LAPORAN BENGKEL LISTRIK
-
Upload
rudy-van-chouker -
Category
Documents
-
view
464 -
download
16
Transcript of LAPORAN BENGKEL LISTRIK
LAPORAN BENGKEL LISTRIK JOB PUSAT MILLING
DISUSUN OLEH
NAMA : DHANI WAHYU PRATAMA ( 10612018 )
MOKHAMAD RUDYANTO ( 10612020 )
KELAS : 5 A
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
2012
2. Tujuan
2.1 Tujuan Umum
Dari pelaksanaan praktek bengkel “JOB PUSAT MILLING” terdapat beberapa
tujuan khusus yang ingin dicapai antara lain:
1. Mengetahui cara kerja / prinsip kerja dari peralatan listrik maupun komponen
yang digunakan dalam praktek.
2. Mampu membuat gambar rangkaian , sesuai dengan deskripsi kerjanya.
3. Mampu membuat rangkaian kerja sesuai gambar rangkaian.
4. Terampil dalam memasang bahan yang digunakan.
5. Mampu membaca gambar rangkaian dengan baik dan juga mengetahui macam
– macam symbol sesuai dengan standar IEC.
6. Mampu memasang rangkaian instalasi listrik sesuai dengan PUIL yang telah
diberikan sebelumnya.
7. Terampil dalam mencek kebenaran rangkaian tersebut.
8. Dapat membedakan bagaimana rangkaian kontrol saat posisi repair dan
normal.
10
2.2 Tujuan Khusus
1. Memberi kesempatan bagi mahasiswa tentang pemahaman dan menguasai
prinsip kerja rangkaian yang diperlukan dengan baik.
2. Memiliki teknik – teknik dalam merangkai kontrol panel pusat milling,
3. Membandingkan hasil praktek dengan teori dasar yang telah dipelajari
sebelumnya.
11
3. DESKRIPSI ALAT DAN BAHAN JOB PUSAT MILLING
NO KODE DISKRIPSI SPESIFIKASI SATUAN JUMLAH KETERANGAN
1 Kotak panel 100x60x25 Buah 1 Panel Kontrol
2 Profil G Meter Dalam Panel
3 Profil E Meter Dalam Panel
4 Profil C Meter Dalam Panel
5 Mur Geser Buah Dalam Panel
6 Mur Baut Buah Dalam Panel
7 F09 MCB 3 Phasa 16 Ampere Buah 1 Dalam Panel
8F09 ,F02,F01
3,F015MCB 3 Phasa 10 Ampere Buah 4 Dalam Panel
9 F16 MCB 1 phasa 10 Ampere Buah 1 Dalam Panel
10
K23,K25,
K27,K17,
K19,K21,
K31,K32,
K33,K35,K36
Kontaktor CA 2 D173 Buah 11 Dalam Panel
11 K22,K24,K26 Kontaktor CA 2 DN 1319 Buah 3 Dalam Panel
12
K27,K17,K19
,
K21,K31,
K33,K35,K36
Kontak bantu LA 1 D111 Buah 8 Dalam Panel
13 K19,K31,K36 Overload LR.D09.307 Buah 3 Dalam Panel
14 K33 Overload LR.D09.309 Buah 1 Dalam Panel
15 K21 Overload LR.D09.312 Buah 1 Dalam Panel
16K22T,K24T,
K26T
Timer On
DelayLA2 D22 Buah 3 Dalam Panel
17 M53 Kipas angin 220 Volt Buah 1 Dalam Panel
12
18 Diode IN.4001-4006 Buah 1 Dalam Panel
19 Kabel NYAF 1,5 s/d 2,5 mm2 Meter Dalam Panel
20Line Up
Terminal8 mm2 Buah 4 Dalam Panel
21Line Up
Terminal4 mm2 Buah 48 Dalam Panel
22Line Up
Terminal
4 mm2
(Kunin/PE)Buah 7 Dalam Panel
23 End Plate Buah 9 Dalam Panel
24 End Peace Buah 2 Dalam Panel
25
S36A,S31A,
S34A,S21A,S
19
Tombol Tekan
NCXB2 BA31 Buah 6 Pintu Panel
26
S16,S19A,S2
1,
S31,S36,S34
Tombol Tekan
NCXB2 BA42 Buah 7 Pintu Panel
27
H51,H44,H45
H48,H49,H47
H50
Lampu Tanda
HijauXB2 BV63 Buah 7 Pintu Panel
28H38,H39,H41
H37,H42,H40
Lampu Tanda
MerahXB2 BV64 Buah 7 Pintu Panel
29 S17 Saklar Putar D 29201 C12 Buah 1 Pintu Panel
30 Kabel NYY 5 x 4 mm2 Meter Kabel power
31 Kabel NYY5 x 2,5 mm2
MeterKabel power M1
M2,M3,M4,M5
32 Tang Potong Kuning Hitam Buah 1 Hand tool
33Tang
KombinasiJingga Buah 1 Hand tool
34 Obeng + Biru Buah 1 Hand tool
35 Obeng - Putih Buah 1 Hand tool
13
36 M1,M3,M5 Motor Listrik
380/660 Volt
2,44/1,41 A
1,1 kW 50 Hz
Buah 3 Diluar Panel
37 M2 Motor Listrik
220/380 Volt
31/15,1 A
5,5 kW 50 Hz
Buah 1 Diluar Panel
38 M4 Motor Listrik
220/380 Volt
4,23/2,44 A
1,1 kW 50 Hz
Buah 1 Diluar Panel
4. DESKRIPSI KERJA
Deskripsi kerja pada rangkaian kontrol job pusat milling
14
1. Posisi normal
Pada saat selector switch pada posisi normal ,maka rangkaian control untuk
M1 , M2, M3 , M4 , dan M5 akan bekerja secara berurutan dimulai dari
pengoperasian M1. Disaat M1 belum beroperasi , maka M2,M3,M4,dan M5 tidak
dapat bekerja / beroperasi .
Motor 1 ( M1 ) akan beroperasi dengan menekan tombol S19a dan saat
K19M bekerja. Setelah itu dilanjutkan dengan mengoperasikan Motor 2 ( M2 ) ,
yang mana M2 merupakan motor berdaya besar dan pada rangkaian kontrolnya
menggunakan system pengasutan dengan tahanan dan membutuhkan 3 tahap
pengasutan berdasarkan waktu kerja K22T, K24T dan K26T yang telah
ditentukan agar motor 2 ( M2 ) dapat beroperasi dengan normal . Motor 2 ( M2 )
akan bekerja dengan menekan tombol S21a dan saat K21M bekerja , dan system
pengasutannya dilakukan oleh kerja K23M , K25M , dan K27M. Dan saat kondisi
akhir motor 2 pada kondisi normal maka K21M dan K27M yang bekerja.
Disaat motor 2 ( M2 ) dalam kondisi operasi normal, maka motor 3 ( M3 )
bisa dioperasikan dengan menekan tombol S31a dan saat K31M bekerja. Apabila
kondisi operasi motor 3 ( M3 ) telah normal , maka motor 4 ( M4 ) dapat
dioperasikan dengan cara menekan tombol S33a dan saat K33M bekerja.
Dilanjutkan dengan mengoperasikan EPV ( Electro Pneumatic Valve ) dengan
menekan tombol S35a dan saat K35M bekerja . Pada saat K35M bekerja maka
motor 5 ( M5 ) dapat dioperasikan dengan menekan tombol tekan S36a dan saat
K36M bekerja . 15
Disetiap kondisi kerja normal dari M1 , M2 , M3 , M4 , dan M5 diperlihatkan
dengan menyalanya lampu tanda ( hijau ) sebagai berikut :
Untuk kondisi kerja M1 maka H44 akan menyala
Untuk kondisi kerja M2 maka H45 akan menyala
Untuk kondisi kerja M3 maka H47 akan menyala
Untuk kondisi kerja M4 maka H48 akan menyala
Untuk kondisi kerja El.pneumatic valve open maka H49 akan menyala
Untuk kondisi kerja M5 maka H51 akan menyala
Disetiap kondisi overload dari M1, M2 , M3 , M4 , dan M5 diperlihatkan dengan
menyalanya lampu tanda ( merah ) sebagai berikut :
Untuk kondisi overload M1 maka H43 akan menyala
Untuk kondisi overload M2 maka H42 akan menyala
Untuk kondisi overload M3 maka H41 akan menyala
Untuk kondisi overload M4 maka H40 akan menyala
Untuk kondisi overload M5 maka H39 akan menyala
Untuk kondisi OFF M5 maka H38 akan menyala
Untuk kondisi valve closed maka H37 akan menyala
Sedangkan untuk menghentikan system kontrol M1 hingga M5 yang telah beroperasi
maka proses menghentikan / mematikannya dapat dilakukan secara berurutan
dimulai dari mematikan M5 , M4 , M3 , M2 dan M1 . Apabila tombol tekan OFF
16
pada M1 ditekan , maka seluruh system control akan mati secara
serentak/bersamaan.
Apabila dalam situasi darurat maka dapat menekan tombol Emergency Stop untuk
mematikan system control yang beroperasi normal sebelumnya.
2. Posisi repair
Pada saat selector switch pada posisi repair , maka peralatan atau motor –
motor tidak bekerja saling mengunci , yang mana untuk tiap – tiap motor .
peralatan dapat dioperasikan secara tersendiri tanpa mempengaruhi pada peralatan
yang lain.
Analisa kerja
Pada job pusat milling pada saat posisi selector switch di posisi normal maka
kerja dari control M1,M2,M3,M4,dan M5 akan berurutan dan tidak dapat dioperasikan
17
apabila pengoperasiannya tidak berurutan . Adapun yang menyebabkan kerja berurutan
pada control job pusat milling pada posisi normal ialah , adanya anak kontak NO pada
rangkaian control motor yang sebelumnya yang diletakan di sisi Input / sisi atas sumber
setelah output dari kontak NC Overload dan sebelum input tombol tekan NO dan kontak
pengunci pada rangkaian control tersebut .
Sedangkan disaat selector switch pada posisi repair , maka K17 akan bekerja dan
disetiap anak kontak NO pada K17 yang diletakan di setiap rangkaian control
M2,M3,M4,dan M5 pada sisi atas sumber setelah output dari kontak NC Overload dan
sebelum input tombol tekan NO dan kontak pengunci pada rangkaian control tersebut
anak kontak NO K17 yang dipasang tersebut, pada posisi repair akan berubah menjadi
kontak NC dan membuat semua control dapat dioperasikan secara masing – masing tanpa
mempengaruhi kerja control motor yang lain .
Fungsi pemasangan diode pada control untuk motor 2 adalah sebagai penanda pada
lampu tanda hijau bahwa motor 2 belom beroperasi secara normal jika K21M saja yang
bekerja , Ini disebabkan anak kontak NO K21M yang menuju ke lampu tanda hijau
melalui diode , sehingga gelombang AC sinusaoidal di searahkan sehingga lampu tanda
tidak akan menyala karena lampu tanda akan menyala jika mendapat sumber AC dengan
gelombang sinusoidal penuh . Apabila pengasutan dengan tahanan telah selesai dan
K27M bekerja , maka lampu tanda hijau akan menyala , disebabkan anak kontak NO
K27M yang menuju lampu tanda hijau tidak melalui diode , sehingga tidak ada penyearah
gelombang yang menyebabkan lampu menyala.
KATA PENGANTAR18
Puji syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH S.W.T yang telah memberikan limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan Job Bengkel PUSAT
MILLING ini sebagai syarat untuk mendapatkan nilai semester.
Dalam penulisan laporan Job Bengkel PUSAT MILLING ini saya tidak lupa
mengucapkan terima kasih yang tulus kepada orang tua saya, para dosen yang sudah
membimbing saya dalam melakukan praktek di BENGKEL, serta teman-teman yang sudah
memberikan dukungan dan kerja samanya.
Saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun sebagai masukan
bagi saya agar kelak saya mampu berbuat lebih baik dari apa yang saya lakukan saat ini.
Dengan ini saya mengharapkan semoga hasil laporan Job Bengkel PUSAT MILLING
ini dapat bermanfaat bagi saya pribadi khususnya dan semua orang pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
1
1. KATA PENGANTAR ……………………………………………… 1
2. DAFTAR ISI ………………………………………………………… 2
3. GAMBAR RANGKAIAN …………………………………………… 3
4. TUJUAN……………………………………………………………… 10
5. DESKRIPSI ALAT DAN BAHAN …………………………………. 12
6. DESKRIPSI KERJA ………………………………………………….. 15
7. ANALISIS KERJA …………………………………………………… 18
8. CONTOH APLIKASI ………………………………………………….19
9. KENDALA PENGERJAAN ………………………………………… 19
10. SARAN ……………………………………………………………… 20
5. Contoh aplikasi sistem milling pada industri
2
Penerapan sistem millling pada suatu industri telah banyak dan hampir rata rata digunakan dalam
melakukan kegiatan produksi. Dalam penerapanya sistem ini biasanya dikombinasi dengan ban berjalan
atau dengan roda berputar, hal ini dilakukan dengan tujuan agar lebih mudah untuk melakukan proses
pemindahan suatu material ataupun barang hasil produksi dari suatu tempat ke tempat yang lainya.
Sebagai contoh adalah penerapan sistem milling pada proses produksi suatu perusahaahn minuman
kemasan dimana sistem ini dikombinasi dengan ban berjalan yang digunakan untuk memindahkan
minuman minuman kemasan ke proses produksi selanjutnya.
Selain pada industri minuman kemasan sistem milling juga diterapkan pada proses produksi batu bara
khususnya pada saat proses loding ( pemindahan batu bara dari tempat penampungan ke dalam
ponton)
Selain itu sistem milling juga diterapkan pada industri produksi semen.dan juga diterapkan pada
pengolahan biji kopi
6. Kesulitan kesulitan yang dihadapi pada saat mengerjakan job milling
Pada saat melakukan praktek job milling banyak kesulitan yang kami hadapi antara lain adalah
dalam hal pemasangan selektor swich untuk menentukan rangkaian dalam posisi normal atau repair. Hal
ini terjadi karena kami mendapat selector swich yang mempunyai tiga posisi sedangkan dalam rangkaian
dibutuhkan hanya 2 posisi.
Selain itu kami juga mendapat kesulitan dalam memasang rankaian kontrol pada motor M4 dan
motor M5. Kesulitan yang kami dapat adalah ketika selector swich berada pada posisi repair rangkaian
kontrol motor M4 dan M5 tidak bekerja sebelum motor M3 dalam keadaan berkerja. Dalam diskripsi 19
kerja seharusnya pada saat selector swich berada pada posisi repair maka semua motor yang terdapat
pada rangkaian job milling dapat berkerja sendiri sendiri tanpa terikat satu sama lain.
Dan kami juga mendapat kesulitan dalam hal penempatan kabel karena kabel yang digunakan pada
rangkaian kontrol ukuranya terlalu besar sehingga memakan banyak tempat.
7. Saran
Saran yang dapat kami berikan demi kemajuan dalam pengajaran job milling adalah tentang bahan
yang digunakan khususnya pada kabel yang digunakan.
Karena kabel yang kami gunakan ukuranya terlalu besar pada rangkaian kontrol. Sehingga kami kesulitan
dalam hal penempatan kabel maka rankaian yang kami rangkai kesannya kurang rapi.
Selain itu juga kami harap bahwa kedepanya dalam hal pengadaan kabel mohon dilengkapai karena
pada saat melakukan praktek job milling untuk kabel fasa S kami menggunakan kabel berwarna kuning
strip hijau dimana seharusnya kabel tersebut digunakan untuk pentanahan atau grounding padahal
untuk fasa S seharusnya kami menggunakan kabel berwana kuning sesuai dengan standar yang telah
ditentukan.
Demikianlah saran yang dapat kami berikan demi kemajuan pengajaran job milling kami berharap
saran kami dapat berguna demi tercapainya tujuan untuk menciptakan peserta didik yang berkompeten.
20