Konsep Dasar Bronkiolitis
-
Upload
i-n-gede-sanjaya -
Category
Documents
-
view
235 -
download
0
Transcript of Konsep Dasar Bronkiolitis
-
7/28/2019 Konsep Dasar Bronkiolitis
1/18
1. Konsep Dasar Bronkiolitisa.Pengertian
Bronkiolitis adalah suatu kondisi terjadi terutama pada umur kurang dari 6
bulan dan didahului dengan gejala pilek yang diikuti oleh batuk iritatif serak, sukar
bernafas, dan tidak mau makan. (Insley, 2005).
Bronkiolitis akut adalah suatu sindrom obstruksi bronkiolus yang sering
diderita bayi atau anak berumur kurang dari 2 tahun, paling sering pada usia 6 bulan.
(Ngastiyah, 2005).
Bronkiolitis akut adalah penyakit obstruktif akibat inflamasi akut pada
saluran nafas kecil (bronkiolus), terjadai pada anak berusia kurang dari 2 tahun
dengan insidens tertinggi sekitar usia 6 bulan. (Mansjoer, 2000).
b. Patofisiologi1) Anatomi saluran nafas (Anonymous, 2009)
GAMBAR 1
ANATOMI SALURAN NAFAS
-
7/28/2019 Konsep Dasar Bronkiolitis
2/18
Organ-organ Pernafasan :
a) HidungMerupakan saluran udara pertama yang mempunyai 2 lubang, dipisahkan
oleh sekat hidung. Di dalamnya terdapat bulu-bulu yang berfungsi untuk
menyaring dan menghangatkan udara.
-
7/28/2019 Konsep Dasar Bronkiolitis
3/18
b) Tekak (faring)Merupakan persimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, terdapat
didasar tengkorak, di belakang rongga hidung dan mulut setelah depan
ruang tulang leher. Terdapat epiglotis yang berfungsi menutup laring pada
waktu menekan makanan.
c) Laring (pangkal tenggorok)Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan suara
terletak didepan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan
masuk ke dalam trakea dibawahnya.
d) Trakea (batang tengkorak)Merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16-20 cincin yang
terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda (huruf
C). Sebelah dalam diliputi oleh sel bersilia yang berfungsi untuk
mengeluarkan benda-benda asing yang masuk bersama-sama udara.
Percabangan trakea menjadi bronkus kiri dan kanan disebut karina.
e) Bronkus (cabang tenggorokan)Merupakan lanjutan dari trakea yang terdiri dari 2 buah pada ketinggian
vertebra torakalis IV dan V.
f) Paru-ParuMerupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung-
gelembung hawa (alveoli). Alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel yang
endotel. Jika dibentangkan luas permukaannya 90 meter persegi, pada
lapisan inilah terjadi pertukaran udara.
-
7/28/2019 Konsep Dasar Bronkiolitis
4/18
2) Fisiologi Saluran NafasPernafasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara yang
mengandung oksigen dan menghembuskan udara yang banyak mengandung
CO2 sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Adapun guna dari pernafasan
yaitu mengambil O2 yang dibawa oleh darah ke seluruh tubuh untuk
pembakaran, mengeluarkan CO2 sebagai sisa dari pembakaran yang dibawa
oleh darah ke paru-paru untuk dibuang, menghangatkan dan melembabkan
udara. Pada dasarnya sistem pernafasan terdiri dari suatu rangkaian saluran
udara yang menghantarkan udara luar agar bersentuhan dengan membran
kapiler alveoli. Terdapat beberapa mekanisme yang berperan memasukkan
udara kedalam paru-paru sehingga pertukaran gas dapat berlangsung. Fungsi
mekanis pergerakan udara masuk dan keluar dari paru-paru disebut sebagai
ventilasi atau bernafas. Kemudian adanya pemindahan O2 dan CO2 yang
melintasi membran alveolus-kapiler yang disebut dengan difusi sedangkan
pemindahan oksigen dan karbondioksida antara kapiler-kapiler dan sel-sel
tubuh yang disebut dengan perfusi atau pernafasan internal.
Proses bernafas terdiri dari menarik dan mengeluarkan nafas. Satu kali
bernafas adalah satu kali inspirasi dan satu kali ekspirasi. Bernafas diatur oleh
otot-otot pernafasan yang terletak pada sumsum penyambung (medulla
oblongata). Inspirasi terjadi bila muskulus diafragma telah dapat rangsangan
dari nervus prenikus lalu mengkerut datar. Ekspirasi terjadi pada saat otot-otot
mengendor dan rongga dada mengecil. Proses pernafasan ini terjadi karena
adanya perbedaan tekanan antara rongga pleura dan paru-paru.
-
7/28/2019 Konsep Dasar Bronkiolitis
5/18
Proses fisiologis pernafasan dimana oksigen dipindahkan dari udara ke
dalam jaringan-jaringan dan karbon dioksida dikeluarkan ke udara ekspirasi
dapat dibagi menjadi tiga stadium. Stadium pertama adalah ventilasi, yaitu
masuknya campuran gas-gas ke dalam dan keluar paru-paru. Stadium kedua
adalah transportasi yang terdiri dari beberapa aspek yaitu difusi gas-gas antara
alveolus dan kapiler paru-paru (respirasi eksterna) dan antara darah sistemik
dengan sel-sel jaringan, distribusi darah dalam sirkulasi pulmonal dan
penyesuaiannya dengan distribusi udara dalam alveolus-alveolus dan reaksi
kimia, fisik dari oksigen dan karbondioksida dengan darah. Stadium akhir yaitu
respirasi sel dimana metabolit dioksidasi untuk mendapatkan energi dan karbon
dioksida yang terbentuk sebagai sampah proses metabolisme sel akan
dikeluarkan oleh paru-paru. (Hidayat, 2006)
c. EtiologiBronkiolitis akut sebagian besar disebabkan oleh respiratory syncytial virus
(50%). Penyebab lainnya ialah para influenza virus, mycoplasma pneumonial,
adenovirus. (Mansjoer, 2006)
d. Tanda dan GejalaBronkiolitis akut biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas
disertai dengan batuk pilek untuk beberapa hari biasanya tanpa disertai kenaikan
suhu atau hanya subfebris. Anak mulai mengalami sesak nafas, makin lama makin
hebat. Pernafasan dangkal atau cepat disertai dengan serangan batuk. Terlihat juga
pernafasan cuping hidung disertai retraksi interkostal dan suprasternal, anak
menjadi gelisah dan cyanosis. Pada pemeriksaan terdapat suara perlusi hipersonor,
-
7/28/2019 Konsep Dasar Bronkiolitis
6/18
ekspirasi memanjang disertai dengan mengi (wheezing). Ronchi nyaring halus
kadang-kadang terdengar pada akhir ekspirium atau pada permulaan ekspirium.
Pada keadaan yang berat sekali, suara pernafasan hampir tidak terdengar karena
kemungkinan obstruksi hampir total. Selain itu bronkiolus dapat menyebabkan
cyanosis dan tidak dapat makan. (Ngastiyah, 2005)
e. Proses TerjadiDengan adanya invasi virus ini, menyebabkan timbulnya suatu peradangan
sehingga terjadi edema atau pembengkakan pada mukosa, akumulasi sekret atau
lendir yang menyebabkan obstruksi saluran nafas sehingga terjadi penyempitan
lumen pada bronkiolus. Dengan adanya obstruksi akan meningkatkan resistensi
pada jalan nafas selama inspirasi dan ekspirasi. Tetapi, karena radius saluran nafas
lebih kecil selama fase ekspirasi maka terdapat mekanisme klep, sehingga udara
akan terperangkap. Hal ini akan menyebabkan hiperinflasi pada paru yang
merupakan akibat dari udara yang tidak terabsorpsi oleh karena terjadi kontriksi dan
dapat menyebabkan atelekfasis. Proses ini juga dan ventilasi berkurang (Mansjoer,
2006).
f. Menurut Ngastiyah (2006) Komplikasi Bronkiolitis :Bronkiolitis biasanya dapat menimbulkan komplikasi yaitu atelektasis
hipoksia dan gangguan asam basa (asidosis metabolik, alkalosis respiratorik dan
asidosis respisatorik).
g. Pemeriksaan Diagnostik (Mansjoer, 2006)1) Foto rontgen menunjukkan hiperinflasi dan atelektasis2) Pemeriksaan darah, Hb dan Ht meningkat
-
7/28/2019 Konsep Dasar Bronkiolitis
7/18
3) Analisis gas adalah hiperkarbia sebagai tanda air trapping, asidosis metabolikatau respiratorik.
h. Penatalaksanaan Medis (Mansjoer, 2006)1) Pemberian oksigen 1-2 liter/menit, diberikan bila terdapat tanda hipoksemia
seperti : gelisah dan cyanosis.
2) Cairan intravena (NFD), biasanya diperlukan campuran dektrose 10% : NaCl0,9% = 3:1 + KCL 10Meq/500 ml cairan
3) Antibiotik diberikan berdasarkan etiologi :a)
Bronkiolitis community base (Ampisilin 100 mg/kg BB/ hari,
letoramfenikol 75 mg/kg BB/hari)
b) Bronkolitis hospital base (Sefatoksin 100 mg/kg BB/hari, Amikasin 10-15mg/kg BB/hari)
4) Steroid5) Bronkodilator (ventolin) diberikan pada kondisi sekret yang kental.
2. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan BronkiolitisKonsep dasar asuhan keperawatan pada pasien Bronkiolitis
a. Pengkajian KeperawatanPengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan
mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui berbagai
permasalahan yang ada. Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan.
Pada tahap ini akan dilaksanakan pengumpulan data, penganalisaan data, perumusan
masalah dan diagnosa keperawatan.
-
7/28/2019 Konsep Dasar Bronkiolitis
8/18
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengkajian pasien, Bronkiolitis
adalah : tanda-tanda distres pernafasan (nafas cepat, dyspnea, tarikan dada, cuping
hidung, cyanosis) selama fase akut, selain itu data yang bisa didapat pada pasien
bronkiolitis yaitu : data subyektif seperti : orang tua mengeluh anaknya sesak nafas,
batuk, bernafas dengan cepat (takipnea), tidak mau makan dan orang tua mengatakan
khawatir dengan keadaan anaknya. Data obyektif didapat data cyanosis, batuk-batuk,
nafas cuping hidung, demam ringan, bernafas dengan cepat (takipnea, wheezing,
ronchi, retraksi otot dada) pada pemeriksaan darah Hb dan Ht meningkat, foto
rontgen menunjukkan hiperinflasi dan atelektasis.
Diagnosis keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon aktual/potensial
terhadap masalah kesehatan / proses kehidupan.
Dari pengkajian yang dilakukan maka didapatkan diagnosa keperawatan menurut
(Doengoes, 2000 dan Lynda Juall, 2000).
1) Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan edema dan meningkatnyaproduksi lendir.
2) Bersihan jalan nafas tak efektif, berhubungan dengan meningkatnya sekresisekret.
3) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya cairan yang tanpadisadari (IWL) secara berlebihan melalui ekhalasi dan menurunnya intake.
4) Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi5) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
meningkatnya metabolisme anoreksia.
-
7/28/2019 Konsep Dasar Bronkiolitis
9/18
6) Ansietass orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan keluarga tentangkesehatan anak.
7) Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi mengenaiperawatan anaknya.
b. Perencanaan KeperawatanPerencanaan perawatan diawali dengan menentukan prioritas bardasarkan
Ancaman kehidupan dan kesehatan menurut Griffth Kenney Christensen
(Wartonah, 2006). Maka dari itu ditemukan prioritas yaitu :
1)
Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan edema dan meningkatnya
produksi lendir.
2) Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan meningkatnya sekresi sekret.3) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya cairan yang tanpa
disadari (IWL) secara berlebihan melalui ekhalasi dan menurunnya intake.
4) Hipetermi berhubungan dengan proses infeksi5) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
meningkatnya metabolisme, anoreksia.
6) Ansietas berhubungan dengan kurangnya informasi7) Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai
perawatan anaknya.
Rencana perawatan adalah penetapan intervensi untuk mengurangi
menghilangkan dan mencegah masalah Keperawatan. Rencana keperawatan dibuat
berdasarkan diagnosa keperawatan (Doenges, 2000)
-
7/28/2019 Konsep Dasar Bronkiolitis
10/18
1) Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan edema dan meningkatnyaproduksi lendir.
a) Auskultasi area paruRasional : penurunan aliran udara terjadi pada area konsolidasi dengan
cairan.
b) Auskultasi bunyi nafas (frekuensi dan kedalaman pernafasan, penggunaanotot bantu dan pergerakan otot.
Rasional : Takipnea, pernafasan dangkal, dispnea dan gerakan dada tidak
simetris sering terjadi karena ketidaknyamanan dinding dan
cairan paru.
c) Observasi keabu-abuan menyeluruh dan cyanosis pada jaringan hangat sepertidaun telinga, bibir, lidah dan membran lidah.
Rasional : menunjukkan hipoksemia sistemik
d) Beri posisi semi fowler/tinggikan kepala tempat tidur sesuai kebutuhantoleransi pasien.
Rasional : Meningkatnya ekspansi dada maksimal membuat mudah
bernafas yang meningkatnya kenyamanan pasien.
e) Kaji toleransi aktivitasRasional : Hipoksemia menurunkan kemampuan untuk berpartisipasi
dalam aktivitas tanpa dispnea berat, takikardia dan disritmia.
f) Observasi Vital sign terutama nadiRasional : Takikardi takipnea dan perubahan pada tekanan darah terjadi
dengan beratnya hipoksemia dan asidosis.
-
7/28/2019 Konsep Dasar Bronkiolitis
11/18
g) Kolaborasi, awasi seri GDA/Nadi OksimetriRasional : Hipoksemia ada berbagai derajat, tergantung pada jumlah
obstruksi jalan nafas, fungsi kardiopulmonal dan ada / tidaknya
syok.
h) Kolaborasi Pemberian oksigenRasional : memaksimalkan sediaan oksigen untuk pertukaran gas.
2) Bersihan Jalan Nafas tak efektif berhubungan dengan meningkatnya sekresiskret/lendir.
Tujuan : jalan nafas efektif
Intervensi :
a) Auskultasi area paruRasional : Penurunan aliran udara terjadi pada area konsolidasi dengan
cairan.
b) Auskultasi bunyi nafas kaji frekuensi / kedalaman pernafasan dan pergerakandada.
Rasional : Takipnea, pernafasan dangkal dan gerakan dada tidak simetris,
sering terjadi karena ketidaknyamanan dinding dada dan cairan
paru.
c) Observasi vital sign terutama respirasi tiap 4 jam.Rasional : membantu mengetahui perkembangan pasien
d) Beri posisi fowler / semi fowler sesuai kebutuhan toleransi pasienRasional : memungkinkan upaya nafas lebih dalam dan kuat serta
menurunkan ketidaknyamanan dada.
-
7/28/2019 Konsep Dasar Bronkiolitis
12/18
e) Kolaborasi dalam pemeriksaan DL tiap hariRasional : mengetahui perkembangan kondisi pasien
f) Berikan minuman air hangatRasional : air hangat memobilisasi dan mengeluarkan sekret.
g) Delegatif atau kolaboratif dalam pemberian obat bronkodilator sesuaiindikasi
Rasional : Alat untuk menurunkan spasme bronkus dengan memobilisasi
sekret.
3)
Kekurangan volume cairan berhubungan
Tujuan : cairan adekuat
Intervensi :
a) Kaji perubahan vitalRasional : peningkatan suhu/memanjangnya demam meningkatkan laju
metabolik dan kehilangan cairan melalui evaporasi.
b) Observasi tanda-tanda dihidrasi yaitu tugor kulit, kelembaban membranmukosa.
Rasional : indikator langsung keadekuatan volume cairan.
c) Memonitor intake dan output cairanRasional : memberikan informasi tentang keadekuatan volume cairan dan
kebutuhan penggantian.
d) Berikan cairan parenteralRasional : pemenuhan kebutuhan dasar cairan menurunkan resiko
dehidrasi.
-
7/28/2019 Konsep Dasar Bronkiolitis
13/18
4) Hipertermi berhubungan dengan proses infeksiTujuan : temperatur tubuh dalam batas normal (36-37
oC)
Intevensi :
a) Memonitori suhu tubuh tiap 6 jam.Rasional : peningkatan suhu/memanjangnya demam meningkatkan laju
metabolik.
b) Tingkatan intake cairan supaya adekuatRasional : peningkatan pemberian cairan menurunkan peningkatan suhu
tubuh.
c) Beri kompres hangatRasional : menurunkan suhu tubuh lewat vasodilatasi dan pemindahan
panas dari tubuh keluar tubuh.
d) Kolaborasi pemberian antipiretik sesuai programRasional : digunakan sebagai alat penurun panas.
5) Perubahan Nutrisi berhubungan dengan anoreksia sekunder terhadap infeksi.Tujuan : Nutrisi anak adekuat
Intervensi :
a) Identifikasi penyebab anoreksiaRasional : pilihan intervensi tergantung penyebab masalah.
b) Beri makanan sedikit tapi sering dan dalam keadaan hangatRasional : meningkatkan masukan meskipun nafsu makan mungkin
lambat untuk kembali
c) Kaji kemampuan anak untuk makan
-
7/28/2019 Konsep Dasar Bronkiolitis
14/18
Rasional : mengetahui kemampuan anak dalam menghabiskan makanan
yang diberikan.
d) Observasi masukan makanan tiap hariRasional : mengetahui masukan kalori atau kualitas kekurangan asupan
makanan.
Rasional : membantu dalam mengidentifikasi mal nukomsumsi makanan
e) Delegatif dalam pemberian cairan IVFDRasional : Diharapkan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
6) Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan keluarga tentang kesehatananak
Tujuan : cemas berkurang
Intervensi :
a) Kaji tingkat kecemasan dan pengetahuan orang tua tentang penyakit danperawatan anaknya.
Rasional : Mempengaruhi kemampuan keluarga untuk menggunakan
pengetahuan.
b) Beri HE tentang keadaan dan cara perawatan anaknya.Rasional : memberi informasi untuk menambah pengetahuan keluarga
dan dapat memahami keadaan anaknya.
c) Beri motivasi atau dorongan pada keluargaRasional : Meningkatkan proses belajar, meningkatkan pengambilan
keputusan dan mencegah ansietas berhubungan dengan
ketidaktahuan
-
7/28/2019 Konsep Dasar Bronkiolitis
15/18
d) Libatkan keluaraga dalam perawatan pasienRasional : Kelurga mengetahui cara perawatan pasien serta keluarga
kooperatif.
e) Jelaskan tindakan yang akan dilakukanRasional : Informasi dapat meningkatkan koping keluarga membantu
menurunkan ansietas dan masalah berlebihan.
7) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenaiperawatan anaknya
Tujuan : keluarga tahu tentang penyakit anaknya
Intervensi :
a) Kaji tingkat pengetahuan orang tua, tentang penyakit dan perawatan anak.Rasional : mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan orang tua
mengenai penyakit dan perawatan anak.
b) Beri HE tentang keadaan cara perawatan pasienRasional : memberi informasi untuk menambah pengetahuan keluarga
dan dapat memahami keadaan anaknya.
c) Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya tentang hal-hal yang belumdiketahui.
Rasional : keluarga bisa memperoleh informasi yang lebih jelas.
d) Lakukan evaluasi setelah memberi penjelasan pada keluarga.Rasional : mengetahui apakah keluarga sudah benar-benar mengerti
tentang penjelasan yang diberikan.
c. Pelaksanaan Keperawatan
-
7/28/2019 Konsep Dasar Bronkiolitis
16/18
Implementasi keperawatan adalah tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana
tindakan keperawatan.
Implementasi adalah tahap ketiga dari proses keperawatan dimana rencana
keperwatan dilaksanakan, melaksanakan / aktivitas yang lebih ditentukan.
d. Evaluasi KeperawatanEvaluasi keperawatan adalah : proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan pada klien.
Setelah melaksanakan tindakan keperawatan maka hasil yang diharapkan adalah
sesuai dengan rencana tujuan yaitu :
1) Pertukaran gas adekuat2) Jalan nafas efektif3) Cairan adekuat4) Suhu tubuh dalam batas normal (36-37oC)5) Kebutuhan nutrisi terpenuhi6) Ansietas berkurang / hilang7) Orang tua paham tentang perawatan anaknya.
-
7/28/2019 Konsep Dasar Bronkiolitis
17/18
BAGAN 1
WEB OF CAUTION
BRONKIOLITIS
Sumber : Ngastiyah (2005) & Carpenito, L.J. (2000)
Respiratory Syncytial Virus (RSU)
menyerang / menginfeksi saluran pernafasan atas
menimbulkan edema dan akumulasi skret/lendir
Peradangan
Suhu tubuh meningkat
Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuhCairan tubuh
mengalami penguapan
Hiperinflasi pada paru
Kontriksi padabronkiolus selama
ekspirasi
Obstruksi
Atelektasis
Kerusakan pertukaran
gas
Hypoxsia
- Batuk- Pilek- Sesak- Rhonci- Wheezing
- Anoreksia- Penurunan
BB
Bersihan jalannafas tak efektif
Ansietas Kurang
pengetahuan
Hipertermi
Kekurangan volumecairan
Terjadi asidosis dan
alkalosis respiratori ringan
-
7/28/2019 Konsep Dasar Bronkiolitis
18/18
Daftar Pustaka
Anonymous. (2009). Bronchiolitis. Diperoleh Tanggal 25 Juni 2009, dari http :// id.Wikipedia.org/wiki/Bronchilitis.
Carpenito, L. J. (2000).Diagnosa Keperawatan. (Edisi 6). Jakarta : EGC.
Dongoes, M. E. (2000).Rencana Asuhan Keperawatan. (Edisi 3). Jakarta : EGC.
Hidayat, A. (2006).Pengantar Ilmu Keperawatan Anak.Jakarta: Salemba Medika.
Insley, J.( 2005). Vademecum pediatric . Jakarta : EGC.
Mansjoer, A. (2000).Kapita Selekta Kedokteran. (Edisi 3). Jakarta : Media Aesculapius.
Ngastiyah. (2005).Keperawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC
Wartonah. (2006).Kebutuhan Dasar manusia.Jakarta : Salemba Medika.