LAPORAN BENGKEL LISTRIK

21
LAPORAN BENGKEL LISTRIK JOB PUSAT MILLING DISUSUN OLEH NAMA : DHANI WAHYU PRATAMA ( 10612018 ) MOKHAMAD RUDYANTO ( 10612020 ) KELAS : 5 A

Transcript of LAPORAN BENGKEL LISTRIK

Page 1: LAPORAN BENGKEL LISTRIK

LAPORAN BENGKEL LISTRIK JOB PUSAT MILLING

DISUSUN OLEH

NAMA : DHANI WAHYU PRATAMA ( 10612018 )

MOKHAMAD RUDYANTO ( 10612020 )

KELAS : 5 A

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

2012

Page 2: LAPORAN BENGKEL LISTRIK

2. Tujuan

2.1 Tujuan Umum

Dari pelaksanaan praktek bengkel “JOB PUSAT MILLING” terdapat beberapa

tujuan khusus yang ingin dicapai antara lain:

1. Mengetahui cara kerja / prinsip kerja dari peralatan listrik maupun komponen

yang digunakan dalam praktek.

2. Mampu membuat gambar rangkaian , sesuai dengan deskripsi kerjanya.

3. Mampu membuat rangkaian kerja sesuai gambar rangkaian.

4. Terampil dalam memasang bahan yang digunakan.

5. Mampu membaca gambar rangkaian dengan baik dan juga mengetahui macam

– macam symbol sesuai dengan standar IEC.

6. Mampu memasang rangkaian instalasi listrik sesuai dengan PUIL yang telah

diberikan sebelumnya.

7. Terampil dalam mencek kebenaran rangkaian tersebut.

8. Dapat membedakan bagaimana rangkaian kontrol saat posisi repair dan

normal.

10

Page 3: LAPORAN BENGKEL LISTRIK

2.2 Tujuan Khusus

1. Memberi kesempatan bagi mahasiswa tentang pemahaman dan menguasai

prinsip kerja rangkaian yang diperlukan dengan baik.

2. Memiliki teknik – teknik dalam merangkai kontrol panel pusat milling,

3. Membandingkan hasil praktek dengan teori dasar yang telah dipelajari

sebelumnya.

11

Page 4: LAPORAN BENGKEL LISTRIK

3. DESKRIPSI ALAT DAN BAHAN JOB PUSAT MILLING

NO KODE DISKRIPSI SPESIFIKASI SATUAN JUMLAH KETERANGAN

1 Kotak panel 100x60x25 Buah 1 Panel Kontrol

2 Profil G Meter Dalam Panel

3 Profil E Meter Dalam Panel

4 Profil C Meter Dalam Panel

5 Mur Geser Buah Dalam Panel

6 Mur Baut Buah Dalam Panel

7 F09 MCB 3 Phasa 16 Ampere Buah 1 Dalam Panel

8F09 ,F02,F01

3,F015MCB 3 Phasa 10 Ampere Buah 4 Dalam Panel

9 F16 MCB 1 phasa 10 Ampere Buah 1 Dalam Panel

10

K23,K25,

K27,K17,

K19,K21,

K31,K32,

K33,K35,K36

Kontaktor CA 2 D173 Buah 11 Dalam Panel

11 K22,K24,K26 Kontaktor CA 2 DN 1319 Buah 3 Dalam Panel

12

K27,K17,K19

,

K21,K31,

K33,K35,K36

Kontak bantu LA 1 D111 Buah 8 Dalam Panel

13 K19,K31,K36 Overload LR.D09.307 Buah 3 Dalam Panel

14 K33 Overload LR.D09.309 Buah 1 Dalam Panel

15 K21 Overload LR.D09.312 Buah 1 Dalam Panel

16K22T,K24T,

K26T

Timer On

DelayLA2 D22 Buah 3 Dalam Panel

17 M53 Kipas angin 220 Volt Buah 1 Dalam Panel

12

Page 5: LAPORAN BENGKEL LISTRIK

18 Diode IN.4001-4006 Buah 1 Dalam Panel

19 Kabel NYAF 1,5 s/d 2,5 mm2 Meter Dalam Panel

20Line Up

Terminal8 mm2 Buah 4 Dalam Panel

21Line Up

Terminal4 mm2 Buah 48 Dalam Panel

22Line Up

Terminal

4 mm2

(Kunin/PE)Buah 7 Dalam Panel

23 End Plate Buah 9 Dalam Panel

24 End Peace Buah 2 Dalam Panel

25

S36A,S31A,

S34A,S21A,S

19

Tombol Tekan

NCXB2 BA31 Buah 6 Pintu Panel

26

S16,S19A,S2

1,

S31,S36,S34

Tombol Tekan

NCXB2 BA42 Buah 7 Pintu Panel

27

H51,H44,H45

H48,H49,H47

H50

Lampu Tanda

HijauXB2 BV63 Buah 7 Pintu Panel

28H38,H39,H41

H37,H42,H40

Lampu Tanda

MerahXB2 BV64 Buah 7 Pintu Panel

29 S17 Saklar Putar D 29201 C12 Buah 1 Pintu Panel

30 Kabel NYY 5 x 4 mm2 Meter Kabel power

31 Kabel NYY5 x 2,5 mm2

MeterKabel power M1

M2,M3,M4,M5

32 Tang Potong Kuning Hitam Buah 1 Hand tool

33Tang

KombinasiJingga Buah 1 Hand tool

34 Obeng + Biru Buah 1 Hand tool

35 Obeng - Putih Buah 1 Hand tool

13

Page 6: LAPORAN BENGKEL LISTRIK

36 M1,M3,M5 Motor Listrik

380/660 Volt

2,44/1,41 A

1,1 kW 50 Hz

Buah 3 Diluar Panel

37 M2 Motor Listrik

220/380 Volt

31/15,1 A

5,5 kW 50 Hz

Buah 1 Diluar Panel

38 M4 Motor Listrik

220/380 Volt

4,23/2,44 A

1,1 kW 50 Hz

Buah 1 Diluar Panel

4. DESKRIPSI KERJA

Deskripsi kerja pada rangkaian kontrol job pusat milling

14

Page 7: LAPORAN BENGKEL LISTRIK

1. Posisi normal

Pada saat selector switch pada posisi normal ,maka rangkaian control untuk

M1 , M2, M3 , M4 , dan M5 akan bekerja secara berurutan dimulai dari

pengoperasian M1. Disaat M1 belum beroperasi , maka M2,M3,M4,dan M5 tidak

dapat bekerja / beroperasi .

Motor 1 ( M1 ) akan beroperasi dengan menekan tombol S19a dan saat

K19M bekerja. Setelah itu dilanjutkan dengan mengoperasikan Motor 2 ( M2 ) ,

yang mana M2 merupakan motor berdaya besar dan pada rangkaian kontrolnya

menggunakan system pengasutan dengan tahanan dan membutuhkan 3 tahap

pengasutan berdasarkan waktu kerja K22T, K24T dan K26T yang telah

ditentukan agar motor 2 ( M2 ) dapat beroperasi dengan normal . Motor 2 ( M2 )

akan bekerja dengan menekan tombol S21a dan saat K21M bekerja , dan system

pengasutannya dilakukan oleh kerja K23M , K25M , dan K27M. Dan saat kondisi

akhir motor 2 pada kondisi normal maka K21M dan K27M yang bekerja.

Disaat motor 2 ( M2 ) dalam kondisi operasi normal, maka motor 3 ( M3 )

bisa dioperasikan dengan menekan tombol S31a dan saat K31M bekerja. Apabila

kondisi operasi motor 3 ( M3 ) telah normal , maka motor 4 ( M4 ) dapat

dioperasikan dengan cara menekan tombol S33a dan saat K33M bekerja.

Dilanjutkan dengan mengoperasikan EPV ( Electro Pneumatic Valve ) dengan

menekan tombol S35a dan saat K35M bekerja . Pada saat K35M bekerja maka

motor 5 ( M5 ) dapat dioperasikan dengan menekan tombol tekan S36a dan saat

K36M bekerja . 15

Page 8: LAPORAN BENGKEL LISTRIK

Disetiap kondisi kerja normal dari M1 , M2 , M3 , M4 , dan M5 diperlihatkan

dengan menyalanya lampu tanda ( hijau ) sebagai berikut :

Untuk kondisi kerja M1 maka H44 akan menyala

Untuk kondisi kerja M2 maka H45 akan menyala

Untuk kondisi kerja M3 maka H47 akan menyala

Untuk kondisi kerja M4 maka H48 akan menyala

Untuk kondisi kerja El.pneumatic valve open maka H49 akan menyala

Untuk kondisi kerja M5 maka H51 akan menyala

Disetiap kondisi overload dari M1, M2 , M3 , M4 , dan M5 diperlihatkan dengan

menyalanya lampu tanda ( merah ) sebagai berikut :

Untuk kondisi overload M1 maka H43 akan menyala

Untuk kondisi overload M2 maka H42 akan menyala

Untuk kondisi overload M3 maka H41 akan menyala

Untuk kondisi overload M4 maka H40 akan menyala

Untuk kondisi overload M5 maka H39 akan menyala

Untuk kondisi OFF M5 maka H38 akan menyala

Untuk kondisi valve closed maka H37 akan menyala

Sedangkan untuk menghentikan system kontrol M1 hingga M5 yang telah beroperasi

maka proses menghentikan / mematikannya dapat dilakukan secara berurutan

dimulai dari mematikan M5 , M4 , M3 , M2 dan M1 . Apabila tombol tekan OFF

16

Page 9: LAPORAN BENGKEL LISTRIK

pada M1 ditekan , maka seluruh system control akan mati secara

serentak/bersamaan.

Apabila dalam situasi darurat maka dapat menekan tombol Emergency Stop untuk

mematikan system control yang beroperasi normal sebelumnya.

2. Posisi repair

Pada saat selector switch pada posisi repair , maka peralatan atau motor –

motor tidak bekerja saling mengunci , yang mana untuk tiap – tiap motor .

peralatan dapat dioperasikan secara tersendiri tanpa mempengaruhi pada peralatan

yang lain.

Analisa kerja

Pada job pusat milling pada saat posisi selector switch di posisi normal maka

kerja dari control M1,M2,M3,M4,dan M5 akan berurutan dan tidak dapat dioperasikan

17

Page 10: LAPORAN BENGKEL LISTRIK

apabila pengoperasiannya tidak berurutan . Adapun yang menyebabkan kerja berurutan

pada control job pusat milling pada posisi normal ialah , adanya anak kontak NO pada

rangkaian control motor yang sebelumnya yang diletakan di sisi Input / sisi atas sumber

setelah output dari kontak NC Overload dan sebelum input tombol tekan NO dan kontak

pengunci pada rangkaian control tersebut .

Sedangkan disaat selector switch pada posisi repair , maka K17 akan bekerja dan

disetiap anak kontak NO pada K17 yang diletakan di setiap rangkaian control

M2,M3,M4,dan M5 pada sisi atas sumber setelah output dari kontak NC Overload dan

sebelum input tombol tekan NO dan kontak pengunci pada rangkaian control tersebut

anak kontak NO K17 yang dipasang tersebut, pada posisi repair akan berubah menjadi

kontak NC dan membuat semua control dapat dioperasikan secara masing – masing tanpa

mempengaruhi kerja control motor yang lain .

Fungsi pemasangan diode pada control untuk motor 2 adalah sebagai penanda pada

lampu tanda hijau bahwa motor 2 belom beroperasi secara normal jika K21M saja yang

bekerja , Ini disebabkan anak kontak NO K21M yang menuju ke lampu tanda hijau

melalui diode , sehingga gelombang AC sinusaoidal di searahkan sehingga lampu tanda

tidak akan menyala karena lampu tanda akan menyala jika mendapat sumber AC dengan

gelombang sinusoidal penuh . Apabila pengasutan dengan tahanan telah selesai dan

K27M bekerja , maka lampu tanda hijau akan menyala , disebabkan anak kontak NO

K27M yang menuju lampu tanda hijau tidak melalui diode , sehingga tidak ada penyearah

gelombang yang menyebabkan lampu menyala.

KATA PENGANTAR18

Page 11: LAPORAN BENGKEL LISTRIK

Puji syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH S.W.T yang telah memberikan limpahan

rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan Job Bengkel PUSAT

MILLING ini sebagai syarat untuk mendapatkan nilai semester.

Dalam penulisan laporan Job Bengkel PUSAT MILLING ini saya tidak lupa

mengucapkan terima kasih yang tulus kepada orang tua saya, para dosen yang sudah

membimbing saya dalam melakukan praktek di BENGKEL, serta teman-teman yang sudah

memberikan dukungan dan kerja samanya.

Saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun sebagai masukan

bagi saya agar kelak saya mampu berbuat lebih baik dari apa yang saya lakukan saat ini.

Dengan ini saya mengharapkan semoga hasil laporan Job Bengkel PUSAT MILLING

ini dapat bermanfaat bagi saya pribadi khususnya dan semua orang pada umumnya.

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

1

Page 12: LAPORAN BENGKEL LISTRIK

1. KATA PENGANTAR ……………………………………………… 1

2. DAFTAR ISI ………………………………………………………… 2

3. GAMBAR RANGKAIAN …………………………………………… 3

4. TUJUAN……………………………………………………………… 10

5. DESKRIPSI ALAT DAN BAHAN …………………………………. 12

6. DESKRIPSI KERJA ………………………………………………….. 15

7. ANALISIS KERJA …………………………………………………… 18

8. CONTOH APLIKASI ………………………………………………….19

9. KENDALA PENGERJAAN ………………………………………… 19

10. SARAN ……………………………………………………………… 20

5. Contoh aplikasi sistem milling pada industri

2

Page 13: LAPORAN BENGKEL LISTRIK

Penerapan sistem millling pada suatu industri telah banyak dan hampir rata rata digunakan dalam

melakukan kegiatan produksi. Dalam penerapanya sistem ini biasanya dikombinasi dengan ban berjalan

atau dengan roda berputar, hal ini dilakukan dengan tujuan agar lebih mudah untuk melakukan proses

pemindahan suatu material ataupun barang hasil produksi dari suatu tempat ke tempat yang lainya.

Sebagai contoh adalah penerapan sistem milling pada proses produksi suatu perusahaahn minuman

kemasan dimana sistem ini dikombinasi dengan ban berjalan yang digunakan untuk memindahkan

minuman minuman kemasan ke proses produksi selanjutnya.

Selain pada industri minuman kemasan sistem milling juga diterapkan pada proses produksi batu bara

khususnya pada saat proses loding ( pemindahan batu bara dari tempat penampungan ke dalam

ponton)

Selain itu sistem milling juga diterapkan pada industri produksi semen.dan juga diterapkan pada

pengolahan biji kopi

6. Kesulitan kesulitan yang dihadapi pada saat mengerjakan job milling

Pada saat melakukan praktek job milling banyak kesulitan yang kami hadapi antara lain adalah

dalam hal pemasangan selektor swich untuk menentukan rangkaian dalam posisi normal atau repair. Hal

ini terjadi karena kami mendapat selector swich yang mempunyai tiga posisi sedangkan dalam rangkaian

dibutuhkan hanya 2 posisi.

Selain itu kami juga mendapat kesulitan dalam memasang rankaian kontrol pada motor M4 dan

motor M5. Kesulitan yang kami dapat adalah ketika selector swich berada pada posisi repair rangkaian

kontrol motor M4 dan M5 tidak bekerja sebelum motor M3 dalam keadaan berkerja. Dalam diskripsi 19

Page 14: LAPORAN BENGKEL LISTRIK

kerja seharusnya pada saat selector swich berada pada posisi repair maka semua motor yang terdapat

pada rangkaian job milling dapat berkerja sendiri sendiri tanpa terikat satu sama lain.

Dan kami juga mendapat kesulitan dalam hal penempatan kabel karena kabel yang digunakan pada

rangkaian kontrol ukuranya terlalu besar sehingga memakan banyak tempat.

7. Saran

Saran yang dapat kami berikan demi kemajuan dalam pengajaran job milling adalah tentang bahan

yang digunakan khususnya pada kabel yang digunakan.

Karena kabel yang kami gunakan ukuranya terlalu besar pada rangkaian kontrol. Sehingga kami kesulitan

dalam hal penempatan kabel maka rankaian yang kami rangkai kesannya kurang rapi.

Selain itu juga kami harap bahwa kedepanya dalam hal pengadaan kabel mohon dilengkapai karena

pada saat melakukan praktek job milling untuk kabel fasa S kami menggunakan kabel berwarna kuning

strip hijau dimana seharusnya kabel tersebut digunakan untuk pentanahan atau grounding padahal

untuk fasa S seharusnya kami menggunakan kabel berwana kuning sesuai dengan standar yang telah

ditentukan.

Demikianlah saran yang dapat kami berikan demi kemajuan pengajaran job milling kami berharap

saran kami dapat berguna demi tercapainya tujuan untuk menciptakan peserta didik yang berkompeten.

20