KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI
KAKAO DI DESA POREHU KECAMATAN POREHU
KABUPATEN KOLAKA UTARA
OVIC PARESSA
1602405110
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2020
KEPUTUSAN PETANI MEMPERTAHANKAN USAHATANI KAKAO
DI DESA POREHU KECAMATAN POREHU
KABUPATEN KOLAKA UTARA
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Cokroaminoto Palopo
OVIC PARESSA
1602405110
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2020
iii
ABSTRAK
Ovic Paressa. 2020. Keputusan Petani Mempertahankan Usahatani Kakao di Desa Porehu Kecamatan Porehu Kabupaten Kolaka Utara (dibimbing oleh Suaedi dan
Erni Firdamayanti).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keputusan petani
mempertahankan usahatani kakao di Desa Porehu Kecamatan Porehu. Data
yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder,
yang diperoleh dari hasil wawancara, kuesioner, laporan dari instansi terkait,
dan studi pustaka. Kuesioner diberikan kepada seluruh responden yang dituju
yaitu sebanyak 28 orang. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif
kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik petani yang mengambil
keputusan untuk tetap mempertahankan usahatani kakao berusia produktif pada
kisaran 35-44 tahun (42,86%). Pendidikan petani yang mengambil keputusan untuk
usahatani kakao rata-rata pada tingkat SMP sebanyak 12 orang (42,86%). Luas
lahan yang diusahakan untuk usahatanai kakao antara 1-2 hektare sebanyak 12
orang (42,86%) dan 3-4 hektare lahan kakao sebanyak 16 orang atau 57,14% Status
kepemilikan lahan untuk usahatani kakao adalah lahan milik sendiri. Fakor
pengambilan keputusan petani untuk tetap mempertahankan usahatani kakaonya
yaitu sumber informasi dari pemerintah setempat (53,57%) atau sebanyak 15 orang.
Pengalaman berusahatani kakao pun menjadi prioritas penting, dimana sebanyak 8
petani responden atau 28,57% yang telah berusahatani kakao selama 21-25 tahun.
Kata kunci: Keputusan, Petani, Usahatani Kakao
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang tak terhingga penulis ucapkan kehadirat Allah SWT,
karena atas rahmat, berkat dan hidayahNya semata penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini yang berjudul “Keputusan Petani Mempertahankan
Usahatani Kakao di Desa Porehu Kecamatan Porehu Kabupaten Kolaka Utara”.
Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan akhir
studi pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto
Palopo. Salam dan sholawat penulis ucapkan kepada Rasulullah Muhammad SAW
dan para sahabat beserta keluarganya, yang senantiasa memberikan teladan akhlak
yang begitu mulia bagi setiap umat manusia yang patut untuk dicontohi dan
diteladani.
Dengan selesainya skripsi ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih
khususnya kepada kedua orang tua saya yang telah mendidik dan memberi
semangat motivasi yang tak terhingga kepada saya. Serta kepada seluruh pihak-
pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Ungkapan terima kasih penulis tujukan kepada:
1. Prof. Drs. H. Hanafie Mahtika, M.S., selaku Rektor Universitas Cokroaminoto
Palopo.
2. Rahman Hairuddin, S.P., M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Cokroaminoto Palopo.
3. Abdul Rais, S.Si., M.Ling., selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo.
4. Dr. Suaedi, S.Pd., M.Si., selaku pembimbing I yang telah memberi arahan dan
motivasi kepada peneliti.
5. Erni Firdamayanti, S.TP., M.Si., selaku pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberikan arahan kepada peneliti selama
proses penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu dosen Universitas Cokroaminoto Palopo, khususnya kepada
dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian yang telah membina dan
memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama berada dibangku
perkuliahan.
iv
7. Kepada seluruh senior, sahabat, dan rekan-rekan seperjuangan mahasiswa
agribisnis. Serta terkhusus kepada teman-teman angkatan 2016 agribisnis yang
telah membantu dan memberikan semangat kepada penulis sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, hal itu tidak akan
mengurangi rasa terimakasih atas do’a dan dukungannya. Semoga semua
kebaikan yang diberikan Allah SWT dibalas dengan berlipat ganda.
Akhirnya semoga Allah SWT memberikan karunia, limpahan rahmat dan
hidayahnya atas semua kebaikan yang telah di berikan kepada penulis, dan penulis
berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan pihak-
pihak yang memerlukan.
Palopo, Agustus 2020
Ovic Paressa
v
RIWAYAT HIDUP
Ovic Paressa, lahir di Majapahit pada tanggal 17 April 1997.
Anak pertama dari empat bersaudara, buah hati dari pasangan
Ayahanda Bakri Paressa dan Ibunda Wati. Penulis mengawali
pendidikan di SDN 2 Porehu pada Tahun 2004 dan selesai pada
tahun 2010, kemudian penulis melanjutkan di SMPN 2 Porehu
pada tahun 2010 dan selesai pada tahun 2013. Selanjutnya
penulis melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Batu Putih pada tahun 2013 dan selesai
pada tahun 2016. Pada tahun 2016 penulis melanjutkan studi dan mendaftar sebagai
mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto
Palopo.
Penulis aktif diorganisasi internal kampus yaitu Himpunan Mahasiswa
Agribisnis (HIMARIS) pada tahun 2017-2018. Penulis juga aktif dalam organisasi
eksternal kampus dan telah mengikuti Basic Training Himpunan Mahasiswa Islam
(HMI) Pada tahun 2016. Penulis juga telah bergabung diorganisasi kedaerahan
yaitu Himpuan Pemuda Pelajar Indonesia Kolaka Utara (HIPPERMAKU) juga
telah bergabung diorganisasi kedaerahan yaitu Himpunan Pemuda Pelajar
Mahasiswa Kecamatan Porehu (HIPMA) dan menjadi pengurus pada tahun 2017-
2018.Penulis juga telah mengikuti kegiatan Perhimpunan Organisasi Propesi
Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Indoesia (POPMASEPI).
Penulis pernah melaksanakan Praktik Kerja Lapang (PKL) di PT. BISI. tbk
Kota Masamba dan Kuliah Kerja Nyata (KKN), di Kelurahan Suli, Kecamatan Suli
Kab. Luwu pada tahun 2019.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................. ii
ABSTRAK .............................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iv
RIWAYAT HIDUP .................................................................................................vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Tanaman Kakao ............................................................. 4
2.2 Kondisi Areal dan Produksi Kakao di Indonesia ...................................... 5
2.3 Pengambilan Keputusan ........................................................................... 7
2.4 Pengelolaan Usahatani Kakao ................................................................ 10
2.5 Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................ 11
2.6 Kerangka Pikir ........................................................................................ 12
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................... 14
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 14
3.3 Populasi dan Sampel ............................................................................... 14
3.4 Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 14
3.5 Teknik Pengumpulan Data...................................................................... 15
3.6 Teknik Analisis Data .............................................................................. 15
3.7 Defenisi Operasional Variabel ................................................................ 16
vii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ........................................................................................................ 17
4.2 Pembahasan ............................................................................................ 36
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 39
5.2 Saran ....................................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 40
LAMPIRAN ........................................................................................................... 42
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Batas Kecamatan Porehu ................................................................................ 17
2. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian ................................................ 18
3. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan .......................................................... 18
4. Sarana dan Prasarana ...................................................................................... 19
5. Umur Responden ............................................................................................. 20
6. Petani Responden Menurut Jenis Kelamin ..................................................... 21
7. Tingkat Pendidikan Responden ...................................................................... 21
8. Luas Lahan Usahatani Kakao ......................................................................... 22
9. Faktor Minat Petani dalam Usahatani Kakao ................................................. 32
10. Masa Panen Petani Kakao Desa Porehu per Bulan ......................................... 33
11. Kendala Usahatani Kakao di Desa Porehu...................................................... 34
12. Sumber Informasi Petani Kakao Desa Porehu ................................................ 34
13. Pengalaman Berusahatani ............................................................................... 35
14. Jumlah Tanggungan Rumah Tangga ............................................................... 35
15. Sumber Modal ................................................................................................. 36
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Kerangka Pikir ................................................................................................ 13
2. Dokumentasi ................................................................................................... 39
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Kuesioner Wawancara Petani ......................................................................... 43
2. Karakteristik Petani di Desa Porehu Kecamatan Porehu ................................ 49
3. Dokumentasi Penelitian .................................................................................. 50
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor perkebunan di Indonesia merupakan salah satu yang berperan
penting bagi perekonomian nasional karena bertumpu pada beberapa produk
komoditas unggulan yang dipasarkan untuk perdagangan internasional. Salah satu
komoditas andalan yang diunggulkan di sektor perkebunan adalah kakao. Kakao
juga berperan dalam mendorong pembangunan daerah dan pengembangan
agroindustri (Puspita et al, 2015). Tanaman kakao merupakan salah satu komoditas
perkebunan yang sangat sesuai dengan iklim dan jenis tanah Indonesia, sehingga
Indonesia dapat memproduksi dan memproduksi kakao.
Pertanian merupakan hasil interaksi komponen manusia dengan alam
sekitarnya. Tanaman memiliki daya adaptasi terhadap kondisi alam atau fisik
tertentu sehingga tidak semua tanaman dapat dibudidayakan di suatu wilayah
tertentu. Iklim merupakan faktor lingkungan yang tidak dapat dikendalikan oleh
manusia, sehingga sering disebut sebagai faktor pembatas. Faktor iklim meliputi
sinar matahari, suhu, curah hujan, dan kecepatan angin. Faktor iklim mempengaruhi
kualitas dan kualitas produksi.
Sebagian besar penduduk dunia bekerja di bidang seperti pertanian, tetapi
pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. Sejarah bangsa Indonesia dari
masa penjajahan hingga saat ini tidak lepas dari sektor pertanian dan perkebunan,
karena sektor-sektor tersebut mempunyai arti yang sangat penting dalam
menentukan terbentuknya berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di
berbagai pelosok Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun 2002, sektor pertanian di
Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun
hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.
Komitmen Kementerian Pertanian ingin memulihkan keberhasilan dari
komoditas kakao di Sulawesi Tenggara. Daerah yang identik dengan bumi Anoa ini
mempunyai kemampuan sumber daya alam terkhusus pada bidang perkebunan.
Perkembangan komoditas pertanian khususnya sub sektor perkebunan di Sulawesi
Tenggara dicirikan oleh keunikan sumber daya yang ada. Luas areal perkebunan
kakao di Sulawesi Tenggara yaitu 257.000 ha dan menempati urutan ketiga di
13
Indonesia sesudah Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan. Areal tersebut terdiri
dari 42.000 ha tanaman kakao belum menghasilkan, 135.000 ha kakao dewasa , dan
79.000 ha tanaman kakao yang tidak rusak atau rusak. Dilihat dari data Badan Pusat
Statistik, produksi kakao di Sulawesi Tenggara pada 2018 mencapai 105.000 ton
dengan produktivitas hanya 774 kg per hektar, bahkan ada penurunan produksi rata-
rata 2.000 ton/tahun dalam kurun waktu 3 tahun.
Sampai saat ini kapasitas komoditas kakao yang ada di Indonesia masih
sangat bisa diperhitungkan dikarenakan Indonesia merupakan negara produsen biji
kakao terbesar ketiga di dunia, setelah Pantai Gading dan Ghana. Permintaan kakao
dunia pada 2013/2018 sampai 4,4 juta ton. Bahkan jika dimaksimalkan, kakao di
Sulawesi Selatan tidak hanya untuk memenuhi keinginan dalam negeri, namun juga
untuk memberi pasar luar negeri.
Sulawesi Tenggara merupakan salah satu provinsi dengan tingkat produksi
kakao yang cukup tinggi, salah satu daerah yang ada di Sulawesi Tenggara yang
merupakan penghasil kakao yaitu Kabupaten Kolaka Utara.
Kecamatan Porehu merupakan penghasil kakao utama di Kabupaten Kolaka
Utara dan Desa Porehu merupakan desa yang memiliki potensi besar untuk
mengembangkan tanaman kakao. Saat ini di Desa Porehu, Kecamatan Porehu
merupakan salah satu kabupaten yang sebagian besar masyarakatnya memiliki
potensi untuk menjadi petani kakao. Komoditas kakao yang berasal dari Kecamatan
Porehu ini tergolong berkualitas baik.
Desa Porehu merupakan bagian dari masyarakat yang berprofesi sebagai
petani kakao, dimana Desa Porehu merupakan salah satu desa yang banyak terdapat
pohon kakao dan sebagian besar penduduknya adalah petani. Sementara itu, petani
di Desa Porehu sedang melakukan pemeliharaan kembali tanaman kakaonya karena
hampir tidak ada lagi pohon kakao yang berbuah dan produksi biji kakaonya
menurun sejak awal tahun 2014. Oleh karena itu, peneliti mencoba untuk meneliti
keputusan petani dalam mempertahankan usahatani kakao di Desa Porehu
Kecamatan Porehu Kabupaten Kolaka Utara.
2
14
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat
diambil yaitu bagaimana pengambilan keputusan petani dalam mempertahankan
usahatani kakao di Desa Porehu Kecamatan Porehu?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui keputusaan
petani dalam mempertahankan usahatani kakao di Desa Porehu Kecamatan Porehu.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan pertimbangan para pengambil keputusan dalam pengambilan
kebijakan untuk keberlanjutan usahatani kakao.
2. Di harapkan bermanfaat bagi masyarakat dalam mengambil langkah-langkah
yang efisien dalam pengambilan keputusan oleh petani untuk mempertahankan
usahatani kakao.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Tanaman Kakao
Kakao atau (Theobroma Cacao) yang dalam bahasa Yunani berarti Theos
yang artinya Tuhan, sedangkan Roma berarti makanan, oleh karena itu theobroma
berarti makanan para dewa. Tanaman kakao bukanlah tanaman asli Indonesia.
Indonesia merupakan salah satu penghasil kakao terbesar di dunia dan merupakan
produsen kakao dengan jumlah terbesar ketiga setelah Pantai Gading dan Ghana,
dengan nilai output sebesar 1.315.800 ton per tahun dalam lima tahun terakhir,
perkembangan areal budidaya kakao meningkat pesat dengan pertumbuhan rata-
rata 8% per tahun sampai saat ini mencapai hingga 1.462.000 hektar.
Perkebunan di area ini menghampiri 90% merupakan perkebunan rakyat.
Kakao pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1560, tepatnya di
Sulawesi dan Minahasa. Ekspor kakao dimulai dari pelabuhan Manado ke Manila
pada tahun 1825-1838 dengan jumlah 92 ton, kemudian mengalami penurunan
dikarenakan serangan hama penyakit. Hal merupakan penyebab ekspor kakao
terhenti setelah tahun 1928. Di Ambon ditemukan 10.000-12.000 tanaman kakao
dan menghasilkan 11,6 ton akan tetapi tanaman tersebut menghilang tanpa ada
keterangan selanjutnya (Tuti 2009).
Pada tahun 1980 penanaman di pulau Jawa juga mulai menanam kakao di
tengah-tengah perkebunan kopi Belanda, dikarenakan tanaman kopi arabika
mengalami kerusakan karena serangan penyakit karat daun (Hemileia Vastatrix).
Pada tahun 1888 lusinan bibit kakao jenis baru didatangkan dari Venezuela, tetapi
hanya satu pohon yang bisa bertahan, bibit tanaman tersebut ditanam kembali dan
menghasilkan tanaman besar dengan buah dan biji besar. Kakao Indonesia,
terutama yang diproduksi oleh masyarakat masih menjadi yang terendah di pasar
Internasional karena citra kakao yang buruk banyak didominasi oleh biji non
fermentasi atau biji mitotoksin. Contohnya, pemerintah Amerika Serikat terus
menaikkan diskonnya dari tahun ke tahun. Gambar perburuan ini mengakibatkan
ekspor kakao ke China atau negara lain harus melalui Malaysia atau Singapura
terlebih dahulu (Daniel.M, 2002).
16
Habitat asli tanaman kakao adalah hutan tropis dengan pohon rindang
tinggi, curah hujan tinggi, suhu relatif sama sepanjang tahun, dan kelembagaan
tinggi dan relatif tetap. Di habitat tersebut, tanaman kakao bisa tumbuh tinggi tetapi
buah hingga bunganya sedikit. Jika dibudidayakan di kebun, tinggi tanaman
berumur tiga tahun mencapai 4,50-7,0 meter. Tinggi tanaman bervariasi,
dipengaruhi oleh intensitas naungan dan faktor pertumbuhan yang tersedia.
Tanaman kakao memiliki sifat dimorfik, yaitu memiliki dua pucuk vegetatif. Tunas
dengan arah pertumbuhan ke atas disebut tunas autotropik atau tunas air, sedangkan
tunas dengan arah menyamping disebut dengan plagiotrop atau cabang kipas.
Berbagai permasalahan seperti produktivitas yang rendah akibat serangan
penggerek buah kakao (CPB), kualitas produk yang rendah, seperti belum
optimalnya pengembangan produk hilir kakao menjadi kendala dalam
pengembangan agribisnis kakao di Indonesia. Perkebunan kakao di Indonesia
mengalami perkembangan pesat dalam 20 tahun terakhir. Pada tahun 2006, luas
areal perkebunan kakao Indonesia adalah 1.191.800 ha, dimana 1.105.700 (93%)
merupakan perkebunan rakyat, sedangkan sisanya 38.500 ha (3%) merupakan
perkebunan milik negara dan 47.600 ha (4%) merupakan perkebunan swasta.
Namun dari total luas tersebut, hanya 839.300 ha (70%) yang merupakan tanaman
produktif dan sisanya merupakan tanaman baru atau tanaman rusak (Tuti, 2009).
2.2 Kondisi Areal dan Produksi Kakao di Indonesia
Di Indonesia sejak lama dilakukan pengembangan kakao, baik oleh
perkebunan rakyat, perkebunan besar negara, maupun perkebunan swasta besar.
Dalam upaya meningkatkan produktivitas kakao, pemerintah telah
mengembangkan berbagai pola pembangunan perkebunan yang dibiayai oleh
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), antara lain melalui Unit
Layanan Pembangunan (UPP), Perkebunan Inti Rakyat (PIR), Perkebunan Besar
(PB), Proyek dan Pola Bantuan Mandiri. Untuk pengembangan agribisnis kakao ke
depan, kegiatan lebih mengandalkan inisiatif petani melalui pola swadaya.
Pemerintah diharapkan dapat berperan lebih besar dalam upaya pengendalian hama
dan mempercepat perluasan adopsi teknologi budidaya maju. Untuk melaksanakan
program pengembangan agribisnis kakao, diperlukan dana yang sangat besar yang
meliputi kegiatan investasi untuk peningkatan produktivitas usahatani, biaya
5
17
pengendalian hama, investasi pengembangan sistem usahatani terpadu dan
pengembangan industri hilir kakao serta pembangunan infrastruktur pendukung
diantaranya kegiatan penelitian dan pengembangan penelitian.
Evaluasi atau monitoring usahatani kakao perlu dilakukan. Hal ini
dikarenakan perkembangan kakao di beberapa daerah termasuk Kabupaten Kolaka
Utara mengalami penurunan. Penurunan ini disebabkan kurangnya peran dari
berbagai faktor, antara lain: kurangnya minat petani kakao dalam membudidayakan
tanaman kakao, pemerintah petani tidak berfungsi sebagaimana mestinya sebagai
pengambil kebijakan dan memberikan insentif kepada petani. Evaluasi dan
pemantauan berbagai program yang telah dilaksanakan oleh pemerintah perlu
dilakukan untuk melihat keberhasilan program tersebut.
Suatu proyek dapat dilanjutkan atau tidak dilaksanakan, dan dikatakan
bahwa yang terbaik adalah memilih di antara alternatif jika hasil yang diperoleh
dari suatu proyek dapat dibandingkan dengan sumber yang dibutuhkan. Ukuran ini
disebut kriteria infestasi. Setiap kriteria infestasi didasarkan pada asumsi bahwa
bagi masyarakat tingkat kepuasan yang diperoleh saat ini lebih besar dari pada di
masa yang akan datang atau sebaliknya yang disebut timepreference (Gray dan
Kamal, 2002).
1. Usahatani
Ilmu pertanian adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang
mengolah dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi berupa tanah dan alam
sekitarnya sebagai modal untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya.
Sebagai ilmu, ilmu pertanian adalah ilmu yang mempelajari cara-cara petani
menentukan, mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan faktor produktif
seefektif dan seefisien mungkin sehingga upaya tersebut memberikan pendapatan
yang maksimal.
Pertanian adalah suatu organisasi produksi dimana petani sebagai pelaksana
mengatur alam, tenaga dan modal yang ditujukan untuk produksi di sektor
pertanian, baik berdasarkan keuntungan maupun tidak. Bertani bertujuan untuk
memperoleh produksi tinggi dengan biaya serendah mungkin. Pertanian yang baik
adalah usaha pertanian yang produktif dan efisien. Usahatani yang baik adalah
usahatani yang memiliki produktivitas tinggi yang ditentukan oleh penggunaan
6
18
faktor produksi lainnya. Pertanian yang efisien adalah pertanian yang
menguntungkan secara ekonomi, biaya dan pengorbanan yang dilakukan untuk
produksi relatif lebih kecil dan lebih sedikit.
Dalam berbisnis, petani harus memiliki pengalaman dalam melaksanakan
usahatani yang merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat
keberhasilannya. Semakin lama para petani menggarap kegiatan tersebut, semakin
banyak pengalaman yang didapat dan diharapkan semakin ahli dan terampil dalam
teknik budidaya, teknologi pasca panen, dan penguasaan teknologi lain yang
berkaitan dengan pertanian.
Keberhasilan usahatani sangat tergantung pada kompetensi petani sebagai
pengelola utama dalam mengembangkan berbagai jenis usahatani dengan
keterampilan yang mereka miliki masing-masing. Kompetensi petani tidak sama
satu dengan lainnya, hal ini sangat tergantung pada kemampuan yang mereka
miliki. Ada banyak faktor terkait dengan karakteristik petani yang memungkinkan
mereka lebih maju dalam meningkatkan jumlah dan kualitas produksinya. Faktor
tersebut seperti tingkat pendidikan, pengalaman usaha, interaksi dengan penyuluh,
pemanfaatan media komunikasi dan luas lahan.
2.3 Pengambil Keputusan
1. Pengertian keputusan
Teori keputusan adalah tentang bagaimana manusia dalam situasi tertentu,
memilih pilihan di antara pilihan yang tersedia secara acak untuk mencapai tujuan
yang ingin mereka capai (Hansson, S.O, 2005).
Berdasarkan definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa keputusan
adalah suatu kegiatan atau tindakan untuk memilih di antara beberapa alternatif
sebagai proses penyelesaian suatu masalah. Pertimbangan sebelum mengambil
keputusan merupakan hal yang sangat penting untuk mencegah terjadinya
penyimpangan dari rencana semula yang memiliki fungsi individu atau kelompok
baik secara kelembagaan maupun organisasi yang bersifat futuristik. Pengambilan
keputusan dimaksudkan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut yang
didukung oleh sejumlah fakta yang memadai, berupa data yang harus diolah
terlebih dahulu menjadi informasi yang kemudian digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan.
7
19
2. Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan
Menurut Terry (2000), menjelaskan dasar-dasar pengambilan keputusan
yang berlaku antara lain:
1) Intuisi
Keputusan yang dibuat berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat
subyektif, yaitu rentan terhadap sugesti oleh pengaruh eksternal dan faktor
psikologis lainnya. Sifat subjektif dari keputusan intuitif ini memiliki beberapa
keunggulan, yaitu:
a. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.
b. Keputusan intuisi lebih sesuai untuk masalah sifat manusia.
Pengambilan keputusan berbasis intuisi membutuhkan waktu yang singkat
untuk masalah dengan dampak yang terbatas, umumnya pengambilan keputusan
yang intuitif akan memberikan kepuasan. Akan tetapi kebenaran pengambilan
keputusan ini sulit untuk diukur karena sulit menemukan perbandingan dengan kata
lain hal ini dikarenakan pengambilan keputusan yang intuitif hanya dilakukan oleh
satu pihak sehingga hal-hal lain sering diabaikan.
2) Pengalaman
Dalam hal ini, pengalaman memang bisa dijadikan pedoman dalam
memecahkan masalah. Keputusan berdasarkan pengalaman sangat berguna untuk
pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk memprediksi apa yang
ada di balik masalah.
3) Fakta
Suatu keputusan yang didasarkan pada sejumlah fakta, data atau informasi
yang memadai memang merupakan keputusan yang baik dan sulit, tetapi sangat
sulit untuk memperoleh informasi yang memadai.
4) Wewenang
Keputusan berdasarkan otoritas saja akan menciptakan karakteristik rutin
dan mengasosiasikannya dengan praktik diktator. Keputusan berdasarkan
kewenangan terkadang membuat keputusan seringkali melampaui masalah yang
seharusnya diselesaikan yang kabur atau tidak jelas.
8
20
5) Rasional
Keputusan rasional terkait dengan kegunaan. Permasalahan yang dihadapi
merupakan permasalahan yang membutuhkan solusi rasional. Keputusan yang
dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih objektif. Dalam masyarakat,
keputusan rasional dapat diukur jika kepuasan optimal masyarakat dapat
dilaksanakan dalam batas-batas nilai yang diakui masyarakat saat itu.
3. Aspek-Aspek Pengambilan Keputusan
Menurut Mincemoyer dan Perkins (2003), menampilkan keterampilan
pengambilan keputusan adalah mengidentifikasi masalah, merumuskan alternatif,
mempertimbangkan risiko atau konsekuensi, memilih alternatif dan mengevaluasi
hal-hal berikut:
1) Mengidenifikasi masalah
Mengidentifikasi masalah adalah proses menetapkan tujuan sistematis,
mendeskripsikan masalah secara akurat, bereaksi terhadap situasi tujuan dengan
berpikir, menafsirkan dan mengajukan pertanyaan, memahami bahwa membuat
pilihan adalah proses kognitif.
2) Merumuskan alternatif-alternatif
Merumuskan alternatif adalah kemampuan untuk mencari opsi yang
memungkinkan, mencari informasi tentang masalah dan menganalisis opsi,
mendeskripsikan akurasi sumber informasi dan menggabungkan beberapa opsi
alternatif.
3) Mempertimbangkan risiko dan konsikuensi
Pada tahap ini penting untuk menjelaskan keuntungan atau manfaat dan
konsekuensi dari keputusan yang akan diambil, memodifikasi opsi jika opsi kurang
menguntungkan tetapi layak untuk dipilih, memeriksa kesesuaian opsi untuk tujuan
dan nilai serta mengembangkan kriteria mendiskusikan solusi yang mungkin.
4) Memilih alternatif
Memilih alternatif adalah langkah-langkah dalam membuat pilihan dari
alternatif yang terdaftar, merencanakan pelaksanaan keputusan dan membuat
komitmen terhadap alternatif yang dipilih.
9
21
5) Evaluasi
Evaluasi merupakan tahapan terakhir dalam pengambilan keputusan yaitu
mengamati dan menginterpretasikan hasil, menyatakan kesesuaian pilihan dengan
kriteria, dan menilai kembali keputusan yang diambil.
2.4 Pengelolaan Usahatani Kakao
Usahatani merupakan unit organisasi antara faktor produksi berupa lahan,
tenaga kerja, modal dan manajemen yang bertujuan untuk menghasilkan komoditas
pertanian. Bertani sendiri pada dasarnya merupakan bentuk interaksi antara
manusia dengan alam dimana terdapat pengaruh timbal balik antara manusia
dengan lingkungannya (Djamali, 2000).
Saat ini bertani sangat penting terutama dalam lingkup pembangunan
nasional, karena bertani dapat menyerap tenaga kerja. Pertanian merupakan andalan
swasembada pangan dan penyedia komoditas jadi dan bahan industri untuk
keperluan domestik dan ekspor (Djamali, 2000).
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengembangkan kakao. Perbaikan
teknik budidaya pada akhirnya akan membawa manfaat bagi upaya pengembangan
ini. Teknik pembibitan yang efisien, upaya memperoleh bahan tanam unggul
melalui hibridisasi, cara pemangkasan untuk membentuk habitat yang baik, jarak
tanam, perlindungan terhadap hama dan penyakit ditujukan untuk mengetahui masa
tanam dan mempertahankan kakao yang efisien dengan target produksi yang
maksimal (Siregar, Tumpal HS, 2006).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman kakao produktifitasnya mulai
menurun setelah umur 15-20 tahun. Tanaman tersebut umumnya memiliki
produktifitas yang hanya tinggal setengah dari potensi produktifitasnya. Kondisi ini
berarti bahwa tanaman kakao yang sudah tua potensi produktifitasnya rendah,
sehingga perlukan rehabilitasi (Zaenuddin dan Baon, 2004).
2.5 Hasil Penelitian yang Relevan
Mika Jayanti Br. Munthe (2012) Analisis Hubungan Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Keputusan Petani Padi dalam Menggunakan Benih Menurut
Sumber Benih di Deli Serdang Sumatera Utara menunjukkan bahwa benih yang
digunakan petani berasal dari pemerintah yaitu sebanyak 16 petani (53,33%) benih
yang bersumber dari warung input produksi sebanyak 4 petani (13,3%), dan sumber
10
22
dari petani yaitu panen sebelumnya yang disisihkan untuk dijadikan benih pada
musim tanam berikutnya sebanyak 10 petani (33,33%).
Juli Hardiana (2018) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani
dalam Mengikuti Program Asuransi Usahatani Padi (AUTP) di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur, usaha yang diusahakan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur
didominasi oleh tanaman padi sawah. Keikutsertaan dalam Program Asuransi
Usahatani Padi (AUTP) di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dipengaruhi secara
signifikan / signifikan oleh empat dari lima variabel pada tingkat kepercayaan a =
0,05 (5%) yaitu penerimaan, pengalaman usahatani, jumlah tanggungan keluarga,
dan luas lahan. Sedangkan variabel yang secara signifikan tidak signifikan atau
lebih besar dari taraf kepercayaan a = 0,05 (5%) adalah pekerjaan sampingan.
Chintya Feby Aryana Putri (2017) Faktor-faktor Pengambilan Keputusan
Petani dalam Budidaya Melon di Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Ngajuk,
karakteristik petani yang mengambil keputusan untuk budidaya melon produktif
berada pada rentang 41-55 tahun (66,1%). Pendidikan petani yang mengambil
keputusan budidaya melon rata-rata pada tingkat SD (41,6%) dan rendah sehingga
pengetahuan dari pendidikan formal terbatas, namun mereka mendapatkan
pengetahuan budidaya melon dari pendidikan informal yaitu pengalaman sehari-
hari. Luas areal budidaya melon berkisar 0,1-0,5 hektar sebanyak 24 orang atau
66,6% dari status kepemilikan tanah untuk budidaya melon adalah sewa lahan.
Petani memutuskan untuk menyewa lahan tersebut karena melon tidak dapat
ditanam di lahan yang sama secara terus menerus karena virus yang disebabkan
oleh melon. Rata-rata lama budidaya melon 6-10 tahun (44,4%).
Lies Sulistyowati (2013) Faktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi
Keputusan Petani Mangga yang Terlibat Sistem Informal dengan Pandangan
Pengumpul, sebagian besar petani mangga (94,97%) membudidayakan pohon
mangga sendiri, meskipun sebagian besar belum intensif sedangkan status tenant
dan kontrak / bagi hasil hanya sekitar 5,03%. Sistem pengelolaan mangga sangat
dipengaruhi oleh umur petani, jumlah pohon mangga, akses informasi dan akses
pasar. Petani membiayai pengelolaan mangga dengan pembiayaan tidak terikat
yaitu 91,19%, sedangkan yang menggunakan pembiayaan terikat dari pedagang /
tengkulak 8,81% pilihan sumber pembiayaan dipengaruhi oleh umur petani, jumlah
11
23
Penurunan Produksi Kakao
pohon mangga, dan akses untuk modal dengan korelasi positif. sedangkan sistem
pengelolaan mangga dan fasilitas irigasi berpengaruh negatif.
2.6 Kerangka Pikir
Dalam pengambilan keputusan usahatani, evaluasi dan pemantauan
diperlukan untuk menilai apakah suatu proyek atau kegiatan mengalami kegiatan
dalam hasil atau produksinya, sehingga proyek atau kegiatan tersebut dapat
memberikan manfaat atau manfaat bagi yang melaksanakannya. Namun
perkembangan ini bukanlah hal yang mudah, karena banyak faktor yang
mempengaruhinya.
Seperti usahatani lainnya, kakao sebagai komoditas yang dikembangkan di
Kabupaten Kolaka Utara juga harus memperhatikan alam, kondisi iklim dan tanah
yang sesuai dan cocok untuk komoditas tersebut.
Melalui pengolahan yang tepat, tentunya kakao tidak hanya dipasarkan
dalam bentuk bahan mentah. Melalui proses ini tentunya biji kakao akan diolah
menjadi bentuk lebih lanjut dan akan meningkatkan harga kakao di wilayah
penelitian, yang tentunya akan berdampak baik petani kakao di wilayah penelitian.
Produk kakao tersebut juga perlu dipasarkan, hal ini akan membantu
pengembangan produksi usahatani kakao di wilayah penelitian. Untuk dapat
meningkatkan hasil tanaman kakao tentunya membutuhkan upaya, salah satu upaya
yang dilakukan oleh petani di Desa Porehu untuk meningkatkan hasil produksi
adalah dengan memperluas areal tanam dan teknik penanaman yang efektif dan
sesuai untuk budidaya di Desa Porehu.
Gambar 1. Kerangka Pikir
Keputusan Dalam Usahatani
Kakao Desa Porehu Petani
Usahatani Kakao
12
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yang
artinya gambaran penelitiannya dengan mengungkap aspek-aspek yang berkaitan
dengan penelitian yang didapatkan dengan observasi maupun wawancara langsung
dengan petani.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Porehu Kecamatan Porehu Kabupaten
Kolaka Utara. Daerah penelitian merupakan salah satu areal pertanian kakao yang
ada di Kabupaten Kolaka Utara. Penelitian dilakukan selama 2 (dua) bulan yakni
bulan Maret 2020 sampai April 2020.
3.3 Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian adalah petani yang mengusahakan usahatani
kakao di Desa Porehu Kecamatan Porehu Kabupaten Kolaka Utara, petani kakao
yang masih memiliki lahan pertanian produktif dari 275 penduduk rumah tangga.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah petani yang menggarap kakao sebagai
sumber pendapatan utama. Penentuan jumlah (ukuran) sampel dan penentuan
sampel dilakukan dengan cara simple random sampling (pengambilan sampel
secara acak). Besar sampel dalam penelitian ini adalah 28 petani kakao, metode
yang digunakan untuk memperoleh sampel 28 rumah tangga adalah 10% x 275
rumah tangga = 28 petani kakao.
3.4 Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung melalui penelitian
dilapangan atau pengamatan langsung, wawancara langsung dengan petani kakao
pada lokasi penelitian, maupun observasi langsung terhadap sumber data yang
25
dibutuhkan. Dalam penelitian ini, yang merupakan data primer adalah data yang
diperoleh dilapangan dan data hasil wawancara yang meliputi data-data petani yang
mengusahakan areal pertanian kakao serta kendala dan upaya-upaya pertanian yang
dilakukan oleh petani.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui laporan-laporan
instansi terkait seperti kantor desa, kelompok tani, dinas pertanian, serta literatur-
literatur lain yang menunjang penelitian ini.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Wawancara
Teknik wawancara digunakan untuk mengumpulkan data primer dengan
melakukan wawancara demi terstrukturnya secara luas dan mendalam kepada
responden yang berdasarkan daftar pertanyaan yang telah dipersiapan sebelumnya.
2. Teknik Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau
hal-hal yang ia ketahui. Dalam penelitian ini teknik kuesioner digunakan untuk
mendapatkan informasi mengenai kesempatan kerja pada sektor pertanian,
hubungan keputusan petani memilih usahatani kakao di Desa Porehu Kecamatan
Porehu Kabupaten Kolaka Utara.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal veriabel yang berupa
catatan, transkrip, buku, majalah, dan sebagainya. Studi dokumentasi yang
dilakukan adalah pengumpulan dan pengkajian terhadap dokumen yang tersedia
untuk ditarik kesimpulannya sebagai bahan penelitian.
3.6 Teknik Analisis Data
Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui keputusan petani
mempertahankan usahatani kakao di Desa Porehu dalam penelitian ini yaitu
menggunakan metode analisis deskriktif. Analisis deskriptif memiliki tujuan untuk
memberikan gambaran (deskripsi) mengenai suatu data agar yang disajikan menjadi
lebih mudah dipahami dan informatif bagi orang yang membacanya.
14
26
Deskriptif merupakan prosedur pemecahan masalah dengan cara
mendeskripsikan kondisi objek atau subjek penelitian pada saat ini berdasarkan
fakta-fakta sebagaimana adanya. Metode analisis deskriptif kualitatif yang
memberikan informasi berupa penjelasan tentang bagaimana keputusan petani
kakao terhadap produksi kakao dan memberikan informasi tentang peningkatan
produksi kakao yang berdasarkan data primer.
3.7 Definisi Operasional
Batasan operasional yang digunakan adalah:
1. Petani merupakan seseorang yang menggarap lahan kakao sebagai penghasilan
utama dan sebagai keberlangsungan hidup mereka.
2. Pengambilan keputusan adalah keputusan yang menjadi dasar pertimbangan,
inisiatif dan alasan petani dalam mempertahankan usahatani kakao.
3. Usahatani kakao adalah usahatani tani yang dilakukan oleh petani kakao di Desa
Porehu Kecamatan Porehu Kabupaten Kolaka Utara.
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Kecamatan Porehu
Daerah Kecamatan Porehu merupakan salah satu Kecamatan yang terletak
di dataran tinggi wilayah bagian utara Kabupaten Kolaka Utara yang melintang dari
Utara ke Selatan pada koordinat 2.55’0’ LS – 3.5’0’ LS dan membujur dari Barat
ke Timur antara koordinat 121.10’0’BT – 121.25’0’ BT.
Tabel 1. Batas Kecamatan Porehu
No Daerah Porehu Batas Kecamatan Porehu
1 Sebelah Utara Kabupaten Luwu Propinsi Sulawesi Selatan
2 Sebelah Selatan Kecamatan Batu Putih
3 Sebelah Barat Kecamatan Batu Putih
4 Sebelah Timur Kecamatan Uluiwoi Kabupaten Kolaka
Sumber: Kantor Kecamatan Porehu (2020)
Dari tabel diatas dapat dilihat batas-batas Kecamatan Porehu dengan
Kecamatan lain yakni meliputi batas Utara, Barat, Selatan dan Timur. Kecamatan
Porehu memiliki batas yang jelas dan telah ditetapkan pemerintah.
2. Gambaran Umum Desa Porehu
a. Kondisi Wilayah Desa Porehu
Desa Porehu merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Porehu
dengan luas 87,24 km2, daerah Porehu di sebelah Timur berbatasan dengan Desa
Ponggi, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Larui, sebelah Utara berbatasan
dengan Desa To’bela, dan sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tinuna.
Desa Porehu yang memiliki luas 87,24 km2 secara administrasi terdiri dari
6 dusun yakni Dusun Pendidikan di sebelah Utara, Dusun Lorong di sebelah Timur,
Dusun Limbong dan Indososiang berada di sebelah Selatan, Dusun Lumbia dan
Karawa berada di sebelah Barat. Desa Porehu merupakan salah satu Desa yang
ramai dikarenakan letaknya berada di tengah Kecamatan Porehu. Di dalam Desa
Porehu juga terdapat satu Sekolah Dasar (SD) dan satu Sekolah Menengah Pertama
(SMP) yang telah dibangun oleh pemerintah setempat.
28
b. Jumlah Penduduk dari Mata Pencaharian
Pekerjaan utama penduduk merupakan gambaran dari kegiatan ekonomi
suatu daerah sehingga kemajuan atau kemunduran suatu daerah bisa dilihat dari
bidang perekonomiannya. Komposisi pekerjaan di Desa Porehu bisa dilihat di tabel
berikut:
Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
No Mata Pencaharian Jiwa Jumlah penduduk (%)
1 PNS/Honorer 4 2,46
2 Guru 7 2,56
3 Petani 216 79,12
4 Pedagang 8 2,93
5 Buruh 32 12,72
6 DLL 6 3,19
Jumlah 273 100,00
Sumber: Kantor Desa Porehu (2020)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk Desa Porehu
mempunyai mata pencaharian di bagian pertanian adalah sebanyak 216 jiwa
(79,12%). Jumlah ini cukup besar karena ketersediaan lahan pertanian di Desa
Porehu.
c. Jumlah Penduduk dilihat dari Tingkat Pendidikan
Tingkatan pendidikan yang dicapai bisa memperlihatkan kualitas hidup
penduduk di suatu daerah. Pendidikan merupakan salah satu indikator yang tidak
dapat dipisahkan dalam menentukan kesejahteraan suatu daerah. Komposisi
penduduk menurut tingkat pendidikan di Desa Porehu bisa dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jiwa Jumlah Penduduk (%)
1 Belum Sekolah 98 11,42
2 Tamat SD 262 31,53
3 Tamat SMP/Sederajat 215 25,05
4 Tamat SMR/Sederajat 258 30,06
5 Tamat Perguruan Tinggi/ Akademik 25 3,91
Jumlah 858 100,00
Sumber: Kantor Desa Porehu (2020)
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa jumlah penduduk menurut
tingkat pendidikan di Desa Porehu adalah 30,06% yang tamat Sekolah Menengah
17
29
Atas (SMA) atau sederajat, tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau
sederajat. adalah 25,05% dan 3,91% telah lulus dari perguruan tinggi atau sarjana.
Sebanyak 31,53% tamat Sekolah Dasar (SD) dan 11,42% tidak bersekolah. Data di
atas menggambarkan bahwa tingkat kesadaran orang tua dalam bidang pendidikan
cukup tinggi.
d. Karakteristik Petani Responden
Karakteristik petani responden meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan,
dan luas lahan yang digunakan untuk usahatani kakao.
1) Umur
Umur dari petani adalah salah satu faktor yang berhubungan dengan
kemampuan petani dalam mengelola usaha taninya. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa secara umum usia petani responden berkisar antara 25-64 tahun. Dengan
demikian seluruh responden petani termasuk dalam golongan usia produktif yaitu
sebanyak 28 responden. Petani yang tergolong usia produktif biasanya mempunyai
semangat yang tinggi agar bisa mengelola lahan pertaniannya dan didukung oleh
pengalaman yang cukup lama di bidang bercocok tanam sehingga masih
mempunyai potensi agar bisa mengembangkan usaha tani kakao.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa usia responden berkisar
antara 25-66 tahun. Distribusi usia responden dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. Identitas Responden menurut Umur Petani
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)
Usia petani merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan
kemampuan petani dalam mengelola usahataninya. Semakin tua usia petani maka
kemampuan bekerja cenderung menurun yang pada akhirnya dapat mempengaruhi
produksi dan pendapatan petani itu sendiri.
2) Jenis Kelamin
No Tingkat Usia (Tahun) Jumlah Persentase (%)
1 25-34 5 17,86
2 35-44 12 42,86
3 45-54 7 25,00
4 55 -64 4 14,28
Jumlah 28 100,00
18
30
Laki-laki sebagian besar mendominasi menjadi petani kakao di bandingkan
dengan perempuan. Ciri seksual petani kakao yang menjadi responden penelitian
ini adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Petani Responden Menurut Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
1 Laki-Laki 24 85,71
2 Perempuan 4 14,29
Jumlah 28 100,00
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)
Dari tabel di atas terlihat bahwa jenis kelamin petani kakao laki-laki sebesar
85,71% dan petani kakao perempuan 14,29%. Sebagian besar petani kakao adalah
laki-laki. Pekerjaan sebagai petani memang lebih cocok dilakukan oleh laki-laki
karena pekerjaan ini membutuhkan banyak menguras tenaga. Secara umum, laki-
laki memiliki kekuatan kerja yang lebih besar dibandingkan perempuan.
3) Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian, tingkat pendidikan formal responden dapat
digolongkan atas empat tingkatan SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Hasil
penelitian menunjukan tingkat presentase terbesar pada responden adalah tingkat
pendidikan SD dan SMP dimana terdapat 12 responden atau sama dengan 42,86%
pada SMP dan 8 responden pada pendidikan SD atau sama dengan 28,57%,
keseluruhan responden yang berjumlah 28 orang.
Tabel 6. Tingkat Pendidikan Responden
No Pendidikan Jumlah Presentase (%)
1 SD 8 28,57
2 SMP 12 42,86
3 SMA 5 17,86
4 Perguruan Tinggi 3 10,71
Jumlah 28 100,00
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)
Dengan total perincian SD 8 responden (28,57%), kemudian di ikuti tingkat
SMP 12 responden (42,86%), SMA 5 responden (17,86%), dan perguruan tinggi 3
responden (10,71%). Rendahnya tingkat pendidikan disebabkan oleh rendahnya
tingkat ekonomi keluarga sehingga tidak memungkinkan sehingga petani tidak
melanjutkan sekolah pada jenjang pendidikan berikutnya. Rendahnya tingkat
pendidikan responden dapat mempengaruhi kemampuan petani dalam
19
31
meningkatkan keterampilan dan memberikan informasi. Untuk mengatasi masalah
tersebut, petani perlu memperoleh pendidikan nonformal seperti cara budidaya
kakao yang benar dari penyuluh pertanian untuk keberlanjutan usahatani kakao.
4) Luas Lahan Usahatani Kakao
Lahan adalah tanah yang digunakan untuk usaha pertanian. Luas
penguasaan lahan pertanian merupakan salah satu faktor produksi yang sangat
penting dalam proses usahatani kakao. Lahan usahatani yang dimiliki petani pada
daerah penelitian berkisar 1-2 dan 3-4 Ha. Luas lahan usahatani kakao di daerah
penelitian didominasi oleh lahan berukuran 3-4 Ha yaitu 16 responden (57,14%),
kemudian petani dengan luas 1-2 Ha sebanyak 12 orang (42,86%).
Tabel 7. Luas Lahan Uahatani Kakao Responden
No Luas Lahan Usahatani Jumlah Persentase (%)
1 1-2 Ha 12 42,86
2 3-4 Ha 16 57,14
Jumlah 28 100,00
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)
3. Sarana dan Prasarana
Ketersediaan sarana dan prasarana di suatu daerah sangat mendukung
aktifitas masyarakat atau warga di daerah tersebut. Sarana dan prasarana yang
tersedia di Desa Porehu terdiri dari transportasi pertanian serta sarana dan prasarana
kesehatan dan ibadah. Hal itu bisa dilihat di tabel yang ada di bawah ini:
Tabel 8. Sarana dan Prasarana di Desa Porehu
No Sarana dan prasarana Jumlah
Sarana dan Prasarana Transportasi
1) Jalan
1 a. Jalan Semen Beton b. Jalan Berbatu
2) Alat Transportasi a. Ojek Motor
Sarana dan Prasarana Pertanian
a. 2 Km b. 5 Km
a. 5 Unit
2 a. Traktor a. 1 Unit
Sarana dan Prasarana Pertanian
3 a. Taman Kanak-kanak (TK) b. Sekolah Dasar (SD) c. Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Sarana dan Prasarana Kesehatan
4 a. Posyandu b. Bidan
a. 1 Unit
b. 1 Unit c. 1 Unit
a. 1 Unit b. 2 Unit
Sarana dan Prasarana Peribadatan a. Masjid
Sumber: Kantor Desa Porehu (2020)
a. 2 Unit 5
20
32
4. Faktor Minat Petani dalam Usahatani Kakao
Kurangnya minat petani dalam menjalankan usahatani kakao adalah salah
satu faktor yang menyebabkan penurunan produksi kakao. Hal tersebut terbukti
dengan meningkatnya luas lahan namun produksi kakao menurun, padahal luas
lahan yang meningkat tetapi produksinya malah turun. Menjadi petani kakao
sekarang itu kurang diminati oleh generasi muda, padahal pekerjaan ini sangat
menjanjikan, tergantung cara memberdayakan buruh tani kakao.
Tabel 9. Faktor Minat Petani dalam Usahatani Kakao
No Minat Petani Jumlah Presentase (%)
1 Pendidikan 2 7,15
2 Pengalaman 5 17,85
3 Penjualan 12 42,85
4 Budaya Lingkungan 9 32,15
Jumlah 28 100,00
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)
Tabel yang ada di atas menunjukkan bahwa faktor kepeminatan petani
dalam menjalankan usahatani kakaonya dikarenakan faktor penjualan kakao
dengan persentase 42,85%, sedangkan pendidikan dan pengalaman dalam berusaha
tani kakao sangatlah rendah dengan masing-masing persentase untuk pendidikan
yaitu 7,15% dan pengalaman yaitu 17,85%. Hal inilah yang menjadi alasan
turunnya minat dalm berusahatani kakao.
Rata-rata petani di Desa Porehu menjalankan usahatani kakaonya di
sekitaran wilayah Desa Porehu Kecamatan Kolaka Utara. Luasnya areal usahatani
kakao menjadi alasan utama petani di Desa Porehu mempertahankan usahati
kakaonya.
5. Masa Pemanenan Petani Kakao Desa Porehu
Biasanya dalam produksi buah yang di hasilkan kakao membutuhkan umur
2,5 – 3 tahun setelah tanam. Biasanya buah yang dihasilkan dari satu pohon pada
tahun pertama cenderung sedikit dibandingkan dengan tahun yang akan datang.
Begitupun dengan tahun berikutnya, buah kakao akan jauh semakin meningkat
pertumbuhan buah yang semakin banyak.Pada dasarnya tanaman kakao memiliki
masa produksi yang optimal dengan kisaran umur 7 – 11 tahun, jika di jumlah maka
akan menghasilkan produksi 1,9 ton biji kakao kering per hektar per tahun. Namun
tidak selamanya tanaman ini bisa menghasilkan buah yang banyak seperti di atas,
21
33
semakin tua umurnya maka dengan hasil panen juga semakin menurun dan sampai
tanaman ini mati.
Tabel 10. Masa Panen Petani Kakao Desa Porehu per Bulan
No Masa Panen per Bulan Jumlah Presentase (%)
1 1 – 2 18 64,29
2 3 – 4 6 21,42
3 5 – 6 4 14,29
Jumlah 28 100,00
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)
Tabel yang ada di atas menunjukkan bahwa masa panen yang dilakukan oleh
petani kakao di Desa Porehu per bulan paling banyak yaitu 1 – 2 kali panen dalam
sebulan dengan persentase 64,29%, 3 – 4 kali panen dalam sebulan dengan
persentase 21,42%, dan 5 – 6 kali panen dalam sebulan denganpersentase 14,29%.
Usahatani kakao yang dilakukan oleh petani kakao di Desa Porehu merupakan
mata pencaharian utama masyarakat di Desa tersebut. Masyarakat di Desa
Porehu sudah lama menjalankan usahatani kakaonya sehingga mereka cukup
pengalaman terhadap permasalahan-permasalahan mengenai kakao dan mereka
sudah cukup berpengalaman dalam hal budidaya kakao.
Usahatani kakao yang telah dijalankan selama bertahun-tahun hingga turun-
temurun menyebabkan masyarakat yang berprofesi sebagai petani kakao di Desa
Porehu enggan untuk beralih profesi, meskipun pekerjaan lain itu menjanjikan upah
yang besar.
6. Kendala dalam Berusahatani Kakao
Produksi kakao di Desa Porehu, mengalami penurunan yang cukup besar
dalam satu setahun terakhir. Beragam masalah menjadi penyebab, baik itu serangan
hama penyakit ataupun menurunnya kualitas tanah akibat penggunaan pupuk, serta
masalah-masalah lainnya. Menjadi masalah utama adalah tingginya serangan hama
penyakit seperti Penggerek Buah Kakao (PBK) dan busuk buah yang merusak
pertanaman kakao. Petani kemudian menggunakan insektisida yang tak cocok
dengan tanaman kakao. Ini mengakibatkan kerusakan ekologi kebun secara luas.
Adapun kendala-kendala yang dihadapi oleh petani kakao di Desa Porehu
dapat dilihat pada tabel dibaawah ini:
22
34
Tabel 11. Kendala Usahatani Kakao di Desa Porehu
No Kendala Jumlah Presentase (%)
1 Hama dan Penyakit 16 57,14
2 Pupuk 8 28,57
3 Pengelolaan Lahan yang Kurang
Maksimal
4 14,29
Jumlah 28 100,00
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)
Tabel yang ada di atas menunjukkan bahwa hama dan penyakit pada tanaman kakao
menjadi faktor utama masalah maupun kendala dalam usahatani kakao di Desa
Porehu dengan presentase 57,14%, sedangkan kendala pupuk merupakan hal kedua
yang menjadi kendala yang dialami oleh petani kakao di Desa Porehu dengan
presentase 28,57% dan masalah pengelolaan lahan menjadi kendala terakhir yang
dialami oleh petani kakao di Desa Porehu dengan presentase 14,29%.
7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Petani dalam Mempertahankan
Usahatani Kakao
Adapaun yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani
dalam mempertahankan usahatani kakao di Desa Porehu Kecamatan Porehu
Kabupaten Kolaka Utara adalah sebagai berikut:
a. Sumber Informasi
Informasi adalah salah satu faktor penentu seseorang saat mengambil
keputusan untuk mempertahankan usahatani kakaonya, termasuk pemerintah,
teman, dan pedagang.
Tabel 12. Sumber Informasi Petani Kakao Desa Porehu
No Sumber Informasi Jumlah Presentase (%)
1 Pemerintah 15 53,57
2 Teman 8 28,57
3 Pedagang 5 17,86
Jumlah 28 100,00
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)
Tabel 9 menunjukkan bahwa sumber informasi terbesar berasal dari
pemerintah sebanyak 15 orang atau sekitar 53,57%. Artinya hubungan sosial antara
petani terjalin dengan baik dengan pemerintah daerah sehingga keberhasilan petani
kakao dapat lebih ditingkatkan dengan adanya kebijakan dari pemerintah.
23
35
b. Pengalaman Berusahatani
Pengalaman usahatani merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pengambilan keputusan petani kakao desa Porehu. Lamanya waktu bercocok tanam
bisa digunakan dalam menggambarkan tingkat pengalaman petani bekerja sebagai
petani kakao. Semakin lama anda bekerja sebagai petani kakao, maka akan semakin
baik juga pengalaman bertani. Lama usahatani kakao bisa dilihat dalam tabel
berikut:
Tabel 13. Pengalaman Berusahatani
No Lama Berusahatani Jumlah Presentase (%)
1 0-10 6 21,43
2 11-15 3 10,71
3 16-20 4 14,29
4 21-25 8 28,57
5 26-30 7 25,00
Jumlah 28 100,00
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa salah satu faktor yang menjadi
keputusan petani dalam mempertahankan usahatani kakaonya dikarena mereka
sudah lama menjadi petani kakao. Sebanyak 8 orang atau 28,57% dari total petani
yang diwawancarai memiliki pengalaman berusahatani kakao yaitu mulai dari 21-
25 tahun lamanya.
c. Jumlah Tanggungan Rumah Tangga
Jumlah tanggungan rumah tangga mempengaruhi kondisi ekonomi suatu
rumah tangga. Tanggungan rumah tangga yang besar akan menyebabkan
pengeluaran yang besar pula, demikian pula sebaliknya. Distribusi tanggungannya
rumah tangga responden adalah sebagai berikut:
Tabel 14. Jumlah Tanggungan Rumah Tangga
Jumlah Tanggungan Rumah Tangga Jumlah Presentase (%)
0-2 15 53,58
3-4 10 35,71
5-6 3 10,71
Jumlah 28 100,00
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)
Tabel yang ada di atas menunjukkan bahwa jumlah tanggungan terbesar
dalam rumah tangga responden adalah 0-2 orang tanggungan, yaitu 53,58%. Hal ini
24
36
menandakan bahwa tanggungan responden tidak teramat besar sehingga
pengeluarannya tidak terlalu banyak.
d. Sumber Modal
Dari sumber modal di usahatani kakao bisa menunjukkan kepemilikan
modal oleh petani yang melakukan usahatani kakao. Berdasarkan sumber modal
petani untuk usahatani kakao dipisahkan jadi modal sendiri dan modal pinjaman.
Tabel 15. Sumber Modal Petani Kakao Desa Porehu
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)
Tabel 12 memperlihatkan bahwa sebagian banyak petani yang
membudidayakan kakao menggunakan modal sendiri dengan jumlah 22 orang atau
78,57% dan sebanyak 6 orang atau 21,43% memakai modal pinjaman.
4.2 Pembahasan
Petani yang mengambil keputusan dalam usahatani kakao di Desa Porehu,
Kecamatan Porehu, Kabupaten Kolaka Utara berusia 26-30 tahun. Kebanyakan
petani telah menanam kakao selama 21-25 tahun. hingga petani dapat dikatakan
terampil dalam budidaya kakao.
Sumber informasi adalah salah satu penyebab dalam pengambilan
keputusan. Informasi berasal dari lingkungan sosial. Berdasarkan hasil penelitian,
sumber informasi terkait usahatani kakao di Desa Porehu bersumber dari hubungan
sosial dan hubungan dagang. Hubungan sosial termasuk pemerintah dan teman.
Hubungan dagang adalah pedagang kakao.
Pemerintah berperan penting dalam pengambilan keputusan tentang petani
kakao di Desa Porehu. Pasalnya, pemerintah adalah pengambil kebijakan bagi
petani kakao. Informasi dari teman sangat dominan dalam mempengaruhi
keputusan petani untuk terus bertani kakao. Interaksi yang mudah dengan sesama
petani menyebabkan petani termotivasi untuk mempertahankan usahatani
kakaonya karena melihat kesuksesan teman-temannya. Sedangkan informasi dari
pedagang terkait dengan cara produksi kakao.
No Sumber Modal Jumlah Presentase (%)
1 Modal Sendiri 22 78,57
2 Modal Pinjaman 6 21,43
Jumlah 28 100,00
25
37
Selain itu faktor pengalaman berusahatani pun menjadi salah satu motivasi
bagi petani kakao Desa Porehu untuk mempertahankan usaha tani kakaonya. Petani
kakao Desa Porehu sudah bertahun-tahun menjalankan usahata tani kakaonya dan
mereka sudah terampil dalam hal budidaya kakao sehingga usaha tani kakao sudah
menjadi mata pencaharian untuk masyarakat yang ada di Desa Porehu.
Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya, adapun perbandingan
antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:
Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Mika Jayanti Br. Munthe (2012) yaitu sama-sama menggunakan variable bebas
yaitu umur petani, tingkat pendidikan, lamanya berusahatani, jumlah tanggungan
rumah tangga dan luas lahan serta variable terikatnya ialah keputusan petani. Selain
itu pula, pada penelitian ini juga menggunakan metode penelitian yang sama
dengan yang dilakukan oleh Mika Jayanti Br. Munthe yaitu menggunakan analisis
data deskriptif.
Sedangkan perbedaan keduanya terletak pada penambahan variabel bebas
menurut Mika Jayanti Br. Munthe yaitu menambah variabel sumber benih,
frekuensi menghadiri penyuluhan dan produktivitas. Hal ini dikarenakan penelitian
dilakukan untuk melihat hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan petani. Selain itu, penambahan metode korelasi rank spearman pada
penelitian ini. Serta perbedaan mendasar antara keduanya yaitu perbedaan objek
penelitian dan jangka waktu pengamatan diantara keduanya. Mika melakukan
penelitian pada tahun 2012 dengan objek penelitian petani padi sawah, sedangkan
penelitian dilakukan pada tahun 2020 dengan objek penelitian petani kakao.
Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Chintya Feby Aryana Putri (2017) yaitu sama-sama menggunakan variable bebas
yaitu umur petani, tingkat pendidikan, luas lahan, sumber informasi, dan
pengalaman berusahatani serta variable terikatnya ialah keputusan petani. Selain itu
pula, pada penelitian ini menggunakan metode penarikan responden dengan cara
acak sederhana atau simple random sampling.
Sedangkan perbedaan antara keduanya terletak pada penambahan variabel
bebas menurut Chintya Feby Aryana Putri yaitu variabel penjumlahan modal,
pendapatan, sistem penjualan dan sistem pembayaran. Selain itu, penelitian ini juga
26
38
menggunakan analisis data kuantitatif untuk melihat hasil pendapatan petani. Serta
perbedaan mendasar antara keduanya yaitu perbedaan objek penelitian dan jangka
waktu pengamatan diantara keduanya. Chintya melakukan penelitian pada tahun
2017 dengan objek penelitian Petani Melon, sedangkan penelitian ini dilaksanakan
pada tahun 2020 dengan objek penelitian petani kakao.
Adapun kelebihan dari penelitian ini, dalam pengambilan data dilakukan
tidak hanya dengan wawancara saja, tetapi juga diobservasi sehingga data yang
diperoleh lebih objektif. Pengisian kuesioner wawancara dilakukan oleh peneliti
bersama dengan responden sehingga diperoleh data yang lebih akurat. Penelitian
ini telah berdasarkan standar penelitian menggunakan metode analisis deskriptif
kualitatif yang telah diterapkan sehingga hasil yang di dapatkan akurat, karena
peneliti sebelumnya telah melihat kondisi dan situasi lokasi penelitian. Hasil dari
penelitian ini dapat dijalankan oleh petani kakao Desa Porehu sehingga dapat
meningkatkan kinerja dan penghasilan dari petani.
Penelitian ini memiliki banyak kekurangan dikarenakan adanya
keterbatasan pada penulis. Adapun kekurangan dari penelitian ini, Metode
pengumpulan data hanya menggunakan data kuesioner wawancara. Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini belum mewakili semua faktor-faktor yang
mempengaruhi tinbulnya kesenjangan terhadap petani kakao di Desa Porehu.
27
39
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan ini menunjukkan bahwa kebanyakan
responden mempunyai usia produktif dalam usahatani kakao sehingga
pengambilan keputusan untuk bisa mempertahankan usahatani kakaonya semakin
baik. Secara umum, responden usia produktif mempunyai kemampuan fisik yang
lebih banyak dibandingkan dengan responden usia non produktif. Pemerintah
berperan penting dalam pengambilan keputusan tentang petani kakao di Desa
Porehu. Pemerintah daerah berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan
petani kakao, petani memberikan harapan besar kepada pemerintah untuk
keberlangsungan usahatani kakaonya, seperti pemberian pupuk, pestisida dan lain
sebagainya. Selain itu, pengalaman petani juga berperan penting dalam
pengambilan keputusan. Dari hasil penelitian rata-rata petani kakao di Desa Porehu
telah bertani kakao selama 21-25 tahun. Ini kemudian menjadi keputusan petani
untuk mempertahankan lahan pertaniannya.
5.2 Saran
1. Diharapkan petani dapat memanfaatkan pendampingan dari pemerintah dan
pengetahuan atau informasi yang diberikan penyuluh.
2. Bagi petani yang baru memutuskan untuk tetap berusaha tani kakao, agar
melakukan kerjasama dengan kelompok tani kakao, supaya lebih menjaga
keharmonisan dengan masing-masing anggotanya dan terjadi keselarasan dalam
melakukan segala aktifitas yang berguna untuk menunjang segala keperluan
kelompok tani kakao.
40
DAFTAR PUSTAKA
Atmosudirjo. 2010. Pengambilan Keputusan. Ghalia Indonesia: Jakarta.
Anisah Mardiyah Hayati. 2017. Pengambilan Keputusan Petani untuk Tetap
Berusahatani Cabe Jamu di Kecamatan Bluto, Kabupaten Smenep.
Abdoel Djamali. 2000, Manajemen Usaha Tani. Depdiknas: Jakarta.
Chintya Feby Aryana Putri. 2017, Faktor-Faktor Pengambilan Keputusan Petani
Untuk Budidaya Melon Di Kecamatan Tanjunganom Kabupaten
Ngajuk.Fakultas Ilmu Sosial Dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya.
Daniel, M. 2002, Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara: Jakarta.
Gray, F dan Kamal. 2000, Pengantar Metode Penelitian. UI Press: Jakarta.
Heru Permata dan Fendria Sativa. 2016, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Keputusan Petani Dalam Pemanfaatan Lahan Rawa Lebak Pada Usahatani
Padi Sawah di Desa Pasar Terusan Kecamatan Muara Bulian Kabupaten
Batanghari. Fakultas Pertanian Universitas Jambi.
Hanson,S.O. 2005, Decision Theory,A Brief Introduction” Dari
http://home.abe.kth.se/~soh/decisiontheory.pdf.
Juli Hardiana. 2018, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Petani Dalam Mengikuti Program Asuransi Usahatani Padi AUTP) Di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur.
Lies Sulistyowati. 2013, Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi
Keputusan Petani Mangga Terlibat Dalam Sistem Informal Dengan
Pandangan Pengepul. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.
Saragih. 2001, Agribisnis Paradigma Baru Pembangunan Baru Berbasis
Pertanian.Pustaka Wirausaha Muda. Bogor.
Tuti.2009, Sejarah Perkembangan Kakao. Kasinius: Yogyakarta.
Siregar, Tumpal HS. 2006, Budidaya Pengolahan Areal dan Pemasaran Coklat.
Penebar Swadaya: Jakarta.
Munthe.2012, Analisis Hubungan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan
Petani Padi Sawah Dalam Menggunakan Benih Menurut Sumber Benih di
Deli Serdang, Sumatra Utara.
Terry. 2000, Dasar-Dasar Manajemen, PT Bumi Aksara: Jakarta.
Zaenuddin, Baon. 2004, Produktivitas Tanaman Kakao. Kanisius: Yogyakarta.
Puspita, R., et, al.2015, Pengaruh Produksi Domestik, Harga Kakao Internasional,
dan nilai tukar terhadap Ekspor kakao Indonesia Ke Amerika Serikat (Studi
Pada Ekspor Kakao Periode Tahun 2010-2013).
Soeharno. 2006, Teori Ekonomi Makro. Penerbit Andi. Yogyakarta.
29
LAMPIRAN
43
Lampiran 1. Contoh Kuesioner Wawancara Petani
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
JalanLatmacelling No. 19 Kota Palopo, Sulawesi Selatan
Telp (0471) 22111,Fax,0471-523055,Website: www.uncp.ac.id
PANDUAN WAWANCARA
Judul Penelitian : Keputusan Petani Mempertahankan Usahatani
Kakao Di Desa Porehu Kecamatan Porehu Kolaka
Utara.
Nama Peneliti : Ovic Paressa Nim 1602405110 No. Hp 085240749901
I. Identitas Responden
1. Nama :
2. Umur : 3. Jenis Kelamin :
4. Alamat :
5. Pendidikan Terakhir :
6. Pekerjaan :
II. Daftar Pertanyaan
1. Sudah berapa lama anda menjalankan usahatani kakao?
Jawab:...............................................................................................................
..........................................................................................................................
2. Faktor apa yang mempengaruhi minat anda dalam menjalankan usahatani
kakao?
Jawab:...............................................................................................................
..........................................................................................................................
3. Dimana anda menjalankan usahatani kakao?
Jawab:...............................................................................................................
..........................................................................................................................
4. Apa pentingnya dalam usahatani kakao?
Jawab:...............................................................................................................
..........................................................................................................................
5. Berapa luas lahan yang anda miliki?
Jawab:...............................................................................................................
..........................................................................................................................
44
6. Dalam sebulan berapa kali anda melakukan pemanenan?
Jawab:...............................................................................................................
..........................................................................................................................
7. Apakah usahatani ini mata pencaharian utama anda?
Jawab:...............................................................................................................
..........................................................................................................................
8. Apa kendala anda dalam berusahatani kakao?
Jawab:...............................................................................................................
..........................................................................................................................
9. Apakah anda pernah beralih ke usahatani lain?
Jawab: .............................................................................................................
10. Apa yang menjadi pertimbangan anda sehingga anda memilih usahatani kakao?
Jawab:...............................................................................................................
..........................................................................................................................
11. Apa yang menjadi keputusan anda sehingga lebih memilih usahatani kokao?
Jawab:...............................................................................................................
..........................................................................................................................
12. Apa yang mempengaruhi keputusan anda dalam memilih usahatani kakao?
Jawab:...............................................................................................................
..........................................................................................................................
13. Apa yang menjadi motivasi anda untuk menjalankan usahatani kakao?
Jawab:...............................................................................................................
..........................................................................................................................
14. Apa yang menjadi keputusan anda memilih tempat untuk usahatani kakao
Jawab:...............................................................................................................
..........................................................................................................................
15. Bagaimana cara anda memperoleh informasi tentang usahatani kakao?
Jawab:...............................................................................................................
..........................................................................................................................
16. Apa harapan anda dalam menjalankan usahatani kakao?
Jawab:...............................................................................................................
45
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
JalanLatmacelling No. 19 Kota Palopo, Sulawesi Selatan
Telp (0471) 22111,Fax,0471-523055,Website: www.uncp.ac.id
KUESIONER
Judul Penelitian : Keputusan Petani Mempertahankan Usahatani Kakao Di
Desa Porehu Kecamatan Porehu Kabupaten Kolaka Utara
Nama Peneliti : Ovic Paressa
NIM 1602405110
No. Hp : -
Petunjuk pengisian :
1. Kuesioner ini semata-mata untuk keperluan akademis, mohon di jawab dengar
benar.
2. Bacalah dan jawablah semua pertanyaan dengan teliti tanpa ada yang
terlewatkan, saya mengucapkan banyak terimakasih atas kerjasamanya
Ibu/Bapak yang telah meluangkan waktunya.
Identitas Responden
3. Nama :
4. Umur :
5. Jenis Kelamin :
6. Alamat :
7. Pendidikan Terakhir :
8. Pekerjaan :
Daftar Pertanyaan
A. Persepsi petani kakao
1. Apakah berusahatani kakao pekerjaan bapak?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah ada lahan kosong bapak?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah lahan bapak bisa di Tanami kakao?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah bapak mau menanami kakao?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah layak lahan kosong bapak untuk di Tanami kakao?
a. Ya
46
b. Tidak
6. Apakah bibit yang bapak tanam adalah bibit yang unggul?
a. Ya
b. Tidak
7. Apakah bapak senang ketika tidak mengalami kegagalan panen?
a. Ya
b. Tidak
8. Apakah ketika bapak mengalami kegagalan panen, itu berpengaruh dengan
pendapatan bapak?
a. Ya
b. Tidak
9. Apakah perawatan tanaman kakao bapak memakai biaya banyak?
a. Ya
b. Tidak
10. Apakah bapak khawatir ketika harga kakao menurun?
a. Ya
b. Tidak
11. Apakah iklim mempengaruhi tanaman kakao bapak?
a. Ya
b. Tidak
12. Apakah bapak khawatir ketika tanaman bapak di serang oleh hama dan
penyakit?
a. Ya
b. Tidak
13. Apakah bapak rutin menyemprot tanaman kakao bapak?
a. Ya
b. Tidak
14. Apakah kegiatan berusahatani kakao selama ini mendapat bimbingan dari
penyuluh?
a. Ya
b. Tidak
15. Apakah ada kebijakan pemerintah terkait dengan usahatani kakao?
a. Ya
b. Tidak
16. Apakah ada keluarga yang membantu bapak dalam penanaman, perawatan,
dan pemanenan kakao?
a. Ya
b. Tidak
47
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
JalanLatmacelling No. 19 Kota Palopo, Sulawesi Selatan
Telp (0471) 22111,Fax,0471-523055,Website: www.uncp.ac.id
PEDOMAN OBSERVASI
JudulPenelitian : Keputusan Petani Mempertahankan Usahatani Kakao di Desa
Porehu Kecamatan Porehu Kabupaten Kolaka Utara
NamaPeneliti : Ovic Paressa
NIM 1602405110
No. Hp : -
Dalam pengamatan (Observasi) yang dilakukan adalah mengamati pemanfaatan
lahan kosong untuk membudidayakan tanaman kakao di Desa Porehu Kecamatan
Porehu Kabupaten Kolaka Utara.
Tujuan
Untuk mengetahui petani dalam mengolah lahan kosong untuk pembudidayaan
komoditi tanaman kakao di Desa Porehu Kecamatan Porehu Kabupaten Kolaka
Utara.
Aspek yang diamati:
1. Tempat/lokasi
2. Pelaku/petani yang melakukan pembudiyaan tanaman kakao
3. Sarana dan prasarana pembudidayaan tanaman kakao
No Aspek yang di amati Kondisi
1 Lokasi
a. Kelayakan
b. Jarak
a. Baik
b. Sedang
c. Buruk
a. Baik b. Sedang
c. Buruk
2 Petani kakao a. Kinerja petani
a. Baik b. Sedang c. Buruk
48
3 Sarana dan Prasarana a. Bibit
a.
Baik b. Sedang
c. Buruk
b. Cangkul a. Baik
b. Sedang
c. Buruk
c. Skop a. Baik
b. Sedang
c. Buruk
4 Transportasi a. b.
Baik
Sedang c. Buruk
Lampiran 2. Karakteristik Petani Di Desa Porehu Kecamatan Porehu Kabupaten Kolaka Utara
Petani Umur
(Tahun)
JenisKelamin Tingkat Pendidikan PengalamanBerusaha
tani (Tahun)
JumlahTanggungan Status KepemilikanLahan
1 25 Laki-Laki SD 25 2 MilikSendiri
2 31 Laki-Laki SMP 11 3 MilikSendiri
3 35 Laki-Laki SD 21 1 MilikSendiri
4 38 Laki-Laki SD 12 1 MilikSendiri
5 33 Laki-Laki SMA 18 2 MilikSendiri
6 39 Laki-Laki SD 22 5 MilikSendiri
7 53 Laki-Laki SD 20 4 MilikSendiri
8 41 Laki-Laki SMP 20 2 MilikSendiri
9 32 Laki-Laki SI 10 3 MilikSendiri
10 54 Laki-Laki SD 30 2 MilikSendiri
11 45 Laki-Laki SMA 18 4 MilikSendiri
12 38 Laki-Laki SI 20 1 MilikSendiri
13 41 Laki-Laki SMA 26 1 MilikSendiri
14 48 Laki-Laki SD 25 3 MilikSendiri
15 40 Laki-Laki SMP 22 2 MilikSendiri
16 34 Laki-Laki SMP 17 3 MilikSendiri
17 46 Laki-Laki SMP 23 2 MilikSendiri
18 38 Laki-Laki SMP 20 6 MilikSendiri
19 28 Laki-Laki SMA 7 4 MilikSendiri
20 56 Laki-Laki SMP 12 2 MilikSendiri
21 57 Laki-Laki SMP 14 4 MilikSendiri
22 39 Laki-Laki SMP 22 5 MilikSendiri
23 41 Laki-Laki SI 10 1 MilikSendiri
24 40 Laki-Laki SMP 25 2 MilikSendiri
25 55 Perempuan SD 19 4 MilikSendiri
26 41 Perempuan SMP 14 1 MilikSendiri
27 43 Perempuan SMP 13 2 MilikSendiri
28 46 Perempuan SMA 18 3 MilikSendiri
Jumlah 1,157 - - 514 75 MilikSendiri
Rata-Rata 41.32 - - 14.4 2.7
50
Lampiran 3. Dokumentasi penelitian
Gambar 1: Pengambilan data responden petani
Gambar 2: Pengambilan data responden Bapak Jum
51
Gambar 3: Pengambilan data responden Bapak Rasya
Gambar 4: Pengambilan data responden Bapak Parhan
Top Related