Lap .Batuan Sedimen

40
LAPORAN PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK PERCOBAAN I BATUAN SEDIMEN OLEH : NAMA : SAMSUL ANWAR NIM : J1D112010 KELOMPOK : 1 (SATU) ASISTEN : ADI PURWANTO KEMENTRIAN RISTEK DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

description

batuan sedimen adalah batuan hasil dari pengendapan material.

Transcript of Lap .Batuan Sedimen

Page 1: Lap .Batuan Sedimen

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOLOGI FISIK

PERCOBAAN I

BATUAN SEDIMEN

OLEH :

NAMA : SAMSUL ANWAR

NIM : J1D112010

KELOMPOK : 1 (SATU)

ASISTEN : ADI PURWANTO

KEMENTRIAN RISTEK DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI FISIKA

BANJARBARU

2014

Page 2: Lap .Batuan Sedimen

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pemadatan endapan

yang berupa bahan lepas. Menurut ( Pettijohn, 1975 ) batuan sedimen adalah batuan

yang terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan batuan yang sudah ada

sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang di endapkan lapis

demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian mengalami pembatuan. Menurut

Tucker (1991), 70 % batuan di permukaan bumi berupa batuan sedimen. Tetapi

batuan itu hanya 2 % dari volume seluruh kerak bumi. Ini berarti batuan sedimen

tersebar sangat luas di permukaan bumi, tetapi ketebalannya relatif tipis.

Volume batuan sedimen dan termasuk batuan metasedimen hanya mengandung

5% yang diketahui di litosfera dengan ketebalan 10 mil di luar tepian benua, dimana

batuan beku metabeku mengandung 95%. Sementara itu, kenampakan di permukaan

bumi, batuan-batuan sedimen menempati luas bumi sebesar 75%, sedangkan

singkapa dari batuan beku sebesar 25% saja. Batuan sedimen dimulai dari lapisan

yang tipis sekali sampai yang tebal sekali. Ketebalan batuan sedimen antara 0 sampai

13 kilometer, hanya 2,2 kilometer ketebalan yang tersingkap dibagian benua. Bentuk

yang besar lainnya tidak terlihat, setiap singkapan memiliki ketebalan yang berbeda

dan singkapan umum yang terlihat ketebalannya hanya 1,8 kilometer. Di dasar lautan

dipenuhim oleh sedimen dari pantai ke pantai. Ketebalan dari lapisan itu selalu tidak

pasti karena setiap saat selalu bertambah ketebalannya. Ketebalan yang dimiliki

bervariasi dari yang lebih tipis dari 0,2 kilometer sampai lebih dari 3 kilometer,

sedangkan ketebalan rata-rata sekitar 1 kilometer .

Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas dengan ketebalan

antara beberapa centimetersampai beberapa kilometer. Juga ukuran butirnya dari

sangat halus sampai sangat kasar dan beberapa proses yang penting lagi yang

termasuk kedalam batuan sedimen. Disbanding dengan batuan beku, batuan sedimen

hanya merupakan tutupan kecil dari kerak bumi. Batuan sedimen hanya 5% dari

seluruh batuan-batuan yang terdapat dikerak bumi. Dari jumlah 5% ini,batu lempung

adalah 80%, batupasir 5% dan batu gamping kira-kira 80% .

Page 3: Lap .Batuan Sedimen

Sedimen tidak hanya bersumber dari darat saja tetapi dapat juga dari yang

terakumulasi di tepi-tepi cekungan yang melengser kebawah akibat gaya gravitasi.

Meskipun secara teoritis dibawah permukaan air tidak terjadi erosi, namun masih ada

energy air, gelombang dan arus bawah permukaan yang mengikis terumbu-terumbu

karang di laut dan hasil kikisannya terendapkan di sekitarnya. Material sedimen

dapat berupa :

1. Fragmen dan mineral-mineral dari batuan yang sudah ada. Misalnya kerikil

di sungai, pasir di pantai dan lumpur di laut atau di danau.

2. Material organik, seperti terumbu koral di laut, sisa-sisa cangkang organism

air dan vegetasi di rawa-rawa.

3. Hasil penguapan dan proses kimia seperti garam di danau payau dankalsim

karbonat di aut dangkal.

Page 4: Lap .Batuan Sedimen

1.2 Tujuan Percobaan

1 Mengetahui mineral apa saja yang terkandung dalam Batuan Sedimen serta

proses terjadinya.

2 Mengetahui bagaimana proses terbentuknya batuan Sedimen.

Page 5: Lap .Batuan Sedimen

BAB II

TINJAUN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Batuan Sedimen

a Batuan Sedimen Non- Klastik

Batuan sedimen Non-Klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk

sebagai hasil penguapan suatu larutan, atau pengendapan material di tempat itu juga

(insitu). Proses pembentukan batuan sedimen kelompok ini dapat secara kimiawi,

biologi /organik, dan kombinasi di antara keduanya (biokimia). Secara kimia,

endapan terbentuk sebagai hasil reaksi kimia, misalnya CaO + CO2 ® CaCO3.

Secara organik adalah pembentukan sedimen oleh aktivitas binatang atau tumbuh-

tumbuhan, sebagai contoh pembentukan rumah binatang laut (karang), terkumpulnya

cangkang binatang (fosil), atau terkuburnya kayu-kayuan sebagai akibat penurunan

daratan menjadi laut. Contohnya; Limestone (batu gamping), Coal (batu bara), dan

lain-lain. (Danang, 2005)

Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau

bisa juga dari kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud

adalah kristalisasi langsung atau reaksi organik (Pettjohn, 1975).

Menurut R.P. Koesoemadinata, 1981 batuan sedimen dibedakan

menjadi enam golongan yaitu :

a) Golongan Detritus Kasar

Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis. Termasuk

dalam golongan ini antara lain adalah breksi, konglomerat dan

batupasir. Lingkungan tempat pengendapan batuan ini di

lingkungan sungai dan danau atau laut.

b) Golongan Detritus Halus

Batuan yang termasuk kedalam golongan ini diendapkan di

lingkungan laut dangkal sampai laut dalam. Yang termasuk ked ala

golongan ini adalah batu lanau, serpih, batu lempung dan Nepal.

c) Golongan Karbonat

Page 6: Lap .Batuan Sedimen

Batuan ini umum sekali terbentuk dari kumpulan cangkang

moluska, algae dan foraminifera. Atau oleh proses pengendapan

yang merupakan rombakan dari batuan yang terbentuk lebih

dahulu dan di endpkan disuatu tempat. Proses pertama biasa

terjadi di lingkungan laut litoras sampai neritik, sedangkan proses

kedua di endapkan pada lingkungan laut neritik sampai bahtial.

Jenis batuan karbonat ini banyak sekali macamnya tergantung pada

material penyusunnya.

d) Golongan Silika

Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara pross

organik dan kimiawi untuk lebih menyempurnakannya. Termasuk

golongan ini rijang (chert), radiolarian dan tanah diatom. Batuan

golongan ini tersebarnya hanya sedikit dan terbatas sekali.

e) Golongan Evaporit

Proses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki

larutan kimia yang cukup pekat. Pada umumnya batuan ini

terbentuk di lingkungan danau atau laut yang tertutup, sehingga

sangat memungkinkan terjadi pengayaan unsure-unsur tertentu.

Dan faktor yang penting juga adalah tingginya penguapan maka

akan terbentuk suatu endapan dari larutan tersebut. Batuan-batuan

yang termasuk kedalam batuan ini adalah gip, anhidrit, batu

garam.

f) Golongan Batubara

Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur-unsur organik yaitu dari

tumbuh-tumbuhan. Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati

dengan cepat tertimbun oleh suatu lapisan yang tebsl di atasnya

sehingga tidak akan memungkinkan terjadinya pelapukan.

Lingkungan terbentuknya batubara adalah khusus sekali, ia harus

memiliki banyak sekali tumbuhan sehingga kalau timbunan itu mati

tertumpuk menjadi satu di tempat tersebut.

(ITB,2012)

Page 7: Lap .Batuan Sedimen

b Batuan sedimen klastik

Batuan sedimen klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk dari

pengendapan kembali detritus atau pecahan batuan asal. Batuan asal dapat berupa

batuan beku, metamorf dan sedimen itu sendiri. Batuan sedimen diendapkan dengan

proses mekanis, terbagi dalam dua golongan besar dan pembagian ini berdasarkan

ukuran besar butirnya. Cara terbentuknya batuan tersebut berdasarkan proses

pengendapan baik yang terbentuk dilingkungan darat maupun dilingkungan laut.

Batuan yang ukurannya besar seperti breksi dapat terjadi pengendapan langsung dari

ledakan gunungapi dan di endapkan disekitar gunung tersebut dan dapat juga

diendapkan dilingkungan sungai dan batuan batupasir bisa terjadi dilingkungan laut,

sungai dan danau. Semua batuan diatas tersebut termasuk ke dalam golongan detritus

kasar. Sementara itu, golongan detritus halus terdiri dari batuan lanau, serpih dan

batua lempung dan napal. Batuan yang termasuk golongan ini pada umumnya di

endapkan di lingkungan laut dari laut dangkal sampai laut dalam.

Fragmentasi batuan asal tersebut dimulai dari pelapukan mekanis maupun secara

kimiawi, kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu cekungan pengendapan.

Setelah pengendapan berlangsung sedimen mengalami diagenesa yakni, prosess-

proses yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu sedimen, selama dan

sesudah litifikasi. Contohnya; Breksi, Konglomerat, Standsstone (batu pasir), dan

lain-lain.

Batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali detritus atau pecahan

batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf dan sedimen itu sendiri.

Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis, terbagi dalam dua golongan

besar dan pembagian ini berdasarkan ukuran besar butirnya. Cara terbentuknya

batuan tersebut berdasarkan proses pengendapan baik yang terbentuk dilingkungan

darat maupun dilingkungan laut. Batuan yang ukurannya besar seperti breksi dapat

terjadi pengendapan langsung dari ledakan gunungapi dan di endapkan disekitar

gunung tersebut dan dapat juga diendapkan dilingkungan sungai dan batuan batu

pasir bisa terjadi dilingkungan laut, sungai dan danau. Semua batuan diatas tersebut

termasuk ke dalam golongan detritus kasar. Sementara itu, golongan detritus halus

terdiri dari batuan lanau, serpih dan batua lempung dan napal. Batuan yang termasuk

golongan ini pada umumnya di endapkan di lingkungan laut dari laut dangkal sampai

Page 8: Lap .Batuan Sedimen

laut dalam. Fragmentasi batuan asal tersebut dimulaiu darin pelapukan mekanis

maupun secara kimiawi, kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu

cekungan pengendapan.

( Danang, 2005 )

Setelah pengendapan berlangsung sedimen mengalami diagenesa yakni, proses

proses-proses yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu sedimen,

selama dan sesudah litifikasi. Hal ini merupakan proses yang mengubah suatu

sedimen menjadi batuan keras ( Danang, 2005 ).

Proses diagenesa antara lain :

a) Kompaksi Sedimen

Yaitu termampatnya butir sedimen satu terhadap yang lain akibat tekanan dari berat

beban di atasnya. Disini volume sedimen berkurang dan hubungan antar butir yang

satu dengan yang lain menjadi rapat.

b) Sementasi

Yaitu turunnya material-material di ruang antar butir sedimen dan secara kimiawi

mengikat butir-butir sedimen dengan yang lain. Sementasi makin efektif bila derajat

kelurusan larutan pada ruang butir makin besar.

c) Rekristalisasi

Yaitu pengkristalan kembali suatu mineral dari suatu larutan kimia yang berasal dari

pelarutan material sedimen selama diagenesa atu sebelumnya. Rekristalisasi sangat

umum terjadi pada pembentukan batuan karbonat.

d) Autigenesis

Yaitu terbentuknya mineral baru di lingkungan diagenesa, sehingga adanya mineral

tersebut merupakan partikel baru dlam suatu sedimen. Mineral autigenik ini yang

umum diketahui sebagai berikut : karbonat, silica, klorita, gypsum dan lain-lain.

e) Metasomatisme

Yaitu pergantian material sedimen oleh berbagai mineral autigenik, tanpa

pengurangan volume asal.

c KEKOMPAKAN

Proses pemadatan dan pengompakan, dari bahan lepas (endapan) hingga

menjadi batuan sedimen disebut diagenesa. Proses diagenesa itu dapat terjadi pada

Page 9: Lap .Batuan Sedimen

suhu dan tekanan atmosferik sampai dengan suhu 300oC dan tekanan 1 – 2 kilobar,

berlangsung mulai sedimen mengalami penguburan, hingga terangkat dan tersingkap

kembali di permukaan. Berdasarkan hal tersebut, ada 3 macam diagenesa, yaitu :

1. Diagenesa eogenik, yaitu diagenesa awal pada sedimen di bawah muka air.

2. Diagenesa mesogenik, yaitu diagenesa pada waktu sedimen mengalami

penguburan semakin dalam.

3. Diagenesa telogenik, yaitu diagenesis pada saat batuan sedimen tersingkap

kembali di permukaan oleh karena pengangkatan dan erosi.

Dengan adanya berbagai macam diagenesa maka derajat kekompakan batuan

sedimen juga sangat bervariasi, yakni :

Bahan lepas (loose materials, masih berupa endapan atau sedimen)

Padu (indurated), pada tingkat ini konsolidasi material terjadi pada kondisi

kering, tetapi akan terurai bila dimasukkan ke dalam air.

Agak kompak (padat), pada tingkat ini masih ada butiran/fragmen yang dapat

dilepas dengan tangan atau kuku.

Kompak (keras), butiran tidak dapat dilepas dengan tangan/kuku.

Sangat kompak (sangat keras, biasanya sudah mengalami rekristalisasi).

(Simon,. 1998 )

d Tekstur Batuan Sedimen Klastik

Tekstur adalah hubungan antar butir dari mineral yang membentuk suatu

batuan. Tekstur terdiri dari komponen ukuran besar butir (grain size), derajat

kebundaran (roundness), derajat pemilahan (sorting), kemas (fabric), fragmen,

matrik, dan semen.

Ukuran Besar Butir

Ukuran besar butir (partikel, butir, fragmen), adalah faktor pembeda yang

utama pada batuan sedimen klastik. Ukuran yang dimaksud adalah dari butir-butir

batuan diameter

Page 10: Lap .Batuan Sedimen

Gambar 2.1. Ukuran Besar Butir

Besar butir adalah ukuran (diameter dari fragmen batuan). Skala

pembatasan yang dipakai adalah “skala Wentworth”.

Gambar 2.3 ukuran Butir

e 2.5 Pemilahan (Sorting)

Pemilahan adalah tingkat keseragaman besar butir. Istilah-istilah

yang dipakai adalah “terpilah baik” (butir-butir sama besar),

“terpilah sedang dan “terpilah buruk .

Pemilahan adalah derajat kesamaan ukuran partikel

Gambar 3. Pemilahan

Page 11: Lap .Batuan Sedimen

f Kebundaran (roundness)

Kebundaran adalah tingkat kelengkungan dari setiap

fragmen/butiran. Istilah yang dipakai adalah :

- membundar baik (well rounded)

- membundar (rounded)

- membundar tanggung (sub rounded)

- menyudut tanggung (sub angular)

Derajat kebundaran berbeda dengan derajat kebulatan. Derajat kebundaran

(roundness) adalah derajat kebundaran bagian pinggiran dari fragmenDerajat

kebulatan (sphericity) adalah derajat kemiripan bentuk fragmen dengan bentuk

bola. (Simon, 1998)

Gambar 2.3. Roundness vs Spericity

Page 12: Lap .Batuan Sedimen

- menyudut (angular)

g

g

g

g

g

g

g

g

Kemas (Fabric)

Kemas adalah sifat hubungan antar butir di dalam suatu masa

dasar atau diantara semennya. Istilah-istilah yang dipakai adalah

“kemas terbuka” digunakan untuk butiran yang tidak saling

bersentuhan, dan kemas tertutup” untuk butiran yang saling

bersentuhan

Kemas menunjukkan hubungan kerapatan antara butiran penyusun dalam batuan

sedimen

Gambar 2.5 Kemas

h Porositas

Porositas adalah perbandingan antara jumlah volume rongga

dan volume keseluruhan dari satu batuan. Dalam hal ini dapat

dipakai istilah-istilah kualitatif yang merupakan fungsi daya serap

batuan terhadap cairan. Porositas ini dapat diuji dengan

Page 13: Lap .Batuan Sedimen

meneteskan cairan. Istilah-istilah yang dipakai adalah Porositas

dangat baik” (very good), “baik” (good) “sedang” (fair) “buruk”

(poor)

i Struktur Sedimen

Struktur sedimen termasuk ke dalam struktur primer, yaitu

struktur yang terbentuk pada saat pembentukan batuan (pada saat

sedimentasi). Beberapa struktur sedimen yang dapat diamati pada

satuan antara lain :

j Perlapisan

Perlapisan adalah bidang kemasan waktu yang dapat ditunjukkan

oleh perbedaan

besar butir atau warna dari bahan penyusunannya. Jenis perlapisan

beragam dari sangat tipis (laminasi) sampai sangat tebal.

k Perlapisan bersusun (graded bedding)

Merupakan susunan perlapisan dari butir yang kasar berangsur

menjadi halus pada satu satuan perlapisan. Struktur ini dapat

dipakai sebagai petunjuk bagian bawah dan bagian atas dari

perlapisan tersebut. Umumnya butir yang kasar merupakan bagian

bawah (bottom) dan butiran yang halus merupakan bagian atas

(top).

l Perlapisan silang-siur (cross bedding)

Merupakan bentuk lapisan yang terpotong pada bagian atasnya

oleh lapisan berikutnya dengan sudut yang berlainan dalam satu

satuan perlapisan. Lapisan ini terutama terdapat pada batupasir.

m Gelembur gelombang (current ripple )

Bentuk perlapisan bergelombang, seperti berkerut dalam satu

lapisan

n Flute cast

Page 14: Lap .Batuan Sedimen

Struktur sedimen berbentuk suling dan terdapat pada dasar suatu

lapisan yang

dapat dipakai untuk menentukan arus purba.

Gambar 2.5 . Struktur Sedimen

o Komposisi Batuan Sedimen

Batuan sedimen dibentuk dari material batuan lain yang telah

mengalami pelapukan dan stabil dalam kondisi temperature dan

tekanan permukaan. Batuan

sedimen dibentuk oleh 4 material utama yaitu :

a. Kwarsa

b. Karbonat

c. Lempung

d. Fragmen batuan

1. Kwarsa

Kwarsa adalah salah satu dari mineral-mineral klastik pada batuan

sedimen yang

berasal dari batuan granit kerak kontinental, bersifat keras, stabil

dan tahan terhadap pelapukan. Kwarsa tidak mudah lapuk

walaupun telah mengalami transportasi oleh air, malahan sering

terakumulasi seperti endapan pasir fluvial pada lingkungan pantai.

2. Kalsit

Kalsit adalah mineral utama pembentuk batugamping (limestones) yang juga dapat

berfungsi sebagai semen pada batupasir dan batulempung. Kalsium (Ca) berasal dari

batuan-batuan beku, sedangkan karbonat berasal dari air dan karbon dioksida.

Page 15: Lap .Batuan Sedimen

Kalsium diendapkan sebagai CaCO3 atau diambil dari air laut oleh organisme-

organisme dan dihimpun sebagai material cangkang. Ketika organisme tersebut mati,

fragmen-fragmen cangkangnya biasanya terkumpul sebagai

partikel klastik yang paling kaya membentuk macam-macam batugamping.

3. Lempung

Mineral-mineral lempung berasal dari pelapukan silikat, khususnya feldspar. Mereka

sangat halus serta terkumpul dalam lumpur dan serpih. Kelimpahan feldspar dalam

kerak bumi dan bukti bahwa pelapukan secara cepat dibawah kondisi atmosfer,

terlihat dari mineral-mineral lempung pada batuan-batuan sedimen dalam jumlah

yang besar.

4. Fragmen-fragmen batuan

Batuan sumber yang telah mengalami pelapukan membentuk fragmen-fragmen

berbutir kasar dan endapan klastik seperti kerikil. Fragmen-fragmen batuan adalah

juga hadir sebagai butiran dalam beberapa batuan berukuran halus. (ITB, 2006)

Gambar 5. Bagan Klasifikasi Batuan Sedimen

Proses mengenai lapisan tanah yang beroperasi di permukaan Bumi, sulit

dipisahkan dengan perubahan yang terjadi di daratan benua selama masa hidup

manusia tetapi  terjadi diatas masa sepuluh ribuan atau berjuta-juta tahun, efek dari

proses ini adalah pantas untuk dipertimbangkan. Pada waktu yang tertentu, kekuatan

erosi/longsor dari sistem hidrologi, dapat mengikis secara keseluruhan dari

suatu  dataran rendah. Dalam prosesnya, bekas peninggalan yang dikikis diangkut

Page 16: Lap .Batuan Sedimen

oleh sungai dan tersimpan seperti lapisan sedimentary yang baru terbentuk. Satu

rangkaian lapisan sedimentary batu karang mungkin memiliki ketebalan beribu-ribu

meter. Ketika terangkat ke permukaan, masing-masing lapisan batu karang

menyediakan informasi tentang peristiwa yang lampau (genesa) tentang sejarah

Bumi. Peristiwa seperti itu contohnya adalah pembentukan Moenkopi di selatan Utah

yang terlihat di bagian atas permukaan (Hamblin, 2004).

  Struktur sedimen merupakan suatu kelainan dari pelapisan normalbatuan

sedimen yang diakibatkan oleh proses pengendapan dan energi pembentuknya.

Pembentukannya dapat terjadi pada waktu pengendapan maupun segera setelah

proses pengendapan. Pada batuan sedimen dikenal dua macam struktur yaitu :

       Syngenetik : terbentuk bersamaan dengan terjadinya batuan sedimen, dan disebut

juga sebagai struktur primer.

      Epigenetic : terbentuk setelah batuan tersebut terbentuk  seperti kekar, sesar,dan

lipatan. (Simon, 1988.)

              Pembagian struktur sedimen ada beberapa macam dan versi dari peneliti

yang menganalisa dan mempelajari struktur sedimen, pembagian struktur sedimen

antara lain :

1.    Struktur sedimen primer, Struktur pada batuan sedimen yang terjadi pada saat proses

sedimentasi sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi mekanisme

pengendapan.

2.    Struktur sedimen skunder, Struktur sedimen yang terjadi pada batuan sedimen pada

saat sebelum dan sesudah proses sedimentasi yang juga dapat mereflesikan

lingkungan pengendapan, keadaan dasar permukaan, lereng, dan kondisi permukaan.

3.    Struktur sedimen organik,Struktur sedimen yang terbentuk akibat dari proses

organisme pada saat dan sesudah terjadi proses sedimentasi (Simon, 1998)

Berbagai sifat fisik sedimen ditelaah sesuai dengan tujuan dan kegunaannya.

Diantaranya adalah tekstur sedimen yang meliputi ukuran butir (grain size), bentuk

butir ( partikel shape), dan hubungan antar butir (fabrik), struktur sedimen, komposisi

mineral, serta kandungan biota. Dari berbagai sifat fisik tersebut ukuran butir

menjadi sangat penting karena umumnya menjadi dasar dalam penamaan sedimen

yang bersangkutan serta membantu analisa proses pengendapan karena ukuran butir

berhubungan erat dengan dinamika transportasi dan deposisi. (Simon, 1988).

            Batuan sedimen merupakan batuan yang menutupi dua sampai tiga permukaan

bumi, hasil dari perubahan bentuk dari baebagai batuan karena pengaruh graviti,

atmosfer, dan sisa-sisa organisme. Proses ini merupakan akibat dari penggabungan

materi-materi yang lepas yang didapat dari akumulasi mekanik dari yang halus dan yang

mempunyai fragmen kwarsa dari batuan (sedimen klastik) atau dari pengendapan larutan

atau tanpa campur tangan organisme atau sisa-sisa organisme

(Simon, 1988.)

Page 17: Lap .Batuan Sedimen

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Waktu Dan Tempat

Praktikum kali ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 1 Desember 2014

pukul 15.00 WITA sampai selesai. Bertempat pada Laboratorium Fisika Dasar I

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Alam Universitas Lambung Mangkurat

Banjarbaru.

Page 18: Lap .Batuan Sedimen

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang dipergunakan pada percobaan kali ini yakni:

1. Batu Breksi sebagai Sampel batuan yang akan diteliti

2. Batu Apung sebagai Sampel batuan yang akan diteliti

3. Batu Bara sebagai Sampel batuan yang akan diteliti

4. Ironstone sebagai Sampel batuan yang akan diteliti

5. Batu Pasir sebagai Sampel batuan yang akan diteliti

6. Palu Geologi sebaga alat untuk membelah Batu sample

7. Mikroskop elektronik Sebagai alat untuk memperbesar penampang Batuan.

3.3 Prosedur Percobaan

Adapun prosedur percobaan kali ini adalah:

1. Siapkan sample batuan masing-masing Batu Breksi, Batu Pasir, Batu Bara,

Batu Apung dan Ironstone.

2. Pecah batuan dari masing masing sample tersebut menjadi serpihan terkecil

menggunakn palu Geologi.

3. Mengambil bulir sample dan mengukur besar bulir tersebut menggunakan

Jangka sorong sehingga ditemukan jenis bulir dari batuan tersebut.

4. Lakukan identifikasi hal yang sama untuk keadan kemas dan pemilahan dari

masing-masing batuan tersebut.

5. Letakan sample yang sudah dipecah pada Mikroskop Elektronik dan Amati

bentuk permukaan pada masing-masing batuan.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Gambar Nama Sample Batuan

Page 19: Lap .Batuan Sedimen

Batu Breksi

Batu Pasir

Iron Stone

Batu Bara

Batu Apung

4.2 Data Hasil Karakterisasi Mikroskop Digital

Perbesaran 40x

Gambar Nama Batu Keterangan

Page 20: Lap .Batuan Sedimen

Batu Pasir Kemas Terbuka

Batu Bara Kemas Tertutup

Iron Stone Kemas Tertutup

Batu Apung Kemas Terbuka

Batu Breksi Kemas Terbuka

4.3 Karakterisasi Batuan

Page 21: Lap .Batuan Sedimen

noNama

BatuKomposisi Bulir kebundaran Kemas

Proses terjadi-

nya

1 Breksi Detrical krikil Meyudut Terbuka sedimentasi

2 Bara Biochemical Silt Menyudut Tertutup Organic

3 Pasir Chemical Sand Rounded Terbuka An-organik/kimia

4 Iron-

stone

Chemical Krikil Menyudut tertutup An-organik/Kimia

5 Apung Biochemical Silt Rounded Terbuka Organic

4.4 Pembahasan.

Pengetahuan atau Ilmu Geologi didasarkan kepada studi terhadap batuan.

Diawali dengan mengetahui bagaimana batuan itu terbentuk, terubah, kemudian

bagaimana hingga batuan itu sekarang menempati bagian dari pegunungan, dataran-

dataran di benua hingga didalam cekungan dibawah permukaan laut. Kemanapun kita

menoleh, maka akan selalu bertemu dengan benda yang dinamakan batu atau batuan.

Dari hasil pengamatan terhadap jenis-jenis batuan tersebut, kita dapat

mengelompokkannya menjadi 5 kelompok kecil, yaitu

1. Batu Pasir

Batu pasir (Bahasa Inggris: sandstone) adalah batuan endapan yang terutama

terdiri dari mineral berukuran pasir atau butiran batuan. Sebagian besar batu pasir

terbentuk oleh kuarsa atau feldspar karena mineral-mineral tersebut paling banyak

terdapat di kulit bumi. Seperti halnya pasir, batu pasir dapat memiliki berbagai jenis

warna, dengan warna umum adalah coklat muda, coklat, kuning, merah, abu-abu dan

putih. Karena lapisan batu pasir sering kali membentuk karang atau bentukan

Page 22: Lap .Batuan Sedimen

topografis tinggi lainnya, warna tertentu batu pasir dapat dapat diidentikkan dengan

daerah tertentu.

Batu pasir, yang memiliki kenampakan warna yaitu putih kecoklatan, struktur

batuannya berlapis, batu pasir memiliki tekstur klastik (tebentuk dari batu yang sudah

ada sebelumnya), ukuran butir pada batu lempung ini ialah 1/16 mm s/d 2 mm,

komposisi mineral pada batu pasir berikut ialah komposisi mineral klastik, dimana

mineral klastik tersebut terbentuk dari batu-batuan yang sudah ada sebelumnya, yang

kemudian batu tersebut mengalami proses sedimentasi sehingggga membentuk batu

pasir ini. Petrogenesa dari batu pasir ini ialah Batuan terbentuk dari hasil transportasi

dan deposisi material sedimen yang diangkut oleh arus dengan energy sedang. Bila

dilihat dari bentuk butirnya yang membulat maka diperkirakan batuan sudah

mengalami transportasi relative jauh. Batu pasir adalah pada batuan sediment dengan

ukuran butir antara 1/16 milimeter dan 2 mm. ( untuk siltstone terbentuk dari butiran

yang lebih halus). Walaupun batupasir tidak menandakan adanya mineral istimewa,

tetapi pada kenyataannya batu pasir biasanya banyak mengandung mineral kuarsa.

Batu pasir tahan terhadap cuaca tapi mudah untuk dibentuk. Hal ini membuat

jenis batuan ini merupakan bahan umum untuk bangunan dan jalan. Karena

kekerasan dan kesamaan ukuran butirannya, batu pasir menjadi bahan yang sangat

baik untuk dibuat menjadi batu asah (grindstone) yang digunakan untuk menajamkan

pisau dan berbagai kegunaan lainnya. Bentukan batuan yang terutama tersusun dari

batu pasir biasanya mengizinkan perkolasi air dan memiliki pori untuk menyimpan

air dalam jumlah besar sehingga menjadikannya sebagai akuifer yang baik.

Kebanyakan batu pasir tetap mengandung sejumlah kecil dari mineral mineral

clays, hematite,ilmenite,feldspar dan mica, yang menambah warna dan karakter dari

matrix kuarsa. Batupasir yang mempunyai kandungan mineral pengotor dalam

jumlah besar digolongkan sebagai wacke atau graywacke. Batu pasir terbentuk ketika

pasir jatuh dan terendapkan pada bagian offshore dari delta delta sungai, tetapi gurun

pasir dan pantai dapat membentuk perlapisan batu pasir apabila dikaji pada rekaman

geologi. Batu pasir biasanya tidak mengandung fosilfosil, sebab energi yang terdapat

pada lingkungan ketika lapisan lapisan pasir terbentuk tidak mendukung untuk

terpeliharanya fosil-fosil tersebut. Sebagai pemandangan dan pembentuk batuan,

batupasir penuh dengan karakter, warna yang khas dan cepat terawetkan. Butiran dari

Page 23: Lap .Batuan Sedimen

kuarsa di dalam batu pasir tersement bersama dengan silika ( yang secara kimiawi

sama dengan kuarsa), atau kalsium

karbonate atau oksida besi.

Warna coklat dan belang pada batu pasir yang kasar disebabkan sejumlah

kecil dari mineral mineral besi. Gambar batu pasir di bawah adalah batu pasir yang

berumur pleistocene yang terendapkan di Central California, yang menunjukkan

cement berwarna gelap. Butirannya berupa fragment fragment yang tajam dari kuarsa

batu granite bahari di Sierra Nevada, tetapi sementnya berasal dari abu vulkanik dari

batuan yang berumur lebih muda. Pada saat batupasir terendapkan pada kedalaman

yang dalam, tekanan dan temperatur menjadi tinggi dan membuat mineral-mineral

batuan menjadi terlarutkan atau berubah menjadi lebih mobile. Butiran-butiran

batuan menjadi sedikit lebih kompak. Akibat dari panas dan temperature tersebut

batupasir berubah menjadi batuan metamorf kuarsit atau gneiss, yaitu berupa batuan

yang keras dengan butiran butiran mineral yang sangat kompak.

2. Ironstone

batuan Ironstone, yang memiliki kenampakan warna yaitu hitam, struktur

batuannya massive, Ironstone memiliki tekstur klastik (tebentuk dari batu yang sudah

ada sebelumnya), ukuran butir pada Ironstone ini ialah 1/256 mm s/d 1/16 mm,

komposisi mineral pada Ironstone berikut ialah komposisi mineral klastik, dimana

mineral klastik tersebut terbentuk dari batu-batuan yang sudah ada sebelumnya, yang

kemudian batu tersebut mengalami proses sedimentasi sehingga membentuk

Ironstone ini. Petrogenesa dari Ironstone ini ialah batuan terbentuk dari hasil

transportasi dan deposisi material sedimen yang diangkut oleh arus dengan energy

yang cukup deras dan tekanan yang begitu tinggi . Bila dilihat dari bentuk butirnya

yang membulat maka diperkirakan batuan sudah mengalami transportasi relative

Page 24: Lap .Batuan Sedimen

sangat jauh, karena ukuran butir Ironstone kecil, namun ukuran butir Ironstone lebih

besar daripada batu lempung.

Silt adalah batasan ukuran yang digunakan untuk material yang mempunyai ukuran

lebih kecil dari sand ( umumnya 0.1 milimeter) tetapi lebih besar dari Clay ( sekitar

0.004 mm). Kandungan Silt pada batuan Silstone biasanya tidak murni seratus

persen, tidak mengandung pasir dan clay.

Pengetesan di lapangan pada siltstone menunjukkan bahwa kita tidak dapat

melihat ukuran butir satu persatu, tetapi kita dapat merasakannya. Material yang

berwarna hitam kemungkinan adalah material organic. Mineralmineral lainnya

kemungkinan adalah kuarsa dan feldspar dan Besi (fe), tetapi sedimentologist

biasanya tidak merasa perlu untuk memilah semuanya secara detil mengingat ukuran

butirnya yang sangat kecil. Silstone biasanya membentuk offshore, pada lingkungan

yang tenang dibandingkan dengan tempat terbentuknya batu pasir. Masih terdapat

arus yang mengangkut partikel partikel halus berukuran clay sehingga batuan ini

terlaminasi. Itu mengarahkan kita untuk memperkirakan bahwasannya laminasi yang

baik tersebut mencerminkan gelombang pada tidal Jika benar, batuan ini

mencerminkan akumulasi dari tahun.

3. Batu Breksi

Batu breksi sangat berukuran sangat kecil ,yang bersal dari letusan gunung api

yang mengeluarkan lava sehingga terpecahlah bagian bagian servi dari batuan yang

mengalami pembekuan yang terbetuk dari gabungan servi dari batuan yang terpecah.

Berukuran butir lebih besar dari 2 mm, dengan fragmen menyudut,

umumnya terdiri dari fragmen batuan hasil rombakan yang

tertanam dalam masa dasar yang lebih halus dan tersemenkan.

Bahan penyusun dapat berupa bahan dari proses vulkanisme yang

disebut breksi volkanik.

Page 25: Lap .Batuan Sedimen

4. Batu Bara

Batu bara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian

umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk

dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan

terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya

terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batu bara juga adalah

batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang

kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk. Analisis

unsur memberikan rumus formula empiris seperti C137 H 97O 9 NSuntuk

bituminus dan C240 H 90O 4 NS untuk antrasit Merupakan Batuan yang

memiliki kemas tertutup. Ketika diamati oleh mikroskop digital. Batu bara ini

mempunyai bentuk menyudut dan masuk dalam kategori silt. Batu bara terjadi

dengan cara bio-chemical atau berasal dari makhluk hidup. Termasuk dari sisa

tumbuhan yang telah mengalami proses tekanan dan pemanasan. Menurut studi

literatur, Dapat dibedakan jenisnya berdasarkan kematangannya dan variasi

komposisi Carbon dan Hidrogen :

- Gambut (peat) = 54% C - 5% H

- Batubara muda = 67% C - 6% H

- Batubara (Coal) = 78% C - 6% H

- Antrasit = 91% C - 3% H

5. Batu Apung

Page 26: Lap .Batuan Sedimen

Batu apung ialah istilah tekstural untuk batuan vulkanik yang merupakan lava

berbuih terpadatkan yang tersusun atas piroklastik kaca yang amat mikrovesikular

dengan dinding batuan beku gunung berapi ekstrusif yang bergelembung, amat tipis

dan tembus cahaya. Batu apung adalah produk umum letusan gunung (pembentukan

Plinius dann ignimbrit) dan umumnya membentuk zona-zona di bagian atas lava

silikat. Batu apung bervariasi dalam hal kepadatannya menurut ketebalan bahan

padat antargelombang; banyak sampel yang mengapung di air

Batu Apung, yang memiliki kenampakan warna yaitu putih, struktur

batuannya massif atau pejal, Batu Apung memiliki tekstur non klastik, komposisi

mineral pada Batu Apung berikut ialah komposisi mineral karbonat, dimana mineral

karbonat tersebut terbentuk dari batu-batuan bahkan juga terbentuk dari kerangka

calcite yang berasal dari organisme microscopic di laut dangkal. Sedangkan

petrogenesa dari Batu Apung ini ialah Batuan ini terbentuk dari batu-batuan bahkan

juga terbentuk dari kerangka calcite yang berasal dari organisme microscopic di laut

dangkal. Pulau Bahama adalah sebagai contoh dari daerah dimana proses ini masih

terus berlangsung hingga sekarang. Batu Apung pada umumnya adalah bukan

terbentuk dari batuan sediment seperti yang kita kira, tidak juga terbentuk dari clay

dan sand, terbentuk dari batubatuan bahkan juga terbentuk dari kerangka calcite yang

berasal dari organisme microscopic di laut dangkal. Pulau Bahama adalah sebagai

contoh dari daerah dimana proses ini masih terus berlangsung hingga sekarang.

Sebagian perlapisan

Batu Apung hampir murni terdiri dari kalsit, dan pada perlapisan yang lain

terdapat sejumlah kandungan silt atau clay yang membantu ketahanan dari batu

gamping tersebut terhadap cuaca. Lapisan gelap pada bagian atas mengandung

sejumlah besar fraksi dari silika yang terbentuk dari kerangka mikrofosil, dimana

lapisan pada bagian ini lebih tahan terhadap cuaca. Batu Apung dapat terlarutkan

oleh air hujan lebih mudah dibandingkan dengan batuan yang lainnya. Air hujan

mengandung sejumlah kecil dari karbon dioksida selama perjalanannya di udara, dan

hal tersebut mengubah air hujan tersebut menjadi nersifat asam. Kalsit adalah sangat

reaktif terhadap asam. Hal tersebut menjelaskan mengapa goa-goa bawah tanah

cenderung untuk terbentuk pada daerah yang banyak mengandung Batu Apung, dan

Page 27: Lap .Batuan Sedimen

juga menjelaskan mengapa bangunan bangunan yang terbuat dari bahan batu Apung

rentan terhadap air hujan yang mengandung asam.

Page 28: Lap .Batuan Sedimen

DAFTAR PUSTAKA

Endarto, Danang.2005.Pengantar Geologi Dasar..Surakarta : LembagaPengembangan Pendidikan (LPP)

Sapiie, benyamin dkk.2006. geologi fisik. penerbit ITB. bandung

Hamblin, 2004. The Earth’s Dynamic Systems, Pearson/Pentrice Hall. Upper Saddle River NJ.

Simon, Schuster. 1998. Rocks And Minerals. Bruce Coleman Inc : New York

Page 29: Lap .Batuan Sedimen

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Batu pasir tidak banyak mengandung mineral istemewa tetapi batu pasir ,

tetapi pada kenyataannya batu pasir biasanya banyak mengandung mineral

kuarsa,dan sebagian besar terbentuk dari kuarsa atau feldspar

2. Pada Ironstone mineral yang terkandung kemungkinan adalah kuarsa dan

feldspar dan Besi (fe).

3. Pada Batu Breksi Bahan penyusun dapat berupa bahan dari

proses penggabungan pecahan vulkanisme.

4. Batu bara terjadi dengan cara bio-chemical atau berasal dari makhluk hidup.

Termasuk dari sisa tumbuhan yang telah mengalami proses tekanan dan

pemanasan .

5. Batu Apung berikut mengandung komposisi mineral karbonat, dimana

mineral karbonat tersebut terbentuk dari batu-batuan bahkan juga terbentuk

dari kerangka calcite yang berasal dari organisme microscopic di laut

dangkal.

5.2 Saran

Sebaiknya saat praktikum berlangsung lebih dikondisikan lagi kerja dari

praktikan agar semua praktikan dapat bekerja dengan maksimal dan memahami apa

yang disampaikan asisten. Perlu persiapan yang matang bagi asisten. terutama tempat

yang di khususkan .