Eko Prak Tek

104
LAPORAN KERJA PRAKTEK PROYEK LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG PAVILIUN RSUP H. ADAM MALIK MEDAN Kerja Praktek Merupakan Salah satu Syarat Untuk Melengkapi Tugas S-1 Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas HKBP Nommensen Medan Oleh: David Purba 07310019 Eko Pasaribu 07310016 Jakobus Nababan 07310039 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TENIK UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

Transcript of Eko Prak Tek

Page 1: Eko Prak Tek

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PROYEK LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG PAVILIUN

RSUP H. ADAM MALIK

MEDAN

Kerja Praktek Merupakan Salah satu Syarat Untuk Melengkapi Tugas S-1 Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas HKBP Nommensen Medan

Oleh:

David Purba 07310019Eko Pasaribu 07310016Jakobus Nababan 07310039

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TENIK UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

MEDAN

2013

Page 2: Eko Prak Tek

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PROYEK LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG PAVILIUN

RSUP H. ADAM MALIK

MEDAN

Kerja Praktek Merupakan Salah satu Syarat Untuk Melengkapi Tugas S-1 Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas HKBP Nommensen Medan

Oleh:

David Purba 07310019Eko Pasaribu 07310016Jakobus Nababan 07310039

Disahkan oleh:

Ketua Program Studi Teknik Sipil

(Ir. Ros Anita Sidabutar, MSc)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TENIK UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

MEDAN

2013

Page 3: Eko Prak Tek

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PROYEK LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG PAVILIUN

RSUP H. ADAM MALIK

MEDAN

Kerja Praktek Merupakan Salah satu Syarat Untuk Melengkapi Tugas S-1 Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas HKBP Nommensen Medan

Oleh:

David Purba 07310019Eko Pasaribu 07310016Jakobus Nababan 07310039

Dinilai oleh:

Dosen Pembimbing

(Humisar Pasaribu, ST, MT)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TENIK UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

MEDAN

2013

Page 4: Eko Prak Tek

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PROYEK LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG PAVILIUN

RSUP H. ADAM MALIK

MEDAN

Kerja Praktek Merupakan Salah satu Syarat Untuk Melengkapi Tugas S-1 Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas HKBP Nommensen Medan

Oleh:

David Purba 07310019Eko Pasaribu 07310016Jakobus Nababan 07310039

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TENIK UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

MEDAN

2013

Page 5: Eko Prak Tek

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PROYEK LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG PAVILIUN

RSUP H. ADAM MALIK

MEDAN

Kerja Praktek Merupakan Salah satu Syarat Untuk Melengkapi Tugas S-1 Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas HKBP Nommensen Medan

Oleh:

David Purba 07310019Eko Pasaribu 07310016Jakobus Nababan 07310039

Disahkan oleh:

Ketua Program Studi Teknik Sipil

(Ir. Ros Anita Sidabutar, MSc)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TENIK UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

MEDAN

2013

Page 6: Eko Prak Tek

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PROYEK LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG PAVILIUN

RSUP H. ADAM MALIK

MEDAN

Kerja Praktek Merupakan Salah satu Syarat Untuk Melengkapi Tugas S-1 Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas HKBP Nommensen Medan

Oleh:

David Purba 07310019Eko Pasaribu 07310016Jakobus Nababan 07310039

Dinilai oleh:

Ketua Program Studi Teknik Sipil

(Ir. Remon Simatupang, MSc)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TENIK UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

MEDAN

2013

Page 7: Eko Prak Tek

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, karunia, dan anugerah yang berlimpah buat kami. Dengan kerendahan hati dan selalu takut akan Tuhan, kami akhirnya dapat menyusun dan menyelesaikan laporan kegiatan kerja praktek pada proyek Lanjutan Gedung Paviliun RSUP H. Adam Malik Medan yang beralamat di Jl. Bunga Lau No.17 Medan.

Kerja Praktek (KP) adalah kegiatan akademik bagi calon sarjana Program Studi Teknik Sipil untuk melihat, mengamati, menganalisa, dan bertanya kepada para tenaga ahli, mandor, kepala tukang, dan pekerja secara langsung penerapan teori-teori yang diperoleh di bangku perkuliahan. Tujuannya mengenalkan proses perjalanan pekerjaan dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan bangunan sipil yang didalamnya selalu ada masalah yang mana menambah pengetahuan kita dan menjadi bekal nantinya di dunia kerja setelah menamatkan kuliah strata-1. Inilah sebabnya Kerja Praktek (KP) merupakan persyaratan yang harus dilaksanan oleh setiap mahasiswa/i Fakultas Teknik Program Studi Sipil di Universitas HKBP Nommensen Medan.

Dengan berbekal teori dan praktek yang diperoleh diperkuliahan serta dialog, referensi, dan data-data yang diperoleh dilapangan, kami tuangkan hasil-hasil kerja praktek ini dalam bentuk laporan.

Dalam proses penulisan dan pelaksanaan kerja praktek kami ini, banyak pihak yang sudah menyumbangkan pikiran, kritik/saran, motivasi, materi, dan spiritual sehingga kegiatan Kerja Praktek (KP) ini selesai dengan baik. Dengan segala kerendahan hati dan selalu takut akan Tuhan, kami penulis tidak lupa menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Ibu Ir. Ros Anita Sidabutar, MSc, sebagai Ketua Program Studi Sipil yang sudah memberikan kepada kami kesempatan dalam melaksanakan kegiatan Kerja Praktek (KP), yang mana kami penulis mempunyai masalah akademik kampus dalam proses mengikuti kegiatan ini. Namun, dengan penuh rasa kasih sayang Ibu, kami diperbolehkan mengikuti kegiatan ini.

2. Bapak Humisar Pasaribu, ST, MT, sebagai Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, dan saran tata cara penulisan laporan Kerja Praktek ini.

3. Abang Henry Tarigan, yang sudah bersusah payah menjembatani dan memberikan kepercayaannya kepada kami dalam mengikuti kegiatan Kerja Praktek (KP) di proyek Lanjutan Pembanganunan Gedung Paviliun RSUP H. Adam Malik Medan yang dilaksanakan PT. Nindya Karya (Persero).

Page 8: Eko Prak Tek

4. Bapak Bambang Asmoro, ST, sebagai Project Manajer PT. Nindya Karya (Persero) yang telah memberikan kami kesempatan untuk melaksanakan Kerja Praktek (KP) pada proyek Lanjutan Pembangunan Gedung Paviliun RSUP H. Adam Malik Medan.

5. Bapak Weldy U. Tamsin, ST, sebagai Office Engineering PT. Nindya Karya (Persero) yang membantu kami dalam proses keberadaan perjalanan kami dalam kegiatan Kerja Praktek (KP) ini.

6. Bapak M. Harahap, sebagai Site Manager PT. Nindya Karya (Persero) yang sudah kami anggap orang tua kami di lapangan dan banyak membimbing kami dalam penyusunan laporan Kerja Praktek (KP) ini.

7. Bapak Dendy Suryadi sebagai Pelaksana Lapangan PT. Nindya Karya (Persero) yang selalu memberikan keceriaan, motivasi, dan warna baru dalam perjalanan kegiatan Kerja Praktek (KP) kami.

8. Bapak Handoko, ST, sebagai Ass. Pelaksana Lapangan PT. Nindya karya (Persero) yang selalu memberikan senyuman semangat dalam perjalanan kegiatan Kerja Praktek (KP) kami.

9. Bapak Karim, ST, sebagai Ass Pelaksana Lapangan yang selalu memberikan keseimbangan kedisiplinan dalam perjalanan kegiatan Kerja Praktek (KP) kami.

10. Bapak Dian, seorang Alumni ITS (Institut Teknologi Surabaya) sebagai Quantity Engineering PT. Nindya Karya (Persero) yang banyak menceritakan kegiatannya ketika masih di bangku perkuliahan.

11. Bapak Arfianda, sebagai Arsitek Gambar PT. Nindya Karya (Persero) yang selalu rendah hati mengajari akan keterbatasan kami dan mempersiapkan keperluan gambar dalam perjalanan kegiatan Kerja Praktek (KP) kami.

12. Kakak Wiwik dan sahabatnya sebagai Draffter PT. Nindya Karya (Persero) yang selalu siap membantu dalam bidang antar lemabaga Universitas HKBP Nommensen Medan dengan PT. Nindya Karya (Persero).

13. Bapak Singgih, sebagai Kepala Logistik PT. Nindya Karya (Persero) yang sudah mengajari kami tentang budaya berprilaku, dalam perjalanan kegiatan Kerja Praktek (KP) kami.

14. Kakak Festy Nainggolan dan sahabatnya sebagai Ass. Logistik PT. Nindy karya (Persero) yang sudah mengajari akan arti kekuatan dalam diri seorang wanita.

Page 9: Eko Prak Tek

15. Sahabatku Kadir sebagai Ass. Surveyor (berasal dari Makasar) yang mana kita tatap muka hanya hitungan jam, namun kesannya berjam-jam.

16. Pak Ujang sebagai Penyedia Konsumsi di PT. Nindya Karya (Persero) yang sangat berperan dalam mengurus keberadaan kesehatan sehari-hari seluruh personil dalam proyek Lanjutan Penbangunan Gedung Paviliun RSUP H. Adam Malik Medan.

17. Abang Trisno sebagai Mandor spesialis beton bertulang yang sudah membagi pengetahuannya dalam merakit, menyambung, memasang, dan trik mengurangi resiko dalam penulangan ketika tulangan struktur sedang labil.

18. Abang dan Kakak yang berjualan di depan Proyek Lanjutan Pembangunan Gedung Paviliun RSUP H. Adam Malik Medan telah banyak membantu mengembalikan semangat beraktivitas di lapangan dalam perjalanan kegiatan Kerja Praktek (KP) kami.

19. Jerry, Max, Adi, sebagai Tukang (berasal dari Nusa Tenggara Timur) yang banyak memberikan inspirasi positif dalam perjalanan kegiaatan Kerja Praktek (KP) kami.

20. Abang-abang, Adik-adik, sahabat, pacar-pacar kami (Mak Bryan, Mak Shofia, Mak Simon), dan seluruh pihak yang telah turut jujur, tulus, dan ikhlas membantu dan mendoakan suksesnya laporan Kerja Praktek ini, yang belum dapat penulis tuliskan satu per satu.

Dengan kerendahan hati kami penulis menyadari masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam penyusunan dan penulisan laporan Kerja Praktek (KP) ini. Besar harapan kami kritik dan saran dari pembaca konstruktif, sehingga penulisan ini menjadi lebih baik dan dapat kita nikmati bersama.

Medan, Januari 2013Penulis

David Purba 07310019Eko Pasaribu 07310016Jakobus Nababan 07310039

Page 10: Eko Prak Tek

PERNYATAAN KEASLIAN

Kami menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan kerja praktek dengan judul:

PROYEK LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG PAVILIUN RSUP H. ADAM MALIK

MEDAN

Yang disusun untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi sarjana teknik pada Prodi Jurusan Teknik Sipil Universitas HKBP Nommensen Medan, sejauh yang kami ketahui bukan merupakan tiruan atau duplikasi dari laporan kerja praktek yang telah dipublikasikan dan atau pernah untuk mendapat gelar kesarjanaan di lingkungan Universitas HKBP Nommensen Medan maupun diperguruan tinggi atau instansi manapun, kecuali bagian yang sumbernya informasinya dicantunkan sebagaimana mestinya.

Medan, Januari 2013

David Purba Eko Pasaribu Jacobus Nababan07310016 07310016 07310039

Page 11: Eko Prak Tek

PERNYATAAN KEASLIAN

Kami menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan kerja praktek dengan judul:

PROYEK LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG PAVILIUN RSUP H. ADAM MALIK

MEDAN

Yang disusun untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi sarjana teknik pada Prodi Jurusan Teknik Sipil Universitas HKBP Nommensen Medan, sejauh yang kami ketahui bukan merupakan tiruan atau duplikasi dari laporan kerja praktek yang telah dipublikasikan dan atau pernah untuk mendapat gelar kesarjanaan di lingkungan Universitas HKBP Nommensen Medan maupun diperguruan tinggi atau instansi manapun, kecuali bagian yang sumbernya informasinya dicantunkan sebagaimana mestinya.

Medan, Januari 2013

David Purba Eko Pasaribu Jacobus Nababan07310016 07310016 07310039

Page 12: Eko Prak Tek

PERNYATAAN PENGESAHAN

Kami menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan kerja praktek dengan judul:

PROYEK LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG PAVILIUN RSUP H. ADAM MALIK

MEDAN

yang disusun untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi sarjana teknik pada Program Studi Jurusan Teknik Sipil Universitas HKBP Nommensen Medan, sejauh yang kami ketahui bukan merupakan tiruan atau duplikasi dari laporan kerja praktek yang telah dipublikasikan dan atau pernah untuk mendapat gelar kesarjanaan di lingkungan Universitas HKBP Nommensen Medan maupun diperguruan tinggi atau instansi manapun, kecuali bagian yang sumbernya informasinya dicantunkan sebagaimana mestinya.

Medan, Januari 2013Dosen Pembimbing

Humisar Pasaribu, ST, MT

Page 13: Eko Prak Tek

PERNYATAAN PENGESAHAN

Kami menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan kerja praktek dengan judul:

PROYEK LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG PAVILIUN RSUP H. ADAM MALIK

MEDAN

yang disusun untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi sarjana teknik pada Program Studi Jurusan Teknik Sipil Universitas HKBP Nommensen Medan, sejauh yang kami ketahui bukan merupakan tiruan atau duplikasi dari laporan kerja praktek yang telah dipublikasikan dan atau pernah untuk mendapat gelar kesarjanaan di lingkungan Universitas HKBP Nommensen Medan maupun diperguruan tinggi atau instansi manapun, kecuali bagian yang sumbernya informasinya dicantunkan sebagaimana mestinya.

Medan, Januari 2013Dosen Pembimbing

Ir. Remon Simatupang, MSc

Page 14: Eko Prak Tek

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rumah Sakit Umum Pemerintah (RSUP) H. Adam Malik Medan merupakan salah satu lembaga pemerintah yang tergolong besar yang membutuhkan sarana dan prasarana yang mendukung. Salah satunya ruang inap pasien, ruang operasi, ruang spesialis, laboratorium, kantor, dan gedung parkir. Sebab gedung yang sudah ada masih belum sanggup menampung dan mengobati masnyarakat kota Medan maupun masyarakat di luar kota Medan yang ingin mendapat perobatan di Rumah Sakit Umum Pemerintah (RSUP) H. Adam Malik Medan, maka dibutuhkan penambahan gedung. Ini disebabkan semakin banyaknya timbul penyakit yang berasal dari makanan dan minuman yang tidak sehat lagi, maraknya terjadi kecelakaan lalu-lintas, banyaknya kejadian aksi kriminal yang berujung perlunya pengobatan dan perawatan rumah sakit, dan kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan sekitarnya, maka Rumah Sakit Umum Pemerintah (RSUP) H. Adam Malik Medan yang sebelumnya telah disebutkan sebagai salah satu lembaga pemerintah harus memberi contoh kepada kepada masyarakat, mahasiswa/i kedokteran, dan calon-calon keperawatan, sehingga diperlukan laboratorium sebagai sarana penelitian. Diperlukan juga ruangan kantor bagi dokter spesialis dan gedung parkir untuk menampung kendaraan para pegawai dan khususnya para pengunjung pasien.

1.2. Tujuan Proyek

Proyek pembangunan gedung ini akan difungsikan sebagai ruang inap, ruang operasi,yang lebih luas dari gedung yang lama. Selain itu juga gedung ini akan difungsikan sebagai sarana penelitian bagi mahasiswa/i kedokteran, calon-calon keperawatan dan ruang kantor untuk dokter spesialis. Mengingat tingginya yang mencapai 8 tingkat (9 lantai) maka dibuat lift sehingga dapat mempermudah akses dari lantai ke lantai.

1.3. Data Proyek1.3.1. Data Umum Proyek

Proyek merupakan lanjutan dari tahap I dimana pekerjaan yang dilakukan adalah pembangunan basement.1. Nama Proyek : Lanjutan Pembangunan Gedung Paviliun

RSUP. H. Adam Malik Medan.2. Alamat Proyek : Jl. Bunga Lau no. 17 Medan.3. Pemberi Tugas : Kementrian Kesehatan RI RSUP. H. Adam

Malik Medan.4. Pengelola Teknis : Departemen Pekerjaan Umum.5. Konsultan MK : PT. Indra Karya (Persero).6. Konsultan Perencana : PT. Bina Karya (Persero).

Page 15: Eko Prak Tek

7. Kontraktor : PT. Nindya Karya (Persero).8. Supplier Besi : PT. Deli Besi.9. Supplier Beton : PT. Sukses Beton.10. Supplier Bekisting : PT. Harapan Jaya.

PT. Makmur Bersahabat.11. Supplier Mekanikal : PT. Dian Sakti Sempana.12. Peruntukan

Basement : Parkir motor (180), bis, dan mobil (120).Lantai 1 : Lantai 2 :Lantai 3 :Lantai 4 :Lantai 5 :Lantai 6 :Lantai 7 :Lantai 8 :Deck : Pompa, cadangan air bersih, genset.

13. Jenis Kontrak : Lumpsum Fixed Price.14. Nilai Kontarak (NK) : Rp 69.345.000.000,- (Enam puluh Sembilan

milyar tiga ratus empat puluh lima juta rupiah).15. Cara Pembayaran : Montly Payment.16. Uang Muka : 20 %17. Retensi : 5%18. Lama Pelaksanan : 180 hari kelender (Juni – Desember).19. Masa Pemeliharaan : 120 hari kelender.20. Sumber Dana : APBN.21. Denda Keterlambatan

Pekerjaan : 1% (per seribu) dari harga kontrak atau bagian kontrak untuk setiap hari keterlambatan.

1.3.2. Data Fisik Proyek

No.Lantai

1. Basement2. Lantai 13. Lantai 24. Lantai 35. Lantai 46. Lantai 57. Lantai 68. Lantai 79. Lantai 810. Deck (atap cor beton)

Tabel 1.3.1. Data Fisik Proyek.

Page 16: Eko Prak Tek

1.4. Lokasi Proyek

Proyek pembangunan gedung ini terletak di Jl. Bunga Lau no.17 Medan. Jalan menuju lokasi tidak terlalu padat, namun harus tetap berhati-hati dengan banyaknya masyarakat pejalan kaki dan pedagang kaki lima yang beraktifitas di sekitaran RSUP H. Adam Malik Medan dikarenakan lokasi proyek berada di belakang bangunan lama. Berdasarkan kondisi lapangan, area proyek terlalu sempit sehingga cukup sulit untuk maneuver kendaraan besar.

Batas-batas daerah proyek adalah sebagai berikut:a. Sebelah timur : b. Sebelah Selatan :c. Sebelah Barat :d. Sebelah Selatan :

1.5. Fasilitas Pelengkap1. Kantor dan Gudang

a. Keet Kontraktor (standart NK), yang meliputi: Ruang Project Manager (PM), ruang administrasi, ruang engineering,

dan ruang pelaksana.b. Keet Konsultan MKc. Ruang rapatd. Keet logistic dan gudang peralatane. Pos satpamf. Dapurg. Toilet (4 unit)

2. Tempat stock mekanikala. Stock besib. Stock kayuc. Stock pasird. Stock split/kerikil pecahe. Stock semenf. Stock batag. Pabrikasi

3. Alat penunjanga. Generator set (genset)b. Crane (radius 50 meter)c. Pompa kodokd. Molene. Vibrator

4. Fasilitas lainnyaa. Area parkirb. Pompa airc. Mess pekerjad. Warung pekerja

Page 17: Eko Prak Tek

1.6. Ruang Lingkup Proyek

Secara umum ruang lingkup pekerjaan adalah sebagai berikut:

1. Pekerjaan struktura. Galian tanahb. Pile capc. Lantai basement

Waterproofing integral Waterproofing coating Tangga Kolom Floor hardener

d. Lantai 1 s/d 8 Core wall Shear wall Ramp Tangga Balok Kolom

2. Pekerjaan Arsitektur1. Lantai basement s/d 8

Pasangan dinding bata Plester aci Finish beton Railing tangga Plafond Screed lantai Siku kolom Alur ramp Koef lampu Coring dan Grauding instalasi ME

3. Pekerjaan Mekanikal Elektrikal2. Lantai basement s/d 8

Jaringan pipa air panas Jaringan pipa AC (air conditioner) Jaringan pipa pemadam kebakaran Jaringan pipa air bersih Jaringan pipa air kotor Pemadam kebakaran Plumbing Tata udara Listrik Elekronik

Page 18: Eko Prak Tek

1.7. Project Statement

Tujuan yang ingin dicapai perusahaan dari pelaksanaan proyek ini adalah:

a. Melaksanakan pekerjaan dengan waktu yang lebih singkat dan memiliki tingkat pengembalian modal yang cepat bagi perusahaan.

b. Proyek dengantingkat kesulitan relatif yang tinggi diharapkan dapat meningkatkan kemampuan sumber daya dalam mengelola proyek-proyek sejenis dimasa mendatang.

c. Melaksanakan pekerjaan yang sesuai dengan sumber daya yang dimilikidan yang dapat memberikan nilai tambah optimal bagi perusahaan.

1.8. Deliverables

Deliverables dari proyek ini adalah sebagai berikut:

a. Gedung pakirb. As- built drawingc. Maintance guaranteed. Close out report

1.9. Contraint dan Asumsi

1.9.1. Constraint

a. Lokasi proyek yang cukup jauh dari pusat bisnis, sangatlah berpengaruh pada metode pelaksanaan yang digunakan dan transportasi material.

b. Seringnya kemacetan pada jam-jam tertentu setiap harinya.

1.9.2. Asumsi

a. Kontraktor menentukan perkiraan waktu berdasarkan gambar yang diberikan.

b. Waktu kerja 7 hari dalam seminggu dengan 24 jam kerja setiap harinya.

c. Proyek dimulai pada bulan Juni dan selesai bulan Desember.d. Libur ditentukan pada hari lebaran Idul Fitri dan hari Natal.

1.10. Sistematika Penulisan Laporan

Sub bab ini memaparkan sistematika pembahasan yang terjadi menjadi pedoman dalam penyusunan laporan Kerja Praktek (KP) dalam proyek Lanjutan Pembangunan Gedung Paviliun Rumah Sakit Umum Pemerintah (RSUP) H. Adam Malik Medan yang terdiri dari:

Page 19: Eko Prak Tek

BAB I : PENDAHULUAN

BAB II : MANAJEMEN RUANG LINGKUP

BAB III : PERENCANAAN DAN MANAJEMEN LOKASI KERJA

BAB IV : METODE KONSTRUKSI DAN PERALATAN

BAB V : MANAJEMEN WAKTU

BAB VI : MANAJEMEN BIAYA

BAB VII : MANAJEMEN RESIKO

BAB VIII : MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN

LINGKUNGAN KERJA

BAB IX : MANAJEMEN KUALITAS

BAB X : MANAJEMEN KLAIM

BAB XI : MANAJEMEN KOMUNIKASI

BAB XII : MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

BAB XIII : HAL-HAL KHUSUS DALAM PROYEK

BAB XIV : KESIMPULAN DAN SARAN

Page 20: Eko Prak Tek

BAB II

MANAJEMEN RUANG LINGKUP(SCOPE MANAGEMENT)

Ruang lingkup proyek Lanjutan Pembangunan Gedung Paviliun RSUP H. Adam Malik Medan ini didasarkan pada rencana kerja dan syarat-syarat serta dokumen kontrak yang telah ditandatangani.

2.1. Rencana Kerja dan Syarat-syarat.

Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) merupakan sebuah buku yang berisi tentang syarat-syarat administrasi berupa intruksi kepada penyedia jasa pada Buku A, dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Intruksi ini berisi informasi yang diperlukan oleh pelaksana – kontraktor untuk menyiapkan penawarannya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh pengguna jasa. Informasi tersebut berkaitan dengan penyusunan, penyampaian, pembukaan, evaluasi penawaran, dan penunjukan penyedia jasa.

2. Hal-hal berkaitan dengan pelaksanaan kontrak oleh penyedia jasa, termasuk hak, kewajiban, dan resiko dimuat dalam syarat-syarat umum kontrak. Apabila terjadi perbedaan penafsiran / pengaturan pada dokumen lelang, penyedia jasa harus mempelajari dengan seksama untuk menghindari pertentangan pengertian.

3. Data proyek memuat ketentuan, informasi tambahan, atau perubahan atas instruksi kepada pelaksana – kontraktor sesuai dengan kebutuhan paket pekerjaan yang akan dikerjakan.

Buku A terdiri dari beberapa bab, Bab I umum, yang berisi tentang hal-hal umum terkait lingkup pekerjaan, sumber dana, pernyaratan penyedia jasa, satu penawaran, biaya penawaran, penjelasan dokumen, dan peninjauan lapangan. Di samping itu terdapat dokumen lelang dan penyiapan penawaran (bahan dokumen, harga, mata uang dan cara pembayaran, masa belaku, jaminan, penawaran alternatif dan rabat, bentuk dan tanda penawaran) serta penyampaian penawaran, pembukaan penawaran dan evaluasi serta ketentuan yang mengatur pemenang lelang.

Bab II Data Proyek berisi tentang lingkup pekerjaan, sumber dana, penjelasan dokumen lelang, mata uang penawaran dan cara pembayaran, masa berlakunya penawaran, jaminan penawaran, penawaran alternatif dan rabat, sampul dan tanda penawaran, batas akhir waktu penyampaian penawaran, pembukaan penawaran, evaluasi penawaran, penunjukan penyedia jasa, jaminan pelaksanaan, juru penengah.

Bab III berisi tentang bentuk surat penawaran, lampiran, surat penunjukan, dan surat perjanjian yang meliputi surat-surat berikut ini:

a. Surat penawaran (dokumen administrasi)

Page 21: Eko Prak Tek

b. Surat penawaran (dokumen usulan biaya)c. Perjanjian kemitraan untuk kerjasama operasi (KSO)d. Surat kuasae. Surat penunjukan penyedia jasaf. Surat perjanjian

Bab IV mengatur tentang syarat-syarat umum kontrak berisi tentang defenisi, penerapan, asal jasa, penggunaan dokumen, kontrak dan informasi, hak paten, hak cipta dan merek, jaminan, asuransi, keselamatan kerja, pembayaran, harga, dan sumber dana, wewenang dan keputusan pengguna jasa, direksi teknis dan panitia peneliti pelaksanaan kontrak, dll.

Bab V syarat-syarat ketentuan khusus umum kontrak. Ketentuan umum berisi tantang defenisi, jaminan, asuransi, keselamatan kerja, penawaran, jadual pelaksanan, penggunaan jasa usaha kecil termasuk koperasi kecil, penyelesaian perselisihan, penyesuaian harga, denda dan ganti rugi, gambar pelaksanaan, kegagalan bangunan. Ketentuan khusus berisi tentang konpensasi, pedoman pengoperasian dan pemeliharaan, di samping itu terdapat pula bentuk-bentuk jaminan:

a. Bentuk jaminan penawaran (jaminan bank)b. Bebtuk jaminan penawaran (surety bond)c. Bentuk jaminan pelaksanaan (jaminan bank)d. Bentuk jaminan pelaksanaan (surety bond)e. Bentuk jaminan uang muka (jaminan bank)f. Bentuk jaminan uang muka (surety bond)g. Bentuk jaminan pemeliharaan (jaminan bank)h. Bentuk jaminan pemelihraan (surety bond)

Di samping itu RKS juga berisi syarat-syarat teknis khusus pelaksanaan dan pekerjaan seperti arsitektur, mekanikal, dan elektikal, di dalam buku B.

2.2. Kontrak Kerja

2.2.1. Pelelangan

Dalam pelaksanaan proyek Lanjutan Pembangunan Gedung Paviliun RSUP H. Adam Malik Medan untuk ruang inap pasien, ruang operasi, ruang spesialis, laboratorium, kantor, dan gedung parkir, owner terlebih dahulu melakukan pemilihan terhadap pihak-pihak yang terlibat dan saling bekerjasama satu dengan yang lainnya dalam rangka pelaksanaan pembangunan proyek. Sistem pemilihan tersebut dilakukan dengan cara pelelangan.

Pada umumnya, proses pelelangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:a. Pelelangan Umum

Pelelangan umum merupakan jenis pelelangan yang sifatnya terbuka untuk seluruh pihak dalam melakukan penawaran sesuai ketentuan yang

Page 22: Eko Prak Tek

berlaku.Sistem pelelangan ini biasanya diumumkan melalui media cetak atau media elektronika.

a. Pelelangan TerbatasPelelangan terbatas merupakan jenis pelelangan yang hanya memberikan kesempatan pada pihak-pihak tertentu yang berkualitas dan bonafit, dalam arti telah terpilih untuk memasukkan penawaran.

b. Penunjukan LangsungPenunjukan langsung merupakan pelelangan dengan sistem penunjukan langsung oleh rekanan owner, dimana penunjukan ini hanya berlaku pada satupihak yang memenuhi klasifikasi dan prestasi sebagai pihak yang akanmelaksanakan suatu proyek yang ditawarkan.

Pada pelaksanaan proyek Lanjutan Pembangunan Gedung Paviliun RSUP H. Adam Malik Medan, pelelangan dilakukan dengan cara penunjukan langsung.

2.2.2. Tahap Kontrak

Kontrak adalah perikatan hukum antara pengguna jasa dengan penyedia jasa dalam pelaksanaan pengadaan jasa. Kontrak juga adalah perjanjianpemborongan pekerjaan antara pihak pemberi tugas (owner) dengankontraktor. Ketentuan-ketentuan pada syarat-syarat umum kontrak harus diterapkan secara luas tanpa melanggar ketentuan yang ada dalam dokumen kontrak keseluruhan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kontrak dibuat setelah pemberi tugas (owner) menetapkan/menunjuk pemenang pelelangan. Penetapan pemenang pelelangan dilaksanakan dengan cara mengeluarkan surat pelulusan pekerjaan/surat perintah kerja atau Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Tahap ini merupakan tahap kesepakatan antara owner dengan kontraktor. Kesepakatan tersebut diikat oleh surat perjanjian yang diatur dalam dokumen kontrak.

Dokumen kontrak adalah keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan, yang terdiri dari:a. Surat perjanjianb. Surat penunjukan penyedia jasac. Surat penawarand. Adendum dokumen lelange. Syarat-syarat khusus kontrakf. Syarat-syarat umum kontrakg. Spesifikasi teknish. Gambar-gambari. Daftar kuantitas dan hargaj. Dokumen lain yang tercantum dalam lampiran kontrak

Page 23: Eko Prak Tek

Perjanjian yang terdapat dalam dokumen kontrak beserta dengan ampirannya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.

2.2.3. Jenis Kontrak

Yang dimaksud dengan kontrak kerja dalam hal ini yaitu suatu perjanjian atau persetujuan bersama secarala sukarela, tanpa ada unsur paksaan yang mempunyai kekuatan hukum untuk saling mengikat antara pemilik proyek atau yang mewakilinya dengan kontraktor sebagai pelaksana proyek.1. Fixed Lump Sum Contract (kontrak dengan harga tetap)

Fixed Lump Sum Contract yaitu suatu kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan tersebut dalam batas waktu tertentu dengan jumlah harga yang pasti dan tetap. Dengan demikian semua resiko yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian kontrak tersebut, sepenuhnya tanggung jawab pemborong. Sistem kontrak ini lebih tepat digunakan untuk pembelian barang dengan contoh yang jelas atau untuk jenis borongan yang perhitungan volumenya untuk masing – masing unsur / jenis pekerjaan sudah dapat diketahui dengan pasti berdasarkan gambar rencana dan spesifikasi teknisnya. Harga yang mengikat dalam kontrak sistem ini adalah total penawaran harga. Bila diperlukan daftar volume dan harga (bill of quantities) dapat dilampirkan dalam dokumen penawaran, tetapi tidak mengikat dalam kontak dan tidak dapat dijadikan dasar perhitungan untuk melakukan pembayaran. Tahap pembayaran dilakukan berdasarkan prestasi kerja yang kriterianya ditetapkan dalam kontrak yang bersangkutan.

2. Fixed Unit Price Contract (kontrak harga satuan)Fixed Unit Price Contract (kontrak harga satuan) adalah kontrak

pengadaan barang / jasa borongan atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap satuan / unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang volume pekerjaannya masih bersifat perkiraan sementara, sedangkan pembayarannya akan didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan oleh pemborong. Dengan demikian, pekerjaan tambah / kurang dimungkinkan berdasarkan hasil pengukuran bersama atas pekerjaan yang diperlukan. Pertimbangan untuk memilih kontrak dengan cara ini adalah karena untuk keakuratan pengukuran volume pekerjaan yang tinggi diperlukan survey dan penelitian yang sangat mendalam, detail, sampel yang banyak, dan waktu yang lama sehingga biayanya yang sangat besar padahal pengukurannya juga lebih mudah dalam pelaksanaan. Di pihak lain pekerjaan bersifat mendesak dan harus segera dilaksanakan, sehingga untuk pekerjaan yang sifat kondisinya seperti hal tersebut tidak tepat bila digunakan kontrak dengan sistem lump sum.

3. Sistem Turn Key ContractSistem Turn Key Contract yaitu kontrak pengadaan barang / jasa

pemborongan atas penyelesaian seluruh pekerjaan tersebut dalam batas

Page 24: Eko Prak Tek

waktu tertentu dengan jumlah harga tertentu sampai konstruksi barang dan jaringan utama maupun penunjangnya dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan criteria kinerja yang telah ditetapkan. Kontraktor seluruh jenis pekerjaan meliputi: survey lokasi, desain, membuat / menyediakan mesin – mesin, alat-alat, mengangkut ke lokasi, memasang, mengawasi, mengadakan uji coba pengoperasian, pemberian pelatihan operasi dan pemeliharaannya. Sistem ini lebih tepat digunakan untuk membeli suatu barang atau industry jadi, yang hanya diperlukan sekali saja dan tidak mengutamakan kepentingan untuk alih teknologi selanjutnya.

4. Sistem Cost Plus fee ContractSistem Cost Plus Fee Contract yaitu kontrak pengadaan barang / jasa

borongan atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, dimana jenis-jenis pekerjaan dan volumenya belum diketahui dengan pasti, sedangkan pembayarannya dilakukan berdasarkan pengeluaran yang meliputi pembelian bahan, sewa peralatan, upah pekerja dan lain – lain ditambah fee yang telah disepakati oleh kedua belah pihak (misalnya 10% dari jumlah biaya) yang telah dikeluarkan oleh pemborong. Dalam sistem kontrak tersebut, pemilik pekerjaan benar-benar hanya dan harus membayar sesuai bukti-bukti yang dikeluarkan kontraktor untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan tersebut.

5. Kontrak Owner BuilderMerupakan jenis kontrak yang pemiliknya sekaligus sebagaikontraktor,

sehingga dapat mengerjakan proyeknya dengan kekuatan sendiri atau dengan mensubkan pekerjaan tertentu pada sub kontraktor.

6. Kontrak Design and BuildingPada kontrak jenis ini owner hanya menyampaikan gagasan spesifikasi

dan luas lahan. Setelah itu kontraktor merancang dan mengerjakannya. Pada sistem ini perusahaan jawab penuh baik desain ataupun konstruksinya. Pembayarannya dilakukan pada saat proyek sudah selesai dan owner hanya hanya tinggal menggunakan.

Pada pelaksanaan proyek Lanjutan Pembangunan Gedung Paviliun RSUP H. Adam Malik Medan, system kontrak yang digunakan adalah lumpsump fixed price.

2.3. Work Breakdown StructureLingkup pekerjaan menginfornasikan pekerjaan-pekerjaan yang harus

dikerjakan pada gedung tersebut. Penjelasan lingkup sebagai bahan mengenai metode apa saja yang harus dibuat dan bahan schedule pelaksanaan.

Lingkup pekerjaan akan mempengaruhi metode pelaksanaan secara umum. Lingkup pekerjaan akan mempengaruhi besaran dari pekerjaan. Penataan site plan juga memerhatikan pekerjaan apa saja yang akan dikerjakan dalam rangkan perencanaan lokasi material dan alat transportasimya. Di samping itu, pemahaman lingkup pekerjaan sangat mempengaruhi schedule pelaksanaan. Lingkup pekerjaan akan mempengaruhi tidak saja durasi pelaksanaan, tapi juga urutan pelaksanaan dari

Page 25: Eko Prak Tek

kondisi ketergantungan antar pekerjaaan (keterkaitan antar kegiatan). Rincian lingkup pekerjaan ini disebut sebagai Work Breakdown Structure (WBS).

Lingkup pekerjaan dikelompokan berdasarkan pengelompokan umum pekerjaan pelaksanaan gedung yang kemudian di-breakdown lebih lanjut, yaitu:

1. Pekerjaan persiapan 2. Pekerjaan struktur3. Pekerjaan arsitektur4. Pekerjaan mekanikan dan elekrikal5. Pekerjaan landscape / pekerjaan luar

2.3.1. Pekerjaan Persiapan

Mobilisasi personil, peralatan dan material ke lokasi proyek akan diatur sesuai dengan rencana dalam jadwal waktu pelaksanaan yang disepakati dan metode pelaksanaan yang disetujui. Pada bagian awal akan didatangkan peralatan untuk pekerjaan pembersih lapangan, pembuatan instalasi pekerjan sementara dan struktur bawah (pondasi dan galian tanah). Selanjutnya mendatangkan peralatan yang disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan dan peralatan yang tidak dipergunakan lagi akan dikeluarkan dari lapangan. Hal ini dibutuhkan untuk mengatur mobilitas alat dilapangan yang terlalu lama dapat dihindari dan hal seperti ini disebabkan terbatasnya lahan pekerjaan.

Pada pekerjaan bangunan temporary facility seperti bangunan untuk ,direksi keet, barak pekerja, workshop, dan gudang. PT. Nindya Karya (Persero) telah memiliki design khusus yang praktis. Di samping itu, pengaturan letak tata bangunan tersebut harus memperhatikan aspek kelancaran pekerjaan sehingga menjadi efektif dan efisien.

2.3.2. Pekerjaan Struktur

Pekerjaan struktur gedung bertingkat merupakan pekerjaan yang memerlukan perancanaan metode pelaksanaan yang lebih detail. Pekerjaan ini menentukan lintasan kritis yang terjadi karena bentuknya yang bertingkat. Sehingga diperlukan perencanaan konsep metode struktur akan disampaikan secara rinci mengenai konsep metode, zoning dan arah pekerjaan yang digunakan hingga sequence pekerjaannya.

Pekerjaan struktur dapat dikelompokan berdasarkan material, elemen strukturnya maupun posisinya terhadap elevasi tanah. Pengelompokan pekerjaan struktur berdasarkan material:

1. Pekerjaan pembesian2. Pekerjaan pengecoran (beton)3. Pekerjaan bekisting

Page 26: Eko Prak Tek

Sedangkan berdasarkan elemen struktur yang dikerjakan, pekerjaan struktur dikelompokan sebagai berikut:

1. Pekerjaan pondasi2. Pekerjaan pile cap, tie beam pada pelat lantai basement3. Pekerjaan kolom4. Pekerjaan diding penahan tanah5. Pekerjaan dinding shearwall6. Pekerjaan balok dan pelat lantai7. Pekerjaan tangga8. Pekerjaan ramp9. Pekerjaan baja

Pengelompokan pekerjaan struktur berdasarkan posisinya terhadap elevasi tanah adalah :

1. Pekerjaan sub structure2. Pekerjaan upper structure

Di samping pekerjaan di atas,terdapat pula pekerjaan yang terkait langsung dengan pekerjaan struktur (sering disebut sebagai pekerjaan site works), dikerjakan sebelum dan atau selama pekerjaan struktur dimulai yaitu:

1. Pekerjaan dewatering (jika diperkukan)2. Pekerjaan tanah3. Pekerjaan dinding penahan tanah sementara (jika diperlukan)4. Pekerjaan ground anchor (jika ada dan diperlukan)5. Pekerjaan strutting

Metode pelaksanaan pekerjaan struktur terdiri atas banyak macam. Beberapa diantaranya adalah:

1. Metode konvensional2. Metode precast3. Metode topdown4. Metode semi top down

Pemiliham metode sangatlah tergantung atas kondisi proyek yang akan dikerjakan. Dapat dimungkinkan untuk melakukan kombinasi atas beberapa metode pelaksanaan pekerjaan struktur di atas dan selanjutnya akan dibahas di Bab IV Metode Konstruksi Peralatan.

Banyaknya keterkaitan ruatu pekerjaan struktur dengan pekerjaan struktur yang lain dan pekerjaan struktur dengan pekerjaan arsutektur maupun mekanikal dan elektrikal menuntut perencanaan dan pelaksanaan yang baik. Suatu pekerjaan struktur tersebut harus dikerjakan berdasarkan urutan yang benar dan dihubungkan dengan pekerjaan struktur lain juga dengan benar.

Page 27: Eko Prak Tek

Setiap pekerjaan struktur dapat dibuat WBS berdasarkan elemen dan urutan pekerjaanya.

2.3.3. Pekerjaan Arsitektur / Finishing

Pekerjaan arsitektur / finishing gedung bertingkat sangat penting sekali peranannya karena akan menunjukkan, atau mewakili kualitas tampilan dari gedung yang bersangkutan. Upaya melakukan pekerjaan arsitektur / finishing juga dipengaruhi oleh kualitas pekerjaan struktur.

Pekerjaan arsitektur / finishing gedung bertingkat dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu pekerjaan arsitektur / finishing bagian dalam dan pekerjaan arsitektur / finishing bagian luar bangunan. Beberapa pekerjaan arsitektur / finishing bagian dalam antara lain:1. Pekerjaan pasangan dinding (bata merah, bata ringan, celcon, hebel, dll)2. Pekerjaan plesteran, aci, dan keramik dinding (finishing dinding)3. Pekerjaan finishing lantai (keramik, marmer, granit, floor, hardener,

karpet, dll)4. Pekerjaan plafond (gypsum, acoustic, kayu, exposed, dll)5. Pekerjaan kusen pintu kayu, pintu besi, pintu dan jendela aliminium6. Pekerjaan cat7. Pekerjaan railing (railing tangga, railing void, dll)8. Pekerjaan cubicle (toilet)9. Pekerjaan sanitasi10. Pekerjaan aksedoris lain

Pekerjaan arsitektur / finishing bagian luar umumnya hanya pada pekerjaan kulit luar,yaitu:

1. Pekerjaan dinding bagian luar (bata merah, celcon, hebel, façade precast, dll)

2. Pekerjaan lapisan dinding bagian luar (plesteran + aci, marmer, granit, keramik, cat, dll)

3. Pekerjaan kulit luar seperti aluminium composit panel, curtain wall, GRC, dll)

Pada gedung bertingkat, pada prinsipnya pekerjaan arsitektur / finishing dapat dimulai apabila pekerjaan struktur telah selesai pada area tersebut. Hal ni berarti segala bekisting, perancah, serta potongan-potongan kayu sudah tidak ada pada lokasi dimana pekerjaan tersebut akan dimulai. Namun, dengan mempertimbangkan kondisi-kondisi lain seperti ketersedian lahan, desain perancah, dan kondisi lainnya, secara praktis pekerjaan ini dimulai pada saat gedung telah mengerjakan struktur beberapa lantai di atas ground floor (di atas basement)

Page 28: Eko Prak Tek

2.3.4. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

Pekerjaan mekanikal dan elektrikal merupakan proyek gedung bertingkat yang berhubungan dengan fasilitas gedung. Pekerjaan ini terbagi atas 2 (dua) bagian utama yaitu pekerjaan mekanikal dan pekerjaan elektrikal. Namun pekerjaan ini adalah kesatuan pekerjaan yang saling melengkapi dalam fungsinya meningkatkan kenyamanan gedung nantinya dan dalam pengerjaannya hampir bersamaan. Beberapa pekerjaan yang merupakan bagian pekerjaan mekanikal dan elektrikal adalah:

1. Pekerjaan fire alarm2. Pekerjaan instalasi telepon3. Pekerjaan sound system4. Pekerjaan CCTV5. Pekerjaan master clock6. Pekerjaan radio komunikasi7. Pekerjaan fire fighting8. Pekerjaan AC central dan split9. Pekerjaan instalasi air bersih10. Pekerjaan instalasi air kotor11. Pekerjaan sanitary12. Pekerjaan instalasi listrik13. pekerjaan panel dan genset

pekerjaan mekanikal dan elekrikal merupakan pekerjaan yang memiliki keterkaitan yang tinggi dengan pekerjaan finishing. Hal ini yang paling umum terjadi adalah pada pekerjaan instalasi dan pekerjaan plafond. Sehingga koordinasi kedua pekerjaan tersebut harus direncanakan dengan baik.

Pekerjaan-pekerjaan mekanikal dan elektrikal tersebut di atas akan dijelaskan lebil detal pada bagian metode pelaksanaan pekerjaan mekanikal dan elektrikal.

2.3.5. Pekerjaan Landscape

Pekerjaan landscape pada dasarnya merupakan pekerjaan finishing area halaman atau luar dari gedung. Pekerjaan ini terbagi 2 (dua) kelompok yaitu pekerjaan hardscape dan softscape. Penjelasan lebih rinci mengenai pekerjaan ini dapat dilihat dalam detil metode pekerjaan landscape.

Page 29: Eko Prak Tek

2.4. Organizational Breakdown Structure

Organisasi proyek adalah suatu system hubungan kerjasama dari berbagai pihak yang terlibat pada suatu proyek pembangunan dalam mengatur pelaksanaan berbagai pekerjaan dalam rangka mencapai suatu hasil yang efektif dan efisien sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Dengan adanya organisasi proyek ini maka kegiatan masing-masing pihak mempunyai tugas dan wewenang sesuai dengan jabatan atau kedudukannya yang harus dipertanggungjawabkan kepada pihak-pihak yang terkait, dalam hal ini orang yang kedudukannya dalam organisasi berada di atasnya.

Struktur organisasi proyek merupakan perwujudan dari suatu sistem organisasi dalam pelaksanaan suatu proyek pembangunan, atau dengan kata lain merupakan suatu kerangka penjabaran dari keseluruhan tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak yang terkait, sehingga jelas batasan wewenang dan tanggung jawabnya. Struktur organisasi terdiri dari beberapa unsur yang saling terkait dan berinteraksi satu dengan yang lainnya tanpa bisa terpisahkan rantai hubungan kegiatannya. Dengan adanya sistem organisasi yang baik dan struktur organisasi yang jelas, maka suatu pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik dan tujuan dari pelaksanaan proyek pembangunan tersebut pin dapat tercapai sesuai dengan persyaratan waktu, biaya, dan mutu yang telah disepakati sebelumnya.

Pada proyek Lanjutan Pembangunan Gedung Paviliun RSUP H. Adam Malik Medan ini, juga memiliki sistem organisasi dan struktur organisasi. Hal ini berguna untuk mendukung target dari pencapaian yang ingin dicapai, sebab di dalam proyek ini melibatkan banyak instansi / badan hokum / perorangan yang masing-masing memiliki tugas, tanggung jawab serta wewenang yang berbeda-beda.

Adanya sistem organisasi dan struktur yang baik dan jelas pada proyek ini diharapkan dapat mengakomodasikan seluruh tugas, tanggung jawab, dan wewenang masing-masing pihak yang terlibat, sehingga pelaksanaan proyek dapat berjalan dengan baik sesuai dengan yang berdasarkan perencanaan yang telah dilakukan.

2.4.1. Stakeholder

Adapun unsur-unsur yang terlibat di dalam proyek Lanjutan Pembangunan Gedung Paviliun RSUP H. Adam Malik Medan ini, antara lain:

1. Owner (pemberi tugas)Pemberi tugas (owner) adalah pihak yang mempunyai dana dan ingin

mendirikan suatu bangunan dengan menggunakan dana yang dimilikinya tersebut. Ada pun pelaksanaan dari tujuan tersebut dapat dilakukan sendiri atau meminta pihak lain untuk melaksanakannya sesuai dengan yang diinginkan dengan pertimbagan tertentu.Pemberi

Page 30: Eko Prak Tek

Pemberi tugas (owner) dapat berupa perseorangan badan, instansi, maupun lembaga baik pemerintah atau swasta. Pada proyek Lanjutan Pembangunan Gedung Paviliun RSUP H. Adam Malik Medan ini, yang bertindak selaku pemberi tugas (owner) adalah Kementrian Kesehatan RI. Adapun tugas dan wewenang dari pemberi tugas (owner), meliputi:

Mennyediakan dana pembangungan proyek Mengadakan pembebasan lahan Mengusahakan izin yang diperlukan untuk pembangunan proyek

konstruksi tersebut (IMB) Mengadakan pembanyaran atas pekerjaan yang telah selesai

dilaksanakan sesuai dengan kontak Melakukan pemilihan konsultan dan kontraktor dengan pelelangan

maupun penunjukan langsung serta mengadakan perjanjian dengan mereka (kontrak)

Menyetujui dan menolak perubahan pekerjaan (tambahan / pengurangan pekerjaaan)

Member keputusan dan instruksi yang berkaitan pada perubahan pekerjaan, waktu, dan biaya.

Menghadiri rapat-rapat dengan pelaksana proyek untuk dapat memantau perkembangan proyek

2. Konsultan MK (Manajemen Konstruksi)Konsultan manajemen konstruksi adalah pihak yang diberi

kepercayaan oleh pemberi tugas (owner) untuk mengelola serta mengawasi proses pelaksanaan pembangunan dari awal sampai dengan akhir pelaksanaan pekerjaan pembangunan. Dengan kata lain, konsultan manajemen konstruksi mewakili atau bertindak sebagai koordinator atas nama pemberi tugas (owner).

Pada proyek Lanjutan Pembangunan Gedung Paviliun RSUP H. Adam Malik Medan ini, yang bertindak selaku konsultan manajemen konstruksi adalah PT. Indra Karya (Persero). Adapun tugas dan wewenang dari konsultan manajemen konstruksi, meliputi:

Melakukan pengawasan secara berkala terhadap pelaksanaan pekerjaan kontraktor di lapangan terutama standar mutu (kesesuaian dengan spesifikasi teknis, rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) seperti digariskan sebelumnya.

Melakukan proses pengawasan dan memberi penilaian terhadap laju pelaksanaan dan tingkat perkembangan pekerjaan kontraktor di lapangan serta ketepatannya dengan jadwal rencana dan penyelesaian.

Melakukan proses pengawasan prokdutivitas terhadap aspek waktu dan biaya proyek, termasuk juga dampak yang ditimbulkan.

Melakukan pengawasan dan membuat persetujuan terhadap kemungkinan adanya revisi, perubahan terhadap, dan penyesuaian

Page 31: Eko Prak Tek

hasil perencanaan baik karena pertimbangan tertentu maupun atas permintaan owner demi hasil pelaksanaan pekerjaan yang lebih baik.

Melakukan proses penelitian dan pemeriksaan terhadap hasil-hasil pelaksanaan yang telah diselesaikan kontraktor di lapnagan baik dari segi waktu, mutu, dan biaya.

Memberikan peringatan dan pengarahan kepada kontraktor jika terhadap penyimpangan teknis, rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) dalam proses pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

Meminta penjelasan kepada kontraktor sehubungan rencana pekerjaan ataupun hasil-hasilnya demi kepastian pelaksanaan proyek.

Menilai dan mendyahkan surat-surat berita acara laju paelaksanaan dan perkembangan (kemajuan) pekerjaan, berita acara penyerahan pekerjaan.

3. Konsultan Perencana Konsultan perencana adalah pihak yang bergerakdalam jasa yang

memiliki kemampuan untuk merancang, merencanakan atau memberikan konsultasi kepada pemilik bangunan sehingga tercipta suatu rancangan dapat berupa perseorangan atau perseroan yang berbadan hukum.

Pada proyek Lanjutan Pembangunan Gedung Paviliun RSUP H. Adam Malik Medan ini, yang bertindak selaku konsultan perencana adalah PT. ………………. Konsultan perencana ini dibagi menjadi konsultan arsitektur dan konsultan struktur. Adapun tugas dan wewenang dari konsultan arsitektur:

Membuat rancangan yang disesuaikan dengankebutuhan dari owner.

Memberikan konsultasi dan pertimbangan kepada owner mengenai rancangan yang akan dibuat.

Membuat gambar rancangan yang telah disepakati dengan sedetail mungkin.

Sedangkan tugas dan wewenang dari konsultan struktur yaitu:

Memberikan konsultasi kepada konsultan arsitektur data perencanaan mengenai kekuatan konstruksi yang mungkin dapat diterapkan.

Memberikan masukan dan usulan mengenai konstruksi pendukung bangunan (pondasi) terhadap kondisi tanah setempat.

Membuat revisi atas perencanaan sebelumnya jika ada yang tidak sesuai dengan kondisi di lapangan.

Memberikan usulan, saran, dan pertimbangan kepada pemberi tugas maupun pelaksana proyek tentang pelaksanaan pekerjaan.

Page 32: Eko Prak Tek

Mengahadiri rapat-rapat teknis dan koordinasi agar bila ada perubahan-perubahan bisa cepat diketahui dan diantisipasi.

4. Kontraktor

Kontraktor adalah pihak yang menerima pekerjaan bangunan menurut biaya telah disepakati dan melaksanakannya sesuai dengan peraturan dan syarat-syarat serta gambar-gambar rencana yang telah ditetapkan.

Kontraktor berupa perseroan yang berbadan hukum atau badan hukum yang bergerak dalam bidang pelaksanaan pekerjaan bangunan. Dalam pelaksanaan proyek Lanjutan Pembangunan Gedung Paviliun RSUP H. Adam Malik Medan ini yang bertindak sebagai kontraktor adalah PT. Nindya Karya (Persero). Adapun tugas dan wewenang dari kontraktor meliputi: Menyiapkan sember daya manusia dari tenaga ahli sampai dengan

mandor-mandor dan pekerja-pekerja dalam berbagai bidang pekerjaan Mempelajari gambar kerja dengan seksana dan melaporkan kepada

pengawas setiap ada perubahan. Menyediakan alat-alat yang dipergunakan, memperbaikinya apabila

rusak dan jika pekerjaan telah selesai wajib menyingkirkan alat-alat tersebut dan membersihkan bekas-bekasnya.

Menyusun dan memperhitungkan keperluan dana untuk membiayai pelaksanaan pekerjaan –pekerjaan.

Memperhitungkan syarat dan ketentuan dalam kontrak tentang bentuk volume, mutu, dimensi, dan lainnya dari bagian-bagian pekerjaan.

Memilih dan menetapkan metode pelaksanaan konstruksi (MPK) yang akan dipakai.

Menyiapkan cash flow untuk pembiayaan pelaksanaan pekerjaan dan rencana-rencana pendanaan (funding plan) serta system pengendalian internal, baik bagian aspek keuangan maupun bagi operasional pengendalian waktu mutu.

Membuat laporan harian, mingguan, bulanan.

2.4.2. Struktur Organisasi Proyek

Page 33: Eko Prak Tek

BAB III

PERENCANAAN DAN MANAJEMEN LOKASI KERJA(SITE PLAN MANAGEMENT)

3.1. Pendahuluan

Sebelum pelaksanaan pekerjaan pokok suatu pekerjaan konstruksi, pekerjaan yang harus dilakukan adalah pekerjaan persiapan. Pekerjaan persiapan ini baik untuk proyek-proyek pembangunan gedung bertingkat proyek pembangunan bandara, jembatan, pelabuhan, dermaga maupun proyek lainnya, secara umum tidak banyak berbeda. Besar kecilnya, mudah atau sulitnya tergantung pada madding-masind proyek yang akan dikerjakan.

Pekerjaan persiapan harus direncanakan sebelum masa pelaksanaan suatu proyek konstruksi dan pada saat tender. Perencanaannya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh suatu hadil perencanaan yang efisien, namun bisa mencakup segala pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek tersebut.

Adapup pekerjaan persiapan yang harus dilakukan dalam pelaksanaan proyek konstruksi, antara lain:

1. Perencanaa site plan2. Perhitungan kebutuhan sumber daya (listrik dan air)3. Pembuatan shop drawing4. Pengadaan material untuk pekerjaan persiapan5. Mobilisasi peralatan6. Pelaksanaan di lapangan

3.2. Perencanaan Site Plan

Perencanaan site plan pada prinsipnya adalah perencanaan tata letak atau lay out dari fasilitas-fasilitas yang diperlukan selama pelaksanaan proyek. Fasilits-fasilitas yang dimaksud antara lain:

1. Kantor proyek / direksi keet2. Gudang material3. Base camp staf proyek dan barak pekerja4. Los kerja besi dan kayu5. Pagar proyek dan pintu gerbang6. Jalan kerja7. Penempatan alat berat, Tower Crane dan lift bahan 8. Lokasi pembuangan komponen precast (jika ada)9. Cleaning pit10. Pos jaga11. Toilet12. Instalasi air bersih

Page 34: Eko Prak Tek

13. Instalasi air kotor14. Instalasi listrik

Dalam membuat lay out untuk pekerjaan ini, perlu diperhitungkan secara cermat penempatan masing-masing fasilitas dan sarana yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek. Dengan memperhatikan kondisi lapangan yang ada dan disesuaikan dengan disain lay out proyek yang akan dikerjakan, penempatan fasilitas dan sarana proyek nantinya akan dapat berfungsi secara optimal sesuai perencanaan. Namun demikian yang harus tetap dipertimbangkan adalah bahwa seluruh fasilitas dan sarana proyek yang dibangun untuk pekerjaan persiapan tersebut adalah bersifat sementara dan nantinya dibongkar setelah pelaksanaan proyek selesai dan dikembalikan ke gudang peralatan kontraktor. Adapun kondisi lahan terhadap tapak gedung yang akan dibangun disajikan pada gambar site plan.

Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan lay out fasilitas dan sarana yang diperlukan untuk pelaksanaan suatu proyek antara lain:

1. Menempatkan semua fasilitas proyek di luar dari bagian denah proyek yang akan dikerjakan sedemikian rupa agar tidak menganggu pelaksanaan proyek. Kecuali jika lahan terlalu sempit dan atau telah tersedia lahan area gudang (biasanya struktur basement) untuk dapat ditempati.

2. Menempatkan, material, bangunan seperti: besi beton, kayu, panel beton, dan lainnya, harus dipisahkan sesuai dengan jenis dan ukurannya, sehingga memudahkan penyimpanan dan pengambilannya.

3. Menempatkan material-material yang harus terlindung dari cuaca, seperti: semen, maupun material finishing lainnya dalam gudang tertutup.

4. Menempatkan alat-alat berat seperti tower crane pada posisi strategis, agar dapat menjangkau seluruh area kerja yang diperlukan dengan tetap memperhatikan aspek kemudahan erection dan dismantling. Di samping itu untuk memperhatikan area lingkungan sekitar yang terlewati oleh jib TC.

5. Merencanakan jalur jalan kerja dan arus lalu lintasnya secara benar agar tidak menimbulkan stagnasi lalu-lintas, baik lalu-lintas material maupun maneuver alat-alat berat.

6. Menempatkan los kerja tidak jauh dari penempatan material7. Memempatkan pos jaga yang tepat sehingga mempermudah mengawasi seluruh

kegiatan proyek.8. Merencanakan pagar proyek yang rapi dan memperhitugkan setetika, namun tetap

efisien.9. Menempatkan barak pekerja dan base camp staf proyek yang tidak jauh dari

lokasi proyek.

Page 35: Eko Prak Tek

3.2.1. Kantor Proyek / Direksi KeetKantor proyek / direksi keet dibangun sebagai tempat bekerja bagi para

staf, baik dari kontraktor, pengawas maupun pemilik proyek di lapangan yang dilengkapi dengan ruangan-ruangan kerja staf, ruang rapat, ruang pimpinan, musholla, dan toilet. Besar kecilnya kantor proyek ini tergantung pada jenis proyek maupun jumlah staf yang bekerja.

Kantor konsultan dan kontraktor menggunakan keet standart dari PT. Nindya Karya (Persero) yang dapat berupa container, keet rakitan dari baja, maupum temporary office yang berada di dalam basement. Hal ini tergantung dari ketersediaan lahan. Secara prinsip terdapat 3 (tiga) kondisi yang umum dijumpai yaitu pada saat pekerjaan substructure, upperdtructure, finishing / landscape. Ketiga kondisi tadi membuat kondisi lahan yang juga berbeda. Sehingga diperlukan perencanaan terhadap ketiga kondisi tersebut dengan tetap memperhatikan aspek-aspek penting lainnya seperti sfidien dan efektifitas.

3.2.2. Gudang Material dan PeralatanBahan-bahan yang harus terlindung dari pengaruh cuaca seperti: semen

dan material finishing lainnya harus disimpan dalam tempat tertutup. Untuk itu, diperlukan tempat penyimpanan yang disebut gudang. Sebagai tempat penyimpanan material, gudang harus memenuhi berbagai persyaratan. Kondisi harus dijaga agar tetap kering dan tidak lembab.

Gudang peralatan dibuat dengan standar PT. Nindya Karya (Persero), terbuat dari rangka baja yang mudah dipasang dan dibongkar dengan cover terbuat dari plywood dan material seng.

3.2.3. Base Camp Staf Proyek dan Barak PekerjaBase camp proyek sering digunakan apabila proyek berada di luar

kota. Tempat ini untuk menampung tim proyek sebagai tempat tinggal.Barak pekerja merupakan bangunan tempat tinggal para pekerja. Barak

pekerja ini dirancang dapat menggunakan system rakitan atau dengan rangka kayu, menyesuaikan kondisi yang ada. Lokasi barak pekerja dapat berada di luar lokasi proyek maupun di luar, tergantung ketersediaan lahan, aspek keamanan atau permintaan pihak tertentu. Apabila tidak berada di lokasi proyek untuk memudahkan pengawasan dan kelancaran proyek.

3.2.4. Los Kerja Besi dan kayu Fasilitas ini dibangun untuk pekerjaan besi dan kayu. Los kerja besi

merupakan tempat pemotongan maupun pembengkikan besi beton sesuai gambar kerja (shop drawing) yang ada. Los kerja kayu digunakan sebagai tempat pembuatan bekisting dan pekerjaan kayu lainnnya. Bangunan untuk fasilitas ini biasanya dibuat lepas tanpa dinding (los) dan diberi penutup atap, agar para pekerja dapat bekerja dengan nyaman.

Page 36: Eko Prak Tek

Los kerja ini ditempatkan sedekat mungkin dengan lokasi stock material dan direncanakan dalam satu flow fabrikasi besi maupun kayu yang dianggap paling efektif dan efisien dari aspek luas area yang dibutuhkan dan yang tersedia waktu fabrikasi dan pemindahan material besi dan kayu

3.2.5. Pagar Proyek dan Pintu GerbangPembuatan pagar proyek dalam suatu pelaksanaan proyek konstruksi

merupakan suatu keharusan. Hal ini, untuk menjamin keamanan kerja dalam lingkungan proyek. Karena fungsinya sebagai penganaman, maka pagar dibuat kokoh dan tidak mudah roboh.

Di samping itu, untuk keserasian dengan lingkungan sekitarnya, maka pagar proyek harus dicat dan diberi dekorasi secukupnya, sehingga terlihat lebih asri. Konstruksi pagar proyek dibuat dengan menggunakan dinding seng dan didukung oleh tiang-tiang besi dan kayu dan diikat denganbaut pengikat pada jarak tertentu. Sehingga, konstruksinya kuat sebagai pengaman proyek yang dikerjakan.

Pagar proyek ini ditempatkan pada sisi yang membutuhkan. Apabila dalam suatu proyek telah ada bangunan existing yang dianggap dapat berfungsi sebagai pagar proyek dimana dinilai cukup kuat, maka pada area sisi tersebut tidak perlu dipasang pagar proyek. Pada kondisi ini maka pagar proyek oleh kontraktor sudah tidak perlu dipasang lagi, kecuali ditemukan beberapa bagian dari pagar existing yang dianggap rusak dan perlu diganti.

Pintu gerbang proyek dengan standar dari PT. Nindya Karya (Persero) terbuat dari rangka baja yang mudah dipasang dan dibongkar, dengan cover dari material logam dengan penampilan standar dari PT. Nindya Karya (Persero).

Gambar Pagar proyek

Page 37: Eko Prak Tek

3.2.6. Jalan KerjaJalan kerja di lingkungan proyek dibuat untuk jalur lalu-lintas

kendaraan proyek, baik untuk material, truk mixer, maupun mobilisasi alat-alat berat seperti: mobil crene, tower crane, lift barang, dan lainnya.

Membuat jalan kerja ini harus kuat walaupun bersifat sementara. Oleh karena itu, jalan kerja dibuat dengan suatu pekerkerasan berupa sirtu, aspal maupun beton dengan mutu minimal K-250 tanpa tulangan. Pemilihan design dari jalan kerja ini berdasarkan kondisi jalur jalan kerja. Apabila kondisi tanah permukaan culup keras maka perkerasan tidak perlu dilakukan. Khusus untuk perkerasan dapat dibuat dengan konvensional maupun precast.

Pada kondisi tidak akses sama sekali, maka jalan kerja dibuat dengan melintasi area struktur, biasanya pada struktur pelat lantai ground floor. Pada kondisi ini, dilakukan perhitungan untuk memastikan kemampuan struktur pelat lantai atas beban lalu lintasyang aka nada. Umumnya dilakukan perkuatan dengan memasang pipe support pelat dan balok pada lokasi yang akan dijadikan jalur jalan kerja.

3.2.7. Penempatan Alat Berat TC, PH, Lift Barang, dan LainnyaPada proyek-proyek konstruksi gedung bertingkat tinggi atau gedung

bertingkat rendah dengan denah yang luas, diperlukan alat-alat berat untuk transportasi material, terutama untuk arah vertikal. Untuk sistem transportasi vertikal ini, tower crane dan lift barang merupakan alat transportasi yang sering digunakan pada proyek pembangunan gedung bertingkat.

Tower crane diperlukan terutama sebagai pengangkut vertikal bahan-bahan untuk pekerjaan struktur, seperti: besi, bekisting, beton cor, dan material lainnya. Penempatan tower crane, harus direncanakan bisa menjangkau seluruh areal proyek konstruksi bangunan yang akan dikerjakan dengan maneuver yang aman tanpa terhalang. Pengguanaan tower crane tersebut, juga harus memperhitungkan beban maksimum yang mampu diangkatnya. Pada kondisi tertentu, penggunaan tower crane tidak dimungkinkan, maka digunakan mobile crane. Dapat juga digunakan kombinasi keduanya apabila diperlukan.

Konstruksi tower crane yang perlu direncanakan dengan cermat adalah pondasi dan penempatan bracing sebagai pengaku pada saat bangunan telah mencapai ketinggian tertentu. Pondasi tower crane berupa pondasi beton plat setempet dengan bored pile atau tiang pancang. Pondasi tower crane di dalam gedung, memanfaatkan pondasi gedung yang akan di bangun. Sedangkan bracing menggunakan material baja yang diangkutkan ke struktur bangunan yang akan jadi pada elemen struktur kolom maupun balok dan plat lantai.

Sementara itu, lift barang dan passanger lift merupakan alat transportasi vertikal untuk pengankutan material pekerjaan finishing maupun tenaga kerja proyek. Kontruksi lift bahan dan penumpang ini, dibuat seperti

Page 38: Eko Prak Tek

pada tower crane yang meliputi pondasi struktur rangka untuk rail lift, diperkuat dengan bracing yang ditanam pada struktur bangunan yang sudah jadi. Penggunaan alat-alat ringan seperti: compressor, vibrator, scaffolding, pompa air, molen, alat pengukuran, dan lainnya untuk kebutuhan proyek tersebut.

3.2.8. Pos JagaUntuk pengawasan area proyek terhadap aspek keamanan, diperlukan

pos keamanan. Semua pekerja yang akan masuk dan keluar harus melewati pos keamanan untuk diperiksa. Begitu juga dengan keluar masuk barang, harus melapor ke pos keamanan untuk dilakukan pencatatan. Pos keamanan juga harus mendata setiap tamu yang masuk dan keluar dari area proyek.

Pos jaga keamanan dibuat dengan elevasi lebih tinggi dari vincity untuk pengamatan yang luas dan lebih baik.

Gambar Pos jaga

3.2.9. ToiletSebagai fasilitas sanitasi yang harus ada pada proyek diperkukan toilet.

Toilet dibedakan disain dan lokasinya berdasarkan peruntukannya. Toilet untuk karyawan dan konsultan didisain berbeda dengan untuk pekerja. Toilet untuk karyawan dan konsultan ini ditempatkan sedekat mungkin dengan kantor. Sedangkan toilet untuk pekerja diletakkan berada di lokasi pejerjaan yang sedang berlangsung.

Toilet dibuat dengan finishing keramik dan kloset dengan kualitas bagus dan tersedianya bak air.

3.2.10. Area Parkir Untuk melindungi kendaraan karyawan dan tamu dari cuaca serta

untuk kerapian dan kenyamanan, maka dibuat areal parker pada lokasi proyek. Area parkir sebisa mungkin ditempatkan pada area yang teduh dengan tanah yang diberi perkerasan. Area parkir diatur sedemikian rupa agar terlihat rapi dan tersusun dengan baik dan tidak mengalami hambatan ketika masuk dan keluar area parkir.

Page 39: Eko Prak Tek

Area parkir dengan kapasitas cukup dan dapat melindungi kendaraan dari hujan dan cuaca panas. Pada kondisi tertentu, area parkir tidak dilengkapi dengan pelindung namun tetap tersusun rapi. Area parkir sebisa mungkin dipisahkan antara parkir roda dua dan parkir roda empat. Pada kondisi tertentu dimana lokasi proyek sangat sempit, area parkir ditemparkan di luar area proyek seperti di halaman dekat lokasi proyek.

3.2.11. Instalasi Air KotorPada pelaksanaan proyek diperlukan air bersih untuk beberapa

kebutuhan seperti air curing beton, perawatan beton test, pembersihan ban mobil, pekerjaan finishing, dan lainya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan instalasi air bersih berupa susunan tangki air, jaringan pipa, dan pompa. Air dapat berasal dari tanah atau PDAM. Instalasi air bersih didisain sedemikian rupa sehingga rapi, efisien, dan tidak mengganggu aktifitas kegiatan proyek.

3.2.12. Instalasi Air BersihPada pelaksanaan proyek sering terdapat air kotor atau air sisa atau air

buangan seperti air sisa curing, air sisa pekerjaan bored pile, air dari toilet, lainnya. Adanya air buangan atau air kotor tersebut membutuhkan instalasi air kotor di dalam proyek yang nantinya dialiri di saluran air kota dengan syarat mutu air buangan baku tersebut sesuai dengan persyaratan pemerintah setempat.

Instalasi air kotor berupa pipa pembuangan, saluran pengendap atau penyaring dan saluran temporary dengan kemiringan dan debit untuk mengalirkan aliran permukaan ke drainase kota. Disain instalasi air kotor diusahakan tidak mengganggu aktifitas proyek, terlihat rapi dan efisien.

3.2.13. Instalasi Listrik dan PeneranganSuatu proyek membutuhklan energi listrik dalam jumlah yang cukup

besar. Kebutuhan tersebut terutama untuk menjalankan peralatan seperti tower crane, passanger hoist, lampu penerangan, lainnya. Agar proses tersebut

Page 40: Eko Prak Tek

berjalan lancar maka dibutuhkan instalasi listrik dan penerangan yang memadai.

Sumber listrik berasal dari PLN dan didistribusikan ke lokasi proyek dan kantor. Disini pun kita harus teliti, jangan terlalu menggantungkan energi listrik hanya pada PLN saja. Siapkanlah genshet (generator shet) sebagai energi listrik cadangan sebab, kita tidak pernah tahu ada kalanya terjadi pemadaman listrik. Khususnya lokasi proyek Lanjutan Pembangunan Gedung Paviliun RSUP H. Adam Malik Medan tidak jarang mengalami pemadaman listrik.

3.2.14. Traffic ManagementAdanya aktifitas masuk dan keluar proyek, terutama material,

memerlukan pemgaturan khusus. Pengaturan tersebut dapat berupa penentuan pintu masuk dan pintu keluar. Area maneuver, area loading, dan unloading material, area antrian, dan aturan lainnya. Pengaturan lalu-lintas tersebut disebut traffic management.

Traffic management sangat terkait dengan lali-lintas yang ada di luar proyek dan lalu-lintas yang diperkirakan terjadi di dalam proyek. Jumlah dan kondisi akses serta rute jalan kerja saling meemerlukan dalam merencanakan lalu-lintas di dalam proyek.

Pada lokasi proyek yang cukup luas, traffic management hanya focus pada pengendalian lalu-lintas sekitas proyek. Namun, apabila lokasi proyek sempit, maka pengaturan lalu-lintas di dalam proyek menjadi lebih penting untuk diperhatikan. Pada proyek ini, lokasi lahan tidak begitu luas, namun masih cukup untuk lalu-lintas traffic management untuk proyek ini.

Page 41: Eko Prak Tek

BAB IV

METODE KONSTRUKSI DAN PERALATAN

4.1. Pendahuluan

Metode konstruksi proyek adalah bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mendapatkan tujuan dari proyek, yaitu biaya, kualitas dan waktu. Aspek teknologi, sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi. Umumnya, aplikasi teknologi ini banyak diterapkan dalam metode-metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat, dan aman, sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi. Sehingga target waktu, biaya dan mutu sebagaimana ditetapkan akan dapat tercapai.

Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, adakalanya juga diperlukan suatu metode terobosan untuk menyelesaikan pekerjaan di lapangan. Khususnya pada saat menghadapi kendala-kendala yang diakibatkan oleh kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan dugaan sebelumnya. Untuk itu, penerapan metode pelaksanaan konstruksi yang sesuai kondisi lapangan, akan sangat membantu dalam penyelesaian proyek konstruksi bersangkutan.

Penerapan metode pelaksanaan konstruksi, selain terkait erat dengan kondisilapangan di mana suatu proyek konstruksi dikerjakan, juga tergantung jenis proyek yang dikerjakan. Metode pelaksanaan pekerjaan untuk bangunan gedung berbeda dengan metode pekerjaan bangunan irigasi, bangunan pembangkit listrik, konstruksi dermaga maupun konstruksi jalan dan jembatan.

Semua tahapan pekerjaan gedung mempunyai metode pelaksanaan yang disesuaikan dengan disain dari konsultan perencana. Hal yang berpengaruh dalam metode pelaksanaan gedung adalah :1. Kondisi dari lokasi proyek2. Volume pekerjaan 3. Keadaan sekitar dari lokasi proyek4. Keadaan jalan akses untuk material dan peralatan5. Ketersediaan alat6. Tingkat kualitas yang dibutuhkan7. Jadwal pelaksanaan (schedule)8. Ketersediaan dari teknologi konstruksi dan sember daya

Perencanaan metode pelaksanaan suatu item pekerjaan akan mengikuti jadwal waktu yang disediakan untuk item pekerjaan tersebut. Dari perencanaan metode ini akan diperoleh data kebutuhan alat yang diperlukan, jenis dan volume bahan yang akan dibutuhkan, teknis dan urutan pelaksanaan pekerjaan serta pola pengendalian mutu yang harus diterapkan.

Apabila waktu pelaksanaan yang tersedia tidak mencukupi dalam pelaksanaan gedung tersebut, maka berdasarkan kemampuan sumber daya yang ada pada daerah

Page 42: Eko Prak Tek

tertentu dibuat schedule pelaksanaan yang realistis yang telah memperhitungkan segala kemungkinan dalam pelaksanaan gedung.

4.2. Data Teknis Umum

Data teknis umum berisi data-data teknis prinsip yang mempengaruhi pemilihan metode pelaksanaan seperti kondisi tanah, elevasi muka air tanah, elevasi tanah existing, keberadaan basement, jumlah lantai basement, jumlah lantai di atas basement, sistem struktur, adanya sistem dinding penahan tanah, dan lain-lain.

Data-data teknis umum dari proyek ini, disampaikan dalam tabel berikut ini:

Parameter KeteranganElevasi tanah eksisting

Elevasi lantai paling bawahElevasi muka air tanahElevasi dasar pondasiElevasi dasar pile cap / mass concreteJumlah lantai basement (rencana) 1 lantai

Jumlah lantai gedung di atasbasement (rencana)

8 lantai

Tinggi gedung rencanaKondisi tanahSistem struktur Konvensional

Tabel 4.2.1 Data-data teknis umum

Berdasarkan data tersebut di atas, dibuat suatu gambar prinsip mengenai potongan yeng terjadi. Gambar tersebut akan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai situasi dan kondisi gedung terhadap tanah dan air yang sering menjadi pertimbangan dalam menentukan metode pelaksanaan.

Page 43: Eko Prak Tek

4.3. Spesifikasi Teknis

Pada bagian ini berisi resume spesifikasi teknis yang mempengaruhi metode pelaksanaan gedung. Adapun data-data mengenai resume spesifikasi teknis pada proyek ini disampaikan dalam table sebagai berikut:

Parameter Resume SpesifikasiA. PersiapanLuas kantor pengawas dan owner -Perlengkapan kantor pengawas, konsultan dan owner

Meja, kursi, komputer, ATK

Perlengkapan Safety pengawas, konsultan dan owner

Helm, sepatu safety, safety belt, jas hujan, kaos tangan, masker

B. StrukturMutu beton -Kandungan fly ash maksimum -Umur bongkar bekisting balok dan pelat 21 hariUmur bongkar bekisting kolom dan dinding 7 hariMutu besi beton BJTD 40 untuk D ≥ 10 mmSyarat mass concrete BJTP 24 untuk Ø < 10 mmMutu bekisting -C. Arsitektur -D. Mekanikal ElektrikalPekerjaan Mekanikal -Pekerjaan Elektrikal -E. LandscapeTanaman / Pohon -F. Standart Test MaterialMutu beton Uji tekanMutu besi beton Uji tarikUrugan tanah -

Tabel 4.3.1 Resume Spesifikasi Teknis

4.4. Pembuatan Shop Drawing

Shop drawing atau gambar kerja, merupakan acuan bagi pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Dengan adanya gambar kerja, maka pekerjaan lapangan menjadi mudah dilaksanakan dan terkendali secara teknis, baik dari segi waktu maupun mutu kerja.

Gambar kerja, harus disiapkan dalam tahap awal proyek dan mendapatkan pengesahan dari pihak pegawas atau konsultan perencana, sebelum dilaksanakan di lapangan. Shop drawing disiapkan oleh bagian engineering berpedoman pada disain bangunan dari konsultan pada gambar for costruction drawin

Page 44: Eko Prak Tek

4.5. Peralatan

Dalam kegiatan pelaksanaan konstruksi membutuhkan alat-alat tertentu yang sesuai dengan kebutuhan untuk mendukung kegiatan di dalamnya. Alat-alat yang digunakan antara lain: alat berat, alat bantu, dan alat pendukung.

4.5.1. Alat Berat

Alat berat yang digunakan dalam proyek Lanjutan Pembangunan Gedung Paviliun RSUP H. Adam Malik Medan, antara lain:

1. Truck mixerTruck mixer adalah alat pengangkut beton dari tempat pembuatannya

(batching plant) ke lokasi proyek. Dimana di perjalanan menuju lokasi, molen truk mixer ini harus terus mangaduk dengan cara berputar sesuai dengan arah jarum jam agar pasta beton yang ada di dalamnya tidak mengeras.

Saat hendak mengeluarkan adukan, maka putarannya akan berubah menjadi berlawanan dengan arah jarum jam. Truk yang digunakan berkapasitas maksimum 7m³ dengan dilengkapi tangki air yang berada di atas alat pengaduk yang berfungsi untuk membersihkan pengaduk dari sisa-sisa campuran beton setelah digunakan. Truk ini disediakan oleh perusahaan pembuat beton, dalam proyek ini kontraktor menggunakan jasa dari PT. Sukses Beton.

2. Mobile CraneMobile Crane diperlukan terutama sebagai pengangkut vertical bahan-bahan

untuk pekerjaan struktur maupun arsitektur, seperti besi beton, bekisting, beton cor, dan material lainnya. Salah satu syarat utama penggunaan mobile crane adalah tinggin bangunan lebih besar dari 4 (empat) lantai supaya biaya mobile crane lebih efisien. Penempatan mobile crane harus direncanakan bias menjangkau seluruh seluruh areal proyek konstruksi bangunan yang akan dikerjakan dengan manuver yang aman tanpa terhalang. Penggunaan mobile harus memperhitungkan beban maksimal yang mampu diangkatnya. Oprator mobile crane harus siap menjalankan perintah pengangkutan dari mandor atau pengawas di daerah jangkuannya. Mobile crane yang digunakan dalam proyek ini jangkauannya 50m dengan kapasitas 1 ton.

4.5.2. Alat Bantu

Alat bantu yang digunakan dalam proyek Lanjutan Pembangunan Gedung Paviliun RSUP H. Adam Malik Medan, antara lain:

1. Bar benderBar bender adalah alat untuk membengkokkan baja tulangan sesuai dengan

sgop drawing, seperti: membuat kait, sengkang, tulangan, dan lainnya. Alat ini bekerja dengan menggunakan daya listrik dan memakai sistim hidrolis.

2. Bar cutter

Page 45: Eko Prak Tek

Bar cutter digunakan untuk memotong baja tulangan sesuai dengan kebutuhan pemakai. Alat ini juga bekerja dengan menggunakan tenaga listrik. Dalam pengerjaannya dibutuhkan operator khusus untuk menggunakan alat ini sebab sangat berbahaya.

3. VibratorAlat ini digunakan untuk memadatkan beton pada saat pengecoran sehingga

memperkecil rongga-rongga udara yang ada di dalamnya dan meratakan aduan agar menyebar ke segala arah. Alat ini terdiri dari ujung penggetar dan kabel penghubung dengan mesin diesel.

Cara kerja alat ini adalah dengan menggetarkan ujung getar (nail) yang dimasukkan ke dalam adonan beton hingga ke sela-sela bekisting dan tulangan selama proses pengecoran berlangsung.

4. Alat lasAlat ini digunakan umtuk menyambung dan memotong besi tulangan yang

telah terpasang. Biasanya digunakan untuk menyambung pada sambungan perpanjangan, maupun memotong kait atau tulangan yang terlalu panjang atau berlebih. Jenis alat ini ada 2 (dua) macam, yaitu: menggunakan tenaga listrik (las listrik) dan las menggunakan bahan bakar karbit (las karbit).

5. Kompresor udara (air compressor)Kompresor udara (air compressor) digunakan untuk pekerjaan pembersihan,

diantaranya bekisting yang akan di cor pembersih permukaan beton yang akan disambung atau permukaan pelat yang akan dipasang keramik/lantainya. Dan juga digunakan dalam pekerjaan pengecatan.

6. Alat ukurAlat ini terdiri dari theodolit dan waterpass seta perlengkapan lainnya yaitu: statip dan mistar / bak ukur. Alat ini berfungsi untuk menentukan “as” kolom dan balok, leveling lantai, dan marking / penandaan lekat bangunan yang akan dilaksanakan.

Page 46: Eko Prak Tek

7. Theodolith Theodolit merupakan alat bantu ukur proyek dalam menentukan “as”

bangunan dan titik as kolom pada tiap-tiap lantai agar bangunan yang laksanakan tidak miring. Alat ini juga digunakan untuk menentukan elevasi tanah galian (cutting) dan timbunan (fille). Cara penggunaannya dengan mendirikan tripot menyesuaikan kenyamanan pengguna (surveyor) dan memasang theodolith sekaligus mengatur / menyetel kotak nivo, tabung nivo, dan sentring theodolith. Setelah semuanya terpenuhi, lakukanlah penembakan ke titik-titik yang sudah ditetapkan dengan dibantu mistar / bak ukur.

8. WaterpassAlat untuk mengecek kedataran suatu bangunan. Alat ini biasa juga digunakan

untuk mengukurn perbedaan ketinggian elevasi.

9. ScaffoldingKegunaan dari alat ini adalah sebagai penyangga pekerjaan struktur

(perancah), penyangga bekisting, membantu pekerjaan finishing, pemasangan kabel dan lain-lain. Scaffolding juga dapat memperkecil lendutan yang terjadi

Page 47: Eko Prak Tek

pada saat adukan beton dituangkan ke dalam bekisting. Tinggi rendahnya scaffolding dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.

10. Concreate bucketConcrete bucket digunakan untuk pekerjaan pengecoran. Alat ini menyerupai

corong dengan alat penutup pada bagian mulut yang dapat dibuka tutup saat pengecoran. Alat ini dapat menampung beton cair hingga 0,8 m3. Terdapat operator khusus yang mengatur mulut bucket ini. Alat ini diangkut dengan tower crane saat pengecoran pada lantai teratas.

11. Pompa kerja dan tangki airPompa kerja yang digunakan untuk menyedot air dalam tanah kemudian

ditampung pada tangki air untuk memenuhi kebutuhan proyek.12. Bekisting sateko13. Dynabor14. Trowel

Alat ini digunakan untuk meratakan lapisan lantai setelah diberi lapisan pengeras (floor hardening) yang dalam proyek ini menggunakan Padang cement.

4.5.3. Material dan Bahan

Material dan bahan yang digunakan di proyek Lanjutan Pembangunan Gedung Paviliun RSUP H. Adam Malik Medan.

1. Besi baja tulangan2. Baja wide flange3. Semen Padang4. Integral compound5. Curing compound6. Plamir 7. Air kerja8. Plyawood9. Oli bekisting

Page 48: Eko Prak Tek
Page 49: Eko Prak Tek

4.5.4. Pelengkap

1. Kayu

Kayu yang digunakan pada pada pyuyek inidigunakan bantalan base plate pada scaffolding, dan beberapa untuk waller pada bekisting. Kayu yang digunakan harud berkualitas baik, tua, belum kering, dan tidak bercacat. Kelembaban kayu yang digunakan untuk pekerjaan kayu kasar kurang dari 18%. Bahan yang digunakan yaitu: kayu 6/12 cm, kayu 5/7 cm, dan 2/3 cm

Kayu lapis digunakan sebagai penahan bekisting

2. Paku

Paku yang digunakan alam proyek sangat beragan ukurannya dan kegunaanya. Proyek ini menggunakan 4 (empat) jenis ukuran paku yaitu: 2″, 3″, 4″, 5″. Masing-masing digunakan untuk dimensi kayu yang berbeda-beda.

3. Kawat bendrat

Kawat bendrat berfungsi sebagai pengikat rangkaian tulangan-tulangan antara satu tulangan dengan yang lainnya. Sehingga membentuk suatu rangkaian rangka elemen struktur yang siap dicor.

Kawat bendrat

Page 50: Eko Prak Tek

4. Kawat ayam

Kawat ayam berfungsi sebagai separator pada saat pengecoran, ditempatkan pada lokasi stop cor sehingga beton tidak meluber ke arah yang tidak di cor.

Kawat ayam

4. Pipa PVCPipa ini digunakan untuk pekerjaan mekanikal, elektrikal, dan

plumbing (MEP). Dalam proyek ini menggunakan pipa PVC karena PVC tidak akan bereaksi kimia dengan baja tulangan. Oleh karena itu, PVC akan lebih aman dibandingkan pipa galvanis.

4.6. Konsep Metode Pekerjaan Struktur

Perencanaan metode pelaksanaan pekerjaan struktur didasarkan atas design, situasi, dan kondisi proyek serta site yang ada dalam penjelasan bagian sebelumnya (data-data proyek). Data-data tersebut merupakan data yang mempengaruhi dalam menentukan dan merencanakan metode pelaksanaan gedung.

Sebelum menentukan pelaksanaan secara keseluruhan, dalam perencanaan metode ini diperlukan suatu konsep metode yang memiliki pengaruh yang besar terhadap metode pelaksanaan yang lain. Pada dasarnya terdapat metode utama dalam pekerjaan struktur, yaitu:

1. Metode siteworks2. Metode struktur umum3. Metode pekerjaan bekisting, pembesian, dan pengecoran4. Metode tempat pengecoran5. Metode khusus (misal: mass concrete)

Metode site works atau struktur bawah merupakan metode yang memiliki pengaruh yang cukup besar dalam metode pekerjaan struktur secara keseluruhan. Metode struktur bawah akan menentukan ketepatan schedule pelaksanaan struktur. Hal tersebut disebabkan tingkat kesulitan yang tinggi dalam pelaksanaannya.

Page 51: Eko Prak Tek

Pada pelaksanaa struktur bawah terdapat permasalah muka air tanah yang sering menghambat pekerjaan dan perlu penanganan yang teliti mengenai perilaku air bawah tanah sedemikian tidak memberikan dampak merugikan bagi lingkunan sekitar. Di samping itu, kondisi tanah yang kurang baik yang disertai dengan lahan yang sempit akan memberikan kesulitan yang tinggi dalam pelaksanaan pekerjaan tanah dan pekerjaan lain yang terkait. Keberadaan bangunan sekitar gedung memberikan andil dalam proses penentuan metode pelaksanaan struktur bawah. Hal tersebut disebabkan oleh adanya pengaruh pergerakan tanah sekitar, kebisingan, dan debu yang sering menjadi hambatan pelaksanaanpekerjaan struktur bawah gedung.

Metode pekerjaan struktur bawah gedung ini terdapat beberapa jenis. Penggolongan metode pekerjaan berdasarkan arah kerjanya dibagi menjadi 3(tiga) yaitu: metode konvensional, metode top-down, dan metode semi top-down.

1. Sistem konvensionalPada sistem ini, struktur basement dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan

galian selesai mencapai elevasi rencana (sistem bottom up). Pelat basement paling bawah dicor terlebih dahulu, kemudian basement diselesaikan dari bawah ke atas, dengan menggunakan scaffolding. Kolom, balok, dan slab dicor di tempat (cast in place).

Pada sistem ini, galian tanah dapat berupa open cut atau dengan sistem dinding penahan tanah yang bisa sementara dan permanen. Sistem dinding penahan dapat dengan perkuatan strutting, ground anchor, atau free cantilever.

Pada pelaksanaan proyek Lanjutan Pembangunan Gedung Paviliun RSUP H. Adam Malik Medan ini, menggunakan metode konvensional dalam proses konstruksinya.

2. Sistem Top-downPada sistem ini, struktur basement dilaksanakan bersamaan dengan pekerjaan

galian basement. Urutan penyelesaian balok dan plat lantainya dimulai dari atas ke bawah, dan selama proses pelaksanaan, struktur plat dan balok tertentu didukung oleh struktur tiang (king post) yang dipasang bersamaan dengan bored pile.

Pada dinding basement dicor sistem dinding penahan tanahnya yang dapat berupa diafragma wall atau berupa contiguous pile yang dapat bersifat permanen dan temporary yang juga berfungsi sebagai cut off dewatering.

3. Sistem semi top-downPada sistem ini, pelaksanaannya hampir sama dengan metode sistem top-dwn.

Perbedaannya adalah terletak pada pekerjaan struktur atasnya yang dapat dikerjakan yang dapat dikerjakan dengan pekerjaan struktur bawah.

Pada proses pengecoran struktur gedung, baik lantai maupun dinding seta kolom, umumnya dicor bertahap karena luas area dan volume pekerjaan yang

Page 52: Eko Prak Tek

besar. Sehingga dibuat dengan sisrem zoning dengan menyesuaikan kapasitas jumlah sumber daya yang tersedia pada daerah tersebut.

Zoning struktur yang tepat akan membantu kelancaran pelaksanaan dan flow pengadaan sumber daya yang terkait yaitu bekisting, besi tulangan, dan beton ready mix. Dalam perencanaan zoning pekerjaan struktur ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Kapasitas pengecoran harian rata-rata suatu daerah2. Volume material beton, besi dan bekisting serta flow pengadaannya3. Lahan yang tersedia untuk stok material4. Metode tempat pengecoran5. Metode khusus (misalnya mass concrete), dan lainnya.

Dalam menentukan zoning, perlu diperhatikan batas-batas antar zone. Sebagai pedoman praktis, batas zone adalah ¼ bentang balok. Hal tersebut dikarenakan pada area tersebut diperkirakan momen yang terjadi adalah nol atau mendekati nol.

penentuan jumlah zoning, pada pekerjaan struktur juga diperlukan perencanaan arah / flow pekerjaan struktur. Arah pekerjaan struktur akan menentukan hampir semua arah metode pelaksanaan. Beberapa hal yang penting untuk diperhatikan dalam menentukan arah / flow pekerjaan struktur adalah sebagai berikut:

1. Perkiraan lintasan kritis schedule pelaksanaan2. Kemudahan pekerjaan3. Hindari kondisi lokasi pekerjaan yang terjebak karena flow yang salah

Page 53: Eko Prak Tek

Contoh Zoning pada pekerjaan pengecoran:

Zoning Pengecoran

Lantai Basement & Lantai 1A

Keterangan :

Pekerjaan pengecoran pelat lantai :

Luas lantai basement tahap II = 943.72 m²

Volume beton = 132.12 m³

Kapasitas cor = 100 m³/hari

Pembagian zone = 132.12 / 100

= 1.3 zone = 2 zone

Luas lantai 1 A = 823.91 m²

Volume beton = 115.34 m³

Kapasitas cor = 100 m³

Pembagian zone = 115.34 m³/hari

= 1.5 zone = 2 zone

Page 54: Eko Prak Tek

Lantai 1B & Lantai 2A

Keterangan :

Pekerjaan pengecoran pelat lantai :

Luas lantai B = 943.72 m²

Volume beton = 132.12 m³

Kapasitas cor = 100 m³/hari

Pembagian zone = 132.12 / 100

= 1.3 zone = 2 zone

Luas lantai B = 823.91 m²

Volume beton = 115.34 m³

Kapasitas cor = 100 m³/hari

Pembagian zone = 115.34 / 100

= 1.5 zone = 2 zone

Page 55: Eko Prak Tek

4.7. Metode-metode Pekerjaan Struktur

4.7.1. Pekerjaan Struktur-Pile Cap

Pekerjaan pelat basement merupakan pekerjaan yang terdiri atas beberapa elemen struktur yaitu: pelat lantai, tie beam, dan pile cap. Pekerjaan pile cap dapar dicor di awal dan dapat pula bersamaan dengan tie beam dan pelat lantai. Berikut ini disampaikan urutan pelaksanaan pengecoran pile cap secara bersamaan dengan tie beam dan pelat lantai.

Page 56: Eko Prak Tek

4.7.1.1. Metode pelaksanaannya:

1. Gali tanah pile cap dan tie beam, disertai perataan elevasi dasar galianpelat lantai. Galian pada pile cap dan tie beam dibuat dengan memperhitungkan space bekisting batako dan dengan kemiringan yang cukup sehingga lereng galian tidak longsor.

2. Pemotongan kepala tiang bored pile / tiang pancang. Pemotongan tiang inidengan memperhitungkan batas kepala tiang yang harus sesuai dengan drawing.

3. Pembengkokan tulangan bored pile / tiang pancang sesuai dengan gambar shop drawing yang telah disetujui bersama. Apabila jarak penyaluran tulangan mencukupi dengan tinggi dari pile cap dan pelat lantai, maka tulangan tidak perlu dibengkokkan tegak lurus, tapi cukup dimiringkan dengan sudut maksimum 45º.

Page 57: Eko Prak Tek

4. Urukan pasir setebal 10 cm pada pile cap, tie beam dan pelat lantai. Urugan pasir dibuat sebagai landasan untuk lantai kerja agar permukaannya rata.

5. Lantai kerja untuk setebal 5 cm pada pile cap,tie beam, dan pelat lantai. Lantai kerja dibuat untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan pile cap di lapangan.

6. Pasangan batako / batu bata di sekitar pile cap dan tie beam.

7. Instal pembesian pile cap, tie beam, pelat lantai dan besi kolom. Pemasangan dilakukan sesuai dengan gambar rencana.

Page 58: Eko Prak Tek

8. Pengecoran pile cap, tie beam, dan pelat lantai dapat dilakukan secara lansung dari truk mixer apabila volume pengecoran kecil. Pada pengecoran dengan volume besar digunakan concrete mixer. Pengecoran dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar rencana

4.7.2. Pekerjaan Struktur Plat Basement

Kemampuan pengecoran ± 100 – 350 m³/hari, mengakibatkan pengecoran lantai basement harus dibagi menjadi 3 zone pekerjaan. Perbedaan waktu pengecoran setiap zone, memungkinkan sambungan antar zone yang tidak kedap air (berpotensi bocor). Untuk menghindari kebocoran ini dilakukan pemasangan waterstop pada setiap pertemuan antar zone.

Page 59: Eko Prak Tek

Gambar Fhoto waterstop

4.7.3. Pekerjaan Struktur Retaining Wall

Dinding penahan tanah brupa dinding beton yang bersifat permanen Alur pekerjaan menyesuaikan arah zone pekerjaan pada area basement.

4.7.3.1. Metode pekerjaan retaining wall :

a. Sebelum pekerjaan dinding dimulai pastikan bahwa besi stek telah terpasang dan dicor bersaman dengan pengecoran lantai.

Page 60: Eko Prak Tek

b. Pemasangan penulangan utama dan sengkang. Pastikan jarak sesuai dengan gambar rencana.

c. Pasang panel sisi dalam dinding penahan tanah.d. Pasang push pull props.e. Pasang panel sisi luar dinding tanah. Luruskan panel dengan

memutar pushpull hingga panel benar-benar lurus.f. Pasang tie rod untuk mengikat panel-panel pada kedua sisi sehingga

tidak terjadi kegagalan pada waktu pengecoran.

g. lakukan pengecoran dan pemadatandengan menggunakan vibrator.

h. Bongkar bekisting dengan melepas push pull dan tie rod.

Page 61: Eko Prak Tek

i. Setelah beton dinding terpasang mencapai umur 7 hari, dilakukan pengurugan tanah di samping dinding.

4.7.4. Metode Pekerjaan Struktur Kolom

Gambar Detail kolom

Terdapat 2 (dua) bagian di besar di dalam proses pekerjaan kolom, yaitu pelaksanaan pengecoran kolom, dan pelaksanaan bongkar pasang bekisting kolom.

A. Pelaksanaa pengecoran kolom1. Mengatur jarak sabuk kolom2. Mengecek sudut-sudut bekisting sambungan di setiap sudut

harus kuat3. Pembersihan dan pelumasan plywood4. Memasang sabuk kolom dan penopang bekisting5. Melakukan pengecoran

Page 62: Eko Prak Tek

6. Melakukan penggetaran agar komposisi campuran beton di setiap segmen merata

7. Melakukan pemukulan pada kolom bagian eksternal vibrator unutk memadatkan beton sewaktu melakukan pengecoran

B. Pelaksanaan bongkar pasang bekisting kolom1. Marking sepatu kolom sebagai batas bekisting2. Pasang sepatu kolom pada tulangan utama atau tulangan

sengkang3. Pasang besi kolom pada stek besi yang sudah ada4. Kencangkan besi kolom dan stek besi dengan menggunakan

sengkang5. Pasang bekisting kolom dengan menempatkannya sesuai

dengan marking yang telah dibuat6. Atur keseluruhan bekisting kolom dengan memutar push pull7. Lakukan pengecoran dengan menggunakan bucket dan

dihubungkan dengan pipa tremi, lalu dilakukan pemadatan dengan menggunakan vibrator

8. Bongkar bekisting kolom dan pasang kepalan kolom

Hal yang perlu diperhatikan saat pembongkaran1. Panel dikendorkan secukupnya agar tidak merusak beton

waktu pengangkatan.2. Sebelum pengangkatan, pastikan pen atas push wall prop

terkunci (terikat). Push pull prop diikat dengan sempurna pada waller.

3. Setelah pembonglaran panel harus diservis. Pembesihan, repair champer / lis.

4. Stocking panel kolom harus tegak, tidak boleh menyandar pada material lain. Stocking sesuai site plan yang ditentukan.

Page 63: Eko Prak Tek

4.7.5. Metode Pekerjaan Struktur Balok

Gambar Detail bekisting balok dengan Tie rod

Gambar Detail bekisting balok tanpa tie rod

Page 64: Eko Prak Tek

Langkah-langkah pemasangan scaffolding adalah sebagai berikut:

1. Pelajari gambar layout pemasangan scaffolding

2. Tempatkan Jack base sesuai dengan layout yang telah ditentukan

Page 65: Eko Prak Tek

3. Tempatkan Standart di atas Jack base

4. Pasang Ledger pada Standart mulai pemasangan dari bawah ke atas

5. Pasang Beam bracket beserta U-Head

6. Pasang Trigger brance beserta Tube7. Pasang Primary dan Secondary beam

Page 66: Eko Prak Tek

8. Adjust ketinggian bekisting sesuai perencanaan dengan cara memutar Base jack atau U-Head

9. Pasang Playwood di atas balok Secondary

10. Pengecoran11. Pembongkaran bekisting plat dan balok (system reshoring) adalah 5 (hari) dan

support adalah 8 (delapan) hari

Gambar scaffolding menahan balok yang akan dicor

Page 67: Eko Prak Tek

4.7.6. Pekerjaan Struktur Plat Precast (pre slab)

Defenisi beton pracetak menurut plant cast precast and prestrested adalah beton yang dicetak dibeberapa lokasi (baik di lingkugan proyek maupun di pabrik-pabrik) yang pada akhirnya dipasang pada posisinya dengan suatu sistem sambungan sehingga rangkaian elemen demi elemen beton pracetak menjadi satu kesatuan yang utuh sebagai struktur.

Sedangkan menurut SKSNI T-15-1991-03 (pasal 3.9.1), beton pracetak adalah beton yang dicor di tempat yang bukan merupakan posisi akhir di dalam suatu struktur.

Spesifikasi teknis plat konvensional

Mutu beton K-350 Slump 12 ± 2

Spesifikasi teknis plat precast

Mutu beton K-400 Slump 12 ± 2

Ukuran preslab menyesuaikan dimensi yang ada dalam struktur (terlampir).

4.7.6.1. Metode Pelaksanaan

Instalasi Precast

a. Pengangkatan Precast dari atas truk denganbantuan mobil crane.b. Proses penurunan Precast pada posisi di atas balok.c. Precast yang sudah tersetting lalu digetar wiremesh diaatasnya,

sehingga siap dilakukan pengecoran.

Page 68: Eko Prak Tek

Langkag-langkah pembuatan plat:

1. Pemasangan bekisting balok

2. Pemasangan tulangan balok dan instalasi plat precast (pengangkutan) menggunakan mobile crane.

3. Pemasangan shoring plat precast.

Page 69: Eko Prak Tek

4. Pembesian plat topping

5. Pengecoran plat.

Gambar pemasangan pelat precast

Page 70: Eko Prak Tek

Kontraktor:

Ruang kerja lebih leluasa. Lokasi proyek lebih bersih. Terhindar dari kehilangan material yang disebabkan

penumpukan di lapangan. Keualitas lebih terjamin. Waktu pelaksanaan lebih cepat.

Konsultan / Owner:

Pengawasan / proses inspeksi lebih mudah. Kealitas lebih sempurna. Waktu pelaksanaan lebih cepat.

4.7.7. Pekerjaan Struktur Tangga

Keterangan pekerjaan struktur tangga:

1. Pekerjaan tangga 1 dimulai dari lantai basement sampai lantai 52. Pekerjaan tangga 2 dimulai dari lantai 1 sampai lantai 83. Pekerjaan tangga 3 dimulai dari lantai 1 sampai lantai 84. Pekerjaan tangga 4 dimulai dari lantai 5 sampai lantai 8

Persediaan bekisting tangga:T1 = 1 SetT2 / T3 = 2 SetT4 = 1 Set

Pembongkaran bekisting mengikuti cara bongkar bekisting balok dan plat lantai.

Gambar Bekisting tangga

Page 71: Eko Prak Tek

BAB V

MANAJEMEN WAKTU

5.1. Pengantar Tentang Manjemen Waktu

Setiap proyek membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan di dalamnya dapat berjalan dengan baik. Untuk itu dibutuhkan sebuah sistem manajemen yanag mampu mengatur semua kegiatan di dalam proyek yang dusebut dengan manajemen proyek. Manajemen proyek mempunyai ruang lingkup yang cukuo luas, karena mencakup tahapan kegiatan awal pelaksanaan pekerjaan hingga akhir pelaksanaan yang berupa hasil pembangunan. Salah satu bagian dari manajemen proyek adalah manajemen waktu.

Pada pelaksanaan proyek Lanjutan Pembangunan Gedung Paviliun RSUP. H. Adam Malik Medan ini, tahapan kegiatannya dibagi 4 (empat), yaitu:

a. Perencanaan (Planning)Kegiatan perencanaan meliputi perumusan persyaratan dari bangunanyang

akan dibangun, termasuk pembuatan-gambar perencanaan lengkap dengan persyaratan teknis yang diperlukan.

Kegiatan perencanaan diaplikasikan dengan menentukan metoda pelaksanaan yang tepat sehingga pekerjaan yang sudah dapat diselesaikan sesuai dengan rencana yang sudah dijadwalkan dan dianggarkan.

b.Pengorganisasian (Organizing)Kegiatan pengorganisasian berupa kegiatan mengatur dan menyusun

organisasi yang akan melaksanakan pembangunan, termasuk mengatur hubungan kerja di antara unsur-unsur organisasi.

Penyusunan organisasi akan melibatkan unsur-unsur pelaksana pembangunan yang terdiri dari pemberi tugas (owner), konsultan (designer, supervisor), dan pelaksana (kontraktor), yang masing-masing mempunyai tugas, kewajiban, tanggung jawab, wewenang sesuai dengan peraturan / ketentuan yang telah ditetapkan.

c. PelaksanaanKegiatan pelaksanaan meliputi kegiatan pekerjaan di lapangan dalam rangka

mewujudkan bangunan yang akan dibangun. Dalam kegiatan pelaksanaan ini hubungan kerja antara unsur-unsur pelaksanaan pekerjaan pembangunan perlu diatur sehingga masing-masing unsure dapat bekerjasesuai dengan bidangnya dan selalu tunduk serta taat kepada peraturan dan ketentuan yang telah disepakati bersama. Penyimpangan yang terjadi akibat dari salah satu unsur akan menimbulkan hambatan dalam pelaksanaan.

d.PengendalianKegiatan pengendalian dilaksanakan dengantujuan agar hasil pelaksanaan

pekerjaan sesuai dengan persyaratan biaya dan waktu yang telah ditetapkan. Untuk keperluan tugas ini, unsur pengawas sangat penting, terutama dalam membimbing dan mengarah kan pelaksanaan pekerjaan. Hasil akhir dari pembangunan pada umumnya ditentukan oleh hasil kegiatan pengawasan.

Page 72: Eko Prak Tek

Kegiatan pengendalian yang dilakukan diantaranya pelaksanaan test uji terhadap material untuk menjaga kualitas dari material yang akan digunakan, pembuatan master schedule, laporan secara berkala, S-Curve actual, dan lainnya.

5.2. Pengantar Tentang Manjemen Waktu

Perencanaan dan penjadwalan biasa digunakan secara simultan. Proses penjadwalan untuk proyek konstruksi hanya salah satu bagian dari usaha perencanaan. Perencanaan melibatkan proses pemilihan suatu metode dan alokasi pekerjaan yang menghasilkan infornasi detail untuk estimasi dan penjadwalan yang digunakan sebagai dasar pedoman untuk kontrol proyek.

Perencanaan adalah teknik manajemen yang digunakan untuk membantu dalam persiapan, pengorganisasian, dan pengendalian lingkup, waktu, biaya, dan organisasi suatu proyek. Sedangkan penjadwalan adalah pengalokasi waktu yang tersedia kepada aktivitas pekerjaan dalam rangka penyelesaian suatu proyek dengan mengikuti logika dari proses perencanaan, dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tercapai hasil yang optimal dengan mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang ada. Penjadwalan digunakan sebagai alat untuk menentukan aktivitas yang diperlukan dalam menyelesaikan proyek dan urutan serta durasi di dalam aktivitas yang harus diselesaikan untuk mendapatkan penyelesaian yang tepat waktudan ekonomis.

5.3. Manfaat Penjadwalan

Dengan adanya penjadwalan konstruksi maka bermanfaat untuk:

1. Memberikan pedoman untuk pelaksanaan kegiatan dan untuk memberikan prioritas perhatian dalam pengawasan dan pengendalian, agar proyek dapat diselesaikan sesuai rencana, terhindar dari keterlambatan, kenaikan biaya, dan perselisihan-perselisihan kontraktual.

2. Dipakai sebagai dasar pedoman progress payment, penyusunan cash flow proyek dan pembuatan strategi pendanaan proyek.

3. Merupakan dasar atau pedoman untuk pengendalian, baik yang berkaitan dengan waktu maupun biaya proyek. Dari pengukuran kemajuan pekerjaan, dapat diketahui apabila ada penyimpangan pelaksanaan terhadap rencana / jadwal, yang dengan bantuan alat-alat analitis tertentu, misalnya dengan trend analysis dan sensitivity analytis, dapat segera dilakukan tindakan-tindakan koreksi, untuk penyelesaian sisa proyek.

4. Memberikan pedoman kepada sub-ordinate uniys mengenai bats-bats waktu bagi mulainya da berkhirnya tugas masing-masing.

5. Menghindari pengelolaan pelaksanna proyek yang hanya mengandalkan naluri saja.6. Menghindari pemakaian sumber daya dengan intensitas yang tinggi sejak awal

proyek, dengan harapan dapat diselesaikan secepatnya.7. Memberikan kapasitas waktu pelaksanaan kegiatan-kegiatan proyek. Kepastian

tersebut dapat menghindari pekerja berada ditempat kerja lebih lama dari waktu

Page 73: Eko Prak Tek

yang diperlukan, bergerombol menanti penugasan, mondar-mandir tanpa tujuan, dal lainnya.

8. Dapat dipakai mengevaluasi dampak akibat adanya perubahan-perubahan pelaksanaan proyek, maupun biaya proyek. Hasil evaluasi dapat dipakai sebagai dasar penyelesaian masalah kontraktual, seperti untuk penyelesaian tuntutan-tuntutan (claims) kenaikan biaya maupun perpanjangan waktu.

9. Apabila jadwal di update secara teratur, sehingga selain untuk tindakan koreksi, berfungsi pula sebagai dokumentasi adanya perubahan-perubahan did lam pelaksanaan pekerjaan, keterlambatan yang tidak diharapkan, perubahan waktu penyelesaian kegiatan,adanya change order, maka pendokumendasian jadwal awal berikut perubahan-perubahannya dapat dipakai sebagai dokumen historis proyek.

10. Memberikan dukunganyang sangat berharga dalam komunikasi diantara pihak-pihak yang terlibat / berkepentingandalam penyelenggaraan proyek.

5.3. Manfaat Penjadwalan

Penjadwalan konstruksi berkaitan dengan manajemen waktu yang diperlukan untuk memenuhi penyelesaian proyek. Menurut PMBOK dalam prose manajemen waktu meliputi:

1. Defenisi kegiaan, yaitu mengidentifikasikan jadwal kegiatan spesifik yang diperlukan untuk menghasilkan deliverable proyek.

2. Urutan kegiatan, yaitu mengidentifikasikan dan mendokumentasikan ketergantungan diantara jadwal kegiatan,

3. Perhitungan sumber daya kegiaatan, yaitu memperkirakan tipe dan jumlah dari sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan masing-masing jadwal kegiatan.

4. Perhitungan durasi kegiatan, yaitu menghitung sejumlah periode-periode pekerjaan yang diperklukan untuk melengkapi jadwal kegiatan individual.

5. Pengembangan jadwal, yaitu menganalisa urutan kegiatan, dirasi, kebutuhan sumber daya, dan batasan-batasan jadwal untuk membuat jadwal proyek.

6. Pengendalian jadwal, yaitu mengendalikan perubaghan-perubahan ke dalam jadwal proyek.

5.5. Manajemen Waktu

Pengendalian waktu didasarkan pada time schedule pekerjaan. Keterlambatan pekerjaan pada suatu proyek akan berpengaruh pada anggaran proyek yang akan dilaksanakan. Agar dapat berlangsung tepat waktu, time schedule disusun sebagai alat control untuk mengukur tingkat prestasi pekerjaan dengan lamanya pelaksanaan.

Pekerjaan apa yang harus dikerjakan lebih dahulu dan kapan harus dimulai dapt dengan jelas pada time schedule, sehingga keterlambatan pekerjaan semaksimal mungkin dihindari.

Kurva S adalah:

Page 74: Eko Prak Tek

1. Menentukan waktu pembagian penyelesaian tiap bagian pekerjaan proyek.2. Menentukan besarnya biaya pelaksanaan proyek.3. Menentukan eaktu untukmendatangkan material, alat, dan tanaga kerja yang akan

dipakai untuk pekerjaan tertentu.4. Untuk mengukur krmajuan fisik di lapangan.

Jaringan komunikasi pula sangat diperluakan untuk pekerjaan di lapangan yang melibatkan banyak orang yang bekerja di lokasi yang relatif cukup luas. Untuk menjamin agar komunikasi antar supervisor, superintendent, dan engginering office dapat terjaga maka digunakan beberapa buah walkie talkie merupakan alat wajib yang harus dimiliki crane operator, sebab tanpa alat ini. Koordinasi anatar akan menjadi sulit atau bahkan tidak mungkin.

Page 75: Eko Prak Tek

BAB VIMANAJEMEN BIAYA

6.1. Pengendali BiayaPengendali biaya dimaksudkan untuk mengetahui besarnya biaya yang telah dikeluarkan dengan melihat tahap pekerjaan yang telah dicapai. Besarnya biaya ini dapat dibandingkan dengan Rencana Anggaran Biaya dan Rencana Pelaksanaan (RAP) yang telah disusun. Dari perbandingan ini, dapat diketahui apabila pada pekerjaan yang telah dilaksanakan tersebut terjadi pembengkakan biaya akibat contigency pada setiap item pekerjaan sehingga dapat dilakukan evaluasi biaya. Evaluasi biaya dilaksanakan secara periodik, dalam hal ini setiap bulannya. Bila terjadi penyimpangan terhadap rencana, penyimpangan ini dibahas dan dipelajari penyebabnyaoleh tim proyek, kemudian dibuat rencana tindak lanjut untuk memperbaikinya.

Pengendalan biaya ini biasanya dilakukan dengan membuat rekapitulasi biaya yang telah dikeluarkan. Setiap dilakukan pembelian material, bagian logistik mencatat jumlah material yang telah dibeli dan besarnya biaya yang digunakan. Sedangkan pengendalian biaya tenaga kerja dilakukan dengan memeriksa daftar presentasi pekerja selama 1 (satu) minggu dan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaj pekerja. Besar total biaya inilah yang akan selalu dikontrol dan dievaluasi ebagai pengendali biaya. Selain itu, total biaya yang telah dikeluarkan ini juga dapat digunakan untuk menyusun kurva “s” realisasi dan untuk memperkirakan persentase pekerjaan proyek yang telah dicapai.

6.2. Pembayaran Prestasi Kerja Pembayaran secara khusus dibahas pada buku RKS, berikut ini merupakan kutipan dari RKS tentang masalah pembayaran prestasi pekerjaan.a. Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang telah disepakati dilakukan oleh

pengguna jasa, apabila penyedia jasa telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan hasil pekerjaan.

b. Pembayaran prestasi hasil pekerjaan hanya dapat dilakukan seniai pekerjaan yang telah terpasang, tidak termasuk bahan-bahan, alat-alat yang ada dilapangan.

c. Pengguna jasa dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari harus sudah mengajukan syrat permintaan pembayaran.

d. Sistem pembayaran prestasi pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam syarat-syarat khusus kontrak.

e. Bila terdapat ketidaksesuaian salam perhitungan angsuran tidak akan menjadi alasan untuk menunda pembayaran. Pengguna jasa dapat meminta penyedia jasa untuk menyampaikan perhitungan prestasi sementara dengan mengesampingkan hal-hal yang sedang menjadi perselisihan dan besarnya

Page 76: Eko Prak Tek

tagihan yang dapat disetujui umtuk dibayar setinggi-tingginya sebesar sesuai ketentuan dalam syarat-syarat khusus kontrak.

f. Setiap pembayaran harus dipotong jaminan pemeliharaan, angsuran uang muka, denda (bila ada), dan pajak.

g. Untul kontrak yang mempunyai subkontrak, pemintaan pembayaran kepada pengguna jasa harus dilengkapi bukti pembayaran kepada seluruh sub kontraktor sesuai dengan kemajuan prekerjaan.

h. Pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen) dan berita acara penyerahan pertama pekerjaan diterbitkan.

Page 77: Eko Prak Tek

BAB VIIMANAJEMEN RISIKO

7.1. Manajemen RisikoManajemen risiko merupakan seni dan ilmu mengidentifikasi, mengkaji dan menaggapi risiko proyek sepanjang umur proyek demi memenuhi kepentingan tujuan proyek.Risiko adalah peristiwa yang mungkin terjadi yang membawa akibat atas tujuan, sasaran, starategi, target yang telah ditetapkan dengan baik, dalam hal ini adalah tujuan, sasaran, strategi, target dari proyek yang bersangkutan.Industri konstruksi memiliki risiko dan ketidakpastian (uncertainty) lebih banyak dibandingkan dengan sektor industri lain. Proses penyelenggaraan proyek konstruksi dimulai dari elevasi kelayakan investasi hingga penyelesaian konstruksi dan penggunaan fasilitas yang dibangun, memerlukan waktu yang cukup panjang. Proyek konstruksi memerlukan banyak tenaga kerja dengankeahlian dan keterampila yang beragam, serta memerluan koordinasi sedemikian banyak kegiatan yang saling terkait satu sama lain. Kompleksitas pelaksanaan proyek konstruksi ditambah lagi dengan faktor-faktor eksternal yang umumnya di luar kendali pelaksana proyek.Pengelolaan risiko proyek konstruksi meliputi:

Identifikasi risiko Memahami kebutuhan atau mempertimbangkan risiko Menganilis dampak dari risiko tersebut Menetapkan siapa yang bertanggungjawab terhadap risiko tertentu