laporan farmakologi aini.docx

9
m.k Farmakologi Ikan Hari/Tanggal: Kamis/12 November 2015 Kelompok : 2 Dosen : M. Arief Mulya, SPi Asisten : Januar Setiaputra P, AMd Fierta Fena Ratnasari, AMd UJI EFEKTIFITAS OBAT DENGAN METODE SUMUR DIFUSI Disusun oleh : Fanni Qurrotu Aini J3H114015

Transcript of laporan farmakologi aini.docx

Page 1: laporan farmakologi aini.docx

m.k Farmakologi Ikan Hari/Tanggal: Kamis/12 November 2015 Kelompok : 2 Dosen : M. Arief Mulya, SPi Asisten : Januar Setiaputra P, AMd

Fierta Fena Ratnasari, AMd

UJI EFEKTIFITAS OBAT DENGAN METODE SUMUR DIFUSI

Disusun oleh :

Fanni Qurrotu AiniJ3H114015

PROGRAM KEAHLIANTEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN BUDIDAYA

PROGRAM DIPLOMAINSTITUT PERTANIAN BOGOR

2015

Page 2: laporan farmakologi aini.docx

I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Menurut Effendi, 2012 Akuakultur adalah suatu kegiatan memproduksi biota akuatik dalam lingkungan terkontrol yang dilakukan oleh campur tangan manusia secara berkelanjutan yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan (profit). kendala dalam dunia akuakultur yaitu masalah penyakit yang sering kali menyerang pada ikan terutama ikan pada air tawar. Penyakit tersebut salah satunya adalah penyakit infeksi yang diakibatkan oleh parasit, virus, bakteri, dan jamur (Nurdiyanto dan Sumartono, 2006).

Salah satu cara untuk mencegah atau mengobati penyakitnya itu dengan cara menggunakan obat antibiotik atau dengan obat herbal. Untuk antibiotik yang biasa digunakan dalam kegiatan budidaya yaitu Oxytetracycline, Streptomycine, furazolidone. Sedangkan obat herbal yang biasa digunakan dalam kegiatan budiaya/akuakultur yaitu sirih, sambiloto, meniran, mahkota dewa, dan lain-lain. Namun, untuk mengobati dengan cara ini perlu diperhatikan kandungan obatnya serta penggunaan obat tersebut. Agar diketahui sifat dari obat tersebut apa mematikan atau tidak.

I.2. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui sifat dan zona hambat suatu antibiotik dan obat herbal terhadap bakteri Aeromonas hydrophila.

Page 3: laporan farmakologi aini.docx

II METODOLOGI

2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Uji Efektifitas Obat dengan Metode Sumur Difusi dilaksanakan pada tanggal 05 November 2015 di ruang CA BIO 1 Program Diploma, Institut Pertanian Bogor.

2.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cawan petri,mikropipet, mikrotip, penggaris, spidol, bunsen, batang penyebar, tabung reaksi. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah media TSA, inokulan bakteri Aeromonas hydrophila, ekstrak daun sirih, ekstrak daun sambiloto, oxytetracycline, streptomycin, furazolidone, korek api, plastic wrap, label, alkohol, larutan fisiologis, tissu.

2.3 Prosedur Kerja

Pertama-tama disiapkan alat dan bahan terlebih dahulu. kemudian meja, alat, dan tangan disemprot menggunakan alkohol agar steril. Setelah itu diambil inokulan bakteri Aeromonas hydrophila dari tabung reaksi dengan mikropipet sebanyak 100µl lalu diletakkan dalam cawan petri yang berisi media TSA, setelah itu inokulan bakteri Aeromonas hydrophila disebar merata menggunakan batang penyebar. lalu cawan petri berisi inokulan bakteri dilubangi menggunakan mikrotip di posisi kanan bawah, kanan atas, kiri bawah, kiri atas, dan di tengah. Setelah itu, 3 antibiotik, 1 obat herbal, dan larfis diambil sebanyak 20µl menggunakan mikropipet lalu diletakkan dalam 4 lubang di cawan petri dan larfis diletakkan dalam lubang yang posisinya di tengah. terakhir, cawan petri ditutup rapat dan diinkubasi selama 18-24 jam dalam suhu ruang. Kemudian setelah diinkubasi, antibiotik dan obat herbal tersebut dicek dan diukur zona hambatnya menggunakan penggaris.

Page 4: laporan farmakologi aini.docx

III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Dibawah ini merupakan tabel hasil zona hambat antibiotik dan obat herbalyang diujikan terhadap bakteri Aeromonas hydrophila.Tabel 1. Pengukuran zona hambat pada beberapa obat.

Kel. Cawan NO.1

(ml)

NO.2

(ml)

NO.3

(ml)

NO.4

(ml)

NO.5

(ml)

NO.6

(ml)

NO.7

(ml)

1 A - - - - - 5,7 -

B - - - - - - -

2 A - - 12,5 3,5 - 1,5 -

B - - 2 12,5 - -

3 A - - - 10 - 5 -

B - 8 - 14 - 10 -

4 A - - - 4,5 - 2 -

B - - - 7,2 - 1 -

5 A - - 17,5 - - - -

B - - - - - - -

6 A - - - 4,25 - - -

B - - - 2,1 - - -

Keterangan : NO.1 = Sambiloto NO.2 = Daun Sirih NO.3 = OTC NO.4 = Sreptomycine NO.5 = Furazolidone NO.6 = OTC + Sreptomycine

3.2 Pembahasan

OTC (oxytetracycline) yaitu senyawa antibiotik yang bersifat menghambat sintesis protein bakteri (bakteriostatik), spektrum kerja luas mencangkup bakteri gram positif dan negatif. Cara kerja OTC adalah dengan menghambat petumbuhan bakteri. Efek sinergisitas yang dihasilkan oleh OTC adalah dapat mengobati penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Kegunaan OTC untuk akuakultur adalah untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh fungi dengan metode penyuntikan, oral, dan perendaman.

Furazalidone adalah senyawa antibiotik yang dapat membunuh bakteriatau biasa disebut bakteriosida, spektrum kerja luas mencangkup bakteri gram negatif dan positif. Cara kerja furazalidone adalah dengan mengurangi kemungkinan terjadinya resistensi bakteri. Efek sinergisitas yang dihasilkan adalah dapat digunakan untuk pengobatan penyakit dan dapat dikombinasikan dengan obat antibiotik lainnya. Furazalidone secara umum dapat digunakan untuk

Page 5: laporan farmakologi aini.docx

pengobatan penyakit diare dan chlorella, sedangkan untuk akuakultur dapat digunakan sebagai pengobatan penyakit yang disebabkan oeh bakteri Streptococcus, Salmonella, dan lain-lain dengan metode perendaman.

Streptomicine adalah sumber utama senyawa anibiotik. Streptomices dapat memproduksi lebih dari dua pertiga antibiotik yang berguna secara klinis. Sterptomycine adalah salah satu bakteri yang terkenal yang diaplikasikan dati balteri Streptomyces.

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan obat yang wajib digunakan yaitu nomer 3, 4, 6 dan noomer 7 larfis. Total sumur yang sudah dibuat yaitu sebanyak 5. Berdasarkan tabel diatas obat yang menghasilkan zona hambat yaitu daun sirih pada kelompok 3 pada cawan B, OTC yang menunjukan zona hambat pada kelompok 2, dan kelompok 5 cawan A, Sreptomycine yang menunjukkan zona hambat pada kelompok 2, 3, 4, dan 6, dan OTC+Streptomycine yang menghasilkan zona hambat terdapat pada kelompok 1 cawan A, 2 cawan B, kelompok 3 dan 4.

IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa OTC yang menunjukan zona hambat ada pada kelompok 2 dan 5. Sedangkan Streptomicine yang menunjukan zona ambat ada pada kelompok 2, 3, 4, dan 6.

4.2 Saran

Saran untuk praktikum selanjutnya diharapkan agar ada praktikum diluar jadual, dikarenakan praktikum ini cukup membutuhkan waktu yang lama.

DAFTAR PUSTAKA

Effendi, I. 2012. Dasar-DasarAkuakultur. Jakarta: Penebar Swadaya.Nurdiyanto dan Sumartono. 2006. Model Distribusi Monogenea Pada Ikan Nila

(Oreochromis niloticus) di Daerah Istimewa Yogyakarta. Universitas

Page 6: laporan farmakologi aini.docx