Makalah kiman

31
KIMIA ANALISIS KUALITATIF Anion Dosen Pengampu : Munawarohthus Sholika, S. Si., M. Si. Disusun Oleh : WIOBET CAESARIANTO 14330037 WINDA WAHYUNINGSIH 14330122 SITI FAKHRIYYAH FIRZA 14330132 RAHMI SYARIIFATUL WUSQO 14330134 LARAS HARYAN L 14330135 NURUL FADHILAH 14330147 PROGRAM STUDI FARMASI

Transcript of Makalah kiman

Page 1: Makalah kiman

KIMIA ANALISIS KUALITATIFAnion

Dosen Pengampu : Munawarohthus Sholika, S. Si., M. Si.

Disusun Oleh :

WIOBET CAESARIANTO 14330037WINDA WAHYUNINGSIH 14330122SITI FAKHRIYYAH FIRZA 14330132RAHMI SYARIIFATUL WUSQO 14330134LARAS HARYAN L 14330135NURUL FADHILAH 14330147

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MIPA

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

JAKARTA

2015 M / 1434 H

Page 2: Makalah kiman

KATA PENGANTAR

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, penulisan makalah Kimia Analisis Kualitatif ini telah diselesaikan. Makalah tentang Kimia Analisis Kualitatif ini merupakan makalah yang sederhana, hanya membahas secara singkat mengenai Anion.

Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pend. Pancasila & Kewarganegaraan yang disampaikan oleh

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, khususnya kepada Ibu Munawarohthus Sholika, S. Si., M. Si. selaku dosen Kimia Analisis Kualitatif yang telah memberikan tugas ini. Penulis memperoleh banyak manfaat setelah menyusun makalah ini.

Menyadari akan keterbatasan dan kemampuan, kami bersedia menerima kritik dan saran yang bersifat membangun.Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca.

Jakarta, Oktober 2015

Penulis

i

Page 3: Makalah kiman

DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................ iDaftar Isi.......................................................................................... iiBAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang............................................................. 11.2 Rumusan Masalah........................................................ 11.3 Tujuan Penulisan.......................................................... 1

BAB II Pembahasan2.1 Sulfat, SO42- ................................................................. 22.2 Sulfit, SO32-................................................................... 52.3 Iodida, I-........................................................................ 112.4 Klorida, Cl-.................................................................... 14

BAB III Penutup3.1 Kesimpulan.................................................................. 17

Daftar Pustaka................................................................................. 18

ii

Page 4: Makalah kiman

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangIlmu farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang sediaan obat dan zat-zat yang

terkandung di dalamnya, serta cara-cara pengolahannya. Jadi sangatlah perlu bagi

seorang farmasis untuk mengetahui tentang seluk beluk tentang pengidentifikasian dan

pemisahan suatu zat dalam suatu sampel. Untuk itu pengetahuan tentang analisis

kualitatif sangat esensial untuk dijadikan salah satu keahlian bagi seorang farmasis.

Perlunya diadakan pengenalan terhadap anion sebagai dasar dalam malakukan analisa

pada kegiatan-kegiatan praktikum di farmasi. Dalam hal ini pemeriksaan atau pemisahan

anion merupakan salah satu cara analisis kualitatif. Dengan memakai reagensia golongan

secara sistematik, dapat ditetapkan keberadaan suatu anion. Pengetahuan tentang analisa

ini akan memberi manfaat ke depan untuk mengetahui seberapa aman sebuah produk

digunakan, apakah mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan manusia.

Analisis kualitatif yang bertujuan utama untuk mengenali komposisi atau struktur

bahan kimia, cukup banyak jenisnya, sesuai dengan jenis bahan kimia yang terdapat

dalam sampel. Analisis kualitatif untuk bahan organik biasanya menjadi bagian kajian

dari kimia organik sehingga tidak dimasukkan dalam bagian kimia analitik. Bahan kimia

dalam sampel organik juga cukup banyak ragamnya sesuai dengan struktur dari bahan

tersebut. Bahan kimia organik molekuler berbeda cara penetapannya dengan bahan kimia

anorganik ionik. Analisis kualitatif anion lebih sederhana dibanding dengan analisis

kation, tetapi analisis anion memerlukan ketelitian dalam melakukan observasi dari

gejala-gejala yang timbul.

1.2 Rumusan MasalahBagaimana cara pemisahan dan penentuan anion pada suatu sampel?

1.3 Tujuan PenulisanMahasiswa dapat mengetahui cara pemisahan dan penentuan anion pada suatu sampel.

1

Page 5: Makalah kiman

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 SULFAT SO42-

Kelarutan sulfat dari barium, stromtium dan timbel praktis tak larut dalam air , sulfat dari

kalsium dan merkurium (II) larut sedikit, dan kebanyakan sulfat dari logam-logam sisanya, larut.

Beberapa sulfat basa, misalnya dari merkurium , bismut, dan kromium, juga tak larut dalam air,

tetapi larut dalam asam klorida encer atau asam nitrat encer.

Asam sulfat adalah cairan yang tak berwarna, seperti minyak dan higroskipik, dengan

berat jenis 1,838. Asam pekatnya yang murni dan komersial, adalah suatu campuran bertitik

didih konstan , dengan titik didih 338° dan mengandung asam kira-kira 98 persen. Cairan ini

dapat bercampur dengan air dalam semua perbandingan dengan melepaskan panas yang banyak

sekali ; ketika mencampurkan keduanya, asam harus selalu dituang dalam aliran yang tipis ke

dalam air (jilka air yang dituangkan kepada asam yang lebih berat itu, uap mungkin dengan tiba-

tiba akan terbentuk yang akan mengangkat ke atas sedikit asam bersamanya, sehingga mungkin

menimbulkan cedera yang berat)

Untuk mempelajari reksi-reaksi ini, pakailah larutan natrium sulfat, Na2SO4.1OH2O, 0,1M.

1. Larutan barium klorida : Endapan putih barium sulfat, BaSO4 , yang tak larut dalam

asam klorida encer panas dan dalam asam nitrat encer, tetapi larut sedang-sedang saja dalam

asam klorida pekat yg mendidih.

SO42−¿ ¿ + Ba2+ → BaSO4 ↓

Uji ini biasanya dilakukan dengan menambahkan reagensia kepada larutan yang

diasamkan dengan asam klorida encer; karbonat, sulfit, dan fosfat tidak diendapan pada kondisi-

kondisi ini. Asam klorida pekat atau asam nitrat pekat tak boleh dipakai, karena mungkin

membentuk endapan barium klorida atau endapan barium nitrat ; namun, endapan-endapan ini

melarut setelah diencerkan dengan air. Endapan barium sulfat ini dapat disaring dari larutan yang

panas dan dilebur di atas arang dengan natrium karbonat, pada mana natrium sulfida akan

2

Page 6: Makalah kiman

terbentuk. Yang terakhir ini dapat diekstraksi dengan air, dan ekstrak tersebut disaring ke dalam

larutan natrium nitroprusida yang baru saja dibuat, pada mana di peroleh pewarna ungu yang

transien (sekejab). Suatu metode lain untuk ini adalah dengan menambahkan beberapa tetes asam

klorida yang sangat encer kepada massa yang telah lebur itu, dan menutupinya dengan kertas

timbel asetat; akan dihasilkan suatu noda hitam timbel sulfida diatas kertas. Reaksi yang disebut

reaksi Hepar, yang kurang peka dibanding dengan uji diatas, terdiri dari menaruh hasil peleburan

tadi di atas keeping mata perak daan membasahinya dengan sedikit air; hasilnya adalah suatu

noda hitam-kecoklatan, perak sulfida.

BaSO4 + 4C + Na2CO3 → Na2S + BaCO3 + 4CO ↑

Na2S → 2Na+ + S2-

2S2- + 4Ag + O2 + H2O → 2Ag2S ↓ + 4OH-

Suatu metode yang lebih efisien untuk menguraikan kebanyakan senyawa belerang

adalah dengan memanaskan nya dengan natrium atau kalium, dan lalu menguji larutan dari

produk tersebut terhadap sulfide. Uji akan menjadi lebih peka, dengan memanaskan zat itu

dengan kalium dalam sebuah tabung-pijar, melarutkan leburan dalam air, dan menguji terhadap

sulfide reaksi nitroprusida atau biru metilena.

Pembaca kami peringatkan, bahwa uji-uji diatas (yang bergantung pada pembentuka

suatu sulfide), tidaklah khusus memberi hasil positif oleh sulfat, tetapi juga oleh kebanyakan

senyawa belerang. Tetapi, jika yang kita pakai adalah sulfat yang diendapkan dengan adanya

asam klorida , maka reaksi ini boleh dipakai sebagai uji pemastian terhadapt sulfat.

2. Larutan timbel asetat : Endapan putih timbel sulfat, PbSO4 yang larut dalam asam sulfat

pekat panas, dalam larutan ammonium asetat dan larutan ammonium tartrat dan dalam larutan

natrium hidroksida. Dalam hal yang terakhir, terbentuk natrium tertahidroksoplumbat (II), dan

setelah diasamkan dengan asam klorida, timbel itu mengkristal sebagai kloridanya. Jika suatu

larutan air dari endapan ini diasamkan dengan asam asetat, dan larutan kalium kromat

ditambahkan maka timbel kromat yang kuning akan mengendap .

SO42- + Pb2+ → PbSO4 ↓

3. Larutan perak nitrat : Endapan kristalin putih perak sulfat, AgSO4 (kelarutan 5,8 g pada

180), dari larutan pekat.

3

Page 7: Makalah kiman

SO42- + 2Ag+ → Ag2SO4 ↓

4. Uji natrium rodizonat : Garam-garam barium menghasilkan endapan coklat kemerahan

dan natrium rodizonat. Sulfat-sulfat dan asam sulfat menyebabkan hilangnya warna dengan

seketika, karena pembentukan barium sulfat yang tak larut. Uji ini spesifik untuk sulfat.

Taruh setetes larutan barium klorida di atas kertas saring atau kertas reaksi-tetes, diikuti

oleh setetes larutan air natrium rodizonat 0,5 persen yg bariu saja dibuat . bubuhi bercak yang

coklat kemerahan itu dngan setetes larutan uji yang asam atau basa. Bercak yang berwarna itu

hilang.

Kepekaan : 4 µg SO42−¿ ¿ , batas konsentrasi 1 dalam 10.000.

5. Uji kalium permanganate-barium sulfat : Jika barium sulfat diendapkan dengan larutan

yang mengandung kalium permanganat, endapan akan diwarnai merah jambu (lembayung) oleh

diabsorpsi sedikit permanganat itu. Permanganat yang telah diadsorpsi diatas endapan ini, tidak

dapar direduksi oleh zat-zat pereduksi yang umum (termasuk hydrogen peroksida). Kelebihan

kalium permanganat didalam cairan induk mudah bereaksi dengan zat-zat pereduksi, sehingga

menjadikan barium sulfat yang merah jambu nampak jelas dalam larutan yang tak berwarna itu.

Taruh 3 tetes larutan uji dalam tabung pemusing semimikro, tambahkan 2 tetes larutan

kalium permanganat 0,02 M dan 1 tetes larutan barium klorida. Kita akan memperoleh endapan

merah jambu. Tambahkan beberapa tetes larutan hydrogen peroksida 3 persen atau larutan asam

oksalat 0,5 M (dalam hal yang terakhir, perulu dipanaskan diatas penangas air sampai

penghilangan warna telah sempurna). Endapan yang berwarna akan Nampak jelas.

Kepekaan 2,5 µg SO42−¿ ¿, batas konsentrasi 1 dalam 20.000

6. Larutan merkurium (II) nitrat : Endapan kuning merkurium (II) sulfat basa :

SO42−¿ ¿+ 3Hg2+ + 2H2O → HgSO4.2HgO ↓ + 4H+

Ini merupakan uji yang peka dan bahkan memberikan hasil yang positif dengan suspense

barium sulfat atau timbel sulfat.

4

Page 8: Makalah kiman

7. Larutan benzidina hidroklorida : akan menghasilkan endapan putih benzidina sulfat

Ion-ion kromat, obsalat, heksasianoferat (II) dan (III) menggangu reaksi ini

2.2 SULFIT SO3-2.

Kelarutan sulfit dari logam alkali dan dari ammonium larut dalm air. Sulfit dari logam

lainnya larut sangat sedikit atau tidak larut. Hydrogen sulfit dari logam alkali larut dalam air.

Hydrogen sulfit dari logam alkali tanah dikenal dengan larutan. Larutan natrium sulfit

Na2SO3.7H2O, 0,5M yang baru saja dibuat, dapat dipakai untuk mempelajari reaksi-reaksi ini.

1. Asam klorida encer (atau asam sulfat encer): Terjadi penguraian, lebih cepat dengan

dipanaskan, disertai pelepasan belerang dioksida:

SO32- + 2H+ → SO2 ↑ + H2O

Gas ini dapat diidentifikasi (i) dari bau belarang terbakar yang menyesakan nafas, (ii) dari

pewarnaan hijau, yang disebabkan oleh pembentukan ion-ion kromium (III) yang dihasilkan bila

sehelai kertas saring yang dibasahi dengan larutan kalium dikromat yang telah diasamkan,

dipegang di atas mulut tabung uji.

3SO2 + Cr2O72- + 2H+ → 2Cr3+ + 3SO4

2- + H2O

Metode lain untuk mengidentifikasi gas itu adalah (iii) dengan memegang sehelai kertas

saring yang dibasahi larutan kalium iodat dan kanji, dalam uap tersebut, pada mana warna biru

yang disebebkan oleh pembentukan iod, akan terlihat :

5SO2 + 2IO3- + 4H2O → I2 + 5SO4

2- + 8H+-

5

Page 9: Makalah kiman

2. Larutan barium klorida atau strontium klorida : Endapan putih barium atau strontium

sulfit :

SO32- + Ba2+ → BaSO3 ↓

Endapan melarut dalam asam klorida encer, pada mana dilepaskan belerang dioksida

BaSO3 ↓ + 2H+ → Ba2+ + SO2 ↑ + H2O

Setelah didiamkan, endapan perlahan-lahan teroksidasi menjadi sulfat dan lalu menjadi

tak larut dalam asam mineral encer; perubahan ini dapat dihasilkan dengan cepat dengan

memanaskan dengan air brom atau sedikit asam nitrat pekat atau dengan hydrogen peroksida.

2BaSO3 ↓ + O2 → 2BaSO4 ↓

BaSO3 ↓ + Br2 + H2O → BaSO4 ↓ + 2Br- + 2H+

3BaSO3 ↓ + 2HNO3 → 3BaSO4 ↓ + 2NO ↑ + H2O

BaSO3 ↓ + H2O2 → BaSO4 ↓ + H2O

Kelarutan pada 18° dari sulfit dari kalsium, strontium, dan barium, masing-masing adalah 1,25 g

3. Larutan perak nitrat : Mula-mula, tak terjadi perubahan yang dapat dilihat, karena

pembentukan ion-ion sulfitoargenat :

SO32- + Ag+ → [AgSO3]-

Dengan menambahkan reagensia yang lebih banyak, terbentuk endapan kristalin putih, perak

sulfit:

[AgSO3]- + Ag+ → Ag2SO3 ↓

Endapan melarut jika ion sulfit ditambahkan dengan berlebihan:

Ag2SO3 ↓ + SO32- → 2[AgSO3]-

Setelah larutan garam kompleks itu atau suspensi endapan dalam air, dididihkan, perak↓

logam yang berwarna abu-abu mengendap:

2[Ag2SO3]- → 2Ag ↓ + SO42- + SO2 ↑

Ag2SO3 ↓ + H2O → 2Ag ↓ + SO42- + 2H+

Endapan larut dalam asam nitrat encer, pada mana gas belerang dioksida dilepaskan:

6

Page 10: Makalah kiman

Ag2SO3 ↓ +2H+ → SO2 ↑ + 2Ag+ + H2O

Endapan juga melarut dalam ammonia, pada mana terbentuk kompleks diaminaargentat:

Ag2SO3 ↓ + 4NH3 → 2[Ag(NH3)2]+ + SO32-

4. Larutan kalium permanganate: Yang diasamkan dengan asam sulfat encer sebelum

pengujian maka warna menjadi hilang disebabkan oleh reduksi menjadi ion-ion mangan(II):

5SO32- + 2MnO4

- + 6H+ → 2Mn2+ + 5SO42- + 3H2O

5. Larutan kalium dikromat : Yang diasamkan dengan asam sulfat encer sebelum pengujian

maka dihasilkan pewarnaan hijau, yang disebabkan oleh pembentukan ion-ion kromium(III):

3SO32- + Cr2O7

2- + 8H+ → 2Cr3+ + 3SO32- + 4H2O

6. Larutan timbel asetat atau timbel nitrat : Endapan putih timbel sulfit

SO32- + Pb2+ → PbSO3 ↓

Endapan melarut dalam asam nitrat encer, pada mana gas belerang dioksida terbentuk:

PbSO3 ↓ + 2H+ → SO2 + Pb2+ + H2O

Gas bisa diidentifikasi dengan salah satu cara yang tercatat pada reaksi 1. Dengan

mendidihkan endapan dioksidasikan oleh oksigen dalam atmosfer, dan terbentuklah timbel

sulfat:

2PbSO3 ↓ + O2 → 2PbSO4 ↓

Reaksi ini dapat dipakai untuk membedakan sulfit dan tiosulfit; yang terakhir ini

menghasilkan endapan hitam dengan mendidihkan.

7. Zink dan asam sulfat : Gas hidrogen sulfide dilepaskan, yang bisa dideteksi dengan

memegang kertas timbel asetat pada mulut tabung-uji (lihat Bagian IV.6, reaksi 1):

SO32- + 3Zn + 8H+ → H2S ↑ + 3Zn2+ + 3H2 ↑ + 3H2O

7

Page 11: Makalah kiman

8. Air kapur : Uji ini dilakukan dengan menambahkan asam klorida encer kepada sulfit

padat tersebut, dan mengalirkan gelembung-gelembung belerang dioksida yang dilepaskan

melalui air kapur terbentuk endapan putih kalsium sulfit CaSO3.

SO32- + Ca2+ → CaSO3 ↓

Endapan melarut dengan mengalirkan gas lebih lama lagi, karena terbentuk ion hidrogen sulfit:

CaSO3 ↓ + SO2 + H2O → Ca2+ + 2HSO3-

Kekeruhan juga dihasilkan oleh karbonat; maka belerang dioksida harus dihilangkan

terlebih dahulu bila menguji karbonat. Ini bisa dilakukan dengan menambahkan larutan kalium

dikromat kepada tabung-uji sebelum pengasaman. Dikromat ini mengoksidasikan dan

menguraikan belerang dioksida tanpa mempengaruhi karbon dioksida.

9. Uji fuksin : Larutan-larutan encer zat pewarna trifenilmetana, seperti fuksin dan hijau

malakhit, segera dihilangkan warnanya oleh sulfit-sulfit yang netral. Belerang dioksida juga

menghilangkan warna larutan fuksin, tetapi reaksinya tak begitu sempurna : meskipun demikian

ini merupakan uji yang sangat berguna terhadap belerang dan sulfit asam; karbon dioksida tak

mengganggu, tetapi nitrogen dioksida mengganggu. Jika larutan uji bersifat asam, sebaiknya

netralkan dengan tepat dengan natrium hidrogen karbonat. Tiosulfat tidak mengganggu, tetapi

sulfida, polisulfida, dan alkali bebas, menggangg. Garam-garam zink, timbel dan cadmium

mengurangi kepekaan uji ini, maka gangguan dari sulfida tak dapat dihilangkan dengan

penambahan garam-garam ini.

Taruh 1 tetes reagensia fuksin diatas lempeng uji dan tambahankan 1 tetes larutan uji

yang netral. Reagensia kehilangan warnanya.

Kepekaan : 1μg SO₂. Batas konsentrasi : 1 dalam 50.000.

Reagensia fuksin dibuat dengan melarutkan 0,015 g fuksin dalam 100 ml air.

10. Uji nikel (II) hidroksida : Auto-oksidasi (oksidasi sendiri) dari belerang dioksida (atau

asam sulfit) merangsang oksidasi nikel (II) hidroksida yang hijau menjadi nikel (III) hidroksida

yang hijau. Perubahan warna sangat jelas, tetapi untuk belerang dioksida dalam jumlah yang

sedikit, kita boleh memanfaatkan pengubahan benzidina asetat menjadi “biru benzidina” oleh

8

Page 12: Makalah kiman

nikel (III) hidroksida. (BAHAYA : REAGENSIA INI DAPAT MENIMBULKAN KANKER

(KARSINOGENIK)). Tiosulfat memberi reaksi yang serupa, maka tak boleh ada; sulfide juga

mengganggu.

Taruh setetes larutan uji (atau sedikit zat padat yang akan diuji) dalam tabung dari alat

yang diperlihatkan, dan taruh sedikit nikel (II) hidroksida yang telah dicuci diatas tombol kaca

pada bagian bawah penutup. Tambahkan 1-2 tetes asam klorida 6M, tutup alat dan panaskan

perlahan-perlahan. Hidroksida yang hijau itu berubah mrnjadi abu-abu sampai hitam tergantung

dari banyaknya sulfit yang ada. Untuk sulfit dalam jumlah yang sedikit , pindahkan nikel

hidroksida keatas kertas saring kuantitatif dan olah dengan setetes reagensia benzidina :

terbentuk warna biru.

Teknik lainnya adalah dengan memanaskan (dengan penangas air) larutan uji itu dalam

tabung-uji semimikro dengan sedikit asam klorida encer, dan membiarkan gas yang dilepaskan

mengenai kertas saring. Diatas mana telah diberi noda nikel (II) hidroksida. Noda itu menjadi

hitam warnanya.

Kepekaan: 0,4 μm SO2. Batas konsentrasi : 1 dalam 125.

Nikel (II) hidroksida dibuat dengan mengendapkan larutan nikel (II) klorida dengan

larutan natrium hidroksida dan mencucinya dengan saksama sampai bebas alkali. Reagensia

harus baru saja dibuat.

Reagensi benzina dibuat dengan melarutkan 0,05g benzidina atau hidrokloridanya dalam

10 ml asam asetat glasial. Mengencerkannya menjadi 100 ml dengan air dan menyaringnya.

11. Uji natrium nitroprusida-zink : Sulfat larutan natrium nitroprusida bereaksi dengan

larutan garam zink, menghasikan endapan zink nitroprusida Zn[Fe(CN)₅NO]. Zat yang terakhir

ini, bereaksi dengan belerang dioksida yang basah memberi suatu senyawa merah dengan

komposisi yang tak diketahui : uji ini menjadi lebih peka bila hasil reaksi dipegang diatas uap

ammonia yang menghilangkan warna dari zink nitroprusida yang tak terpakai.

Taruh setetes larutan uji (atau sebutir cuplikan uji padat) dalam tabung dan lapisi tombol

penutup kaca dengan selapis tipis pasta zink nitroprusida. Tambahkan setetes asam klorida atau

9

Page 13: Makalah kiman

asam sulfat 2M, dan tutup alam itu. Setelah belerang dioksida dilepaskan, pegang tutup sebentar

diatas uap ammonia. Pasta akan diwarnai merah-tua sedikit atau banyak.

Kepekaan : 3,5 μm SO2. Batas konsentrasi : 1 dalam 14000.

Pasta zink nitroprusida dibuat dengan mengendapkan larutan natrium nitroprusida dengan

larutan zink sulfat berlebihan, dan mendidihakan selama beberapa menit : endapa disaring dan

dicuci dan disimpan dalam botol atau tabung dari kaca gelap.

Uji ini tak dapat dipakai jika ada serta sulfide dan atau tiosulfat. Ion-ion ini dapat

dihilangkan dengan menambahkan merkurium (II) klorida yang beraksi membentuk merkurium

(II) sulfide yang stabil terhadap asam :

Hg2+ + S2+ → HgS ↓

Hg2+ + S2O32- + H2O → HgS ↓ + SO4

2- + 2H+

Taruh setetes larutan uji dan 2 tetes larutan merkurium (II) klorida jenuh dalam alat yang

sama dan, setelah satu menit, asamkan dengan asam klorida 2M atau asam sulfat M, dan

kerjakan seterusnya seperti diatas. 20μg Na2SO3 dan 1.500 μg Na2S.

12. Membedakan antara sulfit dan hidrogen sulfit (bisulfit) : Larutan alkali sulfit normal

menunjukan reaksi basa terhadap kertas lakmus karna hidrolisis:

SO32- + H2O ↔ HSO3

- + OH-

Sedangkan larutan alkali hidrogen sulfit adalah netral. Dengan menembahkan larutan

netral hidrogen peroksida yang encer kepada larutan sulfit normal, terbentuk ion sulfat dan

menjadi netral.

SO32- + H2O2 → SO4

2- + H2O

Dengan hidrogen sulfit, uji yang sama menghasilkan ion hidrogen :

HSO3- + H2O2 → SO4

2- + H+ + H2O

Dan larutan menunjukkan reaksi asam yang jelas. Perlu ditekankan disini, bahwa uji ini

sendirian saja tidaklah spesifik untuk sulfit atau hidrogen sulfit: adanya ion-ion ini harus

dipastikan dahulu dengan reaksi lain.

10

Page 14: Makalah kiman

2.3 IODIDA I-

Kelarutan iodida adalah serupa dengan klorida dan bromida. Perak, merkurium(I),

merkurium (II), tembaga (I), dan timbel iodide adalah garam-garamnya yang paling sedikit larut.

Reaksi – reaksi ini dapar di pelajari dengan larutan kalium iodide 0,1M.

1. Asam sulfat pekat dengan iodide padat : iod akan di bebaskan pada pemanasan, uap akan

dilepaskan, mengubah kertas kanji menjadi biru. Sedikit hydrogen iodida terbentuk ini dapat

dilihat dengan meniup melintasi bejana, pada mana dihasilkan asap putih tetapi banyak yang

mereduksi asam sulfat menjadi belerang dikosida, hydrogen sulfide, dan belerang, yang

perbandingan relative mereka bergantung pada konsentrasi reagensia-reagensia.

2I- + 2H2SO4 → I2 ↑ + SO42- + 2H2O

I- + H2SO4 → HI ↑ + HSO4-

6I- + 4H2SO4 → 3I2 ↑ + S ↓ + 3SO42- + 4H2O

8I- + 5H2SO4 → 4I2 ↑ + H2S ↑ + 4SO42- + 4H2O

Hidrogen iodida murni terbentuk pada pemanasan dengan asam fosfat pekat :

I- + H3PO4 → HI ↑ + H2PO4-

Jika mangan dikosida ditambahkan kepada campuran tadi, hanya iod yang terbentuk, dan asam

sulfat itu tidak tereduksi :

2I- + MnO2 + 2H2SO4 → I2 ↑ + Mn2+ + 2SO42- + 2H2O

2. Larutan perak nitrat : Endapan seperti dadih yang kuning yaitu perak iodide AGI yang

mudah larut dalam larutan kalium sianida dan dalam larutan natrium tiosulfat, sangat sedikit larut

dalam larutan ammonia pekat, dan tak larut dalam asam nitrat encer.

I- + Ag+ → AgI

AgI ↓ + 2CN- → [Ag(CN)2]- + I-

11

Page 15: Makalah kiman

AgI ↓ + 2S2O32_ → [Ag(S2O3)2]3- + I-

3. Larutan timbal asetat : Endapan kuning timbel iodide, PbI2 yang larut dalam air panas

yang membentuk larutan tak berwarna dan ketika di dinginkan menghasilkan keeping-keping yang

kuning keemasan.

2I- + Pb2+ → PbI2 ↓

4. Air klor : Bila reagensia ini diteteskan sedikit demi sedikit larutan iodida maka iod di

bebaskan yang mewarnai larutan coklat, setelah dikocok dengan 1-2ml karbon disulfide. Iod ini

melarutkan membentuk larutan lembayung, yang turun kesebelah bawah lapisan air. Iod bebas bisa

juga di identifikasi dengan warna biru yang dibentuknya dengan larutan kanji. Jika air klor

berlebihan maka iod dioksidasikan menjadi emas iodat yang tak berwarna.

2I- + Cl2 ↑ → I2 + 2Cl-

I2 + 5Cl2 ↑ + 6H2O → 2IO3- + 10Cl- + 12H+

Lebih memudahkan memakai larutan natrium hipoklorit encer yang disamakan dengan asam

klorida encer.

5. Kalium dikromat dan asam sulfat pekat : hanya iod yang di bebaskan, dan tak terdapat

dalam destilat

6I- + Cr2O72- + H2SO4 → 3I2 ↑ + 2Cr3+ + 7SO4

2- + 7H2O

6. Larutan natrium nitrit: iod dibebaskan bila reagensia ini ditambhakna kepada larutan

iodide yang diasamkan dengan asam asetat encer atau asam sulfat encer (perbedaan dari bromide

dan klorida ). Iod ini bisa di identifikasikan dari sifatnya yang mewarnai pasta kanji menjadi biru

atau karbon tetraklorida menjadi lembayung.

2I- + 2NO2- + 4H+ → I2 + 2NO ↑ + 2H2O

7. Larutan tembaga sulfat : endapan coklat yang terdiri dari campuran tembaga(I)

iodide,CuI dan iod. Iod ini bias di hilangkan dengan menambah larutan natrium triosulfat, atau

asam sulfit dan di peroleh endapan tembaga(I) iodide yang hamper putih.

4I- + 2Cu2+ → 2CuI↓ = I2

12

Page 16: Makalah kiman

I2 + 2S2O32- → 2I- + S4O6

2-

8. Larutan merkurium (II) klorida : Endapan merah scarlet (scarlet) merkurium (II) iodide :

2I- + HgCl2 → HgI2↓ + 2Cl-

(bahwa merkurium (II) klorida praktis tak terdisosiasi dalam larutan). Endapan larut dalam

kalium ioddida berlebihan, membentuk suatu kompleks tetraiodomerkurat(II):

HgI2↓ +2I- → [HgI4]2-

9. Larutan kamji : iodide mudah dioksisasikan dalam larutan asam menjadi iod bebas

dengan jumlah zat pengoksid : iod bebas ini bias diindentifikasi dari pewarnaan biru tua yang

dihasilkannya dengan larutan kanji.

2I- + 2NO2- + 4H+ → I2 + 2NO↑ + 2H2O

Sianida menggangu karena pembentukan sianogen iodide : maka sianida ini dihilangkan

sebelum pengujian dengan memanaskannya dengan larutan natrium hydrogen karbonat

(bikarbonat) atau dengan mengasamkan dan memanaskannya :

I2 + CN- → ICN↑ + I-

10. Uji reduksi katalitik garam serium (IV) : Reduksi garam serium (IV) dalam larutan asam

oleh arsenit, berlangsung dengan sangat lambat :

2Ce4+ + AsO33- + H2O → 2Ce3+ + AsO4

3- + 2H+

Iodide mempercepat perubahan reduksi katalitik garam serium (IV) disebabkan oleh iod

yang dilepaskan dalam reaksi seketika :

2Ce4+ + 2I- → 2Ce3+ + I2

Yang bereaksi lebih lanjut :

AsO33- + I2 + H2O → AsO4

3- + 2I- + 2H+

Selesai reduksi hilangnya warna kuning dari larutan serium (IV). Garam osmium dan

ruthenium mempunyai efek katalitik yang serupa. Klorida, bromide, sulfat, dan nitrat dalam

13

Page 17: Makalah kiman

jumlah yang sedang tak mempunyai pengaruh. Sedangkan sianida, garam merkurium(II), perak,

dan mangan menggangu.

11. Uji palladium (II) klorida : Larutan iodide bereaksi dengan larutan palladium (II) klorida

untuk menghasilkan endapan palladium (II) iodide, PdI2 , yang merah kecoklatan, yang tak larut

dalam asam mineral .

2I- + Pd2+ → PdI2↓

2.4 KLORIDA CLˉ

Kelarutan kebanyakan klorida larut dalam air . Merkurium (I) Klorida ,Hg2Cl2 ,Perak

klorida AgCl,timbale klorida PbCl2,(yang larut sangat sedikit dalam air dingin ,tetapi mudah

larut dalam air mendidih) ,tembaga (l) klorida , CuCl,bismuth osiklorida,BiOCL,stabium

osiklorida,SbOCL,dan merkurium (ll) osiklorida , Hg 2 OCL2,tak larut dalam air.

Untuk mempelajari reaksi – reaksi ini , pakailah larutan natrium klorida ,NaCl 0,1 M.

1. Asam sulfat : klorida akan terurai banyak dalam keadaan dingin ,tapi akan terurai lebih

sempurna jika dengan pemanasan , yang disertai dengan pelepasan hydrogen klorida ,

Clˉ + H2SO4 → HCl↑ + HSOˉ

2. Mangan dioksida dan asam sulfat pekat : Jika klorida padat dicampur dengan mangan

dioksida* produk pengendapan sama banyak ,lalu ditambahkan asam sulfat pekat dan campuran

dipanaskan perlahan,kalor akan dilepaskanyang dapat diidentifikasi dari baunya yang

menyesakkan nafas,warnanya yang hijau ke kuning kuningan ,sifatnya yang memutihkan kertas

lakmus basah,dan mengubah kertas kalium iodide-kanji menjadi biru.hidrogen klorida yang mula

mula terbentuk,dioksidasikan menjadi kalor.

MnO2 + 2H2SO4 + 2Clˉ → Mn2+¿¿ + Cl2 ↑ + 2SO42−¿¿ +2H2O

3. Larutan perak nitrat : Endapan perak klorida AgCl yang sepertididih dan putih .ia tak

larut dalam air dan nitrat encer tetapi larut daam amoniak encer dan dalam larutan kalium sianida

dan tiosulfat.

14

Page 18: Makalah kiman

Clˉ + Ag+¿ ¿ → AgCl ↓

AgCl ↓ + 2NH3 → {(Ag NH3)2 }+¿¿ + Clˉ

{(Ag NH3)2 }+¿¿ + Clˉ + 2H+¿¿ → AgCl ↓+ 2NH4+¿¿

Jika endapan klorida nya disaring,lalu dicuci dengan kertas saring dan dikocong dengan

larutan natriumarsenit, maka endapan akan berubah menjadi warna perak arsenit yang kuning ,

uji ini dikenal untuk uji pemastian klorida.

3AgCl + As33−¿¿ → Ag3AsO3 +3Clˉ

4. Larutan timbale asetat : larutan putih timbale klorida , dari larutan yang pekat

2Clˉ +Pb2+¿ ¿ → PbCl2 ↓

5. Kalium dikromat dan asam sulfat (uji kromil klorida) : klorida padat dicampurkan dengan

seksama dengan kalium dikromat yang telah dihaluskan menjadi bubuk dan tiga kali lipat

beratnya di dalam labu suling kecil,ditambahkan asam sulfat yang sama volumenya ,dan

campuran dipanaskan perlahan ,uap merah tua kromil klorida yang dilepaskan , dialirkan ke

dalam larutan natrium hidroksida yang terkandung dalam sebuah tabung uji ini, mengandung

natrium kromat; ini dipastikan dengan mengasamkannya dengan asam sulfat encer,

menambahkan 1 – 2 ml amil alkohol dan diikuti dengan sedikit larutan hidrogen peroksida.

Lapisan organik itu akan berwarna biru. Lain pada uji ini, uji difenilkarbazida (Bagian IV.33

reaksi 10) juga boleh dipakai. Pembentukan suatu kromat dalam destilat menunjukkan adanya

suatu klorida dalam zat padat itu, karena kromil klorida merupakan cairan yang mudah menguap

(atsiri).

4Cl- + Cr2O72−¿¿ + 6H+ → 2CrO2Cl2 ↑ + 3H2O

CrO2Cl2 ↑ + 4OH- → CrO42−¿¿ + 2Cl- +2H2O

Sedikit klor mungkin juga dibebaskan, disebabkan oleh reaksi :

6Cl- + Cr2O72−¿¿ + 14H+ → 3Cl2 ↑ + 2Cr3+ + 7H2O

dan ini mengurangi kepekaan uji ini.

15

Page 19: Makalah kiman

Bromida dan iodida menimbulkan halogen bebas yang menghasilkan larutan tak

berwarna dengan larutan natrium hidroksida. Jika rasio iodida terhadap klorida melebihi 1:15,

maka pembentukan kromil klorida sangan banyak tercegah dan klor dilepaskan. Fluorida

mengakibatkan timbulnya kromil fluorida, CrO2F2, yang mudah menguap, yang diuraikan oleh

air, sehingga harus dihilangkan (tidak boleh). Nitrit dan nitrat menggangu karena bisa terbentuk

nitrosil klorida. Klorat tentu saja tidak boleh ada.

Klorida dari merkurium, karena ionisasinya yang sedikit maka tidak berespon terhadap

uji ini. Hanya perubahan sebagian saja menjadi CrO2Cl2, terjadi dengan klorida dari timbel,

perak, stibium dan timah.

Teknik uji bercaknya adalah seperti berikut : Kedalam tabung dari gambar II.57 ditaruh

beberapa mg cuplikan padat (atau uapkan 1-2 tetes larutan uji didalamnya), tambahkan sedikit

kalium dikromat yang telah dijadikan bubuk, dan setetes asam sulfat pekat. Taruh suatu kolom

kira-kira satu mm panjangnya dari larutan difenilkarbazida 1 persen dalam alkohol kedalam

tabung kapiler dari penyumbat, dan panaskan peralatan selama beberapa menit. Kromil klorida

yang dilepaskan membuat reagensia itu berwarna lembayung.

Kepekaan : 1,5µg Cl-. Batas konsentrasinya : 1 dalam 30.000.

Suatu cara lain dengan memakai jumlah-jumlah yang sama dari bahan-bahan dalam

peralatan dari gambar II.53, dan sebagai ganti larutan difenilkarbazida dipakai setetes alkali

encer diatas tombol kaca. Panaskan selama beberapa menit, dan setelah didinginkan lalu

celupkan tombol kaca kedalam beberapa tetes larutan difenilkarbazida dalam alkohol yang telah

diolah dengan sedikit asam sulfat encer yang ditaruh diatas lempeng bercak sehingga diperoleh

pewarnaan lembayung.

Kepekaan : 0,3µg Cl-. Batas konsentrasinya : 1 dalam 150.000.

Bromida dalam jumlah sedikit (5persen) tidak mengganggu, tetapi jika bromida dalam

jumlah banyak maka akan menimbulkan cukup brom untuk mengoksidasikan reagensia. Maka

lebih baik tambahkan sedikit fenol kepada larutan reagensia, dimana brom akan dihilangkan

sebagai tribromofenol. Nitrat mengganggu karena terbentuknya nitrosil krolida, tetapi nitrat ini

boleh direduksi oleh garam amonium.

16

Page 20: Makalah kiman

BAB IIIPENUTUP

KesimpulanKelarutan sulfat dari barium, stromtium dan timbel praktis tak larut dalam air , sulfat dari

kalsium dan merkurium (II) larut sedikit, dan kebanyakan sulfat dari logam-logam sisanya, larut.

Jika sulfat ditambahkan dengan larutan barium klorida maka akan terbentuk endapan putih

BaSO4, jika sulfat ditambahkan dengan larutan timbel asetat maka akan terbentuk endapan putih

PbSO4, dan jika sulfat ditambahkan dengan larutan perak nitrat maka akan terbentuk endapan

kristalin putih AgSO4.

Kelarutan sulfit dari logam alkali dan dari ammonium larut dalm air. Sulfit dari logam

lainnya larut sangat sedikit atau tidak larut. Jika larutan sulfit ditambahkan dengan asam klorida

encer (atau asam sulfat encer) maka akan terjadi penguraian dan lebih cepat jika dipanaskan,

disertai pelepasan belerang dioksida. Jika larutan sulfit ditambahkan dengan larutan perak nitrat

mula-mula tak terjadi perubahan yang dapat dilihat maka harus ditambahkan reagensia yang

lebih banyak sehingga terbentuk endapan kristalin putih.

Larutan iodida jika ditambahkan dengan larutan timbal asetat maka akan terjadi endapan

kuning pada timbel iodida. Jika larutan klorida ditambahkan dengan asam sulfat maka klorida

akan terurai banyak dalam keadaan dingin ,tapi akan terurai lebih sempurna jika dengan

pemanasan. Jika larutan klorida ditambahkan dengan larutan perak nitrat maka akan terbentuk

endapan perak klorida AgCl.

17

Page 21: Makalah kiman

DAFTAR PUSTAKA

Svehla, G. 1985. VOGEL : Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro

Bagian II Edisi V. Jakarta : PT. Kalma Media Pustaka.

L. Underwood. 1993. Analisis Kimia Kualitatif Edisi IV. Jakarta : Erlangga.

18