spt ii perc. 10

24
LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN II PERCOBAAN X HORMON AUKSIN NAMA : SELVIANI NIM : H411 12 334 HARI/TANGGAL : JUMAT/2 MEI 2014 KELOMPOK : I (SATU) B ASISTEN : RISPAH HAMZAH LABORATORIUM BOTANI JURUSAN BIOLOGI

description

biologi

Transcript of spt ii perc. 10

LAPORAN PRAKTIKUMSTRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN II

PERCOBAAN XHORMON AUKSIN

NAMA: SELVIANINIM: H411 12 334HARI/TANGGAL: JUMAT/2 MEI 2014KELOMPOK: I (SATU) BASISTEN: RISPAH HAMZAH

LABORATORIUM BOTANIJURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR2014BAB IPENDAHULUAN

I.1Latar BelakangPerkembangan tumbuhan dipengaruhi atau dikontrol oleh hormon, yaitu senyawa-senyawa kimia yang disintesis pada lokasi tertentu oleh suatu organisme, kemudian diangkut ke tempat lain untuk selanjutnya bekerja melalui suatu cara yang spesifik pada konsentrasi yang sangat rendah untuk mengatur pertumbuhan, perkembangan, dan metabolisme. Hormon tumbuhan atau bisa kita kenal dengan fitohormon ini merupakan senyawa organik yang berpengaruh terhadap laju pertumbuhan yang dibuat oleh suatu bagian tumbuhan. Hormon tumbuhan dengan konsentrasi rendah menyebabkan suatu dampak fisiologis. Dampak fisiologi merupakan akibat yang terjadi pada proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan (Bahruddin, 2013).Auksin disintesis di pucuk batang dekat meristem pucuk, jaringan muda (misalnya daun muda), dan selau bergerak ke arah bawah batang (polar), sehingga terjadi perbedaan auksin di ujung batang dan di ujung akar. Auksin banyak diproduksi di jaringan meristem pada bagian ujung-ujung tumbuhan, seperti kuncup bunga, pucuk daun dan ujung batang. Selain itu di embrio biji, auksin tersebut disebarkan ke seluruh bagian tumbuhan, tetapi tidak semua bagian mendapat bagian yang sama. Bagian yang jauh dari ujung akan mendapatkan auksin lebih sedikit. Aktivitasnya meliputi perangsangan dan penghambatan pertumbuhan, tergantung pada konsentrasi auksinnya. Jaringan yang berbeda memberikan respon yang berbeda pula terhadap kadar auksin yang merangsang atau menghambat pertumbuhan tanaman (Bahruddin, 2013). Berdasarkan landasan teori di atas, maka dilakukanlah percobaan mengenai hormon auksin ini.I.2 Tujuan PercobaanTujuan dari percobaan ini adalah melihat pengaruh cahaya matahari terhadap aktivitas hormon auksin.I.3 Waktu dan Tempat PercobaanPercobaan Hormon Auksin ini dilakukan pada Hari Jumat, 2 Mei 2014 pukul 14.30-16.30 WITA di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Hormon auksin pertama kali ditemukan oleh Went yang terdapat pada ujung koleoptil kecambah gandum (Avena sativa). Pada penelitian Went lebih lanjut, ternyata diketahui hormon auksin juga ditemukan pada ujung koleoptil kecambah tanaman yang lain. Hormon auksin merupakan senyawa kimia Indol Asetic Acid (IAA) dihasilkan dari sekresi pada titik tumbuh yang terletak pada ujung tunas (terdiri atas batang dan daun), ujung akar, daun muda, bunga, buah, dan kambium. Jika hormon auksin berada di ujung tunas, maka akan diangkut oleh jaringan berkas pembuluh (xilem dan floem) menuju ke tunas untuk tumbuh dan pemanjangan sel-sel jaringan batangnya (Ardiyanto, 2011).Auksin merupakan zat yang di temukan pada ujung batang, akar, pembentukan bunga yang berfungsi untuk sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Hormon auksin adalah hormon pertumbuhan pada semua jenis tanaman. Nama lain dari hormon ini adalah IAA atau asam indol asetat. Letak dari hormon auksin ini terletak pada ujung batang dan ujung akar.Hormon Auksin berperan dalam pertubuhan untuk memacu proses pemanjangan sel. Hormon auksin dihasilkan pada bagian koleoptil (titik tumbuh) pucuk tumbuhan. Jika terkena cahaya, auksin menjadi tidak aktif. Kondisi fisiologis ini mengakibatkan bagian yang terkena cahaya matahari akan tumbuh lebih cepat dari bagian yang terkena cahaya matahari. Akibatnya, tumbuhan akan membengkok ke arah cahaya matahari (Andriani, 2012).

Gambar 1. Tumbuhan yang dipengaruhi auksin karena sinar matahariSumber : http://taufik-ardiyanto.blogspot. com/2011/07/hormon-auksin.html.

Auksin pertama kali diisolasi pada tahun 1928 dari biji-bijian dan tepung sari bunga yang tidak aktif, dari hasil isolasi didapatkan rumus kimia auksin (IAA = Asam Indolasetat) atau C10H9O2N. Setelah ditemukan rumus kimia auksin, maka terbuka jalan untuk menciptakan jenis auksin sintetis seperti Hidrazil atau 2,4-D (asam-Nattalenasetat), Bonvel 2,4-Diklorofenolsiasetat), NAA (asam 3,6-Dikloro-O-anisat/dikambo), Amiben atau Kloramben (Asam3-amino 2,5-diklorobenzoat) dan Pikloram/Tordon (asam 4-amino-3,5,6trikloro-pikonat). Auksin sintetis ini sudah digunakan secara luas dan komersil dibidang pertanian, dimana batang, pucuk dan akar tumbuh-tumbuhan memperlihatkan respon terhadap auksin, yaitu peningkatan laju pertumbuhan terjadi pada konsentrasi yang optimal dan penurunan pertumbuhan terjadi pada konstrasi yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Setelah pemanjangan ini, sel terus tumbuh dengan mensintesis kembali material dinding sel dan sitoplasma. Selain memacu peman-jangan sel, hormon Auksin yg di kombinasikan dengan Giberelin dapat memacu pertumbuhan jaringan pembuluh dan mendorong pembelahan sel pada kambium pembuluh (Andriani, 2012).Macam macam hormon pertumbuhan pada tanaman yaitu (Mulan, 2013):1. Hormon Auksin.a. Auksin adalah hormon yang dihasilkan pada koleoptil (pucuk tumbuh) tumbuhan.b. Fungsinya untuk memacu pemanjangan sel.2. Hormon Giberelin.a. Giberelin adalah jenis hormon yang berfungsi sinergis dengan hormon auksin.b. Fungsinya yaitu memacu pertumbuhan dan perkembangan embrio, merangsang pembentukan biji, buah, bunga, serbuk sari, dan enzim amilase.3. Hormon Sitokinina. Sitokinin adalah hormon yang berperan dalam pembelahan sel (sitokinesis).b. Fungsinya mengatur pertumbuhan daun, bunga, dan buah serta merangsang pembentukan akar dan batang.4. Gas EtilenHormon tumbuhan yang fungsinya berperan dalam proses pematangan buah dan kerontokan daun.5. KalinKalin adalah hormonyang berperan dalam proses organogenesis. Kalin berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:a. Rizokalin, hormon yang memperngaruhi pembentukan akar.b. Kaulokalin, hormon yang mempengaruhi pembentukan batang.c. Filokalin, hormon yang mempengaruhi pembentukan daun.d. Antokalin, hormon yang mempengaruhi pembentukan bunga.6. Asam Absisat (ABA)a. Asam Absisat adalah jenis hormon tumbuhan yang bekerja antagonis (berlawanan) dengan auksin dan giberelin.b. Fungsinya mempertahankan tumbuhan dari tekanan lingkungan, berperan dalam proses penuaan dan gugurnya daun.7. Asam TraumalinHormon yang fungsinya untuk regenerasi sel apabila tumbuhan mengalami kerusakan jaringan.Jika ujung suatu tanaman dipangkas, kemudian luka itu diberi pasta yang mengandung IAA dalam konsentrasi tinggi, maka akan terjadi pembelahan dan pengembangan sel-sel meristem yang luar biasa, yang mengakibatkan terjadinya tumor. Auksin juga mempercepat proses differensiasi di daerah meristem dan menggiatkan kambium membentuk sel-sel baru. Ujung-ujung lain spesies mempunyai zat yang fungsinya sama dengan auksin, yaitu auksin-b (C18H30O4). Auksin b ini tidak mempengaruhi pertumbuhan spesies lain. Selain itu, ada juga auksin a (C18H32O5) yang mempengaruhi avena. Auksin a ternyata serupa dengan auksin b, bedanya adalah auksin a mempunyai satu molekul air lebih banyak daripada auksin b ( Dwidjoseputro, 1994).Hormon auksin diproduksi dibagian koleoptil ujung tunas lalu diangkut oleh jaringan pembuluh angkut menuju tunas, selanjutnya tunas akan tumbuh menjadi tunas bagian akar, batang, dan daun. Pada tunas batang, auksin akan berkumpul di bawah permukaan batang yang menyebabkan sel-sel jaringan di bawah permukaan batang tersebut akan tumbuh lebih cepat dari sel-sel jaringan di atas permukaan batang. Karena sifat hormon auksin sangat peka terhadap panas/sinar. Auksin akan rusak dan berubah menjadi suatu zat yang justru akan menghambat terjadinya pembelahan sel-sel pada daerah pemanjangan batang, sehingga pertumbuhan sel-sel batang yang terkena sinar matahari akan menjadi lebih lambat dibandingkan dengan sel-sel jaringan pada sisi batang yang tidak terkena sinar matahari (Ardiyanto, 2011).Fungsi dari hormon auksin ini dalah membantu dalam proses mempercepat pertumbuhan, baik itu pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang, mempercepat perkecambahan, membantu dalam proses pembelahan sel, mempercepat pemasakan buah, mengurangi jumlah biji dalam buah. Kerja hormon auksin ini sinergis dengan hormon sitokinin dan hormon giberelin. Tumbuhan yang pada salah satu sisinya disinari oleh matahari maka pertumbuhannya akan lambat karena kerja auksin dihambat oleh matahari tetapi sisi tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya sangat cepat karena kerja auksin tidak dihambat.sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan fototropisme. Untuk membedakan tanaman yang memiliki hormon yang banyak atau sedikit kita harus mengetahui bentuk anatomi dan fisiologi pada tanaman sehingga kita lebih mudah untuk mengetahuinya. sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang terang dan gelap diantaranya untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat selain itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan cenderung warnanya pucat kekuningan.hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh sinar matahari. sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan ditempat gelap,tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar kehijauan, hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari (Andriani, 2012).Cara kerja hormon Auksin adalah menginisiasi pemanjangan sel dan juga memacu protein tertentu yg ada di membran plasma sel tumbuhan untuk memompa ion H+ ke dinding sel. Ion H+ mengaktifkan enzim ter-tentu sehingga memutuskan beberapa ikatan silang hidrogen rantai molekul selulosa penyusun dinding sel (Andriani, 2012).Hormon auksin adalah hormon pertumbuhan pada semua jenis tanaman. Fungsi dari hormon auksin ini adalah membantu dalam proses mempercepat pertumbuhan, baik itu pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang, mempercepat perkecambahan, membantu dalam proses pembelahan sel, mempercepat pemasakan buah, mengurangi jumlah biji dalam buah. kerja hormone auksin ini sinergis dengan hormon sitokinin dan hormon giberelin. Tumbuhan yang pada salah satu sisinya disinari oleh matahari maka pertumbuhannya akan lambat karena kerja auksin dihambat oleh matahari tetapi sisi tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya sangat cepat karena kerja auksin tidak dihambat. sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan fototropisme (Yuliadi, 2013).

BAB IIIMETODE PERCOBAANIII.1 AlatAlat yang digunakan dalam percobaan ini adalah polybag, kardus, gunting, dan selotip.

III.2 Bahan Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah air, tanah gembur, dan bibit jagung Zea mays.

III.3 Cara KerjaCara kerja pada percobaan ini adalah :1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.2. Dimasukkan tanah gembur secukupnya kesemua polybag.3. Ditanam bibit jagung Zea mays sebanyak 3 biji ke masing-masing polybag.4. Diletakkan 3 polybag ditempat yang terkena sinar matahari.5. Dimasukkan 3 polybag lainnya kedalam kardus.6. Ditutup rapat kardus yang berisi polybag dengan selotip7. Diamati tanaman setiap 5 hari sekali8. Diamati perubahan yang terjadi pada warna daun, tinggi batang serta bentuk batang.9. Dicabut akar tumbuhan lalu mengamati pada bagian akarnya dan catat hasil dari pengamatan.

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, Yuli, 2012. Makalah Auxin. http://updatemenarik.blogspot.com. Diakses pada hari Sabtu, 3 Mei 2014 pukul 01.39 WITA.Ardiyanto, T., 2012. Hormon Auksin. http://taufik-ardiyanto.blogspot. com/. Diakses pada hari Sabtu, 3 Mei 2014 pukul 02.07 WITA.Bahruddin, M., 2013. Makalah Auksin. Universitas PGRI Ronggolawe, Tuban.Dwijoseputro, D., 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanaman. Gramedia, Jakarta.Mulan. 2013. Jenis Hormon Tumbuhan. http://mulanovich.blogspot.com/. diakses pada hari Sabtu, 03 Mei 2014, pukul 08.10 WITA.

Yuliadi, N., 2013. Makalah Auksin (Hormon Tumbuhan). http://nanoyuliadii. blogspot.com. Diakses pada hari Sabtu, 3 Mei 2013 pukul 01.54 WITA.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASANIV.1 HasilIV.1.1 Tabel Pengamatan Pada Tempat Terang No.PolybagKondisi Batang (cm)Warna DaunKondisi Akar

12345

1.IKokoh3,3Kokoh4,3Kokoh3,2Kokoh2,8Kokoh2,1Warna hijauKokoh

2.IIKokoh6,2Kokoh6Kokoh4,6Kokoh8,3Kokoh8,5Warna hijauKokoh

3.IIIKokoh4,3Kokoh8,6Kokoh2,4--Warna hijauKokoh

IV.1.2 Tabel Pengamatan Pada Tempat Gelap NoPolybagKondisi Batang (cm)Warna DaunKondisi Akar

12345

1.I-Lemah6Lemah3Lemah 4Lemah 10KuningLemah

2.IILemah10Lemah4Lemah13--KuningLemah

3.III--Lemah4-Lemah6KuningLemah

IV.2 PembahasanPertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dipengaruhi interaksi faktor internal danfaktor eksternal.Salah satu faktor yang dibahas disini yaitu faktor internal berupa hormon pertumbuhan. Salah satu hormon yang berpengaruh pada pertumbuhan tanaman yaitu hormon auksin. Auksin adalah senyawa asam indol asetat (IAA) yang dihasilkan di ujung meristem apikal (ujung akar dan batang) yang berperan dalam pemanjangan sel tumbuhan di daerah meristem apikal seperti pada ujung akar dan ujung batang. Kerja hormon auksin juga sangat dipengaruhi oleh faktor luar seperti intensitas cahaya matahari, cahaya berintensitas tinggi dapat menghambat petumbuhan batang dan mempercepat pemanjangan akar. Faktor luar lainnya seperti nutrisi, suhu dan kelembaban berbanding lurus dengan dengan kerja hormon auksin.Pada percobaan Hormon auksinini digunakan biji jagung Zea mays sebagai biji yang akan ditumbuhkan pada enam buah polybag yang telah diisikan dengan tanah yanggembur,yang masing-masing polybag ditumbuhkan lima biji jagung, kemudian tiga buah polybag ditempatkan di tempat yang terkena sinar matahari atau tempat terang dan tiga polybag lainnya ditempatkan dalam kardus kemudian disimpan pada tempat yang terkena cahaya matahari langsung, hal ini dilakukan agar nantinya dapat diketahui pengaruh cahaya terhadap aktivitas hormon auksin dalam proses pertumbuhan tanaman jagung Zea mays.Pengamatan dilakukan pada hari ke-5 yakni pada kondisidan tinggi batang, warna daun dan kondisi akar.Dari pengamatan yang dilakukan, diperoleh hasil polybag yang disimpan ditempat terang semua struktur batang kokoh, tinggi pada polybag I masing-masing biji memiliki panjang batang yaitu 3,3 cm; 4,3 cm; 3,2 cm; 2,8 cm; dan2,1 cm. Polybag ke II memiliki panjang 6,2 cm; 6 cm; 4,6 cm; 8,3 cm; dan 8,5 cm.Polybag ke III biji pertama 4,3 cm; 8,6 cm; 2,4 cm dan dua biji tidak tumbuh. Semua daun berwarna hijau segar dan akar dalam kondisi kokoh. Pada tempat gelap polybag I biji pertama tidak tumbuh biji selanjutnya memiliki panjang batang masing-masing 6 cm; 4 cm; 3 cm; dan 10 cm. Polybag ke II memiliki panjang 10 cm; 4 cm; 13 cm dan dua biji tidak tumbuh. Polybag ke III pada biji pertama, kedua dan keempat tidak tumbuh biji lainnya memiliki panjang 4 cm; dan 6 cm. Semua tanaman memiliki batang lemah, daun berwarna kuning dan akar lemah atau tidak kokoh.Kondisi daun pada tanaman di tempat terangberwarna hijau segarkarena mengandung banyak klorofil yang digunakan untuk proses fotosintesisnya, sehingga proses pembentukan dan keaktifan klorofil lebih baik. Pada tanaman ini proses pertumbuhannya lambat tapi baik karena terjadi proses pembentukan energi dan bahan makanan melalui proses fotosintesis yang dilakukan oleh klorofil dan dengan bantuan cahaya matahari. Hormon auksin tidak bekerja secara optimal karena dihambat oleh cahaya matahari sehingga auksin akan terurai atau menjauhi sinar matahari. Untuk tanaman pada daerah gelap, kondisi batang ketiga polybag yaitu kesemuanya lemah dan kelihatan layu karena kurangnya energi yang dihasilkan karena tidak terjadinya proses fotosintesis sehingga warnanya juga kelihatan kuning. Kondisi daunnya kuning dan lemah karena tidak mengandung klorofil atau zat hijau daun yang akan digunakan dalam proses fotosintesis. Pertumbuhan tanaman pada kondisi ini yaitu cepat tetapi tanaman yang tumbuh tidak sesehat dengan tanaman yang terdapat pada tempat terang karena rendahnya proses pembentukan energi dan sumber makanan hanya berasal dari nutrisi-nutrisi yang terdapat di dalam medium tumbuhnya. Aktivitas hormon auksin bekerja secara optimal karena tidak adanya cahaya matahari yang akanmenghambat aktivitas hormon auksin. Hormon auksin akan bekerja secara optimal tanpa adanya cahaya matahari. Terjadinya pertambahan panjang pada akar dan batang menunjukkan bahwa auksin merupakan hormon pertumbuhan yang dapat memacu pertumbuhan akar dan batang karena mengandung IAA (Asam Indole Asetat) yang dapat memacu pembelahan meristematik bagian apical (ujung).

BAB VPENUTUPV.1 KesimpulanKesimpulan yang didapatkan pada percobaan ini yaitu cahaya sangat berpengaruh dalam aktivitas hormon auksin. Auksin akan bekerja secara optimal tanpa adanya cahaya dan bekerja secara pasif jika ada cahaya.

V.2 SaranSebaiknya ketersediaan perlengkapan dan kebersihan dalam laboratorium selalu dijaga agar praktikum dapat berjalan dengan lancar dan nyaman dalam laboratorium.