Laporan Bengkel Semester 3

43
Politeknik Negeri Sriwijaya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Instalasi penerangan merupakan kebutuhan yang banyak membantu kegiatan manusia terutama di malam hari dalam pemanfaatannya diperlukan instalasi yang modern sehingga perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini dapat meningkatkan keterampilan pengguna dari berbagai peralatan listrik. Pada pemasangan instalasi yang baik harus memenuhi syarat-syarat pemasangan instalasi dan untuk itu dalam praktek bengkel listrik semester III sangat menunjang. Dalam penggunaan listrik kita menggunakan suatu penghantar yang disebut dengan kabel sebagai tempat mengalirnya arus listrik tersebut dan untuk digunakan pada penerangan rumah tinggal, untuk itu kita harus merencanakan dan menggambar instalasinya. Dalam melakukan pemasangan instalasi kita harus berpedoman pada dasar-dasar instalasi listrik atau disebut dengan peraturan umum instalasi listrik (PUIL). Yang dimaksud dengan rencana instalasi listrik adalah suatu berkas gambar rencana dan uraian tekhnis yang akan diguanakan sebagai pedoman untuk melaksanakan suatu instalasi listrik adapun rencana instalasi listrik tersebut antara lain: Gambar situasi menunjukkan letak gedung atau bangunan tempat instalasi listrik tersebut dipasang dan merencanakan penyambungan dengan sumber tegangan listrik. Gambar situasi menunjukkan : 1. Tata letak rencana, yang menunujukkan dengan jelas perletakan komponen listrik 2. Rencana hubungan peralatan dengan pengaturan yang baik dan benar. 3. gambar antara bagian-bagian akhir rangakaian atau cabang akhir rangakaian dari PHB.

description

Hanya Memberi Referensi utk adik tingkat, (jgn di Copy)

Transcript of Laporan Bengkel Semester 3

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Instalasi penerangan merupakan kebutuhan yang banyak membantu

    kegiatan manusia terutama di malam hari dalam pemanfaatannya diperlukan

    instalasi yang modern sehingga perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

    sekarang ini dapat meningkatkan keterampilan pengguna dari berbagai peralatan

    listrik. Pada pemasangan instalasi yang baik harus memenuhi syarat-syarat

    pemasangan instalasi dan untuk itu dalam praktek bengkel listrik semester III

    sangat menunjang.

    Dalam penggunaan listrik kita menggunakan suatu penghantar yang

    disebut dengan kabel sebagai tempat mengalirnya arus listrik tersebut dan untuk

    digunakan pada penerangan rumah tinggal, untuk itu kita harus merencanakan dan

    menggambar instalasinya. Dalam melakukan pemasangan instalasi kita harus

    berpedoman pada dasar-dasar instalasi listrik atau disebut dengan peraturan umum

    instalasi listrik (PUIL).

    Yang dimaksud dengan rencana instalasi listrik adalah suatu berkas

    gambar rencana dan uraian tekhnis yang akan diguanakan sebagai pedoman untuk

    melaksanakan suatu instalasi listrik adapun rencana instalasi listrik tersebut antara

    lain:

    Gambar situasi menunjukkan letak gedung atau bangunan tempat instalasi

    listrik tersebut dipasang dan merencanakan penyambungan dengan sumber

    tegangan listrik.

    Gambar situasi menunjukkan :

    1. Tata letak rencana, yang menunujukkan dengan jelas perletakan komponen

    listrik

    2. Rencana hubungan peralatan dengan pengaturan yang baik dan benar.

    3. gambar antara bagian-bagian akhir rangakaian atau cabang akhir

    rangakaian dari PHB.

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    2

    Diagram garis tunggal :

    1. Rencana atau keteranagan mengenai daya nominal atau ukuran setiap

    komponennya.

    2. Keterangan beban yang terpasang serta bagiannya.

    3. Ukuran dan jenis penghantar yang digunakan.

    4. Sistem pentanahan

    Gambar rincian atau keterangan :

    1. Perkiraan ukuran fisiknya

    2. Cara pemasangan komponen listrik

    3. Cara pemasangan kabelnya.

    1.2 Tujuan Dan Manfaat

    Setelah melaksanakan praktik bengkel listrik pada semester III ini

    mahasiswa diharapkan dapat :

    Membaca diagram lokasi dan diagram garis tunggal.

    Mengetahui dan memahami dasar penginstalasian secara teori maupun

    praktek.

    Menggunakan semua peralatan yang akan dipasang dalam suatu

    instalasi dengan baik dan benar.

    Mengetahui prinsip kerja dari peralatan yang digunakan.

    Meningkatkan kemampuan khusus dalam bidang kelistrikan.

    Mengetahui dan mengenal macam-macam bahan dan komponen listrik

    yang digunakan dalam praktik.

    Menganalisa rangkaian serta membuat kesimpulan kerja dari suatu

    pelaksanaan instalasi.

    Mengetahui dan menentukan letak kesalahan suatu pemasangan

    instalasi dan dapat memperbaikinya.

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    3

    1.3 Permasalahan

    Pada praktek bengkel semester 3 ini, Biasanya permasalahan yang sering

    timbul adalah pada pemasangan rangkaian kontrol manual dan otomatis. Yang

    menggunakan kontaktor dan juga biasanya terjadi pada pemasangan LDR dan

    kontrol otomatis yang dioperasikan oleh LDR. Dimana LDR ini berfungsi karena

    dipengaruhi oleh intensitas cahaya. Apabila ada cahaya yang menyinarinya ia

    akan padam dan sebaliknya.

    1.4 Pemecahan Masalah

    Dari masalah-masalah tersebut maka kita harus dapat mengetahui jalan

    pemecahannya. Untuk merangkai rangkaian kontrol manual dan otomatis kita

    harus dapat mengetahui karakteristik benda terlebih dahulu lalu kita bandingkan

    dengan gambar. Baru kemudian kita rangkai secara teliti mengikuti gambar yang

    benar.

    Sedangkan LDR biasanya banyak terjadi kerusakan pada alat. Periksa alat

    tersebut apakah dalam kondisi baik. Kemudian baru kita pararelkan dengan

    rangkaian kontrol otomatis.

    1.5 Sistematika Penulisan

    Dalam penulisan laporan ini, adapun sistematika penulisan yang akan di

    uraikan pada setiap bab :

    BAB I PENDAHULUAN

    Pada bab ini menjelaskan apa yang menjadi latar belakang dari

    praktikum pengenalan instalasi listrik bangunan, tujuan dan manfaat yang

    di peroleh, permasalahan, pemecahan masalah dan sistematika penulisan.

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    Pada bab ini membahas mengenai teori-teori penunjang dan teori

    yang mendasar dari praktikum instalasi listrik bangunan.

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    4

    BAB III INSTALASI LISTRIK BANGUNAN

    Pada bab ini membahas mengenai lokasi praktikum dilakukan job

    yang menjadi praktikum, alat-alat dan bahan yang digunakan pada saat

    praktikum serta jurnal kegiatan.

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pada bab ini menjelaskan secara garis besar dari hasil praktikum

    yang dikerjakan.

    BAB V PENUTUP

    Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari pembahasan

    praktikum yang telah dilakukan serta saran penulis.

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    5

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Umum

    Instalasi listrik merupakan suatu rangkaian peralatan listrik yang saling

    berhubungan satu sama lain yang berada dalam suatu lokasi. Dan pada Praktek

    Bengkel semester III ini mempelajari pengontrolan baik secara manual maupun

    secara otomatis. Perencanaan dan pemasangan instalasi yang benar akan didapat

    apabila dalam perencanaan dan pemasangan memenuhi prinsip-prinsip dasar

    instalasi juga peralatan dan material yang digunakan harus standar, hal ini berguna

    agar instalasi yang di pasang nantinya dapat memenuhi prinsip dasar pemasangan

    instalasi. Adapun prinsip dasar tersebut adalah sebagai berikut :

    1. Keamanan

    Instalasi listrik harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga

    kemungkinan timbul kecelakaan sangat kecil. Agar instalasi tidak

    membahayakan manusia, maka peralatan tersebut harus memiliki

    peraturan yang berlaku, seperti PUIL 2000. Untuk mengamankan listrik

    dari kerusakan akibat gangguan seperti hubung singkat, beban lebih, dan

    tegangan lebih, maka hendaknya dipasang pengaman yang sesuai seperti

    Sekring, MCB, dll.

    2. Keandalan

    Kelangsungan pemberian atau pengaliran listrik pada konsumen

    atau pada beban yang digunakan harus terjamin baik, jadi instalasi listrik

    yang akan dikerjakan harus direncanakan dengan baik agar kemungkinan

    terputus atau terhentinya arus listrik. Maka harus mudah bagi kita untuk

    memperbaiki gangguan-gangguan tersebut.

    3. Ketersediaan

    Instalasi yang dipasang( komponen - komponen listrik) harus

    menggunakan komponen-komponen yang dapat sering ditemui dengan

    kata lain komponen tersebut sesuai standar dan mudah didapat(masih

    tersedia).

    4. Ekonomis

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    6

    Instalasi harus dengan sedemikian rupa sehingga harga keseluruhan

    dari instalasi tersebut dapat ditekan semurah mungkin tanpa menyalahi

    aturan dalam penginstalan.

    5. Keindahan

    Pada instalasi faktor keindahan juga perlu diperhatikan sebab

    keindahan dan kerapian dalam instalasi adalah termasuk dalam salah satu

    yang mutlak yang diperlukan.Contohnya dalam pemasangan pipa tidak

    boleh melintang diatas tembok tetapi dibuat lurus mengikuti alur sudut-

    sudut ruang bagi instalasi yang tidak ditanam di dalam tembok.

    6. Kemudahan Tercapai

    Instalasi dipasang harus disesuaikan dengan konsumen dalam arti

    peralatan yang dipasang harus mudah dicapai atau dijangkau baik dalam

    pengoperasian, pemeriksaan, pengawasan, pemeliharaan, perbaikan serta

    kemudahan dalam menghubungkannya. Contohnya menurut PUIL letak

    saluran dipasang 1,5 m dari lantai.

    2.2 Prinsip Dasar Instalasi

    Untuk dapat melakukan pemasangan pada instalasi penerangan terlebih

    dahulu kita harus megnenal materi yangakan kita pasang. Termasuk fungsi dan

    prinsip kerjanya. Selain itu, kita juga harus mengenal simbol-simbol yang

    digunakan. Perencanaan instalasi yang baik akan didapat apabila dalam

    perencanaannya memenuhi peraturan yang berlaku.

    Adapun ketentuan yang akan digunakan dalam merencanakan instalasi

    listrik adalah:

    PUIL 2000, digunakan sebagai dasar merencanakan instalasi listrik.

    Standar IEC, ddipergunakan sebagai ukuran standar dalam

    menggambar teknik seperti simbol-simbol.

    Langkah awal untuk memasang suatu instalasi yaitu dibuatnya gambar rencana

    berdasarkan denah bangunan dimana instalasi tersebut nantinya akan dipasang.

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    7

    2.3 Pipa

    Pipa adalah bahan listrik yang digunakan sebagai selubung dari kabel atau

    penghantar suatu impedansi instalasi.

    Macam-macam pipa yang digunakan dalam instalasi adalah :

    1. Pipa baja

    2. Pipa union

    3. Pipa galvanis

    4. Pipa fleksibel

    5. Pipa PVC

    6. Pipa paralon

    7. Pipa KRF

    8. Pipa KRFW

    Fungsi atau kegunaan dari pipa :

    1. Untuk instalasi diatas dinding (on plaster) dimana tahanan mekanik

    yang tinggi untuk konduktor diperlukan .

    2. Untuk instalasi dibawah plaster atau didalam plaster (in plaster)

    supaya menjamin pada waktu pengawatan.

    Peraturan peraturan untuk instalasi pipa :

    1. Arah dari pipa harus dilalui untuk NYA atau penghantar

    sejenisnya.

    2. Arah pipa harus dengan jalan vertical dan horizontal

    3. Arah pipa harus mengganggu untuk arah kabel

    4. Beberapa arah dari pipa yang arahnya harus bersamaan

    5. Bila lebih dari empat, system pengawatan yang berbeda akan lebih

    ekonomis

    6. Pipa harus terpasang dipermukaan dengan kuat jalan yang

    dipercaya.

    7. Arah pipa yan panjang dan lurus diselingi kotak kotak terpisah.

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    8

    Persyaratan yang harus dipenuhi untuk pipa yang dipakai untuk

    pemasangan instalasi listrik :

    a. Bahan

    Tahan panas, tahan tekanan tinggi, tahan tekanan dan tidak menjalar

    api

    b. Konstruksi

    1. Melindungi tekanan mekanis

    2. permukaan rata dan dilindungi karet

    3. Jari-jari pada pembengkokan pipa adalah 3D untuk pipa PVC,

    4D untuk pipa baja 16 mm, 6D untuk pipa baja 16 mm.

    4. Penyambungan pipa harus baik.

    c. Mekanis

    Tidak boleh pecah, retak, berubah bentuk bila terkena benda luar.

    d. Thermis

    Pipa PVC tidak menjalarkan api.

    e. Elektris

    Pipa PVC harus mempunyai tahanan isolasi yang baik.

    2.4 Kabel

    Kabel adalah suatu penghantar arus listrik yang memiliki isolasi yang

    melilitnya hingga mencapai panjang tertentu. Menurut PUIL 110 K, yang disebut

    dengan kabel adalah semua jenis hantaran berisolasi dan berselubung, yang karena

    sifat isolasinya dan selubungnya tidak boleh dipasang pada atau dalam tanah.

    Konstruksi atau bahan panghantar yang banyak digunakan adalah dari

    bahan tembaga(Cu). Untuk instalasi tegangan rendah bahan tembaga (Cu) tesebut

    kemurniannya harus lebih dari 99,5 %. Untuk mencapai kemurnian tersebut

    dilakukan derngan proses elektrolisis(proses secara kimia).

    Pada umumnya kabel untuk instalasi sederhana seperti instalasi rumah

    tinggal, pada praktek bengkel semester III menggunakan kabel NYA dan NYM.

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    9

    1. Kabel NYA

    Kabelnya merupakan kabel dengan penghantar berinti pejal. Batas

    tegangan yang diperbolehkan adalah 1 KV. Di dalam pemasangan instalasi

    yang menggunakan kabel NYA berlaku ketentuan-ketentuan sebagai

    brikut :

    Untuk pemasangan tetap dalam jangkauan tangan, harus digunakan

    pipa instalasi.

    NYA tidak boleh menempel langsung pada plester, kayu, tetapi

    harus dilindungi dengan pipa instalasi ( ayat 742 PUIL)

    Di luar jangkauan tangan NYA boleh dipasang terbuka dengan

    menggunakan isolator jepit atau isolator rol, minimum 1 cm

    terhadap dinding atau terhadap bagian lain dari bengunan.

    NYA boleh digunakan di dalam alat listrik, perlengkapan hubung

    bagi (PHB), pada panel control dan sebagainya.

    NYA tidak boleh digunakan dalam ruangan yang lembab, di dalam

    terbuka atau gudang dengan bahaya kebakaran atau ledakan.

    2. Kabel NYM

    Kabel NYM mempunyai penghantar berinti pejal berisolasi PVC

    dengan ukuran penampang 1,5 10 mm2, sedangkan untuk penampang di

    atas 16 mm2, intinya berupa sejumlah kawat pejal yang dipilih, warna

    selubung luar adalah putih untuk batasan tegangan nomoinal 500V. Untuk

    lebih jelasnya dapat dilihat dibawah ini :

    Boleh dipasang langsung menempel plesteran atau kayu, atau dapat

    ditanam langsung dalam plesteran juga di ruang lembab atau basah,

    di tempat kerja atau gudang dengan bahaya kebakaran dan ledakan.

    NYM tidak boleh di pasang di bawah tanah. Untuk pemasangannya

    digunakan klem yaang serasi dan tidak terlalu berjauhan sehingga

    kabel kelihatan rapi dan kokoh. Pada sambungan di tempet yang

    basah harus menggunakan kotak hubung bagi yang kedap air.

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    10

    Setiap penghantar mempunyai tahanan tersebut tergantung pada beban

    antara lain :

    a. Tahanan jenis, diameter, panjang penghantar.

    R =

    b. Sedangkan untuk panjang penghantarnya

    L =

    Dimana :

    S = Penampang kawat minimum ( mm2)

    R = Besar tahanan penghantar ()

    I = Panjang penghantar (m)

    A = Penampang penghantar (mm2)

    2.5 Fuse

    Adalah pengaman yang berfungsi untuk memutuskan arus listrik bila

    terjadi beban lebih dan hubung singkat. Salah satu yang biasa terjadi di dalam

    suatu instalasi listrik adalah arus hubung singkat dan arus beban lebih. Untuk

    mengantisipasi hal tersebut maka digunakan sekaring atau fuse.

    Alat pengaman ini biasanya digunakan untuk :

    1. Hantaran, aparatur dan motor listrik terhadap beban lebih.

    2. Pengaman terhadap hubungan singkat antara fasa dengan netral dan

    terhadap hubungan singkat dalam aparatur atau motor listrik.

    3. Pengaman terhadap hubungan singkat dengan badan mesin. Pengaman

    sekering terdiri dari rumah sekering, pengepas patron dan patron lebur.

    Untuk menentukan besar pengaman terlebih dahulukita cari besar In

    rangkaian :

    In = P Total/ V. Cos o

    Besar pengaman yang kita pakai :

    1 pengaman yang kita pakai = 1,1 x In

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    11

    Bagian bagian fuse adalah :

    A. Rumah sekering

    Menurut ayat 630 B17 hantaran suplainya harus dihubungkan

    dengan kontak alas rumah sekering. Kalau hantaran suplai ini juga harus

    dihubungkan dengan sekering lain, harus digunakan rumah sekering

    dengan dua terminal pada kontak alasnya. Sebab menurut ayat 741 A5 sub

    a, satu terminal hanya boleh digunakan untuk satu kawat saja.

    B. Tudung sekering

    Tudung sekering memiliki sebuah bumbung berulir, jenis E 33, E

    27 atau E16. Tudung sekering memiliki sebuah jendela kecil , kaca ini

    dapat dilepas untuk keperluan pengukuran. Setelah pengukuran selesai

    kacanya harus di pasang kembali, sebab kaca ini untuk menutupi patron

    leburnya yang bertegangan. Selain itu, kalau patronnya tidak diberi

    menutup kaca dapat menimbulkan lidah api yang menjilat keluar. Tudung

    sekering terdiri dari K III patron 25 A, K II patron 2 A sampai dengan 25

    A. K I juga terdiri 2 A sampai 25 A, tetapi jarang digunakan.

    C. Pengepas patron

    Pengepas patron memiliki lubang pas dengan diameter yang

    berbeda-beda tergantung pada arus nominalnya. Setiap pengepas patron

    diberi kode yang sama. Jadi patron lebur dan pengepas dengan arus

    nominal yang sama memiliki kode yang sama. Pengepas patron 10 A tidak

    dapat dimasuki patron 25 A.

    D. Patron Lebur

    Patron lebur memiliki kawat lebur dari perak dengan campuran

    timbal, seng, dan tembaga. Bila arus yang melalui kawat lebur melebihi

    kemampuan kawat lebur, maka kawat tersebut akan melebur. Patron lebur

    yang rusak tidak boleh diperbaiki dengan jalan mengganti kawat leburnya.

    Warna kode yang digunakan untuk menandai patron lebur dan pengeps

    patron, berasal dari perangko jerma yaitu sebagai berikut :

    2 A : Merah muda

    4 A : Coklat

    6 A : Hijau

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    12

    10 A : Merah

    16 A : Kelabu

    20 A : Biru

    25 A : Kuning

    35 A : Hitam

    50 A : Putih

    65 A : Warna tembaga

    Nilai sesaat arus hubung singkat pada saat terjadinya hubungan singkat

    tergantung pada :

    - Nilai sesaat dari tegangan bolak baliknya

    - Impedansi seluruh dari rangkaian yang akan dihubungkan singkat pada

    saat terjadinya hubung singkat

    2.6 Panel

    Panel adalah suatu tempat pengontrol peralatan listrik dimana pada bagian

    dalam panel dapat dilihat alat-alat pengaman seperti MCB dan fuse serta alat

    contoh listrik lainnya seperti impuls, rellay, timer, dan staircase.

    Demikian juga peralatan untuk pembuatan suatu panel kontrol harus juga

    diperhatikan antara lain :

    a. Triplek, Kerangka, Engsel

    Sebagai tempat pengontrol diperlukan suatu tempat yang

    berfungsi untuk meletakkan dan melindungi alat kontrol listrik

    sehingga alat terlihat rapi dan terjamin keandalannya dan terjamin

    keamanannya.

    b. Cable duct

    Sebagai tempat penyimpanan atau meletakkan yang terdapat

    dalam panel kontrol dan juga berguna untu merapikan jalur kabel yang

    berada di dalam panel tersebut.

    c. Line up terminal

    Sebagai tempat penyambungan kabel-kabel yang akan disebut

    penyambungan baik dari pengontrol ke beban, sistem penyambungan

    dengan terminal ini lebih terjamin keandalannya.

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    13

    d. Busbar tembaga

    Digunakan sebagai terminal untuk penyambungan hantaran netral

    dan pentanahan.

    e. Peralatan penahanan

    Peralatan penahanan adalah suatu perlengkapan sebagai alat

    dalam bantu dalam meletakkan semua alat penahanan ini adalah C

    untuk terminal dan profil.

    2.7 Busbar

    Pada suatu panel adanya busbar sangat perlu karena busbar berfungsi

    sebagai tempat pendistibusian sumber ke beban. Biasanya busbar yang terdapat di

    dalam panel merupakan busbar yang terbuat dari tembaga atau logam lain yang

    dapat menghantar arus listrik dengan baik dan memenuhi persyaratan sebagai

    penghantar listrik.

    Pada busbar biasanya dilengkapi dengan profil G yang berfungsi sebagai

    tempat duduknya dan untuk menghindari terdapatnya hubungan antara netral

    dengan hantaran pentanahan, maka pada busbar dipasang pertinax yang diletakkan

    pada masing-masing busbar pada ujungnya. Biasanya pada suatu busbar terdapat

    suatu kabel sebagai suatu sambungan penghantaer yang besarnya lubang dari

    suatu kabel tersebut sesuai dengan diameter dari suatu penghantar.

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    14

    2.8 Saklar

    Saklar adalah suatu alat listrik yan digunakan untuk memutuskan atau

    menghubungkan alat /suatu rangkaian listrik. Pada praktik bengkel semester III

    ini saklar yang digunakan, yaitu :

    a. Saklar Seri

    Saklar ini berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan dua

    buah beban dari satu tempat. Saklar ini mempunyai dua togel yang

    biasanya digunakan dalam ruang yang membutuhkan penerangan yang

    terpisah. Saklar ini mempunyai satu input dan dua output sreta satu

    togel. Sistem pengaturannya digunakan untuk melayani satu

    pemakaian atau banyak untuk ON dan OFF dari tiga temoat atau lebih.

    Setiap pergantian pengoperasian dari tiap-tiap saklar akan merubah

    keadaan lampu.

    b. Saklar Tukar atau Saklar Ganda satu kutub

    Saklar tukar mempunyai dua posisi pengoperasian yaitu hanya

    bisa menyalakan salah satu lampu E1 dan E2 secara bergantian. Saklar

    tukar ini juga digunakan untuk mengoperasikan dua pemakaian dengan

    sumber tegangan yang sama atau dua tegangan yang berbeda atau

    dipasang pada tangga.

    c. Saklar Silang

    Saklar silang mempunyai prinsip kerja yang sama bila tanpa

    dikombinasi dengan saklar tukar.

    d. Saklar Selektor

    Saklar selektor adalah saklar jenis tertutup. Susunan dari saklar

    ini terdiri dari sejumlah piringan isolasi dan suatu mekanik penggerak.

    Pengoperasian saklar ini dengan cara memutar. Pada tuas selektor

    terdapat pegas. Piringan-piringan itu disusun sedemikian rupa

    membentuk bangun sehingga dapat ditempatkan pada kotak kontak.

    Mekanik penggerak selektor ini mempunyai pemutus sesaat.

    Konstruksi dua saklar dapat diputar kekiri dam kekanan.

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    15

    e. Tombol Tekan

    Tombol tekan merupakan saklar yang dioperasikan dengan cara

    menekan. Sifat tombol tekan hanya menghubungkan sesaat saja yaitu

    pada saat menekan saja. Pemakaiaannya biasanya dikombinasikan

    dengan material yang lainnya, misalnya staircase, impuls, dan

    kontraktor.

    f. Implus

    Saklar Implus adalah suatu saklar yang berbeda berdasarkan

    magnet dimana posisi saklarnya akan berubah pad asetiap implus,

    lamanya pengoperasian dari kotak tekan tidak mempengaruhi system

    kerjanya saklar implus mempunyai dua posisi kontak yaitu : kontak

    ON pada pengoperasian lampu pertama dan kontak OFF untuk

    pengoperasian pada lampu implus kedua.

    Dengan pengaturan saklar ini sebuah beban dapat dioperasikan

    dari berbagai tempat yaitu dengan memasang tombol tekan dalam

    hubungan paralel. Penempatan tombol tekan dapat disesuaikan dengan

    kebutuhan. Penggunaan saklar ini dapat disesuaikan dengan

    kebutuhan.

    Penggunaan saklar ini dapat menggantikan sebuah sitem

    pengaturan dua arah dan saklar silang. Keuntungannya adalah

    pengoperasian listriknya lebih praktis.

    g. Staircase

    Staircase adalah saklar yang bekerja dengan magnetis, yang

    dapat memutuskan rangkaian dari beban secara otomatis sesuai dengan

    batasan waktu yang telah ditentukan pengoperasian timer bisa

    dilakukan kembali walaupun batasan waktu belum habis.

    Staircase memutuskan rangkaian beban dengan cara otomatis

    sesuai dengan batasan waktu yang telah ditentukan pada pengoperasian

    pertama(t1), dan pengoperasian kembali tombol tekan pada saat beban

    bekerja tidak mempengaruhi batasan waktu. Penyambungan pada timer

    staircase dapat dilakukan dengan sistem tiga kawat dan empat kawat .

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    16

    Prinsip kerjanya sama dengan system kerja tiga kawat bedanya

    hanaya pengoperasian empat kawat pengoperasian kembaki dari

    staircase atau tombol tekan walau batasan waktunya belum habis akan

    mempengaruhi wakyu dari rangkaian. Sistem pengaturan staircase

    biasa digunakan paada instalasi penerangan tangga, koridor, lorong-

    lorong panjang, gudang laboratorium dan sebagainya.

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    17

    2.9 Kontaktor

    Kontraktor sering juga disebut saklar magnet. Bisa disebut juga relay

    elektromagnetik yang prinsip kerjanya yaitu sebuah batang logam yang dibelit

    dengan kumparan dan diberi arus listrik maka batang logam tersebur berubah

    menjadi magnet. Pada dasarnya kontaktor dibagi dua yaitu kontaktor untuk

    tenaga dan kontaktor untuk kontrol. Sesuai dengan namanya kontaktor akan

    bekerja bila kumparan dialiri listrik yangakan menarik kontak NO dan NC,

    dimana kontak-kontak itu berfungsi untuk menghubungkan arus dengan beban

    serta memutuskannya. Apabila kontaktor dialiri arus listrik maka menggerakkan

    kontak-kontak bantunya. Dimana yang semula posisinya NO begitu juga

    sebaliknya.

    Menurut IEC penandaan kontaktor adalah sebagai berikut:

    1,,3,5 : Hubungan untuk supply atau rangkaian utama

    2,4,6, : Hubungan untuk beban atau rangkaian utama

    13,14 : Kotak kontak bantu NO (normally open)

    21,22 : Kotak kontak bantu NC ( normally close)

    a, b : Konektor-konektor (koil) kumparan magnet

    Bentuk kontaktor biasanya ditentukan oleh :

    Tegangan kerja

    Jenis tegangan

    Kapasitas arus

    Kontraktor dapat dioperasikan dengan pengontrol menggunakan sebuah

    saklar, arus dari supplai akan menuju ke kumparan magnet yang diatur oleh

    bekerjanya saklar.

    Cara kerja dari kontraktor adalah bila saklar pada posisi ON kontraktor

    akan bekerja, sebaliknya bila kontraktor akan bekerja pada posisi OFF kontraktor

    akan terlepas. Untuk pengaturan kontraktor dengan sistem sentuh atau dapat

    digunakan tombol tekan.

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    18

    2.10 Timer

    Timer adalah saklar waktu yang bekerja berdasarkan magnetis yang akan

    memutuskan rangkaian beban secara otomatis dengan batasan waktu yang telah

    ditentukan. Timer memutuskan rangkaian beban secara otomatis pada

    pengoperasian pertama bila kontak dioperasikan kembali tidak mempengaruhi

    batasan waktu timer. Timer juga berfungsi menghemat energi listrik dan

    pemakaian umur lampu.

    2.11 LDR ( Ligh Dependent Resistor )

    LDR merupakan saklar yang prinsip kerjanya berdasarkan perubahan atau

    pengaruh cahaya. Dalam komponen LDR terdapat sebuah sebuah resistor yang

    resistansinya dapat berubah-ubah bila mendapatsinar dengan kekuatan cahaya

    yang berubah-ubah. Harga resistansi LDR pada tempat terang adalah lebih besar

    dari tempat gelap.

    Perubahan dari kekuatan cahaya dengan level tertentu ke tempat yang kuat

    cahayanya rendah atau gelap dalam waktu tertentu akan merubah harga resistansi

    dimana harga resistansinya mengecil, yang akan menyebabkan LDR tersebut akan

    menterjemahkan sistem operasi saklar timer untuk menghubungkan anak

    kontaknya.

    Kecepatan perubahan resistansinya adalah dalam K (dt) untuk tipe arus

    harganya lebih besar dari 200 K (dt) atau selama 20 menit pertama mulai dari

    kecepatan cahaya 100 lux, ini bereaksi saat pensaklaran beraksi. Pada pensaklaran

    cahaya dari gelap ke terang akan terlepas. Kecapatan perubahan akan lebih tinggi,

    dimana pada keadaan cahaya terbesar 300 lux kecepatan perubahan kurang dari

    10 milidetik sesuai dengan kekuatan cahaya 400 lux. Pemakaian LDR pada

    frekwensi tertentu bisa menjadi tidak memungkinkan karena LDR relatif sangat

    lambat bereaksi.

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    19

    2.12 Lampu

    Dalam suatu lampu instalasi, lampu sangat diperlukan sebab lampu

    merupakan hal yang sangat penting yang merupakan sumber yang memberikan

    penerangan pada ruang-ruang yang memerlukan penerangan. Ada beberapa

    macam lampu yang sering digunakan untuk suatu penerangan antara lain :

    1. Lampu pijar

    Cahaya lampu pijar dibangkitkan dengan mengalirkan arus-arus

    listrik dalam suatu kawat halus. Dalam kawat ini, energi listrik dirubah

    menjadi energi panas dan tenaga. Suatu kawat pijar yang tinggi atau

    besar agar lampu pijar ini dapat memancarkan cahaya sebanyak

    mungkin oleh lampu pijar yang memiliki spektrum yang kontinyu,

    kualitas cahaya dari jenis-jeniswarna yang dipancarkan tergantung dari

    suhu kawat pijar. Pada lampu ini dilengkapi dengan sepotong kawat

    monelyang berguna sebagai pengaman jika ada gangguan hubung

    singkat.

    2. Lampu tabung fluouresen

    Lampu ini biasanya juga disebut dengan lampu neon atau TL.

    Pada lapisan ini terdapat serbuk-serbuk fluouresenini bagian sebelah

    dalam dari tabung terdapat sebuah elektroda yang terdiri dari kawat

    pijar yang terbuat dari wolfram dengan sebuah emiter untuk

    mempermudah emisi elektron. Untuk menghitung jumlah lampu dalam

    ruangan adalah denganmenggunakan rumus :

    Dimana :

    E = Kuat penerangan (Lux)

    A = Luas pemukaan (m)

    Q = Flux cahaya (Lm)

    NB = Faktor daya guna

    Jumlah kelompok lampu dirumuskan :

    N = Jumlah pipa

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    20

    Z = Jumlah lampu dalam kelompok

    2.13 Kotak kontak

    Kotak kontak adalah suatu alat listrik yang dipasang untuk melayani

    peralatan rumah tangga yang menggunakan tenaga listrik.

    2.14 Komponen lain

    Selain komponen-komponen diatas, adapun komponen lain yang digunakan untuk

    mengerjakan suatu instalasi antara lain :

    1. Ragum

    Ragum adalah alat menjepit benda kerja agar alebih mudah didalam

    melaksanakan kerja terhadap benda kerja, pada instalasi digunakan untuk

    meluruskan kabel.

    Ragum biasanya terbuat dari besi atau baja tempa. Rahang berigi

    dibuat dari baja yang dikeraskan dengan pengikat benda kerja menjadi

    lebuh berat. Ragum dipergunakan untuk menjepit benda digerigi dan

    meluruskan kabel.

    2. Mistar Baja

    Mistar baja yaitu alat yang digunakan untuk mengukur dengan

    menunjukan perbandingan langsung dari skala alat asli. Alat ini terbuat

    dari baja yang keras, tipis dan sangat lentur. Kelenturannya ini sangat baik

    untuk mengukur permukaan yang lengkug. Alat ini sering digunakan

    dibengkel meskipun mempunyai ketelitian yang sangat rendah.

    3. Palu Besi

    Palu besi berfungsi untuk memukul meratakan benda yang bengkok

    dan untuk memukul paku untuk pemasangan pada pipa.

    Palu yang terbaik adalah yang memilki persyaratan sebagai berikut:

    - Serat kayu dari tangkainya sejajar dengan tiap-tiap sumbunya.

    - Tangkainya memukul dan bagian atas pemukul merupakan sebagian

    titik berat sedangkan bagian atas / bagian yang runcing sebagai

    pengimbang.

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    21

    - Bentuk tangkai palu bagian ujungnya sedikit besar dibandingkan

    dengan bagian yang dekat pemukulnya.

    4. Klem

    Klem adalah suatu alat yang terbuat dari aluminium yang digunakan

    untuk mengklem pipa atau kabel agar tidak terlepas dan terlihat rapi.

    5. Tang Kombinasi

    Tang kombinasi berfungsi untuk menjepit, memotong dan memutir

    benda yang akan dikerjakan. Seperti kabel / kawat yang digunakan pada

    instalasi penerangan.

    6. Tang Buaya / Lancip

    Tang lancip berfungsi untuk menjepit dan memetong kabel saja.

    7. Tang Pembulat

    Tang pembulat berfungsi untuk membulatkan kabel / kawat

    penghantar, misalkan pembuatan mata itik.

    8. Tang Pemotong

    Tang pemotong berfungsi untuk memotong kabel / kawat penghantar

    dengan ukuran sesuai dengan benda kerja.

    9. Tang Pengupas

    Tang pengupas berfungsi untuk mengupas kabel / kawat penghantar

    yang akan digunakan untuk penyambungan.

    10. Obeng Minus dan Plus

    Obeng minus dan plus untuk memutar atau mengencangkan dan

    mengendorkan skrup yang digunakan untuk menempelkan benda pada

    papan kerja.

    11. Water Pas

    Water pas digunakan untuk memeriksa dan menandai garis

    horizontal (permukaan yang datar) tetapi dapat digunakan didalam bingkai

    yang berbentuk kurva yang disebut vial.

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    22

    BAB III

    INSTALASI LISTRIK BANGUNAN

    3.1 Denah Praktek

    Gambar 3.1 Denah Lokasi

    Denah lokasi di atas adalah denah tempat kami melakukan kerja praktek

    instalasi listrik. Pada denah tersebut terdapat beberapa ruangan. Pada gambar yang

    terdapat angka 2 adalah lokasi meja dimana kami melakukan kerja dan 21 meja

    lainnya adalah tempat teman-teman saya melakukan praktek kerja lainnya.

    Tempat kami mengambil peralatan terdapat pada ruang peralatan yang dibantu

    oleh teknisi. Meja bor merupakan tempat dimana kami akan membuat lubang

    pada bahan yang dibutuhkan. Selebihnya merupakan tempat praktek untuk

    praktek kerja lainnya, WC untuk dosen dan teknisi, serta dapur.

    WC

    Dapur

    Ruang

    Praktek

    Instalasi

    Ruang

    Dosen

    Ruang

    Peralatan

    Meja Bor

    Ruang Praktek Instalasi

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    23

    3.2 Daftar Peralatan dan Material

    Adapun daftar peralatan dan material yang digunakan dalam praktek

    instalasi listrik bangunan adalah sebagai berikut :

    NO Nama Alat / Komponen Jumlah Satuan

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    8.

    9.

    10.

    11.

    12.

    13.

    14.

    15.

    16.

    17.

    18.

    19.

    20.

    21.

    22.

    23.

    24.

    Tang potong

    Tang buaya

    Tang kupas

    Tang kombinasi

    Tang pembulat

    Obeng plus (+) besar

    Obeng plus (+) kecil

    Obeng negative (-) besar

    Obeng negative (-) kecil

    Obeng penusuk

    Palu

    Pisau cutter

    Mistar besi

    Rellay Kontaktor

    Selector

    LDR ( light Depent Resistor)

    Starrcise / Delay

    Timmer ( Sakelar waktu 220 V)

    Impuls 220 V

    Fiting

    Roset kayu

    Kotak kontak 1 fhasa + PE

    Fuse

    Kotak hubung plastik (Junction

    box)

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    2

    1

    1

    2

    1

    1

    6

    6

    3

    4

    4

    1

    Buah

    Buah

    Buah

    Buah

    Buah

    Buah

    Buah

    Buah

    Buah

    Buah

    Buah

    Buah

    Buah

    Buah

    Buah

    Buah

    Buah

    Buah

    Buah

    Buah

    Buah

    Buah

    Buah

    Buah

    Buah

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    24

    25.

    26

    27.

    28.

    29.

    30.

    31.

    32.

    33.

    34.

    35.

    36.

    37.

    38.

    39.

    40.

    41.

    Lampu tanda (merah/hijau)

    Lampu pijar

    Cabang T ( KIR)

    Elbo kacil

    Rumah control panel

    Kabel suplay

    Sakelar tukar

    Sakelar silang

    Sakelar seri

    Sakelar tekan

    Sakelar tekan dengan lampu

    tanda

    Sakelar tekan dengan lampu IP

    55

    Acrylit glass

    Pertinax

    Terminal pin

    Terminal blok

    Line up terminal

    6

    6

    1

    1

    1

    1

    2

    1

    1

    2

    1

    1

    1

    Buah

    Buah

    Buah

    Buah

    Buah

    Buah

    Buah

    Buah

    Buah

    Buah

    Buah

    Buah

    Buah

    Buah

    Set

    Set

    Set

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    25

    3.3 Jurnal Kegiatan Praktek Instalasi Listrik Bangunan

    Tanggal Waktu Kegiatan Paraf

    23 Oktober

    2013

    24 Oktober

    2013

    25 Oktober

    2013

    12.40 13.00

    13.00 14.00

    14.00 15.10

    15.10 15.40

    15.40 17.30

    17.30 18.10

    12.40 13.00

    13.00 14.00

    14.00 15.10

    15.10 15.40

    15.40 17.30

    17.30 18.10

    12.40 13.00

    13.00 14.00

    14.00 15.10

    15.10 15.40

    15.40 17.30

    17.30 18.10

    Baris, absensi, pengarahan dan doa

    pembukaan

    Menulis nama-nama peralatan yang

    akan digunakan

    Pengenalan alat-alat kerja

    Istirahat

    Pemeriksaan alat-alat kerja

    Pembersihan, baris, pengarahan dan

    doa penutup

    Baris, absensi dan doa pembukaan

    Pengambilan dan pembagian

    fotocopy job

    Pembagian kabel

    Istirahat

    Melanjutkan pembagian kabel

    Pembersihan, baris dan doa

    penutup

    Baris, absensi, pengarahan dan doa

    pembukaan

    Pengamplasan papan kerja

    Istirahat

    Pengamplasan papan kerja

    Penjelasan Light Panel ELDRA

    0033

    Pembersihan, baris, pengarahan dan

    doa penutup

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    26

    28 Oktober

    2013

    29 Oktober

    2013

    30 Oktober

    2013

    12.40 13.00

    13.00 14.00

    14.00 15.10

    15.10 15.40

    15.40 16.30

    16.30 17.30

    17.30 18.10

    12.40 13.00

    13.00 14.00

    14.00 14.30

    14.30 15.10

    15.10 15.40

    15.40 16.00

    16.00 17.30

    17.30 18.10

    12.40 13.00

    13.00 15.10

    15.10 15.40

    15.40 17.30

    Baris, absensi dan doa pembukaan

    Membuat garis pada papan kerja

    Menempatkan saklar sesuai dengan

    diagram lokasi

    Istirahat

    Menempatkan kotak kontak dan

    kotak hubung sesuai dengan

    diagram lokasi

    Menempatkan tombol tekan sesuai

    dengan diagram lokasi

    Pembersihan, baris dan doa

    penutup

    Baris, absensi dan doa pembukaan

    Menempatkan fitting lampu sesuai

    dengan diagram lokasi

    Pemasangan box sekering ke panel

    Pemasangan LDR

    Istirahat

    Penyambungan power suplay ke

    terminal pin panel

    Penyambungan kabel dari power

    suplay ke fuse dan ke busbar(untuk

    netral dan pentanahan)

    Pembersihan, baris dan doa

    penutup

    Baris, absensi dan doa pembukaan

    Pemasangan pipa instalasi

    penerangan

    Istirahat

    Melanjutkan pemasangan pipa

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    27

    31 Oktober

    2013

    1 November

    2013

    4 November

    2013

    17.30 18.10

    12.40 13.00

    13.00 15.10

    15.10 15.40

    15.40 17.30

    17.30 18.10

    12.40 13.00

    13.00 13.30

    13.30 15.10

    15.10 15.40

    15.40 16.00

    16.00 16.30

    16.30 17.30

    17.30 18.10

    12.40 13.00

    13.00 13.30

    instalasi penerangan

    Pembersihan, baris dan doa

    penutup

    Baris, absensi, pengarahan dan doa

    pembukaan

    Mid Test I

    Istirahat

    Pemasangan kabel NYA 1.5 mm2

    di dalam pipa

    Pembersihan, baris dan doa

    penutup

    Baris, absensi, pengarahan dan doa

    pembukaan

    Melanjutkan pemasangan kabel

    NYA 1.5 mm2 di dalam pipa

    Pemasangan kabel NYA 1.5 mm2

    pada saklar

    Istirahat

    Pemasangan kabel NYA 1.5 mm2

    pada tombol tekan

    Pemasangan kabel NYA 1.5 mm2

    pada fitting lampu dan kotak-

    kontak

    Pembersihan, baris dan doa

    penutup

    Baris, absensi dan doa pembukaan

    Pemasangan kabel NYM re

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    28

    5 November

    2013

    6 November

    2013

    13.30 15.10

    15.10 15.40

    15.40 17.30

    17.30 18.10

    12.40 13.00

    13.00 13.30

    13.30 15.10

    15.10 15.40

    15.40 16.00

    16.00 17.30

    17.30 18.10

    12.40 13.00

    13.00 15.10

    31.5mm2, warna untuk 2Ph + N

    Pemasangan kabel NYM re

    31.5mm2 ke saklar tekan, LDR

    dan fitting lampu

    Istirahat

    Pengujian Sambungan kabel

    (rangkaian) dengan menggunakan

    multitester

    Pembersihan, baris dan doa

    penutupan

    Baris, absensi dan doa pembukaan

    Pemasangan kabel pada panel

    untuk penerangan kamar tamu,

    ruang makan dan dapur

    Pemasangan kabel pada panel

    untuk penerangan kamar mandi,

    tidur selasar panel ruangan

    Istirahat

    Tes rangkaian dengan

    menggunakan multitester

    Perbaikan kesalahan pada

    rangkaian

    Pembersihan, baris dan doa

    penutup

    Baris, absensi dan doa pembukaan

    Pemasangan kabel pada panel

    untuk kontrol penerangan parkir

    dalam rumah, kontrol penerangan

    parkir diluar rumah dan kontrol

    penerangan dengan pengontrol

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    29

    7 November

    2013

    8 November

    2013

    15.10 15.40

    15.40 17.30

    17.30 18.10

    12.40 13.00

    13.00 15.10

    15.10 15.40

    15.40 17.30

    17.30 18.10

    12.40 13.00

    13.00 13.30

    cahaya

    Istirahat

    Pemasangan kabel pada panel

    untuk kontrol penerangan parkir

    dalam rumah, kontrol penerangan

    parkir diluar rumah dan kontrol

    penerangan dengan pengontrol

    cahaya

    Pembersihan, baris dan doa

    penutup

    Baris, absensi dan doa pembukaan

    Pemasangan kabel pada panel

    untuk kontrol penerangan parkir

    dalam rumah, kontrol penerangan

    parkir diluar rumah dan kontrol

    penerangan dengan pengontrol

    cahaya

    Istirahat

    Pemasangan kabel pada panel

    untuk kontrol penerangan parkir

    dalam rumah, kontrol penerangan

    parkir diluar rumah dan kontrol

    penerangan dengan pengontrol

    cahaya

    Pembersihan, baris dan doa

    penutup

    Baris, absensi dan doa pembukaan

    Menguji rangkaian pengawatan

    panel dengan menggunakan

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    30

    11 November

    2013

    12 November

    2013

    13.30 15.10

    15.10 15.40

    15.40 16.00

    16.00 17.30

    17.30 18.10

    12.40 13.00

    13.00 13.30

    13.30 15.10

    15.10 15.40

    15.40 17.30

    17.30 18.10

    12.40 13.00

    13.00 13.30

    13.30 15.10

    15.10 15.40

    15.40 17.30

    multitester

    Testing rangkaian dengan

    menggunakan sumber listrik

    Istirahat

    Membetulkan kesalahan rangkaian

    pada saklar untuk impuls

    Membetulkan kesalahan rangkaian

    anak kontak staircase

    Pembersihan, baris dan doa

    penutupan

    Baris, absensi, pengarahan dan doa

    pembukaan

    Membetulkan LDR

    Testing rangkaian dengan

    menggunakan sumber listrik

    Istirahat

    Pengujian / pengambilan nilai dari

    rangkaian yang telah dikerjakan

    dan MID TEST II

    Pembersihan, baris, pengarahan dan

    doa penutup

    Baris, absensi dan doa pembukaan

    Penjelasan tipe staircase dan timer

    Mempersiapkan rangkaian untuk

    diuji

    Istirahat

    Melanjutkan pengujian /

    pengambilan nilai dari rangkaian

    yang telah dikerjakan dan MID

    TEST II

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    31

    13 November

    2013

    17.30 18.10

    12.40 13.00

    13.00 15.10

    15.10 15.40

    15.40 17.30

    17.30 18.10

    Pembersihan, baris dan doa

    penutup

    Baris, absensi, pengarahan dan doa

    pembukaan

    Membongkar rangkaian

    Istirahat

    Pemeriksaan dan pengembalian

    barang

    Pembersihan, baris dan doa

    penutup

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    32

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    4.1 Diagram Lokasi

    Dalam suatu instalasi harus dibuat terlebih dahulu diagram lokasinya,

    diagram lokasi ini untuk mempermudah pengerjaan instalasi sehingga letak

    daripada material yang akan disusun dapat tersusun dengan digram lokasinya.

    Untuk membuat diagram lokasi ini harus dibuat dengan saksama yangberdasarkan

    cara-cara dan ketentuan yang berlaku, agar penerapan lokasi tersebut dalam

    praktek pemasangan instalasi pada tempat sederhana dapat berhasil dengan baik.

    Karena itu memerlukan pengerjaan yang sebenarnya dan teliti mungkin yaitu

    dengan memakai skala yang tepat agar diagram lokasi bisa dalam bentuk

    sederhana sehingga bila penerapan dalam pemasangan tidak mengalami kesulitan.

    4.2 Diagram Kontrol Penerangan

    4.2.1 Penerangan Kamar tamu, Ruang makan, dan dapur

    Pemasangan instalasi termasuk dalam grup 1 yang dilayani dengan

    F1 yang mempunyai dua macam sistem pengaturan dua beban dengan

    menggunakan saklar seri, tombol tekan, dan sisitem pengaturan beban

    dengan menggunakan saklar impuls. Kerja dari pengaturan tersebut tidak

    saling mempengaruhi.

    Prinsip kerja dari sistem pengaturan yang menggunakan saklar seri,

    sumber tenaga diambil dari F1 untuk mengatur pengopersian lampu C dan

    C1. Arus mengalir dari F1 yang menuju ke kotak hubung dan masuk ke

    saklar seri yang terminal nya berada di tengah. Saklar seri merupakan dua

    saklar satu arah yang disatukan. Apabila kotak kontak C pada saklar seri

    terhubung maka arus akan menuju ke lampu C untuk menghidupkan hal

    ini sama juga dengan kotak C1. Prinsip dari pengaturan implus adalah bila

    tombol tekan ( S1 terdiri dari 2 tombol tekan yang terhubung paralel )

    maka arus dari F1 mengalir melalui kontak tombol S1 ( no ) menuju

    kumparan a b, kumparan akan menimbulkan magnet untuk menarik anak

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    33

    kontak ( 1 2 ), S1 dilepas maka kumparan tidak mempunyai tegangan

    lagi dan magnet hilang tetapi kontak masih tetap terhubung karena

    terkunci. Ini terjadi pada impuls pertama yaitu operasi ON, kemudian pada

    saat penekanan S1 untuk yang kedua aliran arus maka masih seperti

    impuls pertama sehingga kumparan a b kembali menjadi magnet untuk

    menarik kembali anak kontaknya. Keadaan pada impuls operasi ini kontak

    1 2 adalah off, sedangkan pengaturan operasi lampu adalah di kerjakan

    oleh kontak 1 2 yang mengambil suply langsung F1. Kontak-kontak

    pada grup 1 mendapatkan suply langsung dari F1 sehingga akan siap

    melayani beban tanpa di pengaruhi oleh kedua sistem pengaturan diatas.

    4.2.2 Penerangan Kamar mandi selasar dan Panel ruangan

    Dalam instalasi ini melayani oleh F2, untuk sistem ini dilakukan

    sistem pengaturan dari satu buah saklar silang yang di rangkai dengan dua

    buah saklar tukar menjadi dua buah sistem pengaturan beban yang dapat

    dioperasikan dari berbagai tempat berbeda prinsip kerja dari pengaturan

    tersebut adalah arus dari suply F2 masuk ke masukan saklar tukar yang

    pertama yang mempunyai dua arah pengoerasian ( 1 & 2 ), jika pada posisi

    1 arus diteruskan kemasukan saklar silang yang mempunyai dua masukan

    yaitu dari terminal 1 & 2, saklar silang terbagi dua lagi yaitu yang menuju

    saklar tukar yangb kedua. Jika saklar tukar yang kedua pada posisi 1, maka

    lampu akan menyala tetapi jika posisi 2, aliran lampu terputus. Arah arus

    selalu mengikuti posisi saklar untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada

    gambar diagram kerja grup 2.

    4.2.3 Penerangan Jalan Parkir

    Sistem ini untuk mengatur beban lampu penerangan parkir, sebagai

    suply yang menuju beban diambil dari F3 dan suply rangkaian kontrolnya

    dari F4. Pengaturan di bagi menjadi dua alternatif yaitu manual dan

    otomatis. Prinsipnya adalah sebagai :

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    34

    a. Manual

    Posisi selektor pada manual ( M ) arus mengalir ke kontak NC

    K9A, sehingga lampu H5 yang menandakan pengoperasian

    pada posisi manual lampu dapat dihidupkan dengan menekan

    saklar S6 yang terdiri dua buah tombol tekan yang terhubung

    paralel. Arus mengalir melalui S6 menuju kumparan K5T yang

    bekerja dengan batasan waktu tertentu. Kontak staircase K5T

    akan mengalir arus ke K7 dan menghubungkan anak kontak

    pada saat K7 tersebut lampu menyala karena arus mengalir dari

    F3 melalui kontak K7 dan ke lampu pada posisi manual ini

    lampu dapat di operasikan setiap saat.

    b. Otomatis

    Pada selektor posisi otomatis arus mengalir ke K9A, kontak

    NO K9A terhubung dan lampu H5 padam. Pada posisi ini

    pengaturan dapat dilakukan dengan cara seperti pada posisi

    manual yaitu dengan menekan tombol S6 maka lampu akan

    menyala, dengan mengatur waktu yang diperlukan yaitu

    dengan menatur timer. K4T adalah sebuah timer atau saklar

    waktu yangh berkerja selama 24 jam nonstop untuk

    mengoperasikan anak kontaknya, sesuai dengan pengaturan

    waktu ON dan OFFnya, jika K4T sudah terhubung dan keadaan

    diluar gelap maka LDR akan berkerja menghubungkan kontak

    dengan S8 sehingga K7 berkerja. Dengan bekerjanya K7 maka

    lampu penerangan jalan dan parkir akan menyala.

    4.2.4 Penerangan pada Cahaya

    Rangkaian penerangan pada cahaya bekerja secara manual pada

    lampu jalan pada parkir dengan sebuah lampu tanda merah. Saat diberi

    tegangan dan dihubungkan, arus mengalir melalui F4 menuju selektor

    smith yang dipilih arus pecah menjadi cabang, yaitu:

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    35

    1. Ke kontak NC K9A menuju ke lampu tanda ( lampu tanda

    menyala )

    2. Ke kontak Staircase dilanjutkan ke koil K7

    3. Ke saklar tekan ( impuls ) dengan lampu tanda

    4. Ke kontak NO K9A

    Bila saklar tekan ( dengan lampu tanda ) ditekan, arus mengalir ke

    koil staircase, staircase bekerja dan kontak NO pada staircase tersebut

    berubah menjadi NC, arus meneruskan ke koil K7 sehingga menyebabkan

    anak kontaknya terhubungkan dan lampu menyalakan, lamanya lampu

    hidup berdasarkan penyetelan waktu pada staircase.

    4.3 Diagram Distribusi

    Letak dari diagram distribusi adalah di dalam panel. Diagram

    didistribusikan ke rangkaian melalui masing-masing grup. Dengan demikian

    masing-masing arus beban per grup diketahui dan arus beban total ditentukan

    ukuran sekering induk yang besarnya sama atau lebih besar dari arus beban.

    4.4 Diagram Kontrol Panel

    Diagram kontrol panel merupakan seluruh kontrol yang ada di dalam

    panel. Untuk fuse, relay, timer, staircase, dan sebagainya berada di luar panel.

    Penempatan busbar dan terminal blok berada di dalam panel terminal blok

    horizontal di atas dan busbar vertikal di bawah rangkaian kontrol dihubungkan ke

    sumber tegangan dengan penghantar yang melalui panel.

    4.5 Pembagian Daya

    Dalam praktek bengkel semester 3 perhitungan yang perlu diketahui antara

    lain :

    1. Penentuan sekering (Fuse) atau pengaman lampu yang digunakan adalah

    lampu pijar 125 watt, untuk stop kontak dipasang kemampuan daya 500

    watt. Karena arus yang masuk ditentukan oleh factor kerja, maka factor

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    36

    kerja yang digunakan adalah cos 0 = 0.8 ( cos 0 ini adalah 0,8 sudah

    merupakan factor kerja standar untuk instalasi rumah tinggal.

    a. Group 1

    Jumlah titik lampu 3 buah = 375 w = 468 VA

    Jumlah kotak kontak 2 buah = 1000 VA

    1468 VA

    Maka

    = 8,39 A Fuse yang digunakan adalah 10 A

    b. Group 2

    Jumlah titik lampu 1 buah = 125 w = 156 VA

    Jumlah kotak kontak 1 buah = 500 w = 500 VA

    656 VA

    Maka I = 500

    220 x 0,8

    = 3,7 A Fuse yang digunakan adalah 6A

    c. Group 3 dan 4

    Jumlah titik lampu group 3 dua buah = 250 w = 312 VA

    Jumlah titik lampu group 4 dua buah = 250 w =312 VA

    Besarnya daya yang terdapat pada lampu tanda 10 w = 12,5 VA

    Daya keseluruhan adalah 636,5 VA

    Maka I = 636,5

    220 x 0,8

    = 3,6 A Fuse yang digunakan adalah 6A

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    37

    d. Fuse total atau utama

    I total = 8,39 + 3,7 + 3,6 + 3,6

    = 19,25 A

    Maka fuse yang digunakan adalah 25 A

    2. Penghantar atau kabel

    Luas penampang penghantar masing masing group adalah sebagai

    berikut :

    a. Group 1

    Karena arus yang mengalir pada group 1 adalah 8,39 A maka luas

    penampang yang digunakan adalah 1,5 mm

    b. Group 2

    Arus yang mengalir pada group 2 adalah 3,7 A, maka luas

    penampang yang digunakan adalah 1,5 mm

    c. Group 3 dan 4

    Arus yang mengalir pada group 3 dan 4 adalah 3,6 A, maka luas

    penampang yang digunakan adalah 1,5 mm

    Perhitungan panjang penghantar menggunakan rumus :

    S = 2 x I x Cos Q

    Vr x X

    Dimana :

    - S = panjang penampang (m)

    - Vr= rugi tegangan

    - L= Jarak sumber ke beban (m)

    Dari penjabaran diatas dapat ditentukan panjang penghantar :

    L = A

    2.Is.p.cos Q

    a. Group 1

    I = 8,39 A

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    38

    A= 1,5 mm

    P =0,0175 /mm

    Cos Q = 0.8

    L = 1,5

    2.8,39.0,0175.0,8

    = 6,4 m

    b. Group 2

    I = 3,7 A

    A = 1,5 mm

    P = 0,0175 /mm

    Cos Q = 0,8

    L = 1,5

    2.3,7.0,0175.0,8

    = 14,4 m

    Panjang penghantar 14,4 meter adalah jumlah dari phasa dan netral

    dengan panjang 7,2 meter. Apabila memerlukan kabel PE maka panjang

    kabel PE tersebut adalah 7,2 meter. Jadi jumlah seluruh kabel pada group

    2 adalah 21,6 meter.

    c. Group 3 dan 4

    I = 3,6 A

    A = 1,5 mm

    P = 0,0175 /mm

    Cos Q = 0.8

    L = 1,5

    2.3,6.0,0175.0,8

    = 15 meter

    3. Menentukan busbar

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    39

    Dua busbar yang berguna sebagai tempat penyambungan antara

    dua kabel atau lebih agar dapat berfungsi dengan baik harus dapat

    memenuhi peraturan yang ada. Peraturan yang harus diperhatikan adalah

    penentuan ukuran, luas penampang atau berat dari busbar.

    Untuk instalasi yang dipraktekkan dipakai busbar :

    Ukuran : 12 x 2 mm

    Luas penampang : 21 mm

    Berat : 0,23 kg/m

    Perhitungan busbar ini berdasarkan arus yang mengalir pada

    rangkaian yaitu 25 Ampere, kemudian dilihat berdasarkan table.

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    40

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Setelah melaksanakan praktek bengkel semester III serta analisa

    sampai tersusunnya laporan ini, praktikan mengambilan kesimpulan antara

    lain :

    1. Ukuran sekring atau fuse yang dipasang pada rangkaian untuk masing-

    masing group berbeda sesuai pada perhitungan bab IV, yaitu :

    - Group 1, I = 8,39 A. Fuse yang digunakan adalah 10 A

    - Group 2, I = 3,7 A. Fuse yang digunakan adalah 6 A

    - Group 3 dan 4, I = 3,6 A. Fuse yang digunakan adalah 6 A

    2. Ukuran penghantar yang di pakai pada rangkaian ini berdasarkan

    perhitungan arusnya maka masing masing group memakai kabel yang

    sama yaitu 1,5 mm2.

    3. Pada penghantarr utama arus yang mengalir adalah 19,25 A maka luas

    penampang kawat yng digunakan adlah 2,5 mm2.

    4. Jumlah seluruh kabel pada masing-masing group antara lain

    - Group 1, I = 8,39 A. Jumlah seluruh kabel 10,2 m

    - Group 2, I = 3,7 A. Jumlah seluruh kabel 21,6 m

    - Group 3 dan 4, I = 3,6 A. Jumlah seluruh kabel 22,5 m

    5. Berdasarkan suplay arus, berdasarkan perhitungan maka busbar yang

    dipakai adalah ukuran 12 X 2 mm dengan luas penampang 24 mm2.

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    41

    5.2 Saran

    Setelah melaksanakan praktek di bengkel, dari apa yang praktikan alami

    dalam pelaksanaan kerja, maka praktikan menyarankan :

    1. Dalam pelaksanaan praktikan hendaknya di tentukan terlebih dahulu beban

    yang akan dipakai sehingga dalam penulisan laporan terutama dalam

    penganalisa, praktikan tidak perlu permsalan.

    2. Perlengkapan bengkel yang meliputi material penerangan maupun material

    kontrol haru lebih mendapatkan perhatian karna pada saat melaksanakan

    praktek perlengkapan tersebut sudah banyak yang rusak

    3. Hendaknya pada masing-masing kelompok praktek disediakan sarana

    tester sendiri agar dalam melaksanakan pemeriksaan tidak perlu

    bergantian.

    4. Kedisiplinan dalam menjaga peralatan pada pelaksanaan praktek lebih

    ditingkatkan agar masing-masing kelompok dapat lebih menjaga peralatan

    praktek tersebut.

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    42

    Daftar Pustaka

    1. Latihan Bengkel Listrik Semester III, Politeknik Negeri Sriwijaya

    2. P. Van Harten, 1974, Instalasi arus kuat jilid 1,2, dan 3 Nedherland,

    Groningen

    3. PEDC 1987, Rancangan Listrik Semester III, Bandung

    4. Diktat Kuliah Bengkel Listrik Semester III

  • Politeknik Negeri Sriwijaya

    43

    L

    A

    M

    P

    I

    R

    A

    N