Lap Case BBL Normal

63
LAPORAN KASUS KAJIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “E” BBL NORMAL DI RUANGAN NEONATOLOGI RSUD PARIAMAN Diajukan Sebagai Syarat Memenuhi Tugas Praktek Klinik Kebidanan di RSUD Pariaman Periode 8 Juli – 3 Agustus 2013 OLEH : RAHMADONA BP. 1121228046 DOSEN PEMBIMBING : Dr. SARI DEWI, Sp.A. M.Biomed. PROGRAM MAGISTER ILMU KEBIDANAN 1

Transcript of Lap Case BBL Normal

LAPORAN KASUSKAJIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. E BBL NORMAL DI RUANGAN NEONATOLOGI RSUD PARIAMAN

Diajukan Sebagai Syarat Memenuhi Tugas Praktek Klinik Kebidanan di RSUD Pariaman Periode 8 Juli 3 Agustus 2013

OLEH :RAHMADONABP. 1121228046

DOSEN PEMBIMBING :Dr. SARI DEWI, Sp.A. M.Biomed.

PROGRAM MAGISTER ILMU KEBIDANANFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG2013i

iii

LEMBARAN PERSETUJUAN

Laporan kasus yang berjudul Kajian Asuhan Kebidanan pada Bayi Ny. K BBL Normal di ruang Neonatologi RSUD Pariaman ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing.

Dosen Pembimbing,

Dr. Sari Dewi, Sp.A. M.BiomedPadang, 19 Juli 2013Mahasiswa,

Rahmadona

Mengetahui, Ketua Program Studi,

Dr. Yusrawati, Sp.OG (KFM)

DAFTAR ISI

LEMBARAN PERSETUJUANiiDAFTAR ISIiiiBAB I PENDAHULUAN1A.Latar Belakang1B.Tujuan Penulisan31.Tujuan umum32.Tujuan Khusus3BAB II TINJAUAN TEORITIS4A.Definisi4B.Adaptasi Bayi Baru Lahir terhadap Kehidupan di Luar uterus5C.Penilaian Awal Bayi Baru Lahir14D.Diagnosis Bayi Baru Lahir16E.Asuhan dan Perawatan Pada Bayi Baru Lahir17BAB III TINJAUAN KASUS24BAB IV KAJIAN / ANALISA ASUHAN KEBIDANAN29BAB V KESIMPULAN34TINJAUAN KEPUSTAKAAN35

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar BelakangBayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir dengan kehamilan atau masa gestasinya dinyatakan cukup bulan (aterm) yaitu 36 40 minggu. Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0 28 hari. Kehidupan pada masa neonatus ini sangat rawan, karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar bayi di luar kendungan dapat hidup sebaik baiknya. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan dan angka kematian neonatus. Diperkirakan 2/3 kematian bayi di bawah umur satu tahun terjadi pada masa neonatus. Peralihan dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterin memerlukan berbagai perubahan biokimia dan fungsi. Penelitian telah menunjukkan bahwa lebih dari 50% kematian bayi terjadi dalam periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Oleh karena itu penanganan yang sesuai prosedur (cepat dan dapat) sangat mendukung guna menekan angka kematian bayi. Management yang baik pada waktu masih dalam kandungan, selama persalinan, segera setelah lahir dan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya akan menghasilkan bayi yang sehat.Secara umum kelahiran bayi normal cukup ditangani atau ditolong oleh bidan yang dapat diberi tanggung jawab penuh terhadap keselamatan ibu dan bayi pada persalinan normal oleh karena itu kelainan pada ibu dan bayi dapat terjadi beberapa saat sesudah selesainya persalinan normal, maka seorang bidan harus mengetahui dengan segera timbulnya perubahan-perubahan pada ibu dan bayi dan bila perlu memberikan pertolongan pertama seperti menghentikan perdarahan, membersihkan jalan nafas, memberikan oksigen dan memberikan pernafasan buatan sampai ibu dan bayi tersebut ditangani oleh seorang dokter atau dibawa kerumah sakit yang mempunyai perlengkapan serta perawatan yang baik.Beberapa saat dan beberapa jam pertama kehidupan ekstrauteri adalah salah satu masa yang paling dinamis dari seluruh siklus kehidupan. Pada saat lahir bayi baru lahir berpindah dari ketergantungan total ke kemandirian fisiologis. Proses perubahan yang rumit ini dikenal sebagai periode transisi yaitu periode yang dimulai ketika bayi keluar dari tubuh ibu dan berlanjut selama beberapa minggu untuk sistem organ tertentu. Transisi ke kehidupan ekstrauteri adalah bagian rangkaian kesatuan yang dimulai dengan konsepsi dan berlangsung sepanjang kehidupan prenatal janin. Transisi ekstrauteri dapat sangat dipengaruhi oleh faktor pranatal juga peristiwa intrapartum. Pada setiap kelahiran bidan harus memikirkan tentang faktor antepartum atau intrapartum yang dapat menyebabkan gangguan pada jam-jam pertama kehidupan ekstrauteri bayi.Kurang baiknya pembersihan jalan nafas waktu lahir juga dapat menyebabkan masuknya cairan lambung ke dalam paru paru yang mengakibatkan kesulitan pernafasan. Kekurangan zat asam, dan juka tidak ditindaki dengan segera maka akan dapat menimbulkan perdarahan otak, kerusakan otak dan keterlambatan tumbuh kembang. Hal penting juga adalah pencegahan terhadap infeksi yang dapat terjadi melalui tali pusat pada waktu pemotongan tali pusat, melalui mata, melalui telinga pada waktu persalinan atau pada waktu memandikan bayi dengan bahan yang kurang bersih B.Tujuan Penulisan1. Tujuan umumMelakukan kajian asuhan kebidanan pada bayi Ny. E lahir normal di ruang neonatologi RSUD Pariaman.2. Tujuan Khususa. Membahas konsep bayi baru lahir normal b. Melakukan tinjauan kasus pada bayi Ny. E BBL normal di ruang neonatologi RSUD Pariamanc. Melakukan analisa kasus atau kajian asuhan kebidanan terhadap kasus bayi Ny. K BBL di ruang neonatologi RSUD Pariaman

3

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A.DefinisiBayi baru lahir normal (BBLN) adalah bayi yang baru lahir dengan usia kehamilan atau masa gestasinya dinyatakan cukup bulan (aterm) yaitu 36 40 minggu, dengan berat badan 2500 4000 gram. Pada saat yang bersamaan bayi harus melakukan penyesuaian pada sistem pernafasan, sirkulasi dan pengaturan suhu tubuh (Fraser dan Cooper, 2009)Fisiologis neonatus merupakan ilmu yang mempelajari fungsi dan proses vital neonatus. Neonatus adalah individu yang baru saja mengalami proses kelahiran dan menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ektrauterine selain itu neonatus merupakan individu yang sedang berkembang yang memerlukan perhatian khusus untuk pertumbuhan dan perkembangan yang baik. Karena adanya penurunan pasokan oksigen yang intermiten selama kontraksi uterus, kompresi yang diikuti dekompresi kepala dan dada dan pemanjangan ektremitas, panggul dan tulang belakang selama persalinan, bayi bergerak keluar dari rahim ibu terhadap rangsangan cahaya, suara, udara dingin, gaya gravitasi dan taktil untuk pertama kalinya. Pada saat yang bersamaan bayi harus melakukan penyesuaian pada sistem pernafasan, sirkulasi dan pengaturan suhu tubuh (Fraser dan Cooper, 2009)

B.Adaptasi Bayi Baru Lahir terhadap Kehidupan di Luar uterusPada saat lahir, bayi baru lahir akan mengalami masa yang paling dinamis dari seluruh siklus kehidupan. Bayi mengalami suatu proses perubahan dikenal sebagai periode transisi yaitu periode yang dimulai ketika bayi keluar dari tubuh ibu harus beradaptasi dari keadaan yang sangat bergantung menjadi mandiri secara fisiologis, selama beberapa minggu untuk sistem organ tertentu. Bidan mempunyai tanggung jawab terhadap ibu dan bayi baru lahir, tidak hanya melewati fase kehidupan dalam uterus menuju kehidupan luar uterus seaman mungkin, tetapi juga adaptasi fisik terhadap kehidupan luar uterus. Oleh karena itu bidan harus mengetahui bagaimana proses adaptasi bayi baru lahir, memfasilitasi proses adaptasi tersebut sehingga dapat melakukan tindakan-tindakan yang tepat untuk melahirkan bayi baru lahir yang sehat. Adapun beberapa proses adaptasi bayi baru lahir (Fraser dan Cooper, 2009).1. Penyesuaian sistem pernafasanPenyesuaian sistem pernfasan yang paling kritis dan segera terjadi yang dialami bayu baru lahir adalah sistem pernafasan. Udara harus diganti oleh cairan yang mengisi saluran pernfasan hingga sampai ke alveoli, Selama dalam uterus janin mendapat O2 dari pernafasan gas melalui plasenta. Setelah lahir, pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi.Rangsangan untuk gerakan pernafasan pertama ialah :

a. Tekanan metabolisme dan toraks sewaktu melalui jalan lahirb. Penurunan O2 dan kenaikan CO2 merangsang kemoreseptor yang terletak disinus karotisc. Rangsangan dingin di daerah muka dan perubahan suhu didalam uterus (stimulasi sensorik)d. Refleks deflasi Hering Breur, dimana pernafasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit pertama sesudah lahir.2. Perubahan suhu tubuhBayi baru lahir berada pada suhu yang lebih rendah dari suhu di dalam rahim ibu. Apabila bayi dibiarkan dalam suhu 25 0C, maka bayi akan kehilangan panas melalui konveksi, radiasi dan evaporasi sebanyak 200 kkal/kg BB/menit, sedangkan produksi panas yang dihasilkan tubuh bayi hanya 1/10 nya. Sehingga menyebabkan suhu tubuh turun, akibat suhu yang rendah metabolisme jaringan meningkat dan kebutuhan oksigenpun meningkat. Adapun mekanisme hilangnya panas pada bayi baru lahir :a. RadiasiRadiasi yang terjadi pada bayi baru lahir yaitu panas yang hilang dari objek yang hangat (bayi) ke obyek yang dingin. Panas yang dipancarkan dari BBL keluar dari tubuhnya ke lingkungan yang lebih dingin (pemindahan panas antara dua objek yang mempunyai suhu yang berbeda). Panas dapat hilang secara radiasi ke benda padat yang terdekat, misalnya jendela pada musim dingin, membiarkan BBL dalam ruangan AC tanpa diberikan pemanas atau membiarkan BBL dalam keadaan telanjang. b. KonduksiKehilangan panas langsung dari obyek yang panas ke obyek yang dingin. Perpindahan panas ini melalui benda-benda padat yang berkontrak dengan kulit bayi. Panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda sekitarnya yang kontak langsung dengan tubuh bayi. Sebagai contoh konduksi bias terjadi ketika menimbang bayi tanpa alas timbangan, memegang bayi saat tangan dingin dan menggunakan stetoskop dingi untuk pemeriksaan BBL.c. KonveksiKehilangan panas dari bayi ke udara sekelilingnya, panas hilang dari tubuh ke udara sekitarnya yang sedang bergerak (jumlah panas yang hilang bergantung pada kecepatan dan suhu udara). Sebagai contoh, konveksi dapat terjadi ketika membiarkan atau menempatkan BBL dekat jendela atau membiarkan BBL diruangan yang terpasang kipas angin.d. EvaporasiHilangnya panas melalui penguapan air pada kulit bayi yang basah. Panas hilang melalui proses penguapan yang bergantung pada kecepatan dan kelembaban udara (perpindahan panas dengan cara mengubah cairan menjadi uap). Evaporasi ini dipengaruhi oleh jumlah panas yang dipakai, tingkat kelembaban udara dan aliran udara yang melewati.Klasifikasi suhu bayi dapat dilihat dibawah ini yaitu suhu normal(36,5 0C 37,5 0C), hipotermi ringan (36 < 36,5 0C) dan hipotermi berat( < 32 0C). Kehilangan panas pada bayi dapat dicegah dengan keringkan bayi dengan segera dan seksama, selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih yang kering dan hangat, tutup bagian kepala dengan topi atau kain yang kering, anjurkan ibu untuk memeluk atau menyusui bayinya dengan segera, jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir dan tempatkan bayi dilingkungan yang hangat.

3. Peredaran darahPada masa fetus, peredaran darah dimulai dari plasenta melalui vena umbilikalis lalu sebagian kehati dan sebagian lainnya langsung ke serambi kiri jantung, kemudian ke bilik kiri jantung. Dari bilik kiri darah dipompa melalui aorta keseluruh tubuh, sedangkan yang dari bilik kanan darah dipompa sebagian ke paru dan sebagian melalui duktus arteriosus ke aorta. Setelah bayi lahir, paru akan berkembang yang akan mengakibatkan terkanan arteriol dalam paru menurun yang diikuti dengan menurunnya tekanan pada jantung kanan. Kondisi ini menyebabkan tekanna jantung kiri lebih besar dibandingkan dengan tekanan jantung kanan, danhal tersebutlah yang membuat foramen ovale secara fungsional menutup. Hal ini terjadi pada jam jam pertama setelah kelahiran. Oleh karena tekanan dalam paru turun dan tekanan dalam aorta desenden naik dan juga karena rangsangan biokimia (PaO yang naik) serta duktus arterious yang berobliterasi. Hal ini terjadi pada hari pertama. Aliran darah paru pada hari pertama kehidupan adalah 4-5 liter per menit. Aliran darah sistolik pada hari pertama rendah yaitu 1,96 l/menit/m2 dan bertmabah pada hari kedua dan ketiga karena penutupan duktus arteriuos. Tekanan darah pada waktu lahir dipengaruhi oleh jumlah darah yang melalui tranfusi plasenta yang pada jam jam pertama sedikit menurun, untuk kemudian naik lagi dan menjadi konstatn kira kira 85/40 mmHg. Dengan perkembangan paru mengakibatkan tekanan O2 naik dan tekanan CO2 menurun, sehingga menurunkan resistensi pembuluh darah paru sehingga aliran darah meningkat. Hal ini menyebabkan darah dari arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan duetus arteriosus menutup. Dengan menciutnya arteri dan vena umbilicalis kemudian tali pusat dipotong aliran darah dari plasenta melalui vena cava inferior dan foramen oval atrium kiri terhenti. Sirkulasi janin sekarang berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup di luar badan ibu.

4. MetabolismeLuas permukaan tubuh neonates relative lebih luasdari tubuh orang dewasa,, sehingga metabolism basal per Kg berat bdan akan lebih besar, oleh karena itulah, BBL harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru sehingga energy dapat diperoleh dari metabolism karbohidrat dan lemak. Pada jam jam pertama kehidupan, energy didapatkan dari perubahan karbohidrat, pada hari kedua energy berasal dari pembakaran lemak. Setealah mendapatkan susu, sekitar di hari keenam enegi diperoleh dari lemak dan karbohidrat yang masing masing sebesar 60 dan 40%.

5. Kesimbangan Air dan Fungsi GinjalTubuh BBL mengandung relative banyak air. Kadar natrium juga lebih besar dibandingkan dengna kalium karena ruangan ekstraseluler yang luas, yang mana fungsi ginjal belum sempurna yaitu karena jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa, ketidakseimbangan luas permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal serta renal blood flow relative kurang bila dibadingkan dengan orang dewasa. Ginjal bayi baru lahir memperlihatkan penurunan aliran darah dan ginjal dan penurunan laju filtrasi glomerolus. Hal ini dapat menimbulkan dengan mudah retensi cairan dan intoksikasi air. Fungsi tubulus masih belum matang, yang dapat menyebabkan kehilangan natrium dalam jumlah besar dan ketidakseimbangan elektrolit lain. Bayi baru lahir tidak mampu melakukan pemekatan (konsentrasi) urin, yang mencerminkan pada berat jenis urin yang rendah. Bayi baru lahir mengekresi sejumlah kecil urin pada 48 jam pertama kehidupan, seringkali hanya sebanyak 30 60 ml. Protein atau darah tidak boleh terdapat di dalam urin bayi baru lahir. Bidan harus senantiasa ingat bahwa masa abdomen yang ditemukan pada pemeriksaan fisik acapkali sebenarnya ginjal dan bisa jadi sebuah tumor, pembesaran atau penyimpangan pertumbuhan ginjal.

6. GlukosaSebelum dilahirkan kadar darah janin berkisar 60 hingga 70 % dari kadar darah ibu. Dalam persiapan untuk kehidupan luar rahim seorang janin yang sehat mencadangkan glukosa sebagai glikogen terutama di dalam hati. Sebagian penyimpangan glikogen berlangsung pada trimester III. Pada saat tali pusat diklem, bayi baru lahir harus mendapat cara untuk mempertahankan glukosa yang sangat diperlukan untuk fungsi otak neonatus. Pada setiap bayi baru lahir, glukosa darah menurun dalam waktu singkat (1 hingga 2 jam kelahiran). Bayi baru lahir yang sehat hendaknya didorong untuk sesegera mungkin mendapatkan ASI setelah dilahirkan. Seorang bayi yang mengalami stress berat pada saat kelahiranseperti hipotermia mengakibatkan hipoksia mungkin menggunakan simpanan glikogen dalam jumlah banyak pada jamjam pertama kelahiran.

7. Perubahan DarahPada waktu dilahirkan bayi baru lahir mempunyai nilai hemoglobin. Kadar hemoglobin normal berkisar 11,7 hingga 20,0 g /dl. Haemoglobin janin mempunyai daya ikat terhadap oksigen yang sangat tinggi.Nilainilai haemoglobin awal bayi baru lahir sangat dipengaruhi oleh saat pemasangan klem tali pusat dan posisi bayi baru lahir segera setelah dilahirkan. Penempatan bayi baru lahir dibawah perut ibu dapat menyebabkan transfusi plasenta sebesar 15 sampai 30 % lebih besar dari volume darah. Efek samping transfusi plasenta yaitu : gangguan pernapasan, peningkatan tekanan darah. Jadi jika bayi tidak diletakkan diatas perut ibu, maka tali pusat harus segera di klem. walaupun aliran darah bisa mengalir balik dari bayi ke plasenta, keadaan ini tidak biasa karena arteri umbilikus (yang membawa darah dari janin kembali ke plasenta) mengalami spasme dengan cepat pada temperatur lingkungan kamar bersalin. Jika terjadi arus balik, bayi baru lahir dapat mengalami hipovolemia berat. Sel darah merah bayi baru lahir mempunyai rentang waktu hidup (lifespan) rata-rata 80 hari (dibandingkan dengan umur hidup eritrosit dewasa selama 120 hari).Perputaran hidup sel yang cepat ini menghasilkan lebih banyak dampak pemecahan sel, termasuk bilirubin yang harus di metabolisme. Kelebihan bilirubin ini berperan pada ikterus fisiologis yang terlihat pada bayi baru lahir.

8. Perubahan Sistem GastrointestinalSistem gastrointestinal pada bayi baru lahir cukup bulan relatif sudah matang. Sebelum lahir, janin cukup bulan melakukan hisapan dan tindakan menelan. Reflek muntah dan batuk yang sudah sempurna tetap utuh pada saat lahir. Mekonium kendati steril, mengandung kotoran cairan amnion, yang menegaskan bahwa janin telah menelan cairan amnion dan bahwa cairan tersebut telah melewati saluran gastrointestinal. Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan masih terbatas, banyak keterbatasan ini berkaitan dengan beragamnya enzim pencernaan dan hormon yang terdapat pada semua bagian saluran gastrointerstinal dari mulut hingga intestin. Bayi baru lahir kurang mampu untuk mencerna protein dan lemak dibandingkan dengan orang dewasa. Penyerapan karbohidrat relatif efisien tetapi masih tetap dibawah kemampuan orang dewasa. Kemampuan bayi baru lahir yang efisien terutama dalam penyerapan glukosa, asalkan jumlah glukosa tidak terlalu besar.Selama masa bayi dini, bayi baru lahir masih memilki lapisan epitel intestin yang bersifat tidak tembus antigen. Sebelum usus menutup, bayi masih rentan terhadap infeksi bakteri / virus dan juga terhadap rangsangan alergen melalui penyerapan intestin molekulmolekul besar. Pemberian ASI mendorong penutupan usus karena ASI sejumlah besar IgA sekresi dan merangsang profliferasi enzimenzim intestin.

9. Perubahan Sistem Imunitasa. Imunitas AlamiSelsel tubuh memberikan fungsi imunitas yang terdapat pada saat lahir guna membantu bayi baru lahir membunuh mikroorganisme asing. Tiga sel yang berfungsi dalam fagositosis (menelan dan membunuh) mikroorganisme yang menyerang tubuh ketiga sel darah ini adalah neutrofil polimorfomuklear, monosit dan makrofag. Sedangkan selsel yang lain disebut sel pembunuh alami (natural killer). Akhirnya neotrofil polimorfonuklear akan menjadi fagosit primer dalam pertahanan penjamu (host), tetapi pada neonatus neutrofil polimorfonuklear ini mengalami gangguan baik pada kemampuan untuk bergerak pada arah yang benar dan dalam kemampuannya untuk melekat pada tempattempat peradangan. Kekurangan fungsi ini menyebabkan suatu kelemahan utama sistem imunitas neonatus, ketidak mampuannya mencari dan membatasi lokasi infeksi.b. Imunitas dapatan Neonatus dilahirkan dengan imunitas pasif terhadap virus yang berasal dariibunya, janin mendapatkan imunitas ini melalui berbagai IgG yang melintas melalui transplasenta. Neonatus tidak memiliki imunitas pasif terhadap penyakit.Dengan adanya defisiensi kekebalan alami dan dapatan, bayi baru lahir rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu pencegahan terhadap mikroba seperti praktek persalinan yang aman dan menyusui ASI dini serta deteksi dini terhadap penyakit infeksi perlu dilakukan.

C.Penilaian Awal Bayi Baru LahirPenilaian awal dilakukan pada bayi baru lahir untuk menilai kondisi bayi apakah :1. Bayi dinyatakan cukup bulan jika usia gestasinya lebih kurang 36 40 minggu. Maturitas bayi mempengaruhi kemampuannya untuk beradaptasi di luar rahim (uterus)2. Air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium. 3. Tinja bayi pada 24 jam pertama kelahiran hingga 2 atau 3 hari berbentuk mekonium yang berwarna hijau tua yang berada di dalam usus bayi sejak dalam kandungan ibu. Mekonium mengandung sejumlah cairan amnion, verniks, sekresi saluran pencernaan, empedu, lanugo dan zat sisa dari jaringan tubuh.4. Bayi menangis atau bernapas. Sebagian besar bayi bernapas spontan. Perhatikan dalamnya pernapasan, frekuensi pernapasan, apnea, napas cuping hidung, retraksi otot dada. Dapat dikatakan normal bila frekuensi pernapasan bayi jam pertama berkisar 80 kali permenit dan bayi segera menangis kuat pada saat lahir.5. Tonus otot bayi baik atau bayi bergerak aktif. Pada saat lahir otot bayi lembut dan lentur. Otot otot tersebut memiliki tonus, kemampuan untuk berkontraksi ketika ada rangsangan, tetapi bayi kurang mempunyai kemampuan untuk mengontrolnya. Sistem neurologis bayi secara anatomi dan fisiologis belum berkembang sempurna, sehingga bayi menunjukkan gerakan gerakan tidak terkoordinasi, control otot yang buruk, mudah terkejut, dan tremor pada ekstremitas.6. Warna kulit bayi normal. Perhatikan warna kulit bayi apakah warna merah muda, pucat, kebiruan, atau kuning, timbul perdarahan dikulit atau adanya edema. Warna kulit bayi yang normal, bayi tampak kemerah merahan. Kulit bayi terlihat sangat halus dan tipis, lapisan lemak subkutan belum melapisi kapiler. Kemerahan ini tetap terlihat pada kulit dengan pigmen yang banyak sekalipun dan bahkan menjadi lebih kemerahan ketika bayi menangis.

D.Diagnosis Bayi Baru LahirDiagnosis bayi baru lahir pada dasarnya berguna untuk mencari atau mendeteksi sedini mungkin adanya kelainan pada janin. Kegagalan untuk mendeteksi kelainan janin dapat menimbulkan masalah pada jam jam pertama kehidupan bayi diluar rahim. Dengan mengetahui kelainan pada janin dapat membantu untuk mengambil tindakan serta memberikan asuhan keperawatan yang tepat sehingga dapat membantu bayi baru lahir sehat untuk tetap sehat sejak awal kehidupannya. Penilaian bayi pada kelahiran adalah untuk mengetahui derajat vitalitas fungsi tubuh. Derajat vitalitas adalah kemampuan sejumlah fungsi tubuh yang bersifat essensial dan kompleks untuk kelangsungan hidup bayi seperti pernapasan, denyut jantung, sirkulasi darah dan reflex-refleks primitive seperti menghisap dan mencari putting susu. Pemeriksaan fisik merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh bidan yang bertujuan untuk memastikan normalitas dan mendeteksi adanya penyimpangan dari normal. Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi melakukan penyesuaian terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan apa yang diperlukan. Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi tidak kedinginan, dan dapat ditunda apabila suhu tubuh bayi rendah atau bayi tampak tidak sehat.Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan, melalui pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil. Berbagai bentuk upaya pencegahan dan penanggulangan dini terhadap faktor-faktor yang memperlemah kondisi seorang ibu hamil perlu diprioritaskan, seperti gizi yang rendah, anemia, dekatnya jarak antar kehamilan, dan buruknya hygiene. Disamping itu perlu dilakukan pula pembinaan kesehatan prenatal yang memadai dan penanggulangan faktor-faktor yang menyebabkan kematian perinatal yang meliputi perdarahan, hipertensi, infeksi, kelahiran preterm atau berat bayi lahir rendah, asfiksia dan hipotermia.Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi, periode neonatal merupakan periode yang paling kritis. Pencegahan asfiksia, mempertahankan suhu tubuh bayi, terutama pada bayi berat lahir rendah, pemberian air susu ibu (ASI) dalam usaha menurunkan angka kematian selama diare, pencegahan terhadap infeksi, pemantauan kenaikan berat badan dan stimulasi psikologis merupakan tugas pokok bagi pemantau kesehatan bayi dan anak. Neonatus pada minggu-minggu pertama sangat dipengaruhi oleh kondisi ibu pada waktu hamil dan melahirkan. Managemen yang baik pada waktu masih dalam kandungan, selama persalinan, segera setelah dilahirkan, dan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya akan menghasilkan bayi yang sehat. E.Asuhan dan Perawatan Pada Bayi Baru LahirAsuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran sebagian besar bayi baru lahir akan menunjukkan usaha napas pernapasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan. Asuhan pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri kekehidupan ekstra uteri hingga mencapai usia 37-42 minggu dan dengan berat 2.500-4.000 gram. Asuhan tersebut berupa :1. Inisiasi Munyusui Dini (IMD)Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, di mana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri Pada prinsipnya IMD merupakan kontak langsung antara kulit ibu dan kulit bayi, yaitu bayi ditengkurapkan di dada atau di perut ibu segera mungkin setelah seluruh badan dikeringkan (bukan dimandikan), kecuali pada telapak tangannya. Kedua telapak tangan bayi dibiarkan tetap terkena air ketuban karena bau dan rasa cairan ketuban ini sama dengan bau yang dikeluarkan payudara ibu, dengan demikian ini menuntun bayi untuk menemukan puting. IMD juga berfungsi menstimulasi hormon oksitosin yang dapat membuat rahim ibu berkontraksi dalam proses pengecilan rahim kembali ke ukuran semula. Proses ini juga membantu pengeluaran plasenta, mengurangi perdarahan, merangsang hormon lain yang dapat meningkatkan ambang nyeri, membuat perasaan lebih rileks, bahagia, serta lebih mencintai bayi.

2. Perawatan pada Bayi Baru Lahira. Kebersihan kulit bayiSaat lahir, bayi mengalami transisi dari lingkungan berair ke lingkungan kering di luar uterus. Seorang ibu sering menghadapi nasehat atau informasi yang berbeda tentang cara terbaik untuk merawat kulit bayi. Bagaimanapun, perawatan kulit yang efektif harus didasarkan pada pengertian yang baik mengenai fisiologi dan fungsi kulit dan penelitian berbasis bukti yang terkait perawatan kulit bayi. Karena bayi sering diperlakukan berbeda dari orang dewasa, sehingga kulit bayi mungkin menjadi terlalu hangat, terlalu lembab, atau bahkan terlalu kering, terlalu kotor karena feses, urin dan bacteria dan terlalu sering terekspos oleh iritasi, sehingga banyak masalah kulit pada bayi yang tidak ditemukan pada orang dewasa. Kulit merupakan organ terluas pada tubuh dan proses komplek perkembangannya dimulai pada 7 hari pasca konsepsi. Pada bayi cukup bulan, lapisan terluar kulit (stratum corneum) terdiri dari 10-20 lapisan kulit mikroskopis dan tebalnya sekitar 50 % tebal kulit orang dewasa. Walaupun stratum corneum pada bayi sudah terbentuk baik, namun tidak akan matang sampai usia sekitar 12 bulan. Salah satu peran terpenting kulit bayi adalah sebagai barier. Kulit harus melindungi tubuh dari kehilangan cairan dari dalam tubuh dan melindungi tubuh dari substansi berbahaya dan mikroba dari luar tubuh. Pada`kehamilan trimester III kulit bayi dilindungi oleh verniks kaseosa sebagai perlindungan dari bakteri dan cairan amnion. Verniks yang kaya lemak merupakan penjaga kelembaban alami, pembersih kulit, dan memiliki zat penyembuh luka, anti infeksi dan anti jamur. Untuk itu, penting bahwa verniks tidak dihilangkan saat lahir. WHO juga merekomendasikan bayi tidak dimandikan setidaknya selama 6 jam untuk perlindungan optimal. Hal ini sangat penting untuk bayi premature dimana stratum corneumnya 50% lebih tipis dibanding bayi yang cukup bulan. Setelah lahir, kulit bayi harus beradaptasi terhadap kondisi ekstrauterin dan harus membuat perubahan yang cepat dari kondisi alkalis menjadi pH>6, 43 saat lahir dan membentuk lapisan asam dengan berkurang menjadi pH sekitar 4,95 beberapa hari setelah lahir. Perbedaan mendasar antara kulit bayi dan kulit dewasa adalah bahwa kulit bayi, karena lebih tipis akan mudah terjadi iritasi dan reaksi alergi. Kurangnya elastisitas juga membuat kulit bayi lebih mudah rusak. Kehilangan kelembaban kulit memicu kekeringan dan kulit pecah-pecah. Kulit yang pecah melemahkan barier epidermis dan menyebabkan kulit lebih mudah teriritasi serta permeable terbadap bahan kimia. Jika kandungan air pada stratum corneum kulit turun hingga di bawah 10 %, lapisan tersebut menjadi retak dan mudah pecah memicu terjadinya inflamasi yang dapat mempengaruhi maturitas sel dan jika kerusakan membran cukup parah kehilangan fungsi sel mungkin akan terjadi. Ketika epidermis basal teriritasi oleh bahan kimia, pergantian sel-sel tidak akan mampu menahan air secara normal. Keadaan ini adalah karakteristik dari aktopik eksema.b. Kebersihan tali pusatTalipusat merupakan jaringan yang unik, terdiri dari 2 arteri dan 1 vena dan dilindungi jaringan penghubung mukoid yang disebut Whartons Jelly dan selapis tipis membran mukus. Selama kehamilan, plasenta menyediakan semua kebutuhan janin untuk pertumbuhan dan membuang produk sisa. Darah mengalir melalui tali pusat membawa nutrisi dan oksigen ke janin dan membawa kembali karbondioksida dan sisa metabolik. Setelah lahir, sampai plasenta terlepas dan tali pusat masih berdenyut, sejumlah kecil darah masih diteruskan dari plasenta ke bayi baru lahir. Jumlah yang dialirkan tersebut tergantung kapan talipusat dipotong. Saat tali pusat dipotong, pembuluh darah tali pusat mengalami kontriksi namun belum mengalami obliterasi. Karena itulah tali pusat harus diikat atau diklem erat untuk menjaga pembuluh darah tertutup dan mencegah perdarahan. Untuk memisahkan bayi dari plasenta, tali pusat harus dipotong. Instrumen yang digunakan haruslah steril untuk menghindari infeksi. Setelah tali pusat dipotong, sisa tali pusat pada bayi kehilangan suplai darah, kemudian mulai mengering dan menghitam. Proses pengeringan dan pemisahan tunggul tali pusat ini difasilitasi oleh paparan udara. Jaringan nekrosis dari tunggul tali pusat dapat menjadi media yang sempurna bagi pertumbuhan bacteria, khususnya bila tunggul tali pusat dibiarkan tetap lembab dan substansi yang tidak bersih diberikan. Pembuluh darah masih tetap paten sampai beberapa hari setelah lahir dan memberi akses langsung ke aliran darah. Untuk itu tali pusat menjadi sumber umum untuk masuknya infeksi sistemik pada bayi baru lahir. Menjaga tali pusat bersih dan kering sangat penting untuk mencegah infeksi.

c. Kebutuhan rasa hangat/pencegahan hipotermiPemajanan yang berlebihan pada bayi harus dihindari untuk mencegah kehilangan panas. Jika memungkinkan, suhu ruangan harus dipertahankan sekitar 18-21oC. Di rumah atau di lingkungan dingin, diperlukan selimut tambahan. Air mandi sebaiknya hangat (36oC) dan pakaian basah harus diganti sesegera mungkin. Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya. 3. Perawatan MataDi beberapa negara perawatan mata bayi baru lahir secara hukum diharuskan untuk mencegah terjadinya oftalmia neonatorum. Di daerah dimana prevalensi gonorea tinggi, setiap bayi baru lahir perlu diberi salep mata sesudah 5 jam bayi lahir. Pemberian obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual).

4. Pemberian Vitamin KKejadian perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir di laporkan cukup tinggi, berkisar 0,25-0,5%. Untuk mencegah terjadinya perdarahan tersebut, semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberikan vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3 hari dan bayi risiko tinggi diberikan secara parenteral dengan dosis 0,5-1 mg secara IM.

5. Pemberian ImunisasiImunisasi adalah suatu cara untu menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan. Tujuan imunisasi adalah untuk memberikan kekebalan kepada bayi agar dapat mencegak penyakit atau kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit dan menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Sampai saat ini tujuh penyakit infeksi pada anak yang dapat menyebabkan kematian dan cacat, walaupun sebagian anak dapat bertahan dan menjadi kebal. Ketujuhpenyakit tersebut dimasukkan dalam program imunisasi yaitu penyakit tuberculosis, difteri, pertussis, tetanus, polio, campak dan hepatitis.

BAB III TINJAUAN KASUS

LAPORAN KASUS BAYI Ny E BBL NORMAL DI RUANG NEONATOLOGI RSUD PARIAMAN

Kunjungan : INo. MR: 05 04 06Hari/ tgl: Senin / 15- 7-2013Pukul : 14.00 wib

I. PENGUMPULAN DATAA. IDENTITASNama bayi: By. Ny.Elia GustinawatiUmur bayi: 1 hariTgl/Jam lahir : 15-7-2013/ 11.00 wibJenis kelamin: Laki-lakiBerat badan: 3200 gramPanjang badan: 48 cmNama: Ny. Elia GustinawatiNama Suami : Tn. Reza SuhendraUmur : 28 tahun Umur: 30 tahunSuku/Bangsa: Minang Suku/Bangsa: MinangAgama : IslamAgama: IslamPendidikan : SMPPendidikan: SMPPekerjaan : IRT Pekerjaan: WiraswastaAlamat : Sei. Sarik PariamanAlamat: Sei. Sarik PariamanNo. Hp : - No. Hp : -

B. DATA SUBJEKTIF

Keluhan utama bayi:Bayi baru lahir secara sectio caesaria atas indikasi KPD+CPD pukul 12.00 wib tanggal 15-7-2013 di Rumah Sakit Pariaman. Bayi lahir tidak segera menangis, BB 3200 gr PB 48 cm A/S 6/7, JK laki-laki, masuk ruang neonatologi pukul 12.30 wib tanggal 15-7-2013.1. Riwayat Penyakit Kehamilana. Perdarahan : tidak adab. Pre-eklampsia: tidak adac. Eklampsia: tidak adad. Penyakit kelamin: tidak adae. Lain-lain: tidak ada

2. Kebiasaan waktu hamila. Makanan : biasab. Obat-obatan : tidak adac. Merokok : tidak adad. Minuman alkohol : tidak adae. Lain-lain: tidak ada

3.Riwayat persalinan sekaranga. Jenis persalianan: Sectio caesariab. Masa gestasi : 39-40 mingguc. Ditolong oleh: dokter spesialis Obsgynd. Lama persalinan1) Kala I: tidak ada data2) Kala II: tidak ada data3) Kala III: tidak ada datae. Ketuban : jernih f. Komplikasi persalinan: Ketuban pecah dini 12 jam + KPD

Keadaan bayi baru lahirNilai APGAR 1 menit pertama= 65 menit berikutnya= 7

Tanda012Jumlah

AApperance(Warna kulit)( ) ( ) biru/pucat

( ) ( ) tubuh kemerahan tangan dan kaki biru( ) ( ) kemerahan

P

Pulse (Frek. Jantung)( ) ( ) tidak ada

( ) ( ) < 100

( ) ( ) >100

GGrimate (reflek)( ) ( ) tdk bereaksi( ) ( ) gerakan sedikit( ) ( ) menangis

AActivity(aktifitas/tonus otot)( ) ( ) lumpuh

( ) ( ) extremitas Fleksi sedikit ( ) ( ) gerakan aktif

RRespiratory(usaha nafas)( ) ( ) tidak ada( ) ( ) lambat tak teratur( ) ( ) menangis kuat

Ket : X= 1 menit pertama=5 menit berikutnya

4. Respirasi a. Pengisapan lendir: tidak adab. Ambu : tidak ada c. Massage jantung: tidak adad. Intubasi endotrokhial: tidak adae. Oksigen: tidak adaf. Theraphi: tidak ada

C. DATA OBJEKTIF 1. Pemeriksaan Umuma. Keadaan umum : baikb. Suhu: 37 Cc. Pernafasan: 45x/mntd. Nadi : 144 x/mnte. Berat badan sekarang: 3200 gram2. Pemeriksaan fisik secara sistematisa. Kepala : caput succedaneum adab. Ubun-ubun: ubun-ubun tidak mencembung sutura terpisah c. Muka: normal, jarak epikantus tidak lebard. Mata: simetris kiri kanan, tidak ada tanda ikterik, bersih tidak ada sekret e. Telinga: lekuk telinga normal, simetris kiri kananf. Mulut : bibir merah muda, lidah bersih,celah palatum tidak adag. Hidung: simetris, tidak ada gerakan cuping hidungh. Leher : tidak ada trauma i. Dada : puting susu simetris, tidak ada secret, gerakan dada sesuai irama pernafasan, tidak ada retraksi dada, irama jantung regular, HR 148 x/mnt, auskultasi paru tidak ada ronkhi dan wheezingj. Tali pusat: masih basah, terbungkus kain kasa, k. Punggung: tonjolan punggung tidak ada, lipatan kulit bokong adal. Ekstremitas: ekstremitas atas dan bawah fleksi, pergerakan aktif, jumlah jari kaki dan tangan normal, tidak ada cacat bawaan.m. Genitalia: labia mayora menutupi labia minoran. Anus : lubang anus ada

3. Reflek a. Reflek Morro: positifb. Reflek Rooting: positifc. Reflek Walking: positifd. Reflek Graphs: positife. Reflek Sucking : positiff. Reflek Tonic Neck: positif

4. Antropometri: lingkar kepala 32 cm

STEMPEL TELAPAK KAKI BAYI

Telapak kaki kiriTelapak kaki kanan

Cap Jempol Tangan IbuJempol Tangan KiriJempol tangan kanan

D. AssessmentDiagnosa : By. Ny.E BBL normal 1 hari dengan caput succedaneum

E. Planning1. Rawat inap bayi dan observasi2. Jaga kehangatan bayi3. Ganti popok dan bedung bila basah4. ASI/PASI 8 x 5 cc5. Injeksi vit K 0,1 cc IM 1 kali6. Amobiotik drip 2x 0,6 cc per oral7. Vitaplex 1 x 0,3 cc8. Cek lab Hb dan GDR hasil Hb 25,2 gr%, GDR 86 mg/dlCatatan perkembangan :Tanggal 16-7-2013 pukul 09.00 wib

S: -O: BB 3200 gram, DJ 150 x/mnt, R 45 x/mnt, S 37,3OC, demam (-), sesak (-), daya hisap baikA: Bayi Ny.E BBL normal 2 hari dengan kaput succedaneumP: cegah hipotermi Perawatan tali pusat ASI on deman 8 x 5 cc Pukul 12.00 wib bayi diantar ke ruang nifas untuk rawat gabung

30

BAB IV KAJIAN / ANALISA ASUHAN KEBIDANAN

Bayi Ny. E masuk ruang neonatologi pukul 12.30 wib tanggal 15-7-2013. Bayi lahir pukul 12.00 wib secara sectio caesaria atas indikasi ketuban pecah dini 12 jam dan CPD dari ibu dengan usia gestasi 39-40 minggu. Saat lahir apgar score bayi 6/7, BB 3200 gram, PB 48 cm, jenis kelamin laki-laki. Setelah dilakukan pemeriksaan di ruang neonatologi, bayi Ny. E terlihat normal dan tidak mengalami masalah yang berarti. Bayi Ny.E ditetapkan sebagai BBL normal dan dilakukan observasi dan penatalaksanaan seperti BBL normal pada umumnya.Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi, periode neonatal merupakan periode yang paling kritis. Pencegahan asfiksia, mempertahankan suhu tubuh bayi, pemberian air susu ibu (ASI) dini, pencegahan terhadap infeksi, pemantauan kenaikan berat badan dan stimulasi psikologis merupakan tugas pokok bagi pemantau kesehatan bayi dan anak. Neonatus pada minggu-minggu pertama sangat dipengaruhi oleh kondisi ibu pada waktu hamil dan melahirkan. Managemen yang baik pada waktu masih dalam kandungan, selama persalinan, segera setelah dilahirkan, dan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya akan menghasilkan bayi yang sehat.Peran bidan dalam asuhan bayi baru lahir normal adalah untuk memfasilitasi proses adaptasi bayi baru lahir ke kehidupan ekstrauteri dan mendeteksi kelainan secara dini serta memberikan asuhan yang sesuai untuk memfasilitasi adaptasi bayi baru lahir tersebut antara lain :1. Pencegahan hipotermiaPada bayi baru lahir, mekanisme pengaturan suhu belum begitu sempurna, ditambah lagi bayi baru lahir luas permukaan tubuhnya lebih luas dari permukaan tubuh orang dewasa, sehingga rentan terhadap kehilangan panas tubuh. Asuhan untuk pencegahan hipotermi mencakup penempatan bayi di ruangan yang mendekati suhu tubuh bayi, segera mengganti popok, bedung atau selimut bayi bila basah atau lembab. Memandikan bayi ditunda setidaknya 6 jam setelah lahir dan sebaiknya dengan air hangat (36OC), tidak menimbang bayi tanpa menggunakan alas timbangan. Pada kasus Ny. E yang diobservasi di ruang neonatologi, pencegahan hipotermi dilakukan dengan menempatkan bayi di dalam inkubator, namun memandikan bayi masih menggunakan air dingin dan suhu ruangan agak rendah karena penggunaan AC, kepala bayi setelah dimandikan tidak dipasangi topi atau ditutup sehingga kemungkinan kehilangan panas saat dimandikan atau penguapan panas tubuh dari ubun-ubun masih berpotensial terjadi

2. Pencegahan InfeksiKulit bayi yang tipis (50 % dari ketebalan kulit dewasa) membuatnya mudah iritasi dan terkena reaksi alergi. Pencegahan infeksi dalam melakukan perawatan bayi baru lahir normal sebaiknya mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi, menggunakan sarung tangan saat membersihkan tali pusat bayi, dan menggunakan gown atau masker mulut untuk mencegah droplet infeksi dari petugas. Penggunaan kain atau sabun bayi juga sebaiknya menggunakan bahan yang lembut dengan pH netral untuk mencegah kulit bayi pecah, iritasi dan akhirnya menimbulkan infeksi. Rawat gabung juga bisa dijadikan pilihan untuk mencegah infeksi, karena dengan dirawat gabung dengan ibunya, bayi hanya akan terkolonisasi oleh flora normal kulit ibunya dan biasanya tidak patogen. Memisahkan bayi dari ibunya setelah lahir hanya akan meningkatkan risiko bayi terkolonisasi bakteri patogen dari petugas atau bayi lainnya.Pada kasus bayi Ny. E, bayi tidak bisa langsung di rawat gabung dengan ibu karena lahir secara sectio caesaria dan harus diobservasi sedikitnya 24 jam di ruang neonatologi. Namun setelah 24 jam observasi, kondisi bayi dalam keadaan sehat dan normal, bayi dapat di rawat gabung kembali bersama ibunya. 3. Pemberian ASI Secara DiniASI memiliki sejumlah keuntungan bagi bayi terutama untuk proses adaptasinya di luar kandungan. ASI memberikan cadangan energy untuk mengadaptasi perubahan suhu di luar rahim, memiliki enzim untuk adaptasi pencernaan bayi, memiliki antibodi yang berguna untuk imunitas tubuh terhadap infeksi, dan pemberiannya secara dini dapat meningkatkan kontak psikologis ibu dan bayi. Untuk kasus Ny. E ini pemberian ASI dini sempat tertunda dikarenakan ibu dirawat terpisah dengan bayinya dan jarak antar ruangan nifas dan neonatologi yang cukup jauh, ditambah lagi mobilitas ibu yang belum baik karena luka post SC. Hal ini bisa diatasi dengan cara ASI diperah oleh ibu dimasukkan ke dalam botol atau gelas tertutup yang bersih dan diantarkan oleh keluarga ke ruang neonatologi untuk diberikan pada bayi sehingga bayi tetap mendapat keuntungan ASI.

4. Perawatan Tali Pusat BayiTalipusat merupakan jaringan yang unik, terdiri dari 2 arteri dan 1 vena dan dilindungi jaringan penghubung mukoid yang disebut Whartons Jelly dan selapis tipis membran mucus. Proses pengeringan dan pemisahan tunggul tali pusat ini difasilitasi oleh paparan udara. Jaringan nekrosis dari tunggul tali pusat dapat menjadi media yang sempurna bagi pertumbuhan bacteria, khususnya bila tunggul tali pusat dibiarkan tetap lembab dan substansi yang tidak bersih diberikan. Pembuluh darah masih tetap paten sampai beberapa hari setelah lahir dan memberi akses langsung ke aliran darah. Untuk itu tali pusat menjadi sumber umum untuk masuknya infeksi sistemik pada bayi baru lahir. Menjaga tali pusat bersih dan kering sangat penting untuk mencegah infeksiPerawatan tali pusat yang bersih pada periode postnatal mencakup mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum dan sesudah merawat tali pusat, menjaga tali pusat kering dan terpapar oleh udara atau ditutup longgar dengan kain/kasa bersih. Tali pusat harus dicuci jika perlu dengan air dan sabun (mencuci dengan alcohol akan menunda penyembuhan) dan kasa/kain harus dilipat di bawah tali pusat. Menyentuh tali pusat, membubuhkan bahan-bahan yang tidak bersih harus dihindarkan.Praktik lain yang juga menurunkan risiko infeksi tali pusat adalah 24 jam rooming in dan kontak kulit ke kulit dengan ibu saat lahir untuk mendorong kolonisasi bakteri non patogenik dari flora kulit ibu. Inisiasi menyusu dini dan menyusu aktif akan menyediakan antibody untuk bayi.

5. Pemberian Vitamin KKejadian perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir di laporkan cukup tinggi, berkisar 0,25-0,5%. Untuk mencegah terjadinya perdarahan tersebut, semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberikan vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3 hari dan bayi risiko tinggi diberikan secara parenteral dengan dosis 0,5-1 mg secara IM.

BAB V KESIMPULAN

Bayi baru lahir normal (BBLN) adalah bayi yang baru lahir dengan usia kehamilan atau masa gestasinya dinyatakan cukup bulan (aterm) yaitu 36 40 minggu, dengan berat badan 2500 4000 gram. Pada saat yang bersamaan bayi harus melakukan penyesuaian pada sistem pernafasan, sirkulasi dan pengaturan suhu tubuh.Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi, periode neonatal merupakan periode yang paling kritis. Pencegahan asfiksia, mempertahankan suhu tubuh bayi, pemberian air susu ibu (ASI) dini, pencegahan terhadap infeksi, pemantauan kenaikan berat badan dan stimulasi psikologis merupakan tugas pokok bagi pemantau kesehatan bayi dan anak. Peran bidan dalam asuhan bayi baru lahir normal adalah untuk memfasilitasi proses adaptasi bayi baru lahir ke kehidupan ekstrauteri dan mendeteksi kelainan secara dini serta memberikan asuhan yang sesuai untuk memfasilitasi adaptasi bayi baru lahir tersebut antara lain pencegahan hipotermi, pencegahan infeksi, pemberian ASI dini, perawatan tali pusat dan pemberian profilaksis vitamin K

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Ngatisyah. 2005. Perawatan Anak Sakit Edisi 2.Jakarta: EGCNelson, W.E., Behrman, R.E., Kliegman, R., Arvin, A.M. (2000). Nelson Ilmu Kesehatan Anak, vol:1, 5thed. Jakarta:EGC. Dewi, V.N.L. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba MedikaCunningham, F.G, et al. 2013. Williams Obstetric, 23rd edition. Mc GrawHill: New York

Enkin, et al. 2000. A Guide to Effective care in Pregnancy and ChildBirth, 3rd Edition. Oxfod University Press: London

Fraser, D dan Cooper, M. 2009. Myles Buku Ajar Bidan. Jakarta. EGCOxorn H dan Forte W. 2010. Ilmu Kebidanan: Patologi dan Fisiologi Persalinan. Andi offset dan yayasan essential Medica. YogyakartaSaifuddin, A, 2011. Ilmu Kebidanan..PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.____________, 2009. Buku Acuan Kesehatan Maternal dan Neonatal. PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.

Kosim, S. 2012. Buku Ajar Neonatologi. Edisi Pertama, Cetakan Ketiga. Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta.Varney, H, Kriebs JM and Gegor CL. 2008. Buku ajar Asuhan Kebidanan. Edisi Keempat, Volume 2. EGC, Jakarta.Lavender, T, Bedwel C. 2012. Newborn Skin Care. A Review of Evidence and Practice. Journal of Obstetric and Gynecologic vol. 7. Pg. 18-21.Royal College of Midwives. 2012. Immediate Care of The Newborn. RCM. UK.Lissauer, T. 2006. At A Glance Neonatologi. Jakarta. EMS