laporan bengkel
-
Upload
dwi-ari-nurwindi -
Category
Documents
-
view
58 -
download
7
description
Transcript of laporan bengkel
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan belajar bengkel listrik merupakan mata kuliah yang paling
berhubungan dengan pekerjaan listrik di lapangan. Di dalam mata kuliah
bengkel listrik inilah selain mahasiswa dikenalkan dengan dasar- dasar listrik
serta komponen-komponen yang behubungan dengan pekerjaan listrik dan
penunjangnya, mahasiswa juga dilatih untuk menggunakan mengaplikasikan
peralatan kerja sesuai fungsinya.
Pada bengkel listrik semester ini, mahasiswa akan dilatih praktek
instalasi penerangan in plaster. Mahasiswa akan dilatih untuk melakukan
perencanaan lokasi, komponen yang dibutuhkan serta pemasangannya.
Diharapkan dengan diadakan praktek instalasi listrik in plaster ini,
kompetensi mahasiswa di bidang instalasi listrik akan semaikn baik.
1.2 Rumusan Masalah
Berikut adalah beberapa rumusan masalah dari pelaksanakan praktikum
pemasangan Instalasi Penerangan 3 Fasa In Plaster:
a. Bagaimana pemasangan instalasi penerangan 3 fasa in plaster lingkup
industri?
1.3 Tujuan
Praktek instalasi listrik in plaster ini diadakan dengan tujuan :
a. Untuk mengetahui cara pemasangan instalasi penerangan 3 fasa in plaster
lingkup industri.
1
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1 Waktu dan Tempat
Waktu praktikum : Semester 3 Tahun ajaran 2014/2015
(10 – 22 September 2014 )
Alokasi waktu : 2 x 6 jam pelajaran/minggu
Hari : Dilaksanakan setiap hari Senin dan Rabu pukul 07.00 –
11.45 WIB
Tempat : Bengkel Listrik, Gedung AK 1.6 Politeknik Negeri
Malang
2.2 Alat Pelindung Diri ( APD )
a. Pakaian praktikum / pakaian bengkel
b. Safety shoes
c. Kacamata pelindung
d. Helm safety
2.3 Pertemuan dalam Penyelesaian Instalasi Penerangan 3 Fasa In Plaster
Minggu I (10 September 2014)
Menggambar diagram lokasi dan single line pada kertas.
Menentukan komponen yang dibutuhkan.
Mempelajari komponen yang telah didapatkan.
Memasang komponen dan memasang kabel pada bidang kerja.
Minggu II (15 September 2014)
Merancang dan membuat panel.
Minggu III (17 September 2014)
Memasang kWh meter dan melakukan commissioning.
Minggu IV (22 September 2014)
Melaksanakan test
2
2.4 Daftar material
No. Material Kebutuhan
1. Kabel NYA 1,5 mm2 merah 450/750 V 7 meter
2. Kabel NYA 1,5 mm2 kuning 450/750V 7 meter
3. Kabel NYA 1,5 mm2 hitam 450/750 V 7 meter
4. Kabel NYA 1,5 mm2 biru 450/750 V 7 meter
5. Kabel NYA 1,5 mm2 hijau kuning 450/750 V 7 meter
6. Fitting lampu E27 4 A/250 V 3 buah
7. Saklar tunggal Broco 10A/250 V 1 buah
8. Saklar seri Broco 10A/250V 1 buah
9. Kotak kontak Broco 16A/250V 2 buah
10. Box panel 1 buah
11. Fuse 10A/500V 3 buah
12. MCB 3 fasa Schneider c60a/c10a 400 V 1 buah
13. MCB 1 fasa 1 buah
14. Line up teminal 800 V 5 buah
15. Profil dudukan MCB, fuse, dan terminal 2 buah
16. kWh meter 1 buah
17. MCB 3 fasa Schneider c60a/c10a 400 V 1 buah
18. Terminal blok 1 buah
19. Lampu pijar E27 40 W/220 V 3 buah
20. Heater gun 1 buah
21. Sekrup Secukupnya
2.5 Daftar alat kerja
3
No. Material Kebutuhan
1. Tang kombinasi 1 buah
2. Tang lancip 1 buah
3. Tang potong 1 buah
4. Tang kupas 1 buah
5. Obeng plus 1 buah
6. Obeng nomor 1 1 buah
7. Obeng nomor 2 1 buah
8. Obeng nomor 3 1 buah
2.6 Daftar alat ukur
No
.Material Kebutuhan
Kondisi
1. Multimeter 1 buah Baik
2. Insulation tester 1 buah Baik
3. Clamp meter 1 buah Baik
4. Three phase indicator 1 buah Baik
5. Tespen 1 buah Baik
4
BAB III
DASAR TEORI
3.1 Instalasi Penerangan In Plaster
Instalasi dalam listrik terdapat dua jenis yaitu instalasi On Plaster dan
instalasi In Plaster.
Berbeda dengan instalasi di luar tembok (on plaster) yang penempatan pipa –
pipa (dengan penghantar NYA atau kabel – kabel untuk pengaman didalamnya)
menyusuri tiap sudut dinding atau langit – langit, pemasangan instalasi dalam
tembok ini (in plaster) harus membuat ruangan dalam tembok. Tujuan pembuatan
ini adalah untuk memberikan tempat bagi bahan-bahan listrik yang akan dipasang.
Selain itu untuk menempatkan komponen-komponen instalasi dibutuhkan sebuah
dos.
Jika pemasangan instalasi di luar tembok menggunakan klem maka untuk
pemasangan instalasi dalam tembok menggunakan paku. Fungsi paku adalah
untuk menahan agar pipa dan dos yang terpasang tidak goyah sebelum dilapisi
semen. Gambar di bawah memperlihatkan pemasangan pipa dan dos dalam
instalasi dalam tembok.
Pemasangan jalur instalasi listrik yang ditanam di dalam dinding tembok
mempunyai beberapa keuntungan diantaranya adalah:
1. Ruangan terlihat rapi dan tidak merusak keindahan karena tidak ada kabel
berseliweran yang dapat menganggu pemandangan dan keselamatan serta
semua bagian – bagian dari penginstalasian tidak terlihat nyata termasuk pada
pengawataanya.
2. Lebih aman karena kabel terlindung di dalam pipa yang ditanam di tembok.
3. Kabel terhindar dari kerusakan baik oleh gigitan tikus, terhindar dari sentuhan
anak-anak yang bermain atau tertarik sesuatu.
5
3.2 Praktek Bengkel Listrik
Praktek bengkel listrik 3 pada jobsheet pertama ini dilakukan untun
mengaplikasikan dari teori penerangan tiga phasa pada suatu praktik nyata.
Dengan praktik ini mahasiswa dapat mengerti cara mengaplikasikan dan
merangkai instalasi tiga phasa in plaster.
3.3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan
kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah
institusi maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara
kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja. K3 juga melindungi rekan kerja,
keluarga pekerja, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi
lingkungan kerja.
Tujuan kesehatan keselamatan kerja diantaranya melindungi para pekerja
dan orang lain di tempat kerja, menjamin agar setiap sumber produksi dapat
dipakai secara aman dan efisien, dan menjamin proses produksi berjalan
lancar.
3.4 Bahan Kerja
3.4.1 Fitting Lampu E27
Fitting lampu adalah alat listrik yang berfungsi sebagai dudukan
lampu, lampu pijar, neon, TL, downlight dan jenis lampu lainnya.
Dan untuk jenis fitting yang dipakai dalam praktikum bengkel
III yang pertama ini digunakan fitting E27 atau fitting edition 27.
Fitting ini memiliki diameter sepanjang 27 cm.
6
3.4.2 Saklar Tunggal
Saklar tunggal adalah saklar yang digunakan untuk menghidupkan
dan mematikan satu buah atau satu kelompok beban listrik. Dalam hal
ini adalah beban penerangan atau lampu listrik.
3.4.3 Saklar Seri
Saklar seri ini gunanya untuk memutuskan dan menghubungkan dua
buah kelompok lampu secara bergantian. Misalnya Lampu yang terdapat
pada ruangan tamu dan lampu yang terdapat pada taman dapat hidup sendiri-
sendiri atau seluruhnya dihidupkan pada waktu bersamaan.
3.4.4 Kotak Kontak atau Stopkontak
Kotak kontak merupakan komponen listrik yang berfungsi sebagai
muara penghubung antara peralatan listrik dengan aliran listrik. Agar
alat listrik terhubung dengan kotak kontak maka diperlukan kabel atau
tusuk kontak yang ditancapkan pada stop kontak.
Macam dari kotak kontak ada dua, yaitu:
a. Kotak kontak in bow, yaitu kotak kontak yang dipasang di dalam
tembok.
7
b. Kotak kontak out bow, yaitu kotak kontak yang dipasang diluar
tembok atau diletakan diluar tembok jika berfungsi sebagai kotak
kontak portable.
3.4.5 Fuse
Fuse atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Sekering adalah
komponen yang berfungsi sebagai pengaman dalam Rangkaian
Elektronika maupun perangkat listrik. Fuse (Sekering) pada dasarnya
terdiri dari sebuah kawat halus pendek yang akan meleleh dan terputus
jika dialiri oleh Arus Listrik yang berlebihan ataupun terjadinya
hubungan arus pendek (short circuit) dalam sebuah peralatan listrik /
Elektronika. Dengan putusnya Fuse (sekering) tersebut, Arus listrik
yang berlebihan tersebut tidak dapat masuk ke dalam Rangkaian
Elektronika sehingga tidak merusak komponen-komponenyang
terdapat dalam rangkaian Elektronika yang bersangkutan.
Fuse (Sekering) terdiri dari 2 Terminal dan biasanya dipasang
secara Seri dengan Rangkaian Elektronika / Listrik yang akan
dilindunginya sehingga apabila Fuse (Sekering) tersebut terputus
maka akan terjadi “Open Circuit” yang memutuskan hubungan aliran
listrik agar arus listrik tidak dapat mengalir masuk ke dalam
Rangkaian yang dilindunginya.
Bentuk Fuse (Sekering) yang paling sering ditemukan adalah
berbentuk tabung (silinder) dan Pisau (Blade Type). Fuse yang
berbentuk tabung atau silinder sering ditemukan di peralatan
listrik Rumah Tangga sedangkan Fuse yang berbentuk Pisau (blade)
lebih sering digunakan di bidang Otomotif (kendaraan bermotor).
8
Nilai Fuse biasanya tertera pada badan Fuse itu sendiri ataupun
diukir pada Terminal Fuse, nilai Fuse diantaranya terdiri dari Arus
Listrik (dalam satuan Ampere (A) ataupun miliAmpere (mA) dan
Tegangan (dalam satuan Volt (V) ataupun miliVolt (mV).
3.4.6 Benang
Benang instalasi berfungsi sebagai alat pengikat pada sambungan
kabel yang suda dipilin (sambungan ekor babi). Penggunaan benang
instalasi saat ini sudah tidak popular lagi karena sudah digantikan
dengan isolasi pita yang lebih praktis. Benang instalasi terbuat dari
serat ataupun wool. Pemasangan benang instalasi harus hati – hati
karena dapat berakibat fatal. Kabel instalasi dipasang dengan cara
membelitkan benang ke kabel yang sudah dipilin terlebih dahulu.
3.4.7 Kabel NYA
N : kabel standar penghantar tembaga
Y : selubung isolasi dari PVC
A : selubung atau lapisan perlindungan luar bahan serat (misalnya
goni/jute)
Kabel NYA berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, untuk
instalasi luar atau kabel udara. Kode warna isolasi ada warna merah,
kuning, biru dan hitam sesuai dengan peraturan PUIL.. Lapisan
isolasinya hanya 1 lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan air (NYA
adalah tipe kabel udara) dan mudah digigit tikus. Agar aman memakai
kabel tipe ini, kabel harus dipasang dalam pipa/conduit jenis PVC atau
saluran tertutup. Sehingga tidak mudah menjadi sasaran gigitan tikus,
dan apabila ada isolasi yang terkelupas tidak tersentuh langsung oleh
orang.
9
3.4.8 Lampu Pijar
Lampu pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui
penyaluran arus listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan
menghasilkan cahaya. Kaca yang menyelubungi filamen panas
tersebut menghalangi udara untuk berhubungan dengannya sehingga
filamen tidak akan langsung rusak akibat teroksidasi.
3.4.9 Box Panel Merk hager ukuran 16/10”
Panel listrik adalah sebuah papan hubung bagi yang berisi komponen-komponen listrik, yang disesuaikan dengan fungsi panel tersebut.panel penerangan yang berfungsi sebagai pengaman dari lampu-lampu yang terkoneksi ke panel tersebut.
3.4.10 MCBMain Circuit Breaker (MCB), pemutus hubungan listrik secara
otomatis bilamana daya/tegangan melampaui standar yang
ditentukan .Gunanya untuk mencegah terjadinya korsleting/hubungan
pendek ataupun kerusakan peralatan listrik akibat melonjaknya
tegangan listrik. Pada rumah model lama, pemutus arus listrik ini
berupa fuse (sekering) yang sudah tidak praktis lagi, karena bilamana
putus, harus mengganti sekering tersebut.Dengan adanya MCB maka
setiap kali arus listrik over sehingga circuit terputus, sesudah instalasi
normal kembali maka untuk menghidupkan listrik cukup dengan
menekan tuas/saklar pada mcb.
MCB ada yang dipasang pada box meteran PLN (putih dengan tuas
warna biru dan bersegel PLN) adalah piranti untuk mengamankan arus
yang masuk ke dalam gedung/rumah.Sedang MCB di dalam rumah
(instalasi sesudah box meteran PLN) biasanya tuasnya berwarna
hitam, adalah pembagi arus listrik menjadi beberapa zone sesuai
kebutuhan masing-masing cabang.Untuk keamanan (terutama bagi
10
gedung bersifat publik) umumnya MCB ini dipasang dalam kotak
panel yang terkunci.
3.5 Alat Pengukur dan Pembatas (APP)
3.5.1 Ketentuan Mengenai APP
1. Badan (body) terdiri dari :
a. Bagian atas
b. Bagian bawah
2. Kumparan arus terdiri dari :
a. Pada kwh metter 1 fasa kumparan arus 1 set
b. Pada kwh metter 3 pasa 3 kawat kumparan arus 2 set.
c. Pada kwh metter 3 pasa 4 kawat kumparan arus 3 set.
Pada kumparan arus dilengkapi dengan kawat tahanan atau
lempengan besi yang berfungsi sebagai pengatur cosines phi
(faktor kerja). Kumparan tegangan terdiri dari : Pada kwh 1
phasa
3. Piringan
Piringan kwh meter ditempatkan dengan 2 buah bantalan (atas dan
bawah) yang digunakan agar piringan kwh meter dapat berputar
dengan mendapat gesekan sekecil mungkin.
4. Circuit breaker (MCB)
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, MCB inilah komponen yang
bertugas memutus aliran listrik bila terjadi pemakaian daya yang
berlebihan oleh konsumen atau bila terjadi gangguan hubungan
singkat dari suatu peralatan listrik rumah. Saat melakukan
perbaikan instalasi listrik rumah, komponen ini sebaiknya
dimatikan
5. Meter listrik
Sebagai penunjuk besarnya daya listrik yang telah digunakan
pelanggan. Satuannya dalam kwh (kilowatt hour). Indikatornya
terlihat dari angka-angka yang tercatat.Petugas PLN yang rutin
berkunjung tiap bulan selalu mencatat angka-angka ini.
6. Spin control
11
Merupakan sebuah komponen yang bekerja dengan berputar bila
terjadi pemakaian daya listrik. Semakin besar daya yang digunakan
maka perputaran akan semakin cepat. Besarnya daya pemakaian
akan dicatat oleh “meter listrik” dan bila kelebihan akan dibatasi
oleh MCB
7. Pengaman listrik (sekring atau panel hubung bagi)
Fungsi utamanya adalah mengamankan instalasi bila masalah
seperti hubung pendek diperalatan listrik dengan cara memutuskan
arus listriknya.
3.5.2 Spesikasi kwh meter
merek : nama perusahaan yang membuat kwh meter
type, jenis, model : identitas meter oleh pabrik
tahun : tahun pembuatan kwh meter
nomor : omor seri dari pabrik
tegangan nominal kumparan : missal 3 x 230/400V
arus nominal kumparan magnet (arus) : misal 5(20)A
arus nominal = 5A dengan batas kesalahan terkecil
kumparan sanggup dialuri arus 20A dengan kesalahan masih
batas yang diijinkan
class : angka/kategori yang menentukan ketelitian keh meter (limit
error)
frekuensi : frekuensi nominal dari kumparan tegangan (Hz)
tanda panah : arah putaran piringan kwh meter yang benar
constata meter : besaran pada kwh meter yang menyatakan
hubungan antara hasil putaran dengan energy yang terpakai
disimbol (C) dalam satuan revulsi/kwh
12
3.5.3 Segel pada KWHmeter
Segel pada KWhmeter yang dipang oleh PLN terdapat 4 segel,
yaitu:
Segel plastik puntir / Segel Putar Plastik merupakan segel plastik
dengan pengunci didesain khusus sebagai alat pengaman pada
peralatan Kwh meter, Kotak APP, APP Terpadu milik PT. PLN
( Persero ), atau pada Meter Air PAM serta meter gas PGN untuk
mencegah pembukaan meter oleh bukan petugas yang berwenang.
Material Segel Putar Plastik dibuat dari bahan khusus dengan
proses Moulding yang menggunakan 100% bahan lokal. Segel dibuat
dari bahan ABS-PK (thermoplastic) yang tahan terhadap panas
matahari.Kawat segel terbuat dari Stainless Stel sehingga tahan
karat.Segel Putar Plastik ini diproses dan diproduksi di dalam negeri
oleh PT. Sinarindo Wiranusa Elektrik.
Penandaan pada segel Plastik, misalnya untuk Logo PLN dan
Tulisan Milik PLN di Emboss dan tulisan Kode menggunakan Grafir
Computerized, sehingga tidak dapat terhapus.
Segel Putar Plastik dibuat sesuai pesanan baik warna, panjang
kawat, maupun pengkodean ( nomor seri , dll). Kode nomor seri
dibuat berdasarkan pesanan dan tersimpan pada data base kami
sehingga tidak ada kesamaan (double) dengan yang lainnya.
Kerahasiaan dan keamanan Nomor seri serta produk jadi kami jaga
dengan ketat mulai dari design hingga delivery, sehingga
meminimalisir pemalsuan dan cacat produk.
3.6 Alat Ukur
3.6.1 Multimeter
13
Multimeter atau yang juga dikenal sebagai AVO meter adalah
sebagai sebuah alat ukur yang digunakan untuk mengukur arus
listrik, tegangan listrik, dan resistansi atau ketahanan suatu benda
yang biasa disebut avometer. Tidak hanya itu saja fungsinya, alat ini
juga mampu mengukur induktansi, frekuensi, temperature dan masih
banyak lagi, karena alas an itulah mengapa alat ini disebut sebagai
multimeter.
3.6.2 Insulation Tester
Insulation terster merupakan peralatan yang digunakan untuk
menghitung tahanan isolasi antara penghantar fasa-netral dan
penghantar fasa-PE.
3.6.3 Tespen
Tespen merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya tegangan pada suatu penghantar.
14
3.6.4 Three Phase Indicator
Three phase indicator merupakan alat untuk memeriksa apakah
urutan phasa pada sumber tegangan tiga phasa sudah benar atau
tidak. Saat urutan phasa sudah benar maka lampu yang menyala
adalah lampu dengan tanda clock wise tetapi jika urutan phasa salah
maka lampu yang menyala adalah lampu yang bertanda anti clock
wise.
3.6.5 Clamp Meter
Clamp Meter adalah alat untuk mengukur arus listrik tanpa memutus
jalur arus tersebut. Clamp meter memiliki cara kerja yang sama
dengan trafo arus (CT).
15
3.7 Peralatan Kerja
3.7.1 Obeng
Alat ini digunakan untuk membuka atau memasang atau
mengencangkan sekerup yang kepalanya beralur. Ujung obeng ini yang
digunakan sebagai pengencang atau pengendor sekerup tersebut.
Bentuknya ada yang menyerupai kembang dan sering disebut obeng
kembang atau obeng plus dan digunakan untuk mengencangkan/
mengendorkan ujung sekerup yang beralur seperti kembang. Bentuk yang
lain adalah pipih dan sering disebut obeng minus atau obeng plat dan
digunakan untuk mengencangkan/ mengendorkan ujung sekerup yang
beralur lurus.
3.7.2 Tang
3.7.2.1 Tang Potong
Tang potong adalah tang yang memiliki funsi sebagai alat
bantu untuk mempermudah pekerja/teknisi untuk memotongkabel
atau penghantar lainnya.
3.7.2.2 Tang Kombinasi
Tang kombinasi adalah tang yang memiliki kombinasi
bentuk dari tang cucut/lancip, tang potong, dan tang kopas.
3.7.2.3 Tang Cucut/Lancip
16
Tang cucut atau lancip adalah tang yang memiliki unjung
berbentuk runcing atau cucut. Tang ini memiliki fungsi sebagai
alat bantu untuk membengkokkan penghantar atau membentuk
penghantar menjadi bentuk yang diinginkan, seperti untuk
membuat mata itik.
3.7.2.4 Tang Kupas
Tang kupas adalah tang yang berfungsi untuk membantu
pekerja/teknisi untuk mengupas isolasi dari penghantar.
17
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Langkah Kerja
Berikut langkah-langkah pemasangan instalasi penerangan 3 fasa in plaster
pada bengkel listrik Politeknik Negri Malang Gedung AK 1.06:
1. Merencanakan dan menggambar diagram lokasi dan diagram pengawatan
pada kertas mengenai rancangan instalasi penerangan 3 fasa in plaster
yang akan dipasang.
Single line diagram
18
Wiring diagram
2. Mendata dan menyiapkan komponen yang dibutuhkan (Bill of Quantity).
3. Memakai dan memperhatikan Alat Pelindung Diri (APD) sebelum
memulai pekerjaan.
4. Memasang komponen yang telah didapat pada bidang kerja.
5. Merencanakan dan membuat panel.
6. Melaksanakan commissioning dalam keadaan tidak bertegangan meliputi
Pemeriksaan Kontinuitas dan Pemeriksaan Tahanan Isolasi.
7. Pemasangan kWh-meter.
8. Melaksanakan commissioning dalam keadaan bertegangan tanpa beban
meliputi Pemeriksaan Urutan Fasa dan Pemeriksaan Nominal Tegangan.
9. Penyambungan kWh-meter dengan sumber tegangan.
10. Memasang Lampu dan Heater sebagai beban untuk membuktikan
pemasangan instalasi benar-benar berhasil.
11. Melaksanakan commissioning dalam keadaan bertegangan dan berbeban
yang meliputi Pemeriksaan Nominal Tegangan, Pemeriksaan Arus, dan
Pemeriksaan Beban.
19
4.2 Standart Operasional Prosedur (SOP)
a. SOP Pengujian Kontinuitas
Pengujian kontinuitas ini menggunakan alat Ohmmeter.
Berikut ini Standart Operasional Prosedur dari pengujian kontinuitas,
yaitu:
1. Memastikan bahwa semua rangkaian sudah tersambung dengan baik
dan tidak terhubung dengan sumber tegangan.
2. mengatur range Ohmmeter pada range terkecil.
3. Menguji rangkaian dengan menghubungkan setiap probe pada setiap
sambungan.
4. Jika ohmmeter menunjukkan nilai resistansi yang sangat kecil, maka
rangkaian yang Anda buat sudah tersambung dengan baik.Jika
ohmmeter menunjukkan nilai resistansi yang sangat besar, maka
rangkaian belum tersambung dengan baik dan perlu diperbaiki.
b. SOP Pengujian Tahanan Isolasi
Pengujian Tahanan Isolasi ini menggunakan alat yang disebut Insulation
Tester.
Berikut ini Standar Operasional Prosedur pengujian tahanan isolasi:
1. Memastikan rangkaian tidak terhubung dengan sumber listrik. Untuk
memastikannya, MCB di-off-kan.
2. Melepaskan semua hubungan ke beban, ke jaringan dan ke bumi
(kecuali penghantar pengaman) dan hubungan antar terminal/rel netral
dan rel pengaman.
3. Kemudian mengecek baterai insulation tester. Kondisi alat yang siap
digunakan yaitu apabila jarum menunjukkan keterangan Good, bukan
Bad. Jika jarum menunjukkan Bad maka baterai perlu diganti terlebih
dahulu sebelum digunakan.
4. Mengatur range pada tegangan 500V, kemudian uji tahanan isolasi
5. Melakukan uji tahanan isolasi antara penghantar fasa dengan fasa, fasa
dengan netral, dan fasa dengan grounding.
20
6. Standart nilai minimum tahanan isolasi adalah 5 M. Jika nilai
tahanan isolasi lebih dari 5 M maka tahanan isolasi memenuhi syarat
dan rangkaian dapat dihubungkan dengan tegangan. Jika tahanan
isolasi bernilai dibawah 5 M maka periksa dan perbaiki kembali
rangkaian. Jangan menghubungkan rangkaian dengan sumber
tegangan sebelum rangkaian selesai diperbaiki dan memenuhi standar
minimum.
c. SOP Pengujian Nominal Tegangan
Pengujian Nominal Tegangan ini menggunakan alat Voltmeter.
Berikut ini Standart Operasional Prosedur dari Pengujian Nominal
Tegangan, yaitu:
1. Memastikan bahwa rangkaian yang dibuat telah memenuhi nilai
pengujian tahanan isolasi.
2. Melepaskan semua beban dari sumber tegangan.
3. Mengaktifkan (ON) MCB utama untuk memberikan sumber tegangan.
4. Mengatur range voltmeter pada tegangan 750V.
5. Mengukur tegangan pada terminal utama, yaitu antara fasa dengan
fasa, fasa dengan netral, dan fasa dengan grounding.
6. Standart nilai hasil pengujian yaitu tegangan antar fasa bernilai 380V,
tegangan antara fasa dengan netral 220V, dan tegangan antara fasa
dengan grounding 220V.
7. Jika nilai tegangan dibawah nilai standart, maka sebaiknya ganti
tempat lain untuk mendapatkan nilai tegangan yang sesuai dengan
standart.
21
d. SOP Pengujian Urutan Fasa
Pengujian Urutan Fasa ini menggunakan alat yang disebut Phase Detector.
Berikut ini Standart Operasional Prosedur dari Pengujian Urutan Fasa,
yaitu:
1. Memastikan bahwa terminal utama tidak terhubung dengan sumber
tegangan. Untuk memastikannya, off-kan MCB.
2. Menjepitlah atau kaitkan phase detector dengan fasa masing-masing
terminal.
3. Jika phase detector sudah terhubung baik dengan terminal, kemudian
nyalakan MCB.
4. Jika urutan fasa sudah searah jarum jam, maka lampu indicator pada
Phase Detector akan menyala hijau.Jika terdapat urutan fasa yang
berlawanan arah jarum jam, maka lampu indicator pada Phase
Detector akan menyala merah.
5. Jika pengujian telah selesai, matikan MCB kembali. Kemudian
lepaskan phase detector dari terminal.
e. SOP Pengujian Arus
Pengujian Arus ini menggunakan alat yang disebut Clampmeter.
Berikut ini Standart Operasional Prosedur dari pengujian arus, yaitu:
1. Memastikan bahwa rangkaian sudah memenuhi pengujian tahanan
isolasi.
2. Menyambungkan beban dengan sumber tegangan.
3. Mengatur range clamp meter pada 200A.
4. Kemudian mengukur arus yang lewat pada rangkaian, dengan cara
mengaitkan Clamp meter pada penghantar.
5. Mengusahakan body Clamp meter berada dekat dengan penghantar
agar arus yang lewat dapat terbaca pada alat ukur.
6. Mencatat nilai arus yang melewati rangkaian dari hasil pembacaan
Clamp meter.
22
f. SOP Pengujian Beban
Berikut ini Standar Operasional Prosedur dari pengujian beban, yaitu:
1. Memastikan bahwa rangkaian telah memenuhi nilai pengujian tahanan
isolasi.
2. Menghubungkan beban dengan sumber tegangan, on-kan MCB.
3. Menguji masing-masing beban, apakah hasil yang ditunjukkan sudah
sesuai dengan rancangan atau belum sesuai.
4. Jika hasil belum sesuai dengan rancangan, maka rangkaian perlu
diperbaiki.
4.3 Perhitungan kWh-meter
4.3.1 Spesifikasi kWh Meter
Ratting Tegangan : 3 x 127/220V
Basic current : 5 A
Maximum Current : 20 A
Frekuensi : 50 Hz
C (konstanta) : 420ref/kWh
4.3.2 Menghitung Daya
Menggunakan acuan waktu selama 2 menit dengan beban 3 lampu
pijar masing-masing 40 watt dan heater.
P 1= 3600 x PutaranPiringanKonstantakWh x Detik Putaran
x 1000
P 1=3600 x 22 putaran420 x120 s
x1000
P1 = 1571,428 watt
P 2=V x I
P 2=220 x6.4
P2 = 1408watt
4.3.3Faktor kesalahan Kwh meter
E=P 1−P 2P 2
x100 %
23
E=1571,428−14081408
x100 %
E = 11.6 %
4.4 Pelaksanaan Commisioning
Commisioning adalah serangkaian kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu
instalasi listrik secara individu, sub sistem maupun suatu sistem, seperti
tercantum dalam Kontrak dan Standar sehingga memenuhi persyaratan
tertentu, yang dapat dinyatakan siap untuk dioperasikan dengan aman, andal
dan akrab lingkungan.
Pelaksanaan Comisioning meliputi
1. Dalam Kondisi Tidak Bertegangan
a. Uji Kontinuitas
Untuk mengetahui sambungan antar penghantar apakah sudah
tersambung dengan baik atau belum tersambung dengan baik.
b. Uji Tahanan Isolasi
Uji tahanan isolasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
sambungan apakah tersambung dengan baik dan mengantisipasi arus
bocor akibat sambungan.Apabila tidak dilakukan bisa terjadi arus
bocor dan dapat mengancam pekerja maupun peralatan.
Dalam puil 3.3.1.4.3 .b : isolasi yang mampu menahan tegangan uji
a.b. efektif selama 1 menit.
Pengukuran bagian instalasi tersebut ayat 322.A.5 dilakukan antara
penghantar fasa ke bumi , penghantar netral ke bumi dan penghantar
fasa ke fasa .
2. Dalam Kondisi Bertegangan Tanpa Beban
a. Uji Urutan Fasa
Uji Urutan Fasa ini dilakukan agar pada pemasangan beban 3 fasa
bekerjanya tidak terbalik.Uji urutan fasa ini menggunakan alat yang
disebut Phasa Detector.
24
b. Uji Nominal Tegangan
Uji Nominal tegangan ini dilakukan untuk mengetahui tegangan yang
dihasilkan oleh sumber tegangan.Selain itu, jika kita mengetahui nilai
nominal tegangan kita menghindari kesalahan dalam pemberian
sumber tegangan pada beban.
3. Dalam Kondisi Bertegangan dengan Beban
a. Uji Nominal Tegangan
Uji Nominal tegangan ini dilakukan untuk mengetahui tegangan
yang dihasilkan oleh sumber tegangan.Selain itu, jika kita
mengetahui nilai nominal tegangan kita menghindari kesalahan
dalam pemberian sumber tegangan pada beban.
b. Uji Arus
Uji arus dilakukan untuk mengetahui besarnya arus yang melewati
penghantar pada rangkaian.Uji arus dilakukan menggunakan alat
yang disebut Tang Amper atau Clamp meter.
c. Uji Beban
Uji beban dilakukan untuk mengetahui apakah beban sudah
berfungsi dengan baik dan sesuai rencana atau belum.
25
Commissioning Tak Bertegangan
a. Kontinuitas
Pengujian kontinuitas menggunakan multimeter.
Nama Perusahaan
KONTAKTOR
Daftar Simak (Check List)
Pekerjaan Pemasangan Instalasi
Penerangan 3 phasa
Lokasi Bengkel Listrik Polinema Nomor
Jenis pekerjaan Tanggal 17 September 2014
No. Gbr. Kerja Lampiran Denah lokasi (key plan)
Subkon/Mandor Halaman
No. Uraian SimakKondisi
KeteranganBaik Kurang
1. Fasa R – output saklar seri A Tersambung dengan baik
2. Fasa R – output saklar seri B Tersambung dengan baik3. Fasa S – output saklar tunggal C Tersambung dengan baik4. Fasa T – kotak kontak 1 Tersambung dengan baik5. Fasa T – kotak kontak 2 Tersambung dengan baik6. Fasa T – sambungan pada kotak tender Tersambung dengan baik7. Netral – output saklar seri A Tersambung dengan baik8. Netral – output saklar seri B Tersambung dengan baik9. Netral – output saklar tunggal C Tersambung dengan baik10. Netral – kotak kontak 1 Tersambung dengan baik11. Netral – kotak kontak 2 Tersambung dengan baik12. Netral – sambungan pada kotak tender Tersambung dengan baik13. Grounding – kotak kontak 1 Tersambung dengan baik14. Grounding – kotak kontak 2 Tersambung dengan baik
15.Grounding – sambungan pada kotak
tender Tersambung dengan baik
Dibuat oleh : Mengetahui : Tanggal :
Diperiksa bersama oleh :
26
(tanda tangan)
(nama jelas)Pelaksana
(tanda tangan)(nama jelas)
Pelaksana Lapangan
(nama jelas)Site Engineer
(nama jelas)
Site Engineer/ atasan lgs
27
b. Tahanan Isolasi
Pengujian tahanan isolasi menggunakan insulation tester.
Nama Perusahaan
KONTAKTOR
Daftar Simak (Check List)
Pekerjaan Pemasangan Instalasi
Penerangan 3 phasa
Lokasi Bengkel Listrik Polinema Nomor
Jenis pekerjaan Tanggal 17 September 2014
No. Gbr. Kerja Lampiran Denah lokasi (key plan)
Subkon/Mandor Halaman
No. Uraian SimakKondisi
Keterangan≤ 5 MΩ ≥ 5 MΩ
1. Fasa R – Fasa S Sudah memenuhi standar
2. Fasa R – Fasa T Sudah memenuhi standar
3. Fasa R – Netral Sudah memenuhi standar
4. Fasa R – Grounding Sudah memenuhi standar
5. Fasa S – Fasa T Sudah memenuhi standar
6. Fasa S – Netral Sudah memenuhi standar
7. Fasa S – Grounding Sudah memenuhi standar
8. Fasa T – Netral Sudah memenuhi standar
9. Fasa T – Grounding Sudah memenuhi standar
Dibuat oleh : Mengetahui : Tanggal :
(tanda tangan)
(nama jelas)Pelaksana
(tanda tangan)
Diperiksa bersama oleh :
(nama jelas)
Pelaksana Lapangan
(nama jelas)Site Engineer
(nama jelas)
Site Engineer/ atasan lgs
28
Commissioning Bertegangan
a. Cek Nominal Tegangan
Pengujian tegangan ini menggunakan multimeter.
Nama Perusahaan
KONTAKTOR
Daftar Simak (Check List)
Pekerjaan Pemasangan Instalasi
Penerangan 3 phasa
Lokasi Bengkel Listrik Polinema Nomor
Jenis pekerjaan Tanggal 17 September 2014
No. Gbr. Kerja Lampiran Denah lokasi (key plan)
Subkon/Mandor Halaman
No. Uraian Pengukuran Tegangan (volt) Keterangan
1. Fasa R – Fasa S 400 volt Tegangan sudah sesuai standar
2. Fasa R – Fasa T 400 volt Tegangan sudah sesuai standar
3. Fasa R – Netral 225 volt Tegangan sudah sesuai standar
4. Fasa R – Grounding 225 volt Tegangan sudah sesuai standar
5. Fasa S – Fasa T 400 volt Tegangan sudah sesuai standar
6. Fasa S – Netral 225 volt Tegangan sudah sesuai standar
7. Fasa S – Grounding 225 volt Tegangan sudah sesuai standar
8. Fasa T – Netral 225 volt Tegangan sudah sesuai standar
9. Fasa T – Grounding 225 volt Tegangan sudah sesuai standar
Dibuat oleh : Mengetahui : Tanggal :
(tanda tangan)
(nama jelas)Pelaksana
(tanda tangan)
Diperiksa bersama oleh :
(nama jelas)
Pelaksana Lapangan
(nama jelas)Site Engineer
(nama jelas)
Site Engineer/ atasan lgs
29
b. Cek Urutan Fasa
Pengujian urutan fasa menggunakan fasa detector.
Nama Perusahaan
KONTAKTOR
Daftar Simak (Check List)
Pekerjaan Pemasangan Instalasi
Penerangan 3 phasa
Lokasi Bengkel Listrik Polinema Nomor
Jenis pekerjaan Tanggal 17 September 2014
No. Gbr. Kerja Lampiran Denah lokasi (key plan)
Subkon/Mandor Halaman
No. Uraian SimakKondisi
KeteranganBaik Kurang
1. Fasa R Fasa sudah urut
2. Fasa S Fasa sudah urut
3. Fasa T Fasa sudah urut
Dibuat oleh : Mengetahui : Tanggal :
(tanda tangan)
(nama jelas)Pelaksana
(tanda tangan)
Diperiksa bersama oleh :
(nama jelas)
Pelaksana Lapangan
(nama jelas)Site Engineer
(nama jelas)
Site Engineer/ atasan lgs
Commissioning Bertegangan dan Berbeban
30
a. Cek Nominal Tegangan
Pengujian tegangan ini menggunakan multimeter.
Nama Perusahaan
KONTAKTOR
Daftar Simak (Check List)
Pekerjaan Pemasangan Instalasi
Penerangan 3 phasa
Lokasi Bengkel Listrik Polinema Nomor
Jenis pekerjaan Tanggal 22 September 2014
No. Gbr. Kerja Lampiran Denah lokasi (key plan)
Subkon/Mandor Halaman
No. Uraian Pengukuran Tegangan (volt) Keterangan
1. Fasa R – Fasa S 400 volt Tegangan sudah sesuai standar
2. Fasa R – Fasa T 380 volt Tegangan sudah sesuai standar
3. Fasa R – Netral 220 volt Tegangan sudah sesuai standar
4. Fasa R – Grounding 220 volt Tegangan sudah sesuai standar
5. Fasa S – Fasa T 395 volt Tegangan sudah sesuai standar
6. Fasa S – Netral 230 volt Tegangan sudah sesuai standar
7. Fasa S – Grounding 230 volt Tegangan sudah sesuai standar
8. Fasa T – Netral 220 volt Tegangan sudah sesuai standar
9. Fasa T – Grounding 220 volt Tegangan sudah sesuai standar
Dibuat oleh : Mengetahui : Tanggal :
(tanda tangan)
(nama jelas)Pelaksana
(tanda tangan)
Diperiksa bersama oleh :
(nama jelas)
Pelaksana Lapangan
(nama jelas)Site Engineer
(nama jelas)
Site Engineer/ atasan lgs
b. Cek Arus
31
Pengujian arus ini menggunakan clampmeter.
Nama Perusahaan
KONTAKTOR
Daftar Simak (Check List)
Pekerjaan Pemasangan Instalasi
Penerangan 3 phasa
Lokasi Bengkel Listrik Polinema Nomor
Jenis pekerjaan Tanggal 22 September 2014
No. Gbr. Kerja Lampiran Denah lokasi (key plan)
Subkon/Mandor Halaman
No. Uraian Pengukuran Arus (ampere) Keterangan
1. Fasa R 0,2 A Beban 2 lampu saklar seri
2. Fasa S Tidak terbaca pada alat ukur
Beban 1 lampu saklar tunggal
3. Fasa T 6,4 A Beban heater
Dibuat oleh : Mengetahui : Tanggal :
(tanda tangan)
(nama jelas)Pelaksana
(tanda tangan)
Diperiksa bersama oleh :
(nama jelas)
Pelaksana Lapangan
(nama jelas)Site Engineer
(nama jelas)
Site Engineer/ atasan lgs
c. Cek Beban
32
Nama Perusahaan
KONTAKTOR
Daftar Simak (Check List)
Pekerjaan Pemasangan Instalasi
Penerangan 3 phasa
Lokasi Bengkel Listrik Polinema Nomor
Jenis pekerjaan Tanggal 17 September 2014
No. Gbr. Kerja Lampiran Denah lokasi (key plan)
Subkon/Mandor Halaman
No. Uraian SimakKondisi
KeteranganMenyala Padam
1.Ketika saklar seri A ditekan maka
lampu A Tersambung dengan baik
2.Ketika saklar seri A ditekan maka
lampu B Tidak tersambung
3.Ketika saklar seri A ditekan maka
lampu C Tidak tersambung
4.Ketika saklar seri B ditekan maka
lampu A Tidak tersambung
5.Ketika saklar seri B ditekan maka
lampu B Tersambung dengan baik
6.Ketika saklar seri B ditekan maka
lampu C Tidak tersambung
7.Ketika saklar tunggal C ditekan maka
lampu A Tidak tersambung
8.Ketika saklar tunggal C ditekan maka
lampu B Tidak tersambung
9.Ketika saklar tunggal C ditekan maka
lampu C Tersambung dengan baik
10. Kotak kontak 1 Tersambung dengan baik11. Kotak kontak 2 Tersambung dengan baik
Dibuat oleh : Mengetahui : Tanggal :
Diperiksa bersama oleh :
33
(tanda tangan)
(nama jelas)Pelaksana
(tanda tangan)(nama jelas)
Pelaksana Lapangan
(nama jelas)Site Engineer
(nama jelas)
Site Engineer/ atasan lgs
BAB V
34
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam melakukan praktek instalasi in plaster ini dibutuhkan skill
individu, agar yang dihasilkan memuaskan pelanggan. Sebelum
mengerjakan proyek, seorang instalir harus memeriksa apakah semua
sudah sesuai dengan SOP agar tidak ditemukan kendala dalam
pengerjaannya, dan pastikan semua peralatan yang digunakan memenuhi
standart yang berlaku dan spesifikasinya sesuai dengan apa yang
dibutuhkan. Usahakan sebelum dan sesudah mengerjakan proyek periksa
bahan dan alat yang digunakan, apakah masih dalam keadaan baik atau
harus di rekondisi.
35