Laporan Faal b 10 (Hk. Poiseuille)

12
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI BLOK KARDIOVASKULAR HUKUM POISEUILLE & SISTEM KARDIOVASKULAR ANGGOTA: Rizkiyah Juniarti 1102012252 Utami Kusumaputri 1102013294 Yenny Agustina 1102011295 Yosfikriansyah 1102013313 Yudi Wahyudi 1102013315 Yuni Kartika 1102013316 Yusrina Rahmawati 1102013319 Zulfah 1102013320 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI 2014/2015 Jl.Letjen. Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510 Telp. 62.21.4244574 Fax. 62.21.42445

description

blok cardio

Transcript of Laporan Faal b 10 (Hk. Poiseuille)

Page 1: Laporan Faal b 10 (Hk. Poiseuille)

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

BLOK KARDIOVASKULAR

HUKUM POISEUILLE & SISTEM KARDIOVASKULAR

ANGGOTA:

Rizkiyah Juniarti 1102012252

Utami Kusumaputri 1102013294

Yenny Agustina 1102011295

Yosfikriansyah 1102013313

Yudi Wahyudi 1102013315

Yuni Kartika 1102013316

Yusrina Rahmawati 1102013319

Zulfah 1102013320

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

2014/2015

Jl.Letjen. Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510

Telp. 62.21.4244574 Fax. 62.21.42445

Page 2: Laporan Faal b 10 (Hk. Poiseuille)

HUKUM POISEUILLE

1. Tujuan Percobaan

a. Memeahami karakteristik aliran fluida

b. Mengukur debit aliran fluida yang melewati pipa dengan diameter serta variabel yang

berbeda-beda

2. Alat-alat percobaan

a. Tabung gelas yang panjangnya 80 cm

b. Statif untuk menjepit tabung agar bediri vertical

c. Gelas ukur

d. Stopwatch

e. Aerometer dengan daerah ukur sampai 1,1 g/cm3

f. Pipa karet

g. Spluit (alat suntik)

h. Larutan NaCl

3. Teori dasar

Mengingat sifat umum defek kekentalan, bahwa kecepatan fluida kental yang mengalir

melalui pipa yang tidak sama diseluruh titik penampang lintangnya. Lapisan paling luar fluida

melekat pada dinding pipa dan kecepatannya nol. Dinding pipa menahan gerak lapisan paling

luar tersebut dan lapisan ini menahan pula lapisan berikutnya, begitu seterusnya. Asal kecepatan

tidak terlalu besar, aliran akan laminar, dengan kecepatan paling besar dibagian tengah pipa,

lalu berangsur kecil sampai menjadi nol pada dinding pipa.

Page 3: Laporan Faal b 10 (Hk. Poiseuille)

Gambar 1. (a) Gaya terhadap elemen silindris fluida kental,

(b) Distribusi kecepatan, (c) Pandangan dari ujung

Misalkan dalam sepotong pipa yang radius dalamnya R dan panjangnya L mengalir fluida

yang viskositasnya η secara laminar (gambar 1). Sebuah selinder kecil beradius r berada dalam

kesetimbangan (bergerak dengan kecepatan konstan) disebabkan gaya dorong yang timbul akibat

perbedaan tekanan natara ujung-ujung selinder itu serta gaya kekentalan yang menahan pada

permukaan luar. Gaya dorong ini adalah:

(p1 – p2) π r2

Menggunakan persamaan umum untuk mencari koefisien viskositas, maka gaya kekentalan

adalah :

(p1 – p2) π r2= -η x 2π x dv/dr

di mana dv/dr adalah gradien kecepatan pada jarak radial r dari sumbu. Tanda (-)

diberikan karena v berkurang bila r bertambah. Dengan menjabarkan gaya-gaya dan

mengintegrasikannyaakan diperoleh persamaan parabola. Panjang anak-anak panah sebanding

dengan kecepatan diposisi masing-masingnya. Gradien kecepatan untuk r sembarang merupakan

kemiringan garis lengkung ini yang diukur terhadap sebuah sumbu vertical. Kita katakan bahwa

aliran ini mempunyai profil kecepatan parabola.

Page 4: Laporan Faal b 10 (Hk. Poiseuille)

Gambar 2. Menghitung debit aliran Q melalui rumus Poiseuille dengan:

(a) panjang pipa sama, tekanan berbeda(b) panjang pipa berbeda, tekanan sama(c) panjang pipa sama, viskositas berbeda(d) panjang pipa sama, diameter berbeda

Untuk menghitung dibit aliran Q, atau volume fluida yang melewati sembarang

penampang pipa persatuan waktu. Volume fluida dV yang melewati ujung-ujung unsur ini waktu

dt ialah v dA dt, dimana v adalah kecepatan pada radius r dan dA luas yang diarsir sama dengan

2π r dr. Dengan mengambil rumus v dari persamaan (2) kemudian mengintegrasikan seluruh

elemen antara r = 0 dan r = R, membagi dengan dt, maka diperoleh debit aliran Q sebagai berikut

:

Q = π ( p 1−p 2 )2

2 πL ∫0

R

( R2−r 2)r dr=(p1-p2)(π8

¿( 1η) (R 4

L¿

Rumus ini pertama kali dirumuskan oleh Poiseuille dan dinamakan hukum Poiseuille.

Kecepatan aliran volume atau debit aliran berbanding terbalik dengan viskositas, berbanding

lurus dengan radius pipa pangkat empat.

Apabila kecepatan fluida yang mengalir dalam sebuagh pipa melampaui harga krisis

tertentu (yang bergantung pada sifat-sifat fluida dan pada radius pipa), maka sifat aliran menjadi

sangat rumit. Di dalam lapisan sangat tipis sekali yang besebelahan dengan dinding pipa, disebut

Page 5: Laporan Faal b 10 (Hk. Poiseuille)

lapisan batas, aliran masih laminar. Kecepatan aliran di dalam lapisan batas pada dinding pipa

adalah nol dan semakin bertambah besarsecara uniform didalama lapisan itu, sifat-sifat

lapisanbatas sangat penting sekali dalam menentukan tahanan terhadap aliran, dan dalam

menentukan perpindahan panas kea tau dari fluida yang sedang bergerak itu.

Diluar lapisan batas, gerak fluida sangat tidak teratur. Didalam fluida timbul arus pusar

setempat yang memperbesar tahanan terhadap aliran. Aliran semacam ini disebut aliran tuberlen.

Kombinasi ini dikenal sebagai bilangan Reynold, NR, dan didefinisikan sebagai:

NR = ρvDη

Dimana ρ adalah rapat massa fluida, v adalah kecepatan aliran rat-rata, η adalah

viskositas dan D adalah diameter pipa. Kecepatan rata-rata adalah kecepatan uniform melalui

penampang lintang yang menimbulkan kecepatan pengosongan yang sama. Bilangan Reynold

adalah besaran yang tidak berdimensi dan besar angkanya adalah sama setiap system satuan

tertentu. Tiap percobaan menunjukkan bahwa apabila bilangan Reynold lebih kecil dari kira-kira

2000, aliran akan laminar dan lebih dari kira-kira 3000, aliran akan tuberlen. dalam daerah

transisi antara 2000 dan 3000, aliran tidak stabil dan dapat berubah dati laminer menjadi

tuberlen atau sebaliknya.

4. Prosedur percobaan

A. Menghitung debit aliran dengan panjang pipa sama dan tekanan berbeda

1. Bersihkan tabung terlebih dahulu dengan air kemudian jepitlah tabung secara vertikal

pada statif yang tersedia.

2. Tutuplah kran pada kedua pipa yang panjang sama dengan ketinggian berbeda

kemudian isilah air sampai dengan batas yang telah ditentukan.

3. Taruhlah gelas ukur pada ujung kedua pipa untung menampung air yang keluar.

4. Hidupkan pompa air, buka kran pada kedua pipa dan tekan stopwatch selama 15 detik

secara serentak dan bersama-sama.

5. Hitunglah volume air yang ditampung dalam kedua gelas ukur tersebut.

6. Ulangi percobaan no. 4 dan 5 sebanyak 5 kali.

Page 6: Laporan Faal b 10 (Hk. Poiseuille)

B. Menghitung debit aliran dengan panjang pipa sama dan viskositas berbeda

1. Bersihkan tabung terlebih dahulu dengan air kemudian jepitlah tabung secara vertical

pada statif yang tersedia.

2. Buatlah larutan NaCl (dianggap konsentrasinya 100%). Ukurlah massa jenisnya ρ

dengan aerometer dan isikan pada tabel data.

3. Isilah latutan NaCl 100% kedalam tabung sampai batas yang ditentukan.

4. Taruhlah gelas ukur pada ujung pipa untuk menampung air yang keluar.

5. Buka kran pada pipa sambil menekan stopwatch selama 25 menit secara serentak dan

bersama-sama.

6. Hitunglah volume air yang ditampung dalam gelas ukur tersebut.

7. Ulangi percobaan untuk larutan NaCl 100% sebanya 3 kali.

8. Ulangi percobaan 2 sampai 7 untuk larutan NaCl 50%

C. Menghitung debit aliran untuk panjang pipa dan radus / jari-jari yang berbeda. Caranya

sama dengna bagian (A).

5. Tugas Laporan Akhir

1. Bandingkan debit aliran pada pipa I dan pipa II. Apa yang dapat saudara simpulkan?

Jawab :

- Pada percobaan panjang pipa sama dan tekanan berbeda Pipa I = 9,46 ml/s Pipa II = 21,08 ml/s Semakin tinggi tekanan pipa, debit aliran akan semakin tinggi

- Pada percobaan panjang pipa sama viskositas berbeda Pipa I (NaCl 100%) = 5,2 ml/s Pipa II (NaCl 50%) = 5,6 ml/s

Semakin tinggi viskositas, debit aliran akan semakin rendah

- Pada percobaan pipa berbeda dan tekanan sama Pipa I = 18,8 ml/s Pipa II = 26,3 ml/s

Semakin panjang pipa, debit aliran semakin rendah

Page 7: Laporan Faal b 10 (Hk. Poiseuille)

2. Hitunglah galat debit aliran pada pipa I dan pipa II untuk masing-masing percobaan.

Jawab :Semakin tinggi tekanan, semakin tinggi debit air

3. Hitunglah bilangan Reynold (NR) pada masing-masing percobaan

4. Buatlah grafik hubungan antara debit aliran terhadap tekanan

Jawab :

Tekanan (Pa)0

1

2

3

4

5

6

7

8

Hubungan antara Debit Air dan Tekanan

Tekanan 1Tekanan 2

Debi

t Air

(v)

Ket:

Tekanan 1: Pipa di bawah

Tekanan 2: Pipa di atas

Semakin ke bawah, tekanan semakin tinggi sehingga debit aliran akan semakin tinggi pula.

Data percobaan K-1 : HukumPoiseuille

Hari/tanggal : Senin, 1 Desember 2014

Nama : NamaPartner :NIM : NIM :

Page 8: Laporan Faal b 10 (Hk. Poiseuille)

Densitasaquadest paq = 1000 ml/dl DensitasNaCl 100 % pNa1 = 1086 ml/dl DensitasNaCl 50% pNa2 = 1052 ml/dl

A. Menghitung debit aliranuntuk panjang pipa sama dan tekanan berbeda

NR = ρvDη NR = 1 x 10 x 1

0,01

NR = 1000

B. Menghitung debit aliran untuk panjang pipa sama dan viskositas berbeda

(i) KonsentrasiNaCl 100%

No. Waktu (s) Volume (ml) Debit Aliran (ml/s)Pipa I Pipa II Pipa I Pipa II

1. 25 130 5,22. 25 130 5,23. 25 130 5,2

NR = ρvDη NR = 8 x10 x1

0,01

NR = 8000

(ii) KonsentrasiNaCl 50%

No. Waktu (s) Volume (ml) Debit Aliran (ml/s)Pipa I Pipa II Pipa I Pipa II

1. 25 120 4,82. 25 150 63. 25 150 6

No. Waktu (s) Volume (ml) Debit Aliran (ml/s)Pipa I Pipa II Pipa I Pipa II

1. 15 140 340 9,3 22,72. 15 150 300 10 203. 15 150 310 10 20,74. 15 140 310 9,3 20,75. 15 130 320 8,7 21,3

Page 9: Laporan Faal b 10 (Hk. Poiseuille)

NR = ρvDη NR = 4 x 10x 1

0,01

NR = 4000

C. Menghitung debit aliran untuk panjang pipa berbeda dan tekanan sama

No. Waktu (s) Volume (ml) Debit Aliran (ml/s)Pipa I Pipa II Pipa I Pipa II

1. 15 320 250 21,3 16,72. 15 290 290 19,3 19,33. 15 290 320 19,3 21,34. 15 260 310 17,3 20,75. 15 250 310 16,7 20,7

NR = ρvDη NR = 1 x 10 x 1

0,01

NR = 1000

Kesimpulan :

Hukum Poiseuille dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

Tekanan : semakin besar tekanan, debit aliran akan semakin tinggi.

Panjang pipa : semakin panjang pipa, debit aliran akan semakin rendah.

Viskositas : semakin tinggi viskositas, debit aliran akan semakin rendah.

Diameter pipa : semakin besar diameter pipa, debit aliran akan semakin besar.

Pada percobaan di atas didapatkan bilangan Reynold air yaitu 1000 berarti alirannya akan laminer. Pada NaCl 100% dan NaCl 50% didapatkan bilangan Reynold sebesar 8000 dan 4000 berarti alirannya adalah turbulen.