Batuan Sedimen Fix

43
PRAKTIKUM PETROLOGI “BATUAN SEDIMEN KLASTIK DAN NON KLASTIK” KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa sebab telah melimpahi rahmat dan karunia-Nya kepada kita, terutama dalam penyelesaian tugas Makalah Petrologi yaitu pembuatan makalah dengan judul Batuan Sedimen Klastik dan Non Klastik. Makalah ini dimaksudkan sebagai gambaran tentang Batuan Sedimen Klastik dan Non Klastik secara umum sebelum penulis mengikuti mata kuliah Petrologi. Materi yang disajikan dalam makalah ini dihimpun dari beberapa textbook dan bahan bacaan yang lain, serta dari internet. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan dan penyempurnaan makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Meskipun makalah ini jauh dari kesempurnaan penulis selalu terbuka terhadap segala macam komentar, saran, kritik dan pertanyaan- pertanyaan yang berguna untuk lebih mengefektifkan makalah ini. Yogyakarta, 21 Mei 2015 STTNAS YOGYAKARTA Page 1

description

mengetahui dan mempelajari serta mengenal lebih dalam mengenai batuan sedimen

Transcript of Batuan Sedimen Fix

Page 1: Batuan Sedimen Fix

PRAKTIKUM PETROLOGI “BATUAN SEDIMEN KLASTIK DAN NON KLASTIK”

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa sebab telah melimpahi

rahmat dan karunia-Nya kepada kita, terutama dalam penyelesaian tugas Makalah

Petrologi yaitu pembuatan makalah dengan judul Batuan Sedimen Klastik dan

Non Klastik. Makalah ini dimaksudkan sebagai gambaran tentang Batuan

Sedimen Klastik dan Non Klastik secara umum sebelum penulis mengikuti mata

kuliah Petrologi. Materi yang disajikan dalam makalah ini dihimpun dari beberapa

textbook dan bahan bacaan yang lain, serta dari internet.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada

semua pihak yang terlibat dalam pembuatan dan penyempurnaan makalah ini baik

secara langsung maupun tidak langsung. Meskipun makalah ini jauh dari

kesempurnaan penulis selalu terbuka terhadap segala macam komentar, saran,

kritik dan pertanyaan-pertanyaan yang berguna untuk lebih mengefektifkan

makalah ini.

Yogyakarta, 21 Mei 2015

Penulis

STTNAS YOGYAKARTA Page 1

Page 2: Batuan Sedimen Fix

PRAKTIKUM PETROLOGI “BATUAN SEDIMEN KLASTIK DAN NON KLASTIK”

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................1

DAFTAR ISI............................................................................................................2

PENDAHULUAN...................................................................................................3

A. LATAR BELAKANG..................................................................................3

B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................3

C. MAKSUD DAN TUJUAN...........................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5

A. PENGERTIAN BATUAN SEDIMEN.........................................................5

B. PROSES SEDIMENTASI............................................................................6

C. MACAM-MACAM BATUAN SEDIMEN..................................................8

D. KEKOMPAKAN........................................................................................12

E. KEBUNDARAN.........................................................................................12

F. TEKSTUR PERMUKAAN........................................................................13

G. UKURAN BUTIR.......................................................................................14

H. POROSITAS (Kesarangan)........................................................................14

I. STRUKTUR SEDIMEN.............................................................................15

J. PENAMAAN BATUAN............................................................................16

K. GENESIS....................................................................................................20

L. MACAM-MACAM BATUAN SEDIMEN................................................21

BAB III PENUTUP...............................................................................................26

A. KESIMPULAN...........................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................28

STTNAS YOGYAKARTA Page 2

Page 3: Batuan Sedimen Fix

PRAKTIKUM PETROLOGI “BATUAN SEDIMEN KLASTIK DAN NON KLASTIK”

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Disadari ataupun tidak kita sadari bahwa bagian luar bumi ini  tertutupi

oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih besar daripada bagian

daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat kita

amati langsung dengan dekat maka banyak hal-hal yang dapat pula kita ketahui

dengan cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan

tersusun oleh beberapa jenis batuan yang berbeda satu sama lain. Dari jenisnya

batuan-batuan tersebut dapat digolongkan menjadi 3 jenis golongan, yaitu: batuan

beku (igneous rocks), batuan sediment (sedimentary rocks), dan batuan

metamorfosa/malihan (metamorphic rocks). Batuan-batuan tersebut berbeda-beda

materi penyusunnya dan berbeda pula proses terbentuknya. Batuan merupakan

salah satu tenaga pembentuk Litosfer atau lapisan terluar kulit bumi (kerak bumi)

yang memiliki ketebalan ± 1.200 km dan terdiri dari lapisan Silisium dan

Alumunium (SiAl) serta Silisium dan Magnesium (SiMg).

Makalah ini dimaksudkan untuk menyajikan berbagai materi yang terkait

dengan batuan sedimen. Hal ini dianggap perlu sebagaimana batuan beku, batuan

sedimen juga banyak dijumpai di lapangan. Batuan sedimen muncul sebagai hasil

transformasi material-material yang mengalami pengendapan, kemudian

mengalami proses diagenesa lalu kemudian masuk pada proses lithifikasi hingga

terbentuklah batuan sedimen. Makalah ini disusun dengan metode pengumpulan

data dari berbagai sumber atau media lalu kemudian dirangkum menjadi satu

dengan bahasa dan pembahasan yang mudah dimengerti.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan batuan sedimen?

2. Bagaimana proses pembentukan batuan sedimen?

3. Bagaimana tekstur dan struktur batuan sedimen?

4. Sebutkan dan jelaskan penggolongan dari batuan sedimen?

STTNAS YOGYAKARTA Page 3

Page 4: Batuan Sedimen Fix

PRAKTIKUM PETROLOGI “BATUAN SEDIMEN KLASTIK DAN NON KLASTIK”

C. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Dapat menjelaskan yang dimaksud batuan sedimen.

2. Dapat menjelaskan proses pembentukan batuan sedimen.

3. Dapat menjelaskan tekstur dan struktur batuan sedimen.

4. Dapat menyebutkan dan menjelaskan penggolongan dari batuan sedimen.

STTNAS YOGYAKARTA Page 4

Page 5: Batuan Sedimen Fix

PRAKTIKUM PETROLOGI “BATUAN SEDIMEN KLASTIK DAN NON KLASTIK”

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BATUAN SEDIMENBatuan sedimen adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pemadatan

endapan yang berupa bahan lepas.  Menurut (Pettijohn, 1975) batuan sedimen

adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan batuan

yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang

diendapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian mengalami

pembatuan. Menurut Tucker (1991), 70% batuan di permukaan bumi berupa

batuan sedimen, tetapi batuan itu hanya 2% dari volume seluruh kerak bumi. Ini

berarti batuan sedimen tersebar sangat luas di permukaan bumi, tetapi

ketebalannya relatif tipis. Volume batuan sedimen dan termasuk batuan

metasedimen hanya mengandung 5% yang diketahui di litosfera dengan ketebalan

10 mil di luar tepian benua, dimana batuan beku metabeku mengandung 95%.

Sementara itu, kenampakan di permukaan bumi, batuan-batuan sedimen

menempati luas bumi sebesar 75%, sedangkan singkapan dari batuan beku sebesar

25% saja. Batuan sedimen dimulai dari lapisan yang tipis sekali sampai yang tebal

sekali. Ketebalan batuan sedimen antara 0-13 kilometer, hanya 2,2 kilometer

ketebalan yang tersingkap di bagian benua. Bentuk yang besar lainnya tidak

terlihat, setiap singkapan memiliki ketebalan yang berbeda dan singkapan umum

yang terlihat ketebalannya hanya 1,8 kilometer. Di dasar lautan dipenuhi oleh

sedimen dari pantai ke pantai. Ketebalan dari lapisan itu selalu tidak pasti karena

setiap saat selalu bertambah ketebalannya. Ketebalan yang dimiliki bervariasi dari

yang lebih tipis, dari 0,2 kilometer sampai lebih dari 3 kilometer, sedangkan

ketebalan rata-rata sekitar 1 kilometer (Endarto, 2005 ).

Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas dengan

ketebalan antara beberapa centimeter sampai beberapa kilometer. Juga ukuran

butirnya dari sangat halus sampai sangat kasar dan beberapa proses yang penting

lagi yang termasuk ke dalam batuan sedimen. Dibanding dengan batuan beku,

batuan sedimen hanya merupakan tutupan kecil dari kerak bumi. Batuan sedimen

hanya 5% dari seluruh batuan-batuan yang terdapat di kerak bumi. Dari jumlah

STTNAS YOGYAKARTA Page 5

Page 6: Batuan Sedimen Fix

PRAKTIKUM PETROLOGI “BATUAN SEDIMEN KLASTIK DAN NON KLASTIK”

5% ini, batulempung adalah 80%, batupasir 5% dan batugamping kira-kira 80%

(Pettijohn, 1975).

Sedimen tidak hanya bersumber dari darat saja tetapi dapat juga dari yang

terakumulasi di tepi-tepi cekungan yang melengser ke bawah akibat gaya

gravitasi. Meskipun secara teoritis di bawah permukaan air tidak terjadi erosi,

namun masih ada energi air, gelombang dan arus bawah permukaan yang

mengikis terumbu-terumbu karang di laut dan hasil kikisannya terendapkan di

sekitarnya. Material sedimen dapat berupa :

Fragmen dan mineral-mineral dari batuan yang sudah ada. Misalnya kerikil di

sungai, pasir di pantai dan lumpur di laut atau di danau.

Material organik, seperti terumbu koral di laut, sisa-sisa cangkang organisme air

dan vegetasi di rawa-rawa.

Hasil penguapan dan proses kimia seperti garam di danau payau dan kalsim

karbonat di laut dangkal.

B. PROSES SEDIMENTASIBatuan yang berasal dari hasil rombakan berbagai jenis batuan adalah

batuan sedimen. Batuan sedimen ini terbentuk dengan proses pertama tentunya

adalah pecahnya atau terabrasinya batuan sumber yang kemudian hasil

pecahannya tertransportasi dan mengendap di suatu area tertentu. Proses-proses

tersebut telah lazim disebut sebagai proses-proses sedimentasi. Proses sedimentasi

pada batuan sedimen klastik terdiri dari 2 proses, yakni proses sedimentasi secara

mekanik dan proses sedimentasi secara kimiawi.

Proses sedimentasi mekanik

Proses sedimentasi secara mekanik merupakan proses dimana butir-butir

sedimen tertransportasi hingga diendapkan di suatu tempat. Proses ini dipengaruhi

oleh banyak hal dari luar. Transportasi butir-butir sedimen dapat dipengaruhi oleh

air, gravitasi, angin, dan es. Dalam cairan, terdapat dua macam aliran, yakni

laminar (yang tidak menghasilkan transportasi butir-butir sedimen) dan turbulent

(yang menghasilkan transportasi dan pengendapan butir-butir sedimen). Arus

turbulen ini membuat partikel atau butiran-butiran sedimen mengendap secara

suspensi, sehingga butiran-butiran yang diendapkan merupakan butiran sedimen

STTNAS YOGYAKARTA Page 6

Page 7: Batuan Sedimen Fix

PRAKTIKUM PETROLOGI “BATUAN SEDIMEN KLASTIK DAN NON KLASTIK”

berbutir halus (pasir hingga lempung). Proses sedimentasi yang dipengaruhi oleh

gravitasi dibagi menjadi  4, yakni yang dipengaruhi oleh arus turbidit, grain flows,

aliran sedimen cair, dan debris flows.

a) Arus turbiditi dipengaruhi oleh aliran air dan juga gravitasi. Ciri utama

pengendpan oleh arus ini adalah butiran lebih kasar akan berada di bagian bawah

pengendapan dan semakin halus ke bagian atas pengendapan.

b) Grain flows biasanya terjadi saat sedimen yang memiliki kemas dan sorting

yang sangat baik jatuh pada slope di bawah gravitasi. Biasanya sedimennya

membentuk reverse grading.

c) Liquified sediment flows merupakan hasil dari proses liquefaction.

d) Debris flows, volume sedimen melebihi volume ar, dan menyebabka aliran

dengan viskositas tinggi. Dengan sedikit turbulens, sorting dari partikel mengecil

dan akhirnya menghasilkan endapan dengan sorting buruk.

Proses sedimentasi kimiawi

Proses sedimentasi secara kimiawi terjadi saat pori-pori yang berisi fluida

menembus atau mengisi pori-pori batuan. Hal ini juga berhubungan dnegan reaksi

mineral pada batuan tersebut terhadap cairan yang masuk tersebut. Berikut ini

merupakan beberapa proses kimiawi dari diagenesis batuan sedimen klastik:

a) Dissolution (pelarutan), mineral melarut dan membentuk porositas sekunder.

b) Cementation (sementasi), pengendapan mineral yang merupakan semen dari

batuan, semen tersebut diendapkan pada saat proses primer maupun sekunder.

c) Authigenesis, munculnya mineral baru yang tumbuh pada pori-pori batuan

d) Recrystallization, perubahan struktur kristal, namun komposisi mineralnya

tetap sama. Mineral yang biasa terkristalisasi adalah kalsit.

e) Replacement, melarutnya satu mineral yang kemudian terdapat mineral lain

yang terbentuk dan menggantikan mineral tersebut

f) Compaction (kompaksi)

g) Bioturbation (bioturbasi), proses sedimentasi oleh hewan (makhluk hidup)

Dalam proses sedimentasi itu sendiri terdapat yang disebut dengan diagenesis.

Diagenesis memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut:

a) Eoldiagenesis

STTNAS YOGYAKARTA Page 7

Page 8: Batuan Sedimen Fix

PRAKTIKUM PETROLOGI “BATUAN SEDIMEN KLASTIK DAN NON KLASTIK”

Tahap ini merupakan tahap awal dari pengendapan sedimen. Dimana terjadi

pembebanan, yang menyebabkan adanya kompaksi pada tiap lapisan sedimennya.

Pada tahap ini proses kompaksi mendominasi

b) Mesodiagenesis = earlydiagenesis

c) Latelydiagenesis

Tahap mesogenesis ini terjadi setelah melewati tahap eoldiagenesis. Pada tahap

ini, kompaksi yang sangat kuat disertai dengan proses burial, menyebabkan

kenaikan suhu dan tekanan yang memicu terjadinya dissolution. Pada tahap ini

proses yang mendominasi adalah proses dissolution (pelarutan). Sampai dengan

proses ini, dikategorikan sebagai earlydiagenesis. Apabila setelah proses

pelarutan, masih terjadi burial, maka akan terjadi sementasi di sekitar butiran-

butiran sedimen (inilah yang disebut dengan latelydigenesis). Apabila kompaksi

terus berlanjut, hingga pada suhu 150 derajat Celcius. Proses diagenesis akan

berhenti dan digantikan menjadi proses metamorfisme.

d) Telodiagenesis

Sedangkan jika setelah tahapan mesodiagenesis terjadi pengangkatan, dalam

proses pengangkatan ini, keberadaan berbagai jenis air (air meteorik, air tanah,

dan lain-lain) mempengaruhi susunan komposisi kimia batuan, sehingga

memungkinkan terjadinya authigenesis (pengisian mineral baru).

C. MACAM-MACAM BATUAN SEDIMEN1) Batuan Sedimen Klastik

Batuan sedimen klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk dari

pengendapan kembali detritus atau pecahan batuan asal. Batuan asal dapat berupa

batuan beku, metamorf dan sedimen itu sendiri. Batuan sedimen diendapkan

dengan proses mekanis, terbagi dalam dua golongan besar dan pembagian ini

berdasarkan ukuran besar butirnya. Cara terbentuknya batuan tersebut berdasarkan

proses pengendapan baik yang terbentuk dilingkungan darat maupun di

lingkungan laut. Batuan yang ukurannya besar seperti breksi dapat terjadi

pengendapan langsung dari ledakan gunungapi dan diendapkan di sekitar gunung

tersebut dan dapat juga diendapkan di lingkungan sungai dan batuan batupasir

bisa terjadi di lingkungan laut, sungai dan danau. Semua batuan diatas tersebut

STTNAS YOGYAKARTA Page 8

Page 9: Batuan Sedimen Fix

PRAKTIKUM PETROLOGI “BATUAN SEDIMEN KLASTIK DAN NON KLASTIK”

termasuk ke dalam golongan detritus kasar. Sementara itu, golongan detritus halus

terdiri dari batuan lanau, serpih dan batulempung dan napal. Batuan yang

termasuk golongan ini pada umumnya diendapkan di lingkungan laut dari laut

dangkal sampai laut dalam.

Fragmentasi batuan asal tersebut dimulai dari pelapukan mekanis maupun secara

kimiawi, kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu cekungan

pengendapan. Setelah pengendapan berlangsung sedimen mengalami diagenesa

yakni, prosess- proses yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu

sedimen, selama dan sesudah litifikasi. Contohnya; Breksi, Konglomerat,

Standsstone (batu pasir), dan lain-lain.

Batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali detritus atau pecahan

batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf dan sedimen itu

sendiri. (Pettjohn, 1975). Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis,

terbagi dalam dua golongan besar dan pembagian ini berdasarkan ukuran besar

butirnya. Cara terbentuknya batuan tersebut berdasarkan proses pengendapan baik

yang terbentuk dilingkungan darat maupun dilingkungan laut. Batuan yang

ukurannya besar seperti breksi dapat terjadi pengendapan langsung dari ledakan

gunungapi dan di endapkan disekitar gunung tersebut dan dapat juga diendapkan

dilingkungan sungai dan batuan batu pasir bisa terjadi dilingkungan laut, sungai

dan danau. Semua batuan diatas tersebut termasuk ke dalam golongan detritus

kasar. Sementara itu, golongan detritus halus terdiri dari batuan lanau, serpih dan

batua lempung dan napal. Batuan yang termasuk golongan ini pada umumnya di

endapkan di lingkungan laut dari laut dangkal sampai laut dalam (Pettjohn, 1975).

Fragmentasi batuan asal tersebut dimulaiu darin pelapukan mekanis maupun

secara kimiawi, kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu cekungan

pengendapan (Pettjohn, 1975).

Setelah pengendapan berlangsung sedimen mengalami diagenesa yakni, proses

proses-proses yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu sedimen,

selama dan sesudah litifikasi. Hal ini merupakan proses yang mengubah suatu

sedimen menjadi batuan keras ( Pettjohn, 1975).

Proses diagenesa antara lain :

a)        Kompaksi Sedimen

STTNAS YOGYAKARTA Page 9

Page 10: Batuan Sedimen Fix

PRAKTIKUM PETROLOGI “BATUAN SEDIMEN KLASTIK DAN NON KLASTIK”

Yaitu termampatnya butir sedimen satu terhadap yang lain akibat tekanan dari

berat beban di atasnya. Disini volume sedimen berkurang dan hubungan antar

butir yang satu dengan yang lain menjadi rapat.

b)        Sementasi

Yaitu turunnya material-material di ruang antar butir sedimen dan secara kimiawi

mengikat butir-butir sedimen dengan yang lain. Sementasi makin efektif bila

derajat kelurusan larutan pada ruang butir makin besar.

c)         Rekristalisasi

Yaitu pengkristalan kembali suatu mineral dari suatu larutan kimia yang berasal

dari pelarutan material sedimen selama diagenesa atu sebelumnya. Rekristalisasi

sangat umum terjadi pada pembentukan batuan karbonat.

d)        Autigenesis

Yaitu terbentuknya mineral baru di lingkungan diagenesa, sehingga adanya

mineral tersebut merupakan partikel baru dlam suatu sedimen. Mineral autigenik

ini yang umum diketahui sebagai berikut : karbonat, silica, klorita, gypsum dan

lain-lain.

e)        Metasomatisme

Yaitu pergantian material sedimen oleh berbagai mineral autigenik, tanpa

pengurangan volume asal.

2)         Batuan Sedimen Non-Klastik

Batuan sedimen Non-Klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk sebagai

hasil penguapan suatu larutan, atau pengendapan material di tempat itu juga

(insitu). Proses pembentukan batuan sedimen kelompok ini dapat secara kimiawi,

biologi /organik, dan kombinasi di antara keduanya (biokimia). Secara kimia,

endapan terbentuk sebagai hasil reaksi kimia, misalnya CaO + CO2 ® CaCO3.

Secara organik adalah pembentukan sedimen oleh aktivitas binatang atau tumbuh-

tumbuhan, sebagai contoh pembentukan rumah binatang laut (karang),

terkumpulnya cangkang binatang (fosil), atau terkuburnya kayu-kayuan sebagai

akibat penurunan daratan menjadi laut. Contohnya; Limestone (batu gamping),

Coal (batu bara), dan lain-lain.

STTNAS YOGYAKARTA Page 10

Page 11: Batuan Sedimen Fix

PRAKTIKUM PETROLOGI “BATUAN SEDIMEN KLASTIK DAN NON KLASTIK”

Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari kegiatan

organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi langsung atau reaksi

organik (Pettjohn, 1975). Menurut R.P. Koesoemadinata, 1981 batuan sedimen

dibedakan menjadi enam golongan yaitu :

a)         Golongan Detritus Kasar

Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis. Termasuk dalam golongan

ini antara lain adalah breksi, konglomerat dan batupasir. Lingkungan tempat

pengendapan batuan ini di lingkungan sungai dan danau atau laut.

b)        Golongan Detritus Halus

Batuan yang termasuk kedalam golongan ini diendapkan di lingkungan laut

dangkal sampai laut dalam. Yang termasuk ked ala golongan ini adalah batu

lanau, serpih, batu lempung dan Nepal.

c)         Golongan Karbonat

Batuan ini umum sekali terbentuk dari kumpulan

cangkang moluska, algae dan foraminifera. Atau oleh proses pengendapan yang

merupakan rombakan dari batuan yang terbentuk lebih dahulu dan di endpkan

disuatu tempat. Proses pertama biasa terjadi di lingkungan laut litoras sampai

neritik, sedangkan proses kedua di endapkan pada lingkungan laut neritik sampai

bahtial. Jenis batuan karbonat ini banyak sekali macamnya tergantung pada

material penyusunnya.

d)        Golongan Silika

Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara pross organik dan kimiawi

untuk lebih menyempurnakannya. Termasuk golongan ini rijang (chert),

radiolarian dan tanah diatom. Batuan golongan ini tersebarnya hanya sedikit dan

terbatas sekali.

e)        Golongan Evaporit

Proses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki larutan kimia

yang cukup pekat. Pada umumnya batuan ini terbentuk di lingkungan danau atau

laut yang tertutup, sehingga sangat  memungkinkan terjadi pengayaan unsure-

unsur tertentu. Dan faktor yang penting juga adalah tingginya penguapan maka

akan terbentuk suatu endapan dari larutan tersebut. Batuan-batuan yang termasuk

kedalam batuan ini adalah gip, anhidrit, batu garam.

STTNAS YOGYAKARTA Page 11

Page 12: Batuan Sedimen Fix

PRAKTIKUM PETROLOGI “BATUAN SEDIMEN KLASTIK DAN NON KLASTIK”

f)         Golongan Batubara

Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur-unsur organik yaitu dari tumbuh-

tumbuhan. Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun oleh

suatu lapisan yang tebsl di atasnya sehingga tidak akan memungkinkan terjadinya

pelapukan. Lingkungan terbentuknya batubara adalah khusus sekali, ia harus

memiliki banyak sekali tumbuhan sehingga kalau timbunan itu mati tertumpuk

menjadi satu di tempat tersebut.

D. KEKOMPAKANProses pemadatan dan pengompakan, dari bahan lepas (endapan) hingga

menjadi batuan sedimen disebut diagenesa. Proses diagenesa itu dapat terjadi pada

suhu dan tekanan atmosferik sampai dengan suhu 300oC dan tekanan 1-2 kilobar,

berlangsung mulai sedimen mengalami penguburan, hingga terangkat dan

tersingkap kembali di permukaan. Berdasarkan hal tersebut, ada 3 macam

diagenesa, yaitu :

1.        Diagenesa eogenik, yaitu diagenesa awal pada sedimen di bawah muka air.

2.        Diagenesa mesogenik, yaitu diagenesa pada waktu sedimen mengalami

penguburan semakin dalam.

3.     Diagenesa telogenik, yaitu diagenesis pada saat batuan sedimen tersingkap

kembali di permukaan oleh karena pengangkatan dan erosi.

Dengan adanya berbagai macam diagenesa maka derajat kekompakan batuan

sedimen juga sangat bervariasi, yakni :

Bahan lepas (loose materials, masih berupa endapan atau sedimen)

Padu (indurated), pada tingkat ini konsolidasi material terjadi pada kondisi

kering, tetapi akan terurai bila dimasukkan ke dalam air.

Agak kompak (padat), pada tingkat ini masih ada butiran/fragmen yang

dapat dilepas dengan tangan atau kuku.

Kompak (keras), butiran tidak dapat dilepas dengan tangan/kuku.

Sangat kompak (sangat keras, biasanya sudah mengalami rekristalisasi).

E. KEBUNDARANBerdasarkan kebundaran atau keruncingan butir sedimen maka Pettijohn,

dan kawan-kawan (1987) membagi kategori kebundaran menjadi enam tingkatan

STTNAS YOGYAKARTA Page 12

Page 13: Batuan Sedimen Fix

PRAKTIKUM PETROLOGI “BATUAN SEDIMEN KLASTIK DAN NON KLASTIK”

ditunjukkan dengan pembulatan rendah dan tinggi. Keenam kategori kebundaran

tersebut yaitu:

Sangat meruncing (sangat menyudut) (very angular)

Meruncing (menyudut) (angular)

Meruncing (menyudut) tanggung (subangular)

Membundar (membulat) tanggung (subrounded)

Membundar (membulat (rounded)

Sangat membundar (membulat) (well-rounded)

Kategori kebundaran dan keruncingan butiran sedimen (Pettijohn, dkk., 1987).

F. TEKSTUR PERMUKAANa) Kasar, bila pada permukaan butir terlihat meruncing dan terasa tajam. Tekstur

permukaan kasar biasanya dijumpai pada butir dengan tingkat kebundaran sangat

meruncing-meruncing.

b) Sedang, jika permukaan butirnya agak meruncing sampai agak rata. Tekstur ini

terdapat pada butir dengan tingkat kebundaran meruncing tanggung hingga

membulat tanggung.

c) Halus, bila pada permukaan butir sudah halus dan rata. Hal ini mencerminkan

proses abrasi permukaan butir yang sudah lanjut pada saat mengalami

transportasi. Dengan demikian butiran sedimen yang mempunyai tekstur

permukaan halus terjadi pada kebundaran membulat sampai sangat membulat.

Sekalipun hal itu dinyatakan sebagai katagori kebundaran, tingkatan ini

nampaknya lebih didasarkan pada tekstur permukaan dari pada butir.

STTNAS YOGYAKARTA Page 13

Page 14: Batuan Sedimen Fix

PRAKTIKUM PETROLOGI “BATUAN SEDIMEN KLASTIK DAN NON KLASTIK”

G. UKURAN BUTIRButir lanau dan lempung tidak dapat diamati dan diukur secara

megaskopik. Ukuran butir lanau dapat diketahui jika material itu diraba dengan

tangan masih terasa ada butir seperti pasir tetapi sangat halus. Ukuran butir

lempung akan terasa sangat halus dan lembut di tangan, tidak terasa ada gesekan

butiran seperti pada lanau, dan bila diberi air akan terasa sangat licin.

Skala ukuran butir sedimen (disederhanakan).

Ukuran butir (mm) Nama Butiran Nama batuan

Æ > 256Boulder / block

(bongkah)Breksi

64 – 256 Cobble (kerakal)(bentuk / kebundaran butiran

meruncing)

4 – 64 Pebble Konglomerat

2 – 4 Granule (kerikil)(bentuk / kebundaran butiran

membulat)

1/16 – 2 Sandstone (pasir) Batupasir

1/16 – 1/256 Silt (lanau) Batulanau

Æ < 1/256 Clay (lempung) Batulempung

H. POROSITAS (Kesarangan)Porositas adalah tingkatan banyaknya lubang (porous) rongga atau pori-

pori di dalam batuan. Batuan dikatakan mempunyai porositas tinggi apabila pada

batuan itu banyak dijumpai lubang (vesicles) atau pori-pori. Sebaliknya, batuan

dikatakan mempunyai porositas rendah apabila kenampakannya kompak, padat

atau tersemen dengan baik sehingga sedikit sekali atau bahkan tidak mempunyai

pori-pori. Permeabilitas adalah tingkatan kemampuan batuan meluluskan air (zat

cair).

Permeable (lulus air), jika batuan tersebut dapat meluluskan air, yaitu :

a)         Bahan lepas, atau terkompakkan lemah, biasanya berbutir pasir atau lebih

kasar.

b)        Batuan dengan porositas tinggi, lubang-lubangnya saling berhubungan.

STTNAS YOGYAKARTA Page 14

Page 15: Batuan Sedimen Fix

PRAKTIKUM PETROLOGI “BATUAN SEDIMEN KLASTIK DAN NON KLASTIK”

c)         Batuan mempunyai pemilahan baik, kemas tertutup, dan ukuran butir pasir

atau lebih kasar.

d)        Batuan yang pecah-pecah atau mempunyai banyak retakan / rekahan.

Impermeable (tidak lulus air), jika batuan itu tidak mampu meluluskan air, yaitu :

a)         Batuan berporositas tinggi, tetapi lubang-lubangnya tidak saling

berhubungan.

b)        Batuan mempunyai pemilahan buruk, kemas terbuka, ukuran butir lanau –

lempung. Material lanau dan lempung itu yang menutup pori-pori antar butir.

c)         Batuan bertekstur non klastika atau kristalin, masif, kompak dan tidak ada

rekahan.

Secara praktis megaskopis, suatu batuan mempunyai tingkat kelulusan tinggi

apabila di permukaannya diteteskan air maka air itu segera habis meresap ke

dalam batuan. Sebaliknya, batuan mempunyai kelulusan rendah atau bahkan tidak

lulus air bila di permukaannya diteteskan air maka air itu tidak segera meresap ke

dalam batuan atau tetap di permukaan batuan.

I. STRUKTUR SEDIMEN1. Struktur di dalam batuan (features within strata) :

Struktur perlapisan (planar atau stratifikasi). Jika tebal perlapisan < 1 cm

disebut struktur laminasi.

Struktur perlapisan silang-siur (cross bedding / cross lamination.

Struktur perlapisan pilihan (graded bedding)

Normal, jika butiran besar di bawah dan ke atas semakin halus.

Terbalik (inverse), jika butiran halus di bawah dan ke atas semakin kasar.

2.  Struktur permukaan (surface features) 

Ripples (gelembur gelombang atau current ripple marks)

Cetakan kaki binatang (footprints of various walking animals.

Cetakan jejak binatang melata (tracks and trails of crowling animals)

Rekahan lumpur (mud cracks, polygonal cracks)

Gumuk pasir (dunes, antidunes)

  3.  Struktur erosi (erosional sedimentary structures)

STTNAS YOGYAKARTA Page 15

Page 16: Batuan Sedimen Fix

PRAKTIKUM PETROLOGI “BATUAN SEDIMEN KLASTIK DAN NON KLASTIK”

Alur/galur (flute marks, groove marks,linear ridges)

Impact marks (bekas tertimpa butiran fragmen batuan atau fosil)

Saluran dan cekungan gerusan (channels and scours)

Cekungan gerusan dan pengisian (scours & fills)

J. PENAMAAN BATUANPenaman batuan sedimen secara deskriptif, tergantung pada data pemerian

(data deskriptif) yang meliputi warna, tekstur, struktur dan komposisi. Pembagian

batuan sedimen silisiklastika umumnya berdasar ukuran butir, ditambah dengan

bentuk butir, struktur dan komposisi  yaitu :

1.  Rudit (f>2 mm), termasuk breksi (fragmen meruncing), konglomerat (fragmen

membulat). Apabila komposisi fragmen batuan secara megaskopik dapat diamati,

maka penamaaan tambahan dapat diberikan berdasarkan komposisi utama

fragmen batuan tersebut. Misalnya breksi andesit, breksi batuapung, konglomerat

kuarsa.

2.  Arenit, adalah batuan sedimen berbutir pasir (batupasir). Penamaan batupasir

ini dapat ditambahkan berdasar kenampakan struktur sedimen (contoh batupasir

berlapis, batupasir silangsiur), atau komposisi penyusun utamanya, misal

batupasir kuarsa.

3. Lutit, terdiri dari batulempung, batulanau, dan serpih. Batulempung berbutir

lempung, batulanau tersusun oleh mineral/fragmen batuan berbutir lanau. Serpih

adalah batulempung atau batulanau berstruktur laminasi.

Tabel Penamaan batuan sedimen klastika secara megaskopis (Huang, 1965).

Tekstur/Struktur Komposisi

mineral/fragmen

Nama batuan Ciri-ciri khas

Rudit

(2 – 256 mm)

Komposisi sejenis

atau campuran,

terutama dengan

rijang, kuarsa,

granit, kuarsit,

batugamping dll.

Konglomerat Fragmen

umumnya bulat

atau agak

membulat

Breksi Fragmen umumnya

STTNAS YOGYAKARTA Page 16

Page 17: Batuan Sedimen Fix

PRAKTIKUM PETROLOGI “BATUAN SEDIMEN KLASTIK DAN NON KLASTIK”

runcing, dan

menyudut

Fanglomerat Kipas aluvial yang

mengalami

pembatuan

Pecahan batuan

bercapur dengan

semen

Tillit Umumnya tidak

terpisah. Fragmen

batuan terdapat

bekas goresan

Arenit

(1/16 – 2 mm)

Terutama kuarsa

25%, felspar

kalium atau

plagioklas 10-25%.

Pecahan batuan:

basal, riolit,

batusabak dll.

Mineral mika,

serisit, klorit, bijih

besi.

Arenit atau

batupasir kuarsa

Pemilahan baik

dan bersih

Arkose Pemilahan jelek,

warna abu-abu

kemerahan

Batupasir felspatik

Graywacke

subgraywacke

Lebih dewasa dari

arkose antara

graywacke dan

arenit

Lutit

(1/16 – 1/256 mm)

Umumnya mineral

lempung, kuarsa,

opal, kalsedon,

klorit dan bijih

besi.

Batulanau Antara batupasir

dan serpih

Serpih Mudah membelah,

STTNAS YOGYAKARTA Page 17

Page 18: Batuan Sedimen Fix

PRAKTIKUM PETROLOGI “BATUAN SEDIMEN KLASTIK DAN NON KLASTIK”

Batulumpur

Batulempung

tidak plastis, bila

dipanasi menjadi

plastis

Untuk batuan karbonat bertekstur klastika :

1.    Kalsirudit, adalah breksi atau konglomerat dengan fragmen batugamping.

2.    Kalkarenit, adalah batupasir yang tersusun oleh mineral karbonat.

3.    Kalsilutit, adalah batugamping klastis berbutir halus (lanau – lempung).

Untuk batugamping bertekstur non klastika, cukup diberi nama batugamping non

klastika. Apabila di dalam batugamping banyak mengandung fosil maka dapat

disebut batugamping berfosil. Sedangkan batuan karbonat yang sudah tersusun

oleh kristal kalsit atau dolomit disebut batugamping kristalin. Napal adalah

terminologi untuk batuan sedimen berbutir lanau dan lempung, tersusun oleh

bahan silisiklastika dan karbonat.

Untuk batuan klastika gunungapi, tata namanya mengikuti batuan piroklastika

yang telah dijelaskan pada acara analisis batuan beku, yaitu terdiri dari tuf (halus

dan kasar), batulapili, breksi gunungapi dan aglomerat (Gambar 3.8). Dalam

beberapa hal, secara megaskopik, warna yang sangat khas dapat ditambahkan

untuk penamaan batuan, contoh tuf hijau, batupasir merah, batulempung hitam

dsb.

Penamaan batuan sedimen non klastika secara megaskopis (Huang, 1965).

Tekstur/Struktur Komposisi

mineral/fragmen

Nama batuan Ciri-ciri khas

Rapat, afanitik,

berbutir kasar,

kristalin, porus,

oolit dan mosaik

Terutama kalsit Batugamping Breaksi dengan

HCl,

mengandung

organik,

bioklastika,

Terutama dolomit Dolomit Tidak segera

bereaksi dengan

HCl, jarang

mengandung fosil,

STTNAS YOGYAKARTA Page 18

Page 19: Batuan Sedimen Fix

PRAKTIKUM PETROLOGI “BATUAN SEDIMEN KLASTIK DAN NON KLASTIK”

berbutir sedang

Berbutir halus Kristal halus

dengan

mikroorganisme

Kapur Putih – abu-abu

terang, sangat

rapuh,

mengandung

fosil

Karbonat dan

lempung

Napal Abu-abu terang,

rapuh, pecahan

konkoidal

Rapat dan berlapis Campuran silika,

opal dan kalsedon

dll.

Rijang Warna beragam,

keras, kilap non

logam, konkoidal

Terutama gips

Anhidrit

Terutama malit

Gips Evaporit, tidak

sendiri melainkan

berasosiasi dengan

mineral/batuan

lain.

Dijumpai kristal

yang

mengelompok

Masif atau berlapis Mineral fosfat dan

fragmen tulang

Fosforit Diperlukan

penentuan kadar

P2O3

Amorf, berlapis,

tebal

Humus, tumbuhan Batubara, lignit Warna coklat,

pecahan

prismatik

K. GENESISBerdasar data pemerian batuan sedimen tersebut di atas, maka secara

genesa dapat diinterpretasikan mengenai :

1.    Asal-usul atau sumber batuan sedimen (provenance)

STTNAS YOGYAKARTA Page 19

Page 20: Batuan Sedimen Fix

PRAKTIKUM PETROLOGI “BATUAN SEDIMEN KLASTIK DAN NON KLASTIK”

2.    Energi pengangkut (angin, air, es, longsoran, letusan gunungapi atau

kombinasi di antaranya), jaraknya dengan sumber dan proses transportasinya.

3.    Lingkungan pengendapan, di darat kering, darat berair tawar (danau, sungai),

di pantai atau di laut (dangkal atau dalam).

4.    Diagenesa dan lain-lain.

Sifat – sifat batuan sedimen yang harus dilakukan pemerian.

Nama

Batuan

Campu

ran/

semen/

matrix

Fragmen/

mineral

pembent

uk x)

Wa

rna

Be

sar

but

ir

Pemil

ahan

Ben

tuk

buti

r

Ke

ma

s

Min

eral

sedi

kit

Poro

sitas

Kek

om-

pak

an

Breksi X X X X X X X X X X

Kongl

omerat

X X X X X X X X X X

T u f a X X X X X X - X X X

Batupa

sir

X X X X X X - X X X

Batula

nau

X - X - - - - X - X

Serpih

Lempu

ng

X - X - - - - X - X

Lempu

ng

X - X - - - X X - X

Napal X - X - - - X X - X

Gampi

ng

X X X X X X - X X X

Dolom

it

X X X X X X - X X X

Batuba

ra

X X X - - - - - - X

Rijang X - X - - - - - - X

Anhidr X - X - - - - - - X

STTNAS YOGYAKARTA Page 20

Page 21: Batuan Sedimen Fix

PRAKTIKUM PETROLOGI “BATUAN SEDIMEN KLASTIK DAN NON KLASTIK”

it

Fosfat,

dll

X X X X - - - - - X

X = Sifat yang dimiliki

- = Sifat yang tidak dimiliki

x) Termasuk jenis mineral lempung

L. MACAM-MACAM BATUAN SEDIMEN1. Tufa

Merupakan suatu spongi, batuan karbonat yang porous, diendapkan

sebagai lapisan tipis di permukaan, di dekat mata air (Springs) dan sungai (rivers).

Ditemukan di kaligendig, Karangsambung, Kebumen.

2. Bentonit

Genesa Bentonit secara umum dapat dibagi menjadi 4 (empat) macam

yaitu, terjadi karena pengaruh pelapukan, terjadi karena pengaruh hydrothermal,

terjadi karena akibat devitrifikasi dari tufa gelas yang diendapkan di dalam air

(lakustrin sampai neritic). Terjadi karena proses pengendapan kimia dalam

suasana basa (alkali) dan sangat silikan. Ditemukan di patik, Sepat, Gunung kidul.

3. Lempung

Lempung kata umum untuk partikel mineral berkerangka dasar silikat

yang berdiameter kurang dari 4 mikrometer. Lempung mengandung leburan silika

dan/atau aluminium yang halus. Unsur-unsur ini, silikon, oksigen, dan aluminum

STTNAS YOGYAKARTA Page 21

Page 22: Batuan Sedimen Fix

PRAKTIKUM PETROLOGI “BATUAN SEDIMEN KLASTIK DAN NON KLASTIK”

adalah unsur yang paling banyak menyusun kerak bumi. Lempung terbentuk dari

proses pelapukan batuan silika oleh asam karbonat dan sebagian dihasilkan dari

aktivitas panas bumi. Ditemukan di Tontongan, Karangsambung, Kebumen.

4. Lempung Merah

Pada umumnya batuan keras basalt dan andesit akan menjadikan lempung

berwarna, sehingga disebut lempung merah. Ditemukan di Karangsambung,

Kebumen.

5.         Batupasir

Batu pasir terbentuk dari sementasi dari butiran-butiran pasir yang terbawa

oleh aliran sungai, angin, dan ombak dan akhirnya terakumulasi pada suatu

tempat. Ukuran butiran dari batu pasir ini 1/16 hingga 2 milimeter. Komposisi

batuannya bervariasi, tersusun terutama dari kuarsa, feldspar atau pecahan dari

batuan, misalnya basalt, riolit, sabak, serta sedikit klorit dan bijih besi. Ditemukan

di Karangsambung, Kebumen.

6. Batupasir Merah

Seperti halnya pasir, batu pasir dapat memiliki berbagai jenis warna,

dengan warna umum adalah coklat muda, coklat, kuning, merah, abu-abu dan

putih. Karena lapisan batu pasir sering kali membentuk karang atau bentukan

STTNAS YOGYAKARTA Page 22

Page 23: Batuan Sedimen Fix

PRAKTIKUM PETROLOGI “BATUAN SEDIMEN KLASTIK DAN NON KLASTIK”

topografis tinggi lainnya, warna tertentu batu pasir dapat dapat diidentikkan

dengan daerah tertentu. Ditemukan di karang sambung, Kebumen.

7. Pasir Besi

Secara umum pasir besi terdiri dari mineral opak yang bercampur dengan

butiran-butiran dari mineral non logam seperti, kuarsa, kalsit, feldspar, ampibol,

piroksen, biotit, dan tourmalin. mineral tersebut terdiri dari magnetit, titaniferous

magnetit, ilmenit, limonit, dan hematit, Titaniferous magnetit adalah bagian yang

cukup penting merupakan ubahan dari magnetit dan ilmenit. Mineral bijih pasir

besi terutama berasal dari batuan basaltik dan andesitik volkanik. Ditemukan di

Sungai Luk Ulo, Kebumen.

8. Pasir Hijau

Batu ini terbentuk dari aktivitas vulkanik, batu ini merupakan kristal olivin

yang dihasilkan dari letusan gunung berapi kerucut yang letusan (erupsi) dan

longsorannya (erosi) menyebar di sekeliling gunung. Ditemukan di Sembaro,

Karangsambung, Kebumen.

9. Batugamping

Batugamping adalah batuan sedimen yang memiliki komposisi mineral

utama dari kalsit (CaCO3). Batuan karbonat yang hampir seluruhnya kalsium

STTNAS YOGYAKARTA Page 23

Page 24: Batuan Sedimen Fix

PRAKTIKUM PETROLOGI “BATUAN SEDIMEN KLASTIK DAN NON KLASTIK”

karbonat (CaCO3), atau secara spesifik adalah batuan karbonat yang mengandung

lebih dari 95% kalsit dan kurang dari 5% dolomit. Teksturnya bervariasi antara

rapat, afanitis, berbutir kasar, kristalin atau oolit. Batugamping dapat terbentuk

baik karena hasil dari proses organisme atau karena proses anorganik. Ditemukan

di Wonogiri, Yogyakarta.

10. Gamping Merah

Gamping berwarna merah, singkapan yang merupakan endapan laut dalam

ini berlapis hampir vertikal membentuk puncak-puncak punggungan yang sempit.

Ditemukan di Karangsambung, Kebumen

11. Gamping Numulities

Bongkah batugamping numulites merupakan "olistolit" hasil suatu

pelongsoran besar di dasar laut dari tepi menuju tengah cekungan yang dalam.

Fosil yang ada menunjukkan bahwa pada kala Eosen kawasan sekitar

Karangsambung merupakan laut dangkal dimana pada tepi-tepi cekungan

diendapkan batugamping numulites.

STTNAS YOGYAKARTA Page 24

Page 25: Batuan Sedimen Fix

PRAKTIKUM PETROLOGI “BATUAN SEDIMEN KLASTIK DAN NON KLASTIK”

12. Breksi Vulkanik

Breksi Vulkanik (Qb), terdiri dari breksi yang bersifat andesitik, lava,

batupasir tufaan dan breksi lahar. Breksi andesit umumnya melapuk sedang

berwarna kuning kecoklatan, komponen batuan andesitik (4-45 cm) agak segar,

menyudut tanggung, tertanam pada masadasar pasir tufa berbutir kasar, agak

padat sebagian mudah hancur. Lava andesit umumnya melapuk ringan berwarna

abu-abu tua, padu, bertekstur kasar dan porfiritik, terkekarkan cukup intensif dan

terisi oleh mineral kuarsa. Breksi lahar umumnya melapuk sedang, berwarna

coklat tua, komponen tufa dan batuan agak segar yang berukuran pasir kasar

hingga kerakal, menyudut sampai membulat tanggung, agak padu. Ditemukan di

Kedungjati, Bantul.

13. Breksi Pumice

Breksi batuapung (Pumice) mempunyai kuat tekan 75,62 kg/cm2. kedap

suara, mudah dibentuk atau dipahat menjadi blok-blok yang berukuran besar,

sehingga dapat mengurangi pelesteran. Selain itu lain juga tahan terhadap api,

kondensi, jamur dan panas, serta cocok untuk akustik. Dalam sektor industri lain,

batuini digunakan sebagai bahan pengisi (filler), pemoles/penggosok (polishing),

pembersih (cleaner), stonewashing, abrasif, isolator temperatur tinggi dan lain-

lain. Ditemukan di Semilir, Yogyakarta.

STTNAS YOGYAKARTA Page 25

Page 26: Batuan Sedimen Fix

PRAKTIKUM PETROLOGI “BATUAN SEDIMEN KLASTIK DAN NON KLASTIK”

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULANBatuan sedimen adalah suatu akumulasi atau kempulan material batuan

terlapukkan atau terurai dari batuan induk yang terbentuk di permukaan bumi

kemudian diendapkan pada suatu cekungan dibawah kondisi temperatur dan

tekanan rendah serta mempunyai karakteristik tentang lingkungan

pengendapannya (Pettijohn,1974). Definisi ini meliputi material batuan sedimen

dengan beberapa akumulasi, seperti material fragmental yang berasal dari

kegiatan vulkano, disertai terbang di udara dan terdeposisi di dalam kondisi padat

mungkin terbentuk pada temperatur dan tekanan yang tinggi. Seperti deposisi

yang terbentuk di lantai samudera dengan tekanan yang sangat besar dari pada

normal.

Mempelajari batuan sedimen tidak lepas keterkaitannya dari disiplin ilmu

geologi lainnya, seperti : mineralogi, geokimia, dan geologi kelautan dengan

kontribusinya terhadap pengendapan batuan sedimen (Pettijohn,1974). Secara

genetiknya, batuan sedimen dibagi menjadi dua golongan (Pettjohn.1975) yaitu: 

1. Batuan Sedimen Klastik.

Yaitu batuan sedimen yang terbentuknya berasal dari hancuran batuan

lain. Kemudian tertransportasi dan terdeposisi, yang selanjutnya mengalami

diagenesa.

2. Batuan Sedimen Non Klastik.

Yaitu batuan sedimen yang tidak mengalami proses transportasi. Proses

pembentukannya adalah kimiawi dan organis.

Sifat-sifat utama batuan sedimen :

1.   Adanya bidang perlapisan yaitu struktur sedimen yang menandakan adanya

proses sedimentasi.

2.  Sifat klastik / fragmen yang menandakan bahwa butir-butir pernah lepas,

terutama pada golongan detritus.

3.   Sifat jejak atau adanya bekas-bekas tanda kehidupan (fosil).

4.   Jika bersifat hablur, selalu monomineralik, misalnya : gypsum, klasit, dolomit

dan rijing.

STTNAS YOGYAKARTA Page 26

Page 27: Batuan Sedimen Fix

PRAKTIKUM PETROLOGI “BATUAN SEDIMEN KLASTIK DAN NON KLASTIK”

Ciri-ciri Batuan Sedimen :

Pada umumnya batuan sedimen dapat dikenali dengan mudah dilapangan

dengan adanya perlapisan. Perlapisan pada batuan sedimen disebabkan oleh (1)

perbedaan besar butir, seperti misalnya antara batupasir dan batulempung; (2)

Perbedaan warna batuan, antara batupasir yang berwarna abu-abu terang dengan

batulempung yang berwarna abu-abu kehitaman. Disamping itu, struktur sedimen

juga menjadi penciri dari batuan sedimen, seperti struktur silang siur atau struktur

gelembur gelombang. Ciri lainnya adalah sifat klastik, yaitu yang tersusun dari

fragmen-fragmen lepas hasil pelapukan batuan yang kemudian tersemenkan

menjadi batuan sedimen klastik. Disamping itu kandungan fosil juga menjadi

penciri dari batuan sedimen, mengingat fosil terbentuk sebagai akibat dari

organisme yang terperangkap ketika batuan tersebut diendapkan.  

DAFTAR PUSTAKA

Rizki, 2013. Batuan Sedimen. http://rizqigeos.blogspot.com/2013/05/batuan-sedimen.html. 21 Mei 2015

STTNAS YOGYAKARTA Page 27