Batuan Sedimen II

30
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Bismillahirahmanirrahim Segala puji saya panjatkan kepada Allah S.W.T yang telah memberikan kesempatan untuk kami bisa menyelesaikan laporan ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Terimakasih banyak atas dukungan dari kawan-kawan sekalian terutama untuk asisten Laboratorium Geologi Universitas Islam Bandung yang telah memberikan pengetahuan dan tuntunan kepada kami dalam penyusunan laporan ini. Dalam laporan ini dijelaskan tentang pendeskripsian batuan sedimen. Deskripsi dilakukan pada ciri fisik dari batuan sedimen yang meliputi ukuran butir, bentuk butir, porositasnya, kekompakan, pemilahan, kemas, semen serta rekasi terhadap HCl dan menentukan nama batuannya. Saya sadari bahwa laporan ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, untuk itu kiranya dapat memaklumi. Akhir kata saya ucapkan terimaksih dan semoga laporan ini bermanfaat untuk khalayak. Wassalamu’alaikum Wr. Wb Bandung, 06 November 2013 Penyusun i

Transcript of Batuan Sedimen II

Page 1: Batuan Sedimen II

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Bismillahirahmanirrahim

Segala puji saya panjatkan kepada Allah S.W.T yang telah memberikan

kesempatan untuk kami bisa menyelesaikan laporan ini dengan baik dan tepat

pada waktunya.

Terimakasih banyak atas dukungan dari kawan-kawan sekalian terutama

untuk asisten Laboratorium Geologi Universitas Islam Bandung yang telah

memberikan pengetahuan dan tuntunan kepada kami dalam penyusunan laporan

ini.

Dalam laporan ini dijelaskan tentang pendeskripsian batuan sedimen.

Deskripsi dilakukan pada ciri fisik dari batuan sedimen yang meliputi ukuran butir,

bentuk butir, porositasnya, kekompakan, pemilahan, kemas, semen serta rekasi

terhadap HCl dan menentukan nama batuannya. Saya sadari bahwa laporan ini

tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, untuk itu kiranya dapat memaklumi.

Akhir kata saya ucapkan terimaksih dan semoga laporan ini bermanfaat

untuk khalayak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Bandung, 06 November 2013

Penyusun

i

Page 2: Batuan Sedimen II

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 11.1 Latar Belakang ............................................................................ 11.2 Maksud Dan Tujuan .................................................................... 1

1.2.1 Maksud .............................................................................. 11.2.2 Tujuan ................................................................................. 1

BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 22.1 Ciri – Ciri Batuan Sedimen .......................................................... 22.2 Klasifikasi Batuan Sedimen ......................................................... 2

2.2.1 Batuan sedimen klastik ....................................................... 22.2.2 Batuan sedimen non-klastik ............................................... 6

2.3 Penamaan Batuan Sedimen ....................................................... 72.4 Struktur Batuan Sedimen ........................................................... 7

BAB III TUGAS DAN PEMBAHASAN ........................................................ 103.1 Tugas .......................................................................................... 10

Menentukan Nama Batuan Sedimen .......................................... 103.2 Pembahasan ............................................................................... 10

3.2.1 LG/BS/01 .......................................................................... 103.2.2 LG/BS/02 .......................................................................... 113.2.3 LG/BS/03 .......................................................................... 113.2.4 LG/BS/04 .......................................................................... 123.2.5 LG/BS/05 .......................................................................... 133.2.6 LG/BS/06 .......................................................................... 143.2.7 LG/BS/07 .......................................................................... 143.2.8 LG/BS/08 .......................................................................... 153.2.9 LG/BS/09 .......................................................................... 163.2.10 LG/BS/10 .......................................................................... 17

BAB IV ANALISA ........................................................................................ 18

BAB V KESIMPULAN ................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ii

Page 3: Batuan Sedimen II

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Batuan sedimen merupakan bahan atau material yang terdapat di daratan

ataupun lautan yang telah mengalami proses pengangkutan dari suatu tempat ke

tempat lainnya dengan media air, angin ataupun es. Yang apabila terendapkan

akan mengalami perubahan komposisi dan bentuk baru serta pengerasan karena

gaya berat yang terus menerus tertumpuk sehingga menjadi sebuah batuan.

Dalam terbentuknya batuan sedimen ini ada beberapa faktor yang megontrol

berupa iklim, topografi, vegetasi dan juga susunan yang ada dari batuannya.

Batuan sedimen yang terangkut atau tertransportasikan ke suatu tempat yang

disebut cekungan, di tempat tersebut kemungkinan besar terendapkan karena

daerah tersebut relatif rendah dari daerah sekitarnya. Maka dari hal tersebut

material-material yang terangkut dan terendapkan akan semakin banyak dan

membentuk struktur berlapis dan mengakibatkan penurunan pada cekungan.

Material yang menyusun batuan sedimen berupa brangkal krakal, krikil, pasir,

lempung dan lanau.

1.2 Maksud Dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Maksud dari praktikum kali ini yaitu untuk lebih memperjelas setiap

perbedaan pada beberapa jenis batuan sedimen yang berasal dari hasil

rombakan batuan asalnya atau hasil pelapukan dari makhluk hidup.

1.2.2 Tujuan

Mampu membedakan jenis batuan sedimen dilihat dari jenis proses

keterbentuknya, reaksi terhadap air maupun dengan zat kimia yang

digunakan dalam pendeskripsian dan mengetahui jenis dari semen batuan

tersebut.

Mampu mengetahui genesa dari batuan sedimen tersebut dari hasil

pendeskripsian dan menentukan nama batuannya.

1

Page 4: Batuan Sedimen II

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Ciri - Ciri Batuan Sedimen

Batuan sedimen yang telah mengalami proses sedimentasi dan akhirnya

membentuk sebuah batuan, umumnya memiliki sebuah ciri - ciri, yaitu berlapis,

umumnya, memiliki unsur sedimen, tersusun atas fragmen butiran hasil dari

proses transportasi dan umumnya mengandung fosil.

Foto 2.1Ciri – ciri batuan sedimen

2.2 Klasifikasi Batuan Sedimen Berdasarkan Genesanya

Klasifikasi ini terbagi kedalam dua bagian, yaitu batuan sedimen klastik dan

batuan sedimen non-klastik. Dalam klasifikasi tersebut tentu memiliki perbedaan

dari cara keterbentukan dan sifat fisik yang dimiliki batuannya.

2.2.1 Batuan Sedimen Klastik

Batuan sedimen klastik merupakan batuan yang berasal dari suatu tempat

yang kemudian tertransportasikan dan diendapkan pada suatu cekungan atau

batuan yang terbentuk dari hasil rombakan batuan yang telah ada sebelumnya.

Ciri khusus yang dimiliki batuan sedimen klastik ini adalah mempunyai tekstur

dimana tekstur tersebut dibentuk dari hasil proses sedimentasi. Yang termasuk

tekstur pada batuan sedimen klastik, yaitu :

2

Page 5: Batuan Sedimen II

3

Besar Butir

Untuk menentukan besar butir pada batuan sedimen digunakan

komparator skala menurut Wenworth.

Gambar 2.1Wentworth scale

Bentuk Butir / Pembundaran

Bentuk butir pada batuan sedimen merupakan tingkat kelengkungan dari

setiap butiran yang terbagi kedalam sangat menyudut, menyudut, agak

menyudut, agak membundar, membundar dan membundar baik.

Gambar 2.2Bentuk butir

Porositas

Porositas adalah ruang yang terdapat diantara fragmen butiran yang ada

pada batuan yang akan menyarangkan air. Jenis porositas pada batuan

sedimen adalah porositas baik, sedang dan buruk.

Permeabilitas

Permeabilitas adalah sifat yang dimiliki oleh batuan untuk dapat

meloloskan air. Jenis permeabilitas pada batuan sedimen adalah

permeabilitas baik, sedang dan buruk.

Pemilahan

Pemilahan adalah keseragaman ukuran butir yang dimiliki sebuah batuan

sedimen. Pemilahan yang digunakan dalam pendeskripsian, yaitu terpilah

Page 6: Batuan Sedimen II

4

sangat buruk, terpilah buruk, terpilah sedang, terpilah baik dan terpilah

sangat baik.

Gambar 2.3Pemilahan ukuran butir

Kekompakan

Kekompakan merupakan salah satu dari sifat fisik batuan sedimen dimana

sebuah batuan sedimen mempunyai rekahan-rekahan. Kekompakan

terbagi kedalam bentuk padat, lunak dan mudah hancur.

Kemas

Kemas adalah hubungan antara masa dasar dengan fragmen batuan atau

sifat hubungan antar butir. Kemas pada batuan sedimen ada dua, yaitu

kemas terbuka, merupakan hubungan antara masa dasar dan fragmen

butiran yang kontras sehingga terlihat fragmen butiran mengambang diatas

masa dasar batuan. Kemas tertutup, merupakan hubungan antar fragmen

butiran yang relatif seragam, sehingga menyebabkan masa dasar tidak

terlihat.

Foto 2.2Kemas batuan sedimen klastik

Page 7: Batuan Sedimen II

5

Sementasi

Adalah bahan pengikat antar butir dari fragmen penyusun batuan. Macam

dari bahan semen pada batuan sedimen klastik adalah karbonat, silika,

dan oksida besi.

Gambar 2.4Sementasi

Fragmen

Fragmen merupakan komponen atau material kasar yang membentuk

tubuh batuan sedimen.

Matrix

Matrix merupakan masa dasar atau material halus yang berbeda antar

butiran yang terdapat dalam batuan sedimen.

Gambar 2.5Fragmen penyusun dan matrix

Jejak

Jejak merupakan salah satu ciri dari batuan sedimen karena jejak ini

merupakan sifat atau kandungan batuan sedimen untuk kandungan fosil.

Page 8: Batuan Sedimen II

6

Foto 2.3Jejak / Kandungan fosil

2.2.2 Batuan Sedimen Non-Klastik

Batuan sedimen non-klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk karena

proses kimiawi dimana material kimiawi yang larut dalam air atau penguapan

membentuk kristal garam atau dengan proses biologis seperti hasil pelapukan

dari organisme yang telah mati. Perbedaan dengan batuan sedimen klastik yaitu

pada proses sedimentasinya. Batuan sedimen non-klastik tidak mengalami

proses transportasi dan pembentukannya relativ dekat dengan batuan induknya.

Kelompok dari batuan sedimen non-klastik meliputi kelompok batuan

sedimen evaporit, merupakan hasil penguapan dari air laut menjadi uap,

contohnya terbentuknya batuan garam, gipsum.

Kelomopk karbonat, merupakan batuan sedimen yang terbentuk karena

proses kimiawi juga proses biokimia. Mineral utama penyusun batuan ini adalah

kalsit (CaCO3) dan dolomit (CaMg(CO3)2). Contoh terbentuknya batu gamping.

Kelompok silikat, merupakan batuan sedimen yang tersusun atas mineral

silikat (SiO2). Atau berasal dari kumpulan organisme yang berkomposisi silikat

seperti diatomae, radiolaria dan sponges. Contoh batuannya rijang.

Kelompok batuan sedimen organik, merupakan endapan organik yang

terdiri dari kumpulan material organik yang mengeras menjadi sebuah batu.

Contohnya adalah batubara, serpihan daun dan batang tumbuhan yang tebal

dalam suatu cekungan akan mengalami tekanan yang tinggi dan termampatkan

sehingga berubah menjadi bahan hidrokarbon.

Page 9: Batuan Sedimen II

7

2.3 Penamaan Batuan Sedimen

Penamaan pada sebuah batuan sedimen dilakukan pada dasar ukuran

serta bentuk butir juga pada mineral penyusunnya. Penggunaan butiran ini

dilakukan untuk batuan sedimen klastik yang mengacu pada klasifikasi dari skala

Wentwhort seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Untuk Batuan sedimen non-klastik, penamaan dilakukan dengan cara

menganalisa rekasi yang dihasilkan dari larutan HCl, karena umumnya batuan

sedimen non-klastik ini mengandung unsur kimia maupun mineral-mineralnya

seperti silikat dan karbonat dan kalsit serta dolomit berupa mineral penyusunnya.

Dapat dilihat pada tabel dibawah.

Tabel 2.1Klasifikasi batuan sedimen klastik

Tabel 2.2Klasifikasi batuan sedimen non-klastik

2.4 Struktur Batuan Sedimen

Struktur sedimen merupakan kelainan dari perlapisan normal batuan

sedimen yang diakibatkan oleh proses pengendapan dan energi

pembetukannya. Pada hakikatnya, struktur sedimen dapat dibedakan menjadi

dua, yaitu struktur primer dan struktur sekunder. Berikut merupakan beberapa

jenis struktur primer, diantaranya :

Perlapisan Dan Laminasi

Page 10: Batuan Sedimen II

8

Disebut dengan perlapisan jika tebalnya lebih dari 1 cm dan disebut

laminasi jika kurang dari 1 cm. Perlapisan dan laminasi batuan sedimen

terbentuk karena adanya perubahan kondisi fisik, kimia dan biologi.

Misalnya terjadi perubahan energi arus sehingga terjadi perubahan ukuran

butir yang diendapkan. Seperti contoh dibawah, terlihat perlapisan batu

pasir dan konglomerat.

Foto 2.4Struktur perlapisan

Perlapisan Bersusun (Graded Bedding)

Struktur graded bedding merupakan struktur yang khas sekali dimana

butiran makin ke atas makin halus. Graded bedding sangat penting sekali

artinya dalam penelitian untuk menentukan yang mana atas dan yang

bawah dimana yang halus merupakan bagian atasnya sedangkan bagian

yang kasar.

Foto 2.5Struktur Perlapisan bersusun

Perlapisan Silang Siur (Cross Bedding)

Merupakan bentuk lapisan yang terpotong pada bagian atasnya oleh

lapisan berikutnya yang berlainan sudutnya.

Page 11: Batuan Sedimen II

9

Foto 2.6Struktur perlapisan silang siur

Gelembur Gelombang (Current Ripple)

Bentuk perlapisan bergelombang, seperti berkerut dalam satu lapisan.

Foto 2.7Struktur gelembur gelombang

Untuk struktur sedimen sekunder, yaitu merupakan strukutur yang

terbentuk karena proses pengendapan selepas terjadinya pengendapan awal.

Salah satu contoh terbentuknya struktur sedimen dibawah hasil dari proses

deformasi pasa struktur sedimen silang siur.

Foto 2.8Deformasi sedimen silang siur

Page 12: Batuan Sedimen II

BAB III

TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 Tugas

Mendeskripsikan sebuah batuan sedimen dengan menggunakan beberapa

parameter dari sifat-sifat fisik batuan dan menentukan nama dari batuan

tersebut.

3.2 Pembahasan

3.2.1 LG / BS / 01 / 2013

Warna : Light yellow

Tekstur

Ukuran Butir : -

Bentuk Butir : -

Porositas : -

Pemilahan : -

Kekompakan : Padat

Kemas : -

Semen : Karbonat

Sifat Butir : Kristalin

Reaksi HCl : Bereaksi

Jenis Batuan : Non-Klastik

Genesa Batuan : Kimiawi

Nama Batuan : Batu gamping

Sketsa

Foto 3.1 Sketsa 3.1

Sampel 01 Sampel 01

10

Page 13: Batuan Sedimen II

11

3.2.2 LG / BS / 02 / 2013

Warna : Light yellow

Tekstur

Ukuran Butir : -

Bentuk Butir : -

Porositas : -

Pemilahan : -

Kekompakan : Padat

Kemas : -

Semen : Karbonat

Sifat Butir : Kristalin

Reaksi HCl : Bereaksi

Jenis Batuan : Non-Klastik

Genesa Batuan : Kimiawi

Nama Batuan : Batu gamping

Sketsa

Foto 3.2 Sketsa 3.2

Sampel 02 Sampel 02

3.2.3 LG / BS / 03 / 2013

Warna : Beige

Tekstur

Ukuran Butir : -

Bentuk Butir : -

Porositas : -

Pemilahan : -

Kekompakan : Padat

Kemas : -

Semen : Karbonat

Sifat Butir : Non-Kristalin

Page 14: Batuan Sedimen II

12

Reaksi HCl : Bereaksi

Jenis Batuan : Non-Klastik

Genesa Batuan : Kimiawi

Nama Batuan : Batu gamping

Sketsa

Foto 3.3 Sketsa 3.3

Sampel 03 Sampel 03

3.2.4 LG / BS / 04 / 2013

Warna : Light yellow

Tekstur

Ukuran Butir : -

Bentuk Butir : -

Porositas : -

Pemilahan : -

Kekompakan : Padat

Kemas : -

Semen : Karbonat

Sifat Butir : Kristalin

Reaksi HCl : Bereaksi

Jenis Batuan : Non-Klastik

Genesa Batuan : Kimiawi

Nama Batuan : Batu gamping

Sketsa

Page 15: Batuan Sedimen II

13

Foto 3.4 Sketsa 3.4

Sampel 04 Sampel 04

3.2.5 LG / BS / 05 / 2013

Warna : Light grey

Tekstur

Ukuran Butir : Pasir sangat kasar

Bentuk Butir : Menyudut

Porositas : Baik

Pemilahan : Baik

Kekompakan : Padat

Kemas : Tertutup

Semen : Mineral Lempung

Sifat Butir : Kristalin

Reaksi HCl : Tidak bereaksi

Jenis Batuan : Klastik

Genesa Batuan : Mekanis

Nama Batuan : Batu pasir

Sketsa

Foto 3.5 Sketsa 3.5

Sampel 05 Sampel 05

Page 16: Batuan Sedimen II

14

3.2.6 LG / BS / 06 / 2013

Warna : Dark grey

Tekstur

Ukuran Butir : Pasir sedang

Bentuk Butir : Agak menyudut

Porositas : Baik

Pemilahan : Baik

Kekompakan : Padat

Kemas : Tertutup

Semen : Mineral Lempung

Sifat Butir : Kristalin

Reaksi HCl : Bereaksi

Jenis Batuan : Klastik

Genesa Batuan : Mekanis

Nama Batuan : Batu pasir

Sketsa

Foto 3.6 Sketsa 3.6

Sampel 06 Sampel 06

3.2.7 LG / BS / 07 / 2013

Warna : Dark golden

Tekstur

Ukuran Butir : Lanau

Bentuk Butir : Membundar

Porositas : Baik

Pemilahan : Baik

Kekompakan : Padat

Kemas : Tertutup

Semen : Mineral Lempung

Page 17: Batuan Sedimen II

15

Sifat Butir : Kristalin

Reaksi HCl : Tidak bereaksi

Jenis Batuan : Klastik

Genesa Batuan : Mekanis

Nama Batuan : Batu lanau

Sketsa

Foto 3.7 Sketsa 3.7

Sampel 07 Sampel 07

3.2.8 LG / BS / 08 / 2013

Warna : Dark grey

Tekstur

Ukuran Butir : Kerakal

Bentuk Butir : Membundar

Porositas : Baik

Pemilahan : Baik

Kekompakan : Padat

Kemas : Tebuka

Semen : Mineral Lempung

Sifat Butir : Kristalin

Reaksi HCl : Tidak bereaksi

Jenis Batuan : Klastik

Genesa Batuan : Mekanis

Nama Batuan : Batu konglomerat

Sketsa

Page 18: Batuan Sedimen II

16

Foto 3.8 Sketsa 3.8

Sampel 08 Sampel 08

3.2.9 LG / BS / 09 / 2013

Warna : Dark grey

Tekstur

Ukuran Butir : Lempung

Bentuk Butir : Membundar

Porositas : Baik

Pemilahan : Baik

Kekompakan : Padat

Kemas : Tertutup

Semen : Mineral Lempung

Sifat Butir : Kristalin

Reaksi HCl : Bereaksi

Jenis Batuan : Klastik

Genesa Batuan : Mekanis

Nama Batuan : Batu lempung

Sketsa

Foto 3.9 Sketsa 3.9

Sampel 09 Sampel 09

3.2.10 LG / BS / 10 / 2013

Page 19: Batuan Sedimen II

17

Warna : Light grey

Tekstur

Ukuran Butir : Pasir sangat halus

Bentuk Butir : Membundar

Porositas : Baik

Pemilahan : Baik

Kekompakan : Padat

Kemas : Tertutup

Semen : Mineral Lempung

Sifat Butir : Kristalin

Reaksi HCl : Tidak bereaksi

Jenis Batuan : Klastik

Genesa Batuan : Mekanis

Nama Batuan : Batu pasir

Sketsa

Foto 3.10 Sketsa 3.10

Sampel 10 Sampel 10

Page 20: Batuan Sedimen II

BAB IV

ANALISA

Dari hasil deskripsi yang dilakukan terhadap beberapa sampel batuan

sedimen, ada beberapa hal yang dapat dianalisa, yaitu butir yang terbentuk

dapat menjadi satu kesatuan dengan adanya perekat atau bisa disebut sebagai

semen batuannya. Dalam membedakan bebarapa jenis semen ini dalam

pendeskripsian secara megaskopis dilakukan dengan reaksi batuan terhadap

larutan HCl, pada batu gamping atau batu yang termasuk kedalam batuan

kimiawi, rekasi HCl ini jelas terjadi dikarenakan semen pada batu gamping

merupakan semen dengan unsur karbonat, namun disini terdapat beberapa

sampel yang termasuk kedalam batuan sedimen mekanis mengalami reaksi saat

diuji dengan HCl, hal ini bisa jadi dikarenakan batuan tersebut mengalami

tumbukan atau goresan dengan unsur kimia berupa karbonat, atau bisa juga

karena pada saat batuan mekanis tersebut terendapkan, mengalami kontak

dengan lingkungan sekitar pengendapan yang mempunyai unsur kimia. Namun

dalam pendeskripsian ini, beberapa batuan sedimen mekanis tidak dapat

dikatakan mempunyai semen berupa karbonat meskipun terjadi reaksi, karena

rekasi ini terjadi hanya pada satu titik tetesan HCl artinya reaksi yang terjadi tidak

dapat mewakili keseluruhan batuan tersebut.

18

Page 21: Batuan Sedimen II

BAB V

KESIMPULAN

Dari praktikum kali ini tentang “ Batuan Sedimen II”, dapat ditarik

kesimpulan bahwa batuan sedimen merupakan batuan yang terbentuk dari

material yang berukuran kecil sampai sangat besar yang berkumpul pada suatu

lingkungan endapan dan mengalami pengerasan. Massa dasar atau yang

berukuran paling kecil dari suatu batuan sedimen atau bisa disebut dengan

matrix, akan berubah menjadi sebuah semen atau perekat dimana semen

tersebut memiliki beberapa jenisnya tergantung dimana semen itu terbentuk

sesuai dengan lingkungannya. Untuk setiap batuan sedimen yang terbentuk dari

kumpulan butir-butir atau pun yang terbentuk dari unsur kimia, pada saat

pendeskripsian didapatkan perbedaan dari keduan jenis sifat fisik batuan

sedimen tersebut dan dapat dilakukan penamaan sesuai dengan karakteristik

masing-masing batuan yang mengacu pada sifat fisik ataupun terhadap reaksi

yang terjadi terhadap larutan HCl yang digunakan sebagai parameter ujinya.

19

Page 22: Batuan Sedimen II

DAFTAR PUSTAKA

Rizqigeos, 2013, “Batuan Sedimen”.

http://rizqigeos.blogspot.com/2013/05/batuan-sedimen.html. Diakses

tanggal 22 November 2013 (html, online).

Nugraheni, Swastika, 2012, “Batuan Sedimen”.

http://www.slideshare.net/SwastikaNugraheni/batuan-sedimen-tugas-

kelompok. Diakses tanggal 22 November 2013 (Slideshare, online).

Ikhsangnr, 2010, “Petrologi”.

http://ikhsangnr.wordpress.com/2010/09/02/petrologi/. Diakses tanggal 22

November 2013 (html, online).

Noor, Djauhari, 2009, “Buku Pengantar Geologi”.

Page 23: Batuan Sedimen II

LAMPIRAN