alat Kontrasepsi

29
Definisi Alat kontrasepsi adalah bermacam ragam alat atau metode yang dipergunakan untuk mencegah kehamilan pada pasangan suami istri usia subur guna mencegah kehamilan. 1 Dasar Penggunaan Alat Kontrasepsi Ada bermacam-macam alasan pribadi untuk mengatur jumlah dan jarak anak yang diinginkan, mencegah kehamilan di luar nikah dan mengurangi resiko terjangkit penyakit hubungan seksual. Secara internasional, kontrasepsi dibutuhkan untuk membatasi jumlah penduduk dunia dan menjamin ketersediaan sumber daya alam sehingga menjaga kualitas hidup manusia. 1,2 Macam Alat Kontrasepsi 3 Metode sederhana Tanpa Alat 1. KB alamiah Metode kalender Metode suhu badan basal Metode lendir serviks Metode simpto-Termal 2. Senggama terputus 3. Metode laktasi berlanjut Dengan Alat 1

Transcript of alat Kontrasepsi

Page 1: alat Kontrasepsi

Definisi

Alat kontrasepsi adalah bermacam ragam alat atau metode yang

dipergunakan untuk mencegah kehamilan pada pasangan suami istri usia subur

guna mencegah kehamilan.1

Dasar Penggunaan Alat Kontrasepsi

Ada bermacam-macam alasan pribadi untuk mengatur jumlah dan jarak anak

yang diinginkan, mencegah kehamilan di luar nikah dan mengurangi resiko

terjangkit penyakit hubungan seksual. Secara internasional, kontrasepsi

dibutuhkan untuk membatasi jumlah penduduk dunia dan menjamin ketersediaan

sumber daya alam sehingga menjaga kualitas hidup manusia.1,2

Macam Alat Kontrasepsi 3

Metode sederhana

Tanpa Alat

1. KB alamiah

Metode kalender

Metode suhu badan basal

Metode lendir serviks

Metode simpto-Termal

2. Senggama terputus

3. Metode laktasi berlanjut

Dengan Alat

1. Mekanis

Kondom pria

2. Penghalang dalam vagina

Diafragma

Kap serviks

Spons

Kondom wanita

3. Kimiawi

1

Page 2: alat Kontrasepsi

Spermisida vagina (krim, busa, jelly, suppositoria, tablet, lapisan film

larut)

Metode modern

Kontrasepsi hormonal

1. Oral

Pil oral kombinasi (POK)

Pil mini

Morning after pill

2. Injeksi (DMPA)

3. Implan (norplant, capronor)

Alat kontrasepsi dalam rahim (IUD)

Kontrasepsi mantap

1. Wanita

Penyinaran

Operasi

Penjepitan mekanis saluran telur

Penjepitan kimiawi saluran telur

2. Pria

Operasi

Penyumbatan saluran sperma secara mekanis

Penyumbatan saluran sperma secara kimiawi

Terbaru

1. Wanita

Cincin vagina dengan hormon

Vaksin kontrasepsi

AKDR daya kerja panjang dengan hormon

Bedah kriogenik

2. Pria

Gossipol

Analog LHRH

Hormon-hormon steroid

2

Page 3: alat Kontrasepsi

Inhibin

Metode kalender

Metode ini berarti tidak melakukan senggama pada masa subur. Metode ini

digunakan bila akseptor KB memiliki data haid selama 6-12 bulan terakhir. Untuk

menentukan masa subur seorang wanita, dilakukan dengan penghitungan 4 :

Mengurangi 18 hari dari siklus haid terpendek, untuk menentukan awal

dari masa suburnya.

Mengurangi 11 hari dari siklus haid terpanjang, untuk menentukan akhir

dari masa suburnya.

Angka kegagalan metode ini sebesar 14-47 kehamilan tiap 100 wanita setiap

tahun. Faktor kegagalan terjadi karena salah menghitung masa subur (saat ovulasi)

atau siklus haid tidak teratur sehingga perhitungan tidak akurat.

Metode suhu badan basal

Metode didasarkan pada prinsip adanya peningkatan suhu badan basal 0,2-0,5 °C

pada waktu ovulasi. Waktu pengukuran suhu tubuh dilakukan pada pagi hari

setelah tidur nyenyak antar 3-5 jam. Angka kegagalan metode ini berkisar 0,3-6,6

kehamilan tiap 100 wanita setiap tahun.5

Metode lendir serviks

Metode ini didasarkan pada adanya sekresi lendir dari selaput lendir disekitar

mulut rahim. Lendir yang dikeluarkan terdiri atas dua jenis, yaitu lendir tipe E dan

tipe G. Lendir yang keluar pada seorang wanita disaat tidak subur adalah lendir

tipe G yang bersifat kental, viskositas tinggi, dan berwarna keruh. Untuk

mengetahui apakah seorang wanita berada dalam masa subur atau tidak, dapat

dilakukan dengan melihat lendir yang keluar dari vagina. Lendir tersebut

kemudian diregangkan dengan kedua jari. Apabila tersebut dapat diregangkan

sampai jarak yang panjang, berwarna seperti air, dan bila dikeringkan berbentuk

seperti daun pakis, maka wanita tersebut berada dalam masa subur. Namun bila

sebaliknya, maka wanita tersebut berada dalam masa tidak subur.5

3

Page 4: alat Kontrasepsi

Metode simpto-termal

Adalah metode yang menggabungkan berbagai macam metode KB almiah yang

telah diuraikan sebelumnya diatas. Angka kegagalan metode ini berkisar 4,9-34,4

kehamilan tiap 100 wanita setiap tahunnya.6

Senggama terputus

Adalah suatu metode kontrasepsi dimana sanggama diakhiri sebelum terjadi

ejakulasi di dalam vagina. Ejakulasi terjadi jauh dari alat kelamin wanita.

Angka kegagalan metode ini berkisar antara 16-23 kehamilan tiap 100 wanita

setiap tahunnya. Faktor kegagalan biasanya terjadi karena ada sperma yang sudah

keluar sebelum ejakulasi, orgasme berulang atau terlambat menarik penis keluar.5

Metode laktasi berlanjut

Adalah suatu metode KB dengan cara segera menyusui anak segera sesudah lahir.

Metode ini berpatokan bahwa makin lama ibu menyusui bayinya, makin lama

tertundanya haid dari ibu. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa metode ini

memberikan perlindungan bermakna terhadap kehamilan. Angka kegagalan

metode ini sekitar 5 kehamilan tiap 100 wanita dalam waktu 9 bulan setelah

melahirkan.1,3,5

Kondom pria

Metode ini menggunakan alat selubung penis yang terbuat dari usus biri-biri,

lateks, atau plastik yang menghalangi masuknya sperma kedalam alat kelamin

wanita. Secara teori, angka kegagalan metode kondom sekitar 2 kehamilan tiap

100 wanita setiap tahunnya. Namun akibat pemakaian kondom yang tidak benar,

tidak konsisten, tidak teratur, dan tidak hati-hati, angka kegagalan kondom

meningkat menjadi 13-38 kehamilan tiap 100 wanita setiap tahunnya.5,6

Diafragma

4

Page 5: alat Kontrasepsi

Metode ini menggunakan alat penghalang sperma dalam vagina yang

berbentuk mangkok, berkubah, dengan pinggir alas yang fleksibel. Alat

tersebut dipasang menempel pada mulut rahim sehingga sperma yang masuk

tertampung didalamnya. Diafragma dipertahankan pada tempatnya oleh

tekanan pegas pada pinggir dan alasnya, tegangan otot-otot vagina, dan

tulang-tulang kemaluan. Angka kegagalan secara teori sekitar 2-3 kehamilan

tiap 100 wanita setiap tahunnya, sedangkan akibat kesalahan pemakaian,

angka kegagalan sekitar 6-25 kehamilan setiap 100 wanita setiap tahunnya.4,6

Kap serviks

Metode ini menggunakan alat yang mirip dengan diafragma, namun lebih

dalam kubahnya, serta ukurannya lebih kecil. Alat ini menempel pada mulut

rahim karena hisapannya, bukan karena pegas. Angka kegagalan dengan

menggunakan metode ini secara teori sekitar 2 kehamilan setiap 100 wanita

pertahunnya, sedangkan akibat kesalahan pemakaian, angka kegagalannya

berkisar sekitar 8-20 kehamilan tiap 100 wanita setiap tahunnya.5

Spons

Metode ini menggunakan spons kecil berbentuk bantal, yang terbuat dari

bahan polyurethane yang mengandung spermisida. Spons ini dimasukkan ke

dalam vagina beberapa jam sebelum melakukan sanggama. Angka kegagalan

metode ini secara teori sekitar 5-8 kehamilan tiap 100 wanita setiap tahun,

sedangkan akibat kesalahan pemakaian sekitar 9-27 kehamilan tiap 100 wanita

setiap tahunnya.5

Kondom wanita

Metode ini merupakan metode dengan menggunakan selubung vagina yang

bentuknya merupakan kombinasi antara diafragma dan kondom. Alasan utama

dikembangkannya kondom wanita adalah karena pada kondom pria atau

diafragma biasa, tidak menutupi seluruh lapisan lendir vagina, sehingga

kemungkinan menyebarnya mikroorganisme penyebab penyakit menular

5

Page 6: alat Kontrasepsi

seksual masih ada. Penggunaan alat ini masih dalam taraf uji coba, sehingga

angka kegagalan secara teoretis maupun akibat kesalahan pemakaian belum

diketahui.5,6

Spermisida vagina (krim, busa, jelly, suppositoria, tablet, lapisan film larut)

Metode ini menggunakan zat-zat kimia yang kerjanya melumpuhkan sel

sperma di dalam vagina sebelum sel sperma bergerak ke organ kelamin bagian

dalam. Angka kegagalan dengan menggunakan metode ini sekitar 11-31

kehamilan tiap 100 wanita pertahunnya.2,4

Pil oral kombinasi (POK)

Metode ini menggunakan pil yang dikonsumsi seorang wanita dimana pil

tersebut mengandung kombinasi dua hormon kelamin wanita (estrogen dan

progesteron). Angka kegagalan meggunakan metode ini secara teori berkisar

0,1 kehamilan tiap 100 wanita pertahunnya, sedangkan akibat kesalahan

pemakaian sekitar 0,7-7 kehamilan tiap seratus wanita setiap tahunnya.5

Pil mini

Pil mini merupakan pil yang diminum, namun hanya mengandung satu jenis

hormon kelamin wanita saja (progesteron). Pil mini bukan merupakan

pengganti pil oral kombinasi, tetapi merupakan suplemen tambahan yang

digunakan oleh wanita-wanita yang ingin menggunakan kontrasepsi oral tetapi

sedang menyusui atau untuk seorang wanita yang harus menghindari

konsumsi pil yang berisi hormon estrogen dengan alasan apapun. Efektivitas

penggunaan pil ini secara teori sekitar 0-2,1 kehamilan tiap 100 wanita

pertahunnya, sedangkan akibat kesalahan pemakaian sekitar 0,9-9,6 kehamilan

setiap 100 wanita setiap tahunnya.5,6

Morning after pill

6

Page 7: alat Kontrasepsi

Metode ini meggunakan metode pil kombinasi yang digunakan darurat setelah

melakukan sanggama. Angka kegagalan metode ini sekitar 0,16-1,6 tiap 100

wanita pertahunnya.5

Injeksi (DMPA)

Metode ini menggunakan metode penyuntikan hormonal yang berdaya kerja

panjang, penyuntikan tidak dilakukan berulang-ulang, dan bila efek

kontrasepsi berakhir, kesuburan cepat kembali. Angka kegagalan untuk

metode ini sekitar 0-2 kehamilan tiap 100 wanita setiap tahunnya.5

Implan (norplant, capronor)

Merupakan metode KB yang menggunakan batang atau kapsul yang ditanam

dibawah kulit. Batang atau kapsul ini berisikan analog hormon-hormon

kelamin yang dilepaskan sedikit demi sedikit (time release). Angka kegagalan

implan sekitar kurang dari 1 kehamilan tiap 100 wanita setiap tahunnya dalam

lima tahun pertama, namun pada tahun keenam, angka kegagalan metode ini

menjadi 2,5-3 kehamilan tiap 100 wanita pertahunnya.5,6

Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)

Metode ini menggunakan alat dengan berbagai variasi bentuk yang

dimasukkan ke dalam rahim. Tujuan memasukkan alat ini kedalam rahim

adalah untuk mencegah sel sperma bertemu dengan sel telur, dan mencegah

terjadinya penempelan embrio ke dinding rahim. Biasanya AKDR berisikan

hormon atau jenis logam-logam tertentu. Angka kegagalan dari metode ini

sekitar kurang dari 1 kehamilan tiap 100 wanita pertahunnya.5

Penyinaran

Penyinaran adalah suatu metode kontrasepsi yang menggunakan sinar laser

untuk menyumbat saluran telur pada seorang wanita ataupun saluran sperma

pada seorang pria. Penggunaan metode ini masih sangat terbatas, sehingga

efektivitas dan reversibilitas metode ini masih belum diketahui.5

7

Page 8: alat Kontrasepsi

Operasi

Metode ini menggunakan prinsip memotong, mengikat, menjepit, ataupun

menggunakan bahan kimia untuk memutuskan saluran telur pada wanita

(tubektomi), atau saluran sperma pada pria (vasektomi). Angka kegagalan

untuk wanita sekitar 0-0,4 kehamilan tiap 100 wanita setiap tahunnya,

sedangkan untuk pria 0-2,2 kehamilan tiap 100 wanita pertahunnya.5,6

Cincin vagina dengan hormon

Metode ini menggunakan cincin atau gelang yang diletakkan di dalam vagina

seorang wanita. Cincin atau gelang ini melepaskan hormon kelamin yang

bertujuan mencegah masa subur pada seorang wanita. Angka kegagalan

metode ini sekitar 3,5 kehamilan tiap 100 wanita setiap tahunnya.1,6

Vaksin kontrasepsi

Vaksin kontrasepsi adalah metode kontrasepsi dengan menggunakan vaksin

anti-hCG (human chorio gonadotropin). hCG adalah hormon dikeluarkan saat

terjadi pembentukan plasenta. Bila akseptor KB disuntik dengan vaksin anti-

hCG, maka kemungkinan menjadi hamil menjadi sangat kecil karena plasenta

tidak dapat terbentuk. Penggunaan vaksin ini masih dalam taraf ujicoba

penelitian.5

Bedah kriogenik

Metode ini menggunakan teknik bedah beku untuk menyumbat saluran telur

atau saluran sel sperma pada akseptor KB sehingga pertemuan antara sel

sperma dan sel telur dapat dicegah.5

Gossipol

8

Page 9: alat Kontrasepsi

Metode ini menggunakan obat nonhormonal yang terbuat dari minyak biji

kapas yang dikonsumsi oleh akseptor pria. Obat efektif untuk menekan jumlah

sel sperma sehingga kemungkinan untuk terjadi pembuahan dengan sel telur

sangat minimal. Metode ini kurang berkembang karena banyak efek samping

yang ditimbulkan oleh obat ini.5

Analog LHRH

Metode ini menggunakan senyawa hormonal (Luteinizing hormon releasing

hormones) yang disuntikan atau ditanam dibawah kulit akseptor KB pria.

Mekanisme kerja obat ini dengan cara menekan produksi hormon

pembentukan sel sperma sehingga kadar sel sperma tersebut berkurang.5

Hormon-hormon steroid

Penggunaan hormon-hormon kelamin yang berbentuk salep yang dioleskan

pada dada dan perut akseptor KB pria, ataupun yang berbentuk suntikan untuk

mengurangi kadar sel sperma masih dalam taraf pengembangan untuk

dijadikan suatu metode kontrasepsi.5

Inhibin

Penggunaan senyawa hormon inhibin masih dalam taraf penelitian mengenai

efektivitasnya dalam menekan produksi sel sperma, sehingga inhibin dimasa

depan kemungkinan dapat menjadi sebuah metode kontrasepsi.5

Cara Memilih Metode Kontrasepsi

Mengambil keputusan yang tepat untuk sebuah keluarga yang terencana

bukanlah hal mudah. Seyogyanya, pasangan harus mengetahui fakta dan

informasi yang benar seputar kontrasepsi, termasuk plus minusnya agar semakin

mantap membuat keputusan yang tepat.5

Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yang baik adalah 5,6 :

1. Aman dan tidak berbahaya

9

Page 10: alat Kontrasepsi

2. Dapat diandalkan

3. Sederhana dan mudah diaplikasikan oleh akseptor

4. Murah

5. Dapat diterima orang banyak

6. Pemakaian dalam jangka lama

7. Sesuai kebutuhan

Saat ini belum tersedia suatu metode kontrasepsi yang benar-benar 100 % ideal.

Pengalaman menunjukkan bahwa saat ini pilihan metode kontrasepsi umumnya

masih memilih sendiri alat-kontrasepsi yang akan digunakannya.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih metode kontrasepsi 5,6 :

1. Faktor pasangan :

Umur

Umur merupakan faktor yang berperan dalam menentukan jenis

kontrasepsi permanen yang akan diambil atau tidak.

Gaya hidup

Gaya hidup merupakan faktor yang perlu diperhitungkan saat hendak

memilih metode KB.

Frekuensi sanggama

Sanggama merupakan faktor aktivitas yang perlu diperhitungkan untuk

kemudahan aplikasi dan segi biaya.

Jumlah keluarga yang diinginkan

Tercapainya jumlah anggota keluarga yang diinginkan atau tidak harus

dipertimbangkan sebelum memilih metode kontrasepsi yang akan

digunakan.

Pengalaman dengan alat kontrasepsi sebelumnya

Adanya ketidakcocokan dalam penggunaan metode KB yang digunakan

sebelumnya harus dipertimbangkan bila hendak memilih suatu metode

kontrasepsi lain.

Sikap kewanitaan/ sikap kepriaan

Penerimaan terhadap suatu metode KB menurut akseptor juga harus

dipertimbangkan saat akan memilih metode yang akan digunakan.

10

Page 11: alat Kontrasepsi

2. Faktor kesehatan :

Status kesehatan

Penggunaan metode KB yang bersifat hormonal sangat tergantung dengan

status kesehatan seorang akseptor KB. Terdapat dua tipe kontraindikasi

dalam menggunakan kontrasepsi yang menggunakan hormon, yaitu :

Kontraindikasi mutlak (sama sekali tidak boleh diberikan) :

kehamilan, gejala thromboemboli, kelainan pembuluh darah otak,

gangguan fungsi hati atau tumor dalam rahim.

Kontraindikasi relatif (boleh diberikan dengan pengawasan intensif

oleh dokter) : penyakit kencing manis (DM), hipertensi, pendarahan

vagina berat, penyakit ginjal dan jantung.

Riwayat haid

Adanya riwayat haid yang tidak teratur, dapat pula menjadi dasar

pertimbangan seorang akseptor KB untuk memilih jenis kontrasepsi yang

akan digunakannya.

Riwayat keluarga

Riwayat tentang penyakit-penyakit yang diderita oleh pasangan akseptor

harus menjadi pertimbangan dalam menentukan metode KB yang akan

digunakan.

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik seorang akseptor perlu dilakukan untuk mencari apakah

ada penyakit yang mungkin akan berpengaruh terhadap penggunaan

metode-metode KB.

Pemeriksaan panggul

Adanya infeksi dalam rongga panggul, terutama pada seorang wanita

memerlukan penanganan dan perlu dipertimbangkan sebelum memilih

suatu metode kontrasepsi.

3. Faktor metode kontrasepsi :

Efektivitas

11

Page 12: alat Kontrasepsi

Efektivitas suatu metode kontrasepsi biasanya dinyatakan dengan angka z

(PI). Angka ini menunjukkan jumlah kehamilan yang terjadi pada 100

wanita bila menggunakan metode kontrasepsi tersebut selama 1 tahun.

Angka PI yang semakin kecil menandakan semakin efektifnya metode

kontrasepsi tersebut.5

Tabel efektivitas metode KB

Metode Kegagalan per 100 wanita setiap

tahun

Teori (%) Praktek (%)

Kontap wanita

Kontap pria

Suntikan

Pil oral kombinasi

Pil mini

AKDR

Kondom

Diafragma + spermisida

Spons + spermisida

Kap serviks

Krim, jelly, Supositoria vagina

Kitus interuptus

KB alamiah

Pembilasan vagina

Laktasi

Tanpa kontrasepsi

0,04

0,15

0,25

0,5

1

1-3

2

2

*

2

3-5

16

2-20

-

15

90

0,1-0,5

0,2-0,6

3-5

4-10

5-12

5-6

10-20

19

10-20

13

18

20-40

20-40

40

40-50

90

* tidak ada data akurat

Efek samping

12

Page 13: alat Kontrasepsi

Penggunaan metode kontrasepsi tertentu memiliki efek samping tertentu,

sehingga riwayat tentang penggunaan alat kontrasepsi sebelumnya perlu

ditanyakan kepada seorang calon akseptor KB.

Kerugian

Kerugian dalam penggunaan suatu metode kontrasepsi perlu pula

diketahui oleh seorang calon akseptor KB untuk memilij metode KB apa

yang akan digunakan.

Komplikasi potensial

Penggunaan metode KB tidak sepenuhnya aman dalam aplikasinya.

Walaupun keadaan berbahaya ini jarang terjadi, namun seorang akseptor

KB sudah seharusnya waspada bila mengalami keadaan-keadaan yang

disebutkan dibawah ini.

Tanda bahaya penggunaan pil oral yaitu :

1. Sakit perut yang hebat

2. Sakit dada yang hebat

3. Sakit kepala hebat

4. Keluhan mata (kabur, tidak dapat melihat)

5. Sakit tungkai bawah yang hebat

Tanda bahaya penggunaan AKDR yaitu 5 :

1. Terlambat haid

2. Sakit perut

3. Demam tinggi, menggigil

4. Keputihan yang banyak dan berbau

5. Perdarahan dari jalan lahir

Tanda bahaya penggunaan suntikan yaitu 5 :

1. Pertambahan berat badan berlebihan

2. Sakit kepala yang hebat

3. Perdarahan jalan lahir

4. Depresi

5. Banyak kencing

13

Page 14: alat Kontrasepsi

Biaya

Kemampuan ekonomi seorang calon akseptor KB perlu diketahui untuk

menjamin kontinuitas penggunaan suatu metode KB.

Indikasi Dan Kontraindikasi Metode Kontrasepsi

KB alamiah

Indikasi penggunaan KB alamiah, yaitu adanya kelainan fisik, hormonal, atau

anatomis sehingga metode KB lainnya tidak dapat digunakan, serta adanya

kalangan-kalangan tertentu yang belum menerima keberadaan penggunaan alat-

alat kontrasepsi.5

Kontraindikasi penggunaan KB alamiah adalah siklus haid yang tidak teratur,

serta kurva suhu badan yang tidak teratur.

Sanggama terputus

Metode ini diindikasikan untuk akseptor yang menghendaki metode KB tanpa

alat, murah, tanpa zat kimia, selalu tersedia setiap saat, dan tidak memiliki efek

samping.1,3

Kontraindikasi untuk metode ini adalah ejakulasi prematur pada seorang pria.

Metode laktasi berlanjut

Metode ini diindikasikan untuk akseptor KB pasca persalinan, dimana produksi

susu ibu sedang dalam keadaan maksimal.

Kontraindikasi untuk metode ini adalah ibu memiliki puting susu yang terputar ke

dalam (invers of the nipple), adanya penyakit pada payudara dan putting susu ibu,

atau ibu sedang mengkonsumsi obat-obat yang berbahaya untuk anak.1,5

Kondom pria

14

Page 15: alat Kontrasepsi

Indikasi pemakaian kondom untuk pria adalah penyakit genital, sensitivitas penis

terhadap lendir vagina, dan ejakulasi prematur, sedangkan untuk wanita adalah

adanya infeksi, kontraindikasi terhadap pemakaian AKDR, diafragma, atau kap

serviks, untuk membuktikan bahwa tidak ada semen yang dilepaskan ke dalam

vagina, serta sanggama yang bersifat temporer.

Kontraindikasi absolut pemakaian kondom adalah pria dengan ereksi yang tidak

baik, riwayat tidak sadar akibat pemakaian kondom, tidak bertanggung jawab

secara seksual, kondom menghalangi minat seksual, dan alergi terhadap karet

kondom. Kontraindikasi relatif untuk pemakaian kondom adalah terganggunya

ekspresi seksual.5

Diafragma

Diafragma diindikasikan untuk akseptor yang frekuensi sanggamanya bersifat

temporer.

Kontraindikasi untuk penggunaan alat ini adalah adanya kelainan anatomis dari

organ kelamin wanita, infeksi saluran kemih yang berulang-ulang, alergi terhadap

bahan penyusun diafragma, nyeri alat kelamin oleh sebab apapun, pasca bersalin,

tidak mampu untuk memasang diafragma dengan benar.5

Kap serviks

Indikasi pemakaian kap serviks sama dengan penggunaan diafragma.

Kontraindikasi untuk penggunaan alat ini adalah adanya luka pada daerah leher

rahim, kelainan bentuk leher rahim, riwayat infeksi saluran kemih berulang,

adanya kegansan leher rahim, alergi terhadap bahan penyusun kap serviks, hasil

pap smear yang abnormal, pasca bersalin kurang dari 6 minggu, riwayat pernah

tidak sadar akibat pemakaian kap serviks, dan ketidakmampuan untuk memasang

dan memakai kap serviks.5,6

Spons

15

Page 16: alat Kontrasepsi

Spons diindikasikan untuk akseptor yang frekuensi sanggamanya bersifat

temporer.

Kontraindikasi penggunaan spons adalah riwayat tidak sadar akibat pemakaian

spons, alergi terhadap bahan penyusun spons, ketidakmampuan untuk memasang

spons, dan adanya kelainan anatomi genital seorang wanita.5

Kondom wanita

Indikasi pemakaian kondom wanita adalah adanya infeksi genital, untuk

membuktikan bahwa tidak ada semen yang dilepaskan ke dalam vagina, serta

sanggama yang bersifat temporer.

Kontraindikasi penggunaan kondom wanita adalah riwayat tidak sadar akibat

pemakaian alat ini, alergi terhadap bahan penyusun kondom wanita,

ketidakmampuan untuk memasang, dan adanya kelainan anatomi genital seorang

wanita.6

Spermisida vagina (krim, busa, jelly, suppositoria, tablet, lapisan film larut)

Indikasi pemakaian spermisida adalah sebagai tambahan pada metode penghalang

dalam vagina, metode KB alamiah, AKDR, kontrsepsi hormonal, sebagai metode

temporer sebelum memakai metode sistematik, maupun sanggama yang jarang

atau temporer.3

Pil oral

Metode ini diindikasikan untuk akseptor dengan siklus haid tidak teratur,

keinginan menggunakan metode kontrasepsi yang bersifat reversibel, adanya

kontraindikasi dalam pemakaian metode penghalang dalam vagina, dan akseptor

yang dapat sanggup menaati jadwal minum pil KB.

Kontraindikasi absolut pemakaian metode ini adalah adanya penyakit pembuluh

darah, gangguan fungsi hati, keganasan payudara, keganasan akibat pengaruh

hormon estrogen, perdarahan abnormal jalan lahir, kehamilan atau diduga hamil,

kuning pada kulit (ikterus), dan kadar lemak darah yang tinggi. Sedangkan

kontraindikasi relatif penggunaan metode ini adalah sakit kepala atau migrain,

16

Page 17: alat Kontrasepsi

hipertensi, mioma, epilepsi, varises, diabetes, pembedahan, dan wanita berusia >

35 tahun.5

Kontrasepsi injeksi

Metode ini diindikasikan untuk akseptor dengan keinginan menggunakan metode

kontrasepsi yang bersifat reversibel, adanya kontraindikasi dalam pemakaian

metode penghalang dalam vagina, dan akseptor yang menginginkan pemberian

metode KB tunggal untuk jangka kerja panjang.

Kontrasepsi ini memiliki kontraindikasi berupa kehamilan, keganasan payudara,

keganasan alat kelamin, perdarahan abnormal jalan lahir, dan penyakit diabetes.5

Implan

Metode ini diindikasikan untuk akseptor dengan keinginan menggunakan metode

kontrasepsi yang bersifat reversibel, adanya kontraindikasi dalam pemakaian

metode penghalang dalam vagina, dan akseptor yang menginginkan pemberian

metode KB tunggal untuk jangka kerja panjang.

Kontraindikasi pemakaian metode ini adalah kehamilan atau diduga hamil,

perdarahan jalan lahir yang tidak diketahui sebabnya, penyakit pembuluh darah,

penyakit hati, tumor hati, keganasan payudara, keganasan alat kelamin, penyakit

jantung, hipertensi, dan diabetes.5

Alat kontrasepsi dalam rahim

Metode ini diindikasikan untuk akseptor dengan keinginan menggunakan metode

kontrasepsi yang bersifat reversibel, dan akseptor yang menginginkan pemakaian

metode KB tunggal untuk jangka kerja panjang.

Kontraindikasi absolut pemakaian metode ini adalah infeksi rongga panggul, atau

kehamilan. Kontraindikasi relatif kuat berupa pasangan seksual yang banyak,

kesulitan memperoleh pertolongan bila mengalami keadaan gawat darurat akibat

pemakaian metode ini, pernah mengalami infeksi rongga panggul sebelumnya,

kelainan darah yang tidak diketahui sebabnya, riwayat kehamilan diluar

kandungan, gangguan respons tubuh terhadap infeksi, kelainan pembekuan darah,

17

Page 18: alat Kontrasepsi

penyakit katub jantung, keganasan rahim, mulut rahim yang tersumbat, rahim

yang berukuran sangat kecil, adanya jaringan rahim diluar rahim (endometriosis),

mioma, polip, perdarahan haid yang sangat banyak, alergi terhadap tembaga,

anemia, ketidakmampuan untuk mengetahui tanda-tanda bahaya pemakaian

AKDR, ketidakmampuan untuk memeriksa sendiri ekor AKDR, penyakit menular

seksual, penyakit jamur alat kelamin bagian dalam, reaksi alergi, adanya riwayat

AKDR yang terdorong keluar dari rahim, riwayat operasi panggul, dan adanya

keinginan untuk mendapatkan anak dimasa depan.5,6

Kontrasepsi mantap

Indikasi pemakaian berbagai jenis metode kontrasepsi ini adalah pasangan yang

atas saran dokter dengan alasan apapun, dianjurkan untuk tidak menjadi hamil

lagi, sedangkan kontraindikasi untuk metode ini adalah keinginan untuk memiliki

anak dimasa depan.5

Cincin vagina dengan hormon

Metode ini diindikasikan untuk akseptor dengan keinginan menggunakan metode

kontrasepsi yang bersifat reversibel, dan akseptor yang menginginkan pemakaian

metode yang mudah diaplikasikan.

Kontraindikasi untuk penggunaan alat ini adalah adanya kelainan anatomis dari

organ kelamin wanita, infeksi saluran kemih yang berulang-ulang, alergi terhadap

bahan penyusun cincin, nyeri alat kelamin oleh sebab apapun, pasca bersalin,

adanya penyakit pembuluh darah, dan tidak mampu untuk memasang cincin

dengan benar.5

Metode kontrasepsi baru

Metode seperti vaksin kontrasepsi, bedah kriogenik, pemakaian gossipol, analog

LHRH, hormon-hormon steroid, dan inhibin masih memerlukan penelitian yang

lebih dalam mengenai indikasi dan kontraindikasi pemakaiannya.3,4

Manfaat Non Kontrasepsi Penggunaan Pil Kombinasi

18

Page 19: alat Kontrasepsi

Selain berfungsi sebagai alat kontrasepsi, pil kombinasi ternyata juga memberikan

manfaat yang tidak langsung berhubungan dengan efek kontrasepsi (non-

contraceptive benefits) yaitu menyembuhkan atau mengurangi resiko terjadinya

beberapa kelainan atau keluhan tertentu seperti 3,6 :

Menyembuhkan kelainan menstruasi

Pil kontrasepsi dapat menyembuhkan beberapa kelainan menstruasi umum

antara lain:

Siklus menstruasi yang tidak teratur (irregular cycle)

Darah yang keluar pada saat menstruasi terlalu banyak (hiper-menore)

Sindroma sebelum haid (premenstrual syndrome / PMS)

Haid dengan rasa nyeri hebat di perut (dismenore).

Dengan mengkonsumsi pil kombinasi, siklus haid menjadi teratur dan lebih

ringan sehingga resiko terkena anemia dan defisiensi besi berkurang s/d 50%.

Mengatasi masalah hiper-androgenisme

Dalam tubuh wanita diproduksi hormon reproduksi estrogen, progesteron,

dan androgen. Hormon androgen (testosteron) yang umum disebut hormon

reproduksi pria dibutuhkan oleh wanita dalam jumlah sangat sedikit (± 0,5

mg / liter darah) untuk daya tahan tubuh dan gairah seksual (libido). Wanita

usia reproduktif (± 15 - 40 tahun) sering mengalami ketidakseimbangan

hormonal dimana produksi hormon androgennya akan meningkat sehingga

terjadi hiper-androgen yang bisa menyebabkan :

Masalah pada kulit dan rambut : kulit berminyak, komedo, jerawat,

ketombe (yang bisa menyebabkan kebotakan) atau hirsutisme (pola

tumbuh rambut pada yang wanita yang menyerupai pria / male hair

pattern)

Masalah ginekologis : gangguan siklus haid, PCOS (poly-cystic-ovarian-

syndrome) yang bisa menyebabkan sulit punya anak, kegemukan

(obesitas) dan abnormalitas metabolisme tubuh.

19