Laporan Batuan Sedimen II

29
PRAKTIKUM PETROGRAFI Acara : Batuan Sedimen Karbonat Nama : M. Rahmat Fadil T. Hari/Tgl : Kamis/4 Nov 2010 Stb : D611 08 269 Perbesaran Total : 50x No. Urut : 02 No. Peraga : M 03 Jenis batuan : Batuan Sedimen Karbonat Kenampakan Mikroskopis : Dalam pengamatan petrografis, sayatan tampak dengan warna absorbsi orange kecoklatan pada pengamatan nikol sejajar sedangkan pada pengamatan nikol silang sayatan tampak berwarna interferensi coklat kehitaman. Memiliki tekstur bioklastik dimana komponen penyusun batuan karbonat umumnya disusun oleh komponen grain dengan sisa organisme yang hidup pada masa lampau, sortasi baik, dan kemas tertutup. Bentuk butir angular - subangular dan ukuran material berkisar antara 0,3 mm – 0,6 mm. Memiliki komposisi material skeletal grain berupa

Transcript of Laporan Batuan Sedimen II

Page 1: Laporan Batuan Sedimen II

ForaminiferaKuarsa

Pori

Kalsit

Mikrit

Sparit

PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Batuan Sedimen Karbonat Nama : M. Rahmat Fadil T.

Hari/Tgl : Kamis/4 Nov 2010 Stb : D611 08 269

Perbesaran Total : 50x

No. Urut : 02

No. Peraga : M 03

Jenis batuan : Batuan Sedimen Karbonat

Kenampakan Mikroskopis :

Dalam pengamatan petrografis, sayatan tampak dengan warna absorbsi

orange kecoklatan pada pengamatan nikol sejajar sedangkan pada pengamatan nikol

silang sayatan tampak berwarna interferensi coklat kehitaman. Memiliki tekstur

bioklastik dimana komponen penyusun batuan karbonat umumnya disusun oleh

komponen grain dengan sisa organisme yang hidup pada masa lampau, sortasi baik,

dan kemas tertutup. Bentuk butir angular - subangular dan ukuran material berkisar

antara 0,3 mm – 0,6 mm. Memiliki komposisi material skeletal grain berupa fosil

Foraminifera dan Mollusca, non skeletal grain berupa mikrokristalin kuarsa dan

kalsit, mikrit, serta sparit

Nikol Sejajar Nikol Silang

Page 2: Laporan Batuan Sedimen II

NIKOL SEJAJAR NIKOL SILANG

Deskripsi Material :

Grain

Skeletal Grain

Skeletal grain adalah butiran cangkang penyusun batuan karbonat yang terdiri

dari seluruh mikrofosil, butiran fosil, alga, maupun pecahan dari fosil-fosil

makro. Dalam sayatan dapat diamati mikrofosil, yaitu :

- Foraminifera, memiliki ukuran 0,3 mm dan bentuknya globular.

- Mollusca, memiliki ukuran 0,4 mm dan berbentuk tabular.

- Algae, memiliki ukuran 0,6 mm dan berbentuk vase.

Non Skeletal Grain

Kuarsa (SiO2).

Mineral ini memiliki warna absorbsi orange, bentuk mineralnya subhedral-

anhedral, reliefnya sedang, intensitas sedang, tidak memiliki belahan, pecahan

tidak rata, indeks bias n.mineral > n.k-balsam, ukuran mineralnya 0,4 mm,

warna interferensi maximumnya abu-abu, bias rangkapnya 0,06 / orde I,

kembaran tidak ditemukan, sudut gelapannya 3°, jenis gelapannya

bergelombang.

Foraminifera

Kuarsa

Pori

Kalsit

Mikrit

Sparit

Page 3: Laporan Batuan Sedimen II

Kalsit (CaCO3)

Warna absorbsi orange, bentuk mineral subhedral-euhedral, relief sedang,

intensitas sedang, ukuran mineral 0,6 mm, indeks bias n.mineral > n.k-balsam,

belahan dua arah, pecahan rata, warna interferensi maksimum orange

kehijauan, pleokroisme dwikroik, bias rangkap 0,033 pada orde II, kembaran

tidak ditemukan, Sudut pemadaman 50°, dan jenis gelapan miring.

Mikrit

Berwarna absorbs orange kecoklatan dan warna ineterferensi cokelat kehitaman,

memiliki ukuran butir kurang dari 4 mikrometer dan menunjukkan adanya

ukuran kasar sampai halus dengan batas antara kristal yang tidak teratur.

Sparit

Terdiri dari material halus yang menjadi pengikat antar butiran dan mengisi

rongga pori berupa mikrokristalin Kalsit dengan warna absorbsi orange dan

warna interferensi orange kehijauan.

Presentase Material :

Material I (%) II (%) III (%) % Rata-rata

Grain 15 30 15 20

Mikrit 45 35 40 40

Sparit 40 40 40 40

Total 100 100 100 100

Nama Batuan : - Wackestone (Dunham, 1962)

- Bindstone (Embry & Kloven, 1971)

Petrogenesa :

Page 4: Laporan Batuan Sedimen II

Dalam pengamatan petrografi ini, sayatan tampak dengan warna orange

kecoklatan pada pengamatan nikol sejajar sedangkan pada pengamatan nikol silang

sayatan tampak berwarna coklat. Memiliki tekstur bioklastik yakni tekstur yang

memperlihatkan adanya butiran dari sisa organism yang hidup pada masa lampau,

sortasi buruk, dan kemas tertutup. Bentuk butir angular - subangular dan ukuran butir

berkisar antara 0,3 mm – 0,6 mm. Memiliki komposisi material skeletal grain berupa

fosil Foraminifera berukuran 0,3 mm dan bentuknya globular, serta Mollusca

berukuran 0,4 mm dengan bentuk tabular. Non skeletal grain berupa Kalsit dan

Kuarsa berukuran 0,4 mm – 0.6 mm dengan bentuk subangular – angular. Mikrit

yang berwarna coklat kehitaman karena berasal dari lumpur karbonat dengan ukuran

kurang dari 4 mikrometer, serta sparit yang terdiri dari material halus yang menjadi

pengikat antar butiran dan mengisi rongga pori berupa mikrokristalin Kalsit.

Proses pembentukannya yaitu dimulai saat organisme mati kemudian sisa-sisa

dari organisme ini tertransportasi kemudian terendapkan dan terakumulasi bersama

material-material sedimen lain Pada cekungan sedimen, material mengalami

kompaksi karena pembebanan material diatasnya serta pengaruh gravitasi,

menyebabkan hubungan antar butir menjadi lebih lekat dan air yang dikandung dalam

ruang pori-pori antar butir tedesak keluar sehingga volume batuan sedimen yang

terbentuk menjadi lebih padat. Sementara itu, sisa organisme berupa Foraminifera

dan Mollusca yang tidak resisten mulai tergantikan dengan partikel karbonat dan

butiran kuarsa. Lumpur karbonat dan butiran kuarsa ini juga mengisi ruang antar

butiran sebagai matriks atau disebut juga mikrit. Kemudian terjadi sementasi yaitu

material yang terlarut didalamnya mengendap dan merekat (menyemen) butiran-

butiran sedimen berupa mineral-mineral atau lumpur karbonat dengan semen berupa

mikrokristalin Kalsit yang disebut sparit. Setelah itu, terjadi litifikasi yaitu proses

dimana sedimen baru yang urai (unconsolidated) perlahan-lahan berubah menjadi

batuan sedimen akibat dari tekanan terus menerus. Akibat kondisi lingkungan

Page 5: Laporan Batuan Sedimen II

pengendapan, kemudian terjadi proses lanjutan berupa pelarutan kristal ataupun

mineral-mineral yang telah terbentuk pada batuan sedimen ini. Kemudian terjadi

rekristalisasi mineral-mineral yang tidak resisten tadi menjadi mineral-mineral kalsit.

Berdasar komponennya, dapat diinterpretasikan bahwa lingkungan pengendapan

batuan ini adalah pada laut dangkal yakni daerah fibrous yang merupakan lingkungan

pengendapan yang masih terpengaruh oleh sinar matahari pada kedalaman laut.

Berdasarkan hasil pengamatan dan proses pembentukannya maka dapat

diinterpretasikan nama batuannya adalah Wackestone (Dunham, 1962) atau

Bindstone (Embry & Kloven, 1971).

Batuan ini biasanya berasosiasi dengan batuan sedimen lain seperti

Grainstone, Mudstone, ataupun Cristallin. Adapun kegunaan dari batuan ini yaitu

sebagai material bahan bangunan, bahan penelitian paleogeologi, sebagai bahan gips,

ataupun dalam industry farmasi.

Referensi :

- Irfan, Ulva Ria, Hamid Umar, dan Kaharuddin, Ms. 2010. Bahan Ajar Petrografi

Page 6: Laporan Batuan Sedimen II

2010-2011. Laboratorium Mineral Optik Jurusan Teknik Geologi Universitas

Hasanuddin; Makassar.

- Simon & Schuster’s. 1978. Rocks and Minerals. A Fireside Book; New York.

- Irfan, Ulva Ria. 2010. Mineral Optik. Laboratorium Mineral Optik Jurusan Teknik

Geologi Universitas Hasanuddin; Makassar.

- Kaharuddin, Ms. 1988. Penuntun Praktikum Petrologi. Himpunan Mahasiswa

Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin; Makassar.

ASISTEN PRAKTIKAN

(YISNIA SOPIANI K.) (M. RAHMAT FADIL T.)

Klasifikasi Dunham (1962)

Page 7: Laporan Batuan Sedimen II

Klasifikasi Embry & Kloven (1971)

`

PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Batuan Sedimen Karbonat Nama : M. Rahmat Fadil T.

Page 8: Laporan Batuan Sedimen II

Mikrit

Kuarsa

Ortoklas

Kalsit

Sparit

Hari/Tgl : Kamis/4 Nov 2010 Stb : D611 08 269

Perbesaran Total : 50x

No. Urut : 01

No. Peraga : AB 87

Jenis batuan : Batuan Sedimen Karbonat

Kenampakan Mikroskopis :

Dalam pengamatan petrografi ini, sayatan tampak dengan warna orange

kecoklatan pada pengamatan nikol sejajar sedangkan pada pengamatan nikol silang

sayatan tampak berwarna coklat. Memiliki tekstur chemical klastik dimana

komponen batuan umumnya disusun oleh kristal-kristal mineral karbonat, sortasi

buruk, dan kemas terbuka. Bentuk butir angular - subangular dan ukuran mineral-

mineralnya berkisar antara 0.2 – 1 mm. Memiliki komposisi material grain non

skeletal berupa mikrokrostalin kalsit, dolomit, dan kuarsa, serta sparit.

Nikol Sejajar Nikol Silang

Page 9: Laporan Batuan Sedimen II

Mikrit

Kuarsa

Ortoklas

Kalsit

Sparit

NIKOL SEJAJAR NIKOL SILANG

Deskripsi Material :

Grain

Non Skeletal Grain

Kuarsa (SiO2).

Mineral ini memiliki warna absorbsi orange, bentuk mineralnya subhedral-

anhedral, reliefnya sedang, intensitas sedang, tidak memiliki belahan, pecahan

tidak rata, indeks bias n.mineral > n.k-balsam, ukuran mineralnya 0,2 mm,

warna interferensi maximumnya abu-abu, bias rangkapnya 0,06 / orde I,

kembaran tidak ditemukan, sudut gelapannya 3°, jenis gelapannya

bergelombang.

Kalsit (CaCO3)

Warna absorbsi orange, bentuk mineral subhedral-euhedral, relief sedang,

intensitas sedang, ukuran mineral 1 mm, indeks bias n.mineral > n.k-balsam,

belahan dua arah, pecahan rata, warna interferensi maksimum orange

kehijauan, pleokroisme dwikroik, bias rangkap 0,033 pada orde II, kembaran

tidak ditemukan, Sudut pemadaman 50°, dan jenis gelapan miring.

Dolomit (Ca(Mg,Fe)(CO3)2)

Page 10: Laporan Batuan Sedimen II

Warna absorbsi orange, bentuk mineral subhedral-euhedral, relief sedang,

intensitas sedang, ukuran mineral 0,4 mm, indeks bias n.mineral > n.k-balsam,

belahan dua arah, pecahan rata, warna interferensi maksimum orange

kehijauan, pleokroisme dwikroik, bias rangkap 0,031 pada orde II, kembaran

tidak ditemukan, Sudut pemadaman 45°, dan jenis gelapan miring.

Mikrit

Berwarna absorbs orange kecoklatan dan warna ineterferensi cokelat kehitaman,

memiliki ukuran butir kurang dari 4 mikrometer dan menunjukkan adanya

ukuran kasar sampai halus dengan batas antara kristal yang tidak teratur.

Sparit

Terdiri dari material halus yang menjadi pengikat antar butiran dan mengisi

rongga pori berupa mikrokristalin Kalsit dengan warna absorbsi orange dan

warna interferensi orange kehijauan.

Presentase Material :

Material I (%) II (%) III (%) % Rata-rata

Kalsit 40 45 50 45

Kuarsa 10 5 5 6.7

Dolomit 15 10 5 10

Mikrit 20 20 20 20

Sparit 15 20 20 18.3

Total 100 100 100 100

Nama Batuan : - Crystalline (Dunham, 1962)

Petrogenesa :

Page 11: Laporan Batuan Sedimen II

Dalam pengamatan petrografi ini, sayatan tampak dengan warna orange

kecoklatan pada pengamatan nikol sejajar sedangkan pada pengamatan nikol silang

sayatan tampak berwarna coklat. Memiliki tekstur chemical klastik dimana

komponen batuan disusun oleh butiran kristal-kristal mineral karbonat, sortasi buruk,

dan kemas tertutup. Bentuk mineral angular - subangular dan ukuran mineral-

mineralnya berkisar antara 0.2 – 1 mm. Memiliki komposisi material grain non

skeletal yang berukuran 0.2 – 0.1 mm berupa mikrokrostalin Kalsit, Dolomit, dan

Kuarsa, serta sparit yang terdiri dari material halus yang menjadi pengikat antar

butiran dan mengisi rongga pori berupa mikrokristalin Kalsit.

Proses pembentukan batuan ini dimulai saat batuan asal mengalami pelapukan

dan erosi hingga akhirnya tertransportasi pada suatu lingkungan pengendapan yang

kaya akan unsur karbonat namun tidak terdapat adanya sisa-sisa organism, material

ini kemudian mengalami kompaksi karena pembebanan material diatasnya serta

pengaruh gravitasi, menyebabkan hubungan antar butir menjadi lebih lekat dan air

yang dikandung dalam ruang pori-pori antar butir tedesak keluar sehingga volume

batuan sedimen yang terbentuk menjadi lebih padat. Lumpur karbonat pada cekungan

kemudian mengalami kristalisasi membentuk mineral-mineral yang menjadi grain

pada batuan, dan bersama dengan butiran kuarsa mengisi ruang antar butiran sebagai

matriks atau disebut juga mikrit. Kemudian terjadi sementasi yaitu material yang

terlarut didalamnya merekatkan dan menyemen butiran-butiran sedimen berupa

mineral-mineral atau lumpur karbonat dengan semen berupa mikrokristalin Kalsit

yang disebut sparit. Setelah itu, terjadi litifikasi yaitu proses dimana sedimen baru

yang urai (unconsolidated) perlahan-lahan berubah menjadi batuan sedimen akibat

dari tekanan terus menerus. Akibat kondisi lingkungan pengendapan, kemudian

terjadi proses lanjutan berupa pelarutan kristal ataupun mineral-mineral yang telah

terbentuk pada batuan sedimen ini. Dilihat dari komposisi mineralnya, terjadi

rekristalisasi mineral-mineral yang tidak resisten tadi menjadi mineral-mineral kalsit,

Page 12: Laporan Batuan Sedimen II

kemudian terjadi replacement dimana mineral kalsit yang terbentuk tadi masih belum

cukup stabil sehingga mulai tergantikan oleh mineral-mineral dolomite melalui

rekristalisasi. Berdasar komponennya, dapat diinterpretasikan bahwa lingkungan

pengendapan batuan ini adalah pada laut dangkal yakni daerah reef atau daerah pantai

yang dekat dari daratan.

Berdasarkan hasil pengamatan dan proses pembentukannya maka dapat

diinterpretasikan nama batuannya adalah Crystalline (Dunham, 1962).

Batuan ini biasanya berasosiasi dengan batuan sedimen lain seperti

Grainstone, Mudstone, ataupun Boundsotone. Adapun kegunaan dari batuan ini yaitu

sebagai material bahan bangunan, sebagai bahan pembuatan gips, dalam industry

farmasi, atau bahan pembuatan cat.

Referensi :

- Irfan, Ulva Ria, Hamid Umar, dan Kaharuddin, Ms. 2010. Bahan Ajar Petrografi

2010-2011. Laboratorium Mineral Optik Jurusan Teknik Geologi Universitas

Hasanuddin; Makassar.

- Simon & Schuster’s. 1978. Rocks and Minerals. A Fireside Book; New York.

- Irfan, Ulva Ria. 2010. Mineral Optik. Laboratorium Mineral Optik Jurusan Teknik

Geologi Universitas Hasanuddin; Makassar.

- Kaharuddin, Ms. 1988. Penuntun Praktikum Petrologi. Himpunan Mahasiswa

Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin; Makassar.

ASISTEN PRAKTIKAN

(YISNIA SOPIANI K.) (M. RAHMAT FADIL T.)

PRAKTIKUM PETROGRAFI

Page 13: Laporan Batuan Sedimen II

Fosil Foraminifera

Ekstraklas

Kalsit

Mikrit

Sparit

Acara : Batuan Sedimen Karbonat Nama : M. Rahmat Fadil T.

Hari/Tgl : Kamis/4 Nov 2010 Stb : D611 08 269

Perbesaran Total : 50x

No. Urut : 03

No. Peraga : Cmx. 68

Jenis batuan : Batuan Sedimen Karbonat

Kenampakan Mikroskopis :

Dalam pengamatan petrografi ini, sayatan tampak dengan warna orange

kecoklatan pada pengamatan nikol sejajar sedangkan pada pengamatan nikol silang

sayatan tampak berwarna coklat. Memiliki tekstur bioklastik dimana komponen

penyusun batuan karbonat umumnya disusun oleh komponen grain, sortasi buruk, dan

kemas terbuka. Bentuk mineral angular - subangular dan ukuran mineral-mineralnya

berkisar antara 0.2 – 1 mm. Memiliki komposisi material grain skeletal berupa fosil

Foraminifera serta grain non skeletal berupa ekstraklas, mikrit, dan sparit.

Nikol Sejajar Nikol Silang

Page 14: Laporan Batuan Sedimen II

Fosil Foraminifera

Ekstraklas

Kalsit

Mikrit

Sparit

NIKOL SEJAJAR NIKOL SILANG

Deskripsi Material :

Grain

Non Skeletal Grain

Memiliki ukuran 0.6 – 1 mm, bentuknya rounded - subrounded. Non skeletal

grain dalam pengamatan sayatan tipis ini berupa ekstraklas yaitu fragmen dari

sedimen yang berasal dari batuan lain yang tertransportasi dan terendapkan

bersama material sedimen pada saat proses sedimentasi.

Skeletal Grain

Skeletal grain adalah butiran cangkang penyusun batuan karbonat yang terdiri

dari seluruh mikrofosil, butiran fosil, alga, maupun pecahan dari fosil-fosil

makro. Dalam sayatan dapat diamati mikrofosil, yaitu :

- Foraminifera, memiliki ukuran 0.06 – 0,3 mm dan bentuknya globular.

Mikrit

Berwarna coklat, memiliki ukuran butir antara 0.2 mm – 1 mm dan menunjukkan

adanya ukuran kasar sampai halus dengan batas antara kristal yang tidak teratur.

Pada sayatan tipis ini, mikritnya berupa mikrokristalin Kalsit dan Kuarsa.

Kuarsa (SiO2).

Mineral ini memiliki warna absorbsi orange, bentuk mineralnya subhedral-

anhedral, reliefnya sedang, intensitas sedang, tidak memiliki belahan, pecahan

tidak rata, indeks bias n.mineral > n.k-balsam, ukuran mineral 0,6mm - 0,1mm,

Page 15: Laporan Batuan Sedimen II

warna interferensi maximumnya abu-abu, bias rangkapnya 0,06 / orde I,

kembaran tidak ditemukan, sudut gelapannya 3°, jenis gelapannya

bergelombang.

Kalsit (CaCO3)

Warna absorbsi orange, bentuk mineral subhedral-euhedral, relief sedang,

intensitas sedang, ukuran mineral 0,6 mm, indeks bias n.mineral > n.k-balsam,

belahan dua arah, pecahan rata, warna interferensi maksimum orange

kehijauan, pleokroisme dwikroik, bias rangkap 0,033 pada orde II, kembaran

tidak ditemukan, Sudut pemadaman 50°, dan jenis gelapan miring.

Sparit

Terdiri dari material halus yang menjadi pengikat antar butiran dan mengisi

rongga pori berupa mikrokristalin Kalsit dengan warna absorbsi orange dan

warna interferensi orange kehijauan.

Presentase Material :

Material I (%) II (%) III (%) % Rata-rata

Grain 40 35 45 40

Mikrit 35 40 30 35

Sparit 25 25 25 25

Total 100 100 100 100

Nama Batuan : - Packstone (Dunham, 1962)

- Floatstone (Embry & kloven, 1971)

Petrogenesa :

Page 16: Laporan Batuan Sedimen II

Dalam pengamatan petrografi ini, sayatan tampak dengan warna orange

kecoklatan pada pengamatan nikol sejajar sedangkan pada pengamatan nikol silang

sayatan tampak berwarna coklat. Memiliki tekstur bioklastik dimana komponen

penyusun batuan karbonat umumnya disusun oleh komponen grain, sortasi buruk, dan

kemas tertutup. Bentuk mineral angular - subangular dan ukuran mineral-mineralnya

berkisar antara 0.2 – 1 mm. Memiliki komposisi material skeletal grain berupa fosil

Foraminifera berukuran 0.06 – 0.3 mm serta non skeletal grain berukuran 0.6 – 1 mm

berupa ekstraklas yaitu fragmen dari sedimen yang berasal dari batuan lain yang

tertransportasi dan terendapkan bersama material sedimen pada saat proses

sedimentasi, mikrit yang berwarna coklat dengan ukuran butir antara 0.2 – 1 mm dan

menunjukkan adanya ukuran kasar sampai halus dengan batas antara kristal yang

tidak teratur berupa mikrokristalin Kalsit dan Kuarsa, serta sparit yang terdiri dari

material halus yang menjadi pengikat antar butiran dan mengisi rongga pori berupa

Kalsit.

Proses pembentukannya yaitu dimulai saat organisme mati kemudian sisa-sisa

dari organisme ini tertransportasi kemudian terendapkan dan terakumulasi bersama

material-material sedimen lain Pada cekungan sedimen, material mengalami

kompaksi karena pembebanan material diatasnya serta pengaruh gravitasi,

menyebabkan hubungan antar butir menjadi lebih lekat dan air yang dikandung dalam

ruang pori-pori antar butir tedesak keluar sehingga volume batuan sedimen yang

terbentuk menjadi lebih padat. Sementara itu, sisa organisme berupa Foraminifera

yang tidak resisten mulai tergantikan dengan partikel karbonat dan butiran kuarsa.

Lumpur karbonat dan butiran kuarsa ini juga mengisi ruang antar butiran lalu

mengkristal membentuk mikrokristalin kalsit dan kuarsa sebagai matriks atau disebut

juga mikrit. Kemudian terjadi sementasi yaitu material yang terlarut didalamnya

mengendap dan merekat (menyemen) butiran-butiran sedimen berupa mineral-

mineral atau lumpur karbonat dengan semen berupa mikrokristalin Kalsit yang

Page 17: Laporan Batuan Sedimen II

disebut sparit. Setelah itu, terjadi litifikasi yaitu proses dimana sedimen baru yang

urai (unconsolidated) perlahan-lahan berubah menjadi batuan sedimen akibat dari

tekanan terus menerus. Akibat kondisi lingkungan pengendapan, kemudian terjadi

proses lanjutan berupa pelarutan kristal ataupun mineral-mineral yang telah terbentuk

pada batuan sedimen ini. Dilihat dari komposisi mineralnya, terjadi rekristalisasi

mineral-mineral yang tidak resisten tadi menjadi mineral-mineral kalsit. Berdasar

komponennya, dapat diinterpretasikan bahwa lingkungan pengendapan batuan ini

adalah pada laut dangkal yakni daerah fibrous yang merupakan lingkungan yang

masih terpengaruh sinar matahari pada kedalaman laut.

Berdasarkan hasil pengamatan dan proses pembentukannya maka dapat

diinterpretasikan nama batuannya adalah Packstone (Dunham, 1962); dan Floatstone

(Embry & Kloven, 1971).

Batuan ini biasanya berasosiasi dengan batuan sedimen lain seperti

Grainstone, Mudstone, ataupun Boundsotone. Adapun kegunaan dari batuan ini yaitu

sebagai material bahan bangunan, bahan penelitian paleogeologi, sebagai bahan

pembuatan gips, dalam industry farmasi, atau bahan pembuatan cat.

Referensi :

Page 18: Laporan Batuan Sedimen II

- Irfan, Ulva Ria, Hamid Umar, dan Kaharuddin, Ms. 2010. Bahan Ajar Petrografi

2010-2011. Laboratorium Mineral Optik Jurusan Teknik Geologi Universitas

Hasanuddin; Makassar.

- Simon & Schuster’s. 1978. Rocks and Minerals. A Fireside Book; New York.

- Irfan, Ulva Ria. 2010. Mineral Optik. Laboratorium Mineral Optik Jurusan Teknik

Geologi Universitas Hasanuddin; Makassar.

- Kaharuddin, Ms. 1988. Penuntun Praktikum Petrologi. Himpunan Mahasiswa

Geologi Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin; Makassar.

ASISTEN PRAKTIKAN

(YISNIA SOPIANI K.) (M. RAHMAT FADIL T.)

Page 19: Laporan Batuan Sedimen II

Klasifikasi Dunham (1962)

Page 20: Laporan Batuan Sedimen II

`