KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

54
KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO DI DESA POREHU KECAMATAN POREHU KABUPATEN KOLAKA UTARA OVIC PARESSA 1602405110 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO 2020

Transcript of KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

Page 1: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI

KAKAO DI DESA POREHU KECAMATAN POREHU

KABUPATEN KOLAKA UTARA

OVIC PARESSA

1602405110

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

2020

Page 2: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO

DI DESA POREHU KECAMATAN POREHU

KABUPATEN KOLAKA UTARA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Cokroaminoto Palopo

OVIC PARESSA

1602405110

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

2020

Page 3: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …
Page 4: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …
Page 5: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …
Page 6: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

iii

ABSTRAK

Ovic Paressa. 2020. Keputusan Petani Mempertahankan Usahatani Kakao di Desa Porehu Kecamatan Porehu Kabupaten Kolaka Utara (dibimbing oleh Suaedi dan

Erni Firdamayanti).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keputusan petani

mempertahankan usahatani kakao di Desa Porehu Kecamatan Porehu. Data

yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder,

yang diperoleh dari hasil wawancara, kuesioner, laporan dari instansi terkait,

dan studi pustaka. Kuesioner diberikan kepada seluruh responden yang dituju

yaitu sebanyak 28 orang. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif

kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik petani yang mengambil

keputusan untuk tetap mempertahankan usahatani kakao berusia produktif pada

kisaran 35-44 tahun (42,86%). Pendidikan petani yang mengambil keputusan untuk

usahatani kakao rata-rata pada tingkat SMP sebanyak 12 orang (42,86%). Luas

lahan yang diusahakan untuk usahatanai kakao antara 1-2 hektare sebanyak 12

orang (42,86%) dan 3-4 hektare lahan kakao sebanyak 16 orang atau 57,14% Status

kepemilikan lahan untuk usahatani kakao adalah lahan milik sendiri. Fakor

pengambilan keputusan petani untuk tetap mempertahankan usahatani kakaonya

yaitu sumber informasi dari pemerintah setempat (53,57%) atau sebanyak 15 orang.

Pengalaman berusahatani kakao pun menjadi prioritas penting, dimana sebanyak 8

petani responden atau 28,57% yang telah berusahatani kakao selama 21-25 tahun.

Kata kunci: Keputusan, Petani, Usahatani Kakao

Page 7: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

KATA PENGANTAR

Puji syukur yang tak terhingga penulis ucapkan kehadirat Allah SWT,

karena atas rahmat, berkat dan hidayahNya semata penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi ini yang berjudul “Keputusan Petani Mempertahankan

Usahatani Kakao di Desa Porehu Kecamatan Porehu Kabupaten Kolaka Utara”.

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan akhir

studi pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto

Palopo. Salam dan sholawat penulis ucapkan kepada Rasulullah Muhammad SAW

dan para sahabat beserta keluarganya, yang senantiasa memberikan teladan akhlak

yang begitu mulia bagi setiap umat manusia yang patut untuk dicontohi dan

diteladani.

Dengan selesainya skripsi ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih

khususnya kepada kedua orang tua saya yang telah mendidik dan memberi

semangat motivasi yang tak terhingga kepada saya. Serta kepada seluruh pihak-

pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Ungkapan terima kasih penulis tujukan kepada:

1. Prof. Drs. H. Hanafie Mahtika, M.S., selaku Rektor Universitas Cokroaminoto

Palopo.

2. Rahman Hairuddin, S.P., M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Cokroaminoto Palopo.

3. Abdul Rais, S.Si., M.Ling., selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo.

4. Dr. Suaedi, S.Pd., M.Si., selaku pembimbing I yang telah memberi arahan dan

motivasi kepada peneliti.

5. Erni Firdamayanti, S.TP., M.Si., selaku pembimbing II yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk memberikan arahan kepada peneliti selama

proses penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu dosen Universitas Cokroaminoto Palopo, khususnya kepada

dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian yang telah membina dan

memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama berada dibangku

perkuliahan.

iv

Page 8: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

7. Kepada seluruh senior, sahabat, dan rekan-rekan seperjuangan mahasiswa

agribisnis. Serta terkhusus kepada teman-teman angkatan 2016 agribisnis yang

telah membantu dan memberikan semangat kepada penulis sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, hal itu tidak akan

mengurangi rasa terimakasih atas do’a dan dukungannya. Semoga semua

kebaikan yang diberikan Allah SWT dibalas dengan berlipat ganda.

Akhirnya semoga Allah SWT memberikan karunia, limpahan rahmat dan

hidayahnya atas semua kebaikan yang telah di berikan kepada penulis, dan penulis

berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan pihak-

pihak yang memerlukan.

Palopo, Agustus 2020

Ovic Paressa

v

Page 9: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

RIWAYAT HIDUP

Ovic Paressa, lahir di Majapahit pada tanggal 17 April 1997.

Anak pertama dari empat bersaudara, buah hati dari pasangan

Ayahanda Bakri Paressa dan Ibunda Wati. Penulis mengawali

pendidikan di SDN 2 Porehu pada Tahun 2004 dan selesai pada

tahun 2010, kemudian penulis melanjutkan di SMPN 2 Porehu

pada tahun 2010 dan selesai pada tahun 2013. Selanjutnya

penulis melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Batu Putih pada tahun 2013 dan selesai

pada tahun 2016. Pada tahun 2016 penulis melanjutkan studi dan mendaftar sebagai

mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto

Palopo.

Penulis aktif diorganisasi internal kampus yaitu Himpunan Mahasiswa

Agribisnis (HIMARIS) pada tahun 2017-2018. Penulis juga aktif dalam organisasi

eksternal kampus dan telah mengikuti Basic Training Himpunan Mahasiswa Islam

(HMI) Pada tahun 2016. Penulis juga telah bergabung diorganisasi kedaerahan

yaitu Himpuan Pemuda Pelajar Indonesia Kolaka Utara (HIPPERMAKU) juga

telah bergabung diorganisasi kedaerahan yaitu Himpunan Pemuda Pelajar

Mahasiswa Kecamatan Porehu (HIPMA) dan menjadi pengurus pada tahun 2017-

2018.Penulis juga telah mengikuti kegiatan Perhimpunan Organisasi Propesi

Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Indoesia (POPMASEPI).

Penulis pernah melaksanakan Praktik Kerja Lapang (PKL) di PT. BISI. tbk

Kota Masamba dan Kuliah Kerja Nyata (KKN), di Kelurahan Suli, Kecamatan Suli

Kab. Luwu pada tahun 2019.

vi

Page 10: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................. ii

ABSTRAK .............................................................................................................. iii

KATA PENGANTAR.............................................................................................iv

RIWAYAT HIDUP .................................................................................................vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ...................................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Tanaman Kakao ............................................................. 4

2.2 Kondisi Areal dan Produksi Kakao di Indonesia ...................................... 5

2.3 Pengambilan Keputusan ........................................................................... 7

2.4 Pengelolaan Usahatani Kakao ................................................................ 10

2.5 Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................ 11

2.6 Kerangka Pikir ........................................................................................ 12

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................... 14

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 14

3.3 Populasi dan Sampel ............................................................................... 14

3.4 Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 14

3.5 Teknik Pengumpulan Data...................................................................... 15

3.6 Teknik Analisis Data .............................................................................. 15

3.7 Defenisi Operasional Variabel ................................................................ 16

vii

Page 11: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil ........................................................................................................ 17

4.2 Pembahasan ............................................................................................ 36

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 39

5.2 Saran ....................................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 40

LAMPIRAN ........................................................................................................... 42

viii

Page 12: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Batas Kecamatan Porehu ................................................................................ 17

2. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian ................................................ 18

3. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan .......................................................... 18

4. Sarana dan Prasarana ...................................................................................... 19

5. Umur Responden ............................................................................................. 20

6. Petani Responden Menurut Jenis Kelamin ..................................................... 21

7. Tingkat Pendidikan Responden ...................................................................... 21

8. Luas Lahan Usahatani Kakao ......................................................................... 22

9. Faktor Minat Petani dalam Usahatani Kakao ................................................. 32

10. Masa Panen Petani Kakao Desa Porehu per Bulan ......................................... 33

11. Kendala Usahatani Kakao di Desa Porehu...................................................... 34

12. Sumber Informasi Petani Kakao Desa Porehu ................................................ 34

13. Pengalaman Berusahatani ............................................................................... 35

14. Jumlah Tanggungan Rumah Tangga ............................................................... 35

15. Sumber Modal ................................................................................................. 36

ix

Page 13: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Kerangka Pikir ................................................................................................ 13

2. Dokumentasi ................................................................................................... 39

x

Page 14: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Kuesioner Wawancara Petani ......................................................................... 43

2. Karakteristik Petani di Desa Porehu Kecamatan Porehu ................................ 49

3. Dokumentasi Penelitian .................................................................................. 50

xi

Page 15: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor perkebunan di Indonesia merupakan salah satu yang berperan

penting bagi perekonomian nasional karena bertumpu pada beberapa produk

komoditas unggulan yang dipasarkan untuk perdagangan internasional. Salah satu

komoditas andalan yang diunggulkan di sektor perkebunan adalah kakao. Kakao

juga berperan dalam mendorong pembangunan daerah dan pengembangan

agroindustri (Puspita et al, 2015). Tanaman kakao merupakan salah satu komoditas

perkebunan yang sangat sesuai dengan iklim dan jenis tanah Indonesia, sehingga

Indonesia dapat memproduksi dan memproduksi kakao.

Pertanian merupakan hasil interaksi komponen manusia dengan alam

sekitarnya. Tanaman memiliki daya adaptasi terhadap kondisi alam atau fisik

tertentu sehingga tidak semua tanaman dapat dibudidayakan di suatu wilayah

tertentu. Iklim merupakan faktor lingkungan yang tidak dapat dikendalikan oleh

manusia, sehingga sering disebut sebagai faktor pembatas. Faktor iklim meliputi

sinar matahari, suhu, curah hujan, dan kecepatan angin. Faktor iklim mempengaruhi

kualitas dan kualitas produksi.

Sebagian besar penduduk dunia bekerja di bidang seperti pertanian, tetapi

pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. Sejarah bangsa Indonesia dari

masa penjajahan hingga saat ini tidak lepas dari sektor pertanian dan perkebunan,

karena sektor-sektor tersebut mempunyai arti yang sangat penting dalam

menentukan terbentuknya berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di

berbagai pelosok Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun 2002, sektor pertanian di

Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun

hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.

Komitmen Kementerian Pertanian ingin memulihkan keberhasilan dari

komoditas kakao di Sulawesi Tenggara. Daerah yang identik dengan bumi Anoa ini

mempunyai kemampuan sumber daya alam terkhusus pada bidang perkebunan.

Perkembangan komoditas pertanian khususnya sub sektor perkebunan di Sulawesi

Tenggara dicirikan oleh keunikan sumber daya yang ada. Luas areal perkebunan

kakao di Sulawesi Tenggara yaitu 257.000 ha dan menempati urutan ketiga di

Page 16: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

13

Indonesia sesudah Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan. Areal tersebut terdiri

dari 42.000 ha tanaman kakao belum menghasilkan, 135.000 ha kakao dewasa , dan

79.000 ha tanaman kakao yang tidak rusak atau rusak. Dilihat dari data Badan Pusat

Statistik, produksi kakao di Sulawesi Tenggara pada 2018 mencapai 105.000 ton

dengan produktivitas hanya 774 kg per hektar, bahkan ada penurunan produksi rata-

rata 2.000 ton/tahun dalam kurun waktu 3 tahun.

Sampai saat ini kapasitas komoditas kakao yang ada di Indonesia masih

sangat bisa diperhitungkan dikarenakan Indonesia merupakan negara produsen biji

kakao terbesar ketiga di dunia, setelah Pantai Gading dan Ghana. Permintaan kakao

dunia pada 2013/2018 sampai 4,4 juta ton. Bahkan jika dimaksimalkan, kakao di

Sulawesi Selatan tidak hanya untuk memenuhi keinginan dalam negeri, namun juga

untuk memberi pasar luar negeri.

Sulawesi Tenggara merupakan salah satu provinsi dengan tingkat produksi

kakao yang cukup tinggi, salah satu daerah yang ada di Sulawesi Tenggara yang

merupakan penghasil kakao yaitu Kabupaten Kolaka Utara.

Kecamatan Porehu merupakan penghasil kakao utama di Kabupaten Kolaka

Utara dan Desa Porehu merupakan desa yang memiliki potensi besar untuk

mengembangkan tanaman kakao. Saat ini di Desa Porehu, Kecamatan Porehu

merupakan salah satu kabupaten yang sebagian besar masyarakatnya memiliki

potensi untuk menjadi petani kakao. Komoditas kakao yang berasal dari Kecamatan

Porehu ini tergolong berkualitas baik.

Desa Porehu merupakan bagian dari masyarakat yang berprofesi sebagai

petani kakao, dimana Desa Porehu merupakan salah satu desa yang banyak terdapat

pohon kakao dan sebagian besar penduduknya adalah petani. Sementara itu, petani

di Desa Porehu sedang melakukan pemeliharaan kembali tanaman kakaonya karena

hampir tidak ada lagi pohon kakao yang berbuah dan produksi biji kakaonya

menurun sejak awal tahun 2014. Oleh karena itu, peneliti mencoba untuk meneliti

keputusan petani dalam mempertahankan usahatani kakao di Desa Porehu

Kecamatan Porehu Kabupaten Kolaka Utara.

2

Page 17: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

14

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat

diambil yaitu bagaimana pengambilan keputusan petani dalam mempertahankan

usahatani kakao di Desa Porehu Kecamatan Porehu?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui keputusaan

petani dalam mempertahankan usahatani kakao di Desa Porehu Kecamatan Porehu.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan pertimbangan para pengambil keputusan dalam pengambilan

kebijakan untuk keberlanjutan usahatani kakao.

2. Di harapkan bermanfaat bagi masyarakat dalam mengambil langkah-langkah

yang efisien dalam pengambilan keputusan oleh petani untuk mempertahankan

usahatani kakao.

3

Page 18: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Tanaman Kakao

Kakao atau (Theobroma Cacao) yang dalam bahasa Yunani berarti Theos

yang artinya Tuhan, sedangkan Roma berarti makanan, oleh karena itu theobroma

berarti makanan para dewa. Tanaman kakao bukanlah tanaman asli Indonesia.

Indonesia merupakan salah satu penghasil kakao terbesar di dunia dan merupakan

produsen kakao dengan jumlah terbesar ketiga setelah Pantai Gading dan Ghana,

dengan nilai output sebesar 1.315.800 ton per tahun dalam lima tahun terakhir,

perkembangan areal budidaya kakao meningkat pesat dengan pertumbuhan rata-

rata 8% per tahun sampai saat ini mencapai hingga 1.462.000 hektar.

Perkebunan di area ini menghampiri 90% merupakan perkebunan rakyat.

Kakao pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1560, tepatnya di

Sulawesi dan Minahasa. Ekspor kakao dimulai dari pelabuhan Manado ke Manila

pada tahun 1825-1838 dengan jumlah 92 ton, kemudian mengalami penurunan

dikarenakan serangan hama penyakit. Hal merupakan penyebab ekspor kakao

terhenti setelah tahun 1928. Di Ambon ditemukan 10.000-12.000 tanaman kakao

dan menghasilkan 11,6 ton akan tetapi tanaman tersebut menghilang tanpa ada

keterangan selanjutnya (Tuti 2009).

Pada tahun 1980 penanaman di pulau Jawa juga mulai menanam kakao di

tengah-tengah perkebunan kopi Belanda, dikarenakan tanaman kopi arabika

mengalami kerusakan karena serangan penyakit karat daun (Hemileia Vastatrix).

Pada tahun 1888 lusinan bibit kakao jenis baru didatangkan dari Venezuela, tetapi

hanya satu pohon yang bisa bertahan, bibit tanaman tersebut ditanam kembali dan

menghasilkan tanaman besar dengan buah dan biji besar. Kakao Indonesia,

terutama yang diproduksi oleh masyarakat masih menjadi yang terendah di pasar

Internasional karena citra kakao yang buruk banyak didominasi oleh biji non

fermentasi atau biji mitotoksin. Contohnya, pemerintah Amerika Serikat terus

menaikkan diskonnya dari tahun ke tahun. Gambar perburuan ini mengakibatkan

ekspor kakao ke China atau negara lain harus melalui Malaysia atau Singapura

terlebih dahulu (Daniel.M, 2002).

Page 19: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

16

Habitat asli tanaman kakao adalah hutan tropis dengan pohon rindang

tinggi, curah hujan tinggi, suhu relatif sama sepanjang tahun, dan kelembagaan

tinggi dan relatif tetap. Di habitat tersebut, tanaman kakao bisa tumbuh tinggi tetapi

buah hingga bunganya sedikit. Jika dibudidayakan di kebun, tinggi tanaman

berumur tiga tahun mencapai 4,50-7,0 meter. Tinggi tanaman bervariasi,

dipengaruhi oleh intensitas naungan dan faktor pertumbuhan yang tersedia.

Tanaman kakao memiliki sifat dimorfik, yaitu memiliki dua pucuk vegetatif. Tunas

dengan arah pertumbuhan ke atas disebut tunas autotropik atau tunas air, sedangkan

tunas dengan arah menyamping disebut dengan plagiotrop atau cabang kipas.

Berbagai permasalahan seperti produktivitas yang rendah akibat serangan

penggerek buah kakao (CPB), kualitas produk yang rendah, seperti belum

optimalnya pengembangan produk hilir kakao menjadi kendala dalam

pengembangan agribisnis kakao di Indonesia. Perkebunan kakao di Indonesia

mengalami perkembangan pesat dalam 20 tahun terakhir. Pada tahun 2006, luas

areal perkebunan kakao Indonesia adalah 1.191.800 ha, dimana 1.105.700 (93%)

merupakan perkebunan rakyat, sedangkan sisanya 38.500 ha (3%) merupakan

perkebunan milik negara dan 47.600 ha (4%) merupakan perkebunan swasta.

Namun dari total luas tersebut, hanya 839.300 ha (70%) yang merupakan tanaman

produktif dan sisanya merupakan tanaman baru atau tanaman rusak (Tuti, 2009).

2.2 Kondisi Areal dan Produksi Kakao di Indonesia

Di Indonesia sejak lama dilakukan pengembangan kakao, baik oleh

perkebunan rakyat, perkebunan besar negara, maupun perkebunan swasta besar.

Dalam upaya meningkatkan produktivitas kakao, pemerintah telah

mengembangkan berbagai pola pembangunan perkebunan yang dibiayai oleh

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), antara lain melalui Unit

Layanan Pembangunan (UPP), Perkebunan Inti Rakyat (PIR), Perkebunan Besar

(PB), Proyek dan Pola Bantuan Mandiri. Untuk pengembangan agribisnis kakao ke

depan, kegiatan lebih mengandalkan inisiatif petani melalui pola swadaya.

Pemerintah diharapkan dapat berperan lebih besar dalam upaya pengendalian hama

dan mempercepat perluasan adopsi teknologi budidaya maju. Untuk melaksanakan

program pengembangan agribisnis kakao, diperlukan dana yang sangat besar yang

meliputi kegiatan investasi untuk peningkatan produktivitas usahatani, biaya

5

Page 20: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

17

pengendalian hama, investasi pengembangan sistem usahatani terpadu dan

pengembangan industri hilir kakao serta pembangunan infrastruktur pendukung

diantaranya kegiatan penelitian dan pengembangan penelitian.

Evaluasi atau monitoring usahatani kakao perlu dilakukan. Hal ini

dikarenakan perkembangan kakao di beberapa daerah termasuk Kabupaten Kolaka

Utara mengalami penurunan. Penurunan ini disebabkan kurangnya peran dari

berbagai faktor, antara lain: kurangnya minat petani kakao dalam membudidayakan

tanaman kakao, pemerintah petani tidak berfungsi sebagaimana mestinya sebagai

pengambil kebijakan dan memberikan insentif kepada petani. Evaluasi dan

pemantauan berbagai program yang telah dilaksanakan oleh pemerintah perlu

dilakukan untuk melihat keberhasilan program tersebut.

Suatu proyek dapat dilanjutkan atau tidak dilaksanakan, dan dikatakan

bahwa yang terbaik adalah memilih di antara alternatif jika hasil yang diperoleh

dari suatu proyek dapat dibandingkan dengan sumber yang dibutuhkan. Ukuran ini

disebut kriteria infestasi. Setiap kriteria infestasi didasarkan pada asumsi bahwa

bagi masyarakat tingkat kepuasan yang diperoleh saat ini lebih besar dari pada di

masa yang akan datang atau sebaliknya yang disebut timepreference (Gray dan

Kamal, 2002).

1. Usahatani

Ilmu pertanian adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang

mengolah dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi berupa tanah dan alam

sekitarnya sebagai modal untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya.

Sebagai ilmu, ilmu pertanian adalah ilmu yang mempelajari cara-cara petani

menentukan, mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan faktor produktif

seefektif dan seefisien mungkin sehingga upaya tersebut memberikan pendapatan

yang maksimal.

Pertanian adalah suatu organisasi produksi dimana petani sebagai pelaksana

mengatur alam, tenaga dan modal yang ditujukan untuk produksi di sektor

pertanian, baik berdasarkan keuntungan maupun tidak. Bertani bertujuan untuk

memperoleh produksi tinggi dengan biaya serendah mungkin. Pertanian yang baik

adalah usaha pertanian yang produktif dan efisien. Usahatani yang baik adalah

usahatani yang memiliki produktivitas tinggi yang ditentukan oleh penggunaan

6

Page 21: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

18

faktor produksi lainnya. Pertanian yang efisien adalah pertanian yang

menguntungkan secara ekonomi, biaya dan pengorbanan yang dilakukan untuk

produksi relatif lebih kecil dan lebih sedikit.

Dalam berbisnis, petani harus memiliki pengalaman dalam melaksanakan

usahatani yang merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat

keberhasilannya. Semakin lama para petani menggarap kegiatan tersebut, semakin

banyak pengalaman yang didapat dan diharapkan semakin ahli dan terampil dalam

teknik budidaya, teknologi pasca panen, dan penguasaan teknologi lain yang

berkaitan dengan pertanian.

Keberhasilan usahatani sangat tergantung pada kompetensi petani sebagai

pengelola utama dalam mengembangkan berbagai jenis usahatani dengan

keterampilan yang mereka miliki masing-masing. Kompetensi petani tidak sama

satu dengan lainnya, hal ini sangat tergantung pada kemampuan yang mereka

miliki. Ada banyak faktor terkait dengan karakteristik petani yang memungkinkan

mereka lebih maju dalam meningkatkan jumlah dan kualitas produksinya. Faktor

tersebut seperti tingkat pendidikan, pengalaman usaha, interaksi dengan penyuluh,

pemanfaatan media komunikasi dan luas lahan.

2.3 Pengambil Keputusan

1. Pengertian keputusan

Teori keputusan adalah tentang bagaimana manusia dalam situasi tertentu,

memilih pilihan di antara pilihan yang tersedia secara acak untuk mencapai tujuan

yang ingin mereka capai (Hansson, S.O, 2005).

Berdasarkan definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa keputusan

adalah suatu kegiatan atau tindakan untuk memilih di antara beberapa alternatif

sebagai proses penyelesaian suatu masalah. Pertimbangan sebelum mengambil

keputusan merupakan hal yang sangat penting untuk mencegah terjadinya

penyimpangan dari rencana semula yang memiliki fungsi individu atau kelompok

baik secara kelembagaan maupun organisasi yang bersifat futuristik. Pengambilan

keputusan dimaksudkan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut yang

didukung oleh sejumlah fakta yang memadai, berupa data yang harus diolah

terlebih dahulu menjadi informasi yang kemudian digunakan sebagai dasar

pengambilan keputusan.

7

Page 22: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

19

2. Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan

Menurut Terry (2000), menjelaskan dasar-dasar pengambilan keputusan

yang berlaku antara lain:

1) Intuisi

Keputusan yang dibuat berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat

subyektif, yaitu rentan terhadap sugesti oleh pengaruh eksternal dan faktor

psikologis lainnya. Sifat subjektif dari keputusan intuitif ini memiliki beberapa

keunggulan, yaitu:

a. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.

b. Keputusan intuisi lebih sesuai untuk masalah sifat manusia.

Pengambilan keputusan berbasis intuisi membutuhkan waktu yang singkat

untuk masalah dengan dampak yang terbatas, umumnya pengambilan keputusan

yang intuitif akan memberikan kepuasan. Akan tetapi kebenaran pengambilan

keputusan ini sulit untuk diukur karena sulit menemukan perbandingan dengan kata

lain hal ini dikarenakan pengambilan keputusan yang intuitif hanya dilakukan oleh

satu pihak sehingga hal-hal lain sering diabaikan.

2) Pengalaman

Dalam hal ini, pengalaman memang bisa dijadikan pedoman dalam

memecahkan masalah. Keputusan berdasarkan pengalaman sangat berguna untuk

pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk memprediksi apa yang

ada di balik masalah.

3) Fakta

Suatu keputusan yang didasarkan pada sejumlah fakta, data atau informasi

yang memadai memang merupakan keputusan yang baik dan sulit, tetapi sangat

sulit untuk memperoleh informasi yang memadai.

4) Wewenang

Keputusan berdasarkan otoritas saja akan menciptakan karakteristik rutin

dan mengasosiasikannya dengan praktik diktator. Keputusan berdasarkan

kewenangan terkadang membuat keputusan seringkali melampaui masalah yang

seharusnya diselesaikan yang kabur atau tidak jelas.

8

Page 23: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

20

5) Rasional

Keputusan rasional terkait dengan kegunaan. Permasalahan yang dihadapi

merupakan permasalahan yang membutuhkan solusi rasional. Keputusan yang

dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih objektif. Dalam masyarakat,

keputusan rasional dapat diukur jika kepuasan optimal masyarakat dapat

dilaksanakan dalam batas-batas nilai yang diakui masyarakat saat itu.

3. Aspek-Aspek Pengambilan Keputusan

Menurut Mincemoyer dan Perkins (2003), menampilkan keterampilan

pengambilan keputusan adalah mengidentifikasi masalah, merumuskan alternatif,

mempertimbangkan risiko atau konsekuensi, memilih alternatif dan mengevaluasi

hal-hal berikut:

1) Mengidenifikasi masalah

Mengidentifikasi masalah adalah proses menetapkan tujuan sistematis,

mendeskripsikan masalah secara akurat, bereaksi terhadap situasi tujuan dengan

berpikir, menafsirkan dan mengajukan pertanyaan, memahami bahwa membuat

pilihan adalah proses kognitif.

2) Merumuskan alternatif-alternatif

Merumuskan alternatif adalah kemampuan untuk mencari opsi yang

memungkinkan, mencari informasi tentang masalah dan menganalisis opsi,

mendeskripsikan akurasi sumber informasi dan menggabungkan beberapa opsi

alternatif.

3) Mempertimbangkan risiko dan konsikuensi

Pada tahap ini penting untuk menjelaskan keuntungan atau manfaat dan

konsekuensi dari keputusan yang akan diambil, memodifikasi opsi jika opsi kurang

menguntungkan tetapi layak untuk dipilih, memeriksa kesesuaian opsi untuk tujuan

dan nilai serta mengembangkan kriteria mendiskusikan solusi yang mungkin.

4) Memilih alternatif

Memilih alternatif adalah langkah-langkah dalam membuat pilihan dari

alternatif yang terdaftar, merencanakan pelaksanaan keputusan dan membuat

komitmen terhadap alternatif yang dipilih.

9

Page 24: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

21

5) Evaluasi

Evaluasi merupakan tahapan terakhir dalam pengambilan keputusan yaitu

mengamati dan menginterpretasikan hasil, menyatakan kesesuaian pilihan dengan

kriteria, dan menilai kembali keputusan yang diambil.

2.4 Pengelolaan Usahatani Kakao

Usahatani merupakan unit organisasi antara faktor produksi berupa lahan,

tenaga kerja, modal dan manajemen yang bertujuan untuk menghasilkan komoditas

pertanian. Bertani sendiri pada dasarnya merupakan bentuk interaksi antara

manusia dengan alam dimana terdapat pengaruh timbal balik antara manusia

dengan lingkungannya (Djamali, 2000).

Saat ini bertani sangat penting terutama dalam lingkup pembangunan

nasional, karena bertani dapat menyerap tenaga kerja. Pertanian merupakan andalan

swasembada pangan dan penyedia komoditas jadi dan bahan industri untuk

keperluan domestik dan ekspor (Djamali, 2000).

Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengembangkan kakao. Perbaikan

teknik budidaya pada akhirnya akan membawa manfaat bagi upaya pengembangan

ini. Teknik pembibitan yang efisien, upaya memperoleh bahan tanam unggul

melalui hibridisasi, cara pemangkasan untuk membentuk habitat yang baik, jarak

tanam, perlindungan terhadap hama dan penyakit ditujukan untuk mengetahui masa

tanam dan mempertahankan kakao yang efisien dengan target produksi yang

maksimal (Siregar, Tumpal HS, 2006).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman kakao produktifitasnya mulai

menurun setelah umur 15-20 tahun. Tanaman tersebut umumnya memiliki

produktifitas yang hanya tinggal setengah dari potensi produktifitasnya. Kondisi ini

berarti bahwa tanaman kakao yang sudah tua potensi produktifitasnya rendah,

sehingga perlukan rehabilitasi (Zaenuddin dan Baon, 2004).

2.5 Hasil Penelitian yang Relevan

Mika Jayanti Br. Munthe (2012) Analisis Hubungan Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Keputusan Petani Padi dalam Menggunakan Benih Menurut

Sumber Benih di Deli Serdang Sumatera Utara menunjukkan bahwa benih yang

digunakan petani berasal dari pemerintah yaitu sebanyak 16 petani (53,33%) benih

yang bersumber dari warung input produksi sebanyak 4 petani (13,3%), dan sumber

10

Page 25: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

22

dari petani yaitu panen sebelumnya yang disisihkan untuk dijadikan benih pada

musim tanam berikutnya sebanyak 10 petani (33,33%).

Juli Hardiana (2018) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani

dalam Mengikuti Program Asuransi Usahatani Padi (AUTP) di Kabupaten Tanjung

Jabung Timur, usaha yang diusahakan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur

didominasi oleh tanaman padi sawah. Keikutsertaan dalam Program Asuransi

Usahatani Padi (AUTP) di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dipengaruhi secara

signifikan / signifikan oleh empat dari lima variabel pada tingkat kepercayaan a =

0,05 (5%) yaitu penerimaan, pengalaman usahatani, jumlah tanggungan keluarga,

dan luas lahan. Sedangkan variabel yang secara signifikan tidak signifikan atau

lebih besar dari taraf kepercayaan a = 0,05 (5%) adalah pekerjaan sampingan.

Chintya Feby Aryana Putri (2017) Faktor-faktor Pengambilan Keputusan

Petani dalam Budidaya Melon di Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Ngajuk,

karakteristik petani yang mengambil keputusan untuk budidaya melon produktif

berada pada rentang 41-55 tahun (66,1%). Pendidikan petani yang mengambil

keputusan budidaya melon rata-rata pada tingkat SD (41,6%) dan rendah sehingga

pengetahuan dari pendidikan formal terbatas, namun mereka mendapatkan

pengetahuan budidaya melon dari pendidikan informal yaitu pengalaman sehari-

hari. Luas areal budidaya melon berkisar 0,1-0,5 hektar sebanyak 24 orang atau

66,6% dari status kepemilikan tanah untuk budidaya melon adalah sewa lahan.

Petani memutuskan untuk menyewa lahan tersebut karena melon tidak dapat

ditanam di lahan yang sama secara terus menerus karena virus yang disebabkan

oleh melon. Rata-rata lama budidaya melon 6-10 tahun (44,4%).

Lies Sulistyowati (2013) Faktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi

Keputusan Petani Mangga yang Terlibat Sistem Informal dengan Pandangan

Pengumpul, sebagian besar petani mangga (94,97%) membudidayakan pohon

mangga sendiri, meskipun sebagian besar belum intensif sedangkan status tenant

dan kontrak / bagi hasil hanya sekitar 5,03%. Sistem pengelolaan mangga sangat

dipengaruhi oleh umur petani, jumlah pohon mangga, akses informasi dan akses

pasar. Petani membiayai pengelolaan mangga dengan pembiayaan tidak terikat

yaitu 91,19%, sedangkan yang menggunakan pembiayaan terikat dari pedagang /

tengkulak 8,81% pilihan sumber pembiayaan dipengaruhi oleh umur petani, jumlah

11

Page 26: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

23

Penurunan Produksi Kakao

pohon mangga, dan akses untuk modal dengan korelasi positif. sedangkan sistem

pengelolaan mangga dan fasilitas irigasi berpengaruh negatif.

2.6 Kerangka Pikir

Dalam pengambilan keputusan usahatani, evaluasi dan pemantauan

diperlukan untuk menilai apakah suatu proyek atau kegiatan mengalami kegiatan

dalam hasil atau produksinya, sehingga proyek atau kegiatan tersebut dapat

memberikan manfaat atau manfaat bagi yang melaksanakannya. Namun

perkembangan ini bukanlah hal yang mudah, karena banyak faktor yang

mempengaruhinya.

Seperti usahatani lainnya, kakao sebagai komoditas yang dikembangkan di

Kabupaten Kolaka Utara juga harus memperhatikan alam, kondisi iklim dan tanah

yang sesuai dan cocok untuk komoditas tersebut.

Melalui pengolahan yang tepat, tentunya kakao tidak hanya dipasarkan

dalam bentuk bahan mentah. Melalui proses ini tentunya biji kakao akan diolah

menjadi bentuk lebih lanjut dan akan meningkatkan harga kakao di wilayah

penelitian, yang tentunya akan berdampak baik petani kakao di wilayah penelitian.

Produk kakao tersebut juga perlu dipasarkan, hal ini akan membantu

pengembangan produksi usahatani kakao di wilayah penelitian. Untuk dapat

meningkatkan hasil tanaman kakao tentunya membutuhkan upaya, salah satu upaya

yang dilakukan oleh petani di Desa Porehu untuk meningkatkan hasil produksi

adalah dengan memperluas areal tanam dan teknik penanaman yang efektif dan

sesuai untuk budidaya di Desa Porehu.

Gambar 1. Kerangka Pikir

Keputusan Dalam Usahatani

Kakao Desa Porehu Petani

Usahatani Kakao

12

Page 27: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yang

artinya gambaran penelitiannya dengan mengungkap aspek-aspek yang berkaitan

dengan penelitian yang didapatkan dengan observasi maupun wawancara langsung

dengan petani.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Porehu Kecamatan Porehu Kabupaten

Kolaka Utara. Daerah penelitian merupakan salah satu areal pertanian kakao yang

ada di Kabupaten Kolaka Utara. Penelitian dilakukan selama 2 (dua) bulan yakni

bulan Maret 2020 sampai April 2020.

3.3 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian adalah petani yang mengusahakan usahatani

kakao di Desa Porehu Kecamatan Porehu Kabupaten Kolaka Utara, petani kakao

yang masih memiliki lahan pertanian produktif dari 275 penduduk rumah tangga.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah petani yang menggarap kakao sebagai

sumber pendapatan utama. Penentuan jumlah (ukuran) sampel dan penentuan

sampel dilakukan dengan cara simple random sampling (pengambilan sampel

secara acak). Besar sampel dalam penelitian ini adalah 28 petani kakao, metode

yang digunakan untuk memperoleh sampel 28 rumah tangga adalah 10% x 275

rumah tangga = 28 petani kakao.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai

berikut:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung melalui penelitian

dilapangan atau pengamatan langsung, wawancara langsung dengan petani kakao

pada lokasi penelitian, maupun observasi langsung terhadap sumber data yang

Page 28: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

25

dibutuhkan. Dalam penelitian ini, yang merupakan data primer adalah data yang

diperoleh dilapangan dan data hasil wawancara yang meliputi data-data petani yang

mengusahakan areal pertanian kakao serta kendala dan upaya-upaya pertanian yang

dilakukan oleh petani.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui laporan-laporan

instansi terkait seperti kantor desa, kelompok tani, dinas pertanian, serta literatur-

literatur lain yang menunjang penelitian ini.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Wawancara

Teknik wawancara digunakan untuk mengumpulkan data primer dengan

melakukan wawancara demi terstrukturnya secara luas dan mendalam kepada

responden yang berdasarkan daftar pertanyaan yang telah dipersiapan sebelumnya.

2. Teknik Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau

hal-hal yang ia ketahui. Dalam penelitian ini teknik kuesioner digunakan untuk

mendapatkan informasi mengenai kesempatan kerja pada sektor pertanian,

hubungan keputusan petani memilih usahatani kakao di Desa Porehu Kecamatan

Porehu Kabupaten Kolaka Utara.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal veriabel yang berupa

catatan, transkrip, buku, majalah, dan sebagainya. Studi dokumentasi yang

dilakukan adalah pengumpulan dan pengkajian terhadap dokumen yang tersedia

untuk ditarik kesimpulannya sebagai bahan penelitian.

3.6 Teknik Analisis Data

Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui keputusan petani

mempertahankan usahatani kakao di Desa Porehu dalam penelitian ini yaitu

menggunakan metode analisis deskriktif. Analisis deskriptif memiliki tujuan untuk

memberikan gambaran (deskripsi) mengenai suatu data agar yang disajikan menjadi

lebih mudah dipahami dan informatif bagi orang yang membacanya.

14

Page 29: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

26

Deskriptif merupakan prosedur pemecahan masalah dengan cara

mendeskripsikan kondisi objek atau subjek penelitian pada saat ini berdasarkan

fakta-fakta sebagaimana adanya. Metode analisis deskriptif kualitatif yang

memberikan informasi berupa penjelasan tentang bagaimana keputusan petani

kakao terhadap produksi kakao dan memberikan informasi tentang peningkatan

produksi kakao yang berdasarkan data primer.

3.7 Definisi Operasional

Batasan operasional yang digunakan adalah:

1. Petani merupakan seseorang yang menggarap lahan kakao sebagai penghasilan

utama dan sebagai keberlangsungan hidup mereka.

2. Pengambilan keputusan adalah keputusan yang menjadi dasar pertimbangan,

inisiatif dan alasan petani dalam mempertahankan usahatani kakao.

3. Usahatani kakao adalah usahatani tani yang dilakukan oleh petani kakao di Desa

Porehu Kecamatan Porehu Kabupaten Kolaka Utara.

15

Page 30: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Kecamatan Porehu

Daerah Kecamatan Porehu merupakan salah satu Kecamatan yang terletak

di dataran tinggi wilayah bagian utara Kabupaten Kolaka Utara yang melintang dari

Utara ke Selatan pada koordinat 2.55’0’ LS – 3.5’0’ LS dan membujur dari Barat

ke Timur antara koordinat 121.10’0’BT – 121.25’0’ BT.

Tabel 1. Batas Kecamatan Porehu

No Daerah Porehu Batas Kecamatan Porehu

1 Sebelah Utara Kabupaten Luwu Propinsi Sulawesi Selatan

2 Sebelah Selatan Kecamatan Batu Putih

3 Sebelah Barat Kecamatan Batu Putih

4 Sebelah Timur Kecamatan Uluiwoi Kabupaten Kolaka

Sumber: Kantor Kecamatan Porehu (2020)

Dari tabel diatas dapat dilihat batas-batas Kecamatan Porehu dengan

Kecamatan lain yakni meliputi batas Utara, Barat, Selatan dan Timur. Kecamatan

Porehu memiliki batas yang jelas dan telah ditetapkan pemerintah.

2. Gambaran Umum Desa Porehu

a. Kondisi Wilayah Desa Porehu

Desa Porehu merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Porehu

dengan luas 87,24 km2, daerah Porehu di sebelah Timur berbatasan dengan Desa

Ponggi, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Larui, sebelah Utara berbatasan

dengan Desa To’bela, dan sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tinuna.

Desa Porehu yang memiliki luas 87,24 km2 secara administrasi terdiri dari

6 dusun yakni Dusun Pendidikan di sebelah Utara, Dusun Lorong di sebelah Timur,

Dusun Limbong dan Indososiang berada di sebelah Selatan, Dusun Lumbia dan

Karawa berada di sebelah Barat. Desa Porehu merupakan salah satu Desa yang

ramai dikarenakan letaknya berada di tengah Kecamatan Porehu. Di dalam Desa

Porehu juga terdapat satu Sekolah Dasar (SD) dan satu Sekolah Menengah Pertama

(SMP) yang telah dibangun oleh pemerintah setempat.

Page 31: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

28

b. Jumlah Penduduk dari Mata Pencaharian

Pekerjaan utama penduduk merupakan gambaran dari kegiatan ekonomi

suatu daerah sehingga kemajuan atau kemunduran suatu daerah bisa dilihat dari

bidang perekonomiannya. Komposisi pekerjaan di Desa Porehu bisa dilihat di tabel

berikut:

Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

No Mata Pencaharian Jiwa Jumlah penduduk (%)

1 PNS/Honorer 4 2,46

2 Guru 7 2,56

3 Petani 216 79,12

4 Pedagang 8 2,93

5 Buruh 32 12,72

6 DLL 6 3,19

Jumlah 273 100,00

Sumber: Kantor Desa Porehu (2020)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk Desa Porehu

mempunyai mata pencaharian di bagian pertanian adalah sebanyak 216 jiwa

(79,12%). Jumlah ini cukup besar karena ketersediaan lahan pertanian di Desa

Porehu.

c. Jumlah Penduduk dilihat dari Tingkat Pendidikan

Tingkatan pendidikan yang dicapai bisa memperlihatkan kualitas hidup

penduduk di suatu daerah. Pendidikan merupakan salah satu indikator yang tidak

dapat dipisahkan dalam menentukan kesejahteraan suatu daerah. Komposisi

penduduk menurut tingkat pendidikan di Desa Porehu bisa dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jiwa Jumlah Penduduk (%)

1 Belum Sekolah 98 11,42

2 Tamat SD 262 31,53

3 Tamat SMP/Sederajat 215 25,05

4 Tamat SMR/Sederajat 258 30,06

5 Tamat Perguruan Tinggi/ Akademik 25 3,91

Jumlah 858 100,00

Sumber: Kantor Desa Porehu (2020)

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa jumlah penduduk menurut

tingkat pendidikan di Desa Porehu adalah 30,06% yang tamat Sekolah Menengah

17

Page 32: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

29

Atas (SMA) atau sederajat, tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau

sederajat. adalah 25,05% dan 3,91% telah lulus dari perguruan tinggi atau sarjana.

Sebanyak 31,53% tamat Sekolah Dasar (SD) dan 11,42% tidak bersekolah. Data di

atas menggambarkan bahwa tingkat kesadaran orang tua dalam bidang pendidikan

cukup tinggi.

d. Karakteristik Petani Responden

Karakteristik petani responden meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan,

dan luas lahan yang digunakan untuk usahatani kakao.

1) Umur

Umur dari petani adalah salah satu faktor yang berhubungan dengan

kemampuan petani dalam mengelola usaha taninya. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa secara umum usia petani responden berkisar antara 25-64 tahun. Dengan

demikian seluruh responden petani termasuk dalam golongan usia produktif yaitu

sebanyak 28 responden. Petani yang tergolong usia produktif biasanya mempunyai

semangat yang tinggi agar bisa mengelola lahan pertaniannya dan didukung oleh

pengalaman yang cukup lama di bidang bercocok tanam sehingga masih

mempunyai potensi agar bisa mengembangkan usaha tani kakao.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa usia responden berkisar

antara 25-66 tahun. Distribusi usia responden dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. Identitas Responden menurut Umur Petani

Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

Usia petani merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan

kemampuan petani dalam mengelola usahataninya. Semakin tua usia petani maka

kemampuan bekerja cenderung menurun yang pada akhirnya dapat mempengaruhi

produksi dan pendapatan petani itu sendiri.

2) Jenis Kelamin

No Tingkat Usia (Tahun) Jumlah Persentase (%)

1 25-34 5 17,86

2 35-44 12 42,86

3 45-54 7 25,00

4 55 -64 4 14,28

Jumlah 28 100,00

18

Page 33: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

30

Laki-laki sebagian besar mendominasi menjadi petani kakao di bandingkan

dengan perempuan. Ciri seksual petani kakao yang menjadi responden penelitian

ini adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Petani Responden Menurut Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

1 Laki-Laki 24 85,71

2 Perempuan 4 14,29

Jumlah 28 100,00

Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

Dari tabel di atas terlihat bahwa jenis kelamin petani kakao laki-laki sebesar

85,71% dan petani kakao perempuan 14,29%. Sebagian besar petani kakao adalah

laki-laki. Pekerjaan sebagai petani memang lebih cocok dilakukan oleh laki-laki

karena pekerjaan ini membutuhkan banyak menguras tenaga. Secara umum, laki-

laki memiliki kekuatan kerja yang lebih besar dibandingkan perempuan.

3) Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian, tingkat pendidikan formal responden dapat

digolongkan atas empat tingkatan SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Hasil

penelitian menunjukan tingkat presentase terbesar pada responden adalah tingkat

pendidikan SD dan SMP dimana terdapat 12 responden atau sama dengan 42,86%

pada SMP dan 8 responden pada pendidikan SD atau sama dengan 28,57%,

keseluruhan responden yang berjumlah 28 orang.

Tabel 6. Tingkat Pendidikan Responden

No Pendidikan Jumlah Presentase (%)

1 SD 8 28,57

2 SMP 12 42,86

3 SMA 5 17,86

4 Perguruan Tinggi 3 10,71

Jumlah 28 100,00

Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

Dengan total perincian SD 8 responden (28,57%), kemudian di ikuti tingkat

SMP 12 responden (42,86%), SMA 5 responden (17,86%), dan perguruan tinggi 3

responden (10,71%). Rendahnya tingkat pendidikan disebabkan oleh rendahnya

tingkat ekonomi keluarga sehingga tidak memungkinkan sehingga petani tidak

melanjutkan sekolah pada jenjang pendidikan berikutnya. Rendahnya tingkat

pendidikan responden dapat mempengaruhi kemampuan petani dalam

19

Page 34: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

31

meningkatkan keterampilan dan memberikan informasi. Untuk mengatasi masalah

tersebut, petani perlu memperoleh pendidikan nonformal seperti cara budidaya

kakao yang benar dari penyuluh pertanian untuk keberlanjutan usahatani kakao.

4) Luas Lahan Usahatani Kakao

Lahan adalah tanah yang digunakan untuk usaha pertanian. Luas

penguasaan lahan pertanian merupakan salah satu faktor produksi yang sangat

penting dalam proses usahatani kakao. Lahan usahatani yang dimiliki petani pada

daerah penelitian berkisar 1-2 dan 3-4 Ha. Luas lahan usahatani kakao di daerah

penelitian didominasi oleh lahan berukuran 3-4 Ha yaitu 16 responden (57,14%),

kemudian petani dengan luas 1-2 Ha sebanyak 12 orang (42,86%).

Tabel 7. Luas Lahan Uahatani Kakao Responden

No Luas Lahan Usahatani Jumlah Persentase (%)

1 1-2 Ha 12 42,86

2 3-4 Ha 16 57,14

Jumlah 28 100,00

Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

3. Sarana dan Prasarana

Ketersediaan sarana dan prasarana di suatu daerah sangat mendukung

aktifitas masyarakat atau warga di daerah tersebut. Sarana dan prasarana yang

tersedia di Desa Porehu terdiri dari transportasi pertanian serta sarana dan prasarana

kesehatan dan ibadah. Hal itu bisa dilihat di tabel yang ada di bawah ini:

Tabel 8. Sarana dan Prasarana di Desa Porehu

No Sarana dan prasarana Jumlah

Sarana dan Prasarana Transportasi

1) Jalan

1 a. Jalan Semen Beton b. Jalan Berbatu

2) Alat Transportasi a. Ojek Motor

Sarana dan Prasarana Pertanian

a. 2 Km b. 5 Km

a. 5 Unit

2 a. Traktor a. 1 Unit

Sarana dan Prasarana Pertanian

3 a. Taman Kanak-kanak (TK) b. Sekolah Dasar (SD) c. Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Sarana dan Prasarana Kesehatan

4 a. Posyandu b. Bidan

a. 1 Unit

b. 1 Unit c. 1 Unit

a. 1 Unit b. 2 Unit

Sarana dan Prasarana Peribadatan a. Masjid

Sumber: Kantor Desa Porehu (2020)

a. 2 Unit 5

20

Page 35: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

32

4. Faktor Minat Petani dalam Usahatani Kakao

Kurangnya minat petani dalam menjalankan usahatani kakao adalah salah

satu faktor yang menyebabkan penurunan produksi kakao. Hal tersebut terbukti

dengan meningkatnya luas lahan namun produksi kakao menurun, padahal luas

lahan yang meningkat tetapi produksinya malah turun. Menjadi petani kakao

sekarang itu kurang diminati oleh generasi muda, padahal pekerjaan ini sangat

menjanjikan, tergantung cara memberdayakan buruh tani kakao.

Tabel 9. Faktor Minat Petani dalam Usahatani Kakao

No Minat Petani Jumlah Presentase (%)

1 Pendidikan 2 7,15

2 Pengalaman 5 17,85

3 Penjualan 12 42,85

4 Budaya Lingkungan 9 32,15

Jumlah 28 100,00

Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

Tabel yang ada di atas menunjukkan bahwa faktor kepeminatan petani

dalam menjalankan usahatani kakaonya dikarenakan faktor penjualan kakao

dengan persentase 42,85%, sedangkan pendidikan dan pengalaman dalam berusaha

tani kakao sangatlah rendah dengan masing-masing persentase untuk pendidikan

yaitu 7,15% dan pengalaman yaitu 17,85%. Hal inilah yang menjadi alasan

turunnya minat dalm berusahatani kakao.

Rata-rata petani di Desa Porehu menjalankan usahatani kakaonya di

sekitaran wilayah Desa Porehu Kecamatan Kolaka Utara. Luasnya areal usahatani

kakao menjadi alasan utama petani di Desa Porehu mempertahankan usahati

kakaonya.

5. Masa Pemanenan Petani Kakao Desa Porehu

Biasanya dalam produksi buah yang di hasilkan kakao membutuhkan umur

2,5 – 3 tahun setelah tanam. Biasanya buah yang dihasilkan dari satu pohon pada

tahun pertama cenderung sedikit dibandingkan dengan tahun yang akan datang.

Begitupun dengan tahun berikutnya, buah kakao akan jauh semakin meningkat

pertumbuhan buah yang semakin banyak.Pada dasarnya tanaman kakao memiliki

masa produksi yang optimal dengan kisaran umur 7 – 11 tahun, jika di jumlah maka

akan menghasilkan produksi 1,9 ton biji kakao kering per hektar per tahun. Namun

tidak selamanya tanaman ini bisa menghasilkan buah yang banyak seperti di atas,

21

Page 36: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

33

semakin tua umurnya maka dengan hasil panen juga semakin menurun dan sampai

tanaman ini mati.

Tabel 10. Masa Panen Petani Kakao Desa Porehu per Bulan

No Masa Panen per Bulan Jumlah Presentase (%)

1 1 – 2 18 64,29

2 3 – 4 6 21,42

3 5 – 6 4 14,29

Jumlah 28 100,00

Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

Tabel yang ada di atas menunjukkan bahwa masa panen yang dilakukan oleh

petani kakao di Desa Porehu per bulan paling banyak yaitu 1 – 2 kali panen dalam

sebulan dengan persentase 64,29%, 3 – 4 kali panen dalam sebulan dengan

persentase 21,42%, dan 5 – 6 kali panen dalam sebulan denganpersentase 14,29%.

Usahatani kakao yang dilakukan oleh petani kakao di Desa Porehu merupakan

mata pencaharian utama masyarakat di Desa tersebut. Masyarakat di Desa

Porehu sudah lama menjalankan usahatani kakaonya sehingga mereka cukup

pengalaman terhadap permasalahan-permasalahan mengenai kakao dan mereka

sudah cukup berpengalaman dalam hal budidaya kakao.

Usahatani kakao yang telah dijalankan selama bertahun-tahun hingga turun-

temurun menyebabkan masyarakat yang berprofesi sebagai petani kakao di Desa

Porehu enggan untuk beralih profesi, meskipun pekerjaan lain itu menjanjikan upah

yang besar.

6. Kendala dalam Berusahatani Kakao

Produksi kakao di Desa Porehu, mengalami penurunan yang cukup besar

dalam satu setahun terakhir. Beragam masalah menjadi penyebab, baik itu serangan

hama penyakit ataupun menurunnya kualitas tanah akibat penggunaan pupuk, serta

masalah-masalah lainnya. Menjadi masalah utama adalah tingginya serangan hama

penyakit seperti Penggerek Buah Kakao (PBK) dan busuk buah yang merusak

pertanaman kakao. Petani kemudian menggunakan insektisida yang tak cocok

dengan tanaman kakao. Ini mengakibatkan kerusakan ekologi kebun secara luas.

Adapun kendala-kendala yang dihadapi oleh petani kakao di Desa Porehu

dapat dilihat pada tabel dibaawah ini:

22

Page 37: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

34

Tabel 11. Kendala Usahatani Kakao di Desa Porehu

No Kendala Jumlah Presentase (%)

1 Hama dan Penyakit 16 57,14

2 Pupuk 8 28,57

3 Pengelolaan Lahan yang Kurang

Maksimal

4 14,29

Jumlah 28 100,00

Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

Tabel yang ada di atas menunjukkan bahwa hama dan penyakit pada tanaman kakao

menjadi faktor utama masalah maupun kendala dalam usahatani kakao di Desa

Porehu dengan presentase 57,14%, sedangkan kendala pupuk merupakan hal kedua

yang menjadi kendala yang dialami oleh petani kakao di Desa Porehu dengan

presentase 28,57% dan masalah pengelolaan lahan menjadi kendala terakhir yang

dialami oleh petani kakao di Desa Porehu dengan presentase 14,29%.

7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Petani dalam Mempertahankan

Usahatani Kakao

Adapaun yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani

dalam mempertahankan usahatani kakao di Desa Porehu Kecamatan Porehu

Kabupaten Kolaka Utara adalah sebagai berikut:

a. Sumber Informasi

Informasi adalah salah satu faktor penentu seseorang saat mengambil

keputusan untuk mempertahankan usahatani kakaonya, termasuk pemerintah,

teman, dan pedagang.

Tabel 12. Sumber Informasi Petani Kakao Desa Porehu

No Sumber Informasi Jumlah Presentase (%)

1 Pemerintah 15 53,57

2 Teman 8 28,57

3 Pedagang 5 17,86

Jumlah 28 100,00

Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

Tabel 9 menunjukkan bahwa sumber informasi terbesar berasal dari

pemerintah sebanyak 15 orang atau sekitar 53,57%. Artinya hubungan sosial antara

petani terjalin dengan baik dengan pemerintah daerah sehingga keberhasilan petani

kakao dapat lebih ditingkatkan dengan adanya kebijakan dari pemerintah.

23

Page 38: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

35

b. Pengalaman Berusahatani

Pengalaman usahatani merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

pengambilan keputusan petani kakao desa Porehu. Lamanya waktu bercocok tanam

bisa digunakan dalam menggambarkan tingkat pengalaman petani bekerja sebagai

petani kakao. Semakin lama anda bekerja sebagai petani kakao, maka akan semakin

baik juga pengalaman bertani. Lama usahatani kakao bisa dilihat dalam tabel

berikut:

Tabel 13. Pengalaman Berusahatani

No Lama Berusahatani Jumlah Presentase (%)

1 0-10 6 21,43

2 11-15 3 10,71

3 16-20 4 14,29

4 21-25 8 28,57

5 26-30 7 25,00

Jumlah 28 100,00

Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa salah satu faktor yang menjadi

keputusan petani dalam mempertahankan usahatani kakaonya dikarena mereka

sudah lama menjadi petani kakao. Sebanyak 8 orang atau 28,57% dari total petani

yang diwawancarai memiliki pengalaman berusahatani kakao yaitu mulai dari 21-

25 tahun lamanya.

c. Jumlah Tanggungan Rumah Tangga

Jumlah tanggungan rumah tangga mempengaruhi kondisi ekonomi suatu

rumah tangga. Tanggungan rumah tangga yang besar akan menyebabkan

pengeluaran yang besar pula, demikian pula sebaliknya. Distribusi tanggungannya

rumah tangga responden adalah sebagai berikut:

Tabel 14. Jumlah Tanggungan Rumah Tangga

Jumlah Tanggungan Rumah Tangga Jumlah Presentase (%)

0-2 15 53,58

3-4 10 35,71

5-6 3 10,71

Jumlah 28 100,00

Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

Tabel yang ada di atas menunjukkan bahwa jumlah tanggungan terbesar

dalam rumah tangga responden adalah 0-2 orang tanggungan, yaitu 53,58%. Hal ini

24

Page 39: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

36

menandakan bahwa tanggungan responden tidak teramat besar sehingga

pengeluarannya tidak terlalu banyak.

d. Sumber Modal

Dari sumber modal di usahatani kakao bisa menunjukkan kepemilikan

modal oleh petani yang melakukan usahatani kakao. Berdasarkan sumber modal

petani untuk usahatani kakao dipisahkan jadi modal sendiri dan modal pinjaman.

Tabel 15. Sumber Modal Petani Kakao Desa Porehu

Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

Tabel 12 memperlihatkan bahwa sebagian banyak petani yang

membudidayakan kakao menggunakan modal sendiri dengan jumlah 22 orang atau

78,57% dan sebanyak 6 orang atau 21,43% memakai modal pinjaman.

4.2 Pembahasan

Petani yang mengambil keputusan dalam usahatani kakao di Desa Porehu,

Kecamatan Porehu, Kabupaten Kolaka Utara berusia 26-30 tahun. Kebanyakan

petani telah menanam kakao selama 21-25 tahun. hingga petani dapat dikatakan

terampil dalam budidaya kakao.

Sumber informasi adalah salah satu penyebab dalam pengambilan

keputusan. Informasi berasal dari lingkungan sosial. Berdasarkan hasil penelitian,

sumber informasi terkait usahatani kakao di Desa Porehu bersumber dari hubungan

sosial dan hubungan dagang. Hubungan sosial termasuk pemerintah dan teman.

Hubungan dagang adalah pedagang kakao.

Pemerintah berperan penting dalam pengambilan keputusan tentang petani

kakao di Desa Porehu. Pasalnya, pemerintah adalah pengambil kebijakan bagi

petani kakao. Informasi dari teman sangat dominan dalam mempengaruhi

keputusan petani untuk terus bertani kakao. Interaksi yang mudah dengan sesama

petani menyebabkan petani termotivasi untuk mempertahankan usahatani

kakaonya karena melihat kesuksesan teman-temannya. Sedangkan informasi dari

pedagang terkait dengan cara produksi kakao.

No Sumber Modal Jumlah Presentase (%)

1 Modal Sendiri 22 78,57

2 Modal Pinjaman 6 21,43

Jumlah 28 100,00

25

Page 40: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

37

Selain itu faktor pengalaman berusahatani pun menjadi salah satu motivasi

bagi petani kakao Desa Porehu untuk mempertahankan usaha tani kakaonya. Petani

kakao Desa Porehu sudah bertahun-tahun menjalankan usahata tani kakaonya dan

mereka sudah terampil dalam hal budidaya kakao sehingga usaha tani kakao sudah

menjadi mata pencaharian untuk masyarakat yang ada di Desa Porehu.

Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya, adapun perbandingan

antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:

Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Mika Jayanti Br. Munthe (2012) yaitu sama-sama menggunakan variable bebas

yaitu umur petani, tingkat pendidikan, lamanya berusahatani, jumlah tanggungan

rumah tangga dan luas lahan serta variable terikatnya ialah keputusan petani. Selain

itu pula, pada penelitian ini juga menggunakan metode penelitian yang sama

dengan yang dilakukan oleh Mika Jayanti Br. Munthe yaitu menggunakan analisis

data deskriptif.

Sedangkan perbedaan keduanya terletak pada penambahan variabel bebas

menurut Mika Jayanti Br. Munthe yaitu menambah variabel sumber benih,

frekuensi menghadiri penyuluhan dan produktivitas. Hal ini dikarenakan penelitian

dilakukan untuk melihat hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi

keputusan petani. Selain itu, penambahan metode korelasi rank spearman pada

penelitian ini. Serta perbedaan mendasar antara keduanya yaitu perbedaan objek

penelitian dan jangka waktu pengamatan diantara keduanya. Mika melakukan

penelitian pada tahun 2012 dengan objek penelitian petani padi sawah, sedangkan

penelitian dilakukan pada tahun 2020 dengan objek penelitian petani kakao.

Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Chintya Feby Aryana Putri (2017) yaitu sama-sama menggunakan variable bebas

yaitu umur petani, tingkat pendidikan, luas lahan, sumber informasi, dan

pengalaman berusahatani serta variable terikatnya ialah keputusan petani. Selain itu

pula, pada penelitian ini menggunakan metode penarikan responden dengan cara

acak sederhana atau simple random sampling.

Sedangkan perbedaan antara keduanya terletak pada penambahan variabel

bebas menurut Chintya Feby Aryana Putri yaitu variabel penjumlahan modal,

pendapatan, sistem penjualan dan sistem pembayaran. Selain itu, penelitian ini juga

26

Page 41: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

38

menggunakan analisis data kuantitatif untuk melihat hasil pendapatan petani. Serta

perbedaan mendasar antara keduanya yaitu perbedaan objek penelitian dan jangka

waktu pengamatan diantara keduanya. Chintya melakukan penelitian pada tahun

2017 dengan objek penelitian Petani Melon, sedangkan penelitian ini dilaksanakan

pada tahun 2020 dengan objek penelitian petani kakao.

Adapun kelebihan dari penelitian ini, dalam pengambilan data dilakukan

tidak hanya dengan wawancara saja, tetapi juga diobservasi sehingga data yang

diperoleh lebih objektif. Pengisian kuesioner wawancara dilakukan oleh peneliti

bersama dengan responden sehingga diperoleh data yang lebih akurat. Penelitian

ini telah berdasarkan standar penelitian menggunakan metode analisis deskriptif

kualitatif yang telah diterapkan sehingga hasil yang di dapatkan akurat, karena

peneliti sebelumnya telah melihat kondisi dan situasi lokasi penelitian. Hasil dari

penelitian ini dapat dijalankan oleh petani kakao Desa Porehu sehingga dapat

meningkatkan kinerja dan penghasilan dari petani.

Penelitian ini memiliki banyak kekurangan dikarenakan adanya

keterbatasan pada penulis. Adapun kekurangan dari penelitian ini, Metode

pengumpulan data hanya menggunakan data kuesioner wawancara. Variabel yang

digunakan dalam penelitian ini belum mewakili semua faktor-faktor yang

mempengaruhi tinbulnya kesenjangan terhadap petani kakao di Desa Porehu.

27

Page 42: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

39

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan ini menunjukkan bahwa kebanyakan

responden mempunyai usia produktif dalam usahatani kakao sehingga

pengambilan keputusan untuk bisa mempertahankan usahatani kakaonya semakin

baik. Secara umum, responden usia produktif mempunyai kemampuan fisik yang

lebih banyak dibandingkan dengan responden usia non produktif. Pemerintah

berperan penting dalam pengambilan keputusan tentang petani kakao di Desa

Porehu. Pemerintah daerah berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan

petani kakao, petani memberikan harapan besar kepada pemerintah untuk

keberlangsungan usahatani kakaonya, seperti pemberian pupuk, pestisida dan lain

sebagainya. Selain itu, pengalaman petani juga berperan penting dalam

pengambilan keputusan. Dari hasil penelitian rata-rata petani kakao di Desa Porehu

telah bertani kakao selama 21-25 tahun. Ini kemudian menjadi keputusan petani

untuk mempertahankan lahan pertaniannya.

5.2 Saran

1. Diharapkan petani dapat memanfaatkan pendampingan dari pemerintah dan

pengetahuan atau informasi yang diberikan penyuluh.

2. Bagi petani yang baru memutuskan untuk tetap berusaha tani kakao, agar

melakukan kerjasama dengan kelompok tani kakao, supaya lebih menjaga

keharmonisan dengan masing-masing anggotanya dan terjadi keselarasan dalam

melakukan segala aktifitas yang berguna untuk menunjang segala keperluan

kelompok tani kakao.

Page 43: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

40

DAFTAR PUSTAKA

Atmosudirjo. 2010. Pengambilan Keputusan. Ghalia Indonesia: Jakarta.

Anisah Mardiyah Hayati. 2017. Pengambilan Keputusan Petani untuk Tetap

Berusahatani Cabe Jamu di Kecamatan Bluto, Kabupaten Smenep.

Abdoel Djamali. 2000, Manajemen Usaha Tani. Depdiknas: Jakarta.

Chintya Feby Aryana Putri. 2017, Faktor-Faktor Pengambilan Keputusan Petani

Untuk Budidaya Melon Di Kecamatan Tanjunganom Kabupaten

Ngajuk.Fakultas Ilmu Sosial Dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya.

Daniel, M. 2002, Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara: Jakarta.

Gray, F dan Kamal. 2000, Pengantar Metode Penelitian. UI Press: Jakarta.

Heru Permata dan Fendria Sativa. 2016, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Keputusan Petani Dalam Pemanfaatan Lahan Rawa Lebak Pada Usahatani

Padi Sawah di Desa Pasar Terusan Kecamatan Muara Bulian Kabupaten

Batanghari. Fakultas Pertanian Universitas Jambi.

Hanson,S.O. 2005, Decision Theory,A Brief Introduction” Dari

http://home.abe.kth.se/~soh/decisiontheory.pdf.

Juli Hardiana. 2018, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Petani Dalam Mengikuti Program Asuransi Usahatani Padi AUTP) Di Kabupaten Tanjung

Jabung Timur.

Lies Sulistyowati. 2013, Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi

Keputusan Petani Mangga Terlibat Dalam Sistem Informal Dengan

Pandangan Pengepul. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.

Saragih. 2001, Agribisnis Paradigma Baru Pembangunan Baru Berbasis

Pertanian.Pustaka Wirausaha Muda. Bogor.

Tuti.2009, Sejarah Perkembangan Kakao. Kasinius: Yogyakarta.

Siregar, Tumpal HS. 2006, Budidaya Pengolahan Areal dan Pemasaran Coklat.

Penebar Swadaya: Jakarta.

Munthe.2012, Analisis Hubungan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan

Petani Padi Sawah Dalam Menggunakan Benih Menurut Sumber Benih di

Deli Serdang, Sumatra Utara.

Terry. 2000, Dasar-Dasar Manajemen, PT Bumi Aksara: Jakarta.

Zaenuddin, Baon. 2004, Produktivitas Tanaman Kakao. Kanisius: Yogyakarta.

Page 44: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

Puspita, R., et, al.2015, Pengaruh Produksi Domestik, Harga Kakao Internasional,

dan nilai tukar terhadap Ekspor kakao Indonesia Ke Amerika Serikat (Studi

Pada Ekspor Kakao Periode Tahun 2010-2013).

Soeharno. 2006, Teori Ekonomi Makro. Penerbit Andi. Yogyakarta.

29

Page 45: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

LAMPIRAN

Page 46: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

43

Lampiran 1. Contoh Kuesioner Wawancara Petani

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

JalanLatmacelling No. 19 Kota Palopo, Sulawesi Selatan

Telp (0471) 22111,Fax,0471-523055,Website: www.uncp.ac.id

PANDUAN WAWANCARA

Judul Penelitian : Keputusan Petani Mempertahankan Usahatani

Kakao Di Desa Porehu Kecamatan Porehu Kolaka

Utara.

Nama Peneliti : Ovic Paressa Nim 1602405110 No. Hp 085240749901

I. Identitas Responden

1. Nama :

2. Umur : 3. Jenis Kelamin :

4. Alamat :

5. Pendidikan Terakhir :

6. Pekerjaan :

II. Daftar Pertanyaan

1. Sudah berapa lama anda menjalankan usahatani kakao?

Jawab:...............................................................................................................

..........................................................................................................................

2. Faktor apa yang mempengaruhi minat anda dalam menjalankan usahatani

kakao?

Jawab:...............................................................................................................

..........................................................................................................................

3. Dimana anda menjalankan usahatani kakao?

Jawab:...............................................................................................................

..........................................................................................................................

4. Apa pentingnya dalam usahatani kakao?

Jawab:...............................................................................................................

..........................................................................................................................

5. Berapa luas lahan yang anda miliki?

Jawab:...............................................................................................................

..........................................................................................................................

Page 47: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

44

6. Dalam sebulan berapa kali anda melakukan pemanenan?

Jawab:...............................................................................................................

..........................................................................................................................

7. Apakah usahatani ini mata pencaharian utama anda?

Jawab:...............................................................................................................

..........................................................................................................................

8. Apa kendala anda dalam berusahatani kakao?

Jawab:...............................................................................................................

..........................................................................................................................

9. Apakah anda pernah beralih ke usahatani lain?

Jawab: .............................................................................................................

10. Apa yang menjadi pertimbangan anda sehingga anda memilih usahatani kakao?

Jawab:...............................................................................................................

..........................................................................................................................

11. Apa yang menjadi keputusan anda sehingga lebih memilih usahatani kokao?

Jawab:...............................................................................................................

..........................................................................................................................

12. Apa yang mempengaruhi keputusan anda dalam memilih usahatani kakao?

Jawab:...............................................................................................................

..........................................................................................................................

13. Apa yang menjadi motivasi anda untuk menjalankan usahatani kakao?

Jawab:...............................................................................................................

..........................................................................................................................

14. Apa yang menjadi keputusan anda memilih tempat untuk usahatani kakao

Jawab:...............................................................................................................

..........................................................................................................................

15. Bagaimana cara anda memperoleh informasi tentang usahatani kakao?

Jawab:...............................................................................................................

..........................................................................................................................

16. Apa harapan anda dalam menjalankan usahatani kakao?

Jawab:...............................................................................................................

Page 48: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

45

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

JalanLatmacelling No. 19 Kota Palopo, Sulawesi Selatan

Telp (0471) 22111,Fax,0471-523055,Website: www.uncp.ac.id

KUESIONER

Judul Penelitian : Keputusan Petani Mempertahankan Usahatani Kakao Di

Desa Porehu Kecamatan Porehu Kabupaten Kolaka Utara

Nama Peneliti : Ovic Paressa

NIM 1602405110

No. Hp : -

Petunjuk pengisian :

1. Kuesioner ini semata-mata untuk keperluan akademis, mohon di jawab dengar

benar.

2. Bacalah dan jawablah semua pertanyaan dengan teliti tanpa ada yang

terlewatkan, saya mengucapkan banyak terimakasih atas kerjasamanya

Ibu/Bapak yang telah meluangkan waktunya.

Identitas Responden

3. Nama :

4. Umur :

5. Jenis Kelamin :

6. Alamat :

7. Pendidikan Terakhir :

8. Pekerjaan :

Daftar Pertanyaan

A. Persepsi petani kakao

1. Apakah berusahatani kakao pekerjaan bapak?

a. Ya

b. Tidak

2. Apakah ada lahan kosong bapak?

a. Ya

b. Tidak

3. Apakah lahan bapak bisa di Tanami kakao?

a. Ya

b. Tidak

4. Apakah bapak mau menanami kakao?

a. Ya

b. Tidak

5. Apakah layak lahan kosong bapak untuk di Tanami kakao?

a. Ya

Page 49: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

46

b. Tidak

6. Apakah bibit yang bapak tanam adalah bibit yang unggul?

a. Ya

b. Tidak

7. Apakah bapak senang ketika tidak mengalami kegagalan panen?

a. Ya

b. Tidak

8. Apakah ketika bapak mengalami kegagalan panen, itu berpengaruh dengan

pendapatan bapak?

a. Ya

b. Tidak

9. Apakah perawatan tanaman kakao bapak memakai biaya banyak?

a. Ya

b. Tidak

10. Apakah bapak khawatir ketika harga kakao menurun?

a. Ya

b. Tidak

11. Apakah iklim mempengaruhi tanaman kakao bapak?

a. Ya

b. Tidak

12. Apakah bapak khawatir ketika tanaman bapak di serang oleh hama dan

penyakit?

a. Ya

b. Tidak

13. Apakah bapak rutin menyemprot tanaman kakao bapak?

a. Ya

b. Tidak

14. Apakah kegiatan berusahatani kakao selama ini mendapat bimbingan dari

penyuluh?

a. Ya

b. Tidak

15. Apakah ada kebijakan pemerintah terkait dengan usahatani kakao?

a. Ya

b. Tidak

16. Apakah ada keluarga yang membantu bapak dalam penanaman, perawatan,

dan pemanenan kakao?

a. Ya

b. Tidak

Page 50: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

47

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

JalanLatmacelling No. 19 Kota Palopo, Sulawesi Selatan

Telp (0471) 22111,Fax,0471-523055,Website: www.uncp.ac.id

PEDOMAN OBSERVASI

JudulPenelitian : Keputusan Petani Mempertahankan Usahatani Kakao di Desa

Porehu Kecamatan Porehu Kabupaten Kolaka Utara

NamaPeneliti : Ovic Paressa

NIM 1602405110

No. Hp : -

Dalam pengamatan (Observasi) yang dilakukan adalah mengamati pemanfaatan

lahan kosong untuk membudidayakan tanaman kakao di Desa Porehu Kecamatan

Porehu Kabupaten Kolaka Utara.

Tujuan

Untuk mengetahui petani dalam mengolah lahan kosong untuk pembudidayaan

komoditi tanaman kakao di Desa Porehu Kecamatan Porehu Kabupaten Kolaka

Utara.

Aspek yang diamati:

1. Tempat/lokasi

2. Pelaku/petani yang melakukan pembudiyaan tanaman kakao

3. Sarana dan prasarana pembudidayaan tanaman kakao

No Aspek yang di amati Kondisi

1 Lokasi

a. Kelayakan

b. Jarak

a. Baik

b. Sedang

c. Buruk

a. Baik b. Sedang

c. Buruk

2 Petani kakao a. Kinerja petani

a. Baik b. Sedang c. Buruk

Page 51: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

48

3 Sarana dan Prasarana a. Bibit

a.

Baik b. Sedang

c. Buruk

b. Cangkul a. Baik

b. Sedang

c. Buruk

c. Skop a. Baik

b. Sedang

c. Buruk

4 Transportasi a. b.

Baik

Sedang c. Buruk

Page 52: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

Lampiran 2. Karakteristik Petani Di Desa Porehu Kecamatan Porehu Kabupaten Kolaka Utara

Petani Umur

(Tahun)

JenisKelamin Tingkat Pendidikan PengalamanBerusaha

tani (Tahun)

JumlahTanggungan Status KepemilikanLahan

1 25 Laki-Laki SD 25 2 MilikSendiri

2 31 Laki-Laki SMP 11 3 MilikSendiri

3 35 Laki-Laki SD 21 1 MilikSendiri

4 38 Laki-Laki SD 12 1 MilikSendiri

5 33 Laki-Laki SMA 18 2 MilikSendiri

6 39 Laki-Laki SD 22 5 MilikSendiri

7 53 Laki-Laki SD 20 4 MilikSendiri

8 41 Laki-Laki SMP 20 2 MilikSendiri

9 32 Laki-Laki SI 10 3 MilikSendiri

10 54 Laki-Laki SD 30 2 MilikSendiri

11 45 Laki-Laki SMA 18 4 MilikSendiri

12 38 Laki-Laki SI 20 1 MilikSendiri

13 41 Laki-Laki SMA 26 1 MilikSendiri

14 48 Laki-Laki SD 25 3 MilikSendiri

15 40 Laki-Laki SMP 22 2 MilikSendiri

16 34 Laki-Laki SMP 17 3 MilikSendiri

17 46 Laki-Laki SMP 23 2 MilikSendiri

18 38 Laki-Laki SMP 20 6 MilikSendiri

19 28 Laki-Laki SMA 7 4 MilikSendiri

20 56 Laki-Laki SMP 12 2 MilikSendiri

21 57 Laki-Laki SMP 14 4 MilikSendiri

22 39 Laki-Laki SMP 22 5 MilikSendiri

23 41 Laki-Laki SI 10 1 MilikSendiri

24 40 Laki-Laki SMP 25 2 MilikSendiri

25 55 Perempuan SD 19 4 MilikSendiri

26 41 Perempuan SMP 14 1 MilikSendiri

27 43 Perempuan SMP 13 2 MilikSendiri

28 46 Perempuan SMA 18 3 MilikSendiri

Jumlah 1,157 - - 514 75 MilikSendiri

Rata-Rata 41.32 - - 14.4 2.7

Page 53: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

50

Lampiran 3. Dokumentasi penelitian

Gambar 1: Pengambilan data responden petani

Gambar 2: Pengambilan data responden Bapak Jum

Page 54: KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO …

51

Gambar 3: Pengambilan data responden Bapak Rasya

Gambar 4: Pengambilan data responden Bapak Parhan