laporan bengkel 1

53
Laporan Bengkel Praktek Kontrol Industri Konvensional Oleh : Nur Kamri Hardi NIM : 321 12 019 Irwan Fadillah Nur NIM : 321 12 008 i

Transcript of laporan bengkel 1

Page 1: laporan bengkel 1

Laporan Bengkel

Praktek Kontrol Industri Konvensional

Oleh :

Nur Kamri Hardi NIM : 321 12 019

Irwan Fadillah Nur NIM : 321 12 008

Program Studi Teknik Listrik D3

Jurusan Teknik Elektro

Politeknik Negeri Ujung Pandang

Makassar 2014

i

Page 2: laporan bengkel 1

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan hasil latihan Bengkel Praktek Kontrol Industri

Konvensional semester IV Politeknik Negeri Ujung Pandang.

Nama : Nur Kamri Hardi

NIM : 321 12 019

Kelas : 2AListrik D3

Judul : Praktek Bengkel Kontrol Industri Konvensional

Benar telah melakukan praktek semester IV di bengkel listrik,

jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Ujung Pandang, dan laporan ini

telah diperiksa dan disetujui oleh instruktur yang bersangkutan.

Makassar,14 April 2014

Penanggung jawab,

H.Ruslan L, ST.,MT.

ii

Page 3: laporan bengkel 1

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan hasil praktek bengkel listrik yang berjudul

“Laporan Praktek Bengkel Kontrol Industri Konvensional”.

Praktek Bengkel ini merupakan salah satu mata kuliah yang wajib

ditempuh di Politeknik Negeri Ujung Pandang. Laporan Praktek Bengkel

ini disusun sebagai pelengkap praktek yang telah dilaksanakan lebih

kurang 3 minggu di Bengkel Listrik Politeknik Negeri Ujung Pandang.

Dengan selesainya laporan ini tidak terlepas dari bantuan banyak

pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk

itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang

membantu dalam penyelesaian laporan ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan

ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya

pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran

yang membangun sangat penulis harapkan.

Wassalamu’alaikumWr. Wb.

Makassar¸ 11 April 2014

Penulis

iii

Page 4: laporan bengkel 1

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Tujuan 2

BAB II TEORI DASAR 3

2.1 Kabel / Penghantar 3

2.2 Panel Hubung Bagi (PHB) 3

2.3 Kontaktor 4

2.4 Miniatur Circuit Breaker (MCB) 6

2.5 Thermal Overload Relay (TOR) 7

2.6 Time Delay 8

2.7 Relay 9

2.8 Impuls10

2.9 Saklar Pilih (Selector Switch) 11

2.10 Saklar Aliran 11

2.11 Saklar Tekan12

2.12 Saklar Pelampung 12

2.13 Lampu Indikator 12

2.14 Terminal Line Up 13

2.15 Saluran Kabel (Wire Duck) 13

2.16 Pengaplikasian Kontrol Industri Konvensional 14

BAB III ANALISA 16

3.1 Prinsip Kerja 16

3.2 Daftar Alat dan Bahan 23

3.3 Gambar Jobsheet 27

BAB IV LANGKAH KERJA 28

iv

Page 5: laporan bengkel 1

BAB V PENUTUP 30

5.1 Kesimpulan 30

5.2 Saran 31

LAMPIRAN 32

DAFTAR PUSTAKA34

v

Page 6: laporan bengkel 1

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kabel 3

Gambar 2.2 Simbol Panel Hubung Bagi 4

Gambar 2.3 Kontaktor 5

Gambar 2.4 Simbol Kontaktor 6

Gambar 2.5 Miniatur Circuit Breaker (MCB) 7

Gambar 2.6 Thermal Overload Relay (TOR) 7

Gambar 2.7 Thermal Overload Relay (TOR) 8

Gambar 2.8 Time Delay 9

Gambar 2.9 Relay 9

Gambar 2.10 Simbol Pengawatan Relay 10

Gambar 2.11 Simbol Impuls 10

Gambar 2.12 Selector Switch 11

Gambar 2.13 Simbol Saklar Pilih 11

Gambar 2.14 Saklar Aliran 11

Gambar 2.15 Simbol Saklar Tekan 12

Gambar 2.16 Lampu indikator 12

Gambar 2.17 Simbol lampu indikator 13

vi

Page 7: laporan bengkel 1

DAFTAR TABEL

3.2.1 Tabel Daftar Alat 23

3.2.2 Tabel Daftar Bahan Pump Station23

3.2.3 Tabel Daftar Bahan Airblast 24

3.2.4 Tabel Daftar Bahan Milling 25

3.2.5 Tabel Daftar Bahan Tanur 26

vii

Page 8: laporan bengkel 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan yang semakin maju, listrik menjadi

penunjang yang utama bagi kehidupan masa kini. Listrik

memegang peranan penting dalam kemajuan kehidupan, terutama

dalam dunia industri. Oleh karena itu untuk meningkatkan potensi

kerja, keterampilan serta daya kreatifitas mahasiswa sehingga

tercipta tenaga ahli yang professional di bidang kelistrikkan maka

dilaksanakan praktek bengkel ini. Mengingat pentingnya persiapan

bekal dalam meningkatkan daya kreatifitas di dunia kerja/industri.

Sebagai mana yang diketahui, bahwa setelah melakukan

pembelajaran di kelas, mahasiswa harus diarahkan pada sebuah

praktek yang merupakan penerapan dari teori yang didapatkan

selama proses perkuliahan yang mengacu pada mata kuliah di

bidang kelistrikkan. Pada bengkel semester 4 ini, mahasiswa

diberikan praktek yang bertujuan untuk mengenalkan kepada

mahasiswa tentang kontrol industry konvensional. Sehingga

mahasiswa dapat menguasai system kontrol maupun instalasi daya

pada beberapa aplikasi seperti pump station, tanur, airblast dan

milling. Selain itu, mahasiswa dapat pula menguasai pembacaan

diagram kontrol, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan

mahasiswa.

Pentingnya praktek ini terutama pada Jurusan Teknik

Elektro, Politeknik Negeri Ujung Pandang dan khususnya pada

bidang Kelistrikan. Yaitu agar setiap mahasiswa diharapkan mampu

menyelesaikan semua Job yang diberikan dengan baik dan benar

serta tepat waktu. Disamping itu dengan kegiatan bengkel ini juga

diharapkan akan menambah keahlian dan keterampilan

1

Page 9: laporan bengkel 1

mahasiswa. Serta untuk menghasilkan tenaga-tenaga ahli yang

professional pada bidang kelistrikkan.

1.2 Tujuan

Tujuan dilaksanakannya praktik Kontrol Industri

Konvensional, agar mahasiswa dapat:

1. Memahami prinsip kerja dari rangkaian-rangkaian kontrol

industri konvensional

2. Melakukan praktik bengkel Kontrol Industri Konvensional sesuai

dengan teori yang didapatkan di bangku perkuliahan

3. Mengerjakan rangkaian sesuai dengan diagram kerja dan

diagram pengawatan

2

Page 10: laporan bengkel 1

BAB II

TEORI DASAR

2.1 Kabel/Penghantar

(Gambar 2.1 Kabel)

Penghantar adalah bahan yang dapat mengalirkan arus

listrik, penghantar yang sering digunakan adalah tembaga dan

aluminium.Suatu kawat penghantar yang berisolasi disebut kabel.

Isolasi tersebut disesuaikan dengan ukuran dan kegunaannya,

yang terpenting dari suatu isolasi kawat penghantar itu adalah

penandaan pada isolasi kawat penghantar tersebut yang nantinya

akan mempermudah dalam pemakaian kabel untuk instalasi.

2.2 Panel Hubung Bagi (PHB)

Panel adalah tempat beberapa komponen listrik atau alat

kontrol yang dapat mendistribusikan tenaga listrik. Adapun

beberapa fungsi dari panel, yaitu :

1. Sebagai penghubung,

2. sebagai pemutus,

3. sebagai pembagi,

4. sebagai pengaman, dan

5. sebagai Pengontrol.

3

Page 11: laporan bengkel 1

Faktor-faktor dalam pemasangan dan penempatan panel, yaitu :

1. Mudah dilayani dan aman,

2. Dipasang pada tempat yang mudah dicapai,

3. Didepan panel ruangannya ruangannya harus bebas, dan

4. Penel tidak ditempatkan pada tempat yang lembab.

Kontruksi panel harus kuat, dibuat dari bahan yang tidak mudah

terbakar dan tahan terhadap pengaruh kelembaban.

(Gambar 2.2 Simbol Panel Hubung Bagi)

2.3 Kontaktor

Kontaktor adalah merupakan suatu alat elektronik yang

berfungsi sebagai penyambung dan pemutus rangkaian,

pergerakan kotak kontaknya terjadi karena adanya gaya

elektromagnetik. Kompenen-komponen dari sebuah kontaktor

antara lain :

1. Kumparan magnet.

2. Kotak kontak bantu NO (Normaly Open)

3. Kotak kontak bantu NC (Normaly Close)

4

Page 12: laporan bengkel 1

(Gambar 2.3Kontaktor)

Pada kontaktor apabila tegangan yang melewatinya terlalu

besar maka kumparan akan panas yang akan mengakibatkan

berkurangnya umur dari kontaktor tersebut. Demikian pula

sebaliknya jika tegangan yang melewatinya terlalu rendah maka

tegangan pada kotak kontaknya akan berkurang sehingga dapat

menimbulkan bunga api.

Pada penggunaannya kontaktor sering kita kombinasikan

dengan saklar tekan (push button) yang dimaksudkan sebagai

saklar pengoperasian dari kontaktor.

Prinsip Kerja

Sebuah kontaktor terdiri dari koil, beberapa kontak Normally

Open( NO ) dan beberapa Normally Close ( NC ). Pada saat satu

kontaktor normal, NO akan membuka dan pada saat kontaktor

bekerja, NO akan menutup. Sedangkan kontak NC sebaliknya yaitu

ketika dalam keadaan normal kontak NC akan menutup dan dalam

keadaan bekerja kontak NC akan membuka. Koil adalah lilitan yang

apabila diberi tegangan akan terjadi magnetisasi dan menarik

kontak-kontaknya sehingga terjadi perubahan atau bekerja.

Kontaktor yang dioperasikan secara elektromagnetis adalah salah

satu mekanisme yang paling bermanfaat yang pernah dirancang

untuk penutupan dan pembukaan rangkaian listrik maka gambar

prinsip kerja kontaktor magnet dapat dilihat pada gambar berikut :

5

Page 13: laporan bengkel 1

(Gambar 2.4 Simbol Kontaktor)

Kontaktor termasuk jenis saklar motor yang digerakkan oleh

magnet seperti yang telah dijelaskan di atas. Bila pada jepitan a

dan b kumparan magnet diberi tegangan, maka magnet akan

menarik jangkar sehingga kontak-kontak bergerak yang

berhubungan dengan jangkar tersebut ikut tertarik. Tegangan yang

harus dipasangkan dapat tegangan bolak balik ( AC ) maupun

tegangan searah ( DC ), tergantung dari bagaimana magnet

tersebut dirancangkan. Untuk beberapa keperluan digunakan juga

kumparan arus ( bukan tegangan ), akan tetapi dari segi produksi

lebih disukai kumparan tegangan karena besarnya tegangan

umumnya sudah dinormalisasi dan tidak tergantung dari keperluan

alat pemakai tertentu.

2.4 Miniatur Circuit Breaker (MCB)

Miniature Circuit Breaker atau lebih umum disingkat MCB

merupakan komponen instalasi listrik yang berfungsi sebagai

pengaman terhadap daya lebih. Dengan memasang MCB

gangguan karena hubung singkat, beban lebih pada rangkaian

akan dapat dicegah. Secara umum fungsi MCB antara lain :

1. Membatasi Penggunaan daya Listrik.

2. Mematikan listrik secara otomatis  apabila terjadi hubungan

singkat (Korslet).

3. Mengamankan Instalasi Listrik baik penerangan maupun

instalasi tenaga.

6

Page 14: laporan bengkel 1

4. Membagi daya pada instalasi rumah menjadi beberapa bagian,

sehingga lebih mudah untuk mendeteksi kerusakan instalasi

listrik.

(Gambar 2.5Miniatur Circuit Breaker (MCB))

2.5 Thermal Overload Relay (TOR)

(Gambar 2.6 Thermal Overload Relay (TOR))

Thermal Overload Relay (TOR) digunakan untuk

mengamankan motor listrik terhadap beban lebih. Relay ini bekerja

berdasarkan efek thermal dari arus listrik. Jika arus yang mengalir

dalam TOR ini melebihi nilai setelannya akan terjadi pemutusan

yang waktunya tergantung kepada arus. Makin besar arus ini,

makin singkat waktu pemutusannya. Pemutusan diperlambat

secara thermis, misalnya dengan menggunakan elemen dwilogam.

Elemen-elemen dwilogam tersebut dipasang di dalam TOR. Kalau

arus melalui TOR ini terlalu besar, elemen-elemen tersebut akan

menjadi bengkok sehingga saklarnya akan membuka.

Pengaman ini digunakan sebagai pengaman motor yang

dirakit dengan kontaktor. Dimana alat ini di pasang setelah

7

Page 15: laporan bengkel 1

kontaktor sebelum ke motor listrik. Alat ini terdiri dari tiga buah

kontak utama dan kontak bantu yang terdiri dari NO dan NC.

Beberapa faktor yang menjadi dasar mengapa

menggunakan TOR dalam perlindungan beban lebih motor yakni :

1. Arus starting yang terlalu besar atau motor berhenti secara

mendadak,

2. Terlalu besarnya beban mekanik dari motor,

3. Terbukanya salah satu fasa dari motor tiga fasa.

4. Terjadi hubung singkat.

(Gambar 2.7 Thermal Overload Relay (TOR))

2.6 Time Delay

Timer adalah saklar waktu yang bekerja berdasarkan

magnetisasi yang akan memutuskan rangkaian beban secara

otomatis, dengan batasan waktu yang telah ditentukan. Pada

penggunaan Timer dalam rangkaian control ada juga berbeda

pengunaan, sehingga ada beberapa jenis Timer yang dapat

dihubungkan langsung dengan kontaktor yaitu : timer on delay yang

berfungsi menunggu untuk on, selama batas waktu yang telah di

tentukan atau di atur, dan timer off delay yang berfungsi menunggu

untuk off selasa batas waktu yang ditentukan atau diatur

sebelumnya.

8

Page 16: laporan bengkel 1

(Gambar 2.8 Time Delay)

2.7 Relay

(Gambar 2.9 Relay)

Relay merupakan sebuah saklar elektrik yang dapat

mengubah kontak-kontak dari NO (Normally Open) menjadi NC

(Normally close) sewaktu mendapat supply aliran listrik. Untuk

mengendalikan suatu sistem dengan beban keadaan AC/DC.

Prinsip kerja dari relay adalah berdasarkan gejala

elektromagnetik di mana terdiri dari lilitan kawat/kumparan, coil,

yang dililitkan pada sebuah inti dari besi baja yang bersifat lunak.

Apabila pada kumparan tersebut kita alirkan arus maka inti baja

tersebut akan menarik jangkar dan relay dinamis

9

Page 17: laporan bengkel 1

(Gambar 2.10 Simbol Pengawatan Relay)

Adapun jenis relay ada dua, yaitu :

1. Relay yang bekerja dengan arus searah (DC)

2. Relay yang bekerja dengan arus bolak-balik (AC)

2.8 Impuls

Impuls adalah suatu jenis saklar yang bekerja berdasarkan

elektromagnetik, di mana posisi saklarnya akan berubah pada

settingimpuls. Saklar impuls mempunyai dua posisi yaitu kontak on

pada impuls pertama dan kontak off pada impuls kedua. Pada

pengoperasiannya saklar ini harus dikombinasikan dengan saklar

tekan satu atau lebih sesuai dengan kebutuhan.

(Gambar 2.11 Simbol Impuls)

10

Page 18: laporan bengkel 1

2.9 Saklar Pilih (Selector Switch)

(Gambar 2.12 Selector Switch)

Saklar ini lebih dikenal dengan nama selektor yang

merupakan jenis saklar putar. Saklar ini sering digunakan dalam

rangkaian pengaturan, misalnya untuk dua posisi pengaturan

(pengaturan manual dan otomatis).

(Gambar 2.13 Simbol Saklar Pilih)

2.10 Saklar Aliran

Saklar aliran cairan mempunyai sensor seperti lidah yang

harusdimasukan kedalam pipa untuk mengukur besar laju aliran

pada pipa. Saklar ini bisa dipasang pada pipa yang horizontal

maupun vertikal, apabila dipasang vertikal cairan harus mengalir

dari bawah ke atas.

(Gambar 2.14 Saklar Aliran)

11

Page 19: laporan bengkel 1

2.11 Saklar Tekan

Saklar tekan atau push button umumnya digunakan pada

rangkaian kontrol kontak sebagai pengunci secara elektrik. Saklar

ini beroperasi ketika ditekan saja, jika dilepas maka akan kembali

menjadi seperti semula. Jadi saklar ini memberikan daya yang

sifatnya sementara, apabila dikombinasi dengan saklar impuls

maka pada saat saklar dilepas hubungannnya dengan beban tetap

ada karena saklar tersebut terkunci oleh impuls.

(Gambar 2.15 Simbol Saklar Tekan)

2.12 Saklar Pelampung

Penggunaan saklar ini digunakan dalam suatu

penampungan air atau bak untuk mengontrol tinggi rendahnya

suatu permukaan air dalam suatu bak atau penampungan.

2.13 Lampu Indikator

(Gambar 2.16 Lampu indikator)

12

Page 20: laporan bengkel 1

Lampu indikator berfungsi sebagai isyarat atau indikator

dalam sebuah panel untuk mengetahui apakah sebuah panel

bekerja dengan baik ataukah terjadi sebuah gangguan. Lampu

indicator dipakai pada instalasi tenaga karena untuk

mengoperasikan suatu control listrik, perlu adanya penandaan

untuk kondisi-kondisi tertentu, misalnya kondisi beban lebih (over

load), kondisi manual maupun kondisi otomatis.

(Gambar 2.17 Simbol lampu indikator)

2.14 Terminal Line Up

TerminalLine Up adalah tempat penyambungan kabel dari

satu peralatan ke peralatan-peralatan lainnya.

Terminal line up dimaksudkan untuk mempermudah

pemasangan pengawatan instalasi listrik untuk kontrol serta

mempermudah mencari gangguan yang terjadi dalam suatu

rangkaian. Terminal line up terbuat dari bahan plastik yang

konstruksinya terdiri dari dua buah tempat penyambungan.

2.15 Saluran Kabel (Wire Duck)

Wire Duct dimaksudkan dalam pemasangannya adalah

untuk menjadi tempat saluran kawat atau kabel serabut agar

hasilnya kelihatan rapi.Penggunaan wiring channel biasanya

ditemukan dalam peralatan kontrol di kotak panel kontrol dengan

menggunakan wiring channel pada setiap panel kontrol sehingga

13

Page 21: laporan bengkel 1

rangkaian menjadi kelihatan rapi sehingga mudah dalam

pengontrolan pengecekan gangguan.

2.16 Pengaplikasian Kontrol Industri Konvensional

Adapun pengaplikasian rangkaian kontrol konvensional di

dunia industri adalah sebagai berikut :

1. Pump Station

Pump Stationpada industri digunakan sebagai alat

pemindah zat cair dari suatu pemampungan ke tempat

penampungan berikutnya untuk proses selanjutnya. Kerja

Pompa yang satu dengan yang lainnya diatur sedemikian rupa

dengan sebuah rangkaian kontrol panel agar kerja pompa dapat

maksimal dan efisien.

2. Airblast

Pada industri, sistem airblastmerupakan sistem yang

digunakan sebagai proses transportasi pemindahan bahan

seperti biji-bijian, serbuk semen, makanan ternak, dan lain

sebagainya. Bahan tersebut dipindahkan dari suatu tempat (silo)

melalui pipa/cerobong ke tempat silo yang lainnya dengan

menggunakan tiupan angin yang dihasilkan oleh fan motor.

Dalam pengoperasian sistem ini, diperlukan satu orang sebagai

operator yang mengatur di ruang kontrol.

3. Milling

Milling pada industri biasanya dijumpai pada perusahaan

semen, pemecah batu dan lain-lain. Dengan menggunakan ban

berjalan (conveyor belt) untuk memindahkan material dari

tempat atau silo yang satu ke silo lainnya.

14

Page 22: laporan bengkel 1

Instalasi ini bekerja tidak secara otomatis, sehingga

harus ada operator yang mengendalikan sistem di ruang kontrol.

Di mana operator harus menghubungkan dan memutuskan

rangkaian kontrol untuk setiap langkah pengoperasian pada

sistem instalasi yang bekerja secara berurutan dan saling

mengunci untuk tidak terjadinya penumpukan material pada

proses pemecahan.

4. Tanur

Rangkaian tanur dalam dunia industri biasanya

difungsikan untuk memanaskan material dengan suhu awal

sebesar 800°C hingga 820°C di dalam sebuah tungku pemanas

yang mula-mula dijalankan secara manual dan selanjutnya

bekerja secara otomatis. Selanjutnya berakhir pada kontainer

atau silo.

15

Page 23: laporan bengkel 1

BAB III

ANALISA

3.1 Prinsip Kerja

3.1.1 Pump Station

Pump Station merupakan aplikasi dari rangkaian yang terdiri

dari kontaktor, timer, thermal overload relay untuk rangkaian

kontrolnya. Dan rangkaian dengan pengasutan langsung untuk

rangkaian dayanya. Pusat pompa ini biasa diaplikasikan sebagai

penyaringan air limbah.

Prinsip kerja dari pusat pompa ini adalah dengan

mengoperasikan saklar S01 pada posisi 1, saklar S01 merupakan

supply untuk rangkaian pada pusat pompa ini, dimana pada

rangkaian ini disupplay oleh tegangan 220 Volt. Setelah itu,

kemudian mengoperasikan MCB E04 dan MCB E05 yang

merupakan pengaman untuk rangkaian daya pusat pompa ini,

dimana MCB E04 merupakan pengaman untuk pompa 1, dan MCB

E05 merupakan pengaman untuk pompa 2. Kemudian

mengoperasikan MCB E06 yang merupakan pengaman untuk

rangkaian kontrol dari pusat pompa ini. Setelah melakukan

pengoperasian pada seluruh MCB, maka dilakukan pengoperasian

pada rangkaian kontrol dari pusat pompa ini.

Untuk pengoperasian rangkaian kontrol pada pusat pompa,

terlebih dahulu dilakukan pengoperasian pada saklar S10 dan S15

yang merupakan saklar selektor, apabila saklar ini diatur pada

posisi 1, maka rangkaian kontrol akan beroperasi secara automatis,

sedangkan apabila saklar ini diatur pada posisi 3 maka rangkaian

kontrol beroperasi secara manual.

Untuk pengoperasian secara manual, pertama-tama saklar

selector S10 dan S15 diatur pada posisi 3. Ketika saklar S10 diatur

16

Page 24: laporan bengkel 1

pada posisi manual, maka arus akan mengalir hingga timer d11

bekerja, kemudian setelah timer bekerja maka kontaktor d12 dan

c21 bekerja, kemudian pompa 1 beroperasi hingga air pada pusat

pompa mengalir ke bak 1. Apabila beberapa detik tidak ada aliran

air maka pompa akan mati dengan sendirinya disebabkan oleh

saklar b10.1 tidak bekerj, adapun tanda bahwa aliran pada pompa

1 tidak adayang ditunjukkan oleh lampu indikator H13 yang

menyala dan anak kontak 9 – 10 dari kontaktor d35 menutup. Dan

apabila saklar S15 diatur pada posisi manual, maka arus akan

mengalir hingga timer d16 bekerja, kemudian setelah timer bekerja

maka kontaktor d17 dan c23 bekerja, kemudian pompa 2

beroperasi hingga air pada pusat pompa terhisap ke bak 2.Bila

pompa 2 tidak ada aliran air maka pompa 2 akan mati, disebabkan

b15.1 tidak bekerja, yang ditunjukkan oleh lampu indikator H18

yang menyala.

Untuk pengoperasian secara otomatis,pertama-tama saklar

selector S10 dan S15 diatur pada posisi 1, ketika saklar S10 dan

S15 diatur pada posisi otomatis maka rangkaian kontrol pada pusat

pompa ini bekerja secara otomatis. Pada rangkaian kontrol secara

otomatis ini, rangkaiannya dilengkapi oleh sebuah impuls yang

melakukan pergantian pengoperasian pompa 1 dan pompa 2

apabila air pada bak 1 mencapai level 2 maka saklar b11 menutup

dan pompa 2 bekerja. Setelah beberapa detik dan ternyata aliran

air tidak ada maka pompa 2 akan mati dan apabila ada aliran maka

pompa 2 tetap bekerja. Dan apabila air di bak 1 berada pada level 3

maka pompa 2 tetap bekerja dan saklar b16 menutup sehingga

pompa 1 bekerja. Setelah beberapa detik kemudian ternyata tidak

ada aliran air pada pompa 1 maka pompa 1 akan mati. Dan apabila

ada aliran air maka pompa 1 tetap bekerja. Dengan demikian pada

level 3 kedua pompa bekerja bersamaan. Kemudian apabila air

pada bak 1 berada pada level 4 maka kedua pompa bekerja

bersamaan dan saklar b37 bekerja sehingga lampu indikator H39

17

Page 25: laporan bengkel 1

menyala. Untuk mematikan alarm ini dapat dilakukan dengan

menekan saklar S38. Kemudian apabila air pada bak 1 sudah

menurun dibawah level 2, maka pompa 1 akan mati. Dan bila air

mencapai level 1 maka pompa 2 mati. Sedangkan apabila air

berada pada level 2 kembali maka b11 akan menutup dan pompa 1

bekerja. Hal ini disebabkan karena kerja pompa diatur secara

bergantian pada level 2, dimana sistem ini diatur oleh paduan

antara impuls d14 dan relay d15.

Untuk menghentikan pengoperasian dari rangkaian ini,

pertama-tama, saklar selektor S10 dan S15 diatur pada posisi 2,

dimana pada posisi ini tidak ada arus yang mengalir pada

rangkaian kontrol, kemudian menghentikan pengoperasian MCB

E04, E05 dan E06. Kemudian mengatur saklar S01 pada posisi 0,

yang berarti supply ke rangkaian pusat pompa telah diputus.

3.1.2 Airblast

Airblast merupakan aplikasi dari suatu proses transportasi

yang biasa digunakan sebagai mesin pemindah bahan-bahan yang

bersifat lunak seperti biji-bijian, bahan makanan ternak, serbuk

semen, dan lain-lain yang dipindahkan dari sebuah silo melalui pipa

cerobong ke silo yang lainnya menggunakan tiupan angin yang

dihasilkan oleh Fan Motor.

Prinsip kerja untuk mengoperasikan system Airblast ini, yaitu

mengoperasikan F2, F4 dan F5 yang merupakan pengaman pada

rangkaian airblast system ini. Kemudian mengatur saklar pilih

(selector switch) ke posisi “NORMAL”, kemudian menekan tombol

normal operation on (S6B). Dengan menekan tombol normal

operation ini, maka Fan motor (M1) akan beroperasi pada

hubungan bintang sampai batas arus nominal bintang. Pada saat

mencapai arus nominal bintang maka dengan otomatis Fan

18

Page 26: laporan bengkel 1

motorakan beroperasi dengan hubungan segitiga yang

menghasilkan putaran penuh.

Di dalam proses ini udara akan melewati sebuah kontrol

aliran sehingga menyentuh saklar S13, dimana saklar ini akan

membuka kunci motor penggetar sehingga motor tersebut akan

beroperasi. Fan motor akan mentranspot benda yang ada di silo 1

menuju silo 2. Selama ada aliran motor penggetar (M2) ini akan

selalu beroperasi hingga menutupi sensor (Light Barrier) beroperasi

menandakan tempat (silo) sudah penuh untuk menampung benda

yang dikirim.Pengaruh ini akan mematikan motor penggetar (M2)

secara otomatis dan setelah diperkirakan pipa pentranspot sudah

kosong maka secara otomatis juga Fan motor (M1) akan berhenti

beroperasi dengan demikian sistem airblast berhenti melakukan

proses transportasi. Selain itu system airblast yang sedang

beroperasi dapat dihentikan dengan menekan saklar tekan

“NORMAL OFF”.

Untuk membersihkan sisa – sisa bahan yang ditranspot

dapat dilakukan dengan memindahkan selector switch ke posisi

“MANUAL”. Dalam keadaan ini Fan motor dan motor penggerak

dapat dioperasikan sendiri-sendiri, sehingga posisi manual dapat

difungsikan untuk melakukan pemeliharaan dan perbaikan pada

sistem airblast tersebut.

3.1.3 Milling

Milling merupakan sebuah aplikasi yang banyak dijumpai

pada perusahaan semen, pemecah batu dan lain-lain dengan

menggunakan ban berjalan untuk memindahkan material dari silo

yang satu ke silo yang lainnya.

Prinsip kerja dari milling adalah pertama-tama

mengoperasikan F02 yang merupakan pengaman dari Conveyor

Belt 1 ( M1 ), F09 yang merupakan pengaman dari Mill ( M2 ) yang

19

Page 27: laporan bengkel 1

menggunakan pengasutan autoresistor, F11 yang merupakan

pengaman Conveyor Belt 2 ( M3 ), F13 yang merupakan pengaman

Frequency Convertor Worm Wheel ( M4 ) dan F15 yang merupakan

pengaman Vibrator ( M4 ). Pengaman ini merupakan pengaman

untuk rangkaian daya, tapi pada praktek ini hanya dilakukan

pengoperasian pada rangkaian kontrol yang menggunakan sebuah

pengaman yaitu F16, dan dilengkapi dengan sebuah saklar

Emergency Stop (S17).

Untuk mengoperasikan rangkaian milling ini, pertama-tama

dilakukan pengaturan posisi saklar selector, dimana ada dua posisi

yaitu posisi Normal dan posisi Repair. Posisi repair digunakan

untuk keadaan perbaikan maupun pemeliharaan. Karenapada

posisi ini peralatan atau motor – motor tidak bekerja saling

mengunci. Setiap motor / peralatan dapat dioperasikan secara

tersendiri tanpa dipengaruhi oleh peralatan lain.

Posisi Normal digunakan karena sistem milling ini tidak

dapat bekerja secara otomatis karena terdapat proses

pengoperasian pada system ini yang bekerja secara berurutan dan

mengunci, yang bertujuan untuk menjamin tidak ada hal-hal yang

membahayakan. Sistem pengoperasian motor – motor tersebut

sebagai berikut : M5 (penggetar) dapat dioperasikan setelah M1,

M2, M3 dan M4 beroperasi secara normal sedangkan untuk

menghentikan sistem ini M1 tidak dapat dihentikan

pengoperasiannya sebelum M5, M4, M3 dan M2 berhenti bekerja.

Adapun langkah pengoperasian motor – motor tersebut

dalam pengoperasian posisi normal adalah sebagai berikut :

Menekan saklar tekan (S19a) untuk mengaktifkan kontaktor K19M,

dimana K19M berfungsi mengontrol motor M1. Sedangkan untuk

meng-off-kan M1 dapat dilakukan dengan cara menekan saklar

tekan(S19). Selanjutnya menekan saklar tekan(S21a) untuk

mengaktifkan K21M, dimana K21M mengoperasikan motor M2.

20

Page 28: laporan bengkel 1

Motor M2 dioperasikan dengan tiga step yang dikontrol oleh K23M,

K25M, dan K27M. dimana ketiga step ini bekerja secara bergantian

dan berurutan. Sedangkan untuk meng-off-kan motor M2 dilakukan

dengan menekan saklar tekan(S21).Kemudian menekan saklar

tekan(S31a) untuk mengoperasikan motor M3. Motor M3 dikontrol

oleh K31M. Dan menekan saklar tekan(S31) untuk meng-off-kan

motor M3. Lalu menekan saklar tekan(S33a) untuk

mengoperasikan motor M4. Motor M4 dikontrol oleh kontaktor

K33M. Dan menekan saklar tekan(S33) untuk meng-off-kan motor

M4.Kemudian menekan push button S34a untuk mengaktifkan

electro pneumatic valve . Electro pneumatic valve berfungsi

sebagai katup / pintu lewat material yang diangkut. Dimana alat ini

dikontrol oleh kontaktor K35. Dan menekan push button S35 untuk

meng-off-kan alat ini.Dan terakhir menekan push button S36a untuk

mengaktifkan kontaktor K36M. Kontaktor K36M berfungsi

mengontrol motor M5. Dan menekan push button S36 untuk meng-

off-kan motor M5. Untuk menghentikan sistem ini secara

keseluruhan dapat dilakukan dengan menekan saklar emergency

(S17).Untuk mematikan sistem operasi motor – motor tersebut

dilakukan dengan menekan saklar off masing – masing motor

dengan urutan sebagai berikut: M5 , M4, M3, M2, dan terakhir M1.

3.1.4 Tanur

Pusat tanur memiliki rangkaian yang sederhana sehingga

dapat diselesaikan dengan waktu yang cukup singkat untuk

membuat rangkaian kontrolnya. Pada rangkaian ini digunakan

kontaktor, timer, saklar tekan, saklar batas (limit switch), thermal

overload dan lampu indikator untuk rangkaian kontrolnya. Pusat

tanur ini biasanya di aplikasikan di pabrik-pabrik dan industri

lainnya sebagai alat pengangkut barang dan sebagainya.

Prinsip kerja dari rangkaian ini adalah dengan

mengoperasikan F1 dan F7 yang merupakan pengaman dari

21

Page 29: laporan bengkel 1

supply untuk rangkaian pusat tanur ini. Untuk pengoperasian

rangkaian ini pertama-tama dioperasikan push button S11 untuk

mengaktifkan K11M . K11M berfungsi untuk mengaktifkan motor

yang akan menggerakkan Conveyor Belt, dimana Conveyor Belt

berfungsi mengangkut benda yang akan dimasukkan ke dalam

tanur. Saat benda tersebut terjatuh ke dalam tanur, kemudian akan

melewati Light Barrier 1. Dimana secara berurutan ketika Light

Barrier 1 (S12AE) bekerja maka Auxialary Relay Light Barrier 1

(K13) akan bekerja, kemudian kontaktor K13M mengaktifkan

Auxialary Relay Contact Holder (K14M), kemudian kontaktor K14M

mengaktifkan Valve1 (Y15). Dimana relay Y15 akan mengaktifkan

solenoid 1 untuk Valve 1 yang akan menutup pintu (Door 1).

Kemudian ketika pintu (Door 1) menutup dan kemudian menyentuh

LS1 yang akan mengaktifkan solenoid 2 , kemudian mengaktifkan

Valve 2 (Y16) dan menutup Door 2. Saat Door 2 menyentuh LS2 ,

maka Aux. Relay Heater (K17) , HeaterMain Contactor (K18), dan

HeaterContactor (K19) aktif dan proses pemanasan dimulai.

Dimana dalam system ini digunakan pengasutan ∆ yang bertujuan

untuk mencapai suhu 800 0C lebih cepat.

Bila suhu tanur telah mencapai 800 0C maka saklar S17AE1

(sensor suhu) aktif / terputus , kemudian K17, K19 berhenti

beroperasi dan Aux. Relay (K16) , HeaterMain Contactor(K18),

Heater Y Contactor (K20M), dan HeaterTimer (K21M) aktif, dimana

K21M berfungsi mengaktifkan timer heater. Dimana dalam sistem

pengasutan Y ini dilakukan untuk tujuan mencapai suhu 820 0C.

Jika tercapai suhu yang diinginkan maka saklar S17AE2 aktif dan

memutus terputus arus pada rangkaian, kemudian K16 dan K20M

berhenti bekerja. Saat timer heater habis, K22 aktif sedangkan Y16

dan K18M berhenti bekerja, kemudian system pada solenoid 1 dan

2 berhenti beroperasi, kemudian Door 1 dan Door2 terbuka. Saat

Door 2 membuka dan menyentuh LS3 , maka solenoid 3 aktif dan

menggerakkan Valve 3. Valve 3 berfungsi mengambil benda yang

22

Page 30: laporan bengkel 1

telah dipanasi di dalam tanur , kemudian menarik benda tersebut

keluar dari dalam tanur. Saat benda terjatuh ke dalam kontainer ,

benda tersebut juga melewati Light Barrier2. Light Barrier2

berfungsi mengaktifkan kembali Conveyor Belt (K11M), sehingga

rangkaian pusat tanur ini dapat beroperasi kembali.

3.2 Daftar Alat dan Bahan

3.3.1 Tabel Daftar Alat

No

.

Nama Alat Jumlah Satuan

A B C D

1. Tang Kupas 1 Buah

2. Tang Potong 1 Buah

3. Obeng Terminal 2 Buah

4. Obeng Plat (-) 1 Buah

5. Obeng Plus (+) 1 Buah

6. Tester 1 Buah

7. Tespen 1 Buah

3.3.2 Tabel Daftar Bahan Pump Station

No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah Satuan

A B C D E

1. Panel Kontrol 70 x 40 x 25 1 Buah

2. Line Up Terminal 4 mm 20 Buah

3. MCB 1 phasa 6 A 1 Buah

4. MCB 3 phasa 10 A 2 Buah

5. Relay COMET:A6CH-

3076 WORB

8 Buah

6. Kontaktor Telemecanique 8 Buah

7. Motor 1 phasa SHIMIZU 2 Buah

8. Saklar Aliran 2 Buah

23

Page 31: laporan bengkel 1

Saklar Pelampung 2 Buah

A B C D E

Saklar Impuls 1 Buah

9. Kabel NYAF 1,5 mm2 25 Meter

10. Lampu Indikator Z-BV.6.380 V 5 Buah

11. Push Button NO ZB2-BE 101 (NO) 2 Buah

12. Push Button NC ZB2-BE 102 (NC) 1 Buah

13. Thermal Overload

Relay (TOR)

LR1-D09307

1,6 – 2,5 A

2 Buah

Selector Switch XBCD29314 C12 1 Buah

3.3.3 Tabel Daftar Bahan Airblast

No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah Satuan

A B C D E

1. Panel Kontrol 70 x 40 x 25 1 Buah

2. Line Up Terminal 4 mm 20 Buah

3. MCB 1 phasa 6 A 1 Buah

4. MCB 3 phasa 10 A 3 Buah

5. Dioda IN 4005 -KGPX 1 Buah

6. Thermal Overload

Relay (TOR)

LR1-D09307

1,6 – 2,5 A

2 Buah

7. Relay COMET:A6CH-

3076 WORB

8 Buah

8. Kontaktor Telemecanique 10 Buah

9. Timer On Delay Multicomet 3 Buah

10. Lampu Indikator Z-BV.6.380 V 7 Buah

11. Push Button NO ZB2-BE 101 (NO) 4 Buah

12. Push Button NC ZB2-BE 102 (NC) 2 Buah

13. Selector Switch XBCD29314 C12 1 Buah

14. Fan Motor 380/660 V

2,4 / 1,4 A

1,5 HP, 50 HZ

1 Buah

24

Page 32: laporan bengkel 1

A B C D E

15. Vibrator Motor 220/380 V

4,2 / 2,4 A

1,1 Kw, 50 HZ

1 Buah

16. Light Barrier L6/LK6-GA 1 Buah

17. Kontak Bantu Telemecanique 2 Buah

18. Kabel NYAF 1,5 mm2 25 Meter

3.3.4 Tabel Daftar Bahan Milling

No

.

Nama Bahan Spesifikasi Jumlah Satuan

A B C D E

1. Panel Kontrol 70 x 40 x 25 1 Buah

2. MCB 3 Phasa 10 A 3 Buah

3. MCB 1 Phasa 6 A 1 Buah

4. Diode IN 4005 PX 1 Buah

5. Kontaktor Telemecanique 14 Buah

6. Electro Pneumatic

Valve

1

7. Line Up Terminal 4 mm 20 Buah

8. Selector Switch XBCD29314 C12 1 Buah

9. Push Button NO ZB2-BE 101 (NO) 4 Buah

10. Push Button NC ZB2-BE 102 (NC) 2 Buah

11. Lampu Indikator Z-BV.6.380 V 7 Buah

12. Timer On Delay Multicomet 4 Buah

13. Conveyor Belt 380/660 V

2,4 / 1,4 A

1,1 Kw, 2830 rpm

2 Buah

14. MILL 220/380 V

31 / 15,5 A

5,5 Kw, 1440 rpm

1 Buah

25

Page 33: laporan bengkel 1

A B C D E

15. Frequency

Convertor Worm

Wheel

220/380 V

4,2 / 2,4 A

1,1 Kw, 2830 rpm

1 Buah

16. Vibrator Motor 380/660 V

2,4 / 1,4 A

1,1 Kw, 2830 rpm

1 Buah

17. Kabel NYAF 1,5 mm2 25 Meter

3.3.5 Tabel Daftar Bahan Tanur

No

.

Nama Bahan Spesifikasi Jumlah Satuan

A B C D E

1. Panel Kontrol 70 x 40 x 25 1 Buah

2. MCB 3 Phasa 10 A 2 Buah

3. MCB 1 Phasa 6 A 1 Buah

4. Saklar Tunggal 3 Buah

5. Kontaktor Telemecanique 14 Buah

6. Line Up Terminal 4 mm 22 Buah

7. Selector Switch XBCD29314 C12 1 Buah

8. Push Button NO ZB2-BE 101 (NO) 5 Buah

9. Push Button NC ZB2-BE 102 (NC) 3 Buah

10. Lampu Indikator Z-BV.6.380 V 3 Buah

11. Conveyor Belt 380/660 V 1 Buah

12. Light Barrier L6/LK6-GA 2 Buah

13. Kabel NYAF 1,5 mm2 25 Meter

26

Page 34: laporan bengkel 1

3.3 Gambar Jobsheet

3.3.1 Pump Station

3.3.2 Air Blast

3.3.3 Milling

3.3.4 Tanur

27

Page 35: laporan bengkel 1

BAB IV

LANGKAH KERJA

Berikut adalah langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam

praktek bengkel “Kontrol Industri Konvensional”, yaitu :

1. Meminjam alat dan bahan pada teknisi bengkel listrik.

2. Menyiapkan dan memeriksa kelengkapan bahan yang diperlukan

untukpraktek.

3. Menentukan tata letak komponen-komponen yang akan

digunakan sesuai dengan gambar rangkaian pada jobsheet yang

diberikan.

4. Meletakkan komponen-komponen pada panel utama beserta

kelengkapannya yang meliputi : Miniatur Circuit Breaker,

kontaktor, Relay, line up terminal, implus dan komponen lainnya

sesuai dengan jobsheet pada job yang dikerjakan .

5. Memasang semua komponen yang dibutuhkan pada pintu panel

seperti : selector switch, push button, dan lampu indikator.

6. Menyambungkan komponen-komponen listrik sesuai dengan

diagram kontrol pada jobsheet.

7. Merangkai komponen-komponen sesuai dengan diagram daya

pada jobsheet.

8. Setelah semua komponen selesai dirangkai, selanjutnya

melakukan pengecekan ulang pada rangkaian yang telah

dikerjakan.

9. Menghubungkan instalasi dengan supply atau sumber tegangan

kemudian menaikkan MCB pada panel utama, lalu melakukan

pengetesan setiap komponen untuk membuktikan kebenaran

instalasi yang telah dilakukan.

10. Setelah melakukan pengetesan kebenaran pada instalasi yang

telah dikerjakan, dan rangkaian telah terbukti benar, dan bekerja

berdasarkan fungsinya masing-masing, maka akan dilakukan

28

Page 36: laporan bengkel 1

pengetesan ulang oleh dosen Pembimbing atau Penanggung

Jawab

11. Setelah Penanggung Jawab atau dosen Pembimbing menyatakan

semua rangkaian telah benar maka para praktikan harus

membongkar hasil pekerjaan yang telah diuji tersebut.

12. Membersihkan lokasi kerja dan memastikan lokasi kerja beserta

komponen yang ada di lokasi kerja telah kembali pada keadaan

awal.

13. Melakukan langkah-langkah seperti diatas untuk job-job

selanjutnya pada praktek kontrol industri konvensional.

14. Membongkar rangkaian lalu membersihkan lokasi kerja dan

mengembalikan semua peralatan dan bahan kepada teknisi

bengkel apabila semua job telah dilakukan dan dinyatakan benar

oleh pembimbing ataupun Penanggung Jawab Bengkel

29

Page 37: laporan bengkel 1

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melaksanakan praktek bengkel semester IV Kontrol

Industri Konvensional, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

1. Dapat membaca rangkaian kontrol dari empat job yaitu pusat

pompa, pusat tanur, airblast system dan milling. Pembacaan

rangkaian kontrol adalah hal yang penting sebelum merangkai

rangkaian kontrol, karena dengan membaca rangkaian kontrol

dapat diketahui prinsip kerja dari rangkaian kontrol yang akan

dibuat sehingga dapat memudahkan saat merangkai.

2. Pump Station pada industri digunakan sebagai alat pemindah

zat cair dari suatu pemampungan ke tempat penampungan

berikutnya untuk proses selanjutnya.

3. sistem airblast merupakan sistem yang digunakan sebagai

proses transportasi pemindahan bahan seperti biji-bijian, serbuk

semen, makanan ternak, dan lain sebagainya.

4. Milling pada industri digunakan untuk memindahkan material

dari tempat atau silo yang satu ke silo lainnya.

5. Rangkaian tanur dalam dunia industri biasanya difungsikan

untuk memanaskan material dengan suhu awal sebesar 800°C

hingga 820°C di dalam sebuah tungku pemanas.

5.2 Saran

Adapun saran yang ingin praktikan sampaikan setelah

melakukan praktikum bengkel kontrol industri konvensional kali ini

adalah sebagai berikut :

1. Praktikan menyarankan agar alat dan bahan yang kondisinya

kurang baik sebaiknya diganti.

30

Page 38: laporan bengkel 1

2. Sebaiknya semua orang yang berada di dalam bengkel

mematuhi tata tertib bengkel.

31

Page 39: laporan bengkel 1

LAMPIRAN

32

Page 40: laporan bengkel 1

33

Page 41: laporan bengkel 1

DAFTAR PUSTAKA

1. Jobsheet Praktikum Bengkel Listrik Semester IV.

2. Syarifuddin dan Noor Nirwan A., “Mesin Arus Searah dan

Transformator”, 2012.

3. PEDC, Teknik Bengkel”, EDC EL CNS 0011, CN Poly DIII, Bandung,

1988.

4. www.google.com

34