Presus Bronkiolitis

17

description

rspad

Transcript of Presus Bronkiolitis

Page 1: Presus Bronkiolitis

 

Page 2: Presus Bronkiolitis

Infeksi akut bronkiolus yang pada umumnya disebabkan oleh virus, sehingga menyebabkan gejala – gejala obstruksi bronkiolus.

Yang ditandai oleh batuk, pilek, panas,

wheezing pada saat ekspirasi, takipnea, retraksi, dan air trapping/hiperaerasi paru pada foto dada.

Page 3: Presus Bronkiolitis

Sering mengenai anak usia dibawah 2 tahun dengan insiden tertinggi pada bayi usia 6 bulan.

Pada daerah yang penduduknya padat insiden bronkiolitis oleh karena RSV terbanyak pada usia 2 bulan.

Page 4: Presus Bronkiolitis

Virus bereplikasi di dalam nasofaring

menyebar dari saluran nafas atas ke saluran nafas bawah melalui epitel saluran nafas dan melalui aspirasi sekresi nasofaring.

RSV mempengaruhi sistem saluran napas melalui kolonisasi dan replikasi virus pada mukosa bronkus dan bronkiolus yang memberi gambaran patologi awal berupa nekrosis sel epitel silia.

bronkiolus menjadi sempit karena kombinasi dari proses inflamasi, edema saluran nafas, akumulasi sel-sel debris dan mukus serta spasme otot polos saluran napas.

Page 5: Presus Bronkiolitis

Mula-mula menderita gejala ISPA atas ringan. Gejala ini berlangsung beberapa hari.

Kadang-kadang disertai demam dan nafsu makan berkurang.

Timbul distres nafas yang ditandai oleh batuk paroksismal, wheezing, sesak napas.

Bayi-bayi akan menjadi rewel, muntah serta sulit makan dan minum.

Page 6: Presus Bronkiolitis

Biasanya terjadi setelah kontak dengan orang dewasa yang menderita ISPA

Terdapat nafas cuping hidung, penggunaan otot bantu pernafasan dan retraksi.

Hepar dan lien teraba akibat pendorongan diafragma

Beberapa pasien didapatkan konjungtivitis ringan, otitis media serta faringitis.

Page 7: Presus Bronkiolitis

Kriteria bronkiolitis terdiri dari:

1. wheezing pertama kali2. umur 24 bulan atau kurang3. pemeriksaan fisik sesuai dengan

gambaran infeksi virus misalnya batuk, pilek, demam

4. menyingkirkan pneumonia atau riwayat atopi yang dapat menyebabkan wheezing.

Page 8: Presus Bronkiolitis

Bronkiolitis Bronkopneumonia

Asma

ditandai dengan adanya

inflamasi pada

bronkiolus.

peradangan pada parenkim paru

yang melibatkan bronkus /

bronkiolus yang berupa distribusi

berbentuk bercak-bercak.

mengi berulang dan/atau batuk persisten dengan karakteristik sebagai berikut; timbul secara

episodik, cenderung pada malam / dini hari, musiman, setelah aktifitas fisik serta

terdapat riwayat asma atau atopi lain pada pasien dan/ atau

keluarganya.

sering pada bayi dan anak

kecil yang berumur

kurang dari 2 tahun

Insiden pada anak-anak di bawah umur 5 tahun.

Sering terjadi pada anak-anak, terutama sekali pada anak mulai

usia 5 tahun

Page 9: Presus Bronkiolitis

Terapi Oksigen Diberikan kepada semua penderita kecuali

untuk kasus - kasus yang sangat ringan.

Dihentikan bila saturasi oksigen dengan pulse oximetry (SaO2) pada suhu ruangan stabil diatas 94%.

Terapi cairan Pemberian cairan dan kalori yang cukup. Jumlah cairan disesuaikan dengan berat

badan, kenaikan suhu dan status hidrasi.

Page 10: Presus Bronkiolitis

Antibiotika

peningkatan leukosit atau pergeseran hitung jenis, atau sepsis

pemberian antibiotik secara rutin tidak menunjukkan pengaruh terhadap perjalanan bronkiolitis.

keterlambatan dalam mengetahui virus sebagai penyebab predisposisi terjadinya infeksi sekunder dapat memberikan antibiotika.

Page 11: Presus Bronkiolitis

Antivirus (Ribavirin)

menghambat translasi messenger RNA (mRNA) virus kedalam protein virus dan menekan aktivitas polymerase RNA.

mekanisme menghambat replikasi virus selama fase replikasi aktif, maka pemberian ribavirin lebih bermanfaat pada fase awal infeksi.

Page 12: Presus Bronkiolitis

Bronkodilator

Obat-obat beta 2 agonis sangat berguna untuk : efek bronkodilatasi, mengurangi pelepasan mediator dari sel mast, menurunkan tonus kolinergik, mengurangi sembab mukosa, dan meningkatkan pergerakan silia saluran napas

sehingga efektivitas dari mukosilier akan lebih baik.

Page 13: Presus Bronkiolitis

Kortikosteroid

Penggunaan kortikosteroid sistemik menunjukkan perbaikan dalam hal gejala klinis, lama perawatan dan lama timbulnya gejala.

AAP tidak merekomendasikan penggunaan kortikosteroid pada bayi yang dirawat dirumah sakit dengan bronkiolitis.

Page 14: Presus Bronkiolitis
Page 15: Presus Bronkiolitis

Menghindari faktor paparan asap rokok dan polusi udara

Membatasi penularan dengan membiasakan cuci tangan

Pemberian ASI Menghindarkan bayi dari kontak

dengan penderita ISPA

Page 16: Presus Bronkiolitis

Prognosis lebih buruk pada bayi prematur, memiliki penyakit neuromuskuler, paru, kardiovaskuler atau sistem.

Kematian dapat terjadi dalam keadaan apnoe yang berlangsung lama, asidosis respiratorik yang tidak terkoreksi, keadaan dehidrasi yang timbul karena takipnoe dan kurangnya intake makanan dan minuman.

Page 17: Presus Bronkiolitis