FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN...

128
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI WANITA TANI DALAM USAHATANI KAKAO (Kasus di Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah) CONNY NAOMI MANOPPO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

Transcript of FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN...

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

PARTISIPASI WANITA TANI DALAM USAHATANI KAKAO

(Kasus di Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah)

CONNY NAOMI MANOPPO

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2009

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

SURAT PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Partisipasi Wanita Tani dalam Usahatani Kakao (Kasus di Kecamatan

Palolo Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah) adalah karya saya dengan

arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada

perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya

yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan

dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Agustus 2009

Conny Naomi Manoppo NIM. I 351070101

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

ABSTRACT

CONNY NAOMI MANOPPO. Factors Correlated to Participation of the Woman Farmers in Cacao Cultivation in Palolo District of Donggala in Central Sulawesi. Supervised by RICHARD W.E. LUMINTANG and IGN. DJOKO SUSANTO The objectives of the study were: (1) to identify the level of participation of woman farmers in cacao cultivation; (2) to identify the internal factors correlated to the participation of the woman farmers in cacao; and (3) to identify the external factors correlated to the participation of woman in cacao cultivation. The study was conducted at three village namely survey methods and observations village of: 1) Bahagia, 2) Berdikari and 3) Bunga, of Palolo District of Donggala in Central Sulawesi. A sample of 45 woman farmers were randomly selected, 15 women per village. Survey method and field observation were applied to collect data. The analysis was done by Pearson correlation test. The important results are: internal characteristics showed by the woman farmers is categorized as low namely: farming experience and cosmopoliteness. Categories are: age, number of dependent family, the motivation, the role of domestic and productive roles. Highest category are: formal education, aspirations, and decision making. External characteristics of the woman farmers is categorized as low: extension. Highest category are: culture, availability of labor, business climate, market opportunities and the role of her husband. Participation of woman farmers who are considered low: fertilization and financial records. Participation of woman farmers which are considered are: tree planting protective, planting, pruning, pest and disease control, harvesting, post harvest and fermentation, marketing, and entrepreneurship. Participation of woman farmers which are classified as high are cleaning the land, seedling, soil sanitation, sorting and packing. The internal factors correlated to the participation of woman farmers in cacao is motivation, cosmopoliteness, and the role of productive land in the cacao. External factors has correlated to the participation of woman farmers in cacao significants are: culture, availability of labor and business climate. Keywords: participation, cacao cultivation, cosmopoliteness

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

RINGKASAN CONNY NAOMI MANOPPO. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Wanita Tani dalam Usahatani Kakao Kasus di Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah. Dibimbing oleh: RICHARD W.E. LUMINTANG dan IGN. DJOKO SUSANTO.

Salah satu faktor penggerak dalam pembangunan pertanian adalah

sumberdaya manusia (wanita tani). Karena untuk menghasilkan produk agribisnis yang berdaya saing tinggi diperlukan tenaga kerja (SDM) yang memiliki pengetahuan dan keterampilan. Wanita sebagai salah satu sumber tenaga kerja dalam keluarga harus diberdayakan dalam rangka meningkatkan potensi dan kemampuannya. Kegiatan penyuluhan yang merupakan bentuk pendidikan non formal merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan dalam rangka pemberdayaan wanita sehingga mereka dapat meningkatkan partisipasinya dalam kegiatan usahatani kakao. Pengelolaan usahatani secara tepat dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan rumah tangga wanita tani.

Penelitian bertujuan: (1) mengidentifikasi tingkat partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao; (2) mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao; dan (3) mengidentifikasi faktor-faktor eksternal yang berhubungan dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao.

Penelitian dilakukan dengan metode survey di 3 (tiga) desa, yaitu Desa Bahagia, Berdikari dan Bunga Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah. Unit analisis adalah populasi wanita tani kakao, yaitu sebanyak 45 orang masing-masing 15 orang per desa. Alat analisis yang digunakan adalah uji korelasi Pearson.

Karakteristik internal wanita tani kakao yang ditemukan: umur tergolong sedang, berpendidikan tinggi, besarnya jumlah keluarga tergolong sedang, pengalaman usahatani kakao rendah, motivasi berusahatani kakao sedang, memiliki aspirasi tinggi, mempunyai sifat kekosmopolitan yang rendah, keterlibatan dalam proses pengambilan keputusan dalam rumah tangga dikategorikan tinggi dan alokasi waktu (peran domestik dan peran produktif) berada pada kategori sedang.

Karakteristik eksternal wanita tani kakao yang dikategorikan tinggi adalah budaya, ketersediaan tenaga kerja, iklim usaha, peluang pasar dan peran atau dorongan dari suami untuk berpartisipasi dalam usahatani kakao. Karakteristik eksternal wanita tani yang dikategorikan rendah adalah: intensitas keikutsertaan dalam penyuluhan.

Secara umum partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao tergolong sedang. Partisipasi wanita tani yang dikategorikan tinggi adalah: pembersihan lahan, pembibitan, sanitasi lahan, penyortiran dan pengepakan. Partisipasi wanita tani yang dikategorikan sedang adalah: penanaman pohon pelindung, penanaman pohon kakao, pemangkasan, pengendalian hama dan penyakit, panen, pasca panen dan fermentasi, pemasaran, serta kewirausahaan. Partisipasi wanita tani yang dikategorikan rendah adalah: pemupukan, dan pencatatan/pengaturan keuangan (book keeping).

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor internal yang berhubungan tidak nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah: umur, tingkat pendidikan, besarnya jumlah keluarga, pengalaman berusahatani, aspirasi, pengambilan keputusan, dan peran domestik. Faktor internal yang berhubungan nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah: sifat kekosmopolitan. Faktor internal yang berhubungan sangat nyata dengan partisipasi wanita dalam usahatani kakao adalah motivasi, dan peran produktif. Faktor eksternal yang berhubungan tidak nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah: penyuluhan, peluang pasar dan peran/dorongan suami. Faktor eksternal yang berhubungan nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah: iklim usaha. Faktor eksternal yang berhubungan sangat nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah: budaya, dan ketersediaan tenaga kerja.

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2009 Hak Cipta dilindung Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumberdaya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

PARTISIPASI WANITA TANI DALAM USAHATANI KAKAO

(Kasus di Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah)

CONNY NAOMI MANOPPO

Tesis Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Magister Sains pada Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2009

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr. Ir. Basita G. Sugihen, MA

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

Judul Tesis Nama NIM

: : :

Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Partisipasi Wanita Tani dalam Usahatani Kakao (Kasus di Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah) Conny Naomi Manoppo I 351070101

Disetujui

Komisi Pembimbing

Ir. Richard W.E. Lumintang, M.SEA Prof (Ris).Dr. Ign.Djoko Susanto, SKM Ketua Anggota

Diketahui Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Ilmu Penyuluhan Pembangunan Dr. Ir. Siti Amanah, M.Sc Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS

Tanggal Ujian: 13 Juli 2009 Tanggal Lulus:

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

PRAKATA

Segala puji syukur, hormat, limpah terima kasih hanya bagi Tuhan Yesus

Kristus yang merupakan sumber berkat dan kekuatan karena atas kasih dan

anugerahNya serta hikmat dan kekuatan dari Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis penelitian dengan judul: Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Partisipasi Wanita Tani dalam Usahatani Kakao (Kasus di Kecamatan

Palolo Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah).

Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

Magister Sains pada Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan (PPN)

Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Kegiatan pengumpulan data untuk

penulisan tesis ini dilaksanakan di Desa Bahagia, Berdikari dan Bunga Kecamatan

Palolo Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah.

Penulis banyak mendapatkan dukungan dan bantuan baik berupa moril

maupun materiil serta kemudahan-kemudahan dari berbagai pihak, baik dalam

penyelesaian studi, penelitian maupun penyusunan tesis. Pada kesempatan ini,

penulis mengucapkan terima kasih pada:

1. Ir. Richard W.E. Lumintang, M.SEA selaku ketua komisi pembimbing dan

Prof (Ris). Dr. Ign. Djoko Susanto, SKM selaku anggota komisi pembimbing

atas saran dan bimbingannya dalam penyusunan tesis ini;

2. Dr. Ir. Basita G. Sugihen, MA yang sudah bersedia menjadi Penguji luar

komisi;

3. Departemen Pertanian melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

yang telah memberikan dukungan beasiswa dan bantuan biaya penelitian;

4. Papi, Mami, Papa (Alm) dan Mama yang memberikan dukungan moril dan tak

pernah putus asa dalam berdoa untuk kesuksesan penulis;

5. Suamiku Jeremi Kristovel Kairupan dan anakku Reynaldo Christo Kairupan

yang penulis kasihi dan sayangi, yang telah berkorban dan memberikan

motivasi yang tiada hentinya agar penulis dapat menyelesaikan penyusunan

tesis ini;

6. Kakak-kakak dan adik-adikku yang tak pernah lelah memberikan dukungan,

bantuan dan doa bagi keberhasilan penulis;

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

7. Dr. Ir. Siti Amanah, M.SC selaku Ketua Program Studi Ilmu Penyuluhan

Pembangunan;

8. Anshar, SP selaku Koordinator PPL pada Balai Penyuluhan Pertanian

Bahagia, Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala, dan Ibu Jamilah yang telah

membantu dalam pengumpulan data primer di lokasi penelitian;

9. Para Dosen dan staf (Mba Desi dan Mas Kodir) pada Program Studi Ilmu

Penyuluhan Pembangunan (PPN) atas segala dukungan dan motivasi yang

diberikan selama penulis menuntut ilmu; dan

10. Rekan-rekan mahasiswa pada Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan

(PPN) khususnya angkatan 2007 (Lisbet, Pepi, Diarsi, Sonya, Djujur, Amin,

Yusuf, Kartono, Hendro, dan Alam), yang telah memberikan dukungan dan

motivasi bagi penulis selama proses perkuliahan sampai penyelesaian tesis.

Semoga tesis ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya.

Bogor, Agustus 2009

Conny N. Manoppo

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Palu pada tanggal 7 Oktober 1969 dari pasangan Bapak

Ronny E. Manoppo dan Ibu Frieda J. Manoppo-Tombeg. Penulis adalah anak ke

empat dari lima bersaudara.

Tahun 1988 penulis lulus dari SMA Negeri 2 Palu dan pada tahun yang

sama lulus seleksi masuk Universitas Tadulako Palu melalui ujian seleksi

penerimaan mahasiswa baru (SIPENMARU). Penulis memilih Jurusan Budidaya

Pertanian Fakultas Pertanian. Kesempatan untuk melanjutkan ke program

magister pada Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB) Program

Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan diperoleh pada tahun 2007. Beasiswa

pendidikan pascasarjana diperoleh dari Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian Departemen Pertanian.

Penulis bekerja sebagai peneliti di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

(BPTP) Sulawesi Tengah sejak tahun 1996 dengan bidang kepakaran budidaya

tanaman.

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL .............................................................................. DAFTAR GAMBAR ......................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... PENDAHULUAN Latar Belakang ................................................................................ Rumusan Masalah ........................................................................... Tujuan Penelitian ........................................................................... Kegunaan Penelitian ....................................................................... TINJAUAN PUSTAKA Partisipasi ....................................................................................... Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi ..................... Wanita Tani ..................................................................................... Peranan Wanita .............................................................................. Usahatani ........................................................................................ KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir .......................................................................... Hipotesis ......................................................................................... METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian ...................................................................... Waktu dan Lokasi Penelitian .......................................................... Populasi dan Sampel ...................................................................... Data dan Instrumen ...................................................................... Analisis Data .................................................................................. Definisi Operasional ......................................................................

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Geografis dan Ekonomi ........................................... Karakteristik Internal dan Eksternal Wanita Tani ......................... Partisipasi Wanita Tani dalam Usahatani Kakao ......................... Uji Hipotesis .................................................................................. Hubungan Antara Faktor-Faktor Internal dengan Partisipasi Wanita Tani dalam Usahatani Kakao ............................................ Hubungan Antara Faktor-Faktor Eksternal dengan Partisipasi Wanita Tani dalam Usahatani Kakao ............................................

xii

xiii

xiv

1345

613282932

3640

414141414344

48526371

71

80

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ................................................................................... Saran ............................................................................................. DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... LAMPIRAN .......................................................................................

8989

90

95

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

DAFTAR GAMBAR Halaman

1. Kerangka Berpikir Hubungan antar Peubah Berkaitan dengan

Partisipasi Wanita Tani dalam Usahatani Kakao.......................

39

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

DAFTAR TABEL Halaman

1. Luas Lahan Sawah dan Jenis Pengairannya, Tadah Hujan di Kecamatan Palolo Tahun 2007 (ha) ..........................................

2. Luas Lahan Kering di Kecamatan Palolo Tahun 2007 (ha) ......... 3. Deskripsi Faktor Internal Wanita Tani dalam Usahatani Kakao

di Kecamatan Palolo ....................................................... 4. Deskripsi Faktor Eksternal Wanita Tani dalam Usahatani

Kakao di Kecamatan Palolo ...................... 5. Deskripsi Faktor Partisipasi Wanita Tani dalam Usahatani

Kakao di Kecamatan Palolo .......................... 6. Korelasi Faktor Internal Wanita Tani dengan Partisipasi Wanita

Tani dalam Usahatani Kakao di Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala ...................................................................

7. Korelasi Faktor Eksternal Wanita Tani dengan Partisipasi Wanita Tani dalam Usahatani Kakao di Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala .....................................................

5050

53

60

64

73

81

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

DAFTAR LAMPIRAN Halaman

1. Jadwal Penelitian ..................................................................... 2. Peta Kabupaten Donggala ......................................................... 3. Dokumentasi Penelitian ............................................................ 4. Kuisioner Penelitian ...................................................................

95969798

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kakao merupakan komoditas unggulan nasional dan daerah, karena

merupakan komoditas ekspor non migas yang berfungsi ganda yaitu sebagai

sumber devisa negara dan menunjang Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Permintaan pasar kakao dunia dan harga kakao internasional saat ini cukup tinggi

(meskipun berfluktuasi mengikuti pergerakan kurs dolar AS), sehingga menjadi

momentum yang baik untuk dimanfaatkan oleh petani dan pelaku usaha

(masyarakat agribisnis). Komoditas ini merupakan sumber devisa dan menunjang

Pendapatan Asli Daerah (PAD), namun produktivitas tanaman kakao masih

tergolong rendah sehingga berimplikasi pada tingkat kesejahteraan dan

pendapatan petani kakao yang juga rendah.

Selama 10 tahun terakhir, luas pertanaman kakao di Indonesia meningkat

pesat. Tahun 1998 luas pertanaman kakao di Indonesia mencapai 570.000 ha,

lebih dari 50% luas areal tersebut terdapat di Pulau Sulawesi. Luas tanaman

kakao di Sulawesi Tengah pada tahun 2001 mencapai 83.732 ha, yang terdiri atas

4.689 ha perkebunan besar dan 79.043 ha perkebunan rakyat, dengan rata-rata

produksi 1,41 ton/ha (BPS Sulawesi Tengah, 2002). Luas pertanaman kakao di

Kabupaten Donggala selama tiga tahun (2004 - 2007) meningkat sebesar 139,85

ha dari 47.785,5 ha pada tahun 2004 menjadi 47.925,35 tahun 2007 namun jumlah

produksi yang dihasilkan menurun dari 0,90 ton/ha menjadi 0,43 ton/ha (BPS

Sulawesi Tengah, 2008).

Luas pertanaman kakao di Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala tahun

2007 adalah 7.513 ha dengan jumlah produksi rata-rata 0.63 ton/ha (Dinas

Perkebunan Sulawesi Tengah, 2008). Padahal jika dikelola dengan baik, potensi

produksi kakao tersebut dapat mencapai 2 – 3 ton/ha/thn.

Rendahnya produktivitas kakao tersebut erat kaitannya dengan sumberdaya

manusia (SDM) petani dan minimnya tenaga penyuluh lapangan. Sistem

pengelolaan tanaman yang tidak optimal juga mengakibatkan produksi kakao

tidak memenuhi harapan petani. Jika kondisi ini dibiarkan berlanjut, akan

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

2

berdampak negatif terhadap pendapatan petani dan produktivitas lahan, yang pada

akhirnya dapat memupuskan harapan Indonesia yang tengah mempersiapkan diri

sebagai pemain utama dalam agribisnis kakao dunia.

Berbagai faktor penggerak dalam pembangunan pertanian diperlukan dalam

rangka memenuhi harapan tersebut di atas. Faktor-faktor penggerak dalam

pembangunan pertanian yakni: sumberdaya alam, sumberdaya manusia, teknologi,

dan kelembagaan. Keempat faktor tersebut saling menunjang. Jika salah satu

faktor tersebut tidak ada atau tidak sesuai maka kegiatan yang dilakukan tidak

dapat memberi hasil yang diharapkan. Produk agribisnis yang berdaya saing

tinggi dapat dihasilkan melalui dukungan teknologi, struktur agribisnis yang

integratif, tenaga kerja (SDM) yang memiliki pengetahuan dan keterampilan, serta

permodalan yang kuat. Sumberdaya manusia sebagai salah satu faktor penggerak

pembangunan pertanian mempunyai peranan yang sangat penting termasuk di

dalamnya adalah wanita.

Wanita merupakan bagian integral dari masyarakat dan mempunyai peran

yang sangat penting, baik itu dalam ruang lingkup kehidupan yang terkecil yaitu

keluarga, maupun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Tugas dan fungsi mereka selain mengurus rumah tangga juga berperan membantu

suami dalam berusahatani. Keterlibatan wanita dalam berusahatani khususnya

kakao mencakup pada semua aspek budidaya kakao mulai pembebasan/

pembersihan lahan sampai pemasaran. Namun keberadaan atau kehadiran wanita

justru sering diabaikan dalam kegiatan pembangunan pertanian terutama dalam

kegiatan penyuluhan. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan selama ini belum

mengikutsertakan wanita sebagai komponen penting dalam aktivitas usahatani.

Wanita sebagai salah satu anggota keluarga harus diberdayakan dalam

rangka meningkatkan potensi dan kemampuannya sehingga berdampak pada

peningkatan kualitas keluarga terutama kontribusinya bagi peningkatan

pendapatan keluarga. Kegiatan penyuluhan yang merupakan bentuk pendidikan

nonformal merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan dalam rangka

pemberdayaan masyarakat termasuk pemberdayaan wanita. Kegiatan penyuluhan

bertujuan untuk mengubah perilaku sasaran yaitu adanya peningkatan

pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Keterlibatan wanita dalam kegiatan

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

3

penyuluhan diharapkan akan dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan

keterampilannya dalam berusahatani sehingga dapat meningkatkan partisipasinya

dalam kegiatan usahatani kakao. Pengelolaan usahatani secara tepat dapat

meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka.

Keterlibatan wanita secara langsung maupun tidak langsung dalam

peningkatan pendapatan keluarga dan produktivitas usahatani kakao di Kabupaten

Donggala Provinsi Sulawesi Tengah merupakan salah satu potensi yang harus

dikembangkan. Oleh karena itu sangat diperlukan upaya-upaya untuk

meningkatkan keterampilan wanita tani kakao sehingga dapat meningkatkan

produktivitas usahanya. Sumbangan tenaga kerja dan pendapatan dari wanita

sangat penting dalam mendukung kesejahteraan dan kemajuan keluarga tani.

Secara psikologis, wanita membutuhkan aktualisasi diri demi

pengembangan dirinya yang pada akhirnya berdampak positif terhadap

peningkatan kesejahteraan keluarga. Aktualisasi ini dapat dilakukan melalui

pembelajaran life-skill dengan memadukan potensi yang dimilikinya, merangsang

pemasaran hasil produksi, mendorong penciptaan modal, dan mengembangkan

sikap menghargai kerja.

Sumber tenaga kerja yang terlibat dalam usahatani kakao rata-rata berasal

dari dalam keluarga. Salah satunya adalah wanita yang merupakan istri dari

kepala rumah tangga. Dengan demikian keterlibatan wanita (istri) sebagai salah

satu sumber tenaga kerja tidak dapat diabaikan.

Peran aktif wanita dalam kegiatan usahatani kakao dan upaya peningkatan

kualitas partisipasi wanita dalam berusahatani kakao dapat dipahami melalui

penelitian secara mendalam tentang faktor-faktor yang diduga berhubungan

dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao.

Rumusan Masalah

Pembangunan pertanian adalah landasan dari pembangunan ekonomi

maupun sosial, dan dalam hal ini sumberdaya manusia sangatlah berpengaruh

bagi keberhasilan pembangunan. Keberhasilan pembangunan pertanian sangat

ditentukan oleh peran aktif dari petani dan anggota keluarganya termasuk isteri

sebagai wanita tani.

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

4

Kakao merupakan salah satu komoditas unggulan di Kecamatan Palolo

Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah. Namun produktivitas dan

kesejahteraan petani kakao masih memprihatinkan dan masih jauh dari yang

diharapkan. Hal ini diduga terkait dengan partisipasi petani pada penerapan

usahatani kakao. Usahatani ini melibatkan tenaga kerja dalam keluarga baik

suami, isteri maupun anak. Wanita mempunyai peranan yang cukup besar bagi

kelangsungan ekonomi dan kesejahteraan rumah tangga. Hal ini ditunjukkan oleh

peran ganda wanita yakni sebagai ibu rumah tangga dan keterlibatan wanita dalam

sektor produksi terutama pada sektor produksi pertanian.

Wanita mungkin tidak selalu bahkan boleh dikata tidak pernah menghadiri

”pertemuan desa dan kegiatan lainnya termasuk kegiatan penyuluhan” bersama

suaminya. Tetapi pengaruhnya tetap melekat pada para suami. Minat dan sikap

juga tenaga kerjanya, dapat menentukan kegiatan produksi yang akan dihasilkan

terutama produksi dari lahan usahataninya.

Peranan wanita di perdesaan sudah diketahui secara umum tidak hanya

mengurusi rumah tangga sehari-hari, tetapi tenaga dan pikirannya juga terlibat

dalam berbagai kegiatan usahatani. Walaupun terdapat variasi partisipasi wanita

pada sektor pertanian, tergantung dari daerah, strata, sosial budaya dan agama

setempat, namun status sosial wanita menjadi meningkat apabila wanita

mempunyai kemampuan mandiri dalam mencari nafkah.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka rumusan masalah penelitian ini

adalah:

1. Bagaimana tingkat partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao?

2. Faktor internal apa saja yang berhubungan dengan partisipasi wanita tani

dalam usahatani kakao?

3. Faktor eksternal apa saja yang berhubungan dengan partisipasi wanita tani

dalam usahatani kakao?

Tujuan Penelitian

Sejalan dengan permasalahan di atas maka tujuan penelitian adalah:

1. Mengidentifikasi tingkat partisipasi wanita dalam usahatani kakao.

2. Mengidentifikasi faktor-faktor internal yang berhubungan dengan partisipasi

wanita tani dalam usahatani kakao

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

5

3. Mengidentifikasi faktor-faktor eksternal yang berhubungan dengan partisipasi

wanita tani dalam usahatani kakao

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat dan kegunaan sebagai berikut:

1. Sebagai dasar bagi pengambil kebijakan untuk menetapkan sasaran

penyuluhan pertanian dengan lebih akurat.

2. Sebagai bahan dalam penyusunan program penyuluhan pertanian, agar dapat

menentukan program penyuluhan yang perlu dilakukan terhadap wanita tani,

sehingga dapat diketahui arah dan materi penyuluhan yang dibutuhkan wanita

tani khususnya usahatani kakao.

3. Sebagai informasi dasar untuk penelitian yang lebih luas dalam

pengembangan penyuluhan pertanian kakao.

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

6

TINJAUAN PUSTAKA

Partisipasi

Partisipasi masyarakat (Community participation) adalah suatu bentuk

interaksi sosial yang menjadi perhatian dan bahan kajian sosiologi dan beberapa

disiplin ilmu lain. Sebagai suatu istilah, partisipasi mempunyai berbagai

pengertian dan batasan. Dusseldorp (1981) yang dikutip oleh Saardi (2000)

menyatakan bahwa partisipasi di tingkat masyarakat perdesaan adalah bentuk

interaksi dan komunikasi khas, yaitu berbagi dalam kekuasaan dan tanggung

jawab. Selanjutnya dikatakan bahwa partisipasi sebagai pengambilan bagian

dalam kegiatan bersama (taking part in joint action).

Partisipasi erat hubungannya dengan kegiatan pembangunan. Partisipasi

tidak hanya sebatas keikutsertaan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan

secara fisik tetapi juga keterlibatan secara kejiwaan. Hal ini sejalan dengan

pendapat Swasono (1995) bahwa partisipasi tidaklah hanya pada tahap

pelaksanaan pembangunan saja, tetapi meliputi seluruh spektrum pembangunan

tersebut yang dimulai dari tahap menggagas rencana kegiatan hingga memberikan

umpan balik terhadap gagasan rencana yang telah dilaksanakan.

Budiono (2002) menyatakan terdapat beberapa unsur penting yang

merupakan eksistensi dari partisipasi, yaitu: (1) dalam partisipasi terdapat unsur

keterlibatan mental dan emosional individu yang berpartisipasi; (2) dalam

partisipasi terdapat unsur ketersediaan memberikan kontribusi atau sumbangan

untuk mencapai tujuan bersama, dan dilakukan secara suka rela; (3) dalam

partisipasi diikuti oleh rasa tanggung jawab terhadap kegiatan yang dilakukan

dalam usaha mencapai tujuan bersama; dan (4) tingkat partisipasi ditentukan oleh

kadar keterlibatan masyarakat untuk menentukan segala sesuatu sendiri, tidak

ditentukan oleh pihak lain.

Partisipasi dalam lingkup sosial dan masyarakat adalah pengembangan

sejumlah metode partisipasi yang lebih luas untuk penilaian, perencanaan,

pemantauan, pelatihan dan pembangunan kesadaran. Tekanannya lebih pada

pentingnya partisipasi bukan saja agar pihak lain bertanggung gugat tidak sekedar

memberikan laporan tetapi juga menyertakan pembuktian atas segala sesuatu yang

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

7

dikerjakan. Partisipasi juga merupakan suatu proses pengembangan diri, mulai

dari artikulasi kebutuhan tingkat bawah dan prioritasnya, serta membangun

bentuk organisasi rakyat. Partisipasi mencakup bidang pengetahuan dan tindakan

langsung, bukan sekadar perwakilan dan pertanggunggugatan (akuntabilitas),

(Rosni, 2003).

Pengertian partisipasi menurut Cohen dan Uphoff (1977) adalah keterlibatan

aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan tentang apa yang akan

dilakukan dan bagaimana cara kerjanya, keterlibatan masyarakat dalam

pelaksanaan program dan pengambilan keputusan yang telah ditetapkan melalui

sumbangan sumberdaya atau bekerja sama dalam suatu organisasi, keterlibatan

masyarakat menikmati manfaat dari pembangunan serta dalam evaluasi

pelaksanaan program.

Definisi di atas mengacu pada pengertian partisipasi sebagai keterlibatan

aktif masyarakat pada 4 (empat) tahap kegiatan yang dimulai dari tahap proses

pengambilan keputusan tentang rencana kegiatan, tahap pelaksanaan kegiatan,

tahap menikmati hasil, dan tahap evaluasi pelaksanaan kegiatan. Biasanya

keterlibatan aktif masyarakat dalam bentuk keterlibatan fisik, material dan sikap

(Cohen dan Uphoff, 1977).

Partisipasi dalam tahap pengambilan keputusan/perencanaan dibedakan atas

3 (tiga) kegiatan yakni: (1) pada saat penentuan keputusan awal mengenai

kegiatan dengan memperhatikan keperluan dan prioritas kegiatan yang akan

dikerjakan; (2) ikut serta secara terus menerus dalam setiap proses pengambilan

keputusan; serta (3) ikut serta dalam merumuskan keputusan mengenai rencana

kerja. Partisipasi dalam tahap pelaksanaan dibedakan dalam 3 (tiga) kegiatan

yakni: (1) sumbangan sumberdaya yang berupa sumbangan tenaga dengan ikut

bekerja dalam program, sumbangan materi dan atau informasi, (2) terlibat dalam

kegiatan administrasi dan koordinasi, serta (3) ikut serta sebagai peserta dari

program yang dilaksanakan. Partisipasi dalam tahap evaluasi merupakan tahap

yang penting bagi para pengambil keputusan untuk memperoleh masukan

mengenai pelaksanaan program. Partisipasi dalam tahap menikmati manfaat

mencakup: (1) keuntungan materiil yang berupa meningkatnya pendapatan dan

konsumsi, baik dalam bentuk jumlah maupun distribusinya merata, (2)

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

8

keuntungan sosial antara lain meningkatnya pendidikan dan terberantasnya buta

huruf; (3) keuntungan perorangan, antara lain berupa kemampuan status sosial

seseorang serta meningkatnya kekuasaan politik (Cohen dan Uphoff, 1977).

Selain tahap partisipasi, terdapat pula tiga dimensi partisipasi yang harus

diperhatikan antara lain (1) bentuk partisipasi apa yang dilakukan (What), (2)

siapa yang terlibat dalam kegiatan partisipasi (who), dan (3) bagaimana partisipasi

itu berlangsung (How) (Cohen dan Uphoff, 1977). Menurut Dusseldorp seperti

yang dikutip oleh Slamet (1993), partisipasi dapat diklasifikasikan berdasarkan

sembilan dasar yang terpisah satu sama lainnya yaitu (1) partisipasi berdasarkan

derajat kesukarelaan yang terbagi atas partisipasi bebas dan partisipasi terpaksa,

(2) partisipasi berdasarkan cara keterlibatan yang terbagi atas partisipasi langsung

dan partisipasi tidak langsung, (3) partisipasi berdasarkan keterlibatan di dalam

berbagai tahap dalam proses pembangunan terencana, terdiri atas enam langkah

yaitu perumusan tujuan, penelitian, persiapan rencana, penerimaan rencana,

pelaksanaan dan penilaian, (4) partisipasi berdasarkan tingkatan organisasi,

terbagi atas partisipasi yang terorganisasi dan partisipasi yang tidak terorganisasi,

(5) partisipasi berdasarkan intensitas dan frekuensi kegiatan, (6) partisipasi

berdasarkan lingkup liputan kegiatan, terbagi atas partisipasi tidak terbatas, dan

partisipasi terbatas, (7) partisipasi berdasarkan efektifitas, terbagi atas partisipasi

efektif dan partisipasi tidak efektif, (8) partisipasi berdasarkan siapa yang terlibat.

Partisipasi dalam pembangunan dapat diartikan sebagai ikut sertanya

masyarakat dalam pembangunan, ikut dalam kegiatan-kegiatan dan ikut serta

dalam memanfaatkan hasil, serta menikmati hasil-hasil pembangunan yang nyata.

Partisipasi masyarakat sangat mutlak demi berhasilnya pembangunan. Slamet

(1993) menyatakan bahwa, berdasarkan pengertian tentang partisipasi dalam

pembangunan, maka partisipasi dalam pembangunan dapat dibagi menjadi 5

(lima) jenis:

1. Ikut memberi input proses pembangunan, menerima imbalan atas input

tersebut dan ikut menikmati hasilnya.

2. Ikut memberi input dan menikmati hasilnya

3. Ikut memberi input dan menerima imbalan tanpa ikut menikmati hasil

pembangunan secara langsung.

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

9

4. Menikmati /memanfaatkan hasil pembangunan tanpa ikut memberi input.

5. Memberi input tanpa menerima imbalan dan tidak menikmati hasilnya

Tanpa partisipasi masyarakat, setiap pembangunan dinilai tidak berhasil. Oleh

karena itu penting sekali untuk memikirkan dan mengusahakan peningkatan

partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

Meningkatkan partisipasi masyarakat harus dilakukan dengan cara

meningkatkan keterlibatan warga secara langsung dalam pengambilan keputusan

oleh perseorangan atau kelompok dalam suatu kegiatan. Peningkatan partisipasi

masyarakat tidak hanya berhenti pada tahap perumusan rencana dan pelaksanaan

program, tetapi juga menyangkut aspek pengambilan keputusan. Perluasan

partisipasi masyarakat merupakan bagian dari pendekatan pembangunan yang

mencakup peningkatan kepribadian atau kualitas manusia baik perorangan

maupun masyarakat. Masyarakat memiliki identitas yang kolektif sifatnya. Oleh

karena itu pembangunan masyarakat harus mencakup pembangunan kolektif

(Oepen, 1988)

Strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat

khususnya di wilayah perdesaan adalah dengan mengelola secara komprehensif

kesempatan, kemampuan dan kemauan masyarakat untuk berpartisipasi dalam

pembangunan sesuai dengan potensi dan kondisi perdesaan yang bersangkutan.

Kemampuan seseorang sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, keterampilan dan

juga sikap mental. Pengetahuan dan pengertian tentang pembangunan sampai

pada seluk beluk pelaksanaannya sangat perlu bagi masyarakat sehingga mereka

dapat cepat tanggap terhadap kesempatan yang ada. Pengetahuan tentang adanya

potensi di lingkungannya yang dapat dikembangkan atau dibangun sangat penting

artinya. Demikian pula pengetahuan dan keterampilan tentang teknologi tepat

guna yang dapat dimanfaatkan dalam mengembangkan sumberdaya alam yang

ada untuk dipadukan dengan berbagai sarana produksi lain sangat penting bagi

keberhasilan masyarakat yang membangun. Keterbelakangan bangsa kita antara

lain karena kekurangan pada bidang ini. Ditambah lagi dengan sikap mental yang

sering kurang sesuai dengan tuntutan pembangunan. Masyarakat sering masih

bersikap tradisional, sulit untuk diajak berpikir dan bertindak yang berbeda

dengan tradisi yang sudah dimilikinya selama ini. Oleh karena itu, kemampuan

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

10

adaptif masyarakat dalam menerima inovasi untuk meningkatkan akselerasi

pembangunan di wilayah perdesaan perlu ditingkatkan dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Guna meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan,

menurut Tjokroamidjojo (1991), terdapat 2 (dua) cara yang dapat ditempuh yaitu

memobilisasikan kegiatan-kegiatan masyarakat yang serasi untuk kepentingan-

kepentingan pencapaian tujuan pembangunan dan meningkatkan oto-aktivitas,

swadaya dan swakarya masyarakat sendiri sehingga masyarakat menjadi dewasa

untuk terlibat dalam kegiatan pembangunan. Dengan kata lain, partisipasi

bukanlah sekedar suatu keikutsertaan kelompok-kelompok tertentu saja atau

kelompok-kelompok status sosial ekonomi tinggi sebagai perencana dan

kelompok-kelompok status ekonomi rendah sebagai pelaksana kegiatan

pembangunan. Partisipasi harus dapat mengikutsertakan seluruh anggota

masyarakat untuk aktif melakukan hak dan kewajibannya sebagai partisipan, tidak

ada aktivitas ekslusif dan tidak ada pula penonton pasif, seluruh anggota

masyarakat berperan secara produktif. Sihombing (1980) mempertegas bahwa

pengertian partisipasi berakar pada pemahaman bahwa setiap makhluk yang

disebut manusia adalah pemilik dan ahli waris yang sah dari dunia (alam), dengan

demikian partisipasi merupakan hak dasar manusia untuk mengobyektivikasikan,

mengeluarkan dan menyatakan dirinya melalui upaya mengerjakan alam

(memanusiawikan).

Lebih lanjut Saardi (2000) mengemukakan 5 (lima) hal yang menentukan

kelengkapan partisipasi masyarakat yaitu:

1. adanya aliran informasi: yang menggambarkan aliran informasi timbal balik

dari masyarakat yang disampaikan ke masyarakat melalui lembaga atau tokoh

masyarakat,

2. konsultasi: masyarakat dilibatkan untuk berkonsultasi mengenai isu penting

dalam perencanaan dan pelaksanaan suatu program,

3. keputusan: masyarakat atau tokoh-tokoh masyarakat termasuk dari golongan

sasaran program, terlibat dalam proses pengambilan keputusan dan

mengontrol jalannya program,

Page 28: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

11

4. inisiatif: tidak semua ide-ide dan perencanaan datang dari luar, tetapi

masyarakat memiliki kebebasan untuk mengambil inisiatif dalam

mengidentifikasi kebutuhan dan strategi dalam pelaksanaan program dan,

5. evaluasi: masyarakat ikut mengevalusi rencana dan pelaksanaan program.

Sejalan dengan keikutsertaan seluruh anggota masyarakat sebagai partisipan

aktif, Sihombing (1980) mengemukakan bahwa partisipasi dalam konteks

pembangunan yang memerdekakan manusia, bukan semata-mata berdasarkan

”kebaikan hati” para elite pengambil keputusan, akan tetapi partisipasi adalah hak

dasar yang sah dari umat manusia untuk turut serta merencanakan, melaksanakan

dan mengendalikan pembangunan yang menjanjikan harapan pemerdekaan

dirinya itu. Dengan demikian, melalui kegiatan partisipasi terjadi perubahan

struktur sosial, politik dan ekonomi. Tjokroamidjojo (1991) mengemukakan

bahwa keberhasilan keterlibatan aktif masyarakat tergantung apabila rencana

pembangunan itu berorientasi kepada kepentingan masyarakat.

Konsepsi tentang partisipasi, dapat dikemukakan bahwa timbulnya

partisipasi akibat adanya ekspresi perwujudan perilaku mental seseorang, dimana

ekspresi perilaku tersebut timbul karena adanya kemampuan dan kemauan petani

untuk berpartisipasi serta adanya kesempatan untuk menunjukkan kemampuan

dan kemauan tersebut (Dorojatin, 1990). Krech et al. (1962) mengemukakan

bahwa perilaku interpersonal merupakan awal timbulnya keinginan sebagai

partisipan.

Anwar (2007) mengemukakan bahwa partisipasi petani timbul dari

kepincangan-kepincangan struktural yang terdapat di dalam sistem sosial, yakni

kepincangan antara kemampuan untuk menyerap informasi dan kesempatan yang

diharapkan untuk menggunakan informasi. Kepincangan itu dapat timbul dengan

bermacam-macam cara antara lain, (1) kemampuan untuk menyerap bertambah

akan tetapi kesempatan untuk menerapkan tidak ada, (2) kemampuan dan

kesempatan itu kedua-duanya bertambah, tetapi bertambahnya kemampuan lebih

cepat daripada bertambahnya kesempatan, dan (3) kemampuan bertambah,

sedangkan bersamaan dengan itu kesempatan berkurang.

Beberapa hal yang merupakan eksistensi suatu partisipasi yang penting

seperti dikemukakan oleh Holle (2000), sebagai berikut:

Page 29: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

12

(1) Pada partisipasi terdapat adanya keterlibatan mental dan emosional dari

seseorang yang berpartisipasi

(2) Pada partisipasi terdapat adanya kesediaan dari seseorang untuk memberi

kontribusi, memberikan suatu aktivitas, kegiatan-kegiatan untuk mencapai

tujuan

(3) Suatu partisipasi menyangkut kegiatan-kegiatan dalam suatu kehidupan

kelompok atau suatu komunitas dalam masyarakat

(4) Pada partisipasi akan diikuti oleh adanya rasa tanggung jawab terhadap

aktivitas yang dilakukan seseorang

(5) Pada partisipasi terkandung di dalamnya bahwa ada hal yang akan

menguntungkan individu, artinya menyangkut adanya pemuasan akan

tercapai suatu tujuan bagi dirinya.

Lebih lanjut Holle (2000), mengemukakan bahwa partisipasi rakyat dalam

pembangunan bukan hanya berarti pengerahan tenaga rakyat secara sukarela,

tetapi justru yang lebih penting adalah tergeraknya rakyat untuk mau

memanfaatkan kesempatan-kesempatan memperbaiki kualitas hidup sendiri.

Guna mencapai hal-hal tersebut, maka rakyat perlu mengalami suatu proses

belajar agar mampu mengetahui kesempatan-kesempatan yang ada untuk

peningkatan kualitas hidupnya.

Meningkatkan partisipasi masyarakat harus dilakukan dengan cara

meningkatkan keterlibatan warga secara langsung dalam pengambilan keputusan

dalam suatu kegiatan. Perluasan partisipasi masyarakat merupakan bagian dari

pendekatan pembangunan yang mencakup peningkatan kepribadian atau kualitas

manusia baik perorangan maupun masyarakat. Masyarakat memiliki identitas

yang kolektif sifatnya. Oleh karena itu pembangunan masyarakat harus mencakup

pembangunan secara kolektif (Oepen, 1988).

Berbagai uraian macam dan jenis partisipasi maka dapat dikatakan bahwa

partisipasi seseorang dapat dilakukan pada semua aspek dari suatu proses

kegiatan, mulai dari perencanaan hingga pemanfaatan hasil yang dicapai dari

suatu pelaksanaan kegiatan. Jika seseorang sejak awal dilibatkan secara penuh

dalam suatu kegiatan maka dengan sendirinya akan timbul rasa memiliki dan

Page 30: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

13

tanggung jawab moral terhadap keberhasilan pelaksanaan kegiatan yang

dilaksanakan.

Wanita tani sebagai salah satu bagian integral dalam konstelasi

pembangunan di perdesaan memiliki peran yang sangat strategis dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan keluarga. Peran aktif wanita tani tidak hanya sebagai

ibu rumah tangga tetapi juga dalam perolehan pendapatan rumah tangga melalui

kegiatan usahatani, pengolahan, penyediaan kebutuhan pangan dan kegiatan

lainnya. Partisipasi wanita dalam aktivitas ekonomi dan sekaligus aktivitas rumah

tangga hubungannya dengan usaha tani di perdesaan merupakan salah satu hal

menarik yang perlu diteliti lebih mendalam. Sejalan dengan hal tersebut, maka

penelitian ini akan mengkaji partisipasi wanita tani khususnya dalam kegiatan

usahatani kakao.

Faktor-Faktor yang berhubungan dengan partisipasi

Timbulnya partisipasi merupakan ekspresi perilaku manusia untuk

melakukan suatu tindakan, di mana perwujudan dari perilaku tersebut didorong

oleh adanya tiga faktor utama yang mendukungnya yaitu (1) kemauan, (2)

kemampuan, dan (3) kesempatan bagi masyarakat untuk berpartisipasi

(Dorodjatin, 1990).

Hasil penelitian Dorojatin (1990) menunjukkan bahwa terdapat 2 (dua)

faktor yang dominan berhubungan dengan partisipasi, yaitu faktor dalam diri

individu (internal), dan faktor di luar individu (eksternal). Hal yang sama juga

dikemukakan oleh Abdussamad (1991) bahwa untuk berperilaku tertentu minimal

ada dua hal yang mendukung dalam berpartisipasi yaitu pertama, adanya unsur

yang bersumber dari diri seseorang yang mendorong untuk berperilaku tertentu,

dan kedua, terdapat iklim atau lingkungan yang memungkinkan untuk berperilaku

tertentu.

Faktor Internal Wanita Tani

Rakhmat (2001) menyatakan faktor internal individu merupakan ciri-ciri

yang dimiliki oleh seseorang yang berhubungan dengan semua aspek kehidupan

dengan lingkungannya. Karakteristik tersebut terbentuk oleh faktor biologis dan

sosiopsikologis. Karakteristik individu merupakan salah satu faktor yang penting

Page 31: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

14

untuk diketahui dalam rangka mengetahui suatu prilaku dalam masyarakat.

Karakteristik individu yang merupakan ciri-ciri atau sifat-sifat individual yang

berhubungan dengan semua aspek dan lingkungan seseorang.

Umur

Umur bukan merupakan faktor psikologis, tetapi apa yang diakibatkan oleh

umur, adalah faktor psikologis. Kemampuan belajar seseorang berkembang

secara gradual semenjak lahir sampai menjadi dewasa. Asumsi ini dapat

diketahui bahwa anak berusia lebih tua, akan belajar lebih cepat dan berhasil

mempertahankan retensi dalam jumlah besar bila dibandingkan dengan anak yang

berusia lebih muda. Kemampuan belajar seseorangpun akan berkurang secara

gradual dan terasa sangat nyata setelah berumur 55 atau 60 tahun

(Padmowihardjo, 1994).

Umur seseorang berkaitan dengan kemampuannya dalam proses belajar dan

atau mengajar yang akhirnya akan mempengaruhi produktivitas kerjanya dalam

berusaha. Menurut Mappiare (1983) terdapat kecenderungan bagi perempuan

yang berusia tiga puluh lima tahun ke atas untuk lebih memantapkan dirinya

dalam bekerja, alasannya berkenaan dengan semakin tingginya biaya hidup yang

perlu dikeluarkan.

Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat didefinisikan sebagai usaha untuk menghasilkan

perubahan-perubahan pada perilaku manusia. Perubahan perilaku yang

disebabkan oleh kegiatan pendidikan biasanya berupa: (1) perubahan dalam

pengetahuan atau hal yang diketahui; (2) perubahan dalam keterampilan atau

kebiasaan dalam melakukan sesuatu; dan (3) perubahan dalam sikap mental atau

segala sesuatu yang dirasakan.

Pendidikan merupakan suatu faktor penting bagi kehidupan manusia.

Seseorang dapat memperoleh berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang

sangat berguna bagi diri dan kehidupannya maupun bagi pelaksanaan tugasnya

sehari-hari. Pendidikan dapat mempengaruhi cara berpikir, cara merasa dan cara

bertindak. Saharuddin (1987) mengatakan, bahwa tingkat pendidikan seseorang

mempunyai pengaruh pada partisipasi pada tingkat perencanaan. Oleh karena itu

Page 32: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

15

semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang dapat diharapkan semakin baik pula

cara berpikir dan cara bertindaknya.

Mosher (1987) menyatakan pendidikan formal mempercepat proses belajar,

memberikan pengetahuan, kecakapan dan keterampilan-keterampilan yang

diperlukan masyarakat. Mulyasa (2002) mengemukakan bahwa pendidikan

berperan dalam mewujudkan masyarakat yang berkualitas, menampilkan individu

yang memiliki keunggulan yang tangguh, kreatif, mandiri, dan profesional dalam

bidangnya masing-masing. Hernanto (1993) menyatakan rendahnya tingkat

pendidikan akan berpengaruh kepada rendahnya adopsi teknologi. Tingkat

pendidikan merupakan salah satu tolok ukur kualitas sumberdaya manusia.

Tingkat pendidikan yang relatif tinggi akan mendorong tumbuhnya pola pikir dan

kreatifitas yang mampu menangkap peluang atau kesempatan berusaha.

Masyarakat sebagai manusia yang rasional sebelum memutuskan untuk

berpartisipasi dalam pembangunan, didahului oleh masa belajar dan menilai

manakala partisipasi itu mendatangkan manfaat bagi dirinya. Jika bermanfaat,

maka akan berpartisipasi, dan sebaliknya jika tidak bermanfaat maka masyarakat

tidak bergerak untuk berpartisipasi.

Besarnya Jumlah Keluarga

Besar kecilnya jumlah keluarga mempunyai kaitan erat dengan upaya untuk

memperoleh pendapatan dalam keluarga, sehingga dapat menyebabkan besarnya

biaya yang harus dikeluarkan untuk pemenuhan kebutuhan hidup keluarga

tersebut. Sajogyo (1984) mengemukakan, peningkatan pendapatan yang

diperoleh dari perempuan yang bekerja sangat diperlukan untuk meningkatkan

kesejahteraan keluarganya terlebih bagi yang mempunyai jumlah tanggungan dan

beban keluarga yang tidak sedikit. Pandangan yang disampaikan Surtiyah (1990)

menyatakan bahwa bagi perempuan miskin yang mempunyai anggota keluarga

yang besar umumnya mempunyai semangat kerja yang tinggi.

Pengalaman Berusahatani

Osipow (1983), mengemukakan bahwa selain faktor kebutuhan, faktor

pengalaman juga mempengaruhi dalam pemilihan kerja. Seseorang yang

berinteraksi seumur hidupnya dengan lingkungannya akan mendapatkan

Page 33: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

16

pengalaman yang merupakan pengetahuan, keterampilan dan pengertian tentang

sesuatu yang telah terjadi.

Beberapa ahli pertanian berkeyakinan bahwa pada masa lalu wanitalah yang

pertama kali membudidayakan tanaman dan merintis ilmu seni bertani

(Departemen Pertanian, 1991). Pengalaman wanita tani dalam bercocok tanam

kebanyakan diperoleh secara empirik berasal dari warisan turun-temurun,

sehingga mereka sudah mengetahui keterampilan dasar yang diperlukan dalam

berusahatani. Pengalaman-pengalaman tersebut merupakan stimulus

meningkatnya pengetahuan, sikap dan keterampilan wanita tani yang diperlukan

dalam berusahatani. Semakin cocok pengalaman wanita tani dengan peristiwa

yang dialami di masa lampau, akan semakin mempermudah baginya untuk

mengerti dan memahami stimulus tersebut. Pengalaman berusaha tani yang

dimiliki oleh wanita tani berpengaruh dalam penglolaaan usahatani. Hal ini secara

tidak langsung mempengaruhi proses pengambilan keputusan, sehingga petani

yang memiliki pengalaman berusahatani lebih lama cenderung sangat efektif

dalam proses pengambilan keputusan (Mardikanto, 1996).

Motivasi Berusahatani

Motivasi terdiri atas kata ‘motif’ yang berarti dorongan dan ‘asi’ berarti

usaha. Motivasi adalah usaha yang dilakukan manusia untuk menimbulkan

dorongan untuk berbuat atau melakukan suatu tindakan (Padmowiharjo, 1994).

Motivasi adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melaksanakan

sesuatu. Daya atau kekuatan tersebut dapat berupa pemenuhan akan kebutuhan

biologis, seperti kebutuhan makan, istirahat, atau kebutuhan untuk berkuasa.

Handoko (1995) mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu tenaga atau faktor

yang terdapat dalam diri manusia yang menimbulkan, menggerakkan dan

mengorganisasikan tingkah lakunya. Tingkah laku manusia disebabkan oleh

adanya kebutuhan dan dorongan tertentu. Dengan adanya kebutuhan dan

dorongan ini seseorang akan merasa siap untuk melakukan suatu perilaku tertentu.

Jika keadaan siap mengarah kepada suatu kegiatan konkrit disebut sebagai motif.

Selanjutnya usaha untuk menggiatkan motif-motif tersebut menjadi tingkah laku

konkrit disebut dengan tingkah laku bermotivasi. Motivasi merupakan keadaan

Page 34: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

17

dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan

kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.

Motivasi terdiri atas dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi

ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah dorongan yang berasal dari dalam diri

seseorang, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah dorongan dari luar diri seseorang

sehingga melakukan sesuatu hal. Motivasi seseorang akan muncul jika ia

memiliki keinginan. Keinginan tersebut muncul melalui proses yang diterima

seseorang dan dipengaruhi oleh kepribadian, sikap, pengalaman dan harapan.

Segala sesuatu yang diperoleh seseorang akan diberi arti menurut minat dan

keinginannya. Motivasi yang demikian bersumber pada faktor psikologis manusia

yang menyangkut emosi dan perasaan.

Maslow seperti dikutip Wahjosumidjo (1984) dalam bukunya “Motivation

dan Personality” mengungkapkan lima jenjang kebutuhan pokok manusia: (1)

kebutuhan mempertahankan hidup, (2) kebutuhan akan rasa aman, (3) kebutuhan

sosial, (4) kebutuhan akan penghargaan, dan (5) kebutuhan mempertinggi

kapasitas kerja.

Aspirasi

Aspirasi merupakan tingkat perwujudan ataupun pencapaian sesuatu di masa

yang akan datang yang menentukan dan mempolakan usaha-usaha seseorang

untuk mencapai hal tersebut. Adanya aspirasi, akan menentukan dan mempolakan

petani untuk melakukan usaha-usaha untuk mencapai aspirasi tersebut. Dengan

demikian akan semakin tinggi pula kemauan petani untuk ikut berpartisipasi.

Sifat Kekosmopolitan

Mardikanto (1996) menyatakan sifat kekosmopolitan adalah tingkat

hubungannya “dunia luar” di luar sistem sosialnya sendiri. Sifat kekosmopolitan

dicirikan oleh frekuensi dan jarak perjalanan yang dilakukan, serta pemanfaatan

media massa. Bagi warga masyarakat yang relatif lebih kosmopolit, adopsi

inovasi dapat berlangsung cepat. Bagi warga yang lebih “lokalit” (tertutup,

terkungkung di dalam sistem sosialnya sendiri), proses adopsi inovasi akan

berlangsung sangat lamban karena tidak adanya keinginan-keinginan baru untuk

Page 35: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

18

hidup lebih “baik” seperti yang telah dapat dinikmati oleh orang-orang lain di luar

sistem sosialnya sendiri.

Sifat kekosmopolitan individu dicirikan oleh sejumlah atribut yang

membedakan mereka dari orang-orang lain di dalam komunitasnya, yaitu

memiliki status sosial yang lebih tinggi, partisipasi sosial yang lebih tinggi, lebih

banyak berhubungan dengan pihak luar, lebih banyak menggunakan media massa

dan memiliki hubungan lebih banyak dengan orang lain maupun lembaga yang

berada di luar komunitasnya. Sifat kosmopolit mencakup pengertian tentang

keterbukaan wanita tani terhadap inovasi atau informasi dari luar. Keterbukaan ini

akan berdampak bagi pengembangan usahatani yang berimplikasi bertambahnya

pengetahuan, perubahan sikap dan peningkatan keterampilan yang pada akhirnya

akan mempengaruhi kemampuan wanita tani dalam menghadapi permasalahan

yang timbul dalam usahatani kakao.

Haji (1991) seperti yang dikutip Belem (2002), mengatakan faktor

kosmopolit berpengaruh terhadap perilaku wanita dalam bentuk adopsi inovasi.

Hal ini berarti bahwa semakin banyak wanita tani melakukan komunikasi dan

berhubungan dengan pihak luar dapat menambah kemampuan wanita tani dalam

pengambilan keputusan untuk mengatasi permasalahan yang mereka hadapi dalam

kegiatan usahatani kakao. Sumber informasi yang diperlukan tentunya dari pihak

luar yang dianggap lebih memahami permasalahan yang dihadapi.

Dalam hal hubungan antara aktivitas komunikasi dengan berbagai sumber

informasi (sifat kekosmopolitan), Asngari (1984) mengemukakan bahwa kegiatan

tersebut akan menyebabkan individu membentuk persepsi yang dimulai dengan

pemilihan, kemudian menyusun menjadi kesatuan yang bermakna, dan akhirnya

menginterpretasikan dalam bentuk perilaku dan tindakan. Dengan demikian, sifat

kosmopolit merupakan suatu proses awal yang mampu menggerakkan daya pikir

seseorang untuk memahami hasil hubungan yang terjadi dan untuk selanjutnya

dicerna serta diwujudkan dalam bentuk perubahan perilaku ke arah yang lebih

baik dan menguntungkan bagi pribadi yang bersangkutan.

Apabila suatu masyarakat memiliki sifat kosmopolit yang terbuka dalam

sistem sosialnya maka masyarakat tersebut cenderung lebih cepat mengalami

perubahan. Demikan pula sebaliknya, apabila masyarakat tersebut tertutup atau

Page 36: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

19

hanya bersifat lokalit saja maka perubahan ke arah yang lebih maju akan

terlambat atau terhambat. Sifat kekosmopolitan diduga mempengaruhi wanita

tani dalam pengembangan usahatani kakao.

Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan selalu terjadi dalam setiap gerak kehidupan nyata

pada setiap individu atau organisasi. Pengambilan keputusan diartikan sebagai

aktivitas pemilihan di antara sejumlah kemungkinan untuk menyelesaikan suatu

masalah, pertentangan atau kebimbangan. Pengambilan keputusan adalah suatu

proses memilih dan menetapkan alternatif yang tepat untuk suatu tindakan yang

diinginkan. Proses ini melibatkan pertimbangan rasional, aspek psikologis, dan

sosial budaya (Martianto et al. 1993). Persoalan pengambilan keputusan pada

dasarnya adalah bentuk pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin

dipilih dan prosesnya melalui mekanisme tertentu, dengan harapan akan

menghasilkan sebuah keputusan yang terbaik.

Keputusan yang diambil biasanya dilakukan berdasarkan pertimbangan

situasional, bahwa keputusan tersebut adalah keputusan terbaik. Keputusan dapat

dilihat dalam kaitannya dengan proses yang lebih dinamis yaitu pengambilan

keputusan. Keputusan merupakan sebuah kesimpulan yang dicapai setelah

melakukan pertimbangan dan terjadi setelah satu kemungkinan dipilih, sementara

yang lain dikesampingkan. Pertimbangan adalah proses menganalisis beberapa

kemungkinan atau alternatif kemudian memilih satu di antaranya.

Sajogyo (1984) mengemukakan bahwa untuk menganalisis peranan wanita

dalam pengambilan keputusan di rumah tangga dengan cara mengelompokkan

pengambilan keputusan pada lima tingkatan dimulai dari dominasi oleh isteri

(keputusan yang dibuat oleh isteri sendiri) sampai dominasi oleh suami

(keputusan yang diambil oleh suami sendiri) sebagai berikut:

1). Keputusan dibuat oleh isteri seorang diri tanpa melibatkan suami,

2). Keputusan dibuat bersama oleh suami isteri dengan pengaruh lebih besar dari

isteri

3). Keputusan dibuat bersama oleh suami isteri tanpa salah satu mempunyai

pengaruh yang lebih besar

Page 37: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

20

4). Keputusan dibuat bersama oleh suami isteri tetapi dengan pengaruh suami

lebih besar

5). Keputusan dibuat oleh suami seorang diri tanpa melibatkan isteri.

Keputusan-keputusan yang diambil oleh suami dan isteri diharapkan dapat

menggambarkan adanya dominasi relatif dari pria dan wanita dalam pengambilan

keputusan yang berhubungan dengan kegiatan meningkatkan taraf hidup rumah

tangga.

Perbedaan dalam pengambilan keputusan tersebut mencerminkan distribusi

dan alokasi kekuasaan dalam rumah tangga, menurut pandangan Blood dan Wolfe

(Sajogyo, 1983) ditentukan oleh struktur keluarga dan faktor sumberdaya pribadi

suami isteri yang diperoleh dalam keluarga inti masing-masing. Aspek yang

paling penting dalam struktur keluarga adalah posisi anggota keluarga karena

distribusi dan alokasi kekuasaan. Aspek berikutnya yang juga penting adalah

pembagian kerja dalam keluarga (Sajogyo, 1981).

Kekuasaan yang dinyatakan sebagai kemampuan untuk mengambil

keputusan yang mempengaruhi kehidupan keluarga itu bisa tersebar dengan sama

nilainya atau tidak sama nilainya, khususnya antara suami dan isteri (Sajogyo,

1983). Pembagian kerja menunjuk kepada pola peranan yang ada dalam keluarga

dimana khususnya suami dan isteri melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu.

Kombinasi kekuasaan dan pembagian kerja menurut Blood dan Wolfe adalah hal

yang paling mendasar dalam keluarga, dan dipengaruhi pula oleh posisi keluarga

dalam lingkungan dan masyarakatnya.

Peranan wanita dapat dianalisis dari alokasi kekuasaan yang ada antara

suami dan isteri dalam keluarganya dengan mengukur pola pengambilan

keputusan mereka. Peranan wanita dapat pula dianalisis dari pembagian kerja

yang ada dalam keluarga terutama dari diferensiasi peranannya. Hal ini dapat

diketahui dalam mengukur penggunaan waktu dalam berbagai kegiatan baik di

dalam maupun di luar rumahtangga.

Alokasi Waktu

Munculnya pembagian kerja bukan merupakan hal yang hanya terjadi

karena konstruksi budaya, tetapi terkait dengan proses kapitalisasi di perdesaan.

Pembagian kerja yang berlangsung selama ini masih menempatkan laki-laki

Page 38: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

21

sebagai pencari nafkah dan mengalokasikan waktunya untuk bekerja di ranah

produktif. Sedangkan perempuan, selain bekerja di ranah produktif yang dari sisi

waktu tidak jauh berbeda dari laki-laki memiliki beban untuk mengerjakan tugas

domestik atau reproduktif. Ditambah lagi dengan kegiatan sosial di komunitas

yang merupakan bagian dari tugas pengelolaan komunitas. Pembagian kerja

mencerminkan beban kerja perempuan di ranah domestik tidak terbagi cukup adil

di antara anggota keluarga lainnya sehingga seolah-olah tanggung jawab tugas

domestik diletakkan hanya di punggung perempuan. Kegiatan produktif yang

dilakukan oleh perempuan maupun laki-laki dapat digantikan oleh orang lain yang

diupah, tetapi tugas domestik yang menjadi tugas perempuan tidak dapat

sepenuhnya dialihkan pada pihak lain. Pembagian kerja erat kaitannya dengan

strategi bertahan dan pola pemenuhan kebutuhan usaha dan keluarga.

Diversifikasi usaha yang dilakukan di desa merupakan satu keharusan bagi

setiap rumah tangga produsen karena pendapatan sering kali tidak mencukupi

kebutuhan minimum. Dewayanti et al. (2004) menyatakan pola pembagian kerja

dalam keluarga sangat terkait dengan variasi diversifikasi sumber pendapatan

yang dilakukan oleh sebuah keluarga. Jika kebutuhan keluarga tidak terlalu besar

dan masih dapat dipenuhi melalui usaha utama, hasil dari usaha sampingan

biasanya ditabung dan hanya digunakan untuk membiayai kebutuhan mendadak

dan terencana yang membutuhkan biaya besar, seperti pendidikan anak ke tingkat

yang lebih tinggi atau mengadakan selamatan.

Curahan waktu yang tersedia pada wanita tani merupakan faktor yang

berhubungan dengan tingkat partisipasi wanita tani. Besarnya curahan waktu

yang tersedia bagi setiap wanita tani dalam pengelolaan usahatani berbeda-beda di

tiap-tiap daerah. Evenson (1978) dalam Belem (2002) mengemukakan dalam

kerangka ekonomi keluarga, waktu dan anggota keluarga merupakan sumberdaya

dan faktor produksi. Bagi keluarga miskin, waktu merupakan sumberdaya yang

sangat penting yang akan dialokasikan untuk berbagai kegiatan dengan cara

sedemikian rupa sehingga dapat meminimumkan biaya produksi kebutuhan

keluarga. Makin rendah ekonomi keluarga petani, makin besar curahan waktu

yang digunakan wanita untuk memperoleh penghasilan. Jika dihubungkan dengan

pola pembagian kerja keluarga nampak jelas sumbangan masing-masing anggota

Page 39: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

22

keluarga dalam mencurahkan alokasi waktunya. Hal ini dapat mempengaruhi

tingkat partisipasi wanita tani dalam pengambilan keputusan berusahatani.

King (1976) seperti yang dikutip Suandi (2001) mengemukakan bahwa

sesuai dengan peranannya, pembagian alokasi waktu wanita dalam rumah tangga

dapat dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu pertama, waktu untuk bekerja

produktif di pasar kerja (mencari nafkah); kedua, waktu untuk bekerja produktif di

rumah tangga; ketiga, waktu untuk konsumsi lainnya seperti: waktu untuk

kebutuhan fisiologis dan rekreasi

Peran domestik disebut juga dengan peran reproduktif yaitu peran yang

dijalankan oleh seseorang untuk kegiatan yang berkaitan dengan pemeliharaan

sumberdaya manusia dan pekerjaan urusan rumah tangga, seperti mengasuh anak,

memasak, mencuci pakaian dan alat-alat rumah tangga, menyetrika,

membersihkan rumah, dan lain-lain.

Menurut kondisi normatif, pria dan wanita mempunyai status atau

kedudukan dan peranan (hak dan kewajiban) yang sama, akan tetapi menurut

kondisi objektif, wanita mengalami ketertinggalan yang lebih besar daripada pria

dalam berbagai bidang kehidupan dan pembangunan. Kondisi objektif ini tidak

lain disebabkan oleh norma sosial dan nilai sosial budaya yang masih berlaku di

masyarakat. Norma sosial dan nilai sosial budaya tersebut, di satu pihak

menciptakan status dan peranan wanita di sektor domestik yakni berstatus ibu

rumah tangga dan melaksanakan pekerjaan urusan rumah tangga, di lain pihak

menciptakan status dan peranan pria di sektor publik yakni sebagai kepala

keluarga atau rumah tangga dan pencari nafkah.

Peran produktif adalah peran yang dilakukan oleh seseorang menyangkut

pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa, baik untuk dikonsumsi maupun

untuk diperdagangkan. Kerja produktif yang dilakukan oleh wanita akan

berpengaruh terhadap sumbangan pendapatan keluarga. Semakin tinggi

pendapatan keluarga, semakin terwujud dan terbentuk keluarga sejahtera yang

bahagia.

Faktor Eksternal

Rakhmat (2001) mengemukakan bahwa faktor eksternal individu merupakan

ciri-ciri yang dapat menekan seseorang yang berasal dari luar dirinya. Faktor

Page 40: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

23

eksternal individu merupakan salah satu faktor yang penting untuk diketahui

dalam rangka mengetahui upaya seseorang untuk melakukan suatu usaha.

Budaya/Sistem nilai

Koentjaraningrat seperti dikutip oleh Nurjanah (1999) menyatakan sistem

nilai budaya merupakan tingkat yang paling abstrak dari adat, terdiri atas

konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga

masyarakat, mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat bernilai dalam

hidup. Oleh karena itu, sistem nilai budaya biasanya berfungsi sebagai pedoman

tertinggi bagi kelakuan manusia. Lebih lanjut dikatakan bahwa sikap mental atau

attitude diartikan sebagai suatu disposisi atau keadaan mental di dalam jiwa dan

diri seorang individu untuk bereaksi terhadap lingkungannya (baik lingkungan

manusia atau masyarakatnya, lingkungan alamiahnya.

Perilaku merupakan bentuk kebudayaan sebagai perwujudan aktifitas serta

tindakan berpola dari manusia dan masyarakatnya. Pada wujud lainnya,

kebudayaan terbentuk sebagai sistem nilai budaya atau orientasi nilai budaya.

Kebudayaan pada bentuk ini merupakan suatu kompleksitas dari ide, gagasan-

gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya. Orientasi nilai

budaya (sikap mental) yang akan menjadi unsur pengatur, pengendali dari

perbuatan akan berpengaruh pada penciptaan karya-karya fisik.

Budaya yaitu nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat dan merupakan

salah satu faktor yang mengakibatkan berpartisipasi atau tidaknya masyarakat

dalam pembangunan. Adanya kebiasaan atau adat istiadat yang bersifat tradisional

statis dan tertutup terhadap suatu perubahan dapat menyebabkan masyarakat tidak

berpartisipasi. Hal ini terjadi karena masih rendahnya pengetahuan masyarakat

yang akan berimplikasi pada rendahnya kemampuan masyarakat untuk

berpartisipasi dalam pembangunan.

Norma dan nilai sosial budaya, di satu pihak menciptakan status dan peranan

wanita di sektor domestik yakni berstatus sebagai ibu rumah tangga dan

melaksanakan pekerjaan urusan rumah tangga, di lain pihak menciptakan status

dan peranan pria di sektor publik yakni sebagai kepala keluarga atau rumah

tangga dan pencari nafkah. White dan Hastuti (1980), mengemukakan bahwa

dalam sistem kekerabatan patrilineal, terdapat adat dalam perkawinan

Page 41: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

24

(pernikahan) yang biasanya wanita (istri) mengikuti pria (suami) atau tinggal di

pihak kerabat suami. Pola adat seperti itu merupakan salah satu faktor yang secara

relatif cenderung mempengaruhi status dan peranan wanita, yakni status dan

peranan wanita menjadi lebih rendah daripada pria. Proses partisipasi wanita

dalam usahatani kakao dipengaruhi oleh budaya masyarakat di mana rumah

tangga itu berada.

Ketersediaan Tenaga Kerja

Ketersediaan tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang

dibutuhkan guna menghasilkan produksi yang optimal. Ketersediaan tenaga kerja

dalam usahatani bisa bersumber dari: (1) dalam keluarga, dan (2) luar keluarga.

Tenaga kerja yang tersedia dalam keluarga biasanya merupakan tenaga-tenaga

kerja yang tidak dibayar secara upah dan terdiri atas tenaga ayah, ibu dan anak-

anak serta beberapa kerabat terdekat dalam keluarga. Tenaga kerja luar keluarga

biasanya merupakan tenaga-tenaga upahan yang berfungsi untuk membantu

kekurangan ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga.

Ketersediaan tenaga kerja dalam kegiatan usahatani dapat dipenuhi dari

tenaga kerja wanita maupun tenaga kerja pria. Berkaitan dengan produktifitas

kerja yang dapat dicurahkan diketahui bahwa usia produktif tenaga kerja pada

kegiatan usahatani berada pada usia 15 tahun sampai dengan 55 tahun. Kondisi

usia produktif tenaga kerja ini belum menjamin keseragaman di setiap daerah,

karena berdasarkan beberapa pengamatan diketahui bahwa keterlibatan tenaga

kerja dalam usahatani di beberapa daerah berkaitan erat dengan sistem budidaya.

Penyuluhan

Penyuluhan adalah proses mengubah perilaku petani menjadi lebih baik agar

mampu memecahkan tantangan yang dihadapi serta meningkatkan kualitas

hidupnya. Kegiatan penyuluhan adalah proses pendidikan non formal. Materi

dan metode penyuluhan disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan sasaran.

Penyuluhan pertanian dilakukan agar petani memiliki kemampuan baru

untuk menyelesaikan permasalahannya, artinya penyuluh berusaha melakukan

perubahan terhadap sasaran yaitu petani. Petani yang tidak tahu menjadi tahu,

yang tidak mampu menjadi mampu, dan dari tidak mau menjadi petani yang mau

Page 42: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

25

melakukan perbaikan diri, serta mau mengambil keputusan dari berbagai alternatif

untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

Sistem penyuluhan pertanian memerlukan kerjasama antar komponen yang

berada dalam sistem itu sendiri. Kerjasama tersebut ditujukan untuk mencapai

optimalisasi sumberdaya yang ada, baik sumberdaya regional maupun nasional.

Tujuan kerjasama diarahkan ke dalam sistem penyuluhan pertanian yang lebih

profesional dengan reorientasi penyuluhan pertanian sebagai berikut: (1) dari

instansi ke kualitas penyuluh, (2) dari pendekatan top down ke bottom up, (3) dari

hierarki kerja vertikal ke horizontal, (4) dari pendekatan instruktif ke

partisipatif/dialogis, dan (5) dari sistem kerja linier ke jaringan.

Van den Ban dan Hawkins (1999) mengemukakan bahwa kerjasama dalam

sistem penyuluhan pertanian juga ditujukan untuk mencapai tujuan-tujuan

pemerintah, seperti: (1) meningkatkan produksi pangan, (2) merangsang

pertumbuhan ekonomi, (3) meningkatkan kesejahteraan keluarga petani dan

masyarakat pedesaan, serta (4) mengusahakan pertanian yang berkelanjutan.

Pendekatan yang dilakukan kepada petani guna mencapai tujuan tersebut adalah

dengan mengupayakan pemberdayaan petani dengan memberikan kebebasan pada

petani untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan.

Kerjasama dalam sistem penyuluhan pertanian memerlukan strategi yang

tepat agar memperoleh hasil yang tepat dan optimal. Stategi tersebut adalah

dengan melibatkan sektor-sektor penting di luar petani yang dapat bermanfaat

bagi keberlangsungan usahataninya. Keterlibatan sektor lain di luar petani seperti

penelitian dan informasi pasar dapat dijembatani oleh penyuluh untuk

memudahkan penyampaian informasi kepada petani. Hal paling penting dalam

membangun sistem penyuluhan pertanian yang berorientasi ke arah yang lebih

modern adalah petani sebagai sasaran penyuluhan harus ditempatkan pada posisi

utama. Petani mempunyai hak untuk menentukan yang terbaik bagi mereka.

Petani sebagai subyek bukan sebagai obyek dalam kegiatan penyuluhan.

Penyuluhan berpengaruh bagi kelancaran masyarakat untuk berpartisipasi

dalam pembangunan. Peranan penyuluhan pembangunan untuk menggerakkan

masyarakat terlibat aktif dalam pembangunan antara lain penerima gagasan,

inspirasi dan aspirasi khalayak sasaran dan motivator yang mampu mendorong

Page 43: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

26

sasaran penyuluhan untuk merasa bertanggung jawab dalam melaksanakan dan

memelihara hasil-hasil program.

Penyuluh haruslah memiliki kaitan erat dengan masyarakat lokal, tertarik

dengan permasalahan atau persoalan lokal, maupun berbagi pengetahuan dan ide

serta mau bekerja sama dengan masyarakat. Penyuluh diperlukan sebagai

komunikator yang baik, pembicara dan kemampuan mendorong pemimpin lokal

untuk mengambil peran aktif dalam pembangunan pertanian.

Kontak dengan penyuluh diartikan sebagai terjadinya hubungan antara

petani dengan penyuluh. Menurut Soekanto (2006) hubungan yang terjadi antara

seseorang dengan orang lain dapat bersifat primer dan sekunder. Hubungan yang

bersifat primer terjadi apabila seseorang mengadakan hubungan langsung dengan

bertemu dan berhadapan muka. Hubungan yang bersifat sekunder terjadi melalui

perantara baik orang lain maupun alat-alat seperti telepon, radio dll. Keikutsertaan

wanita tani dalam kegiatan penyuluhan merupakan faktor yang mendukung

kemajuan dalam pengelolaan usahatani kakao. Kegiatan penyuluhan yang diikuti

oleh wanita tani dengan sendirinya akan sangat bermanfaat baik dalam menerima

teknologi tepat guna atau informasi lain yang penting bagi kegiatannya

Iklim Usaha

Iklim usaha merupakan suasana usaha yang mempengaruhi keikutsertaan

wanita tani untuk berperan dalam kegiatan usahatani kakao. Suasana usaha ini

selain berkaitan dengan permintaan pasar dan harga kakao yang cukup tinggi juga

keamanan usaha. Keamanan usaha yang dimaksud di sini adalah keamanan

kegiatan-kegiatan/pekerjaan-pekerjaan dalam usahatani kakao bagi kaum wanita

tani.

Rosni (2003) mengemukakan kebutuhan keamanan antara lain adalah:

kebutuhan stabilitas, kebebasan, keterlindungan, bebas dari ketakutan, bebas dari

kegelisahan. Petani akan memilih produksi dengan resiko produksi atau kerugian

akibat keragaman proses ekologis, ekonomis atau sosial yang terkecil (minimal)

supaya petani tidak gelisah, takut dan mempunyai kepastian. Keamanan usaha

adalah meminimalkan resiko berkaitan dengan kelangsungan usahatani dan harga

yang diinginkan petani.

Page 44: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

27

Keamanan bukan saja dari gangguan penjahat dan binatang buas, tetapi yang

tidak kalah penting adalah keamanan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan dalam

kegiatan usahatani kaum wanita tani. Keamanan usaha adalah meminimalkan

resiko produksi atau kerugian usaha sebagai akibat keragaman ekologis, ekonomi

atau sosial. Termasuk dalam faktor keamanan adalah sistem pemasaran produksi

dengan harga yang diinginkan petani (Reijntjes et al., 1999).

Sistem/Peluang Pasar

Aspek pemasaran merupakan masalah di luar usahatani yang perlu

diperhatikan. Petani dengan segala keterbatasan yang dimiliki berada pada posisi

yang lemah dalam penawaran dan persaingan, terutama menyangkut penjualan

hasil dan pembelian bahan-bahan pertanian. Penentu harga produk pertanian

tidak berada di pihak petani.

Salah satu keadaan yang harus dihindarkan adalah membiarkan salah satu

bagian dari sistem tataniaga menjadi monopoli perorangan atau organisasi tanpa

adanya jaminan yang efektif bagi kepentingan petani. Pengertian monopoli selalu

dihubungkan dengan pedagang, swasta bahkan koperasi ataupun lembaga

pemerintah bisa melakukan monopoli. Diperlukan pengendalian harga serta

pengendalian jasa-jasa tataniaga yang cukup, sehingga kepentingan petani

dilindungi. Mosher (1987) menyatakan jika ada monopoli dalam pemasaran,

perlu ditertibkan atau dorongan dapat diberikan kepada koperasi atau perusahaan

dagang lain yang baru untuk menyainginya. Pemerintah turut membeli dan

menjual dengan harga layak, dengan demikian perlu penyediaan saluran tataniaga

tambahan.

Peran/dorongan Kepala Keluarga

Faktor-faktor yang mendorong tumbuhnya peranan wanita dalam proses

produksi pertanian antara lain adalah adanya dorongan dari dalam keluarga

terutama dari suami sebagai kepala rumah tangga untuk bekerja dan membantu

memenuhi kebutuhan rumah tangga. Handewi (1997) menyatakan bahwa alasan

suami mendorong istri untuk bekerja adalah : 1) menambah penghasilan keluarga,

2) mengisi waktu luang, 3) tidak tergantung suami, 4) menaikkan status sosial,

dan 5) kepuasan diri.

Page 45: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

28

Sajogyo (1981) menyatakan besarnya peranan wanita dalam pekerjaan

rumah tangga dan pekerjaan di bidang nafkah tidak selalu bersamaan dengan

besarnya pengaruh di dalam maupun di luar rumah tangganya, perlu

memperhatikan faktor-faktor wewenang keluarga serta sumberdaya pribadi yang

disumbangkan pria dan wanita dalam keluarganya.

Wanita Tani

Wanita tani menurut Pusat Penyuluhan Pertanian (1997) seperti yang dikutip

oleh Rosni (2003), adalah kaum wanita dalam keluarga petani dan masyarakat

pertanian, yang dibagi:

1. Menurut statusnya dalam keluarga, terdiri atas:

a. Kepala Keluarga, yaitu wanita tani pada kondisi: wanita janda (ditinggal

suami karena bercerai atau meninggal), atau wanita tidak menikah yang

hidup mandiri, tidak menjadi tanggungan orang lain, bahkan sering juga

mempunyai tanggungan.

b. Isteri petani, yaitu wanita yang menjadi isteri petani, hidup satu rumah

sebagai suami isteri yang sah.

c. Wanita dewasa anggota keluarga, yaitu wanita yang berumur di atas 30

tahun atau yang sudah menikah, yang tinggal bersama seorang petani (ibu,

mertua, saudara, ipar, anak, kemenakan dan lain-lain)

d. Pemuda tani wanita, yaitu wanita berumur 16-30 tahun dan belum pernah

menikah, yang tinggal bersama satu keluarga petani (anak, kemenakan dan

lainnya)

e. Taruna tani wanita, yaitu wanita remaja berumur di bawah 16 tahun dan

belum pernah menikah, yang tinggal dan menjadi tanggungan seorang

petani.

2. Menurut fungsinya dalam usahatani, terdiri atas:

a. Petani wanita, yaitu wanita pengusaha tani yang mengelola usahataninya

secara mandiri. Petani wanita dapat berstatus sebagai:

(1) Kepala keluarga, yang hidup/mencukupi nafkah keluarganya dari

usahatani.

(2) Sebagai isteri petani, dimana suaminya tidak berfungsi selaku

pencari nafkah utama atau bekerja di luar usahatani keluarga atau

Page 46: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

29

(3) Sebagai wanita dewasa anggota keluarga atau pemuda tani wanita di

mana yang bersangkutan mengelola suatu usahatani secara mandiri.

b. Mitra/pembantu usaha petani, yaitu wanita tani yang membantu pengusaha

tani dalam keluarganya, tanpa diberi upah/pembagian hasil secara

ekonomi. Mitra usaha petani tersebut berstatus sebagai:

(1) Isteri petani

(2) Wanita dewasa anggota keluarga, atau

(3) Pemuda/taruna tani wanita.

Departemen Pertanian (1997) seperti yang dikutip oleh Belem (2002)

mendefinisikan wanita tani adalah kaum wanita dalam keluarga petani dan

masyarakat pertanian yang terlibat secara langsung atau tidak langsung dan ikut

bertanggung jawab dalam kegiatan usahatani dan kegiatan lainnya yang

berhubungan dengan usaha peningkatan kesejahteraan keluarganya. Wanita tani

dapat diklasifikasikan berdasarkan : 1) menurut status dalam keluarga, istri petani,

yaitu wanita yang menjadi istri petani, hidup satu rumah sebagai suami istri yang

sah, 2) menurut fungsinya dalam usahatani sebagai mitra atau pembantu usaha

petani, yaitu wanita tani yang membantu pengusaha tani dalam keluarganya, tanpa

diberi upah atau pembagian hasil secara ekonomi. Mitra atau pembantu usahatani

tersebut berstatus sebagai istri petani. Wanita tani yang berstatus sebagai

pendamping suami, dalam hubungannya dengan usahatani kakao ikut bertanggung

jawab untuk melakukan kegiatan dalam rangka peningkatan pendapatan guna

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dari usahatani yang dikelolanya.

Peranan Wanita

Peran dan kedudukan merupakan dua aspek penting dalam hubungan sosial

masyarakat. Peran merupakan perilaku individu dalam struktur sosial dan

merupakan aspek dinamis dari kedudukan, yang akhirnya akan memberikan

fasilitas tertentu sesuai dengan peranan (role) tersebut. Posisi mengindikasikan

status sosial individu di masyarakat. Dengan kata lain, kedudukan memberikan

seseorang sebuah peran sebagai pola interaksi dalam bersosialisasi

(bermasyarakat) (Elizabeth, 2007).

Page 47: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

30

Sajogyo (1984) mengatakan bahwa peranan merupakan aspek dinamis dari

status dan apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan

kedudukannya maka ia menjalankan peranannya. Peranan mencakup sikap, nilai,

perilaku seseorang yang ditentukan oleh masyarakat yang berada pada posisi

tertentu. Menurut Soekanto (2006) ada tiga pengertian peranan yaitu: (1) peranan

meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang

dalam masyarakat, (2) peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dilakukan

oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi, dan (3) peranan juga dapat

dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial dalam

masyarakat.

Peranan seseorang dalam masyarakat diatur oleh norma-norma yang berlaku

dalam masyarakatnya. Di perdesaan masih berlaku norma tradisional yang

umumnya mengharapkan wanita berperan sebagai isteri, ibu dan anggota rumah

tangga yang baik dalam melayani kebutuhan keluarga.

Peranan antara suami dan isteri diharapkan dapat mempengaruhi

peningkatan produksi pertanian. Perbedaan peranan biasanya ditentukan oleh

struktur keluarga dan oleh faktor sumberdaya pribadi suami isteri yang diperoleh

dalam keluarga inti masing-masing, misalnya pendidikan (formal dan informal),

pengetahuan, keterampilan, kekayaan, pengalaman, latar belakang perkawinan,

dan kedudukan dalam masyarakat. Aspek yang paling penting dalam struktur

keluarga adalah posisi anggota keluarga karena distribusi dan alokasi kekuasaan.

Aspek berikutnya yang juga penting adalah pembagian kerja dalam keluarga

(Sajogyo, 1983).

Anwar (2007) mengatakan bahwa kekuasaan yang dinyatakan sebagai

kemampuan untuk mengambil keputusan yang mempengaruhi kehidupan keluarga

itu bisa tersebar dengan sama nilainya atau tidak sama nilainya khususnya antara

suami dan isteri. Pembagian kerja menunjuk pada pola peranan yang ada dalam

keluarga di mana khususnya suami dan isteri melakukan pekerjaan-pekerjaan

tertentu. Kombinasi kekuasaan dan pembagian kerja adalah hal yang paling

mendasar dalam keluarga, dan dipengaruhi pula oleh posisi keluarga dalam

lingkungan dan masyarakat di mana dia berada.

Page 48: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

31

Selanjutnya dikatakan pula oleh Sajogyo (1983) bahwa hubungan antara

laki-laki dan wanita atas dasar perkawinan, masing-masing pihak mempunyai

kekuasaan, dalam arti masing-masing mempunyai potensi untuk saling

mempengaruhi perilaku satu sama lainnya. Jika hal itu terjadi maka gejala

tersebut digambarkan sebagai proses terjadinya pembagian peranan misalnya

dalam pekerjaan. Kekuasaan masing-masing tersebut oleh kedua pihak dianggap

wajar, sehingga diakui sebagai wewenang masing-masing (authority).

Hubungan suami isteri dikaitkan dengan pembagian kekuasaan, yaitu

kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain dalam berbagai kegiatan

sosial, ekonomi dan politik baik dalam rumah tangga maupun dalam masyarakat

yang lebih luas (Sajogyo, 1983). Peran yang diamati dari seorang wanita di dalam

melakukan berbagai aktivitas khususnya di bidang pertanian mencerminkan

tingkat kemandirian dirinya.

Masyarakat menganggap wajar jika suami lebih banyak berperan dalam

bermacam hal yang berkaitan dengan kehidupan keluarganya. Kedudukan wanita

dalam arti distribusi dan alokasi kekuasaan antara pria dan wanita di dalam dan di

luar keluarga dan rumah tangga berhubungan erat dengan kebudayaan dalam

masyarakat, serta sumberdaya pribadi (personal resource) yang disumbangkan

pada perkawinan/keluarga oleh masing-masing pria dan wanita baik yang

dipunyai sebelum maupun setelah perkawinan. Sumberdaya pribadi ini mencakup

pendidikan (formal dan non formal), keterampilan, pengetahuan, uang, tenaga

kerja, tanah, pengalaman dan sebagainya.

Keberadaan perempuan di perdesaan merupakan satu fenomena yang

menggambarkan bagaimana proses arus globalisasi yang semakin meminggirkan

bukan saja sektor-sektor mikro perdesaan tetapi juga pelaku-pelaku yang terlibat

di dalamnya, termasuk perempuan. Di tengah arus globalisasi yang membuka

percepatan arus informasi, teknologi, investasi (modal), perempuan hampir tidak

tersentuh oleh perubahan global yang ada. Mereka masih tetap lekat dengan

gambaran sektor-sektor perdesaan dengan karakteristiknya yang bertumpu pada

sumberdaya alam, produksi berbasis rumah tangga, penggunaan teknologi yang

rendah (manual), pasar dan modal yang sangat terbatas, serta relasi-relasi ekonomi

yang dibungkus relasi sosial yang mengikat.

Page 49: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

32

Perubahan peran dan status wanita umumnya disebabkan oleh

perkembangan masyarakat dan wilayah di lingkungannya. Perubahan masyarakat

tersebut makin dipacu oleh pertumbuhan ekonomi, akibat beralihnya sistem

perekonomian dari sektor pertanian ke sektor nonpertanian. Perubahan tersebut

akan berdampak pada perubahan sosial dan budaya masyarakatnya.

Perkembangan ekonomi dan sosial menimbulkan desintegrasi pembagian kerja

antar pria dan wanita (Elizabeth, 2007).

Wanita tani selain melakukan pekerjaan rumah tangga yang merupakan

pekerjaan seorang wanita atau isteri petani sesuai dengan masyarakat tempat ia

tinggal (home work) juga melakukan kegiatan untuk menambah penghasilan

keluarga (income earning work). Dengan demikian wanita tani mempunyai dua

porsi atau status dalam rumah tangga.

Curahan waktu yang tersedia pada wanita tani juga merupakan faktor yang

berhubungan dengan tingkat partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao.

Besarnya curahan waktu yang tersedia bagi setiap wanita tani dalam tingkat

partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi

oleh banyak faktor, diantaranya adalah (1) pola hidup; (2) pemilikan asset

produktif; (3) keadaan sosial ekonomi keluarga; (4) tingkat upah; dan (5)

karakteristik yang melekat pada setiap anggota rumah tangga (umur, tingkat

pendidikan atau keahlian) Alam (1984).

Sajogyo dan Sajogyo (1989) mengemukakan bahwa meningkatnya peluang

bekerja wanita perdesaan yang mempunyai peranan beragam di sektor pertanian

berarti meningkatkan pendapatan rumah tangga, meningkatkan potensi wanita

untuk mengambil keputusan di pelbagai aspek kehidupan dan memberikan

motivasi yang kuat terhadap kemandiriannya. Perubahan dari sistem

perekonomian dalam masyarakat membawa perubahan pula pada alokasi ekonomi

keluarga. Seperti yang dikemukakan oleh Boserup (1970) perubahan sistem

pertanian akan dapat mengubah pola pembagian kerja dalam keluarga antara pria

dan wanita dibidang pencaharian nafkah atau keterlibatan wanita dalam usahatani.

Usahatani

Bunch (2001) mendefinisikan usahatani sebagai ”organisasi dari alam, kerja,

dan modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian”. Organisasi ini

Page 50: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

33

ketatalaksanaannya berdiri sendiri dan sengaja diusahakan oleh seseorang atau

sekumpulan orang, segolongan sosial, baik yang terikat genologis, politis maupun

teritorial sebagai pengelolanya. Komponen usahatani terdiri atas manusia petani

(bersama keluarga), tanah atau lahan.

Suatu usahatani merupakan agroekosistem yang unik yaitu suatu kombinasi

sumberdaya fisik dan biologis seperti bentuk-bentuk lahan, tanah, air, tumbuhan

(tumbuhan liar, pepohonan, tanaman budidaya) dan hewan. Proses yang saling

mempengaruhi dan interaksi antar komponen-komponen agroekosistem ini

menyebabkan rumah tangga petani mendapatkan hasil atau produk seperti

tanaman (batang, daun, buah dan umbi).

Reijntjes et. al. (1999) mengatakan bahwa usahatani bukanlah sekadar

kumpulan tanaman atau hewan, di mana orang bisa memberikan input apa saja

dan kemudian mengharapkan hasil langsung. Usahatani merupakan suatu jalinan

yang kompleks yang terdiri atas tanah, tumbuhan, hewan, peralatan, tenaga kerja,

input lain dan pengaruh-pengaruh lingkungan yang dikelola oleh seseorang yang

disebut petani sesuai dengan kemampuan dan aspirasinya. Petani tersebut

mengupayakan out put dari input dan teknologi yang ada.

Usahatani tidak terlepas dari budaya dan sejarah. Peluang dan hambatan

ekologis dan geografis (lokasi, iklim, tanah, tumbuhan) yang tercermin dalam

budaya setempat. Hal ini kemudian tercermin dalam pertanian setempat yang

merupakan hasil dari suatu proses interaksi antara manusia dan sumberdaya

setempat. Nilai-nilai masyarakat perdesaan, pengetahuan, teknologi dan institusi

sangat mempengaruhi jenis budaya pertanian yang telah dan terus berkembang.

Setiap rumah tangga petani membutuhkan input, misalnya benih, energi,

unsur hara, air untuk menjaga agar proses produksi terus berlangsung. Input

produksi terdiri atas dua macam, yaitu input dalam dan input luar. Input dalam

adalah input yang diambil dari dalam usahatani itu sendiri, misalnya energi

matahari, air hujan, sedimen, nitrogen yang diikat dari udara atau yang dihasilkan

sendiri, misalnya: sisa tanaman, pupuk hijau, tenaga kerja keluarga, dan

pengalaman-pengalaman belajar. Input luar adalah input yang diperoleh dari luar

usahatani misalnya: informasi, tenaga buruh, pupuk buatan, benih, air irigasi, alat-

alat mesin dan jasa. Hasil usahatani dapat digunakan sebagai input dalam,

Page 51: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

34

dikonsumsi oleh rumah tangga petani (dan menghasilkan tenaga kerja keluarga),

dijual, ditukar atau diberikan.

Suatu sistem pertanian juga ditentukan oleh ciri-ciri sosioekonomi, budaya,

dan politik, lebih-lebih yang berhubungan dengan rumah tangga petani. Setiap

rumah tangga merupakan sebuah gabungan yang unik antara laki-laki dan

perempuan, orang dewasa dan anak-anak yang semuanya memberikan

pengelolaan, pengetahuan, tenaga kerja, modal, dan lahan untuk usahatani dan

yang mengkonsumsi paling tidak sebagian dari usahataninya. Jadi rumah tangga

petani merupakan pusat alokasi sumberdaya, produksi dan konsumsi.

Rumah tangga bisa terdiri atas beberapa subsistem yang kurang lebih

otonom, seperti isteri dengan subrumahtangga dan/atau usahatani. Melalui

hubungan luarnya, rumah tangga berfungsi dalam konteks sistem ekonomi, sosial

budaya, dan politik yang lebih luas, tetapi juga mempengaruhi sistem-sistem ini.

Hubungan-hubungan luar ini, misalnya lewat pasar atau media massa, juga

mempengaruhi rumahtangga dan berikutnya mempengaruhi sistem usahataninya.

Ikatan dengan masyarakat misalnya ikatan keluarga, persahabatan, sejarah,

dan budaya umum serta pengawasan umum terhadap wilayah bisa saling

menghubungkan sistem usahatani perorangan. Anggota masyarakat sering

memanfaatkan lahan bersama dan saling memberi dukungan dengan saling

berbagi. Interaksi ini berfungsi sebagai pembendung resiko dan merupakan

bagian dari strategi keluarga atau individu untuk mempertahankan hidup.

Anggota keluarga yang lain bisa saja terlibat dalam berbagai jaringan kerja dalam

masyarakatnya sendiri maupun antar masyarakat.

Salah satu peubah utama dalam sistem usahatani adalah tingkat partisipasi

yang dimiliki oleh petani, dalam hal ini adalah wanita tani. Cara yang ditempuh

suatu rumah tangga petani untuk berpartisipasi dalam pengelolaan usahatani

tergantung pada ciri-ciri rumah tangga yang bersangkutan, misalnya jumlah laki-

laki, perempuan, dan anak-anak, usia, kondisi, kesehatan, kemampuan, keinginan,

kebutuhan, pengalaman bertani, pengetahuan, dan keterampilan serta hubungan

antar anggota rumah tangga.

Anggota-anggota suatu rumah tangga petani bisa berfungsi secara

independen dan memiliki kebutuhan, orientasi serta tujuan masing-masing yang

Page 52: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

35

berbeda. Mungkin ada beberapa subunit dalam rumah tangga di mana tiap-tiap

subunit itu berada di bawah pengelolaan seorang dewasa (sering kali seorang

perempuan) yang bertanggung jawab untuk memproduksi dan mencari pangan

bagi kebutuhan keluarga.

Tujuan suatu rumah tangga berkenaan dengan proses dan hasil usahatani

bisa digolongkan sebagai berikut: produktivitas, keamanan, kesinambungan dan

identitas. Tujuan-tujuan tersebut bisa saja digolongkan seperti itu oleh individu

petani dan sedikit banyak tumpang tindih serta saling menguatkan. Penggolongan

yang dibuat di sini adalah untuk memberikan suatu kerangka kerja bagi agen

pembangunan serta masyarakat petani untuk menilai status dan alur pembangunan

sistem usahatani dengan memperhatikan keberlanjutannya. Dengan menilai

sejauh mana tujuan-tujuan yang sedang dan ingin dicapai, dimungkinkan

mengidentifikasi masalah yang dihadapi rumah tangga petani dan kebutuhan

terhadap dukungan dalam mengembangkan sistem usahatani mereka.

Berbagai teknik yang diterapkan oleh petani ditujukan untuk memenuhi satu

atau beberapa tujuan-tujuan tersebut. Seorang petani memadukan teknik-teknik

sedemikian rupa sehingga menurut persepsi petani tujuan keluarga itu bisa dicapai

dengan sebaik-baiknya mengingat keterbatasan usahatani tersebut.

Page 53: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

36

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

Kerangka Berpikir

Pembangunan sebagai upaya terencana untuk meningkatkan mutu kehidupan

dan kesejahteraan penduduk khususnya di negara-negara berkembang senantiasa

mencurahkan perhatian terhadap peranan wanita. Peranan wanita dapat dianalisis

melalui dua peranan yang dimiliki wanita. Pertama, status atau posisi sebagai ibu

rumah tangga yang melakukan pekerjaan yang secara tidak langsung

menghasilkan pendapatan tetapi memungkinkan anggota rumah tangga yang lain

melakukan pekerjaan mencari nafkah. Kedua, posisi sebagai pencari nafkah

(tambahan atau pokok), wanita melakukan pekerjaan produktif yang langsung

menghasilkan pendapatan (Sajogyo, 1983). Peranan wanita tersebut dilihat

sebagai individu dan sebagai anggota keluarga yang merupakan satuan unit

analisis terkecil dalam masyarakat. Rosni (2003) menyatakan bahwa keluarga

dianggap sebagai kesatuan sosial yang relevan. Secara operasional kesatuan

rumah tangga merupakan unit analisis yang lebih tepat.

Rumah tangga merupakan satu kesatuan sosial ekonomi karena terdiri atas

sejumlah anggota pemberi tenaga kerja. Tenaga kerja itu terdiri atas pria, wanita

dewasa, serta anak-anak yang dianggap mampu untuk melakukan sesuatu yang

produktif. Setiap anggota rumah tangga mempunyai peranan masing-masing,

seperti dalam suatu pembagian kerja antara wanita dan pria.

Peningkatan kesejahteraan rumah tangga di perdesaan memerlukan berbagai

macam usaha untuk meningkatkan produktivitas. Usaha tersebut memerlukan

program terpadu, meliputi penggunaan teknologi, input ekonomi dan jasa-jasa

pendukung yang sesuai untuk mengembangkan sumberdaya manusia. Sasaran

perubahan itu adalah keluarga dan rumah tangga yang terdiri atas sejumlah

anggota pemberi tenaga kerja dalam proses produksi dan lain-lain kegiatan

mencari nafkah.

Masyarakat perdesaan rata-rata masih memegang teguh norma yaitu pria

sebagai kepala rumah tangga, sehingga pria mempunyai peranan penting sebagai

tulang punggung dan pemimpin keluarga. Wanita tani yang merupakan isteri

petani secara langsung maupun tidak langsung terlibat dan ikut bertanggung

jawab dalam memilih kegiatan usaha serta kegiatan lainnya yang berhubungan

Page 54: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

37

dengan upaya peningkatan kesejahteraan keluarganya. Guna mengoptimalkan

peran wanita dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga diperlukan upaya-upaya

untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya agar peranan dan

fungsinya lebih baik.

Wanita dituntut keterlibatannya untuk mencurahkan pikiran dan tenaga bagi

kelangsungan hidup rumah tangganya melalui keikutsertaan dalam usahatani

keluarganya. Sumbangan kaum wanita tani cukup berarti terhadap kegiatan yang

langsung memberikan penghasilan dan juga menanggung hampir semua pekerjaan

rumah tangga yang tidak langsung memberikan imbalan, yaitu mengurus dan

merawat anggota rumah tangga lainnya yang memungkinkan berlangsungnya

kegiatan produktif. Pekerjaan ini seharusnya diperhitungkan sebagai kegiatan

bekerja produktif. Pertimbangannya adalah meskipun pekerjaan semacam itu

tidak menghasilkan pendapatan secara riil, tetapi memberi dukungan bagi anggota

rumah tangga lain untuk memanfaatkan peluang bekerja.

Wanita yang turut bekerja di sektor usahatani tidak dianggap berprofesi

sebagai petani, tetapi hanya sebagai isteri (anggota keluarga) petani yang wajib

membantu segala pekerjaan suami (petani). Pria dan wanita di perdesaan

layaknya kehidupan manusia, bersama-sama berdampingan bekerja di usahatani

mereka, namun kesenjangan masih dihadapi wanita terutama dalam menggali

potensi dan kemampuan mereka. Dampaknya adalah terjadinya marginalisasi

kaum wanita tani, dimana kaum wanita tani selalu tertinggal dibanding kaum pria

termasuk dalam kegiatan penyuluhan.

Peranan wanita dalam usahatani kakao tidak saja pada kegiatan fisik tetapi

juga dalam pemberian saran atau pertimbangan dalam melakukan suatu usaha atau

kegiatan (perencanaan). Analisis peranan wanita dalam usahatani keluarga dan

masyarakat perdesaan memerlukan pembaharuan secara terus menerus karena

terjadinya perubahan berbagai faktor yang mempengaruhinya antara lain: kultural

(budaya/sistem nilai), sosial, ekonomi dan politik (Sajogyo, 1983).

Pada umumnya lebih miskin keluarga tani lebih besar keterlibatan wanita

dalam proses produksi, kegiatan pasca panen dan buruh tani atau buruh lainnya.

Menyikapi kondisi tersebut maka timbullah motivasi yang akan mendorong

wanita untuk melakukan suatu aktivitas. Motivasi dapat timbul akibat dorongan

Page 55: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

38

dari dalam dan dari luar wanita itu sendiri. Keterlibatan wanita tani dalam

usahatani kakao dapat dipengaruhi oleh kedua faktor tersebut. Motivasi internal

yang diduga dapat mendorong partisipasi wanita tani antara lain: 1) untuk

meningkatkan pendapatan keluarga, dan 2) untuk meningkatkan pengetahuan

khususnya budidaya kakao. Sedangkan motivasi eksternal antara lain: 1) ajakan

keluarga, 2) ajakan kerabat, 3) ajakan kelompok masyarakat, dan 4) ajakan

sistem/permintaan pasar. Kemauan wanita tani untuk berpartisipasi dalam

kegiatan usahatani kakao dipengaruhi oleh motivasi internal dan eksternal yang

ada pada dirinya.

Aspirasi merupakan tingkat perwujudan ataupun pencapaian sesuatu di masa

yang akan datang yang menentukan dan mempolakan usaha-usaha seseorang

untuk mencapai hal tersebut. Adanya aspirasi akan menentukan dan mempolakan

petani untuk melakukan usaha-usaha untuk mencapai aspirasi tersebut, sehingga

dengan demikian akan semakin tinggi pula kemauan wanita tani untuk ikut

berpartisipasi.

Karakteristik pribadi wanita tani kaitannya dengan partisipasi wanita dalam

usahatani kakao, perlu juga diketahui. Karakteristik pribadi wanita yang diteliti

meliputi: umur, tingkat pendidikan formal, besarnya jumlah keluarga dan

pengalaman berusahatani kakao. Faktor eksternal seperti budaya/sistem nilai,

penyuluhan, iklim usaha (terjaminnya pasar dan harga yang menguntungkan),

serta sistem/peluang pasar diduga juga berkorelasi dengan tingkat partisipasi

wanita tani.

Faktor-faktor yang dikemukakan di atas merupakan bahan telaahan untuk

melihat pengaruhnya terhadap tingkat partisipasi wanita tani dalam usahatani

kakao. Mengacu pada uraian-uraian di atas, faktor internal yang akan diteliti

meliputi: umur, tingkat pendidikan, besarnya jumlah keluarga, pengalaman

berusahatani, motivasi berusahatani, aspirasi, sifat kekosmopolitan, dan alokasi

waktu (peran domestik dan peran produktif). Faktor eksternal meliputi:

budaya/sistem nilai, penyuluhan, ketersediaan tenaga kerja, iklim usaha

(terjaminnya pasar dan harga yang menguntungkan), sistem/peluang pasar dan

peran/dukungan suami.

Page 56: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

39

Partisipasi wanita tani yang dikaji dalam penelitian ini berdasarkan

keikutsertaan wanita tani dalam tahapan kegiatan usahatani kakao, yaitu tahapan

budidaya kakao, kewirausahaan dan pencatatan keuangan rumah tangga. Kegiatan

budidaya kakao meliputi: pembersihan lahan atau pembebasan lahan dari semak

belukar, penanaman pohon pelindung, pembibitan, penanaman kakao, sanitasi

lahan, pemupukan, pemangkasan, pengendalian hama penyakit, panen pasca

panen (belah, jemur, dan fermentasi), penyortiran dan pengepakan serta

pemasaran.

Faktor internal dan eksternal tersebut diduga berhubungan dengan tingkat

partisipasi wanita tani dalam kegiatan usahatani kakao. Hubungan antar faktor

tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Berpikir Hubungan antar Peubah Berkaitan dengan Partisipasi Wanita Tani dalam Usahatani Kakao.

FAKTOR INTERNAL (X1) 1. Umur 2. Tingkat Pendidikan 3. Besarnya Jumlah Keluarga 4. Pengalaman Berusahatani 5. Motivasi Berusahatani 6. Aspirasi 7. Sifat Kekosmopolitan 8. Pengambilan Keputusan 9. Alokasi waktu:

- Peran Domestik - Peran Produktif

FAKTOR EKSTERNAL (X2)

1. Budaya/Sistem Nilai 2. Ketersediaan Tenaga Kerja 3. Penyuluhan 4. Iklim Usaha 5. Sistem/Peluang Pasar 6. Peran/dorongan Suami

(Kepala Keluarga)

PARTISIPASI WANITA DALAM USAHATANI

KAKAO (Y)

1. Budidaya: (Pembersihan Lahan, Penanaman Pohon Pelindung, Pembibitan, Penanaman, Sanitasi Lahan, Pemupukan, Pemangkasan, Pengendalian Hama Penyakit, Panen, Pasca panen (belah, jemur dan fermentasi), Penyortiran dan Pengepakan

2. Pemasaran 3. Kewirausahaan 4. Pencatatan /Pengaturan

Keuangan

Produktivitas

Kakao

Page 57: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

40

Hipotesis

Mengacu pada uraian-uraian di atas dan berdasarkan perumusan masalah serta

kerangka pemikiran yang telah dikemukakan, maka disusun hipotesis sebagai

berikut:

1. Terdapat hubungan nyata antara faktor-faktor internal wanita tani dengan

partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao (Teobroma cacao L).

2. Terdapat hubungan nyata antara faktor-faktor eksternal wanita tani dengan

partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao (Teobroma cacao L).

Page 58: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

41

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian survei. Terdapat dua

peubah yaitu peubah bebas (X) dan peubah tidak bebas (Y). Peubah bebas

(independen) yaitu X1 merupakan faktor internal meliputi umur, tingkat

pendidikan, besarnya jumlah keluarga, pengalaman berusahatani, motivasi

berusahatani, aspirasi, sifat kekosmopolitan, pengambilan keputusan dan alokasi

waktu (peran domestik dan peran produktif). Peubah bebas X2 adalah faktor

eksternal meliputi: budaya/sistem nilai, ketersediaan tenaga kerja, penyuluhan,

iklim usaha, sistem/peluang pasar dan peran/dorongan suami (kepala keluarga).

Peubah tidak bebas (dependen) Y adalah partisipasi wanita tani dalam usahatani

kakao (Teobroma cacao L).

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama lima bulan mulai Januari 2009 sampai

dengan Mei 2009. Lokasi penelitian bertempat di tiga desa (Berdikari, Bahagia

dan Bunga) Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah.

Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive dengan pertimbangan bahwa

Kecamatan Palolo merupakan salah satu sentral produksi kakao di Sulawesi

Tengah dan memiliki karakteristik wilayah yang berbeda dengan daerah lain yang

ada di Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah.

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah wanita tani yang terlibat (petani penggarap)

dalam usahatani kakao di Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala Provinsi

Sulawesi Tengah. Pengambilan sampel dilakukan dengan sengaja (purposive

sampling) pada wanita tani di wilayah penelitian. Teknik pengambilan sampel

dengan sampel acak sederhana (simple random sampling) masing-masing 15

orang (responden) per desa, sehingga total responden sebanyak 45 orang.

Data dan Instrumentasi

Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan data sekunder. Data

primer diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuisioner yakni daftar

Page 59: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

42

pertanyaan yang disusun sesuai indikator pengukuran dan tujuan penelitian,

pengamatan langsung ke lokasi/lahan kakao dan terhadap aktivitas wanita tani di

dalam berusahatani kakao.

Data sekunder diperoleh dari Dinas atau instansi terkait, seperti Balai

Penyuluhan Pertanian, Kantor Desa, Kantor Kecamatan, Dinas Pertanian

Tanaman Pangan dan Perkebunan, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian serta

sumber lainnya dengan maksud untuk menunjang informasi-informasi yang

dibutuhkan dalam penelitian. Data yang dikumpulkan mencakup data yang

berhubungan dengan keadaan geografis dan demografis wilayah (Kecamatan

Palolo).

Ketepatan pengujian suatu hipotesis tentang hubungan antar peubah

penelitian sangat tergantung pada kualitas data yang dipakai dalam pengujian

tersebut. Pengujian hipotesis penelitian tidak akan mengenai sasaran jika data

yang dipakai untuk menguji hipotesis adalah data yang tidak reliabel dan tidak

menggambarkan secara tepat konsep yang diukur. Oleh karena itu, data yang

dipakai untuk menguji hipotesis harus valid dan reliabel.

Validitas data menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur itu mengukur apa

yang ingin diukur (Singarimbun dan Effendi, 1995). Beberapa cara yang

dianjurkan untuk mengukur validitas, yaitu (1) validitas konstruk; peneliti

menyusun tolok ukur operasional dari kerangka suatu konsep, (2) validitas isi;

suatu alat pengukur yang dapat mewakili semua aspek yang dianggap sebagai

aspek kerangka konsep, (3) validitas eksternal; alat ukur baru yang akan

digunakan dimana telah dihubungkan dengan alat ukur lama yang valid.

Pengujian validitas instrumen pengukuran dalam penelitian ini

menggunakan validitas konstruk. Validitas konstruk dilakukan dengan menyusun

tolok ukur operasional dari kerangka suatu konsep dengan cara pemahaman atau

logika berpikir didasarkan pada pengetahuan ilmiah. Kuisioner disesuaikan

dengan konsep dan teori yang telah dikemukakan oleh para ahli dan melakukan

konsultasi secara intensif dengan berbagai pihak yang dianggap menguasai materi

dalam daftar kuisioner tersebut.

Realibilitas atau keterandalan adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana

suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Singarimbun dan

Page 60: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

43

Effendi, 1995). Realibilitas menunjukkan konsistensi suatu alat ukur di dalam

mengukur gejala yang sama.

Uji realibilitas/keterandalan dilakukan terhadap 5 (lima) orang responden.

Koefisien realibilitas dihitung dengan menggunakan uji Cronbach’s alpha, seperti

yang dikemukakan oleh Purwanto (2007) dengan rumus, yaitu:

rH = 1 -

Keterangan :

rH = reliabilitas keseluruhan item atau koefisien reliabilitas

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

σ = jumlah varians butir

= varians total

Penghitungan nilai koefisien realibilitas dengan memanfaatkan perangkat

lunak program SPSS (Statistical Package for the social Sciences). Hasil uji

realibilitas terhadap uji coba kuisioner menunjukkan bahwa nilai koefisien

realibilitas (α) instrumen uji coba sebesar 0,943. Nilai ini menandakan bahwa

instrumen tersebut memiliki keterandalan yang cukup tinggi.

Analisis Data

Data yang diperoleh ditabulasi terlebih dahulu, kemudian dianalisis.

Analisis data untuk mengetahui hubungan antar peubah dan untuk menjawab

tujuan penelitian serta menguji hipotesis yang telah dirumuskan menggunakan uji

korelasi Product Moment Perasons dengan rumus :

Σ xy

rxy =

(Σ x2) (Σ y2)

Keterangan :

rxy = Korelasi antara variabel x dan y

x = (X1 – X)

y = (Y1 – Y)

k (k - 1)

Σ σ 2b σ 2

1

2b

Σ σ 21

Page 61: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

44

Definisi Operasional

Partisipasi Wanita Tani dalam Usahatani Kakao

Partisipasi usahatani adalah keikutsertaaan secara aktif dan sukarela dalam

berbagai aspek kegiatan usahatani. Partisipasi wanita yang diamati dan dinilai

adalah partisipasi wanita tani dalam melaksanakan kegiatan usahatani kakao yaitu

keterlibatan wanita tani dalam pelaksanaan usahatani kakao. Partisipasi dalam

pelaksanaan kegiatan-kegiatan usahatani kakao meliputi: 1) pembersihan/

pembebasan lahan, 2) penanaman pohon pelindung, 3) pembibitan, 4) penanaman,

5) sanitasi lahan, 6) pemupukan, 7) pemangkasan, 8) pengendalian hama dan

penyakit, 9) panen, pascapanen (belah dan jemur) dan fermentasi, 10 penyortiran

dan pengepakan, 11) pemasaran, 12) kewirausahaan, dan 13) Pencatatan/

pengaturan keuangan (book keeping).

1. Pembersihan/pembebasan lahan adalah upaya membersihkan lahan dari

tanaman yang tidak diperlukan dalam suatu lahan yang diperkirakan akan

mengganggu tanaman kakao.

2. Penanaman pohon pelindung adalah upaya yang dilakukan dengan tujuan

melindungi tanaman kakao dari sinar matahari secara langsung.

3. Pembibitan adalah upaya memperbanyak bahan tanaman kakao.

4. Penanaman tanaman kakao

5. Sanitasi lahan merupakan upaya-upaya membersihkan dan melindungi lahan

pertanaman kakao dari serangan hama dan penyakit tanaman.

6. Pemupukan adalah upaya meningkatkan produktivitas tanaman dengan

mempertahankan dan menambah kandungan bahan-bahan organik tanah untuk

meningkatkan/menyeimbangkan dan menjaga nutrien tetap ada bagi

pertumbuhan tanaman.

7. Pemangkasan adalah pengurangan bagian-bagian tanaman (daun, cabang dan

ranting) yang tidak produktif dengan tujuan meningkatkan produktivitas kakao

dan sekaligus menghindari serangan hama penyakit.

8. Pengendalian Hama dan Penyakit adalah upaya yang dilakukan untuk

menjaga/melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit.

Page 62: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

45

9. Panen adalah pemetikan/pengambilan langsung hasil/buah tanaman kakao

yang telah masak. Pascapanen adalah upaya penanganan setelah panen dengan

tujuan untuk menjaga kualitas hasil tanaman agar tetap baik.

10. Penyortiran dan pengepakan. Penyortiran adalah upaya penggolongan biji

kakao berdasarkan kualitas atau mutu biji dan pemisahan biji kakao dari

kotoran yang tercampur. Pengepakan adalah upaya memasukkan biji kakao

yang siap dijual ke dalam kemasan.

11. Pemasaran, adalah penjualan hasil tanaman (biji kakao).

12. Kewirausahaan adalah kemampuan wanita tani dalam menangani usahatani

kakao ke arah agribisnis.

13. Pencatatan/Pengaturan Keuangan (Book keeping) adalah kemampuan wanita

tani dalam mengatur tata buku pengeluaran keuangan rumah tangga.

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi Wanita Tani dalam

Usahatani Kakao

Faktor Internal

1. Umur adalah usia wanita tani yang dihitung sejak responden dilahirkan sampai

dengan saat wawancara dilakukan. Satuan umur dinyatakan dalam tahun, dan

dikategorikan dalam muda, sedang dan tua.

2. Pendidikan adalah lamanya responden duduk di bangku pendidikan formal

dan non formal. Satuan pendidikan dinyatakan dalam tahun. Pengukuran

dengan kategori rendah, sedang dan tinggi.

3. Besarnya jumlah keluarga adalah banyaknya anggota keluarga tetap dalam

rumah tangga yang menjadi tanggungan keluarga. Pengukuran dengan

kategori rendah, sedang dan tinggi.

4. Pengalaman berusahatani adalah lamanya wanita tani melakukan kegiatan

usahatani kakao. Satuan pengalaman dinyatakan dalam tahun, dan dibagi

dalam tiga kategori: rendah, sedang dan tinggi.

5. Motivasi berusahatani adalah kekuatan-kekuatan atau dorongan dari dalam

dan dari luar diri responden, yaitu dorongan untuk melakukan suatu aktivitas

berkaitan dengan usahatani kakao. Motivasi wanita tani diukur berdasarkan

jumlah skor dari alat pengukur, yaitu a) untuk meningkatkan pendapatan/

Page 63: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

46

kesejahteraan keluarga, b) untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan

papan, c) untuk menambah pengetahuan dan pengalaman, d) karena ajakan

anggota keluarga, e) karena ajakan orang lain (teman, tetangga), f) karena

ajakan PPL, g) agar dapat menjalin pergaulan sesama petani, h) dapat dihargai

sebagai isteri petani yang berhasil, i) karena harga jual kakao tinggi, (j) ingin

memanfaatkan waktu luang, dan k) ingin memperoleh uang sendiri.

6. Aspirasi yaitu tingkat perwujudan ataupun pencapaian sesuatu di masa yang

akan datang yang menentukan dan mempolakan usaha-usaha wanita tani

untuk mencapai hal-hal tersebut. Aspirasi wanita tani diukur dengan jumlah

skor dari alat pengukur, yaitu a) agar memperoleh nilai jual yang tinggi, b)

agar dapat meningkatkan produksi hasil tanaman, c) agar dapat menghemat

biaya tenaga kerja, dan d) agar dapat mengembangkan usahatani kakao. Sub

indikator terdiri atas satu pernyataan, masing-masing pernyataan diberi

alternatif jawaban dengan skor satu sampai tiga. Pengukuran dengan kategori

rendah, sedang, dan tinggi.

7. Sifat Kekosmopolitan adalah keterbukaan wanita tani terhadap inovasi

usahatani kakao melalui pola hubungan wanita tani dari berbagai sumber

informasi. Pengukuran dilakukan dengan mengetahui jumlah skor. Alat

pengukurnya yaitu: a) frekuensi bepergian ke luar (daerah luar), b) frekuensi

menghadiri pertemuan/kegiatan pelatihan/penyuluhan/kursus, c) frekuensi

mengadakan kontak dengan instansi/lembaga/perusahaan swasta terkait, d)

frekuensi tukar menukar informasi dengan sesama petani dan e) frekuensi

mendengar atau mencari informasi (media cetak dan elektronik). Jawaban

dengan skor 1 mengarah kepada sifat kosmopolit rendah, sedang skor 2, dan

tinggi skor 3.

8. Pengambilan Keputusan adalah keterlibatan isteri dalam mempengaruhi

penentuan akhir tindakan untuk melakukan atau tidak melakukan kegiatan

usahatani kakao. Pengukuran dengan 3 kategori: rendah, sedang dan tinggi.

9. Alokasi waktu adalah penggunaan/curahan waktu yang diberikan oleh wanita

tani untuk berpartisipasi dalam kegiatan usahatani kakao (peran produktif) dan

kegiatan domestik. Pengukuran dengan kategori rendah (tidak pernah) skor 1,

sedang (jarang) skor 2, dan tinggi (selalu) skor 3.

Page 64: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

47

Faktor Eksternal

1. Budaya adalah nilai-nilai/norma yang melekat dalam diri responden yang

dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggal. Pengukuran dengan kategori

bertentangan (tidak setuju) skor 1, cukup bertentangan (kurang setuju) skor 2,

dan tidak bertentangan (setuju) skor 3.

2. Ketersediaan tenaga kerja adalah jumlah orang/tenaga dalam keluarga yang

terlibat dalam usahatani kakao. Pengukuran dengan kategori sedikit (tidak

setuju) skor 1, sedang (kurang setuju) skor 2, dan banyak (setuju) skor 3.

3. Penyuluhan adalah intensitas kegiatan penyuluhan yang diikuti oleh wanita

tani untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap agar dapat

melakukan usahatani kakao dengan baik. Pengukuran dikategorikan rendah,

sedang dan tinggi.

4. Iklim Usaha adalah kondisi/suasana yang mempengaruhi seseorang untuk

berusahatani kakao meliputi harga atau nilai jual hasil produksi di tingkat

pasar dan jumlah permintaan pasar.

5. Sistem/Peluang Pasar adalah potensi pasar kakao yang masih dapat dipenuhi.

6. Peran/dorongan Kepala Keluarga (suami), adalah motivasi atau dorongan

yang diberikan oleh suami agar wanita tani (isteri) berpartisipasi dalam

usahatani kakao. Pengukuran dengan kategori tidak setuju = skor 1, kurang

setuju = skor 2, dan setuju = skor 3.

Page 65: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

48

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Geografis dan Ekonomi

Kecamatan Palolo merupakan salah satu kecamatan yang ada di wilayah

Kabupaten Donggala, terbagi atas 19 desa yang berbatasan dengan:

Sebelah Utara : Kecamatan Biromaru

Sebelah Selatan : Kecamatan Nokilalaki

Sebelah Timur : Kabupaten Parigi Moutong

Sebelah Barat : Kecamatan Biromaru

Luas wilayah Kecamatan Palolo adalah 303,87 km2, yang kesemuanya

dapat dijangkau kendaraan roda empat dan roda dua, sehingga mempermudah

transportasi antara satu desa dengan desa lainnya dan ke pusat kecamatan.

Kecamatan Palolo merupakan wilayah dengan masyarakat multietnik yang

dibentuk oleh migrasi pendatang dari luar. Kecamatan Palolo sebelumnya bagian

dari Kecamatan Sigi Biromaru dan sejak tanggal 8 Januari 1997 resmi berpisah

dari kecamatan induknya. Wilayah Kecamatan Palolo merupakan suatu lembah

dengan dasar lembah bertopografi datar yang disebut Lembah Palolo atau Lembah

Sopu. Lembah ini merupakan bagian paling timur dari Lembah Palu yang

merupakan lembah terpadat di Sulawesi Tengah dengan bentuk memanjang dari

barat ke timur. Bagian barat yang merupakan bagian hilir berhadapan dengan

Teluk Tomini dan bagian hulu adalah wilayah Kecamatan Palolo.

Lembah Palolo dikelilingi oleh daerah bukit dan pegunungan yang

merupakan hutan negara, yaitu Hutan Produksi Terbatas (HPT) di bagian utara

dan Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) di bagian selatan. Areal yang menjadi

wilayah pertanian dan pemukiman hanyalah bagian datar yang berada di antara

kedua wilayah hutan tersebut dengan patok batasnya berada langsung di

sepanjang kaki-kaki bukit. Ketika masih bernama "Mainusi" (bahasa suku Kaili),

daerah ini dulu dipercaya sebagai laut, dan penduduk saat itu tinggal di

pegunungan di sekitarnya mulai dari pinggang sampai ke puncaknya.

Agroklimat kawasan Palolo tidak memiliki perbedaan musim yang ekstrim

karena tidak tegasnya perbedaan musim kering dan penghujan. Rata-rata curah

hujan selama sepuluh tahun terakhir tergolong tinggi yaitu 3283,95 mm per tahun,

Page 66: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

49

bulan kering umumnya terjadi antara November dan awal Desember (BPP Palolo,

2007). Salah satu ciri khas iklim di daerah ini adalah perbedaan suhu yang

ekstrim antara siang yang sangat terik dan malam yang dingin.

Dataran Palolo memiliki ketinggian 500 m dpl di bagian barat sampai

dengan 700 m dpl di bagian timur. Jenis tanah adalah aluvial dan aluvial peralihan

yang merupakan kelompok jenis tanah yang subur. Kawasan ini adakalanya

disebut Lembah Sopu karena merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai

Sopu. Sungai ini diberi nama berbeda-beda di sepanjang alirannya. Di Desa

Berdikari disebut Sungai Sopu, di bagian hilir orang Sintuwu menyebutnya

Sungai Gumbasa, dan di muara penduduk kota Palu menamainya Sungai Palu.

Kecamatan Palolo merupakan daerah tangkapan air atau bagian hulu dari sistem

DAS Sopu di mana bagian DAS hilirnya adalah Kota Palu dan sebagian wilayah

Kecamatan Sigi Biromaru.

Jumlah penduduk menurut hasil pencatatan registrasi penduduk pada akhir

tahun 2007 sebanyak 25.392 jiwa. Jumlah penduduk di Kecamatan Palolo

berkurang disebabkan adanya pemekaran kecamatan yaitu Kecamatan Nokilalaki.

Kepadatan penduduk tahun 2007 mencapai 84 jiwa per km2. Mata pencaharian

penduduk Kecamatan Palolo sebagai Petani 86,22%, pedagang 2,58%, bergerak di

bidang jasa 2,26% , dan pegawai negeri 3,38% (BPP Kecamatan Palolo, 2008).

Kepadatan penduduk yang tinggi dan potensi sumberdaya agraria yang

memungkinkan membuat seluruh wilayah desa saat ini menjadi daerah pertanian

intensif. Cepatnya perluasan kawasan ini menjadi areal pertanian terjadi sejak

tanaman kakao bernilai ekonomi tinggi padahal pemeliharaannya kurang intensif,

sehingga kemampuan pengelolaan usahatani per tenaga kerja menjadi luas.

Tingginya tingkat kepadatan penduduk disebabkan oleh tingginya jumlah

pendatang (migran masuk) ke wilayah ini, baik dari Sulawesi Tengah maupun dari

Sulawesi Selatan. Faktor yang menyebabkan Kecamatan Palolo menjadi daerah

tujuan migrasi di antaranya adalah ketersediaan infrastruktur yang lebih baik.

Jarak dari Kecamatan Palolo ke Kota Palu adalah 54 km dan menjadi salah satu

jalan poros yang menghubungkan kota Palu dengan daerah-daerah lain.

Penyebab migrasi penduduk Kecamatan Kulawi yang termasuk salah satu

suku daerah Sulawesi Tengah yang paling banyak bermigrasi ke Kecamatan

Page 67: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

50

Palolo adalah topografi di Kecamatan Kulawi yang berbukit sehingga sulit untuk

pertanian dan aksesibilitas yang terbatas. Sampai saat ini jalan yang dapat dilalui

kendaraan di wilayah Kulawi hanya sampai ke kota kecamatan, sementara

setengah dari desa-desanya belum dapat dijangkau kendaraan.

Pendidikan sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa tidak dapat

dilepaskan dari peningkatan sumberdaya manusia yang merupakan investasi bagi

kepentingan pembangunan nasional. Kecamatan ini mempunyai beberapa

infrastruktur sosial ekonomi. Fasilitas pendidikan yang tersedia adalah 9 buah

TK, 24 buah SD, 4 buah SMP, 2 buah MTs, 1 buah SLTA dan 2 buah Madrasah

Aliyah (Badan Pusat Statistik, 2008). Fasilitas kesehatan terdiri atas Puskesmas 2

buah, Pustu 6 buah, dan Polindes 13 buah.

Sektor pertanian merupakan tumpuan kehidupan perekonomian di

Kecamatan Palolo. Pembangunan di sektor pertanian merupakan hal yang penting

dalam mendukung pembangunan ekonomi pada sektor yang lain. Sektor

pertanian terdiri atas sub sektor pertanian tanaman pangan, sub sektor perkebunan,

sub sektor kehutanan, sub sektor peternakan dan sub sektor perikanan.

Tata guna lahan di Kecamatan Palolo disajikan pada Tabel 1 dan Tabel 2.

Tabel 1. Luas Lahan Sawah dan Jenis Pengairannya, Tadah Hujan di Kecamatan Palolo Tahun 2007 (ha)

Tahun Irigasi Tadah Hujan

Lainnya Jumlah Teknis ½ Teknis Sederhana

2003 2004 2005 2006 2007

- - - - -

705 705 705 710 710

2.533,80 1.932,00 2.446,37 2.797,00 2.225,00

19715512015345

17,00 16,00 12,75 1,00 1,00

2.980,82.798,03.290,03.661,02.986,0

Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kecamatan Palolo.

Tabel 2. Luas Lahan Kering di Kecamatan Palolo Tahun 2007 (ha)

Tahun Pekarangan Ladang Tegalan/kebun Padang rumput

Belum diusahakan

2003 2004 2005 2006 2007

720,25 720,25 720,25 683,00 551,50

3.714,0 3.751,0 4.014,0 4.275,0 3.785,5

4.274 4.486 6.786 7.675 6.680

- - - - -

5.945,90 5.943,49 5.423,00 5.423,90 4.987,45

Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kecamatan Palolo.

Page 68: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

51

Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Palolo memiliki tenaga PPL

23 orang yang melayani 19 desa. Kelembagaan Koperasi Unit Desa, Balai Benih,

lembaga keuangan, dan bank memegang peranan penting dalam memperlancar

operasional penyuluhan pertanian. Institusi ini melayani kebutuhan petani dalam

pemenuhan sarana produksi, permodalan dan pemasaran hasil pertanian. Jenis

kelembagaan pelayanan yang ada adalah Koperasi Unit Desa 1 (satu) unit,

Koperasi Pertanian 1 (satu) unit, Balai Benih 2 (dua) unit, Lembaga Keuangan

Mikro LSPBM 10 unit dan BRI 1 (satu) unit (Badan Pusat Statistik, 2008).

Tanaman perkebunan yang menjadi tanaman ekonomi terpenting saat ini

adalah coklat atau kakao (Theobroma cacao L) yang perkembangannya sangat

cepat. Tahun 1998 luasnya 413,3 ha (Badan Pusat Statistik, 1999), sembilan tahun

kemudian (tahun 2007) meningkat menjadi 7.513 ha dengan produksi rata-rata

0,63 ton/ha (Dinas Perkebunan Sulawesi Tengah, 2008). Tanaman perkebunan

lainnya adalah kopi dan cengkeh, tanaman semusim adalah padi dan jagung.

Tanaman kakao dapat dianggap sebagai salah satu faktor penarik yang

menjadi pintu pembuka wilayah ini. Kakao sudah dikenal sejak tahun 1970-an,

mulai banyak ditanam pada pertengahan 1980-an dan semakin luas mulai awal

1990-an. Saat ini kakao mendominasi ekonomi penduduk. Tanaman kakao dapat

dilihat di sepanjang jalan utama, ditanam sampai ke halaman rumah, sehingga

tidak ada tanah kosong yang tidak ditanami kakao. Nilai jual kakao yang tinggi

menyebabkan meningkatnya ekonomi penduduk, sekaligus memicu tingginya

jual beli tanah. Secara tidak langsung, kakao menyebabkan gejala “lapar tanah”

pada sebagian orang yang berakibat kepada penyerobotan areal hutan.

Hama yang menyerang kakao saat ini adalah serangga kepik penghisap

buah kakao (Helopelthis) yang menyebabkan bintik-bintik hitam pada kulit dan

memperburuk mutu buah. Hama yang sangat mengkhawatirkan adalah penggerek

buah kakao (cocoa pod borer) yang disebabkan oleh Conopomorpha cramerella

snellen. Serangan hama tersebut menyebabkan buah kakao keras sehingga sulit

dikupas dan biji menjadi lengket yang dapat menurunkan harga jual, meskipun

tingkat serangannya masih rendah. Jamur yang mulai banyak menyerang adalah

serangan jamur Phythophtora palmivora yang disebut penyakit hitam pada kulit

(black pod desease) dan menyebabkan buah tidak bisa matang.

Page 69: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

52

Prasarana pemasaran di Kecamatan Palolo masih sangat kurang. Kondisi

tersebut merupakan kendala bagi masyarakat karena sarana transportasi yang sulit

antar desa sehingga menyulitkan pemasaran komoditi pertanian/perkebunan ke

desa yang memiliki sarana pemasaran. Jumlah desa yang memiliki sarana

pemasaran di Kecamatan Palolo hanya enam buah yaitu Desa Bahagia, Rahmat,

Makmur, Bobo, Lembatongoa dan Uenuni. Hari pasar di desa tersebut masing-

masing satu hari dalam seminggu, sehingga setiap hari ada satu hari pasar mulai

hari Senin sampai dengan Sabtu. Jumlah toko, kios, dan warung pada tahun 2007

mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya. Sebanyak 8 desa memiliki

sarana toko, 12 desa memiliki warung dan semua desa sudah memiliki kios.

Arus perekonomian suatu tempat akan meningkat apabila tersedia sarana

perhubungan antar daerah dan desa sehingga arus lalu lintas baik kendaraan

bermotor maupun tidak bermotor dapat beroperasi dengan baik. Perkembangan

sektor perhubungan khususnya kondisi jalan induk yang menghubungkan satu

desa ke desa yang lain sudah cukup baik, kondisi jalan yang belum beraspal hanya

terdapat di dua desa yaitu Desa Sintuwu dan Desa Lembatongoa.

Karakteristik Internal dan Eksternal Wanita Tani

Karakteristik petani adalah ciri-ciri atau sifat-sifat yang dimiliki oleh

seseorang petani yang ditampilkan melalui pola pikir, pola sikap dan pola

tindakan terhadap lingkungannya (Mislini, 2006). Peubah karakteristik petani

yang dikaji terdiri atas 15 variabel yang digolongkan dalam dua bagian yaitu

karakteristik internal dan karakteristik eksternal. Karakteristik internal wanita tani

meliputi umur, tingkat pendidikan formal, besarnya jumlah keluarga, pengalaman

berusahatani, motivasi berusahatani, aspirasi, sifat kekosmopolitan, pengambilan

keputusan dan alokasi waktu (peran domestik dan produktif). Karakteristik

eksternal wanita tani meliputi: budaya/sistem nilai, ketersediaan tenaga kerja,

intensitas penyuluhan, iklim usaha, peluang pasar, dan peran/dorongan suami

(kepala keluarga).

Pengkategorian responden dari masing-masing indikator dilakukan dengan

teknik analisis deskriptif (Arikanto, 1998). Analisis deskriptif diharapkan dapat

menggambarkan karakteristik wanita tani yang melaksanakan usahatani kakao di

Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah.

Page 70: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

53

Faktor Internal

Proporsi responden (wanita tani) berdasarkan distribusi karakteristik

internal wanita tani yang berusahatani kakao di Kecamatan Palolo Kabupaten

Donggala Provinsi Sulawesi Tengah disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Deskripsi Faktor Internal Wanita Tani dalam Berusahatani Kakao di Kecamatan Palolo

Karakteristik Wanita Tani

Rataan Kisaran Kategori Jumlah n %

Umur (Tahun) 37,8 20 - 52 Muda (< 30,67) Sedang (30,67 – 41,33) Tua (>41,33)

11 21 13

24,4 46,7 28,9

Tingkat Pendidikan (tahun)

9,11 5 – 15 Rendah (< 8,33) Sedang (8,33 – 11,67) Tinggi (> 11,67)

15 14 16

33,3 31,1 35,6

Jumlah Tanggungan Keluarga (orang)

4,71 2 – 8 Rendah (< 4) Sedang (4 – 6) Tinggi (> 6 )

7 35 3

15,5 77,8 6,7

Pengalaman Berusahatani (tahun)

10,73 5 – 26 Rendah (< 12 ) Sedang (12 – 19 ) Tinggi (> 19 )

32 9 4

71,1 20,0 8,9

Motivasi Berusahatani

29,89 22 – 36 Rendah (< 26,67) Sedang (26,67 – 31,34) Tinggi (> 31,34)

8 19 18

17,8 42,2 40,0

Aspirasi 11,91 11 - 12 Rendah (< 11,33) Sedang (11,33 – 11,66) Tinggi (> 11,66)

4 0

41

8,9 0,0

91,1Sifat Kekosmopolitan

10,0 6 -17 Rendah (< 9,67) Sedang (9,67 – 13,34) Tinggi (> 13,34)

25 12 8

55,5 26,7 17,8

Pengambilan Keputusan

32,47 13 - 39 Rendah (< 21,67) Sedang (21,67 – 30,34) Tinggi (> 30,34)

5 12 28

11,1 26,7 62,2

Peran Domestik 10,29 5 - 15 Rendah (< 8,33) Sedang (8,33 – 11,66) Tinggi (> 11,66)

10 22 13

22,2 48,9 28,9

Peran Produktif 5,04 3 - 6 Rendah (< 4) Sedang (4 - 5) Tinggi (> 5)

5 22 18

11,1 48,9 40,0

Jumlah 45 100,0

Page 71: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

54

Umur

Tabel 3 menunjukkan bahwa umur responden dikategorikan sedang yaitu

sebesar 46,7%. Umur wanita tani di Kecamatan Palolo bervariasi antara 20

sampai dengan 52 tahun dan rata-rata umur adalah 37,8 tahun. Berdasarkan

kategori umur responden, kelompok ini dapat dikatakan sebagai kelompok usia

produktif karena mampu melaksanakan pekerjaan terutama berusahatani kakao.

Pada umur ini wanita tani umumnya sudah mempunyai beberapa orang

anak, dan sudah memiliki pengalaman hidup yang dapat dijadikan penuntun untuk

mengarungi kehidupan. Wanita tani juga lebih bertanggung jawab terhadap

kehidupan keluarganya. Sebagai wujud tanggung jawab ini mereka berperan serta

aktif meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan ikut berpartisipasi dalam

pengelolaan usahatani kakao yang merupakan usahatani keluarga. Sebaran umur

responden memperlihatkan bahwa wanita tani di Kecamatan Palolo mempunyai

kemampuan untuk berpartisipasi aktif dalam pengelolaan usahatani kakao dan

dapat mengembangkan potensi yang mereka miliki.

Tingkat Pendidikan

Pendidikan formal wanita tani di Kecamatan Palolo bervariasi mulai dari

Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Perguruan Tinggi, dengan kisaran 5 sampai

dengan 15 tahun. Rata-rata tingkat pendidikan formal wanita tani di Kecamatan

Palolo adalah selama 9,11 tahun. Artinya bahwa wanita tani di Kecamatan Palolo

rata-rata menyelesaikan pendidikan selama 9 (sembilan) tahun atau rata-rata

tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Tingkat pendidikan formal yang dimiliki wanita tani di Kecamatan Palolo

Kabupaten Donggala dikategorikan tinggi (SMA), yaitu sebesar 35,6 %. Secara

keseluruhan rata-rata tingkat pendidikan formal wanita tani dikategorikan sedang,

dari 45 responden 15 orang berpendidikan di bawah SMP, 14 orang berpendidikan

SMP dan 1 (satu) orang yang sedang duduk di bangku kuliah.

Pendidikan akan berpengaruh pada cara dan pola berpikir seseorang, sebab

pendidikan merupakan suatu proses pengembangan pengetahuan, keterampilan

dan sikap seseorang yang dilaksanakan secara terencana, sehingga memperoleh

perubahan-perubahan bagi peningkatan hidup. Semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang, semakin berkembang pola berpikirnya dalam pengambilan keputusan

Page 72: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

55

untuk melakukan sesuatu termasuk keputusan untuk berpartisipasi dalam kegiatan

usahatani kakao.

Tingkat pendidikan berpengaruh juga terhadap adopsi inovasi teknologi,

khususnya teknologi budidaya kakao. Wanita tani yang berpendidikan tinggi

lebih bisa membudidayakan kakao ke arah agribisnis, bukan sekedar pemenuhan

kebutuhan rumah tangga karena pendidikan dapat mendorong tumbuhnya

kreativitas sehingga mampu menangkap peluang atau kesempatan berusaha.

Besarnya Jumlah Keluarga

Besarnya jumlah anggota keluarga dapat berdampak negatif terhadap

kemajuan usahatani, apabila anggota keluarga tersebut tidak menyumbangkan

tenaga. Anggota keluarga yang tidak bekerja akan menambah beban bagi

keluarga akibat pengeluaran keluarga lebih banyak daripada pendapatan yang

diperoleh dari usahatani termasuk usahatani kakao.

Besarnya jumlah keluarga wanita tani di Kecamatan Palolo bervariasi antara

2 sampai dengan 8 orang, dengan rata-rata jumlah anggota keluarga adalah 4,71

orang. Besarnya jumlah keluarga berada pada kategori sedang (4 – 6 orang)

sebesar 77,8 %. Sebagian besar anggota keluarga masih berada pada bangku

pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Keterlibatan mereka

dalam usahatani kakao sangat minim. Kontribusi anggota keluarga pada kegiatan

usahatani kakao lebih pada kegiatan penyortiran dan pengepakan. Kegiatan ini

melibatkan anggota keluarga karena mudah dilakukan dan berada di sekitar

rumah/tempat tinggal. Kebanyakan anggota keluarga (anak-anak) membantu

meringankan pekerjaan rumah tangga, seperti membersihkan rumah dan menyapu

halaman. Keterlibatan dalam kegiatan produktif lainnya adalah membantu

memberi makan ternak peliharaan mereka (ayam dan babi).

Pengalaman Berusahatani

Pengalaman berusahatani kakao yang dimiliki wanita tani di Kecamatan

Palolo dikategorikan rendah yaitu sebesar 71,1% dengan kisaran 5 sampai dengan

26 tahun dan rata-rata pengalaman berusahatani selama 10,73 tahun.

Secara teoritis wanita tani yang lebih berpengalaman dalam menangani

usahatani kakao cenderung lebih selektif dalam memilih dan menggunakan

inovasi teknologi dibandingkan wanita tani dengan pengalaman rendah. Artinya,

Page 73: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

56

pengalaman berusahatani kakao memegang peranan penting dalam upaya

mengefisienkan faktor-faktor produksi yang akan digunakan oleh wanita tani

dalam kegiatan usahatani kakao. Dari 45 responden, 4 (empat) orang (8,9 %)

memiliki pengalaman berusahatani kakao di atas 19 tahun. Meskipun pengalaman

berusahatani kakao dikategorikan rendah, wanita tani di Kecamatan Palolo sudah

terbiasa dengan kegiatan berusahatani lainnya misalnya padi dan jagung, sehingga

mereka tidak canggung dalam membudidayakan tanaman lainnya termasuk kakao.

Motivasi Berusahatani

Motivasi yang kuat dapat mendorong seseorang untuk melakukan tindakan

nyata. Motivasi wanita tani untuk berpartisipasi dalam usahatani kakao yang

dimaksud adalah faktor-faktor yang mendorong wanita tani melakukan kegiatan

usahatani kakao. Motivasi tersebut meliputi dorongan untuk peningkatan

pendapatan keluarga, pemenuhan kebutuhan keluarga, menambah pengetahuan

dan pengalaman, ajakan dari anggota keluarga, ajakan orang lain, ajakan petugas

lapangan (PPL) atau pihak lain, menjalin pergaulan antara sesama petani, agar

dihargai sebagai isteri yang berhasil, karena harga jual kakao yang tinggi,

memanfaatkan waktu luang dan ingin memperoleh uang tambahan.

Motivasi berusahatani yang dimiliki wanita tani di Kecamatan Palolo

dikategorikan sedang yaitu sebesar 42,2%. Motivasi untuk meningkatkan

pendapatan keluarga, pemenuhan kebutuhan keluarga, menambah pengetahuan

dan pengalaman, memperoleh uang tambahan adalah faktor pendorong terbesar

partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao. Motivasi lainnya adalah untuk

membantu suami mencari nafkah dan menghemat biaya sewa tenaga kerja.

Motivasi wanita tani untuk berpartisipasi dalam usahatani kakao lebih besar

berasal dari motivasi intrinsik (dari dalam diri wanita tani).

Aspirasi

Aspirasi merupakan harapan tingkat perwujudan ataupun pencapaian sesuatu

di masa mendatang yang menentukan dan mempolakan usaha-usaha seseorang

untuk mencapai hal tersebut. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa

aspirasi yang dimiliki oleh wanita tani di Kecamatan Palolo dikategorikan tinggi

yaitu sebesar 91,1 %.

Page 74: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

57

Aspirasi atau harapan yang dimiliki oleh wanita tani yang ada di Kecamatan

Palolo Kabupaten Donggala adalah memperoleh nilai jual (keuntungan) yang

tinggi dengan penggunaan input (sarana produksi) yang sesuai, meningkatkan

produksi tanaman, dapat mengembangkan usahatani kakao ke arah agribisnis yang

lebih baik, dan pemenuhan kebutuhan rumah tangga melalui kegiatan usahatani

kakao. Hasil wawancara diperoleh informasi bahwa selain ingin mengembangkan

usahatani kakao, aspirasi wanita tani adalah dapat menunaikan ibadah haji.

Sifat Kekosmopolitan

Sifat kekosmopolitan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat

keterbukaan wanita tani terhadap pergaulan dengan orang di dalam dan luar

desanya, lembaga terkait, serta media massa untuk mendapatkan informasi dalam

mengelola usahatani kakao. Kekosmopolitan responden berkaitan dengan

frekuensi responden mengunjungi sumber informasi, dan frekuensi responden

memanfaatkan media massa, frekuensi kunjungan ke luar daerah selama kurun

waktu tertentu untuk mencari informasi tentang usahatani kakao.

Sifat kekosmopolitan wanita tani di Kecamatan Palolo dikategorikan rendah,

yaitu sebesar 55,5%. Usaha responden untuk mengunjungi sumber informasi di

dalam dan di luar desa, serta memanfaatkan media massa dengan tujuan mencari

informasi tentang usahatani kakao masih sangat kurang.

Hal ini dapat memperkecil kemungkinan responden untuk lebih terbuka

terhadap inovasi teknologi termasuk usahatani kakao. Frekuensi wanita tani

menghubungi penyuluh atau petugas lapangan, pergi ke luar desa, membaca

koran, majalah, brosur, mendengarkan radio dan televisi yang berisi informasi

usahatani kakao masih rendah. Selain itu umumnya jenis informasi/topik yang

dipilih wanita tani dalam memanfaatkan media massa adalah hiburan, bukan

menambah pengetahuan tentang pertanian khususnya usahatani kakao. Padahal,

Balai Penyuluhan Pertanian di Kecamatan Palolo, sejak tahun 2008 sudah mulai

merintis radio pertanian yang menyiarkan berbagai informasi pertanian termasuk

usahatani kakao. Kekosmopolitan wanita tani di Kecamatan Palolo perlu

ditingkatkan dengan memberi peluang yang lebih besar kepada mereka agar dapat

mengakses berbagai sumber informasi.

Page 75: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

58

Informasi mengenai usahatani kakao perlu ditingkatkan baik dari segi

kuantitas maupun kualitas, sehingga wanita tani lebih bergairah untuk

memanfaatkan informasi tersebut. Informasi ini dapat diperoleh salah satunya

melalui kegiatan penyuluhan. Selama ini, kegiatan penyuluhan pertanian yang

diadakan oleh Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Palolo kebanyakan

dihadiri oleh suami mereka yang sudah tergabung dalam kelompok tani. Informasi

tentang usahatani kakao diperoleh wanita tani dari suami mereka.

Pengambilan Keputusan Pola pengambilan keputusan yang dikaji berdasarkan lima pola peran, yaitu:

suami sendiri, suami dominan, bersama setara, isteri dominan, dan isteri sendiri.

Berdasarkan hasil penelitian, peranan wanita tani dalam pengambilan keputusan

pada usahatani kakao sebesar 62,2 % dan dikategorikan tinggi.

Hampir semua tahap kegiatan dalam usahatani kakao mulai pembebasan

atau pembersihan lahan sampai pemasaran hasil panen kakao, 62,2% responden

menyatakan bahwa proses pengambilan keputusan dilakukan secara bersama-

sama (setara suami dan isteri). Hal ini menunjukkan status wanita di Kecamatan

Palolo sudah diperhitungkan.

Beberapa responden mengatakan bahwa proses pengambilan keputusan yang

berlaku dalam rumah tangga masih didominasi oleh suami. Kegiatan yang lebih

didominasi oleh suami, bahkan suami lebih banyak memutuskan sendiri jenis

kegiatan dalam usahatani kakao adalah pengendalian hama penyakit tanaman

(pemilihan jenis dan dosis pestisida), dan jumlah pupuk yang akan digunakan.

Alokasi Waktu

Pola pembagian kerja dalam keluarga sangat terkait dengan variasi

diversifikasi sumber pendapatan yang dilakukan oleh sebuah keluarga. Curahan

waktu yang tersedia pada wanita tani, merupakan faktor yang berhubungan

dengan tingkat partisipasi wanita tani. Curahan waktu yang dikaji dalam

penelitian ini adalah peran domestik dan peran produktif.

- Peran Domestik

Peran domestik biasa juga disebut dengan peran reproduktif adalah peran

yang dijalankan oleh seseorang untuk kegiatan yang berkaitan dengan

Page 76: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

59

pemeliharaan sumberdaya manusia dan pekerjaan urusan rumah tangga. Peran

reproduktif disebut juga peran di sektor domestik.

Peran domestik dalam penelitian ini meliputi kegiatan mengasuh anak,

memasak, membersihkan rumah, belanja di pasar, kesehatan keluarga, dan

pendidikan anak. Peran domestik yang dilakukan wanita tani di Kecamatan Palolo

Kabupaten Donggala dikategorikan sedang, yaitu sebesar 48,9%. Angka ini

menunjukkan bahwa terjadi pembagian peran antara suami-isteri dalam pekerjaan

rumah tangga. Pembagian peran antara suami-isteri dapat terlihat terutama pada

kegiatan kesehatan keluarga dan pendidikan anak. Meskipun peran domestik ini

didominasi oleh wanita, hal ini masih berdampak positif bagi partisipasi wanita

dalam berusahatani kakao karena mereka masih mempunyai luangan waktu untuk

melakukan pekerjaan lainnya, termasuk berpartisipasi dalam usahatani kakao.

- Peran Produktif

Peran produktif adalah peran yang dilakukan oleh seseorang, menyangkut

pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa, baik untuk dikonsumsi maupun

untuk diperdagangkan. Kerja produktif yang dilakukan oleh wanita berkontribusi

terhadap pendapatan keluarga. Peran produktif yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah kegiatan di lahan kakao dan kegiatan yang dilakukan oleh wanita tani

selain usahatani kakao dalam upaya menambah pendapatan keluarga baik dari

pertanian maupun non pertanian.

Tabel 3 menunjukkan bahwa peran produktif wanita tani dalam usahatani

kakao di Kecamatan Palolo dikategorikan sedang, yaitu 48,9%. Hal ini berkaitan

dengan curahan waktu yang dikeluarkan dalam kegiatan domestik. Peran

produktif yang dilakukan oleh wanita tani di Kecamatan Palolo Kabupaten

Donggala selain kegiatan usahatani kakao adalah: petani padi, jagung, dan

sayuran, guru (honorer), pedagang (warung/kios), buruh tani, usaha industri

rumah tangga berupa pembuatan keripik talas, pembuatan gula aren, pembuatan

sapu ijuk, dan tikar.

Faktor Eksternal

Proporsi responden (wanita tani) berdasarkan distribusi karakteristik

eksternal wanita tani dalam berusahatani kakao di Kecamatan Palolo Kabupaten

Donggala Provinsi Sulawesi Tengah disajikan pada Tabel 4.

Page 77: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

60

Tabel 4. Deskripsi Faktor Eksternal Wanita Tani dalam Berusahatani Kakao di Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah

Karakteristik Wanita Tani

Rataan Kisaran Kategori Jumlah n %

Budaya/Sistem Nilai

10,64 6 – 12 Rendah (< 8) Sedang (8 - 10) Tinggi (>10)

3 11 31

6,7 24,4 68,9

Ketersediaan Tenaga Kerja

6,89 5 - 9 Rendah (< 21,67) Sedang (21,67 – 30,34) Tinggi (> 30,34)

5 12 28

11,1 26,7 62,2

Penyuluhan 4,51 4 - 6 Rendah (< 4,67) Sedang (4,67 – 5,34) Tinggi (> 5,34)

29 9 7

64,4 20,0 15,6

Iklim Usaha 19,64 16 - 21 Rendah (< 17,67) Sedang (17,67 – 19,34) Tinggi (> 19,34)

1 17 27

2,2 37,8 60,0

Peluang Pasar 7,40 5 - 9 Rendah (< 6,33) Sedang (6,33 – 7,66) Tinggi (> 7,66)

7 18 20

15,6 40,0 44,4

Peran/dorongan Suami (Kepala Keluarga)

10,13 8 – 12 Rendah (< 9,33) Sedang (9,33 – 13,34) Tinggi (> 13,34)

12 15 18

26,7 33,3 40,0

Jumlah 45 100,0

Budaya/Sistem Nilai

Budaya atau sistem nilai yang dimaksud adalah gagasan, nilai-nilai, norma,

dan peraturan yang berlaku di Kecamatan Palolo berkaitan dengan usahatani

kakao yang dilaksanakan wanita tani. Indikator budaya atau sistem nilai meliputi

kesesuaian budaya yang berlaku dengan usahatani kakao, pembagian peran

(pembagian kerja) antara pria-wanita, dan perbedaan upah antara pria-wanita.

Orientasi nilai budaya (sikap mental) menjadi pengatur, pengendali dari perbuatan

dan berpengaruh pada penciptaan karya-karya fisik (partisipasi wanita tani).

Tabel 4 menunjukkan bahwa pengaruh budaya atau sistem nilai yang

berlaku di Kecamatan Palolo terhadap partisipasi wanita tani dalam berusahatani

kakao dikategorikan tinggi, yaitu sebesar 68,9 %. Budaya atau sistem nilai yang

berlaku tidak bertentangan dengan usahatani kakao yang dilakukan wanita tani.

Page 78: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

61

Masyarakat di Kecamatan Palolo terdiri atas multietnik dengan beragam

latar belakang budaya. Latar belakang budaya inilah yang mempengaruhi tingkat

partisipasi wanita dalam usahatani kakao. Hal ini terlihat dari adanya pola

pembagian peran antara suami – isteri dalam kegiatan usahatani kakao, misalnya

pada kegiatan pengendalian hama penyakit dan pemangkasan.

Ketersediaan Tenaga Kerja

Ketersediaan tenaga kerja dalam usahatani bisa bersumber dari dalam

keluarga dan luar keluarga. Ketersediaan tenaga kerja dalam kegiatan usahatani

dapat dipenuhi dari tenaga kerja wanita dan tenaga kerja pria, kaitannya dengan

produktifitas kerja. Indikator ketersediaan tenaga kerja yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah tenaga kerja yang bersumber dari dalam keluarga.

Tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani kakao yang di Kecamatan

Palolo Kabupaten Donggala umumnya berasal dari dalam keluarga (suami, isteri

dan anak). Kegiatan yang membutuhkan tenaga dari luar keluarga (sewa),

misalnya pengendalian hama penyakit, sanitasi dan panen raya. Tabel 4

menunjukkan bahwa ketersediaan tenaga kerja yang berasal dari dalam keluarga

untuk usahatani kakao dikategorikan tinggi yaitu sebesar 62,2%.

Penyuluhan

Penyuluhan berpengaruh bagi kelancaran masyarakat untuk berpartisipasi

dalam pembangunan pertanian termasuk usahatani kakao. Peranan penyuluhan

untuk menggerakkan masyarakat terlibat aktif dalam pembangunan manusia

seutuhnya antara lain penerima gagasan, inspirasi dan aspirasi khalayak sasaran

dan motivator yang mampu mendorong sasaran untuk merasa bertanggung jawab

dalam melaksanakan dan memelihara hasil-hasil program.

Kontak dengan penyuluh diartikan sebagai terjadinya hubungan antara

petani dengan penyuluh. Menurut Soekanto (2006) hubungan yang terjadi antara

seseorang dengan orang lain dapat bersifat primer dan sekunder. Hubungan yang

bersifat primer terjadi apabila seseorang mengadakan hubungan langsung dengan

bertemu dan berhadapan muka. Hubungan yang bersifat sekunder terjadi melalui

perantara baik orang lain maupun alat-alat seperti telepon, radio.

Penyuluh haruslah memiliki kaitan erat dengan masyarakat lokal, tertarik

dengan permasalahan atau persoalan lokal, mau berbagi pengetahuan, ide, dan

Page 79: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

62

bekerja sama dengan masyarakat. Penyuluh diperlukan sebagai komunikator yang

baik dan mampu mendorong pemimpin lokal untuk berperan aktif dalam

pembangunan pertanian. Penyuluh juga dianggap sebagai salah satu media bagi

wanita tani di Kecamatan Palolo untuk mendapatkan informasi dan bimbingan

dalam menjalankan usahatani. Selama ini penyuluh relatif jarang memberikan

bimbingan kepada wanita tani, sehingga fungsi pembinaannya belum optimal.

Penyuluhan yang dimaksud adalah keterlibatan wanita tani dalam kegiatan

penyuluhan usahatani kakao, kesesuaian materi penyuluhan, tingkat penerapan

materi, dan kompetensi penyuluh. Tabel 4 menunjukkan bahwa keterlibatan

wanita tani dalam penyuluhan dikategorikan rendah, yaitu sebesar 64,4%.

Responden yang terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan sebanyak 7 (tujuh)

orang yang merupakan anggota dan pengurus kelompok tani. Wanita tani yang

tidak termasuk anggota kelompok tidak dilibatkan dalam kegiatan penyuluhan.

Iklim Usaha Iklim usaha merupakan suasana usaha yang mempengaruhi partisipasiwanita

tani dalam kegiatan usahatani kakao. Suasana usaha berkaitan dengan permintaan

pasar, kemudahan menjual, informasi harga jual kakao, ketersediaan sarana

produksi, harga jual kakao, jarak antara rumah dan tempat penjualan, serta

keamanan usaha. Keamanan usaha yang dimaksud adalah keamanan kegiatan-

kegiatan/pekerjaan-pekerjaan dalam usahatani kakao bagi wanita tani.

Tabel 4 menunjukkan bahwa iklim usaha dikategorikan tinggi, yaitu sebesar

60,0%. Nilai ini mengindikasikan iklim usaha yang ada di Kecamatan Palolo

sangat mendukung partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao.

Peluang Pasar

Peluang pasar yang dimaksud meliputi kesesuaian harga kakao di tingkat

pasar, biaya produksi yang dikeluarkan dan kemampuan pasar menyerap hasil

produksi kakao. Tabel 4 menunjukkan bahwa peluang pasar kakao di Kecamatan

Palolo dikategorikan tinggi, yaitu sebesar 44,4%. Hal ini disebabkan jumlah

produksi yang dihasilkan dapat memberikan keuntungan bagi petani. Persentase

yang termasuk dalam kategori sedang dan rendah disebabkan modal atau biaya

yang dikeluarkan petani untuk membeli sarana produksi pertanian lebih tinggi

dibandingkan keuntungan yang diperoleh dari hasil jual biji kakao (produksi

Page 80: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

63

kakao rendah). Rendahnya produktivitas tanaman kakao juga disebabkan

serangan hama (PBK, monyet dan tupai).

Peran/ dorongan suami (Kepala Keluarga)

Peran atau dorongan dari suami sebagai kepala rumah tangga sangat

menentukan besar kecilnya tingkat partisipasi wanita tani dalam berusahatani

kakao. Tabel 4 menunjukkan bahwa peran atau dorongan suami terhadap

partisipasi wanita tani dalam berusahatani kakao dikategorikan tinggi, yaitu

sebesar 40,0%. Hal ini disebabkan usahatani kakao merupakan usahatani keluarga

yang melibatkan seluruh anggota keluarga termasuk wanita tani (isteri).

Kerjasama antara suami isteri dalam mengelola usahatani kakao sangat diperlukan

karena dapat mengefisienkan waktu, tenaga dan biaya.

Partisipasi Wanita Tani dalam Usahatani Kakao

Partisipasi wanita tani yang dikaji berdasarkan keikutsertaan wanita tani

dalam tahapan kegiatan usahatani kakao, yaitu tahapan budidaya kakao,

kewirausahaan dan pencatatan keuangan rumah tangga. Kegiatan budidaya kakao

meliputi: pembersihan lahan atau pembebasan lahan dari semak belukar,

penanaman pohon pelindung, pembibitan, penanaman kakao, sanitasi lahan,

pemupukan, pemangkasan, pengendalian hama penyakit tanaman, panen pasca

panen (belah, jemur dan fermentasi), penyortiran, pengepakan serta pemasaran.

Pembersihan Lahan

Pembersihan lahan pada usahatani kakao adalah upaya membebaskan lahan

dari semak belukar. Pembersihan lahan dapat juga berupa pembukaan lahan baru.

Pembersihan lahan diartikan juga sebagai pengolahan lahan. Kegiatan ini dapat

dilakukan sekaligus dan secara bertahap disesuaikan dengan ketersediaan jumlah

tenaga kerja dan modal yang dimiliki oleh petani.

Tabel 5 menunjukkan bahwa partisipasi wanita tani dalam kegiatan

pembersihan lahan dikategorikan tinggi, yaitu 46,7%. Sebagian besar wanita tani

berpartisipasi dalam pembersihan/pengolahan lahan disebabkan kondisi lahan

yang mereka miliki masih berupa hutan (bukaan baru), sehingga mereka

termotivasi untuk berpartisipasi. Alasan responden adalah supaya lahan atau

kebun dapat cepat ditanami kakao dan menghemat biaya sewa tenaga kerja.

Page 81: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

64

Curahan waktu yang dikeluarkan wanita tani pada kegiatan pembersihan/

pengolahan lahan rata-rata 2,60 jam.

Tabel 5. Deskripsi Faktor Partisipasi Wanita Tani dalam Berusahatani Kakao di Kecamatan Palolo

Partisipasi Wanita Tani

Rataan Kisaran Kategori Jumlah n %

Pembersihan Lahan 8,84 4 - 12 Rendah (< 6,67) Sedang (6,67 – 9,34) Tinggi (>9,34)

8 16 21

17,8 35,6 46,7

Penanaman Pohon Pelindung

6,78 3 - 9 Rendah (< 5) Sedang (5 – 7) Tinggi (>7)

5 24 16

11,1 53,3 35,6

Pembibitan 7,76 3 - 9 Rendah (< 5) Sedang (5 – 7) Tinggi (>7)

4 12 29

8,9 26,7 64,4

Penanaman 9,91 6 - 12 Rendah (< 8) Sedang (8 – 10) Tinggi (>10)

4 23 18

8,9 51,1 40,0

Sanitasi 7,58 5 - 9 Rendah (< 6,33) Sedang (6,33 – 7,66) Tinggi (>7,66)

11 10 24

24,4 22,2 53,3

Pemupukan 7,09 4 - 12 Rendah (< 6,67) Sedang (6,67 – 9,34) Tinggi (>9,34)

18 16 11

40,0 35,6 24,4

Pemangkasan 8,93 5 - 12 Rendah (< 7,33) Sedang (7,33 – 9,66) Tinggi (>9,66)

9 20 16

20,0 44,4 35,6

Pengendalian Hama dan Penyakit

6,29 3 - 9 Rendah (< 5) Sedang (5 – 7) Tinggi (>7)

5 34 6

11,1 75,6 13,3

Panen, Pasca panen (belah, jemur dan fermentasi)

10,33 8 - 12 Rendah (< 9,33) Sedang (9,33 – 10,66) Tinggi (>10,66)

2 33 10

4,4 73,4 22,2

Penyortiran dan Pengepakan

5,71 4 - 6 Rendah (< 4,67) Sedang (4,67 – 5,34) Tinggi (>5,34)

3 7

35

6,7 15,6 77,7

Pemasaran 4,93 3 - 9 Rendah (< 5) Sedang (5 – 7) Tinggi (>7)

8 36 1

17,8 80,0 2,2

Kewirausahaan 8,18 5 - 9 Rendah (< 6,33) Sedang (6,33 – 7,66) Tinggi (>7,66)

5 24 16

11,1 53,3 35,6

Pencatatan keuangan 5,73 2 - 15 Rendah (< 7) Sedang (7 - 11) Tinggi (>11)

35 9 1

77,8 20,0 2,2

Jumlah 45 100,0

Page 82: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

65

Penanaman Pohon Pelindung

Pengembangan tanaman kakao membutuhkan penaung yang lebat. Naungan

tanaman kakao harus lembab dengan pepohonan yang lebat. Tanaman ini

merupakan salah satu tanaman perkebunan yang menghendaki kondisi lingkungan

yang sesuai.

Tabel 5 menunjukkan bahwa partisipasi wanita tani pada kegiatan

penanaman pohon pelindung dikategorikan sedang, yaitu 53,3%. Kondisi lahan

kakao milik petani di Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala sebagian besar

berada di tengah hutan pegunungan, yang sebelum ditanami kakao sudah terdapat

tanaman hutan (kayu), perkebunan dan hortikultura yang produktif yang dapat

berfungsi sebagai tanaman pelindung, misalnya pohon jati, palapi, kemiri, kopi,

durian, rambutan, alpokat dan lain sebagainya. Hal ini membuat wanita tani tidak

lagi ikut menanam pohon pelindung. Bagi wanita tani yang ikut menanam pohon

pelindung, curahan waktu yang dikeluarkan rata-rata 1,87 jam.

Pembibitan

Tanaman kakao yang tumbuh melalui perbanyakan biji tidak dapat ditanam

langsung di lahan pertanaman. Proses perbanyakan tanaman kakao melalui

pembibitan. Sebelum dipindahkan (ditanam) ke lahan/kebun, bibit diseleksi

terlebih dahulu. Hanya bibit yang berpenampilan (tumbuh) baik yang dapat

ditanam di lahan/kebun.

Tabel 5 menunjukkan bahwa partisipasi wanita tani dalam kegiatan

pembibitan dikategorikan tinggi, yaitu sebesar 64,4%. Besarnya partisipasi

wanita tani di Kecamatan Palolo pada kegiatan pembibitan disebabkan lokasi

pembibitan berada di dekat rumah dan mudah dilakukan wanita tani. Lokasi

pembibitan yang dekat dengan rumah dan mudah dilakukan membuat wanita tani

dapat sekaligus menjalankan peran produktif dan peran domestiknya.

Penanaman

Tabel 5 menunjukkan bahwa partisipasi wanita tani pada kegiatan

penanaman kakao dikategorikan sedang, yaitu sebesar 51,1%. Penanaman kakao

di lokasi penelitian dilakukan secara bertahap. Hal ini disebabkan jumlah tenaga

kerja yang diperlukan tidak sebanding dengan ketersediaan tenaga kerja yang ada.

Page 83: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

66

Tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan penanaman kakao lebih banyak

bersumber dari dalam keluarga. Lokasi kebun yang jauh dari rumah dan luas

lahan yang cukup besar yaitu 0,5 – 3 ha menyebabkan penanaman kakao

memerlukan luangan waktu yang cukup banyak. Luangan waktu yang dimiliki

wanita tani cenderung lebih digunakan pada kegiatan produktif lainnya, termasuk

penanganan usahatani di luar kakao misalnya padi dan jagung. Curahan waktu

yang dikeluarkan wanita tani untuk kegiatan penanaman kakao rata-rata 2,78 jam.

Sanitasi

Sanitasi kebun dapat dilakukan dengan cara membersihkan ranting yang ada

di dalam kebun, baik yang kering di pohon maupun yang ada di permukaan tanah,

membersihkan serasah di permukaan tanah dan membakarnya untuk mematikan

atau mengurangi kepompong penggerek buah kakao (PBK). Sanitasi juga upaya

penyederhanaan lingkungan kebun agar tidak disenangi ngengat untuk berlindung.

Tabel 5 menunjukkan partisipasi wanita tani dalam kegiatan sanitasi lahan

dikategorikan tinggi, yaitu sebesar 53%. Menyadari pentingnya kebersihan lahan

dan upaya pencegahan serangan hama dan penyakit tanaman membuat wanita

tani termotivasi untuk berpartisipasi melakukan sanitasi lahan. Sanitasi yang

dilakukan wanita tani di Kecamatan Palolo adalah dengan mengumpulkan serasah

yang berada di bawah pohon kemudian membakarnya. Keterlibatan wanita tani

dalam kegiatan sanitasi secara kimiawi terutama dalam penyediaan air sebagai

campuran herbisida. Wanita tani ikut mencampur herbisida ke dalam tangki,

pekerjaan menyemprot sebagian besar dilakukan suami mereka. Curahan waktu

yang dikeluarkan wanita tani untuk kegiatan sanitasi ini rata-rata 3,02 jam.

Pemupukan

Pemupukan dilakukan agar tanaman tumbuh sehat dan berproduksi sesuai

harapan. Pemupukan yang dilakukan melalui beberapa pertimbangan terutama

faktor tanaman dan lingkungan. Faktor tanaman misalnya umur sedangkan faktor

lingkungan misalnya naungan, curah hujan dan keadaan tanah.

Tabel 5 menunjukkan bahwa partisipasi wanita tani dalam kegiatan

pemupukan dikategorikan rendah, yaitu sebesar 40%. Selain faktor tanaman dan

lingkungan, pemupukan membutuhkan beberapa pertimbangan yaitu waktu, dosis,

dan cara pemupukan. Berbeda dengan tanaman semusim, pemberian pupuk pada

Page 84: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

67

tanaman kakao lebih membutuhkan curahan waktu dan tenaga yang banyak,

mengingat luasan lahan yang cukup besar dan kondisi lahan yang tidak datar

(berlereng/miring). Cara pemupukan memperhitungkan batas tajuk daun (umur

tanaman 1 tahun – 5 tahun), jarak 0,75 – 1 meter untuk tanaman berumur tua, dan

dosis pemupukan (NPK) yang berimbang. Kondisi lahan/kebun yang luas dan

berlereng, serta informasi teknologi pemupukan berimbang yang belum diketahui

sebagian besar wanita tani yang berada di Kecamatan Palolo, menyebabkan

wanita tani lebih banyak menunggu waktu atau kesempatan dari suami untuk

memupuk (belum bisa mengerjakan sendiri) sehingga partisipasi mereka

tergolong rendah.

Pemangkasan

Pemangkasan cabang yang tidak produktif pada tanaman kakao sangat

membantu efisiensi penggunaan hara. Hara yang diserap oleh tanaman kakao

sesuai dengan kebutuhan tanaman. Pemangkasan cabang atau ranting yang sakit

dapat mengurangi sumber infeksi hama dan penyakit terutama hama Penggerek

Buah Kakao (PBK), penyakit busuk buah, kanker batang dan antraknosa.

Sulistiyowati (2003) mengatakan bahwa hama PBK sangat menyukai kondisi

iklim yang lembab, saat sore hari imago PBK berisitirahat pada dahan atau ranting

yang menaungi.

Tanaman kakao produktif membutuhkan intensitas penyinaran 50 – 75%.

Oleh karena itu, pengaturan naungan wajib dilakukan terhadap tanaman kakao

produktif. Pemangkasan merupakan komponen teknologi yang telah dilakukan di

Kecamatan Palolo. Pemangkasan yang dilakukan adalah pemangkasan produksi

karena rata-rata tanaman berumur di atas 3 (tiga) tahun. Pemangkasan produksi

dilakukan dengan harapan dapat meningkatkan produktivitas kakao dan

menghindari serangan hama dan penyakit. Sasaran pemangkasan adalah ranting-

ranting atau cabang-cabang yang tidak produktif dengan menggunakan alat seperti

gunting pangkas, parang dan gergaji (untuk tanaman tua).

Tabel 5 menunjukkan bahwa partisipasi wanita tani dalam kegiatan

pemangkasan dikategorikan sedang, yaitu 44,4%. Sebagian responden

mengatakan pekerjaan/kegiatan pemangkasan ini berat dilakukan oleh wanita,

karena beresiko tinggi sehingga mereka enggan melakukannya. Tanaman kakao

Page 85: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

68

yang dimiliki petani di Kecamatan Palolo adalah tanaman yang berumur rata-rata

di atas 3 (tiga) tahun, sehingga untuk melakukan pemangkasan dengan cara

memanjat pohon kakao kemudian memangkas cabang-cabang yang tidak

produktif. Terlepas dari sulitnya kegiatan pemangkasan ini, sebagian responden

tetap melakukannya. Kegiatan ini dilakukan terutama oleh wanita tani yang

berasal dari etnis Kulawi, Palolo, Banggai dan Toraja.

Alokasi atau curahan waktu yang dikeluarkan oleh wanita tani untuk setiap

kali pemangkasan rata-rata sebesar 1,35 jam.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama yang sering dan paling banyak menyerang tanaman kakao di

Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala adalah Penggerek Buah Kakao (PBK).

Serangan hama ini dapat menurunkan 75% dari produktivitas tanaman. Selain

PBK, hama yang sering menyerang adalah tupai dan monyet. Sementara penyakit

yang biasa menyerang adalah mati pucuk, kanker batang, dan antraknosa.

Tabel 5 menunjukkan bahwa partisipasi wanita tani dalam kegiatan

pengendalian hama dan penyakit dikategorikan sedang yaitu sebesar 75,6%.

Penyemprotan pestisida membutuhkan tenaga yang cukup besar karena harus

memikul tangki dan memiliki resiko keracunan yang cukup besar. Hal ini

membuat wanita tani di Kecamatan Palolo enggan melakukan penyemprotan.

Keterlibatan wanita tani lebih banyak dalam menyiapkan pestisida dan air

sebagai campuran dari pestisida. Khusus untuk wanita dari etnis Bugis, pekerjaan

menyemprot dianggap sebagai pekerjaan pria, sehingga mereka sama sekali tidak

terlibat dalam kegiatan ini. Bagi wanita dari etnis Kulawi, Palolo, Banggai dan

Toraja, sama sekali tidak ada pembagian peran dengan kata lain tidak

mengharuskan pria yang menyemprot pestisida. Wanita tani dari ke empat etnis

ini (Kulawi, Palolo, Banggai dan Toraja) dapat melakukan penyemprotan sendiri

jika suami mereka berhalangan.

Curahan waktu yang dikeluarkan wanita tani pada kegiatan penyemprotan

(pengendalian hama dan penyakit tanaman) rata-rata sebesar 0,91 jam.

Panen, Pasca panen (belah, jemur dan Fermentasi)

Panen buah kakao dapat dilakukan dalam dua bentuk yaitu panen antara dan

panen raya. Panen antara yang dikenal oleh masyarakat di Kecamatan Palolo

Page 86: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

69

adalah panen diluar musim buah kakao. Panen ini dapat dilakukan sekali dalam

dua minggu atau sekali dalam sebulan, tergantung kondisi buah yang ada di lokasi

pertanaman. Panen raya adalah panen yang dilaksanakan pada musim buah kakao.

Panen raya biasanya dilakukan 1 (satu) kali dalam tempo 1 (satu) tahun.

Tabel 5 menunjukkan bahwa partisipasi wanita tani dalam kegiatan panen,

belah, jemur dan fermentasi dikategorikan sedang yaitu sebesar 73,4%.

Partisipasi wanita tani dalam kegiatan panen raya dan pembelahan buah kakao

lebih tinggi dibandingkan dengan panen antara, dikarenakan buah yang akan

dipanen jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan buah pada panen antara.

Beberapa responden tidak selalu melakukan kegiatan panen antara, disebabkan

buah yang akan dipanen hanya sedikit. Sehingga yang melaksanakan panen ini

adalah suami yang rutin pergi ke kebun. Kegiatan pembelahan buah dan

penjemuran sepenuhnya dilakukan wanita tani.

Curahan waktu yang dikeluarkan wanita tani setiap melakukan kegiatan

panen rata-rata sebesar 4,82 jam, dan pascapanen (belah dan jemur) rata-rata

sebesar 3,02 jam. Kegiatan fermentasi dilakukan oleh 5 (lima) orang responden.

Alasan sebagian besar responden tidak melakukan fermentasi karena tidak adanya

perbedaan harga di tingkat pedagang pengumpul di kecamatan antara biji kakao

difermentasi dan tidak difermentasi.

Penyortiran dan Pengepakan

Penyortiran adalah upaya memisahkan (menggolong-golongkan) buah

berdasarkan kualitas/mutu sesuai standar yang ditetapkan pedagang pengumpul

di tingkat provinsi (eksportir), memisahkan buah dari biji kempes, jantung buah

dan kotoran lainnya. Pengepakan adalah kegiatan memasukkan biji kakao yang

sudah siap untuk dijual ke dalam karung.

Tabel 5 menunjukkan bahwa partisipasi wanita tani dalam kegiatan

penyortiran dan pengepakan dikategorikan tinggi yaitu sebesar 77,7%. Besarnya

partisipasi wanita tani dalam kegiatan ini disebabkan pekerjaan ini mudah

dilakukan wanita tani, lokasi penyortiran dan pengepakan berada di dekat rumah,

serta tidak membutuhkan waktu yang lama. Curahan waktu yang digunakan

wanita tani untuk setiap kali menyortir dan mengepak rata-rata sebesar 1,37 jam.

Page 87: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

70

Pemasaran

Petani di Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala memiliki akses pemasaran

langsung ke pedagang (pengumpul) baik di tingkat kecamatan maupun provinsi.

Sebagian besar petani dapat menjual hasil panen kakao secara bebas (tanpa

ikatan) dengan pedagang. Beberapa petani melakukan penjualan kepada

pedagang langganan mereka dan sebagian lagi karena terikat pinjaman dengan

pedagang. Terlepas dari hal tersebut, petani setempat tidak mempunyai banyak

pilihan dalam pemasaran, kecuali ke pedagang pengumpul desa tersebut. Hal ini

disebabkan produksi biji kakao yang dihasilkan oleh petani hanya sedikit, dan

tidak dapat menutupi biaya transportasi. Jika produksi banyak, mereka lebih

memilih menjual pada pedagang pengumpul di tingkat provinsi (eksportir).

Tabel 5 menunjukkan bahwa partisipasi wanita tani dalam kegiatan

pemasaran dikategorikan sedang yaitu sebesar 80,0%. Pembagian peran antara

pria-wanita dalam kegiatan pemasaran ini pada dasarnya tidak ada. Hasil

wawancara tentang siapa yang berkewajiban memasarkan hasil panen, sebagian

besar wanita tani menjawab: “tergantung pada siapa yang mempunyai waktu”.

Jika suami mempunyai waktu luang dan isteri mempunyai kesibukan, suamilah

yang menjual/memasarkan biji kakao. Demikian sebaliknya, jika suami sibuk,

isteri yang menjual/memasarkan biji kakao. Curahan waktu yang dikeluarkan

oleh wanita tani untuk kegiatan pemasaran rata-rata sebesar 1,27 jam.

Kewirausahaan

Usahatani kakao yang dijalankan oleh wanita tani rata-rata merupakan

sumber utama bagi pendapatan rumah tangga mereka. Oleh karena itu,

ketidakstabilan harga akan berdampak langsung khususnya terhadap pendapatan

petani. Hal negatif paling serius adalah jika terjadi penurunan harga secara drastis

yang berdampak pada penurunan pendapatan petani dan secara tidak langsung

berpengaruh terhadap optimalisasi usahatani kakao. Terlepas dari harga kakao

yang relatif berfluktuasi, wanita tani di Kecamatan Palolo meyakini bahwa

prospek pengembangan kakao menjanjikan, mampu memenuhi kebutuhan rumah

tangga dan dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga mereka.

Tabel 5 menunjukkan partisipasi wanita tani dalam kegiatan kewirausahaan

dikategorikan sedang, yaitu sebesar 53,3%.

Page 88: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

71

Pencatatan/pengaturan Keuangan

Book keeping atau pencatatan/pengaturan keuangan adalah kemampuan

wanita tani dalam mengatur pengeluaran keuangan rumah tangga. Kaitannya

dengan kakao, pencatatan/pengaturan keuangan yang dikaji meliputi pencatatan

biaya produksi yang dikeluarkan mulai dari pembersihan lahan sampai dengan

pemasaran termasuk sarana produksi yang dikeluarkan, pencatatan produksi biji

kakao yang dihasilkan setiap panen serta pencatatan berapa keuntungan atau

pendapatan yang diperoleh dari setiap penjualan.

Tabel 5 menunjukkan bahwa partisipasi wanita tani dalan pencatatan/

pengaturan keuangan dikategorikan rendah, yaitu sebesar 77,8%. Hasil

wawancara diketahui bahwa dari 45 orang responden hanya 4 (empat) orang yang

melakukan pencatatan keuangan, 8 (delapan) orang yang mengatakan kadang-

kadang tergantung jumlah produksi yang dihasilkan, kalau produksi banyak

kegiatan pencatatan dilakukan, jika produksi kakao hanya sedikit pencatatan tidak

dilakukan. Sebagian besar wanita tani tidak melakukan pencatatan keuangan

karena mereka tidak terbiasa dengan cara seperti ini. Pengaturan tata keuangan

(pemasukan-pengeluaran) rumah tangga, sebagian besar responden mampu

melakukan dengan berdasarkan pada prioritas kebutuhan. Wanita tani yang

kesulitan dalam mengatur tata keuangan rumah tangga disebabkan banyaknya

kebutuhan mendadak, seperti anggota keluarga yang sakit, dan lain-lain.

Uji Hipotesis

Hubungan antara Faktor Internal dengan Partisipasi Wanita Tani dalam

Usahatani Kakao

Faktor internal wanita tani secara keseluruhan berhubungan sangat nyata

dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao dengan koefisien korelasi

0,414. Hipotesis yang menyatakan: terdapat hubungan nyata antara faktor internal

wanita tani dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao diterima.

Jika dilihat dari sub-sub variabel yang tergabung dalam faktor internal

(umur, tingkat pendidikan, besarnya jumlah keluarga, pengalaman berusahatani,

motivasi berusahatani, aspirasi, sifat kekosmopolitan, pengambilan keputusan dan

alokasi waktu peran domestik dan peran produktif), terdapat faktor yang

Page 89: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

72

berhubungan nyata pada α = 0,05 yakni sifat kekosmopolitan, dan faktor internal

yang berhubungan sangat nyata pada α = 0,01, yakni: motivasi berusahatani dan

peran produktif.

Korelasi faktor-faktor internal wanita tani dengan partisipasi wanita tani

dalam usahatani kakao di Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala Provinsi

Sulawesi Tengah disajikan pada Tabel 6.

Umur

Tabel 6 menunjukkan bahwa umur wanita tani tidak berhubungan nyata

dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao. Faktor internal (umur)

berhubungan nyata hanya dengan penanaman pohon pelindung. Nilai koefisien

korelasi peubah ini adalah 0,310. Umur bukanlah faktor pembatas bagi wanita

tani dalam menjalankan kegiatan usahatani kakao. Segala tahapan kegiatan dalam

usahatani kakao ini dapat dilakukan oleh semua wanita (responden) karena umur

wanita tani di Kecamatan Palolo termasuk dalam kategori umur produktif. Nilai

0,310 yang ditunjukkan pada peubah penanaman pohon pelindung ini disebabkan

kegiatan penanaman pohon pelindung membutuhkan curahan waktu yang besar.

Semakin tinggi umur yang dimiliki oleh wanita tani, semakin tinggi pula

partisipasi mereka dalam penanaman pohon pelindung. Wanita tani yang berusia

muda rata-rata memiliki anak kecil (bayi) yang tidak bisa ditinggal sendirian di

rumah dan beresiko jika dibawa ke kebun kakao karena kebun kakao berada di

lereng pegunungan yang jauh dari tempat tinggal. Berbeda dengan wanita tani

yang tergolong usia tua, mereka tidak lagi memiliki anak kecil (bayi), sehingga

mempunyai peluang/kesempatan untuk berpartisipasi dalam penanaman pohon

pelindung. Beberapa responden juga menjawab tidak lagi melakukan penanaman

pohon pelindung. Alasan mereka bukan karena tidak mau melakukan kegiatan

penanaman pohon pelindung, melainkan kebun atau lahan kakao yang diolah saat

ini adalah kebun yang dibeli dalam kondisi lahan yang sudah ditanami (sudah

produktif) dan sudah ada tanaman pelindung, sehingga tidak memerlukan lagi

penanaman pohon pelindung. Jika kebun dalam kondisi tidak ada pohon

pelindung wanita tani akan melakukan penanaman pohon pelindung.

Page 90: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

73

Tabel 6. Korelasi Faktor Internal Wanita Tani dengan Partisipasi Wanita Tani dalam Usahatani Kakao di Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala

Faktor Internal

Partisipasi Wanita Tani

Pembersihan Lahan

Penanaman Pohon Pelindung

Pembibitan Penanaman Sanitasi

NKK P NKK P NKK P NKK P NKK P Umur 0,284 0,058 0,310* 0,038 -0,040 0,794 0,100 0,514 -0,080 0,603 Tingkat pendidikan -0,272 0,070 -0,254 0,093 -0,110 0,473 0,007 0,966 0,131 0,391 Besarnya jumlah keluarga

-0,085 0,580 0,188 0,217 -0,217 0,151 -0,050 0,741 -0,059 0,699

Pengalaman berusahatani

0,025 0,869 0,166 0,277 0,072 0,640 0,047 0,759 -0,143 0,349

Motivasi berusahatani 0,138 0,366 -0,259 0,086 0,365* 0,014 0,480** 0,001 0,291 0,053 Aspirasi -0,121 0,427 0,005 0,975 -0,085 0,581 -0,100 0,515 -0,097 0,526 Sifat kekosmopolitan -0,054 0,726 -0,242 0,110 0,189 0,214 0,246 0,103 0,206 0,176 Pengambilan keputusan -0,022 0,884 0,001 0,994 0,139 0,361 0,388** 0,008 0,077 0,613 Peran domestik -0,106 0,490 -0,249 0,099 0,125 0,414 0,086 0,574 0,011 0,944 Peran produktif 0,283 0,059 -0,142 0,350 0,375* 0,011 0,513** 0,000 0,229 0,130 Keterangan tabel: n = 45 orang; p = peluang kesalahan (galat) ** Berhubungan sangat nyata pada α = 0,01 * Berhubungan nyata pada α = 0,05

73

Page 91: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

74

Lanjutan Tabel 6.

Faktor Internal

Partisipasi Wanita Tani

Pemupukan Pemangkasan Pengendalian Hama dan

Penyakit Tanaman

Panen, Pasca panen (Belah, Jemur &

Fermentasi)

Penyortiran dan Pengepakan

NKK P NKK P NKK P NKK P NKK P Umur 0,154 0,312 -0,093 0,545 0,119 0,438 0,131 0,390 0,098 0,523 Tingkat pendidikan 0,235 0,120 0,192 0,207 -0,157 0,304 0,304* 0,042 -0,109 0,474 Besarnya jumlah keluarga

0,175 0,250 -0,247 0,102 0,123 0,422 -0,076 0,622 -0,300* 0,045

Pengalaman berusahatani

0,044 0,776 -0,167 0,272 0,253 0,093 -0,123 0,422 -0,079 0,607

Motivasi berusahatani 0,369* 0,013 0,298* 0,047 -0,182 0,231 0,399** 0,007 -0,094 0,537 Aspirasi 0,010 0,948 -0,057 0,709 0,173 0,256 -0,240 0,113 -0,155 0,309 Sifat kekosmopolitan 0,560** 0,000 0,314* 0,036 0,026 0,866 0,304* 0,042 -0,151 0,321 Pengambilan keputusan 0,202 0,183 0,350* 0,018 -0,035 0,819 0,286 0,057 0,006 0,970 Peran domestik 0,113 0,461 0,244 0,106 -0,026 0,866 -0,038 0,805 -0,106 0,490 Peran produktif 0,266 0,078 0,340* 0,022 0,007 0,965 0,397* 0,007 -0,171 0,262

Keterangan tabel: n = 45 orang; p = peluang kesalahan (galat) ** Berhubungan sangat nyata pada α = 0,01 * Berhubungan nyata pada α = 0,05

74

 

Page 92: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

75

Lanjutan Tabel 6.

Faktor Internal Partisipasi Wanita Tani

Pemasaran Kewirausahaan Pencatatan Keuangan Total Partisipasi

NKK P NKK P NKK P NKK P

Umur -0,310 -0,395 -0,126 0,411 -,0166 0,277 0,175 0,251 Tingkat pendidikan 0,044 0,773 -0,080 0,599 0,034 0,826 -0,012 0,939 Besarnya jumlah keluarga -0,127 0,406 -0,215 0,156 -0,030 0,846 -0,076 0,618 Pengalaman berusahatani -0,075 0,625 -0,148 0,332 -0,103 0,501 -0,002 0,990 Motivasi berusahatani -0,016 0,915 0,290 0,053 0,273 0,069 0,385** 0,009 Aspirasi 0,069 0,651 -0,088 0,564 0,110 0,472 -0,062 0,687 Sifat kekosmopolitan -0,249 0,100 0,193 0,204 0,233 0,124 0,338* 0,023 Pengambilan keputusan 0,047 0,762 0,533** 0,000 0,032 0,834 0,283 0,059 Peran domestik 0,177 0,245 0,282 0,060 -0,092 0,546 0,053 0,731 Peran produktif -0,024 0,878 0,131 0,391 0,287 0,056 0,421** 0,004 Keterangan tabel: n = 45 orang; p = peluang kesalahan (galat) ** Berhubungan sangat nyata pada α = 0,01 * Berhubungan nyata pada α = 0,05

75

 

Page 93: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

76

Tingkat Pendidikan

Tabel 6 menunjukkan bahwa faktor internal tingkat pendidikan berhubungan

tidak nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao, tetapi

berhubungan nyata dengan kegiatan panen, pasca panen dan fermentasi dengan

nilai koefisien korelasi sebesar 0,304. Tinggi rendahnya tingkat pendidikan yang

dimiliki wanita tani di Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala tidak

mempengaruhi tingkat partisipasi wanita tani dalam berusahatani kakao. Semua

tahapan kegiatan dalam usahatani kakao mulai dari budidaya sampai dengan

pencatatan keuangan dapat dilakukan semua wanita tani (responden) yang

berpendidikan rendah sampai tinggi.

Hubungan nyata antara pendidikan dengan panen, pascapanen dan

fermentasi lebih ditunjukkan pada kegiatan fermentasi. Wanita tani yang

berpendidikan tinggi melakukan fermentasi karena mereka mengetahui

keuntungan atau manfaat yang akan diperoleh jika biji kakao yang dihasilkan

difermentasi. Meskipun menurut pendapat mereka tidak ada perbedaan harga

antara biji kakao yang difermentasi dan tidak difermentasi, mereka tetap

melakukan kegiatan fermentasi dengan alasan biji kakao cepat kering, aromanya

lebih baik dan adanya harapan pemberlakuan standard mutu terhadap biji kakao.

Wanita tani tidak akan mengalami kesulitan karena sudah terbiasa dengan tahapan

kegiatan fermentasi.

Besarnya Jumlah Keluarga

Tabel 6 menunjukkan besarnya jumlah keluarga berhubungan tidak nyata

dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao. Hubungan nyata antara

besarnya jumlah anggota keluarga dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani

kakao hanya dalam kegiatan penyortiran dan pengepakan, dengan nilai koefisien

korelasi sebesar -0,300. Hal ini disebabkan lokasi penyortiran dan pengepakan

berada di dekat tempat tinggal dan mudah dilakukan oleh siapa saja termasuk

anak-anak. Semakin besar jumlah anggota keluarga yang ada dalam rumah

termasuk anak, semakin besar pula peluang keikutsertaan mereka untuk

membantu menyortir dan mengepak biji kakao. Sementara padawaktu yang sama

wanita tani dapat menjalankan peran lainnya baik peran domestik maupun peran

Page 94: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

77

produktif. Pekerjaan penyortiran dan pengepakan dapat diambil alih oleh anggota

keluarga lainnya

Pengalaman Berusahatani

Tabel 6 menunjukkan bahwa faktor internal pengalaman berusahatani wanita

tani berhubungan tidak nyata dengan partisipasi wanita dalam berusahatani kakao.

Nilai koefisien korelasi faktor pengalaman usahatani wanita tani dengan

partisipasi usahatani kakao sebesar -0,002.

Pengalaman berusahatani kakao yang dimiliki wanita tani di Kecamatan

Palolo Kabupaten Donggala sangat beragam, namun tingkat partisipasi wanita

tani tidak menunjukkan perbedaan. Hal ini disebabkan peran mereka lebih

banyak membantu suami dalam melakukan usahatani kakao, meskipun curahan

tenaga yang mereka keluarkan sangatlah besar.

Pengalaman berusahatani yang rendah bukan menjadi pembatas bagi tingkat

partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao. Wanita tani memiliki

berpengalaman berusahatani kakao rendah, namun mereka memiliki pengalaman

sebagai petani padi dan jagung sejak remaja. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa wanita tani dengan pengalaman berusahatani yang rendah justru memiliki

partisipasi yang lebih tinggi dibandingkan wanita tani yang mempunyai

pengalaman berusahatani yang tinggi. Partisipasi wanita tani yang berpengalaman

rendah lebih terlihat pada kegiatan-kegiatan yang memerlukan kerja fisik yang

cukup berat, seperti pada kegiatan: pembersihan lahan, penanaman, pemupukan,

pemangkasan dan pengendalian hama penyakit tanaman.

Motivasi Berusahatani

Tabel 6 menunjukkan bahwa faktor internal (motivasi) wanita tani

berhubungan sangat nyata dengan partisipasi dalam usahatani kakao. Dilihat dari

hubungan antara variabel, motivasi wanita tani untuk berusahatani kakao

berhubungan nyata dengan kegiatan pembibitan, pemupukan, dan pemangkasan.

Hubungan sangat nyata dapat ditunjukkan melalui variabel penanaman dengan

koefisen korelasi sebesar 0,480, serta kegiatan panen, pasca panen dan fermentasi

dengan nilai korelasi sebesar 0,399.

Motivasi yang dimiliki oleh wanita tani dalam melakukan pembibitan karena

tempat atau lokasi pembibitan berada di dekat rumah (tempat tinggal), sehingga

Page 95: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

78

mudah dilakukan oleh wanita tani tanpa meninggalkan peran domestik. Alasan

lain yang membuat wanita lebih banyak terlibat dalam kegiatan penanaman,

pemupukan, pemangkasan, panen, pasca panen dan fermentasi adalah ingin

membantu meringankan pekerjaan suami, menghemat biaya sewa tenaga kerja

dan sudah merupakan pekerjaan rutin mereka sebagai petani.

Aspirasi

Tabel 6 menunjukkan bahwa faktor internal (aspirasi) yang dimiliki oleh

wanita tani berhubungan tidak nyata dengan tingkat partisipasi wanita tani dalam

usahatani kakao. Aspirasi yang dimiliki wanita tani dalam berusahatani kakao

adalah ingin meningkatkan pendapatan dan mengembangkan usahatani kakao.

Sifat Kekosmopolitan

Tabel 6 menunjukkan bahwa faktor internal (sifat kekosmopolitan)

berhubungan nyata dengan partisipasi wanita tani dalam berusahatani kakao

dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,338. Peubah sifat kekosmopolitan

wanita tani berhubungan nyata dengan kegiatan pemangkasan, panen, pasca panen

dan fermentasi dengan nilai korelasi berturut-turut 0,314 dan 0,304. Hubungan

sangat nyata dapat ditunjukkan melalui variabel pemupukan dengan nilai koefisen

korelasi sebesar 0,560.

Kekosmopolitan yang dimiliki oleh wanita tani di Kecamatan Palolo

Kabupaten Donggala berdampak positif terhadap partisipasi dalam kegiatan

usahatani kakao. Semakin besar tingkat kekosmopolitan wanita tani semakin besar

pula peranan/partisipasi wanita tani dalam berusahatani kakao, misalnya pada

kegiatan pemupukan, pemangkasan dan panen, pasca panen serta fermentasi.

Agar dapat melaksanakan kegiatan ini diperlukan penguasaan informasi teknologi

budidaya kakao. Wanita tani yang mengetahui informasi tentang cara, waktu dan

dosis pemupukan, akan dapat melakukan kegiatan ini dengan baik. Demikian

pula halnya dengan kegiatan pemangkasan, wanita tani mengetahui dan mengerti

cara dan waktu pemangkasan yang baik sehingga dapat mengefisienkan pupuk

dan dapat meningkatkan produksi kakao. Penanganan panen, pascapanen dan

fermentasi dilakukan oleh wanita yang tingkat kekosmopolitannya tinggi, karena

mereka mengetahui cara untuk meningkatkan mutu atau kualitas dari biji kakao

Page 96: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

79

yang dihasilkan, meskipun pada akhirnya nilai jual kakao cenderung tidak berbeda

dengan biji kakao yang tidak difermentasi.

Pengambilan Keputusan

Tabel 6 menunjukkan bahwa faktor internal (pengambilan keputusan)

berhubungan tidak nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao.

Sub variabel pengambilan keputusan berhubungan nyata dengan pemangkasan

(0,350), berhubungan sangat nyata dengan penanaman (0,388), dan berhubungan

sangat nyata dengan kewirausahaan (0,533).

Proses pengambilan keputusan dalam rumah tangga wanita tani di

Kecamatan Palolo kaitannya dengan usahatani kakao sudah cukup setara.

Sebagian besar wanita tani sebagai isteri dilibatkan dalam proses pengambilan

keputusan pada hampir semua tahapan kegiatan budidaya kakao yang akan

dilakukan. Keputusan yang diambil oleh wanita tani untuk berpartisipasi pada

kegiatan pemangkasan dan penanaman didorong keinginan untuk menghemat

biaya tenaga kerja, meskipun pekerjaan ini cukup berat dilakukan oleh seorang

wanita. Kegiatan penanaman dan pemangkasan juga dapat dilakukan secara

bertahap. Hal ini memungkinkan wanita tani dapat mengatur waktu yang mereka

miliki sehingga dapat berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Harga kakao yang

cukup tinggi menjadi pendorong tumbuhnya jiwa kewirausahaan wanita tani di

Kecamatan Palolo.

Peran Domestik

Tabel 6 menunjukkan bahwa faktor internal (peran domestik) berhubungan

tidak nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao. Nilai koefisien

korelasi faktor ini adalah: 0,053.

Hasil penelitian terhadap faktor internal curahan waktu yang dikeluarkan

Wanita tani di Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala (peran domestik) tidak

menjadi kendala bagi kelangsungan usahatani kakao. Wanita tani dapat membagi

waktu sehingga semua tugas sebagai isteri dan ibu dalam keluarga tidak

ditinggalkan.

Peran Produktif

Pembagian kerja menunjuk kepada pola peranan yang ada dalam keluarga di

mana khususnya suami dan isteri melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu.

Page 97: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

80

Kombinasi kekuasaan dan pembagian kerja adalah hal yang paling mendasar

dalam keluarga, yang dipengaruhi pula oleh posisi keluarga dalam lingkungan dan

masyarakat di mana dia berada.

Tabel 6 menunjukkan bahwa faktor internal (peran produktif) berhubungan

sangat nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao. Nilai

koefisien korelasi faktor peran produktif sebesar 0,421. Dilihat dari hubungan

antara sub variabel, peran produktif berhubungan nyata dengan kegiatan

pembibitan (0,375), pemangkasan (0,340), dan panen, pasca panen serta

fermentasi (0,397). Hubungan sangat nyata dapat ditunjukkan melalui variabel

penanaman (0,513).

Kontribusi tenaga wanita tani dalam usahatani kakao dapat dikatakan cukup

besar, terlihat dari nilai koefisien korelasi sebesar 0,421. Peran produktif yang

dijalankan oleh wanita tani di Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala merupakan

bagian tanggung jawab sebagai isteri dan ibu untuk dapat meningkatkan

pendapatan dan kesejahteraan keluarga.

Hubungan antara Faktor-Faktor Eksternal Wanita Tani dengan Partisipasi

Wanita Tani dalam Usahatani Kakao

Faktor eksternal wanita tani secara keseluruhan berhubungan sangat nyata

dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao dengan nilai koefisien

korelasi 0,519. Hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan nyata antara faktor

eksternal wanita tani dengan partisipasi dalam usahatani kakao diterima. Jika

dilihat dari sub-sub variabel yang tergabung dalam faktor eksternal (budaya/

sistem nilai, ketersediaan tenaga kerja, penyuluhan, iklim usaha, sistem/peluang

pasar dan peran/dorongan kepala keluarga) terdapat beberapa faktor yang

berhubungan nyata pada α = 0,05 yakni iklim usaha dan faktor eksternal yang

berhubungan sangat nyata pada α = 0,01, yakni: budaya/sistem nilai, ketersediaan

tenaga kerja, dan peran produktif.

Korelasi faktor-faktor eksternal wanita tani dengan partisipasi wanita tani

dalam usahatani kakao di Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala Provinsi

Sulawesi Tengah disajikan pada Tabel 7.

Page 98: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

81

Tabel 7. Korelasi Faktor Eksternal dengan Partisipasi Wanita Tani dalam Usahatani Kakao di Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala

Faktor Internal

Partisipasi Wanita Tani Pembersihan

Lahan Penanaman Pohon

Pelindung Pembibitan Penanaman Sanitasi

NKK P NKK P NKK P NKK P NKK P Budaya 0,286 0,057 0,161 0,290 0,399** 0,007 0,548** 0,000 0,564** 0,000 Ketersediaan tenaga kerja

0,129 0,397 0,223 0,141 0,374* 0,011 0,287 0,056 0,491** 0,001

Penyuluhan -0,324* 0,030 -0,210 0,167 0,108 0,482 0,177 0,244 0,059 0,699 Iklim usaha 0,049 0,750 -0,051 0,731 0,204 0,179 0,453** 0,002 0,338* 0,023 Sistem/peluang pasar -0,068 0,655 0,085 0,578 0,036 0,814 0,248 0,100 0,023 0,881 Peran/dorongan suami (kepala keluarga)

-0,022 0,884 -0,081 0,599 -0,061 0,692 0,244 0,107 0,144 0,345

Keterangan tabel: N = 45 orang; p = peluang kesalahan (galat) ** Berhubungan sangat nyata pada α = 0,01 * Berhubungan nyata pada α = 0,05

81

Page 99: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

82

Lanjutan Tabel 7.

Faktor Eksternal

Partisipasi Wanita Tani Pemupukan Pemangkasan Pengendalian

Hama dan Penyakit Tanaman

Panen, Pasca panen (Belah, Jemur &

Fermentasi)

Penyortiran dan Pengepakan

NKK P NKK P NKK P NKK P NKK P Budaya 0,314* 0,036 0,480** 0,001 0,029 0,848 0,244 0,107 0,166 0,275 Ketersediaan tenaga kerja

0,157 0,304 0,426** 0,004 0,188 0,215 -0,071 0,642 0,496** 0,001

Penyuluhan 0,266 0,077 -0,025 0,870 -0,284 0,058 0,250 0,097 -0,171 0,261 Iklim usaha 0,285 0,058 0,333* 0,026 0,009 0,953 0,221 0,144 -0,022 0,886 Sistem/peluang pasar 0,171 0,262 0,216 0,155 -0,044 0,776 -0,045 0,770 -0,394** 0,007 Peran/dorongan suami (kepala keluarga)

0,424** 0,004 0,014 0,929 -0,104 0,496 0,322* 0,026 -0,037 0,810

Keterangan tabel: n= 45 orang; p = peluang kesalahan (galat) ** Berhubungan sangat nyata pada α = 0,01 * Berhubungan nyata pada α = 0,05

82

Page 100: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

83

Lanjutan Tabel 7.

Faktor Eksternal Partisipasi Wanita Tani

Pemasaran Kewirausahaan Pencatatan Keuangan Total Partisipasi

NKK P NKK P NKK P NKK P Budaya 0,083 0,588 0,464** 0,001 0,154 0,312 0,583** 0,000 Ketersediaan tenaga kerja -0,030 0,845 0,112 0,463 0,086 0,573 0,410** 0,005 Penyuluhan 0,019 0,901 0,258 0,087 0,087 0,568 0,033 0,827 Iklim usaha -0,101 0,508 0,196 0,197 0,275 0,068 0,358* 0,016 Sistem/peluang pasar 0,099 0,519 0,286 0,057 0,269 0,074 0,184 0,226 Peran/dorongan suami (kepala keluarga)

0,131 0,390 -0,001 0,995 0,282 0,060 0,213 0,161

Keterangan tabel: N = 45 orang; p = peluang kesalahan (galat) ** Berhubungan sangat nyata pada α = 0,01 * Berhubungan nyata pada α = 0,05

83

Page 101: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

84

Budaya

Usahatani tidak terlepas dari budaya dan sejarah. Peluang dan hambatan

ekologis dan geografis (lokasi, iklim, tanah, tumbuhan) tercermin dalam pertanian

setempat yang merupakan hasil dari suatu proses interaksi antara manusia dan

sumberdaya setempat. Nilai-nilai masyarakat perdesaan, pengetahuan, teknologi

dan institusi sangat mempengaruhi jenis budaya pertanian yang terus berkembang.

Tabel 7 menunjukkan bahwa faktor eksternal (budaya) berkorelasi sangat

nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao. Nilai koefisien

korelasi faktor budaya ini adalah 0,583. Dilihat dari hubungan antara variabel,

budaya/sistem nilai yang berlaku di Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala

berhubungan nyata dengan kegiatan pemupukan. Hubungan sangat nyata dapat

ditunjukkan melalui variabel pembibitan (0,399), penanaman (0,548), sanitasi

(0,564), pemangkasan (0,480), dan kewirausahaan (0,464).

Budaya yang berlaku di masyarakat Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala

tidak bertentangan dengan kegiatan usahatani kakao yang dijalankan oleh wanita

tani. Budaya/sistem nilai yang berlaku mendukung partisipasi wanita tani dalam

berusahatani kakao. Hasil wawancara diperoleh informasi bahwa latar belakang

budaya yang dimiliki oleh responden secara tidak langsung mempengaruhi

tahapan kegiatan usahatani kakao. Beberapa tahapan kegiatan seperti

pemangkasan dan pengendalian hama penyakit tidak dilakukan oleh wanita tani

yang berasal dari etnis Jawa dan Bugis, dengan alasan kegiatan ini sangat beresiko

jika dikerjakan oleh wanita dan kegiatan tersebut adalah sudah merupakan

pekerjaan laki-laki (suami). Kegiatan penanaman kakao, sanitasi, dan pemupukan

juga tidak dikerjakan secara langsung oleh wanita dari etnis Jawa dan Bugis.

Keterlibatan mereka lebih banyak pada penyediaan konsumsi, meskipun pada saat

yang sama mereka berada di kebun bersama suami mereka. Demikian halnya

dengan kegiatan pemasaran. Wanita tani dari etnis Jawa dan Bugis, lebih

mendominasi kegiatan pemasaran hasil biji kakao dibanding suami.. Berbeda

dengan wanita tani yang berasal dari Palolo, Kulawi, Banggai dan Toraja. Wanita

tani terlibat aktif dalam semua tahapan kegiatan usahatani kakao mulai dari

pembersihan lahan sampai dengan pemasaran hasil panen. Menurut responden,

tidak ada pembagian peran antara pria dan wanita, semua pekerjaan dapat

Page 102: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

85

dilakukan oleh pria dan wanita, termasuk kegiatan pemasaran hasil panen biji

kakao.

Hasil wawancara dengan wanita tani yang berasal dari Palolo, Kulawi,

Banggai dan Toraja, diperoleh informasi bahwa pekerjaan utama mereka adalah

petani bukan sekedar pengisi waktu atau hanya ikut-ikutan suami ke kebun.

Meskipun beberapa di antara responden baru mengusahakan kakao selama 5

(lima) tahun, pengalaman berusahatani sudah mereka miliki sejak masih remaja

yaitu pengalaman di bidang usahatani padi dan jagung. Responden sudah terbiasa

dengan pekerjaan sebagai petani.

Ketersediaan Tenaga Kerja

Tabel 7 menunjukkan bahwa faktor eksternal (ketersediaan tenaga kerja)

berkorelasi sangat nyata dengan total partisipasi dalam usahatani kakao. Nilai

koefisien korelasi faktor ketersediaan tenaga kerja ini adalah 0,410. Ketersediaan

tenaga kerja berhubungan nyata dengan kegiatan pembibitan (0,374). Hubungan

sangat nyata dapat ditunjukkan melalui variabel sanitasi (0,491), pemangkasan

(0,426), dan penyortiran serta pengepakan (0,496).

Ketersediaan tenaga kerja yang dikaji adalah ketersediaan tenaga kerja yang

berasal dari dalam keluarga. Rata-rata jumlah tenaga kerja dalam keluarga yang

terlibat dalam usahatani kakao di Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala

Provinsi Sulawesi Tengah adalah 3 (tiga) orang. Ketersediaan tenaga kerja yang

berjumlah 3 (tiga) orang untuk menangani lahan/kebun kakao seluas 0,5 – 3 ha

merupakan pekerjaan yang cukup berat. Hal ini membuat wanita tani termotivasi

untuk berpartisipasi dalam kegiatan usahatani kakao termasuk kegiatan

pembibitan, sanitasi, pemangkasan, penyortiran dan pengepakan.

Penggunaan tenaga kerja wanita atau berpartisipasinya wanita tani dapat

mengurangi biaya sewa tenaga kerja, sehingga mengurangi modal dan pada

akhirnya meningkatkan pendapatan yang diperoleh dari usahatani kakao.

Penyuluhan

Faktor eksternal penyuluhan berhubungan tidak nyata dengan partisipasi

wanita tani dalam usahatani kakao. Sub-sub variabel yang berhubungan nyata

negatif adalah kegiatan pembersihan lahan dengan nilai koefisien korelasi sebesar

Page 103: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

86

-0,324. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar wanita tani

berpartisipasi dalam kegiatan pembersihan lahan. Kecuali yang memiliki lahan

yang diperoleh dengan cara membeli dari petani lainnya, bukan membuka lahan

baru untuk pertanaman kakao.

Nilai korelasi nyata negatif ini disebabkan karena materi penyuluhan yang

disampaikan lebih menekankan hanya pada aspek budidaya tanaman kakao

kecuali pembersihan lahan (pengolahan lahan). Penyuluhan tentang pengolahan

lahan untuk tanaman kakao di Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala Provinsi

Sulawesi Tengah boleh dikata “belum ada”. Hal ini disebabkan lokasi

pertanaman kakao rata-rata merupakan hutan (bukaan baru) yang berada di

pegunungan. Berbeda dengan usahatani lainnya seperti padi, jagung, palawija

dan sayuran, aspek pengolahan lahan merupakan salah satu aspek yang penting

dalam budidaya tanaman tersebut. Pengolahan lahan (pembersihan lahan) kakao

dapat dilakukan secara bertahap tidak harus sekaligus. Ini berkaitan dengan

jumlah tenaga kerja dan curahan waktu yang dimiliki oleh wanita tani sekaligus

modal yang dimiliki.

Wanita tani lebih banyak tidak diikutkan dalam penyuluhan pertanian

termasuk penyuluhan tentang usahatani kakao, namun keterlibatan wanita tani

baik secara langsung maupun tidak langsung sangatlah besar. Ketidakikutan

dalam kegiatan penyuluhan pertanian bukanlah menjadi alasan bagi wanita tani

untuk tidak berpartisipasi dalam usahatani kakao.

Iklim Usaha

Tabel 7 menunjukkan bahwa iklim usaha berhubungan nyata dengan

partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao. Nilai koefisien korelasi faktor

iklim usaha ini adalah 0,358. Dilihat dari hubungan antara sub variabel, iklim

usaha berhubungan nyata dengan kegiatan sanitasi (0.338) dan pemangkasan

(0,333). Hubungan sangat nyata dapat ditunjukkan melalui variabel penanaman

(0,453).

Sanitasi dan pemangkasan merupakan cara memperbaiki/meningkatkan

produksi dan mutu kakao yang dihasilkan karena dapat mengendalikan serangan

hama dan penyakit pada tanaman. Serangan hama dan penyakit ini dapat

Page 104: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

87

mengakibatkan kehilangan hasil sebesar 75%. Alasan inilah yang menyebabkan

wanita tani melakukan kegiatan sanitasi dan pemangkasan.

Iklim usaha kakao yang berlaku di Kecamatan Palolo mempengaruhi

partisipasi wanita dalam melakukan penanaman. Wanita tani termotivasi untuk

berpartisipasi dalam kegiatan penanaman karena ingin mendapatkan keuntungan

yang lebih besar dibandingkan membudidayakan tanaman perkebunan lainnya.

Tingkat permintaan pasar yang banyak, kemudahan menjual, informasi harga jual

kakao, ketersediaan sarana produksi, jarak antara rumah dan tempat penjualan

kakao yang cukup dekat serta rasa keamanan yang dimiliki oleh wanita tani dalam

menjalankan kegiatan usahatani mendorong wanita (isteri) termotivasi untuk

berpartisipasi dalam usahatani kakao.

Peluang Pasar

Tabel 7 menunjukkan bahwa faktor eksternal (peluang pasar) berhubungan

tidak nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao. Nilai koefisien

korelasi faktor peluang pasar adalah 0,184. Peluang pasar hanya berhubungan

sangat nyata negatif dengan peubah penyortiran dan pengepakan. Nilai koefisien

korelasinya adalah -0,394. Angka ini menunjukkan bahwa petani tidak

melakukan penyortiran karena mereka mengejar harga yang sedang berlaku di

pasar. Tanpa penyortiran, biji kakao tetap diterima oleh pedagang pengumpul

baik di tingkat desa maupun di tingkat kecamatan. Pedagang pengumpul tidak

membedakan harga yang biji kakao yang disortir dan yang tidak disortir.

Beberapa responden melakukan penjualan pada pedagang di tingkat Provinsi

(Eksportir) di Palu. Penentuan harga di tingkat eksportir didasarkan pada kualitas

biji kakao yang dipasarkan. Misalnya kadar air di bawah 7%, rendemen di bawah

2%, kadar biji pecah tidak lebih dari 10% dan berat biji kakao 100 gr/10 biji

kakao. Jika persyaratan ini dipenuhi oleh petani sebagai produsen, maka kakao

akan dibeli dengan harga yang berlaku (mengikuti kurs dolar) dan lebih tinggi

dibandingkan harga di tingkat pedagang pengumpul desa dan kecamatan, Di

samping harga jual kakao yang lebih tinggi, eksportir juga memberikan stimulus

bonus penjualan berupa barang keperluan rumah tangga dan uang pada petani.

Bonus tersebut akan diberikan jika penjualan biji kakao mencapai 1 ton. Kedua

Page 105: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

88

faktor ini mendorong wanita tani untuk melakukan penyortiran dan pengepakan

biji kakao agar sesuai dengan standart kualitas yang dipersyaratkan oleh eksportir.

Peluang pasar kakao berkaitan dengan kesesuaian harga kakao di tingkat

pasar, biaya produksi yang dikeluarkan serta kemampuan pasar menyerap hasil

produksi kakao. Meskipun harga kakao di tingkat pasar (Rp. 22.000,-/kg) dan

kemampuan pasar menyerap hasil panen biji kakao cukup tinggi, namun harga

sarana produksi mahal membuat petani enggan membeli sarana produksi tersebut.

Hal ini berdampak pada rendahnya produksi biji kakao yang dihasilkan. karena

penanganan usahatani kakao tidak optimal.

Peran/dorongan Suami (Kepala Keluarga)

Tabel 7 menunjukkan bahwa peran atau dorongan dari suami (kepala

keluarga) berhubungan nyata dengan kegiatan panen, pasca panen dan fermentasi

biji kakao, serta berhubungan sangat nyata dengan kegiatan pemupukan.

Peran atau dorongan dari suami sebagai kepala keluarga terhadap partisipasi

wanita tani dalam berusahatani kakao sangat besar. Hasil wawancara dengan

beberapa orang suami dari wanita (responden), mereka (suami) berpendapat

bahwa dengan keikutsertaan isteri dalam usahatani kakao ini sangat membantu

meringankan pekerjaan mereka. Pekerjaan yang dapat diselesaikan dalam waktu

4 (empat) jam jika dikerjakan oleh seorang saja (suami), dapat diselesaikan dalam

waktu 3 (tiga) jam bahkan kurang dari 3 (tiga) jam jika isteri mereka ikut

membantu. Bahkan isteri juga lebih banyak membantu dalam memutuskan

sesuatu yang berkaitan dengan usahatani kakao. Hal ini jelas dapat

mengefisienkan waktu yang digunakan oleh suami untuk kegiatan usahatani

kakao.

Page 106: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

89

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa:

1. Tingkat partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao di Kecamatan Palolo

Kabupaten Donggala dikategorikan sedang.

2. Faktor internal yang berhubungan nyata dengan partisipasi wanita tani

dalam usahatani kakao di Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala adalah:

motivasi, sifat kekosmopolitan dan peran produktif.

3. Faktor eksternal yang berhubungan nyata dengan partisipasi wanita tani

dalam usahatani kakao adalah: budaya, ketersediaan tenaga kerja, dan iklim

usaha.

Saran

Partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao di Kecamatan Palolo

Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah dapat ditingkatkan melalui:

1. Peningkatan Pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki oleh wanita

tani melalui pembinaan, pelatihan dan pendampingan mengenai penguasaan

teknologi tepat guna dan inovatif.

2. Perbaikan orientasi kegiatan penyuluhan baik metode maupun materi

penyuluhan yang disesuaikan dengan kebutuhan wanita tani.

Page 107: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

90

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah H. 1987. Memasyarakatkan Ide-Ide Baru. Disarikan dari Karya:.

Rogers EM, Shoemaker FF. Communication Of Innovations. Surabaya: Penerbit Usaha Nasional.

Abdussamad. 1991. Partisipasi Petani dalam Kegiatan Penyuluhan Pertanian.

[tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Alam S. 1984. Peranan Wanita dalam Ekonomi Rumah Tangga di Pedesaan.

[tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Anwar. 2007. Manajemen Pemberdayaan Perempuan (Perubahan Sosial Melalui

Pembelajaran Vocational Skill pada Keluarga Nelayan). Bandung: Alfabeta. .

Arikanto S. 1998. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Asngari PS. 1984. Persepsi Direktur Penyuluhan Tingkat Keresidenan dan

Kepala Penyuluhan Pertanian Terhadap Peranan dan Fungsi Lembaga Penyuluhan Pertanian di Negara Bagian Texas Amerika Serikat. Media Peternakan. Vol. 9 No. 2.

[BPS] Badan Pusat Statistik Sulawesi Tengah. 2002. Sulawesi Tengah dalam

Angka. Palu : Badan Pusat Statistik _____________. 2005. Kabupaten Donggala dalam Angka. Palu : Badan Pusat

Statistik. [BPP] Balai Informasi dan Penyuluhan Pertanian Kabupaten Donggala Provinsi

Sulawesi Tengah. 2008. Programa Penyuluhan Pertanian BPP Bahagia Kecamatan Palolo. Palu: BPP

Belem W. 2002. Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Wanita Tani

Dalam Pemanfaatan Lahan Pekarangan (Kasus Kecamatan Konda, Kabupaten Kendari, Sulawesi Tenggara). [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Boserup E. 1970. Peranan Wanita dalam Perkembangan Ekonomi. Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia. Budiono SS. 2002. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Keefektifan

Magang di PKBM (Kasus PKBM di Kelurahan Cirangrang Kecamatan Babakan Ciparay Kota Bandung). [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Page 108: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

91

Bunch R. 2001. Dua Tongkol Jagung. Pedoman Pengembangan Pertanian Berpangkal pada Rakyat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia untuk World Neighbors.

Cohen, Uphoff. 1977. Rural Development Participation Concept and Measures

for Project Design Implementation and Evaluation. Cornell University New York

[Deptan] Departemen Pertanian. 1991. Wanita tani/nelayan Indonesia.

Jakarta: Departemen Pertanian Dewayanti R, Erna EC. 2004. Marjinalisasi & Eksploitasi Perempuan Usaha

Mikro di Perdesaan Jawa. Bandung: Yayasan AKATIGA. [Dishut[ Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Donggala. 2007. Laporan

Tahunan 2007. Donggala: Dinas Kehutanan dan Perkebunan. Dorojatin. 1990. Partisipasi Petani dalam Kegiatan Proyek Perusahaan Inti

Rakyat Perkebunan (PIR-BUN) Lokal Teh di Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah. [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Elizabeth R. 2007. Pemberdayaan Wanita Mendukung Strategi Gender

Mainstreaming dalam Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan. Forum Penelitian Agro Ekonomi: Vol. 25 No. 2, Desember 2007. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor.

Handewi P, Saliem. 1997. Peranan Wanita dalam Sistem Produksi Pertanian

Menunjang Program Diversifikasi Pangan dan Gizi. Kebijaksanaan Pembangunan Pertanian: Analisis Kebijaksanaan Antisipatif dan Responsif. Badan Litbang Pertanian: Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian.

Handoko. 1995. Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Yogyakarta: Kanisius. Hernanto F. 1993. Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya. Holle Y. 2000. Partisipasi Petani dalam Kegiatan PIR Kelapa Sawit (Kasus

Petani PIR di Kabupaten Manokwari – Irian Jaya). [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Yustina I, Sudradjat A. 2003. Membentuk Pola Perilaku Manusia Pembangunan.

Bogor: IPB Press. Krech D. Crutchfield R, Ballachey E. 1962. Individual in Society. New York: McGraw Hill Book Company, Inc. Mappiare A. 1983. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha Nasional.

Page 109: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

92

Mardikanto. 1996. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta: Sebelas Maret University Press. .

Martianto DH, Latifah M, Djuhaedi, Yayah NS. 1993. Mempelajari Faktor-

Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Wanita Pedesaan sebagai Konseptor KB serta Hubungannya dengan Peranan dalam Pekerjaan Produktif. Bogor: Lembaga Penelitian Pusat Studi Wanita (PSW) Institut Pertanian Bogor.

Mislini 2006. Analisis Jaringan Komunikasi pada Kelompok Swadaya

Masyarakat. Kasus KSM di Desa Taman Sari Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Mosher AT. 1987. Menggerakkan dan Membangun Pertanian (Getting Agricultural Moving) disadur oleh Krisandhi dan Bahrin Samad. Jakarta: CV. Yasaguna.

Mulyasa. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi (konsep, karakteristik dan implementasi). Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurjanah S. 1999. Analisis Sumberdaya Manusia Antar Etnis (Studi Kasus pada Pengusaha/Pedagang Cina dan Jawa di Kabupaten Demak, Jawa Tengah). [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Oepen M. 1988. Media Rakyat Komunikasi Pengembangan Masyarakat. Jakarta:

Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M). Osipow SH. 1983. Theories of Carreer Development. Tirth Edition. New

Jersey: Printice Hall, Inc. Englewood Cliffs. . Padmowihardjo S. (1994). Psikologi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Purwanto. 2007. Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan Pengembangan dan Pemanfaatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rakhmat J. 2001. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Reijntjes C, Bertus H, Waters B. 1999. Pertanian Masa Depan. Pengantar untuk Pertanian Berkelanjutan dengan Input Luar Rendah. ILEIA. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. a.

Rosni M. 2003. Wanita Tani dalam Pengambilan Keputusan pada Usahatani

Jagung. [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Saardi DI. 2000. Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Hutan Mangrove.

[tesis] Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Page 110: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

93

Saharuddin. 1987. Partisipasi Kontak Tani dalam Perencanaan dan Pelaksanaan Program Penyuluhan Pertanian. [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Sahidu. 1998. Partisipasi Masyarakat Tani Pengguna Lahan Sawah dalam

Pembangunan Pertanian di Daerah Lombok, Nusa Tenggara Barat. Disertasi. IPB Bogor

Sajogyo. 1983. Peranan Wanita dalam Perkembangan Masyarakat Desa. Jakarta: CV. Rajawali.

Sajogyo P. 1981. Peranan Wanita dalam Keluarga, Rumah Tangga dan

Masyarakat yang Lebih Luas di Pedesaan Jawa. Dua Kasus Penelitian di Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Sumedang di Jawa Barat. [disertasi]. Jakarta: Program Doktor Universitas Indonesia.

___________. 1984. Peranan Wanita dalam Perkembangan Ekonomi. Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia. Sajogyo, Pudjiwati S. 1989. Peluang Bekerja Sebagai Sumber Nafkah Wanita

Perdesaan. Bogor: Pusat Studi Pembangunan Institut Pertanian Bogor. Sihombing. 1980. Partisipasi Sebagai Pemerdekaan Manusia. Prisma Nomor 11,

November 1980. Singarimbun M, Effendi S. 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES. Slamet Y. 1993. Pembangunan Masyarakat Berwawasan Partisipasi. Surakarta:

Sebelas Maret University Press. Soekanto S. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada. Soekartawi 1989. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Jakarta: Universitas

Indonesia. Sri H, Nurul H, Pepi RP. 2005. Dasar-Dasar Penyuluhan Pertanian. Jakarta:

Universitas Terbuka. Suandi, Fendria S. 2001. Pekerja Wanita pada Agroindustri Pangan di Pedesaan

Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi. Jurnal Penelitian UNIB, Vo. VII, No. 2. Jambi

Sulistiyowati E. 2003. Pengenalan Hama Utama. Teknik Pengamatan dan

Pengendalian pada Tanaman Kakao. Jember: Pusat Penelitian Kopi dan Kakao.

Surtiyah K. 1990. Perempuan, Kerja, dan Rumah Tangga. Yogyakarta: Gajah

Mada University Press.

Page 111: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

94

Swasono. 1995. Perencanaan Partisipatory dan Emansipasi. Majalah Prisma No. 3. Edisi Ulang Tahun

Tjokroamidjojo. 1991. Pengantar Pembangunan dalam Pembangunan Pedesaan.

Jakarta:.Penerbit Pustaka Press. Van den Ban AW, Hawkins HS. 1999. Penyuluhan Pertanian. Yogyakarta:

Kanisius. Wahjosumidjo. 1984. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Penerbit Ghalia

Indonesia. White B dan Hastuti EL. 1980. Pola Pengambilan Keputusan di Tingkat Rumah

Tangga dan Masyarakat (Studi Kasus di Dua Desa di Jawa Barat). Kerja sama Antar Menteri Urusan Peranan Wanita, Studi Dinamika Pedesaan SAE. Bogor: Lembaga Penelitian Sosiologi Pedesaan IPB dan UUKEF.

Page 112: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

Lampiran 1.

No Kegiatan

Bulan Feb Maret April Mei Juni 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penyusunan instrumen

x X

2 Analisis perbaikan instrumen

x x x

3 Pengambilan data primer

x x x x x x x

4 Pengolahan data x x x x x x x 5 Konsultasi

pembimbing x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x

6 Penyelesaian Laporan Hasil Penelitian

x x x x x

 

Page 113: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

96

Lampiran 2.

Peta Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah

Page 114: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:
Page 115: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

Lampiran 4.

DAFTAR PERTANYAAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

PARTISIPASI WANITA TANI DALAM USAHATANI KAKAO No. Responden : .....................................................................

Nama Responden : .....................................................................

Dusun : ......................................................................

Desa : .....................................................................

Kecamatan : Palolo

Kabupaten : Donggala

Provinsi : Sulawesi Tengah

Tanggal Wawancara : ......................................

Enumerator : ..........................................

Tanda Tangan : ..........................................

Page 116: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

PETUNJUK PENGISIAN KUISIONER 1. Bacalah petunjuk ini dengan cermat sebelum mengisi atau memilih jawaban lebih lanjut; 2. Apabila ada pertanyaan yang memungkinkan responden memilih lebih dari satu jawaban,

pilihlah/bubuhkanlah sesuai kenyataan kondisi yang ada; 3. Apabila ada pertanyaan yang kurang jelas, tanyakan langsung kepada pengumpul data; 4. Identitas responden akan dirahasiakan, dan jawaban yang telah diberikan hanya untuk

keperluan penelitian ini; 5. Usahakan menjawab atau memilih jawaban sejujurnya, tanpa ada unsur paksaan. FAKTOR INTERNAL (X1)

1. Umur : ............................................ Tahun 2. Pendidikan : 2.1. Pendidikan terakhir: ..................... tahun 2.2. Apakah Ibu pernah mengikuti kursus/pelatihan tentang usahatani kakao?

a. Tidak b. Ya Jika jawaban Ya, sebutkan jenis kursus atau pelatihan usahatani kakao yang pernah diikuti (sejak berusaha tani kakao). Nama Kursus/ Materi

Pelatihan Tahun Penyelenggara Lamanya

(hari/jam) 3. Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah anggota dalam keluarga: Usia kerja (usia antara 14 – 64) Kelompok Usia

lainnya Total Yang bekerja/membantu kerja di usahatani

Laki-laki Perempuan

3.1. Berapa jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan keluarga:.......... Orang 4. Pengalaman berusahatani

4.1 Berapa tahun Ibu melakukan usahatani kakao ..................................... tahun Berapa tahun Ibu melakukan usahatani selain kakao ...................... tahun Sebutkan usahatani apa saja: ....................................................................................... Penguasaan lahan

- Lahan sawah : * Pemilikan : .................... ha * Garapan : ..................... ha - Lahan kering * Pemilikan : .................... ha * Garapan : ..................... ha

Page 117: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

106

Jenis tanaman di lahan kering: ................................................................................... .....................................................................................

Pemilikan Tanaman Kakao Status Tanaman Jumlah Pohon Umur Tanaman Luas (ha)

Tanaman belum menghasilkan Tanaman menghasilkan Tanaman tua

5. Motivasi. No Pertanyaan Tidak

setuju (1) Kurang

setuju (2) Setuju

(3) Alasan keikutsertaan Ibu dalam kegiatan usahatani kakao adalah:

1. untuk meningkatkan pendapatan/ kesejahteraan keluarga

2. karena kakao dapat memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan keluarga

3. untuk menambah pengetahuan dan pengalaman

4. karena ajakan dari anggota keluarga (Suami, anak, kakak, adik, dan sanak famili lainnya)

5. karena ajakan dari orang lain (teman, tetangga)

6. karena ajakan dari PPL atau pihak lain 7. untuk membantu menjalin pergaulan

antara sesama petani

8. membuat Ibu dihargai sebagai isteri petani yang berhasil di lingkungan tempat tinggal ibu

9. harga jual kakao tinggi 10. ingin memanfaatkan waktu luang 11. ingin memperoleh uang tambahan 12. Alasan Ibu ikut serta dalam kegiatan

usahatani kakao didasarkan pada:

Karena terpaksa

(1)

Ajakan/ anjuran

(2)

Diri sendiri

(3) 13. Selain pertanyaan di atas, Apa yang membuat ibu termotivasi untuk ikut dalam

kegiatan usahatani kakao? ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... ...............................................................................................................................

Page 118: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

107

6. Aspirasi No Pertanyaan Tidak

setuju (1) Kurang

setuju (2) Setuju

(3) 1. Harapan ibu berusahatani kakao: mem -

peroleh nilai jual (keuntungan) yang tinggi

2. Harapan ibu berusahatani kakao: produksi tanaman meningkat

3. Harapan ibu berusahatani kakao: agar usahatani kakao dapat berkembang

4. Harapan ibu berusahatani kakao: dapat memenuhi kebutuhan keluarga

5. Harapa ibu berusahatani kakao supaya menambah/memperluas luas lahan kakao

6. Harapan Ibu berusahatani kakao: - .......................................................................................................................... - ....................................................................................................................... - .......................................................................................................................

7. Sifat Kekosmopolitan No Pertanyaan Tidak

Pernah (1) Jarang

(2) Sering

(3) 1. Apakah Ibu pernah berkunjung/ bepergian

keluar desa/daerah untuk menambah pengalaman, pengetahuan dalam rangka pengembangan usahatani kakao?

2. Apakah Ibu pernah menghadiri pertemuan kegiatan pelatihan/penyuluhan/kursus tentang usaha tani kakao?

3. Apakah Ibu pernah melakukan kunjungan/ konsultasi secara pribadi kepada petugas (PPL, Dinas terkait) tentang usahatani kakao?

4. Apakah ibu pernah melakukan tukar-menukar informasi, pengetahuan dengan sesama petani kakao?

5. Apakah Ibu pernah mendengarkan siaran radio/TV untuk menambah pengetahuan/ mencari informasi tentang kakao?

6. Apakah Ibu pernah membaca surat kabar, majalah, brosur / leaflet khususnya tentang budidaya kakao?

7. Jika kadang-kadang atau sering, berapa kali (frekuensi) ibu melakukan kunjungan ke: - luar desa : ............... X per bulan / tahun (coret salah satu) - PPL/dinas terkait: ............. X per bulan / tahun (coret salah satu)

Page 119: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

108

8. Peran/dorongan Suami (Kepala Keluarga) No Pertanyaan Tidak setuju

(1) Kurang

setuju (2) Setuju (3)

1. Ibu ikut serta dalam usahatani kakao karena dorongan dari suami

2. Suami hanya mendukung sebagian kegiatan dalam usahatani kakao

3. Suami menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada ibu untuk ikut atau tidaknya dalam kegiatan usahatani kakao

4. Apakah semua anggota keluarga mendukung usaha Ibu sebagai petani kakao?

9. Pengambilan Keputusan No Pertanyaan Tidak

Pernah (1) Jarang (2) Ya (3)

Apakah Ibu turut menentukan dan memutuskan: 1 jenis kakao yang akan ditanam? 2. perencanaan pembelian & perbanyakan bibit? 3. Kapan penanaman pohon pelindung? 4. Jenis tanaman pelindung? 5. kapan sanitasi/pembersihan lahan dilakukan? 6. pembelian jenis pupuk & sarana produksi lainnya? 7. Kapan pengendalian hama dan penyakit? 8. kapan panen dilakukan? 9. Jumlah tenaga kerja yang akan digunakan? 10. Kapan & dimana penjualan/ pemasaran biji kakao ? 11. Harga pada saat menjual kakao? 12. Peminjaman kredit disaat kekurangan modal kerja? 13. Bagaimana pola pengambilan keputusan dalam

rumah tangga, siapa yang cenderung / dominan berpendapat dan mengambil keputusan?

Bapak (KK) Ibu (Isteri) Sama-sama

FAKTOR EKSTERNAL (X2)

1. Budaya/Sistem nilai 1. Menurut Ibu, apakah budaya yang berlaku di lingkungan Ibu bertentangan dengan

usahatani kakao yang ibu lakukan?. a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak

2. Menurut ibu, apakah budaya/sistem nilai yang berlaku di lingkungan ibu membedakan status/peran antara laki-laki dan perempuan dalam melakukan usahatani kakao? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak

3. Apakah ada perbedaan upah kerja yang diterima antara laki-laki dan perempuan? a. Ada b. Kadang-kadang c. Tidak ada

4. Apakah ada pembagian kerja antara perempuan dan laki-laki dalam melakukan usahatani kakao?

a. Ada b. Kadang-kadang c. Tidak ada

Page 120: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

109

2. Ketersediaan tenaga Kerja No Pertanyaan Tidak (1) Kadang-

kadang (2) Ya (3)

1. Sumber tenaga kerja dalam usahatani kakao sepenuhnya berasal dari dalam keluarga

2. Tenaga kerja yang terlibat dalam usahatani kakao dapat menyelesaikan semua pekerjaan yang ada

3. Keikutsertaan Ibu dalam usahatani kakao karena kekurangan tenaga kerja

4. Pekerjaan-pekerjaan apa saja yang melibatkan tenaga dari luar keluarga. Sebutkan. ....................................................................................................................................................................................................................................................................................

3. Penyuluhan, 3.1. a. Apakah Ibu dilibatkan dalam kegiatan penyuluhan?

a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Sering b. Jika Tidak, jarang atau sering, apa alasan Ibu?

...................................................................................................................................

...................................................................................................................................

..................................................................................................................................... c. Jika kadang-kadang, sering, berapa kali Ibu mengikuti kegiatan penyuluhan dalam

setahun terakhir? .................... kali 3.2. Apa peranan Ibu dalam kegiatan penyuluhan tersebut?

a. Peserta b. Pengurus c. Peserta & pengurus 3.3 Bagaimana kesesuaian materi yang dibahas dalam penyuluhan tersebut dengan kebutuhan

Ibu berusahatani kakao? a. Tidak sesuai b. Kurang sesuai c. Sesuai

3.4 Bagaimana pemahaman Ibu terhadap materi yang diberikan dalam kegiatan penyuluhan tersebut? a. Sulit dipahami b. Kurang dipahami c. Mudah dipahami

3.5. Bagaimana tingkat penerapan materi penyuluhan di lapangan (lahan usahatani) a. Sulit dilakukan b. Cukup mudah dilakukan c. Mudah dilakukan

3.6. Bagaimana kompetensi/kemampuan yang dimiliki oleh Penyuluh tentang kakao? a. Tidak sesuai b. Cukup sesuai c. Sesuai 3.7. Menurut Ibu, perlukah wanita tani ikut serta dalam kegiatan penyuluhan?:

a. Tidak b. Kurang perlu c. Ya 3.8. Model-model penyuluhan seperti apa yang diinginkan Ibu demi meningkatkan nilai jual

kakao, yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan rumah tangga. 1. ..........................................................................................................................................

................................................................................................................ 2. ..........................................................................................................................................

...............................................................................................................

Page 121: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

110

4 . Iklim Usaha. 4.1. Harga jual biji kakao di pasar menurut Ibu: a. Murah (tidak memuaskan) b. Sedang (cukup memuaskan) c. Mahal (memuaskan) 4.2. Tingkat permintaan pasar tehadap biji kakao menurut Ibu: a. Kurang b. Cukup c. Banyak 4.3. Tingkat Kemudahan menjual biji kakao a. Sulit b. Cukup sulit c. Mudah 4.4. Menurut Ibu, informasi tentang harga jual biji kakao:

a. Sulit didapatkan b. Cukup sulit didapatkan c. Mudah didapatkan Dari mana informasi yang ibu peroleh tentang harga jual kakao? a. Dari rekan petani b. Dari Petugas Lapangan c. Media informasi (koran, brosur, leaflet, radio,TV)

d. …………………………………………………………. 4.5. Keamanan usahatani kakao yang Ibu jalankan tidak membahayakan jiwa/fisik Ibu: a. Tidak terjamin b. Kadang-kadang terjamin c. Terjamin 4.6. Ketersediaan sarana produksi yang menunjang produktivitas tanaman:

a. Sulit ditemukan b. cukup sulit ditemukan c. Mudah ditemukan 4.7. Jarak antara rumah dan tempat penjualan kakao: a. Jauh b. Cukup jauh c. Dekat

5 . Sistem/Peluang Pasar

5.1. Bagaimana kesesuaian harga kakao yang Ibu rasakan? a. Tidak sesuai b. Kurang sesuai c. Sesuai Berapa harga kakao yang Ibu pasarkan? Rp. ...............................,- / kg

5.3. Menurut Ibu, biaya produksi yang dikeluarkan lebih kecil dibanding keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan kakao?

a. Tidak setuju b. Kurang setuju c. Setuju 5.3. Menurut ibu, produksi yang dihasilkan dapat memenuhi permintaan pasar a. Tidak (belum) b. Kadang-kadang c. Ya 5.4. Bagaimana kesesuaian harga yang ibu rasakan di tingkat pedagang pengumpul

kecamatan dan provinsi? . a. Tidak sesuai b. Kurang sesuai c. Sesuai 6. Alokasi waktu:

a. Peran Domestik 6.1. Menurut Ibu, apakah Bapak (KK) terlibat dalam kegiatan mengurus/mengasuh anak?

a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Selalu 6.2. Menurut Ibu, apakah Bapak (KK) terlibat dalam kegiatan mengurus/ membersihkan rumah ?

a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Selalu

Page 122: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

111

6.3. Menurut Ibu, apakah Bapak (KK) terlibat dalam kegiatan belanja di pasar? a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Selalu

6.4. Menurut Ibu, apakah Bapak (KK) terlibat dalam kegiatan yang menyangkut kesehatan keluarga?

a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Selalu 6.5. Menurut Ibu, apakah Bapak (KK) terlibat dalam pendidikan anak? a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Selalu

6.6. Apakah Ibu sering menghadiri acara-acara sosial masyarakat? a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Selalu

6.7. Kegiatan sosial apa saja yang Ibu ikuti. Sebutkan. …………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………

b. Peran Produktif

6.8. a. Selain usahatani kakao, apakah Ibu memperoleh penghasilan tambahan dari usaha lainnya ?

a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Selalu . b. Jika kadang-kadang atau selalu, usaha apa saja yang Ibu lakukan untuk menambah penghasilan (Usahatani dan Non Usahatani)?. Sebutkan.

- ..................................................................................................................... - ..................................................................................................................... - .................................................................................................................... - ......................................................................................................................

c. Berapa jam rata-rata per hari Ibu berada di lahan kakao? ......................... Jam/hari 6.9. a. Apakah Ibu sulit membagi waktu dengan kegiatan usahatani kakao.

a. Sulit b. Kadang-kadang c. Mudah b. Bagaimana cara Ibu mengatur waktu selama berusahatani kakao dan mengatur

urusan rumah tangga? - ......................................................................................................................... - ........................................................................................................................ - .........................................................................................................................

6.10. a. Apakah Ibu merasa senang/nyaman dengan pekerjaan Ibu saat ini? a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Selalu

b. Apa kendala yang Ibu hadapi dalam urusan rumah tangga selama bekerja dalam usahatani kakao?.

- ...................................................................................................................... - ...................................................................................................................... - .....................................................................................................................

PARTISIPASI (Y)

1. Pembersihan Lahan

1.1. a. Apakah ibu ikut dalam pembersihan/pembebasan lahan dari belukar? a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Selalu

Page 123: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

112

b. Apa alasan Ibu, demikian? ......................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................... c. Jika kadang-kadang / selalu, berapa alokasi waktu yang Ibu gunakan setiap kali

pelaksanaan pembersihan/pembebasan lahan? . ................ jam 1.2. Apakah ibu menggunakan tenaga dari luar keluarga untuk pembersihan lahan?

a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Sering 1.3. Apakah sumber tenaga kerja untuk pembersihan lahan berasal dari dalam keluarga?

a. Tidak b. Kadang-kadang c. Ya 1.4. Apakah jumlah ketersediaan tenaga kerja untuk pembersihan lahan cukup?

a. Tidak b. Kadang-kadang c. Ya

2. Penanaman Pohon Pelindung 2.1. Apakah ibu ikut menanam pohon pelindung?

a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Selalu Jika Tidak, kadang-kadang atau selalu, apa alasan Ibu?

............................................................................................................................................

............................................................................................................................................

................................................................................................................................ Jika kadang-kadang / selalu, berapa alokasi waktu yang Ibu gunakan setiap

penanaman pohon pelindung?................ jam 2.2. Apakah ibu menggunakan tenaga dari luar keluarga untuk penanaman pohon

pelindung? a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Sering 2.3. Apakah sumber tenaga kerja untuk penanaman pohon pelindung berasal dari dalam

keluarga? a. Tidak b. Kadang-kadang c. Ya

3. Pembibitan 3.1. Apakah ibu ikut dalam pembibitan kakao?

a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Selalu Jika Tidak, kadang-kadang atau selalu, apa alasan Ibu?

............................................................................................................................................

............................................................................................................................................

................................................................................................................................ Jika kadang-kadang / selalu, berapa alokasi waktu yang Ibu gunakan setiap kali pelaksanaan pembibitan? ................ jam

3. 2. Apakah ibu menggunakan tenaga dari luar keluarga untuk pembibitan? a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Sering

3.3 Apakah sumber tenaga kerja untuk pembibitan berasal dari dalam keluarga? a. Tidak b. Kadang-kadang c. Ya

4. Penanaman

4.1. Apakah ibu ikut dalam penanaman kakao? a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Selalu Jika Tidak, kadang-kadang atau selalu, apa alasan Ibu?

............................................................................................................................................

............................................................................................................................................

................................................................................................................................ Jika kadang-kadang / selalu, berapa alokasi waktu yang Ibu gunakan setiap kali

pelaksanaan penanaman? ................ jam

Page 124: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

113

4.2. Apakah ibu menggunakan tenaga dari luar keluarga untuk penanaman kakao? a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Sering 4.3 Apakah sumber tenaga kerja untuk penanaman pohon kakao berasal dari dalam

keluarga? a. Tidak b. Kadang-kadang c. Ya 4.4 Apakah penanaman kakao menggunakan jarak tanam yang teratur?

a. Tidak b. Kadang-kadang c. Ya Mengapa demikian? .........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

5. Sanitasi lahan 5.1. Apakah Ibu ikut serta dalam pelaksanaan sanitasi lahan?

a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Selalu Jika Tidak, kadang-kadang atau selalu, apa alasan Ibu. - ........................................................................................................................ - ....................................................................................................................... - ...................................................................................................................... Jika kadang-kadang / selalu, berapa alokasi waktu yang Ibu gunakan setiap kali

pelaksanaan sanitasi lahan? . ................ jam/sanitasi 5.2. Apakah ibu menggunakan tenaga dari luar keluarga untuk sanitasi lahan? a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Sering 5.3 Apakah sumber tenaga kerja untuk sanitasi berasal dari dalam keluarga?

a. Tidak b. Kadang-kadang c. Ya

6. Pemupukan 6.1. a. Jenis pupuk apa saja yang digunakan di lahan kakao? Sebutkan. ................................................................................................ ............................................................................................... b. Umur tanaman mulai dipupuk : ……………… bulan/tahun (coret salah satunya)

c. Cara pemupukan yang dilakukan: a. Tugal b. Sebar c. Melingkar sekitar pohon

6.2. Apakah pemupukan dilakukan secara berimbang (waktu, dosis dan tempat)? a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Ya Frekuensi pelaksanaan pemupukan .................. X /bulan/tahun (pilih salah satu)

6.3. Apakah Ibu ikut dalam kegiatan pemupukan? a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Selalu Jika tidak, kadang-kadang atau selalu, apa alasan Ibu. .................................................................................................................................... ....................................................................................................................................

Jika kadang-kadang, atau selalu, berapa alokasi waktu yang ibu gunakan setiap kali pemupukan .................. jam

6.4. Apakah ibu menggunakan tenaga dari luar keluarga untuk pemupukan? a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Sering

6.5 Apakah sumber tenaga kerja untuk pemupukan pohon kakao berasal dari dalam keluarga? a. Tidak b. Kadang-kadang c. Ya

7. Pemangkasan

7.1. Apakah ada pengaturan Frekuensi pelaksanaan pemangkasan? a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Ya

Page 125: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

114

7.2. Apakah Ibu ikut dalam kegiatan pemangkasan? a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Selalu Apa alasan Ibu.

....................................................................................................................................

.................................................................................................................................... Jika kadang-kadang atau selalu berapa alokasi waktu yang Ibu gunakan? ……… jam/pemangkasan

7.3. Apakah ibu menggunakan tenaga dari luar keluarga untuk pemangkasan? a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Sering

7.4. Apakah sumber tenaga kerja untuk pemangkasan pohon kakao berasal dari dalam keluarga? a. Tidak b. Kadang-kadang c. Ya

8. Pengendalian Hama Penyakit

8.1. Sebutkan jenis hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman kakao. Hama Penyakit

1 ........................................................ 2. ....................................................... 3. ........................................................ 4. .......................................................

1 ........................................................ 2. ....................................................... 3. ........................................................ 4. .......................................................

8.2. Apakah Ibu ikut dalam kegiatan pengendalian hama dan penyakit?

a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Selalu . Jika tidak, kadang-kadang atau selalu, apa alasan Ibu?.

- .................................................................................................................................... - ....................................................................................................................................

- ................................................................................................................................... Jika kadang-kadang/selalu, berapa alokasi waktu yang Ibu gunakan? ............... jam

8.3. Apakah ibu menggunakan tenaga dari luar keluarga untuk Pengendalian hama penyakit pada tanaman kakao? a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Sering

8.4. Apakah sumber tenaga kerja untuk pengendalian hama penyakit tanaman berasal dari dalam keluarga? a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Ya

9. Panen, Pasca panen (belah dan jemur), fermentasi

9.1. Umur tanaman mulai dipanen: ............................................ tahun 9.2. Frekuensi pelaksanaan panen

a. Panen antara .......................... X /minggu/bulan (coret salah satu) b. Panen raya .......................... X /bulan 9.3. Berapa produksi kakao rata-rata setiap: a. Panen antara ..................... kg b. Panen raya ..................... kg 9.4. Apakah Ibu ikut dalam kegiatan panen? a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Selalu

Jika tidak, kadang-kadang atau selalu,apa alasan Ibu?. - .................................................................................................................................... - .................................................................................................................................... - ....................................................................................................................................

Page 126: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

115

9.5. Berapa alokasi waktu yang Ibu gunakan, setiap panen? ............... jam/panen. 9.6. Apakah Ibu ikut dalam kegiatan membelah buah kakao?

a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Selalu . Jika tidak, kadang-kadang atau selalu, apa alasan Ibu?. - .................................................................................................................................... - .................................................................................................................................... - ....................................................................................................................................

9.7. Jika kadang-kadang/selalu, berapa alokasi waktu yang Ibu gunakan? ............... jam/belah.

9.8. Apakah Ibu ikut dalam kegiatan menjemur buah kakao? a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Selalu

Jika tidak, kadang-kadang atau selalu, apa alasan Ibu?. .................................................................................................................................... ....................................................................................................................................

9.9. Jika kadang-kadang/selalu, berapa alokasi waktu yang Ibu gunakan? ..... jam/jemur. 9.10. Apakah Ibu melakukan fermentasi?

a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Selalu Apa alasan Ibu sehingga (tidak, kadang-kadang atau selalu) melakukan fermentasi.

............................................................................................................................

........................................................................................................................... 10. Penyortiran & pengepakan

10.1. Apakah ibu ikut dalam penyortiran/penggolongan kakao menurut kualitas? a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Selalu Jika Tidak, kadang-kadang atau selalu, apa alasan Ibu?

............................................................................................................................................

............................................................................................................................................

................................................................................................................................ 10.2. Jika kadang-kadang / selalu, berapa alokasi waktu yang Ibu gunakan setiap kali

pelaksanaan penyortiran? ................ jam 10.3. Apakah ibu ikut dalam pengepakan kakao dalam karung?

a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Selalu Jika Tidak, kadang-kadang atau selalu, apa alasan Ibu?

............................................................................................................................................

............................................................................................................................................

................................................................................................................................ 10.4. Jika kadang-kadang / selalu, berapa alokasi waktu yang Ibu gunakan setiap kali

pelaksanaan pengepakan? ................ jam

11. Pemasaran.

11.1. a. Dimana tempat biji kakao dijual/dipasarkan (jawaban boleh lebih dari satu) a. Pedagang pengumpul desa b. Pedagang pengumpul kecamatan c. Pedagang pengumpul di kabupaten

b. Bagaimana cara pemasaran (jawaban bisa lebih dari satu): a. Menjual setiap panen meskipun hasilnya sedikit

Page 127: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

116

b. Menjual hasil panen dengan menggabungkan hasil panen sebelumnya c. Lainnya: ...............................

11.2. Apakah Ibu ikut dalam kegiatan pemasaran buah kakao? a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Selalu

Jika tidak, kadang-kadang atau selalu, apa alasan Ibu?. - .................................................................................................................................... - .................................................................................................................................... - ....................................................................................................................................

11.3. Jika kadang-kadang/selalu, berapa alokasi waktu yang Ibu gunakan? ............... jam/pemasaran. 11.4. Apakah ada penggolongan harga kakao menurut standart mutu? a. Tidak ada b. Kadang-kadang c. Ya 11.5. Apakah ada perbedaan harga biji kakao yang difermentasi dan yang tidak difermentasi? a. Tidak ada b. Kadang-kadang c. Ya Bagaimana proses pemasaran berlangsung, apa saja hambatan / halangan dan resiko yang telah / akan dihadapi?

- ........................................................................................................ - ....................................................................................................... - .......................................................................................................

12. Kewirausahaan 12.1. Apakah usahatani kakao merupakan satu-satunya sumber pendapatan Ibu dan

keluarga?. a. Tidak b. Kadang-kadang c. Ya.

12.2. Apakah usahatani kakao mampu memenuhi kebutuhan rumah tangga Ibu?. a. Tidak b. Kadang-kadang c. Ya

12.3. Apakah usahatani kakao dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan Ibu dan keluarga? a. Tidak b. Kadang-kadang c. Ya

12.4. Menurut ibu bagaimana prospek kakao dimasa depan? a. Tidak menjanjikan b. Kurang menjanjikan c. Menjanjikan Apa alasan ibu? ............................................................................................................................ ............................................................................................................................ 12.5 .Apakah ada dukungan/perhatian dari pemerintah tentang kebijakan harga kakao? a. Tidak b. Kadang-kadang c.Ya

13. Book keeping 13.1. Apakah Ibu melakukan pencatatan biaya produksi yang dikeluarkan dalam usahatani

kakao? a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Selalu

Jika tidak, kadang-kadang atau selalu apa alasan Ibu?. - .................................................................................................................................... - ....................................................................................................................................

Page 128: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41506/11/2009cnm.pdf · nyata dengan partisipasi wanita tani dalam usahatani kakao adalah:

117

- .................................................................................................................................... 13.2. Apakah Ibu melakukan pencatatan biaya panen dan hasil (harga jual) kakao?

a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Selalu Jika tidak, kadang-kadang atau selalu apa alasan Ibu?. - .................................................................................................................................... - .................................................................................................................................... - .................................................................................................................................... 13.3. Apakah Ibu mampu mengatur tata keuangan (pengeluaran keuangan) dalam rumah

tangga? a. Tidak mampu b. Kadang-kadang c. Mampu

Jika tidak, kadang-kadang atau mampu, apa alasan Ibu. - .................................................................................................................................... - ....................................................................................................................................

Saran Apa kendala/masalah yang ibu rasakan selama berusahatani kakao? 1. .............................................................................................................................................. 2. .............................................................................................................................................. 3. .............................................................................................................................................. Untuk mengatasi kendala yang ada, apa yang ibu lakukan? 1. .............................................................................................. 2. ................................................................................................ 3. .................................................................................................... Dengan melihat situasi dan kondisi yang ada pada saat ini, apa yang dapat ibu sarankan untuk perbaikan atau peningkatan produktivitas tanaman kakao, peningkatan nilai jual kakao, juga peningkatan pendapatan dari komoditi ini: ........................................................................................................................................................................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................................................................................................................................................................ ---------------- *****---------------