Laporan Batuan Sedimen II
-
Upload
fadil-tambasa -
Category
Documents
-
view
313 -
download
13
Transcript of Laporan Batuan Sedimen II
ForaminiferaKuarsa
Pori
Kalsit
Mikrit
Sparit
PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara : Batuan Sedimen Karbonat Nama : M. Rahmat Fadil T.
Hari/Tgl : Kamis/4 Nov 2010 Stb : D611 08 269
Perbesaran Total : 50x
No. Urut : 02
No. Peraga : M 03
Jenis batuan : Batuan Sedimen Karbonat
Kenampakan Mikroskopis :
Dalam pengamatan petrografis, sayatan tampak dengan warna absorbsi
orange kecoklatan pada pengamatan nikol sejajar sedangkan pada pengamatan nikol
silang sayatan tampak berwarna interferensi coklat kehitaman. Memiliki tekstur
bioklastik dimana komponen penyusun batuan karbonat umumnya disusun oleh
komponen grain dengan sisa organisme yang hidup pada masa lampau, sortasi baik,
dan kemas tertutup. Bentuk butir angular - subangular dan ukuran material berkisar
antara 0,3 mm – 0,6 mm. Memiliki komposisi material skeletal grain berupa fosil
Foraminifera dan Mollusca, non skeletal grain berupa mikrokristalin kuarsa dan
kalsit, mikrit, serta sparit
Nikol Sejajar Nikol Silang
NIKOL SEJAJAR NIKOL SILANG
Deskripsi Material :
Grain
Skeletal Grain
Skeletal grain adalah butiran cangkang penyusun batuan karbonat yang terdiri
dari seluruh mikrofosil, butiran fosil, alga, maupun pecahan dari fosil-fosil
makro. Dalam sayatan dapat diamati mikrofosil, yaitu :
- Foraminifera, memiliki ukuran 0,3 mm dan bentuknya globular.
- Mollusca, memiliki ukuran 0,4 mm dan berbentuk tabular.
- Algae, memiliki ukuran 0,6 mm dan berbentuk vase.
Non Skeletal Grain
Kuarsa (SiO2).
Mineral ini memiliki warna absorbsi orange, bentuk mineralnya subhedral-
anhedral, reliefnya sedang, intensitas sedang, tidak memiliki belahan, pecahan
tidak rata, indeks bias n.mineral > n.k-balsam, ukuran mineralnya 0,4 mm,
warna interferensi maximumnya abu-abu, bias rangkapnya 0,06 / orde I,
kembaran tidak ditemukan, sudut gelapannya 3°, jenis gelapannya
bergelombang.
Foraminifera
Kuarsa
Pori
Kalsit
Mikrit
Sparit
Kalsit (CaCO3)
Warna absorbsi orange, bentuk mineral subhedral-euhedral, relief sedang,
intensitas sedang, ukuran mineral 0,6 mm, indeks bias n.mineral > n.k-balsam,
belahan dua arah, pecahan rata, warna interferensi maksimum orange
kehijauan, pleokroisme dwikroik, bias rangkap 0,033 pada orde II, kembaran
tidak ditemukan, Sudut pemadaman 50°, dan jenis gelapan miring.
Mikrit
Berwarna absorbs orange kecoklatan dan warna ineterferensi cokelat kehitaman,
memiliki ukuran butir kurang dari 4 mikrometer dan menunjukkan adanya
ukuran kasar sampai halus dengan batas antara kristal yang tidak teratur.
Sparit
Terdiri dari material halus yang menjadi pengikat antar butiran dan mengisi
rongga pori berupa mikrokristalin Kalsit dengan warna absorbsi orange dan
warna interferensi orange kehijauan.
Presentase Material :
Material I (%) II (%) III (%) % Rata-rata
Grain 15 30 15 20
Mikrit 45 35 40 40
Sparit 40 40 40 40
Total 100 100 100 100
Nama Batuan : - Wackestone (Dunham, 1962)
- Bindstone (Embry & Kloven, 1971)
Petrogenesa :
Dalam pengamatan petrografi ini, sayatan tampak dengan warna orange
kecoklatan pada pengamatan nikol sejajar sedangkan pada pengamatan nikol silang
sayatan tampak berwarna coklat. Memiliki tekstur bioklastik yakni tekstur yang
memperlihatkan adanya butiran dari sisa organism yang hidup pada masa lampau,
sortasi buruk, dan kemas tertutup. Bentuk butir angular - subangular dan ukuran butir
berkisar antara 0,3 mm – 0,6 mm. Memiliki komposisi material skeletal grain berupa
fosil Foraminifera berukuran 0,3 mm dan bentuknya globular, serta Mollusca
berukuran 0,4 mm dengan bentuk tabular. Non skeletal grain berupa Kalsit dan
Kuarsa berukuran 0,4 mm – 0.6 mm dengan bentuk subangular – angular. Mikrit
yang berwarna coklat kehitaman karena berasal dari lumpur karbonat dengan ukuran
kurang dari 4 mikrometer, serta sparit yang terdiri dari material halus yang menjadi
pengikat antar butiran dan mengisi rongga pori berupa mikrokristalin Kalsit.
Proses pembentukannya yaitu dimulai saat organisme mati kemudian sisa-sisa
dari organisme ini tertransportasi kemudian terendapkan dan terakumulasi bersama
material-material sedimen lain Pada cekungan sedimen, material mengalami
kompaksi karena pembebanan material diatasnya serta pengaruh gravitasi,
menyebabkan hubungan antar butir menjadi lebih lekat dan air yang dikandung dalam
ruang pori-pori antar butir tedesak keluar sehingga volume batuan sedimen yang
terbentuk menjadi lebih padat. Sementara itu, sisa organisme berupa Foraminifera
dan Mollusca yang tidak resisten mulai tergantikan dengan partikel karbonat dan
butiran kuarsa. Lumpur karbonat dan butiran kuarsa ini juga mengisi ruang antar
butiran sebagai matriks atau disebut juga mikrit. Kemudian terjadi sementasi yaitu
material yang terlarut didalamnya mengendap dan merekat (menyemen) butiran-
butiran sedimen berupa mineral-mineral atau lumpur karbonat dengan semen berupa
mikrokristalin Kalsit yang disebut sparit. Setelah itu, terjadi litifikasi yaitu proses
dimana sedimen baru yang urai (unconsolidated) perlahan-lahan berubah menjadi
batuan sedimen akibat dari tekanan terus menerus. Akibat kondisi lingkungan
pengendapan, kemudian terjadi proses lanjutan berupa pelarutan kristal ataupun
mineral-mineral yang telah terbentuk pada batuan sedimen ini. Kemudian terjadi
rekristalisasi mineral-mineral yang tidak resisten tadi menjadi mineral-mineral kalsit.
Berdasar komponennya, dapat diinterpretasikan bahwa lingkungan pengendapan
batuan ini adalah pada laut dangkal yakni daerah fibrous yang merupakan lingkungan
pengendapan yang masih terpengaruh oleh sinar matahari pada kedalaman laut.
Berdasarkan hasil pengamatan dan proses pembentukannya maka dapat
diinterpretasikan nama batuannya adalah Wackestone (Dunham, 1962) atau
Bindstone (Embry & Kloven, 1971).
Batuan ini biasanya berasosiasi dengan batuan sedimen lain seperti
Grainstone, Mudstone, ataupun Cristallin. Adapun kegunaan dari batuan ini yaitu
sebagai material bahan bangunan, bahan penelitian paleogeologi, sebagai bahan gips,
ataupun dalam industry farmasi.
Referensi :
- Irfan, Ulva Ria, Hamid Umar, dan Kaharuddin, Ms. 2010. Bahan Ajar Petrografi
2010-2011. Laboratorium Mineral Optik Jurusan Teknik Geologi Universitas
Hasanuddin; Makassar.
- Simon & Schuster’s. 1978. Rocks and Minerals. A Fireside Book; New York.
- Irfan, Ulva Ria. 2010. Mineral Optik. Laboratorium Mineral Optik Jurusan Teknik
Geologi Universitas Hasanuddin; Makassar.
- Kaharuddin, Ms. 1988. Penuntun Praktikum Petrologi. Himpunan Mahasiswa
Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin; Makassar.
ASISTEN PRAKTIKAN
(YISNIA SOPIANI K.) (M. RAHMAT FADIL T.)
Klasifikasi Dunham (1962)
Klasifikasi Embry & Kloven (1971)
`
PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara : Batuan Sedimen Karbonat Nama : M. Rahmat Fadil T.
Mikrit
Kuarsa
Ortoklas
Kalsit
Sparit
Hari/Tgl : Kamis/4 Nov 2010 Stb : D611 08 269
Perbesaran Total : 50x
No. Urut : 01
No. Peraga : AB 87
Jenis batuan : Batuan Sedimen Karbonat
Kenampakan Mikroskopis :
Dalam pengamatan petrografi ini, sayatan tampak dengan warna orange
kecoklatan pada pengamatan nikol sejajar sedangkan pada pengamatan nikol silang
sayatan tampak berwarna coklat. Memiliki tekstur chemical klastik dimana
komponen batuan umumnya disusun oleh kristal-kristal mineral karbonat, sortasi
buruk, dan kemas terbuka. Bentuk butir angular - subangular dan ukuran mineral-
mineralnya berkisar antara 0.2 – 1 mm. Memiliki komposisi material grain non
skeletal berupa mikrokrostalin kalsit, dolomit, dan kuarsa, serta sparit.
Nikol Sejajar Nikol Silang
Mikrit
Kuarsa
Ortoklas
Kalsit
Sparit
NIKOL SEJAJAR NIKOL SILANG
Deskripsi Material :
Grain
Non Skeletal Grain
Kuarsa (SiO2).
Mineral ini memiliki warna absorbsi orange, bentuk mineralnya subhedral-
anhedral, reliefnya sedang, intensitas sedang, tidak memiliki belahan, pecahan
tidak rata, indeks bias n.mineral > n.k-balsam, ukuran mineralnya 0,2 mm,
warna interferensi maximumnya abu-abu, bias rangkapnya 0,06 / orde I,
kembaran tidak ditemukan, sudut gelapannya 3°, jenis gelapannya
bergelombang.
Kalsit (CaCO3)
Warna absorbsi orange, bentuk mineral subhedral-euhedral, relief sedang,
intensitas sedang, ukuran mineral 1 mm, indeks bias n.mineral > n.k-balsam,
belahan dua arah, pecahan rata, warna interferensi maksimum orange
kehijauan, pleokroisme dwikroik, bias rangkap 0,033 pada orde II, kembaran
tidak ditemukan, Sudut pemadaman 50°, dan jenis gelapan miring.
Dolomit (Ca(Mg,Fe)(CO3)2)
Warna absorbsi orange, bentuk mineral subhedral-euhedral, relief sedang,
intensitas sedang, ukuran mineral 0,4 mm, indeks bias n.mineral > n.k-balsam,
belahan dua arah, pecahan rata, warna interferensi maksimum orange
kehijauan, pleokroisme dwikroik, bias rangkap 0,031 pada orde II, kembaran
tidak ditemukan, Sudut pemadaman 45°, dan jenis gelapan miring.
Mikrit
Berwarna absorbs orange kecoklatan dan warna ineterferensi cokelat kehitaman,
memiliki ukuran butir kurang dari 4 mikrometer dan menunjukkan adanya
ukuran kasar sampai halus dengan batas antara kristal yang tidak teratur.
Sparit
Terdiri dari material halus yang menjadi pengikat antar butiran dan mengisi
rongga pori berupa mikrokristalin Kalsit dengan warna absorbsi orange dan
warna interferensi orange kehijauan.
Presentase Material :
Material I (%) II (%) III (%) % Rata-rata
Kalsit 40 45 50 45
Kuarsa 10 5 5 6.7
Dolomit 15 10 5 10
Mikrit 20 20 20 20
Sparit 15 20 20 18.3
Total 100 100 100 100
Nama Batuan : - Crystalline (Dunham, 1962)
Petrogenesa :
Dalam pengamatan petrografi ini, sayatan tampak dengan warna orange
kecoklatan pada pengamatan nikol sejajar sedangkan pada pengamatan nikol silang
sayatan tampak berwarna coklat. Memiliki tekstur chemical klastik dimana
komponen batuan disusun oleh butiran kristal-kristal mineral karbonat, sortasi buruk,
dan kemas tertutup. Bentuk mineral angular - subangular dan ukuran mineral-
mineralnya berkisar antara 0.2 – 1 mm. Memiliki komposisi material grain non
skeletal yang berukuran 0.2 – 0.1 mm berupa mikrokrostalin Kalsit, Dolomit, dan
Kuarsa, serta sparit yang terdiri dari material halus yang menjadi pengikat antar
butiran dan mengisi rongga pori berupa mikrokristalin Kalsit.
Proses pembentukan batuan ini dimulai saat batuan asal mengalami pelapukan
dan erosi hingga akhirnya tertransportasi pada suatu lingkungan pengendapan yang
kaya akan unsur karbonat namun tidak terdapat adanya sisa-sisa organism, material
ini kemudian mengalami kompaksi karena pembebanan material diatasnya serta
pengaruh gravitasi, menyebabkan hubungan antar butir menjadi lebih lekat dan air
yang dikandung dalam ruang pori-pori antar butir tedesak keluar sehingga volume
batuan sedimen yang terbentuk menjadi lebih padat. Lumpur karbonat pada cekungan
kemudian mengalami kristalisasi membentuk mineral-mineral yang menjadi grain
pada batuan, dan bersama dengan butiran kuarsa mengisi ruang antar butiran sebagai
matriks atau disebut juga mikrit. Kemudian terjadi sementasi yaitu material yang
terlarut didalamnya merekatkan dan menyemen butiran-butiran sedimen berupa
mineral-mineral atau lumpur karbonat dengan semen berupa mikrokristalin Kalsit
yang disebut sparit. Setelah itu, terjadi litifikasi yaitu proses dimana sedimen baru
yang urai (unconsolidated) perlahan-lahan berubah menjadi batuan sedimen akibat
dari tekanan terus menerus. Akibat kondisi lingkungan pengendapan, kemudian
terjadi proses lanjutan berupa pelarutan kristal ataupun mineral-mineral yang telah
terbentuk pada batuan sedimen ini. Dilihat dari komposisi mineralnya, terjadi
rekristalisasi mineral-mineral yang tidak resisten tadi menjadi mineral-mineral kalsit,
kemudian terjadi replacement dimana mineral kalsit yang terbentuk tadi masih belum
cukup stabil sehingga mulai tergantikan oleh mineral-mineral dolomite melalui
rekristalisasi. Berdasar komponennya, dapat diinterpretasikan bahwa lingkungan
pengendapan batuan ini adalah pada laut dangkal yakni daerah reef atau daerah pantai
yang dekat dari daratan.
Berdasarkan hasil pengamatan dan proses pembentukannya maka dapat
diinterpretasikan nama batuannya adalah Crystalline (Dunham, 1962).
Batuan ini biasanya berasosiasi dengan batuan sedimen lain seperti
Grainstone, Mudstone, ataupun Boundsotone. Adapun kegunaan dari batuan ini yaitu
sebagai material bahan bangunan, sebagai bahan pembuatan gips, dalam industry
farmasi, atau bahan pembuatan cat.
Referensi :
- Irfan, Ulva Ria, Hamid Umar, dan Kaharuddin, Ms. 2010. Bahan Ajar Petrografi
2010-2011. Laboratorium Mineral Optik Jurusan Teknik Geologi Universitas
Hasanuddin; Makassar.
- Simon & Schuster’s. 1978. Rocks and Minerals. A Fireside Book; New York.
- Irfan, Ulva Ria. 2010. Mineral Optik. Laboratorium Mineral Optik Jurusan Teknik
Geologi Universitas Hasanuddin; Makassar.
- Kaharuddin, Ms. 1988. Penuntun Praktikum Petrologi. Himpunan Mahasiswa
Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin; Makassar.
ASISTEN PRAKTIKAN
(YISNIA SOPIANI K.) (M. RAHMAT FADIL T.)
PRAKTIKUM PETROGRAFI
Fosil Foraminifera
Ekstraklas
Kalsit
Mikrit
Sparit
Acara : Batuan Sedimen Karbonat Nama : M. Rahmat Fadil T.
Hari/Tgl : Kamis/4 Nov 2010 Stb : D611 08 269
Perbesaran Total : 50x
No. Urut : 03
No. Peraga : Cmx. 68
Jenis batuan : Batuan Sedimen Karbonat
Kenampakan Mikroskopis :
Dalam pengamatan petrografi ini, sayatan tampak dengan warna orange
kecoklatan pada pengamatan nikol sejajar sedangkan pada pengamatan nikol silang
sayatan tampak berwarna coklat. Memiliki tekstur bioklastik dimana komponen
penyusun batuan karbonat umumnya disusun oleh komponen grain, sortasi buruk, dan
kemas terbuka. Bentuk mineral angular - subangular dan ukuran mineral-mineralnya
berkisar antara 0.2 – 1 mm. Memiliki komposisi material grain skeletal berupa fosil
Foraminifera serta grain non skeletal berupa ekstraklas, mikrit, dan sparit.
Nikol Sejajar Nikol Silang
Fosil Foraminifera
Ekstraklas
Kalsit
Mikrit
Sparit
NIKOL SEJAJAR NIKOL SILANG
Deskripsi Material :
Grain
Non Skeletal Grain
Memiliki ukuran 0.6 – 1 mm, bentuknya rounded - subrounded. Non skeletal
grain dalam pengamatan sayatan tipis ini berupa ekstraklas yaitu fragmen dari
sedimen yang berasal dari batuan lain yang tertransportasi dan terendapkan
bersama material sedimen pada saat proses sedimentasi.
Skeletal Grain
Skeletal grain adalah butiran cangkang penyusun batuan karbonat yang terdiri
dari seluruh mikrofosil, butiran fosil, alga, maupun pecahan dari fosil-fosil
makro. Dalam sayatan dapat diamati mikrofosil, yaitu :
- Foraminifera, memiliki ukuran 0.06 – 0,3 mm dan bentuknya globular.
Mikrit
Berwarna coklat, memiliki ukuran butir antara 0.2 mm – 1 mm dan menunjukkan
adanya ukuran kasar sampai halus dengan batas antara kristal yang tidak teratur.
Pada sayatan tipis ini, mikritnya berupa mikrokristalin Kalsit dan Kuarsa.
Kuarsa (SiO2).
Mineral ini memiliki warna absorbsi orange, bentuk mineralnya subhedral-
anhedral, reliefnya sedang, intensitas sedang, tidak memiliki belahan, pecahan
tidak rata, indeks bias n.mineral > n.k-balsam, ukuran mineral 0,6mm - 0,1mm,
warna interferensi maximumnya abu-abu, bias rangkapnya 0,06 / orde I,
kembaran tidak ditemukan, sudut gelapannya 3°, jenis gelapannya
bergelombang.
Kalsit (CaCO3)
Warna absorbsi orange, bentuk mineral subhedral-euhedral, relief sedang,
intensitas sedang, ukuran mineral 0,6 mm, indeks bias n.mineral > n.k-balsam,
belahan dua arah, pecahan rata, warna interferensi maksimum orange
kehijauan, pleokroisme dwikroik, bias rangkap 0,033 pada orde II, kembaran
tidak ditemukan, Sudut pemadaman 50°, dan jenis gelapan miring.
Sparit
Terdiri dari material halus yang menjadi pengikat antar butiran dan mengisi
rongga pori berupa mikrokristalin Kalsit dengan warna absorbsi orange dan
warna interferensi orange kehijauan.
Presentase Material :
Material I (%) II (%) III (%) % Rata-rata
Grain 40 35 45 40
Mikrit 35 40 30 35
Sparit 25 25 25 25
Total 100 100 100 100
Nama Batuan : - Packstone (Dunham, 1962)
- Floatstone (Embry & kloven, 1971)
Petrogenesa :
Dalam pengamatan petrografi ini, sayatan tampak dengan warna orange
kecoklatan pada pengamatan nikol sejajar sedangkan pada pengamatan nikol silang
sayatan tampak berwarna coklat. Memiliki tekstur bioklastik dimana komponen
penyusun batuan karbonat umumnya disusun oleh komponen grain, sortasi buruk, dan
kemas tertutup. Bentuk mineral angular - subangular dan ukuran mineral-mineralnya
berkisar antara 0.2 – 1 mm. Memiliki komposisi material skeletal grain berupa fosil
Foraminifera berukuran 0.06 – 0.3 mm serta non skeletal grain berukuran 0.6 – 1 mm
berupa ekstraklas yaitu fragmen dari sedimen yang berasal dari batuan lain yang
tertransportasi dan terendapkan bersama material sedimen pada saat proses
sedimentasi, mikrit yang berwarna coklat dengan ukuran butir antara 0.2 – 1 mm dan
menunjukkan adanya ukuran kasar sampai halus dengan batas antara kristal yang
tidak teratur berupa mikrokristalin Kalsit dan Kuarsa, serta sparit yang terdiri dari
material halus yang menjadi pengikat antar butiran dan mengisi rongga pori berupa
Kalsit.
Proses pembentukannya yaitu dimulai saat organisme mati kemudian sisa-sisa
dari organisme ini tertransportasi kemudian terendapkan dan terakumulasi bersama
material-material sedimen lain Pada cekungan sedimen, material mengalami
kompaksi karena pembebanan material diatasnya serta pengaruh gravitasi,
menyebabkan hubungan antar butir menjadi lebih lekat dan air yang dikandung dalam
ruang pori-pori antar butir tedesak keluar sehingga volume batuan sedimen yang
terbentuk menjadi lebih padat. Sementara itu, sisa organisme berupa Foraminifera
yang tidak resisten mulai tergantikan dengan partikel karbonat dan butiran kuarsa.
Lumpur karbonat dan butiran kuarsa ini juga mengisi ruang antar butiran lalu
mengkristal membentuk mikrokristalin kalsit dan kuarsa sebagai matriks atau disebut
juga mikrit. Kemudian terjadi sementasi yaitu material yang terlarut didalamnya
mengendap dan merekat (menyemen) butiran-butiran sedimen berupa mineral-
mineral atau lumpur karbonat dengan semen berupa mikrokristalin Kalsit yang
disebut sparit. Setelah itu, terjadi litifikasi yaitu proses dimana sedimen baru yang
urai (unconsolidated) perlahan-lahan berubah menjadi batuan sedimen akibat dari
tekanan terus menerus. Akibat kondisi lingkungan pengendapan, kemudian terjadi
proses lanjutan berupa pelarutan kristal ataupun mineral-mineral yang telah terbentuk
pada batuan sedimen ini. Dilihat dari komposisi mineralnya, terjadi rekristalisasi
mineral-mineral yang tidak resisten tadi menjadi mineral-mineral kalsit. Berdasar
komponennya, dapat diinterpretasikan bahwa lingkungan pengendapan batuan ini
adalah pada laut dangkal yakni daerah fibrous yang merupakan lingkungan yang
masih terpengaruh sinar matahari pada kedalaman laut.
Berdasarkan hasil pengamatan dan proses pembentukannya maka dapat
diinterpretasikan nama batuannya adalah Packstone (Dunham, 1962); dan Floatstone
(Embry & Kloven, 1971).
Batuan ini biasanya berasosiasi dengan batuan sedimen lain seperti
Grainstone, Mudstone, ataupun Boundsotone. Adapun kegunaan dari batuan ini yaitu
sebagai material bahan bangunan, bahan penelitian paleogeologi, sebagai bahan
pembuatan gips, dalam industry farmasi, atau bahan pembuatan cat.
Referensi :
- Irfan, Ulva Ria, Hamid Umar, dan Kaharuddin, Ms. 2010. Bahan Ajar Petrografi
2010-2011. Laboratorium Mineral Optik Jurusan Teknik Geologi Universitas
Hasanuddin; Makassar.
- Simon & Schuster’s. 1978. Rocks and Minerals. A Fireside Book; New York.
- Irfan, Ulva Ria. 2010. Mineral Optik. Laboratorium Mineral Optik Jurusan Teknik
Geologi Universitas Hasanuddin; Makassar.
- Kaharuddin, Ms. 1988. Penuntun Praktikum Petrologi. Himpunan Mahasiswa
Geologi Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin; Makassar.
ASISTEN PRAKTIKAN
(YISNIA SOPIANI K.) (M. RAHMAT FADIL T.)
Klasifikasi Dunham (1962)
`