konfusi kronik

6
ANALISIS DATA Data Etiologi Masalah Keperawatan DS: MRS 5 Februari 2010 - Kakak klien mengatakan 2 minggu setelah suami klien meninggal, klien sering menyendiri dan sesekali tersenyum sendiri. - Kakak klien mengatakan sangat sedih dengan kepergian suaminya sehingga sering menangis, menyendiri, dan menjauh saat didekati orang lain. - Klien mengatakan saat menyendiri, klien seolah mendengar suara perempuan yang menyuruhnya bunuh Suami meninggal (2 Januari 2010) Sedih Sering menyendiri Halusinasi dengar Konfusi kronik Konfusi kronik

description

konfusi kronik

Transcript of konfusi kronik

Page 1: konfusi kronik

ANALISIS DATA

Data Etiologi Masalah Keperawatan

DS:

MRS 5 Februari 2010

- Kakak klien mengatakan

2 minggu setelah suami

klien meninggal, klien

sering menyendiri dan

sesekali tersenyum

sendiri.

- Kakak klien mengatakan

sangat sedih dengan

kepergian suaminya

sehingga sering

menangis, menyendiri,

dan menjauh saat

didekati orang lain.

- Klien mengatakan saat

menyendiri, klien seolah

mendengar suara

perempuan yang

menyuruhnya bunuh diri

1 Desember 2012

- Ibu klien mengatakan 2

bulan yang lalu, klien

berhenti minum obat

karena tidak kontrol

sehingga terjadi

perubahan perilaku yaitu

sering menyendiri dan

sering melamun.

- Klien mengatakan saat

menyendiri klien seolah

mendengar suara suami

Suami meninggal (2 Januari

2010)

Sedih

Sering menyendiri

Halusinasi dengar

Konfusi kronik

Konfusi kronik

Page 2: konfusi kronik

dan suami mengajak

meninggal.

DO:

- Suami meninggal 2

Januari 2010

- Diagnosa medis

skizofrenia hebefebrik

- Tgl 5 Februari 2010 HP

5mg 2x1 tab 1-0-1, CPZ

100mg 1x1 tab 0-0-1

- Tgl 1 Desember 2012

HP 1,5 mg 2x1 1-0-1,

CPZ 100 mg 1x1 tab 0-

1-0, THP 2 mg 2x1 1-0-1

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

TGL No Diagnosa

1 Konfusi kronik bd gangguan kesehatan jiwa

2

3

4

5

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No Diagnosa 1

Nama Diagnosa Konfusi kronik bd gangguan kesehatan jiwa

Tujuan Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama

5xpertemuan, klien dapat meningkatkan kemampuan dalam

Page 3: konfusi kronik

mengintrepetasikan stimulus dengan kriteria:

Indikator

Distorted

thought self-

control

1 2 3 4 5

Mengenali

halusinasi yang

terjadi

Mendiskripsikan

isi halusinasi

Monitor

frekuensi

halusinasi

Menahan

respon negatif

dari halusinasi

yang muncul

Mampu

menvalidasi

kenyataan

IntervensiHallutination management

1) Bentuk hubungan interpersonal saling percaya dengan

klien.

2) Anjurkan klien untuk mendiskusikan perasaan dan

rangsangan.

3) Berikan kesempatan pada klien untuk mendiskusikan

halusinasi.

4) Anjurkan klien untuk memvalidasi halusinasi dengan

mempercayai yang lain (seperti uji kenyataan).

5) Monitor halusinasi terhadap timbulnya isi halusinasi yang

tidak disenangi.

6) Memberikan edukasi pada klien cara mengontrol isi

halusinasi.

7) Rencanakan jadwal kegiatan rutin (melakukan kegiatan

Page 4: konfusi kronik

yang disenangi).

8) Berikan obat anti psikotik dan anti ansietas yang teratur.

(HP. CPZ, dan THP).

9) Berikan informasi tentang pengobatan pada klien dan

orang lain yang dianggap penting.

Rasional Hallutination management

1. Membina hubungan saling percaya sehingga klien dapat

kooperatif selama terapi.

2. Mengidentifikasi respon klien terhadap stimulus.

3. Mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasi yang

muncul.

4. Mengalihkan focus klien lebih pada kenyataan.

5. Halusinasi yang tidak disenangi dapat meningkatkan

penerimaan klien terhadap terapi yang akan dilakukan.

6. Meningkatkan kemampuan klien untuk mengontrol

halusinasi.

7. Kegiatan rutin dapat mengalihkan perhatian klien dari

halusinasi.

8. Haloperidol untuk menenangkan klien, chlorpromazin

untuk mengurangi halusinasi, dan THP untuk relaxan.

9. Membantu meningkatkan keefektifan terapi.

No Diagnosa 1