STRUKTUR BATUAN SEDIMEN
description
Transcript of STRUKTUR BATUAN SEDIMEN
STRUKTUR BATUAN SEDIMEN
Struktur sedimen adalah kenampakan batuan sedimen dalam dimensi yang lebih
besar, merupakan suatu kelainan dari perlapisan normal batuan sedimen dan diakibatkan oleh
proses pengendapan dan keadaan energi pembentuknya. Pembentukannya dapat terjadi pada
waktu pengendapan maupun setelah proses pengendapan. (Pettijohn&Potter,1964;
Koesoemadinata,1981)
Berikut adalah tabel klasifikasi struktur sedimen oleh Pettijohn (1975). Pada dasarnya
klasifikasi ini adalah struktur yang terbentuk secara organik (struktur yang terbentuk oleh
organisme) dan anorganik. Struktur anorganik dibedakan lagi menjadi 2, yaitu struktur primer
dan struktur sekunder.
Struktur primer
Struktur ini terbentuk karena proses sedimentasi dengan demikian dapat
menggambaarkan mekanisme pengendapannya, antara lain : perlapisan, silang siur, konvolut,
dll.
Struktur sekunder
Merupakan struktur yang terbentuk setelah proses sedimentasi dan sebelum atau saat
diagenesa. Hal ini juga menggambarkan keadaan lingkungan pengendapannya, seperti :
tracks,trails, and burrow, load cast, dll.
Klasifikasi Struktur Batuan Sedimen (Pettijohn, 1975)
Inorganic Structures
Mechanical (primer) Chemical (secondary) Organic Structures
A. Bedding Geometry
1. Laminations
2. Wavy bedding
B. Bedding internal
structures
1. Cross bedding
2. Ripple bedding
3. Graded bedding
4. Growth bedding
C. Bedding plane
markings (on sole)
A. Solution structures
1. Stylolites
2. Corrosion zones
3. Vugs oolicasts and so on
B. Accretionary structures
1. Nodules
2. Concretions
3. Crystal aggregate
(spherulites and rosettes)
4. Veinlets
5. Color banding
A. Petrifactions
B. Bedding (weedia and
other stromatolites)
C. Miscellaneous
1. Borings
2. Tracks and trails
3. Cast and molds
4. Fecal pellets and
coprolites
1. Scour or current mark
(flutes)
2. Tool marks (grooves,
and so on)
D. Bedding plane
markings (on surface)
1. Wave and swash marks
2. Pits and prints (rain, so
on)
3. Parting lineation
E. Deformed bedding
1. Load and founder
structures
2. Synsedimentary folds
an d breccias
3. Sandtsne dikes and sills
C. Composite structure
1. Geodes
2. Septaria
3. Cone in cone
Genesa Struktur Batuan Sedimen : Laminasi, Silang siur, Gradasi, dan Perlapisan
1. Perlapisan
Struktur perlapisan merupakan sifat utama dari batuan sedimen klastik yang menghasilkan
biddang-bidang sejajar sebagai hasil dari proses pengendapan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kenampakan adanya struktur perlapisan antara lain:
1. Adanya perbedaan warna mineral
2. Adanya perbedaan ukuran besar butir
3. Adanya perbedaaan komposisi mineral
4. Adanya perubahan macam batuan
5. Adanya perubahan struktur sedimen
6. Adanya perubahan kekompakan batuan
7. Adanya perbedaan porositas batuan
Berdasarkan ukuran tebalnya lapisan, Mc Kee dan Weir mengklasifikasikan perlapisan
batuan menjadi:
a. Laminasi tipis < 2mm
b. Laminasi 2 mm – 1 cm
c. Lapisan sangat tipis 5 – 60 cm
d. Lapisan tebal 60 – 120 cm
e. Lapisan sangat tebal > 120 cm
Dalam buku Geologi (Soetoto,2001:40), perlapisan dapat juga dibedakan menjadi :
(A) Paralel, dimana perlapisan batuan terjadi secara sejajar (paralel)
(B) Silang siur (cross bedding/current bedding), yang diakibatkan oleh kegiatan arus air atau
angin dengan arah bervariasi
(C) Bersusun (graded bedding), dimana terjadi gradasi ukuran butir dari kasar ke halus, atau
sebaliknya yaitu dari halus ke kasar.
Gambar 3: macam struktur perlapisan batuan sedimen klastik
(Soetoto, 2001:40)
2. Laminasi
Laminasi adalah perlapisan dan struktur sedimen yang mempunyai ketebalan kurang dari 1
cm. Terbentuk bila poola pengendapannya disertai dengan energi yang konstan (homogen),
dan biasanya terbentuk dari suspensi tanpa energi mekanis.
Gambar 4: kenampakan struktur laminasi pada batupasir
(sumber:http://s691.photobucket.com/albums/vv272/conan_hifans/kebumianzone/geo/?
action=view¤t=plate10.jpg)
3. Silang siur atau cross bedding
Sebenarnya silang siur ini terbagi menjadi 2 jenis, antara lain cross lamination dancross
bedding itu sendiri.
a. Cross lamination
Secara umum digunakan untuk lapisan miring dengan ketebalan kurang dari 5 cm, dengan
faraset ketebalannya kurang dari 5 cm, merupakan struktur sedimentasi tunggal yang terdiri
dari urut-urutan sistematik, perlapisan dalam disebut faraset bedding yang miring terhadap
permukaan umum sedimentasi. Terbentuk karena perpindahan riple atau gelombang-
gelombang pori yang masing-masing urut berukuran kurang dari 5 cm.
b. Silang siur atau Cross bedding
Secara fisik, kenampakan cross bedding sama dengan cross lamination,perbedaannya terletak
pada ketebalannyaa. Silang siur atau cross bedding memiliki ketebalan lebih dari 5 cm
sedangkan cross lamination kurang dari 5 cm. Silang siur atau cross bedding dihasilkan dari
migrasi riple yang cukup besar atau oleh gelombang-gelombang yang membawa pori dimana
masing-masing lapisan berukuran lebih dari 5 cm. Perlapisan ini membentuk sudut terhadap
bidang lapisan yang di atas atau di bawahnya dipisahkan oleh bidang erosi, terbentuk akibat
dari intensitas arus yang berubah-ubah.
4. Gradasi
Struktur gradasi pada sedimen terlihat apabila terjadi perubahan yang granual dari ukuran
butir penyusunnya bila bagian bawah kasar dan bagian atasnya semakin halus. Gradasi ini
disebut dengan normal grading. Sebaliknya, apabila dari bawah ke atas ukuran butir
penyusun batuan semakin mengkasar, disebut inverse grading.
Normal graded bedding terjadi karena pengendapan yang terjadi secara bertahap sesuai
penenangan energi transportasi. Sedangkan inverse graded beding terjadi jika pengendapan
berlangsung pada fase regresi. Gradasi dapat digunakan sebagai penunjuk batas lapisan atas
dan batas lapisan bawah batuan.
1. Perlapisan/Bedding
Disebut juga emaknya batuan sedimen. Abis, kalau ada batu punya perlapisan, langsung bisa
ketahuan kalau itu batuan sedimen! Ngomong-ngomong, kok bisa sih batuan berlapis-lapis
kayak lapis legit?
Itu karena penulis asalnya dari Malang… (lahh ga nyambung)
Ehem, bidang perlapisan terbentuk jika terdapat suatu periode singkat di mana proses
deposisi (pengendapan) menjadi sedikit sekali. Kata kuncinya di sini singkat, karena kalau
terlalu lama, apalagi sampai terbentuk bidang erosi, ini sudah menjadi ketidakselarasan
atau unconformity . Oya, bidang perlapisan juga bisa terbentuk kalau ada perubahan
lingkungan pengendapan.
2. Laminasi
Ini cucunya perlapisan… cuz laminasi adalah perlapisan yang tipiiiis banget, dari beberapa
mili sampai 1 cm. Ini biasanya terbentuk kalau suplai sedimennya sangat sedikit. Contoh:
endapan silika di dasar laut.
Convolute lamination:
laminasi yang tampak “terlipat” (pernah keluar di OSN 2008). Struktur convolute
laminationini muncul bukan karena perlipatan akibat gaya endogen loh, melainkan akibat
pengaruh arus yang mengalir di sekitarnya atau akibat
proses dewatering /liquefaksi (sedimenkehilangan kandungan air secara tiba-tiba akibat
terkena gangguan). Kehilangan air yang tiba-tiba ini membuat sedimen kehilangan
kekuatannya. Nah, gangguan tadi berupastress (tekanan) yang disebabkan oleh berbagai
macam hal, salah satunya yang sering terjadi ialah oleh gempa bumi.
3. Silang Siur/Cross-bedding
Struktur eksotis ini terbentuk kalau agen transportasi sedimen berupa arus/current; inibisa
arus sungai, arus laut, angin, dll. Yang namanya arus jelas punya arah dong.. karena itu
struktur silang siur sangat <3 disayang-sayang ahli geologi <3 karena berguna untuk
menentukan paleocurrent alias arus purba.
Gak cuma itu aja, silang siur juga bisa memberitahu kita mana bagian atas perlapisan dan
mana bagian bawahnya. Dengan kata lain, dia penanda top and bottom gitu loh!
4. Mud Cracks
Kretak-kretak… pas zamannya El Nino melanda Indonesia, kita sering ngelihat sawah-sawah
mengering sampai retak-retak… itulah mud cracks. Permukaan lumpur yang di-oven sinar
matahari akan memperlihatkan struktur mud cracks. Kalau tidak terjadi pembalikan lapisan,
biasanya tampak samping mud cracks berbentuk trapesium dengan sisi di atas lebih pendek
daripada sisi di bawah. Karenanya, top and bottom lapisan sedimen bisa ketahuan.
5. Ripple marks
Ripple marks, sama seperti cross-bedding, disebabkan oleh arus. Bedanya, ripple marks cuma
bentukan yang ada di permukaan perlapisan sedimen. Struktur ini bisa menandakan arus
purba juga.
5. Channel
Struktur Channel berskala meter sampai kilometer. Struktur ini terbentuk di sepanjang jalur
transportasi sedimen dan air yang mengalir dalam waktu yang lama. Dengan kata
lain, channel adalahsungai purba. Struktur channel bisa menunjukkan top and bottom karena
bagian dasar sungai punya bentuk yang khas.
6. Flute cast
Adalah struktur sedimen yang terjadi akibat material-material yang dibawa arus menggerus
bagian dasar sungai. Arus sungai mempunyai arah menuju ke bagian yang memanjang.
Dengan demikian, struktur ini juga penentu paleocurrent.
Karena struktur ini hanya ada di bagian dasar suatu tubuh arus dan bagian yang
menggembung selalu di bawah, maka flute cast pun handal dalam menentukan top-
bottomperlapisan sedimen.
7. Flame Structure (check)
Dinamai flame structure karena kenampakannya mirip lidah api yang menjilat-jilat ke
atas.Flame structure terbentuk saat suatu lapisan mudstone berada di bawah lapisan
batupasir. Batu pasirini membebani mudstone yang lemah, sehingga sedikit massa mudstone
di bawah “muncrat” ke atas dan membentuk “lidah”.
8. Gradasi
Struktur gradasi dicirikan oleh perubahan tekstur batuan secara perlahan-lahan dari atas ke
bawah. Gradasi Normal mempunyai kenampakan makin ke bawah ukuran butir makin
besar. Biasanya, proses sedimentasi normal bakal menempatkan butir-butir paling kasar di
bagian terbawah lapisan yang kemudian menghalus ke atas… secara yang gede kan lebih
berat, jadi lebih cepet turun. Atas dasar inilah gradasi dapat digunakan sebagai penciri top
and bottom lapisan batuan. TETAPI, pada beberapa kasus tertentu bisa juga
terbentukGradasi Terbalik atau Reverse Grading, karena itu kita perlu berhati-hati kalau
memakai dasar gradasi sebagai acuan top bottom.
9. Lenticular bedding
Perlapisannya berbentuk “melensa”, yaitu makin ke tepian, lapisan makin tipis. Lenticular
bedding menandakan lingkungan yang didominasi gelombang pasang-surut (tidal).
10. Ball and Pillow Structure
Struktur ini biasanya terjadi jika ada selapis sedimen pasir berada diantara sedimen lumpur.
Sedimen sedimen pasir tampak terpecah-pecah sehingga bentuknya mirip (?) bantal.
Diperkirakan penyebabnya akibat peristiwa gempa atau tingginya tingkat sedimentasi
sehingga mengganggu stabilitas perlapisan.
STRUKTUR BATUAN SEDIMEN KLASTIK
Fossiliferous
Oolitik
c. Pisolitik
d. Konkresi
e. Bioherm
f. Cone in cone
g. Biostrom
h. Septaria
i. Geode
j. Styolit