lapkas 2 varisela
description
Transcript of lapkas 2 varisela
LAPORAN KASUS
VARICELA
Disusun oleh:
Faisal
2006730027
Dokter Pembimbing:
Dr. Heriyanto, Sp.KK
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
BAGIAN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMINRSIJ SUKAPURA
2011
KETERANGAN PENDERITA
Nama : Ny. M
Umur : 38 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Kali baru barat 1 RT 11/08 No. 35 Kali baru – Jakarta Utara
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Status Marital : Menikah
ANAMNESIS
Keluhan utama:
Terdapat kepulan-kepulan berisi cairan diseluruh tubuh sejak 5 hari SMRS
Keluhan Tambahan :
Sakit kepala
Riwayat Penyakit sekarang
Seorang wanita mengeluh terdapat kepulan-kepulan berisi cairan pada seluruh tubuh sejak 5 hari
SMRS. Kepulan-kepulan tersebut pertama kali muncul di daerah kepala lalu kemudian menyebar
hingga ke wajah dan seluruh tubuh. Riwayat kontak dengan penderita cacar disangkal
Pasien merasa badannya terasa sangat gatal dan perih. Pasien juga sempat mengalami demam
sejak 6 hari SMRS, demam dirasakan terus menerus. Pasien juga mengalami batuk-batuk sejak 3
hari SMRS. Nafsu makan pasien baik. BAK dan BAB masih dalam batas normal. Sebelumnya
pasien belum pernah berobat ke dokter, pasien hanya memberikan bedak salisil untuk
menghilangkan rasa gatalnya.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah seperti ini sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada yang menderita keluhan seperti pasien
Riwayat Alergi
Alergi obat tidak diketahui
Alergi makanan tidak diketahui
Alergi udara tidak diketahui
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : composmentis
Tanda vital:
Tekanan darah 120/60 mmHg
Nadi 90 x/menit
Respirasi 20 x/menit
Suhu 36,9˚C
Status Generalis:
Kepala Rambut: alopecia (-)
Mata: conjunctiva tak anemis, sklera tak ikterik
Hidung: sekret (-)
Mulut: hiperemis (-), mukosa buccal basah,
erosi (-)
Gigi: karies (-), mikrolesi (-)
THT: tonsil T1/T1 tidak hiperemis, faring tidak hiperemis
Leher KGB: tidak teraba membesar, massa (-)
Thoraks Bentuk dan gerak simetris
VBS ka=ki, sonor, wheezing (-), rhonchi (-)
BJ murni reguler, murmur (-)
Abdomen Datar, lembut, BU (+)
Ekstremitas Deformitas (-), udem (-), RCT < 2 dtk
Kulit: lihat status dermatologikus
Status Dermatologikus:
Lokasi Leher, dada, perut, punggung belakang, lengan atas, paha, muka
Lesi Multipel, menimbul, kering, diameter <1 cm
Efluroesensi vesikel, pustul
RESUME
Seorang wanita 38 tahun, suku Jawa, beragama islam, sudah menikah, pekerjaan
ibu rumah tangga, datang ke poli kulit RSIJ Sukapura dengan keluhan timbul kepulan-kepulan
berisi cairan di seluruh tubuh sejak 5 hari yang lalu dan terasa gatal dan perih. Demam (+), batuk
(+)
enderita belum pernah berobat dan belum pernah mengalami keluhan yang sama seperti ini.
Penderita tidak mempunyai riwayat alergi.
Status generalisata tidak ditemukan adanya kelainan. Status dermatologikus ditemukan
pada lokasi lengan atas, dada, perut, punggung belakang, paha, muka. Lesi multipel, menimbul,
kering, diameter < 1 cm. Efluroesensi vesikel, papul
DIAGNOSIS BANDING
1. Varicela
2. Variola
DIAGNOSIS KERJA
Varicela
PENATALAKSANAAN
Umum:
1. Jangan digaruk bila gatal
2. Untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi bakteri, sebaiknya:
- menjaga kebersihan tangan
- kuku dipotong pendek
- pakaian tetap kering dan bersih
Khusus:
Topikal
bedak salicyl 0,5-1%
Sistemik
acyclovir 5 x 800 mg/hari selama 7 hari
asetaminofen 3 x 500 mg (simptomatik)
PROGNOSIS
Quo ad vitam :ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
I. Sinonim
Sinonim varisela : chiken pox infection, water pox infection, tear drop infection,
cacar air.
II. Definisi
Adalah penyakit infeksiakut primer oleh virus Varicela zooster yang menyerang kulit
dan mukosa , berupagejala klinik konstitusi, kelainan kulit yang polimorfik, terutama
di bagian sentral tubuhdengan penyebaran lesi secara sentrifugal.
III. Epidemiologi
Penyakit ini bersifat kosmopolitan. Saat inisekitar 60 –90juta kasusVaricela
ditemukan di duniatiap tahunnya. Insidennyalebih banyak terjadi pada wilayah tropis
dan semi tropis . Secarauniversal insiden terbanyak terjadi padausia3-6 tahun. Hanya
5 % kasus yang terjadi pada usia kurang dari 15 tahun, dan hanya 10 % kasus terjadi
pada usia di atas 14 tahun. Tetapi di wilayah AS Variselabanyak ditemukan pada usia
kurang dari 10 tahun. Sejak pelaksanaan program vaksinasi intensifdi dunia (1995 -
sekarang )insidendan morbiditas karena varisela menurun secara signifikan. Masa
penularannya lebih kurang tujuh hari sejak terjadi infeksi kulit. Penyakit ini tidak
dipengaruhi ras dan jenis kelamin.
IV. Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh virus Varisela - Zosterdengan nama lain Human (alpha)
herpes virus 3 sub famili alpha herpes viridae. Merupakan DNA double helix ,
genom virus mengkode lebih daripada 70 protein, termasuk protein yang
berhubungan dengan antigen virus.
V. Patofisiologi
Virus varisela zoster memasuki tubuh manusia melaluiinhalasi (aerogen ) yaitu udara
yang berhubungan dengan pernapasan seperti batuk, bersin atau kontak langsung
dengan kulit yang terinfeksi. Saat virus varisela-zoster masuk ke dalam mukosa dan
pindah ke sekresi saluran pernapasan , ia akan berkolonisasi di traktus respiratorius
bagian atas.3Virus awalnya bermultiplikasiawal setempat. Kemudian virus menyebar
kekelenjar limfe regional di sekitar traktus respiratorius, pada 2-4 hari setelah
paparanawal terjadi., lalu menyebarmelalui aliran darah dan limfe seluruhtubuh pada
4-6 hari sesudah paparanawal. (inilah yang disebut viremia primer).
Lalu Virus inimencapaisel retikuloendotelial hepar, limpa, dan organtarget lainnya.
Seminggu kemudian (14 –16 hari sesudah paparanawal ), terjadilah viremia sekunder:
Virus ini sudahbereplikasicukup banyak disel retikuloendotelial organ dalamdanpada
kulit ; akan menimbulkan lesikulit yang khas. Sebenarnya pada saat virus bereplikasi,
sudah dihambat oleh imunitas non spesifik. Tetapi pada kebanyakan individu
replikasi virus ini lebih dominan dibandingkan imunitas tubuhnya, sehingga dalam
waktu 2 minggu sesudah paparan awal sudah terjadi viremiayang lebih hebat (viremia
sekunder), seperti yang telah dijelaskan di atas.
Masuknya virus dan disertai masa inkubasi adalah selama 17-21 hari, lalu pada saat
tersebut akan terjadi penyebaran secara subklinis. Lesi pada kulit akan timbul dan
menyebar bila infeksi masuk pada viremia sekunder .
Viremia sekunder ini juga dapat mencapai sistem respirasi kembali , sebelum
menimbulkan lesi khas pada kulit.3Hal inilah yang menyebabkan varisela sangat
menular sebelum lesi khas muncul.
Kerusakan pada SSP dan hepar juga mungkin terjadi pada stadium ini. (encephalitis
dan hepatitis ).
VI. Gejala Klinis
Secara masa inkubasi penyakit ini adalah 17-21 hari dengan rata-rata 10-14 hari.
Gejala awal yang terjadi(Gejala prodromal) umumnya terjadi 1-3 hari, tetapi pada
anak umumnyahanya 1-2 hari : demam dengan kenaikan suhu yang tidak terlalu
tinggi , rasa tidak enak pada perut, batuk kering (sore throath), malaise, sakit kepala,
anorexia. Gejala tampak lebih berat pada orang dewasa.
Pada akhir masa prodromal mulai timbulgejala pada kulit berupa macula dan papula
berukuran 2-4 mmyang disertai rasa gatal.
Dengan cepat (beberapa jam kemudian ) lesi ini berkembang menjadi gejala kulit
yang khas yaitu vesikel jernih dengan dasar erimatousseperti tetesan embun (tear
drops) berukuran milier-lentikuler yang pola penyebarannya secara sentrifugal.
(Berawal di daerah sentral tubuhlalu menyebar ke wajah dan ekstremitas ) . Setelah 8-
12 jam cairan di vesikel menjadi lebih keruh (pustula), kemudian menjadi krusta.
Perubahan vesikel menjadi pustulalalu krusta berlangsung selama 2-12 hari dengan
rata-rata 6 hari. Setelah itu krusta dapat lepas sendiri dan terkadang meninggalkan
bekas (sikatrik) yang umumnya dapat hilang secara perlahan. Sementara proses ini
berlangsung , timbul lagi vesikel -vesikel baru, selama 3-5 hari, sehingga memberikan
gambaranpolimorfik dan erpsi bergelombang.
Pada anakdapat muncul lesi berjumlah 10-1500 buah dengan rata-rata (250-500
buah).
Penderita sembuh sempurna rata-rata setelah 7-34 hari (rata-rata 16 hari ).
Beberapa lesi dapat muncul di orofaring dan agak jarang menyerang selaput lendir
mata.
Pada ibu hamil yang terinfeksi varisela selama kehamilan dapat terjadi:
Bila terjadi pada awal kehamilan ( Congenitalvaricella syndrom(kelainan
congenital pada janin ).Janin yang terinfeksi pada minggu ke 6-12 kehamilan
tampak mengalami kelainan paling berat pada perkembangan tungkai. Janin
yang terinfeksi pada minggu ke 16-20 kehamilandapat mencakup kelainan
mata dan otak. Infeksi varisela pada usia gestasi 20 minggu juga dapat
menyebabkan terjadinya infantile zoster.
Bila terjadi pada tri semester akhir kehamilan ( pada minggu ke 37-42 ), dapat
menyebabkan congenital varicella atau neonatal varicella Cacar air pada
neonatus ini ,terkadang dapat sangat berat dan menimbulkan kematian.
VII. Diagnosa
Ditegakkan berdasarkan :
Anamnesa, adanya gejala klinik berupa demam, malaise (prodromal)
yang disertai ruam yang khas pada kulit, dan riwayat perjalanan penyakit
Pemeriksaaan fisik, ditemukannya ruam yang khas tersebut pada kulit,
dan lokalisasi yang khas diawali di bagian sentral tubuh (ruam
papulovesikuler, polimorfik, penyebaran sentrifugal, lesi bergelombang)
Pemeriksaan penunjang,
a. Laboratorium : lekopeni pada 72 jam pertama dan
selanjutnyalekositosis menunjukkan terjadi viremia sekunder.
Lekositosis yang sangat berlebihan dapat merupakan pertanda adanya
infeksi sekunder. Umumnya pada infeksi varisela ditemukan
limfositosis relatif dan absolut.
b. Percobaan tzanck
c. Kulturvirus dari dasar vesikel
d. Pemeriksaan dengan mikroskop electron
e. Tes serologic dan material biopsy
VIII. Penatalaksanaan
Dapat diberikan anti virus: Asiklovir 5 x 800mg/hariyang efektifselama 7
hari setelah terpajan . Atau valacyclovir: 3x 1000 mg /hari selama tujuh
hari Atau Farmcyclovir : 3X 500 mg /hari selama tujuh hari.
Anti histaminoral (dipenhidramin)Dosis : 25-50 mg/ kg BB / 4 jam untuk
dewasa, Anak-anak : 5 mg/ kg BB /dosis. Antipruritus topikal dalam
bentuk bedak salicyl 0,5-1 % atau calamin cair. Asetaminophen(anti
piretik ) Dewasa : 500-650 mg/kali bila demam, Anak-anak : 10-15 mg/kg
BB /kali bila demam.
IX. Pencegahan
1. Vaksinasi
Vaksin varisela berisi virus varisela strain hidup yang dilemahkan.
Vaksin ini aman dan bersifat immunogenik. Vaksin ini efektif bila
diberikan pada saat atau setelah usia 1 tahun.Pemberian vaksin secara
subkutan sebanyak 0,5 ml. Pada anak
2. Varicella zoster imunoglobulin(VZIG)
Diberikan pada individu yang beresiko tinggi , segera setelah terpapar .
Serum inidapat memberi efekperlindungan sekitar tiga minggu. Tetapi
efek terbaik dalam melemahkan virus varisela serta mencegah
terjadinya gejala klinik pada waktu 96 jam setelah paparan.
X. Komplikasi
a.Infeksi sekunder dengan bakteriumumnya streptococcus dan stafilocccus
b.Pneumonia
c.Hepatitis
d.Glomerulonefritis
e.Varisela hemorrhagic
f.Semua orang yang mengalami varisela memiliki resiko mengalami
komplikasi dalam hidupnya berupa herpes zoster (shingles). Setelah
infeksi varisela , beberapa virus varisela-zoster akan in aktif dan menetap
pada ganglion dorsalis saraf sensoris. Beberap tahun kemudian dapat
terjadi reaktifasi ke permukaan sebagai herpes zoster. Ketika terjadi
reaktivasi virus ini akan mempengaruhi sel saraf dan kulit, sehinggatimbul
rasa gatal dan nyeri sertaruam berupa papula dan vesikel erimatous yang
mengikuti dermatom saraf yang terkena
g.Komplikasi pada SSP ; Sindrom Reye, ensefalitis
XI. Prognosis
Baik pada penderita yang non immunocompromized, dan memperhatikan
hiegenis perorangan serta perawatan yang teliti. Pada penderita dengan
gangguan sistem kekebalan tubuh memiliki resiko penyakit yang berat dan
kematian. Pada cacar air neonatus yangjarak infeksi pada ibunya dengan
persalinankurang dari 1 minggu , akan menimbulkan gejala yang sangat
berat pada neonatusdan bisa menimbulkan kematian. Hampir 30 %
varisella pada neonatus menimbulkan kematian.
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda, Adhi, dkk. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. FKUI. Jakarta:2007.
Fitzpatrick’s. Dematology in General Medicine Volume Three. Seventh Edition. Mc Graw Hill.
USA: 2008.
Handoko , Ronny P. Penyakit virus . Dalam Ilmu Penyakit Kulit danKelaminEdisi ketiga .
Fakultas Kedokteran Indonesia. Jakarta ; 1999