Laporan farmakologi 2

7
Laporan farmakologi 2 1. Kejang karena insulin : Pemberian insulin pada orang sehat dapat menyebabkan keadaan hipoglikemia. Insulin bekerja untuk mengurangi kadar gula dalam darah, sehingga jia diberikan dapat menyebabkan hipoglikemia dan bila terus dibiarkan akan menggangu fungi otak. Pada saat seseorang mengalami hipoglikemia, maka segera beri air gula atau sari jeruk bila sadar atau glucosa 4o%, glucagon bila tidak sadar. Pemberian insulin dapat menyebabkan hipoglikemia, yang pada akhirnya apa bila dibiarkan akan timbul kejang kejang hingga koma, karena otak kekurangan glukosa. Penyebab komplikasi itu adalah glukosa diubah menjadi glikogen oleh insulin, peredaran glukosa dalam tubuh berkurang, khususnya glukosa ke otak berkurang sehingga menyebabkan kejang. Penanganan yang dapat dilakukan adalah dengan menyuntikan glukosa 15% secara IP. Untuk penderita yang masih sadar dapat mengkonsumsi sari jeruk ataupun air gula, untuk penderita yang tidak sadar apat disuntikan glukosa 40% atau glucagon. Penggunaan glukosa lebih baik disbanding sukrosa karena glukosa dapat langsung diabsorbsi, sedangkan sukrosa harus diubah dahulu menjadi monosakarida (glukosa / fruktosa) baru dapat diserap oleh tubuh dengan bantuan enzim disakaridase. 2. Saraf otak yang mengalami stimulasi ketika kejang ?

Transcript of Laporan farmakologi 2

Page 1: Laporan farmakologi 2

Laporan farmakologi 2

1. Kejang karena insulin :

Pemberian insulin pada orang sehat dapat menyebabkan keadaan hipoglikemia. Insulin

bekerja untuk mengurangi kadar gula dalam darah, sehingga jia diberikan dapat menyebabkan

hipoglikemia dan bila terus dibiarkan akan menggangu fungi otak. Pada saat seseorang

mengalami hipoglikemia, maka segera beri air gula atau sari jeruk bila sadar atau glucosa 4o%,

glucagon bila tidak sadar.

Pemberian insulin dapat menyebabkan hipoglikemia, yang pada akhirnya apa bila dibiarkan akan

timbul kejang kejang hingga koma, karena otak kekurangan glukosa. Penyebab komplikasi itu adalah

glukosa diubah menjadi glikogen oleh insulin, peredaran glukosa dalam tubuh berkurang, khususnya

glukosa ke otak berkurang sehingga menyebabkan kejang. Penanganan yang dapat dilakukan adalah

dengan menyuntikan glukosa 15% secara IP. Untuk penderita yang masih sadar dapat mengkonsumsi

sari jeruk ataupun air gula, untuk penderita yang tidak sadar apat disuntikan glukosa 40% atau glucagon.

Penggunaan glukosa lebih baik disbanding sukrosa karena glukosa dapat langsung diabsorbsi, sedangkan

sukrosa harus diubah dahulu menjadi monosakarida (glukosa / fruktosa) baru dapat diserap oleh tubuh

dengan bantuan enzim disakaridase.

2. Saraf otak yang mengalami stimulasi ketika kejang ?

Page 2: Laporan farmakologi 2

3. Obat yang termasuk perangsang SSP ?

1. AMFETAMIN

Ø Indikasi : untuk narkolepsi, gangguan penurunan perhatian

Ø Efek samping : Euforia dan kesiagaan, tidak dapat tidur, gelisah, tremor, iritabilitas dan

beberapa masalah kardiovaskuler (Tachicardia, palpitasi, aritmia, dll)

Ø Farmakokinetik : waktu paruh 4-30 jam, diekskresikan lebih cepat pada urin asam daripada

urin basa

Ø Reaksi yang merugikan : menimbulkan efek- efek yang buruk pada sistem saraf pusat,

kardiovaskuler, gastroinstestinal, dan endokrin.

Ø dosis : Dewasa : 5-20 mg

Anak > 6 th : 2,5-5 mg/hari

2. METILFENIDAT

Ø indikasi : pengobatan depresi mental, pengobatan keracunan depresan SSP, syndrom

hiperkinetik pada anak

Ø efek samping : insomnia, mual, iritabilitas, nyeri abdomen, nyeri kepala, Tachicardia

Ø Kontraindikasi : hipertiroidisme, penyakit ginjal.

METILFENIDAT

Ø Farmakokinetik : diabsorbsikan melalui saluran cerna dan diekskresikan melalui urin, dan

waktu paruh plasma antara 1-2 jam

Ø Farmakodinamik : mula- mula :0,5 – 1 jam P : 1 – 3 jam, L : 4-8 jam.

Ø Reaksi yang merugikan : takikardia, palpitasi, meningkatkan hiperaktivitas.

Ø dosis pemberian :

Anak : 0.25 mg/kgBB/hr

Dewasa : 10 mg 3x/hr

3. KAFEIN

Ø indikasi : menghilangkan rasa kantuk, menimbulkan daya pikir yang cepat, perangsang pusat

pernafasan dan fasomotor, untuk merangsang pernafasan pada apnea bayi prematur

Ø efek samping : sukar tidur, gelisah, tremor, tachicardia, pernafasan lebih cepat

Ø Kontraindikasi : diabetes, kegemukan, hiperlipidemia, gangguan migren, sering gelisah

(anxious ).

KAFEIN

KAFEIN

Ø Farmakokinetik : kafein didistribusikan keseluruh tubuh dan diabsorbsikan dengan cepat

setelah pemberian, waktu paruh 3-7 jam, diekskresikan melalui urin

Ø Reaksi yang merugikan : dalam jumlah yang lebih dari 500 mg akan mempengaruhi SSP dan

jantung.

Page 3: Laporan farmakologi 2

Ø dosis pemberian : apnea pada bayi : 2.5-5 mg/kgBB/hr, keracunan obat depresan : 0.5-1 gr

kafein Na-Benzoat (Intramuskuler)

4. NIKETAMID

Ø Indikasi : merangsang pusat pernafasan

Ø efek samping : pada dosis berlebihan menimbulkan kejang

Ø farmakokinetik : diabsorbsi dari segala tempat pemberian tapi lebih efektif dari IV

Ø dosis : 1-3 ml untuk perangsang pernafasan

NIKETAMID

5. DOKSAPRAM

Ø Indikasi : perangsang pernafasan

Ø Efek samping : hipertensi, tachicardia, aritmia, otot kaku, muntah

Ø farmakokinetik : mempunyai masa kerja singkat dalam SSP

Ø Dosis : 0.5-1.5 mg/kgBB secara IV

DOXAPRAM

DOXAPRAM

PROSES KEPERAWATAN PERANGSANG SSP

Ø Pengkajian

Tentukan apakah ada riwayat penyakit jantung, hipertensi, hipertiroidisme, atau glaukoma.

Periksa tanda-tanda vital.

Ø Perencanaan : klien akan diberikan perangsang SSP yang diresepkan dan tidak akan

mengalami efek samping.

Ø Intervensi keperawatan

Periksa denyut jantung dan tekanan darah, laporkan jika terdapat takikardia, denyut jantung yang

iregular atau peningkatan tekanan darah.

Berikan amfetamin dan obat-obatan yang menimbulkan anoreksia kira-kira 6-8 jam sebelum tidur.

Periksa efek samping dari perangsang SSP.

4. Antidotum keracunan obat perangsang SSP ?

Page 4: Laporan farmakologi 2

Praktikum farmakologi 1

Sebutkan pusat pengontrol ? lokomotor

Terdapat tiga keterampilan motorik dasar seseorang, yaitu gerak lokomotor, non lokomotor,

dan manipulatif. Gerak lokomotor dapat diartikan sebagai gerak memindahkan tubuh dari satu tempat

ke tempat yang lain. Bentuk gerak lokomotor diantaranya berjalan, berlari, berjingkat melompat dan

meloncat, berderap, merayap dan memanjat. Lokomotor sendiri berasal dari kata loko “gerak”, dan

motor “penggerak”. Jadi, lokomotor adalah gerak yang dilakukan oleh penggerak.

Organ-organ yang terlibat dalam lokomotor adalah tulang, otot, saraf, dan darah atau pembuluh.

Tulang berfungsi sebagai pemberi bentuk tubuh, alat gerak, melindungi organ-organ tubuh, dan

sebagai tempat pembuatan sel-sel darah terutama sel darah merah. Otot merupakan suatu organ yang

memungkinkan tubuh dapat bergerak, gerak sel terjadi karena sitoplasma merubah bentuk. Saraf

merupakan penghantar informasi, koordinasi dan pengaturan untuk mengontrol dan

mengintegrasikan aktivitas tubuh. Fungsinya adalah menerima stimulus dari lingkungan, mengubah

stimulus menjadi impuls, dan sebagai tempat berlangsungnya semua proses kejiwaan dan psikis.

Darah merupakan suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang berwarna merah

dan beredar di dalam tubuh karena adanya kerja jantung. Fungsi darah adalah sebagai alat

pengangkut, pertahanan tubuh, dan menyebarkan panas ke seluruh tubuh.

Untuk menguji aktivitas lokomotorik tersebut digunakanlah sediaan uji yang berupa obat yang

bersifat sedative dan stimulan. Obat sedative atau yang sering disebut obat penenang adalah jenis

obat-obatan yang memberikan efek tidur dengan cara memberikan rasa tenang kepada orang yang

mengkonsumsinya. Sedangkan obat stimulan adalah obat-obatan yang menaikkan tingkat

kewaspadaan di dalam rentang waktu singkat.

Obat-obat sedative biasanya tidak dijual bebas diapotik, melainkan harus menggunakan resep dokter.

Obat-obat sedative biasanya bekerja di sistem saraf pusat dengan berikatan pada reseptor GABA

yang merupakan neurotransmiter bersifat inhibisi pada sistem saraf pusat manusia. Obat ini juga

bekerja menghambat efek eksistasi pada reseptor glutamate sehingga pada dosis yang

Page 5: Laporan farmakologi 2

tepat orang yang mengkonsumsinya akan merasa tenang dan dapat tertidur dengan nyaman. Contoh

obat-obat sedative adalah sebagai berikut:

1. Barbiturat seperti: amobarbital, pentobarbital, secobarbital, Phenobarbitol

2. Benzodiazepin seperti : clonazepam, diazepam, estazolam, flunitrazepam, lorazepam,midazolam,

nitrazepam, oxazepam, triazolam, temazepam, chlordiazepoxide, alprazolam

3. Herbal sedatif seperti : ashwagandha, catnip, kava, mandrake, valerian

4. Nonbenzodiazepin sedatif seperti : eszopiclone, zaleplon, zolpidem, zopiclone

5. Antihistamin seperti : Diphenhydramine dan Dimenhydrinate.