laporan akhir bengkel ATS

download laporan akhir bengkel ATS

of 50

Transcript of laporan akhir bengkel ATS

  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    1/50

    1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    A. Latar belakang

    Pada zaman sekarang dimana listrik merupakan salah satu kebutuhan utama yang sangat

    penting hampir di semua aspek kehidupan, sehingga membuat beberapa tempat yang

    membutuhkan supply listrik terus menerus seperti sektor industri dan bandara sangat

    bergantung terhadap supply listrik yang kontinyu. Bahkan ada beberapa tempat yang

    mengharuskan agar supply listrik tidak terputus sama sekali agar tidak menimbulkan bahaya

    terhadap keselamatan seseorang, seperti Rumah Sakit.

    PLN sebagai sumber utama tidak selamanya kontinu dalam penyalurannya sehingga

    dibutuhkan generator set (genset) sebagai back-up suplai utama (PLN). Sebagai kontrol kapan

    genset mengambil alih suplai tenaga listrik ke beban ataupun sebaliknya maka diperlukan

    sistem kontrol otomatis tersebut biasanya disebut Automatic Transfer Switch (ATS) -

    Automatic Main Failure (AMF) atau sistem interlok PLN - Genset.

    Fungsi Dari A.M.F(Automatic Main Failure) Adalah Secara Automatic Menghidupkan

    (Start) Genset ketika suplai Listrik dari PLN Gagal / Padam.

    Fungsi dari A.T.S (Automatic Transfer Switch) Adalah Secara Automatic Membuka

    Suplay listrik dari genset dan menutup suplay listrik dari PLN dan sebaliknya membuka

    suplay listrik dari PLN dan Menutup suplay listrik dari genset secara Automatic ketika Supay

    listrik dari PLN kembali.

    B. Rumusan Masalah Bagaimana membuat sistem kelistrikan yang dapat menyuplai listrik pada suatu jaringan

    atau instalasi secara kontinyu.

    Bagaimana agar sistem kelistrikan yang akan dibuat tersebut aman dan tidak menimbulkanmasalah terhadap jaringan serta dapat bekerja secara otomatis.

  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    2/50

    2

    C. Batasan MasalahMerancang dan merangkai suatu sistem kelistrrikan ATS (Auto Transfer Switch) yang dapat

    bekerja secara otomatis baik secara konvensional maupun menggunakan PLC.

    D. TujuanDiharapkan agar mahasiswa dapat melakukan perangkaian sistem kelistrikan ATS (Auto

    Transfer Switch) baik secara konvensional maupun menggunakan PLC sesuai dengan gambar

    rancangan yang telah dibuat.

    a. Tujuan internal Sebagai tugas akhir pada mata kuliah praktikum bengkel otomasi kelistrikan.

    b. Tujuan eksternal Sebagai acuan dalam pembuatan sestem kelistrikan ATS di masyarakat.

  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    3/50

    3

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. AT S(Auto Transfer Switch) Transfer Switch

    Transfer switch adalah sebuah saklar listrik yang menghubungkan sumber tenaga listrik

    dari sumber utama ke sumber siaga. Switch dapat dioperasikan secara manual atau secara

    otomatis. Sebuah Transfer Switch Otomatis (ATS) sering dipasang di mana generator cadangan

    terletak, sehingga generator dapat memberikan daya listrik sementara jika sumber listrik

    terputus.

    PengoperasianTransfer SwitchSelain mentransfer beban ke generator cadangan, sebuah ATS juga memerintahkan

    generator cadangan untuk memulai, berdasarkan tegangan yang dipantau pada pasokan utama.

    transfer switch mengisolasi generator cadangan dari PLN, ketika generator hidup dan

    menyediakan listrik sementara. Kemampuan kontrol dari saklar transfer mungkin secara manual

    saja, atau kombinasi otomatis dan manual. Transisi beralih modus dari tansfer switch Transisi

    Terbuka (OT) (tipe biasa), atau Transisi Closed (CT).

    Misalnya, di sebuah rumah dilengkapi dengan generator cadangan dan ATS, ketika

    pemadaman listrik PLN terjadi, ATS akan memberitahu generator cadangan untuk memulai.

    Setelah ATS melihat bahwa generator siap untuk menyediakan tenaga listrik, ATS memutus

    sambungan rumah untuk PLN dan menghubungkan generator untuk panel utama listrik rumah

    itu. Generator memasok listrik ke beban listrik rumah, tetapi tidak terhubung dengan PLN.

    Isolasi generator dari sistem distribusi diperlukan untuk melindungi generator dari kelebihan

    beban, dan untuk mencegah hubungan singkat dengan jaringan listrik dari PLN.

    Ketika kembali listrik kembali hidup, transfer switch akan mentransfer kembali aliran

    listrik PLN dan generator dimatikan. Sebuah transfer switch dapat diatur untuk memberikan

    daya hanya untuk sirkuit kritis atau seluruh listrik (sub) panel. Beberapa transfer switch

    memungkinkan untuk pelepasan beban atau prioritas sirkuit opsional, seperti pemanasan dan

    pendinginan peralatan. Lebih kompleks darurat switchgear digunakan dalam instalasi generator

    cadangan yang besar, sehingga beban akan lancar ditransfer dari PLN ke generator sinkron, dan

    kembali, instalasi tersebut berguna untuk mengurangi permintaan beban puncak dari PLN.

  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    4/50

    4

    B. Generator Set

    Generator adalah mesin yang dapat mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik

    melalui proses induksi elektromagnetik. Generator ini memperoleh energi mekanis dari prime

    mover. Generator arus bolak-balik (AC) dikenal dengan sebutan alternator. Generator

    diharapkan dapat mensuplai tenaga listrik pada saat terjadi gangguan, dimana suplai tersebut

    digunakan untuk beban prioritas.

    Sedangkan genset (generator set) merupakan bagian dari generator. Genset merupakan suatu

    alat yang dapat mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Genset atau sistem generator

    penyaluran adalah suatu generator listrik yang terdiri dari panel, berenergi solar dan terdapatkincir angin yang ditempatkan pada suatu tempat. Genset dapat digunakan sebagai sistem

    cadangan listrik atau off-grid (sumber daya yang tergantung atas kebutuhan pemakai).

    Genset sering digunakan oleh rumah sakit dan industri yang mempercayakan sumber daya

    yang mantap, seperti halnya area pedesaan yang tidak ada akses untuk secara komersial

    menghasilkan listrik. Generator terpasang satu poros dengan motor diesel, yang biasanya

    menggunakan generator sinkron (alternator) pada pembangkitan. Generator sinkron terdiri dari

    dua bagian utama yaitu: sistem medan magnet dan jangkar. Generator ini kapasitasnya besar,

    medan magnetnya berputar karena terletak pada rotor.

    Konstruksi generator AC adalah sebagai berikut:

    1. Rangka stator

    Terbuat dari besi tuang, rangka stator maerupakan rumah dari bagian-bagian generator yang lain.

    2. Stator

    Stator memiliki alur-alur sebagai tempat meletakkan lilitan stator. Lilitan stator berfungsi

    sebagai tempat GGL induksi.

    3. Rotor

    Rotor adalah bagian yang berputar, pada bagian ini terdapat kutub-kutub magnet dengan

    lilitannya yang dialiri arus searah, melewati cincin geser dan sikat-sikat.

  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    5/50

    5

    4. Cincin geser

    Terbuat dari bahan kuningan atau tembaga yang yang dipasang pada poros dengan memakai

    bahan isolasi. Slip ring ini berputar bersama-sama dengan poros dan rotor.

    5. Generator penguat

    Generator penguat merupakan generator arus searah yang dipakai sebagai sumber arus.

    Pada umumnya generator AC ini dibuat sedemikian rupa, sehingga lilitan tempat

    terjadinya GGL induksi tidak bergerak, sedangkan kutub-kutub akan menimbulkan

    medanmagnet berputar. Generator itu disebut dengan generator berkutub dalam, dapat dilihat

    pada gambar berikut.

    Keuntungan generator kutub dalam bahwa untuk mengambil arus tidak dibutuhkan cincingeser dan sikat arang. Karena lilitan-lilitan tempat terjadinya GGL itu tidak berputar. Generator

    sinkron sangat cocok untuk mesin-mesin dengan tegangan tinggi danarus yang besar.

    Secara umum kutub magnet generator sinkron dibedakan atas:

    1. Kutub magnet dengan bagian kutub yang menonjol (salient pole).

    Konstruksi seperti ini digunakan untuk putaran rendah, dengan jumlah kutub yang banyak.

    Diameter rotornya besar dan berporos pendek.

    2. Kutub magnet dengan bagian kutub yang tidak menonjol (non salient pole).

    Konstruksi seperti ini digunakan untuk putaran tinggi (1500 rpm atau 3000 rpm), dengan jumlah

    kutub yang sedikit. Kira-kira 2/3 dari seluruh permukaan rotor dibuat alur-alur untuk tempat

    lilitan penguat. Yang 1/3 bagian lagi merupakan bagian yang utuh, yang berfungsi sebagai inti

    kutub.

  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    6/50

    6

    MESIN DIESEL

    Mesin diesel termasuk mesin dengan pembakaran dalam atau disebut dengan motor bakar

    ditinjau dari cara memperoleh energi termalnya. Untuk membangkikan listrik sebuah mesin

    diesel menggunakan generator dengan sistem penggerak tenaga disel atauyang biasa dikenal

    dengan sebutan Genset (Generator Set).

    Keuntungan pemakaian mesin diesel sebagai Prime Mover

    - Design dan instalasi sederhana

    - Auxilary equipment sederhana

    - Waktu pembebanan relatif singkat

    - Konsumsi bahan bakar relatif murah dan hemat

    Kerugian pemakaian mesin diesel sebagai Prime Mover

    - Berat mesin sangat berat karena harus dapat menahan getaran serta kompresi yang tinggi.

    - Starting awal berat, karena kompresinya tinggi yaitu sekitar 200 bar.

    - Semakin besar daya maka mesin diesel tersebut dimensinya makin besar pula, hal tersebut

    menyebabkan kesulitan jika daya mesinnya sangat besar.

    Ada 2 komponen utama dalam genset yaitu:

    1. Prime mover atau pengerak mula, dalam hal ini mesin diesel/engine

    2. Generator.

  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    7/50

    7

    Cara Kerja Mesin Diesel

    Prime mover merupakan peralatan yang mempunyai fungsi menghasilkan energi mekanis yang

    diperlukan untuk memutar rotor generator. Pada mesin diesel/engine terjadi penyalaan sendiri,

    karena proses kerjanya berdasarkan udara murni yang dimampatkan di dalam silinder pada

    tekanan yang tinggi ( 30 arm), sehingga temperatur di dalam silinder naik. Dan pada saat itu

    bahan bakar disemprotkan dalam silinder yang bertemperatur dan bertekanan tinggi melebihi

    titik nyala bahan bakar sehingga akan menyala secara otomatis.

    Pada mesin diesel penambahan panas atau energi senantiasa dilakukan pada tekanan yang

    konstan. Pada mesin diesel, piston melakukan 2 langkah pendek menuju kepala silinder pada

    setiap langkah daya.

    1. Langkah ke atas yang pertama merupakan langkah pemasukan dan penghisapan, di sini udara

    dan bahan bakar masuk sedangkan poros engkol berputar ke bawah.

    2. Langkah kedua merupakan langkah kompresi, poros engkol terus berputar menyebabkan torak

    naik dan menekan bahan bakar sehingga terjadi pembakaran. Kedua proses ini (1 dan 2)

    termasuk proses pembakaran.

    3. Langkah ketiga merupakan langkah ekspansi dan kerja, di sini kedua katup yaitu katup isap

    dan buang tertutup sedangkan poros engkol terus berputar dan menarik kembali torak ke bawah.

    4. Langkah keempat merupakan langkah pembuangan, disini katup buang terbuka dan

    menyebabkan gas akibat sisa pembakaran terbuang keluar. Gas dapat keluar karena padaproses

    keempat ini torak kembali bergerak naik keatas dan menyebabkan gas dapat keluar. Kedua

    proses terakhir ini (3 dan 4) termasuk proses pembuangan.

    5. Setelah keempat proses tersebut, maka proses berikutnya akan mengulang kembali proses

    yang pertama, dimana udara dan bahan bakar masuk kembali.

    C. PLC

    Perangkat keras PLC pada dasarnya tersusun dari empat komponen utama berikut:

    Prosesor, Power supply, Memori dan Modul Input/Output. Secara fungsional interaksi antara ke-

    empat komponen penyusun PLC ini dapat diilustrasikan pada gambar 2.1 berikut:

  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    8/50

    8

    Sistem input/output diskret pada dasarnya merupakan antarmuka yang mengkoneksikan central

    processing unit (CPU) dengan peralatan input/output luar. Lewat sensor-sensor yang terhubung

    dengan modul ini, PLC mengindra besaran-besaran fisik (posisi,gerakan, level, arus, tegangan)

    yang terasosiasi dengan sebuah proses atau mesin. Berdasarkan status dari input dan program

    yang tersimpan di memori PLC, CPU mengontrol perangkat luar yang terhubung dengan modul

    output seperti diperlihatkan kembali pada gambar 3.1 dibawah ini:

    Dengan perkembangan perangkat keras dan perangkat lunak PLC yang begitu luar biasa,

    Dewasa ini hampir semua PLC praktis yang beredar dipasaran telah dilengkapi dengan berbagai

    instruksi yang sangat beragam. Jenis instruksi pada PLC ini pada dasarnya dapat kita

    katagorikan kedalam beberapa kelompok berikut ini:

    Kelompok instruksi dasar : instruksi instruksi yang termasuk katagori ini merupakan

    instruksi dasar logika, seperti NOT, AND, dll.

  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    9/50

    9

    Kelompok instruksi Perbandingan (Comparison): instruksi-instruksi yang termasuk

    katagori ini berkaitan dengan operasi-operasi perbanding.

    Kelompok instruksi Timer/Counter: Instruksi-instruksi yang berkaitan dengan operasi

    timer dan counter

    Kelompok instruksi Aritmatika: instruksi-instruksi untuk operasi aritmatika

    Kelompok instruksi operasi Logika: Instruksi-instruksi untuk mengeksekusi operasi-

    operasi logika

    Kelompok instruksi Rotasi/Geser : Instruksi-instruksi yang berkaitan dengan operasi

    penggeseran dan rotasi data

    Kelompok instruksi Konversi: Instruksi-instruksi yang berkaitan dengan pengubahan tipe

    data

    Kelompok instruksi Manipulasi Data: Instruksi-instruksi yang berkaitan dengan

    manipulasi data

    Kelompok instruksi Transfer Data: Instruksi-instruksi yang berkaitan dengan transfer,

    penyalinan, dan pertukaran data

    Kelompok instruksi Lompat/Interupsi: Instruksi-instruksi yang berkaitan dengan operasi

    lompat dan interupsi.

    Kelompok instruksi Sistem: Instruksi-instruksi yang berkaitan dengan deteksi kesalahan

    Kelompok instruksi Komunikasi: Instruksi-instruksi yang berkaitan dengan pertukaran

    data dengan perangkat luar lewat komunikasi serial

    Secara khusus kita akan membahas komponen-komponen soft PLC seperti timer, counter

    internal serta fungsi penting lain yang banyak digunakan dalam aplikasi sistem kontrol

    sekuensial di industri. Karena nama-nama fungsi yang berkaitan dengan komponen-komponen

    tersebut sangat spesifik untuk setiap vendor PLC, maka untuk memudahkan pembahasan, dalam

    bab ini penjelasannya akan mengacu pada salah satu merk PLC saja yaitu PLC produk dari LG

    dan sebagai bahan perbandingan, disini akan diberikan juga instruksi padanannya dalam format

    PLC OMRON dalam box catatan (jika ada). Untuk mempercepat pemahaman tentang materi ini,

    maka sebaiknya kita mencoba memprogramnya secara langsung dalam perangkat lunak

    pemrograman PLC merk LG yaitu KGL

  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    10/50

    10

    D. Komponen Utama ATS

    1. KontaktorKontaktor adalah komponen elektromekanik yang dapat berfungsi sebagai penyambung

    dan pemutus rangkaian, yang dapat dikendalikan dari jarak jauh pergerakan kontak-kontaknya

    terjadi karena adanya gaya elektromagnet.

    Gambar 1. Simbol kontak-kontak Kontaktor

    Gambar 2. Bentuk Fisik Kontaktor

    Kontaktor magnet merupakan sakelar yang bekerja berdasarkan kemagnetan, artinya

    bekerja bila ada gaya kemagnetan. Sebuah koil dengan inti berbentuk huruf E yang diam, jika

    koil dialirkan arus listrik akan menjadi magnet dan menarik inti magnet yang bergerak dan

    menarik sekaligus kontak dalam posisi ON. Batang inti yang bergerak menarik paling sedikit 3

    kontak utama dan beberapa kontak bantu bisa kontak NC atau NO.

    Spesifikasi kontaktor magnet yang harus diperhatikan adalah kemampuan daya

    kontaktor ditulis dalam ukuran Watt / KW, yang disesuaikan dengan beban yang dipikul,

    kemampuan menghantarkan arus dari kontak kontaknya, ditulis dalam satuan ampere,

    kemampuan tegangan dari kumparan magnet, apakah untuk tegangan 127 Volt atau 220 Volt,

    begitupun frekuensinya, kemampuan melindungi terhadap tegangan rendah, misalnya ditulis

  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    11/50

    11

    20 % dari tegangan kerja. Dengan demikian dari segi keamanan dan kepraktisan, penggunaan

    kontaktor magnet jauh lebih baik dari pada saklar biasa.

    Relay dan Kontaktor (Relay and Magnetic Contactor)

    Prinsipnya kerjanya adalah rangkaian pembuat magnet untuk menggerakkan

    penutup dan pembuka saklar internal didalamnya. Yang membedakannya dari kedua peralatan

    tersebut adalah kekuatan saklar internalnya dalam menghubungkan besaran arus listrik yang

    melaluinya.

    Pemahaman sederhananya adalah bila kita memberikan arus listrik pada coil relay atau

    kontaktor, maka saklar internalnya juga akan terhubung. Selain itu juga ada saklar internalnyayang terputus. Hal tersebut sama persis pada kerja tombol push button, hanya berbeda pada

    kekuatan untuk menekan tombolnya. Saklar internal inilah yang disebut sebagai kontak NO

    (Normally Open= Bila coil contactor atau relay dalam keadaan tak terhubung arus listrik,

    kontak internalnya dalam kondisi terbuka atau tak terhubung) dan kontak NC (Normally

    Close= Sebaliknya dengan Normally Open). Seperti dijelaskan pada gambar dibawah ini.

    http://3.bp.blogspot.com/_mVdvvV41_Jo/TKhHIzNJKeI/AAAAAAAAAPQ/GJCqMedsajQ/s1600/relay+dan+kontaktor.JPG
  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    12/50

    12

    Relay dianalogikan sebagai pemutus dan penghubung seperti halnya fungsi pada tombol

    (Push Button) dan saklar (Switch)., yang hanya bekerja pada arus kecil 1A s/d 5A. Sedangkan

    Kontaktor dapat di analogikan juga sebagai sebagai Breaker untuk sirkuit pemutus dan

    penghubung tenaga listrik pada beban. Karena pada Kontaktor, selain terdapat kontak NO dan

    NC juga terdapat 3 buah kontak NO utama yang dapat menghubungkan arus listrik sesuai ukuran

    yang telah ditetapkan pada kontaktor tersebut. Misalnya 10A, 15A, 20A, 30A, 50Amper dan

    seterusnya. Seperti pada gambar dibawah ini.

    gambar kontak internal pada Kontaktor

    http://4.bp.blogspot.com/_mVdvvV41_Jo/TMCJusIrkLI/AAAAAAAAAQY/t-ifkDShmSE/s1600/kontaktor+4.JPGhttp://4.bp.blogspot.com/_mVdvvV41_Jo/TKhE0cKUMeI/AAAAAAAAAPI/jtfwKw0tg0M/s1600/tombol.GIFhttp://4.bp.blogspot.com/_mVdvvV41_Jo/TMCJusIrkLI/AAAAAAAAAQY/t-ifkDShmSE/s1600/kontaktor+4.JPGhttp://4.bp.blogspot.com/_mVdvvV41_Jo/TKhE0cKUMeI/AAAAAAAAAPI/jtfwKw0tg0M/s1600/tombol.GIF
  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    13/50

    13

    gambar kontak internal pada relay

    Penyambungan sederhana rangkaian kontaktor:

    Perhatikan bagaimana lampu akan menyala ketika switch saklar dihubungkan ke sumber listrik.

    Mengapa begitu repot menggunakan kontaktor untuk menyalakan sebuah lampu bohlam?

    Mengapa rangkain ini menggunakan dua buah sumber listrik yang berbeda?

    Itulah yang disebutRangkain Pengendalidan Rangkain Utama.

    Time Delay Relay (Timer) dan Thermal Over Load Relay (Tripper)

    Sebagaimana yang telah diterangkan diatas, maka pada kedua komponen ini Timer dan Tripper

    juga mempunyai kontak NO dan NC. Dan yang membedakannya hanya pada kondisi

    pengaktifannya saja.

    http://electric-mechanic.blogspot.com/2010/10/rangkain-pengendali-rangkain-utama.htmlhttp://electric-mechanic.blogspot.com/2010/10/rangkain-pengendali-rangkain-utama.htmlhttp://electric-mechanic.blogspot.com/2010/10/rangkain-pengendali-rangkain-utama.htmlhttp://electric-mechanic.blogspot.com/2010/10/rangkain-pengendali-rangkain-utama.htmlhttp://electric-mechanic.blogspot.com/2010/10/rangkain-pengendali-rangkain-utama.htmlhttp://3.bp.blogspot.com/_mVdvvV41_Jo/TMB5Y6UtzhI/AAAAAAAAAP4/mrz0lSZA5dw/s1600/kontaktor+2.GIFhttp://2.bp.blogspot.com/_mVdvvV41_Jo/TMCNOFAPEXI/AAAAAAAAAQg/spBDZ397WKM/s1600/8_watermark_320x240_relay+23.JPGhttp://3.bp.blogspot.com/_mVdvvV41_Jo/TMB5Y6UtzhI/AAAAAAAAAP4/mrz0lSZA5dw/s1600/kontaktor+2.GIFhttp://2.bp.blogspot.com/_mVdvvV41_Jo/TMCNOFAPEXI/AAAAAAAAAQg/spBDZ397WKM/s1600/8_watermark_320x240_relay+23.JPGhttp://electric-mechanic.blogspot.com/2010/10/rangkain-pengendali-rangkain-utama.html
  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    14/50

    14

    Kontak NO dan NC pada Timer (Time Delay Relay) akan bekerja

    ketika timer diberi ketetapan waktunya, ketetapan waktu ini dapat kita tentukan pada

    potensiometer yang terdapat pada timer itu sendiri. Misalnya ketika kita telah menetapkan 10

    detik, maka kontak NO dan NC akan bekerja 10 detik setelah kita menghubungkan timer dengan

    sumber arus listrik. Perhatikan gambar Timer di bawah ini.

    Sedikit berbeda dengan kontak NO dan NC yang terdapat di

    Timer, padaTripper (Thermal Over Load Relay) kontak NO dan NC nya bekerja karena

    mendapat daya tekan dari bimetal trip yang terdapat di dalamnya. Bimetal Trip ini akan

    melengkung apabila resistance wire dilewati arus lebih besar dari nominalnya dan menekan

    lengan kontak, sehingga kontak NC berubah menjadi kontak NO.

    Kegunaan NO dan NC

    Setelah paham bagaimana kerja kontak NO dan NC yang terdapat pada peralatan tersebut diatas,

    http://www.gophoto.it/view.php?i=http://4.bp.blogspot.com/_mVdvvV41_Jo/TKia-TT0GVI/AAAAAAAAAPo/q5pkcNFkv-Q/s1600/4606-lr-thermal-overload-relay-1.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_mVdvvV41_Jo/TMHK4ya1-tI/AAAAAAAAAQw/5xYFkDzA-VQ/s1600/timer+relay.PNGhttp://www.gophoto.it/view.php?i=http://3.bp.blogspot.com/_mVdvvV41_Jo/TKiVUCVUYEI/AAAAAAAAAPg/gdYhPP09Kd8/s1600/Time_Relay.jpghttp://www.gophoto.it/view.php?i=http://4.bp.blogspot.com/_mVdvvV41_Jo/TKia-TT0GVI/AAAAAAAAAPo/q5pkcNFkv-Q/s1600/4606-lr-thermal-overload-relay-1.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_mVdvvV41_Jo/TMHK4ya1-tI/AAAAAAAAAQw/5xYFkDzA-VQ/s1600/timer+relay.PNGhttp://www.gophoto.it/view.php?i=http://3.bp.blogspot.com/_mVdvvV41_Jo/TKiVUCVUYEI/AAAAAAAAAPg/gdYhPP09Kd8/s1600/Time_Relay.jpghttp://www.gophoto.it/view.php?i=http://4.bp.blogspot.com/_mVdvvV41_Jo/TKia-TT0GVI/AAAAAAAAAPo/q5pkcNFkv-Q/s1600/4606-lr-thermal-overload-relay-1.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_mVdvvV41_Jo/TMHK4ya1-tI/AAAAAAAAAQw/5xYFkDzA-VQ/s1600/timer+relay.PNGhttp://www.gophoto.it/view.php?i=http://3.bp.blogspot.com/_mVdvvV41_Jo/TKiVUCVUYEI/AAAAAAAAAPg/gdYhPP09Kd8/s1600/Time_Relay.jpg
  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    15/50

    15

    maka saya sarankan untuk mempelajari bagaimana kontak NO NC tersebut digunakan

    semaksimal mungkin untuk sebuahrangkaian pengendali pada rangkaian utama.

    2. Sekering Dan MCB

    Pengaman sistem daya bisa menggunakan sekering atau Miniatur Circuit Breaker

    (MCB). Sekering sering disebut juga dengan pengaman lebur atau fuse. Fungsi sekering adalah

    mengamankan peralatan atau instalasi listrik dari gangguan hubung singkat.

    MCB sering disebut juga pengaman otomatis. Pengaman otomatis ini memutuskan

    sirkit secara otomatis apabila arusnya melebihi setting dari MCB tersebut. Pengaman otomatis

    dapat langsung dioperasikan kembali setelah mengalami pemutusan (trip) akibat adanya

    gangguan arus hubung singkat dan beban lebih.

    Gambar 2. Bentuk Fisik Kontaktor

    MCB bekerja dengan cara pemutusan hubungan yang disebabkan oleh aliran listrik

    lebih dengan menggunakan electromagnet/bimetal. cara kerja dari MCB ini adalah

    memanfaatkan pemuaian dari bimetal yang panas akibat arus yang mengalir untuk

    memutuskan arus listrik. Kapasitas MCB menggunakan satuan Ampere (A), Kapasitas MCB

    mulai dari 1A, 2A, 4A, 6A, 10A, 16A, 20A, 25A, 32A dll. MCB yang digunakan harus

    memiliki logo SNI pada MCB tersebut.

    Cara mengetahui daya maximum dari MCB adalah dengan mengalikan kapasitas dari

    MCB tersebut dengan 220v ( tegangan umum di Indonesia ).

    http://electric-mechanic.blogspot.com/2010/10/rangkain-pengendali-rangkain-utama.htmlhttp://electric-mechanic.blogspot.com/2010/10/rangkain-pengendali-rangkain-utama.html
  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    16/50

    16

    contoh

    Untuk MCB 6A mempunyai kapasitas menahan daya listrik sebesar :

    6A x 220v = 1.200 Watt

    Beberapa kegunaan MCB :

    a. Membatasi Penggunaan Listrikb. Mematikan listrik apabila terjadi hubungan singkat ( Korslet )c. Mengamankan Instalasi Listrikd. Membagi rumah menjadi beberapa bagian listrik, sehingga lebih mudah untuk mendeteksi

    kerusakan instalasi listrik

    3. Kontaktor Timer (Time Delay Relay)

    Kontaktor timer adalah kontaktor yang digunakan sebagai relai penunda waktu yang

    fungsinya untuk memindahkan kerja dari rangkaian pengontrol kerangkaian tertentu yang

    bekerja secara otomatis. Misal dari star ke delta secara otomatis. Prinsipnya sama saja dengan

    kontaktor, hanya saja memiliki waktu tunda operasi. Kontaktor timer ini memiliki kontak NO

    dan juga kontak NC, seperti pada magnetik kontaktor, hanya bekerjanya berdasarkan delay

    waktu yang telah ditentukan. Biasanya kontaktor timer ini disebut timer/TDR.

    http://www.gophoto.it/view.php?i=http://4.bp.blogspot.com/_1xT9polUV9o/SfVl3C10C_I/AAAAAAAAAA4/lVihBxSGLww/s1600-h/images.jpeg
  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    17/50

    17

    TDR dengan Waktu Tunda Hidup (On Delay)

    Timer ini bekerja dari normalnya dengan tunda waktu sesuai dengan setting yang

    diberikan. Untuk NO, setelah koil dari kontaktor diberi daya, kontak NO masih tetap terbuka

    hingga beberapa waktu tertentu, misalnya 5 detik. Setelah 5 detik, kontak akan otomatis

    berubah status dari terbuka (off) menjadi tertutup (on) dan akan tetap tertutup selama kontaktor

    mendapat catu daya. Jika catu daya diputus, maka kontaktor akan kembali terbuka. Untuk NC,

    setelah koil dari relay diberi catu, kontak NC masih tetap tertutup hingga beberapa waktu

    tertentu, misalnya 5 detik. Setelah 5 detik, kontak akan otomatis berubah status dari tertutup

    (off) menjadi terbuka (on) dan akan tetap terbuka selama relay mendapat catu daya. Jika catu

    daya diputus, maka relay akan kembali tertutup.

    TDR dengan Waktu Tunda Mati (Off Delay)Timer ini bekerjanya berkebalikan dengan timer On Delay, saat kontaktor magnit

    mendapat tegangan dan aktif, maka kontak akan langsung aktif juga, namun setelah tegangan

    hilang dan kontaktor magnit tidak aktif, maka kontak yang aktif tadi akan menjadi tidak aktif

    setelah waktu yang ditentukan. Untuk NO, setelah koil dari relay diberi catu, kontak NO

    akan berubah status menjadi tertutup dan akan tetap tertutup selama koil diberi catu. Saat catu

    daya diputus, kontak akan tetap tertutup hingga beberapa waktu tertentu, misalnya 5 detik.

    Setelah 5 detik, kontak akan otomatis berubah status dari tertutup menjadi terbuka. Untuk NC,

    setelah koil dari relay diberi catu, kontak NC akan berubah status menjadi terbuka dan akan

    tetap terbuka selama koil diberi catu. Saat catu daya diputus, kontak akan tetap terbuka hingga

    beberapa waktu tertentu, misalnya 5 detik. Setelah 5 detik, kontak akan otomatis berubah status

    dari terbuka menjadi tertutup.

    4. Kabel

    Kabel NYA

    Kabel NYA berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, untuk instalasi luar/kabel udara.

    Kode warna isolasi ada warna merah, kuning, biru dan hitam. Kabel tipe ini umum

    dipergunakan di perumahan karena harganya yang relatif murah. Lapisan isolasinya

    hanya 1 lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan air (NYA adalah tipe kabel udara) dan

    mudah digigit tikus.

  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    18/50

    18

    Kabel NYAFKabel NYAF merupakan jenis kabel fleksibel dengan penghantar tembaga serabut

    berisolasi PVC. Digunakan untuk instalasi panel-panel yang memerlukan fleksibelitas

    yang tinggi.

    5. Terminal StripTerminal Strip adalah suatu alat listrik yang terbuat dari bahan campuran yang digunakan

    untuk menghubungkan pada suatu instalasi listrik, pemasangan alat listrik ini menggunakan cara

    system tertutup.

  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    19/50

    19

    Gambar Terminal Trip

    6. PanelA. Panel

    Panel adalah sebuah komponen litrik untuk mengalirkan tenaga listrik dan

    penempatan komponen-komponen listrik yang bersifat pengontrolan semi otomatis dan

    otomatis.

    Panel Daya

    Panel daya adalah tempat menyalurkan dan mendistribusikan daya atau tenaga listrik

    dari pusat gardu listrik ke panel distribusi.

    Panel Distribusi Daya

    Adalah tempat menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik dari panel daya ke

    beban instalasi tenaga dan instalasi tegangan.

    Fungsi Panel yaitu :

    1. Sebagi penghubung2. Sebagai pemutus3. Sebagai pembagi4. Sebagai pengaman5. Sebagai Pengontrol.

  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    20/50

    20

    Panel dibagi menjadi dua yaitu:

    1. Panel Listrik2. Panel Kontrol

    Faktor-faktor dalam pemasangan dan penempatan panel :

    1. Mudah dilayani dan aman.2. Dipasang pada tempat yang mudah dicapai.3. Didepan panel ruangannya ruangannya harus bebas.4. Penel tidak ditempatkan pada tempat yang lembab.

    Faktor-faktor yang dipenuhi oleh sebuah panel yaitu :

    1. Semua penghantar dan kabel harus disusun rapi.2. Semua bagian yang bertegangan harus dilindung.3. Mudah diperluas jika diperlukan.4. Mempunyai keandalan yang tinggi.

    Kontruksi panel harus kuat, dibuat dari bahan yang tidak mudah terbakar dan

    tahan terhadap pengaruh kelembaban.

    Gambar contoh Panel

  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    21/50

    21

    Pintu panel dibuat untuk melindungi peralatan-peralatan yang ada di dalam kotak panel

    secara keseluruhan. Bahan yang digunakan untuk membuat pintu panel sama dengan untuk

    membuat kotak panel yang tidak mudah terbakar.

    Macam-Macam Peralatan Listrik

    Selain alat-alat diatas, adapun alat-alat yang digunakan untuk mengerjakan suatu

    instalasi listrik, antara lain :

    1. Tang Pengupas

    Gambar Tang Pengupas

    Berfungsi untuk mengupas kabel atau kawat penghantar yang akan digunakan untuk

    penyambungan.

    2. Tang Buaya

    Gambar Tang Buaya

    Berfungsi untuk menjepit dan memotong kabel saja.

    3. Tang Pemotong

  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    22/50

    22

    Gambar Tang Pemotong

    Berfungsi untuk memotong kabel atau kawat penghantar dengan ukuran sesuai dengan

    benda kerja.

    4. Tang Kombinasi

    Gambar Tang Kombinasi

    Berfungsi untuk menjepit, memotong dan memuntir benda yang akan dikerjakan seperti kabelatau kawat yang digunakan pada instalasi penerangan.

    5. Tang Pembulat

    Gambar Tang Pembulat

    Berfungsi untuk membulatkan kabel atau kawat penghantar misalkan pembuatan mata itik.

    6. Obeng minus dan Obeng Plus.

  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    23/50

    23

    Gambar Obeng minus dan Obeng Plus

    Berfungsi untuk memutar atau mengencangkan dan mengendurkan skrup / baut yang

    digunakan untuk menempelkan benda pada papan kerja.

    7. Ragum

    Gambar 2.18.10 Ragum

    Digunakan untuk menjepit benda kerja agar lebih mudah dalam melaksanakan kerjaterhadap benda kerja, kalau pada instalasi digunakan untuk meluruskan kabel.

    8. Mistar Baja.

    Gambar Mistar Baja

    Mistar baja yaitu alat yang digunakan untuk mengukur benda kerja dengan menunjukkan

    perbandingan langsung antara pengukur dengan benda kerja yang diukur. Alat ini terbuat dari

  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    24/50

    24

    bahan baja putih halus dan luntur serta anti karat. Guna kelenturan mistar adalah untuk

    memudahkan mengukur panjang benda yang lengkung.

  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    25/50

    25

    BAB III

    ALAT DAN BAHAN

    A. Bahan- MCB 3 phasa- MCB 1 Phasa- Kontaktor- Auxelery- Timer on delay-

    Terminal sambungan kabel- Kabel NYF- Box Panel

    Spefikasi Bahan

    NoNama

    BarangSpesifikasi Teknis Volume

    1 Box Panel Panel Dimensi Mm 1000x800x300 1

    Ketebalan plat Mm >2

    Warna standart abu-abu

    instrument

    Ukur dan

    Terminal

    1. Lampu Panel 3

    Fasa Pcs

    ~220V/5W/50H

    z 3

    2. Lampu IndikatorPLN Pcs

    ~220V/5W/50Hz 1

    3. Lampu Indikator

    Genset Pcs

    ~220V/5W/50H

    z 1

    4. Terminal Pcs ~380V 22

    2 Pengaman MCB 3

    Fasa

    Voltage V(AC) 220/380 3

    Current A 1O

    Breaking Capasity Ka 3Standart IEC

  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    26/50

    26

    MCB 1

    Fasa

    Voltage V(AC) 220 5

    Current A 2

    Standart IEC

    3 Control Main

    Kontaktor

    Voltage V(AC) 380/415 8

    Main Contact Pole 3 NO + 1 NC

    Current A 100

    Aux

    Kontaktor

    Voltage V(AC) 220 5

    Current A 6

    Main Contact Pole 2 NO + 2 NC

    ON Delay Voltage V(AC) 220 3

    Current A 6

    Main Contact Pole 1 NO + 1 NC

    4 Kabel NYF untuk

    Kontrol

    Panjang M merah/Biru 30/15

    Warna standart merah/Biru

    Diameter Mm 1,5

    Voltage V(AC) 220

    Current A

    Standrt SNI

    NYF untuk

    Daya

    Panjang M merah/Biru 15/10

    Warna standart merah/hitam

    Ukuran Mm 4

    Voltage V(AC) 380

    Current A >10

    Standrt SNI

    B. AlatAdapun peralatan yang digunakan adalah sebagai beikut :

    - Tang Kombinasi- Tang Potong- Tang Pembulat- Gergaji- Bor- Obeng minus

  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    27/50

    27

    - Obeng Plus- Kikir- Ragum

  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    28/50

    28

    BAB IV

    LANGKAH KERJA PEMBUATAN ATS

    Adapun langkah kerja yang dilakukan selama pengerjaan ATS adalah sebagai berikut :

    a. ATS dengan rangkaian onvensionali. Melakukan servei dan perencanaan terhadap peralatan yang akan digunakan

    ii. Membuat gambar perancangan Kedudukan Komponen pada panel yang akan digunakaniii. Membuat gambar rancangan rangkaian kontrol dan rangkaian daya yang akan digunakan

    pada perakitan

    iv. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakanv. Pengeboran Pintu Panel

    vi. Pengikiran Hasil Pengeboranvii. Pemasangan Lampu Indikator

    viii. Pemasangan kedudukan komponen pada box panel ATS serta pemasangan rel kabel (wiringKabel)

    ix. Memasang komponen dan melakukan perangkaian awalx. Pemasangan dan Pengetesan Rangkaian Kontrol ATS

    xi. Mengembalikan peralatan dan pembersihan

    b. ATS dengan menggunakan PLCi. Survei Peralatan yang akan digunakan

    ii. Merancang kedudukan alat dan komponen yang akan digunakaniii. Merancang Program yang akan di inputkan pada PLCiv. Pemasangan kedudukan komponen pada box panelv. Melakukan pengerjaan rangkaian daya pada panel.

    vi. Melakukan penyambungan rangkaian input dan output dengan PLCvii. Memasukan program pada PLC

    viii. Melakukan pengetesan rangkaian PLC terhadap rangkaian dayaix. Mengembalikan peralatan dan pembersihan

  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    29/50

    29

    BAB V

    ANALISA

    I. KonvensionalA. Pengerjaan Panel Dan pemasangan Komponen

    Membuat Rancangan/sketsa posisi lampu indicatorAdapun bentuk sketsa atau rancangan yang akan dilakukan sebagai berikut :

    Pengeboran Pintu PanelPada tahap pengeboran, jenis bor yang di pakai yaitu jenis bor yang khusus untuk dan

    mempunyai jangkauan hasil pengeboran 2 cm. Agar pada saat pengeboran tidak terjadi

    panas yang ditimbulkan oleh gesekan mata bor dengan pintu panel yang akan dibor,

    permukaan pintu panel diberi air, sehingga mengurangi panas. Hal ini bertujuan untuk

    mengurangi kehausan pada mata bor. Apabila tidak ditanggulangi tentu akan

    menebabkan mata bor cepat rusak.

    Pengikiran Hasil PengeboranSetelah pengeboran selesai, dilakukan penyesuaian diameter lobang untuk penempatan

    lampu indicator. Sehingga lobang yang telah siap dib or tadi perlu diperbesar dengan

    menggunakan kikir. Jenis kikir yang digunakan yaitu kikir bulat. Dalam teknik

    pengikiran, pintu panel diletakkan pada permukaan yang datar, dan dihimpin

    menggunakan badan pratikan, hal ini bertujuan untuk mengurangi kebisingan pada saat

    melakukan pengikiran.

  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    30/50

    30

    Pemasangan Lampu IndikatorJumlah lampu Indikator yang akan dipakai 5 buah dengan spesifikasi :

    No Warna Spesifikasi Jumlah

    1 Merah 220 V 3 buah

    2 Hijau 220 V 1 buah

    3 Kuning 220 V 1 buah

    Gambar Dokumentasi Kerja Pintu Pane

  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    31/50

    31

    Keterangan

    1. Lampu Indikator Fasa R2. Lampu Indikator Fasa S3. Lampu Indikator Fasa T4. Lampu Indikator sumber PLN5. Lampu Indikator Sumber GENSET

    Pemasangan kedudukan komponen pada box panel ATS serta pemasangan rel kabel(wiring Kabel)

    Pada pratikum ini, semua pratikan bekerja sama untuk memasang dan merancang

    kedudukan komponen control pada box panel, dimana rancangan harus tersusun

    sedemikian rupa, sehingga memudahkan pengelompokan pemasangan komponen

    sehingga dengan memperhatikan tata letak komponen, apabila terjadi kerusakan akan

    memudahkan unutk melakukan pengecekan.

    1

    2

    54

    3

  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    32/50

    32

    Adaun alat dan komponen yang digunakan yaitu :

    1. Bor Baja2. Palu3. Pensil4. Siku-siku5. Obeng6. Gergaji Besi7. Profil G8. Wiring Kabel9. Skrup

    Pertama urutan pengerjaan yang dilakukan yaitu menyiapkan semua peralatan dan

    memeriksa kembali kondisi peralatan yang dipinjam, karena kondisi peralatan akan

    mempengaruhi keefisienan memanfaatkan waktu dalam melakukan pekerjaan.

    Dalam melakukan perancangan dan pemasangan, seorang pratikan harus memanege

    semua pratikan yang ada dalam kelompok tersebut, karena keaktifan dan team work dari

    pratikan sangan dibutuhkan untuk kelancaran melakukan pratikum.

    Pada pengerjaan ini, masing-masing pratikan diberi tanggung jawab masing masing,

    seperti melakukan pemotongan wiring kabel, perancangan kedudukan, pemboran serta tahap

    pemasangan.

    Adapun bentuk tataletak box panel yang akan dipasang sebagai berikut :

    Gambar Tata Letak Komponen Pada Panel

  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    33/50

    33

    Box Panel yang akan dikerjakan

    Pada pemasangan kedudukan komponen harus diatur sedemikian rupa, sepertipemasangan MCB harus Paling atas, baik itu MCB beban, MCB control, sehingga apabila terjadi

    pemutusan aliran listrik, dengan tata letak seperti itu memudahkan untuk disangkau tanpa

    menyentuh komponen listrik lainnya, yang tentu bisa membahayakan

  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    34/50

    34

    Keterangan

    1. Kontaktor penghubung SUmber dari PLN2. Kontaktor Penghubung sumber dari Genset3. MCB 3 fasa Output sumber PLN/GENSET dan langsung menuju beban4. MCB 3 fasa sebagai pengaman dari sumber PLN5. MCB 3 fasa sebagai pengaman dari sumber GENSET6. MCB 1 Fasa sebagai pengaman Lampu indicator R7. MCB 1 Fasa sebagai pengaman Lampu indicator S8. MCB 1 Fasa sebagai pengaman Lampu indicator T9. Kontaktor sebagai penghubung dan pemutus control dengan sumber dari PLN10.Timer penunda untuk masukan sumber PLN ke beban11.MCB 1 fasa sebagai pengaman control untuk GENSET12.MCB 1 fasa sebagai pengaman control untuk PLN13.Terminal14.Timer Penunda pengaktifan Kontaktor penghubung jaringan GENSET ke beban15.Timer ON/OF starting generator16.Kontaktor sebagai penghubung dan pemutus control dengan sumber dari GENSET17.Kontaktor tambahan sebagai penghubung dan pemutus control dengan sumber dari

    GENSET

    Pemasangan dan Pengetesan Rangkaian Kontrol ATS

    pratikan melakukan pengecekan sistem kerja control yang sudah dipasang sebelumnya.

    Dimana komponen rangkaian control dipasang sesuai dengan diagram rangkain yang

    telah dirancang. Setalah dilakukan pengoperasian dengan mengalirkan tegangan PLN

    220V, ternyata terjadi kesalahan system kerja dari kontaktor, dimana gambar dari

    rangkain yang dikerjakan dapat dilihat sebagai berikut.

  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    35/50

    35

    Gambar rancangan awal rangkaian ATS

    Pada gambar rancangan diagram control di atas,masih ada kekurangan, dimana

    katika system bekerja dengan menggunakan sumber dari PLN, K1 akan mengaktifkan

    beberapa anak kontak dari K1, dan memutuskan jaringan dari Generator, dan ketika

    jaringan PLN padam, maka akan mengaktifkan timer ON Delay yang berfungsi untuk

    menstarting generator, namun ketika jaringan PLN hidup kembali, ternyata jaringan dari

    generator masih terhubung sehingga menyebabkan bertemunya antar fasa generator

    dengan fasa PLN sehingga rangkaian diubah seperti gambar berikut.

  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    36/50

    36

    Gambar rancangan ATS yang telah diperbaiki

    Untuk rangkaia perbaikan diatas sistem ATS bekerja lebih aman meskipun

    dibutuh peralatan yang lebih banyak. Ketika rangkaian berpindah dari jaringan PLN ke

    generator maupun sebaliknya akan terdapat jeda, misalnya ketika sumber PLN kembali

    hidup, maka hubungan generator kebeban akan diputus terlebih dahulu dan setelah

    beberapa detik barulah jaringan PLN dihubungkan ke beban

  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    37/50

    37

    Setelah perangkaian control selesai dipasang ulang, dan dilakukan pengetesan, rangkaiancontrol bekerja sesuai dengan yang diharapkan. Pada rangkaian control yang dipasang,

    masing-masing kontaktor untuk penghubung sumber kebeban deberi ON DELAY, hal ini

    bertujuan agar tidak terjadinya hubungan antar fasa PLN dan GENERATOR.

    B. Prinsip Kerja dan Rancangan ATS-AMF

    Kondisi yang harus diperhatikan dalam transfer dari catu daya utama (PLN) ke catu

    daya cadangan (genset) oleh ATS-AMF adalah dipastikannya beban tersambung hanya pada

    satu sumber. Sumber utama saja, atau sumber cadangan saja. Untuk memenuhi kondisi ini,

    pada ATS-AMF dibuat sistem interlock.Untuk lebih jelas dapat dilihat pada lembar gambar

    rancangan.

  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    38/50

    38

    Dari gambar rancangan diatas diperlihatkan sumber utama masuk ke ATS-AMF

    melalui terminal incoming from main/PLN dan sumber cadangan masuk ke ATS-AMF

    melalui terminal incoming from generator. Sedangkan suplay ke beban dari ATS-AMF

    disambungkan pada terminal outgoing. Untuk menyambungkan beban dengan sumber

    digunakan komponen MCCB tiga fasa 10 A/18 kA dan kontaktor. Ketika beban tersambung

    dengan PLN maka kontaktor yang aktif adalah kontaktor main (K1, K2, baru K penghubung

    sumber PLN.). Sedangkan kontaktor generator (K5 dan K4 sebagai Penghubung sumber

    Genset) tidak akan bisa aktif, karena sebelum disambungkan ke terminal coil kontaktor

    generator, kabel kontrol disambungkan ke kontak bantu NC kontaktor main (PLN).

    Sedangkan ketika beban tersambung dengan sumber cadangan (generator) maka kontaktor

    yang aktif adalah kontaktor generator. Seperti kondisi pertama kontaktor main tidak akan

    bisa aktif karena sebelum disambungkan ke terminal coil PLN kabel kontrol disambungkan

    ke kontak bantu NC kontaktor generator .

    Kondisi lain yaitu kondisi otomatis yang harus dipenuhi oleh sistem ini adalah ketika

    PLN mati maka kontaktor generator harus aktif dan apabila PLN hidup kembali maka

    kontaktor main harus aktif kembali dan kontaktor generator tidak aktif (putus). Semua

    kondisi diatas akan dilaksanakan secara otomatis oleh settingan pemakain timer ON

    DELAY, dimana pemasangan timer berfungsi sebagai :

  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    39/50

    39

    1. Timer 1 berfungsi sebagai Penunda masuknya jaringan PLN ke beban, hal ini bertujuan agartidak terjadinya ganguan fasa ke fasa PLN dengan generator

    2. Timer 2 berfungsi sebagai sebagai Penunda masuknya jaringan GENSET ke beban, hal inibertujuan agar tidak terjadinya ganguan fasa ke fasa GENSET dengan PLN

    3. Timer 3 berfungsi sebagai starting generator.4. Timer 4 berfungsi sebagai OFF generator jika jaringan PLN hidup dengan penunda waktu

    10 menit, hal ini bertujuan agar Generator dalam keadaan stanby.

    II. Menggunakan PLC Pengerjaan Panel Dan pemasangan Komponen

    Panel yang digunakan untuk pengerjaan rangkaian daya menggunakan PLC adalah

    panel yang berukuran lebih kecil, karena hanya membutuhkan komponen yang lebih sedikit dan

    pengawatan yang lebih sederhana.

    Gambar dokumentasi panel rangkaian Daya ATS (PLC)

    Pemasangan komponen pada panel boxSebelum melakukan pemasangan komponen terlebih dahulu di atur kedudukan dan

    penempatan susunan komponen karena box panel yang digunakan kecil sehingga perlu

    diatur sedemikian rupa agar semua komponen dapat muat. Kabel yang digunakan adalah

    tipe NYA karena pada panel tidak terdapat rel kabel.

  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    40/50

    40

    Gambar penempatan komponen

    Rancangan program dan rangkaian PLCUntuk pemograman PLC digunakan konsul sebagai penginput data program ke dalam

    PLC, penginputan melalui komputer tidak bisa dilakukan karena interface sebagai

    komponen tambahan untuk sambungan ke komputer tidak ada.

    - Deskripsi kerja :i. Saat PLN hidup maka timer 1 akan aktif dan akan menunda Kontaktor 1 untuk

    mengubungkan sumber PLN ke beban, dan akan menghubungkan ke beban ketika settingwaktu habis. Saat PLN hidup Timer 4 juga secara otomatis akan aktif untuk menunda

    matinya generator

    ii. Ketika PLN mati rangkaian ke PLN akan putus dan generator akan menstarting sertatimer 2 aktif untuk menunda pemutusan rangkaian strarting, pada saat yang sama timer 3

    akan aktif dengan setting waktu yang lebih lama untuk menunda mengubungkan supply

    generator ke beban, gunanya adalah untuk membiarkan hingga generator stabil.

    iii. Ketika waktu timer 3 habis maka rangkaian beban akan terhubung ke supply generatoriv. Ketika supply PLN aktif maka siklus akan berulang dari awal.

    - I / O Dive PLC :Input Keterangan

    Anak kontak NO

    (R 1)

    Anak kontak yang dipakai merupakan anak kontak relay yang aktif

    berdasarkan tegangan PLN

    C.Output Keterangan

  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    41/50

    41

    K1

    R2

    K2

    R3

    Dimanfaatkan sebagai CB1, berfungsi menghubungkan jaringan

    PLN dengan beban

    Anak kontak R2 dimanfaatkan untuk penstarting genset

    Dimanfaatkan sebagai CB2, berfungsi menghubungkan jaringan

    Genset ke beban

    Anak kontak R3 dimanfaatkan untuk meng-OOF kan Genset

    - Timming Chart :

    Nilai setting waktu timer

    T1 = 3 detik

    T2 = 3 detik

    T3 = 10 detik

    T4 = 5 menit (300 detik)

  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    42/50

    42

    - Gambar Ladder Diagram :

  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    43/50

    43

    - Tabel mnemonic

    Instruksi Alamat

    LD 000.01

    OUT 200.00

    LD 200.00

    TIM 000 #0030

    LD 200.00

    AND TIM000

    OUT 010.00

    LD NOT 200.00

    AND NOT 200.01

  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    44/50

    44

    TIM 001

    LD NOT 200.00

    AND NOT 200.01

    AND NOT TIM001

    OUT 010.01

    LD NOT 200.00

    AND NOT 200.01

    TIM 002 #0050

    LD NOT 200.00

    AND NOT 200.01

    AND TIM002

    OUT 010.02

    LD 200.00

    TIM 003 #0100

    LD 200.00

    AND TIM003

    OUT 010.03

    LD 200.00

    AND NOT TIM003

    OUT 200.01

    END

  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    45/50

    45

    Diagram rangkaian I/O PLC :

    Penginputan programKarena penginputan program di lakukan dengan menggunakan Konsul maka harus

    dilakukan langkah berikut :

    - Sambungkan konsul pada port PLC- Set kunci konsul pada posisi program- Hubungkan PLC ke power supply 220 Volt- Masukan instruksi CLEAR-MONITOR-CLEAR pada konsul- Jika sudah keluar tampilan NOP (no operation), masukan program sesuai tabel

    mnemonic

    - Jika sudah selesai posisikan kunci pada posisi run untuk menjalankan program- Amati lampu indikator pada plc, jika sudah sesuai rangkaian ATS sudah bisa

    langsung dioperasikan

  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    46/50

    46

    Gambar tampilan Konsul

    Gambar tampilan PLC omron

  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    47/50

    47

    Diagram Blok Rangkaian :

    III. Analisa PermasalahanPada perancangan sistem ATS, sistem interlock atau pergantian jaringan dari PLN ke

    Generator maupun sebaliknya sengaja diberi jeda agar tidak terjadi masalah seperti hubungan

    singkat antara fasa PLN dan Generator yang dapat membahayakan jaringan beban. Namunsistem seperti ini dianggap kurang efektif jika dipakai pada tempat atau bangunan yang memang

    tidak boleh kehilangan listrik sedikitpun. Untuk itulah perlu dipelajari lebih lanjut agar dapat

    membuat sistem ATS yang lebih efektif dan aman

  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    48/50

    48

    BAB VIII

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Ketika sumber PLN mati, maka untuk menjalankan rangkaian kontrol untukmenghidupkan generator dan melakukan interlock diperlukan sumber sendiri, oleh

    karena itu dibutuhkan UPS yang dapat menyediakan supply listrik sesaaat ketika sumber

    PLN mati

    Pengoperasian ATS dengan menggunakan PLC dianggap lebih efektif karena hanyamembutuhkan rangkaian yang lebih sederhana dan komponen yang lebih sedikit.

    Dalam masa pengerjaan untuk rangkaian ATS secara konvensional tidak mengalamikendala yang begitu sulit, tetapi dalam pengerjaan ATS dengan PLC terjadi sedikit

    masalah dikarenakan input 000.00 yang digunakan pada PLC bermasalah.

    Untuk hasil pengerjaan secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa praktek pembuatansistem ATS yang kami lakukan sukses baik untuk konvensional maupun PLC.

  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    49/50

    49

    DAFTAR PUSTAKA

    http://www.cpsc.gov/cpscpub/prerel/prhtml08/08286.html

    http://www.neca-neis.org/newsletter/report.cfm?articleID=6976

    http://electric-mechanic.blogspot.com/2010/10/prinsip-kerja-elektro-mekanis-magnetik.html

    http://Electrical%20Switcboard%20(Panel%20Listrik)%20%C2%AB%20duniatehnikku.htm

    http://www.Fungsi%20Miniatur%20Circuit%20Breaker%20(MCB)%20_%20Indra%20Blog%2

    7s.htm

    http://www.jenis-jenis-kabel.html

    http://www.Kontaktor-Adalah-Peralatan-Listrik-Yang-Bekerja-Berdasarkan.htm

    http://www.Ragam-Sambungan-Kabel-Sesuaikan-Kebutuhan.htm

    http://www.tdr-time-delay-relay-kontaktor-timer.html

    http://www.Transfer_switch.htm

    http://www.cpsc.gov/cpscpub/prerel/prhtml08/08286.htmlhttp://www.cpsc.gov/cpscpub/prerel/prhtml08/08286.htmlhttp://www.neca-neis.org/newsletter/report.cfm?articleID=6976http://www.neca-neis.org/newsletter/report.cfm?articleID=6976http://electric-mechanic.blogspot.com/2010/10/prinsip-kerja-elektro-mekanis-magnetik.htmlhttp://electric-mechanic.blogspot.com/2010/10/prinsip-kerja-elektro-mekanis-magnetik.htmlhttp://www.neca-neis.org/newsletter/report.cfm?articleID=6976http://www.cpsc.gov/cpscpub/prerel/prhtml08/08286.html
  • 7/22/2019 laporan akhir bengkel ATS

    50/50

    LAMPIRAN