ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

22
ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR/IUD) A. PENGERTIAN 1. AKDR adalah suatu alat atau benda yang dimasukkan ke dalam rahim yang sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduktif. 2. AKDR/IUD atau Spiral adalah suatu alat yang dimasukkan ke dalam rahim wanita untuk tujuan kontrasepsi. 3. AKDR/IUD adalah suatu usaha pencegahan kehamilam dengan menggulung secarik kertas, diikat dengan benang lalu dimasukkan ke dalam rongga rahim. 4. AKDR/IUD adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang. B. JENIS-JENIS AKDR 1. AKDR non-hormonal Pada saat ini AKDR/IUD telah memasuki generasi ke-4 karena itu berpuluh-puluh macam AKDR telah dikembangkan, mulai dari generasi pertama yang terbuat dari benang sutra dan logam sampai

Transcript of ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

Page 1: ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR/IUD)

A. PENGERTIAN

1. AKDR adalah suatu alat atau benda yang dimasukkan ke dalam rahim

yang sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh

semua perempuan usia reproduktif.

2. AKDR/IUD atau Spiral adalah suatu alat yang dimasukkan ke dalam

rahim wanita untuk tujuan kontrasepsi.

3. AKDR/IUD adalah suatu usaha pencegahan kehamilam dengan

menggulung secarik kertas, diikat dengan benang lalu dimasukkan ke

dalam rongga rahim.

4. AKDR/IUD adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang lentur,

mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan

dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang.

B. JENIS-JENIS AKDR

1. AKDR non-hormonal

Pada saat ini AKDR/IUD telah memasuki generasi ke-4 karena itu

berpuluh-puluh macam AKDR telah dikembangkan, mulai dari generasi

pertama yang terbuat dari benang sutra dan logam sampai generasi plastic

(polietilen) baik yang ditambah obat maupun tidak.

1.Menurut bentuknya, AKDR dibagi menjadi :

a.Bentuk terbuka, seperti : Lippes Loop, Cupper-T, Cupper-7, Margulies,

Spring Coil, Multiload, Nova-T, dan lain-lain

b.Bentuk tertutup,seperti : Ota Ring, Antigon, Grafeenberg ring, Hall-

stonering.

2.Menurut tambahan obat atau metal, AKDR dibagi menjadi :

a.medicated IUD, misalnya Cupper-T-200, Cupper-T-220, Cupper-T-300,

Cupper-T-380 A, Cupper-7, nova-T, ML-Cu 250, ML-Cu 375

Page 2: ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

b.Unmedicated IUD, misalnya Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil,

Antigon, dan lain-lain.

2. IUD yang mengandung hormonal

a. Progestasert – T = Alza T.

Panjang 36 mm, lebar 32 mm, dengan 2 lembar benang ekor warna

hitam. Mengandung 38 mg Progesterone, dan Barium Sulfat

melepaskan 65 mcg Progesterone per hari. Tabung inserternya

berbentuk lengkung. Daya kerja 18 bulan.

b. LNG-20

Mengandung 46-6-mg levonorgestrel,dengan pelepasan 20 mcg angka

kegagalan/kehamilan angak terendah : <0.5 per 100 wanita pertahun

C. MEKANISME KERJA

Mekanisme cara kerja yang pasti dari IUD belum diketahui. Ada beberapa

mekanisme cara kerja IUD yang telah diajukan yaitu:

1. Mekanisme kerja AKDR sampai saat ini belum diketahui secara pasti, ada

yang berpendapat bahawa AKDR sebagau benda asing yang menimbulkan

reaksi radang setempat, dengan serbukan lekosit yang dapat melarutkan

blastosis atau sperma

2. Produksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan

terhambatnya implantasi.

3. Gangguan atau terlepasnya blastocyst telah berimplantasi didalam

endrometrium

4. Pergerakan ovum yang bertambah cepat didalam tuba fallopii

5. Immobilisasi spermatozoa saat melewati cavum uteri

6. Dari penelitian- penelitian terakhir, disangka bahwa IUD juga mencegah

spermatozoa membuahi sel telur.

Page 3: ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

7. Untuk IUD yang mengandung Cu :

a. Antogonisme kationic yang spesifik terhadap Zn yang terhadap dalam

enzim carbonic anhydrase yaitu salah satu enzim dalam traktus genetalia

wanita diman Cu menghambat reaksi carbonic anhydrase sehingga tidak

memungkinkan terjadinya implantasi dan mungkin juga menghambat aktifitas

alkali phosphatase.

b.Menganggu pengambilan esterogen endogenouse oleh mokosa uterus

c.Menganggu jumlah DNA (Deoksiribo Nukleat Acid) dalam endometrium

d.Menganggu metabolisme endogen

8. Untuk IUD yang mengandung hormon progesterone

a. Gangguan proses pematangan proliferatif-sekretoir sehingga timbul

penekanan terhadap endometrium dan terganggunya proses implantasi.

b. Lendir selvik yang menjadi lebih kental atau tebal karena pengaruh

progestin

D. EFEKTIVITAS

1. Efektifitas dari IUD dinyatakan dalam angka kontinuitas (continuation

rate) yaitu beberapa lama IUD tetap tinggal in-utero tanpa:

a.Ekspulsi spontan.

b.Terjadinya kehamilan.

c. Pengangkatan/ pengeluaran karena alasan- alasan medis atau pribadi.

2. Efektifitas dari bermacam- macam IUD tergantung pada:

a. IUD-nya yaitu ukuran, bentuk, mengandung Cu atau Progesterone.

b. Akseptor

1) Umur; . Makin tua usia, makin rendah angka kehamilan, ekspulsi dan

pengangkatan/ pengeluaran IUD.

Page 4: ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

2) Paritas,diketahui :

a. Makin tua usia, makin rendah angka kehamilan, ekspulsi dan

pengangkatan/pengeluaran,IUD.

b. Makin muda usia, teritama pada nulligravid, makin tinggi angka

ekspulsi dan pengangkatan/ pengeluaran IUD.

3) Frekuensi Senggama

3. Sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi, sangat efektif 0,6-0,8

kehamilan per 100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam

125 – 170 kehamilan)

E. KEUNTUNGAN

1. AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan

2. Sangat nefektif 0,6- 0,8 kehamilan / 100 perempuan dalam 1 tahun

pertama (1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan).

3. Efektif dengan potensi jangka panjang (sampai 8 tahun atau lebih) untuk

Copper T 380 A.

4. Tidak menganggu hubungan seksual suami istri.

5. Tidak dapat efek samping hormonal dengan Cu IUD.

6. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus.

7. Cocok untuk ibu- ibu yang sedang menyusui.

8. Dapat digunakan sampai masa menopouse.

9. Tidak ada interaksi dengan obat- obat.

10. Membantu mencegah kehamilan ektopik

F. KERUGIAN

1. Perubahan siklus haid

2. Haid lebih lama dan banyak

3. Perdarahan(spotting) antar menstruasi

Page 5: ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

4. Disaat haid lebih sakit

5. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS

6. Tidak baik digunaka pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang

sering berganti pasangan

7. Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk

mencegah kehamilan normal.

8. Perempuan harus memeriksa posisi benang dari waktu ke waktu, untuk

melakukan ini perempuan harus bisa memasukkan jarinya ke dalam

vagina, sebagian perempuan tidak mau melakukannya

G. INDIKASI

1. Usia reproduktif

2. Keadan nullipara

3. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang

4. Menyusui yang menginginkan menggunakan alat kontrasepsi

5.Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya

6.Resiko rendah dari IMS

7.Tidak menghendaki metode hormonal

8.Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari

9. tidak menginginkan kehamilan setelah 1-5 hari senggama

AKDR dapat digunakan pada ibu selama segala kemungkinan keadan

misalnya:

1. Perokok

2. Sedang memakai antibiotika atau anti kejang

3. Gemuk ataupun yang kurus

4. Sedang menyusui

5. Penderita tumor jinak payudara

6. Pusing-pusing sakit kepala

7. Tekanan darah tinggi

8.Varises di tungkai dan vulva

Page 6: ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

9.Penyakit tiroid

10. Setelah kehamilan ektopik

11. Penderita DM

12. Setelah kehamilan ektopik

13. Setelah pembedahan pelvik

H. KONTRAINDIKASI

1. Sedang hamil

2. Perdarahan vagina yang tidak diketahui

3. Sedang menderita infeksi genetalia

4. Penyakit trifoblas yang ganas

5. Diketahui menderita TBC velvik

6. Kanker alat genital

7. Ukuran rongga rahim kurang dari 5.

I.INSERSI/PEMASANGAN IUD

1. insersi yang tidak baik dari IUD dapat menyebabkan:

a. Ekspulsi

b. kerja kontrasepsi tidak efektif

c. perforasi efektif

2. untuk sukses/berhasilnya insersi IUD tergantung berberapa hal, yaitu:

a. ukuran dan macam IUD berserta tabung inserternya

b. makin kecil IUD, makin mudah insersinya, makin tinggi

eksplusinya

c. makin besar IUD makin sukar insersinya, makin rendah eksplusinya

Page 7: ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

3. Waktu dan saat insersi

a. Insersi intrval

1) Kebijakan sekarang

Insersi IUD dapat dilakukan setiap saat dari siklus haid asal kita yakin

seyakinnya bahwa calon akseptor tidak dalam keadaan hamil.

2) Kebijakan lama

Insersi IUD dilakukan selama atau segera sesudah haid. Alasan :

a. Ostium uteri lebih terbuka

b. Canalis cervicalis lunak

c. Perdarahan yang timbul karena prosedur insersi

d. Tertutup oleh perdarahan haid yang normal

e. Wanita pasti tidak hamil

Tetapi akhirnya kebijakan ini ditinggalkan karena :

a. Infeksi dan ekspulsi lebih tinggi bila insersi dilakukan saat haid

b. Dilatasi canalis servicalis adalah sama pada saat haid maupun pada

saat mid – siklus

c. Memudahkan calon akseptor pada setiap saat ia datang ke klinik

KB

Page 8: ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

b. Insersi Post – partum

Insersi IUD adalah aman dalam beberapa hari post-partum hanya kerugian

paling besar adalah angka kejadian ekspulsi yang sangat tinggi. IUD yang

dipakai atau dan yang sedang dicoba

c. Insersi Post-Abortus

Karena konsepsi sudah dapat terjado 10 hari setelah abortus maka IUD dapat

segera dipasang sesudah:

1. Abortus trimester I: Eksplusi, infeksi, perforasi, dan lain-lain sama

seperti pada insersi interval

2. Abortus trimester II: Eksplusi 5-10x lebih besar daripada setelah

abortus trimseter I.

d. Insersi Post Coital

e. Dipasang maksimal setelah 5 hari senggama tidak terlindungi.

4. Teknik insersi

Ada 3 cara :

1. Tehnik push out = mendorong : lippes loop Bahaya perforasi lebih

besar

2. Tehnik withdrawal = menarik : Cu IUD

3. Tehnik plunging = “mencelupkan” : progestasert – T

5.Prosedur Insersi IUD

a. Jelaskan pada klien prosedur yang akan dilakukan dan inform consent

b. Pastikan klien telah mengosongkan kandung kencingnya

c. Persiapan alat yang digunakan dalam pemasangan AKDR/IUD

1.Bivale speculum

2.Tanekulum(penjepit portio)

3.Sounde uterus(untuk mengukur kedalaman uterus)

Page 9: ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

4.Forsep

5.Gunting

6.Bengkok larutan antiseptic

7.Sarungtangan steril atau sarung tangan DTT

8.Kasa atau kapas

9.Cairan DTT

10.Sumber cahaya yang cukup untuk penerangan servik

11.AKDR(CuT-380A) atau Progestasert-T yang masihbelum rusak dan

terbuka

12.Aligator(penjepit AKDR)

13. Bengkok

d. Persiapan tenaga kesehatan: celemek,cuci tangan, masker

e. Atur posisi pasien di Gyn bed dan lampu penerang

f. pakai sarung tangan steril

g. periksa genetalia eksterna (ulkus, pembengkakan kelenjar bartholini

dan kelenjar skene)

h. lakukan pemeriksaan inspekulo: pasang spekulum dalam vagina,

servicitis dan bila ada indikasi kerjakan papnicolaou smear dan

pemeriksaan bakteriologis terhadapa gonorhoe

i. Lakukan pemeriksaan dalam bimanual untuk menentukan besar,

bentuk, posisi dan mobilitas uterus serta untuk menyingkirkan

kemungkinan-kemungkinan adanya infeksi atau keganasan dari organ-

organ sekitarnya

j. lepaskan sarung tangan steril, masukkan ke larutan chlorin 0,5%

k. Masukkan lengan AKDR Copper T 380 A di dalam kemasan sterilnya

I. pakai sarung tangan atau DTT

j. Pasang kembali spekulum dalam vagina, dan lakukan desinfeksi

endoserviks dan dinding vagina

Page 10: ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

k. Pasang tenakulum pada bibir serviks atas, lakukan tarikan ringan

padanya untuk meluruskan dan menstabilkan uterus. Ini akan

mempengaruhi perdarahan dan resiko perforasi

l. Lakukan sondage uterus untuk menentukan posisi dan kedalaman

cavum uteri

m. atur letak leher biru pada tabung inserter sesuai kedalaman kavum

uteri

n. Masukkan tabung inserter dengan hati-hati sampai leher biru

menyentuh fundus atau sampai terasa tahanan

o. lepas lengan AKDR dengan menggunakan teknik menarik (with-

drawal technique). Tarik keluar pendorong. Setelah lengan lepas dorong

secara perlahan-lahan tabung inserter ke dalam kavum uteri sampai leher

biru menyentuh serviks

p. Tarik keluar sebagian tabung inserter, potong benar AKDR kira-kira 3-

4 cm panjangnya.

r. Lepaskan tenakulum dan spekulum

s. Buang bahan-bahan habis pakai yang terkontaminasi, lakukan

dekontaminasi alat-alat dan sarung tangan.

t. Cuci tangan dibawah air yang mengalir

u. ajarkan pada pasien bagaimana cara memeriksa benang.

J. Prosedur Pencabutan AKDR/IUD

1. jelaskan pada klien prosedur yang akan dilakukan dan berikan inform consent.

2. pastikan klien telah mengosongkan kandung kencingnya.

3. persiapan alat

a. bivalve speculum

b. forcep/korentang

c. mangkuk untuk larutan antiseptic

Page 11: ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

d. sarung tangan steril/DTT

e. kain kassa atau kapas

f. sumber cahaya yang cukup

h. tang buaya

i. klem lurus/lengkung

4. persiapan tenaga kesehatan: cuci tangan

5. posisikan pasien Gyn bed dengan lampu penerangan.

6. pakai sarung tanagn steril/DTT

7. pasang speculum untuk melihat serviks dan benang

8. mengusap serviks dan vagina dengan larutan antiseptic 2-3 kali

9. jepit benang di dekat serviks dengan menggunakan klem lurus atau lengkung

dan tali benang di tarik pelan-pelan

10. Tunjukkan AKDR/IUD yang berhasil dicabut

11. beri antiseptiv (povidon iodine) apabila terdapat perdarahan maka pertahankan

(deep) selama 3 menit

12. lepaskan speculum, bereskan alat, lepas handscoon dan rendam di larutan

clorin 0,5%.

K. KUNJUNGAN ULANG

1. 1 bulan pasca pemasangan

2. 3 bulan kemudian

3. Setiap 6 bulanberikutnya

4. 1 tahun sekali

5. Bila terlambat haid 1 minggu

6. Perdarahan banyak dan tidak teratur.

L. INFORMASI UMUM

1. AKDR bekerja langsung efektif segera setelah pemasangan

2. AKDR dapat keluar dari uterus secara spontan, khususnya selama beberapa

bulan pertama.

3. Kemungkinan terjadi perdarahan(spotting) beberapa hari setelah pemasangan.

Page 12: ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

4. Perdarahan menstruasi biasanya akan lebih lama dan lebih banyak

5. AKDR mungkin dilepas setiap saat atas kehendak klien

M. EFEK SAMPING DAN PENANGANAN AKDR (Cu T-380 A)

a.Amenora

Periksa apakah sedang hamil, apabila tidak, jangan lepas AKDR, lakukan

konseling dan selidiki penyebab amenorea apabila diketahui. Apabila hamil,

jelaskan dan sarankan untuk melepas AKDR bila talinya terlihat dan

kehamilan kurang dari 13 minggu. Apabila benang tidak terlihat, atau

kehamilan lebih dari 13 minggu, AKDR jangan dilepas. Apabila klien sedang

hamil dan ingin mempertahankan kehamilannya tanpa melepas AKDR

jelaskan ada resiko kemungkinan terjadinya kegagalan kehamilan dan infeksi

serta perkembangan kehamilan harus lebih diamati dan diperhatikan

b.Kejang

Pastikan dan tegaskanlah adanya PRP dan penyebab lain dari kekejangan.

Tanggulangi penyebabnya apabila ditemukan. Apabila tidak ditemukan

penyebabnya beri analgesik untuk sedikit meringankan. Apabila klien

mengalami kejang yang berat, lepaskan AKDR dan bantu klien

menentukan metode kontrasepsi yang lain.

c.Perdarahan pervagina yang hebat dan tidak teratur

Pastikan dan tegaskan adanya infeksi pelvik dan kehamilan ektopik.

Apabila tidak ada kelainan potologis, perdarahan berkelanjutan serta

prdarahan hebat,lakukan konseling dan pemantauan. Beri ibu profen

(800mg, 3x sehari selama 1 minggu) untuk mengurangi perdarahan dan

berikan tablet besi(1 tablet setiap hari selama 1 sampai 3bulan).

d. Benang yang hilang pastikan adanya kehamilan atau tidak. Tanyakan

apakah AKDR terlepas. Apabila tidak hamil dan AKDR tidak terlepas,

berikan kondom, periksa talinya di dalam saluran endoservik dan kavum

uteri(apabila memungkinkan adanya peralatan dan tenaga terlatih) setelah

masa haid briutnya. Apabila tidak ditemukan rujuk ke dokter, lakukan x-

Page 13: ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

ray atau pemeriksaan ultrasound. Apabila tidak hamil dan AKDR yang

hilang tidak ditemukan, pasanglah AKDR baru atau bantulah klien

menentukan metode lain.

e. Adanya pengeluaran cairan dari vagina atau dicurigai adanya Penyakit

radang panggul,Pastikan pemeriksaan untuk IMS. Lepaskan AKDR

apabila ditemukan menderita atau sangat dicurigai menderita gonorhoe

atau infeksi klamidal, lakukan pengobatan yang memadai. Bila PRP, obati

dan lepas AKDR sesudah 48 jam. Apabila AKDR dikeluarkan beri metode

lain sampai masalahnya teratasi.

N. KESIMPULAN

Alat kontrasepsi dalam rahim adlah metode kontrasepsi dengan cara

memasukkan alat ke dalam rahim untuk tujuan kontrasepsi, AKDR terdiri dari

2 jenis yaitu non hormonal dan hormonal

Mekanisme kerja AKDR sampai saat ini belum diketahui secara pasti

ada yang berpendapat bahwa AKDR sebagai benda asing yang menimbulkan

reaksi radang setempat, dengan serbukan lekosit yang dapat melarutkan

blastosis atau sperma, meningkatkan produksi lokal prostaglandin sehingga

menimbulkan kontraski uterus, mengentalkan lender serviks sehingga

menghalangi pergerakan sperma untuk dapat melewati cavum uteri dan

mempercepat pergerakan ovum di dalam tuba fallopi

AKDR sangat baik untuk menjarangkan kehamilan. Insersi IUD dapat

dilakukan setiap saat dari siklus haid asal kita yakin seyakin-yakinnya bahwa

calon akseptor tidak dalam keadaan hamil

Page 14: ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

TUGAS ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

(AKDR/IUD)

Oleh:

DEWI AGUSTINA5.09.066

PUSKESMAS DEMPO PALEMBANG

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN

YAYASAN PEMBINA

PALEMBANG

2010

Page 15: ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM