laporan bengkel

50
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan belajar bengkel listrik merupakan mata kuliah yang paling berhubungan dengan pekerjaan listrik di lapangan. Di dalam mata kuliah bengkel listrik inilah selain mahasiswa dikenalkan dengan dasar- dasar listrik serta komponen-komponen yang behubungan dengan pekerjaan listrik dan penunjangnya, mahasiswa juga dilatih untuk menggunakan mengaplikasikan peralatan kerja sesuai fungsinya. Pada bengkel listrik semester ini, mahasiswa akan dilatih praktek instalasi penerangan in plaster. Mahasiswa akan dilatih untuk melakukan perencanaan lokasi, komponen yang dibutuhkan serta pemasangannya. Diharapkan dengan diadakan praktek instalasi listrik in plaster ini, kompetensi mahasiswa di bidang instalasi listrik akan semaikn baik. 1.2 Rumusan Masalah 1

description

LAPORAN BENGKEL

Transcript of laporan bengkel

Page 1: laporan bengkel

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegiatan belajar bengkel listrik merupakan mata kuliah yang paling

berhubungan dengan pekerjaan listrik di lapangan. Di dalam mata kuliah

bengkel listrik inilah selain mahasiswa dikenalkan dengan dasar- dasar listrik

serta komponen-komponen yang behubungan dengan pekerjaan listrik dan

penunjangnya, mahasiswa juga dilatih untuk menggunakan mengaplikasikan

peralatan kerja sesuai fungsinya.

Pada bengkel listrik semester ini, mahasiswa akan dilatih praktek

instalasi penerangan in plaster. Mahasiswa akan dilatih untuk melakukan

perencanaan lokasi, komponen yang dibutuhkan serta pemasangannya.

Diharapkan dengan diadakan praktek instalasi listrik in plaster ini,

kompetensi mahasiswa di bidang instalasi listrik akan semaikn baik.

1.2 Rumusan Masalah

Berikut adalah beberapa rumusan masalah dari pelaksanakan praktikum

pemasangan Instalasi Penerangan 3 Fasa In Plaster:

a. Bagaimana pemasangan instalasi penerangan 3 fasa in plaster lingkup

industri?

1.3 Tujuan

Praktek instalasi listrik in plaster ini diadakan dengan tujuan :

a. Untuk mengetahui cara pemasangan instalasi penerangan 3 fasa in plaster

lingkup industri.

1

Page 2: laporan bengkel

BAB II

METODE PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat

Waktu praktikum : Semester 3 Tahun ajaran 2014/2015

(10 – 22 September 2014 )

Alokasi waktu : 2 x 6 jam pelajaran/minggu

Hari : Dilaksanakan setiap hari Senin dan Rabu pukul 07.00 –

11.45 WIB

Tempat : Bengkel Listrik, Gedung AK 1.6 Politeknik Negeri

Malang

2.2 Alat Pelindung Diri ( APD )

a. Pakaian praktikum / pakaian bengkel

b. Safety shoes

c. Kacamata pelindung

d. Helm safety

2.3 Pertemuan dalam Penyelesaian Instalasi Penerangan 3 Fasa In Plaster

Minggu I (10 September 2014)

Menggambar diagram lokasi dan single line pada kertas.

Menentukan komponen yang dibutuhkan.

Mempelajari komponen yang telah didapatkan.

Memasang komponen dan memasang kabel pada bidang kerja.

Minggu II (15 September 2014)

Merancang dan membuat panel.

Minggu III (17 September 2014)

Memasang kWh meter dan melakukan commissioning.

Minggu IV (22 September 2014)

Melaksanakan test

2

Page 3: laporan bengkel

2.4 Daftar material

No. Material Kebutuhan

1. Kabel NYA 1,5 mm2 merah 450/750 V 7 meter

2. Kabel NYA 1,5 mm2 kuning 450/750V 7 meter

3. Kabel NYA 1,5 mm2 hitam 450/750 V 7 meter

4. Kabel NYA 1,5 mm2 biru 450/750 V 7 meter

5. Kabel NYA 1,5 mm2 hijau kuning 450/750 V 7 meter

6. Fitting lampu E27 4 A/250 V 3 buah

7. Saklar tunggal Broco 10A/250 V 1 buah

8. Saklar seri Broco 10A/250V 1 buah

9. Kotak kontak Broco 16A/250V 2 buah

10. Box panel 1 buah

11. Fuse 10A/500V 3 buah

12. MCB 3 fasa Schneider c60a/c10a 400 V 1 buah

13. MCB 1 fasa 1 buah

14. Line up teminal 800 V 5 buah

15. Profil dudukan MCB, fuse, dan terminal 2 buah

16. kWh meter 1 buah

17. MCB 3 fasa Schneider c60a/c10a 400 V 1 buah

18. Terminal blok 1 buah

19. Lampu pijar E27 40 W/220 V 3 buah

20. Heater gun 1 buah

21. Sekrup Secukupnya

2.5 Daftar alat kerja

3

Page 4: laporan bengkel

No. Material Kebutuhan

1. Tang kombinasi 1 buah

2. Tang lancip 1 buah

3. Tang potong 1 buah

4. Tang kupas 1 buah

5. Obeng plus 1 buah

6. Obeng nomor 1 1 buah

7. Obeng nomor 2 1 buah

8. Obeng nomor 3 1 buah

2.6 Daftar alat ukur

No

.Material Kebutuhan

Kondisi

1. Multimeter 1 buah Baik

2. Insulation tester 1 buah Baik

3. Clamp meter 1 buah Baik

4. Three phase indicator 1 buah Baik

5. Tespen 1 buah Baik

4

Page 5: laporan bengkel

BAB III

DASAR TEORI

3.1 Instalasi Penerangan In Plaster

Instalasi dalam listrik terdapat dua jenis yaitu instalasi On Plaster dan

instalasi In Plaster.

Berbeda dengan instalasi di luar tembok (on plaster) yang penempatan pipa –

pipa (dengan penghantar NYA atau kabel – kabel untuk pengaman didalamnya)

menyusuri tiap sudut dinding atau langit – langit, pemasangan instalasi dalam

tembok ini (in plaster) harus membuat ruangan dalam tembok. Tujuan pembuatan

ini adalah untuk memberikan tempat bagi bahan-bahan listrik yang akan dipasang.

Selain itu untuk menempatkan komponen-komponen instalasi dibutuhkan sebuah

dos.

Jika pemasangan instalasi di luar tembok menggunakan klem maka untuk

pemasangan instalasi dalam tembok menggunakan paku. Fungsi paku adalah

untuk menahan agar pipa dan dos yang terpasang tidak goyah sebelum dilapisi

semen. Gambar di bawah memperlihatkan pemasangan pipa dan dos dalam

instalasi dalam tembok.

Pemasangan jalur instalasi listrik yang ditanam di dalam dinding tembok

mempunyai beberapa keuntungan diantaranya adalah:

1. Ruangan terlihat rapi dan tidak merusak keindahan karena tidak ada kabel

berseliweran yang dapat menganggu pemandangan dan keselamatan serta

semua bagian – bagian dari penginstalasian tidak terlihat nyata termasuk pada

pengawataanya.

2. Lebih aman karena kabel terlindung di dalam pipa yang ditanam di tembok.

3. Kabel terhindar dari kerusakan baik oleh gigitan tikus, terhindar dari sentuhan

anak-anak yang bermain atau tertarik sesuatu.

5

Page 6: laporan bengkel

3.2 Praktek Bengkel Listrik

Praktek bengkel listrik 3 pada jobsheet pertama ini dilakukan untun

mengaplikasikan dari teori penerangan tiga phasa pada suatu praktik nyata.

Dengan praktik ini mahasiswa dapat mengerti cara mengaplikasikan dan

merangkai instalasi tiga phasa in plaster.

3.3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan

kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah

institusi maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara

kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja. K3 juga melindungi rekan kerja,

keluarga pekerja, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi

lingkungan kerja.

Tujuan kesehatan keselamatan kerja diantaranya melindungi para pekerja

dan orang lain di tempat kerja, menjamin agar setiap sumber produksi dapat

dipakai secara aman dan efisien, dan menjamin proses produksi berjalan

lancar.

3.4 Bahan Kerja

3.4.1 Fitting Lampu E27

Fitting lampu adalah alat listrik yang berfungsi sebagai dudukan

lampu, lampu pijar, neon, TL, downlight dan jenis lampu lainnya.

Dan untuk jenis fitting yang dipakai dalam praktikum bengkel

III yang pertama ini digunakan fitting E27 atau fitting edition 27.

Fitting ini memiliki diameter sepanjang 27 cm.

6

Page 7: laporan bengkel

3.4.2 Saklar Tunggal

Saklar tunggal adalah saklar yang digunakan untuk menghidupkan

dan mematikan satu buah atau satu kelompok beban listrik. Dalam hal

ini adalah beban penerangan atau lampu listrik.

3.4.3 Saklar Seri

Saklar seri ini gunanya untuk memutuskan dan menghubungkan dua

buah kelompok lampu secara bergantian. Misalnya Lampu yang terdapat

pada ruangan tamu dan lampu yang terdapat pada taman dapat hidup sendiri-

sendiri atau seluruhnya dihidupkan pada waktu bersamaan.

3.4.4 Kotak Kontak atau Stopkontak

Kotak kontak merupakan komponen listrik yang berfungsi sebagai

muara penghubung antara peralatan listrik dengan aliran listrik. Agar

alat listrik terhubung dengan kotak kontak maka diperlukan kabel atau

tusuk kontak yang ditancapkan pada stop kontak.

Macam dari kotak kontak ada dua, yaitu:

a. Kotak kontak in bow, yaitu kotak kontak yang dipasang di dalam

tembok.

7

Page 8: laporan bengkel

b. Kotak kontak out bow, yaitu kotak kontak yang dipasang diluar

tembok atau diletakan diluar tembok jika berfungsi sebagai kotak

kontak portable.

3.4.5 Fuse

Fuse atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Sekering adalah

komponen yang berfungsi sebagai pengaman dalam Rangkaian

Elektronika maupun perangkat listrik. Fuse (Sekering) pada dasarnya

terdiri dari sebuah kawat halus pendek yang akan meleleh dan terputus

jika dialiri oleh Arus Listrik yang berlebihan ataupun terjadinya

hubungan arus pendek (short circuit) dalam sebuah peralatan listrik /

Elektronika. Dengan putusnya Fuse (sekering) tersebut, Arus listrik

yang berlebihan tersebut tidak dapat masuk ke dalam Rangkaian

Elektronika sehingga tidak merusak komponen-komponenyang

terdapat dalam rangkaian Elektronika yang bersangkutan.

Fuse (Sekering) terdiri dari 2 Terminal dan biasanya dipasang

secara Seri dengan Rangkaian Elektronika / Listrik yang akan

dilindunginya sehingga apabila Fuse (Sekering) tersebut terputus

maka akan terjadi “Open Circuit” yang memutuskan hubungan aliran

listrik agar arus listrik tidak dapat mengalir masuk ke dalam

Rangkaian yang dilindunginya.

Bentuk Fuse (Sekering) yang paling sering ditemukan adalah

berbentuk tabung (silinder) dan Pisau (Blade Type). Fuse yang

berbentuk tabung atau silinder sering ditemukan di peralatan

listrik Rumah Tangga sedangkan Fuse yang berbentuk Pisau (blade)

lebih sering digunakan di bidang Otomotif (kendaraan bermotor).

8

Page 9: laporan bengkel

Nilai Fuse biasanya tertera pada badan Fuse itu sendiri ataupun

diukir pada Terminal Fuse, nilai Fuse diantaranya terdiri dari Arus

Listrik (dalam satuan Ampere (A) ataupun miliAmpere (mA) dan

Tegangan (dalam satuan Volt (V) ataupun miliVolt (mV).

3.4.6 Benang

Benang instalasi berfungsi sebagai alat pengikat pada sambungan

kabel yang suda dipilin (sambungan ekor babi). Penggunaan benang

instalasi saat ini sudah tidak popular lagi karena sudah digantikan

dengan isolasi pita yang lebih praktis. Benang instalasi terbuat dari

serat ataupun wool. Pemasangan benang instalasi harus hati – hati

karena dapat berakibat fatal. Kabel instalasi dipasang dengan cara

membelitkan benang ke kabel yang sudah dipilin terlebih dahulu.

3.4.7 Kabel NYA

N : kabel standar penghantar tembaga

Y : selubung isolasi dari PVC

A : selubung atau lapisan perlindungan luar bahan serat (misalnya

goni/jute)

Kabel NYA berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, untuk

instalasi luar atau kabel udara. Kode warna isolasi ada warna merah,

kuning, biru dan hitam sesuai dengan peraturan PUIL.. Lapisan

isolasinya hanya 1 lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan air (NYA

adalah tipe kabel udara) dan mudah digigit tikus. Agar aman memakai

kabel tipe ini, kabel harus dipasang dalam pipa/conduit jenis PVC atau

saluran tertutup. Sehingga tidak mudah menjadi sasaran gigitan tikus,

dan apabila ada isolasi yang terkelupas tidak tersentuh langsung oleh

orang.

9

Page 10: laporan bengkel

3.4.8 Lampu Pijar

Lampu pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui

penyaluran arus listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan

menghasilkan cahaya. Kaca yang menyelubungi filamen panas

tersebut menghalangi udara untuk berhubungan dengannya sehingga

filamen tidak akan langsung rusak akibat teroksidasi.

3.4.9 Box Panel Merk hager ukuran 16/10”

Panel listrik adalah sebuah papan hubung bagi yang berisi komponen-komponen listrik, yang disesuaikan dengan fungsi panel tersebut.panel penerangan yang berfungsi sebagai pengaman dari lampu-lampu yang terkoneksi ke panel tersebut.

3.4.10 MCBMain Circuit Breaker (MCB), pemutus hubungan listrik secara

otomatis bilamana daya/tegangan melampaui standar yang

ditentukan .Gunanya untuk mencegah terjadinya korsleting/hubungan

pendek ataupun kerusakan peralatan listrik akibat melonjaknya

tegangan listrik. Pada rumah model lama, pemutus arus listrik ini

berupa fuse (sekering) yang sudah tidak praktis lagi, karena bilamana

putus, harus mengganti sekering tersebut.Dengan adanya MCB maka

setiap kali arus listrik over sehingga circuit terputus, sesudah instalasi

normal kembali maka untuk menghidupkan listrik cukup dengan

menekan tuas/saklar pada mcb.

MCB ada yang dipasang pada box meteran PLN (putih dengan tuas

warna biru dan bersegel PLN) adalah piranti untuk mengamankan arus

yang masuk ke dalam gedung/rumah.Sedang MCB di dalam rumah

(instalasi sesudah box meteran PLN) biasanya tuasnya berwarna

hitam, adalah pembagi arus listrik menjadi beberapa zone sesuai

kebutuhan masing-masing cabang.Untuk keamanan (terutama bagi

10

Page 11: laporan bengkel

gedung bersifat publik) umumnya MCB ini dipasang dalam kotak

panel yang terkunci.

3.5 Alat Pengukur dan Pembatas (APP)

3.5.1 Ketentuan Mengenai APP

1. Badan (body) terdiri dari :

a. Bagian atas

b. Bagian bawah

2. Kumparan arus terdiri dari :

a. Pada kwh metter 1 fasa kumparan arus 1 set

b. Pada kwh metter 3 pasa 3 kawat kumparan arus 2 set.

c. Pada kwh metter 3 pasa 4 kawat kumparan arus 3 set.

Pada kumparan arus dilengkapi dengan kawat tahanan atau

lempengan besi yang berfungsi sebagai pengatur cosines phi

(faktor kerja). Kumparan tegangan terdiri dari : Pada kwh 1

phasa

3. Piringan

Piringan kwh meter ditempatkan dengan 2 buah bantalan (atas dan

bawah) yang digunakan agar piringan kwh meter dapat berputar

dengan mendapat gesekan sekecil mungkin.

4. Circuit breaker (MCB)

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, MCB inilah komponen yang

bertugas memutus aliran listrik bila terjadi pemakaian daya yang

berlebihan oleh konsumen atau bila terjadi gangguan hubungan

singkat dari suatu peralatan listrik rumah. Saat melakukan

perbaikan instalasi listrik rumah, komponen ini sebaiknya

dimatikan

5. Meter listrik

Sebagai penunjuk besarnya daya listrik yang telah digunakan

pelanggan. Satuannya dalam kwh (kilowatt hour). Indikatornya

terlihat dari angka-angka yang tercatat.Petugas PLN yang rutin

berkunjung tiap bulan selalu mencatat angka-angka ini.

6. Spin control

11

Page 12: laporan bengkel

Merupakan sebuah komponen yang bekerja dengan berputar bila

terjadi pemakaian daya listrik. Semakin besar daya yang digunakan

maka perputaran akan semakin cepat. Besarnya daya pemakaian

akan dicatat oleh “meter listrik” dan bila kelebihan akan dibatasi

oleh MCB

7. Pengaman listrik (sekring atau panel hubung bagi)

Fungsi utamanya adalah mengamankan instalasi bila masalah

seperti hubung pendek diperalatan listrik dengan cara memutuskan

arus listriknya.

3.5.2 Spesikasi kwh meter

merek : nama perusahaan yang membuat kwh meter

type, jenis, model : identitas meter oleh pabrik

tahun : tahun pembuatan kwh meter

nomor : omor seri dari pabrik

tegangan nominal kumparan : missal 3 x 230/400V

arus nominal kumparan magnet (arus) : misal 5(20)A

arus nominal = 5A dengan batas kesalahan terkecil

kumparan sanggup dialuri arus 20A dengan kesalahan masih

batas yang diijinkan

class : angka/kategori yang menentukan ketelitian keh meter (limit

error)

frekuensi : frekuensi nominal dari kumparan tegangan (Hz)

tanda panah : arah putaran piringan kwh meter yang benar

constata meter : besaran pada kwh meter yang menyatakan

hubungan antara hasil putaran dengan energy yang terpakai

disimbol (C) dalam satuan revulsi/kwh

12

Page 13: laporan bengkel

3.5.3 Segel pada KWHmeter

Segel pada KWhmeter yang dipang oleh PLN terdapat 4 segel,

yaitu:

Segel plastik puntir / Segel Putar Plastik merupakan segel plastik

dengan pengunci didesain khusus sebagai alat pengaman pada

peralatan Kwh meter, Kotak APP, APP Terpadu milik PT. PLN

( Persero ), atau pada Meter Air PAM serta meter gas PGN untuk

mencegah pembukaan meter oleh bukan petugas yang berwenang.

Material Segel Putar Plastik dibuat dari bahan khusus dengan

proses Moulding yang menggunakan 100% bahan lokal. Segel dibuat

dari bahan ABS-PK (thermoplastic) yang tahan terhadap panas

matahari.Kawat segel terbuat dari Stainless Stel sehingga tahan

karat.Segel Putar Plastik ini diproses dan diproduksi di dalam negeri

oleh PT. Sinarindo Wiranusa Elektrik.

Penandaan pada segel Plastik, misalnya untuk Logo PLN dan

Tulisan Milik PLN di Emboss dan tulisan Kode menggunakan Grafir

Computerized, sehingga tidak dapat terhapus.

Segel Putar Plastik dibuat sesuai pesanan baik warna, panjang

kawat, maupun pengkodean ( nomor seri , dll). Kode nomor seri

dibuat berdasarkan pesanan dan tersimpan pada data base kami

sehingga tidak ada kesamaan (double) dengan yang lainnya.

Kerahasiaan dan keamanan Nomor seri serta produk jadi kami jaga

dengan ketat mulai dari design hingga delivery, sehingga

meminimalisir pemalsuan dan cacat produk.

3.6 Alat Ukur

3.6.1 Multimeter

13

Page 14: laporan bengkel

Multimeter atau yang juga dikenal sebagai AVO meter adalah

sebagai sebuah alat ukur yang digunakan untuk mengukur arus

listrik, tegangan listrik, dan resistansi atau ketahanan suatu benda

yang biasa disebut avometer. Tidak hanya itu saja fungsinya, alat ini

juga mampu mengukur induktansi, frekuensi, temperature dan masih

banyak lagi, karena alas an itulah mengapa alat ini disebut sebagai

multimeter.

3.6.2 Insulation Tester

Insulation terster merupakan peralatan yang digunakan untuk

menghitung tahanan isolasi antara penghantar fasa-netral dan

penghantar fasa-PE.

3.6.3 Tespen

Tespen merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui ada

tidaknya tegangan pada suatu penghantar.

14

Page 15: laporan bengkel

3.6.4 Three Phase Indicator

Three phase indicator merupakan alat untuk memeriksa apakah

urutan phasa pada sumber tegangan tiga phasa sudah benar atau

tidak. Saat urutan phasa sudah benar maka lampu yang menyala

adalah lampu dengan tanda clock wise tetapi jika urutan phasa salah

maka lampu yang menyala adalah lampu yang bertanda anti clock

wise.

3.6.5 Clamp Meter

Clamp Meter adalah alat untuk mengukur arus listrik tanpa memutus

jalur arus tersebut. Clamp meter memiliki cara kerja yang sama

dengan trafo arus (CT).

15

Page 16: laporan bengkel

3.7 Peralatan Kerja

3.7.1 Obeng

Alat ini digunakan untuk membuka atau memasang atau

mengencangkan sekerup yang kepalanya beralur. Ujung obeng ini yang

digunakan sebagai pengencang atau pengendor sekerup tersebut.

Bentuknya ada yang menyerupai kembang dan sering disebut obeng

kembang atau obeng plus dan digunakan untuk mengencangkan/

mengendorkan ujung sekerup yang beralur seperti kembang. Bentuk yang

lain adalah pipih dan sering disebut obeng minus atau obeng plat dan

digunakan untuk mengencangkan/ mengendorkan ujung sekerup yang

beralur lurus.

3.7.2 Tang

3.7.2.1 Tang Potong

Tang potong adalah tang yang memiliki funsi sebagai alat

bantu untuk mempermudah pekerja/teknisi untuk memotongkabel

atau penghantar lainnya.

3.7.2.2 Tang Kombinasi

Tang kombinasi adalah tang yang memiliki kombinasi

bentuk dari tang cucut/lancip, tang potong, dan tang kopas.

3.7.2.3 Tang Cucut/Lancip

16

Page 17: laporan bengkel

Tang cucut atau lancip adalah tang yang memiliki unjung

berbentuk runcing atau cucut. Tang ini memiliki fungsi sebagai

alat bantu untuk membengkokkan penghantar atau membentuk

penghantar menjadi bentuk yang diinginkan, seperti untuk

membuat mata itik.

3.7.2.4 Tang Kupas

Tang kupas adalah tang yang berfungsi untuk membantu

pekerja/teknisi untuk mengupas isolasi dari penghantar.

17

Page 18: laporan bengkel

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Langkah Kerja

Berikut langkah-langkah pemasangan instalasi penerangan 3 fasa in plaster

pada bengkel listrik Politeknik Negri Malang Gedung AK 1.06:

1. Merencanakan dan menggambar diagram lokasi dan diagram pengawatan

pada kertas mengenai rancangan instalasi penerangan 3 fasa in plaster

yang akan dipasang.

Single line diagram

18

Page 19: laporan bengkel

Wiring diagram

2. Mendata dan menyiapkan komponen yang dibutuhkan (Bill of Quantity).

3. Memakai dan memperhatikan Alat Pelindung Diri (APD) sebelum

memulai pekerjaan.

4. Memasang komponen yang telah didapat pada bidang kerja.

5. Merencanakan dan membuat panel.

6. Melaksanakan commissioning dalam keadaan tidak bertegangan meliputi

Pemeriksaan Kontinuitas dan Pemeriksaan Tahanan Isolasi.

7. Pemasangan kWh-meter.

8. Melaksanakan commissioning dalam keadaan bertegangan tanpa beban

meliputi Pemeriksaan Urutan Fasa dan Pemeriksaan Nominal Tegangan.

9. Penyambungan kWh-meter dengan sumber tegangan.

10. Memasang Lampu dan Heater sebagai beban untuk membuktikan

pemasangan instalasi benar-benar berhasil.

11. Melaksanakan commissioning dalam keadaan bertegangan dan berbeban

yang meliputi Pemeriksaan Nominal Tegangan, Pemeriksaan Arus, dan

Pemeriksaan Beban.

19

Page 20: laporan bengkel

4.2 Standart Operasional Prosedur (SOP)

a. SOP Pengujian Kontinuitas

Pengujian kontinuitas ini menggunakan alat Ohmmeter.

Berikut ini Standart Operasional Prosedur dari pengujian kontinuitas,

yaitu:

1. Memastikan bahwa semua rangkaian sudah tersambung dengan baik

dan tidak terhubung dengan sumber tegangan.

2. mengatur range Ohmmeter pada range terkecil.

3. Menguji rangkaian dengan menghubungkan setiap probe pada setiap

sambungan.

4. Jika ohmmeter menunjukkan nilai resistansi yang sangat kecil, maka

rangkaian yang Anda buat sudah tersambung dengan baik.Jika

ohmmeter menunjukkan nilai resistansi yang sangat besar, maka

rangkaian belum tersambung dengan baik dan perlu diperbaiki.

b. SOP Pengujian Tahanan Isolasi

Pengujian Tahanan Isolasi ini menggunakan alat yang disebut Insulation

Tester.

Berikut ini Standar Operasional Prosedur pengujian tahanan isolasi:

1. Memastikan rangkaian tidak terhubung dengan sumber listrik. Untuk

memastikannya, MCB di-off-kan.

2. Melepaskan semua hubungan ke beban, ke jaringan dan ke bumi

(kecuali penghantar pengaman) dan hubungan antar terminal/rel netral

dan rel pengaman.

3. Kemudian mengecek baterai insulation tester. Kondisi alat yang siap

digunakan yaitu apabila jarum menunjukkan keterangan Good, bukan

Bad. Jika jarum menunjukkan Bad maka baterai perlu diganti terlebih

dahulu sebelum digunakan.

4. Mengatur range pada tegangan 500V, kemudian uji tahanan isolasi

5. Melakukan uji tahanan isolasi antara penghantar fasa dengan fasa, fasa

dengan netral, dan fasa dengan grounding.

20

Page 21: laporan bengkel

6. Standart nilai minimum tahanan isolasi adalah 5 M. Jika nilai

tahanan isolasi lebih dari 5 M maka tahanan isolasi memenuhi syarat

dan rangkaian dapat dihubungkan dengan tegangan. Jika tahanan

isolasi bernilai dibawah 5 M maka periksa dan perbaiki kembali

rangkaian. Jangan menghubungkan rangkaian dengan sumber

tegangan sebelum rangkaian selesai diperbaiki dan memenuhi standar

minimum.

c. SOP Pengujian Nominal Tegangan

Pengujian Nominal Tegangan ini menggunakan alat Voltmeter.

Berikut ini Standart Operasional Prosedur dari Pengujian Nominal

Tegangan, yaitu:

1. Memastikan bahwa rangkaian yang dibuat telah memenuhi nilai

pengujian tahanan isolasi.

2. Melepaskan semua beban dari sumber tegangan.

3. Mengaktifkan (ON) MCB utama untuk memberikan sumber tegangan.

4. Mengatur range voltmeter pada tegangan 750V.

5. Mengukur tegangan pada terminal utama, yaitu antara fasa dengan

fasa, fasa dengan netral, dan fasa dengan grounding.

6. Standart nilai hasil pengujian yaitu tegangan antar fasa bernilai 380V,

tegangan antara fasa dengan netral 220V, dan tegangan antara fasa

dengan grounding 220V.

7. Jika nilai tegangan dibawah nilai standart, maka sebaiknya ganti

tempat lain untuk mendapatkan nilai tegangan yang sesuai dengan

standart.

21

Page 22: laporan bengkel

d. SOP Pengujian Urutan Fasa

Pengujian Urutan Fasa ini menggunakan alat yang disebut Phase Detector.

Berikut ini Standart Operasional Prosedur dari Pengujian Urutan Fasa,

yaitu:

1. Memastikan bahwa terminal utama tidak terhubung dengan sumber

tegangan. Untuk memastikannya, off-kan MCB.

2. Menjepitlah atau kaitkan phase detector dengan fasa masing-masing

terminal.

3. Jika phase detector sudah terhubung baik dengan terminal, kemudian

nyalakan MCB.

4. Jika urutan fasa sudah searah jarum jam, maka lampu indicator pada

Phase Detector akan menyala hijau.Jika terdapat urutan fasa yang

berlawanan arah jarum jam, maka lampu indicator pada Phase

Detector akan menyala merah.

5. Jika pengujian telah selesai, matikan MCB kembali. Kemudian

lepaskan phase detector dari terminal.

e. SOP Pengujian Arus

Pengujian Arus ini menggunakan alat yang disebut Clampmeter.

Berikut ini Standart Operasional Prosedur dari pengujian arus, yaitu:

1. Memastikan bahwa rangkaian sudah memenuhi pengujian tahanan

isolasi.

2. Menyambungkan beban dengan sumber tegangan.

3. Mengatur range clamp meter pada 200A.

4. Kemudian mengukur arus yang lewat pada rangkaian, dengan cara

mengaitkan Clamp meter pada penghantar.

5. Mengusahakan body Clamp meter berada dekat dengan penghantar

agar arus yang lewat dapat terbaca pada alat ukur.

6. Mencatat nilai arus yang melewati rangkaian dari hasil pembacaan

Clamp meter.

22

Page 23: laporan bengkel

f. SOP Pengujian Beban

Berikut ini Standar Operasional Prosedur dari pengujian beban, yaitu:

1. Memastikan bahwa rangkaian telah memenuhi nilai pengujian tahanan

isolasi.

2. Menghubungkan beban dengan sumber tegangan, on-kan MCB.

3. Menguji masing-masing beban, apakah hasil yang ditunjukkan sudah

sesuai dengan rancangan atau belum sesuai.

4. Jika hasil belum sesuai dengan rancangan, maka rangkaian perlu

diperbaiki.

4.3 Perhitungan kWh-meter

4.3.1 Spesifikasi kWh Meter

Ratting Tegangan : 3 x 127/220V

Basic current : 5 A

Maximum Current : 20 A

Frekuensi : 50 Hz

C (konstanta) : 420ref/kWh

4.3.2 Menghitung Daya

Menggunakan acuan waktu selama 2 menit dengan beban 3 lampu

pijar masing-masing 40 watt dan heater.

P 1= 3600 x PutaranPiringanKonstantakWh x Detik Putaran

x 1000

P 1=3600 x 22 putaran420 x120 s

x1000

P1 = 1571,428 watt

P 2=V x I

P 2=220 x6.4

P2 = 1408watt

4.3.3Faktor kesalahan Kwh meter

E=P 1−P 2P 2

x100 %

23

Page 24: laporan bengkel

E=1571,428−14081408

x100 %

E = 11.6 %

4.4 Pelaksanaan Commisioning

Commisioning adalah serangkaian kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu

instalasi listrik secara individu, sub sistem maupun suatu sistem, seperti

tercantum dalam Kontrak dan Standar sehingga memenuhi persyaratan

tertentu, yang dapat dinyatakan siap untuk dioperasikan dengan aman, andal

dan akrab lingkungan.

Pelaksanaan Comisioning meliputi

1. Dalam Kondisi Tidak Bertegangan

a. Uji Kontinuitas

Untuk mengetahui sambungan antar penghantar apakah sudah

tersambung dengan baik atau belum tersambung dengan baik.

b. Uji Tahanan Isolasi

Uji tahanan isolasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

sambungan apakah tersambung dengan baik dan mengantisipasi arus

bocor akibat sambungan.Apabila tidak dilakukan bisa terjadi arus

bocor dan dapat mengancam pekerja maupun peralatan.

Dalam puil 3.3.1.4.3 .b : isolasi yang mampu menahan tegangan uji

a.b. efektif selama 1 menit.

Pengukuran bagian instalasi tersebut ayat 322.A.5 dilakukan antara

penghantar fasa ke bumi , penghantar netral ke bumi dan penghantar

fasa ke fasa .

2. Dalam Kondisi Bertegangan Tanpa Beban

a. Uji Urutan Fasa

Uji Urutan Fasa ini dilakukan agar pada pemasangan beban 3 fasa

bekerjanya tidak terbalik.Uji urutan fasa ini menggunakan alat yang

disebut Phasa Detector.

24

Page 25: laporan bengkel

b. Uji Nominal Tegangan

Uji Nominal tegangan ini dilakukan untuk mengetahui tegangan yang

dihasilkan oleh sumber tegangan.Selain itu, jika kita mengetahui nilai

nominal tegangan kita menghindari kesalahan dalam pemberian

sumber tegangan pada beban.

3. Dalam Kondisi Bertegangan dengan Beban

a. Uji Nominal Tegangan

Uji Nominal tegangan ini dilakukan untuk mengetahui tegangan

yang dihasilkan oleh sumber tegangan.Selain itu, jika kita

mengetahui nilai nominal tegangan kita menghindari kesalahan

dalam pemberian sumber tegangan pada beban.

b. Uji Arus

Uji arus dilakukan untuk mengetahui besarnya arus yang melewati

penghantar pada rangkaian.Uji arus dilakukan menggunakan alat

yang disebut Tang Amper atau Clamp meter.

c. Uji Beban

Uji beban dilakukan untuk mengetahui apakah beban sudah

berfungsi dengan baik dan sesuai rencana atau belum.

25

Page 26: laporan bengkel

Commissioning Tak Bertegangan

a. Kontinuitas

Pengujian kontinuitas menggunakan multimeter.

Nama Perusahaan

KONTAKTOR

Daftar Simak (Check List)

Pekerjaan Pemasangan Instalasi

Penerangan 3 phasa

Lokasi Bengkel Listrik Polinema Nomor

Jenis pekerjaan Tanggal 17 September 2014

No. Gbr. Kerja Lampiran Denah lokasi (key plan)

Subkon/Mandor Halaman

No. Uraian SimakKondisi

KeteranganBaik Kurang

1. Fasa R – output saklar seri A Tersambung dengan baik

2. Fasa R – output saklar seri B Tersambung dengan baik3. Fasa S – output saklar tunggal C Tersambung dengan baik4. Fasa T – kotak kontak 1 Tersambung dengan baik5. Fasa T – kotak kontak 2 Tersambung dengan baik6. Fasa T – sambungan pada kotak tender Tersambung dengan baik7. Netral – output saklar seri A Tersambung dengan baik8. Netral – output saklar seri B Tersambung dengan baik9. Netral – output saklar tunggal C Tersambung dengan baik10. Netral – kotak kontak 1 Tersambung dengan baik11. Netral – kotak kontak 2 Tersambung dengan baik12. Netral – sambungan pada kotak tender Tersambung dengan baik13. Grounding – kotak kontak 1 Tersambung dengan baik14. Grounding – kotak kontak 2 Tersambung dengan baik

15.Grounding – sambungan pada kotak

tender Tersambung dengan baik

Dibuat oleh : Mengetahui : Tanggal :

Diperiksa bersama oleh :

26

Page 27: laporan bengkel

(tanda tangan)

(nama jelas)Pelaksana

(tanda tangan)(nama jelas)

Pelaksana Lapangan

(nama jelas)Site Engineer

(nama jelas)

Site Engineer/ atasan lgs

27

Page 28: laporan bengkel

b. Tahanan Isolasi

Pengujian tahanan isolasi menggunakan insulation tester.

Nama Perusahaan

KONTAKTOR

Daftar Simak (Check List)

Pekerjaan Pemasangan Instalasi

Penerangan 3 phasa

Lokasi Bengkel Listrik Polinema Nomor

Jenis pekerjaan Tanggal 17 September 2014

No. Gbr. Kerja Lampiran Denah lokasi (key plan)

Subkon/Mandor Halaman

No. Uraian SimakKondisi

Keterangan≤ 5 MΩ ≥ 5 MΩ

1. Fasa R – Fasa S Sudah memenuhi standar

2. Fasa R – Fasa T Sudah memenuhi standar

3. Fasa R – Netral Sudah memenuhi standar

4. Fasa R – Grounding Sudah memenuhi standar

5. Fasa S – Fasa T Sudah memenuhi standar

6. Fasa S – Netral Sudah memenuhi standar

7. Fasa S – Grounding Sudah memenuhi standar

8. Fasa T – Netral Sudah memenuhi standar

9. Fasa T – Grounding Sudah memenuhi standar

Dibuat oleh : Mengetahui : Tanggal :

(tanda tangan)

(nama jelas)Pelaksana

(tanda tangan)

Diperiksa bersama oleh :

(nama jelas)

Pelaksana Lapangan

(nama jelas)Site Engineer

(nama jelas)

Site Engineer/ atasan lgs

28

Page 29: laporan bengkel

Commissioning Bertegangan

a. Cek Nominal Tegangan

Pengujian tegangan ini menggunakan multimeter.

Nama Perusahaan

KONTAKTOR

Daftar Simak (Check List)

Pekerjaan Pemasangan Instalasi

Penerangan 3 phasa

Lokasi Bengkel Listrik Polinema Nomor

Jenis pekerjaan Tanggal 17 September 2014

No. Gbr. Kerja Lampiran Denah lokasi (key plan)

Subkon/Mandor Halaman

No. Uraian Pengukuran Tegangan (volt) Keterangan

1. Fasa R – Fasa S 400 volt Tegangan sudah sesuai standar

2. Fasa R – Fasa T 400 volt Tegangan sudah sesuai standar

3. Fasa R – Netral 225 volt Tegangan sudah sesuai standar

4. Fasa R – Grounding 225 volt Tegangan sudah sesuai standar

5. Fasa S – Fasa T 400 volt Tegangan sudah sesuai standar

6. Fasa S – Netral 225 volt Tegangan sudah sesuai standar

7. Fasa S – Grounding 225 volt Tegangan sudah sesuai standar

8. Fasa T – Netral 225 volt Tegangan sudah sesuai standar

9. Fasa T – Grounding 225 volt Tegangan sudah sesuai standar

Dibuat oleh : Mengetahui : Tanggal :

(tanda tangan)

(nama jelas)Pelaksana

(tanda tangan)

Diperiksa bersama oleh :

(nama jelas)

Pelaksana Lapangan

(nama jelas)Site Engineer

(nama jelas)

Site Engineer/ atasan lgs

29

Page 30: laporan bengkel

b. Cek Urutan Fasa

Pengujian urutan fasa menggunakan fasa detector.

Nama Perusahaan

KONTAKTOR

Daftar Simak (Check List)

Pekerjaan Pemasangan Instalasi

Penerangan 3 phasa

Lokasi Bengkel Listrik Polinema Nomor

Jenis pekerjaan Tanggal 17 September 2014

No. Gbr. Kerja Lampiran Denah lokasi (key plan)

Subkon/Mandor Halaman

No. Uraian SimakKondisi

KeteranganBaik Kurang

1. Fasa R Fasa sudah urut

2. Fasa S Fasa sudah urut

3. Fasa T Fasa sudah urut

Dibuat oleh : Mengetahui : Tanggal :

(tanda tangan)

(nama jelas)Pelaksana

(tanda tangan)

Diperiksa bersama oleh :

(nama jelas)

Pelaksana Lapangan

(nama jelas)Site Engineer

(nama jelas)

Site Engineer/ atasan lgs

Commissioning Bertegangan dan Berbeban

30

Page 31: laporan bengkel

a. Cek Nominal Tegangan

Pengujian tegangan ini menggunakan multimeter.

Nama Perusahaan

KONTAKTOR

Daftar Simak (Check List)

Pekerjaan Pemasangan Instalasi

Penerangan 3 phasa

Lokasi Bengkel Listrik Polinema Nomor

Jenis pekerjaan Tanggal 22 September 2014

No. Gbr. Kerja Lampiran Denah lokasi (key plan)

Subkon/Mandor Halaman

No. Uraian Pengukuran Tegangan (volt) Keterangan

1. Fasa R – Fasa S 400 volt Tegangan sudah sesuai standar

2. Fasa R – Fasa T 380 volt Tegangan sudah sesuai standar

3. Fasa R – Netral 220 volt Tegangan sudah sesuai standar

4. Fasa R – Grounding 220 volt Tegangan sudah sesuai standar

5. Fasa S – Fasa T 395 volt Tegangan sudah sesuai standar

6. Fasa S – Netral 230 volt Tegangan sudah sesuai standar

7. Fasa S – Grounding 230 volt Tegangan sudah sesuai standar

8. Fasa T – Netral 220 volt Tegangan sudah sesuai standar

9. Fasa T – Grounding 220 volt Tegangan sudah sesuai standar

Dibuat oleh : Mengetahui : Tanggal :

(tanda tangan)

(nama jelas)Pelaksana

(tanda tangan)

Diperiksa bersama oleh :

(nama jelas)

Pelaksana Lapangan

(nama jelas)Site Engineer

(nama jelas)

Site Engineer/ atasan lgs

b. Cek Arus

31

Page 32: laporan bengkel

Pengujian arus ini menggunakan clampmeter.

Nama Perusahaan

KONTAKTOR

Daftar Simak (Check List)

Pekerjaan Pemasangan Instalasi

Penerangan 3 phasa

Lokasi Bengkel Listrik Polinema Nomor

Jenis pekerjaan Tanggal 22 September 2014

No. Gbr. Kerja Lampiran Denah lokasi (key plan)

Subkon/Mandor Halaman

No. Uraian Pengukuran Arus (ampere) Keterangan

1. Fasa R 0,2 A Beban 2 lampu saklar seri

2. Fasa S Tidak terbaca pada alat ukur

Beban 1 lampu saklar tunggal

3. Fasa T 6,4 A Beban heater

Dibuat oleh : Mengetahui : Tanggal :

(tanda tangan)

(nama jelas)Pelaksana

(tanda tangan)

Diperiksa bersama oleh :

(nama jelas)

Pelaksana Lapangan

(nama jelas)Site Engineer

(nama jelas)

Site Engineer/ atasan lgs

c. Cek Beban

32

Page 33: laporan bengkel

Nama Perusahaan

KONTAKTOR

Daftar Simak (Check List)

Pekerjaan Pemasangan Instalasi

Penerangan 3 phasa

Lokasi Bengkel Listrik Polinema Nomor

Jenis pekerjaan Tanggal 17 September 2014

No. Gbr. Kerja Lampiran Denah lokasi (key plan)

Subkon/Mandor Halaman

No. Uraian SimakKondisi

KeteranganMenyala Padam

1.Ketika saklar seri A ditekan maka

lampu A Tersambung dengan baik

2.Ketika saklar seri A ditekan maka

lampu B Tidak tersambung

3.Ketika saklar seri A ditekan maka

lampu C Tidak tersambung

4.Ketika saklar seri B ditekan maka

lampu A Tidak tersambung

5.Ketika saklar seri B ditekan maka

lampu B Tersambung dengan baik

6.Ketika saklar seri B ditekan maka

lampu C Tidak tersambung

7.Ketika saklar tunggal C ditekan maka

lampu A Tidak tersambung

8.Ketika saklar tunggal C ditekan maka

lampu B Tidak tersambung

9.Ketika saklar tunggal C ditekan maka

lampu C Tersambung dengan baik

10. Kotak kontak 1 Tersambung dengan baik11. Kotak kontak 2 Tersambung dengan baik

Dibuat oleh : Mengetahui : Tanggal :

Diperiksa bersama oleh :

33

Page 34: laporan bengkel

(tanda tangan)

(nama jelas)Pelaksana

(tanda tangan)(nama jelas)

Pelaksana Lapangan

(nama jelas)Site Engineer

(nama jelas)

Site Engineer/ atasan lgs

BAB V

34

Page 35: laporan bengkel

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dalam melakukan praktek instalasi in plaster ini dibutuhkan skill

individu, agar yang dihasilkan memuaskan pelanggan. Sebelum

mengerjakan proyek, seorang instalir harus memeriksa apakah semua

sudah sesuai dengan SOP agar tidak ditemukan kendala dalam

pengerjaannya, dan pastikan semua peralatan yang digunakan memenuhi

standart yang berlaku dan spesifikasinya sesuai dengan apa yang

dibutuhkan. Usahakan sebelum dan sesudah mengerjakan proyek periksa

bahan dan alat yang digunakan, apakah masih dalam keadaan baik atau

harus di rekondisi.

35