Alkohol Edit

32
BAB I PENDAHULUAN Penyalahgunaan dan ketergantungan alkohol sejauh ini adalah termasuk gangguan berhubungan dengan zat yang paling sering dijumpai. Biaya langsung dan tidak langsung bagi masyarakat Amerika Serikat untuk gangguan yang berhubungan dengan alkohol (alkohol-related disorder) diperkirakan lebih dari 150 milyar dolar, kira-kira 600 dolar perkapita.1 Penyalahgunaan dan ketergantungan alkohol sering disebut sebagai alkoholisme, tetapi karena alkoholisme tidak mempunyai definisi yang persis,maka istilah ini tidak digunakan dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi keempat (DSM-IV) atau pada sistem diagnostik lain yang dikenal secara resmi.1 Kira-kira 85% dari semua penduduk Amerika Serikat pernah menggunakan minuman yang mengandung alkohol sekurang-kurangnya satu kali dalam hidupnya. Dan kira- kira 51% dari semua orang dewasa di Amerika Serikat merupakan pengguna alkohol saat ini.1 Kira-kira 5% dari semua pasien yang dirawat di rumah sakit karena alkoholik mengalami DTs. Episode DTs biasanya mulai pada usia 30- 40an setelah minum berat selama 5-15 tahun.

description

alkohol edit

Transcript of Alkohol Edit

Page 1: Alkohol Edit

BAB I

PENDAHULUAN

Penyalahgunaan dan ketergantungan alkohol sejauh ini adalah

termasuk gangguan berhubungan dengan zat yang paling sering dijumpai. Biaya

langsung dan tidak langsung bagi masyarakat Amerika Serikat untuk gangguan yang

berhubungan dengan alkohol (alkohol-related disorder) diperkirakan lebih dari 150

milyar dolar, kira-kira 600 dolar perkapita.1

Penyalahgunaan dan ketergantungan alkohol sering disebut sebagai

alkoholisme, tetapi karena alkoholisme tidak mempunyai definisi yang persis,maka

istilah ini tidak digunakan dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental

Disorders edisi keempat (DSM-IV) atau pada sistem diagnostik lain yang dikenal

secara resmi.1

Kira-kira 85% dari semua penduduk Amerika Serikat pernah menggunakan

minuman yang mengandung alkohol sekurang-kurangnya satu kali dalam hidupnya.

Dan kira-kira 51% dari semua orang dewasa di Amerika Serikat merupakan pengguna

alkohol saat ini.1 Kira-kira 5% dari semua pasien yang dirawat di rumah sakit karena

alkoholik mengalami DTs. Episode DTs biasanya mulai pada usia 30-40an setelah

minum berat selama 5-15 tahun.

Delirium putus alkohol merupakan suatu kegawatdaruratan medis yang dapat

meningkatkan mortalitas dan morbiditas yang bermakna. Pasien delirium sangat

berbahaya bagi dirinya sendiri dan orang lain karena prilaku yang tidak dapat

diperkirakan. Pasien mungkin akan menyerang atau bunuh diri. Delirium tremens

yang tidak diobati, dapat meningkatkan mortalitas sekitar 20%, biasanya bersamaan

dengan penyakit medis lainnya seperti pneumonia, penyakit ginjal,insufisiensi hati

atau gagal jantung.1

Page 2: Alkohol Edit

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. Alkohol

2.1. Definisi

Alkohol adalah salah satu dari sekelompok senyawa organik yang dibentuk

dari hidrokarbon-hidrokarbon oleh pertukaran satu atau lebih gugus hidroksil

dengan atom-atom hidrogen dalam jumlah yang sama; istilah ini meluas untuk

berbagai hasil pertukaran yang bereaksi netral dan mengandung satu atau lebih

gugus alkohol.

Gangguan terkait alkohol adalah

2.2 Efek Fisiologi Dari Alkohol

Istilah "alkohol" ditunjukkan pada sebagian besar molekul organik yang

memiliki gugus hidroksil (-OH) yang melekat pada atom karbon jenuh. Etil

alkohol juga disebut sebagai etanol merupakan bentuk alkohol yang umum,

seringkali disebut alkohol minuman, etil alkohol digunakan dalam minuman.

Rumus kimia untuk etanol adalah CH3-CH2-OH.1

Karakteristik rasa dan bau berbagai minuman yang mengandung alcohol

tergantung kepada metode pembuatannya, yang menghasilkan berbagai senyawa dalam hasil

akhirnya. Senyawa tersebut termasuk metanol, butanol, aldehida,fenol, tannins,

dan sejumlah kecil berbagai logam. Walaupun senyawa ini dapat menyebabkan

suatu efek psikoaktif yang berbeda pada berbagai minuman yang mengandung

alkohol, perbedaan tersebut dalam efeknya adalah minimal dibandingkan dengan

efek etanol itu sendiri.1

Absorpsi

Kira-kira 10% alkohol yang dikonsumsi diabsorpsi di lambung, dan

sisanya di usus kecil. Konsentrasi puncak alkohol didalam darah dicapai dalam

waktu 30-90 menit, biasanya dalam 45-60 menit, tergantung apakah

alkoholdiminum saat lambung kosong, yang meningkatkan absorbsi atau

diminum bersama makanan yang memperlambat absorbsi.1

Page 3: Alkohol Edit

Waktu untuk mencapai konsentrasi puncak dalam darah juga merupakan

suatu faktor selama mana alkohol dikonsumsi, waktu yang singkat menurunkan

waktu untuk mencapai konsentrasi puncak. Absorbsi paling cepat 15-30%

(kemurnian -30 sampai -60).1

Tubuh memiliki alat pelindung terhadap masuknya alkohol. Sebagai

contoh, jika konsentrasi alkohol menjadi terlalu tinggi didalam lambung, mucus

akan disekresikan dan katup pilorik ditutup, hal tersebut akan memperlambat

absorbsi dan menghalangi alkohol masuk ke usus kecil. Jadi, sejumlah besar

alkohol dapat tetap tidak terabsorbsi didalam lambung selama berjam-jam. Selain

itu, pilorospasme sering kali menyebabkan mual dan muntah.1

  Jika alkohol telah diabsorbsi ke dalam aliran darah, alkohol di distribusikan

keseluruh jaringan tubuh. Jaringan yang mengandung proporsi air yang tinggi

memiliki konsentrasi alkohol yang tinggi. Efek intoksikasi menjadi lebih

besar jika konsentrasi alkohol didalam darah tinggi.1

Metabolisme

Kira-kira 90% alkohol yang diabsorbsi dimetabolisme di hati, sisanya

dieksresikan tanpa diubah oleh ginjal dan paru-paru. Kecepatan oksidasi di hati

konstan dan tidak tergantung pada kebutuhan energi tubuh. Tubuh mampu

memetabolisme kira-kira 15 mg/dl setiap jam dengan rentan berkisar antara 10-

34mg/dl per jamnya.1

Alkohol dimetabolisme dengan bantuan 2 enzim yaitu alcohol

dehidrogenase (ADH) dan aldehida dehidrogenase. ADH mengkatalisasi

konversi alkohol menjadi asetil aldehida yang merupakan senyawa toksik.

Aldehida dehidrogenase mengkatalisasi konversi asetaldehida menjadi asam

asetat. Aldehida dehidrogenase di inhibisi oleh disulfiram (An-tabuse), yang

sering digunakan dalam pengobatan gangguan terkait alkohol.1

  Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada wanita memiliki ADH yang

lebih rendah dari pada laki-laki, yang mungkin menyebabkan wanita cenderung

menjadi lebih terintoksikasi dibanding laki-laki setelah minum alkohol

dalam jumlah yang sama. Penurunan fungsi enzim yang memetabolisme alkohol

Page 4: Alkohol Edit

akan menyebabkan mudahnya seseorang terjadi intoksikasi alkohol dan gejala

toksik.1

Efek pada Otak

Biokimiawi

Teori yang telah lama menunjukkan bahwa efek biokimiawi alkohol terjadi

pada membran neuron. Sejumlah hipotesis mendukung bahwa alkohol akan

menimbulkan efek karena ikatannya dengan membran yang menyebabkan

meningkatnya fluiditas membran pada penggunaan jangka pendek. Tetapi, pada

penggunaan jangka panjang teori menyatakan bahwa membran akan menjadi

kaku. Fluiditas membran penting untuk dapat berfungsi sebagai reseptor, saluran

ion, dan protein fungsional pada membran lainnya secara normal. Secara

spesifik, suatu penelitian menunjukkan bahwa efektivitas saluran alkohol yang

berhubungan dengan reseptor asetilkolin nikotinik, serotonin (5-hydroxy

tryptamine) tipe 3 (5-HT3) dan GABA tipe A (GABA A) diperkuat oleh alkohol,

sedangkan aktivitas saluran ion yang berhubungan dengan reseptor glutamat dan

saluran kalsium gerbang voltasi ( Voltage-Gated Calcium Channel ) yang akan di

inhibisi.1

Efek prilaku

Hasil akhir aktivitas molekular adalah bahwa alkohol memiliki fungsi

depresan yang sangat mirip dengan Barbiturat dan Benzodiazepin. Pada

konsentrasi 0,05% alkohol didalam darah, maka pikiran, pertimbangan, dan

pengendalian akan mengalami kemunduran dan sering kali terputus. Pada

konsentrasi 0,1 aksi motorik akan canggung. Pada konsentrasi 0,2% fungsi

seluruh daerah motorik menjadi terdepresi, bagian otak yang mengontrol prilaku

emosional juga terpengaruhi. Pada konsentrasi 0,3% seseorang biasanya

mengalami konfusi dan dapat menjadi stupor. Pada konsentrasi 0,4-0,5% dapat

terjadi koma. Pada konsentrasi yang lebih tinggi, pusat primitif di Otak yang

Page 5: Alkohol Edit

mengontrol pernapasan dan kecepatan denyut jantung akan terpengaruhi dan

dapat terjadi kematian.1

Efek fisiologis lain

Hati

Efek dari penggunaan alkohol yang utama adalah terjadinya kerusakan hati.

Penggunaan alkohol walaupun dalam jangka waktu yang pendek dapat menyebabkan

akumulasi lemak dan protein yang dapat menimbulkan perlemakan hati (fatty

liver) yang pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya pembesaran hati.1

Sistem Gastrointestinal

Meminum alkohol dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan

terjadinya Esofagitis, Gastritis, Aklorhidria, dan Ulkus lambung. Perkembangan

menjadi Varises Esofagus dapat menyertai pada seseorang dengan

penyalahgunaan alkohol yang berat. Pecahnya Varises Esofagus merupakan

suatu kegawatdaruratan medis yang sering menyebabkan perdarahan bahkan

kematian. Kadang-kadang juga dapat terjadi gangguan pada Usus, Pankreatitis,

Insufisiensi Pankreas, dan Kanker Pankreas. Asupan alkohol yang banyak dapat

mengganggu proses pencernaan dan absorbsi makanan yang normal. Sebagai akibatnya

makanan yangdikonsumsi dalam penyerapannya menjadi tidak adekuat.1

Sistem tubuh lain

Asupan alkohol yang signifikan dihubungkan dengan meningkatnya tekanan darah,

disregulasi Lipoprotein dan Trigliserida serta meningkatkan terjadinya Infark

Miokardium dan penyakit Serebrovaskular. Bukti-bukti telah menunjukkan bahwa

alkohol dapat merugikan sistem hemopoetik dan dapat meningkatkan insidensi kanker,

khususnya kanker otak, leher, esofagus, lambung, hati, kolon, dan paru-paru.

Intoksikasi akut juga dapat menyebabkan hipoglikemia, yang jika tidak cepat

terdeteksi akan menyebabkan kematian mendadak pada orang yang

terintoksikasi.1 

Page 6: Alkohol Edit

2.3 Gangguan-Gangguan

DSM-IV menuliskan gangguan berhubungan dengan alkohol dan

menyebutkan kriteria diagnostik untuk intoksikasi alkohol dan putus alkohol.1

Gangguan berhubungan alkohol

Gangguan penggunaan alcohol

Ketergantungan alcohol

Penyalahgunaan alcohol

Gangguan akibat alcohol

Intoksikasi alkohol

Putus alkohol

Sebutkan jika:

dengan gangguan persepsi

Delirium intoksikasi alkohol

Delirium putus alkohol

Demensia menetap akibat alkohol

Gangguan psikotik akibat alkohol, dengan waham

Sebutkan jika:

Dengan onset selama intoksikasi

Dengan onset selama putus

Gangguan psikotik akibat alkohol, dengan halusinasi

Sebutkan jika:

Dengan onset selama intoksikasi

Dengan onset selama putus

Gangguan mood akibat alkohol

Sebutkan jika:

Dengan onset selama intoksikasi

Dengan onset selama putus

Gangguan kecemasan akibat alkohol

Sebutkan jika:

Page 7: Alkohol Edit

Dengan onset selama intoksikasi

Dengan onset selama putus

Disfungsi seksual akibat alkohol

Sebutkan jika:

Dengan onset selama intoksikasi

Gangguan tidur akibat alkohol

Sebutkan jika:

Dengan onset selama intoksikasi

Gangguan berhubungan alkohol yang tidak ditentukan

Tabel didasarkan dari DSM-IV, Diagnostic and Statistical Manual of Mental

Disorders, ed 4. Hak cipta American Psyciatric Association, Washington 1994.3

  

3. Putus Alkohol

3.1 Definisi

ICD 10 mendefiniskan putus alkohol adalah sebuah kumpulan dari

beberapa gejala kelompok variabel dan beberapa kejadian yang absolut atau

relatif dari zat psikoaktif setelah penggunaan lama dari zat tersebut. Onset dan

masa putus alkohol adalah dibatasi waktu dan berhubungan dengan tipe zat

psikoaktif dan dosis sedang digunakan langsung sebelum penghentian atau

pengurangan dari penggunaan.

3.2 Gambaran Klinis Putus Alkohol

Sindrom putus alkohol dapat terjadi dengan gejala ringan sampai berat,

dengan onset putus alkohol biasanya terjadi 6-24 jam setelah konsumsi terakhir.

While unsupported alcohol withdrawal is generally completed within three days, polydrug

use and other factors may significantly prolong symptoms. Gejala akut ringan sampai berat

dari putus alkohol pada umumnya yaitu:

• Agitasi

• Ansietas

Page 8: Alkohol Edit

• demam

• Insomnia

• Nausea

• Mimpi buruk

• Restlessness

• Berkeringat

• Takikardi

• Tremor

• Vomit (Ntais et al., 2005)

Gejala serius yang berhubungan dengan putus alkohol yaitu:

• Delirium Tremens(DTs)

• gejala DTs biasanya terjadi antara dua hari dan 5 hari setelah cessation of drinking

• gejala termasuk disorientasi, ansietas, dan agitasi, tremor, paranoia, halusinasi dan

peningkatan tekanan darah.

Merupakan komplikasi serius dari putus alkohol yang berpotensi mengancam hidup dan

memerlukan perhatian medis (Shand et al., 2003a)

Gambaran klinis putus alkohol

Onset Durasi Gambaran klinis

Alkohol

Dalam 24 jam dan sampai

48 jam (tergantung pada

tingkat alkohol dalam

darah (BAL); beberapa

jam setelah konsumsi

terakhir dan tingkat

adaptasi.

3–7 hari

(sampai 14

hari pada putus

alkohol berat).

Ansietas, agitasi,

berkeringat, tremor,

nausea, muntah, kram

abdominal, diare,

insomnia, peningkatan

tekanan darah, nadi dan

suhu, sakit kepala, kejang,

gangguan persepsi,

disorientasi, halusinasi,

delirium tremens, aritmia

dan Ensefalopati

Page 9: Alkohol Edit

Wernicke.

Kejang putus alkohol

Kejang yang berhubungan dengan putus alkohol adalah kejang stereotipik,

menyeluruh, dan tonik klonik. Pasien sering kali mengalami lebih dari satu

kejang dalam 3-6 jam setelah kejang pertama. Status epileptikus relatif  jarang

pada pasien putus alkohol, terjadi pada kurang dari 3% dari seluruh pasien.

Walaupun medikasi antikonvulsan tidak diperlukan dalam penatalaksanaan

kejang putus alkohol, penyebab kejang masih sulit untuk ditentukan jika pasien

pertama kali diperiksa diruang gawat darurat; jadi banyak pasien dengan kejang

putus alkohol mendapatkan terapi antikonvulsan, yang selanjutnya dihentikan

jika penyebab kejang telah diketahui. Penyalahgunaan alkohol jangka panjang

dapat menyebabkan Hipoglikemia, Hiponatremia, dan Hipomagnesemia yang

semuanya dapat menyebabkan terjadinya kejang.1

Delirium

DSM-IV memiliki kriteria diagnostik untuk delirium intoksikasi alkohol

dalam kategori delirium intoksikasi zat dan kriteria diagnostik untuk delirium

putus alkohol dalam kategori delirium putus zat. Pasien dengan gejala putus

alkohol harus dikenali dengan cermat untuk mencegah perkembangan ke

delirium putus alkohol yang merupakan sindrom putus alkohol yang paling berat,

disebut juga delirium tremens (DTs).1

Ciri penting dari sindroma delirium adalah terjadi dalam 1 minggu setelah

seseorang menghentikan minum alkohol. Disamping itu terdapat ciri-ciri berupa :

1) Hiperaktifitas otonomik, seperti takikardia, diaforesis, demam, kecemasan,

insomnia, dan Hipertensi.

2) Distorsi perseptual, yang paling sering adalah halusinasi visual atau taktil.

3) Fluktuasi tingkat aktivitas psikomotor, rentangnya dari hipereksitabilitas

sampai letargi.1

3.3 Diagnosis

Page 10: Alkohol Edit

Diagnosis putus alkohol disebut putus alkohol tanpa komplikasi di dalam

DSM-III-R untuk membedakannya dengan delirium putus alkohol. Kata“tanpa

komplikasi” (uncomplicated) dikeluarkan dari DSM-IV karena putus alkohol,

walaupun tanpa delirium, dapat bersifat serius dan dapat termasuk kejang dan

hiperaktifitas otonomik. Keadaan yang dapat mempredisposisikan atau

memperberat gejala putus alkohol adalah kelelahan, malnutrisi, penyakit fisik,

dandepresi.1

Kriteria DSM-IV untuk putus alkohol memerlukan dihentikannya atau

penurunan penggunaan alkohol yang sebelumnya berat dan lama, dan juga adanya gejala

fisik atau neuropsikiatrik spesifik.1

Diagnosis DSM-IV juga memungkinkan menentukan “dengan

gangguan persepsi”. Suatu penelitian dengan Tomografi Emisi Positron (PET;

positronemission tomographic) terhadap aliran darah selama putus alkohol pada

seseorang dengan ketergantungan alkohol dengan keadaan lain yang sehat, menemukan

kecepatan aktivitas metabolik yang rendah secara menyeluruh. Dengan penelitian

dan pengamatan selanjutnya aktivitas tersebut menurun pada daerah parietal kiri

dan frontalis kanan.1

Kriteria Diagnostik untuk Putus Alkohol

A. Penghentian (atau penurunan) pemakaian alkohol yang telah lama danberat

B. Dua (atau lebih) tanda berikut ini yang berkembang dalam beberapa jam

sampai beberapa hari setelah kriteria A:

1) Hiperaktivitas otonomik (misalnya, berkeringat atau kecepatan denyut

nadi lebih dari 100).

2) Peningkatan tremor tangan.

3) Insomnia.

4) Mual dan muntah.

5) Halusinasi atau ilusi penglihatan, raba atau dengar yang sementara.

6) Agitasi psikomotor.

7) Kecemasan.

8) Kejang grand mal

Page 11: Alkohol Edit

C. Gejala dalam kriteria B menyebabkan penderitaan yang serius secara klinis

atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lainnya.

D. Gejala tidak disebabkan suatu kondisi medis umum dan tidak lebih

baik diterangkan oleh gangguan mental lain.

Sebutkan jika:

dengan gangguan persepsi

3.4 Komplikasi

Komplikasi dari putus alkohol antara lain

Kejang

Ditandai dengan konvulsi, gangguan sensoris, hilangnya kesadaran

(Merriam-Webster Inc., 2008)

Halusinasi

Halusinasi yang bersifat sementara (visual atau taktil), paranoia,

gagguan psikologis, afek yang abnormal. Delusi visual atau auditori

(McGregor, 2005; Shand et al., 2003b).

Delirium

Ditandai dengan agitasi, hiperaktivitas, tremor, konfusi dan disorientasi.

Dapat terjadi tanpa progresifitas kearah delirium tremens (Ashton, 2005;

Shand et al., 2003b)

Agitasi

Anger, agresif, iritabel and violent outbursts

Wernicke-korsakoff’s syndrome (WKS)

Berupa gangguan kognitif berupa gangguan memori (i.e. anterograde

amnesia), defisit dalam abstrak dan pemecahan masalah, konfusi,

gangguan keseimbangan dan penglihatan, apatis and amnesia (Shand et

al., 2003b)

Dehidrasi

Page 12: Alkohol Edit

Ditandai dengan rasa haus meningkat, mulut kering, lemah or light-

headedness, urin menjadi gelap atau penurunan ekskresi urin

(MedicineNet, 2008)

Pengobatan

In delivering alcohol withdrawal services to clients, clinicians should

consider:

• Setting

• Withdrawal syndrome and potential complications

• Assessment

• Withdrawal care planning

• Withdrawal care

• Planning for post-withdrawal

• Special needs groups

Each of these considerations is examined below.

Alcohol withdrawal settings

The most appropriate setting for an individual seeking alcohol withdrawal

will be informed by a thorough clinical assessment. The most appropriate

setting for an individual seeking alcohol withdrawal should be determined via

a thorough clinical assessment. Alcohol withdrawal can occur in each of the

treatment settings outlined in this document (outpatient withdrawal,

community residential withdrawal, hospital inpatient withdrawal and rural

withdrawal support). Many clients are able to undertake withdrawal from alcohol

in community settings.

Tabel: pertimbangan farmakoterapi untuk penanganan putus alkohol

Penanganan Putus Alkohol Pertimbangan farmakoterapi

Outpatient

Withdrawal

- Appropriate for clients able to undertake

alcohol withdrawal in the community

- Unsuitable for clients where there is a history

of DTs, previous complicated withdrawal or a

Page 13: Alkohol Edit

Community residential

Withdrawal

Hospital inpatient

withdrawal

high level of alcohol dependence

- Dosing of benzodiazepines such as diazepam

should be reduced over the period of

withdrawal and care should be taken not to

over-sedate the client

- Ideally, clients should be monitored by a health

professional (e.g. outreach nurse) for the first

four days of withdrawal and then every two

days until the completion of withdrawal

- Detailed information should be provided to

both the client and any support people who

may be present throughout the withdrawal

process. Symptoms, onset and duration of

withdrawal and side effects of benzodiazepines

should be explained. Risk factors associated

with outpatient withdrawal settings should be

clearly outlined and contingency planning put

in place.

- Appropriate where a moderate–severe alcohol

withdrawal syndrome is anticipated, as

determined at the time of assessment.

- These settings are increasingly recognised as

having the capacity to manage complicated

withdrawal.

- Appropriate where clients are likely to

experience a severe or complicated alcohol

withdrawal syndrome .

- Alcohol withdrawal is commonly associated

Page 14: Alkohol Edit

with presentation to hospital accident and

emergency or psychiatric settings for co-

occurring health issues. The cessation of

alcohol consumption at this time may trigger

the onset of withdrawal .

- Staff in these settings should undertake

screening and assessment for alcohol

withdrawal, and any patient reporting alcohol

consumption in excess of the NHMRC

recommendations for safe levels of drinking

should be considered at risk

Masalah klinis Obat Jalur Dosis Keterangan

Gemetaran dan

agitasi ringan

sampai sedang

Halusinosis,

Agitasi parah

Chlordiazepoxide

Diazepam

Lorazepam

Chlordiazepoxide

Oral

Oral

Oral

IV

25-100 mg

tiap 4-6 jam

5-20 mg

tiap 4-6 jam

2-10 mg

tiap 4-

6 jam.

0,5 mg/kg

pada 12,5

Dosis awal dapat

diulangi tiap 2

jam sampai pasien

tenang; dosis

selanjutnya harus

ditentukan secara

individual dan

dititrasi.

Berikan sampai

pasien tenang;

dosis selanjutnya

harus ditentukan

secara individual

dan dititrasi

Page 15: Alkohol Edit

Kejang putus

Delirium

tremens

Diazepam

Lorazepam

IV

IV

mg/mnt.

0,15 mg/kg

pada 2,5

mg/mnt

0,1 mg/kg

pada2,0

mg/mn

Pedoman penanganan putus alkohol dan obat lain.

Gejala Pengobatan yang direkomendasikan

Diare

Sakit kepala

Nausea dan vomit

Agitasi atau insomnia

Retardasi psikomotor

Kram perut

Loperamid

Kaomagma

Parasetamol

Metoklopramid (Maxolon)

Proklorperazin (Stemetil)

Antidepresan trisiklik seperti:

Doxepin

Klomipramine

Benzodiazepin dapat digunakan tapi ada resiko penggunaan salah dan eksaserbasi dari gejala depresi :

Diazepam

Temazepam tablet

Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs) seperti fluoxetine and Paroxetine b dapat diresepkan oleh petugas medis yang dirujuk.

Page 16: Alkohol Edit

Hyoscine (Buscopan)a

Atrobela

sumber:

a NSW Department of Health (2008a)

b Murray (2002)

Pengobatan terbaik untuk DTs adalah pencegahan. Pasien yang putus dari

alkohol yang menunjukkan salah satu fenomena putus alkohol harus

mendapatkan terapi Benzodiazepin, seperti Chlordiazepoxide 25-50 mg tiap 2-4

jam hingga pasien lepas dari bahaya. Tetapi jika tanda delirium terlihat, berikan

Chlordiazepoxide 50-100 mg tiap 4 jam peroral atau Lorazepam intravena jika

medikasi oral tidak memungkinkan.1

Pada pengobatan berikan diet tinggi kalori, tinggi karbohidrat, dan

multivitamin. Pasien dengan DTs jika diikat fisiknya akan berbahaya karena

pasien dapat berontak terhadap pengikatan sampai mengalami kelelahan yang

berbahaya. Jika pasien tidak dapat dikendalikan maka pasien harus ditempatkan

diruangan isolasi. Pasien dapat mengalami dehidrasi yang disebabkan diaphoresis

dan demam, hal ini dapat dikoreksi dengan pemberian cairan oral maupun

intravena. Diare, muntah dan anoreksia sering terjadi selama putus alkohol.1

 

2.6.7 Gangguan Psikotik Akibat Alkohol

Diagnostik dan gambaran klinis

Kreteria diagnostik untuk gangguan psikotik akibat alkohol (alcohol-induced

psycotik disorder ) (sebagai contoh halusinasi dan waham) ditemukan didalam

kategori DSM-IV tentang gangguan psikotik akibat zat (subtance-induced  psycotic

disorder ). DSM-IV memungkinkan lebih jauh untuk menentukan onset(selama

Page 17: Alkohol Edit

intoksikasi atau putus alkohol) dan apakah halusinasi atau waham ditemukan. Istilah

untuk halusinasi yang terjadi selama putus alkohol yangdigunakan didalam DSM-III

R tetapi tidak lagi digunakan dalam DSM-IV adalah halusinasi alkohol. Halusinasi

yang paling sering adalah auditorik, biasanyaberupa suara-suara, tetapi suara tersebut

sering kali tedak terstruktur. Suara-suarakarakteristiknya adalah memfitnah, mencela,

atau mengancam. Walaupunbeberapa pasien dilaporkan bahwa suara-suara itu adalah

menyenangkan dan tidak menganggu. Halusinasi biasanya berlangsung selama

kurang dari 1 mingguwalaupun selama minggu tersebut gangguan test realitas adalah

sering. Setelahepisode, sebagian besar pasien menyadari sifat halusinasi dari

gejalanya.1

Halusinasi setelah putus alkohol dianggap merupakan gejala yang jarang,dan sindrom

adalah beberapa dari delirium putus alkohol. Halusinasi dapat terjadipada semua usia,

tetapi biasanya berhubungan dengan orang yang telahmelakukan penyalahgunaan

alkohol dalam jangka waktu yang lama. Walaupunbiasanya halusinasi menghilang

dalam 1 minggu, tapi pada beberapa kasus dapatmenetap. Halusinasi berhubungan

dengan putus alkohol harus dibedakan denganskizofren yang berhubungan dengan temporal

dengan putus alkohol, tidak adanya riwayat klasik skizofrenia dan halusinasinya biasanya

singkat. Halusinasi berhubungan dengan putus alkohol dibedakan dari DTs oleh

karena adanyasensorium yang jernih pada pasien.1

Pengobatan

Pengobatan halusinasi berhubungan dengan putus alkohol sama dengan DTs yaitu dengan

benzodiazepin, nutrisi yang adekuat, dan cairan jika diperlukan.Jika regimen gagal

dan pada kasus jangka panjang, antipsikotik dapat digunakan.1

 

2.7 PENGOBATAN

2.7.1 Psikoterapi

Psikoterapi memusatkan pada alasan seseorang mengapa minum. Fokusspesifik

adalah dimana pasien minum, dorongan premotivasi dibelakang minum,hasil yang

Page 18: Alkohol Edit

diharapkan dari minum, dan cara alternatif untuk mengatasi situasitersebut.

Melibatkan pasangan yang tertarik dan bekerja sama dalam terapibersama (conjoint

therapy) untuk sekurangnya satu sesion adalah sangat efektif.1

2.7.2 Medikasi

Disulfiram

Disulfiram (antabuse) menghambat secara kompetitif enzim aldehida dehidrogenase,

sehingga biasanya minuman segelaspun biasanya menyebabkan reaksi toksik karena

akumulasi asetaldehida didalam darah. Pemberian obat tidak boleh dimulai sampai 24

jam setelah minuman terakhir pasien. Pasien harus dalamkesehatan yang baik, sangat

termotivasi, dan bekerja sama. Dokter harusmemberitahukan pasien akibat meminum

alkohol saat menggunakan obat danselama 2 minggu setelahnya.1

 Merekan yang menggunakan alkohol sambil meminum disulfiram 250 mgsetiap

harinya akan mengalami kemerahan dan perasaan panas pada wajah, sklera,anggota

gerak atas dan dada. Mereka akan menjadi pucat, hipotensif dan mual juga

mengalami malaise yang serius. Pasien juga akan mengalami rasa pusing,pandangan

kabur, palpitasi, sesak dan mati rasa pada anggota gerak. Dengan dosislebih dari 250

mg maka dapat terjadi gangguan daya ingat dan konfusi.1

 

Psikotropika

Obat antiansietas dan antidepresan dapat mengobati gejala kecemasan pada pasien

dengan gangguan terkait alkohol.

2.7.3 Terapi Prilaku

Terapi prilaku mengajarkan seseorang dengan gangguan berhubunganalkohol untuk

menurunkan kecemasan. Latihan ditekankan pada latihan relaksasi,latihan ketegasan,

keterampilan mengendalikan diri, dan strategi baru untuk menguasai lingkungan.

Sejumlah program pembiasaan prilaku (operantconditioning) membiasakan orang

Page 19: Alkohol Edit

dengan gangguan berhubungan alkohol untuk memodifikasi prilaku minum mereka

atau untuk berhenti minum. Doronganberupa hadiah keuangan, kesempatan untuk

tinggal dalam lingkungan rawat inapyang baik, dan jalur untuk memasuki interaksi

sosial yang menyenangkan.1

2.7.4 Halfway House

Pemulangan seorang pasien dari rumah sakit sering kali memiliki masalahpenempatan

yang serius. Rumah dan lingkungan keluarga lainnya mungkinmenghalangi, tidak mendukung,

atau terlalu tidak berstruktur. Halfway houseadalah suatu sarana pengobatan yang penting

yang memberikan bantuanemosional, konseling, dan pengembalian progresif ke dalam

masyarakat.1

Putus alkohol

Berikut ini adalah pedoman yang menyediakan pendekatan komperehensif untuk

perawatan putus alkohol. Kegunaan pedoman peresepan di bawah ini difokuskan

pada putus alkohol dan akan didukung oleh tindakan klinis komperehensif. Prevalensi

dari penyalahgunaan alkohol sangat diperhatikan di Australia. Kira-kira hampir

1.401.400 orang australia menggunakan alkohol setiap hari (AIHW,2007). Lebih dari

7 juta orang atau 40% dari populasi menggunakan alkohol per minggu dan kira-kira

hampir 3.4% dari populasi dapat menjadi risiko tinggi untuk masalah alkohol

(AIHW, 2007).

Dalam pelayanan putus alkohol kepada pasien, klinisi harus memperhatikan:

- Pengaturan

- Gejala dan komplikasi putus alkohol

- Tindakan/langkah

- Perencanaan perawatan putus alkohol

- Perencanaan untuk post putus alkohol

- Kelompok berkebutuhan khusus

Setiap dari perhatian diperiksa di bawah ini

Pengaturan Putus alkohol:

Pengaturan paling sesuai untuk individu putus alkohol seharusnya Pengaturan

Page 20: Alkohol Edit

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Alkohol adalah salah satu dari sekelompok senyawa organik yangdibentuk

dari hidrokarbon-hidrokarbon oleh pertukaran satu atau lebih gugushidroksil dengan

atom-atom hidrogen dalam jumlah yang sama.Kira-kira 85% dari semua penduduk

Amerika Serikat pernahmenggunakan minuman yang mengandung alkohol sekurang-

kurangnya satu kalidalam hidupnya.Penggunaan alkohol memiliki efek terhadap

prilaku, efek terhadap otak dan efek terhadap organ tubuh lain seperti hati,

gastrointestinal, muskuloskeletal,neurologis, obstetri dan kardiovaskular.Menurut

Jellinek membagi progresifitas alkoholisme dalam 3 fase;

1.fase dini

2.fase krusial

3.fase kronis

Page 21: Alkohol Edit

Pengobatan pada gangguan terkait alkohol meliputi pengobatan

sikoterapiMedikasi yaitu dengan disulfiram yang menghambat secara kompetitif

enzimaldehida dehidrogenase, sehingga biasanya minuman segelaspun

biasanyamenyebabkan reaksi toksik karena akumulasi asetaldehida didalam

darah.Pengobatan juga diberikan psikotropika yakni obat antiansietas dan

antidepresandapat mengobati gejala kecemasan pada pasien dengan gangguan terkait

alkohol. Terapi Prilaku dan Halfway House juga dapat membantu dalam

pengobatangangguan terkait alkohol.

DAFTAR PUSTAKA

1.Sadock BJ.Sadock VA. Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry 10

Th ed. Lippincott Williams and Wilkins: Philadelphia. 2007

2.ABC of Mental Health by Teifion Davies and TKJ Craig : alih bahasa,Alifa

Dimanti, Editor Edisi bahasa Indonesia Husny Muttaqin, Jakarta:EGC, 2009.

3.American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental

Disorders Text Revision, 4thedition. Division and Publication andMarketing,

Washington DC: 2005.

4. Rujukan Cepat Psikiatri by Hibbert Allison, dkk: alih bahasa RiniCandika, Editor

Edisi bahasa Indonesia Husny Muttaqin, Jakarta: EGC,2009

5.Joewana, Satya, MD. Gangguan Mental dan Prilaku Akibat PenggunaanZat

Psikoaktif. EGC. Jakarta. 2005.