Tugas Kimia Analisa Iskandar

21
TUGAS KIMIA ANALISA NAMA : ISKANDAR ZULKARNAIN NIM : 03121403046 KELAS : B JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA

description

huhjhjdhjfhfh

Transcript of Tugas Kimia Analisa Iskandar

Page 1: Tugas Kimia Analisa Iskandar

TUGAS KIMIA ANALISA

NAMA : ISKANDAR ZULKARNAIN

NIM : 03121403046

KELAS : B

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2013

Page 2: Tugas Kimia Analisa Iskandar

Reaksi Asam-Basa (Titrasi Netralisasi)

Reaksi Oks- Red (Titrasi Redoks)

Reaksi Pengendapan (Titrasi Presipitasi)

Titrasi Pemb.Kompleks (Kompleksometr)

Reaksi didasarkan pa da netralisasi proton (asam) oleh ion hidroksil (basa) atau sebaliknya :H3O+  +  OH- → 2H2O

Reaksinya merupakan reaksi serah terima elektron, yaitu elektron diberikan oleh pere duksi (proses oksidasi) dan diterima oleh peng oksidasi (proses reduksi).

Oks        :  Fe2+ →    Fe3+ +   e

Reduksi  :  Ce 4+ +   E     →     Ce 3+

Redoks :  Fe2+ Ce4+

→  Fe3+ +   Ce3+

Titrasi pengendapan adalah titrasi yang melibatkan terbentuknya endapan.

Titrasi ini merupa kan suatu metode analisis berdasar kan reaksi pem bentukan senyawa kompleks antara ion logam dengan zat pembentuk kompleks (ligan). Ligan yang banyak digunakan dalam titrasi komplekso metri adalah Dinatrium Etilen Diamin Tetra Asetat ( Na2EDTA)

Untuk menentukan titik akhir titrasi digunakan indikator. Beberapa jenis indi cator : fenolftalein, brom kresol hijau, metil merah, metil oranye.

Indikator yang diguna kan pada penentuan titik akhir titrasi redoks adalah:1.Warna dari per eaksinya sendiri (auto Indikator) 2.Indikator Redoks, adalah indikator yang dalam bentuk oksidasi nya berbeda dengan warna dalam bentuk reduksinya. Contohnya Difenilamin dan Difenilbensidina, indika tor ini sukar larut di dalam air, pada peng gunaannya dilarutkan dalam asam sulfat pekat. 3.Indikator Eksternal, dipergunakan apabila indikator internal tidak ada. Contoh,

cara penentuan titik akhirnya, ada be berapa metode titrasi pengen dapan, yaitu :a.Metode Guy Lussac (cara kekeruhan)b.Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna pada titik akhir)c.Metode Fajans (adsorpsi indikator pada endapan)d.Metode Volhard (terbentuknya kom pleks berwarna yang larut pada titik akhir).

Penentuan titik akhir titrasi kom pleksometri dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1.Cara Visual, Sebagai indikator digunakan jenis indikator logam seperti : Eriochrom Black T (EBT), Murexide, Xylenol Orange, Dithizon, Asam sulfosalisilat.

2.Cara InstrumenUntuk menentukan titik akhir titrasi digunakan ins trumen fotometer

Page 3: Tugas Kimia Analisa Iskandar

Ferri sianida untuk penentu an ion ferro mem berikan warna biru.4.Indikator Spesifik, adalah zat yang bereaksi secara khas dengan salah satu pereaksi dalam titrasi menghasilkan warna. Contoh: amilum mem bentuk warna biru dengan iodium atau tiosianat membentuk warna merah dengan ion ferri.

atau poten siometer.

Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa.

1. Memakai pH meter untuk memonitor per ubahan pH selama titrasi dilakukan, ke mudian membuat plot antara pH dengan volume titrant untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah “titik ekuivalent”.

2. Memakai indicator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi kita hentikan.

Titrasi redoks dapat juga ditetapkan secara visual apabila sistem redoks itu sendiri memperlihatkan pe rubahan warna pada titik akhir titrasi (misalnya KmnO4), atau dengan menambahkan indikator redoks. Indikator adalah se nyawa organik yang bila dioksidasi dengan atau direduksi akan mengalami perubahan warna. Perbedaan warna dari bentuk tereduksi dengan ben tuk teroksidasi harus tajam, sehingga peng gunaannya dapat se sedikit mungkin untuk mengurangi kesalahan titrasi. Warna indikator eksidasi tidak sama dengan warna indikator

Titrasi Pengendapan mempunyai bebera pa prinsip, yaitu :1.Berdasar pada pembentukan en dapan yang terjadi antara titran dan titer.2.Titik akhir titrasi ditandai dengan pe rubahan warna endapan 

Dalam titrasi

argen tometri ini

ter dapat 4 cara

untuk

menentukan titik

akhir atau titik

ekivalen, yaitu :

1.  1.Dengan cara

Liebig. Pada

titrasi

argentometri ter

hadap ion CN-,

tercapai titik

ekiva len ditandai

de ngan

terbentuknya

endapan

(kekeruhan)

permanen dari

Page 4: Tugas Kimia Analisa Iskandar

reduksi garam kompleks

Ag{Ag(CN)2}.

2.    2.Dengan pem

bentukan endapan

berwarna (metode

Mohr). Pada akhir

titrasi, ion kromat

akan bereaksi de

ngan kelebihan

ion perak

membentuk

endapan berwarna

merah dari perak

kromat, dengan

reaksi :

CrO42-   

+    2Ag+      -->    

Ag2CrO4

3.  3.Dengan cara

pem bentukan ion

kompleks ber

warna (metode

Volhard). Dalam

cara ini, larutan

standard perak

nitrat

ditambahkan

secara berlebih ke

Page 5: Tugas Kimia Analisa Iskandar

dalam larutan

analit, kemudian

kelebihan ion

perak dititrasi de

ngan larutan

standar amonium

atau kalium tio

sianat dengan

menambahkan 

ion feri (Fe3+)

sebagai indikator.

Pada akhir titrasi,

ion feri akan

bereaksi dengan

kelebihan ion

tiosianat

memebentuk ion

kompleks

{Fe(SCN)6}3-

yang berwarna

coklat.

X    +   

Ag+      -->     

AgX   +   Ag+ sisa

Ag+ sisa  

+    SCN-    -->     

AgSCN

Fe3+    +   

6 SCN-     -->    

{Fe(SCN)6}3-

    

4.Denganm meng

gunakan indikator

Page 6: Tugas Kimia Analisa Iskandar

adsorpsi (metode

Fajans) Titik

akhit titrasi

ditandai dengan

berubah nya

warna en dapan

AgX sebagai

akibat dari adanya

adsorpsi endapan

AgX terhadap pe

reaksi pewarna

yang

ditambahkan.

Indikator yang

sering digunakan

adalah fluorescein

dan eosin.

Rumus Umum Titrasi : .NxV asam = NxV basa.nxMxV asam = nxVxM basaketerangan :N=NormalitasV=VolumeM=Molaritasn= jumlah ion H+ (pada asam) atau OH – (pada basa)

Rumus: BE= BM/valensi

Valensi dapat dihitung dengan 2 cara, yaitu:

-Cara 1: dari perubahan total bilangan oksidasi

-Cara 2: dari jumlah elektron yang terlibat dalam reaksi

Pada titik

ekivalen :

Jumlah ekivalen Ag+

sisa = jumlah

ekivalen SCN-

Atau

Jumlah ekivalen Ag+

total = jumlah

ekivalen (Cl- +

SCN-)

Kestabilan senyawa komplek dengan EDTA, berbeda antara satu logam dengan logam yang lain. Reaksi pembentuk an komplek logam (M) dengan EDTA (Y) adalah :

M + Y → MY

Konstanta pem bentukan/kestabilan senyawa komplek dinyata kan sebagai berikut ini :

Page 7: Tugas Kimia Analisa Iskandar

Jenis-jenis Titrasi Asam Basa yaitu:

1. Basa lemah vs asam kuat

2. Asam lemah vs basa kuat

3. Asam Kuat vs Basa Kuat

4. Asam Lemah vs Basa Lemah

beberapa macam titrasi redoks yaitu :

1. Titrasi permanganometri.

2. Titrasi Iodo-Iodimetri

3. Titrasi Bromometri dan Bromatometri

4. Titrasi serimetri

Jenis titrasi pen gendapan ada tiga, yaitu :

1. Titrasi Argentometri

2. Titrasi Merkurimetri

3. Titrasi metoda Kolhoff

Beberapa jenis senyawa KompleksAda 2 jenis ligand dilihat dari jumlah atom donor di dalamnya:1.Ligand monoden tat: terdapat 1 atom di dalamnya2. Lignand poliden tat : terdapat lebih dari 1 atom donor di dalamnya

Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekat mung kin dengan titik equi valent, hal ini dapat dilakukan dengan me milih indicator yang tepat dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan.

Bobot ekivalen suatu zat pada titrasi redoks adalah bayakna mol zat itu yang ekivalen dengan ½ mol 0,1 mol Cl/Br/I atau 1 mol elektron. Contoh :

1. As2O3 +  2 O    →    As2O5

BE As2O3 =  ¼  mol

Atau dapat juga dilakukan tanpa melengkapkan koe fisien reaksi, yaitu dengan menggunakan bilangan oksidasi (tingkat oksidasi). Perubahan bilangan oksidasi menunjukkan jumlah elektron yang diikat atau dilepaskan

Ketajaman titik ekuivalen tergan tung dari kelarutan endapan yang ter bentuk dari reaksi antara analit dan titrant.

Besarnya harga konstante pemben tukan komplek menyatakan ting kat kestabilan suatu senyawa komplek. Makin besar harga kons tanta pembentuk an senyawa kom pleks, maka se nyawa komplek tersebut makin stabil dan sebaliknya makin kecil harga konstante ke stabilan senyawa komplek, maka senyawa komplek tersebut makin tidak (kurang) stabil.

Page 8: Tugas Kimia Analisa Iskandar

pada reaksi redoks.Kurva pH titrasi asam-basa memiliki ciri:

(1) Bentuk kurva selalu berupa sigmoid

(2) Pada titik setara, pH sama dengan 7.

(3) Ketika mendekati titik ekuivalen, bentuk kurva tajam.

Kurva titrasi pada titrasi redoks adalah suatu kurva yang menggambarkan peru bahan potensial standard (E0) akibat penambahan titran. Perubahan potensial standard ini dapat dihitung dengan meng gunakan rumus Nerst yaitu :E = (n1Eo1 + n2Eo2) / n1+n2

Endapan dengan kelarutan yang kecil akan menghasilkan kurva titrasi argen tometri yang me miliki kecuraman yang tinggi sehingga titik ekuivalen mudah ditentukan, akan tetapi endapan dengan kelarutan rendah akan meng hasilkan kurva titrasi yang landai sehingga titik ekuivalen agak sulit ditentukan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kurva titrasi:·pH Larutan pada bagian 4 telah dituliskan bahwa harga derajatdisosiasi EDTA, a4, bergantung pada pH laruta seprti pada tabel 10.3 harga a4 pada berbagai pH dihitung berdasar kan rumusan yang telah diuraikan pada bagian 4. dari tabel 10.3 terlihat bahwa semakin besar harga pH maka harga a4 pun semakin besar. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar harga pH semakin besar konsentrasi Y4- dalam larutan..Harga KF, pe ngaruh harga Kf terhadap PM pada PH 7..Indikator ion logam, indicator ion logam adalah suatu senyawa organic.

Titik akhir titrasi dapat sama atau berbeda dengan titik ekuivalen bergantung pada indi kator yang digunakan. Jika indikator yang dipakai memiliki trayek pH 6–8 (indikator BTB),

Warna indikator eksidasi tidak sama dengan warna indikator reduksi.Reaksi redoks dapat diikuti dengan perubahan potensial, sehingga reaksi redoks dapat

Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna endapan. Berdasar pada pembentukan endapan yang ter jadi antara titran dan titer

Titik akhit titrasi ditandai dengan berubahnya warna endapan AgX sebagai akibat dariadanya adsorpsi endapan AgX terhadap pereaksi pewarna

Page 9: Tugas Kimia Analisa Iskandar

mungkin titik akhir titrasi sama dengan titik ekuivalen. Pada umumnya, pH pada titik akhir titrasi lebih besar dari pH titik ekuivalen sebab pada saat titik ekuivalen tercapai, larutan belum berubah warna apabila indikator yang digunakan adalah fenolftalein.

menggunakan perubahan potensial untuk mengamati titik akhir satu titrasi. Selain itu cara sederhana juga dapat dilakukan de ngan menggunakan indikator.

yang ditambahkan. Indikator yang sering digunakan adalahfluorescein dan eosin

Titrasi asam basa adalah suatu teknik untuk menentukan konsentrasi asam atau basa dengan cara titrasi.

Titrasi redoks itu me libatkan reaksi oksidasi dan reduksi antara titrant dan analit.Titrasi redoks banyak diper gunakan untuk penentu an kadar logam atau senyawa yang bersifat sebagai oksidator atau reduktor.

Titrasipengendapanadalah penetapan kadar zat yang didasarkan atas reaksi pembentukan endapan (yang sukar larut) dari komponen zat uji dengan titran.

Titrasi komplek sometri adalah titrasi berdasarkan pembentukan se nyawa kompleks antara kation dengan zat pem bentuk kompleks

Indikator asam basa adalah asam-asam lemah organik yang dapat berubah warna pada rentang pH tertentu.

Reaksi redoks secara luas digunakan dalam analisa titrimetri baik untuk zat anorganik maupun organik.

Titrasi redoks banyak digunakan dalam pemeriksaan kimia karena berbagai zat organik dan zat anorganik dapat ditentukan dengan cara ini.

Banyak ion logam dapat ditentukan dengan titrasi menggunakan suatu pereaksi (sebagai titran) yang dapat membentuk kompleks dengan logam tersebut.Salah satu se nyawa komplek yang biasa diguna kan sebagai penitrasi dan larutan standar adalah ethylene diamine tetra acetic acid (EDTA). EDTA merupakan asam lemah dengan empat proton.

Harga pH titik ekivalen titrasi asam

Kurva titrasi pada titrasi redoks adalah

Konstanta kese timbangan reaksi

Harga konstante kestabilan kom

Page 10: Tugas Kimia Analisa Iskandar

basa suatu kurva yang menggambarkan perubahan potensial standard (E0) akibat penambahan titran.

pengendapan untuk reaksi tersebut adalah ; Ksp AgX = [Ag+] [X-]

plek logam dengan EDTA (KMY) (Fritz dan Schenk, 1979).

Terdapat beberap hal (syarat) agar kita dapat menentukan sesuatu dengan cara titrasi. Syarat-syarat tersebut adalah:

1.Reaksi antara titran dengan analit harus stoikiometri.

2.Reaksi antara titran dan analit harus berlangsung dengan cepat, hall ini untuk memastikan proses titrasi cepat ber langsung dan titik equivalent cepat diketahui.

3.Tidak ada reaksi lain

Agar dapat digunakan sebagai dasar titrasi, maka reaksi redoks harus memenuhi per syaratan umum sebagai berikut :

 1.Reaksi harus cepat dan sempurna.

2.Reaksi berlangsung secara stiokiometrik, yaitu terdapat kesetaraan yang pasti antara oksidator dan reduktor.

3.Titik akhir harus dapat dideteksi, missal nya dengan bantuan indikator redoks atau secara

agar titrasi redoks ini berhasil dengan baik, maka per syaratan berikut harus dipenuhi (Rivai, 2006):

1.Harus tersedia pasangan  sistem redoks yang sesuai sehingga terjadi pertukaran elektron secara stoikiometris

2.Reaksi redoks harus berjalan cukup cepat dan berlangsung secara terukur (kesempunaan 99,9%).

Suatu larutan dapat digunakan sebagai larutan standar bila memenuhi per syaratan sebagai berikut:•   mempunyai kemurnian yang tinggi•   mempunyai rumus molekul yang pasti•   tidak bersifat higroskopis dan mudah ditimbang•   larutannya harus bersifat stabil•   mempunyai berat ekivalen (BE) yang tinggi

Page 11: Tugas Kimia Analisa Iskandar

yang mengganggu reaksi antara titran dan analit.

4.Bila reaksi antara titran dengan analit telah berjalan dengan sempurna Perubahan nya bisa berupa berubahnya warna larutan, perubahan arus listrik, ataupun perubahan sifat fisik larutan yang lain.

5.Kesetimbangan reaksi harus mengarah jauh ke pembentukan produk sehingga dapat diukur secara kuantitatif.

potentiometrik. 3.Harus tersedia cara penentuan titik akhir yang sesuai.

Suatu larutan yang memenuhi per syaratan tersebut diatas disebut larutan standard primer. Sedang larutan standard sekunder adalah larutan standard yang bila akan digunakan untuk standardisasi harus distandardisasi lebih dahulu dengan larutan standard primer.

Sifat Asam:1.Senyawa asam ber sifatkorosif.2.Sebagian besar reaksi dengan logam menghasilkan H2.3.Senyawa asam memiliki rasa asam.4.Dapat mengubah warna zat yang dimiliki oleh zat lain (dapat dijadikan indikator asam atau basa).5.Menghasilkan ion H+ dalam air.

Untuk melengkapkan koefisien pada reaksi oksidasi atau reduksi dapat dilakukan prosedur sebagai berikut:

1.Tulis reaktan dan produk.

2.Samakan jenis unsur.

Untuk O dipakai H2O

Untuk H dipakai H+

(pada media asam) atau OH (pada media basa).

1.Samakan jumlah unsur.

2.Samakan muatan dengan penambahan elektron pada bagian

Titrasi pengendapan mempunyai bebera pa cirri-ciri :1.jumlah metode tidak sebanyak titrasi asam basa.

2.Kesulitan mencari inkitor yang sesuai.

3)     3.Komposisi enda pan sering tidak diketahui pasti.

 Syarat-syarat indikator logam, yaitu:

-   Reaksi warnanya harus sensitif, dengan kepekaan yang besar ter hadap logam.

-   Reaksi warnanya harus spesifik.

- Perbedaan warna dari indikator bebas dengan indi kator kompleks harus mempunyai kestabilan yang efektif dimana pH titrasi tidak boleh tidak teroksidasi dan tereduksi.

-Kestabilan

Page 12: Tugas Kimia Analisa Iskandar

reaktan atau produk. komple ks logam indikator harus cukup.

-Reaksi pengusiran indikator olehEDTA harus belangsung cepat.

SifatBasa:1.Senyawa basa ber sifat merusak kulit (kaustik).2.Terasa licin di tangan, seperti sabun.3.Senyawa basa terasa pahit.4.Dapat mengubah warna zat lain. (warna yang dihasilkan berbeda dengan asam).5. Menghasilkan ion OH – dalam air.

Untuk menetapka bilangan oksidasi digu nakan ketentuan berikut :

1.Bilangan oksidasi dari ion sederhana (monno atomik) sama dengan muatannya.

1.Jumlah bilangan oksidasi dari molekul adalah nol.

2.Jumlah bilangan oksidasi dari atom-atom yang menyusun ion sama dengan muatan dari ion tersebut.

3.Bilangan oksidasi dari H = +1 (kecuali pada gas Hidrogen dan hidrida, masing-masing adalah -1, 0 dan +2).

4.Bilangan oksidasi dari H = +1 (kecuali pada gas Hidrogen dan hidrida, masing-masing adalah 0 dan -

Faktor yang mem pengaruhi pengendapan: 1. TemperaturKelarutan semakin meningkat dengan naiknya suhu, jadi dengan meningkat nya suhu maka pembentukan endapan akan berkurang.2.Sifat alamipelarutGaram anorganik mudah larut dalam air dibandingkan dengan pelarut organik seperti alkohol atau asam asetat. 3.Pengaruh ion sejenisKelarutan endapan akan berkurang jika dilarutkan dalam larutan yang mengandung ion sejenis dibanding kan dalam air saja. 4. Pengaruh pHKelarutan endapan garam yang mengan dung anion dari

berdasarkan pe rubahan warna dari indikator logam ini dapat kita beda-bedakan:

1.Cara titrasi lang sung,  pada titrasi ini larutan ion logam ditambah larutan dapar dan indikator, kemudi an langsung di titrasi dengan komplekson III. Titrasi ini diguna kan untuk penen tuan ion-ion logam kalium,magnesium dan zink.

1.Cara titrasi tidak langsung, diguna kan untuk menentukan sen yawa aluminium dan bismth, karena pada titrasi secara langsung terjadi kesalahan yang disebabkan

Page 13: Tugas Kimia Analisa Iskandar

1).

5.Bilangan oksidasi dari logam, yaitu sama dengan valensinya dan diberi tanda positif.

asam lemah dipe ngaruhi oleh pH, hal ini disebabka karena penggabungan proton dengan anion endapannya. 5.Pengaruh hidrolisisJika garam dari asam lemah dilarut kan dalam air maka akan dihasilkanperu bahan konsentrasi H+ dimana hal ini akan menyebabkan kation garam ter sebut mengalami hidrolisis dan hal ini akan meningkatkan kelarutan garam tersebut.6.Pengaruh ion kompleksKelarutan garam yang tidak mudah larut akan semakin meningkat dengan adanya pembentuk an kompleks antara ligan dengan kation garam tersebut.

karena pengendapan dari logam sebagai hidroksida dalam suasana alkali.