STRUKTUR BATUAN SEDIMEN

18
STRUKTUR BATUAN SEDIMEN Struktur sedimen adalah kenampakan batuan sedimen dalam dimensi yang lebih besar, merupakan suatu kelainan dari perlapisan normal batuan sedimen dan diakibatkan oleh proses pengendapan dan keadaan energi pembentuknya. Pembentukannya dapat terjadi pada waktu pengendapan maupun setelah proses pengendapan. (Pettijohn&Potter,1964; Koesoemadinata,1981) Berikut adalah tabel klasifikasi struktur sedimen oleh Pettijohn (1975). Pada dasarnya klasifikasi ini adalah struktur yang terbentuk secara organik (struktur yang terbentuk oleh organisme) dan anorganik. Struktur anorganik dibedakan lagi menjadi 2, yaitu struktur primer dan struktur sekunder. Struktur primer Struktur ini terbentuk karena proses sedimentasi dengan demikian dapat menggambaarkan mekanisme pengendapannya, antara lain : perlapisan, silang siur, konvolut, dll. Struktur sekunder Merupakan struktur yang terbentuk setelah proses sedimentasi dan sebelum atau saat diagenesa. Hal ini juga menggambarkan keadaan lingkungan pengendapannya, seperti : tracks,trails, and burrow, load cast, dll. Klasifikasi Struktur Batuan Sedimen (Pettijohn, 1975) Inorganic Structures Mechanical (primer) Chemical (secondary) Organic Structures A. Bedding A. Solution A. Petrifactions

description

mengenai struktur-struktur lapisan batuan sedimen

Transcript of STRUKTUR BATUAN SEDIMEN

Page 1: STRUKTUR BATUAN SEDIMEN

STRUKTUR BATUAN SEDIMEN

Struktur sedimen adalah kenampakan batuan sedimen dalam dimensi yang lebih

besar, merupakan suatu kelainan dari perlapisan normal batuan sedimen dan diakibatkan oleh

proses pengendapan dan keadaan energi pembentuknya. Pembentukannya dapat terjadi pada

waktu pengendapan maupun setelah proses pengendapan. (Pettijohn&Potter,1964;

Koesoemadinata,1981)

Berikut adalah tabel klasifikasi struktur sedimen oleh Pettijohn (1975). Pada dasarnya

klasifikasi ini adalah struktur yang terbentuk secara organik (struktur yang terbentuk oleh

organisme) dan anorganik. Struktur anorganik dibedakan lagi menjadi 2, yaitu struktur primer

dan struktur sekunder.

Struktur primer

Struktur ini terbentuk karena proses sedimentasi dengan demikian dapat

menggambaarkan mekanisme pengendapannya, antara lain : perlapisan, silang siur, konvolut,

dll.

Struktur sekunder

Merupakan struktur yang terbentuk setelah proses sedimentasi dan sebelum atau saat

diagenesa. Hal ini juga menggambarkan keadaan lingkungan pengendapannya, seperti :

tracks,trails, and burrow, load cast, dll.

Klasifikasi Struktur Batuan Sedimen (Pettijohn, 1975)

Inorganic Structures

Mechanical (primer) Chemical (secondary) Organic Structures

A. Bedding Geometry

1. Laminations

2. Wavy bedding

B. Bedding internal

structures

1. Cross bedding

2. Ripple bedding

3. Graded bedding

4. Growth bedding

C. Bedding plane

markings (on sole)

A. Solution structures

1. Stylolites

2. Corrosion zones

3. Vugs oolicasts and so on

B. Accretionary structures

1. Nodules

2. Concretions

3. Crystal aggregate

(spherulites and rosettes)

4. Veinlets

5. Color banding

A. Petrifactions

B. Bedding (weedia and

other stromatolites)

C. Miscellaneous

1. Borings

2. Tracks and trails

3. Cast and molds

4. Fecal pellets and

coprolites

Page 2: STRUKTUR BATUAN SEDIMEN

1. Scour or current mark

(flutes)

2. Tool marks (grooves,

and so on)

D. Bedding plane

markings (on surface)

1. Wave and swash marks

2. Pits and prints (rain, so

on)

3. Parting lineation

E. Deformed bedding

1. Load and founder

structures

2. Synsedimentary folds

an d breccias

3. Sandtsne dikes and sills

C. Composite structure

1. Geodes

2. Septaria

3. Cone in cone

Genesa Struktur Batuan Sedimen : Laminasi, Silang siur, Gradasi, dan Perlapisan

1. Perlapisan

Struktur perlapisan merupakan sifat utama dari batuan sedimen klastik yang menghasilkan

biddang-bidang sejajar sebagai hasil dari proses pengendapan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kenampakan adanya struktur perlapisan antara lain:

1. Adanya perbedaan warna mineral

2. Adanya perbedaan ukuran besar butir

3. Adanya perbedaaan komposisi mineral

4. Adanya perubahan macam batuan

5. Adanya perubahan struktur sedimen

6. Adanya perubahan kekompakan batuan

7. Adanya perbedaan porositas batuan

Berdasarkan ukuran tebalnya lapisan, Mc Kee dan Weir mengklasifikasikan perlapisan

batuan menjadi:

a. Laminasi tipis < 2mm

b. Laminasi 2 mm – 1 cm

Page 3: STRUKTUR BATUAN SEDIMEN

c. Lapisan sangat tipis 5 – 60 cm

d. Lapisan tebal 60 – 120 cm

e. Lapisan sangat tebal > 120 cm

Dalam buku Geologi (Soetoto,2001:40), perlapisan dapat juga dibedakan menjadi :

(A) Paralel, dimana perlapisan batuan terjadi secara sejajar (paralel)

(B) Silang siur (cross bedding/current bedding), yang diakibatkan oleh kegiatan arus air atau

angin dengan arah bervariasi

(C) Bersusun (graded bedding), dimana terjadi gradasi ukuran butir dari kasar ke halus, atau

sebaliknya yaitu dari halus ke kasar.

Gambar 3: macam struktur perlapisan batuan sedimen klastik

(Soetoto, 2001:40)

2. Laminasi

Laminasi adalah perlapisan dan struktur sedimen yang mempunyai ketebalan kurang dari 1

cm. Terbentuk bila poola pengendapannya disertai dengan energi yang konstan (homogen),

dan biasanya terbentuk dari suspensi tanpa energi mekanis.

Gambar 4: kenampakan struktur laminasi pada batupasir

(sumber:http://s691.photobucket.com/albums/vv272/conan_hifans/kebumianzone/geo/?

action=view&current=plate10.jpg)

3. Silang siur atau cross bedding

Sebenarnya silang siur ini terbagi menjadi 2 jenis, antara lain cross lamination dancross

bedding itu sendiri.

a. Cross lamination

Secara umum digunakan untuk lapisan miring dengan ketebalan kurang dari 5 cm, dengan

faraset ketebalannya kurang dari 5 cm, merupakan struktur sedimentasi tunggal yang terdiri

dari urut-urutan sistematik, perlapisan dalam disebut faraset bedding yang miring terhadap

permukaan umum sedimentasi. Terbentuk karena perpindahan riple atau gelombang-

gelombang pori yang masing-masing urut berukuran kurang dari 5 cm.

b. Silang siur atau Cross bedding

Secara fisik, kenampakan cross bedding sama dengan cross lamination,perbedaannya terletak

pada ketebalannyaa. Silang siur atau cross bedding memiliki ketebalan lebih dari 5 cm

Page 4: STRUKTUR BATUAN SEDIMEN

sedangkan cross lamination kurang dari 5 cm. Silang siur atau cross bedding dihasilkan dari

migrasi riple yang cukup besar atau oleh gelombang-gelombang yang membawa pori dimana

masing-masing lapisan berukuran lebih dari 5 cm. Perlapisan ini membentuk sudut terhadap

bidang lapisan yang di atas atau di bawahnya dipisahkan oleh bidang erosi, terbentuk akibat

dari intensitas arus yang berubah-ubah.

4. Gradasi

Struktur gradasi pada sedimen terlihat apabila terjadi perubahan yang granual dari ukuran

butir penyusunnya bila bagian bawah kasar dan bagian atasnya semakin halus. Gradasi ini

disebut dengan normal grading. Sebaliknya, apabila dari bawah ke atas ukuran butir

penyusun batuan semakin mengkasar, disebut inverse grading.

Normal graded bedding terjadi karena pengendapan yang terjadi secara bertahap sesuai

penenangan energi transportasi. Sedangkan inverse graded beding terjadi jika pengendapan

berlangsung pada fase regresi. Gradasi dapat digunakan sebagai penunjuk batas lapisan atas

dan batas lapisan bawah batuan.

1. Perlapisan/Bedding

Disebut juga emaknya batuan sedimen. Abis, kalau ada batu punya perlapisan, langsung bisa

ketahuan kalau itu batuan sedimen! Ngomong-ngomong, kok bisa sih batuan berlapis-lapis

kayak lapis legit?

Itu karena penulis asalnya dari Malang… (lahh ga nyambung)

Ehem, bidang perlapisan terbentuk jika terdapat suatu periode singkat di mana proses

deposisi (pengendapan) menjadi sedikit sekali. Kata kuncinya di sini singkat, karena kalau

terlalu lama, apalagi sampai terbentuk bidang erosi,  ini sudah menjadi ketidakselarasan

atau unconformity . Oya, bidang perlapisan juga bisa terbentuk kalau ada perubahan

lingkungan pengendapan.

2. Laminasi

Page 5: STRUKTUR BATUAN SEDIMEN

Ini cucunya perlapisan… cuz laminasi adalah perlapisan yang tipiiiis banget, dari beberapa

mili sampai 1 cm. Ini biasanya terbentuk kalau suplai sedimennya sangat sedikit. Contoh:

endapan silika di dasar laut.

Convolute lamination: 

laminasi yang tampak “terlipat” (pernah keluar di OSN 2008). Struktur convolute

laminationini muncul bukan karena perlipatan akibat gaya endogen loh, melainkan akibat

pengaruh arus yang mengalir di sekitarnya atau akibat

proses dewatering /liquefaksi (sedimenkehilangan kandungan air secara tiba-tiba akibat

terkena gangguan). Kehilangan air yang tiba-tiba ini membuat sedimen kehilangan

kekuatannya. Nah, gangguan tadi berupastress (tekanan) yang disebabkan oleh berbagai

macam hal, salah satunya yang sering terjadi ialah oleh gempa bumi.

                                                                  

                         

Page 6: STRUKTUR BATUAN SEDIMEN

3. Silang Siur/Cross-bedding

 Struktur eksotis ini terbentuk kalau agen transportasi sedimen berupa arus/current; inibisa

arus sungai, arus laut, angin, dll. Yang namanya arus jelas punya arah dong.. karena itu

struktur silang siur sangat <3 disayang-sayang ahli geologi <3 karena berguna untuk

menentukan paleocurrent alias arus purba.

Gak cuma itu aja, silang siur juga bisa memberitahu kita mana bagian atas perlapisan dan

mana bagian bawahnya. Dengan kata lain, dia penanda top and bottom gitu loh!

4. Mud Cracks

Kretak-kretak… pas zamannya El Nino melanda Indonesia, kita sering ngelihat sawah-sawah

mengering sampai retak-retak… itulah mud cracks. Permukaan lumpur yang di-oven sinar

matahari akan memperlihatkan struktur mud cracks. Kalau tidak terjadi pembalikan lapisan,

biasanya tampak samping mud cracks berbentuk trapesium dengan sisi di atas lebih pendek

daripada sisi di bawah. Karenanya, top and bottom lapisan sedimen bisa ketahuan.

Page 7: STRUKTUR BATUAN SEDIMEN

5. Ripple marks

Ripple marks, sama seperti cross-bedding, disebabkan oleh arus. Bedanya, ripple marks cuma

bentukan yang ada di permukaan perlapisan sedimen. Struktur ini bisa menandakan arus

purba juga.

5. Channel

Struktur Channel berskala meter sampai kilometer. Struktur ini terbentuk di sepanjang jalur

transportasi sedimen dan air yang mengalir dalam waktu yang lama. Dengan kata

lain, channel adalahsungai purba. Struktur channel bisa menunjukkan top and bottom karena

bagian dasar sungai punya bentuk yang khas.

6. Flute cast

Page 8: STRUKTUR BATUAN SEDIMEN

Adalah struktur sedimen yang terjadi akibat material-material yang dibawa arus menggerus

bagian dasar sungai. Arus sungai mempunyai arah menuju ke bagian yang memanjang.

Dengan demikian, struktur ini juga penentu paleocurrent.

Karena struktur ini hanya ada di bagian dasar suatu tubuh arus dan bagian yang

menggembung selalu di bawah, maka flute cast pun handal dalam menentukan top-

bottomperlapisan sedimen.

7. Flame Structure (check)

Dinamai flame structure karena kenampakannya mirip lidah api yang menjilat-jilat ke

atas.Flame structure terbentuk saat suatu lapisan mudstone berada di bawah lapisan

batupasir. Batu pasirini membebani mudstone yang lemah, sehingga sedikit massa mudstone

di bawah “muncrat” ke atas dan membentuk “lidah”.

Page 9: STRUKTUR BATUAN SEDIMEN

8. Gradasi

Struktur gradasi dicirikan oleh perubahan tekstur batuan secara perlahan-lahan dari atas ke

bawah. Gradasi Normal mempunyai kenampakan makin ke bawah ukuran butir makin

besar. Biasanya, proses sedimentasi normal bakal menempatkan butir-butir paling kasar di

bagian terbawah lapisan yang kemudian menghalus ke atas… secara yang gede kan lebih

berat, jadi lebih cepet turun. Atas dasar inilah gradasi dapat digunakan sebagai penciri top

and bottom lapisan batuan.  TETAPI, pada beberapa kasus tertentu bisa juga

terbentukGradasi Terbalik atau Reverse Grading, karena itu kita perlu berhati-hati kalau

memakai dasar gradasi sebagai acuan top bottom.

9. Lenticular bedding

Perlapisannya berbentuk “melensa”, yaitu makin ke tepian, lapisan makin tipis. Lenticular

bedding menandakan lingkungan yang didominasi gelombang pasang-surut (tidal). 

Page 10: STRUKTUR BATUAN SEDIMEN

10. Ball and Pillow Structure

Struktur ini biasanya terjadi jika ada selapis sedimen pasir berada diantara sedimen lumpur.

Sedimen sedimen pasir tampak terpecah-pecah sehingga bentuknya mirip (?) bantal.

Diperkirakan penyebabnya akibat peristiwa gempa atau tingginya tingkat sedimentasi

sehingga mengganggu stabilitas perlapisan.

Page 11: STRUKTUR BATUAN SEDIMEN

STRUKTUR BATUAN SEDIMEN KLASTIK

Fossiliferous

Oolitik

Page 12: STRUKTUR BATUAN SEDIMEN

c. Pisolitik

d. Konkresi

e. Bioherm

Page 13: STRUKTUR BATUAN SEDIMEN

f. Cone in cone

g. Biostrom

h. Septaria

Page 14: STRUKTUR BATUAN SEDIMEN

i. Geode

j. Styolit