Gastritis Kronik

44
MOHD LUQMAN 030.05.262 ASTRISKA ANGGAR KUSUMA 030.04.035 RUSYAIFIZA 030.05.277

Transcript of Gastritis Kronik

Page 1: Gastritis Kronik

MOHD LUQMAN 030.05.262ASTRISKA ANGGAR KUSUMA

030.04.035RUSYAIFIZA 030.05.277

Page 2: Gastritis Kronik

IDENTITASI. PASIENNama : Ny. UUmur : 46 tahunJenis Kelamin : PerempuanStatus Perkawinan : MenikahPekerjaan : Ibu Rumah TanggaAlamat : Pondok LabuAgama : IslamMasuk Rumah Sakit : 13 November 2009

Page 3: Gastritis Kronik

ANAMNESISDilakukan autoanamnesa pada tanggal 16 November 2009 pukul 12.00 WIB.

Keluhan Utama nyeri perut sejak 1 minggu SMRS.

Keluhan Tambahan BAB berdarah + 1 minggu SMRS. Saat ini sudah tidak berdarah lg.

Page 4: Gastritis Kronik

Riwayat Penyakit SekarangOs mengeluh nyeri pada perut bagian atas sejak 1 minggu SMRS. Nyeri dirasakan panas, seperti ditarik. Nyeri bertambah jika Os makan makanan yang pedas. Nyeri sedikit berkurang jika Os minum obat yang diberikan oleh dokter (Os tidak hafal nama obatnya). Os mengaku sudah merasakan nyeri seperti ini sejak 2 tahun yang lalu. Mual (+). Muntah (-). BAK lancar, tidak nyeri, tidak berdarah, warna kekuningan. BAB + 1x/2hari, tapi sebelumnya BAB os memang terbiasa tidak lancar. Os mengeluh 1 minggu yang lalu BAB berdarah, kurang lebih 2x dan darah menetes, warna merah segar, jumlah + 1 sendok makan. Keluhan benjolan seperti daging keluar dari anus disangkal

Page 5: Gastritis Kronik

Riwayat Penyakit DahuluGastritis (+) 2 tahun yang lalu Asthma (+) (serangan + 1x/bulan)Hipertensi( +)DM (-)Alergi (-)

Page 6: Gastritis Kronik

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat DM (-)Hipertensi (-)Asthma (-)Alergi (-) Riwayat KebiasaanMerokok (-)Minum alkohol(-)

Page 7: Gastritis Kronik

Pemeriksaan FisikKeadaan UmumKesadaran : sakit sedang, compos mentisPostur tubuh : asthenikusTinggi badan : 165 cmBerat badan : 50 kgBMI : 18,5 kg/m2

Cara bicara : aktif dan jelasCara berbaring : aktif, tidak terpaku pada satu sisiSikap dan watak : kooperatifOedem : (-)Kejang : (-)Tremor : (-)Dehidrasi : (-)Dispnoe : (-)Hiperpigmentasi : (-)

Page 8: Gastritis Kronik

B. Tanda VitalTekanan darah : 150/90 mmHg, di voler lengan

kananNadi : 92 x/menit, irama regular,

cukup,ekual ki=kaSuhu : 37o C, di aksila kananPernafasan : 20x/menit, thorakoabdominalC.Status gizi : kurangD. Kulit : warna cokelat gelap, turgor baik,

kelembaban cukup, tidak sianosis, tidak ada petechiae,

hiperpigmentasi (-), oedem (-), suhu teraba hangat

Page 9: Gastritis Kronik

E. KGBSubmentalis : -• Sumandibularis : -• Preaurikularis : -• Retroaurikularis : -• Suboccipitalis : -• Supraklavikuler : -• Servikalis : -• Ketiak : -• Inguinal : -F. KepalaBentuk normocephali,nyeri tekan sinus frontalis,

sphenoidalis, ethmoidalis, dan maksilaris (-), rambut hitam, distribusi merata, tidak beruban, tidak mudah dicabut

Page 10: Gastritis Kronik

WajahBentuk wajah simetrisAlis : hitam, simetris, distribusi merata, sikatriks -, madarosis –Bulu mata : pendek, hitam, distribusi merata, enteropion -,

ektropion –Palpebra : oedem -, lagoftalmus -, ptosis -Mata : exophtalmus -, enophtalmus -, tidak cekung, CA -/-, SI -/-, pupil

isokor, bulat, tepi rata, batas tegas, lensa tidak keruh, RCL +/+, RCTL +/+, Arcus Senilis -, tekanan bola mata cukup

Hidung : simetris, deviasi septum -, oedem mukosa -, oedem concha -, tidak hiperemis, sekret -

Telinga : normotia, nyeri tarik -, nyeri tekan tragus dan mastoid -, oedem -, tidak hiperemis, serumen + minimal, membran tympani intak, refleks membran tympani +

Bibir : simetris, berwarna kecoklatan, sianosis -, tidak kering, tidak hiperemis, schizis -

Page 11: Gastritis Kronik

Gusi & mukosa : oedem -, hiperemi -, ulcus -Gigi & geligi : calculus -, caries -, tidak ada tambalan gigi, tidak

ada gigi palsuLidah : bersih, terletak lurus di tengah, tidak ada

deviasi, hiperemi -, tremor -, atrofi papil -Uvula : simetris, terletak di tengah, hiperemis -, tidak

membesarTenggorokan Tonsil : T1/T1 tenang, tidak hiperemis, oedem – Mukosa buccal/palatum : tidak hiperemis, oedem – Arcus palatum : cleft -Leher

– JVP : 5-2 cm H2O– KGB : tidak terlihat dan tidak teraba– Tiroid : tidak terlihat dan tidak teraba– Trakea : trakea terletak lurus di tengah, deviasi trakea -– Lain : benjolan -, tidak ada kaku kuduk

Page 12: Gastritis Kronik

Thorax Inpeksi Bentuk : Statis : bentuk dada dan gerak nafas simetris

Dinamis : bentuk dada dan gerak nafas simetris

Dinding dadaa. Kulit : benjolan -, ginekomastia -, pelebaran

pembuluh darah vena -, spider nevi -, ruam -b.Iga-iga : tidak ada retraksi sela iga bawah

pernafasan bagian depan dan belakangc. Iktus kordis : tidak terlihatd.Pulsasi abnormal : -Palpasi Vocal fremitus teraba simetris pada kedua hemitoraks Iktus kordis teraba pada ICS 5, 2 cm ke arah medial dari

garis midclavicularis kiriNyeri tekan -, benjolan -, ginekomastia -, angulus costae

<90o

Page 13: Gastritis Kronik

Perkusi paru• Paru/cavum pleura : nyeri ketuk -, sonor pada seluruh

lapang paru• Batas paru - hepar : ICS 5 pada garis midclavicularis

kanan, peranjakan 1 ICS• Batas paru - lambung : ICS 6 pada garis aksilaris anterior• Batas bagian bawah paru di belakang : sebelah kanan

terletak pada vertebra torakal 10. sebelah kiri terletak pada vertebra torakal 11

Perkusi jantung• Batas jantung sebelah kanan : ICS 4 di garis sternalis

kanan• Batas jantung sebelah kiri : ICS 5, 2 cm ke arah

medial dari garis midclavicularis kiri• Batas atas jantung : ICS 3 di garis sternalis kiri

Page 14: Gastritis Kronik

Auskultasi paru suara nafas vesikuler pada kedua hemithoraxSuara tambahan Ronki : - Krepitasi : - Pleural friction rub : - Wheezing : +/+ lebih keras pada hemithoraks kiri

Auskultasi jantung Bunyi jantung : S1 S2 irama regular Bunyi jantung tambahan : Gallop - Irama dan Heart rate : regular Bising (murmur) : - Pericardial friction rub : -

Page 15: Gastritis Kronik

Abdomen :

Inspeksibentuk datar, simetris saat statis dan dinamis, benjolan -,

venektasi -, ruam -, smiling umbilicus -, hernia umbilicalis -, gerakan peristaltik usus –

Palpasi teraba supel, nyeri tekan + pada epigastrium kiri atas dan

hipochondrium kiri, nyeri lepas -, tidak teraba massa• Hepar : lobus kanan dan kiri tidak teraba

membesar• Vesica fellea : Murphy’s sign -• Lien : Schuffner -• Ren : Ballottement -

Perkusi nyeri ketuk -, tympani pada abdomen, Shifting dullness -Auskultasi bising usus + normal

Page 16: Gastritis Kronik

Genitalia : -Anus/rectum : pada pemeriksaan RT tidak

teraba massa, tonus sfingter ani baik, nyeri tekan (-), hemorrhoid interna (+)

Page 17: Gastritis Kronik

EkstremitasEkstremitas atas : palmar eritema -, tremor

-, sianosis -, hiperpigmentasi -, ptechiae -, clubbing finger -, benjolan -, oedem -, ruam -, suhu teraba hangat, pengisian kapiler < 3 detik

Ekstremitas bawah : oedem –Refleks-refleks : refleks biceps +, refleks

triceps +, refleks radialis +, refleks patella +, refleks Achilles +, refleks Babinsky -

Page 18: Gastritis Kronik

HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Berikut hasil laboratorium tertanggal 15 November 2009 pukul 22.48 WIB.

HEMATOLOGI Hb : 12,6 g/dl Ht : 41 % Leukosit : 10,3 ribu/ul Trombosit : 268 ribu/ul Eritrosit : 4,88 juta/uL

VER/HER/KHER/RDW VER : 83,2 fl HER : 25,8 pg KHER : 31,0 g/dl RDW : 13,9 %

Page 19: Gastritis Kronik

HITUNG JENIS• Netrofil : 67 %• Limfosit : 29 %• Monosit : 4 %FUNGSI GINJAL• Ureum : 15 mg/dl• Creatinin : 0,5 mg/dlGLUKOSA SEWAKTU• Glukosa Darah Sewaktu : 98 mg/dlELEKTROLIT• Na : 151 mmol/l• K : 3,07 mmol/l• Cl : 118 mmol/l

Page 20: Gastritis Kronik

PEMERIKSAAN PENUNJANGFOTO THORAKS• Corakan bronkovaskuler sedikit meningkat• Kedua hemithoraks tampak emfisematous• Diafragma kanan terletak pada perpotongan iga ke-7• Tampak sela iga kiri lebih menyempit dibandingkan dengan

sela iga kanan

EKG• Irama sinus rhytm, HR : 88 x/menit

• PR interval 0,12 detik, QS di V1-V3, floor R progression V1-V4

• LBBB -, RBBB -• Axis normal, LVH -, RVH -• T wave inverted -, ST elevasi -, ST depresi –

Endoskopi

Page 21: Gastritis Kronik

Endoskopi

Page 22: Gastritis Kronik
Page 23: Gastritis Kronik
Page 24: Gastritis Kronik
Page 25: Gastritis Kronik
Page 26: Gastritis Kronik

RESUME• Pasien datang dengan keluhan nyeri abdomen yaitu

pada area epigastrium kiri atas dan hipochondrium kiri. Nyeri dirasa panas, seperti ditarik. Bertambah jika Os makan makanan yang pedas. Berkurang jika minum obat dari dokter. Nyeri seperti ini dirasakan Os sejak 2 tahun yang lalu. Mual +. 1 minggu SMRS BAB berdarah, menetes, warna merah segar, jumlah + 1 sendok makan. Pada pemeriksaan fisik pasien, tekanan darah 150/90 mmHg. Nadi 92x/menit, Suhu 37oC, Pernafasan 24x/menit. Terdapat riwayat hipertensi, asthma intermitten, dan gastritis kronik. Ditemukan juga wheezing di kedua hemithoraks pada pemeriksaan auskultasi thoraks. Nyeri tekan pada daerah abdomen yang disebutkan di atas.Terdapat hemoroid interna pada pemeriksaan RT.

Page 27: Gastritis Kronik

DAFTAR MASALAH

Dispepsia dan abdominal pain ec. suspect gastritis kronik

Riwayat hematoschezia ec. suspect haemorrhoid interna grade I

HipokalemiaHipertensi grade IIAsthma intermittenLeukositosis reaktif

Page 28: Gastritis Kronik

TerapiIVFD RL/8 jamDiet lunak 1900 KkalOmeprazole 1x40 mgDomperidone 3x10 mgSukralfat 4xCIKSR 3x1Captopril 2x12,5 mgAnusol supp K/P

Page 29: Gastritis Kronik

Tanggal Subyektif Obyektif Assessment Rencana

17/11/09 Nyeri perut(+)

Mual(+)

TD : 140/90 mmHg

N : 80x/menit

RR : 20x/menit

T : 36,9 C

Kepala: CA-,SI –

Leher: KGB ttm

Paru : Suaranafas

vesikuler,rhonki-,

wheezing –

Abdomen:simetris,sup

el,nyeri tekan

(+)epigastrium,BU(+)

N

1. Dispepsia dan

abdominal pain

ec. suspect

gastritis kronik

2. Riwayat

hematoschezia

ec. suspect

haemorrhoid

interna grade I

3. Hipokalemia

4. Hipertensi grade

II

5. Asthma

intermitten

1. IVFD RL/8 jam

2. Diet lunak 1900 Kkal

3. Omeprazole 1x40 mg

4. Domperidone 3x10 mg

5. Sukralfat 4xCI

6. KSR 3x17. Captopril

2x12,5 mg8. Anusol supp

K/P

Page 30: Gastritis Kronik

Prognosis

Ad vitam : bonamAd fungsionam : bonamAd sanationam : bonam

Page 31: Gastritis Kronik

Tinjauan PustakaGASTRITISAdalah proses inflamasi pada mukosa atau

submukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau lokal.

Secara histopatologik dapat dibuktikan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut.

Insidensi gastritis meningkat dengan lanjutnya usia.

Page 32: Gastritis Kronik

Etiologiobat-obatan(terutama anti-inflamasi non-steroid) kolonisasi bakteri Helibacter pyloritoksin stafilokokuskonsumsi alkoholIskemia (misal: vaskulitis atau saat melakukan lari

maraton).Stres (kegagalan multi-organ, luka bakar,

pembedahan, trauma sistem saraf pusat)zat kimia korosif.Trauma (gastroskopi, tertelannya benda asing,

rasa enek, muntah, dll).Trauma radiasi.

Page 33: Gastritis Kronik

Secara sederhana, gastritis dapat dibedakan atas tiga tipe utama:

Gastritis hemoragik dan erosifGastritis aktif, non-erosifGastritis atrofi (kelenjar fundus)

Page 34: Gastritis Kronik

Patofisiologi• Aspirin dan obat anti-inflamasi non-steroid

merusak mukosa lambung dengan menghambat siklooksigenase mukosa lambung sebagai pembentuk prostaglandin dari asam arakidonat yang merupakan salah satu faktor defensif mukosa lambung yang sangat penting.

• Obat ini juga dapat merusak secara topikal. Kerusakan topikal ini terjadi karena kandungan asam dalam obat tersebut bersifat korosif, sehingga merusak sel-sel epitel mukosa.

• Pemberian aspirin juga dapat menurunkan sekresi bikarbonat dan mucus oleh lambung, sehingga kemampuan faktor defensif terganggu.

Page 35: Gastritis Kronik

Gejala Klinissakit perutnyeri pada ulu hatibersendawaperut kembung mual dan muntah perasaan penuh atau terbakar di perut bagian

atas. hematemesismelenasyok

Page 36: Gastritis Kronik

Pemeriksaan penunjangGastroduodenoskopiEndoskopi saluran pencernaan bagian

atas.Tes Darah.Tes Tinja/FecesPemeriksaan histopatologik.urea breath test serologi

Page 37: Gastritis Kronik

Pencegahan Gastritis akutPemberian antasida atau antagonis H2,

sehingga dicapai pH lambung ≥4. Untuk pengguna aspirin, pencegahan

yang terbaik adalah dengan misoprostol. Tindakan yang bersifat invasif untuk

menghentikan perdarahan yang mengancam jiwa, misalnya dengan endoskopi skleroterapi, embolisasi arteri gastrika kiri, atau gastrektomi.

Page 38: Gastritis Kronik

Gastritis kronis• Disebut gastritis kronik bila infiltrasi sel radang yang terjadi

pada lamina propria, daerah epitelial atau pada kedua daerah tersebut terutama terdiri atas limfosit dan sel plasma. Kehadiran granulosit netrofil pada daerah tersebut menandakan peningkatan aktivitas gastritis kronik.

Klasifikasi histology :

1. Gastritis kronik superfisialis apabila sebukan sel radang kronis terbatas pada lamina propria mukosa superfisialis dan edema yang memisahkan kelenjar-kelenjar mukosa, sedangkan sel-sel kelenjar tetap utuh.

2. Gastritis kronik atrofik apabila sel-sel radang kronik menyebar lebih dalam disertai distorsi dan destruksi sel-sel kelenjar mukosa yang lebih nyata.

3. Metaplasia intestinalis dimana terjadi perubahan-perubahan histopatologik kelenjar mukosa lambung menjadi kelenjar mukosa usus halus yang mengandung sel goblet.

4. Atrofi lambung dianggap merupakan stadium akhir gastritis kronik.

Page 39: Gastritis Kronik

Menurut distribusi anatomisnya, gastritis kronis dapat dibagi:

1. Gastritis kronik korpus atau tipe A, dimana perubahan histopatologik terjadi pada korpus dan kardia lambung. Tipe ini sering dihubungkan dengan proses oto-imun dan dapat berlanjut menjadi anemia pernisiosa.

2. Gastritis kronik antrum atau tipe B, merupakan tipe yang paling sering dijumpai, dan akhir-akhir ini sering dihubungkan dengan infeksi Helicobacter pylori (H. pylori).

3. Gastritis multifokal atau tipe AB yang distribusinya menyebar ke seluruh gaster. Penyebaran ke arah korpus meningkat seiring dengan lanjutnya usia.

Page 40: Gastritis Kronik

etiologi Imunologik : terutama pada gastritis kronik

korpus yang berkorelasi kuat dengan autoantibodi sel parietal.

Bakteriologik : kuman Campylobacter pylori. Faktor refluks entero-gaster,cairan

pankreato-bilier, asam empedu dan lisolesitin masuk ke lumen lambung.

Page 41: Gastritis Kronik

PengobatanVitamin B-12Bismuth triple therapy untuk eradikasi

H.pylori: Colloidal bismuth subnitrat (CBS) 4 x 120

mg/hari+ Pilih 2 di antara 3 : Metronidasol 4 x 500

mg/hari, Amoksisilin 4x500 mg/ hari, atau Tetrasiklin 4 x 500 mg / hari

Page 42: Gastritis Kronik

Proton Pump Inhibitor (PPI) based” triple therapy:• Omeprasol 2 x 20 mg/hari atau Lansoprasol 2 x 30

mg/hari atau Lansoprasol 2 x 40mg/hari+ 2 antibiotika dari : Klaritromisin 2 x 250-500 mg / hari, Amoksisilin 2x 1000 mg / hari atau Metronidasol 2 x 400-500 mg/hari

Quadriple Therapy (bila terapi standar dengan terapi triple gagal)

Kombinasi antara PPI (lihat di atas), CBS (4 x 120 mg / hari) dengan 2 macam antibiotika dipilih dari Amoksisilin, Klaritomisin, Tetrasiklin atau Metronidazol 

Page 43: Gastritis Kronik

Daftar pustaka

Page 44: Gastritis Kronik

TERIMA KASIH