Laporan farmakologi 2
-
Upload
dena-paramita-rustandi -
Category
Documents
-
view
23 -
download
2
Transcript of Laporan farmakologi 2
Laporan farmakologi 2
1. Kejang karena insulin :
Pemberian insulin pada orang sehat dapat menyebabkan keadaan hipoglikemia. Insulin
bekerja untuk mengurangi kadar gula dalam darah, sehingga jia diberikan dapat menyebabkan
hipoglikemia dan bila terus dibiarkan akan menggangu fungi otak. Pada saat seseorang
mengalami hipoglikemia, maka segera beri air gula atau sari jeruk bila sadar atau glucosa 4o%,
glucagon bila tidak sadar.
Pemberian insulin dapat menyebabkan hipoglikemia, yang pada akhirnya apa bila dibiarkan akan
timbul kejang kejang hingga koma, karena otak kekurangan glukosa. Penyebab komplikasi itu adalah
glukosa diubah menjadi glikogen oleh insulin, peredaran glukosa dalam tubuh berkurang, khususnya
glukosa ke otak berkurang sehingga menyebabkan kejang. Penanganan yang dapat dilakukan adalah
dengan menyuntikan glukosa 15% secara IP. Untuk penderita yang masih sadar dapat mengkonsumsi
sari jeruk ataupun air gula, untuk penderita yang tidak sadar apat disuntikan glukosa 40% atau glucagon.
Penggunaan glukosa lebih baik disbanding sukrosa karena glukosa dapat langsung diabsorbsi, sedangkan
sukrosa harus diubah dahulu menjadi monosakarida (glukosa / fruktosa) baru dapat diserap oleh tubuh
dengan bantuan enzim disakaridase.
2. Saraf otak yang mengalami stimulasi ketika kejang ?
3. Obat yang termasuk perangsang SSP ?
1. AMFETAMIN
Ø Indikasi : untuk narkolepsi, gangguan penurunan perhatian
Ø Efek samping : Euforia dan kesiagaan, tidak dapat tidur, gelisah, tremor, iritabilitas dan
beberapa masalah kardiovaskuler (Tachicardia, palpitasi, aritmia, dll)
Ø Farmakokinetik : waktu paruh 4-30 jam, diekskresikan lebih cepat pada urin asam daripada
urin basa
Ø Reaksi yang merugikan : menimbulkan efek- efek yang buruk pada sistem saraf pusat,
kardiovaskuler, gastroinstestinal, dan endokrin.
Ø dosis : Dewasa : 5-20 mg
Anak > 6 th : 2,5-5 mg/hari
2. METILFENIDAT
Ø indikasi : pengobatan depresi mental, pengobatan keracunan depresan SSP, syndrom
hiperkinetik pada anak
Ø efek samping : insomnia, mual, iritabilitas, nyeri abdomen, nyeri kepala, Tachicardia
Ø Kontraindikasi : hipertiroidisme, penyakit ginjal.
METILFENIDAT
Ø Farmakokinetik : diabsorbsikan melalui saluran cerna dan diekskresikan melalui urin, dan
waktu paruh plasma antara 1-2 jam
Ø Farmakodinamik : mula- mula :0,5 – 1 jam P : 1 – 3 jam, L : 4-8 jam.
Ø Reaksi yang merugikan : takikardia, palpitasi, meningkatkan hiperaktivitas.
Ø dosis pemberian :
Anak : 0.25 mg/kgBB/hr
Dewasa : 10 mg 3x/hr
3. KAFEIN
Ø indikasi : menghilangkan rasa kantuk, menimbulkan daya pikir yang cepat, perangsang pusat
pernafasan dan fasomotor, untuk merangsang pernafasan pada apnea bayi prematur
Ø efek samping : sukar tidur, gelisah, tremor, tachicardia, pernafasan lebih cepat
Ø Kontraindikasi : diabetes, kegemukan, hiperlipidemia, gangguan migren, sering gelisah
(anxious ).
KAFEIN
KAFEIN
Ø Farmakokinetik : kafein didistribusikan keseluruh tubuh dan diabsorbsikan dengan cepat
setelah pemberian, waktu paruh 3-7 jam, diekskresikan melalui urin
Ø Reaksi yang merugikan : dalam jumlah yang lebih dari 500 mg akan mempengaruhi SSP dan
jantung.
Ø dosis pemberian : apnea pada bayi : 2.5-5 mg/kgBB/hr, keracunan obat depresan : 0.5-1 gr
kafein Na-Benzoat (Intramuskuler)
4. NIKETAMID
Ø Indikasi : merangsang pusat pernafasan
Ø efek samping : pada dosis berlebihan menimbulkan kejang
Ø farmakokinetik : diabsorbsi dari segala tempat pemberian tapi lebih efektif dari IV
Ø dosis : 1-3 ml untuk perangsang pernafasan
NIKETAMID
5. DOKSAPRAM
Ø Indikasi : perangsang pernafasan
Ø Efek samping : hipertensi, tachicardia, aritmia, otot kaku, muntah
Ø farmakokinetik : mempunyai masa kerja singkat dalam SSP
Ø Dosis : 0.5-1.5 mg/kgBB secara IV
DOXAPRAM
DOXAPRAM
PROSES KEPERAWATAN PERANGSANG SSP
Ø Pengkajian
Tentukan apakah ada riwayat penyakit jantung, hipertensi, hipertiroidisme, atau glaukoma.
Periksa tanda-tanda vital.
Ø Perencanaan : klien akan diberikan perangsang SSP yang diresepkan dan tidak akan
mengalami efek samping.
Ø Intervensi keperawatan
Periksa denyut jantung dan tekanan darah, laporkan jika terdapat takikardia, denyut jantung yang
iregular atau peningkatan tekanan darah.
Berikan amfetamin dan obat-obatan yang menimbulkan anoreksia kira-kira 6-8 jam sebelum tidur.
Periksa efek samping dari perangsang SSP.
4. Antidotum keracunan obat perangsang SSP ?
Praktikum farmakologi 1
Sebutkan pusat pengontrol ? lokomotor
Terdapat tiga keterampilan motorik dasar seseorang, yaitu gerak lokomotor, non lokomotor,
dan manipulatif. Gerak lokomotor dapat diartikan sebagai gerak memindahkan tubuh dari satu tempat
ke tempat yang lain. Bentuk gerak lokomotor diantaranya berjalan, berlari, berjingkat melompat dan
meloncat, berderap, merayap dan memanjat. Lokomotor sendiri berasal dari kata loko “gerak”, dan
motor “penggerak”. Jadi, lokomotor adalah gerak yang dilakukan oleh penggerak.
Organ-organ yang terlibat dalam lokomotor adalah tulang, otot, saraf, dan darah atau pembuluh.
Tulang berfungsi sebagai pemberi bentuk tubuh, alat gerak, melindungi organ-organ tubuh, dan
sebagai tempat pembuatan sel-sel darah terutama sel darah merah. Otot merupakan suatu organ yang
memungkinkan tubuh dapat bergerak, gerak sel terjadi karena sitoplasma merubah bentuk. Saraf
merupakan penghantar informasi, koordinasi dan pengaturan untuk mengontrol dan
mengintegrasikan aktivitas tubuh. Fungsinya adalah menerima stimulus dari lingkungan, mengubah
stimulus menjadi impuls, dan sebagai tempat berlangsungnya semua proses kejiwaan dan psikis.
Darah merupakan suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang berwarna merah
dan beredar di dalam tubuh karena adanya kerja jantung. Fungsi darah adalah sebagai alat
pengangkut, pertahanan tubuh, dan menyebarkan panas ke seluruh tubuh.
Untuk menguji aktivitas lokomotorik tersebut digunakanlah sediaan uji yang berupa obat yang
bersifat sedative dan stimulan. Obat sedative atau yang sering disebut obat penenang adalah jenis
obat-obatan yang memberikan efek tidur dengan cara memberikan rasa tenang kepada orang yang
mengkonsumsinya. Sedangkan obat stimulan adalah obat-obatan yang menaikkan tingkat
kewaspadaan di dalam rentang waktu singkat.
Obat-obat sedative biasanya tidak dijual bebas diapotik, melainkan harus menggunakan resep dokter.
Obat-obat sedative biasanya bekerja di sistem saraf pusat dengan berikatan pada reseptor GABA
yang merupakan neurotransmiter bersifat inhibisi pada sistem saraf pusat manusia. Obat ini juga
bekerja menghambat efek eksistasi pada reseptor glutamate sehingga pada dosis yang
tepat orang yang mengkonsumsinya akan merasa tenang dan dapat tertidur dengan nyaman. Contoh
obat-obat sedative adalah sebagai berikut:
1. Barbiturat seperti: amobarbital, pentobarbital, secobarbital, Phenobarbitol
2. Benzodiazepin seperti : clonazepam, diazepam, estazolam, flunitrazepam, lorazepam,midazolam,
nitrazepam, oxazepam, triazolam, temazepam, chlordiazepoxide, alprazolam
3. Herbal sedatif seperti : ashwagandha, catnip, kava, mandrake, valerian
4. Nonbenzodiazepin sedatif seperti : eszopiclone, zaleplon, zolpidem, zopiclone
5. Antihistamin seperti : Diphenhydramine dan Dimenhydrinate.