Laporan Praktek Bengkel Kerja Batu

36
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Teknik pekerjaan pasangan dan adukan yang selama ini dilakukan pada umumnya terbukti kurang menguntungkan,hal ini disebabkan antara lain : Produktivitas hasil kerja yang rendah. Mutu hasil pekerjaan yang kurang baik. Pekerja menjadi mudah lelah. Banyak bahan terbuang. Biaya persatuan luas hasil pekerjaan yang relative lebih mahal dari semestinya. Tidak mendorong usaha peningkatan mutu bata / batu cetak. Keuntungan memakai cara yang diperbaiki, antara lain: Biaya dapat ditekan kurang lebih 10%. Peningkatan produksi kontruksi pasangan bata dalam waktu yang sama. Terbuka kesempatan peningkatan hasil tukang tembok dan pembantu tukang tembok. 1 | Laporan Prektek Batu

Transcript of Laporan Praktek Bengkel Kerja Batu

Page 1: Laporan Praktek Bengkel Kerja Batu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Teknik pekerjaan pasangan dan adukan yang selama ini dilakukan pada umumnya

terbukti kurang menguntungkan,hal ini disebabkan antara lain :

Produktivitas hasil kerja yang rendah.

Mutu hasil pekerjaan yang kurang baik.

Pekerja menjadi mudah lelah.

Banyak bahan terbuang.

Biaya persatuan luas hasil pekerjaan yang relative lebih mahal dari semestinya.

Tidak mendorong usaha peningkatan mutu bata / batu cetak.

Keuntungan memakai cara yang diperbaiki, antara lain:

Biaya dapat ditekan kurang lebih 10%.

Peningkatan produksi kontruksi pasangan bata dalam waktu yang sama.

Terbuka kesempatan peningkatan hasil tukang tembok dan pembantu tukang tembok.

Produktivitas kerja meningkat hampir 2-3 kali lipat.

Peningkatan mutu hasil pasangan.

Semen sebagai bahan pengikat dalam pembuatan adukan dan beton secara

Langsung dapat mempengaruhi nilai teknis dan ekonomi dari bangunan sehubungan dengan

kualitas, harga dan promosi campuran yang digunakan.

Pada pekerjaan pasangan bata dan plesteran dinding,jenis-jenis semen yang

digunakan harus mempunyai karakteristik tentukan dan memenuhi spesifikasi sesuai dengan

fungsinya antara lain mudah dikerjakan, panas hidrasi rendah dan tidak terjadi retak.Fungsi

1 | L a p o r a n P r e k t e k B a t u

Page 2: Laporan Praktek Bengkel Kerja Batu

adukan dalam pasangan bata antara lain sebagai pengikat antara bata yang satu dengan yang

lain, disamping dapat menghilangkan deviasi dari permukaan batanya untuk menyalurkan

beban.sedangkan fungsi adukan dalam plesteran untuk meratakan permukaan dinding dan

melindungi dari pengaruh cuaca.

Adapun beberapa hal yang umumnya terjadi pada hasil pekerjaan pasangan bata

dan plesteran dinding disebabkan kurang memahami teori mencampur adukan dan rencana

kerja, antara lain:

Pemasangan bata miring.

Banyak adukan tersisa pada waktu selesai kerja.

Terjadi retak-retak pada plesteran.

Menyadari hal tersebut di atas, maka untuk mendapatkan pasangan bata dan

plesteran dinding yang baik perlu didukung oleh peralatan, teknik pemasangan, penyesuaian

kecepatan pengisapan air permukaan dari bata dan pemeliharaan pasangan bata.Oleh karena

itu teknik pemasangan bata ( masonry ) yang benar perlu dipahami oleh pelaksana ( tukang )

maupun pengawas untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi pekerjaan.

1.2 TUJUAN

Untuk mengetahui fungsi dan cara penggunaan alat-alat yang dipakai dalam kerja

batu.

Mengetahui sebera jauh kemampuan mahasiswa dalam praktek kerja lapangan.

Dapat mengetahui cara-cara kerja batu sesuai dengan ketentuan dan dapat

meningkatkan mutu bangunan.

Peningkatan produktivitas kerja.

2 | L a p o r a n P r e k t e k B a t u

Page 3: Laporan Praktek Bengkel Kerja Batu

1.3 MANFAAT

Banyak manfaat yang dapat kita peroleh dari adanya praktek kerja batu antara lain

dapat mengetahui cara-cara pemasangan yang benar serta dapat mempoergunakan alat

–alat kerja batu sesuai dengan fungsinya.

Mengetahui cara penyimpanan bahan bangunan yang benar sehingga terhindar dari

kerusakan.

Peningkatan produktivitas kontruksi bata.

Mengetahui komposisi campuran spesi

3 | L a p o r a n P r e k t e k B a t u

Page 4: Laporan Praktek Bengkel Kerja Batu

BAB II

DASAR TEORI

1.1 PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ( K3 )

Perangkat keselamatan kerja personal merupakan standar yang harus dipenuhi oleh

semua pekerja di proyek kontruksi bangunan, hal ini merupakan bagian dari langkah

prncegahan terhadap terjadinya kecelakaan kerja dan pengadaannya menjadi tanggung jawab

bersama antara pekerja , perusahaan, dan pemerintah .

1. HELM

Fungsinya untuk menjaga bagian kepala dari kemungkinan kejatuhan benda dari

atas.

2. SEPATU PENGAMAN

Fungsinya untuk melindungi kaki dari kejatuhan benda dan kemungkunan

menginjak benda tajam misalnya paku, besu tulangan.

3. KACAMATA

Fungsinya untuk melindungi mata dari percikan terutama dalam pekerjaan gerinda,

memotong keramik, membongkar beton, plesteran.

4. MASKER

Fungsinya melindungi pernafasan dari debu dalam pekerjaan membuat

Adukan, menyaring pasir, membersihkan tempat kerja dan lain – lain.

4 | L a p o r a n P r e k t e k B a t u

Page 5: Laporan Praktek Bengkel Kerja Batu

5. KAOS TANGAN

Fungsinya untuk melindungi tangan dari benda tajam, keras, dan panas dipakai

pada pekerjaan penulangan, mengangkat dan lain – lain.

Oleh karena itu jika kita sudah terjun dalam suatu proyek jangan lupa menggunakan

perangkat keselamatan kerja yang disediakan di tempat proyek kita.

2.2 PASANGAN DINDING

1. Pasangan harus tetap datar dan tegak lurus.

2. Bagian ujung pasangan harus berbentuk gerigi.

3. Batu bata harus dalam keadaan lembab/ basah pada saat dipasang.

4. Tebal spesi kurang lebih 1 cm.

5. Bagian bata yang menumpang tidak boleh kurang dari ¼ panjang bata.

6. Kelebihan adukan yang menempel pada dinding pasangan harus segera dibersihkan

sebelum mengeras.

7. Siar vertical tidak boleh segaris.

2.3 PASANGAN PLESTERAN

1. Lurus/ rata dengan toleransi maksimum 2,0 mm.

2. Dapat menyerap air.

3. Bersih, bebas dari debu dan organic serta gumpalan adukan yang

Melekat tidak sempurna.

4. Lajur kepala untuk plesteran dibuat denan jarak 1 m dan maksimum 1,5 m.

5. Khusus untuk permukaan dinding yang licin:

Diberi anyaman kawat atau di kasarkan dengan pahat.

5 | L a p o r a n P r e k t e k B a t u

Page 6: Laporan Praktek Bengkel Kerja Batu

Diberi lapisan kemprot dan dibasahi selama 24 jam.

Diberi bahan pelekat/ pengikat sesuai yang berlaku.

2.4 PASANGAN KERAMIK

1. Ukur as ruangan yang akan dipasang keramik, pertimbangkan apakah as pada

tengah keramik atau pada natnya.

2. Pasang benang arah memanjang dan arah melebar, dan pastikan pertemuan

harus benar – benar siku.

3. Pemasangannya dimulai dari tepi untuk membuat pedoman agar bias simetri. 4.

Setelah membuat sebuah persilangan, barulah memasang dari sisi yang

dikerjakan mudah.

6. Upayakan apabila merencanakan pemasangan agar potongan pada tepi

Lebih besar dari ½ keramik sehingga terkesan rapi.

2.5 WAKTU EFEKTIF ADUKAN

Adukan harus segera diplester sebelum mencapai waktu paling lama 2,5 jam sejak

mulai dicampur dan harus dilakukan pengadukan ulang selama masa pelaksanaan untuk

menjaga homogenitas dan kemudahan pengerjaannya.

2.6 TENGGAN WAKTU ANTAR LAPISAN

Tenggang waktu antar lapisan harus diberikan sampai lapisan terdahulu cukup keras

dan stabil, terutama untuk lapisan badan(lapisan kedua) sebelum diberi lapisan akhir (acian)

sudah tidak terjadi penyusutan dan retak – retak lebih lanjut. Untuk hal itu diberi tenggang

waktu 7 hari.

6 | L a p o r a n P r e k t e k B a t u

Page 7: Laporan Praktek Bengkel Kerja Batu

2.7 PEMELIHARAAN

Selama masa pelksanaan, dinding harus dijaga dari pengaruh sinar matahari langsung dan

dijaga agar kondisi lembab terutama pada lapisan akhir selama minimal 3x24 jam.

7 | L a p o r a n P r e k t e k B a t u

Page 8: Laporan Praktek Bengkel Kerja Batu

BAB III

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN

1.2 PENGENALAN ALAT

Hal – hal yang perlu diperhatikan:

Penggunaan alat sesuai fungsinya.

Penyimpanan peralatan harus dalam keadaan bersih.

Peminjaman alat harus sesuai dengan yang dibutuhkan.

Macam – macam peralatan :

1. Sendok spesi

Alat ini terbuat dari plat baja tipis dengan tangkai dari kayu.

Daun sendok berbentuk segitiga, dengan sisi sama panjang dengan ukuran bata merah.

Kegunaanya untuk memasang batu alam/ bata merah/ batako serta pekerjaan plesteran dan

pemasangan keramik.

2. Roskam

Alat ini terbuat dari kayu, baja, PVC dan plastik. Demikian juga dengan modelnya ada

yang lancip, persegi panjang ada pula yang bergerigi. Gunanya untuk mertakan plesteran

dinding dengan jalan mengosok – gosokan pada permukaan plesteran.

3.Jointer

Alat ini terbuat dari besi yang dibengkokkan dan diberi tngkai kayu.Gunanya untuk

membersuhkan siar pada pasangan bata.

8 | L a p o r a n P r e k t e k B a t u

Page 9: Laporan Praktek Bengkel Kerja Batu

4. Skrap besi

Alat ini terbuat dari plat baja tipis yan berbentuk persegi panjang dan salah satu

sisinya dibut bergerigi. Gunanya untuk melengketkan spesi pada permukaan plesteran

sewaktu pemasangan ubin dinding ( porselen ).

5. Kayu pelurus/ jidar

Alat ini terbuat dari kayu kering dengan ukuran tebal 1,5 cm x lebar 8 cm dengan

panjang 1,5 m sampai 2,5 m, ada juga yang terbuat dari aluminium tentunya lebih rata

dibandingkan kayu. Kegunaannya untuk meratakan plesteran.

6. Meteran

Terbuat dari plat baja tipis sekali dan digulung dalam suatu kotak pelindung. Ada juga

yang terbuat dari kayu yang biasanya disebut meteran lipat, meteran ini lebih teliti karena

ujungnya tak bergerak. Gunanya untuk mengukur pekerjaan untuk tebal, lebar, panjang dan

tinggi.

7. Waterpass

Alat ini terbuat dari alumunium dan di lengkapi dengan tabung gelas yang berisi

cairan ether yang ada gelembung udara di dalamnya. Gunanya untuk mengontrol kedataran di

tandai dengan gelembung udara yang ada di dalamnya berada pas di tengah – tengah .

8. Siku – siku besi

Alat ini terbuat dari plat baja atau besi dengan sudut siku 90˚ dilengkapi

dengan garis – garis dalam ukuran cm. Gunanya untuk mengukur kesikuan pertemuan dinding

dalam pemasangan bata.

9 | L a p o r a n P r e k t e k B a t u

Page 10: Laporan Praktek Bengkel Kerja Batu

9. Linie bobbyn

Alat ini ada yang terbuat dari kayu, ada juga dari plat baja tipis berbentuk

Segitiga yang dihubungkan dengan benang. Gunanya untuk sebagai garis penunjuk

pemasangan batu bataagar posisi bata satu dengan yang lain lurus, Caranya dengan

mengaitkan segitiganya pada salah stu ujung bata dengan ujung bata yang lain.

10. Unting- unting/ lot

Alat ini tebuat dari besi atau dari kuningan , dengan berat 100 gr sampai 500 gr.

Gunanya untuk mengontrol ketegakkan, seperti mengontrol ketegakkan bekisting kolom,

kusen, pasangan bata dan sebagainya.

11. Kotak spesi

Terbuat dari plat besi dengan bentuk trapesium dan pada sisinya diberi tangkai

agar mudah mengangkatnya sewaktu dipindahkan. Gunanya untuk meletakkan spesi yang

telah diaduk.

12. Ember

Terbuat dari plat baja tipis dengan bentuk piramik terpancung, dan diberi

Tangkai untuk pegangan. Gunanya untuk mengambil air, menakari pasir atau membawa

adukan spesi dan sebagainya.

13. Cangkul

Terbuat dari plat besi yang berbentuk segi empat dan diberi tangkai kayu.

Gunanya untuk mengaduk mortar, menggali tanah, dan sebagainya.

10 | L a p o r a n P r e k t e k B a t u

Page 11: Laporan Praktek Bengkel Kerja Batu

14. Sekop

Terbuat dari plat baja yang diberi tangkai kayu dan matanya sedikit

Lengkung agar enak dalam mengangkat pasir atau bahan lainnya. Gunanya untuk mengaduk

mortar, menggali tanah, dan sebagainya.

15. Tongkat ukur

Terbuat dari kayu berbentuk empat persegi panjang yang menpunyai sisi

yang lurus dan datar, Gunanya untuk menentukan penetuan panjang pasangan dan sebagai

pembantu waterpass dalam melevel pasangan.

16. Wol float

Terbuat dari kayu atau plt besi yang permukaanya dilapisi dengan kain

semacam wol. Gunanya untuk menghaluskan permukaan plesteran sewaktu finishing.

17. Ayakan pasir

Terbuat dari kawat mesh yang diberi kerangka kayu dan berbentuk empat

persegi panjang. Gunanya untuk menyaring pasir, semen, kapur dan sebagainya.

18. Tingle

Alat ini terbuat dari palat baja yang salah satu sisinya bergerigi. Gunanya

untuk mencegah lenturan benang sewaktu pemasangan.

19. Sikat kawat

Terbuat dari kawat baja yang tertanam dalam tangkai kayu dengan tiga jalur.

gunanya untuk membersihkan permukaan psangan sebelum diplester.

11 | L a p o r a n P r e k t e k B a t u

Page 12: Laporan Praktek Bengkel Kerja Batu

20. Pensil

Bentuk pensil tukng batu sama dengan pensil tukang kayu, bulat agak pipih

( elips ) sehingga stabil dal penggunaanya.

21. Palu pemotong bata

Terbuat dari baja dengan tangkai dari kayu.Mata palu bagian depan dibuat

tajam, dan bagian belakangnya dibuat empat persegi dengan permukaan datar berfungsi

sebagai palu dapat juga sebagai memukul paku.

1.3 BAHAN YANG DIGUNAKAN

1. Batu bata

Ciri – ciri batu bata yang baik :

Pembakarannya matang dan menggunakan kayu bukan sekam

Warnanya merah dan ukurannya tepat (27x13x6 atau 23x13x15)

Apabila jari diketukan pada permukaan bata akan terdengar suara lenting.

Bentuk batanya harus rata atau tidak melengkung.

2. Pasir

Syarat – syarat pasir yang baik:

Bersih.

Keras.

Warnanya hitam.

Butiran pasirnya max 5 mm.

Kadungan Lumpur/ tanah liat max 5%.

12 | L a p o r a n P r e k t e k B a t u

Page 13: Laporan Praktek Bengkel Kerja Batu

Ambil beberapa contoh pasir lalu dipanaskan apabila mengeluarkan bau

Menyengat bearti mengandung bahan organic, maka pasir tidak baik.

3. Semen

Bahan dasarnya:

Batu kapur .

Tanah liat .

Pasir besi.

Gysum.

Fungsi semen adalah sebagai bahan pengikat, serta membuat adukan campuran. Semen yang

baik tidak menggumpal/ membatu/ mengeras, dan kering serta kantong sak semen tidak rusak,

butirannya masih halus dan sesuai standar kehalusan.Dalam penggunaan semensebaiknya

waktu penyimpanan semen harus diberi alas dan diberi jarak dengan dinding ± 30 cm agar

terhindar dari hawa lembab.

Untuk mengetahui mutu semen dimana semen tersebut sudah lama disimpan dengan cara

membuat lempengan kue, adukan semen, setelah lemprngan kue jadi didiamkan selama 24

jam kemudian direbus selama 3 jam bila lempengan kue tersebut tidak retak maka semen

masih baik dan bisa digunakan.

Sifat – sifat semen:

Mudah mengeras bila kena udara lembab atau air.

Mudah dikerjakan ( Work ability )

Kuat.

Cara memeriksa mutu semen:

Periksa kantong semen apakah masih utuh dan baik kemasannya.

Periksa isinya, butiran semenya masih halus atau sudah menggumpal.

Bila semen telah berumur 3 bulan, mutunya harus diperiksa dengan menggukan

13 | L a p o r a n P r e k t e k B a t u

Page 14: Laporan Praktek Bengkel Kerja Batu

lempengan kue.

4. Kapur

Hasil produksi kapur:

Kapur pemutih

Berbentuk bubur kapur, dengan penggunaan untuk pemutih dinding, tembok.

Kapur hidrolis

Berbentuk tepung halus, penggunaan untuk bahan bangunan seperti campuran

spesi atau luluh untuk pekerjaan pasangan.

Fungsi kapur:

Mempermudah sifat pengerjaan.

Penyusutan terjadi lebih lambat.

Menghemat pemakaian semen.

Spesi tidak mudah kering.

Dapat mengikat jika bercampur dengan semen.

Agar kapur tetap mempunyai daya ikat, maka kapur harus disimpan dalam ruangan

tertutup untuk mencegah terserapnya air oleh kapur. Untuk itu penyimpanan kapur hendaknya

lebih tinggi dari permukaan air. Kapur yang sudah lama kena air tidak bisa dipakai lagi karena

daya hisapnya sudah habis.

5. Air

Fungsi air untuk menghomogenkan bahan guna untuk pembuatan mortar.

Air yang dipaki harus bersih, tidak mengandung minyak, tidak berbau, dan tidak

berwarna.Ainya harus dari air sungai atau sumur, tidak bole memakai air yang mengandung

minyak atau air laut karena tidak bisa dipakai untuk menganduk mortar,

Karena mengurangi kekuatan ikatan bata.

14 | L a p o r a n P r e k t e k B a t u

Page 15: Laporan Praktek Bengkel Kerja Batu

BAB IV

APLIKASI PASANGAN BATU BATA

4.1 PERALATAN DAN BAHAN

Bak pengaduk.

Cangkul.

Ember.

Skop.

Ayakan pasir.

Pasir.

Semen.

Kapur.

Air.

4.2 LANGKAH KERJA :

Cara pembuatan adukan :

Perbandingan campuran semen dan kapur dengan pasir.

Aduk hingga merata.

Beri air secukupnya tidak encer dan tidak terlalu kental.

Aduk hingga homogen.

Mengaduk Mortar

Persiapkan alat – alat yang diperlukan untuk mengaduk mortar.

15 | L a p o r a n P r e k t e k B a t u

Page 16: Laporan Praktek Bengkel Kerja Batu

Ambil pasir yang sudah diayak kira – kira 10 ember, masukkan dalam bak

Pengaduk.

Ambil 4 ember kapur yang telah diayak, kemudian campur dengan pasir dan

aduklah hingga merata. Kemudian campuran itu dibuat satu tumpukkan dan

ditengahnya dibuat seperti kawah lalu masukkan air secukupnya ke dalam

kawah tersebut lalu kita aduk dengan cangkul hingga campuran kapur, semen,

pasir benar – benar homogen.

Mengatur Penempatan Bahan dan Alat

1. Pertama – tama kita harus menentukan dimana pasangan dinding bata itu akan

didirikan, kita garis tempat itu dengan ukuran tepat, sesuai dengan gambar

kerja.

2. Bawa semua peralatan serta bahan yang siap akan dipakai untuk bekerja dan

tempatkan sedemikian rupa dengan pertimbangan sewaktu bekerja kita

menjangkau terlalu jauh dan juga ruang gerak kita tidak terhalang.

3. Tempatkan bak spesi kira – kira 70 cm dari bidang pekerjaan dan susun bata

disampingnya secukupnya.

4. Waterpass, tonngkat ukur di tempatkan di atas kotak spesi, untuk sendok spesi

ditaruh disamping kanan dan kiri bak spesi.

5. Peralatan tajam letakkan jauh dari bidang kerja.

6. Sebelum pemasangan bata dilakukan. Semua bata harus direndam telebih

dahulu 2 – 8 menit agar pasangan bata tidak terlalu cepat menghisap air adukan.

16 | L a p o r a n P r e k t e k B a t u

Page 17: Laporan Praktek Bengkel Kerja Batu

4.3 PASANGAN BATA

Hal – hal yang perlu diperhatikan :

Setiap lapis bata harus dicek kedataran dan kelurusannya.

Siar tegak dan siar datar harus sama tebal ( ± 1-1,5 cm ) dan padat.

Teknik perletakan bata dan mortar harus betul.

Setiap pengambilan mortar harus pas untuk satu bata.

Penakaran untuk menurunkan bata harus diperkirakan dan jangan dipukul/ di

ketok.

Posisi berdiri sewaktu bekerja harus benar dengan kotak spesi berada disebelah

kanan dan lokasi pasangan disebelah kiri.

Penempatan peralatan harus terkontrol.

LANGKAH KERJA

1. Tentukan pada lokasi pekerjaan penempatan dari pasangan yang akan dibangun

Dengan tongkat ukur sesuai gambar kerja dan tandai posisi setiap bata menurut

Panjang rata – rata dari bata ditambah 1 siar ( 1,2 cm ).

2. Ambil satu sendok spesi dan satu bata, pasang melintang dengan jarak 15

Sampa 20 cm dari salah satu ujung pasangan yang sudah ditandai sebelumnya

Dan datarkan dengan waterpass kearah panjang dan lebarnya.

3. Pada ujung yang satunya lagi kita pasang bata yang lain dengan cara yang sama

Dan jangan ditekan dahulu, kemudian ambil gaugerod letakkan diatas

Permukaan kedua bata yang melintang tadi dengan posisi berdiri arah melebar

Atau yang dikenal pasangan rollac.

4. Ambil waterpass dan letakkan diatas gaugerod dengan posisi berdiri arah

17 | L a p o r a n P r e k t e k B a t u

Page 18: Laporan Praktek Bengkel Kerja Batu

Melebar, kemudian lihat gelenbung nivo pada waterpass, apabila posisi

Gelembung berada belum ditengah berarti kedua bata tersebut suda belum datar

Untuk mendapatkannya kita harus menaikkan dan menurunkan bata yang

Yang kedua tadi.

5. Setelah kedua bata itu datar ambil line bobbln dan kaitkan ke ujung masing –

Masing bata tersebut jangan sampai renggang.

6. Pada waktu kita memulai memasang kita berdiri diantara lokasi pekerjaan dan

Kotak spesi dengan posisi pekerjaan disebelah kiri dan kotak spesi disebelah

Kanan .

7. Pemasangan kita mulai dengan cara tangan kiri mengambil bata dan tangan

Kanan mengambil adukan.

8. Letakkan adukan tadi pada dasar salah satu ujung dengan posisi sendok miring

Kearah kita dan untuk melepaskan sendok dari adukan, kita tarik kebelakang

Sambil mengangkat keatas.

9. Kemudian letakkan bata diatas spesi tadi dengan salah satu sisi memanjang

Sejajar benang dan untuk menyamakan kedataran batu dengan bata kita tekan

Ke bawah sambil menggesek kemuka dan kebelakang.

10. Pemasangan bata berikutnya, pengambilan dan perletakkan spesi sama dengan

Cara pemasangan pertama dan perletakkan bata harus dalam posisi miring

Kebelakang, dibenamkan kedalam spesi kira – kira 1 cm dan didorong Kebelakang.

11. Pertemuan bata pertama dengan bata kedua harus dibatasi oleh spesi yang

Terdorong tadi ± 1 cm.

12. Ujung bata yang sebelah muka kita tekan ke bawah sambil menggerak –

Gerakan kearah muka belakang, sehingga sama datar dan sejajar dengan

18 | L a p o r a n P r e k t e k B a t u

Page 19: Laporan Praktek Bengkel Kerja Batu

Benang.

13. Untuk pemasangan bata berikutnya, caranya sama seperti pemasangan ke dua

Tadi dan sampai penuh 1 baris.

LAPISAN KEDUA

1. Siar tegak dari pasangan bata lapisan kedua harus tepat berada pada pertengahan bata

yang

dibawahnya, maka pemasangan bata pertama pada lapisan kedua ini dimulai dengan

bata setengah..

2. Bata setengah ini dibuat dengan jalan memotong bata yang utuh menjadi 2

bagian yang sama besar dengan palu pemotong.

3. Ambil sebuah bata dan tandai pertengahannya dengan pensil.

4. Untuk pemasangan bata lapisan kedua dimulai dengan bata setengah yang

dipasang pada salah satu ujung pasangan.

5. Selanjutnya ukur kedatarannya permukaan bata tersebut dan ukur tegak lurusan sisi

ujung

pasangan dan begitu juga bidang sisi depan dari bata tersebut dengan

DASAR PENGUKURAN LAPISAN BATA

1. Pada ujung satu lagi kita pasang bata setengah dengan letakkan bata tersebut

tanpa ditekan. Ambil tongkat ukur letakkan diatas permukaan kedua bata tadi

lalu ditimbang dengan meletakkan waterpass diatas tongkat tersebut. Lihat

gelembung nivo pada waterpass tersebut, jika berada di tengah – tengah berarti

kedatarannya sudah pas.

2. Kemudian kita pasang line bobblyn pada pada ujung kedua bata tersebut untuk

19 | L a p o r a n P r e k t e k B a t u

Page 20: Laporan Praktek Bengkel Kerja Batu

pedoman pemasangan bata diantara kedua bata itu. Teknik pemasngan sama

dengan lapisan I.

3. Untuk pemasngan lapisan ketiga kita mulai dengan meletakkan bata utuh pada

kedua ujung pasangan cara perletakkan dan penimbangan sama dengan lapisan

ke II.

4. Lapisan ke IV sama dengan lapisan ke II.

5. Begitu juga untuk lapisan selanjutnya silih berganti.Panggil instruktur untuk

Memeriksa pekerjaan kita dan dengarkan saran – saran yang diberikan.

4.4 MEMPLESTER DINDING

Hal – hal yang perlu diperhatikan :

1. Adukan mortar harus benar – benar homogen.

2. Untuk lapisan plesteran harus encer.

3. Lapisan I tebalnya ± 5 mm dan lapisan kedua tebalnya 1 cm.

4. Plesteran harus rata dan tegak lurus.

5. Pelontaran mortar harus dengan cara tertentu.

Langkah – langkah plesteran :

1. Basahi dulu pasangan bata dengan air secukupnya.

2. Lalu lakukan pengemprotan hingga merata.

3. Setelah dikemprot buatlah jalur – jalur kepala sesuaikan ketinggiannya dengan

ketebalan plesteran yang akan dibuat.

3. Lalu ratakan dengan mrnggunakan jidar agar seluruh plesteran lurus dan rapi.

20 | L a p o r a n P r e k t e k B a t u

Page 21: Laporan Praktek Bengkel Kerja Batu

4.5 PEMASANGAN TEGEL KERAMIK PADA LANTAI

1. Periksa lokasi dimana ubin akan kita pasang, kalau dasar pemasangan kita

bergelombang . Maka perlu kita urug dengan selapis pasir kemudian diratakan

dan dipadatkan.

2. Tentukan pedoman ketinggian lantai yang akan kita buat dengan meletakkan

ubin pertama tepat dibawah daun pintu dengan jarak 3 mm dari bawah daun

pintu itu, dan jaraknya 20,5 cm dari dinding disampingnya.

4. Kemudian pasang satu buah ubin lagi di sudut yang sejajar dengan letak ubin

pertama, jaraknya harus sama denga ubin yang pertama tadi tehadap dinding

sampingnya, dan ubin yang kedua itu dipasang sedikit lebih tinggi dari ubin

pertama kira – kira 3 mm, guna untk mempermudah mengeringkan lantai kalau

ada air yang tertumpah di atasnya.

5. Gantungkan line bobbyn pada kedua ubin itu, lalu kita pasang ubin sepenuh

jalur ubin pertama dengan ubin kedua itu, apabila pada pemasangan ubin

kedua tidak tepat maka kepala ubin kedua kita bongkar dan pasang kembali.

5. Pasang ubin yang ketiga siku terhadap jalur pertama dan kedua dengan

menggunakan plat siku dan begitu juga ubin yang keempat.

6. Pasang line bobbyn dan lakukan pemasangan ubin sepanjang jalur ubin kedua

dan ketiga, kalau ubin yang ketiga tidak tepat maka ubin yang ketiga kita

bongkar dahulu lalu dilanjutkan pemasangan.

7. Pemasangan ubin hendaklah dimulai sepanjang jalur ubin pertama dan kedua

dengan memenuhkan jalur ubin kedua dan ketiga dan pemasangannya mundur

kearah pintu sehingga ubin yang sudah terpasang tidak terinjak lagi.

21 | L a p o r a n P r e k t e k B a t u

Page 22: Laporan Praktek Bengkel Kerja Batu

8. Untuk pemasangan yang membutuhkan ubin potongan maka satu persatu kita

ukur panjangnya menurut kebutuhan, baru kita lakuakan pemotongan.

4.6 PEMASANGAN TEGEL KERMIK PADA DINDING

1. Ambil ketegakkan lurusan dinding dengan waterpass pada tiap – tiap sudut

tembok.

2. Tarik benang yang tegak lurus sisi bawah ke sisi atas dan dari sisi kiri ke sisi

Kanan yang siku satu sama lainnya.

3. Ambil spesi atau mortar dengan sekrup spesi kemudian tempelkan pada

permukaan dinding dengan menarik dari bawah ke atas dengan ketebalan

5 – 6 mm.

4. Ambil ubin tempelkan pada spesi tadi yang mana dua buah sisinya sejajar

benang dan serata benang.

Ambil dua paku atau lidi tancapkan pada pinggir sisi sebelah atas ubin pertama.

Ambil sebuah ubin lagi dan tempelkan di atas ubin pertama tadi yang mana

siarnya dibatasi oleh dua paku atau lidi tadi.

Ambil mortar dengan sekrup spesi kemudian tempelkan pada permukaan

dinding sebelah atas dari ubin yang telah dipasang tadi.

8. Lakukan sampai selesai,caranya sama seperti yang di jelaskan tadi.

22 | L a p o r a n P r e k t e k B a t u

Page 23: Laporan Praktek Bengkel Kerja Batu

BAB V

KESIMPULAN

Beberapa hal yang perlu di perhatikan :

Tempat pengadukkan.

Adukan baru jangan tercampur adukan lama atau bahan – bahan sisa yang sudah

tidak aktif.

Gunakan takaran untuk mendapatkan campuran yang homogen.

Air yang digunakan harus bersih.

Adukan jangan terlalu encer atau terlalu kental.

Perlu pengamanan bahan, yaitu

a. Menyimpan pasir jangan ditempat becek atau bercampur dengan kotoran.

b. Penyimpanan semen tidak boleh melebihi 2 bulan dan harus disimpan

c. Penyimpanan kapur harus disimpan pada tempat yang tinggi.

d. Bata/ batako tidak langsung diletakkan di tanah.

Setelah penambahan air pada adukan harus segera dihabiskan jangan melebihi

2,5 jam dan harus dilakukan pengadukkan ulang selama masa pelaksanaan

untuk menjaga homogenitas.

Bak tempat adukan sebaiknya ditutup plastik untuk menjaga penguapan air.

Pemasangan spesi yang baik adalah 10 mm.

Untuk menghilagkan debu pada bata dan mengatur peresapan ir adukan, bata

direndam dalam air sampai gelembung udaranya hilang.

Bata yang sudah dipasang tidak boleh diketuk – ketuk lagi.

23 | L a p o r a n P r e k t e k B a t u

Page 24: Laporan Praktek Bengkel Kerja Batu

BAB V

PENUTUP

Dengan demikian,diharapkan minat pada praktek Batu dapat meningkat,serta untuk

mempermudah pada saat memberikan pelajaran dan evaluasi setelah berakhirnya praktek

Batu.

Sehingga dengan di susunya laporan ini diharapkan dapat memberikan pengertian dan

penjelasan kepada para mahasiswa secara garis besar tentang praktek batu serta cara evaluasi

akhir praktek dengan baik. Karena praktek kerja batu ini erat kaitannya dengan dunia

konstruksi, dengan demikian mahasiswa diharapkan mengerti dan jelas tentang apa yang

dinamakan praktek kerja batu itu.

24 | L a p o r a n P r e k t e k B a t u