Batuan Sedimen II
-
Upload
gilar-antasya-muharam -
Category
Documents
-
view
46 -
download
0
Transcript of Batuan Sedimen II
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Bismillahirahmanirrahim
Segala puji saya panjatkan kepada Allah S.W.T yang telah memberikan
kesempatan untuk kami bisa menyelesaikan laporan ini dengan baik dan tepat
pada waktunya.
Terimakasih banyak atas dukungan dari kawan-kawan sekalian terutama
untuk asisten Laboratorium Geologi Universitas Islam Bandung yang telah
memberikan pengetahuan dan tuntunan kepada kami dalam penyusunan laporan
ini.
Dalam laporan ini dijelaskan tentang pendeskripsian batuan sedimen.
Deskripsi dilakukan pada ciri fisik dari batuan sedimen yang meliputi ukuran butir,
bentuk butir, porositasnya, kekompakan, pemilahan, kemas, semen serta rekasi
terhadap HCl dan menentukan nama batuannya. Saya sadari bahwa laporan ini
tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, untuk itu kiranya dapat memaklumi.
Akhir kata saya ucapkan terimaksih dan semoga laporan ini bermanfaat
untuk khalayak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Bandung, 06 November 2013
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 11.1 Latar Belakang ............................................................................ 11.2 Maksud Dan Tujuan .................................................................... 1
1.2.1 Maksud .............................................................................. 11.2.2 Tujuan ................................................................................. 1
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 22.1 Ciri – Ciri Batuan Sedimen .......................................................... 22.2 Klasifikasi Batuan Sedimen ......................................................... 2
2.2.1 Batuan sedimen klastik ....................................................... 22.2.2 Batuan sedimen non-klastik ............................................... 6
2.3 Penamaan Batuan Sedimen ....................................................... 72.4 Struktur Batuan Sedimen ........................................................... 7
BAB III TUGAS DAN PEMBAHASAN ........................................................ 103.1 Tugas .......................................................................................... 10
Menentukan Nama Batuan Sedimen .......................................... 103.2 Pembahasan ............................................................................... 10
3.2.1 LG/BS/01 .......................................................................... 103.2.2 LG/BS/02 .......................................................................... 113.2.3 LG/BS/03 .......................................................................... 113.2.4 LG/BS/04 .......................................................................... 123.2.5 LG/BS/05 .......................................................................... 133.2.6 LG/BS/06 .......................................................................... 143.2.7 LG/BS/07 .......................................................................... 143.2.8 LG/BS/08 .......................................................................... 153.2.9 LG/BS/09 .......................................................................... 163.2.10 LG/BS/10 .......................................................................... 17
BAB IV ANALISA ........................................................................................ 18
BAB V KESIMPULAN ................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Batuan sedimen merupakan bahan atau material yang terdapat di daratan
ataupun lautan yang telah mengalami proses pengangkutan dari suatu tempat ke
tempat lainnya dengan media air, angin ataupun es. Yang apabila terendapkan
akan mengalami perubahan komposisi dan bentuk baru serta pengerasan karena
gaya berat yang terus menerus tertumpuk sehingga menjadi sebuah batuan.
Dalam terbentuknya batuan sedimen ini ada beberapa faktor yang megontrol
berupa iklim, topografi, vegetasi dan juga susunan yang ada dari batuannya.
Batuan sedimen yang terangkut atau tertransportasikan ke suatu tempat yang
disebut cekungan, di tempat tersebut kemungkinan besar terendapkan karena
daerah tersebut relatif rendah dari daerah sekitarnya. Maka dari hal tersebut
material-material yang terangkut dan terendapkan akan semakin banyak dan
membentuk struktur berlapis dan mengakibatkan penurunan pada cekungan.
Material yang menyusun batuan sedimen berupa brangkal krakal, krikil, pasir,
lempung dan lanau.
1.2 Maksud Dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum kali ini yaitu untuk lebih memperjelas setiap
perbedaan pada beberapa jenis batuan sedimen yang berasal dari hasil
rombakan batuan asalnya atau hasil pelapukan dari makhluk hidup.
1.2.2 Tujuan
Mampu membedakan jenis batuan sedimen dilihat dari jenis proses
keterbentuknya, reaksi terhadap air maupun dengan zat kimia yang
digunakan dalam pendeskripsian dan mengetahui jenis dari semen batuan
tersebut.
Mampu mengetahui genesa dari batuan sedimen tersebut dari hasil
pendeskripsian dan menentukan nama batuannya.
1
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Ciri - Ciri Batuan Sedimen
Batuan sedimen yang telah mengalami proses sedimentasi dan akhirnya
membentuk sebuah batuan, umumnya memiliki sebuah ciri - ciri, yaitu berlapis,
umumnya, memiliki unsur sedimen, tersusun atas fragmen butiran hasil dari
proses transportasi dan umumnya mengandung fosil.
Foto 2.1Ciri – ciri batuan sedimen
2.2 Klasifikasi Batuan Sedimen Berdasarkan Genesanya
Klasifikasi ini terbagi kedalam dua bagian, yaitu batuan sedimen klastik dan
batuan sedimen non-klastik. Dalam klasifikasi tersebut tentu memiliki perbedaan
dari cara keterbentukan dan sifat fisik yang dimiliki batuannya.
2.2.1 Batuan Sedimen Klastik
Batuan sedimen klastik merupakan batuan yang berasal dari suatu tempat
yang kemudian tertransportasikan dan diendapkan pada suatu cekungan atau
batuan yang terbentuk dari hasil rombakan batuan yang telah ada sebelumnya.
Ciri khusus yang dimiliki batuan sedimen klastik ini adalah mempunyai tekstur
dimana tekstur tersebut dibentuk dari hasil proses sedimentasi. Yang termasuk
tekstur pada batuan sedimen klastik, yaitu :
2
3
Besar Butir
Untuk menentukan besar butir pada batuan sedimen digunakan
komparator skala menurut Wenworth.
Gambar 2.1Wentworth scale
Bentuk Butir / Pembundaran
Bentuk butir pada batuan sedimen merupakan tingkat kelengkungan dari
setiap butiran yang terbagi kedalam sangat menyudut, menyudut, agak
menyudut, agak membundar, membundar dan membundar baik.
Gambar 2.2Bentuk butir
Porositas
Porositas adalah ruang yang terdapat diantara fragmen butiran yang ada
pada batuan yang akan menyarangkan air. Jenis porositas pada batuan
sedimen adalah porositas baik, sedang dan buruk.
Permeabilitas
Permeabilitas adalah sifat yang dimiliki oleh batuan untuk dapat
meloloskan air. Jenis permeabilitas pada batuan sedimen adalah
permeabilitas baik, sedang dan buruk.
Pemilahan
Pemilahan adalah keseragaman ukuran butir yang dimiliki sebuah batuan
sedimen. Pemilahan yang digunakan dalam pendeskripsian, yaitu terpilah
4
sangat buruk, terpilah buruk, terpilah sedang, terpilah baik dan terpilah
sangat baik.
Gambar 2.3Pemilahan ukuran butir
Kekompakan
Kekompakan merupakan salah satu dari sifat fisik batuan sedimen dimana
sebuah batuan sedimen mempunyai rekahan-rekahan. Kekompakan
terbagi kedalam bentuk padat, lunak dan mudah hancur.
Kemas
Kemas adalah hubungan antara masa dasar dengan fragmen batuan atau
sifat hubungan antar butir. Kemas pada batuan sedimen ada dua, yaitu
kemas terbuka, merupakan hubungan antara masa dasar dan fragmen
butiran yang kontras sehingga terlihat fragmen butiran mengambang diatas
masa dasar batuan. Kemas tertutup, merupakan hubungan antar fragmen
butiran yang relatif seragam, sehingga menyebabkan masa dasar tidak
terlihat.
Foto 2.2Kemas batuan sedimen klastik
5
Sementasi
Adalah bahan pengikat antar butir dari fragmen penyusun batuan. Macam
dari bahan semen pada batuan sedimen klastik adalah karbonat, silika,
dan oksida besi.
Gambar 2.4Sementasi
Fragmen
Fragmen merupakan komponen atau material kasar yang membentuk
tubuh batuan sedimen.
Matrix
Matrix merupakan masa dasar atau material halus yang berbeda antar
butiran yang terdapat dalam batuan sedimen.
Gambar 2.5Fragmen penyusun dan matrix
Jejak
Jejak merupakan salah satu ciri dari batuan sedimen karena jejak ini
merupakan sifat atau kandungan batuan sedimen untuk kandungan fosil.
6
Foto 2.3Jejak / Kandungan fosil
2.2.2 Batuan Sedimen Non-Klastik
Batuan sedimen non-klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk karena
proses kimiawi dimana material kimiawi yang larut dalam air atau penguapan
membentuk kristal garam atau dengan proses biologis seperti hasil pelapukan
dari organisme yang telah mati. Perbedaan dengan batuan sedimen klastik yaitu
pada proses sedimentasinya. Batuan sedimen non-klastik tidak mengalami
proses transportasi dan pembentukannya relativ dekat dengan batuan induknya.
Kelompok dari batuan sedimen non-klastik meliputi kelompok batuan
sedimen evaporit, merupakan hasil penguapan dari air laut menjadi uap,
contohnya terbentuknya batuan garam, gipsum.
Kelomopk karbonat, merupakan batuan sedimen yang terbentuk karena
proses kimiawi juga proses biokimia. Mineral utama penyusun batuan ini adalah
kalsit (CaCO3) dan dolomit (CaMg(CO3)2). Contoh terbentuknya batu gamping.
Kelompok silikat, merupakan batuan sedimen yang tersusun atas mineral
silikat (SiO2). Atau berasal dari kumpulan organisme yang berkomposisi silikat
seperti diatomae, radiolaria dan sponges. Contoh batuannya rijang.
Kelompok batuan sedimen organik, merupakan endapan organik yang
terdiri dari kumpulan material organik yang mengeras menjadi sebuah batu.
Contohnya adalah batubara, serpihan daun dan batang tumbuhan yang tebal
dalam suatu cekungan akan mengalami tekanan yang tinggi dan termampatkan
sehingga berubah menjadi bahan hidrokarbon.
7
2.3 Penamaan Batuan Sedimen
Penamaan pada sebuah batuan sedimen dilakukan pada dasar ukuran
serta bentuk butir juga pada mineral penyusunnya. Penggunaan butiran ini
dilakukan untuk batuan sedimen klastik yang mengacu pada klasifikasi dari skala
Wentwhort seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Untuk Batuan sedimen non-klastik, penamaan dilakukan dengan cara
menganalisa rekasi yang dihasilkan dari larutan HCl, karena umumnya batuan
sedimen non-klastik ini mengandung unsur kimia maupun mineral-mineralnya
seperti silikat dan karbonat dan kalsit serta dolomit berupa mineral penyusunnya.
Dapat dilihat pada tabel dibawah.
Tabel 2.1Klasifikasi batuan sedimen klastik
Tabel 2.2Klasifikasi batuan sedimen non-klastik
2.4 Struktur Batuan Sedimen
Struktur sedimen merupakan kelainan dari perlapisan normal batuan
sedimen yang diakibatkan oleh proses pengendapan dan energi
pembetukannya. Pada hakikatnya, struktur sedimen dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu struktur primer dan struktur sekunder. Berikut merupakan beberapa
jenis struktur primer, diantaranya :
Perlapisan Dan Laminasi
8
Disebut dengan perlapisan jika tebalnya lebih dari 1 cm dan disebut
laminasi jika kurang dari 1 cm. Perlapisan dan laminasi batuan sedimen
terbentuk karena adanya perubahan kondisi fisik, kimia dan biologi.
Misalnya terjadi perubahan energi arus sehingga terjadi perubahan ukuran
butir yang diendapkan. Seperti contoh dibawah, terlihat perlapisan batu
pasir dan konglomerat.
Foto 2.4Struktur perlapisan
Perlapisan Bersusun (Graded Bedding)
Struktur graded bedding merupakan struktur yang khas sekali dimana
butiran makin ke atas makin halus. Graded bedding sangat penting sekali
artinya dalam penelitian untuk menentukan yang mana atas dan yang
bawah dimana yang halus merupakan bagian atasnya sedangkan bagian
yang kasar.
Foto 2.5Struktur Perlapisan bersusun
Perlapisan Silang Siur (Cross Bedding)
Merupakan bentuk lapisan yang terpotong pada bagian atasnya oleh
lapisan berikutnya yang berlainan sudutnya.
9
Foto 2.6Struktur perlapisan silang siur
Gelembur Gelombang (Current Ripple)
Bentuk perlapisan bergelombang, seperti berkerut dalam satu lapisan.
Foto 2.7Struktur gelembur gelombang
Untuk struktur sedimen sekunder, yaitu merupakan strukutur yang
terbentuk karena proses pengendapan selepas terjadinya pengendapan awal.
Salah satu contoh terbentuknya struktur sedimen dibawah hasil dari proses
deformasi pasa struktur sedimen silang siur.
Foto 2.8Deformasi sedimen silang siur
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN
3.1 Tugas
Mendeskripsikan sebuah batuan sedimen dengan menggunakan beberapa
parameter dari sifat-sifat fisik batuan dan menentukan nama dari batuan
tersebut.
3.2 Pembahasan
3.2.1 LG / BS / 01 / 2013
Warna : Light yellow
Tekstur
Ukuran Butir : -
Bentuk Butir : -
Porositas : -
Pemilahan : -
Kekompakan : Padat
Kemas : -
Semen : Karbonat
Sifat Butir : Kristalin
Reaksi HCl : Bereaksi
Jenis Batuan : Non-Klastik
Genesa Batuan : Kimiawi
Nama Batuan : Batu gamping
Sketsa
Foto 3.1 Sketsa 3.1
Sampel 01 Sampel 01
10
11
3.2.2 LG / BS / 02 / 2013
Warna : Light yellow
Tekstur
Ukuran Butir : -
Bentuk Butir : -
Porositas : -
Pemilahan : -
Kekompakan : Padat
Kemas : -
Semen : Karbonat
Sifat Butir : Kristalin
Reaksi HCl : Bereaksi
Jenis Batuan : Non-Klastik
Genesa Batuan : Kimiawi
Nama Batuan : Batu gamping
Sketsa
Foto 3.2 Sketsa 3.2
Sampel 02 Sampel 02
3.2.3 LG / BS / 03 / 2013
Warna : Beige
Tekstur
Ukuran Butir : -
Bentuk Butir : -
Porositas : -
Pemilahan : -
Kekompakan : Padat
Kemas : -
Semen : Karbonat
Sifat Butir : Non-Kristalin
12
Reaksi HCl : Bereaksi
Jenis Batuan : Non-Klastik
Genesa Batuan : Kimiawi
Nama Batuan : Batu gamping
Sketsa
Foto 3.3 Sketsa 3.3
Sampel 03 Sampel 03
3.2.4 LG / BS / 04 / 2013
Warna : Light yellow
Tekstur
Ukuran Butir : -
Bentuk Butir : -
Porositas : -
Pemilahan : -
Kekompakan : Padat
Kemas : -
Semen : Karbonat
Sifat Butir : Kristalin
Reaksi HCl : Bereaksi
Jenis Batuan : Non-Klastik
Genesa Batuan : Kimiawi
Nama Batuan : Batu gamping
Sketsa
13
Foto 3.4 Sketsa 3.4
Sampel 04 Sampel 04
3.2.5 LG / BS / 05 / 2013
Warna : Light grey
Tekstur
Ukuran Butir : Pasir sangat kasar
Bentuk Butir : Menyudut
Porositas : Baik
Pemilahan : Baik
Kekompakan : Padat
Kemas : Tertutup
Semen : Mineral Lempung
Sifat Butir : Kristalin
Reaksi HCl : Tidak bereaksi
Jenis Batuan : Klastik
Genesa Batuan : Mekanis
Nama Batuan : Batu pasir
Sketsa
Foto 3.5 Sketsa 3.5
Sampel 05 Sampel 05
14
3.2.6 LG / BS / 06 / 2013
Warna : Dark grey
Tekstur
Ukuran Butir : Pasir sedang
Bentuk Butir : Agak menyudut
Porositas : Baik
Pemilahan : Baik
Kekompakan : Padat
Kemas : Tertutup
Semen : Mineral Lempung
Sifat Butir : Kristalin
Reaksi HCl : Bereaksi
Jenis Batuan : Klastik
Genesa Batuan : Mekanis
Nama Batuan : Batu pasir
Sketsa
Foto 3.6 Sketsa 3.6
Sampel 06 Sampel 06
3.2.7 LG / BS / 07 / 2013
Warna : Dark golden
Tekstur
Ukuran Butir : Lanau
Bentuk Butir : Membundar
Porositas : Baik
Pemilahan : Baik
Kekompakan : Padat
Kemas : Tertutup
Semen : Mineral Lempung
15
Sifat Butir : Kristalin
Reaksi HCl : Tidak bereaksi
Jenis Batuan : Klastik
Genesa Batuan : Mekanis
Nama Batuan : Batu lanau
Sketsa
Foto 3.7 Sketsa 3.7
Sampel 07 Sampel 07
3.2.8 LG / BS / 08 / 2013
Warna : Dark grey
Tekstur
Ukuran Butir : Kerakal
Bentuk Butir : Membundar
Porositas : Baik
Pemilahan : Baik
Kekompakan : Padat
Kemas : Tebuka
Semen : Mineral Lempung
Sifat Butir : Kristalin
Reaksi HCl : Tidak bereaksi
Jenis Batuan : Klastik
Genesa Batuan : Mekanis
Nama Batuan : Batu konglomerat
Sketsa
16
Foto 3.8 Sketsa 3.8
Sampel 08 Sampel 08
3.2.9 LG / BS / 09 / 2013
Warna : Dark grey
Tekstur
Ukuran Butir : Lempung
Bentuk Butir : Membundar
Porositas : Baik
Pemilahan : Baik
Kekompakan : Padat
Kemas : Tertutup
Semen : Mineral Lempung
Sifat Butir : Kristalin
Reaksi HCl : Bereaksi
Jenis Batuan : Klastik
Genesa Batuan : Mekanis
Nama Batuan : Batu lempung
Sketsa
Foto 3.9 Sketsa 3.9
Sampel 09 Sampel 09
3.2.10 LG / BS / 10 / 2013
17
Warna : Light grey
Tekstur
Ukuran Butir : Pasir sangat halus
Bentuk Butir : Membundar
Porositas : Baik
Pemilahan : Baik
Kekompakan : Padat
Kemas : Tertutup
Semen : Mineral Lempung
Sifat Butir : Kristalin
Reaksi HCl : Tidak bereaksi
Jenis Batuan : Klastik
Genesa Batuan : Mekanis
Nama Batuan : Batu pasir
Sketsa
Foto 3.10 Sketsa 3.10
Sampel 10 Sampel 10
BAB IV
ANALISA
Dari hasil deskripsi yang dilakukan terhadap beberapa sampel batuan
sedimen, ada beberapa hal yang dapat dianalisa, yaitu butir yang terbentuk
dapat menjadi satu kesatuan dengan adanya perekat atau bisa disebut sebagai
semen batuannya. Dalam membedakan bebarapa jenis semen ini dalam
pendeskripsian secara megaskopis dilakukan dengan reaksi batuan terhadap
larutan HCl, pada batu gamping atau batu yang termasuk kedalam batuan
kimiawi, rekasi HCl ini jelas terjadi dikarenakan semen pada batu gamping
merupakan semen dengan unsur karbonat, namun disini terdapat beberapa
sampel yang termasuk kedalam batuan sedimen mekanis mengalami reaksi saat
diuji dengan HCl, hal ini bisa jadi dikarenakan batuan tersebut mengalami
tumbukan atau goresan dengan unsur kimia berupa karbonat, atau bisa juga
karena pada saat batuan mekanis tersebut terendapkan, mengalami kontak
dengan lingkungan sekitar pengendapan yang mempunyai unsur kimia. Namun
dalam pendeskripsian ini, beberapa batuan sedimen mekanis tidak dapat
dikatakan mempunyai semen berupa karbonat meskipun terjadi reaksi, karena
rekasi ini terjadi hanya pada satu titik tetesan HCl artinya reaksi yang terjadi tidak
dapat mewakili keseluruhan batuan tersebut.
18
BAB V
KESIMPULAN
Dari praktikum kali ini tentang “ Batuan Sedimen II”, dapat ditarik
kesimpulan bahwa batuan sedimen merupakan batuan yang terbentuk dari
material yang berukuran kecil sampai sangat besar yang berkumpul pada suatu
lingkungan endapan dan mengalami pengerasan. Massa dasar atau yang
berukuran paling kecil dari suatu batuan sedimen atau bisa disebut dengan
matrix, akan berubah menjadi sebuah semen atau perekat dimana semen
tersebut memiliki beberapa jenisnya tergantung dimana semen itu terbentuk
sesuai dengan lingkungannya. Untuk setiap batuan sedimen yang terbentuk dari
kumpulan butir-butir atau pun yang terbentuk dari unsur kimia, pada saat
pendeskripsian didapatkan perbedaan dari keduan jenis sifat fisik batuan
sedimen tersebut dan dapat dilakukan penamaan sesuai dengan karakteristik
masing-masing batuan yang mengacu pada sifat fisik ataupun terhadap reaksi
yang terjadi terhadap larutan HCl yang digunakan sebagai parameter ujinya.
19
DAFTAR PUSTAKA
Rizqigeos, 2013, “Batuan Sedimen”.
http://rizqigeos.blogspot.com/2013/05/batuan-sedimen.html. Diakses
tanggal 22 November 2013 (html, online).
Nugraheni, Swastika, 2012, “Batuan Sedimen”.
http://www.slideshare.net/SwastikaNugraheni/batuan-sedimen-tugas-
kelompok. Diakses tanggal 22 November 2013 (Slideshare, online).
Ikhsangnr, 2010, “Petrologi”.
http://ikhsangnr.wordpress.com/2010/09/02/petrologi/. Diakses tanggal 22
November 2013 (html, online).
Noor, Djauhari, 2009, “Buku Pengantar Geologi”.
LAMPIRAN