kimia analisa obat II

30
 PRAKTIKUM ANALISA OBAT II LAPORAN EVALUASI SALEP NOSIB KELOMPOK 2 A : - TETTY RIYANTI 1043050075 - ORANDA TAMPUBOLON 1043050058 - JUANDA RIZKI RICARDO 1043050066 Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta 2013

description

salep nosib

Transcript of kimia analisa obat II

PRAKTIKUM ANALISA OBAT IILAPORAN EVALUASI SALEP NOSIB

KELOMPOK 2 A :

TETTY RIYANTI1043050075 ORANDA TAMPUBOLON1043050058 JUANDA RIZKI RICARDO1043050066

Fakultas FarmasiUniversitas 17 Agustus 1945Jakarta2013

Laporan Praktikum Analisa Obat II

I. Judul Percobaan : Evaluasi Sediaan Salep NosibTanggal Percobaan: 6 Desember 2013

II. Tujuan Percobaan:

Mengevaluasi sediaan salep Nosib Menetapkan kadar zat aktif dalam sediaan salep Nosib

III. Teori:

Salep atau unguentum adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir. Dasar salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam 4 kelompok:a. Dasar salep senyawa hidrokarbonDasar salep ini dikenal sebagai dasar salep berlemak antara vaselin putih dan salep putih. Hanya sejumlah kecil komponen berair dapat dicampurkan ke dalamnya. Salep ini dimaksudkan untuk memperpanjang kontak bahan obat dengan kulit dan bertindak sebagai pembalut penutup. Dasar salep hidrokarbon digunakan terutama sebagai emolien dan sukar dicuci. Tidak mengering dan tidak tampak berubah dalam waktu lama.Contoh : Petrolatum / Vaselin : campuran hidrokarbon setengah padat yang diperoleh dari minyak bumi. Dapat digunakan secara tunggal atau campuran sebagai dasar salep White petrolatum/ vaselin putih : merupakan petrolatum yang dihilangkan warnanya. Parafin : campuran hidrokarbon padat yang dimurnikan diperoleh dari minyak bumi. Tidak berwarna atau putih, dapat digunakan untuk membuat dasar salep berlemak menjadi lebih keras dan kaku. Minyak mineral/ Liquid petrolatum :campuran hidrokarbon cair yang diperoleh dari minyak bumi. Untuk menggerus bahan yang tidak larut dalam pembuatan salep dengan dasar berlemak. b. Dasar salep serapDasar salep serap ini dapat dibagi dalam 2 kelompok. Kelompok pertama terdiri atas dasar salep yang dapat bercampur dengan air membentuk emulsi air dalam minyak (Parafin hidrofilik dan Lanolin anhidrat) dan kelompok kedua terdiri atas emulsi air dalam minyak yang dapat bercampur dengan sejumlah larutan air tambahan (Lanolin). Dasar salep serap juga bermanfaat sebagai emolien.Contoh : Lanolin anhidrat merupakan bahan yang diperoleh dari lemak bulu domba Petrolatum hidrofilik dari kolesterol, alkohol stearat, lilin putih atau petrolatum putih , dapat menyerap air dan membentuk emulsi air dalam minyak

c. Dasar salep yang dapat dicuci dengan airDasar salep ini adalah emulsi minyak dalam air antara lain salep hidrofilik dan lebih tepat disebut dengan krim. Dasar ini dinyatakan juga sebagai dapat dicuci dengan air karena mudah dicuci dari kulit atau dilap basah sehingga lebih dapat diterima untuk dasar kosmetika. Beberapa bahan obat dapat menjadi lebih efektif menggunakan dasar salep ini daripada Dasar salep hidrokarbon. Keuntungan lain dari dasar salep ini adalah dapat diencerkan dengan air dan mudah menyerap cairan yang terjadi pada kelainan dermatologik. Contoh : Salep hidrofilik, mengandung natrium lauryl sulfat sebagai emulgator, dengan alkohol stearat dan petrolatum putih mewakili bagian berlemak. Krim

d.Dasar salep larut dalam airDisebut juga dasar salep tak berlemak dan terdiri dari konstituen larut air. Dasar salep jenis ini memberikan banyak keuntungan seperti dasar salep yang dapat dicuci dengan air dan tidak mengandung bahan tak larut air seperti parafin, lanolin anhidrat, atau malam. Dasar salep ini lebih tepat disebut gel.Contoh : Salep polietilen glikol. Kombinasi 400 gram polietilen glikol 3350 dan 600 gram polietilen glikol 400 untuk membuat 1000 gram dasar salep.

Ketentuan Umum cara Pembuatan Salep1. Peraturan Salep PertamaZat-zat yang dapat larut dalam campuran lemak dilarutkan kedalamnya, jika perlu dengan pemanasan. Contohnya : kamfer, mentol, fenol, guaiakol, dapat larut dalam minyak, atau jika menggunakan vaselin maka vaselin perlu dihangatkan lalu digerus dengan bahan tersebut.

2. Peraturan Salep KeduaZat yang dapat larut dalam air, jika tidak ada peraturan-peraturan lain dilarutkan lebih dahulu dalam air, asalkan air yang digunakan dapat diserap seluruhnya oleh basis salep. Jumlah air yang dipakai dikurangi dari jumlah campuran lemak yang ditentukan. Contohnya : Kalium iodida, tanin, dan garam alkaloida.

3. Peraturan Salep Ketiga.Zat yang sukar atau hanya sebagian dapat larut dalam lemak dan air, harus diserbuk lebih dahulu dan diayak dengan pengayak B40. Satu bagian zat pada dicampur dengan setengah atau satu bagian lemak yang bila perlu dicairkan terlebih dahulu, kemudian sisa lemak yang dicairkan atau tidak dicairkan ditambahkan sedikit demi sedikit. Contohnya : Zinc Oxyde, Sulfanilamida. 4. Peraturan Salep KeempatSalep-salep yang dibuat dengan cara mencairkan, campurannya harus digerus sampai dingin. Contohnya : Salep yang menggunakan cetyl alkohol, cetaceum, cera alba dan paraffin solid.

Pemilihan dasar salep

Pemilihan dasar salep tergantung pada beberapa faktor seperti khasiat yang diinginkan , sifat bahan obat yang dicampurkan, ketersediaan hayati , stabilitas dan ketahanan sediaan jadi. Dalam beberapa hal perlu digunakan dasar salep yang kurang ideal untuk mendapatkan stabilitas yang diinginkan. Misalnya untuk obat yang cepat terhidrolisis, lebih stabil dalam dasar salep hidrokarbon daripada dasar salep yang mengandung air , meskipun obat tersebut bekerja lebih efektif dalam dasar salep yang mengandung air.

Metode yang digunakan dalam penetapan kadar asam salisilat dan asam benzoat dalam sediaan salep Nosib adalah metode alkalimetri dan bromometri. Sedikit penjelasan tentang kedua titrasi tersebut sebagai berikut :

a. Titrasi alkalimetri adalah titrasi yang menggunakan prinsip netralisasi yaitu terjadi reaksi netralisasi antara titran ( basa) dengan titrat ( asam ) menghasilkan suatu garam dan air. Pada titrasi alkalimetri, larutan baku primer yang digunakan antara lain asam oksalat dan kalium biftalat. Sedangkan larutan baku sekunder yang paling umum digunakan adalah natrium hidroksida. Indikator yang digunakan adalah Fenolftalein , yaitu indikator yang tidak berwarna pada pH asam dan berwarna merah muda pada pH basa. Range pH fenolftalein adalah 8,0-10,0. Titrasi alkalimetri digunakan untuk menetapkan kadar zat yang bersifat asam, karena zat yang bersifat asam tadi akan bereaksi dengan titran yang basa dan akan terjadi penetralan dan pembentukan H2O.

b. Titrasi Bromometri adalah titrasi dengan prinsip reduksi oksidasi. Titrasi ini terutama melibatkan Bromine (Br2). Bromine merupakan cairan yang sangat mudah menguap pada suhu kamar dan tidak bisa ditentukan volumenya dengan pemipetan, zat ini bersifat korosif, mengiritasi mata, paru-paru dan membran mukosa. Untuk mengatasi hal ini, maka diperlukan bantuan Kalium Bromida, Kalium Bromat dan suasana asam untuk dapat membentuk Bromine yang akan bereaksi dengan analit. Untuk mendapatkan titrasi yang kuantitatif, kelebihan bromine yang terbentuk yang tidak bereaksi dengan analit akan ditentukan jumlahnya secara titrasi kembali. Bromine tidak bisa dititrasi dengan mudah, sehingga diperlukan Kalium Iodida yang akan melepaskan Iodine (I2) , iodine ini akan bereaksi dengan natrium tiosulfat menghasilkan natrium iodida dan natrium tetrationat. Titrasi ini sehrausnya dilakukan dengan labu iodium, tujuannya agar mencegah menguapnya bromine dan agar dapat dilakukan pengocokan dengan kuat saat mendekati titik akhir titrasi. Indikator yang digunakan adalah larutan kanji yang akan membentuk komplek iod-amilum berwarna biru yang saat terjadi titik akhir titrasi ditandai dengan hilangnya warna biru kompleks tersebut. Zat yang bisa dititrasi dengan metode bromometri adalah zat yang bisa mengalami adisi dengan Bromine pada ikatan rangkap 2 atau 3 pada analit tersebut, zat yang bisa mengalami substitusi dengan Bromine, dan dengan zat yang bersifat reduktor. Pada asam salisilat, asam salisilat akan mengalami dekarboksilasi menjadi fenol yang akan mengalami substitusi dengan 3 mol Bromine.

Monografi: Asam Benzoat ( Japan Pharmacopeia 16 halaman 432)

Rumus molekul C7H6O2Berat molekul 122,12Asam benzoat , ketika dikeringkan, mengandung tidak kurang dari 99,5% C7H6O2Pemerian : Asam benzoat berupa kristal atau hablur putih. Tidak berbau, atau berbau lemah seperti benzaldehida. Kelarutan : Larut dalam etanol, aseton, dan dietil eter, air panas, sedikit larut dalam air.Titik lebur : 121-124 oCPenetapan kadar : Timbang seksama kurang lebih 0,5 gram asam benzoat yang telah dikeringkan , larutkan dalam 25 ml etanol netral dan 25 ml air dan titrasi dengan 0,1 N Natrium hidroksida dengan indikator 3 tetes fenolftalein.1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 12,21 mg Asam benzoat

Asam salisilat ( Japan Pharmacopeia 16 halaman 1370) Rumus molekul C7H6O3Berat molekul 138,12Asam salisilat ketika dikeringkan, mengandung tidak kurang dari 99,5% dan tidak lebih dari 101,0% C7H6O3Pemerian : Asam salisilat berupa kristal atau hablur putih. Rasa sedikit asin, dan diikuti dengan rasa tajam.Kelarutan : Larut dalam etanol, dan dalam aseton, dan sedikit larut dalam air. Titik lebur : 158-161oCPenetapan Kadar : Timbang seksama kurang lebih 0,5 gram asam salisilat yang telah dikeringkan, larutkan dalam 25 ml etanol netral dan titrasi dengan 0,1 N natrium hidroksida dengan menggunakan indikator 3 tetes fenolftalein. Tiap ml NaOH 0,1 N setara dengan 13,81 mg C7H6O3

Salep Asam Benzoat dan Salisilat (Farmakope Indonesia edisi IV halaman 40)Salep asam benzoat dan salisilat adalah asam benzoat C7H6O2 dan asam salisilat C7 H6O3 dengan perbandingan lebih kurang 2 berbanding 1 yang dikandung dalam dasar salep yang sesuai. Mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% C7H6O2 dan C7H6O3 dari jumlah masing-masing seperti yang tertera pada etiket.Penetapan Kadar Pereaksi urea-besi(III)klorida untuk penggunaan dalam sehari, larutkan tanpa pemanasan , 18 gram urea dalam campuran 2,5 ml larutan FeCl3 P(6 dalam 10) dan 12,5 ml asam klorida 0,05 N.Kolom A Masukkan sedikit wol kaca di batas penyempitan tabung kromatografi 20cmx2,5 cm. Campur 1 gram tanah silika untuk kromatografi dengan 0,5 ml larutan asam fosfat (3 dalam 10) sampai homogen. Masukkan campuran halus ke dalam tabung kromatografi , di atas wol kaca tekan perlahan-lahan. Dengan cara sama, campur 4 gram tanah silika untuk kromatografi dengan 3 ml pereaksi FeCl3-urea dan masukkan ke atas lapisan pertama. Tutup kolom dengan wol kaca. Kolom B Masukkan sedikit wol kaca di atas batas penyempitan tabung kromatografi dengan 2 ml larutan natrium bikarbonat ( 1 dalam 12) sampai homogen. Masukkan campuran ke atas wol kaca. Tutup kolom dengan wol kaca. Larutan uji Timbang seksama sejumlah zat uji setara dengan lebih kurang 100mg asam benzoat dan 50 mg asam salisilat , masukkan ke dalam labu terukur 250 ml , larutkan dalam lebih kurang 150 ml kloroform P dengan pemanasan di atas penangas uap.Dinginkan, encerkan dengan kloroform P sampai tanda. Prosedur Pasangkan kolom A di atas kolom B , kemudian pipet 10 ml larutan uji,masukkan ke dalam kolom A dan biarkan zat melewati kolom. Cuci kolom dua kali, tiap kali dengan 40 ml kloroform , biarkan bagian pertama surut sampai mencapai bagian atas setiap kolom sebelum ditambah bagian kedua. Buang eluat dan pisahkan kolom-kolom tersebut.

Kandungan asam salisilat

Larutan uji Eluasi kolom A dengan 95 campuran asam asetat glasial dalam kloroform ( 3 dalam 100) kumpulka eluat dalam labu terukur 100ml encerkan dengan pelarut yang sama sampai tanda.Larutan baku Timbang seksama sejumlah asam salisilat BPFI , larutkan dalam pelarut yang sama , jika perlu encerkan bertahap dengan pelarut yang sama hingga kadar lebih kurang 20 g per ml.Prosedur Ukur serapan larutan uji dan larutan baku pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 311 nm terhadap blanko campuran asam asetat glasial dalam kloroform ( 3 dalam 100) . Hitung jumlah dalam mg, C7H6O3 dalam bagian salep yang diguanakan dengan rumus :2,5C (Au) AsDimana C adalah kadar asam salisilat BPFI dalam g per ml Larutan baku, Au dan As berturut turut adalah serapan larutan uji dan larutan baku.

Kandungan asam benzoat

Larutan uji Eluasi kolom B dengan 95 campuran asam asetat glasial dalam kloroform ( 3 dalam 100) kumpulka eluat dalam labu terukur 100ml encerkan dengan pelarut yang sama sampai tanda.Larutan baku Timbang seksama sejumlah asam benzoat BPFI , larutkan dalam pelarut yang sama , jika perlu encerkan bertahap dengan pelarut yang sama hingga kadar lebih kurang 40 g per ml.Prosedur Ukur serapan larutan uji dan larutan baku pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 275 nm terhadap blanko campuran asam asetat glasial dalam kloroform ( 3 dalam 100) . Hitung jumlah dalam mg, C7H6O2 dalam bagian salep yang diguanakan dengan rumus :2,5C (Au) AsDimana C adalah kadar asam benzoat BPFI dalam g per ml Larutan baku, Au dan As berturut turut adalah serapan larutan uji dan larutan baku.

IV. Prosedur Kerja

1.Evaluasi Salep Nosiba. Uji EtiketMengamati dan mencatat berat bersih, tanggal kadaluarsa , no. registrasi, no. batch, dosis, cara pemakaian, komposisi, label, indikasi,kontra indikasi.

b. Uji Isi Minimum ( FI IV halaman 997)Untuk sediaan krim, gel, jeli, salep, pasta, serbuk dan aerosol termasuk semprot topikal bertekanan dan tak bertekanan serta inhalasi dosis terukur yang dikemas dalam wadah etiket yang mencantumkan bobot bersih tidak lebih dari 150 gram.

Prosedur untuk sediaan bukan aerosol. Ambil contoh sebanyak 10 wadah berisi zat uji , hilangkan semua etiket yang dapat mempengaruhi bobot pada waktu isi wadah dikeluarkan. Bersihkan dan keringkan dengan sempurna bagian wadah dengan cara yang sesuai dan timbang satu per satu . Keluarkan isi secara kuantitatif dari masing-masing wadah, potong ujung wadah, jika perlu cuci dengan pelarut yang sesuai, hati-hati agar tutup dan bagian lain wadah tidak terpisah. Keringkan dan timbang kembali masing-masing wadah kosong beserta bagian-bagiannya . Perbedaan antara kedua penimbangan adalah bobot bersih isi wadah. Bobot bersih rata-rata isi dari 10 wadah tidak kurang dari bobot yang tertera pada etiket dan tidak ada satu wadahpun yang yang bobot bersih isinya kurang dari 90% dari bobot yang tertera pada etiket untuk bobot 60 gram atau kurang. Tidak kurang dari 95% dari bobot yang tertera pada etiket untuk bobot lebih dari 60 gram dan kurang dari 150 gram. Jika persyaratan ini tidak dipenuhi , tetapkan bobot bersih isi 20 wadah tambahan. Bobot bersih rata-rata isi 30 wadah tidak kurang dari bobot yang tertera pada etiket dan hanya satu wadah yang bobot bersih isinya kurang dari 90% dari bobot yang tertera pada etiket untuk bobot 60 gram atau kurang dan tidak kurang dari 95% dari bobot yang tertera pada etiket untuk bobot lebih dari 60 gram dan kurang dari 150 gram.

c.Uji OrganoleptisMengamati dan mencatat bentuk sediaan , warna, dan bau yang tercium dari sediaan salep nosib.

d.Uji HomogenitasMengoleskan salep pada objek glass yang datar permukaannya secara merata. Amati, bila tidak ada gumpalan partikel atau ada bagian sediaan yang tidak bercampur maka salep tersebut dianggap homogen.

e.Uji Daya Serap SalepTimbang 1 gram salep, kemudian tetesi air sambil terus diaduk , amati sampai terjadinya pemisahan dari salep.

f.Uji pHPengujian dilakukan dengan menggunakan kertas pH indikator universal.

2.Uji Kualitatif Asam Salisilat dan Asam Benzoat pada Salep Nosib

KLT ( FI edisi IV halaman 40 )Melakukan kromatografi lapis tipis . Pada jarak 2,5 cm dari tepi lempeng kromatografi silica gel setebal 0,25 mm, menotolkan masing-masing l larutan dalam campuran CHCl3 pekat dan methanol pekat dengan volume sama yang mengandung (1) zat uji setara asam benzoat 2,4 mg/ml dan asam salisilat 1,2 mg/ml (2) asam benzoat BPFI 2,4 mg/ml dan (3) asam salisilat BPFI 1,2 mg/ml. Memasukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang berisi fase gerak campuran Kloroform P : Aseton P : Isopropanol P : Metanol P : Ammonium hidroksida P ( 30 : 30 : 15 : 15 : 10 ) dan membiarkan fase gerak merambat tiga per empat tinggi lempeng, lempeng diangkat dan biarkan fase gerak menguap. Lempeng diamati di bawah cahaya UV 254 nm. Harga Rf bercak utama yang diperoleh dari larutan (1) sesuai dengan yang diperoleh dari larutan (2) dan (3).

Uji Kualitatif Asam Benzoat Salep ditambah aquadest, panaskan di atas waterbath dan lalu tambahkan NH4OH sampai larutan bersifat basa. Panaskan larutan tersebut di atas waterbath untuk menguapkan NH4OH. Dinginkan dan tambahkan FeCl3. Jika terbentuk endapan ferribenzoat bewarna jingga kekuningan sampai kecoklatan menunjukkan adanya asam benzoat.

Uji Kualitatif Asam Salisilat ( BP 1993 hal 1903 )-Panaskan salep di atas waterbath sampai melebur dengan menggunakan etanol netral kemudian ditambahkan FeCl3, jika terbentuk warna ungu menunjukkan adanya asam salisilat.

3. Pembuatan Reagen : Etanol Netral P (FI IV halaman 1154)Pada sejumlah etanol P tambahkan 2 tetes atau 3 tetes fenolftalein LP dan natrium hidroksida 0,02 N atau 0,1 N secukupnya hingga terjadi warna merah muda pucat. Buat etanol netral P segera sebelum digunakan. Air bebas karbon dioksida P (FI IV halaman 1124)Air bebas karbon dioksida P adalah air murni yang telah dididihkan kuat-kuat selama 5 menit atau lebih dan didiamkan sampai dingin dan tidak boleh menyerap karbon dioksida dari udara. Fenolftalein LP ( FI IV halaman 1157)Larutkan 1 gram fenolftalein dalam 100 ml etanol P. NaOH 0,1 N (Medical Laboratory Science : Theory and Practice halaman 58)Larutkan 4 gram NaOH dalam aqudest sampai 1 liter. Pembuatan Larutan KI P (16,5%) (FI IV halaman 1166)16,5 gr KI P dilarutkan dalam 100 ml air. Pembuatan Asam Sulfat 2 N5,5 ml H2SO4 (p) dilarutkan dalam 100 ml aquadest. Pembuatan Larutan Na2S2O3 0,1 N (FI. IV halaman 1217)26 gr Na2S2O3 P dan 200 mg Natrium Karbonat P dilarutkan dalam air bebas CO2 secukupnya hingga 1000 ml. Pembuatan larutan kanji P (FI ed IV halaman 1168)Gerus 500 mg kanji P atau kanji larut P dengan 5 ml air dan tambahkan sambil terus diaduk air secukupnya hingga 100 ml, didihkan selama beberapa menit dinginkan. Pembuatan KBrO3 0,1 N (FI. IV halaman 1215)2,784 gr KBrO3 dilarutkan dalam air hingga 1000 ml. Pembuatan Eter NetralOrientasi : 10 ml eter ditambahkan 3 tetes indikator PP ditambahkan NaOH 0,1 N sampai merah muda. Pembuatan HCl 35% : Ukur 35 ml HCl pekat, encerkan dengan aquadest ad 100 ml.

4. Pembakuan Larutan Baku Sekunder a. Pembakuan NaOH 0,1 N dengan Asam Oksalat (Medical Laboratory Science : Theory and Practice , halaman 58)- Pembuatan asam oksalat 0,1 N : Timbang 6,303 gram asam oksalat dengan seksama, larutkan dalam aquadest sampai 1 liter. - Pembakuan NaOH dengan asam oksalat 0,1 N : Pipet 10 ml larutan asam oksalat 0,1 N dalam Erlemeyer, tambahkan 2 tetes indikator fenolftalein. Titrasi dengan larutan NaOH sampai terjadi perubahan warna menjadi merah muda. Ulangi titrasi dengan cara sama dua kali ( Sehingga titrasi dilakukan triplo). Catat volume dan hitung normalitas NaOH.

b. Pembakuan Natrium Tiosulfat dengan KIO3 ( Japan Pharmacopeia 16 halaman 162)Timbang seksama kurang lebih 50 mg Kalium Iodat yang telah dikeringkan sebelumnya pada suhu 120-140 oC selama 1,5-2 jam kemudian diamkan sampai dingin pada desikator, dan pindahkan ke labu iodium. Larutkan dalam 25 ml air, tambahkan 2 gram KI dan 10 ml asam sulfat encer , diamkan 10 menit, tambahkan 100 ml air dan titrasi dengan larutan Natrium tiosulfat. Jika menggunakan indikator, saat larutan berwarna kuning pucat tambahkan 3 ml larutan kanji lalu lanjutkan titrasi sampai warna biru hilang. Lakukan titrasi blanko.1 ml natrium tiosulfat 0,1 M ~ 3,567 mg KIO3

5.Penetapan Kadar Asam Benzoat dan Asam Salisilat dalam Salep Nosib.

a. Penetapan Kadar Tunggal Asam Salisilat dengan metode Alkalimetri (FI IV halaman 52)Timbang seksama lebih kurang 500 mg , larutkan dalam 25 ml etanol encer yang telah dinetralkan dengan natrium hidroksida 0,1N , tambahkan fenolftalein dan titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N.1 ml natrium hidroksida 0,1 N setara dengan 13, 81 mg C7H6O3

b. Penetapan Kadar Asam Benzoat secara Alkalimetri ( FI IV halaman 48)Timbang seksama lebih kurang 500 mg , larutkan dalam 25 ml etanol encer yang telah dinetralkan dengan natrium hidroksida 0,1N , tambahkan fenolftalein dan titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N.1 ml natrium hidroksida 0,1 N setara dengan 12,21 mg C7H6O2

c. Penetapan Kadar Asam salisilat dalam salep ( Penuntun Praktikum Kimia Farmasi Kuantitatif halaman 22)2 gram salep, larutkan dalam 50 ml H.Ac , ekstraksi dengan 10 ml larutan Natrium Karbonat 0,5% sampai kuantitatif (4x10 ml) , masukkan dalam labu bertutup gelas. Tambahkan HCl 32% sampai tidak keluar gas lagi, dan larutan bersifat asam terhadap fenolftalein. Tambahkan NaOH 0,5M sampai tepat alkalis , tambahkan 20 ml larutan KBrO3 0,1 N dan 1 gram KBr, 5 ml HCl 35% , kocok selama 15 menit. Tambahkan 10 ml larutan KI 10% dan titrasi dengan Natrium Tiosulfat 0,1 N dengan indikator amilum.1 ml KBrO3 ~ 2,2303 mg asam salisilat

d. Penetapan Kadar Asam Benzoat Total dalam salep ( Penuntun Praktikum Kimia Farmasi Kuantitatif halaman 22)Timbang 2,5 gram salep, larutkan dalam 50 ml campuran alkohol 95% dan eter sama banyak yang telah dinetralkan . Titrasi dengan larutan alkali 0,1 N dengan indikator PP. 1 ml larutan alkali 0,1 N setara dengan 12,21 mg asam benzoat

6. Penetapan Kadar Asam Salicylat dengan Spektrometri UV

Panjang gelombang maksimum untuk asam salisilat yang diberi FeCl3 adalah 525 nm.Panjang gelombang ini termasuk panjang gelombang visibel karena asam salisilat dengan FeCl3 akan membentuk warna ungu, di mana gelombang visibel digunakan untuk analisa senyawa berwarna atau senyawa yang dibuat berwarna seperti asam salisilat dengan FeCl3.

a. Penentuan Panjang gelombang maksimum Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan Menimbang 10 mg asam salisilat, masukkan ke dalam labu ukur, dan larutkan dalam alkohol 6 ml dan tambahkan aqua destillata ad 10 ml. Kocok ad homogen. Mengambil 1 ml larutan induk, encerkan dengan aqua destillata ad 25 ml dalam labu ukur 25 ml. Mengambil beberapa ml larutan pengenceran, tambahkan FeCl3 2 tetes. Mengukur absorbansi pada panjang gelombang 515-535 nm. Mencatat besarnya absorbansi

b. Penentuan Operating Time Membuat larutan induk dengan pengenceran seperti pada percobaan 1 dan waktu dihitung saat diteteskan FeCl3. Mengukur absorbansi / % T pada panjang gelombang 525 nm, operating time yang stabilditandai dengan diperoleh absorbansi yang stabil/sama 3 kali berturut-turut pada 3 urutan waktu yang berbeda. Mencatat hasilnya

c. Membuat Kurva BakuMenentukan kadar tertinggi dan terendah yang dapat diukur Menentukan E 1% 1cm dari asam salisilat. Menghitung dalam perhitungan teori kadar tertinggi dan terendah. Menentukan panjang gelombang maksimum.

d. Kurva Baku Membuat larutan induk, larutkan 10 mg asam salisilat dalam 6 ml alkohol dan aqua destillata ad 10 ml. Membuat 6 seri kadar pengenceran larutan induk. Mengukur tiap pengenceran masing-masing 3 kali ,dan mencatat absorbansinya. Masukkan data dalam bentuk tabel. Membuat kurva baku kadar vs absorbansi. Menentukan persamaan garis liniernya.

e. Penetapan Kadar Sampel- Timbang setara dengan 10 mg asam salisilat- Larutkan dengan alkohol 6 ml dan aquadest ad 10 ml- Tuang beberapa ml ke dalam tabung reaksi lalu tambahkan Ferri Klorida - Ukur absorbansi, jika absorbansi belum masuk range 0,2-0,8 lakukan pengenceran

V. Data dan Hasil

1. Evaluasi Salep Nosib

a. Uji Kelengkapan EtiketBerat bersih: 14 gram Indikasi : kudis,eczema basah/kering, karena jamur, kurap, panu, bisul, kutu air, gatal-gatal, disela-sela paha/jari penularan penyakit kotor ditengkuk dan penyakit kulit lainnya. Cara Pemakaian : Oleskan merata dan tipis pada bagian yang sakit dan gatal 3 kali sehari . Untuk mencegah kambuhnya eczema yang telah sembuh sewaktu-waktu oleskan dengan NOSIB salep pada tempat tersebut. Tanggal kadaluarsa : September 2018 Nomor batch : 013093 Nomor registrasi : D2017892 Penandaan obat bebas : Ada logo obat bebas Komposisi : Tiap gram salep Nosib mengandung : Acidum salicylicum 0,080 gram Acidum benzoicum 0,080 gram Sulfur praecipitatum 0,090 gram Mentholum 0,003 gram Salep constituent ad 1 gram

Nama pabrik : PT. BISON Jakarta-Indonesia

b. Uji bobot salep Berat bersih salep = (Bobot pot + isi) Bobot pot kosong= 19,1512 5,2918= 13,8594

c. Uji organoleptis Bentuk: semisolid Warna: kuning muda Bau: bau khas sulfur

d. Uji homogenitas Ada partikel-partikel halus yang tersebar merata ke seluruh bagian salep.

e. Uji daya serap salepTidak menyerap air dengan baik, 1 gram salep tidak dapat menyerap 0,5 ml air.

f. Uji pHDengan kertas indikator universal, didapat pH = 4

2. Uji Kualitatif Uji ini dilakukan dengan cara meneteskan 3 tetes FeCl3 ke atas salep nosib yang telah dilebur dalam cawan uap dan menghasilkan warna ungu.

3. Pembakuan dan Penetapan Kadar:

a. Perhitungan Konsentrasi KBrO3

Bobot KBrO3 yang ditimbang 281,2 mg = 0,2812Dilarutkan dalam aquadest ad 100 mlNormalitas KBrO3 = Berat x grek x 1000BM volume

N= 0,2812 X 6 X 1000 167,0 100

N = 0,101 N

b. Pembakuan Natrium tiosulfat dengan KIO3

Reaksi :KIO3 + 5 KI + 6 HCl 3 I2 + H2OI2 +NaS2O3 2I- + Na2S4O61 mol KIO3 ~ 3 I21 mol KIO3 ~ 6 IGrek = 6NoBobot KIO3( mg)Vol. Na2S2O3(ml)Vol. Blanko(ml)Vol. Na2S2O3 sebenarnya (ml)

133,19,100,059,05

231.98,900,058,85

332,79,100,059,05

Grek = 6BM = 214,0

Perhitungan :Rumus : V. N = mg x grek BM

1. 9,05.N = 33,1 x 6 N = 0,1025 N 2142. 8,85.N = 31,9 x 6 N = 0,10106 N 2143. 9,05.N = 32,7 x 6 N = 0,1013 N 214

Rata-rata = 0,1025 + 0,10106 + 0,1013 = 0,1016 N3

c. Penetapan Kadar Asam Salisilat

Reaksi :

1 mol Asam salisilat ~ 3 Br21 mol Asam salisilat ~ 6 BrGrek = 6NoBobot salep Nosib( mg)Vol. KBrO3(ml)Vol. Na2S2O3(ml)

1325,8208,1

2328,5208,1

3319,1208,3

Perhitungan Titrasi kembali : Asam salisilat akan bereaksi dengan KBrO3, kelebihan volume KBrO3 akan dititrasi dengan Na2S2O3Rumus :Mgek KBrO3 = Mgek asam salisilat + Mgek Na2S2O3

1. Mgek KBrO3 = Mgek asam salisilat + Mgek Na2S2O3V.N KBrO3 = mgek asam salisilat + V.N Na2S2O3 20x 0,101 = mgek asam salisilat + 8,1 x 0,10162,02 = mgek asam salisilat + 0,82296Mgek asam salisilat = 2,02- 0,82296 = 1,19704Mgek asam salisilat = (mg x grek) = 1,19704 BMMg asam salisilat = mgek x BM GrekMg asam salisilat = 1,19704 x 138,12 = 27,55 mg6 Kadar asam salisilat = mg asam salisilat / mg salep = 27,55 / 325,8 = 0,084 mg/ mg salep = 84 mg/ gram salep

2. Mgek KBrO3 = Mgek asam salisilat + Mgek Na2S2O3 V.N KBrO3 = mgek asam salisilat + V.N Na2S2O3 20x 0,101 = mgek asam salisilat + 8,1 x 0,1016 2,02 = mgek asam salisilat + 0,82296 Mgek asam salisilat = 2,02- 0,82296 = 1,19704 Mgek asam salisilat = (mg x grek) = 1,19704 BM Mg asam salisilat = mgek x BM GrekMg asam salisilat = 1,19704 x 138,12 = 27,55 mg6 Kadar asam salisilat = mg asam salisilat / mg salep = 27,55 / 328,5= 0,0838 mg/ mg salep = 83,8 mg/ gram salep

3. Mgek KBrO3 = Mgek asam salisilat + Mgek Na2S2O3V.N KBrO3 = mgek asam salisilat + V.N Na2S2O3 20x 0,101 = mgek asam salisilat + 8,3 x 0,1016 2,02 = mgek asam salisilat + 0,843 Mgek asam salisilat = 2,02- 0,843 = 1,177 Mgek asam salisilat = (mg x grek) = 1,177 BMMg asam salisilat = mgek x BM GrekMg asam salisilat = 1,177 x 138,12 = 27,09 mg6 Kadar asam salisilat = mg asam salisilat / mg salep = 27,09 / 319,1= 0,0849 mg/ mg salep = 84,9 mg/ gram salep

Rata-rata = (0,084+0,0838 +0,0849) : 3 = 0,08423 mg/mg salep = 84,23 mg/ gram salep

Kadar teoritis = 80 mg/ gram salepKadar praktikum = 84,23 mg/ gram salep

% kadar = 84,23/80 x 100% = 105,28 %

d. Pembakuan NaOH dengan padatan Asam Oksalat ( C2H2O4.2H2O)NoBobot C2H2O4.2H2O( mg)Vol. NaOH(ml)Vol. Blanko (ml)Vol. NaOH sebenarnya (ml)

154,88,650,058,60

256,28,70,058,65

354,28,70,058,65

Reaksi:

1 grol ~ 2 grek

Grek = 2BM = 126

Perhitungan :Rumus : V. N = mg x grek BM

1. 8,6.N = 54,8 x 2 N = 0,1011 N 1262. 8,65.N = 56,2 x 2 N = 0,1031 N 1263. 8,65.N = 54,2 x 2 N = 0,0994 N 126

Rata-rata = 0,1011 + 0,1031 + 0,0994 = 0,1012 N3

e. Penetapan Kadar Asam Benzoat Total secara alkalimetri

NoBobot salep( mg)Vol. NaOH(ml)Vol. Blanko (ml)Vol. NaOH sebenarnya (ml)

1581,26,550,56,05

2575,86,450,55,95

3521,76,300,55,80

Rumus Total = Kadar = {V.N total (Kadar tunggal x(Berat total:BM total) x grek tunggal)} x kesetaraan x 100% N Berat total1. Kadar = {6,05 x 0,1012 (0.08423 x (581,2 : 122,12) x 6) }x 12,21 = 0,0781 mg/ mg salep0,1 581,22. Kadar = {5,95 x 0,1012 (0.08423 x (575,8 : 122,12) x 6) }x 12,21 = 0,077 mg/ mg salep0,1 575,8

3. Kadar = {5,80 x 0,1012 (0.08423 x (521,7 : 122,12) x 6) }x 12,21 = 0,0869 mg/ mg salep0,1 521,7 Rata-rata = (0,0781+0,077 + 0,0869) : 3 = 0,0806 mg/ mg salep = 80,6 mg/ gram salep

Kadar asam benzoat pada etiket = 80 mg/gram salepKadar asam benzoat praktikum = 80,6 mg/gram salep

% kadar = 80,6/80 x 100% = 100,75 %

4. Penetapan Kadar Asam Salisilat dengan Spektrofotometer UV-Vis

a. Penentuan panjang gelombang maksimumNo ()AbsorbansiNo ()Absorbansi

15150,279125260.617

25160,302135270,599

35170,325145280,524

45180,387155290,498

55190,421165300,464

65200,488175310,431

75210,512185320,402

85220,579195330,397

95230.602205340,351

105240,618215350,314

115250,635

Larutan induk = 10 mg/10 ml = 0,01 g/10 ml = 1000 xPipet 1 ml larutan induk, encerkan ad 25 mlPengenceran = 25/1 = 25 xTotal pengenceran = 1000 x 25 = 25.000 x

b. Penentuan operating time

Waktu (menit)A1A2A3

00,52120,52130,5212

50,49970,49980,4997

100,47320,47310,4731

150,46130,46120,4613

200,46020,46020,4602

250,46020,46020,4602

300,46020,46020,4602

Larutan induk = 10 mg/10 ml = 0,01 g/10 ml = 1000 xPipet 1 ml larutan induk, encerkan ad 25 mlPengenceran = 25/1 = 25 xTotal pengenceran = 1000 x 25 = 25.000 xAbsorbansi yang stabil didapat pada menit ke 20,25,dan 30 menit, sehingga dikatakan bahwa operating time untuk asam salisilat adalah 20-30 menit.

c. Membuat Kurva BakuMenentukan kadar tertinggi dan terendah dengan standar E 1 % 1 cm asam salisilat dalam FeCl3 pada 525 nm = 116

Kadar terendah , perkiraan absorbansi = 0,2 C sampel = x C baku = x 1 % = 1,724 x 10-3 % = 1,724 x 10-3 gram/100 ml = 1724 g / 100 ml = 17,24 g / ml

Kadar tertinggi , perkiraan absorbansi = 0,8C sampel = x C baku = x 1 % = 6,896 x 10-3 % = 6,896 x 10-3 gram/100 ml = 6896 g / 100 ml = 68,96 g / ml Range kadar yang akan dibuat = 17,24 - 68,96 g / ml

Gunakan Larutan induk asam salisilat 10 mg dalam 10 ml air, pergitungan konsentrasi:10 mg/10 ml 1 mg/ml= 10.000 g/10 ml= 1000 g/ml

6 Seri Pengenceran :1. Mengambil 3 ml larutan induk, diencerkan ad 50 ml pada labu ukur.Kadar = x 1000 g/ml = 60 g / ml (Larutan 1)2. Mengambil 9 ml dari larutan 1, encerkan ad 10 ml pada labu ukur.Kadar = x 60 g/ml = 54 g / ml(Larutan 2)3. Mengambil 8 ml dari larutan 1, encerkan ad 10 ml pada labu ukur.Kadar = x 60 g/ml = 48 g / ml (Larutan 3)4. Mengambil 6 ml dari larutan 1, encerkan ad 10 ml pada labu ukur.Kadar = x 60 g/ml = 36 g / ml (Larutan 4)5. Mengambil 5 ml dari larutan 2, encerkan ad 10 ml pada labu ukur.Kadar = x 54 g/ml = 27 g / ml (Larutan 5)6.Mengambil 5 ml dari larutan 4, encerkan ad 10 ml pada labu ukur.Kadar = x 36 g/ml = 18 g / ml (Larutan 6)

NoKadar (x)Absorbansi (y)

160 g / ml0,7512

254 g / ml0,6920

348 g / ml0,5930

436 g / ml0,4810

527 g / ml0,3620

618 g / ml0,2210

Regresi linier A = 0,0159 B = 0,0123r = 0,9969

X = Kadar, Y = AbsorbansiKurva bakuY = A + B xY= 0,0159 + 0,0123 x

Penetapan Kadar :Kandungan asam salisilat dalam etiket = 80 mg/ gram salepTimbang 100 mg salep, larutkan dalam etanol 6 ml dan aquadest ad 10 ml. Pipet 1 ml, encerkan ad 10 ml. Ukur absorbansinya. Misal : absorbansi A1 = 0,7310 ; A2 = 0,7320 ; A3 = 0,7400Absorbansi rata-rata = (0,7310+0,7320+0,7400) / 3 = 0,7343Y = 0,0159 + 0,0123 x0,7343 = 0,0159 + 0,0123 xX = (0,7343-0,0159) / 0,0123 X = 58,41 mcg/ml Kadar = 58,41 mcg/ml x faktor pengenceran x vol. Larutan indukKadar = 58,41 x 10 x 10 = 5841 mcg = 5,841 mg / 100 mg salep = 58,41 mg/ gram salep% kadar = kadar praktik / kadar etiket x 100 %% Kadar = 58,41 / 80 x 100% = 73, 01%

VI. Pembahasan

Evaluasi etiket :Nomor registrasi salep Nosib : Reg No D 2017892

Nomor registrasi Salep Nosib sudah tidak sesuai dengan ketentuan BPOM tentang registrasi obat, kemungkinan karena salep Nosib tidak diregistrasi ulang setiap periode tertentu. Seharusnya registrasi BPOM untuk terdiri dari 15 digit, dengan ketentuan seperti berikut :Digit 1 : Huruf D atau G. D untuk obat nama dagang, G untuk obat generikDigit 2 : Golongan Obat Digit 3: Jenis ProduksiDigit 4,5: Periode PendaftaranDigit 6,7,8: Nomor Urut PabrikDigit 9,10,11: Nomor Urut PabrikDigit 12,13: Bentuk SediaanDigit 14: Kekuatan SediaanDigit 15: Informasi Khusus

Uji Isi minimum:Hasil penimbangan isi salep = 13,8594Netto menurut etiket 14 gram% isi sebenarnya = (13,8594/14 x 100%) = 98,99 %Untuk sediaan dengan isi kurang dari 60 gram, isi sediaan tidak boleh kurang dari 90%, sehingga untuk salep Nosib dengan persentase isi sebenarnya sebesar 98,99% sudah memenuhi syarat isi minimum sesuai FI IV.

Uji Homogenitas , pada salep Nosib ditemukan partikel halus yang tersebar merata ke seluruh bagian salep, kemungkinan ini karena adanya kandungan zat aktif Sulfur Praecipitatum yang merupakan bahan aktif yang tidak larut dalam lemak sehingga masih berupa partikel halus, tapi sulfur ini tersebar merata sehingga salep Nosib masih tergolong homogen. Uji pH , salep Nosib memiliki pH 4 , karena salep nosib mengandung 2 macam zat aktif bersifat asam yaitu asam salisilat dan asam benzoat sehingga pH sediaan menjadi asam.Uji Kualitatif :a. Asam Salisilat dengan FeCl3 Terbentuk warna ungu, terbentuk karena reaksi sebagai berikut :

b. Benzoat dengan FeCl3 membentuk endapan kuning, reaksi :

3C6H5COOH + 2Fe 3+ + 3H2O (C6H5COO)3Fe.Fe(OH)3 + 3H

Uji penetapan kadar asam salisilat dalam salep Nosib menggunakan metode bromometri, karena asam salisilat dapat mengalami dekarboksilasi sehingga gugus COO pada asam salisilat akan hilang dan asam salisilat berubah menjadi fenol. Atom H pada posisi ortho dan para dari gugus benzen Fenol dapat mengalami substitusi dengan Bromine. Reaksi dekarboksilasi asam salisilat :

Reaksi substitusi fenol dengan Bromine :

Jika dua reaksi di atas digabung maka akan menjadi reaksi sebagai berikut :

Reaksi saat penetapan kadar asam salisilat dengan bromometri :

Titik akhir titrasi terjadi saat hilangnya warna biru yang merupakan kompleks amylum-Iod , saat titik akhir titrasi, Iod akan habis bereaksi dengan Natrium Tiosulfat, sehingga kelebihan natrium tiosulfat akan menghilangkan warna dari kompleks Iodium-amylum.

Penetapan Kadar Asam Benzoat secara alkalimetri :

Asam salisilat menjadi bagian tunggal yang diuji pada bromometri karena hanya asam salisilat yang dapat mengalami substitusi dengan Bromine, sedangkan asam benzoat tidak dapat bersubstitusi dengan Bromine.Reaksi asam benzoat dengan natrium hidroksida

Reaksi asam salisilat dengan natrium hidroksida

Pada alkalimetri, asam benzoat sebagai total, karena selain asam benzoat, asam salisilat juga dapat bereaksi dengan alkali.

Pada penetapan kadar asam salisilat dan asam benzoat dalam salep Nosib didapat hasil sebagai berikut : Kadar asam salisilat praktikum = 84,23 mg/ gram salep, bila dibandingkan dengan kadar asam salisilat pada etiket sebesar 80 mg/ gram salep , persentase kadar asam salisilat = 84,23/80 x 100% = 105,28 %

Kadar asam benzoat praktikum = 80,6 mg/gram salep , bila dibandingkan dengan kadar asam salisilat pada etiket sebesar 80 mg/ gram salep, persentase kadar asam benzoat = 80,6/80 x 100% = 100,75%Kedua komponen ini memenuhi persyaratan FI IV tentang salep asam benzoat dan asam salisilat sebesar 90 % - 110%.

VII. Kesimpulan : Nomor registrasi salep Nosib sudah tidak sesuai dengan peraturan Badan POM yang berlaku sekarang. Memenuhi syarat uji minimum, uji kualitatif, uji pH, uji homogenitas. Kadar asam salisilat dan asam benzoat memenuhi persyaratan kadar dalam salep asam salisilat dan asam benzoat sesuai FI IV.

VIII. Lampiran

Dus salep Nosib

Etiket salep Nosib

Uji Homogenitas salep NosibPenimbangan isi salep Nosib

Uji penyerapan air salep NosibUji pH salep Nosib

Uji Kualitatif Asam Benzoat dengan FeCl3Uji Kualitatif Asam Salisilat dengan FeCl3

Titik akhir titrasi Bromometri- warna kompleks iod-amylum hilangWarna setelah ditambah indikator kanji, sesaat sebelum titrasi bromometri

Daftar Pustaka

Ansel, HC. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta : Universitas Indonesia Press

Bahi, Arun. 2004. Organic Chemistry For Competitive Examination. New Delhi : S Chand & Company.

Briggs,J.G.R. 2002. Level Course in Chemistry. Singapore : Pearson Education South Asia.

Cairns, Donald. 2012. Essentials of Pharmaceutical Chemistry. London : Pharmaceutical Press

Departemen Kesehatan Republik Indonesia . Farmakope Indonesia Edisi IV. 1995.

Diktat Penuntun Praktikum Kimia Farmasi Kuantitatif 1978/1980.

Elias, A.J. 2002. A Collection of Interesting General Chemistry Experiments. India : Universities Press

Grg ,S. 2000. Identification and Determination of Impurities in Drugs - Progress in Pharmaceutical and Biomedical Analysis. Amsterdam :Elsevier.

Kasture,A.V. 2008. Pharmaceutical Analysis Vol. I. Pragati Books Pvt. Ltd.: India

The Ministry of Health, Labour and Welfare. 2011. Japan Pharmacopeia 16th Edition.

Trishna . 2012. Super Course in Chemistry for the IIT-JEE: Organic Chemistry. India : Pearson Education India

Uffelie, O.F. 1947. Buku Penuntun Ilmu Resep Dalam Praktek dan Teori C.F. Van Duin .Jakarta: Soeroengan.