Laporan Alkohol Kelompok 2

19
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alkohol mungkin merupakan senyawa organik yang paling dikenal oleh para mahasiswa. Etil alkohol (C 2 H 5 OH) sudah diketahui dan digunakan sejak zaman dahulu karena senyawa ini merupakan hasil fermentasi anaerob dari karbohidrat yang terdapat dalam tumbuhan. Zat ini digunakan secara luas dalam rumah tangga sebagai pelarut berbagai obat-obatan (tingtur) dan kosmetik. Isopropil alkohol [(CH 3 ) 2 CHOH] merupakan “Alkohol gosok” yang umum yang digunakan sebagai larutan 70% dalam air karena sifat antibakterinya. Metil alkohol (CH 3 OH) yaitu alkohol yang berbobot molekul terendah, merupakan pelarut yang dipergunakan secara luas didalam industri. Alkohol- alkohol tersebut merupakan zat yang penting dalam proses sintesis senyawa organik. Bagian yang berperan dari suatu alkohol ialah gugus hidroksil yang dirangkaikan pada gugus alkil, alkohol dapat dikatakan sebagai turunan air, yang satu atom hidrogennya diganti oleh atom karbon suatu molekul 1

Transcript of Laporan Alkohol Kelompok 2

Page 1: Laporan Alkohol Kelompok 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Alkohol mungkin merupakan senyawa organik yang paling dikenal oleh para

mahasiswa. Etil alkohol (C2H5OH) sudah diketahui dan digunakan sejak zaman

dahulu karena senyawa ini merupakan hasil fermentasi anaerob dari karbohidrat yang

terdapat dalam tumbuhan. Zat ini digunakan secara luas dalam rumah tangga sebagai

pelarut berbagai obat-obatan (tingtur) dan kosmetik. Isopropil alkohol [(CH3)2CHOH]

merupakan “Alkohol gosok” yang umum yang digunakan sebagai larutan 70% dalam

air karena sifat antibakterinya. Metil alkohol (CH3OH) yaitu alkohol yang berbobot

molekul terendah, merupakan pelarut yang dipergunakan secara luas didalam industri.

Alkohol-alkohol tersebut merupakan zat yang penting dalam proses sintesis senyawa

organik.

Bagian yang berperan dari suatu alkohol ialah gugus hidroksil yang

dirangkaikan pada gugus alkil, alkohol dapat dikatakan sebagai turunan air, yang satu

atom hidrogennya diganti oleh atom karbon suatu molekul organik, banyak sifat

alkohol berbobot molekul rendah serupa dengan sifat air.

Alkohol mempunyai rumus umum R-OH. Strukturnya serupa dengan air,

tetapi satu hidrogennya diganti dengan satu gugus alkil. Gugus fungsi alkohol adalah

gugus hidroksil, -OH.

Titik didih alkohol “relatif sangat tinggi” dibandingkan dengan eter atau

hidrokarbon dengan bobot molekul yang sama. Alasan tingginya titik didih alkohol

disebabkan karena molekul ini membentuk “ikatan hidrogen” satu sama lain. Karena

adanya ikatan hidrogen ini menyebabkan alkohol mempunyai titik didih yang tinggi.

1

Page 2: Laporan Alkohol Kelompok 2

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah :

a. Mengetahui kelarutan dari senyawa golongan alkohol serta membandingkan

kelarutan alkohol golongan monovalen dan polivalen.

b. Mengetahui reaksi umum untuk senyawa golongan alkohol.

c. Membedakan alkohol monovalen dan polivalen menggunakan reaksi pembeda.

2

Page 3: Laporan Alkohol Kelompok 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Rumus Umum

Senyawa alkohol atau alkanol dapat dikatakan senyawa alkana yang satu atom H–

nya diganti dengan gugus –OH (hidroksil). Rumus umum senyawa alkohol adalah R–

OH dimana R adalah gugus alkil. Untuk itu rumus umum golongan senyawa alkohol

juga dapat ditulis CnH2n+1 – OH.

Tabel gugus alkil dan rumus molekulnya

Untuk Nilai “ n” R Rumus Molekul Alkohol

1.

2.

3.

CH3

C2H5

C3H7

CH3 – OH

C2H5 – OH

C3H7 – OH

B. Tata Nama

Penamaan senyawa alkohol prinsipnya ada dua cara yaitu :

1) Dengan aturan IUPAC yaitu menggunakan nama senyawa alkananya dengan

mengganti akiran “ ana “ dalam alkana menjadi “ anol “ dalam alkoholnya.

2) Dengan sistem Trivial yaitu dengan menyebutkan nama gugus alkilnya diikuti

kata alkohol. Contoh :

Tabel Penamaan Alkohol

Alkana AlkoholRumus Molekul Nama Rumus Molekul Nama IUPAC Nama Trivial

CH4

C2H6

C3H8

C4H10

Metana

Etena

Propona

Butana

CH3 – OH

C2H5 – OH

C3H7 – OH

C4H9 – OH

Metanol

Etanol

Propanol

Butanol

Metil alkohol

Etil alkohol

Propil alkohol

Butil alkohol

C. Klasifikasi Alkohol

Berdasarkan perbedaan letak terikatnya gugus –OH pada atom C. Alkohol dibedakan

menjadi tiga yaitu :

3

Page 4: Laporan Alkohol Kelompok 2

1. Alkohol primer yaitu jika gugus –OH terikat pada atom C primer (atom C yang

mengikat 1 atom C yang lain secara langsung )

Contoh :

CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – OH

(n. Butanol)

2. Alkohol sekunder yaitu jika gugus –OH terikat pada atom C sekunder (atom C

yang mengikat secara langsung dua atom C yang lain).

Contoh :

CH3 – CH2 – CH – CH3

|

OH

(2 Butanol)

3. Alkohol tersier yaitu jika gugus –OH terikat pada atom C tersier ( atom C yang

mengikat secara langsung tiga buah atom C yang langsung )

Contoh :

CH3

|CH3 – C – CH3

| OH

(2 Metil 2 Propanol)

Secara fisik akan sulit membedakan antara alkohol primer, sekunder dan tersier.

Karena bau dan warna ketiganya dapat dikatakan sama. Cara yang bisa digunakan untuk

membedakan adalah mengoksidasi menggunakan KMnO4 , K2Cr2O7, H2CrO4 atau O2.

Berdasarkan jumlah gugus fungsinya alkohol dibedakan menjadi alkohol monovalen

dan alkohol polivalen.

a) Alkohol monovalen adalah alkohol yang hanya mempunyai satu gugus fungsional

–OH.

Contoh :

CH3–CH2–OH CH3–CH2–CH2–OH

Etanol Propanol

b) Alkohol polivalen adalah jenis senyawa alkohol yang mempunyai gugus fungsional

lebih dari satu.

4

Page 5: Laporan Alkohol Kelompok 2

Contoh :

CH2–OH CH2–OH

| |

CH2–OH CH–OH

|

Etandiol CH2–OH

Propantriol (gliserol)

D. Kelarutan alkohol dalam air

Alkohol-alkohol yang kecil larut sempurna dalam air. Bagaimanapun

perbandingan volume yang kita buat, campurannya akan tetap menjadi satu larutan.

Akan tetapi, kelarutan berkurang seiring dengan bertambahnya panjang rantai

hidrokarbon dalam alkohol. Apabila atom karbonnya mencapai empat atau lebih,

penurunan kelarutannya sangat jelas terlihat, dan campuran kemungkinan tidak

menyatu.

E. Sifat – Sifat Alkohol

Secara umum senyawa alkohol mempunyai beberapat sifat, sebagai berikut :

1) Mudah terbakar

2) Mudah bercampur dengan air

3) Bentuk fasa pada suhu ruang :

– dengan C 1 s/d 4 berupa gas atau cair

– dengan C 5 s/d 9 berupa cairan kental seperti minyak

– dengan C 10 atau lebih berupa zat padat

4) Pada umumnya alkohol mempunyai titik didih yang cukup tinggi dibandingkan

alkananya. Hal ini disebabkan adanya ikatan hidrogen atas molekulnya.

F. Penggunaan Alkohol

Beberapa penggunaan senyawa alkohol dalam kehidupan sehari-hari antara lain :

1) Pada umumnya alkohol digunakan sebagai pelarut.

Misal : lak dan vernis

2) Etanol dengan kadar 76% digunakan sebagai zat antiseptik.

3) Etanol juga banyak sebagai bahan pembuat plastik, bahan peledak, kosmestik.

4) Campuran etanol dengan metanol digunakan sebagai bahan bakar yang biasa

dikenal dengan nama spiritus.

5) Etanol banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan minuman keras.

5

Page 6: Laporan Alkohol Kelompok 2

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Alat & Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain tabung reaksi, pipet tetes,

lampu spirtus, tissue, penjepit tabung reaksi, dll

Bahan – bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah etanol, metanol,

propilenglikol dan etilenglikol sebagai sampel. Adapun reagen – reagen yang

digunakan adalah asam salisilat, asam asetat, NaOH, CuSO4, FeCL3, Pereaksi

Diazo A dan Diazo B, H2SO4 dan aquadest

B. Metode

1. Uji kelarutan

Prosedur : Ambil 1 ml aquadest, masukkan ke dalam 4 tabung reaksi kemudian

masukkan ± 5 tetes sampel ke dalam masing – masing tabung reaksi kemudian

diaduk hingga larut lalu bandingkan di antara keempat sampel tersebut sampel

mana yang paling cepat larut.

2. Reaksi umum

a. Reaksi diazo

Prosedur : sampel ± 3 tetes tambahkan reaksi diazo A (asam sulfanilat), HCL 2

tetes dan pereaksi diazo B (NaNO2) kemudian dibasakan dengan NaOH 4 tetes.

Perbandingan diazo A : diazo B = 4:1, bila perlu dipanaskan

Reaksi positif bila dihasilkan warna pink atau merah.

b. Esterifikasi

Prosedur : sampel (metanol dan etanol) tambahkan ± 3 tetes asam asetat atau

asam salisilat lalu tambahkan H2SO4 pekat, tutup ujung tabung dengan tissue

yang sudah dibasahkan lalu panaskan diatas api spirtus, kemudian cium bau

yang dihasilkan.

3. Reaksi pembeda alkohol monovalen dan alkohol polivalen

a. Reaksi cuprifil

Prosedur : sampel ± 3 tetes + NaOH + 1 tetes CuSO4, lalu amati perubahan

yang terjadi. Akan terbentuk kompleks Cu yang jernih. Reaksi positif

dihasilkan oleh alkohol golongan polivalen.

6

Page 7: Laporan Alkohol Kelompok 2

b. Reaksi landwehr

Prosedur : sampel ± 3 tetes + FeCL3, bila perlu panaskan lalu amati perubahan

yang terjadi. Terbentuk warna kuning tua – coklat jingga. Reaksi positif

dihasilkan oleh golongan alkohol polivalen.

7

Page 8: Laporan Alkohol Kelompok 2

BAB IV

HASIL dan PEMBAHASAN

A. Hasil praktikum

Hasil praktikum yang diperoleh dijelaskan pada tabel berikut :

No

.Reaksi yang dilakukan

Alkohol Monovalen Alkohol Polivalen

Etanol Metanol Propilenglikol Etilenglikol

1. Kelarutan Larut (+++) Larut (++++) Larut (++) Larut (+)

2. Reaksi Diazo (-) negatif (-) negatif (-) negatif (-) negatif

3. Esterifikasi

Bau balon

tiup / bau

cutex

Bau metil

salisilat /

gandapura

- -

4. Reaksi CuprifilEndapan biru

jernih

Endapan biru

jernih

Endapan

keruh kuning

kebiruan

Endapan biru

jernih

5. Reaksi Landwehr Jingga Jingga Jingga Jingga

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil praktikum maka diperoleh :

Kecepatan melarut metanol > etanol > propilenglikol > etilenglikol.

Hal tersebut terjadi dikarenakan struktur metanol yang memiliki rantai karbon

lebih sedikit, dimana secara teori semakin sedikit jumlah karbon maka akan

semakin cepat larut begitu pula sebaliknya, semakin panjang rantai karbon maka

akan semakin sukar larut.

Reaksi Umum

1. Reaksi Esterifikasi

Pada reaksi esterfikasi menghasilkan bau hal ini dikarenakan metanol dan

etanol bila direaksikan dengan asam karboksilat dengan bantuan katalisator

akan menghasilkan senyawa aromatis yang mempunyai bau yang spesifik.

Etanol + As. Salisilat + H2SO4 p Bau Metil salisilat atau

gandapura

Metanol + As.asetat + H2SO4 p Bau balon tiup

8

Page 9: Laporan Alkohol Kelompok 2

2. Reaksi Diazo

Pada reaksi diazo, keempat sampel memberikan warna (-) bening,

seharusnya hasil yang didapat berdasarkan teori yaitu berwarna merah

muda / pink. Hal ini terjadi karena pereaksi diazo yang sudah tidak optimal

kualitasnya karena pada kelompok lain juga ditemukan hasil yang serupa.

Metanol : CH3-OH + NaNO2 +HCL+ + NaOH CH3ONa +

H2O

Etanol CH3CH2OH + NaNO2 + HCL + + NaOH C2H5ONa +

H20

Propilenglikol : CH3-CH-CH2 + NaNO2 + HCL + + NaOH

OH OH

CH2-ONa + 2 H2O

CH-ONa

CH3

Etilenglikol : CH2-CH2-CH2-OH + 3 NaOH Diazo A + B CH2ONa +

HCL

CHONa-CH3 + 3 H2O

3. Reaksi Cuprifil

Pada reaksi cuprifil, metanol, etanol dan etilenglikol memberikan hasil

terbentuknya endapan berwarna biru jernih sementara pada propilenglikol

hasilnya adalah endapan keruh berwarna kuning kebiruan. Hasil ini tidak

sesuai dengan teori, dimana hasil (+) yaitu terbentuknya kompleks Cu

yang jernih hanya untuk alkohol golongan polivalen. Ketidaksesuaian ini

dapat dikarenakan tercampurnya bahan yang menjadi sampel dengan

bahan lain karena penggunaan pipet yang tidak teratur sehingga hasil yang

didapat menjadi tidak akurat.

4. Reaksi Landwehr

Metanol 3 tetes + FeCl3 Jingga (positif)

Etanol 3 tetes + FeCl3 Jingga (positif)

Propilen glikol 3 tetes + FeCl3 Jingga (positif)

Etilengikol 3 tetes + FeCl3 Jingga (positif)

Pada reaksi landwehr yang merupakan reaksi pembeda antara alkohol

monovalen dan polivalen, keempat sampel memberikan hasil yang sama

9

Page 10: Laporan Alkohol Kelompok 2

yaitu berwarna jingga. Berdasarkan teori, reaksi landwehr hanya

memberikan hasil (+) yaitu berwarna kuning tua – coklat jingga pada

alkohol golongan polivalen. Ketidaksesuaian teori dengan hasil yang

didapat dapat dikarenakan penggunaan pipet yang tidak teratur sehingga

hasil yang didapat menjadi tidak akurat

10

Page 11: Laporan Alkohol Kelompok 2

BAB V

KESIMPULAN dan SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil praktikum, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Uji kelarutan : metanol > etanol > propilenglikol > etilenglikol

Tidak sesuai dengan teori

2. Reaksi Diazo : keempat sampel memberikan hasil (-).

Tidak sesuai dengan teori

3. Esterifikasi : Metanol memberikan bau meti salisilat / bau gandapura, etanol

memberikan bau balon tiup / bau cutex.

Sesuai dengan teori

4. Reaksi Cuprifil : etanol, metanol dan etilenglikol terdapat endapan biru jernih,

propilenglikol memberikan warna endapan keruh kuning kebiruan.

Tidak sesuai dengan teori

5. Reaksi Landwehr : keempat sampel memberikan warna jingga

Tidak sesuai dengan teori

B. Saran

Adapun saran yang diberikan adalah sebagai berikut :

1. Menyiapkan reagen – reagen baru serta menyiapkan alat pengambil reagen (pipet

tetes) untuk setiap kali praktikum sehingga dapat meminimalisir kesalahan

ataupun ketidaksesuaian hasil antara teori dengan praktikum.

2. Mengadakan diskusi sehingga dapat menjelaskan ketidaksesuaian yang terjadi

antara hasil praktikum dengan teori.

DAFTAR PUSTAKA

11

Page 12: Laporan Alkohol Kelompok 2

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Riawan, S. 1990. Kimia organik Edisi I. Jakarta : Binarupa aksara.

Fessenden dan Fessenaen. 1986. Kimia organik Edisi Ketiga.

Anonim. Diktat praktikum Kimia organik. 2010. Jakarta : Universitas Muhammadiyah Prof. DR Hamka.

12

Page 13: Laporan Alkohol Kelompok 2

Disusun Oleh :

Anggrie Fetra

Noviasrini Kemala N.

Novi Rachmayanti

Sudarman Yulianto

Yusnia Gulfa Maharani

Kelas II B

Kelompok II

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN FARMASITAHUN 2010

13