya penanggulangan secara komprehensif

dengan melibatkan kerja sama multidispliner, multisektor, dan peran serta

masyarakat secara aktif yang dilaksanakan secara berkesinambungan, konsekuen

dan konsisten. Menurut laporan United Nations Office Drugs and Crime pada

tahun 2009 menyatakan 149 sampai 272 juta penduduk dunia usia 15-64 tahun

yang menyalahgunakan obat setidaknya satu kali dalam 12 bulan terakhir. Dari

semua jenis obat terlarang ganja merupakan zat yang paling banyak digunakan di

seluruh dunia yaitu 125 juta sampai dengan 203 juta penduduk dunia dengan

prevalensi 2,8%-4,5% (UNODC, 2011).

1

Page 2: Laporan Field Lab NAPZA

Berdasarkan laporan Direktorat IV Narkoba dan KT BARESKRIM

POLRI pada tahun 2007 diketahui kasus narkotika, psikotropika, dan bahan

berbahaya sebanyak 22.630 kasus yaitu proporsi kasus narkotika 50,28%, proporsi

kasus psikotropika 43,43% dan proporsi kasus bahan berbahaya 6,29% (BNN,

2011).

Masalah penyalahgunaan NAPZA sangat kompleks, baik latar

belakang maupun cara memperoleh serta tujuan penggunaannya. Pada umumnya

NAPZA disalahgunakan oleh mereka yang kurang mengerti efek samping yang

ditimbulkan oleh pemakaiannya, hal tersebut disebabkan antara lain oleh tata

budaya, tingkat pendidikan dan karakteristik yang dimiliki oleh masyarakat

Indonesia, yaitu sangat menjunjung tinggi nilai-nilai luhur, namun kurang tanggap

dan kurang bisa membicarakan hal-hal yang dianggap negatif antara lain

mengenai NAPZA. Sehingga NAPZA dengan segala permasalahannya tetap

menjadi sesuatu yang misterius bagi kebanyakan masyarakat kita

(Prasetyaningsih, 2003).

Pemantauan kesehatan jiwa dan deteksi dini penggunaan obat terlarang

pada anak remaja di lingkungan sekolah merupakan langkah yang harus ditempuh

oleh UKS sehingga anak didik menjadi sehat jasmani dan rohani serta memiliki

kemampuan belajar yang tinggi. Pembinaan UKS khususnya di bidang kesehatan

jiwa harus dilakukan pada remaja tingkat SMP dan SMA. Hal inilah yang menjadi

dasar pelaksanaan kegiatan field lab mahasiswa fakultas kedokteran Universitas

Sebelas Maret dengan topik pembinaan UKS kesehatan jiwa tentang NAPZA

serta bahaya merokok di SMK PGRI 3 Tanon, Sragen (Tim Field Lab, 2013).

B. Tujuan

Setelah melakukan kegiatan field lab Pembinaan UKS Kesehatan Jiwa

tentang NAPZA, mahasiswa diharapkan :

1. Mampu mengetahui pelaksanaan UKS di SMP dan SMA di wilayah kerja

Puskesmas.

2. Mampu memberikan masukan dan motivasi untuk meningkatkan

pembinaan dan pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) kepada 2

Page 3: Laporan Field Lab NAPZA

pengelola UKS masing-masing SMP dan SMA di wilayah kerja

puskesmas.

3. Mampu merinci manajemen program dan prosedur pembinaan UKS

khususnya tentang pembinaan kesehatan jiwa remaja terutama NAPZA.

4. Mengkaji dan memberikan pendidikan kesehatan masyarakat tentang

pembinaan UKS : kesehatan jiwa (NAPZA dan hubungannya dengan

Gangguan Belajar) kepada pihak atau tim UKS masing-masing SMP dan

SMA di wilayah kerja puskesmas.

3

Page 4: Laporan Field Lab NAPZA

BAB II

KEGIATAN YANG DILAKUKAN

Kegiatan laboratorium lapangan (field lab) dengan topik “ Pembinaan

UKS : Kesehatan Jiwa, NAPZA dan Gangguan Belajar” dilaksanakan di

Puskesmas Tanon I Sragen. Selama kegiatan, kami mendapatkan pengarahan dari

Kepala Puskesmas Tanon I Sragen, dr. Agus Trimanto, M.Kes serta instruktur

lapangan Bp. Edy Kadaryanto.

Pertemuan dilakukan sebanyak tiga kali. Pertemuan pertama adalah

perkenalan dengan pihak puskesmas dan pengarahan kegiatan yang akan

dilakukan oleh Kepala Puskesmas Tanon I Sragen, dr. Agus Trimanto, M.Kes

serta Instruktur Lapangan Bp.Edy Kadaryanto. Pada hari tersebut, direncanakan

bahwa kami akan melakukan penyuluhan dengan target kalangan remaja di dua

sekolah, yaitu SMK Muhammadiyah 8 Tanon dan SMK PGRI 3 Tanon.

Setelah itu kami mempresentasikan materi penyuluhan kepada Kepala

Puskesmas untuk dievaluasi sebelum melaksanakan penyuluhan ke sekolah-

sekolah sasaran. Hal ini bertujuan agar saat penyuluhan nanti, kami benar-benar

siap dan dapat menyampaikan materi dengan baik dan komunikatif.

Sedangkan pertemuan kedua adalah kegiatan penyuluhan ke SMK

Muhammadiyah 8 Tanon dan SMK PGRI 3 Tanon dimana kelompok kami dibagi

dalam dua kelompok kecil. Kelompok kami adalah kelompok II yang melakukan

penyuluhan ke SMK PGRI 3 Tanon, sedangkan kelompok I melakukan

penyuluhan ke SMK Muhammadiyah 8 Tanon.

Pada pertemuan ketiga, kami mengumpulkan laporan kegiatan yang telah

dilakukan sekaligus memperbaiki laporan yang telah direvisi oleh pihak

Puskesmas Tanon I Sragen.

4

Page 5: Laporan Field Lab NAPZA

Pertemuan Pertama

Hari, Tanggal : Rabu, 13 November 2013

Tempat : UPT Puskesmas Tanon I Sragen

Kegiatan :

a. Pengarahan mengenai kegiatan penyuluhan yang akan dilakukan pada

Rabu, 20 November 2013 oleh Instruktur Lapangan Tanon 1 Sragen.

b. Mempresentasikan materi penyuluhan kepada Kepala Puskesmas Tanon I

c. Evaluasi materi dan metode penyuluhan oleh Kepala Puskesmas Tanon I

Pertemuan Kedua

Hari, Tanggal : Rabu, 20 November 2013

Tempat : UPT Puskesmas Tanon I Sragen dan SMK PGRI 3 Tanon

Kegiatan :

a. Pembagian kelompok penyuluhan :

1) SMK Muhammadiyah 8 Tanon (Kelompok I)

2) SMK PGRI 3 Tanon (Kelompok II)

b. Melakukan penyuluhan topik NAPZA dan Bahaya Merokok bagi

kesehatan di SMK PGRI 3 Tanon.

Pertemuan Ketiga

Hari, Tanggal : Rabu, 27 November 2013

Tempat : UPT Puskesmas Tanon I Sragen

Kegiatan :

a. Diskusi mengenai hasil laporan yang telah dikerjakan bersama dengan

Kepala Puskesmas Tanon I Sragen.

b. Memperbaiki laporan yang telah direvisi.

5

Page 6: Laporan Field Lab NAPZA

BAB III

PEMBAHASAN

Penyalahgunaan narkoba serta peningkatan prevalensi HIV/AIDS di

kalangan remaja cenderung semakin meningkat. Meningkatnya kasus

penyalahgunaan narkoba dan HIV/AIDS diduga dipengaruhi oleh masih

rendahnya pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja terhadap permasalahan

tersebut (Field Lab, 2013).

Maka dari itu pada kegiatan field lab kali ini, pemantauan dan

pembinaan UKS dipusatkan pada kesehatan jiwa anak SMP dan SMA. Pada anak

usia SMP dan SMA (remaja), masalah kesehatan yang dihadapi biasanya

berkaitan dengan perilaku berisiko seperti penyalahgunaan NAPZA (Narkotika,

Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya), kehamilan yang tidak diingini, abortus

yang tidak aman, infeksi menular seksual termasuk HIV/AIDS, kesehatan

reproduksi remaja, kecelakaan dan trauma lainnya (Tim Field Lab, 2013).

Pada kegiatan Field Lab ini kami melakukan penyuluhan dengan tema

Efek Penggunaan NAPZA dan Bahaya Merokok Bagi Kesehatan pada siswa-siswi

di SMK PGRI 3 Tanon, Sragen. Kegiatan penyuluhan dilakukan pada hari Rabu,

tanggal 20 November 2013. Sekitar pukul 07.30 WIB, kami sampai di Puskesmas

Tanon I Sragen. Di sana, kami mengikuti kegiatan apel pagi dengan seluruh staf

dan karyawan puskesmas. Setelah itu, kami dibagi menjadi 2 kelompok.

Kelompok I terdiri dari Berlian APW, Novian, Dewi, Mumtaz, Zakia, dan

Novalya, sedangkan kelompok II terdiri dari Arifin, Hernowo, Gemala, Amalia,

dan Rifki Aviani. Kelompok I melakukan penyuluhan di SMK Muhammadiyah 8

Tanon, sedangkan kelompok II melakukan penyuluhan di SMK PGRI 3 Tanon.

Sekitar pukul 09.30 WIB, kami berangkat menuju SMK PGRI 3 Tanon

ditemani oleh wakil dari instruktur kami,berhubung instruktur kami sedang ada

keperluan lain berkaitan dengan Puskesmas. Di sana, kami disambut baik oleh staf

pengajar serta guru pembina UKS di SMK PGRI 3 Tanon. Sekitar pukul 10.00

WIB, kami memulai penyuluhan. Peserta penyuluhan ini adalah siswa siswi di 6

Page 7: Laporan Field Lab NAPZA

SMK PGRI 3 Tanon yang berjumlah 58 anak. Pada penyuluhan ini, kami

menyampaikan materi mengenai NAPZA dan bahaya merokok yang

dipresentasikan oleh Arifin, Amalia, Avi, Gemala, dan Hernowo. Kami

menyampaikan materi secara bergantian. Dalam penyampaian materi, kami

berusaha untuk menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, serta

menghindari istilah-istilah medis yang sulit dimengerti. Dengan begitu,

diharapkan pesan dan materi penyuluhan dapat diterima dengan baik. Di akhir

materi, kami membuka sesi tanya jawab agar penyampaian materi lebih

komunikatif dan terjadi komunikasi dua arah sebagaimana mestinya. Agar lebih

menarik dan menyenangkan, kami memberikan doorprize kepada siswa yang aktif

bertanya pada sesi tersebut.

Secara umum, kegiatan penyuluhan di SMK PGRI 3 Tanon berjalan

dengan lancar dan tidak mengalami kendala yang berarti. Siswa-siswi terlihat

antusias dengan materi penyuluhan yang disampaikan. Hal ini ditandai dengan

banyaknya siswa yang berpartisipasi aktif dalam sesi tanya jawab sehingga timbul

diskusi yang menarik.

Dengan adanya kegiatan penyuluhan ini, kami berharap peserta

penyuluhan memiliki pengetahuan seputar macam-macam NAPZA dan

penggolongannya serta bahaya penggunaan NAPZA dan bahaya merokok.

Selanjutnya, diperlukan kesadaran dan kemauan agar mereka mau melakukan

tindakan preventif dan kuratif berkaitan dengan penyalahgunaan NAPZA dan

bahaya merokok. Akan lebih baik lagi, jika peserta penyuluhan yang telah

dibekali pengetahuan seputar materi – materi  ini, kemudian membagikan

wawasan yang telah mereka peroleh kepada orang lain. Dengan demikian, akan

semakin banyak orang yang mengerti mengenai bahaya penyalahgunaan NAPZA

dan bahaya merokok sehingga dapat terhindar dari hal hal yang dapat

mengganggu kesehatan mereka.

     

7

Page 8: Laporan Field Lab NAPZA

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

1. Efek penyalahgunaan NAPZA dan bahaya merokok merupakan hal yang

penting untuk diketahui masyarakat sebagai upaya preventif serta agar

masyarakat kita terhindar dari hal-hal yang mengganggu kesehatan akibat

kandungan-kandungan berbahaya pada NAPZA dan rokok.

2. Penyuluhan ini merupakan salah satu upaya menyampaikan informasi

secara komunikatif kepada masyarakat.

3. Diperlukan kesadaran dan kemauan agar masyarakat mau melakukan

tindakan preventif dan kuratif berkaitan dengan efek penyalahgunaan

NAPZA dan bahaya merokok.

8

Page 9: Laporan Field Lab NAPZA

DAFTAR PUSTAKA

BNN Provinsi Jateng. 2011. Peranan Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa

Tengah(Bnnp Jateng ) Dalam Upaya Pencegahan Pemberantasan

Penyalahgunaan Dan Peredaran Gelap Narkoba ( P4gn ) Di Jawa Tengah.

Semarang : Bnn Provinsi Jateng.

Prasetyaningsih, Endang. 2003. Faktor Prediksi Terjadinya Kekambuhan Pada

Penyalahgunaan Napza Paska Pengobatan di Panti Pamardi Putra

Mandiri-Semarang Jawa Tengah. Semarang: Program Pasca Sarjana

Universitas Diponegoro.

Tim Revisi Field Lab FK UNS Surakarta. 2013. Keterampilan Pembinaan UKS :

Kesehatan Jiwa, NAPZA ( Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif) dan

Gangguan Belajar. Surakarta: Field Lab FK UNS.

UNODC. 2011. World Drug Report 2011. Diakses pada 24 November 2013 di

http://www.unodc.org

9