Lap. Tek Dar Kel3

25
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI MANUSIA TEKANAN DARAH DAN DENYUT NADI Disusun oleh : Arindha Reni Pramesti (080810115) Miranda Zawazi Ichsan (080810136) Nurul Istiqomah (080810144) Windi Aprilyanti Putri (080810152) Aditya Iman Rizqy (080810169) Perwitasari FLR (080810190) Tyas Istiqomah (080810191) PROGRAM STUDI SI TEKNOBIOMEDIK FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

Transcript of Lap. Tek Dar Kel3

Page 1: Lap. Tek Dar Kel3

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI MANUSIA

TEKANAN DARAH DAN DENYUT NADI

Disusun oleh :

Arindha Reni Pramesti (080810115)

Miranda Zawazi Ichsan (080810136)

Nurul Istiqomah (080810144)

Windi Aprilyanti Putri (080810152)

Aditya Iman Rizqy (080810169)

Perwitasari FLR (080810190)

Tyas Istiqomah (080810191)

PROGRAM STUDI SI TEKNOBIOMEDIK

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2010

Page 2: Lap. Tek Dar Kel3

I. PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang TeoritisDenyut nadi dan tekanan darah merupakan hal yang amat penting dalam

bidang kesehatan pada umumnya dan khususnya di bidang kedokteran, karena denyut nadi maupun tekanan darah merupakan faktor-faktor yang dipakai sebagai indikator untuk menilai sistem kardiovaskular seseorang.

Denyut nadi (pressure pulse) menggambarkan frekuensi getaran atau denyut darah di dalam pembuluh darah akibat kontraksi ventrikel kiri jantung seseorang. Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap satuan luas dinding pembuluh darah (arteri). Tekanan ini harus adekuat yaitu cukup tinggi untuk menghasilkan daya dorong terhadap darah dan tidak boleh terlalu tinggi yang dapat menimbulkan beban kerja tambahan bagi jantung. Tekanan sistole adalah tekanan puncak yang ditimbulkan di arteri sewaktu darah dipompa ke dalam pembuluh tersebut selama kontraksi ventrikel. Sedangkan tekanan diastole adalah tekanan terendah yang terjadi di arteri sewaktu darah mengalir keluar ke pembuluh-pembuluh hilir sewaktu relaksasi ventrikel.

Denyut nadi dan tekanan darah seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah perubahan posisi tubuh dan aktifitas fisik. Dengan mengamati serta mempelajari hasil pengaruh perubahan posisi tubuh dan aktifitas fisik terhadap denyut nadi dan tekanan darah, kita akan memperoleh sebagian gambaran mengenai sisitem kardiovascular seseorang.

Gambar A. Pengukuran tekanan darah secara auskultasi

Pengukuran denyut nadi dan tekanan darah dapat dilakukan secara palpasi dan auskultasi dengan menggunakan tensimeter. Pada auskultasi, diperlukan stetoskop dan sphygmomanometer, sedangkan pada pengukuran secara palpasi kita dapat menggunakan dengan sphygmomanometer dan jari ke II-III untuk merasakan denyut nadi yang dapat dirasakan di arteri. Pengukuran denyut nadi, ada sembilan tempat untuk merasakan denyut yaitu: temporalis, carotid, apical, branchialis, femoralis, radialis, poplitea, dorsalis pedis, dan tibialis posterior. Sedangkan untuk pengukuran tekanan sisitole dapat dilakukan secara auskultasi dan palpasi sedangkan tekanan diastole dapat dilakukan secara auskultasi.

Page 3: Lap. Tek Dar Kel3

Gambar B. Pengukuran denyut nadi dengan cara palpasi

Gambar C. Pemasangan manset pada 2/3 lengan atas

Gambar D. Sphygmomanometer

Page 4: Lap. Tek Dar Kel3

Gambar E. Stetoskop

I.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh posisi tubuh terhadap pengukuran denyut nadi dan tekanan darah?

2. Bagaimana pengaruh latihan fisik terhadap pengukuran denyut nadi dan tekanan darah?

I.3 Tujuan

1. Mengamati dan mempelajari pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi dan tekanan darah.

2. Mengamati dan mempelajari pengaruh latihan fisik terhadap denyut nadi dan tekanan darah.

Page 5: Lap. Tek Dar Kel3

II. METODE KERJA

2.1 Alat

1. meja periksa / tempat tidur2. stopwatch / arloji (jam tangan)3. sphygmomanometer (tensimeter), terdiri dari :a. manometer air raksa + klep pembuka penutupb. manset udarac. selang karetd. pompa udara dari karet + sekrup pembuka penutup4. stetoskop5. bangku (17 inch dan 19 inch)6. metronom

2.2 Tata Kerja

2.2.1 Mengamati dan mempelajari pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi dan tekanan darah.

1. a. Pilih satu mahasiswa coba (MC1)

b. Pilih satu mahasiswa yang bertugas memeriksa denyut nadi MC1 pada arteri radialis sinistra selama praktikum point 2.2.1

c. Pilih satu mahasiswa yang bertugas mengukur tekanan darah MC1 pada lengan kanan secara auskultasi selama praktikum point 2.2.1

d. Pilih satu mahasiswa untuk mencatat data

2. MC1 berbaring terlentang tenang selama 2-3 menit kemudian : tentukan freakuensi dan irama denyut arteria radialis sinistra serta tekanan darah pada lengan kanan secara palpasi dan auskultasi (masing-masing diukur 3 kali berturut-turut) selanjutnya hitung nilai rata-ratanya.

3. MC1 duduk tenang selama 2-3 menit, kemudian : tentukan frekuensi dan irama denyut arteria radialis sinistra serta tekanan darah pada lengan kanan secara auskultasi (masing-masing diukur 3 kali berturut-turut) selanjutnya hitung nilai rata-ratanya.

4. MC1 berdiri tenang dengan sikap anatomis selama 2-3 menit, kemudian : tentukan frekuensi dan irama denyut arteria radialis sinistra serta tekanan darah pada lengan kanan secara auskultasi (masing-masing diukur 3 kali berturut-turut) selanjutnya hitung rata-ratanya.

5. Catat data sesuai format Tabel 1

CATATAN :

Bila didalam tiga kali pengukuran secara berturut-turut terdapat perbedaan yang besar, gunakan interval waktu 2 menit.

Page 6: Lap. Tek Dar Kel3

2.2.2 Mengamati dan mempelajari pengaruh aktifitas fisik terhadap denyut nadi dan tekanan darah.

1. a. pilih satu mahasiswa coba (MC2)MC2 boleh sama dengan MC1 atau mahasiswa lain dalam kelompok yang bersangutan.

b. pilih satu mahasiswa yang bertugas memeriksa denyut nadi MC2 pada arteri radialis sinistra selama praktikum point 2.2.2c. pilih satu mahasiswa yang bertugas mengukut tekanan darah MC2 pada lengan kanan secara auskultasi selama praktikum point 2.2.2d. pilih satu mahasiswa untuk mencatat data

2. MC2 duduk tenang selama 2-3 menit, kemudian : periksa frekuensi dan irama denyut arteria radialis sinistra serta tekanan darah pada lengan kanan secara auskultasi (masing-masing diperiksa 3 kali berturut-turut).Catat frekuensi dan irama denyut arteri radialis sinistra serta tekanan sistolik dan diastolic, selanjutnya hitung nilai rata-ratanya.

3. Dengan manset tetap terpasang pada lengan atas kanan (hubungan manset dengan skala menometer dilepas), MC2 melakukan latihan fisik dengan cara “STEP TEST” yaitu dengan naik-turun bangku 20 kali/menit selama dua menit dengan dipandu oleh irama metronome pada frekuensi 80 ketukan per menit.

4. Setelah step test berakhir, MC2 segera dudu, periksalah frekuensi denyut arteri radialis sinistra dan tekanan darahnya asing-masing satu kali. Data ini diharapkan tercatat tepat 1 menit setelah step test berakhir.

5. Teruskan memeriksa frekuensi denyut arteri radialis sinistra dan tekanan darah dengan interval 2 menit ( menit ke 3 ….. menit ke 5 ….. menit ke 7 …. Dst nya) sampai nilai kembali seperti keadaan sebelum latihan.

6. Catat data sesuai format Tabel 2

CATATAN :Untuk setiap saat / interval, pengukutan frekuensi denyut arteri radialis sinistra dan tekanan darah hanya diukur satu kali.

Page 7: Lap. Tek Dar Kel3

III.HASILNama Praktikan : Affan Muhammad

Tabel 1. Data pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi dan tekanan darahPOSISI DENYUT TEKANAN TEKANANTUBUH NADI SISTOLIK DIASTOLIK

(…x/menit) (mmHg) (mmHg)    Palpasi /Auskultasi Palpasi / Auskultasi

BERBARING 1. 76 1. 110 / 110 1. - / 70TERLENTANG 2. 68 2. 90 / 110 2. - /74

  Rerata = 72 Rerata = 103 / 110 Rerata = - / 72   1. 72 1. 116 1. 72

DUDUK 2. 84 2. 120 2. 80  Rerata = 78 Rerata = 118 Rerata = 76   1. 84 1. 120 1. 80

BERDIRI 2. 88 2. 116 2. 78  Rerata = 86 Rerata = 90 Rerata = 81 

Grafik 1.

DENYUT NADI

1 2 Rata-rata (kali/menit)

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

7668

7272

8478

8488 86

Berbaring terlentangDudukBerdiri

Grafik 1. Pengaruh pengukuran denyut nadi terhadap posisi tubuh

Page 8: Lap. Tek Dar Kel3

1 2 Rata-rata 0

20

40

60

80

100

120110

90100

110 110 110

TEKANAN SISTOLIK POSISI BERBARING (mmHg)

PalpasiAuskultasi

Grafik 2. Pengaruh cara pengukuran Palpasi dan Auskultasi terhadap tekanan sistole pada saat berbaring

Berbaring Duduk Berdiri0

20

40

60

80

100

120

140

110118 118

72 76 81

TEKANAN DARAH SISTOLE Dan DIASTOLE (mmHg)

Tekanan SistoleTekanan Diastole

Grafik 3. Pengaruh posisi tubuh tehadap pengukuran tekanan darah sistolik dan diastolik secara auskultasi

Page 9: Lap. Tek Dar Kel3

Tabel 2. Data pengaruh aktifitas fisik terhadap denyut nadi dan tekanan darah

WAKTUDENYUT TEKANAN TEKANANNADI SISTOLIK DIASTOLIK

( … x / menit ) ( mmHg ) ( mmHg )   PRA 78 118 76

LATIHAN PASCA

AKTIF

menit ke-1 91 130 94

menit ke-3 89 120 80

menit ke-5 81 116 78

menit ke-7 76 102 74

Grafik 4.

Pra Latihan menit ke-1 menit ke-3 menit ke-5 menit ke-765

70

75

80

85

90

95

78

9189

81

76

DENYUT NADI (...x/menit)

denyut nadi

Grafik 4. Pengaruh aktifitas fisik terhadap pengukuran denyut nadi

Page 10: Lap. Tek Dar Kel3

pra latihan menit ke-1 menit ke-3 menit ke-5 menit ke-70

20

40

60

80

100

120

140

118

130120 116

102

TEKANAN SISTOLIK (mmHg)

Tekanan Sistolik

Grafik 5. Pengaruh aktivitas fisik terhadap pengukuran tekanan darah sistolik

pra latihan menit ke-1 menit ke-3 menit ke-5 menit ke-70

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

76

94

80 7874

TEKANAN DIASTOLIK (mmHg)

Tekanan Diastolik

Grafik 6. Pengaruh aktifitas fisik terhadap pengukuran tekanan darah diastolik

Page 11: Lap. Tek Dar Kel3

Nama Praktikan : Talita Asmaria

Tabel 1. Data pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi dan tekanan darah

POSISI DENYUT TEKANAN TEKANANTUBUH NADI SISTOLIK DIASTOLIK

(…x/menit) (mmHg) (mmHg)    Palpasi /Auskultasi Palpasi / Auskultasi

BERBARING 1. 88 1. / 115 1. - / 78TERLENTANG 2. 80 2. / 112 2. - /80

  Rerata = 84 Rerata = / 113,5 Rerata = - / 79   1. 72 1. 110 1. 70

DUDUK 2. 84 2. 112 2. 68  Rerata = 78 Rerata = 111 Rerata = 69   1. 88 1. 108 1. 60

BERDIRI 2. 104 2. 116 2. 72  Rerata = 86 Rerata = 112 Rerata = 66 

Grafik 1.

DENYUT NADI

1 2 Rata-rata (kali/menit)

0

20

40

60

80

100

120

8880 84

72

8478

88

10496

Berbaring terlentangDudukBerdiri

Grafik 1. Pengaruh pengukuran denyut nadi terhadap posisi tubuh

Page 12: Lap. Tek Dar Kel3

1 2 Rata-rata 0

20

40

60

80

100

120

140

110

90100

115 112 113.5

TEKANAN SISTOLIK POSISI BERBARING (mmHg)

PalpasiAuskultasi

Grafik 2. Pengaruh cara pengukuran Palpasi dan Auskultasi terhadap tekanan sistole pada saat berbaring

Berbaring Duduk Berdiri0

20

40

60

80

100

120113.5 111 112

7969 66

TEKANAN DARAH SISTOLE Dan DIASTOLE (mmHg)

Tekanan SistoleTekanan Diastole

Grafik 3. Pengaruh posisi tubuh tehadap pengukuran tekanan darah sistolik dan diastolik secara auskultasi

Page 13: Lap. Tek Dar Kel3

Tabel 2. Data pengaruh aktifitas fisik terhadap denyut nadi dan tekanan darah

WAKTUDENYUT TEKANAN TEKANANNADI SISTOLIK DIASTOLIK

( … x / menit ) ( mmHg ) ( mmHg )   PRA 78 111 69

LATIHAN PASCA

AKTIF

menit ke-1 111 125 80

menit ke-3 108 124 70

menit ke-5 97 120 70

menit ke-7 85 112 70

Grafik 4.

Pra Latihan menit ke-1 menit ke-3 menit ke-5 menit ke-70

20

40

60

80

100

120

78

111 108

97

85

DENYUT NADI (...x/menit)

denyut nadi

Grafik 4. Pengaruh aktifitas fisik terhadap pengukuran denyut nadi

Page 14: Lap. Tek Dar Kel3

pra latihan menit ke-1 menit ke-3 menit ke-5 menit ke-7100

105

110

115

120

125

130

111

125124

120

112

TEKANAN SISTOLIK (mmHg)

Tekanan Sistolik

Grafik 5. Pengaruh aktivitas fisik terhadap pengukuran tekanan darah sistolik

pra latihan menit ke-1 menit ke-3 menit ke-5 menit ke-762

64

66

68

70

72

74

76

78

80

82

69

80

70 70 70

TEKANAN DIASTOLIK (mmHg)

Tekanan Diastolik

Grafik 6. Pengaruh aktifitas fisik terhadap pengukuran tekanan darah diastolik

Page 15: Lap. Tek Dar Kel3

IV. PEMBAHASAN

4.1 Diskusi Hasil

A. Pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi dan tekanan darah.

Dalam mengukur denyut nadi dan tekanan darah dalam kondisi normal, dapat diketahui bahwa frekuensi denyut nadi dan tekanan darah berbeda pada posisi yang berbeda. Untuk mengetahui perbedaan tersebut, kami melakukan pengukuran denyut nadi dan tekanan darah pada tiga posisi, yaitu berbaring terlentang, duduk dan berdiri. Pada pengukuran denyut nadi kami menggunakan cara palpasi pada arteri radialis. Sedangkan pada pengukuran tekanan sistole dilakukan secara auskultasi dan palpasi (posisi berbaring), dan tekanan diastole secara auskultasi pada arteri brachialis.

Berdasarkan data referensi mengenai frekuensi denyut nadi pada kondisi normal yaitu antara 60-100 kali/menit (Guyton,2006). Dimana apabila frekuensi denyut nadi < 60 denyut/menit disebut bradikardi dan jika >100 denyut/menit disebut takikardi. Frekuensi denyut nadi berbeda tiap individu, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya emosi, makanan, aktivitas, posisi tubuh, dan kesehatan. Dari hasil percobaan dapat diketahui bahwa denyut nadi praktikan adalah normal yaitu berkisar antara 64-77 denyut/menit. Dan pengukuran denyut nadi yang tepat adalah pada posisi berbaring, hal ini dikarenakan praktikan dalam kondisi yang rileks dan gravitasinya juga seimbang, sehingga darah mengalir lebih lancar.

Tekanan darah normal yaitu 120/80 (mmHg), dan berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa tekanan darah praktikan adalah normal sedangkan posisi tubuh yang ideal untuk pengukuran tekanan darah adalah pada saat posisi praktikan sedang berbaring telentang, karena saat berbaring gaya gravitasi pada peredaran darah lebih rendah karena arah peredaran tersebut horisontal sehingga tidak terlalu melawan gravitasi dan tidak terlalu memompa. Pada saat duduk maupun berdiri, kerja jantung dalam memompa darah akan lebih kuat karena melawan gaya gravitasi sehingga kecepatan denyut jantung meningkat.

B. Pengaruh latihan fisik terhadap denyut nadi dan tekanan darah.

Berdasarkan hasil praktikum, dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan denyut nadi dan tekanan darah setelah melakukan latihan fisik (naik turun bangku). Hal ini disebabkan karena terjadi perubahan yang besar dalam sistem sirkulasi dan pernapasan dimana perubahan ini membutuhkan energi yang lebih besar. Pada menit pertama denyut nadi dan tekanan darah meningkat tajam karena masih belum biasa melakukan aktifitas tapi lama kelamaan tekanan darah dan denyut nadi menurun karena kerja jantung kembali normal. Peningkatan denyut jantung menjadi hal dasar untuk menyediakan sejumlah besar oksigen dan sari makanan lain yang dibutuhkan oleh otot-otot untuk bekerja. Peningkatan denyut jantung selaras dengan aktifitas yang dilakukan, jika semakin banyak tenaga yang dikeluarkan untuk melakukan aktifitas maka denyut jantung dan tekanan darah pun akan meningkat.

Page 16: Lap. Tek Dar Kel3

4.2 Diskusi Jawaban Pertanyaan

1. Pada pembuluh darah apa sajakah saudara dapat memeriksa denyut nadi?

Jawab: Arteri temporalis, Arteri carotis, Arteri apicalis, Arteri brachialis dextra, Arteri femoralis, Arteri radialis, Arteri poplitea, Arteri dorsalis pedis, dan Arteri tibialis posterior.

2. Sebutkan perbedaan antara pengukuran tekanan darah dengan cara palpasi dan dengan cara auskultasi! (dari segi: konsep teori-sarana-prosedur pengukuran-hasil).

Jawab: Perbedaan antara pengukuran tekanan darah secara palpasi dan auskultasiBerdasarkan Konsep Teori

Palpasi: pemeriksaan dilakukan di arteri radialis dextra, dimana dengan tekanan parsial dari manset yang dipompa, setelah beberapa saat, denyut nadi tidak akan teraba. Kemudian manset dikempiskan perlahan-lahan. Saat denyut pertama teraba kembali maka denyut tersebut adalah tekanan systole. Pengukuran tekanan darah secara palpasi hanya dapat dilakukan untuk pengukuran tekanan systole.

Auskultasi: Pemeriksaan dilakukan di arteri brachialis,dan dapat mengukur tekanan sistole & Diastole.

Berdasarkan Alat yang Digunakan .

Palpasi: jari II-III dan sphygmomanometer.

Auskultasi: Stethoscope dan Sphygmomanometer.

Berdasarkan Hasil yang Diperoleh

Palpasi: Hanya dapat mengukur tekanan sistolik. Hasilnya kurang akurat bila dibandingkan dengan pengukuran secara auskultasi yaitu lebih rendah.

Auskultasi: Dapat mengukur tekanan sistolik dan tekanan diastolik.Hasilnya lebih akurat dibandingkan pengukuran secara palpasi.

3. Mengapa pemeriksaan tekanan darah dilakukan pada lengan atas kanan?

Jawab: Karena agar hasil pengukuran tekanan darah yang akurat dan aman dilakukan di lengan atas kanan . Hal ini disebabkan lokasi arteri barachialis dextra pada lengan atas kanan lebih jauh dari jantung dibandingkan dengan arteri brachialis sinistra pada lengan kiri sehingga suaranya tidak terlalu bising.Dengan demikian dapat menentukan tekanan darah sistolik dan diastolik dengan tepat selain itu juga sebagai cerminan estetika dan sopan santun di Indonesia.

Page 17: Lap. Tek Dar Kel3

4. Apakah pemasangan manset yang terlalu longgar atau terlalu ketat dapat mempengaruhi hasil pengukuran tekanan darah?

Jawab: Cara pemasangannya haruslah tepat yaitu tidak terlalu ketat dan tidak terlalu longgar. Karena apabila terlalu longgar bunyi yang terdengar akan lemah dan menghasilkan tekanan darah yang tinggi. Dan apabila terlalu ketat tekanan yang didapat sangat besar sehingga kadang suara korotkoff tidak terdengar menghasilkan tekanan darah menjadi lebih rendah dari seharusnya. Jadi, tentu cara pemasangan manset akan mempengaruhi hasil pengukuran tekanan darah.

5. Jelaskan mengenai mekanisme yang mendasari suara-suara korotkoff (Korotkoff I, II, III, IV, V)!

Jawab:

Mekanisme Bunyi Korotkoff:

a. Bunyi Korotkoff I 1. Kontraksi ventrikel mula-mula menyebabkan aliran balik darah

secara tiba-tiba mengenai katup A-V (katup mitral dan katup tricuspid).2. Katup menutup dan mencembung kearah atrium sampai korda tendinea

secara tiba-tiba menghentikan pencembungan ini.3. Elastisitas korda tendinae dan katup yang tegang kemudian akan mendorong

darah bergerak kembali ke ventrikel-ventrikel yang bersangkutan.4. Peristiwa ini menyebabkan darah dan dinding ventrikel serta katup yang tegang

bergetar dan menimbulkan turbulensi getaran dalam darah.5. Getaran kemudian merambat melalui jaringan di dekatnya ke dinding dada

sehingga terdengar sebagi bunyi Korotkoff I dengan menggunakan sthetoscop.b. Bunyi Korotkoff II

• Ditimbulkan oleh penutupan katup semilunaris yang tiba-tiba pada akhir systole• Mekanismenya :

1. Ketika katup semilunaris menutup, katup ini menonjol kearah ventrikel dan regangan elastic katup akan melentingkan darah kembali ke arteri.

2. Menyebabkan pantulan yang membolak-balikkan darah antara dinding arteri dan katup semilunarasi, dan juga antara katup dan dinding ventrikel dalam waktu singkat.

3. Getaran yang terjadi di dinding arteri kemudian dihantarkan terutama di sepanjang arteri

4. Bila getaran dari pembuluh atau ventrikel mengenai dinding suara (mis:dinding dada), getaran ini menimbulkan suara yang dapat didengar.

c. Bunyi Korotkoff III

Bunyinya lemah, bergemuruh dan terdengar pada awal sepertiga bagian tengah diastole. Terjadi karena osilasi darah yang bolak-balik antara dinding-dinding ventrikel yang disebabkan oleh masuknya darah dari atrium. Bunyi ini baru terdengar saat sepertiga bagian tengah diastole karena pada permulaan diastole, ventrikel belum cukup terisi sehingga belum terdapat tegangan elastik yang cukup dalam ventrikel untuk menimbulkan lentingan. Frekuensi bunyi ini biasanya sangat rendah, sehingga telinga kita tidak dapat mendengarkannya namun bunyi seringkali dapat direkam pada fonokardiogram

d. Bunyi Korotkoff IV

Page 18: Lap. Tek Dar Kel3

Bunyi ini timbul saat atrium berkontraksi yang disebabkan oleh meluncurnya darah ke dalam ventrikel sehingga menimbulkan getaran seperti yang terjadi pada bunyi jantung yang ke III.

e. Bunyi Korotkoff V

Digunakan untuk mengukur tekanan diastolic.

6. Apakah ada perbedaan antara atlet dan non atlet dalam hal pemulihan denyut nadi dan tekanan darah setelah melukukan aktifitas fisik (post exercise)? Jelaskan!

Jawab: Ada. Pada atlet pemulihan denyut nadi dan tekanan darah jauh lebih cepat dibandingkan dengan non atlet, hal ini disebabkan karena jantung atlet lebih tebal dan lebih kuat (adaptasi otot karena latihan yang teratur) sehingga denyutnya lebih stabil (tidak mengalami perubahan drastis). Oleh karena itu bila dilakukan pemeriksaan post exercise, pemulihan denyut nadi dan tekanan darah lebih cepat daripada non atlet.

7. a. Secara teoritis, bagaimanakah pengaruh posisi tubuh dan latihan fisik terhadap denyut nadi dan tekanan darah?

Jawab: Posisi tubuh sangat mempengaruhi denyut nadi dan tekanan darah dari seseorang.Hal ini didasarkan pada peningkatan denyut jantung menjadi hal dasar untuk menyediakan sejumlah besar oksigen dan zat makanan lain yang dibutuhkan oleh otot-otot yang bekerja. Peningkatan denyut jantung selaras dengan aktifitas yang dilakukan, jika semakin banyak tenaga yang dikeluarkan untuk melakukan aktifitas maka denyut jantung dan tekanan darah pun akan meningkat. Jadi, denyut nadi dan tekanan darah pun berbeda pada tiap posisi tubuh (posisi berdiri > posisi duduk > berbaring/terlentang), dan saat melakukan aktifitas fisik pun tekanan darah dan denyut jantung akan meningkat dibandingkan pada posisi normal.

7. b. Apakah hasil praktikum saudara sesuai teori? Bila tidak mengapa demikian?

Jawab: Untuk hasil pengukuran pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi, hasil yang kami peroleh tidak sesuai teori. Hal ini mungkin dikarenakan praktikan kelelahan, disebabkan pengukuran dilakukan berkali-berkali sehingga mempengaruhi emosi praktikan juga.

Untuk hasil praktikum pengaruh aktifitas fisik tekanan sistolik, diastolic dan pengukuran denyut nadi, hasil yang kami peroleh sesuai dengan teori, yaitu tekanan sistolik,diastolic dan denyut nadi meningkat saat melakukan aktifitas fisik dan kemudian menurun selaras dengan menit-menit selanjutnya (kondisi tidak melakukan aktifitas fisik). Sehingga dapat dikatakan bahwa praktikum kami sesuai dengan teori yang ada.

Page 19: Lap. Tek Dar Kel3

DAFTAR PUSTAKA

Cameron. 2008. Fisika Tubuh Manusia. Edisi ke-2. EGC: Jakarta.

Guyton, AC. and Hall, JE. 2006. Textbook of Medical Physiology. 11th Edition., W.B. Saunders Co., Philadelphia.

Ganong, WF. 2005. Review of Medical Physiology. 22th Edition., Appleton & Lange A Simon & Schunter Co., Los Altos, California.

http://choybuccuq.blogspot.com200903pengukuran-tekanan-darah_files/KampoengIlmoe.html Diakses pada tanggal 9 Maret 2010 pukul 13.30 WIB.

Rakhmawan, Agung. 2008. Panduan Pemerikasaan Fisik Umum bagi Petugas Kesehatan. Didownload dari http://agungrakhmawan.wordpress.com/2008/08/20/panduan-pemeriksaan-fisik-umum-bagi-petugas-kesehatan-bagiii/. Diakses pada tanggal 8 Maret 2010, pukul 14.15 WIB.

Syaifuddin. 2006. Anatomi fisiologi untuk mahasiswa keperawatan. Edisi ketiga. EGC: Jakarta.