kontrasepsi

69

description

ginekologi

Transcript of kontrasepsi

  • Rencana Kegiatan Pokok Bidang Pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi tahun 2008

  • Dasar Program KB dan KR

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan RKP 2008Kesepakatan Internasional (ICPD-94, MDGs)UU No.10/1992

  • Prioritas RKP 2008Akses dan Kualitas PelayananPenurunan Kemiskinan

  • UNDPs Five Principles of Good Governance (UNDP 1997)

  • World Banks Governance IndicatorsProcess by which those in authority are selected and replacedVoice and AccountabilityPolitical Instability and ViolenceAbility of the government to formulate and implement sound policiesGovernment EffectivenessRegulatory BurdenRespect of citizens and the state for institutions which govern their interaction Rule of Law Graft (control of corruption)(Kaufmann 1999)

  • Grand Strategi dan Program Kerja Bidang KB dan KRMenggerakkan dan memberdayakan seluruh masyarakat dalam program KB Menata kembali pengelolaan program KBMemperkuat SDM operasional program KBMeningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui pelayanan KBMeningkatkan pembiayaan program KB

  • Landasan Keterkaitan Grand Strategy dengan Upaya dan Kegiatan Bidang KB-KR tahun 2008

  • Faktor sosial dan individuProgram PembangunanNilai Anak dan Keinginan MemilikinyaOutput pelayanan: Akses Kualitas Image/PenerimaanUmur MenarcheaUmur kawinMati HaidPostpartum infecundability.Fecundabilitas.Anak Lahir matiAborsi disengaja.Faktor penyediaan pelayanan KB Permintaan KB: Penundaan Penjarangan PembatasanPemakaian kontrasepsiKelahiran: Diinginkan Tak diinginkanPemanfaatanpelayanan kesehatan reproduksiManfaat kesehatan- Ibu- AnakKehidupan seksual Keuntungan sosial-ekonomiInputProsesOutputIntermediate Outcome OutcomeJangka panjangIIIIIIIVVKeluarga Kecil BerkualitasKerangka Pikir Konseptual Permintaan KB serta Dampak Pada Fertilitas (dimodifikasi dari Bertrand et al, 1994)

  • Bantuan eksternalSistem Politik dan administrasi:Dukungan politisAlokasi sumber daya LegalitasPeraturan Struktur dan pengorganisasian pelayanan KB:Infrastruktur pelayananIntegrasi sektoralStrategi pelayananPublic-Private PartnershipFaktor sosial dan politik kepemerintahan yang lebih luas (Lingkungan Startegis)Operasional:Managemen dan supervisiTrainingKetersediaan dan distribusi komoditi kontrasepsi dll.KIEPenelitian dan evaluasiOutput pelayananAksesKualitasImage (Penerimaan)Kerangka Pikir Konseptual Faktor Penyediaan Pelayanan KB (dimodifikasi dari Bertrand et al, 1994)

  • KONSEP KERANGKA PIKIRKESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ARHKebijakan,Hukum,Ekonomi,LingkunganOrganisasi yang memberi pelayanan kpd remajaPengaruh luar (keluarga, peer, masyarakat)Kebutuhan remaja thd pelayananFUNCTIONALOUTPUTSJmlh/% staf dan relawan terlatih dlm memberi pelayanan kpd remaja, dllPERENCANAANPELAKSANAANSERVICEOUTPUTSKualitas isi dan penyuluhan LSE, dllSERVICEUTILIZATIONJumlah remaja yang terjangkau program, datang ke tpt pelayanan, dllPengetahuanSikapPerilakuPeningkatan status kesehatan Reproduksi InputProsesOutputInter-mediate OutcomeLong-term OutcomeAdopted from: ARH Framework by Myrna Seidman, Sharon Rudy, Mary Luke

  • Terciptanya sistem jaminan pembiayaan program KB terutama bagi rakyat miskinSetiap desa/kelurahan dilayani oleh tenaga PLKB/PKB yang terlatih

    Seluruh unit kerja menerapkan pengelolaan program KB yang terintegrasi dengan outcome yang jelasSetiap kecamatan memiliki PIK KRR yang aktif

    Costing and FinancingOperational SystemCustomer and ServiceCapacity BuildingProgram KB diharapkan memperoleh prioritas penganggaran dari pemerintah Pusat dan daerahSetiap kecamatan memiliki tenaga pengelola KB

    Setiap tingkatan wilayah memiliki jejaring kerja yang aktif dengan mitra kerjaDisetiap kecamatan tersedia alat kontrasepsi dengan harga yang terjangkauSeluruh tempat pelayanan KB memberikan promosi dan konseling KB dan kesehatan reproduksiSeluruh desa /kelurahan ter utama didaerah tertinggal, terpencil, dan perbatasan mendapatkan pelayanan KB bermutu

  • Pokok-Pokok Penjabaran Strategi kedalam Kegiatan Bidang KB-KR

  • Seluruh desa/kelurahan terutama di daerah tertinggal, terpencil dan perbatasan mendapatkan pelayanan KB bermutu (GS. 1.1)

    NOOUTCOME INDIKATORLAG INDIKATORTARGET1Meningkatnya prevalensi pemakaian kontrasepsi >1% per tahun dan angka unmet need turun >0,5% per tahun di setiap Kabupaten/ Kota Semua tempat pelayanan kesehatan dasar (PUSTU, PUSKESMAS) mampu melayani semua jenis kontrasepsi dan dapat merujuk Kontap ke RS100% tempat pelayanan

    Semua RS setingkat type D dapat melayani Kontap 100% RS type D

    Semua pelayanan mampu melayani KB pasca persalinan dan pasca aborsiPasca persalinan: 19,1- 50%Pasca aborsi: 22,5- 50%

  • Seluruh desa/kelurahan terutama di daerah tertinggal, terpencil dan perbatasan mendapatkan pelayanan KB bermutu (GS.1.1.)

    NOOUTCOME INDIKATORLAG INDIKATORTARGET2.Tingkat prevalensi pemakaian kontrasepsi penduduk miskin sama dengan non miskin Semua penduduk miskin di Kabupaten/Kota mendapat pelayanan KB gratis100 %3.Meningkatnya prevalensi pemakaian kontrasepsi di daerah tertinggal, terpencil dan perbatasan sehingga tidak berbeda dengan daerah lain.Tersedianya fasilitas pelayanan untuk semua jenis kontrasepsiTerjangkaunya oleh pelayanan bhakti sosial atau rujukan di daerah tertinggal, terpencil dan perbatasan Semua daerah tertinggal, terpencil dan perbatasan

  • Seluruh desa/kelurahan terutama di daerah tertinggal, terpencil dan perbatasan mendapatkan pelayanan KB bermutu

  • Seluruh desa/kelurahan terutama di daerah tertinggal, terpencil dan perbatasan mendapatkan pelayanan KB bermutu

  • Seluruh tempat pelayanan KB memberikan promosi dan konseling KB dan kesehatan reproduksi (GS.1.e)

  • Seluruh tempat pelayanan KB memberikan promosi dan konseling KB dan kesehatan reproduksi (GS.1.e)

    NOOUTCOME INDIKATORLAG INDIKATORTARGET5

    Meningkatnya pemahaman dan penggunaan kondom fungsi gandaPrevalensi pemakaian kondom dual proteksi meningkat di semua kab/kotaPenggunaan kondom dual proteksi meningkat menjadi 2,5%6

    Meningkatnya pemahaman dan pelaksanaan deteksi dini Kanker alat reproduksiSemua fasilitas pelayanan KB melakukan PAPs SMEAR bagi peserta KB di semua kab/kota meningkatPemeriksaan PAPs SMEAR peserta KB meningkat >30 %7

    Meningkatnya pemahaman kembalinya kesuburan pasca penggunaan kontrasepsi

    Meningkatnya prevalensi pemakaian kontrasepsi modern untuk penjarangan kelahiran di semua kab/kotaPemakaian kontrasepsi modern untuk spacing meningkat >26%

  • Setiap tingkatan wilayah memiliki jejaring kerja yang aktif dengan mitra kerja (GS.2. e)

  • Seluruh unit kerja menerapkan pengelolaan program KB yang terintegrasi dengan outcome yang jelas

  • Disetiap kecamatan tersedia alat kontrasepsi dengan harga yang terjangkau

    NOOUTCOME INDIKATORLAG INDIKATORTARGET1.Alat kontrasepsi untuk penduduk non-miskin (bermerek) tersedia di apotik Kabupaten/Kota, bidan dan dokter praktek swastaMeningkatnya jenis dan jumlah kontrasepsi ber-merek di apotik Kabupaten/ Kota, bidan dan dokter praktek swasta100% Kabupaten/kota2.Alat kontrasepsi untuk penduduk non-miskin yang bermerek dan disubsidi tersedia di semua fasilitas pelayanan Pemerintah dan didanai dari APBD (public-private mixed services)Meningkatnya penyediaan kontrasepsi ber-merek yang dikendalikan harganya (disubsidi oleh Pemerintah), misalnya LIBI di Kabupaten/Kota Meningkatnya anggaran APBD untuk Alokon tak gratis dan bermerek (JKK)100% Kabupaten/kota

  • Setiap desa/kelurahan dilayani oleh tenaga PLKB/PKB yang terlatih

    NOOUTCOME INDIKATORLAG INDIKATORTARGET1.Semua PLKB/PKB di Kabupaten/Kota mampu melakukan informed choice sesuai kewenangannyaSemua PLKB/PKB telah memiliki sertifikat pelatihan KIP/KonselingSemua PLKB mampu memantau pelaksanaan inform consent100% Kabupaten (?)2.Semua PLKB/PKB di Kabupaten/Kota mampu melakukan promosi pentingnya pelayanan KB-KR Semua PLKB/PKB telah memperoleh penyegaran tentang: pentingnya KB untuk kesehatan Ibu/Anak dan kesehatan seksualKRR 100% Kabupaten (?)

  • Setiap kecamatan memiliki tenaga pengelola KB

    NOOUTCOME INDIKATORLAG INDIKATORTARGET1.Semua Kabupaten/Kota memiliki tenaga pengelola KB yang mampu mengorganisasi pelayanan bhakti sosialPenyelenggaraan pelayanan bhakti sosial terlaksana sesuai jadwal rutin yang dilakukan oleh tenaga di Kabupaten/Kota 100% Kabupaten/Kota2.Semua Kabupaten/Kota memiliki tenaga pengelola KB yang mampu membantu penyelenggaraan JPKM Penyelenggaraan JPKM untuk pelayanan KB dibantu oleh tenaga pengelola KB100% Kabupaten/Kota

  • Program KB diharapkan memperoleh prioritas penganggaran dari pemerintah Pusat dan daerah

    NOOUTCOME INDIKATORLAG INDIKATORTARGET1.Jaminan ketersediaan anggaran untuk komoditi untuk KB-KR pada semua fasilitas pelayanan pemerintah Kabupaten/KotaTersedianya komoditi untuk KB-KR, khususnya kontrasepsi bagi penduduk non-miskin di semua fasilitas pelayanan pemerintah Kabupaten/KotaTersedia sarana dasar untuk pelayanan KB disetiap klinik/RS Pemerintah100% Kabupaten/Kota2.Jaminan ketersediaan anggaran untuk tenaga pelayanan di seluruh rantai pelayanan Pemerintah di Kabupaten/Kota Semua rantai pelayanan KB-KR Pemerintah memiliki jumah tenaga pelayanan cukupSemua Kabupaten memiliki tenaga profesional dalam melayani KB-KR100% Kabupaten/Kota

  • Terciptanya sistem jaminan pembiayaan program KB terutama bagi rakyat miskin

    NOOUTCOME INDIKATORLAG INDIKATORTARGET1.Semua penduduk miskin di Kabupaten/Kota pelayanan KB-nya ditanggung oleh pemerintahPenduduk miskin tidak mengeluarkan biaya pelayanan untuk ber KB

    Penduduk miskin yang menerima kontrasepsi gratis dari BKKBN Pusat meningkat100% penduduk miskin pelayanan dibiayai melalui ASKESKIN dan kontrasepsi dari BKKBN Pusat

    2.Semua pekerja/buruh di Kabupaten/Kota pelayanan KB-nya ditanggung oleh perusahaan/kantornyaPekerja/buruh tidak mengeluarkan biaya untuk ber KB 100% penduduk miskin pelayanan dibiayai melalui JAMSOSTEK atau sejenisnya atau perusahaannya3.Semua Kabupaten/Kota ada terselenggara sistim JPKM (managed care) Semua peserta KB tidak mengeluarkan biaya pelayan KB dengan cara fee for service100% pelayanan KB dibiayai dengan sistim asuransi (JPKM)

  • Setiap kecamatan memiliki PIK KRR yang aktif

    NOOUTCOME INDIKATORLAG INDIKATORTARGET1Peningkatan usia kawin pertamaMeningkatnya usia kawin pertama 21 tahun

    2.Penundaan kelahiran anak pertamaMenunda kelahiran anak pertama dengan alat kontrasepsi modernPrevalensi kontrasepsi pasca nikah meningkat3.

    Peningkatan pengetahuan sikap dan prilaku remaja terhadap kesehatan reproduksi remajaMeningkatnya jumlah remaja yang mendapat pengetahuan Kesehatan Reproduksi85%4Peningkatan jumlah kecamatan yang memiliki PIK-KRR aktifa. Meningkatnya jumlah PIK-KRR tiap kecamatan Jumlah PIK KRR 2430 buahb. Meningkatnya jumlah Pendidik dan konselor Sebaya terlatih7000 dan 3500 orang c. Semua kabupaten /kota menyediakan dana utk pengembangan & pengelolaan PIK-KRR450 Kab/Kota menyediakan dana

  • RKP 2008 dan Upaya dan Kegiatan untuk Programming kedepan

  • Program Keluarga BerencanaProgram ini bertujuan untuk menjamin ketersediaan pelayanan KB berkualitas untuk memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi (KR), yang termasuk di dalamnya upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil bahagia sejahtera.

  • Sasaran pokok adalah:menurunkan TFR menjadi sekitar 2,17 per perempuan melalui penyediaan alat kontrasepsi; pembinaan peserta KB aktif sekitar 29,2 juta dan peserta KB baru sekitar 6,0 juta PUS; pelayanan KB bagi sekitar 12,6 juta PA dan 2,9 juta PB dari KPS dan KS I;peningkatan partisipasi pria sekitar 3,6 persen; menurunkan unmet need menjadi sekitar 6,4 persen dari total PUS yang ada.

  • Kegiatan-kegiatan pokok meliputi:Jaminan pelayanan KB berkualitas bagi rakyat miskin;Pelayanan konseling KIE KB;Peningkatan perlindungan hak-hak reproduksi individu;Peningkatan jejaring pelayanan KB pemerintah dan swasta/non pemerintah.

  • 2.Program Kesehatan Reproduksi Remaja Tujuan program ini untuk meningkatkan pemahaman, pengetahuan, sikap dan perilaku positif remaja tentang kesehatan dan hak-hak reproduksi, guna meningkatkan derajat kesehatan reproduksinya dan mempersiapkan kehidupan berkeluarga dalam upaya mendukung peningkatan kualitas generasi mendatang.

  • Sasaran pokok adalah: meningkatnya persentase remaja yang memperoleh informasi tentang kesehatan reproduksi menjadi sekitar 85 persen; meningkatnya jumlah PIK-KRR menjadi 2.430 buah; meningkatnya jumlah Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya yang dilatih masing-masing 2.430 orang dan 1.215 orang;meningkatnya KIE dan advokasi tentang KRR melalui pengembangan PIK-KRR percontohan.

  • Kegiatan-kegiatan pokok meliputi:Penguatan dukungan dan partisipasi keluarga dan masyarakat dalam program KRR;Pembentukan, pengembangan, pengelolaan dan pelayanan PIK-KRR.

  • Rencana Kegiatan Pokok Bidang Pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi tahun 2008

  • Dasar Program KB dan KR

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan RKP 2008Kesepakatan Internasional (ICPD-94, MDGs)UU No.10/1992

  • Prioritas RKP 2008Akses dan Kualitas PelayananPenurunan Kemiskinan

  • UNDPs Five Principles of Good Governance (UNDP 1997)

  • World Banks Governance IndicatorsProcess by which those in authority are selected and replacedVoice and AccountabilityPolitical Instability and ViolenceAbility of the government to formulate and implement sound policiesGovernment EffectivenessRegulatory BurdenRespect of citizens and the state for institutions which govern their interaction Rule of Law Graft (control of corruption)(Kaufmann 1999)

  • Grand Strategi dan Program Kerja Bidang KB dan KRMenggerakkan dan memberdayakan seluruh masyarakat dalam program KB Menata kembali pengelolaan program KBMemperkuat SDM operasional program KBMeningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui pelayanan KBMeningkatkan pembiayaan program KB

  • Landasan Keterkaitan Grand Strategy dengan Upaya dan Kegiatan Bidang KB-KR tahun 2008

  • Faktor sosial dan individuProgram PembangunanNilai Anak dan Keinginan MemilikinyaOutput pelayanan: Akses Kualitas Image/PenerimaanUmur MenarcheaUmur kawinMati HaidPostpartum infecundability.Fecundabilitas.Anak Lahir matiAborsi disengaja.Faktor penyediaan pelayanan KB Permintaan KB: Penundaan Penjarangan PembatasanPemakaian kontrasepsiKelahiran: Diinginkan Tak diinginkanPemanfaatanpelayanan kesehatan reproduksiManfaat kesehatan- Ibu- AnakKehidupan seksual Keuntungan sosial-ekonomiInputProsesOutputIntermediate Outcome OutcomeJangka panjangIIIIIIIVVKeluarga Kecil BerkualitasKerangka Pikir Konseptual Permintaan KB serta Dampak Pada Fertilitas (dimodifikasi dari Bertrand et al, 1994)

  • Bantuan eksternalSistem Politik dan administrasi:Dukungan politisAlokasi sumber daya LegalitasPeraturan Struktur dan pengorganisasian pelayanan KB:Infrastruktur pelayananIntegrasi sektoralStrategi pelayananPublic-Private PartnershipFaktor sosial dan politik kepemerintahan yang lebih luas (Lingkungan Startegis)Operasional:Managemen dan supervisiTrainingKetersediaan dan distribusi komoditi kontrasepsi dll.KIEPenelitian dan evaluasiOutput pelayananAksesKualitasImage (Penerimaan)Kerangka Pikir Konseptual Faktor Penyediaan Pelayanan KB (dimodifikasi dari Bertrand et al, 1994)

  • KONSEP KERANGKA PIKIRKESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ARHKebijakan,Hukum,Ekonomi,LingkunganOrganisasi yang memberi pelayanan kpd remajaPengaruh luar (keluarga, peer, masyarakat)Kebutuhan remaja thd pelayananFUNCTIONALOUTPUTSJmlh/% staf dan relawan terlatih dlm memberi pelayanan kpd remaja, dllPERENCANAANPELAKSANAANSERVICEOUTPUTSKualitas isi dan penyuluhan LSE, dllSERVICEUTILIZATIONJumlah remaja yang terjangkau program, datang ke tpt pelayanan, dllPengetahuanSikapPerilakuPeningkatan status kesehatan Reproduksi InputProsesOutputInter-mediate OutcomeLong-term OutcomeAdopted from: ARH Framework by Myrna Seidman, Sharon Rudy, Mary Luke

  • Terciptanya sistem jaminan pembiayaan program KB terutama bagi rakyat miskinSetiap desa/kelurahan dilayani oleh tenaga PLKB/PKB yang terlatih

    Seluruh unit kerja menerapkan pengelolaan program KB yang terintegrasi dengan outcome yang jelasSetiap kecamatan memiliki PIK KRR yang aktif

    Costing and FinancingOperational SystemCustomer and ServiceCapacity BuildingProgram KB diharapkan memperoleh prioritas penganggaran dari pemerintah Pusat dan daerahSetiap kecamatan memiliki tenaga pengelola KB

    Setiap tingkatan wilayah memiliki jejaring kerja yang aktif dengan mitra kerjaDisetiap kecamatan tersedia alat kontrasepsi dengan harga yang terjangkauSeluruh tempat pelayanan KB memberikan promosi dan konseling KB dan kesehatan reproduksiSeluruh desa /kelurahan ter utama didaerah tertinggal, terpencil, dan perbatasan mendapatkan pelayanan KB bermutu

  • Pokok-Pokok Penjabaran Strategi kedalam Kegiatan Bidang KB-KR

  • Seluruh desa/kelurahan terutama di daerah tertinggal, terpencil dan perbatasan mendapatkan pelayanan KB bermutu (GS. 1.1)

    NOOUTCOME INDIKATORLAG INDIKATORTARGET1Meningkatnya prevalensi pemakaian kontrasepsi >1% per tahun dan angka unmet need turun >0,5% per tahun di setiap Kabupaten/ Kota Semua tempat pelayanan kesehatan dasar (PUSTU, PUSKESMAS) mampu melayani semua jenis kontrasepsi dan dapat merujuk Kontap ke RS100% tempat pelayanan

    Semua RS setingkat type D dapat melayani Kontap 100% RS type D

    Semua pelayanan mampu melayani KB pasca persalinan dan pasca aborsiPasca persalinan: 19,1- 50%Pasca aborsi: 22,5- 50%

  • Seluruh desa/kelurahan terutama di daerah tertinggal, terpencil dan perbatasan mendapatkan pelayanan KB bermutu (GS.1.1.)

    NOOUTCOME INDIKATORLAG INDIKATORTARGET2.Tingkat prevalensi pemakaian kontrasepsi penduduk miskin sama dengan non miskin Semua penduduk miskin di Kabupaten/Kota mendapat pelayanan KB gratis100 %3.Meningkatnya prevalensi pemakaian kontrasepsi di daerah tertinggal, terpencil dan perbatasan sehingga tidak berbeda dengan daerah lain.Tersedianya fasilitas pelayanan untuk semua jenis kontrasepsiTerjangkaunya oleh pelayanan bhakti sosial atau rujukan di daerah tertinggal, terpencil dan perbatasan Semua daerah tertinggal, terpencil dan perbatasan

  • Seluruh desa/kelurahan terutama di daerah tertinggal, terpencil dan perbatasan mendapatkan pelayanan KB bermutu

  • Seluruh desa/kelurahan terutama di daerah tertinggal, terpencil dan perbatasan mendapatkan pelayanan KB bermutu

  • Seluruh tempat pelayanan KB memberikan promosi dan konseling KB dan kesehatan reproduksi (GS.1.e)

  • Seluruh tempat pelayanan KB memberikan promosi dan konseling KB dan kesehatan reproduksi (GS.1.e)

    NOOUTCOME INDIKATORLAG INDIKATORTARGET5

    Meningkatnya pemahaman dan penggunaan kondom fungsi gandaPrevalensi pemakaian kondom dual proteksi meningkat di semua kab/kotaPenggunaan kondom dual proteksi meningkat menjadi 2,5%6

    Meningkatnya pemahaman dan pelaksanaan deteksi dini Kanker alat reproduksiSemua fasilitas pelayanan KB melakukan PAPs SMEAR bagi peserta KB di semua kab/kota meningkatPemeriksaan PAPs SMEAR peserta KB meningkat >30 %7

    Meningkatnya pemahaman kembalinya kesuburan pasca penggunaan kontrasepsi

    Meningkatnya prevalensi pemakaian kontrasepsi modern untuk penjarangan kelahiran di semua kab/kotaPemakaian kontrasepsi modern untuk spacing meningkat >26%

  • Setiap tingkatan wilayah memiliki jejaring kerja yang aktif dengan mitra kerja (GS.2. e)

  • Seluruh unit kerja menerapkan pengelolaan program KB yang terintegrasi dengan outcome yang jelas

  • Disetiap kecamatan tersedia alat kontrasepsi dengan harga yang terjangkau

    NOOUTCOME INDIKATORLAG INDIKATORTARGET1.Alat kontrasepsi untuk penduduk non-miskin (bermerek) tersedia di apotik Kabupaten/Kota, bidan dan dokter praktek swastaMeningkatnya jenis dan jumlah kontrasepsi ber-merek di apotik Kabupaten/ Kota, bidan dan dokter praktek swasta100% Kabupaten/kota2.Alat kontrasepsi untuk penduduk non-miskin yang bermerek dan disubsidi tersedia di semua fasilitas pelayanan Pemerintah dan didanai dari APBD (public-private mixed services)Meningkatnya penyediaan kontrasepsi ber-merek yang dikendalikan harganya (disubsidi oleh Pemerintah), misalnya LIBI di Kabupaten/Kota Meningkatnya anggaran APBD untuk Alokon tak gratis dan bermerek (JKK)100% Kabupaten/kota

  • Setiap desa/kelurahan dilayani oleh tenaga PLKB/PKB yang terlatih

    NOOUTCOME INDIKATORLAG INDIKATORTARGET1.Semua PLKB/PKB di Kabupaten/Kota mampu melakukan informed choice sesuai kewenangannyaSemua PLKB/PKB telah memiliki sertifikat pelatihan KIP/KonselingSemua PLKB mampu memantau pelaksanaan inform consent100% Kabupaten (?)2.Semua PLKB/PKB di Kabupaten/Kota mampu melakukan promosi pentingnya pelayanan KB-KR Semua PLKB/PKB telah memperoleh penyegaran tentang: pentingnya KB untuk kesehatan Ibu/Anak dan kesehatan seksualKRR 100% Kabupaten (?)

  • Setiap kecamatan memiliki tenaga pengelola KB

    NOOUTCOME INDIKATORLAG INDIKATORTARGET1.Semua Kabupaten/Kota memiliki tenaga pengelola KB yang mampu mengorganisasi pelayanan bhakti sosialPenyelenggaraan pelayanan bhakti sosial terlaksana sesuai jadwal rutin yang dilakukan oleh tenaga di Kabupaten/Kota 100% Kabupaten/Kota2.Semua Kabupaten/Kota memiliki tenaga pengelola KB yang mampu membantu penyelenggaraan JPKM Penyelenggaraan JPKM untuk pelayanan KB dibantu oleh tenaga pengelola KB100% Kabupaten/Kota

  • Program KB diharapkan memperoleh prioritas penganggaran dari pemerintah Pusat dan daerah

    NOOUTCOME INDIKATORLAG INDIKATORTARGET1.Jaminan ketersediaan anggaran untuk komoditi untuk KB-KR pada semua fasilitas pelayanan pemerintah Kabupaten/KotaTersedianya komoditi untuk KB-KR, khususnya kontrasepsi bagi penduduk non-miskin di semua fasilitas pelayanan pemerintah Kabupaten/KotaTersedia sarana dasar untuk pelayanan KB disetiap klinik/RS Pemerintah100% Kabupaten/Kota2.Jaminan ketersediaan anggaran untuk tenaga pelayanan di seluruh rantai pelayanan Pemerintah di Kabupaten/Kota Semua rantai pelayanan KB-KR Pemerintah memiliki jumah tenaga pelayanan cukupSemua Kabupaten memiliki tenaga profesional dalam melayani KB-KR100% Kabupaten/Kota

  • Terciptanya sistem jaminan pembiayaan program KB terutama bagi rakyat miskin

    NOOUTCOME INDIKATORLAG INDIKATORTARGET1.Semua penduduk miskin di Kabupaten/Kota pelayanan KB-nya ditanggung oleh pemerintahPenduduk miskin tidak mengeluarkan biaya pelayanan untuk ber KB

    Penduduk miskin yang menerima kontrasepsi gratis dari BKKBN Pusat meningkat100% penduduk miskin pelayanan dibiayai melalui ASKESKIN dan kontrasepsi dari BKKBN Pusat

    2.Semua pekerja/buruh di Kabupaten/Kota pelayanan KB-nya ditanggung oleh perusahaan/kantornyaPekerja/buruh tidak mengeluarkan biaya untuk ber KB 100% penduduk miskin pelayanan dibiayai melalui JAMSOSTEK atau sejenisnya atau perusahaannya3.Semua Kabupaten/Kota ada terselenggara sistim JPKM (managed care) Semua peserta KB tidak mengeluarkan biaya pelayan KB dengan cara fee for service100% pelayanan KB dibiayai dengan sistim asuransi (JPKM)

  • Setiap kecamatan memiliki PIK KRR yang aktif

    NOOUTCOME INDIKATORLAG INDIKATORTARGET1Peningkatan usia kawin pertamaMeningkatnya usia kawin pertama 21 tahun

    2.Penundaan kelahiran anak pertamaMenunda kelahiran anak pertama dengan alat kontrasepsi modernPrevalensi kontrasepsi pasca nikah meningkat3.

    Peningkatan pengetahuan sikap dan prilaku remaja terhadap kesehatan reproduksi remajaMeningkatnya jumlah remaja yang mendapat pengetahuan Kesehatan Reproduksi85%4Peningkatan jumlah kecamatan yang memiliki PIK-KRR aktifa. Meningkatnya jumlah PIK-KRR tiap kecamatan Jumlah PIK KRR 2430 buahb. Meningkatnya jumlah Pendidik dan konselor Sebaya terlatih7000 dan 3500 orang c. Semua kabupaten /kota menyediakan dana utk pengembangan & pengelolaan PIK-KRR450 Kab/Kota menyediakan dana

  • RKP 2008 dan Upaya dan Kegiatan untuk Programming kedepan

  • Program Keluarga BerencanaProgram ini bertujuan untuk menjamin ketersediaan pelayanan KB berkualitas untuk memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi (KR), yang termasuk di dalamnya upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil bahagia sejahtera.

  • Sasaran pokok adalah:menurunkan TFR menjadi sekitar 2,17 per perempuan melalui penyediaan alat kontrasepsi; pembinaan peserta KB aktif sekitar 29,2 juta dan peserta KB baru sekitar 6,0 juta PUS; pelayanan KB bagi sekitar 12,6 juta PA dan 2,9 juta PB dari KPS dan KS I;peningkatan partisipasi pria sekitar 3,6 persen; menurunkan unmet need menjadi sekitar 6,4 persen dari total PUS yang ada.

  • Kegiatan-kegiatan pokok meliputi:Jaminan pelayanan KB berkualitas bagi rakyat miskin;Pelayanan konseling KIE KB;Peningkatan perlindungan hak-hak reproduksi individu;Peningkatan jejaring pelayanan KB pemerintah dan swasta/non pemerintah.

  • 2.Program Kesehatan Reproduksi Remaja Tujuan program ini untuk meningkatkan pemahaman, pengetahuan, sikap dan perilaku positif remaja tentang kesehatan dan hak-hak reproduksi, guna meningkatkan derajat kesehatan reproduksinya dan mempersiapkan kehidupan berkeluarga dalam upaya mendukung peningkatan kualitas generasi mendatang.

  • Sasaran pokok adalah: meningkatnya persentase remaja yang memperoleh informasi tentang kesehatan reproduksi menjadi sekitar 85 persen; meningkatnya jumlah PIK-KRR menjadi 2.430 buah; meningkatnya jumlah Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya yang dilatih masing-masing 2.430 orang dan 1.215 orang;meningkatnya KIE dan advokasi tentang KRR melalui pengembangan PIK-KRR percontohan.

  • Kegiatan-kegiatan pokok meliputi:Penguatan dukungan dan partisipasi keluarga dan masyarakat dalam program KRR;Pembentukan, pengembangan, pengelolaan dan pelayanan PIK-KRR.