L. Kiman Perc. 1 (Reaksi C H O N)

22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu reaksi terjadi karena satu molekul atau lebih memiliki energi yang cukup (energi aktivasi) untuk memutuskan Ikatan.Reaksi senyawa karbon pada umumnya merupakan pemutusan dan pembentukan ikatan kovalen. Ada beberapa jenis reaksi senyawa karbon, diantaranya yaitu reaksi substitusi, adisi, dan eliminasi. Sifat kimia fisika suatu senyawa dapat mengalami perubahan dengan adanya ikatan hidrogen, dan pada kasus tertentu, ikatan hidrogen mempunyai peran penting terhadap aktivitas biologis obat. Parasetamol merupakan obat analgesik yang banyak dikonsumsi saat ini; penggunaan parasetamol yang berlebihan dapat mengakibatkan kerugian bagi pemakainya karena parasetamol dimungkinkan dapat membentuk kompleks dengan ion-ion logam transisi misalnya Cu. Berkurangnya ion Cu dalam tubuh dapat menyebabkan

description

kiman 1

Transcript of L. Kiman Perc. 1 (Reaksi C H O N)

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangSuatu reaksi terjadi karena satu molekul atau lebih memiliki energi yang cukup (energi aktivasi) untuk memutuskan Ikatan.Reaksi senyawa karbon pada umumnya merupakan pemutusan dan pembentukan ikatan kovalen. Ada beberapa jenis reaksi senyawa karbon, diantaranya yaitu reaksi substitusi, adisi, dan eliminasi. Sifat kimia fisika suatu senyawa dapat mengalami perubahan dengan adanya ikatan hidrogen, dan pada kasus tertentu, ikatan hidrogen mempunyai peran penting terhadap aktivitas biologis obat.Parasetamol merupakan obat analgesik yang banyak dikonsumsi saat ini; penggunaan parasetamol yang berlebihan dapat mengakibatkan kerugian bagi pemakainya karena parasetamol dimungkinkan dapat membentuk kompleks dengan ion-ion logam transisi misalnya Cu. Berkurangnya ion Cu dalam tubuh dapat menyebabkan terganggunya kestabilan struktur protein. Jika Cu dapat membentuk kompleks dengan parasetamol maka fungsi Cu alam tubuh akan terganggu karenanya pembentukan kompleks Cu-parasetamol perlu dipelajari.B. Rumusan MasalahRumusan masalah dari percobaan ini adalah reaksi-reaksi khusus apa saja yang terjadi pada senyawa yang mengandung C, H, O, N yang terdapat pada sampel obat paracetamol, aspilets, dan neozep forte.

C. TujuanTujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui reaksi-reaksi khusus senyawa yang mengandung C, H, O, N. D. ManfaatManfaat dilakukannya percobaan ini yaitu praktikan dapat mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi pada senyawa yang mengandung C, H, O, N yang terdapat pada sampel obat paracetamol, aspilets, dan neozep forte.

BAB IILANDASAN TEORIAnalisis merupakan pemeriksaan sesuatu secara rinci untuk memahami lebih baik atau menarik kesimpulan dari suatu sampel. Analisis kimia melibatkan prosedur dan teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan dan jumlah komposisi kimia dari suatu sampel kimia. Analisis farmasi mengacu pada analisis kimia terhadap molekul obat atau agen medis dan metabolismenya. Ini terdiri dari perkiraan mengenai kualitas dan kuantitas dari obat dan bahan kimia yang baik, yang mana digunakan dalam persiapan kegiatan kefarmasian (Taiwo, 2012).Analisis kimia dibagi menjadi dua yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif merupakan analisis untuk melakukan identifikasi elemen, spesies atau senyawa-senyawa yang ada di dalam sampel. Dengan kata lain, analisis kualitatif berkaitan dengan cara untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu analit yang dituju dalam suatu sampel. Sedangkan analisis kuantitatif adalah analisis untuk menentukan jumlah atau kadar dari suatu elemen atau spesies yang ada di dalam sampel (Gandjar dan Abdul, 2007).Farmasi Analisis terdiri dari prosedur yang diperlukan untuk menentukan identitas, kekuatan, kualitas dan kemurnian obat. Kimia Analitik juga dapat dikatakan sebagai metode untuk menentukan komposisi kimia dari sampel materi. Sebuah hasil metode kualitatif memberikan informasi tentang keberadaan molekul spesies atau kelompok fungsional yang ada dalam sampel, sedangkan metode kuantitatif memberikan informasi numerik untuk jumlah relatif senyawa ini (Shah, 2012).Acetaminophen atau parasetamol memiliki sifat analgesik dan antipiretik sifat dan aktivitas anti-inflamasi yang lemah yang digunakan dalam pengelolaan gejala rasa sakit dan demam. Ketika dikonsumsi dengan dosis yang direkomendasikan, obat ini memiliki profil keamanan yang sangat baik, terutama kurang sisi (GI) gastrointestinal efek aspirin dan ibuprofen. Namun overdosis, apakah tidak disengaja atau disengaja, dapat menimbulkan efek yang sangat serius. Menelan 10-15 g acetaminophen oleh orang dewasa dapat menyebabkan nekrosis hepatoseluler yang parah dan dosis 20-25 g berpotensi fatal (Kalantzi, 2006). Parasetamol merupakan metabolit fenasetin dengan efek analgetik ringan sampai sedang, dan antipiretik yang ditimbulkan oleh gugus aminobenzen. Penambahan parasetamol dengan larutan FeCI3 menghasilkan endapan biru keunguan (Naid, 2011).Dalam farmasi, parasetamol dapat dibuat dalam sediaan bentuk tablet dan bentuk sirup. Untuk melakukan tes parasetamol dapat digunakan metode potensiometri titrasi, titrasi langsung dengan ammonium Ceric sulfat cair tinggi kromatografi, injeksi aliran, dan UV spektroskopi (Qasim, 2010).Salisilamida merupakan turunan salisilat sebagai obat analgetika dan antipiretika golongan salisilat yang efeknya lebih lemah dari salisilat itu sendiri. Pada pemberian oral salisilamida cepat diabsorpsi dan segera didistribusikan. Selanjutnya salisilamida mengalami proses eliminasi lintas pertama digastrointestinal dan dihepar sebesar 80%. Akibatnya obat yang tersedia di dalam darah menjadi sangat kecil, lebih lanjut akan mengurangi efek farmakologinya (Darmawan, 2003).

BAB IIIMETODOLOGI PRAKTIKUMA. Waktu Dan TempatPraktikum ini dilaksanakan pada hari selasa, 5 Mei 2015 pukul 13.00-17.10 di Laboratorium Kimia Analisis, Fakultas Farmasi, Universitas Halu Oleo.B. Alat Dan Bahan1. AlatAlat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:a) Lumpang dan alub) Pipet tetesc) Plat tetesd) Sendok tanduke) Tabung reaksi

2. Bahan Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:a) Alkohol 70%b) Asam salisilat murnic) Aspiletsd) Aquadese) FeCl3f) HClg) HNO3h) Paracetamoli) Neozep forte

C. Uraian Bahan1. Alkohol (Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III: 65) Nama resmi: AethanolumNama lain: Etanol / AlkoholRumus molekul: C2H6OBM: 46,07Pemerian: Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna, bau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap meskipun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78C dan mudah terbakar.Kelarutan: Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua pelarut organik.Kegunaan: Anti mikroba, desinfektan, pelarut, penetrasi kulit.Penyimpanan: Wadah tertutup rapat jauh dari api.2. Aquades (Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III: 96)Nama resmi: Aqua destillataNama lain: Air sulingRM/ BM: H2O / 18,02Pemerian: Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa.Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik.3. Asam Klorida (Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III: 53)Nama Resmi: Acidum HydrochloridumNama Lain: Asam kloridaRM: HClBM: 36,46Pemerian: Cairan; tidak berwarna; berasap, bau merangsang. Jika diencerkan dengan 2 bagian air, asap dan bau hilang.Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat4. Besi (III) klorida (Dirjen POM, 1979)Nama : Besi (III) KloridaRumus Molekul : FeCl3Pemerian : Hablur atau serbuk hablur; hitam kehijauan, bebas warna jingga dari garam hidrat yang telah terpengaruh oleh kelembaban.Kelarutan : Larut dalam air, larutan beropalesensi berwarna jingga.Kegunaan : Sebagai penguji5. Asam Nitrat (Dirjen POM, 1979)Nama : Asam NitratRumus Molekul : HNO3Pemerian : Cairan berasap, jernih, tidak berbauKelarutan : Mengandung tidak kurang dari 69,0 % dan tidak lebih dari 71,0 % HNO3. Kegunaan : Sebagai penguji 6. Salisilamida (Dirjen POM, 1979)Nama : SalicylamidumSinonim : SalamidaBerat Molekul : 137, 14Rumus Molekul : C7H7NO2Pemerian : Serbuk hablur; putih; hampir tidak berbauKelarutan : Sukar larut dalam air; larut dalam etanol (95 %) P dan dalam propilenglikol P; agak sukar larut dalam kloroform P dan dalam eter P; mudah larut dalam larutan alkali.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.Kegunaan : Sebagai sampel, Analgetikum7. Parasetamol (Dirjen POM, 1979)Nama : ParasetamolSinonim : AcetaminophenumBerat Molekul : 151, 16Rumus Molekul : C8H9NO2Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa pahitKelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95 %) P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P dan dalam 9 bagian propilengikol p; larut dalam larutan alkali hidroksida.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.Kegunaan : Sebagai sampel dan penguji, analgetikum dan antipiretikum

D. Prosedur Kerja1. Salisilamida dalam sampel(Neozep Forte)Turunan Salisilat

digerus 1 tablet sampai halus dimasukkan secukupnya ke dalam tabung reaksi dilarutkan dalam 3 pipet aquades ditambahkan 2 tetes FeCl3 diamati perubahan warnanya

Berwarna Ungu Tuaa. Parasetamol dalam sampel + FeCl3

Parasetamol dalam sampel digerus sampai halus dimasukkan secukupnya ke dalam tabung reaksi dilarutkan dalam 3 pipet aquades ditambahkan 2 tetes FeCl3 diamati perubahan warnanyaBerwarna Kuning Keruh

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Pengamatan1. Tabel hasil pengamatan

B. PembahasanAnalisis reaksi-reaksi khusus senyawa C, H, O, N yakni suatu metode analisis yang digunakan untuk mengetahui bagaimana reaksi yang terjadi pada senyawa C, H, O, N yang terdapat dalam sampel obat-obatan dengan penambahan reagen tertentu. Metode yang digunakan adalah analisis kualitatif. Analisis kualitatif adalah analisis untuk melakukan identifikasi senyawa-senyawa yang ada di dalam sampel. Metode ini hanya menentukan ada atau tidak adanya zat yang ingin diketahui di dalam sampel yang diteliti. Pada metode ini lebih mementingkan proses dibandingkan hasil akhir, oleh karena itu urut-urutan kegiatan dapat berubah-ubah tergantung pada kondisi dan banyaknya gejala-gejala yang ditemukan. Analisis kualitatif ini tidak menggunakan perhitungan rumus atau aturan absolut untuk menghitung atau menganalisis suatu zat.Percobaan ini, sampel yang akan diidentifikasi mengandung senyawa C, H, O, N yaitu parasetamol dalam sampel yang merupakan turunan dari anilin, dan salisilamida dan asam salisilat dalam sampel yang merupakan turunan dari salisilat. Reagen yang digunakan adalah FeCl3, HCl dan HNO3 1 M.Perlakuan pertama parasetamol dalam sampel di gerus menggunakan lumpang dan alu, kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan diencerkan dengan aquades sebanyak 3 pipet dan di tambahkan 2 tetes larutan HNO3. Reaksi yang dihasilkan adalah perubahan warna menjadi ungu kemudian keruh. Hal ini menandakan bahwa parasetamol dalam sampel mengandung senyawa C, H, O, N. Berarti larutan parasetamol dalam sampel jika direaksikan dengan larutan HNO3 1 M mengandung senyawa C, H, O, N. Tetapi larutan NaOH 3N dan HNO3 tidak sereaktif larutan FeCl3 karena pada larutan FeCl3 pada saat direaksikan dengan larutan parasetamol mengalami perubahan warna.Salisilamida yang di identifikasi merupakan salisilamida yang terdapat di suatu sampel. 1 tablet salisilamida di gerus dengan menggunakan lumpang dan alu, kemudian dimasukkan dalam tabung reaksi dan di encerkan menggunakan aquades dan di tambahkan dengan larutan FeCl3, reaksi yang dihasilakan adalah perubahan warna menjadi ungu tua. Berarti larutan salisilamida dalam sampel jika di tambahkan dengan larutan FeCl3 maka mengandung senyawa C, H, O, N.Dalam bidang farmasi pengidentifikasian senyawa C, H, O, N dalam sampel bertujuan untuk mengidentifikasi unsur-unsur penyusun obat sehingga akan lebih mudah untuk mengetahui indikasi atau kegunaan obat pada tubuh manusia.BAB VPENUTUPA. KesimpulanDari percobaan yang dilakukan, terdapat reaksi unsur C, H, O, N pada turunan salisilat, yaitu asam salisilat dan salisilamida, dan pada parasetamol dalam sampel obat yang ditandai dengan perubahan warna.B. SaranSebaiknya dalam melakukan percobaan ini, diperlukan ketelitian dan memperhatikan secara mendetail agar diperoleh hasil yang akurat.

DAFTAR PUSTAKADarmawan, Endang, 2003, Pengaruh Pemberian Merica Putih (Piperis Album, L) Dan Piperin Terhadap Ketersediaan Hayati Salisilamida Pada Tikus, Logika, Vol. 9, No. 10, Yogyakarta.Gandjar, Ibnu Gholib dan Abdul Rohman, 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

K, Shah, dkk, 2012, Evaluation of an Analytical Method, International Journal of Pharmaceutical Chemistry Research Vol. 1 Issue 1, RKDF College of Pharmacy India.

Kalantzi, L., dkk, 2006, Biowaiver Monograph for immediate Release Solid Oral Dosage Forms: Acetaminophen (Paracetamol), Journal of Pharmaceutical Science Vol. 95 No. 1, America.

Naid, Tadjuddin dkk, 2011, Penetapan Kadar Parasetamol Dalam Tablet Kombinasi Parasetamol Dengan Kofein Secara Spektrofotometri Ultraviolet-Sinar Tampak, Majalah Farmasi Dan Farmakologi, Vol. 15 No. 2, Makassar

Qasim, Bashar Hussein, 2010, Quantitative Determination of Paracetamol in Pharmaceutical Formulation by FTIR Spectroscopy, Eng. & Journal Vol. 28 No. 15, University of Technology Baghdad.

Taiwo, Alemika Emmanuel, dkk, 2012, Analysis of Different Brands of Paracetamol 500mg Tablet Used in Maiduguri, Using Ultraviolet Spectrophotometric and High Performance Liquid Chromatographic (HPLC) Method, International Research Journal of Pharmacy ISSN 2230-8407, University of Maiduguri Nigeria.